ddb asli

download ddb asli

of 14

Transcript of ddb asli

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Penggunaan plastik semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia karena memiliki banyak kegunaan dan praktis. Plastik merupakan produk polimer sintetis yang terbuat dari bahan-bahan petrokimia yang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbahurui. Struktur kimiawinya yang mempunyai bobot molekul tinggi dan pada umumnya memiliki rantai ikatan yang kuat sehingga plastik membutuhkan waktu yang lama terurai di alam. Limbah plastik tidak hanya menjadi masalah di kalangan masyarakat umum tetapi juga menjadi masalah bagi perindustrian di Indonesia. . Di sisi lain, ternyata bulu ayam juga menjadi masalah limbah yang cukup besar. Produksi daging ayam di seluruh Indonesia pada tahun 2007 untuk daging ayam ras pedaging adalah sebesar 942.786 ton dan untuk daging ayam buras adalah sebesar 294.889 ton, sedangkan konsumsi daging ayam ras dan kampung di seluruh Indonesia pada tahun 2007 adalah sebesar 4,37 kg per kapita (Direktorat Jenderal Peternakan Departemen, 2009). Jumlah konsumsi ini merupakan yang terbesar di antara jenis daging lainnya. Besarnya produksi dan konsumsi ayam menghasilkan limbah dalam jumlah besar pula. Limbah yang dihasilkan tempat pemotongan ayam, salah satunya bulu ayam, menimbulkan masalah terhadap pencemaran lingkungan. Bulu ayam akan menimbulkan bau yang tidak enak, dapat menjadi sumber penyakit, dan dapat mengganggu pernapasan bagi orang menderita alergi terhadap bulu ayam. Penggunaan plastik ramah lingkungan yang dapat didegradasi dalam waktu yang relatif singkat (plastik biodegradabel) sebagai substitusi plastik berbahan baku petrokimia merupakan salah satu solusi pemecahan masalah lingkungan

akibat limbah plastik. Kebutuhan dunia akan plastik biodegradabel semakin meningkat dari tahun ke tahun. Potensi pasar plastik biodegradabel saat ini cukup besar, yaitu mencapai 1,2 juta ton pada tahun 2010. Industri plastik biodegradabel akan berkembang menjadi industri besar di masa yang akan datang (Pranamuda, 2001). Bulu ayam yang merupakan limbah peternakan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan plastik biodegradabel sehingga

pemanfaatan bulu ayam dapat menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah limbah plastik dan bulu ayam. B. TUJUAN 1. Untuk menciptakan bioplastik yang ramah lingkungan 2. Untuk menjelaskan kelebihan dan kekurangan bulu ayam dibandingkan bahan lain sebagai bahan bioplastik 3. Untuk mengetahui perkembangan bioplastik didunia

C. PERUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan bioplastik? 2. Apa yang kelebihan dan kekurangan bioplastik yang terbuat dari bulu ayam? 3. Bagaimana perkembangan bioplastik di dunia sekarang ini.

D. MANFAAT 1. Dapat menciptakan alternatif plastik yang ramah lingkungan 2. Dapat mengetahui kelebihan bioplastik yang dibuat dari bulu ayam 3. Dapat mengetahi kekurangan bioplastik yang dibuat dari bulu ayam

BAB II ISI

A. PENGERTIAN BIOPLASTIK Bioplastik adalah bentuk awetan kering mahluk hidup yang berada dalam plastik sehingga tidak akan rusak dalam waktu ratusan tahun. Untuk membuat awetan dalam bentuk ini diperlukan ketelitian dan kehati-hatian yang cukup, namun pembuatanya sangat mudah dan memerlukan waktu yang tidak lama. Bioplastik dapat dibuat dalam berbagai macam bentuk sesuai keinginan dan pembuatan alat cetaknya. Selain sebagai alat untuk penelitian dan koleksi, bioplastik ini juga dapat digunakan / dibuat dalam bentuk hiasan seperti pegangan kunci dll. Pada umumnya mahluk hidup yang di awetkan dalam bentuk ini adalah berbagai macam serangga, bunga dan berbagai bentuk daun tumbuhan , karena walaupun sudah tersimpan cukup lama, tumbuhan / bunga tersebut tidak akan layu dan masih nampak segar serta tidak akan rusak kecuali bila dipecah. B. PENGERTIAN PLASTIK BIODEGRADEBLE Plastik biodegradabel adalah plastik yang dapat digunakan layaknya seperti plastik konvensional, namun akan hancur terurai oleh aktivitas mikroorganisme menjadi hasil akhir air dan gas karbondioksida setelah habis terpakai dan dibuang ke lingkungan. Plastik biodegradabel merupakan bahan plastik yang ramah terhadap lingkungan karena sifatnya yang dapat kembali ke alam. Secara umum, kemasan biodegradabel diartikan sebagai film kemasan yang dapat didaur ulang dan dapat dihancurkan secara alami (Pranamuda, 2001). Plastik biodegradabel disebut juga bioplastik, adalah plastik yang seluruh atau hampir seluruh komponennya berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui (Stevens, 2001). Plastik biodegradabel mengandung satu atau lebih biopolimer sebagai ingridien yang esensial. Istilah bioplastik ditujukan untuk bahan kemasan

