Definisi Dan Isi KODE ETIK Kebidanan

20
definisi dan isi KODE ETIK Kebidanan Kode Etik Kebidan an Bidan merupakan suatu profesi kesehatan yang bekerja untuk pelayanan masyarakat dan berfokus pada Kesehatan Reproduksi Perempuan, Keluarga Berencana, kesehatan bayi dan anak balita, serta Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Profesi bidan mempunyai standar tersendiri seperti profesi-profesi lainnya. Standar Profesi ini terdiri dari Standar Kompetensi Bidan Indonesia, Standar Pendidikan, Standar Pelayanan Kebidan an, dan Kode Etik Profesi. Standar profesi ini, wajib dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap bidan dalam mengamalkan amanat profesi kebidan an. Berikut akan dijelaskan mengenai hal tersebut. a. Definisi bidan IBI Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui oleh pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku, di catat ( register ), di beri ijin secara sah untuk menjalankan praktek. b. Definisi Kode etik Merupakn ciri profesi yang bersumer dari nilai – nilai internal dan external suatu disiplin ilmu dan merupakan komperehensif suatu profesi yang memberikan tuntutan agi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.

Transcript of Definisi Dan Isi KODE ETIK Kebidanan

Page 1: Definisi Dan Isi KODE ETIK Kebidanan

definisi dan isi KODE ETIK Kebidanan

Kode Etik Kebidanan

Bidan merupakan suatu profesi kesehatan yang bekerja untuk pelayanan masyarakat dan berfokus pada Kesehatan Reproduksi Perempuan, Keluarga Berencana, kesehatan bayi dan anak balita, serta Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Profesi bidan mempunyai standar tersendiri seperti profesi-profesi lainnya. Standar Profesi ini terdiri dari Standar Kompetensi Bidan Indonesia, Standar Pendidikan, Standar Pelayanan Kebidanan, dan Kode Etik Profesi.

Standar profesi ini, wajib dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap bidan dalam mengamalkan amanat profesi kebidanan. Berikut akan dijelaskan mengenai hal tersebut.

a.      Definisi bidan

IBIBidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui oleh pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku, di catat ( register ), di beri ijin secara sah untuk menjalankan praktek.

b.      Definisi Kode etikMerupakn ciri profesi yang bersumer dari nilai – nilai internal dan external suatu disiplin ilmu dan merupakan komperehensif suatu profesi yang memberikan tuntutan agi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.

c.       Kode Etik Bidan1986 Disusun pertama kali1988 Disusun dalam KONAS IBI X Surabaya1991 Disempurnakan dan disahkan dalam KONAS IBI XII di Denpasar BaliIsi Kode Etik Bidan

d.      Kode Etik Bidan Indonesia

1.      Deskripsi Kode Etik Bidan Indonesia

Page 2: Definisi Dan Isi KODE ETIK Kebidanan

      Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.

2.      Kode Etik Bidan Indonesia

Kewajiban Bidan  Terhadap Klien Dan Masyarakat

1)   Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.

2)   Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.

3)  Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.

4)  Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut oleh klien.

5)   Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluaraga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

6)   Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajart kesehatannya secara optimal.

Kewajiban Bidan Terhadap Tugasnya

1)  Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat

2)  Setiap bidan berkewajiaban memberikan pertolongan sesuai dengan kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk mengadakan konsultasi dan/atau rujukan

3)  Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien

Kewajiban Bidan Terhadap Sejawat Dan Tenaga Kesehatan Lainnya

1)  Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.

2)  Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

Kewajiban Bidan Terhadap Profesinya

1)   Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat

2) Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Page 3: Definisi Dan Isi KODE ETIK Kebidanan

3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.

Kewajiban Bidan Terhadap Diri Sendiri

1) Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik

2) Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

3)   Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.

Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air

1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayananan Kesehatan Reproduksi, Keluarga Berencana dan Kesehatan Keluarga.

