Definisi Gatriti1.doc

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gastritis adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di klinik / ruangan penyakit dalam pada umumnya. Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun ini dan menyerang laki-laki lebih banyak dari pada wanita. Laki-laki lebih banyak mengalami gastritis karena kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok. Secara garis besar gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan pada manifestasi klinis, gambaran histologi yang khas, distribusi anatomi dan kemungkinan patogenesis gastritis. Berdasarkan pada manifestasi klinis, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik. B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi gastritis? 2. Apa etiologi gastritis? 3. Bagaimana patogenesis gastritis? 4. Bagaimana patofisiologi gastritis? 5. Bagaimana epidemiologi gastritis? 6. Bagaimana gejala klinis gastritis? 1

Transcript of Definisi Gatriti1.doc

Page 1: Definisi Gatriti1.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastritis adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa

lambung. Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-

sel radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit

yang banyak dijumpai di klinik / ruangan penyakit dalam pada umumnya.

Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun ini dan menyerang

laki-laki lebih banyak dari pada wanita. Laki-laki lebih banyak mengalami

gastritis karena kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok.

Secara garis besar gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam

berdasarkan pada manifestasi klinis, gambaran histologi yang khas, distribusi

anatomi dan kemungkinan patogenesis gastritis. Berdasarkan pada

manifestasi klinis, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi gastritis?

2. Apa etiologi gastritis?

3. Bagaimana patogenesis gastritis?

4. Bagaimana patofisiologi gastritis?

5. Bagaimana epidemiologi gastritis?

6. Bagaimana gejala klinis gastritis?

7. Bagaimana gambaran laboratorium penyakit gastritis?

8. Bagaimana diagnosa gastritis?

9. Apa implikasi terhadap gizi akibat gastritis?

10.Bagaimana terapi gastritis melalui medikamentosa dan gizi?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui definisi penyakit gastritis.

2. Mengetahui etiologi, pathogenesis, patofisiologi, dan epidemiologi penyakit

gastritis.

1

Page 2: Definisi Gatriti1.doc

3. Mengetahui gejala klinis, gambaran laboratorium dan diagnosa penyakit

gastritis.

4. Mengetahui gangguan metabolisme pada penyakit gastritis.

5. Mengetahui terapi gastritis melalui mediamentosa dan gizi.

D. Manfaat Penulisan

1. Memberikan informasi mengenai penyakit gastritis.

2. Memberikan referensi untuk mahasiswa terutama mahasiswa gizi tentang

penyakit gastritis.

2

Page 3: Definisi Gatriti1.doc

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Gatritis

Gastritis adalah istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi

mukosa (jaringan lunak) lambung. Keadaan ini sering ditandai dengan gejala

klinis yang sangat bervariasi yang sering kali tidak korelasi dengan beratnya

inflamasi pada mukosa lambung tersebut. Gastritis bukanlah suatu penyakit

tunggal, namun beberapa kondisi-kondisi yang berbeda yang semuanya

mempunyai peradangan lapisan lambung.

Terkadang pemakaian istilah gastritis sendiri sering dipakai untuk

semua kelainan non spesifik dengan keluhan sementara, seperti keluhan

samar-samar seperti rasa tak enak di epigastrium atau muntah-muntah.

Secara umum gastritis dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Gastritis akut

Gastritis akut meliputi spektrum dari inflamasi yang jelas, yang disebut

gastritis akut superfisialis, gastritis akut hemoragik dan gastritis erosif.

Karena lemahnya garis pembatas maka istilah gastritis akut erosif dipakai

untuk seluruh varian, walaupun pada beberapa kasus tidak dijumpai

adanya erosi.

