Dehisensi Post Apendectomy

9
 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lata r Be lakan g Dehisensi luka adalah suatu keadaan dimana terbukanya kembali sebagian atau seluruh luka operasi dan merupakan salah satu komplika si akibat kegagal an  proses penyembuhan luka operasi.  Dehise nsi menyebabkan menin gkatka n lama hari ra wat dan dilap orkan memili ki angka mortalitas tertinggi hingga 44%. Laki-laki memiliki risiko dua kal i lebih bes ar mengal ami deh isen si luk a ope rasi dib anding kan wanita , usi a lanjut juga memiliki resiko lebih besar mengalami dehisensi luka. Appendisiti s adal ah perad anga n dari appe ndiks vermifo rmi s dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering pada anak-anak maupun de was a. eny aki t ini da pat me ngenai semua umur bai k lak i- lak i maupun  perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia antara !" sampai #" tahun. Apend ektomi merup akan suatu prose s pembed ahan untu k meng angkat apendiks yang dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perf orasi. $i ndakan Apendekt omi dapat menim bulkan berbaga i kompli kasi  pasa bedah antara lain gangguan perfusi jaringan, infeksi pada luka yang menyebabkan buruknya integritas kulit serta terjadinya dehisensi luka operasi BAB II !

description

dthyhghc

Transcript of Dehisensi Post Apendectomy

BAB I

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDehisensi luka adalah suatu keadaan dimana terbukanya kembali sebagian atau seluruh luka operasi dan merupakan salah satu komplikasi akibat kegagalan proses penyembuhan luka operasi. Dehisensi menyebabkan meningkatkan lama hari rawat dan dilaporkan memiliki angka mortalitas tertinggi hingga 44%. Laki-laki memiliki risiko dua kali lebih besar mengalami dehisensi luka operasi dibandingkan wanita, usia lanjut juga memiliki resiko lebih besar mengalami dehisensi luka. Appendisitis adalah peradangan dari appendiks vermiformis dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering pada anak-anak maupun dewasa. Penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia antara 10 sampai 30 tahun.Apendektomi merupakan suatu proses pembedahan untuk mengangkat apendiks yang dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi. Tindakan Apendektomi dapat menimbulkan berbagai komplikasi pascabedah antara lain gangguan perfusi jaringan, infeksi pada luka yang menyebabkan buruknya integritas kulit serta terjadinya dehisensi luka operasi

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi kulitKulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruhbagian tubuh, Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh. Pada orang dewasa sekitar2,73,6 kg dan luasnya sekitar 1,51,9 meter persegi. Tebalnya kulitbervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin.Lapisan kulit terdiri dari tiga lapis yaitu epidermis sebagai lapisan yang paling luar, dermis dan hypodermis atau subkutis yang merupakan jaringanpenyambung di bawah kulit.

Gambar 1: Anatomi Kulit2.2Definisi ApendisitisApendisitis adalah peradangan dari appendiks vermiformis dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering pada anak-anak maupun dewasa. Penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia antara 10 sampai 30 tahun.Terjadinya apendisitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun terdapat banyak sekali faktor pencetus terjadinya penyakit ini. Diantaranya obstruksi yang terjadi pada lumen apendiks. Obstruksi pada lumen apendiks ini biasanya disebabkan karena adanya timbunan tinja yang keras ( fekalit), hipeplasia jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer, namun yang paling sering menyebabkan obstruksi lumen apendiks adalah fekalit dan hiperplasia jaringan limfoid.

2.3Manifestasi klinis apendisitis1. Demam 2. Mual-muntah3. Hilangnya nafsu makan4. Nyeri kuadran bawah-Nyeri tekan lokal pada titik Mc. Burney- Nyeri tekan lepas Bila appendiks melingkar di belakang sekum, nyeri tekan dapat terasa di daerah lumbal, bila ujungnya ada pada pelvis, tanda-tanda ini hanya dapat diketahui pada pemeriksaan rektal. Nyeri pada defekasi menunjukkan bahwa ujung appendiks dekat dengan kandung kemih atau ureter. Adanya kekakuan pada bagian bawah otot rektum kanan.5. Tanda rovsing Tanda rovsing dapat timbul dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri yang secara paradoksimal menyebabkan nyeri yang terasa di kuadran kanan bawah. 6. Tanda psoasTanda psoas dapat timbul dengan menekukkan lutut kanan dan menyebabkan nyeri yang terasa di kuadran kanan bawah

2.4ApendektomiApendektomi merupakan suatu proses pembedahan untuk mengangkat apendiks yang dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi. Tindakan Apendektomi dapat menimbulkan berbagai komplikasi pascabedah antara lain gangguan perfusi jaringan, infeksi pada luka yang menyebabkan buruknya integritas kulit serta terjadinya dehisensi luka operasi

2.5Dehisensi luka`adalah suatu keadaan dimana terbukanya kembali sebagian atau seluruh luka operasi dan merupakan salah satu komplikasi akibat kegagalan proses penyembuhan luka operasi.

2.6Klasifikasi Dehisensi dapat dibagi menjadi dua:1. Dehisensi inkomplit atau parsial : Dehisensi inkomplit bila terbuka hanya meliputi jaringan kulit atau jaringan dibawahnya dan terkadang mencapai jaringan fascia2. Dehisensi komplit: apabila peritoneum juga ikut terbukaBerdasarkan waktu terjadinya dehisensi luka operasi dapat dibagi menjadi dua:1. Dehisensi luka operasi dini: terjadi kurang dari 3 hari paska operasiyang biasanya disebabkan oleh teknik atau cara penutupan dinding perut yang tidak baik.2. Dehisensi luka operasi lambat : terjadi kurang lebih antara 7 hari sampai 12 hari paska operasi. Pada keadaan ini biasanya dihubungkan dengan usia, adanya infeksi, status gizi dan faktor lainnya.2.7 Manifestasi KlinikDehisensi luka seringkali terjadi tanpa gejala khas, biasanyapenderita sering merasa ada jaringan dari dalam rongga abdomen yangbergerak keluar disertai keluarnya cairan dari luka operasi. Terdapat pula tanda-tanda infeksi umum seperti pada pemeriksaan jaringan di sekitar luka operasi didapatkan reaksi radang berupa kemerahan, hangat,pembengkakan, nyeri, fluktuasi dan pus, dari hasil pemeriksaan laboratorium juga didapatkanjumlah leukosit yang sangat tinggi.

