DEFINISI SANITASI
-
Upload
nova-saritirista -
Category
Documents
-
view
49 -
download
1
Transcript of DEFINISI SANITASI
MAKALAH SANITASI
SANITASI
A. LATAR BELAKANG
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud
mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya
lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Dalam industry pengolahan langkah pemberian sanitizer atau perlakuan fisik yang
dapat mereduksi populasi mikroba pada fasilitas dan peralatan pabrik.Sanitizier adalah
kondisi bersih kuman atau mikroba yang digunakan dalam industry pangan.Program sanitasi
dijalankan sama sekali bukan untuk mengatasi kotornya lingkungan atau kotornya
pemrosesan bahan, tetapi untuk menghilangkan kontaminan dari makanan atau mesin
pengolahan makanan serta mencegah terjadinya kontaminasi kembali dan kontaminasi silang
Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau
biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan
terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan
domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan industri dan
bahan buangan pertanian. Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan menggunakan
solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan), teknologi sederhana
(contohnya kakus, tangki septik), atau praktek kebersihan pribadi (contohnya membasuh
tangan dengan sabun).
Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin
terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa definisi
lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya dan
pengendalian lingkungan.
SMK NEGERI 1 SURUH Page 1
MAKALAH SANITASI
B. DEFINISI SANITASI
Sanitasi dan kesehatan manusia adalah dua hal yang saling terkait. Sanitasi adalah kebutuhan
dasar manusia dalam rangka kebersihan urusan buang hajat dan limbah serta penyediaan air
bersihnya. Sayangnya untuk fasilitas kebutuhan dasar itu, Indonesia masih ketinggalan jauh
dari tetangga- tetangganya.
Tiga unsur sanitasi adalah air limbah (waste water), persampahan (solid waste), dan drainase
lingkungan (drainage system).Manajemen pembuangan manuisa (human waste) yang buruk
akan berakibat secara langsung maupun tidak langsung pada transmisi penyakit. Lebih dari
2.4 milyar orang didunia saat ini tidak memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi yang
memadai sehingga mereka terpaksa menggunakan fasilitas toilet yang tidak sehat dan tidak
aman untuk digunakan.Sanitasi dan air minum merupakan salah satu dari delapan tujuan
Sasaran Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yg
diupayakan untuk dicapai pada 2015. Salah satu sanitasi yang menjadi perhatian adalah
masalah air yang tercemar terutama di negara berkembang dengan sistem sanitasi air yang
kurang.
Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara, ¾ bagian tubuh kita terdiri
dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5hari tanpa minum air. Selain
itu, air juga digunakan untuk memasak, mencuci, mandi, membersihkan kotoran yang ada di
rumah, untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi
dan lain – lain. Penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan dan disebabkan
melalui air sehingga menimbulkan wabah penyakit dimana – mana.
Jumlah air dalam tubuh manusia rata – rata 65 % dari berat tubuhnya dan sangat bervariasi
pada setiap orang, bahkan juga bervariasi untuk setiap bagian tubuh seseorang. Organ tubuh
manusia yang mengandung banyak air antara lain adalah otak 74,5%, tulang 22%, ginjal
82.7%, otot 75.6% dan dalam darah 83%. Setiap hari kurang lebih 1440 liter darah mengalir
SMK NEGERI 1 SURUH Page 2
kepala polar(hidrofilik)
ekor non-polar(hidrofobik)
MAKALAH SANITASI
dan dibersihkan oleh ginjal, kemudian dikeluarkan 2-3 liter dalam bentuk urine. Selebihnya
diserap kembali masuk kedalam aliran darah. Persediaan sumber air bersih harus dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas akan
memudahkan timbulnya berbagai penyakit di masyarakat.
