defesiensi besi

download defesiensi besi

of 17

Transcript of defesiensi besi

  • 8/6/2019 defesiensi besi

    1/17

    [PBL BLOK 24 HEMATOLOGY] Page 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangAnemia defesiensi besi merupakan penyakit darah yang paling sering pada bayi dan anak

    serta wanita hamil, secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa defesiensi besi dapat terjadi

    bila dapaat di akibatkana oleh kurangnya asupan zat besi dalam makanan, meningkatnya

    kebutuhan akan zat besi, bila hal ini berlangsung lama maka defesiensi besi akan

    menimbulkan anemia.Diperkirakan sekitar 30% penduduk dunia menderita anemia dan

    terlebih dari setengahnya merupakan anemia defesiensi besi.Anemia defesiensi besi sering

    ditemukan pada negara berkembang sehubungan dengan kemampuan ekonomi yang terbatas,

    masukan protein hewani yang rendah dan inervasi parasit merupakan masalah endemik, saat

    ini anemia di Indonesia adalah salah satu masalah gizi utama di samping KKP, vit A, dan

    yodium.

    Berdasarkan keterangan di atas maka makalah ini di buat guna memberi informasi

    dan penjelasan penting berkaitan dengan masalah anemia defesiensi besi, baik itu gejala dan

    tanda, penyebab serta prinsip pengelolahan terhadap penyakit ini, agar dapat dicegah sedini

    mungkin dan tidak berakibat fatal.

    1.2 Tujuan Menjelaskan tentang bagaimana menganamnesa pasien dengan Anemia def besi Menjelaskan tentang penyebab dan proses perjalanan penyakit Anemia def besi Menjelaskan tentang prinsip pengelolahan terhadap anemia def besi Memberitahukan mengenai pencegahan terhadap anemia def besi

  • 8/6/2019 defesiensi besi

    2/17

    [PBL BLOK 24 HEMATOLOGY] Page 2

    BAB II

    ISI

    2.1 Anamnesis

    Anamnesis merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan dengan berdialog antara seorang

    dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui tentang

    kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya dengan tujuan

    untuk memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang sedang dialami atau dirasakan

    oleh pasien.

    Berikut beberapa pertanyaan yang dapat di tanyakan pada pasien anemia :1,2

    1. Identitas pasien( nama,tempat tanggal lahir, jenis kelamin, umur dan lain nya)2. Keluhan pasien / riwayat penyakit sekarang

    Gejala umum anemia

    o Apakah ada gejala, cepat lelah, napas pendek saat beraktivitas, nyeri kepala,pusing, gejala ini lebih berat pada anemia berat , yang onsetnya cepat.

    o Apakah terjadi penurunan berat badan, demam, pruritus, purpura, nyeritulang, atau rasa haus, poliuria, konstipasi, myeloma.

    Gejala khusus Pada sebagia kecil pasien

    o Bagaimana dengan diet apakah sudah cukup asupan besi nya?o Apakah pasien mengalami perdarahan mengenai kehilangan darah seperti

    trauma, menoragia

    o Apakalah kuku pasien rapuh, bergerigi, glositis yang tidak nyeri, stomatitisangularis.

    3. Riwayat penyakit dahuluo Apakah pasien pernah mengalami penyakit kronik gastrointestinal seperti

    varisesn esophagus, hemoroid, ulkus peptikum, gastritis kronik, carcinoma

    dan, lain nya

    o Apakah pasien pernah terinfeski cacing tambang?o Apakah pasien di gastrektomy, atau mengalami entropati terhadap gluteno Apaklah pasien premature, atau sedang hamil, atau sudah menopause?

  • 8/6/2019 defesiensi besi

    3/17

    [PBL BLOK 24 HEMATOLOGY] Page 3

    4. Riwayat keluarga & Penggunaan obato Apakah dalam keluarga terdapat riwayat anemia herediter ( gangguan genetic

    pada Hb, gangguan koagulasim(hemophilia),dan lain nya

    o Apakah pasien pernah mengkonsumsi aspirin , atau alkohol dalam jangkawaktu lama?