yang

berasal

dari

polimer

yang

100%

biodegradabel

dan

sudah

diuji

biodegradabilitasnya berdasarkan standar yang berlaku (ISO 14855,CEN/TC 261/SC 4 N 99 atau ASTM D6400-99) atau dari biopolimer (produk hasil pertanian) (Vink et al., 2003). Berdasarkan sumber atau cara memperolehnya, Tharanathan (2003) mengklasifikasikan biopolimer sebagai bahan baku bio-kemasan menjadi 4. Selain dari polimer alami, ada beberapa zat sintetis yang merupakan campuran antara zat petrokimia dengan biopolimer dan atau biopolimer yang telah mengalami perlakuan yang kompleks tetapi tetap memiliki sifat biodegradabel, contohnya adalah poly alkilene esters, poly lactic acid, poly amid esters, poly vinil esters, poly vinil alcohol, dan poly anhidrides.

Gambar 1. Polimer biodegradabel sebagai bahan biokemasan (Tharanathan, 2003) Berdasarkan bahan baku yang dipakai, plastik biodegradabel dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok dengan bahan baku petrokimia dan kelompok dengan bahan baku produk tanaman seperti pati dan selulosa. Kelompok pertama adalah

penggunaan sumberdaya alam yang tidak terbaharui (non-renewable resources), sedangkan kelompok kedua adalah sumber daya alam terbarui (renewable resources). Saat ini polimer plastik biodegradabel yang telah diproduksi adalah kebanyakan dari polimer jenis poliester alifatik (Pranamuda, 2001). C. BULU AYAM Alasan utama penggunaan bulu ayam sebagai salah satu bahan pembuatan bioplastik karena bulu ayam dianggap tepat sebagai material dasar pembuat plastik mengingat banyaknya kandungan keratinnya. Lapisan tipis termoplastik yang dibuat dari keratin diyakini memiliki sifat mekanik yang baik, menunjukkan kekuatan dan tahan sobek dibandingkan bioplastik lainnya yang terbuat dari sumber hayati lainnya seperti protein tanaman dan tepung yang dimodifikasi.Bulu ayam terdiri dari protein struktural, keratin, yang memiliki kemampuan untuk membentuk film (Schrooyen et al., 2001b). Stabilitas keratin pada kondisi padat disebabkan adanya ikatan silang yang diproduksi dari pembentukan ikatan sistein disulfida, ikatan hidrogen, dan ikatan garam (Woodin, 1954). Penambahan reagen yang memecah ikatan-ikatan tersebut menurunkan kekuatan seratnya. Oleh karena itu, keratin dapat diurai dengan menggunakan pelarut yang merusak ikatan S-S- dan ikatan hidrogen (Schrooyen et al., 2001a). Dispersi ekstrak keratin yang stabil tanpa adanya agen pereduksi dapat dicapai dengan menggunakan sodium dodecyl sulfate (SDS). Surfaktan ini membentuk kompleks dengan keratin dan mencegah agregasi protein ekstensif selama prosedur dialisis untuk menghilangkan agen pereduksi (Schrooyen et al., 2001a). Oleh karena itu, memungkinkan untuk membuat material biodegradabel seperti film dengan bahan baku keratin, dengan cara pencetakan. Namun, protein ini membentuk film yang mudah hancur tanpa adanya penambahan plasticizer seperti polyols. Plasticizer menurunkan kekuatan inter-dan intramolekular dan meningkatkan mobilitas dan fleksibilatas film (Sanchez et al., 1998).