2)   Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga

Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/definisi-dan-isi-kode-etik-kebidanan.html#ixzz2OztTXhxM

Analisa persamaan kode etik Internasional dan kode etik nasional

waktu kuliah etika prasyarat sebelum uas kita harus bikin makalah tentang nganalisa hasil perbedaan kode etik bidan, dosen yang killer memotivasi gw dua malem suntuk buat bikin makalah ini, dan akhirnya dengan bangganya gw persembahin tulisan gw,, :Dselamat membaca semoga bermanfaat.

    Analisa persamaan kode etik Internasional dan kode etik nasional1. hubungan dengan perempuan sebagai klien

·         Bagian 1 poin a. “Bidan menghormati hak pilih perempuan berdasarkan informasi

dan meningkatkan penerimaan tanggung jawab perempuan atas hasil dari

pilihannya.”

Ada persamaan  pada kode etik nasional bagian 1 poin d “setiap bidan dalam

menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien

dan menghormati nilai-nilai yang yang berlaku di masyarakat”.

Pada dasarnya hak asasi perempuan adalah hak asasi manusia. Esensi dari hak

asasi manusia adalah menghormati orang lain siapapun dia tanpa membedakan

ras kulit, kelas, suku, agama dam jenis kelamin. Hak asasi manusia juga di

pahami sebagai menghargai dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan di

Page 4: Definisi Dan Isi KODE ETIK Kebidanan

manapun ia berada, dan siapapun dia. Hak asasi manusia karenanya tidak

bertentangna dengan moral agama.

·         Bagian 1 poin d Kode etik internasional:

“bidan bidan dalam profesinya mendukung dan saling membantu dengan yang

lain, secara aktif menjaga diri dan martabat mereka sendiri”

Berhubungan dengan kode etik nasional bagian 3 poin b

”setiap bidan dalam melaksanankan tugasnya harus saling menghormati baik

terhadap sejawatnya maupun dengan tenaga kesehatan lainnya.”

Manusia merupakan makhluk social yang tidak bisa hidup sendiri dan

membutuhkan oranglain, bidan disini berusaha sebagai makhluk social yang baik

menjaga kesejawatan dengan saling membantu dan saling mnghormati satu sama

lain sehingga terciptanya dukungna profesi sejawat.

Berkaitan dengan aktif menjaga diri dan martabat mereka sendiri, bagian 1 poin b

“setiap bidan dalam menjalani profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat

kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan”. kita juga harus memelihara

citra bidan, dengan menjaga diri, menjaga tingkah laku kita agar kepercayaan

masyarakat terhadap bidan tidak luntur. Jelas sepakat para bidan luar negri dan

bidan di Indonesia perlunya menjadikan citra baik dan menjaga etika di

masyarakat agar kelak masyarakat semakin percaya terhadap bidan dan mau

melaksanakan program pemerintaha yang di usung oleh bidan.

·         Bagian 1 Point e Kode etik internasional :

“bidan bekerjasama dengan profesi kesehatan lain, berkonsultasi dan melakukan

rujukan bila perempuan memerlukan asuhan diluar kompetensi bidan” .

Berkaitan dengan konsultasi ini sama dengan pernyataan kode etik nasional

bagian 2 poin b “setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai

kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk

mengadakan konsultasi dan atau rujukan”

dalam tugas bidan salah satunya terdapat tugas kolaborasi dimana setiap bidan di

perkenannkan untuk melakukan kolaborasi mendukung terciptanya asuhan yang

baik dan tepat. dalam praktiknya , kolaborasi dilakukan dengan mendiskusikan

diagnosis pasien serta bekerjasama dalam dalam penatalaksanaan dan

pemberian asuhan. Masing-masing tenaga kesehatan dapat saling berkonsultasi

Page 5: Definisi Dan Isi KODE ETIK Kebidanan

dengan tatap muka langsung atau melalui pernyataan melalui tulisan dan tidak

perlu hadir ketika tindakan dilakukan.

Di Indonesia pola kolaborasi menggunakan komunikasi dua arah dan

menempatkan dokter sebagai posisi utama.(konkeb : hal 130)

Dan kaitannya dengan kerjasama bagian 3 poin a “setiap bidan harus menjalin

hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang

serasi”

 Itulah mengapa pentingnya menjaga hubungan dengan sejawat agar dalam

proses kolaborasi berjalan lancer.

