Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

30
“Delapan Kemampuan Dasar Mengajar” Pengajaran Mikro Matematika MAT-362 Dosen Pengampu : Effie Efrida Muchlis, S.Pd., M.Pd Disusun Oleh : Nama : Fitria Rusti Utami A1C013025 UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU ALAM

description

Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

Transcript of Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

Page 1: Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

“Delapan Kemampuan Dasar Mengajar”

Pengajaran Mikro Matematika

MAT-362

Dosen Pengampu :

Effie Efrida Muchlis, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

Nama : Fitria Rusti Utami

A1C013025

UNIVERSITAS BENGKULU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU ALAM

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

2015

Page 2: Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bismillahirahmanirrahim.

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. yang senantiasa melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Pengajaran Mikro

Matematika. Dan tak lupa pula salawat beriring salam kepada Nabi Besar Muhammad saw

yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam berilmu pengetahuan dan

berteknologi seperti pada saat ini.

Pada makalah Pengajaran Mikro Matematika ini, saya membahas mengenai “8

Kemampuan Dasar Mengajar”.

Makalah ini dibuat untuk mendampingi pembelajaran dan menambah wawasan

pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Kami menyadari bahwa makalah ini mempunyai banyak kekurangan disana-sini. Oleh

sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran pembaca, agar kami dapat memperbaiki

makalah-makalah selanjutnya.

Wassalammu’alaikum, Wr. Wb.

Bengkulu, 2 September 2015

Penyusun

Page 3: Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................

Daftar Isi..............................................................................................................

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang...........................................................................................

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................

1.3 Tujuan........................................................................................................

BAB II Pembahasan

2.1 Kemampuan Dasar Mengajar....................................................................

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan.................................................................................................

3.2 Saran...........................................................................................................

Daftar Pustaka.....................................................................................................

Page 4: Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seorang guru yang profesional, dalam artian guru tersebut merupakan guru yang

mengajar sesuai bidang keahliannya haruslah menguasai kemampuan dasar mengajar. Guru

dituntut untuk memiliki kemampuan dasar mengajar agar guru tersebut mampu

menyampaikan materi kepada siswa dan siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan

maksimal. Hanya saja masih terdapat beberapa guru yang belum memahami dan mengerti

apa saja yang menjadi kemampuan dasar mengajar yang harus dimiliki seorang guru.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa saja kemampuan dasar mengajar ?

1.2.2 Apa pengertian strategi, metode, model, dan pendekatan ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui macam-macam kemampuan dasar.

1.3.2 Mengetahui strategi, metode, dan pendekatan.

Page 5: Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kemampuan Dasar Mengajar

2.1.1 Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam istilah lain disebut dengan set

induction, yang artinya usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan

pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi peserta didik agar mental maupun perhatian

terpusat pada apa yang yang dipelajarinya.

a. Keterampilan Membuka Pelajaran

Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan jalannya

seluruh pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di

awal pelajaran. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan diawal pelajaran, tetapi

juga disetiap awal kegiatan inti pelajaran. Ini dapat dilakukan dengan cara mengemukakan

tujuan yang akan dicapai,menarik perhatian peserta didik, member acuan, dan membuat

kaitan antara materi pelajaran yang akan dikuasai oleh peserta didik dengan bahan yang akan

diajarkan.

Inti persoalan membuka pelajaran terkait dengan usaha guru dalam menarik perhatian

siswa, memotivasi, member acuan tentang tujuan, pokok persoalan yang akan dibahas,

rencana kerja, serta pembagian waktu, mengaitkan pelajaran yang telah dipelajari dengan

topic baru, menanggapi situasi.

b. Keterampilan Menutup Pelajaran

Keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan merangkum inti pelajaran

pada akhir kegiatan belajar. Menutup pelajaran (closure) yaitu kegiatan yang dilakukan oleh

guru dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengemukakan kembali pokok-pokok

pembelajaran.

Inti kegiatan menutup pelajaran adalah:

1) Merangkum inti pelajaran.