Berdasarkan Jangchud dan Chinnan (1999) dan Vanin et al. (2005), gliserol adalah salah satu plasticizer terbaik yang dapat digunakan pada film protein, karena gliserol larut air, polar, nonvolatil, protein miscible, dan memiliki berat molekul yang rendah dan sa tu gugus hidroksil pada setiap karbon. B. Alat dan Bahan yang Diperlukan Membuat Bioplastik Untuk membuat preparat bioplastik ini diperlukan alat dan bahan yang sesuai dengan yang di butuhkan, bahan yang digunakan dalam membuat preparat bioplastik terdiri 4 macam : 1. bahan / objek yang akan di awetkan Bahan segar yaitu hewan atau tumbuhan yang langsung diambil dari alam/ hasil tangkapan misalnya serangga, potongan daun, potongan kulit kayu, bunga,dll .Sedangkan kali ini bahan yang adalah bulu ayam. Untuk bahan segar pada hal ini adalah bulu ayam harus direndam dalam larutan styrene sebelum dibuat (boleh lama boleh juga sebentar saja). 2. Styrene ,Adalah larutan untuk merendam bahan segar / obyek sebelum di buat / di masukan ke dalam bioplastik. Berfungsi sebagai penyeteriol, untuk mensterilkan obyewk yang akan di awetkan. 3.Resin, Sifat dari resin adalah beracun, karsinogen (penyebab kanker) dan juga dapat menyebabkan iritasi kulit. 4. Katalis, Katalis ini sifatnya sama dengan Resin . sehingga pada waktu menggunakan harus hati-hati agar tidak sampai terkena kulit atau pakaian karena noda pada pakaian tidak dapat dihilangkan dan dapat menyebabkan kerusakan pada kain. Berfungsi sebagai pengeras.

5. Cobalt,Cobalt juga berfungsi sebagai pengeras sama seperti katalis. 6. Alat Cetakan / wadah, Cetakan ini bisa di buat dari seng atau aluminium tipis sehingga dapat di bengkokan menjadi wadah yang sangat rapat dan bentuknya sesuai dengan keinginan sendiri. 7. Girinda/ Ampelas,Alat ini digunakan untuk menghaluskan bagian tepi preparat setelah kering / selesai . 8. Compound QQ,Digunakan untuk mengkilatkan preparat yang sudah jadi dengan cara di gosok dengan kain yang halus dan bersih. 9. Alat penunjang lainya, Alat penunjang lainnya yang di perlukan misalnya Gunting :untuk memotong bahan / obyek serta digunakan dalam membuat cetakan Pisau Pinset Jarum Isolasi lakban Sendok Kain : untuk membuat cetakan : untuk mengambil obyek/ mahluk hidup : untuk menata obyek dalam larutan : untuk mengaitkan / membuat cetakan : untuk mengadut campuran larutan : untuk menggosok preparat bioplastik setelah jadi

Gelas minuman kemasan untuk mengaduk campuran larutan . C. Cara Kerja Membuat Bioplastik 1. Membuat wadah / alat cetakan Untuk membuat alat cetakan kita bisa gunakan aluminium tipis, seng atau plastic yang tahan terhadap resin dengan cara menggunting sesuai bentuk cetakan yang di inginkan.Cetakan yang baik adalah fleksibel, permukaannya halus, tahan

terhadap resin serta sesuai dengan obyek dan bentuk seni. Untuk itu harus pula diperhatikan setting obyek pada cetakan (orientasi, label ataupun aksesories lainnya) 2. Menyiapkan obyek Persiapkan bulu ayam yang sudah dikumpulkan sebelumnya. Usahakan untuk dibersihkan dahulu sebelum digunakan untuk pembuatan bioplastik. 3. Membuat preparat bioplastik Pembuatan preparat ini dengan cara / tahap sebagai berikut :

Merendam obyek dalam styrene sampai terendam boleh lama boleh tidak. Untuk label / obyek kering tak perlu direndam karena bisa luntur warnanya.

