Definisin
-
Upload
s-indah-novianti -
Category
Documents
-
view
217 -
download
1
description
Transcript of Definisin
1. Definisi
Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang
serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain adalah
otot, tendon, jaringan ikat, dan jaringan lemak.
Tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu benjolan
atau pembengkakan abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru (Smletzer &
Bare, 2002).
Soft tissue tumor atau Soft Tissue Sarkoma adalah suatu kelompok tumor
yang biasanya berasal dari jaringan ikat, dan ditandai sebagai massa di anggota
gerak, badan, atau retroperitoneum (Toy et al. 2011).
Sedangkan wirst adalah sendi bagian distal dari extremitas superior.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa soft tissue tumor
wrist merupakan benjolan abnormal yang terdapat di sendi bagian distal ektremitas
superior/tangan.
2. Etiologi
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan keganasan tulang yaitu genetik,
radiasi, bahan kimia, trauma, limfedema kronis, dan infeksi.
a. Faktor genetik dapat menyebabkan soft tissue tumor berdasarkan dari data
penelitian, diduga mutasi genetik pada sel induk mesenkim dapat menimbulkan
sarkoma.
b. Radiasi, risiko terjadinya sarkoma pada klien Hodgkin yang diradiasi adalah
0,9%. Jarak waktu antara radiasi dan terjadinya sarkoma diperkirakan sekitar
11 tahun. Bahan kimia seperti Dioxin dan Phenoxyherbicide diduga dapat
menimbulkan sarkoma. Trauma dapat menjadi penyebab dilihat dari sekitar
30% kasus keganasan pada jaringan lunak mempunyai riwayat trauma.
c. Limfedema Kronis, limfedema kronis akibat operasi atau radiasi dapat
menimbulkan limfangiosarkoma.
d. Infeksi. Keganasan pada jaringan lunak dan tulang dapat juga disebabkan
oleh infeksi parasit, yaitu filariasis (Muttaqin, 2008).
3. Manifetasi klinis
Tanda dan gejala tumor jaringan lunak tidak spesifik, tergantung pada lokasi
dimana tumor berada, umumnya gejalanya berupa adanya suatu benjolan dibawah
kulit yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang mengeluh sakit, yang
biasanya terjadi akibat perdarahan atau nekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena
adanya penekanan pada saraf-saraf tepi
Tumor jinak jaringan lunak biasanya tumbuh lambat, tidak cepat membesar,
bila diraba terasa lunak dan bila tumor digerakan relatif masih mudah digerakan dari
jaringan di sekitarnya dan tidak pernah menyebar ke tempat jauh. Sedangkan
pertumbuhan kanker jaringan lunak relatif cepat membesar, berkembang menjadi
benjolan yang keras, dan bila digerakkan agak sukar dan dapat menyebar ke tempat
jauh ke paru-paru, liver maupun tulang. Kalau ukuran kanker sudah begitu besar,
dapat menyebabkan borok dan perdarahan pada kulit diatasnya.
Pada tahap awal, STT biasanya tidak menimbulkan gejala karena jaringan
lunak yang relatif elastis, tumor atau benjolan tersebut dapat bertambah besar,
sebelum sipenderita merasakan adanya tumor yang dideritanya.
4. Patofisiologi
Terlampir
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada klien dengan soft tissue tumor yaitu
adanya keluhan nyeri yang menunjukkan tanda ekspansi tumor yang cepat dan
penekanan ke jaringan sekitarnya. Pemeriksaan lokasi tumor, besar, bentuk, batas
dan sifat tumor. Adanya gangguan pergerakan sendi akibat adanya tumor, spasme
otot dan kekakuan tulang belakang jika tumor terdapat pada tulang belakang.
Pemeriksaan neurologis untuk menentukan adanya penekanan tumor padsaraf-saraf
tertentu (Muttaqin. 2008).
Adapun pemeriksaan penunjang tumor jaringan lunak diantaranya dengan
foto rontgen, ultrasonografi, CT-Scan, dan MRI (Sjamsuhidajat. 2010).
6. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan pada tumor meliputi operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
a. Operasi /bedah
Bedah adalah yang paling umum untuk perawatan tumor jaringan lunak. Operasi
dilakukan untuk menghancurkan atau mengangkat tumor.
b. Radioterapi
Terapi radiasi adalah terapi yang menggunakan radiasi yang bersumber dari
radioaktif. Kadang radiasi yang diterima merupankan terapi tunggal. Tapi,
terkadang dikombinasikan dengan kemoterapi dan juga operasi
pembedahan.Radioterapi merupakan suatu cara untuk eradikasi tumor ganas
yang radiosensitive dan juga sebagai penatalaksanaan awal sebelum
tindakan operasi dilakukan.
c. Kemoterapi
Metode ini melakukan keperawatan penyakit dengan menggunakan zat kimia
untuk membunuh sel sel tumor tersebut. Keperawatan ini berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan kerja sel tumor. Pada saat sekarang, sebagian besar
penyakit yang berhubungan dengan tumor dan kanker dirawat menggunakan
cara kemoterapi ini.Kemoterapi merupakan penatalaksanaan tambahan pada
tumor ganas tulang dan jaringan lunak, obat-obatan yang dipergunakan
adalah metotreksat, adriamisin, siklofosfamid, vinkristin, sisplatinum.
Pemberian kemoterapi biasanya dilakukan pada pra/pasca operasi (Muttaqin.