2) Mengonsolidasi perhatian peserta didik pada masalah pokok permbahasan.

3) Mengorganisasi semua pelajaran yang telah dipelajari.

4) Memberikan tindak lanjut berupa saran-saran serta ajakan agar materi yang baru

dipelajari.

Page 6: Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

2.1.2 Keterampilan Mengolah Kelas (Class Room Management)

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara

kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses

belajar mengajar. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip Keterampilan mengelola kelas

yaitu, prefentip adalah yang berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif

dan mengendalikan pelajaran dan  represif, yaitu berkaitan dengan respons guru terhadap

gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan

remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

Keterampilan mengolah kelas dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar

yang optimal.

1) Menunjukkan sikap yang tanggap.

2) Membagi perhatian.

3) Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas

4) Menegur

5) Memberi penguatan

b. Keterampilan yang berkaitan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.

Komponen keterampilan mengelola kelas:

a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar

optimal :

1) Menunjukkan sikap tanggap

2) Membagi perhatian secara visual dan verbal

3) Memusatkan perhatian kelompok : menyiapkan dan menuntut tanggung jawab

siswa

4) Memberi petunjuk yang jelas

5) Menegur secara bijaksana : yaitu secara jelas dan tegas (bukan berupa

peringatan/ocehan/buat aturan)

6) Memberi penguatan bila perlu

b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar optimal :

keterampilan ini berkaitan dgn respon guru terhadap respon negatif siswa yang

berkelanjutan. Untuk mengatasi ini dapat digunakan 3 jenis strategi :

1) Modifikasi tingkah laku

2) Proses kelompok : kelompok dimanfaatkan dalam memecahkan masalah

pengelolaan kelas yang muncul melalui diskusi.

Page 7: Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

3) Menemukan dan mengatasi tingkah laku yang menimbulkan masalah

6 prinsip penggunaan keterampilan pengelolaan kelas utk menciptakan iklim kelas yang

menyenangkan :

a. Kehangatan dan keantusiasan dlm mengajar

b. Menggunakan kata-kata atau tindakan yang dapat menantang siswa untuk berpikir

c. Menggunakan berbagai variasi

d. Keluwesan guru dalam pelaksanaan tugas

e. Penekanan pada hal-hal yg bersifat positif

f. Penanaman disiplin diri sendiri

Hal-hal yang harus dihindari dalam pengelolaan kelas

a. Campur tangan yang berlebihan

b. Kelenyapan/ penghentian suatu pembicaraan / kegiatan karena ketidaksiapan guru

c. Ketidakpastian memulai dan mengakhiri pelajaran

d. Penyimpangan, terutama yg berkaitan dengan disiplin diri

e. Pengulangan penjelasan yang tak diperlukan

2.1.3 Keterampilan Memberi Penguatan (Reinforcement)

Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, baik bersifat verbal maupun

non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku

siswa, bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima

(siswa), atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan

respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali

tingkah laku tersebut.

Ada prinsipnya keterampilan penguatan dapat dikelompokkan kepada dua jenis,

penguatan verbal, dan non-verbal.

a. Penguatan yang bersifat verbal dapat dinyatakan melalui pujian, penghargaan atau

pun persetujuan,

b. Penguatan non verbal dapat dinyatakan melalui gesture, mimic muka (ekspresi),

penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact),

penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, dll.

Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif.

Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif,

sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau

Page 8: Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

menghapus rangsangan yang tidak menyenangkan. Manfaat penguatan bagi siswa adalah

untuk meningkatkan perhatian (fokus) siswa dalam belajar, membangkitkan dan memelihara

perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri, dll.

