Isu etik dalam pelayanan kebidanan

26
AKADEMI KEBIDANAN AL- IKHLAS YAYASAN RAUDHATUL MUTA’ALLIMIN Jl. Hankam Desa Jogjogan Kec. Cisarua, Bogor-16750 Telpon : 02518251645/faximile : 02518251650 e-mail: [email protected] http:// akbid-alikhlas.ac.id ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Transcript of Isu etik dalam pelayanan kebidanan

ISU ETIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN (Isu etik antara bidan dengan teman sejawat)

AKADEMI KEBIDANAN AL-IKHLASYAYASAN RAUDHATUL MUTAALLIMINJl. Hankam Desa Jogjogan Kec. Cisarua, Bogor-16750Telpon : 02518251645/faximile : 02518251650e-mail: [email protected]://akbid-alikhlas.ac.id

ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

ISU ETIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN(Isu etik antara bidan dengan teman sejawat)Disusun Oleh:Darania Okthia DewiDevi AnissaFarras L. ProfiliaSilvi RahayuSiti Maryani

Dosen Pengampu: Siti Rafika Putri, SST, M. Kes Kelompok 1

PENGERTIANIsu adalah suatu topik yang menjadi objek untuk didiskusikan dan bersifat kontroversial. Isu adalah suatu topik yang penting yang berisi pendapat kebanyakan orang.

Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan.

Isu Etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik penting yang berkembang di dalam masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan yang berhubungan dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya.

Dilema moral dan konflik moralDilema Moral adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua alternative pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah. (Campbell).

Konflik moral adalah suatu proses ketika dua pihak atau lebih berusaha memaksakan tujuannya dengan cara menggagalkan tujuan yang ingin dicapai pihak lain.

CONTOH KASUSDi suatu desa yang tidak jauh dari kota dimana di desa tersebut ada dua orang bidan yatu bidan A dan bidan B yang sama-sama memiliki BPS dan ada persaingan di antara dua bidan tersebut. Pada suatu hari datang seorang pasien yang akan melahirkan di BPS bidan B yang lokasinya tidak jauh dengan BPS bidan A. setelah dilakukan pemeriksaan ternyata pembukaan masih belum lengkap dan bidan B menemukan letak sungsang dan bidan tersebut tetap akan menolong persalinan tersebut meskipun mengetahui bahwa hal tersebut melanggar wewenang sebagai seorang bidan demi mendapatkan banyak pasien untuk bersaing dengan bidan A. Sedangkan bidan A mengetahui hal tersebut. Jika bidan B tetap akan menolong persalinan tersebut, bidan A akan melapoorkan bidan B untuk menjatuhkan bidan B karena dianggap melanggar wewenang profesi bidan.

Isu Moral: seorang bidan melakukan pertolongan persalinan normal.

Konflik Moral: menolong persalinan sungsang untuk mendapatkan pasien demi persaingan atau dilaporkan oleh bidan A.

Dilema Moral: Bidan B tidak melakukan pertolongan persalinan sungsang tersebut namun bidan kehilangan satu pasien. Bidan B menolong persalinan tersebut tapi akan dijatuhkan oleh bidan A dengan dilaporkan ke lembaga yang berwenang.

PENYELESAIANSebaiknya bidan B tidak melakukan pertolongan persalinan tersebut, karena hal itu bukan wewenang bidan. Alangkah lebih baik jika pasien tersebut dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi. Karena pembukaan masih belum lengkap, maka masih ada waktu yang dapat digunakan untuk merujuk. Untuk bidan A, sebaiknya memberitahu bahwa tindakan yang akan dilakukan bidan B itu salah dan membantunya untuk merujuk, bukan mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan pasien. Karena, yang paling utama adalah keselamatan pasien.

CONTOH KASUSOleh: Kelompok 1

KASUS 1Di salah satu RS di daerah X terdapat 2 mahasiswa kebidanan yang sedang melakukan praktik. Mahasiswa A dan mahasiswa B memiliki pertemanan yang baik. Pada suatu hari mahasiswa A dipanggil oleh salah satu kepala ruangan di RS tersebut, ia mengatakan bahwa dia tidak menyukai sikap dan perilaku dari mahasiswa B yang merupakan salah satu teman dari mahasiswa A dikarenakan dia tidak disiplin dalam menjalankan tugasnya. Mahasiswa tersebut bingung apakah harus melindungi teman baiknya tapi teman baiknya terus menerus tidak disiplin. Tapi jika dia berkata jujur kepada kepala ruangan tersebut dia dan temannya akan bertengkar.