Menuangkan resin ke dalam tempat lain (gelas minuman kemasan ) kemudian menambahkan katalis dan cobalt dengan perbandingan resin 25 cc, katalis dan cobalt masing-masing 8 s/d 9 tetes. Kemudian kita aduk perlahan-lahan larutan resin dan katalis tersebut dan usahakan jangan sampai muncul gelembung udara. Aduk larutan tersebut sampai berubah warnanya .

Menyiapakan alat cetakan yang kita buat tadi dan masukkan adonan resin + katalis 2 mm sebagai alas / sesuai denagn wadah agar proporsional dengan cetakan tadi. Miringkan agar merata dan masukkan ke dalam open selama 3 menit atau sampai mengental. Pemanasan atau pengeringan ini bisa juga dilakukan dengan lampu pijar 10 watt atau bisa juga hanya di angin-anginkan.

Setelah mengering masukkan adonan lagi sedikit sebagai penanam atau penjebak agar obyek tidak muncul / timbul dipermukaan. Setelah itu masukkan obyek dan label atau foto kemudian tata dengan rapi sesuai dengan keinginan anda dengan menggunakan jarum atau lidi. Setelah selesai keringkan lagi dengan cara seperti poin di atas (dalam memasukkan obyek

harus hati-hati agar tidak ada gelembung udara yang timbul akibat gesekan obyek).

Preparat yang sudah kering di ambil dan di tuangi adonan lagi sebagai penutup, lalu keringkan lagi seperti cara pengeringan di atas.

Setelah preparat betul-betul kering buka wadahnya dengan cara di sobek dan dalam hal ini membukannya pun harus hati-hati agar tidak pecah.

Langkah selanjutnya, haluskan permukaan dengan gerinda / amplas bertingkat dari kasar (100 600 1000) ke halus pada kondisi basah / berair, serta jangan sampai berdebu karena debunya dapat menyebabkan kanker / karsinogen.

Sebagai langkah terakhir haluskan dengan compound bertingkat QQ very white dengan menggunakan kain halus sampai mengkilat. Preparat telah selesai dibuat.

D. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMBUAT BIOPLASTIK 1. Dalam membuat adona resin + katalis harus diperhatikan komposisi perbandingannya dan pada waktu mengaduk harus hati-hati agar jangan sampai ada gelembung udara dan harus sekali habis karena sifatnya cepat mengeras. 2. Pada saat memberi resin, sebelumnya harus sudah mengering dan pada waktu penutupan, obyek harus sudah kering dulu karena di khawatirkan obyek akan muncul ke permukaan / timbul. E. CIRI-CIRI PEMBUATAN BIOPLASTIK YANG BERHASIL DAN GAGAL Pembuatan preparat Bioplastik dikatakan akan berhasil dengan baik apabila hasilnya sebagai berikut :

1. tidak ada gelembung udara pada preparat tersebut. 2. tidak ada pecahan yang ditimbulkan karena terlalu panas atau terlalu banyak katalis maupun terlalu tebalnya resin. 3. Obyek mengkilat. 4. Tata letak atau orientasi obyek / label mengandung kreasi seni yang tinggi. 5. Sudut permukannya halus dan jernih. Adapun hasilnya preparat di katakan gagal apabila hasilnya sebagai berikut : 1. karena terlalu panas ataupun terlalu banyak katalis serta terlalu

Bergelembung. 2. Pecah-pecah tebalnya resin. 3. tata letak orientasi obyeknya jelek. 4. Obyeknya tampak keruh dan buram. 5. Sudutnya tajam,permukaan kasar dan tidak jernih F. PERKEMBANGAN BIOPLASTIK DI DUNIA Perkembangan Bioplastik di dunia saat ini masih terbilang kecil tapi terus mengalami perkembangan. Menurut Brian Momani (2009) dalam Assessment of the Impact of Bioplastic:Energy Usage,Fossil Fuel Usege,Pollution,Health Effect,Effect on the Food Supply and Economic Effect Compared to Petroleum Based Plastic menyebutkan bahwa total pengonsumsian bioplastik di eropa saja sudah mencapai 50.0000 ton dari total pengonsumsian plasyik eropa yang mencapai 40 juta ton. Ratarata bioplastik hanya dapat memenuhi 5-10% pasar plastic. Dengan demikian bioplastik belum bias dijadikan alternative pengganti petrol-plastik. Akan tetapi bioplastik era sekarang dikembangkan menjadi bahan dasar pembuatan botol air mineral,plastic pembungkus buah-buahan di supermarket hingga sebagai wadah makanan ringan contohnya gelas plastic Huhtamaki yaitu gelas plastic yang dibuat dari tepung jagung. Produk gelas plastic ini umumnya digunakan sebagai wadah makanan ringan seperti pudding. Sayangnya gelas plastic ini tidak akan diproduksi

secara masal karena masih banyak kekurangan misalnya tidak tahan terhadap panas. Untuk itulah diperlukan penelitian lebih lanjut. (anonim.2012)

