Definisi Asma Bronkial

21
Definisi asma bronkial Asma Bronchial adalah penyakit saluran nafas yang dapat pulih yang terjadi karena spasme bronkus disebabkan oleh berbagai sebab misalnya allergen, infeksi dan latihan. (Hudak & Gallo, 1997; 225) Asma Bronkial adalah inflamasi dari plasma akut dari otot halus pada bronkus dan bronkiolus dengan peningkatan produksi dan pelengketan mukus. (Susan Martin Tucker,et.al, 1998; 2215) Asma Bronkial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respons trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah, baik secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan (Soeparman, Sarwono Waspadji, 1999; 71) Asma Bronkial adalah suatu penyakit yang dikarakteristikkan oleh konstriksi yang dapat pulih dari otot halus bronkial, hipersekresi mukosa, dan inflamasi mukosa serta edema.Faktor pencetus termasuk alergen, masalah emosi, cuaca dingin, latihan, obat, kimia, dan infeksi. (Marilynn E. Doenges, 1999; 152) Asma Bronkial adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermitten, reversibel dimana trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu yang dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas yang mengakibatkan dispnea, batuk, dan mengi. (Brunner and Suddarth, 2001; 593) Asma Bronkial adalah penyakit kronik sistem pernafasan dengan ciri serangan berulang kesulitan dalam bernafas, wheezing, dan batuk.Selama serangan saluran bronkus kejang, menjadi lebih

