Definisi & Klarifikasi Kelompok

26
MENDEFINISIKAN MENGKLASIFIKASIKAN KELOMPOK Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung untuk mencapai tujuan tertentu. Kelompok dapat bersifat formal maupun informal. Yang kami maksudkan dengan kelompok formal adalah kelompok yang ditetapkan berdasarkan struktur organisasi, dengan penugasan kerja yang sudah ditentukan. Dalam kelompok formal, perilaku- perilaku yang harus ditunjukkan dalam kelompok ini ditentukan oleh dan diarahkan ke sasaran organisasi. Enam anggota awak pesawat merupakan contoh kelompok formal. Kontras dengan itu, kelompok informal adalah persekutuan yang tidak terstruktur secara formal dan tidak ditetapkan secara organisasi. Kelompok ini terbentuk secara alamiah dalam suasana kerja yang muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan kontak sosial. Tiga karyawan dari departemen berbeda yang secara teratur makan siang bersama merupakan contoh kelompok formal. Kelompok komando ditentukan oleh bagan organisasi. Kelompok itu terdiri dari individu-individu yang melapor langsung ke manajer tertentu. Seorang kepala sekolah dasar dan 12 gurunya membentuk kelompok komando, seperti juga direktur audit pos bersama kelima inspekturnya.

Transcript of Definisi & Klarifikasi Kelompok

MENDEFINISIKAN MENGKLASIFIKASIKAN KELOMPOK

Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi

dan saling bergantung, yang bergabung untuk mencapai tujuan tertentu. Kelompok

dapat bersifat formal maupun informal. Yang kami maksudkan dengan kelompok

formal adalah kelompok yang ditetapkan berdasarkan struktur organisasi, dengan

penugasan kerja yang sudah ditentukan. Dalam kelompok formal, perilaku-perilaku

yang harus ditunjukkan dalam kelompok ini ditentukan oleh dan diarahkan ke sasaran

organisasi. Enam anggota awak pesawat merupakan contoh kelompok formal.

Kontras dengan itu, kelompok informal adalah persekutuan yang tidak terstruktur

secara formal dan tidak ditetapkan secara organisasi. Kelompok ini terbentuk secara

alamiah dalam suasana kerja yang muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan

akan kontak sosial. Tiga karyawan dari departemen berbeda yang secara teratur

makan siang bersama merupakan contoh kelompok formal.

Kelompok komando ditentukan oleh bagan organisasi. Kelompok itu terdiri

dari individu-individu yang melapor langsung ke manajer tertentu. Seorang kepala

sekolah dasar dan 12 gurunya membentuk kelompok komando, seperti juga direktur

audit pos bersama kelima inspekturnya.

Kelompok tugas, juga ditetapkan oleh organisasi, menunjukkan mereka yang

bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan pekerjaan. Orang-orang yang mungkin

atau tidak mungkin bersekutu ke dalam kelompok komando atau kelompok tugas

yang biasa, dapat berafiliasi untuk mencapai tujuan khusus (spesifik) yang menjadi

perhatian mereka. Inilah yang disebut kelompok kepentingan. Para karyawan yang

bergabung untuk menuntut perubahan jadwal liburan, mendukung rekan sekerja yang

telah dipecat, atau mengusahakan kenaikan tunjangan, menunjukkan pembentukan

badan kesatuan yang meneruskan lebih lanjut kepentingan bersama mereka.

Kelompok sering terbentuk karena masing-masing anggota mempunyai satu

atau lebih karakteristik yang sama. Kami menyebut bentuk ini kelompok

persahabatan persekutuan sosial. Kelompok informal memberi jasa yang sangat

penting karena bisa memenuhi kebutuhan sosial para anggotanya. Akibat interaksi

yang dihasilkan dari berdekatannya tempat kerja atau interaksi tugas, kami

menemukan bahwa para karyawan seringkali melakukan kegiatan bersama seperti

bermain golft.

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK

Model Lima Tahap

Tahap pertama, pembentukan, dicirikan oleh banyak sekali ketidakpastian

mengenai maksud, struktur, dan kepemimpinan kelompok. Para anggota melakukan

uji coba untuk menentukan tipe-tipe perilaku apakah yang dapat diterima baik. Tahap

ini selesai ketika para anggota telah mulai berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai

bagian dari kelompok.

Tahap keributan adalah tahap konflik di dalam kelompok (intragrup). Para

anggota menerima baik ekstensi kelompok, tetapi melawan batasan-batasan yang

diterapkan oleh kelompok terhadap individualitas. Lebih lanjut, ada konflik mengenai

siapa yang akan mengendalikan kelompok.