Konflik moral:Mereka mengedepankan persaingan yang ada di antara mereka atau berkata jujur dengan kepala ruangan yang ada di RS tersebut.

Dilema moral: Dia harus melindungi temannya tapi temannya tidak juga menyadari kesalahannya. Mahasiswa A berkata jujur tapi dia bertengkar dengan temannya.

PENYELESAIANSebaiknya, mahasiswa A berkata jujur dan berbicara pada mahasiswa B dengan baik-baik agar teman dekatnya tersebut tidak merasa sakit hati dan mau menerima. Mahasiswa B harus mau merubah sikapnya menjadi lebih disiplin agar masalah yang terjadi antara mereka dapat terselesaikan dengan baik tanpa memperburuk hubungan pertemanan mereka. Dengan begitu dia tidak akan ditegur lagi dan pertemanan mereka dapat terjalin dengan baik.

KASUS 2Di desa legok terdapat dua orang bidan yaitu bidan X dan bidan Y yang sama-sama memiliki BPS dan ada persaingan di antara dua bidan tersebut. Pada suatu hari datang seorang ibu hamil ke BPS bidan Y yang lokasinya tidak jauh dengan BPS bidan X. Ternyata, pasien tersebut ingin melakukan aborsi karena kehamilan tersebut terjadi sebelum pernikahan. Bidan Y menjelaskan bahwa hal tersebut tidak diperbolehkan dan bidan Y menolak permintaan pasien tersebut. Kemudian pasien tersebut menawarkan bayaran yang sangat besar asalkan bidan Y mau melakukan tindakan tersebut. Bidan Y langsung berpikir uang tersebut bisa digunakan untuk meningkatkan fasilitas kliniknya sehingga lebih lengkap dari klinik bidan X. Tapi jika dia melakukan tindakan aborsi, bidan Y akan dilaporkan oleh bidan X ke pihak yang berwenang.

Konflik Moral:Melakukan tindakan aborsi untuk mendapat uang atau dilaporkan oleh bidan X.

Dilema Moral:Bidan Y tidak melakukan pertolongan aborsi tapi kehilangan uang. Bidan Y melakukan tindakan aborsi tetapi akan dilaporkan ke pihak berwenang oleh bidan X.

PENYELESAIANSebaiknya bidan Y menolak untuk melakukan tindakan aborsi tersebut karena hal tersebut melanggar kode etik bidan. Meskipun bayaran yang ditawarkan sangat besar dan uang tersebut dapat digunakan bidan Y untuk melengkapi fasilitas kliniknya sehingga dapat menarik pasien lebih banyak, hal tersebut bukan hal yang baik. Jika bidan Y dijatuhi hukuman oleh pihak berwenang, uang yang didapatkannya pun tidak akan berguna. Akan tetapi izin praktiknya akan dicabut dan nama baiknya sebagai bidan akan tercemar.

KASUS 3Di desa J terdapat dua bidan, yaitu bidan H dan bidan K. Banyak warga yang berdatangan ke tempat bidan H. Bidan tersebut melayani mereka dengan prosedur yang sesuai dengan kebutuhan pasien dan memiliki kompetensi yang baik. Akan tetapi bidan tersebut belum memiliki SIPB untuk mendapat izin melakukan praktik, dan bidan H tahu bahwa bidan tidak boleh melakukan praktik apabila tidak memiliki SIPB. Bidan K yang sudah melengkapi surat-surat yang dibutuhkan untuk melakukan praktik tahu bahwa bidan H belum memiliki SIPB. Sehingga bidan K ingin melaporkannya ke IBI, karena hal tersebut melanggar peraturan.

Konflik moral:Bidan H melayani pasien karena dia bisa melakukannya atau dilaporkan karena tidak memiliki izin.