2. Gastritis kronis

Gastritis kronis ditandai dengan perubahan mukosa karena peradangan

menahun, kelenjar yang atrofi dengan metaplasi. Walaupun seringkali

tanpa gejala, namun merupakan kelainan yang penting karena ada

hubungannya dengan anemia pernisiosa, ulkus peptikum dan karsinoma

lambung. Pada lambung gastritis kronis dapat dibagi lagi dalam sub

klasifikasi menjadi gastritis kronis superfisialis, gastritis antrofik dan antrofik

gaster menurut rentang derajat beratnya peradangan mukosa, dan

hubungan dengan perubahan kelenjarnya. Penelitian jangka panjang

menunjukan bahwa derajat beratnya kelainan hanya mewakili stadium

pada progresi dan regresi situasi yang mendasarinya. Jadi, setelah

3

Page 4: Definisi Gatriti1.doc

beberapa tahun gastritis superfisialis dapat berubah menjadi gastritis

atrofik demikian pula sebaliknya.

B. Etiologi Gastritis

Gastritis dapat terjadi karena :

Pemakaian yang sering dari obat-obatan anti inflamasi non steroid

(NSAID), seperti aspirin yang tanpa pelindung selaput enterik.

Peminum alkohol yang kronik

Perokok berat

Infeksi campylobacter

Obat kematerapeutik anti tumor

Stres berat misalnya, luka bakar yang luas

Trauma atau pembedahan SSP (susunan saraf pusat)

Radiasi pada lambung

Keracunan makanan karena staphylococcus enterotoksik

Dinding lambung terkikis sehingga mengakibatkan luka pada dinding

lambung karena, ada atau tidaknya makanan, mukosa lambung akan terus

bergerak seperti halnya mencerna makanan. Sehingga, ketika tidak ada

makanan dinding lambung akan terluka karena gerakan tersebut.

Dapat juga terjadi pada penderita anemia pernisiosa, ulkus peptikum,

karsinoma lambung, selain itu bisa terjadi pada lansia.

C. Patogenesis

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kerusakan mukosa

lambung, antara lain:

Kerusakan mucosal barrier sehingga difusi balik ion H meninggi.

Perfusi mukosa lambung yang terganggu.

Jumlah asam lambung

Faktor-faktor tersebut biasanya tidak berdiri sendiri. Misalnya stress

fisis akan menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul

daerah-daerah infark kecil. Disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu.

Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat

kerusakan mucosal barrier oleh cairan usus.

4

Page 5: Definisi Gatriti1.doc

Gejala gastritis pada penderita yang mengkonsumsi NSAID, alkohol

dan rokok dapat tetlihat lebih jelas. Penggunaan aspirin secara terus menerus

dapat menimbulkan perdarahan pada mukosa lambung sehingga

menyebabkan gastritis.

D. Patofisiologi

1. Gastritis Akut

Gastritis akut biasanya ditandai dengan membran mukosa lambung

teriritasi bakteri endoktosin, obat NSAID, alkohol , kafein, aspirin menjadi

edema dan mukosanya memerah dan hiperemik (kangesti dengan jaringan,

cairan dan darah) dan akan mengalami erosi superfisial. Bagian ini

mensekresi sejumlah getah lambung yang mengandung sangat sedikit

asam tetapi banyak muncul, sehingga terjadi sekresi superfisial dan dapat

menimbulkan haemoragi yang dimanifestasikan hematemesis.

2. Gastritis Kronik

Gastritis kronik terdapat dalam dua bentuk yakni atrofik dan

hipertrofik. Diketahui terdapat dua jenis gastritis atrofik, yaitu antrum dan

fundus. Gastritis antrum mengenai antrum pilori dan biasanya berkaitan

dengan aklorhidria. Gastritis fundus berkaitan dengan penurunan jumlah sel

parietal dalam korpus lambung dan anemia pernisiosa. Secara histologis,

kedua bentuk gastritis ini memperlihatkan gambaran serupa. Mukosa

mengandung lebih sedikit kelenjar sehingga lebih tipis daripada normal.