    2.2 Pemeriksaan

    2.2.1 Pemeriksaan fisik2,3

    o Tanda vital : tekanan darah, nadi( takikardi) , frekuensi nafas, suhuPemeriksaan selaput lendir: pucat (jika Hb < 9), telapak tangan pucat

    konjngtiva pucat, daun telinga pucat juga mungkin terlihat

    o Limfadenopati,o Pemeriksaan kuku koikonikia( kuku rapuh, kaya sendok atau bergerigi)o Pmeriksaan lidah : terdapat glositis yang tidak nyerio Terdapat stomatitis angularis/luka pada pinggir muluto Pada anak timbulnya iritabilitasa, fungsi kognitif yang buruk dan

    penurunan perkembangan psikomotor.

    2.2.2 Pemeriksaan Lab

    o Sediaan hapus darah tepi : meliputi sel hipokromik-mikrositik,anisositosis/poikilositosis, sel target dan sel pensil

    o Hitung jenis : trombosit meningkato Pemeriksaan Hbo Feritin serum berkurang, besi serum rendah dengan peningkatan transferin

    dan kapasitas pengikat besi tidak jenuh.

    o Reseptor transferin yang dapat larut dalam serum meningkat

  • 8/6/2019 defesiensi besi

    4/17

    [PBL BLOK 24 HEMATOLOGY] Page 4

    Table 2.2 Laboratory studies in iron deficiency

    ------------------------------ Iron defeciency anemia

    Hemoglobin Decrased

    Iron stores 0

    Serum iron(g/dl) < 40

    TIBC(g/dl) >410

    Precent saturation

  • 8/6/2019 defesiensi besi

    5/17

    [PBL BLOK 24 HEMATOLOGY] Page 5

    Ada banyak gejala dari anemia, setiap individu tidak akan mengalami seluruh gejala dan apabila

    anemianya sangat ringan, gejalanya mungkin tidak tampak.Beberapa gejalanya antara lain;

    warna kulit yang pucat, mudah lelah, peka terhadap cahaya, pusing, lemah, nafas pendek, lidah

    kotor, kuku sendok, selera makan turun, sakit kepala (biasanya bagian frontal). Defisiensi zat

    besi mengganggu proliferasi dan pertumbuhan sel. Yang utama adalah sel dari sum-sum tulang,

    setelah itu sel dari saluran makan. Akibatnya banyak tanda dan gejala anemia defisiensi besi

    terlokalisasi pada sistem organ ini:

    o Glositis ; lidah merah, bengkak, licin, bersinar dan lunak, muncul secara

    sporadis.

    o Stomatitis angular; erosi, kerapuhan dan bengkak di susut mulut.

    o Atrofi lambung dengan aklorhidria ; jarang

    o Selaput pascakrikoid (Sindrom Plummer-Vinson) ; pada defisiensi zat besi

    jangka panjang.

    o Koilonikia (kuku berbentuk sendok) ; karena pertumbuhan lambat dari lapisan

    kuku.

    o Menoragia ; gejala yang biasa pada perempuan dengan defisiensi besi.

    The image cannotbe displayed. Yourcomputermay nothave enoughmemory to open the image, orthe image may have beencorrupted. Restart yourcomputer, and thenopen the file again. If the red x stil lappears, you may have to delete the image and theninsertit again.

  • 8/6/2019 defesiensi besi

    6/17

    [PBL BLOK 24 HEMATOLOGY] Page 6

    Satu gejala aneh yang cukup karakteristik untuk defisiensi zat besi adalah Pica, dimana pasien

    memiliki keinginan makan yang tidak dapat dikendalikan terhadap bahan seperti tepung

    (amilofagia), es (pagofagia), dan tanah liat (geofagia). Beberapa dari bahan ini, misalnya tanah

    liat dan tepung, mengikat zat besi pada saluran makanan, sehingga memperburuk defisiensi.

    Konsekuensi yang menyedihkan adalah meningkatnya absorpsi timbal oleh usus halus sehingga

    dapat timbul toksisitas timbal disebabkan paling sedikit sebagian karena gangguan sintesis heme

    dalam jaringan saraf, proses yang didukung oleh defisiensi zat besi.

    DiferentialDiagnosis

    1. Anemia et causa Penyakit kronik5,3

    Anemia pada penyakit kronik merupakan jenis anemia terbanyak kedua setelah anemia

    defesiensi besi yang dapat ditemukan pada orang dewasa di USA.Penyakit ini banyak

    dihubungkan dengan berbagai penyakit infeksi seperti infeksi ginjal, paru(bronkiekstasis,

    abses, empiema), inflamasi kronik (rematoid arthritis) dan Neoplasma.