\

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Banyaknya tipe plastic yang tidak bias diurai oleh tanah dengan cepat serta sifat masyarakat kita yang malas untuk membawa kantong belanja

sendiri,menyebabkan munculnya ide-ide untuk membuat plastic yang ramah lingkungan. Untuk itulah dengang mengembangkan plastic yang bersifat

biodegredeble,dipercaya sebagai jawaban untuk mengatasi masalah plastic yang keberadaannya kini sudah merusak lingkungan. Plastik biodegredeble merupakan bahan plastic yang aman dan ramah terhadap lingkungan karena sifatnya yang kembali ke alam. Salah satu bahan yang memungkinkan untuk digunakan sebagai bahan utama pembuat bioplastik saat ini adalah bulu ayam. Alasannya karena jumlahnya yang cukup melimpah di masyarakat dan kandungan bulu ayam itu sendiri yang banyak mengandung keratin. Namun diperlukan penelitian lebih mendalam lagi untuk mengatasi permasalahan seperti bahan bioplastik yang rentan terhadap panas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012. Huhtamaki Silver. http://www.huhtamaki.com. Di akses 21 April 2012 Brian Momani .2009. Assessment of the Impact of Bioplastic:Energy Usage,Fossil Fuel Usege,Pollution,Health Effect,Effect on the Food Supply and Economic Effect Compared to Petroleum Based Plastic. Worcester Polytechnic Institute. Martelli, S. M., Moore, G. R. P., Gandolfo, C. A., Paes, S. S., dan Laurindo, J. B. 2006. Influence of plasticizers on the water sorption isotherms and water vapor permeability of chicken feather keratin films. LebensmittelWissenschaft Und- Technologie-Food Science and Technology, 39, 292301. Pranamuda H. 2001. Pengembangan Bahan Plastik Biodegradabel Berbahan Baku Pati Tropis. Disampaikan pada Seminar On-Air Bioteknologi untuk Indonesia Abad 21, 1-14 februari 2001. Jepang: Sinergy Forum-PPI Tokyo Institut of Technology. Primawisdawati, Dessyana , Melia Christian. 2009. Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Sebagai Bahan Baku Pembuatan Plastik Biodegradabel : PKM-GT. Bogor : IPB. Sanchez, A. C., Popineau, Y., Mangavel, C., Larre, C., & Geguen, J. 1998. Effect of different plasticizers on the mechanical and surface properties of wheat gliadin films. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 46, 45394544. Schrooyen, P. M. M., Dijkstra, P. J., Oberthur, R., Bantjes, A., & Feijen, J. 2001a. Stabilization of solutions of feather keratins by sodium dodecyl sulfate. Journal of Colloid and Interface Science, 240, 3039. Schrooyen, P. M. M., Dijkstra, P. J., Oberthur, R., Bantjes, A., & Feijen, J. 2001b. Partially carboxymethylated feather keratins thermal and mechanical properties of films. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 49, 221230. Stevens, Eugene. 2001. Green Plastics. New Jersey: Princeton University Press. Tempo. 2004. Plastik Bulu Ayam. http://72.14.235.132/search?q=cache:SpQ2q_ Fh a5kJ:wap.korantempo.com/view_details.php%3Fidedisi%3D1540%26idcateg ory%3D12%26idkoran%3D23430%26y%3D2004%26m%3D09%26d%3D27 +plastik+bulu+ayam&hl=id&ct=clnk&cd=9&gl=id&client=firefox-a (1 Maret2012). Tharanathan, R.N. 2003. Biodegradable Films and composite Coatings: Past, Present and Future. Trends Food Sci. Tech., 14, 17-78. Woodin, A.M. 1954. Molecular size, Shape anda Aggregation of Soluble Feather Keratin. Biochemical Journal, 57,99-109.