Tahap ketiga adalah tahap di mana berkembang hubungan yang akrab dan

kelompok menunjukkan sifat kohesif (saling-tarik). Saat itu sudah ada rasa memiliki

identitas kelompok dan persahabatan (camaraderie) yang kuat.

Tahap keempat adalah pelaksanaan. Pada titik ini struktur itu telah

sepenuhnya berfungsi dan diterima baik. Energi kelompok telah bergeser dari

mencoba mengerti dan memahami satu sama lain menjadi pelaksanaan tugas yang

ada di depan mata.

Banyak penafsir model lima tahap itu mengasumsikan bahwa kelompok

menjadi lebih efektif ketika kelompok itu maju melewati empat tahap yang pertama.

Meski mungkin asumsi-asumsi itu pada umumnya benar, apa yang membuat

kelompok itu efektif adalah lebih rumit daripada yang dikemukakan oleh model ini.

Oleh karena itu, bahkan pendukung utama model ini tidak berasumsi bahwa

semua kelompok mengikuti proses lima tahapnya dengan cermat atau bahwa tahap IV

selalu yang paling disukai.

Model Alternatif: Untuk Kelompok Temporer dengan Tenggat

Kelompok-kelompok temporer yang dibatasi tenggat waktu tampaknya tidak

mengikuti model sebelumnya. Itu memiliki urutan : (1) Pertemuan pertama

menentukan arah kelompok; (2) fase pertama kegiatan kelompok adalah fase inersia

(lemas tanpa energi); (3) terjadi peralihan (transisi) pada akhir fase pertama, yang

terjadi tepat ketika kelompok itu telah menghabiskan separuh dari waktu yang

disediakan; (4) transisi mengawali perubahan-perubahan besar; (5) fase inersia kedua

mengikuti masa transisi; dan (6) pertemuan terakhir kelompok dicirikan oleh kegiatan

yang sangat terpacu.

KONDISI EKSTERNAL YANG DIPAKSAKAN KE KELOMPOK

Strategi keseluruhan organisasi, yang lazimnya ditetapkan oleh manajemen

puncak, merangkum sasaran organisasi dan cara untuk mencapai sasaran ini.

Misalnya, strategi itu mungkin mengarahkan organisasi ke pengurangan biaya,

perbaikan kualitas, perluasan pangsa pasar, atau penciutan ukuran operasi

keseluruhan. Strategi yang ditempuh organisasi, pada setiap waktu tertentu, akan

mempengaruhi kekuasaan berbagai kelompok kerja. Selanjutnya, strategi ini akan

menentukan berbagai sumber daya yang dialokasikan oleh manajemen puncak

organisasi itu untuk melaksanakan tugas-tugasnya.

Organisasi mempunyai struktur otoritas yang mendefinisikan siapa melapor

kepada siapa, siapa mengambil keputusan, dan keputusan apakah yang kuasa

pengambilannya diberikan ke individu atau kelompok.

Organisasi menciptakan aturan, prosedur, kebijakan, dan ragam lain peraturan

formal untuk membakukan perilaku karyawan. Makin formal peraturan yang

diberlakukan organisasi itu ke semua karyawannya, makin konsisten dan makin bisa

diprediksikanlah perilaku anggota kelompok kerja itu. Beberapa organisasi memang

besar dan menguntungkan, dengan sumber daya yang berlimpah. Karyawan mereka,

misalnya, akan mempunyai alat dan perlengkapan modern berkualitas tinggi untuk

melakukan pekerjaannya.

Apakah organisasi itu memberikan ke para karyawan mereka sasaran kinerja

yang spesifik dan menantang? Apakah organisasi itu memberikan imbalan atas

prestasi yang dicapai individu atau kelompok ? Karena kelompok kerja merupakan

bagian dari sistem organisasi yang lebih besar, perilaku anggota kelompok akan

dipengaruhi oleh cara organisasi itu mengevaluasi kinerja dan perilaku mana yang

akan memperoleh imbalan.

Mereka mengetahui hal-hal seperti cara berpakaian untuk kerja, apakah aturan

dijalankan dengan ketat, perilaku macam apakah yang pasti menyulitkan mereka dan

mana yang kemungkinan besar bisa diabaikan, pentingnya kejujuran dan integritas,

dan yang semacamnya.

SUMBER DAYA ANGGOTA KELOMPOK

Sebagian besar potensi tingkat kinerja kelompok bergantung pada sumber

daya yang dibawa masing-masing anggota ke kelompok. Dalam bagian ini, kita

melihat dua sumber daya yang telah menerima perhatian paling besar, yaitu

kemampuan dan karakteristik kepribadian.