2.1.4 Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil (Guiding Small

Discussion)

Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok

orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi,

pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi

yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui

satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih

bersikap positif. Ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam diskusi kelompok

kecil antara lain.

a. Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topic diskusi.

b. Memperluas masalah, intinya merangkum kembali permasalahan supaya jelas,

menjelaskan gagasan peserta didik dengan memberikan informasi yang jelas.

c. Menganalisis pendapat peserta didik

d. Meluruskan alur pikiran peserta didik, mencakup memberikan contoh verbal,

memberikan waktu untuk berpikir.

e. Memberikan ketsempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi, terkait dengan

memancing semangat peserta didik, memberikan kesempatan kepada yang belum

mengajukan pendapat, mengatur jalannya siding diskusi, dan mengomentari

pendapat yang dikemukakan.

f. Menutup diskusi, kkegiatannya, membuat rangkuman hasil diskusi,

menindaklanjuti hasil diskusi, dan menilai hasil diskusi.

2.1.5 Keterampilan Bertanya (Questioning)

Dalam proses belajar mengajar, “ “Bertanya” dapat menjadi stimulus yang efektif

untuk mendorong kemampuan berpikir siswa. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam

proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik ketika  mengajukan

pertanyaan maupun menerima jawaban siswa.

a. Komponen yang termasuk ke dalam keterampilan bertanya dasar meliputi :

1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat.

2) Pemberian acuan supaya siswa dapat menjawab dengan tepat.

3) Pemusatan kearah jawaban yang diminta

Page 9: Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

4) Pemindahan giliran menjawab: guru dapat meminta siswa lain untuk menjawab

pertanyaan yang sama.

5) Penyebaran pertanyaan

6) Pemberian waktu berpikir

7) Pemberian tuntunan : bagi peserta didik yang mengalami kesukaran dalam

menjawab pertanyaan, guru dapat melakukan strategi pengungkapan pertanyaan

dalam bentuk yang lain mengajukan pertanyaan yang lebih sederhana, atau

mengulangi penjelasan sebelumnya.

b. Komponen yang termasuk dalam keterampilan bertanya lanjutan adalah :

1) Pengubahan tuntunan tingkat kognitif pertanyaan: untuk pengembangan berpikir

siswa perlu dilakukan pengubahan tuntunan tingkat kognitif pertanyaan.

2) Urutan pertanyaan: pertanyaan harus mempunyai urutan yang logis.

3) Melacak : untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa yang berkaitan

dengan jawaban yang dikemukakan.

4) Keterampilan mendorong terjadinya interaksi antara peserta didik.

Hal-hal yang harus dihindari :

a. Menjawab pertanyaan sendiri.

b. Mengulang jawaban peserta didik.

c. Mengulang-ulang pertanyaan sendiri.

d. Mengajukan pertanyaan yang memberikan jawaban serentak.

Teknik dasar bertanya dilakukan dalam proses pembelajaran antara lain:

a. Pertanyaan yang diajukan harus jelas dan langsung diajukan kepada semua peserta

didik, dan berikan waktu secukuonya untuk berpikir menjawab.

b. Mencegah jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan.

c. Mempersilahkan peserta didik untuk menjawab.

d. Memotivasi peserta didik agar mendengarkan jawaban.

Jenis-jenis pertanyaan menurut tujuannya

1. Pertanyaan permintaan (compliance question) pertanyaan harapan agar siswa

mematuhi perintah.

2. Pertanyaan retoris (rhetorical question), menghendaki jawaban guru.

3. Pertanyaan mengarahkan (prompting question) pertanyaan yang diajukan untuk

mengarahkan siswa dalam proses berpikir.

4. Pertanyaan menggali (probing question) pertanyaan lanjutan yang akan mendorong

siswa untuk lebih mendalami jawabannya.

Page 10: Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

5. Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom (koognitif, afektif, dan psikomotor).