Mukosa juga memperlihatkan metaplasia interstisium, dimana epitel

lambung diganti kelenjar usus. Kelenjar-kelenjar ini mirip dengan kelenjar

pada usus halus dan mengandung sel goblet dan sel paneth. Mukosa juga

memperlihatkan tanda-tanda peradangan kronik dan mengandung infiltrat

limfiod dan sel plasma

E. Epidemiologi

Penderita gastritis kebanyakan adalah orang-orang dengan tingkat

stress tinggi yang hidup di kota dengan tuntutan kerja yang tinggi menguras

5

Page 6: Definisi Gatriti1.doc

waktu tenaga sehingga orang tersebut memiliki pola hidup yang tidak sehat,

misalnya merokok, mengkonsumsi alkohol, makan tidak teratur, asupan

makanan tidak sesuai kebutuhan, dan lain-lain.

Pada kasus gastritis akut, faktor penyimpangan makan merupakan titik

awal yang mempengaruhi terjadinya perubahan dinding/lambung.

Peningkatan produk cairan lambung dapat dirangsang oleh konsumsi

makanan atau minuman, cuka, cabai, kopi, alkohol serta makanan lain yang

bersifat merangsang juga dapat mendorong timbulnya kondisi tersebut. Pada

akhirnya kekuatan dinding lambung menjadi semakin parah. Tak jarang

kondisi seperti itu akan menimbulkan luka pada dinding lambung. Faktor obat-

obatan zat kimia Beberapa macam obat yang bersifat asam atau basa keras

dapat menyebabkan gastritis. Obat-obatan yang mengandung salisilat

misalnya aspirin (sering digunakan sebagai obat pereda sakit kepala) dalam

tingkat yang berlebihan dapat menimbulkan gastritis.

Faktor psikologi Stress baik primer maupun sekunder dapat

merangsang peningkatan produksi asam-asam gerakan paristaltik lambung.

Stress juga akan mendorong gerakan antara makanan dan dinding lambung

menjadi tambah kuat. Hal ini dapat menyebabkan luka pada lambung. Stress

berat (sekunder) akibat kebakaran, kecelakaan maupun pembedahan sering

pula menyebabkan tukak lambung akut. Infeksi bakteri Gastritis akibat infeksi

bakteri dari luar tubuh jarang terjadi sebab bakteri tersebut akan terbunuh oleh

asam lambung. Kuman penyakit atau infeksi bakteri penyebab gastritis,

umumnya berasal dari dalam tubuh penderita bersangkutan. Keadaan ini

sebagai wujud komplikasi penyakit yang telah ada sebelumnya.

6

Page 7: Definisi Gatriti1.doc

F. Gejala Klinis

Gejala-gejala yang paling umum adalah gangguan atau sakit perut.

Gejala-gejala lain adalah:

bersendawa,

perut kembung,

mual dan muntah

Suatu perasaan penuh atau terbakar di perut bagian atas.

Nyeri ulu hati

Anoreksia

Nausea

Nyeri seperti ulkus peptik

Keluhan-keluhan anemia

Darah dalam muntahan atau tinja-tinja yang hitam mungkin adalah suatu

tanda perdarahan didalam lambung, yang mungkin mengindikasikan suatu

persoalan yang serius yang memerlukan perhatian medis yang segera.

7

Page 8: Definisi Gatriti1.doc

G. Gambaran Laboratorium

Keterangan gambar :

A : mukosa lambung normal

B : bastritis erosive

C : gastritis atrofik

D : gastritis hipertrofik

E : tukak peptik

Gambar 1 : gastritis erosif. Mukosa superficial hilang disertai kongestidan

perdarahan.

Gambar 2 : gastritis yang disebabkan oleh helicobacter pylori. Basil melekat

ke permukaan apeks sel-sel lambung.

Gambar 3 : gastritis atrofik antrum. Mukosa mengandung lebih sedikit kelenjar

dari pada normal dan stroma disebuk oleh sel-sel radang

kronik.

8

Page 9: Definisi Gatriti1.doc

Gambar 4 : gastritis atrofik antrum. Kelenjar memperlihatkan metaplasia yang

ditandai oleh sel goblet (G) dan sel paneth (P).