    Diduga mekanisme anemia merupakan bagian dari syndrome stress hematologic dimana

    terjadi produksi sitokin yang berlebihan karena kerusakan jaringan akibat infeksi ,

    inflamasi, kanker.Sitokin tersebut dapat menyebabkan sekuestrasi makrofag sehingga

    mengikat lebih banyak zat besi , meningkatkan destruksi di limpa dan menekan produksi

    eritropoetin oleh ginjal serta menyebabkan perangsangan yang inadekuat pada eritropoesis

    di sum-sum tulang.Terdapatnya kadar besi yang rendah maupun cadangan besi cukup

    menunjukan adanya gangguan metabolisme zat besi pada penyakit kronik.

    Manifestasi klinik

    Berat ringanya anemia berbanding lurus dengan aktivitas penyakit.Hematokrit biasanya

    berkisar antara 25-30% biasanya normositik normokrom, tapi apabila di sertai dengan

    penurunan kadar besi dalam serum atau saturasi transferin , anemia akan berbentuk

    Hipokrom mikrosisitk.Kadar feritin dalam serum normal atau meningkat .Leukosit dan

    hitung jenis nya normal.Pemeriksaan sum-sum tulang biasanya normal kadang di temukan

    hipoplasia eritropoesis dan defek dalam hemoglobulinisasi.Yang sangat karakterisik adalah

    berkurangnya sideroblas dalam sum-sum tulang sedangkan deposit besi dalam system RES

    normal atau bertambah.Pada anemia derajat ringan dan sedang , sering kali gejalanya

  • 8/6/2019 defesiensi besi

    7/17

    [PBL BLOK 24 HEMATOLOGY] Page 7

    tertutup oleh gejala penyakit dasarnya karena kadar Hb sekitar 7-11gr/dl umumnya

    asimptomatik.Meskipun demikiann apabila demam atau debilitas fisik asimptomatik, maka

    pengurangan kpasitas transport 02 jaringan akan memperjelasn gejala anemia atau

    memperberat keluhan sebelumnya.Pada pemeriksaan fisik tidak ada kelainan yang khas dari

    anemia jenis ini, biasanya tergantung hasil lab.

    Tabel 2.3 Diagnosis laboratorium anemia hipokrom2,6

    Anemia defesiensi besi Anemia penyakit kronik

    Fe plasma (70-90mg/l) 30 30

    TIBC (250-400) >450 28 8-28

    Cadangan besi sum-sum tulang Tidak ada ada

    2. Anemia defesiensi B12 4-6

    Kekurangan vitamin B12 bisa disebakan oleh karna factor intrinsic dan factor

    ekstrinsik.Kekurangan vitamin B12 akibat factor intrinsic terjadi karena gangguan absorbsvitamin yang merupakan penyakit herediter autoimun, sehingga pada pasien mungkin di

    jumpai penyakit autoimun lain.Kekurangan vitamin B12 karena factor intrisik ini tidak di

    jumpai di Indonesia,Yang lebih sering adalah penyebab intrinsic karena kekurangan vitamin

    B12 dengan gejala yang tidak berat.

    Didapatkan nya ada nya anoreksia, diare, dyspepsia, lidah yang licin, pucat dan agak

    ikterik.terjadi juga gangguan Neurologis, biasanya di mulai degnan parestesia, lalu gangguan

    keseimbangan dan pada kasus yang berat terjadi perubahan fungsi serebral, demensi dan

    perubahan neuropsikiatrik lain.

    Sel-sel darah merah besar(makrosistik), MCV >100 mmol/l , nietrofil hipersegmentasi, dan

    gambaran sum-sum tulang megaloblastik.Sering ditemukan dengan gastritis atrofi ( dalam

    jangka waktu lama di kaitkan dengan peningkatan resiko karsinoma gaster, sehingga

    menyebabkan akloridria, dan kadar vitamin B12 serum kurang dari 100pg/ml. Defesien

  • 8/6/2019 defesiensi besi

    8/17

    [PBL BLOK 24 HEMATOLOGY] Page 8

    kobalamin di sebabkan karna asupan yang tidak cukup, malabsorbsi, ataun pengunaan obat

    tertentu(neomisin, kolkisin) atau defek congenital jarang.

