Dekrit presiden

27
+ SEJARAH Kelompok 6 XI MIIA 1

Transcript of Dekrit presiden

Page 1: Dekrit presiden

+

SEJARAH

Kelompok 6

XI MIIA 1

Page 2: Dekrit presiden

+Kelompok 6

Andina Desi Artha (04)

Feni Furista (13)

Kusumawati Dwi L (20)

M. Diki Armanda (23)

Nurul Pratiwi R (28)

XI M

IIA 1

Page 3: Dekrit presiden

+

Dekrit Presiden5 Juli 1959

Page 4: Dekrit presiden

+Latar Belakang

Dekrit Presiden 5 Juli 1959

1. Kegagalan konstituante merumuskan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950.

2. Konsepsi Presiden Soekarno

Page 5: Dekrit presiden

+Kronologi

A. 10 November 1956 Dewan Konstituante bersidang untuk

membuat Undang-undang baru 2 tahun bersidang tanpa hasil dengan

kondisi partai terpecah dalam berbagai ideologi

B. 21 Februari 1957 Suasana politik tidak stabil dan terjadi

pemberontakan di daerah Presiden Soekarno mengemukakan

Konsepsi Presiden

Page 6: Dekrit presiden

+Isi Konsepsi Presiden:

1. Sistem Demokrasi Liberal akan diganti dengan Demokrasi Terpimpin.

2. Akan dibentuk “Kabinet Gotong Royong”, yang menteri-menteriflya terdiri atas orang-orang dan empat partai besar (PNI, Masyumi, NU, dan PKI).

3. Pembentukan Dewan Nasional yang terdiri atas golongan-golongan fungsional dalam masyarakat. Dewan mi bertugas memberi nasihat kepada kabinet baik diminta maupun tidak.

Page 7: Dekrit presiden

+Terjadi penolakan atas Konsepsi Presiden

A. Alasan:Mengubah sistem pemerintahan dan susunan secara radikal adalah wewenang konstituante.

B. Partai yang menolak:① Masyumi

② NU (Nadatul Ulama)

③ PSII

④ Katolik

⑤ PRI (Partai Rakyat Indonesia)

Page 8: Dekrit presiden

+22 April 1959 Presiden Soekarno mengajukan untuk kembali pada UUD 1945

30 Mei 1959 Dilangsungkan pemungutan suara untuk menetapkan UUD 1945 sebagai UUD RI (Total 3 kali pemungutan).

Page 9: Dekrit presiden

+

Kesimpulan :

A. Lebih dari 2 tahun Partai-partai yang tergabung dalam Dewan Konstituante hanya berdebat tidak menentu dan tidak menghasilkan apa – apa (Tidak dapat merumuskan UUD Baru)

B. Dewan Konstituante tidak juga mengambil keputusan untuk kembali kepada UUD 1945

Drag picture to placeholder or click icon to add

Drag picture to placeholder or click icon to add

Page 10: Dekrit presiden

+Dekrit Presiden 5 Juli 1959Alasan:

1. Kegagalan konstituante dalam menetapkan undang-undang dasar sehingga membawa Indonesia ke jurang kehancuran sebab Indonesia tidak mempunyai pijakan hukum yang mantap.

2. Situasi politik yang kacau dan semakin buruk

3. Konflik antar partai politik yang mengganggu stabilitas nasional

4. Banyaknya partai dalam parlemen yang saling berbeda pendapat

Page 11: Dekrit presiden

+5. Masing-masing partai politik selalu berusaha untuk

menghalalkan segala cara agar tujuan partainya tercapai.

6. Undang-undang Dasar yang menjadi pelaksanaan pemerintahan negara belum berhasil dibuat sedangkan Undang-undang Dasar Sementara (UUDS 1950) dengan sistem pemerintahan demokrasi liberal dianggap tidak sesuai dengan kondisi kehidupan masyarakat Indonesia.

7. Terjadinya sejumlah pemberontakan di dalam negeri yang semakin bertambah gawat bahkan menjurus menuju gerakan sparatisme.

