DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur...

63
1 DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL PENAMBAHAN ASAM AMINO GLUTAMIN SECARA IN OVO PADA PERIODE INKUBASI KHATIFAH I111 13 371 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017 SKRIPSI

Transcript of DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur...

Page 1: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

1

DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS

HASIL PENAMBAHAN ASAM AMINO GLUTAMIN

SECARA IN OVO PADA PERIODE INKUBASI

KHATIFAH

I111 13 371

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

SKRIPSI

Page 2: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

2

DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS

HASIL PENAMBAHAN ASAM AMINO GLUTAMIN

SECARA IN OVO PADA PERIODE INKUBASI

Oleh:

KHATIFAH

I111 13 371

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Peternakan pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

SKRIPSI

Page 3: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

3

Page 4: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

4

Page 5: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

5

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah Hasil Penelitian yang berjudul “Daya

Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino

Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”, meskipun dengan segala

kekurangan dan keterbatasan kemampuan penulis.

Limpahkan rasa hormat, kasih sayang, cinta dan terima kasih tiada tara

kepada Ayahanda Hamdan dan Ibunda Ratna yang telah melahirkan, mendidik

dan membesarkan dengan penuh cinta dan kasih saying yang begitu tulus kepada

penulis sampai saat ini dan senantiasa memanjatkan do’a dalam kehidupannya

untuk keberhasilan penulis. Buat Kakak-kakakku tercinta Muh. Effendi, S.Ag,

Hasbi, S.Pt., M.Si, Anita, S.Pi, Hasan dan Husain serta keluarga besarku yang

selama ini banyak memberikan do’a, kasih sayang, semangat dan saran. Semoga

Allah senantiasa mengumpulkan kita dalam kebaikan dan ketaatan kepada-Nya.

Penulis mengucapkan dan mengirimkan rasa terima kasih kepada Prof. Dr.

Ir. Djoni Prawira Rahardja, M.Sc selaku pembimbing utama dan M. Rachman

Hakim, S.Pt., M.P selaku pembimbing anggota yang telah meluangkan waktunya

untuk memberikan bimbingan kepada penulis dan menjadi orang tua kedua yang

selalu menyemangati.

Ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan dengan

segala keikhlasan dan kerendahan hati kepada:

1. Ibu Rektor UNHAS, Bapak Dekan, Pembantu Dekan I,II dan III dan seluruh

Bapak Ibu Dosen yang telah melimpahkan ilmunya kepada penulis, dan Bapak

Ibu Staf Pegawai Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

Page 6: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

6

2. Ibu drh. Farida Nur Yuliati, M.Si selaku Pembimbing Akademik. Bapak Dr. Ir.

Wempie Pakiding, M.Sc selaku pembimbing Seminar pustaka sekaligus

Pembimbing Praktek Kerja Lapang.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Djoni Prawira Rahardja, M.Sc yang telah memberi

kesempatan dan kepercayaan ikut terlibat dalam kegiatan penelitian yang

dilakukan. Bapak Dr. Ir.Wempie Pakiding. M.Sc Kepala Laboratorium Ilmu

Ternak Unggas sekaligus penguji, M. Rachman Hakim, S.Pt., M.P selaku

pembimbing kedua yang senantiasa mendampingi dalam proses penelitian dan

penulisan, Ir. Mustakim Mattau, M.S selaku penguji, Prof. Dr. Ir. Ambo Ako,

M.Sc selaku penguji, Zulkharnaim, S.Pt., M.Si selaku panitia seminar usulan

penelitian dan Prof. Rr. Sri Rachma A.B., M.Sc., Ph.D selaku panitian seminar

hasil.

4. Team PKL di Unit Pemeliharaan Ternak Unggas Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin. Teman-teman KKN gel. 93 UNHAS khususnya Kel.

Biraeng Kec. Minasate’ne Kab. Pangkep.