Hal ini juga termasuk komponen paradigma kebidanan yang mencakup perilaku

professional bidan : yaitu menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama

memberi asuhan kebidanan. Yang juga bagian dari pelayanan kebidan, layanan

rujukan yang dilakukan dengan menyerahkan tanggung jawab kepada ahli/tenaga

kesehatan professional lainnnya untuk mengatasi masalah kesehatan klien diluar

kewenangan bidan dalam rangka menjamin kesejahteraan ibu dan anaknya.

(konkeb hal : 30) dank arena hal ini juga termasuk hak dan kewajiban bidan yang

sudah di atur oleh IBI  “ bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada

dokter yang mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan

pasien. “bidan wajib bekerjasama dengan profesi lain dan pihak yang terkait

secara timbal balik dalam memberikan asuhan kebidanan (50th IBI : hal 84)

Mengenai rujukan berkaitan juga dengan kode etik internasional Bagian 1 poin f

“bidan mengenali adanya saling ketergantungan dalam memeberikan pelayanan”

hal ini memang tidak tercantum dalam kode etik nasional, tetapi masuk pada

peran dan fungsi bidan yaitu peran sebagai pelaksanan, bidan memiliki tiga

kategori tugas yaitu tugas mandiri, kolaborasi, dan tugas ketergantungan dimana

tugas ketergantungan disini adalah perihal rujukan , bahwa bidan memiliki

ketergantungan terhadap institusi atau pun tenaga kesehatan lain untuk

memecahkan kasus kegawat daruratan diluar kemampuan dan kewenangan

bidan, atau sekedar konsultasi atau kolaborasi untuk memecahkan masalah atau

konflik yang ada. Juga tercantum dalam hak dan kewajiban bidan  bahwa bidan

wajib bekerjasama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secara timbal balik

dalam memberikan asuhan kebidanan.

sesuai dengan permenkes 1464/MENKES/PER/X/2010 pasal 18 ayat 1 bagian c

Page 6: Definisi Dan Isi KODE ETIK Kebidanan

“merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani dengan

tepat waktu”

·         Bagian 1 poin g “Bidan berkewajiban atas diri mereka sebagai manusia

bermoral , termasuk tugas untuk menghormati diri sendiri.”

Berkaitan dengan kode etik nasional

bagian 1 poin b “setiap bidan yang menjalankan profesi nya menjunjung tunggi

harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.”

Juga sama halnya dengan bagian 4 poin a “setiap bidan harus menjaga nama

baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan menampilkan kepribadian

yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat”

Bidan sepakat bahwa profesi mereka adalah profesi yang selalu berinteraksi

dengan masyarakat dan hidup di tengah masyarakat memimpin masyarakat

menuju pencapaian kesehatan ibu dan anak yang terintegrasi sehingga dalam

kesehariaanya bidan menjadi sorotan masyarakat dan citra seorang bidan adalah

hal yang penting agar masyarakat terutama ibu bersedia menerima asuhan-

asuhan yang akan di berikan bidan guna tercapaianya visi bidan. Bidan juga

harus menjaga perilaku dan etikanya dimasyarakat sebagai bentuk terealisasinya

kode etik bidan.

Kode etik internasional bagian 2 (Praktek kebidanan)

·         Bagian 2 poin e “bidan secara aktif mengembangkan intelektual dan profesi

sepanjang karir kebidanan, memadukan pengembangan ini kedalam praktek

mereka.”

Sama halnya dengan kode etik nasional bagian 4 poin b  “setiap bidan harus

senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya

sesuai dengan perkembangna ilmu pengetahuan dan teknologi.”

Seiring berkembang pesatnya teknologi dan ilmu baru dalam bidang kesehatan

dan semakin terintegrasinya pelayanan di bidang kesehatan yang merupakan

aspek penting dalam suatu Negara para bidan luar dan dalam negri sadar bahwa

bidan harus senantiasa mengembangkan pengetahuannya agar menciptakan

pelayanan yang bermutu dan aman yang nanti akan di praktikan oleh masyarakat.