6. Pertanyaan menurut luas dan sempit sasaran.

2.1.6 Keterampilan Menjelaskan Pelajaran (Explaining)

Keterampilan memberi penjelasan adalah penyajian informasi secara lisan yang

dikelola secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu dengan yang

lainnya. Komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam penjelasan adalah:

a. Merencanakan pesan yang disampaikan.

b. Menggunakan contoh-contoh.

c. Memberikan penjelasan yang paling penting.

d. Mengajukan pertanyaan kepada peserta didik tentang materi yang belum dipahami

T. Gilarso menyebutkan bahwa komponen penjelasan terkait dengan orientasi, bahasa

yang sederhana, contoh yang banyak dan relevan, memiliki struktur yang ejlas, bervariasi

dalam menjelaskan, latihan dan umpan balik (feedback). Langkah dalam menjelaskan

menurut Wardani (1984) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip penjelasan perlu dipahami

antara lain:

a. Penjelasan dapat diberikan diawal, di tengah, atau di akhir.

b. Penjelasan dharus relevan dengan tujuan.

c. Guru dapat member pennjelasan bila ada pertanyaan siswa atau dirancang guru

sebelumnya.

d. Penjelasan itu materinya harus bermakna bagi siswa.

e. Penjelasan harus sesuai dengan latar belakang dan kemampuan siswa.

2.1.7 Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3

sampai 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran

kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap

siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa.

Format mengajar ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat

antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan

kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan

siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk

memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran. Setiap guru dapat menciptakan

format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan

Page 11: Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta waktu dan fasilitas yang tersedia.

Komponen-komponen dan prinsip-prinsip keterampilan ini adalah:

a. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi.

b. Keterampilan mengorganisasi

c. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar

d. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar

e. Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

2.1.8 Keterampilan Mengadakan Variasi (Variation Stimulus)

Keterampilan menggunakan variasi adalah suatu keterampilan mengajar yang harus dikuasai

guru dengan tujuan untuk menghilangkan kebosanan siswa dan kejenuhan  siswa dalam

menerima bahan pengajaran yang diberikan guru serta untuk mengacu dan mengingat

perhatian siswa sehingga siswa dapat aktif dan terpartisipasi dalam belajarnya. Tujuan

mengadakan variasi menurut Marno dan Idris (2008 : 160) menyebutkan lima  tujuan

menggunakan variasi mengajar.

a. Menarik perhatian peserta didik terhadap materi pembelajaran yang tengah

dibicarakan.

b. Menjaga kelestarian proses pembelajaran baik secara fisik meupun metal.

c. Membangkitkan motivasi belajar selama proses pembelajaran.

d. Mengatasi situasi dan mengurangi kejenuhan dalam proses pembelajaran.

e. Memberikan kemungkinan layanan pembelajaran individual.

Prinsip-prinsip penggunaan variasi.

a. Relevan dengan tujuan pembelajaran bahwa variasi mengjar digunakan untuk

menunjang tercapainya kompetensi dasar

b. Kontinyu dan fleksibel artinya variasi digunakan secara terus menerus selama KBM

sesuai kondisi.

c. Antusiasme dan hangat yang ditunjukkan oleh guru KBM berlangsung.

d. Relevan dengan tingkat perkembangan peserta didik

Beberapa variasi guru dalam proses pembelajaran yang perlu diketahui adalah sebagai

berikut:

a. Keterampilan variasi dalam mengajar erat kaitannya dengan professional lainnya,

antara lain penguasaan berbagai macam metode dan keterampilan mengajukan

pertanyaan.

b. Keterampilan variasi sebelumnya direncanakan dan disusun dalam SP.

Page 12: Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

c. Keterampilan variasi sangat dianjurkan akan tetapi harus wajar dan luwes sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Keterampilan variasi dalam proses pembelajaran terbagi kepada tiga kelompok besar antara

lain; variasi dalam gaya guru mengajar, variasi dalam pola interaksi guru dengan peserta

didik, dan variasi dalam menggunakan media dan alat-alat pembelajaran.