    Peran utama vitamin B12 dan asam folat adalah dalam metabolisme intraseluler, seperti yang

    di ketahui adanya defesiensi terhadap zat tersebut akan menghasilkan tidak sempurnanya

    sintesis DNA pada tiap sel, dimana pembelahan kromosom sedang terjadi jaringan yang

    memiliki pergantian sel yang sangat cepat akan mengalami perubahan yang dramastis antara

    lain system hemotopoesis yang sangat sensitive pada defesiensi dan akan menyebabkan

    anemia megaloblastik.

    3. Anemia defesiensi asam folat 3.5Asam folat terutama terdapat dalam daging, susu, dan daun yang hijau.Umumnya

    berhubungan dengan malnutrisi.Penurunan absorbs folat jarang di temukan karena

    absorbs terjadi di seluruh saluran cerna.juga berhubungan dengan sirosis hepatis karena

    terdapat penurunan cadangan asam folat.

    Gejala dan tanda anemia jenis ini sama dengan anemia defesiensi vitamin B12 yaitu

    anemia megaloblastik dan perubahan megaloblastik pada mukosa mungkin dapat di

    temuakan gejala-gejala neurologis seperti gangguan kepribadian dan hilangnya daya

    ingat. Gambaran darah seperti anemia pernisiosa tetapi kadat vitamin B12 serum normal

    ddan asam folat serum rendag, biasnya kurang dari 3 mg.ml.Yang dapat memastikan

    diagnosis adalah kadar asam folat sel darah merah dari 150 mg/ml.

    Penyebab defesiensi asam folat,paling sering adalah asupan makanan yang kurang baik,

    bisa tunggal atau bersama dengan peningkatan penggunaan asam folat misalnya

    kehamilan atau anemia hemolitik.selain itu juga pada malabsorbsi, dan peningkatan

    turnover sel dan sintesi DNA menyebabkan pemecahan folat, selain itu di sebabkan oleh

    karna obat yang menggangu metabolisme( azatioprin, asyclovir), serta gangguan

    metabolic juga menyebakan anemia ini walaupun jarang terjadi.

  • 8/6/2019 defesiensi besi

    9/17

    [PBL BLOK 24 HEMATOLOGY] Page 9

    2.4 Etiologi

    Penyebab anemia ini umunya disebabkan oleh perdarahan kronik.Di indoneisa paling banyak di

    sebabkan oleh infestasi cacing tambang (ankilostomiasi ). Infesrasi cacing tambang pada

    sesorang dengan makanan yang baik tidak akan menimbulkan anemia.Bila di sertai malnutrisi

    baru akan terjadi anemia,Penyebab lain dari anemia defesiensi adalah. :3

    i Faktor Nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi(bioavaiibilitas) besi yang tidak baik( makanan banyak serat , rendah vitamin C, dan

    rendah daging)

    i Absorbsi yang menurun ( Gastrectomy, colitis kronik dan lain nya)i Kebutuhan besi yang meningkat pada kehamilan, laktasii Kehilangan besi akibat dari Perdarahan pada seluran cerna , menstruasi, donor darahi Hemoglobuminuriai Penyimpanan besi yang kurang , serta hemosiderosis paru

    2.5 Epidemiolog2,5

    Anemia defesiensi besi merupakan jenis anemia yang paling sering dijumpai baik di

    klinik maupun di masyarakat.ADB merupakan anemia yang sering terjadi pada di Negara

    berkembang.ADB sekitar 30 % populasi dunia, di USA balita berumur 1 sampai 2 tahun dan 9 %

    sampai 11% remaja wanita dan wanita usia subur mengalami defesiensi zat besi , kurang dari 1

    % anak pria dan pria dewasa kurang dari 50 tahun menderita defesiensi besi.9-11% pada

    perempuan masa reproduksi, dan 5-7% pada perempuan pasca menopause.Perempuan hamil

    meerupakan segmen penduduk yang paling rentan pada ABD, dan sebagian besar derajat ABD

    adalah ringan.Faktor resiko dapat dijumpai adalah tingkat pendidikan dan kepatuhan meminum

    pil besi.