Pengetahuan, Keterampilan, dan kemampuan

Sebagian kinerja kelompok dapat diperkirakan dengan menilai pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan masing-masing anggota. Tentu, kadang kita baca berita

mengenai tim atletik yang terbentuk dari pemain-pemain biasa yang karena pelatihan

yang bagus sekali, tekad, dan kerja tim yang cermat, mampu mengalahkan kelompok

pemain yang jauh lebih berbakat

Tinjauan terhadap bukti telah menemukan bahwa keterampilan hubungan

antar personal secara konsisten muncul sebagai hal yang penting bagi kinerja tinggi

kelompok kerja.

Karakteristik Kepribadian

Ada banyak sekali riset tentang hubungan antara ciri kepribadian, dan sikap

beserta perilaku kelompok. Kesimpulan umumnya adalah bahwa ciri yang cenderung

mempunyai konotasi positif dalam budaya kita akan cenderung berhubungan secara

positif dengan produktivitas, semangat dan kekohesipan kelompok. Ini mencakup

ciri-ciri seperti misalnya kemahiran bergaul (sosiabilitas), inisiatif, keterbukaan.

Kepribadian ini berdampak pada kinerja kelompok yang sangat mempengaruhi cara

individu itu berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain.

STRUKTUR KELOMPOK

Shakespeare mengatakan : “Dunia itu hanyalah panggung sandiwara, dan

semua manusia di atasnya hanyalah para pemainnya.” Dengan menggunakan kiasan

yang sama, semua anggota kelompok adalah aktor, masing-masing memainkan peran

tertentu. Yang kami maksud dengan peran adalah seperangkat pola perilaku yang

diharapkan memiliki seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial

tertentu. Pemahaman perilaku peran secara dramatis akan disederhanakan jika

masing-masing dari kita memilih satu peran dan memainkannya secara teratur dan

konsisten. Sayang, kita dituntut memainkan sejumlah peran yang beraneka, baik pada

pekerjaan maupun di luar pekerjaan. Seperti kita saksikan, salah satu tugas dalam

memahami perilaku adalah memahami peran yang sedang dimainkan oleh seseorang.

PROSES KELOMPOK

Mengapa proses penting untuk memahami perilaku kelompok kerja ? Salah

satu cara untuk menjawab pertanyaan ini adalah kembali ke topik mengenai

kemalasan sosial (social loafing). Dalam tugas-tugas kelompok di mana sumbangan

tiap anggota tidak tampak dengan jelas, ada kecenderungan bagi individu untuk

mengurangi upaya mereka. Dengan kata lain, kemalasan sosial melukiskan kerugian

proses sebagai akibat dari penggunaan kelompok-kelompok. Tetapi proses kelompok

juga dapat menghasilkan hasil yang positif. Yaitu, kelompok dapat menciptakan

output yang lebih besar daripada jumlah imput-nya.

TUGAS-TUGAS KELOMPOK

Pertama adalah mempertimbangkan situs-situs lokasi yang mungkin untuk

penghilang baru. Keputusannya akan mempengaruhi orang-orang dalam banyak

bidang perusahaan itu –– produksi, rekayasa, pemasaran, distribusi, pembelian,

pengembangan real estate, dan sebagainya. Kedua adalah mengkoordinasi

pembangunan penghilangan setelah lokasinya dipilih, desainnya difinalkan, dan

pengaturan keuangannya diselesaikan. Riset mengenai efektivitas kelompok

mengatakan kepada kita bahwa manajemen dinasihati untuk menggunakan kelompok

yang lebih besar untuk tugas pertama daripada untuk tugas kedua.

Kesimpulan-kesimpulan di atas dapat diperluas: Dampak dari proses-proses

kelompok pada kinerja kelompok dan kepuasan anggota juga diperlukan oleh tugas-

tugas yang dikerjakan oleh kelompok itu. Bukti mengidentifikasi bahwa kerumitan

dan interdependensi tugas-tugas itu mempengaruhi efektivitas.

Kami akan memberikan hipotesis bahwa makin rumit tugas itu, makin banyak

kelompok itu mendapatkan manfaat dari diskusi antar anggota-anggotanya mengenai

metode kerja alternatif. Jika tugas itu sederhana, anggota kelompok tidak perlu

membahas alternatif-alternatif semacam itu, mereka dapat mengandalkan pada

prosedur operasi yang baku untuk mengerjakan tugas itu.

Kekuatan Pengambilan Keputusan Kelompok

Kelompok menghasilkan informasi dan pengetahuan uang lebih lengkap.

Dengan menyatukan berbagai sumber daya dari beberapa individu kita membawa

lebih banyak masukan ke dalam proses keputusan. Selain lebih banyak masukan,

kelompok dapat membawa heterogenitas ke proses keputusan. Kelompok yang

berpartisipasi dalam membuat keputusan itu mungkin dengan antusiasnya

mendukung keputusan tersebut dan mendorong yang lain untuk menerimanya.