1. Variasi dalam gaya guru mengajar

a. Variasi suara (Teacher Voice)

Variasi suara dalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi

rendah, dari cepat menjadi lambat.Suarang guru pada saat menjelaskan materi pelajaran

hendaknya bervariasi, baik dalam intonasi, volume, nada dan kecepatan.

b. Kesenyapan atau kebisuan guru (Teaching Silence)

Kesenyapan adalah suatu keadaan diam secara tiba-tiba demi pihak guru ditengah-

tengah menerangkan sesuatu. Adanya kesenyapan tersebut merupakan alat yang baik untuk

menarik perhatian siswa. Dengan keadaan senyap atau diamnya guru secara tiba-tiba bisa

menimbulkan perhatian siswa, sebab siswa begitu tahu apa yang terjadi dan demikian pula

setelah guru memberikan pertanyaan kepada siswa alangkah bagusnya apabila diberi waktu

untuk berfikir dengan memberi kesenyapan supaya siswa bisa mengingat kembali informasi-

informasi yang mungkin ia hafal, sehingga bisa menjawab pertanyaan guru dengan baik dan

tepat.Pemberian waktu bagi siswa digunakan untuk mengorganisasi jawabannya agar menjadi

lengkap. Tapi jika seorang guru tidak memberikan kesenyapan atau waktu kepada siswa

untuk berfikir dalam menjawab pertanyaannya siswa akan menjawab dengan asal alias asal

bicara, sehingga jawabannya kurang tepat dengan pertanyaan. Untuk itu seyogyanya guru

memberikan kesenyapan terhadap siswa untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan yang

diajukannya supaya jawabannya sempurna dan tepat.

c. Pemusatan perhatian (Focusing)

Perhatian menurut Ghozali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun

semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek.

Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai

perhatian terhadap bahan yang diajarinya, jika materi yang disampaikan oleh guru iru tidak

menjadi perhatian siswa, maka bisa menimbulkan kebosanan, sehingga tidak lagi suka

belajar.Untuk memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci,

guru dapat menggunakan atau memberikanperingatan dengan bentuk kata-kata.Misalnya :

“Perhatikan baik-baik”, “Jangan lupa ini dicatat dengan sungguh-sungguh” dan sebagainya.

d. Kontak Pandang (Eye Contact)

Page 13: Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

Ketika proses belajar mengajar berlangsung, jangan sampai guru menunduk terus atau

melihat langit-langit dan tidak berani mengadakan kontak mata dengan para siswanya dan

jangan sampai pula guru hanya mengadakan kontak pandang dengan satu siswa secara terus

menerus tanpa memperhatikan siswa yang lain. sebaliknya bila guru berbicara atau

menerangkan hendaknya mengarahkan pandangannya keseluruh kelas atau siswa, sebab

menatap atau memandang mata setiap anak disik atau siswa bisa membentuk hubungan yang

positif dan menghindari hilangnya kepribadian.

e. Gerakan Anggota Badan Atau Mimik

Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, gerakan tangan dan anggota

badan lainnya adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi, gunanya adalah untuk

menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan untuk

memperjelaspenyampaian materi. Orang akan lebih jelas dalam memahami sesuatu

menggunakan indera pendengar dan disertai indera penglihatan atau mata, semakin banyak

indera yang digunakan hasilnya semakin baik.

f. Perpindahan posisi guru

Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu dalam menarik perhatian

anak didik, dapat pula meningkatkan kepribadian guru dan hendaklah selalu diingat oleh

guru, bahwa perpindahan posisi itu jangan dilakukan secara berlebihan. Bila dilakukan

berlebihan guru akan kelihatan terburu-buru, lakukan saja secara wajar agar siswa bias

memperhatikan.

2. Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran

Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut:

a. Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat(visual aids):alat atau media yang  termasuk

kedalam jenis ini ialah yang dapat dilihat, atau antara lain grafik, bagan, poster,

diorama,specimen, gambar film, slide.

b. Variasi alat atau bahan yang dapat didengar(auditif aids): suara guru termasuk

kedalam media komunikasi yang utama didalam kelas.

c. Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik):

Penggunaan alat yang termasuk kedalam jenis ini akan dapat menarik perhatian siswa

dan dapat melibatkan siswaalam membentuk dan memeragakan kegiatannya,

baiksecara perseoranganataupun secara kelompok.