Page 12: Dekrit presiden

+      "Tujuan Dekrit Presiden 5 Juli 1959"

Tujuan dikeluarkan dekrit Presiden Ialah Untuk Menyelesaikan Problem atau masalah yang menimpa negara Indonesia semakin tidak menentu dan tak terkendali bertujuan menyelamatkan negara

Page 13: Dekrit presiden

+ Isi DekritA. Membubarkan Badan

Konstituate (BK)

B. Tidak berlaku UUDS dan kembali ke UUD 1945

C. Akan dibentuk MPRS dan DPAS

Page 14: Dekrit presiden

+Tindakan Lanjut Setelah Dekrit

Presiden

A. Pembentukan kabinet kerja yang disebut Tri Program, yang isinya:• Memperlengkapi pangan rakyat• Menyelenggarakan keamanan rakyat dan negara• Melanjutkan perjuangan menentang imperealisme

untuk mengembalikan untuk mengembalikan Irian Barat

B. Penetapan DPR hasil pemilu 1955 menjadi DPR tanggal 23 Juli 1959

C. Pembentukan MPRS dan DPAS

Page 15: Dekrit presiden

+D. MPRS dan DPAS juga dibentuk BPK dan MA

E. Pembentukan DPR

F. Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas) dan Front Nasional.

G. Penetapan GBHN

Page 16: Dekrit presiden

+    " Dampak Dekrit Presiden 5 Juli 1959"

A. Dampak Positif 

    Adapun dampak positif Dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Ialah.... 

1. Memberikan pedoman yang jelas, yaitu UUD 1945 bagi kelangsungan negara.

2. Menyelamatkan negara dari perpecahan dan krisis politik berkepanjangan.

3. Merintis pembentukan lembaga tertinggi negara, yaitu MPRS dan lembaga tinggi negara berupa DPAS    yang selama masa Demokrasi Parlemen tertertunda pembentukannya.

Page 17: Dekrit presiden

+B. Dampak Negatif 

     Dari dampak positif dekrit Presiden , terdapat pula dampak negatif dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 juli 1959 Seperti berikut ini....

1. Memberi kekeuasaan yang besar pada presiden, MPR,dan lembaga tinggi negara. Hal itu terlihat pada masa Demokrasi terpimpin dan berlanjut sampai Orde Baru.

2. Memberi  peluang bagi militer untuk terjun dalam bidang politik. Sejak Dekrit, militer terutama Angkatan Darat menjadi kekuatan politik yang disegani. Hal itu semakin terlihat pada masa Orde Baru dan tetap terasa sampai sekarang.

3. Ternyata UUD 1945 tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen. UUD 45 yang harusnya menjadi dasar hukum konstitusional penyelenggaraan pemerintahan pelaksanaannya hanya menjadi slogan-slogan kosong belaka.

Page 18: Dekrit presiden

+B. Dampak Negatif 

     Dari dampak positif dekrit Presiden , terdapat pula dampak negatif dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 juli 1959 Seperti berikut ini....

1. Memberi kekeuasaan yang besar pada presiden, MPR,dan lembaga tinggi negara. Hal itu terlihat pada masa Demokrasi terpimpin dan berlanjut sampai Orde Baru.

2. Memberi  peluang bagi militer untuk terjun dalam bidang politik. Sejak Dekrit, militer terutama Angkatan Darat menjadi kekuatan politik yang disegani. Hal itu semakin terlihat pada masa Orde Baru dan tetap terasa sampai sekarang.

3. Ternyata UUD 1945 tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen. UUD 45 yang harusnya menjadi dasar hukum konstitusional penyelenggaraan pemerintahan pelaksanaannya hanya menjadi slogan-slogan kosong belaka.

Page 19: Dekrit presiden

+Demokrasi Terpimpin

Page 20: Dekrit presiden

+

Demokrasi Terpimpin berlaku di Indonesia antara tahun 1959-1966, yaitu dari dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga Jatuhnya kekuasaan Sukarno.

Disebut Demokrasi terpimpin karena demokrasi di Indonesia saat itu mengandalkan pada kepemimpinan Presiden Sukarno.

Demokrasi Terpimpin ditafsirkan dari sila ke-4 Pancasila, yaitu Kerakyatan yang dipimpin hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Kata “dipimpin” kemudian ditafsirkan bahwa demokrasi harus dipimpin oleh presiden.

Terpimpin pada saat pemerintahan Sukarno adalah kepemimpinan pada satu tangan saja yaitu presiden.

DEMOKRASI TERPIMPIN

Page 21: Dekrit presiden

+Tugas Demokrasi terpimpin

Demokrasi Terpimpin harus mengembalikan keadaan politik negara yang tidak setabil sebagai warisan masa Demokrasi Parlementer/Liberal menjadi lebih mantap/stabil.

Demokrasi Terpimpin merupakan reaksi terhadap Demokrasi Parlementer/Liberal. Hal ini disebabkan karena : Pada masa Demokrasi parlementer, kekuasaan presiden

hanya terbatas sebagai kepala negara. Sedangkan kekuasaan Pemerintah dilaksanakan oleh

partai.

Dampaknya: Penataan kehidupan politik menyimpang dari tujuan awal, yaitu demokratisasi (menciptakan stabilitas politik yang demokratis) menjadi sentralisasi (pemusatan kekuasaan di tangan presiden).