9

Gambar 4Gambar 3

Gambar 2Gambar 1

Page 10: Definisi Gatriti1.doc

H. Diagnosa

Gastritis didiagnosis melalui satu atau lebih tes-tes medis:

Endoskopi saluran pencernaan bagian atas. Dokter mendorong dengan

pelan-pelan suatu endoskop, suatu tabung kecil yang berisi sebuah

kamera kecil, melalui mulut anda (atau adakalanya melalui hidung) dan

turun kedalam lambung anda untuk melihat pada lapisan perut/lambung.

Dokter akan memeriksa peradangan dan mungkin mengeluarkan suatu

contoh kecil jaringan untuk pemeriksaan. Prosedur untuk mengangkat

suatu contoh jaringan disebut sebuah biopsi.

Tes Darah. Dokter mungkin memeriksa jumlah sel darah merah anda

untuk melihat apakah anda mempunyai anemia, yang berarti bahwa anda

tidak mempunyai cukup sel-sel darah merah. Anemia dapat disebabkan

oleh perdarahan dari lambung.

Tes Tinja/Feces. Tes ini memeriksa kehadiran darah dalam feces anda,

suatu tanda perdarahan. Tes feces mungkin juga digunakan untuk

mendeteksi kehadiran H. pylori dalam saluran pencernaan.

I. Implikasi terhadap gizi (gangguan metabolism gizi)

Atrofi lambung dapat menyebabkan gangguan penyerapan terutama

terhadap vitamin B12. Gangguan penyerapan terhadap vitamin B12 selanjutnya

dapat menyebabkan anemia yang secara klinik hampir sama dengan anemia

pernisiosa. Keduanya dapat dipisahkan dengan memeriksa antibodi terhadap

faktor intrinsik. Penderita anemia pernisiosa biasanya mempunyai antibodi

terhadapa faktor intrinsik dalam serum atau cairan gasternya. Selain vitamin

B12 penyerapan besi juga dapat terganggu.

10

Page 11: Definisi Gatriti1.doc

J. Terapi

1. Medikamentosa

Pemberian obat-obat H2 blocking, antasid atau obat-obat ulkus

lambung dapat menjadikan pH lambung 4 atau lebih. Untuk pengguna

aspirin atau antiinflamasi nonsteroid, pencegahan yang terbaik ialah

dengan misoprostol, suatu derivate prostaglandin mukosa.

Prostaglandin membantu mengurangi sekresi asam lambung,

menambah sekresi mukus, bikarbonat dan menambah aliran darah

mukosa serta pertahanan dan perbaikan mukosa.

2. Gizi

Diet yang diberikan pada penderita gastritis adalah diet penyakit

lambung. Prinsip diet pada penyakit lambung bersifat ad libitum, yang

artinya adalah bahwa diet lambung dilakukan berdasarkan kehendak

pasien. Umumnya diet lambung bersifat menghindari makanan yang

merangsang dan menimbulkan gas, makanan yang sulit dicerna dan

makanan yang terlalu panas atau dingin.

Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makanan

dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah

dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.

Syarat-syarat diet untuk penyakit lambung :

Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan.

Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk

menerimanya.

Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang

ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.

Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara

bertahap.

11

Page 12: Definisi Gatriti1.doc

Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik

secara termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya

terima perorangan)

Laktosa rendah, bila ada gejala intoleransi laktosa, umunya tidak

dianjurkan minum susu terlalu banyak karena dapat merangsang

pengeluaran asam lambung secara berlebihan.

Makan secara perlahan dilingkungan yang tenang.

Pada fase akut dapat diberikan makanan pareteral saja selama 24-48

jam untuk member istirahat pada lambung.

Berikan minuman yang mengandung elektrolit dan hidratarang

sederhana untuk mengatasi dehidrasi serta gangguan keseimbangan

elektrolit.

Hindari makanan yang bersifat merangsang dan menimbulkan gas.