Page 14: Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

d. Variasi alata atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio, visual aids):

penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi melibatkan semua

indera yang kita miliki.

3. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa

a. Pola guru-murid (komunikasi sebagai aksi/satu arah) komunikasi sebagai aksi (satu

arah)

b. Pola guru--murid-guru ada balikan (feedback)bagi guru, tidak ada interaksi antar

siswa(komunikasi sebagai interaksi)

c. Pola guru-murid-murid: ada balikan bagi guru siswa saling belajar satu sama lain.

d. Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid: interaksi optimal antarr guru dengan

murid dan antara murid (komunikasi  sebagai transaksi, multi arah)

e. Melingkar: setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau

jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat

giliran.

2.2 Pendekatan, Strategi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Model Pembelajaran

2.2.1 Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan (Approach) dalam pengajaran diartikan sebagai a way of beginning

something, yang artinya cara memulai sesuatu. Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak

atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang

terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,

menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis

tertentu.

Dari segi pendekatannya, pada pembelajaran ada dua jenis pendekatan, yaitu :

a. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada Siswa (Student

Centere Approach).

b. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada Guru (Teacher

Centered Approach).

2.2.2 Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nana Sudjana (2005 : 76), “Metode

pembelajaran ialah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa

Page 15: Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan menurut M. Sobri Sutikno (2009 : 88)

“Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh

pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya mencapai tujuan”.

Terdapat bermacam-macam metode dalam pembelajaran, yaitu metode ceramah, metode

diskusi, metode tanya jawab, metode pemberian tugas, metode eksperimen, dan metode

demonstrasi.

2.2.2.1 Metode Ceramah

Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan

pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara

pasif. Muhibbin Syah, (2000). Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa

informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

2.2.2.2 Metode Diskusi

Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih

untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam

pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang

menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif.

Tujuan metode ini adalah :a. Memotivasi atau memberi stimulasi kepada siswa agar berfikir kritis, mengeluarkan

pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikirannya.b. Mengambil suatu jawaban aktual atau satu rangkaian jawaban yang didasarkan atas

pertimbangan yang seksama.

2.2.2.3 Metode demontrasi (Demonstration method)

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu

proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri

Djamarah, ( 2000).

Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :

a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .

b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.

c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa

(Daradjat, 1985)

2.2.2.4 Metode Resitasi

Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan

siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.

Page 16: Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

2.2.2.5 Metode Eksprerimental

Metode Eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa

melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang

dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau

melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis,

membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.

2.2.2.6 Metode Karya Wisata

Metode karya wisata merupakan tehnik mengajar yang dilaksanakan dengan

mengajak siswa kesuatu tempat atau obyek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau

menyelidiki sesuatu guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat

laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi

oleh pendidik.

2.2.2.7 Metode latihan keterampilan (Drill method)

Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke

tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara

menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan

keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.

2.2.2.8 Metode Discovery

Metode Discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur

mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain,

sebelum sampai kepada generalisasi. Metode Discovery merupakan komponen dari praktek

pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, beroreientasi

pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif.

2.2.2.9 Metode Inquiry

Inquiry adalah teknik pengajaran guru didepan kelas dimana guru membagi tugas

meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-

masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka

mempelajari, meneliti, dan membahas tugasnya didalam kelompok kemudian dibuat laporan

yang tersusun baik dan kemudian didiskusikan secara luas atau melalui pleno sehingga

diperoleh kesimpulan terakhir.

Page 17: Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

Metode inquiry merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal

seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau

peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri

penemuannya dengan penuh percaya diri.

2.2.2.10 Metode Pemecahan Masalah ( Problem Solving Method)

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekadar metode

mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat

menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada

menarik kesimpulan.

Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir

danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa.

Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan

pendapatnya.

2.2.3 Model Pembelajaran

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar

dari awal sampai akhir yan disajikan secara khas oleh guru .Dengan kata lain, model

pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode,

dan teknik pembelajaran.