Efektivitas dan Efisiensi

Apakah kelompok lebih efektif daripada individu tergantung pada kriteria

yang Anda gunakan untuk mendefinisikan efektivitas. Menurut kriteria ketepatan

(akurasi), keputusan kelompok cenderung lebih cepat. Bukti menunjukkan bahwa

rata-rata kelompok mengambil keputusan dengan kualitas yang lebih baik daripada

individu. Tetapi, jika efektivitas keputusan didefinisikan menurut kecepatan, individu

lebih unggul.

Kita semua telah menyaksikan gejala-gejala fenomena pemikiran kelompok.

1. Para anggota kelompok merasionalisasi setiap penolakan asumsi yang telah

mereka ambil. Tidak peduli betapa kuatnya bukti itu berkontradiksi dengan

asumsi dasar mereka, para anggota berperilaku demikian sehingga memperkuat

asumsi itu secara terus-menerus.

2. Para anggota menerapkan tekanan langsung ke mereka yang mengungkapkan

keraguan mengenai setiap pandangan bersama kelompok atau mereka yang

mempertanyakan kesahihan (validitas) argument yang didukung oleh mayoritas.

3. Anggota yang meragukan atau mempunyai titik pandang yang berbeda berusaha

menghindari penyimpangan dari apa yang tampaknya merupakan konsensus

kelompok dengan tetap tidak menyuarakan keraguannya dan bahkan meyakinkan

diri mereka sendiri mengenai kurang pentingnya keraguan itu.

4. Terlihat ada ilusi (khayalan) atas aklamasi. Jika seseorang tidak bicara,

diasumsikan ia sepenuhnya setuju. Dengan kata lain, suara abstain atau blanko

dipandang sebagai suara “Setuju”.

TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK

Bentuk paling lazim dari pengambilan keputusan kelompok terjadi dalam

kelompok ini, para anggota bertatap muka dan mengandalkan interaksi verbal

maupun non verbal untuk berkomunikasi satu sama lain. Diperagakan oleh diskusi

kami mengenai pikiran kelompok, kelompok interaksi sering menyensor diri mereka

dan menekan masing-masing anggota ke arah kesesuaian pendapat. Sumbang saran

(brainstotming), teknik kelompok nominal, dan pertemuan elektronik telah diusulkan

sebagai cara-cara mengurangi masalah yang inherent dalam kelompok interaksional

tradisional.

Sumbang saran dimaksudkan untuk mengatasi tekanan-tekanan untuk

mencapai kesesuaian dalam kelompok interaksi itu yang bisa menghambat

pengembangan alternatif-alternatif kreatif, mungkin alternatif pada waktu yang

ditetapkan.

PERSEDIAAN TENAGA

KERJA DAN ANALISISNYA

PERSEDIAAN TENAGA

KERJA DAN ANALISISNYA

Memenuhi kebutuhan suatu perusahaan / organisasi didapatkan pada dua sumber yaitu, eksternal dan Internal.

Memenuhi kebutuhan suatu perusahaan / organisasi didapatkan pada dua sumber yaitu, eksternal dan Internal.

Penarikan tenaga kerja berkenaan dengan perencanaan sumber daya manusia dalam perusahaan dengan beberapa tingkat persediaan SDM.

Penarikan tenaga kerja berkenaan dengan perencanaan sumber daya manusia dalam perusahaan dengan beberapa tingkat persediaan SDM.

MENGAPA ORANG

BERGABUNG DALAM

KELOMPOK ?

KEAMANANAFILIASI

STATUS KEKUASAAN

HARGA DIRI PENCAPAIAN SASARAN

DASARPERSEDIAA

NSDM

PERHITUNGANBIAYA UNTUK

SDM

Kualifikasi Karyawan

Direktur Pemasaran Peneliti Pasar Penganalisa

Pesaing Salesman Bagian Ekspor

Dilakukan suatu analisa mengenai jumlah, kualitas, dan proyeksi pengadaan karyawan

Berapa banyak karyawan yang kita miliki sekarang- Berapa banyak gaji

yang kita perlu siapkan.

- Mengukur biaya-biaya

TUJUAN

Agar SDM dapat memahami tugas dan kewajiban dalam perusahaan

Data Karyawan

Mempunyai Kemampuan

Yang

Pengambilan keputusan kelompok

menghasilkan informasi dan

pengetahuan yang lengkap dengan

menyatukan berbagai sumber daya dari

beberapa individu

Kelemahan keputusan kelompok

meskipun banyak nilai tambah, banyak

menghasilkan waktu untuk memecahkan

masalah.

Memahami

Perilaku

Berkaitan

Dengan

KERJA

Mendefinisikan dan

Mengklasifikasikan Kelompok