Pemberian suplemen vitamin C bersama protein diperlukan untuk

mempercepat kesembuhan jaringan lambung yang luka. Karena terapi

antasid beresiko mengurangi penyerapan zat besi, maka pemberian

suplemen besi yang tidak mengiritasi lambung dapat dilakukan untuk

mencegah anemia. Bahkan pada gastritis kronis yang mengganggu

produksi faktor intrinsik diperlukan suplemen B12 untuk mencegah

anemia pernisiosa.

Selain hal-hal di atas, untuk mengurangi asam lambung dapat

digunakan madu karena kandungan mineral yang cukup tinggi pada madu

dapat mengurangi derajat keasaman dan membantu mencegah

pendarahan lambung. Semakin gelap warna madu, kandungan mineralnya

semakin tinggi.

Macam diet dan indikasi pemberian

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pendarahan pada saluran

cerna bagian atas, dapat digunakan diet pemeriksaan benzidin. Bahan

makanan yang dapat menimbulkan reaksi dengan larutan benzidin tidak

diperbolehkan (bahan makanan yang mengandung hemoglobin dan

klorofil). Diet benzidin biasanya hanya diberikan selama 2-3 hari

12

Page 13: Definisi Gatriti1.doc

saja.menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam keadaan saring

atau lunak.

Untuk pasien gastritis akut diberikan diet lambung 1. Makanan

diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan dari Diet

Pasca-Hematemesis-Melena, atau setelah fase akut teratasi. Makanan

diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena membosankan serta

kurang energi, zat besi, thiamin dan vitamin C.

Sedangkan untuk pasien gastritis kronis diberikan diet lambung II

sebagai perpindahan dari diet lambung I. Makanan berbentuk lunak, porsi

kecil serta diberikan berupa 3kali makanan lengkap dan 2-3kali makanan

selingan. Makanan ini cukup energi, protein, vitamin C tetapi kurang

thiamin.

Diet Lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II

pada pasien gastritis kronik yang hampir sembuh. Makanan berbentuk

lunak atau biasa bergantung pada toleransi pasien. Makanan ini cukup

energi dan zat gizi lainya.

Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

Bahan

makanan

Dianjurkan Tidak dianjurkan

Sumber

karbohidrat

Beras dibubur atau ditim;

kentang dipure; macaroni

direbus; roti dipanggang;

biscuit, krekers; mi, bihun,

tepung-tepungan dibuat

bubur atau pudding.

Beras ketan, beras

tumbuk, roti whole wheat,

jagung; ubi, singkong,

tales; cake, dodol dan

berbagai kue yang terlalu

manis dan berlemak

tinggi.

Sumber

protein

hewani

Daging sapi empuk, hati,

ikan, ayam giling atau

cincang dan direbus,

disemur, ditim, dipaggang;

telur ayam direbus,

didadar, ditim, duceplok

air dan dicampur dalam

Daging, ikan, ayam yang

diawet, digoreng; daging

babi; telur diceplok atau

digoreng.

13

Page 14: Definisi Gatriti1.doc

makanan; susu

Sumber

protein

nabati

Tahu, tempe, direbus,

ditim, ditumis; kacang

hijau direbus, dan

dihaluskan.

Tahu, tempe digoreng;

kacang tanah, kacang

merah, kacang tolo.

Sayuran Sayuran yang tidak

banyak erat dan tidak

menimbulkan gassetelah

dimasak; bayam, bit, labu

siam, labu kuning, wortel,

tomat direbus dan ditumis.

Sayuran mentah, sayuran

berserat tinggi dan

menimbulkan gas seperti

daun singkong, kol,

kacang panjang, lobak,

sawi, dan asparagus.

Buah-

buahan

Papaya, pisang, jeruk

manis, sari buah; pear dan

peach dalam kaleng

Buah yang tinggi serat dan

atau menimbulkan gas

seperti jambu biji, nanas,

apel, kedondong, durian,

nangka; buah yang

dikeringkan

Lemak Margarine dan mentega;

minyak untuk menumis

dan santan encer

Lemak hewan dan santan

kental.