Dilema moral:Bidan H melayani pasien tetapi dilaporkan oleh bidan K. Bidan H tidak melayani pasien tetapi kehilangan uang dan kepercayaan masyarakat.

PENYELESAIANSebaiknya bidan H melengkapi surat-surat yang dibutuhkannya terlebih dahulu sebelum melakukan praktik. Bidan K pun seharusnya membantu bidan H melengkapi surat-surat karena bidan K sudah memiliki pengalaman dalam pembuatan SIPB tersebut. Karena sesama profesi harus saling membantu, bukan saling menjatuhkan.

KASUS 4Di desa Sukanagara terdapat dua BPS yang letaknya berdekatan, yaitu bidan Q dan bidan W. Suatu hari, ada seorang pasien yang datang berobat ke BPS bidan Q dengan keluhan sesak nafas. Kemudian bidan Q melakukan tindakan pada pasien tersebut. Bidan W mengetahui bahwa bidan Q melakukan pengobatan terhadap pasien. Sehingga bidan W akan melaporkan bidan Q ke IBI karena melanggar wewenangnya sebagai bidan.

Konflik moral:Bidan Q melakukan pengobatan karena bidan tersebut memiliki kompetensi atau dilaporkan karena melanggar wewenang bidan.

Dilema moral:Bidan Q melakukan tindakan pengobatan tetapi dilaporkan oleh bidan W. Bidan Q tidak melakukan pengobatan tetapi kehilangan uang.

PENYELESAIANSebaiknya bidan Q tidak melakukan pengobatan terhadap pasien tersebut. Lebih baik, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit karena hal tersebut bukan wewenang bidan. Namun, jika keadaan darurat, bidan bisa melakukan pertolongan pertama pada pasien, tetapi untuk pengobatan tetap diserahkan kepada dokter.

KASUS 5Di desa H teradapat dua BPM yang jaraknya berdekatan. Bidan A adalah bidan senior yang sudah berpengalaman sedangkan bidan B adalah bidan yang baru beberapa tahun lulus dari pendidikan bidan. Suatu hari ada seorang pasien yang akan melahirkan di tempat bidan A. Ternyata ibu mengalami perdarahan dan bidan A memutuskan untuk tetap membantu persalinan karena merasa sudah memiliki pengalaman yang cukup untuk melakukan tindakan tersebut. Bidan B mengetahui bahwa bidan A membantu persalinan meskipun keadaan pasien tersebut merupakan kegawatdaruratan dan tidak boleh dibantu oleh bidan. Bidan B ingin melaporkan tindakan tersebut kepada IBI, namun karena bidan A merupakan bidan yang lebih senior, bidan B ragu untuk melaporkan tindakan di luar wewenang bidan tersebut.

Konflik moral:Bidan B (junior) melaporkan bidan A (senior) karena menyalahi aturan atau bidan B tidak melaporkan karena takut hubungannya dengan bidan A menjadi tidak baik.

Dilema moral:Bidan B melaporkan tetapi hubungannya menjadi tidak baik dengan bidan A. Bidan B tidak melaporkan tetapi hal yang dilakukan oleh bidan A menyalahi aturan.

PENYELESAIANSebaiknya Bidan B melaporkan Bidan A karena bagaimana pun Bidan A telah menyalahi aturan. Karena jika terjadi sesuatu kepada pasien yang perdarahan tersebut itu bisa membahayakan pasien bahkan bisa merenggut nyawa pasien tersebut. Walaupun Bidan A adalah bidan senior apabila yang dilakukannya salah tetap harus dilaporkan. Karena sebagai bidan harus menaati aturan yang berlaku meskipun hal yang bukan kewenangan bidan tersebut memungkinkan untuk dilakukan. Jika hal yang bidan B lakukan adalah tindakan yang benar dengan melaporkannya ke pihak yang berwenang, maka sebaiknya bidan A sadar bahwa tindakan yang dilakukannya itu salah dengan tidak melakukan tindakan yang serupa di kemudian hari.

TERIMA KASIH

DAFTAR PUSTAKAHeryani, Reni. 2013. Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan. Jakarta: TIM.

Susanti, Santi. 2015. Etikolegal dalam Praktik kebidanan. Jakarta: TIM.