    Yang beresiko mengalami anemia defisiensi zat besi:

    Wanita menstruasi

    Wanita menyusui/hamil karena peningkatan kebutuhan zat besi

    Bayi, anak-anak dan remaja yang merupakan masa pertumbuhan yang cepat

    Orang yang kurang makan makanan yang mengandung zat besi, jarang makan

    daging dan telur selama bertahun-tahun.

    Menderita penyakit maag.

    Penggunaan aspirin jangka panjang

    Colon cancer

  • 8/6/2019 defesiensi besi

    10/17

    [PBL BLOK 24 HEMATOLOGY] Page 10

    Vegetarian karena tidak makan daging, akan tetapi dapat digantikan dengan

    brokoli dan bayam

    2.6 Patofisiologi2,5,6

    Besi adalah salah satu unsure yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan

    hemoglobin,mioglobin, dan berbagai enzim. Normalnya sekitar 1 mg besi di absorbsi dan hilang

    per hari.Ketidakseimbangan antara asupan , kebutuhan, dan kehilangan zat besi mengakibatkan

    defesiensi zat besi.Transportasi dan penyimpanan besi terutama dalam jaringan tubuh berupa :

    senyawa besi fungsional, besi cadangan jika masukan besi berkurang, dan besi transport besi

    yang berkaitan dengan protein tertentu dalam fungsi nya untuk mengangkut besi dari satu

    kompartmen ke kompartmen lain nya.Besi yang bebas akan merusak jaringan oleh sebab itu

    harus berikatan dengan protein tertentu.Besi dari makanan akan di absorbs.Absrobsi besi paling

    banyak terjadi pada bagian bagian proksimal duodenum.Proses absorbsi di bagi menjadi 3 fase,

    Fase luminal : besi dalam makanan diolah dalam lambung kemudian siap diserap diduodenum

    Fase mucosal : proses penyerapan dalam mukosa usus yang merupakan proses aktif

    Fase corporal : proses tranportasi besi dalam sirkulasi, utilisasi besi oleh sel-sel yang

    memerlukan dan penyimpanan besi.

    Transportasi dan penyimpanan besi terutama di perantarai oleh tiga Protein transferin, reseptortransferin, dan feritin.Transferin dapat mengandung sampai dua atom besi.Transferin akan

    mengangkut besi ke jaringan yang mempunyai reseptor transferin, khususnya ertitroblas dalam

    sum-sum tulang, yang menggabungkan besi menjadi hemoglobin.Transferin kemudian di pakai

    ulang. Pada akhir hidup nya eritrosit di pecah dalam makrofag system RES dan besi di lepaskan

    dari Hb memasuki plasma dan menyediakan sebagian besar untuk transferin.Hanya sejumlah

  • 8/6/2019 defesiensi besi

    11/17

    [PBL BLOK 24 HEMATOLOGY] Page 11

    kecil besi transferin plasma yang berasal dari makanan mengandung besi dan

    diabsorbsi.Sebagian besi di simpan dalam RES sebagai feritin dan hemosiderin.

    Defesiensi zat besi diet umum terjadi pada kondisi yang membutuhkan peningkatan zat besi

    seperti pada masa bayi dan kehamilan, kekurangan absorbsi zat besi dapat terjadi setelah

    gastrektomi parsial , gastritis atropican.Pendarahan menahun menyebabkan kehilangan besi

    sehingga cadangan besi makin menurun,Jika cadangaan besi menurun , keadaan ini disebut iron

    depleted state. Keadaan ini ditandai oleh penurunan kadar feritin serum , dan penurunan

    cadangan zat besi di sum-sum tulang sehingga menyebabkan produksi SDM yang

    abnormal.Sedangkan peningkatan absorbsi besi dalam usus.Apabila kekurangan besi berlanjut

    terus maka cadangan besi menjadi kosong sama sekali. Penyediaan besi untuk eritropoesis

    berkurang sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit tetapi anemia secara klink

    belum terjadi.Keadaan ini disebut sebagai iron deficiency eritropoesis.Pada fase ini kelainan

    pertama yang dijumpai ialah free protoporfirin dalam ertrosit.Saturasi transferin menurun dan

    Total iron Binding capacity (TIBC) meningkat.Akhir-akhir ini parameter yang sangat spesifik

    ialah peningkatan reseptor transferin.Apabila jumlah besi menurun terus maka ertitropoesis

    semakin terganggu sehingga kadar Hb mulai menurun.Akibatnya timbul anemia hipokrom

    mikrositer disebut sebagai iron deficiency anemia.Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi

    pada epitel serta pada beberapa enzim yang dapat menimbulkan gejala pada kuku, epitel mulut

    dan faring serta gejala lain.