Page 22: Dekrit presiden

+Pelaksanaan masa Demokrasi Terpimpin

Kebebasan partai dibatasi

Presiden cenderung berkuasa mutlak sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.

Pemerintah berusaha menata kehidupan politik sesuai dengan UUD 1945.

Dibentuk lembaga-lembaga negara antara lain MPRS,DPAS, DPRGR dan Front Nasional.

Page 23: Dekrit presiden

+Penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan Demokrasi terpimpin dari UUD 1945

1. Kedudukan PresidenBerdasarkan UUD 1945, kedudukan Presiden berada di bawah MPR. Akan tetapi, kenyataannyabertentangan dengan UUD 1945, sebab MPRS  tunduk kepada Presiden. Presiden menentukan apa yang harus diputuskan oleh MPRS.

2. Pembentukan MPRSPresiden juga membentuk MPRS berdasarkan Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959. Tindakan tersebut bertentangan dengan UUD 1945 karena Berdasarkan UUD 1945 pengangkatan anggota MPRS sebagai lembaga tertinggi negara harus melalui pemilihan umum sehingga partai-partai yang terpilih oleh rakyat memiliki anggota-anggota yang duduk di MPR.Anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh Presiden dengan syarat  : Setuju kembali kepada UUD 1945, Setia kepada perjuangan Republik Indonesia, dan Setuju pada manifesto Politik.

Keanggotaan MPRS terdiri dari 61 orang anggota DPR, 94 orang utusan daerah, dan 200 orang wakil golongan.

Page 24: Dekrit presiden

+Penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan Demokrasi terpimpin dari UUD 1945 3.Pembubaran DPR dan Pembentukan DPR-GRDewan Perwakilan Rakyat (DPR) hasil pemilu tahun 1955 dibubarkan karena DPR menolak RAPBN tahun 1960 yang diajukan pemerintah. Presiden selanjutnya menyatakan pembubaran DPR dan sebagai gantinya presiden membentuk Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR). Dimana semua anggotanya ditunjuk oleh presidenTugas DPR GR :Melaksanakan manifesto politik,Mewujudkan amanat penderitaan rakyat,Melaksanakan Demokrasi Terpimpin

4.Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung SementaraDewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No.3 tahun 1959. Lembaga ini diketuai oleh Presiden sendiri. Keanggotaan DPAS terdiri atas satu orang wakil ketua, 12 orang wakil partai politik, 8 orang utusan daerah, dan 24 orang wakil golongan. Tugas DPAS adalah memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan mengajukan usul kepada pemerintah.

Page 25: Dekrit presiden

+Penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan Demokrasi terpimpin dari UUD 1945

5. Pembentukan Front NasionalFront Nasional dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No.13 Tahun 1959. Front Nasional merupakan sebuah organisasi massa yang memperjuangkan cita-cita proklamasi dan cita-cita yang terkandung dalam UUD 1945.

6. Pembentukan Kabinet KerjaTanggal 9 Juli 1959, presiden membentuk kabinet Kerja. Sebagai wakil presiden diangkatlah Ir. Juanda. Hingga tahun 1964 Kabinet Kerja mengalami tiga kali perombakan (reshuffle). 

7. Keterlibatan PKI dalam Ajaran NasakomPerbedaan ideologi dari partai-partai yang berkembang masa demokrasi parlementer menimbulkan perbedaan pemahaman mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdampak pada terancamnya persatuan di Indonesia.

Page 26: Dekrit presiden

+Penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan Demokrasi terpimpin dari UUD 1945

8. Adanya ajaran RESOPIMTujuan adanya ajaran RESOPIM (Revolusi, Sosialisme Indonesia, dan Pimpinan Nasional) adalah untuk memperkuat kedudukan Presiden Sukarno.Inti dari ajaran ini adalah bahwa seluruh unsur kehidupan berbangsa dan bernegara harus dicapai melalui revolusi, dijiwai oleh sosialisme, dan dikendalikan oleh satu pimpinan nasional yang disebut Panglima Besar Revolusi (PBR), yaitu Presiden Sukarno.Dampak dari sosialisasi Resopim ini maka kedudukan lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara ditetapkan dibawah presiden.

9. Angkatan Bersenjata Republik IndonesiaTNI dan Polri disatukan menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang terdiri atas 4 angkatan yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara, dan Angkatan Kepolisian. Masing-masing angkatan dipimpin oleh Menteri Panglima Angkatanyang kedudukannya langsung berada di bawah presiden.

Page 27: Dekrit presiden

+SelesaiTerima Kasih

شوقران

감사함니다

Thanks

ありがと