Minuman Sirup, teh. Minuman yang

mengandung soda dan

alcohol, kopi, es krim.

Bumbu Gula, garam, kunci, jahe,

kencur, kunyit, sereh,

salam, laos, terasi.

Cabai, bawang, merica,

cuka, dan sebagainya

yang tajam.

Contoh menu sehari diet lambung I dan II

Pagi

Bubur nasi/tim nasi

Telur ceplok air

Setup wortel

Teh

Pukul 10.00

Pudding maizena + saus sirup

14

Page 15: Definisi Gatriti1.doc

Siang

Bubur nasi/tim nasi

Semur daging giling

Setup bayam

Jus papaya

Pukul16.00

Roti bakar

Orak arik telur

Malam

Bubur nasi/tim nasi

Sup ayam giling

Tumis labu siam+tomat

Pisang

Pukul 20.00

Susu

Contoh menu sehari diet lambung III

Pagi

Nasi tim/nasi

Telur dadar

Setup wortel

Pukul 10.00

Pudding maizena/agar-agar+saus

susu

Susu

Siang

Nasi tim/nasi

Semur ayam

Tahu bumbu tomat

Sayur bening bayam

Pepaya

Pukul16.00

Bubur kacang hijau

Malam

Nasi tim/nasi

Ikan bumbu tomat

Tim tempe

Sayur lodeh

Pisang

15

Page 16: Definisi Gatriti1.doc

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gastritis adalah istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi

mukosa (jaringan lunak) lambung yang disebabkan oleh pemakaian obat

NSAID, alcohol, infeksi bakteri, merokok, stress dan gaya hidup yang tidak

sehat. Gastritis dibagi menjadi dua, yaitu gastritis akut dan gastritis kronis.

Penderita gastritis kebanyakan adalah orang-orang dengan tingkat

stress tinggi yang hidup di kota dengan tuntutan kerja yang tinggi menguras

waktu tenaga sehingga orang tersebut memiliki pola hidup yang tidak sehat.

Gejala-gejala yang paling umum adalah gangguan atau sakit perut,

seperti : bersendawa, perut kembung, mual dan muntah, perasaan penuh

atau terbakar di perut bagian atas, nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, nyeri

seperti ulkus peptik, keluhan-keluhan anemia, darah dalam muntahan atau

tinja-tinja yang hitam.

Gastritis dapat didiagnosa dengan tes endoskopi saluran cerna atas,

tes darah atau tes tinja. Atrofi pada lambung dapat menyebabkan

terganggunya penyerapan vitamin B12.

Pengobatan gastritis melalui medikamentosa dapat dilakukan dengan

pemberian obat-obat H2 blocking, antasid atau obat-obat ulkus lambung. Diet

yang diberikan pada penderita gastritis adalah diet penyakit lambung.

Umumnya diet lambung bersifat menghindari makanan yang merangsang dan

menimbulkan gas, makanan yang sulit dicerna dan makanan yang terlalu

panas atau dingin. Diet yang diberikan untuk pasien gastritis akut adalah diet

lambung I dan II, sedangkan untuk pasien gastritis kronis dapat diberikan diet

lambung III.

B. Saran

Menerapkan pola hidup sehat, seperti menghindari minum alkohol,

16

Page 17: Definisi Gatriti1.doc

merokok, penggunaan obat NSAID dan stres dapat mencegah terjadinya

penyakit gastritis. Selain itu makan makanan yang bergizi dan teratur juga

dapat menghindari gastritis.

Pasien dan keluarga dengan penyakit gastritis membutuhkan

pengawasan diet makanan setelah pulang dari rumah sakit dan sangat mudah

terkena bila tidak mematuhi tentang penatalaksanaan diet dirumah. Makan

makanan yang teratur dan menghindari makan yang dapat mengiritasi

lambung.

17

Page 18: Definisi Gatriti1.doc

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol. 2.