    Anemia defesiensi Besi merupakan hasil akhir dari keseimbangan besi, yang berlangsung

    lama.Bila kemudian keseimbangan besi yang negative ini menetap maka akan menyebabkan

    cadangan besi berkurang.Ada 3 tahap Anemia defesiensi besi :

    1. Tahap ITahap ini disebut sebagai iron depletion./iron deficiency , ditandai dengan berkurangnya

    cadangan besi atau tidak adanya cadangan besi.Hemoglobin dan fungsi protein lain nya

    masih normal.Pada tahap ini terjadi peningkatan absorbs besi non heme.feritin serum

    menurun, sedangkan pemeriksaan lain untuk mengetahui adanya kekurangan besi masih

    normal.

    2. Tahap IITahap ini dikenal dengan iron deficient erytropoetin/iron limited eritropoesis didapatkan

    suplay besi yang tidak cukup untuk menunjang eritropoesis.Dari hasil pemeriksaan

    laboratorium di peroleh nilai besi serum menurun dan saturasi transferin menurun

    sedangkan total iron binding meningkat dan free eritrosyt phorpirin (FEP ) meningkat

  • 8/6/2019 defesiensi besi

    12/17

    [PBL BLOK 24 HEMATOLOGY] Page 12

    .

    3. Tahap IIITahap inilah yang disebut iron deficiency anemia.keadaan ini terjadi bila besi yang

    menuju eritroid sum-sum tulang tidak cukup sehingga menyebabkan penurunan Hb.

    2.7 Penatalaksanaan3,5

    Defisiensi zat besi berespons sangat baik terhadap pemberian obat oral seperti garam besi

    (misalnya sulfas ferosus) atau sediaan polisakarida zat besi (misalnya polimaltosa ferosus).

    Terapi zat besi yang dikombinasikan dengan diit yang benar untuk meningkatkan penyerapan zat

    besi dan vitamin C sangat efektif untuk mengatasi anemia defisiensi besi karena terjadi

    peningkatan jumblah hemoglobin dan cadangan zat besi. CDC merekomendasikan penggunaan

    elemen zat besi sebesar 60 mg, 1-2 kali perhari bagi remaja yang menderita anemia.

    Zat besi paling baik diabsorpsi jika dimakan diantara waktu makan. Sayangnya,

    ketidaknyamanan abdominal, yang ditandai dengan kembung, rasa penuh dan rasa sakit yang

    kadang-kadang, biasanya muncul dengan sediaan besi ini. Tetapi resiko efek samping ini dapat

    dikurangi dengan cara menaikkan dosis secara bertahap, menggunakan zat besi dosis rendah,

    atau menggunakan preparat yang mengandung elemen besi yang rendah, salah satunya glukonat

    ferosus. Kompleks polisakarida zat besi seringkali lebih berhasil dibandingkan dengan garam zat

    besi, walaupun kenyataannya tablet tersebut mengandung 150 mg elemen zat besi. Campuranvitamin yang mengandung zat besi biasanya harus dihindari, karena sediaan ini mahal dan

    mengandung jumblah zat besi yang suboptimal. Retikulositosis dimulai 3-4 hari setelah inisiasi

    terapi zat besi, dengan puncaknya sekitar 10 hari. Pasien dapat tidak berespon dengan

    penggantian zat besi sebagai akibat dari:

    a. Diagnosis yang tidak benar.

    b. Tidak patuh.

    c. Kehilangan darah melampaui kecepatan penggantian.

    d. Supresi sum-sum tulang oleh tumor, radang kronik, dll.e. Malabsorpsi, sangat jarang akan tetapi jika terjadi, diperlukan penggantian zat

    besi parenteral.