Tercermin dalam persyaratan registrasi SIKB bahwa setiap Setahun sekali bidan

harus mengumpulkan SKP dan melakukan pelatihan-pelatihan dengan target skp

tertentu agar ilmu kebidan atau asuhan yang dimiliki adalah asuhan terbaru.

Page 7: Definisi Dan Isi KODE ETIK Kebidanan

Karena bidan merupakan jabatan professional  maka pekerja professional harus

dituntut kecakapan  atau keahliannya  bukan hanya sekedar hasil dari

pembiasaan rutin tetapi perlu didasari oleh wawasan keilmuan yang mantap.

Jabatan professional menuntut pendidikan, wawasan social yang luas, sepajang

karier mereka.

Sesuai dengna UU kesehatan no 36 th 2009 tentang tenaga kesehatan.

Pasal 27 ayat 2 .

“tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban

mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

Kode etik internasional bagian 3 (kewajiban profesi bidan)

·         Bagian 3 point a

“Bidan menjamin kerahasiaan informasi klien dan bertindak bijaksana dalam

menyebarkan informasi tersebut.”

Sama halnya dengan kode etik nasional bagian 2 poin c

“setiap bidan harus menjaga kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau

dipercayakan kepadanya, kecuali bila dimininta oleh pengadilan atau diperlukan

sehubungan kepentingan klien”

Hal ini sudah jelas terdapat persamaan bahwa setiap bidan baik di Indonesia atau

di internasional sepakat bahwa rahasia klien merupakan hal yang sensitive dsn

harus dijaga kerahasiannya agar tidak terjadi ketidaknyamanan dan

ketidakpercayaan klien terhadap bidan, dan juga ada kebijaksanaan dan batasan

dalam penyebaran informasi tersebut dimana saat ada kasus pengadilan yang

membutuhkan penjelasan atas kerahasiaan tersebut bidan juga harus

memberikan keterangan agar kasus menjadi jelas hal ini sesuai dengan

permenkes 1464/MENKES/PER/X/2010 Pasal 18 ayat 1.e

“Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.”

Ini merupakan bagian dari Hak-hak pasien yang harus di penuhi bidan bahwa

pasien berhak meminta atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita,

termasuk data-data medisnya.

·         Bagian 3 point.5“Bidan berpartisipasi dalam pengembangan dan pelaksanaan kebijakan

kesehatan yang mempromosikan kesehatan perempuan dan keluarga yang

mengasuh anak.”

Page 8: Definisi Dan Isi KODE ETIK Kebidanan

Sama halnya dengan Kode erik nasional bagian 6 poin b

“ setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi menyumbangkan pemikirannya

kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan

terutama pelayanan KIA-KB”

Dalam hal ini kode etik bidan internasional sama-sama berpartisipasi dalam

menentukan kebijakan - kebijakan kesehatan yang di atur oleh pemerintah, usaha

mempromosikan kesehatan kepada masyarakat. Upaya promotif dilakukan untuk

meningkatkan kesehatan individu,keluarga, kelompok dan masyarakat. Sehingga

upaya promotif merupakan upaya yang berorientasi “Health Program for human

development”. Untuk meningkatkan mutu pelayanan serta pemerataan pelayanan

kesehatan yang ada di masyarakat perlu dilakukan berbagai upaya, salah satunya

adalah dengan meletakkan dasar pelayanan kesehatan pada sektor pelayanan

dasar. Semua bentuk pelayanan kesehatan perlu didorong dan digerakkan untuk

menciptakan pelayanan yang prima. Untuk perlu dilakukan peningkatan

manajemen pelayanan kesehatan melalui pendayagunaan tenaga kesehatan

profesional yang mampu secara langsung mengatasi masalah yang khususnya

berkaitan dengan peningkatan pelayanan kebidanan.Upaya promotif dilakukan

bidan untuk meningkatkan kesehatan individu,keluarga, kelompok dan

masyarakat. Juga sebagai sarana bidan memberikan pendidikan kepada

masyarakat melalui promosi kesehatan, ini semua juga dilakukan oleh bidan

nasional dan bidan internasional.