C. PERALATAN, BAHAN DAN LANGKAH-LANGKAH SANITASI
Bebarap langkah praktis dalam pembersihan dan sanitasi yang umum diterapkan di bidang
industri adalah :
Menyimpan makanan agar tidak tercemar oleh bahan kimia
Menghilangkan kotoran
Dibilas
Dibersihkan, biasanya dengan deterjen
Dibilas
Disanitasi
Dibilas dengan air bersih
Dikeringkan
Persiapan meliputi penyimpanan semua makanan sehingga makanan tidak terkena oleh
larutan pembersih. Sisa makanan dapat dihilangkan dengan menyikat, menggosok,
mengosongkan udara, mengikis atau pembilasan. Deterjen membantu proses pembersihan
dengan menghilangkan tanah dan “biofilms”. Biofilm adalah polisakaida yang terbentuk oelh
mikrooranisme yang umumnya melekat pada permukaan meja kerja. Biofilm menjadi penting
karena sangat sulit dibersihkan. Di AS dan Kanada, pembilasan setelah sanitasi dibutuhkan
hanya jika digunakan desinfektan/saniter yang mengandung lebih dari 200 ppm klorin aktif
dalam natrium hipoklorit, atau iodophors dengan >25 ppm yodium.
Gambar biofilm yang dibentuk
oleh mikroorganisme.
Contoh detergen dengan ikatan hidrofobik dan hidrofilik
pada rantai asam lemak.
SMK NEGERI 1 SURUH Page 3
MAKALAH SANITASI
Dietergen
Deterjen adalah komponen aktif permukaan dengan kepala polar (hidrofilik) dan ekor yang
non-polar (hidrofobik). Kotoran/surfaktan terletak pada batas antara fase air dan fase lemak.
Kepala polar adalah hidrofilik dan larut dalam air. Sisi non-polar adalah hidrofobik (lipofilik)
dan larut pada fase lemak. Sisa-sisa dari makanan berlemak dapat larut dalam bentuk misel
dan dapat dibersihkan.
Deterjen dari sgei sifat keasamannya bias digolongkan menjadi:
Alkali (anionik) deterjen, digunakan untuk bahan organik (kotoran), lemak / minya,
protein, karbohidrat
Asam (kationik) deterjen, digunakan untuk bahan anorganik (kotoran): kerak air (garam
berkalsium, magnesium, ), lapisan mineral lain (besi, sulfat), sisa makanan yang kaya
mineral (milkstone)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pada saat pembersihan
Waktu
Suhu
Konsentrasi deterjen
Pergerakan mekanik (penggosokan)
Pembersihan memakan waktu, terutama jika menggunakan bahan kimia. Perendaman tanpa
pengadukan memakan waktu paling lama.Suhu adalah faktor penting karena makin tinggi
suhu mempercepat reaksi kimia dan melunakkan sisa lemak, membuatnya lebih mudah untuk
diemulsifikasikan.
Hal hal yang perlu diperhatikan penting pada proses pembersihan sebelum sanitasi
1. Sisa makanan
Hal yang paling penting adalah bahwa sisa makanan yang mengandung protein dapat
menginaktifkan hipochlorit - desinfektan dan membuatnya tidak efektif.
Melindungi mikroorganisma
Menyediakan makanan bagi mikroba
Mengurangi efektifitas disinfektan
Mengurangi efisiensi alat (mis. alat penghantar panas)
SMK NEGERI 1 SURUH Page 4
MAKALAH SANITASI
2. Metode sanitasi
Suhu Tinggi
Penguapan
Kimia
Air panas
Mudah mencapai area yang sulit
Panas sedang, yaitu 74-90°C, biasa digunakan dalam industri pangan dan katering sebagai
metode sanitasi. Alat-alat dan perlengkapan masak yang kecil dapat dimasukkan ke dalam
tangki air panas. Perendaman yang baik adalah 80 °C selama 2 menit. Air pada suhu ini dapat
menyebabkan luka bakar, maka gunakan keranjang, rak, atau alat lain. Alat penguapan
digunakan dalam industri. Alat ini sangat efektif, tetapi berbahaya bagi personel yang tidak
ahli menggunakannya; alat ini juga dapat merusak lantai beton, minyak pelumas dan
komponen peralatan lainnya apabila tidak digunakan secara benar.