Jakarta EGC.

Damjanov, Ivan. 2000. Histopatologi. Jakarta : Widya Medika.

Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit edisi 2. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hirlan, Theo Soeharjono. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai

Penerbit FKUI.

Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien

Indonesia. 2008. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama.

Robbins dan Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi II. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Tierney, L., dkk. 2002. Diagnosis dan Terapi Kedokteran Ilmu Penyakit Dalam.

Jakarta: Salemba Medika.

Tim Penerjemah EGC. 1994. Kamus Kedokteran Dorland edisi 26. Jakarta :

Penerbit buku kedokteran EGC.

Wirakusumah, Emma Pandi. 2010. Sehat Cara Al-Qur’an dan Hadis. Jakarta:

Mizan Publika.

www.spesialis.info.com/gastritis

www.bidankusahabatku.com/gastritis_penyakit_maag

www.kondas-gastritis.com

18

Page 19: Definisi Gatriti1.doc

KETERANGAN ISTILAH MEDIS YANG DIGUNAKAN

Anoreksia : tidak ada atau kehilangan selera untuk makan.

Apeks : istilah umum yang digunakan dalam nomenklatur anatomical untuk

menyebutkan puncak tubuh, organ atau bagian, atau ujung lancip

suatu struktur konus.

Biopsy : pengambilan dan pemeriksaan, biasanya mikroskopik, dari jaringan

tubuh yang hidup yang dilkukan untuk menegakkan diagnosis pasti.

Difusi : proses menjadi difus atau tersebar luas. Gerakan molekul spontan

atau partikel dalam larutan, disebabkan gerakan acak suhu,

sehingga kadarnya sama diseluruh larutan, proses ini tidak perlu

tambahan energi.

Endoskop : alat untuk memeriksa bagian dalam organ berongga.

Erosif : ditandai dengan atau menybabkan erosi.

Hemoragik : berkaitan dengan atau ditandai dengan perdarahan; menerangkan

jaringan dimana telah terjadi perdarahan.

Infark : area nekrosis koagulasi pada jaringan akibat iskemia local,

disebabkan oleh obstruksi sirkulasi ke daerah itu, paling sering

karena thrombus atau embolus.

Infeksi : invasi dan pembiakkan mikroorganisme dijaringan tubuh, secara

klinis mungkin tidak tampak atau timbul cedera selular local akibat

kompetisi metabolism, toxin, replikasi interasel atau repon antigen-

antibodi.

Infiltrasi : difusi atau penimbunan di dalam sel atau jaringan bahan yang

normalnya tak terdapat di situ atau dalam jumlah yang tidak normal.

Inflamasi : respons protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau

kerusakaan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi

atau mengurung baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera

itu.

19

Page 20: Definisi Gatriti1.doc

Lumen : rongga atau saluran didalam tabung atau organ pipa.

Metaplasi : perubahaan dari jenis sel dewasa dalam jaringan menjadi bentuk

yang tidak normal untuk jaringan tersebut.

Mukosa : membrane mukosa atau tonika mukosa.

Nausea : suatau sensasi tidak menyenangkan, secara samar dialihkan pada

epigastrium dan abdomen, dan seringkali memuncak dengan

muntah-muntah.

Radiasi : penyimpangan dari pusat tertentu; struktur yang terbentuk dari

unsure-unsur yang divergen.

Serum : bagian jernih dari cairan berbagai hewan, yang dipisahkan dari

unsur-unsur yang lebih padat, putusnya cairan bening yang terpisah

dari bekuan dan sel-sel darah pada proses pembekuan darah.

Spectrum : pita pemetaan panjang gelombang getaran-getaran

elektromagnetis yang diperoleh dengan refraksi dan difraksi.

Superfisiallis : sebutan yang dipakai untuk menunjukan struktur yang terletak

lebih dekat degan permukaan tubuh daripada yang lainnya.

Trauma : luka atau cedera baik fisik atau psikis.

20