Kode etik internasional bagian 4 (peningkatan pengetahuan dan praktek

kebidanan)

Bagian 4 point b

Page 9: Definisi Dan Isi KODE ETIK Kebidanan

“ bidan mengembangkan dan berbagai pengetahuan melalui beberapa proses ,

seperti peer review dan penelitian”

Terdapan persamaan dengan kode etik nasional bagian 4 poin c “ setiap bidan

senantiasa berperan serta, dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya

yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.”

Penelitian dan kegiatan sejenisnya termasuk peer review juga dilakukan oleh

bidan Indonesia untuk mengembangkan pengetahuannya sehingga dapat

meningkatkan mutu dan citra profesinya. Karena pada dasarnya penelitian

memajukan ilmu pengetahuan dalam kaitan untuk meningkatkan pelayanan dan

untuk kemajuan dalam bidan peneliti itu sendiri.

3.2       Analisa perbedaan kode etik Internasional dan kode etik nasional

Kode etik internasional bagian 1 (hubungan dengan perempuan sebagai klien)

·         Poin 1. a. “Bidan menghormati hak pilih perempuan berdasarkan informasi dan

meningkatkan penerimaan tanggung jawab perempuan atas hasil dari pilihannya.”

Ada perbedaan pada kode etik nasional bagian 1 poin d “setiap bidan dalam

menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien

dan menghormati nilai-nilai yang yang berlaku di masyarakat”.

Disini kode etik bidan internasional menekankan pada perempuan sebagai

pemegang peran penting dalam focus pelayanan kebidanan sedangkan Indonesia

lebih mengglobal yaitu klien, disini juga kode etik nasional tidak membahas

tentang inform choice kepada klien hanya menghormati hak klien dan

menghormati nilai yang ada di masyarakat.

hal ini juga merupakan cakupan paradigma kebidanan dari perilaku professional

bidan yaitu menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum

Page 10: Definisi Dan Isi KODE ETIK Kebidanan

wanita /ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan

tentang semua aspek asuhan , meminta persetujuan secara tertulis supaya

bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri, dan melakukan advokasi terhadap

pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.(konkeb).

Berebeda dengan luar negri kode etik Indonesia tidak mengatur tentang

perjuangan hak-hak perempuan seluas-luasnya hanya berbatas pada asuhannya

pada perempuan dan keluarganya saja.

Dalam menghadapi dunia yang cepat berubah di era reformasi dan kesejagatan,

banyak tantangan yang dihadapi oleh petugas kesehatan, termasuk bidan.

Masyarakat makin terpelajar dan adanya kebebasan bergerak bagi warga dunia

yang dinamik. Salah satu bentuk tuntutan zaman modern ini adalah hak otonomi

pasien untuk turut serta dalam menentukan pilihan bentuk asuhan yang akan di

alaminya dan ikut bertanggung jawab atas hasil pilihannya. Tapi pada

kenyataannya Petugas kesehatan terkadang sukar dan sungkan membagikan

informasi maupun membuat keputusan bersama dengan klien ini memang

bertangan dengan aspek hukum dan untuk sikap profesionalisme yang wajib dan

bersusah payah untuk menjelaskan kepada klien semua kemungkinan pilihan

tindakan dan hasil yang diharapkan dari setiap pilihan.

Dinegara manapun termasuk Indonesia ada hambatan dalam memeberdayakan

wanita mengenai pelaksanaan informed choice ini, misalnya sangat kurang

informasi yang di peroleh ketika wanita mulai hamil dan ada prasangka bahwa

wanita sendiri enggan mengambil tanggung jawab atas keputusan yang nanti

akan ia buat. (50 th ibi : hal 94)

berkaitan dengan bagian 1 poin b “bidan bekerja dengan perempuan, mendukung

hak mereka untuk berpartisipasi aktif dalam memutuskan pelayanan bagi diri

mereka dan kesehatan perempuan serta keluarga di masyarakat”

Page 11: Definisi Dan Isi KODE ETIK Kebidanan

hal ini juga merupakan cakupan paradigma kebidanan dari perilaku professional

bidan yaitu menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum

wanita /ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan

tentang semua aspek asuhan , meminta persetujuan secara tertulis supaya

bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri, dan melakukan advokasi terhadap

pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.(konkeb).