2.8 Faktor ResikoFaktor risiko terjadinya dehisensi dapat dibedakan atas- faktorpreoperasi yang berhubungan erat dengan kondisi penderita, - faktor operasi yang berhubungan dengan jenis insisi dan tehnikpenjahitan, - faktor pascaoperasi1. Faktor risiko preoperasi meliputi jenis kelamin, laki-laki lebih rentan dibandingkan wanita, usia lanjut (>50 tahun), perokok, obesitas, Penderita diabetes memiliki risiko dehisensi lebih tinggi dibandingkan dengan bukan penderita diabetes dikarenakan akan lebih sedikit mensintesis kolagen dan terjadinya deposisi, menurunkan kekuatan penyatuan luka dan gangguan fungsi leukosit maupun insulin, gagal ginjal, anemia, malnutrisi, hipoproteinemia, defisiensi vitamin, terapi radiasi dan kemoterapi menurunkan peredaran darah di jaringan sehingga meningkatkan risiko terkontaminasinya luka atau abses, keganasan, sepsis, Virulensi Keganasan bakteri, penyakit paru obstruktif serta pemakaian kortikosteroid jangka panjang

2. Faktor risiko operasi antara lain :a. Jenis insisi : Tehnik insisi mediana lebih rentan untuk terbuka dari pada transversal dikarenakan arah insisinya yang nonanatomik, sehinggaarah kontraksi otot-otot dinding perut berlawanan dengan arah insisi sehingga akan mereganggkan jahitan operasi.b.Tehnik penjahitan: tekhnik penjaitan terputus cenderung lebih aman daripada tekhnik penjaitan kontinyu.d.Jenis benang: Pemakaian benang juga dapat menjadi suatu perhatian khusus, dikarenakan kecepatan penyerapannya oleh tubuh sering kali tidak dapat diperkirakan.e. kontaminasi bakteri : dapat melalui udara dari ruang operasi dan peralatan operasi3. faktor-faktor pascaoperasi yang dapat meningkatkanterjadinya dehisensi luka antara lain:a.Peningkatan tekanan intra abdomen misalnya batuk, muntah, ileus dan retensio urin. Tekanan intraabdominal yang tinggi akan menekan otot-otot dinding abdomen sehingga akan teregang. Regangan ototdinding abdomen iniah yang akan menyebabkan berkurangnya kekuatanjahitan bahkan pada kasus yang berat akan menyebabkan putusnyabenang pada jahitan luka operasi dan keluarnya jaringan dalam rongga abdomen.b. Perawatan pascaoperasi yang tidak optimal memudahkan terjadinya infeksi pada luka sehingga memudahkan pula terjadinyadehisensi luka operasi.c.Nutrisi pascaoperasi yang tidak adekuat terutama protein salah satunya akan menyebabkan hipoalbuminemia, keadaan ini akan mengurangi sintesa kolagen yang merupakan bahan dasar penyembuhan luka. Defisiensi tersebut akan mempengaruhi proses fibroblasi dan kolagenisasi yang merupakanproses awal penyembuhan luka.e.Terapi radiasi dan penggunaan obat antikanker: radiasi pasca operasi dapat menyebaban buruknya penyembuhan luka operasi karenaterjadinya fibrosis dan mikroangiopati.f. Infeksi nosokomialPenatalaksanaan Penanganan operatif dilakukan pada sebagian besar penderita dehisensi. Jenis operasi rehecting atau penjahitan ulang paling sering dilakukan hingga saat ini, dalam perencanaan jahitan ulangan perlu dilakukan pemeriksaan seperti laboratorium lengkap dan foto throraks. Pada luka yang sudah terkontaminasi dilakukan tindakandebridemen terlebih dahulu sebelum penutupan kembali luka operasi, Selain perawatan luka yang baik, diberikan nutrisi yang adekuat untuk mempercepat penutupan kembali luka operasidan diberikan pulaantibiotik yang memadai untuk mencegah perburukan dehisensi luka

BAB IIIKESIMPULAN

Dehisensi luka adalah suatu keadaan dimana terbukanya kembali sebagian atau seluruh luka operasi dan merupakan salah satu komplikasi akibat kegagalan proses penyembuhan luka operasi. Appendisitis adalah peradangan dari appendiks vermiformis dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering pada anak-anak maupun dewasa. Penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, Apendektomi merupakan suatu proses pembedahan untuk mengangkat apendiks yang dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi. Tindakan Apendektomi dapat menimbulkan berbagai komplikasi pascabedah antara lain gangguan perfusi jaringan, infeksi pada luka yang menyebabkan buruknya integritas kulit serta terjadinya dehisensi luka operasiFaktor risiko terjadinya dehisensi dapat dibedakan atas- faktorpreoperasi yang berhubungan erat dengan kondisi penderita, - faktor operasi yang berhubungan dengan jenis insisi dan tehnikpenjahitan, - faktor pascaoperasiPenanganan operatif dilakukan pada sebagian besar penderita dehisensi. Selain perawatan luka yang baik, diberikan nutrisi yang adekuat untuk mempercepat penutupan kembali luka operasi1