3. Prinsip desinfeksi kimia
Sebelum disanitasi dengan bahan kimia, permukaan makanan harus bersih, sebab sisa-sisa
makanan dapat mengurangi keefektifan sanitasi. Desinfektan yang berasal dari ekstrak pinus
tidak boleh digunakan di area penanganan makanan karena tidak efektif dan desinfektan
tersebut dapat menodai makanan. Suatu desinfektan harus
Tidak beracun bagi manusia
Memiliki aktifitas antimikrobiologi yang besar (patogen dan organisma pengganggu)
Mampu membunuh, tidak hanya membatasi pertumbuhan mikroorganisma
Tidak menodai makanan atau minuman
Contoh contoh desinfektan:
1. Desinfektan oksidasi
khlorin dioksida
Persenyawaan Iodine iodophors
Persenyawaan Klorin dapat digunakan secara luas, karena sangat efektif melawan semua
patogen. Mereka sangat cepat bereaksi, tetapi persenyawaan tersebut korosif, tidak stabil dan
mudah mengiritasi. Iodophors adalah suatu persenyawaan yodium dan non-ionic komplek
dengan pH rendah. Persenyawaan tersebut memiliki spektrum membunuh yang luas dan
bekerja dengan baik pada suhu dingin dan hangat, tetapi bersifat korosif dan keras. Asam
SMK NEGERI 1 SURUH Page 5
MAKALAH SANITASI
Peracetik memiliki spektrum membunuh yang luas dan digunakan pada sistem pembersihan
tertutup “Clean in Pleace”. Sistem ini tidak cocok bila digunakan di rumah.
2. Desinfektan non-oksidasi
Quarternary Ammonium Compound (QAC)
Garam-faram amonium dapat diganti dengan grup alkil yang luas. Persenyawaan itu sangat
efektif dalam melawan bakteri gram prositif. Garam amonium tidak efektif melawan virus,
spora dan kurang efektif melawan bakteri gram negatif. Garam amonium stabil, tidak korosif
dan tidak merusak kulit manusia (lebih aman untuk pembersihan manual). Perlu dicatat bahwa
pemakaian yang tidak tepat terhadap “quats” dapat mencegah terjadinya fermentasi ( yaitu
menghambat starter kultur gram positif).
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas desinfektan:
Waktu kontak
Suhu
Konsentrasi
pH
Jenis kotoran
Kecocokan dengan deterjen
Suatu desinfektan dinilai efektif sebagai pembersih permukaan, bila dapat membunuh 5-log
dari 5 bakteri berbeda dalam waktu 5 menit atau memiliki kekuatan membunuh yang sama
seperti 100 ppm chlorine.Suhu dapat meningkatkan kecepatan membunuh, tetapi
persenyawaan khlorin dapat membusuk pada suhu sekitar 60 °C, sedangkan iodophors sekitar
48 °C. Keberadaan tanah dapat menurunkan aktifitas persenyawaan khlorin dan iodine. Suatu
desinfektan harus sesuai dengan jenis bahan pembersih kimia yang digunakan.
Penyabunan dan pengeringan setelah pembersihan/sanitasi
Langkah ini seringkali terlupakan. Industri pengeringan telah mempelajari bahwa Listeria
dapat tumbuh sangat baik pada kondisi basah, dan sebaliknya bila lingkungan pabrik bersih.
Patut dicatat bahwa pengeringan udara (vakum) sangat disarankan, karena pakaian kotor akan
mencemarkan kembali peralatan, alat-alat dan pemukaan kerja.
SMK NEGERI 1 SURUH Page 6
MAKALAH SANITASI
Contoh desinfektan berdasarkan jenis kotoran
Jenis KotoranSifat kelarutan
Kemudahan untuk larut
Perubahan karena pemanasan
Detergen terbai
ProteinTidak larut
sulitTerurai,Lebih lengket
Basaklorin
LemakTidak larut
sulitPolimerisasilebih sulitdibersihkan
basa
KarbohidratLarut
mudahKaramelisasi,lebih sulitdibersihkan
basa
Mineral/garam Bervariasi Bervariasi Umumnya mudah asam
Prosedur pembersihan pada industri makanan dan katering
Prosedur pembersihan dibutuhkan pada
Permukaan kerja yang kontak dengan makanan
Peralatan makanan
Alat-alat pembersih (alat pengepel, sikat, ember)
Seluruh area dapur dan kantin
Di industri pangan dan katering, prosedur pembersihan dan sanitasi harus tersedia pada setiap
tempat dan peralatan yang berhubungan dengan makanan.