    Kompleks dekstran-zat besi dapat digunakan melalui suntikan im setelah tes dengan dosis 25 mg

    untuk reaksi alergi :

  • 8/6/2019 defesiensi besi

    13/17

    [PBL BLOK 24 HEMATOLOGY] Page 13

    100 mg dekstran-zat besi, per sesi terapi. Pemberian dapat diulang setiap minggu sampai

    cadangan zat besi terpenuhi. Traktus Z sebaiknya digunakan pada suntikan untuk mencegah

    mengembunnya gabungan tersebut kedalam dermis, yang dapat menghasilkan pewarnaan kulit

    yang tidak dapat dihilangkan.

    Pemberian secara iv dapat dilakukan pada pasien yang tidak dapat menerima suntikan im

    atau yang memerlukan koreksi defisiensi zat besi lebih cepat. Pendekatan yang paling nyaman

    adalah dengan mengencerkan 500 mg campuran tersebut kedalam 100 ml cairan salin steril dan

    memasukkan dosis percobaan sebanyak 1 ml. jika tidak terjadi reaksi alergi, sisa solusi dapat

    diberikan dalam 2 jam. Pemberian iv sampai 4 g zat besi dalam satu keadaan memungkinkan

    koreksi defisiensi zat besi dalam satu sesi. Sekitar 20% dari pasien mengalami artralgia,

    menggigil dan demam yang tergantung dari dosis yang diberikan dan dapat berlangsung sampai

    beberapa hari setelah infus.

    Kebutuhan besi (mg) = (15-Hb sekarang) X BB X 2,4 + 500/1000 mg3

    Zat besi-dekstran harus digunakan secara hemat, jika perlu, pada semua pasiendengan artritis

    reumatoid, karena gejala tersebut secara nyata dipacu oleh penyakit ini. Obat anti inflamasi non

    steroid biasanya mengatur gejala tersebut.

    Anafilaksis, komplikasi serius penggunaan zat besi-dekstran, jarang muncul. Jika gejala awal

    muncul, infus dihentikan dan perbaikan keadaan dengan benadril dan epinefrin dapat dimulai.

    jumlah zat besi yang diperlukan untuk penggantian dapat dihitung dari defisit massa sel darah

    merah, dengan tambahan 1000 mg untuk mengganti cadangan tubuh.

    Transfusi darah jarang diperlukan kecuali untuk pasien dengan anemia defisiensi zat

    besi yang berat yang mengancam fungsi kardiovaskular atau cerebrovaskular oleh karna bahaya

    overload.

    2.8 Komplikasi

  • 8/6/2019 defesiensi besi

    14/17

    [PBL BLOK 24 HEMATOLOGY] Page 14

    Anemia kekurangan zat besi jarang menyebakan komplikasi serius atau jangka panjang ,

    beberapa komplikasi di antara lain :

    y KelelahanAnemia defesiensi besi membuat tubuh lelah, sehingga kurang produktif dan tidak aktifdalam melakukan aktivitas

    y System kekebalanPenelitian menunjukan bahwa anemia ini dapat menyebabkan system kekebalan menurun

    sehingga tubuh rentan terhadap infeksi dan penyakit lain

    y JantungOrang dewasa dengan anemia berat dapat menyebakan komplikasi ke jantung yakni

    denyut jantung cepat dan tidak teratur, karna jantung akan memompa darah lebih banyak

    untuk mengkompensasi kekurangan oksigen.

    y Masalah kehamilanDapat menyebabkan bayi premature dan berat lahir rendah, dan dapat di cegah dengan

    pemberiaan suplemen zat besi

    y Gangguan pertumbuhanPada bayi dan anak anak yang anemia berat dapat menyebabkan tertunda atau

    terhambatnya pertumbuhan.

    2.9 PROGNOSIS

    Pada umunya prognosis anemia defesiensi besi adalah baik, oleh karna merupakan jenis

    anemia yang paling ringan.Prognosis dari anemia defesiensi besi biasanya bergantung pada

    durasi atau lama penyakit nya, diagnosis dan pengangan serta berat ringan nya penyakit ini.

    Jika pasien di diagnosa dini dan di tangani dengan tepat maka kemungkinan kecil terjadi

    komplikasi dan Prognosis nya akan baik.Tetapi jika hal itu di biarkan begitu saja maka

    anemia defesiensi besi akan memberi efek pada jantung,dan pencetus penyakit lain, juga

    memberi efek buruk pada bayi dengan ibu yang anemia.