description

belajar

Transcript of Definisi Asma Bronkial

Definisi asma bronkialAsma Bronchial adalah penyakit saluran nafas yang dapat pulih yang terjadi karena spasme bronkus disebabkan oleh berbagai sebab misalnya allergen, infeksi dan latihan. (Hudak & Gallo, 1997; 225)Asma Bronkial adalah inflamasi dari plasma akut dari otot halus pada bronkus dan bronkiolus dengan peningkatan produksi dan pelengketan mukus. (Susan Martin Tucker,et.al, 1998; 2215)Asma Bronkial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respons trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah, baik secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan (Soeparman, Sarwono Waspadji, 1999; 71)Asma Bronkial adalah suatu penyakit yang dikarakteristikkan oleh konstriksi yang dapat pulih dari otot halus bronkial, hipersekresi mukosa, dan inflamasi mukosa serta edema.Faktor pencetus termasuk alergen, masalah emosi, cuaca dingin, latihan, obat, kimia, dan infeksi. (Marilynn E. Doenges, 1999; 152)Asma Bronkial adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermitten, reversibel dimana trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu yang dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas yang mengakibatkan dispnea, batuk, dan mengi. (Brunner and Suddarth, 2001; 593)Asma Bronkial adalah penyakit kronik sistem pernafasan dengan ciri serangan berulang kesulitan dalam bernafas, wheezing, dan batuk.Selama serangan saluran bronkus kejang, menjadi lebih sempit dan kurang mampu untuk menggerakkan udara ke paru-paru.Bermacam-macam benda yang dapat mengakibatkan alergi seperti bulu binatang, debu, polusi atau makanan tertentu dapat memicu serangan.(Health Dictionary, 2007).Asma Bronkial adalah penyakit kronis dengan serangan nafas pendek, wheezing dan batuk dari konstriksi dan membran mukosa yang bengkak di dalam bronkus (jalan nafas dalam paru-paru).Hal ini terutama disebabkan oleh alergi atau infeksi saluran pernafasan. Kedua asap rokok dapat mengakibatkan asma pada anak. (Britannica Concise Encyclopedia, 2007).Asma Bronkial adalah gangguan pernafasan ditandai dengan serangan berulang kesulitan bernafas terutama saat menghembuskan nafas oleh karena peningkatan ketahanan aliran udara melalui pernafasan bronkeolus. (Sports Science and Medicine, 2007).Asma Bronkial adalah penyakit kronis system pernafasan di tandai dengan serangan berkala dari wheezing, nafas pendek dan rasa sesak di dada.(Columbia Encyclopedia, 2007).Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Asma Bronchial adalah penyempitan sebagian dari otot halus pada bronkus dan bronkiolus yang bersifat reversibel dan disebabkan oleh berbagai penyebab seperti alergen, infeksi dan latihan.2.3 Klasifikasi Berdasarkan penyebabnya, asma bronkial dapat diklasifikasikan menjadi 3tipe, yaitu :1. Ekstrinsik (alergik)Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetic terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik2. Instrinsik (non alergik)Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.Serangan asma ini menjadi lebih berat dan seri n sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronchitis kronik dan emfisiema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan3. Asma gabungan Bentuk asma ynag paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non alergik 2.4 Etiologi Faktor-faktor penyebab dan pemicu asma antara lain debu rumah dengan tungaunya, bulu binatang, asap rokok, asap obat nyamuk, dan lain-lain. Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi, ikan laut, buah-buahan, kacang juga dianggap berperanan penyebab asma. Polusi lingkungan berupa peningkatan penetrasi ozone, sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksid (NOX), partikel buangan diesel, partikel asal polusi (PM10) dihasilkan oleh industri dan kendaraan bermotor. Makanan produk industri dengan pewarna buatan (misalnya tartazine), pengawet (metabisulfit), dan vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu asma. Kondisi lain yang dapat memicu timbulnya asma adalah aktifitas, penyakit infeksi, emosi atau stres. 