Pemakaian bahan kimia yang aman
Bahan-bahan kimia yang membunuh mikroorganisma dapat berbahaya bagi manusia yang
mengoperasikannya. Sangat disarankan untuk mengikuti instruksi pemasok mengenai
konsentrasi dan kecocokannya dengan produk pembersih lain. Kejadian yang membahayakan
dapat terjadi ketika larutan hipokhlorit (bahan pemutih rumah tangga) dicampur dengan asam.
Dapat terjadi pelepasan gas beracun tinggi khlorin.
Penting untuk tidak memberikan desinfektan secara berlebih karena akan menjadi tidak
efektif. Karenanya bahan kimia di rumah harus selalu diawasi pemakaiannya secara benar dan
disimpan di tempat aman yang jauh dari jangkauan anak. Bahan-bahan kimia tidak boleh
disimpan pada kontainer bekas makanan atau minuman, seperti botol minuman atau kaleng
makanan.
Selalu mengikuti instruksi pemasok
Jangan mencampur bahan kimia kecuali sudah dinyatakan aman oleh pemasok
SMK NEGERI 1 SURUH Page 7
MAKALAH SANITASI
Jangan pernah mencampur senyawa asam dan basa (reaksi eksotermis)
Hipokhlorit jangan dicampur dengan
Asam (pelepasan gas chlorin)
Bahan-bahan nitrogenous (dapat membentuk persenyawaan explosif)
Pengendalian hama
Patogen dapat tersebar melalui kecoa, lalat, tikus.Harus ada prosedur yang tepat untuk
menjauhkan hama dari area pengolahan dan penanganan makanan. Serangga, hama dan
hawan-hewan rumah memainkan peranan dalam penyebaran penyakit. Industri makanan dan
katering harus mencari saran profesional dari satu perusahaan yang menyelenggarakan jasa
seperti itu.
Pesan penting bagi rumah
Permukaan kerja / alat harus bersih agar hasil sanitasi dapat memuaskan
Pembersihan semakin baik bila disertai dengan deterjen yang sederhana
Sanitasi dapat dilakukan dengan menggunakan air panas atau larutan hipokhlorit.
Permukaan lantai dan alat yang telah dibersihkan harus kering
Bahan-bahan kimia harus disimpan secara aman
Pesan penting bagi industri katering dan makanan
Permukaan lantai yang bersih adalah penting untuk memastikan sanitasi yang
memuaskan
Fasilitas/peralatan harus mudah dibersihkan
Efisiensi dari desinfektan tergantung dari komposisi bahan kimia, waktu dan suhu
Masing-masing desinfektan memiliki keunikan
Segala kegiatan pembersihan / sanitasi harus sesuai dengan prosedur
Bahan-bahan kimia harus digunakan dan disimpan dengan aman
Pembersihan harus selalu termonitor
Permukaan lantai yang bersih adalah penting untuk memastikan sanitasi yang
memuaskan
Fasilitas/peralatan harus mudah dibersihkan
Efisiensi dari desinfektan tergantung dari komposisi bahan kimia, waktu dan suhu
Masing-masing desinfektan memiliki keunikan
Segala kegiatan pembersihan / sanitasi harus sesuai dengan prosedur
Bahan-bahan kimia harus digunakan dan disimpan dengan aman
SMK NEGERI 1 SURUH Page 8
MAKALAH SANITASI
Pembersihan harus selalu termonitor
D. SANITASI KARYAWAN
Karyawan dari kata dasar "karya" yang diberi akhiran -wan yang berarti pekerja,
seringkali di sebuah pabrik atau kantor besar. Oleh pemerintah Orde Baru kata ini digunakan
untuk menggantikan istilah buruh yang sejak 1965 ditabukan di Indonesia.