    3.10PreventifMengingat tingginya prevalensi anemia defesiensi besi di masyarakat maka diperlukan suatu

    tindakan pencegahan yang terpadu.Tindakan pencegahan tersebut berupa :3,6

  • 8/6/2019 defesiensi besi

    15/17

    [PBL BLOK 24 HEMATOLOGY] Page 15

    k Pendidikan kesehatan- Kesehatan lingkungan misalnya tentang pemakaian jamban , perbaikan lingkungan

    kerja, misalnya pemakaian alas kaki sehingga dapat mencegah penyakit cacing

    tambang.

    - Penyuluhan gizi untuk mendorong konsumsi makanan yang membantu absorbsi besi.k Pemberantasan infeksi cacing tambang sebagai sumber perdarahan kronik paling sering

    didaerah tropic,Pengendalian infeksi cacing tambang dapat dilakukan dengan pengobatan

    masal dengan antithelmentik dan perbaikan sanitasi

    k Suplementasi besi yaittu pemberian besi profilaksis pada segemen penduduk yang rentanseperti ibu hamil dan anak balita.Di Indonesia di berikan pil besi dan folat

    k Fortifikasi bahan makanan dengan besi yaitu mencampurkan besi pada tepung utntuk rotiatau bubuk susu dengan fesi

  • 8/6/2019 defesiensi besi

    16/17

    [PBL BLOK 24 HEMATOLOGY] Page 16

    BAB III

    KESIMPULAN

    Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya besi yang diperlukan

    untuk sintesis hemoglobin dan sering menghasilkan eritrosit yang mikrositik hipokromik. Sel-sel

    ini menjadi mikrositik karena sintesis eritrosit yang terus berlangsung. Apabila terjadi

    kekurangan besi, pembelahan sel ini akan terus berlanjut selama beberapa siklus tambahan dan

    menghasilkan sel-sel yang lebih kecil. Karena jumlah besi yang tesedia tidak memadai, jumlah

    hemoglobin di setiap sel juga berkurang sehingga terjadi hipokromia. Kekurangan besi dapat

    disebabkan karena kebutuhan yang meningkat secara fisiologis (pertumbuhan dan menstruasi),

    kurangnya besi yang diserap, perdarahan kronis dan lain sebagainya. Gejala khas yang

    ditemukan pada anemia jenis ini adalah koilonychia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis,

    disfagia, dan atrofimukosa gaster. Komplikasi yang dapat terjadi berupa pembesaran jantung,

    adanya gangguan metabolisme energi protein pada otak, penurunan fungsi mioglobin, enzim

    sitokrom, dan gliserofosfat oksidase yang menyebabkan penumpukan asam laktat sehingga otot

    cepat lelah, dan adanya kerusakan kemampuan fungsional dari mekanisme kekebalan tubuh

    dalam menahan masuknya penyakit infeksi.

    Penatalaksanaan dilakukan dengan prinsip mengetahui faktor penyebab dan mengatasinya serta

    memberikan terapi penggantian dengan preparat besi. Upaya umum untuk pencegahankekurangan besi adalah dengan cara meningkatkan konsumsi Fe, fortifikasi bahan makanan, dan

    suplementasi serta memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat.

  • 8/6/2019 defesiensi besi

    17/17

    [PBL BLOK 24 HEMATOLOGY] Page 17

    Daftar pustaka

    1. Metha, Atul. At a glance Hematologi.Ed 2. Fisologi dan defesiensi besi. Erlangga:Jakarta ; 2009. h 26

    2. Sudoyo,W Aru dkk. Buku ajar Ilmu penyakit dalam.Ed IV.Jilid II.Anemia defesiensibesi.FK UI : Jakarta ; 2007. h 634-41

    3. Corwin, Elizabeth. Buku saku patofisiologi. Ed 3. Sistem Hematologi.EGC : Jakarta ;2009. h 397-428

    4. Setiawan, Lyana. Kapita selekta kedokteran,Ed 4. Eritropoesis dan aspek umum anemia .EGC : Jakarta ; 2005. h 11-48

    5. Asdie, Ahmad.Prinsip-prinsip Ilmu penyakit dalam. Ed 13. Anemia.Vol 1. EGC : Jakarta; 2005.h 358-9

    6. Hillman, Robert.Hematology in clinical practice.Ed 4.Iron deficiency anemia.McGraw :USA.2005; h 53-5