2008).
7. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
- Anamnesa, mengkaji riwayat kesehatan klien. Mengkaji dengan
menggunakan PQRST (benjolan yang timbul)
- Mengumpulkan data objektif dari klien ( hasil pemeriksaaan penunjjnag:
laboratorium jika memiliki)
- Melakukan pemeriksaan fisik
- Melakukan pemeriksanaan penunjuang
b. Diagosa keperawatan
- Pre-operatif
Cemas berhubungan dengan prosedur pembedahan
Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologi
- Intra-operattif
Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
volume cairan secara aktif.
- Post-operatif
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan disfungsi
neuromuscular
Resiko injury berhubungan dengan pengaruh anestesi
Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif/pembedahan.
c. Rencana tindakan yang akan dilakukan
1. Pre-operatif
Cemas berhubungan dengan prosedur pembedahan
a. Tujuan: klien mampu mengontrol cemas dan mempunyai
mekanisme koping yang positif setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x30 menit dengan kriteria hasil, klien
mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik
untuk mengontrol cemas, klien mengatakan lebih tenang,
ekspresi klien tenang dan rileks, vital sign dalam batas normal
TD: 110-120/70-80mmHg, N: 60-100 x/menit, RR: 16-22x/menit,
S:36-37,5
b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan adalah:
1. Kaji penyebab dan tingkat kecemasan klien
2. berikan support system dan motivasi klien
3. Berikan lingkungan yang nyaman,
4. ukur TTV
5. Jelaskan prosedur dan tindakan dengan singkat dan jelas,
dan ajarkan teknik relaksasi nafas dalam.
Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologi
a. Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x30
menit, nyeri berkurang dengan kriteria hasil:klien lebih tenang,
ekspresi klien lebih rileks, tandatanda vital dalam rentang
normal: TD: 110-120/70-80 mmHg, RR: 16-22 x/menit, N: 60-
100 x/menit, S: 36-37,5
b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan:
1. Kaji lokasi, intensitas, frekuensi dan tipe nyeri
2. Observasi tanda-tanda vital
3. Immobilisasi bagian yang sakit
4. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
5. dan kolaboratif pemberian analgetik.
2. Intra-operatif
Resiko kekurangan volume cairanberhubungan dengan kehilangan
volume cairan secara aktif
a. Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x15
menit, perdarahan dapat diminimalkan dengan kriteria hasil:
tanda-tanda vital dalam rentang normal: TD: 110-120/70-
80mmHg, RR: 16-22 x/menit, N: 60-100 x/menit, dan S : 36-
37,5 turgor kulit baik, perfusi perifer baik, akral hangat, kering
dan merah.
b. Rencana tindakan keperawatan:
1. pantau tanda-tanda vital
2. monitor pengeluaran perdarahan pada mesin suction
3. kaji konjungtiva klien
4. kolaborasi dalam pemberian cairan infus maupun tranfusi
5. kolaborasi dalam pemasangan torniquet
3. Post-operatif
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan disfungsi
Neuromuscular
a. Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama1x50
menit, jalan nafas klien paten, klien dapat mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih.
b. Rencana tindakan keperawatan:
1. posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi,
2. keluarkan secret dengan suction
3. monitor respirasi dan saturasi O2
Resiko injury berhubungan dengan pengaruh anestesi
a. Tujuan:diharapkan dari diagnosa 2 adalah selama 1x15 menit,
klien tidak mengalami injury dengan kriteria hasil klien bebas
dari injury.
b. Rencana tindakan keperawatan:
1. sediakan lingkungan yang aman, pasang side rail tempat
tidur
2. identifikasi kebutuhan sesuai dengan kondisi klien
3. dan pindahkan barang yang dapat membahayakan klien
Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif/pembedahan.
a. Tujuan:diharapkan dari diagnosa 3 adalah selama 2x60 menit,
klien tidak mengalami infeksi dengan kriteria hasil klien bebas
dari tanda dan gejala infeksi
b. Rencana tindakan keperawatan:
1. pertahankan tindakan aseptic, cuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan,
2. monitor tanda dan gejala infeksi,
3. berikan antibiotic sesuai advis dokter
4. inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap adanya
kemerahan, panas.
DAFTAR PUSTAKA
Toy, Eugene C; Liu,Terrence H dan Campbell, Andre R. 2011.Case Files : Ilmu
Bedah Edisi Ketiga. Tangerang. Karisma Publishing Group.
Muttaqin, A. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta. EGC.
Sjamsuhidajat, R. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta. EGC.
Patofisologi
Kondisi genetik, radiasi, trauma, infeksi
Terbentuknya benjolan (tumor) dibawah kulit
Soft Tissue Tumor (STT)
Adanya benjolan, kurang pengetahuan, pertama kali
operasi
Pre-operatif
MK: CEMAS
Intra-operatif
Pembedahan
MK: RESIKO KEKURANGAN VOL CAIRAN
Post-operatif
Adanya luka bekas operasi
Terputusnya kontinuitas jaringan
MK: RESIKO INFEKSI, KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT,
LAPORAN PENDAHULUAN DEPARTEMEN SURGICAL“SOFT TISSUE TUMOR”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Departemen Surgicaldi Ruang OK RSUD Lawang
Di susun Oleh :Sri Indah Novianti 115070201111020
Kelompok 8 Reguler
JURUSAN KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG2015