Dalam bidang produksi kebersihan karyawan dapat mempengaruhi kualitas produk
yang dihasilkan, karena sumber cemaran terhadap produk dapat berasal dari karyawan.
Karyawan disuatu pabrik pengolahan yang terlibat langsung dalam proses pengolahan
merupakan sumber kontaminasi bagi produk pangan , maka kebersihan karyawan harus selalu
diterapkan.
Adapun beberapa hal yang harus di terapkan pada setiap karyawan yang bekerja dalam
unit perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Karyawan yang menderita penyakit menular, dan mempunyai luka terbuka yang dapat
menulari produk, tidak di izinkan bekerja dalam ruangan pengolahan.
2. Luka kecil di tangan harus dirawat dengan baik dan dibalut dengan pembalut yang tahan
air. Sarana untuk PPPK harus disediakan untuk menghadapi segala kemungkinan.
3. Setiap karyawan harus memelihara kebersihan pribadi yang tinggi selama bertugas.
Pakaian kerja termasuk tutup kepala harus disediakan dan selalu dalam keadaan bersih.
4. Kesehatan karyawan harus diperiksa secara periodic untuk menjamin agar tidak seorang
pun karyawan menderita penyakit yang dapat menular.
5. Karyawan yang langsung bekerja pada ruang pengolahan, pada waktu bekerja harus selalu
menggunakan pakaian kerja, penutup kepala yang sempurna, sarung tangan, sepatu,
penutup mulut( masker).
6. Karyawan harus membiasakan mencuci tangan dengan bersih terutamasetelah keluar dari
jamban dan kamar mandi, sebelum mengolah ikan.
7. Karyawan yang mengerjakan pengolahan ikan tidak diperbolehkan memakai cat kuku,
gelang ataupun cincin.
8. Dilarang merokok,meludah, makan dan mengunyah permen karet selama menangani ikan.
9. Bagi karyawan harus disediakan tempat penitipan barang- barang ataupun perlengkapan
perorangan.
10. Sarung tangan yang digunakan untuk penanganan dan pengolahan harus selau dicuci dan
didisinfeksi pada setiap mulai dan selesai satu gilir kerja.
SMK NEGERI 1 SURUH Page 9
MAKALAH SANITASI
11. Tidak dibenarkan meletakkan pakaian kerja seenaknya diatas meja atau permukaan
peralatan lainnya yang bersentuhan dengan ikan.
12. Khususnya bagi karyawan pekerjaan memfillet, membuang sisik dan menangani ikan utuh
atau ikan yang telah disiangi harus dilengkapi dengan pakaian- pakaian kerja yang kedap
air. Pakaian kerja yang kedap air harus dicuci dengan penyemprotan air bertekanan atau
cara lain yang efektif setiap akan memulai dan selesai satu gilir kerja. Lendir dan kotoran
tidak boleh mongering dan mengeras pada pakaian kerja.
F. SANITASI RUANG PRODUKSI
Ruang produksi merupakan suatu tempat dalam perusahaan yang berfungsi sebagai
kegiatan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih
bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa
mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna
suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran
dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.
Menurut (Winarno, 2002),agar ruangan tetap bersih dan bebas dari sumber mikroba
beserta sporanya ruangan harus terbuat dari bahan yang bisa dilap atau dipel dengan
disenfektan. Secara rutin harus dilakukan pembersihan ruangan secara menyeluruh.
Adapun beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam salah satu ruang produksi dadalah
sebagai berikut;
2.2.1. Desain dan tata letak
Ruang produksi seharusnya cukup luas dan mudah dibersihkan.
2.2.2. Lantai
Lantai ditempat yang sifatnya untuk pekerjaan basah, dimana ikan diterima, diolah atau
dikemas harus cukup kemiringannya, terbuat dari bahan yang kedap air, tahan lama dan
mudah dibersihkan. Pertemuan antara lantai dengan dinding harus melengkung dan kedap air.
Lantai harus selalu dalam keadaan bersih dari debu, lendir dan kotoran lainnya.