Sayangnya di Indonesia lebih menekankan pada asuhan dan lebih luas

cakupannya yaitu klien(umum) dan tidak menitik beratkan kepada perempuan

sebagai subyek utama.

·         Poin 1 bagian f “Bidan mengenali adanya saling ketergantungan dalam

memberikan pelayanan dan secara aktif memecahkan konflik yang ada”

Perihal ini memang tidak di cantumkan dalam kode etik nasional padahal ini juga

termasuk sebagai peran bidan sebagai tugas bidan ketergantungan dalam arti

tugas bidan untuk merujuk dan berkonsultasi untuk menyelesaikan keperluan

intervensi yang lebih lanjut. Akan tetapi dalam kode etik nasional tidak

dicantumkan.

·         Bagian 1 poin c “Bidan bekerja sama dengan perempuan, pemerintah dan

lembaga donor untuk menilai kebutuhan perempuan terhadap pelayanan

kesehatan serta menjamin pengalokasian sumber daya secara adil dengan

mempertimbangkan prioritas dan ketersediaan.”

Ada perbedaan dalam hal ini, alam kode etik bidan nasional bidan tidak bekerja

sama dengan lembaga donor untuk menilai kebutuhan perempuan, dalam hal ini

konteks yang dinilai adalah mengenai kebutuhan perempuan, sedangkan dalam

kode etik bidan nasional menilai kebutuhan tidak hanya kepada perempuan tetapi

juga kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat. Bahkan wewenang bidan praktik

dalam memberikan pelayanan terhadap wanita hanya meliputi pelayanan pada

masa pranikatermasuk remaja putri, pra hamil, kehamilan,persalinan ,nifas,

menyusui dan masa antara kehamilan. Bermitra (bekerjasama) dengan

perempuan memang salahsatu paradigm bidan untuk mentukan apa yang di pilih

ibu. Akan tetapi hal tersebut tidak tercantum dalam kode etik nasional. Tetapi

Page 12: Definisi Dan Isi KODE ETIK Kebidanan

pemerintah dalam hal ini memang sudah mencananggkan apa-apa yang

dibutuhkan oleh ibu yang tercantum dalam permenkes sebagai kewajiban bidan

dalam memberikan asuhan karena setiap pelayanan bidan terdapat batasan yang

sudah di atur dalam peraturan mentri (NO.1464/MENES/PER/X/2010. Pasal 10

tentang pelayanan kesehatan ibu dan pasal 12 tentang reproduksi perempuan)

Kode etik internasional bagian 2 (Praktek kebidanan)

·         Bagian 2 poin 1 “ bidan memberikan asuhan bagi perempuan dan keluarga yang

mengasuh anak, dengan rasa hormat atas keberagaman budaya dan berupaya

untuk menghilangkan praktek berbahaya (misal praktek sunat perempuan)”

Pada dasarnya praktik sunat perempuan di Indonesia bersinggungan dengan nilai

agama, MUI menegaskan tidak bisa dihapusnya praktik sunat perempuan karena,

merupakan nilai agama hanya saja sunat disini tidak sampai memotong klitoris,

hanya menggores sedikit sebagai syarat bahwa sudah disunat.