2.5 Manifestasi Klinisa) TandaSebelum muncul suatu episode serangan asma pada penderita, biasanya akan ditemukan tanda-tanda awal datangnya asma. Tanda-tanda awal datangnya asma memiliki sifat-sifat sebagai berikut, yaitu sifatnya unik untuk setiap individu, pada individu yang sama, tanda-tanda peringatan awal bisa sama, hampir sama, atau sama sekali berbeda pada setiap episode serangan dan tanda peringatan awal yang paling bisa diandalkan adalah penurunan dari angka prestasi penggunaan Preak Flow Meter.Beberapa contoh tanda peringatan awal (Hadibroto & Alam, 2006) adalah perubahan dalam pola pernapasan, bersin-bersin, perubahan suasana hati (moodiness), hidung mampat, batuk, gatal-gatal pada tenggorokan, merasa capai, lingkaran hitam dibawah mata, susah tidur, turunnya toleransi tubuh terhadap kegiatan olahraga dan kecenderungan penurunan prestasi dalam penggunaan Preak Flow Meter.b) Gejala1. Gejala Asma UmumPerubahan saluran napas yang terjadi pada asma menyebabkan dibutuhkannya usaha yang jauh lebih keras untuk memasukkan dan mengeluarkan udara dari paru-paru.Hal tersebut dapat memunculkan gejala berupa sesak napas/sulit bernapas, sesak dada, mengi/napas berbunyi (wheezing) dan batuk (lebih sering terjadi pada anak daripada orang dewasa).Tidak semua orang akan mengalami gejala-gelaja tersebut. Beberapa orang dapat mengalaminya dari waktu ke waktu, dan beberapa orang lainya selalu mengalaminya sepanjang hidupnya.Gelaja asma seringkali memburuk pada malam hari atau setelah mengalami kontak dengan pemicu asma (Bull & Price, 2007). Selain itu, angka performa penggunaan Preak Flow Meter menunjukkan rating yang termasuk hati-hati atau bahaya (biasanya antara 50% sampai 80% dari penunjuk performa terbaik individu) (Hadibroto & Alam, 2006).2. Gejala Asma BeratGejala asma berat (Hadibroto & Alam, 2006) adalah sebagai berikut yaitu serangan batuk yang hebat, napas berat ngik-ngik, tersengal-sengal, sesak dada, susah bicara dan berkonsentrasi, jalan sedikit menyebabkan napas tersengal-sengal, napas menjadi dangkal dan cepat atau lambat dibanding biasanya, pundak membungkuk, lubang hidung mengembang dengan setiap tarikan napas, daerah leher dan di antara atau di bawah tulang rusuk melesak ke dalam, bersama tarikan napas, bayangan abu-abu atau membiru pada kulit, bermula dari daerah sekitar mulut (sianosis), serta angka performa penggunaan Preak Flow Meter dalam wilayah berbahaya (biasanya di bawah 50% dari performa terbaik individu).2.6 PatofisiologiPada penyakit asma mengalami respon imun yang buruk terhadap lingkungan misalnya stres, udara dingin, latihan dan faktor-faktor lain. Serangan asma merupakan akibat adanya reaksi antigen antibodi yang menyebabkan dilepaskannya mediator-mediator kimia.Antibodi yang dihasilkan (IgE) menyerang sel-sel mast dalam paru.Pemajanan ulang terhadap antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan antibodi yang menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast (mediator) seperti histamin, bradikinin, dan prostaglandin serta anafilaksis dan substansi yang bereaksi lambat (SRS-A). Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan nafas yang menyebabkan tiga reaksi utama yaitu:a.Konstriksi otot-otot polos baik saluran nafas yang besar maupun saluran nafas yang kecil yang menimbulkan bronkospasme.b.Peningkatan permeabilitas kapiler yang berperan dalam terjadinya edema mukosa yang menambah sempitnya saluran nafas lebih lanjut.c.Peningkatan sekresi kelenjar mukosa dan peningkatan produksi mukus.2.7 PATHWAYRangsangan non imunologi Rangsangan imunologi(virus,infeksi,fisik,mekanis) (antigen)Sel mastSel epitelSel makrofagSel eosinophilSel limfositSel saraf otonommediator keradangan- Reflex aksonotot poloskontraksi - Neuropeptide kemotaksis Respon granulostik NetrofilEosinophilBasophilActivated mononuculer cellsMakrofagLimfosit Mediator keradangan Sembah saluran nafasKeradanngan sel Sekresi mukosaPermealibilitas mukosaDan pembuluh darahAirway hypereponsivenessASMA2.8 PenatalaksanaanPrinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :a. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera.b. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan asmac. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawatnya.Pengobatan pada asma bronkial terbagi 2, yaitu:a. Pengobatan non farmakologik:- Memberikan penyuluhan.- Menghindari faktor pencetus.- Pemberian cairan.- Fisiotherapy.- Beri O2 bila perlu.b. Pengobatan farmakologik :1) Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :a) Simpatomimetik/ adrenergik (Adrenalin dan efedrin)Nama obat :- Orsiprenalin (Alupent)- Fenoterol (berotec)- Terbutalin (bricasma)Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suntikan dan semprotan. Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau cairan broncodilator (Alupent, Berotec, brivasma serta Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat halus) untuk selanjutnya dihirup.2) Santin (teofilin)Nama obat :- Aminofilin (Amicam supp)- Aminofilin (Euphilin Retard)- Teofilin (Amilex)Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat.Cara pemakaian : Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma akut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk suppositoria yang cara pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).3) KromalinKromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma.Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama anak-anak. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan.4) KetolifenMempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin.Biasanya diberikan dengan dosis dua kali 1mg / hari.Keuntungan obat ini adalah dapat diberikan secara oral.(Dudut Tanjung., Skp, 2007)ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ASMA BRONKIAL1.1 PENGKAJIANa) Identitas klien 1. Nama2. Usia3. Jenis kelamin4. Agama5. Alamat6. Penanggung jawab7. Tanggal masuk RS8. Tanggal pengkajianb) Keluhan utamaBatuk, nafas pendekc) Riwayat penyakit sekarang Keluhan sesak nafas, keringat dingind) Riwayat penyakit dahulu Apakah klien pernah mengalami penyakit seperti yang dialaminya sekarang e) Riwayat penyakit keluargaApakah anggota keluarga sebelumnya ada yang pernah mengalami sakit seperti penyakit klien.1.2 PEMERIKSAAN FISIK Dada Inspeksi1. Dada posterior dengan posisi duduk2. Membandingkan dada kanan dan kiri dari atas ke bawah 3. Kulit Thorax : Hangat, pucat, dan kondisi lesi, masa dan gangguan tulang belakang kifosis,lordosis,scoliosis4. Catat jumlah jumlah irama, kedalaman, dan kesimetrisan pergerakan dada5. Tipe pernafasan 6. Kelainan bentuk dadaPalpasi 1. Temperature kulit2. Premitus : pibrasi dada3. Pengembangan dada4. Krepitasi5. Masa6. EdemaPerkusi Normal 1. Reasonon2. Dullness3. Tympany Abnormal1. Hiperresonan2. FlatnessAuskultasi 1. Vaskuler2. Broncho vesikuler3. Hyper ventilasi4. Ronchi5. Whizzing6. Lokasi dan perubahan suara napas serta kapan saat terjadinya1.3 PEMERIKSAAN LABORATORIUM1. Pemeriksaan sputumPemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya : Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari Kristal eosinophil Spiral curshman yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus Netrofil dan eosinophil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan viskositas yang tinggi dan terkadang terdapat mucus plug2. Pemeriksaan darah Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia atau asidosis Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH Hiponatremia dan kadar leukosit kadang kadang di atas 15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan1.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan radiolgiGambaran radiologi pada asma pada umumnya normal.pada waktu serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru yakni radiolusen yang bertambah dan pelrburan rongga intercostalis,serta diafragma yang menurun.akan tetapi bila terdapat komplikasi,maka kelainan yang didapat adalahsebagai berikut: Bila disertai denga bronchitis,maka bercak-bercak dihilus akan bertambah. Bila terdapat komplikasi empisema (COPD),maka gambaran radiolusen akan semakin bertambah. Bila terdapat komplikasi,maka terdapat gambaran infiltrate pada paru. Dapat pula menimbulkan gambaran atelectasis lokal. Bila terjadi pneumonia mediastinum,pneumotoraks,dan pneumoperikardium,maka dapat dilihat bemtuk gambaran radiolusen pada paru.2. Pemeriksaan tes kulitDilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai allergen yang dapat menimbulkan reaksi yan positif pada asma.3. Elektrokardiografi gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian,dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu: Perubahan aksis jantung,yakni pada ummnya Terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation. Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung,yakni terdapat RBB (right bundle branch block). Tanda-tanda hipoksemia,yakni terdapat sinus tachycardia,SVES,dan VES atau terjadinya depresi segmen ST negative.4. Scanning paruDengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru.5. Spirometri Untuk menunjukan adanya obstruksi jalan nafas reversible,cara yang cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator.1.4 ANALISA DATANOData penunjangEtiologi Masalah