2.2.3. Dinding
Permukaan dinding bagian ruangan produksi harus halus, rata, serta berwarna terang. Bagian
dinding sampai ketinggian 2 meter dari lantai harus dapat dicuci dan tahan terhadap bahan
SMK NEGERI 1 SURUH Page 10
MAKALAH SANITASI
kimia. Pada bagian tersebut tidak boleh ditempatkan sesuatu yang mengganggu operasi
pembersihan.
2.2.4. Langit- langit
- Ruang produksi harus mempunyai langit-langit yang tidak retak, tidak bercelah, tidak
terdapat tonjolan dan sambungan yang terbuka, kedap air dan berwarna terang. Tinggi langit-
langit untuk ruangan produksi minimum 3 (tiga) meter.
- Konstruksi langit-langit seharusnya didisain dengan baik untuk mencegah penumpukan
debu, pertumbuhan jamur, pengelupasan, bersarangnya hama, memperkecil terjadinya
kondensasi, serta terbuat dari bahan tahan lama dan mudah dibersihkan.
- Langit-langit harus selalu dalam keadaan bersih dari debu, sarang labah labah dan kotoran
lainnya
2.2.5. Ventilasi
Harus ada ventilasi yang cukup untuk menjamin sirkulasi udara,menghilangkan bau yang idak
diinginkan dan mencegah pengembunan.
2.2.6. Penerangan
Semua ruangan produksi harus mendapat penerangan yang cukup dan merata dengan
intensitas lebih kurang 20 foot candle.
2.2.7. Pintu dan jendela
- Permukaan pintu harus tahan karat, halus dan rata, tahan air dan mudah dibersihkan. Pintu
tersebut harus dirancang sehingga dapat menutup dengan sendirinya.
- Jendela (jika ada) harus tahan air, halus dan rata, mudah dibersihkan dan harus dirancang
sehingga bila dibukadapat menahan debu, kotoran dan serangga. Harus sekecil mungkin dan
tingginya dari lantai minimal 1,5 meter.
2.2.8. Perlengkapan anti serangga dan binatang
Harus dilengkapi dengan dengan peralatan untuk mencegah masuknya serangga,tikus, burung
dan hama lainnya serta bintang peliharaan. Segala kemungkinan jalan dan lobang tikus dan
serangga harus ditutup dengan saringan logam yang tahan karat.
2.2.9. Tempat cuci tangan ( wastafel)
Ruangan pengolahan harus mempunyai sejumlah tempat cuci tangan yang cukup, sekurang-
kurangnya satu tempat cuci tangan untuk 10 karyawan; penyediaan air panas dan dingin yang
SMK NEGERI 1 SURUH Page 11
MAKALAH SANITASI
cukup; dilengkapi dengan sabun, lap sekali pakai ( tissue paper).Air pencuci tangan harus
mengalir dan tidak boleh dipakai berulang kali.
SMK NEGERI 1 SURUH Page 12
MAKALAH SANITASI
P E N U T U P
3.1. Kesimpulan
Sanitasi Pangan adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan bertambah dan
berkembang biaknya jasad renik pembusuk dan patogen dalam pangan,peralatan dan
bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan manusia. Dalam industry
pengolahan pangan terdapat beberapa macam sanitasi diantaranya adalah sanitasi karyawan
dan sanitasi ruang produksi:
Sanitasi karyawan meliputi kebersihan pribadi, pakaian kerja, tutup kepala, masker
dan lain- lain yang berhubungan dengan karyawan. Sedangkan Sanitasi Ruang Produksi
meliputi; Lantai, dinding, langit-langit, ventilasi, penerangan, pintu dan jendela, pintu dan
jendela, tempat cuci tangan dan sebagainya.
3.2. Saran
Diharapkan kepada karyawan yang bekerja dalam industry pengolahan agar
memperhatikan syarat- syarat sanitasi dalam pengolahan Hasil Pertanian & Perikanan agar
terhindar dari kontaminasi mikroba yang dapat mengancam keamanan produk.
SMK NEGERI 1 SURUH Page 13