Dalam kode etik nasional memang tidak di jabarkan tentang menghormati atas

keberagaman budaya akan tetapi menghormati nilai-nilai yang berlaku

dimasyarakat sudah tercantum dalam kode etik nasional . para bidan Indonesia

yang memang berasal dari berbagai suku dan memiliki banyak kebudayaan sudah

paham dan akan rasa hormat atas kebergaman budaya, karena dalam paradigma

bidan wanita, lingkungan perilaku, pelayanan kebidanan, keturunan dan asuhan

kebidanan adalah komponen – komponen paradigma kebidanan, para bidan

indonesia  sadar bahwa manusia / wanita adalah makhluk bio psikososial kultural

dan spiritual yang unik, dan lingkungan termasuk lingkungan kebudayaan

mengikut sertakan ibu yang berada dalam keluarga dan masyarakat berinteraksi

dalam kebudayaan masyarakatnya.  melalui penyuluhan  dan pelajaran dari setiap

kasus yang terdapat di masyarakan bidan memberikan pendidikan tidak langsung

atas setiap praktek kebudayaan yang membahayakan sehingga merubah

paradigma masyarakat akan praktek kebudayaan yang membahayakan misalnya

memberikan penyuluhan tentang pemotongan talipusat dengan menggunak

bamboo sudah di hilangkan, Padahal termasuk perilaku professional bidan

menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan dengan praktik

kesehatan , kehamilan , kelahiran, periode pasca persalinan , bayi baru lahir dan

anak. Akan tetapi dalam kode etik nasional tidak di cantumkan.

Kode etik internasional Bagian 3 kewajiban profesi bidan

Page 13: Definisi Dan Isi KODE ETIK Kebidanan

·         Bagian 3  poin b “Bidan bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan mereka,

terpercaya atas hasil asuhan bagi perempuan.”

Dalam kode etik nasional memang tidak di cantumkan tentang accountability

bidan terahdap pasien, namun sesungguhnya dalam accountability bidan

bertanggung jawab atas tindakan yang diambil untuk pasien, dan bidan

senantiasa mengupayakan asuhan yang aman dan terpercaya bagi ibu karena

merupakan hak dan kewajiban bidan dalam memberikan asuhan sesuai dengan

profesi dengan hak-hak pasien. Dan merupakan kewajiban bidan untuk meminta

ijin tertulis atas tindakan yang dilakukan kepada klien sebagai bentuk pertanggung

jawaban mereka.

Kode etik internasional bagian 4 peningkatan pengetahuan dan praktek kebidanan.

·         Bagian 4 poin 3“Bidan berpartisipasi dalam pendidikan formal siswi kebidanan dan bidan.”

            Fungsi bidan sebagai pendidik kurang mendapat di Indonesia perihal

penereapannya di lapangan padahal jelas bahwa fungsi bidan sebagai pendidik

diantaranya adalahmemberi bimbingan kepada peserta didik bidan dalam

kegiatan praktik klinik dan di masyarakat, juga mendidik peserta bidan atau

tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidan keahliannya. Peran bidan sebagai

pendidik diantaranya adalam membimbing siswa bidan dan keperawatan serta

membina dukun diwilayah atau tempat kerjanya. Dengan mengkaji kebutuhan

latihan dan bimbingan siswa bidan bahkan menyusun rencana latihan dan

bimbingan sesuai hasil pengkajian, menyiapkan alat dan keperluan latihan

bimbingan peserta latih sesuai dengan rencana yang telah disusun. Dalam

membimbing siswa bidan dalam lingkup kerjanya perean sebagai pendidik harus

menilai hasil dan bimbingna yang telah di berikan, ini seharunnya juga berlaku

pada saat praktik di lapangan walaupun bidan tersebut bukan dosen akan tetapi

bukan kah setiap bidan bertanggung jawab terhadap penerus mereka.

 Perbedaannya dengan yang di Indonesia adalah para bidan Indonesia

kebanyakan acuh terhadap mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan (mis.

Praktik di rumahsakit)

Kebanyakan tidak sadar bahwa mahasiswa adalah penerus citra profesi mereka,

bukankah praktik kebidanan sebagian besar adalah praktik lapangan yang

Page 14: Definisi Dan Isi KODE ETIK Kebidanan

membutuhkan bimbingan dan pembiasaan terhadap lingkup kebidanan di

masyarakat.

PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKASejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua

di dunia sejak adanya peradaban umat manusia

       Untuk mengetahui tentang kode etik

       Untuk mengetahui tentang kode etik kebidanan