1. DS : pasien mengeluh sukar bernafas, sesak dan anoreksiaDO : Dispnea parah dg ekspirasi memanjang disertai wheezing Peningkatan produksi secret, bronchospasme, menurunnya energy Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas

2. DS : pasien mengaluh sesak nafas,nyeri dada,batuk,gelisahDO : Klien nampak Sesak nafas (+) Klien Memegang dadanya, Penggunaan otot Bantu pernapasan klien batuk batuk Ekspresi wajah gelisah Kurangnya suplai O2, bronchospasme, obstruksi jalan nafas oleh secret destruksi alveoliGangguan pertukaran gas

3. DS :pasien mengeluh nafsu makan menurunDO :pasien Nampak kesultan waktu menelanDispnea, fatique, efek samping pengobatan produksi sputum, anoreksia, nausea/vomitingNutrisi kurang dari kebutuhan

1.5 DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi secret bronchospasme, menurunnya energy2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kurangnya suplai O2 bronchospasme, obstruksi jalan nafas oleh secret destruksi alveoli3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Dispnea, fatique, efek samping pengobatan produksi sputum, anoreksia, nausea/vomiting 1.6 FORMAT RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANNODiagnosa Kep.Tujuan Intervensi Rasional

1.Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi secret bronchospasme, menurunnya energyTujuan :Jalan nafas kembali efektif setelah diberikan perawatan selama 2 hariKH : 1. Demam menurun2. Tidak ada cemas3. RR : normal4. Irama nafas normal5. Pergerakan sputum keluar dari jalan nafas6. Bebas dari suara nafas tambahan1. Auskultasi bunyi nafas catat adanya wheezing, ronchi2. Kaji frekuensi pernafasan catat rasio inspirasi dan ekspirasi 3. Kaji pasien untuk posisi yang aman, misalnya peninggian kepala, tidak duduk pada sandaran 4. Observasi karakteristik batuk menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk keafektifan memperbaiki upaya batuk 5. Berikan air hangat 6. Kolaborasi obat sesuai indikasi bronkodilator Spiriva 1x1 (inhalasi)1. Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas, bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengitak ada fungsi nafas (asma berat)2. Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan setelah stress/ adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat 5melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang di banding inspirasi3. Peninggian kepala mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi4. Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada klien lansia, sakit akut/kelemahan 5. Penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus6. Membebaskan spasme jalan nafas,mengi dan produksi mucus

2.Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kurangnya suplai O2 bronchospasme, obstruksi jalan nafas oleh secret destruksi alveoliTujuan :Pertukaran gas adekuat setelah diberikan perwatan selama 3 hariKH :1. Bernafas dengan mudah 2. Tidak ada sianosis, saturasi O2 dalam batas normal1. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot bantu pernafasan/ pelebaran nasal2. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti mengi, ronchi3. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi 4. Observasi pola batuk dan karakter secret5. Dorong/bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk 6. KolaborasiBerikan tambahan O2Berikan terapi nebulizer1. Kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas. Expansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelectasis dan atau nyeri dada2. Ronki dan mengi menyertai obstruksi jalan nafas/ kegagalan pernafasan3. Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan4. Kongesti alveolar mengakibatkan batuk sering/iritasi5. Dapat meningkatkan/ banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan ditambah ketidaknyamanan upaya bernafas 6. Memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas, memberikan kelembapan pada membrane mukosa dan membantu pengurangan secret.

3Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dyspnea, fatigue, efek samping pengobatan produksi sputum, anorexsia, nausea/ vomiting.Tujuan :Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi secara adekuatsetelah diberikan perawatan selama 2 hari.KH:Keadaan umum baik, mukosa bibir lembab, nafsu makan baik, tekstur kulit baik, klien menghabiskan porsi makan yang disediakan, bising usus 6-12 kali/menit, BB dalam batas normal.1. Kaji status nutrisi klien (tekstur, kulit, rambut, konjunktiva)2. Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh3. Timbang BB dan TB4. Anjurkan klien minum air hangat saat makan5. Anjurkan klien makan sedikit sedikit tapi sering6. Kolaborasi- Konsul dengan tim gizi/ tim pendukung gizi- Berikan obat sesuai indikasi - Vit. B squrb 2x1- Antiemetic rantis 2x11. Menentukan dan membantu dalam intervensi lanjutnya2. Pastikan pengetahuan klien dapat menaikkan partisi bagi klien dalam asuhan keperawatan3. Penurunan BB yang signifikan merupakan indicator kurangnya nutrisi4. Air hangat dapat mengurangi mual5. Memenuhi kebutuhan nutrisi klien6. Menentukan kalori individu dan kebutuhan nutrisi dalam pembatasan - Defisiensi vitamin dapat terjadi bila protein dibatasi- Untuk menghilangkan muntah/ mual

1.7 EVALUASIa. Jalan nafas kembali efektif b. Pola nafas kembali efektifc. Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhid. Klien dapat melakukan aktivitas sehari hari secara mandirie. Pengetahuan klien tentang proses penyakit menjadi bertambah DAFTAR PUSTAKABrunner & suddart (2002) buku ajar keperawatan medical- bedah, Jakarta :AGCAlsagaff & Mukty Abdul (2006) Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru, Surabaya:Airlangga University PressPrice, S & Wilson, L. M. (1995) Patofisiologi : Konsep Klinik proses-proses penyakit, Jakarta: EGC