Menurut Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Suptiawan dan A. Benyamin Surasega,

1990), Ada 4 kelompok model pembelajaran, yaitu :

1. Model Interaksi Sosial

Model Interaksi Sosial menekankan pada hubungan personal dan social

kemasyarakatan diantara peserta didik. Model tersebut berfokus pada peningkatan

kemampuan peserta didik untuk berhubungan dengan orang lain, terlibat dalam proses yang

demokratis, dan bekerja secara produktif dalam masyarakat. Model ini didasari oleh teori

belajar Gestalt (field-theory).Model interaksi social menitikberatkan pada hubungan yang

harmonis antara individu dalam masyarakat (learning to life together).

2. Model Pengolahan Informasi

Model pengolahan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan

pemprosesan informasi.Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.

Model ini didasari oleh teori belajar kognitif (piaget) dan berorientasi pada kemampuan

peserta didik memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan

Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan,

Page 18: Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol

verbal dan visual. Teori pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne(1985).

Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam

perkembangan.Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam

pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga

menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi

interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi-kondisi

eksternal (rangsangan dari lingkungan). Interaksi antar keduanya akan menghasilkan hasil

belajar.

3. Model Personal-Humanistik

Model personal-Humanistik menekankan pada pengembangan konsep diri setiap

individu. Hal ini meliputi pengembangan proses individu dan membangun serta

mengorganisasikan dirinya sendiri. Model memfokuskan pada konsep diri yang kuat dan

realistis untuk membantu membangun hubungan yang produktif dengan orang lain dan

lingkungannya.

Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu berorientasi pada pengembangan

individu.Perhatian utamanya pada emosional peserta didik dalam mengembangkan hubungan

yang produktif dengan lingkungannya.Model ini menjadikan pribadi peserta didik mampu

membentuk hubungan harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif.Tokoh

humanistik adalahAbraham Maslow (1962), R. Rogers, C. Buhler dan Arthur Comb. Menurut

teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar peserta didik

merasa bebas dalam belajar mengembangkan dirin baik emosional maupun intelektual. Teori

humanistik timbul sebagai cara untuk memanusiakan manusia. Pada teori humanistik ini,

pendidik seharusnya berperan sebagai pendorong bukan menahan sensivitas peserta didik

terhadap perasaanya.

4. Model Modifikasi Tingkah laku (Behavioral)

Model behavioral menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta ddik

sehingga konsisten dengan konsep dirinya.Sebagai bagian dari teori stimulus-respon.Model

behaviorial menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan dalam suatu rangkaian yang

kecil, berurutan dan mengandung perilaku tertentu. Model ini bertitik tolak dari teori belajar

behavioristik, yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-

tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan

(reinforcement). Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan

perlilaku yang tidak dapat diamanti karakteristik model ini adalah penjabaran tugas-tugas

Page 19: Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

yang harus dipelajari peserta didik lebih efisien dan berurutan.Implementasi dari model modifikasi

tingkah laku ini adalah meningkatkan ketelitian pengucapan pada anak. Guru harus selalu perhatian

terhadap tingkah laku belajar peserta didik. Modifikasi tingkah laku anak yang kemampuan belajarnya

rendah dengan reward, sebagai reinforcement pendukung.Penerapan prinsif pembelajaran individual

dalam pembelajaran klasikal.

Page 20: Delapan Kemampuan Dasar Mengajar

DATAR PUSTAKA

Asri, Zainal. 2011. Micro Teaching. Jakarta: PT. RajaGraindo Persada.

http://remajasampit.blogspot.com/2014/04/keterampilan-mengadakan-variasi.html

http://www.artikelbagus.com/2011/07/8-keterampilan-yang-harus-dimiliki-oleh-seorang-

guru.html#ixzz3kaQEVDB6

https://asepfirman17.wordpress.com/administrasi-pendidikan/8-keterampilan-dasar-

mengajar-yang-harus-di-kuasai-guru/