5. Teman angkatan LARFA 013 terlebih khusus kelas D salam kompak selalu,

teman para asisten Laboratorium Fisiologi Ternak, dan asisten laboratorium

Ternak Unggas.

6. Team penelitian Muh. Danial, Arisman, Makmur, Ikram Muing, Fitri Fadilla

Hadayani, Nurul Mutmainnah, Muslimin, kanda Sulkifli, Hikmayani Iskandar,

dan Nur Astuti

7. Kakanda Daryatmo, S.Pt., M.P., Muhammad Azhar, S.Pt., M.Si., Urfiana Sara,

S.Pt, M.Si, Rajma Fastawa, S.Pt, Yusri, S.Pt, Trianta Tahir, S.Pt, Samsul Bahri,

S.Pt, Auliya Anggraeni, S.Pt, Tri Astuti, S.Pt, Nasrun, S.Pt dan Sulkifli yang

Page 7: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

7

telah banyak membantu di laboratorium Ilmu Ternak Unggas hingga penelitian

selesai.

8. Kakak sekaligus seseorang terspesial dihati Abdullah Syahid, yang telah

meluangkan waktu dan memberikan semangat dalam penulisan skripsi.

9. Teman-teman di Pondok Alfamy Sahabat 4, yang telah memberikan dukungan

dan motivasi dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi.

Dengan sangat rendah hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik serta saran pembaca sangat diharapkan

adanya oleh penulis demi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan

nantinya, terlebih khusus di bidang peternakan. Semoga makalah skripsi ini dapat

memberi manfaat bagi para pembaca terutama bagi saya sendiri. AAMIIN YA

ROBBAL AALAMIN.

Makassar, April 2017

Penulis

Page 8: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

8

ABSTRAK

KHATIFAH. I111 13 371. Daya Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil

Penambahan Asam Amino Glutamin secara In Ovo pada Periode Inkubasi.

(Dibawah bimbingan Djoni Prawira Rahardja dan M. Rachman Hakim).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan asam amino

glutamin secara in ovo pada periode inkubasi terhadap daya tetas telur dan bobot

tetas ayam buras. Ada 300 telur ayam buras fertil yang digunakan dalam

penelitian, yang diinjeksi dengan glutamin pada hari ke 7 periode inkubasi.

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan

dan 3 kelompok. Perlakuan yang diberikan terdiri dari P0 (Kontrol, tanpa injeksi),

P1 (Injeksi NaCl 0,9% tanpa glutamin), dan P2; P3; P4 (Injeksi glutamin

sebanyak 0,5, 1,0 dan 1,5 gram/100 ml NaCl 0,9%). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa daya tetas telur yang diberi in ovo dengan NaCl 0,9% dan glutamin 0,5%

lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol dan perlakuan lain, kematian embrio

pada hari ke 17 dan setelah hari ke 17 lebih rendah dibandingkan dengan kontrol

dan perlakuan glutamin lainnya. Tidak ada pengaruh yang signifikan pada

pemberian in ovo terhadap bobot tetas (gr dan %) dibandingkan dengan kontrol,

begitu juga hubungan antara bobot telur dan bobot tetas.

Kata Kunci : In Ovo, ayam buras, asam amino glutamin, daya tetas, bobot tetas.

Page 9: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

9

ABSTRACT

KHATIFAH. I111 13 371. Hatchability and Hatching Weight of Native Chicken

Egg as the Result of In Ovo Injection of Glutamine during Incubation Period.

(Supervised by Djoni Prawira Rahardja and M. Rachman Hakim).

The aim of this research was to determine the effect of in ovo with glutamine of

incubation period on hatchability and hatching weight of native chicken egg.

There were 300 fertile eggs of native chicken used in the experiment, which the

injected with glutamine at day 7 of incubation period. This research was arranged

as a Completely Randomized Blok Design (CRBD) of 5 treatments and 3 blocks.

The treatments consisted of P0 (Control, without injection), P1 (Injection of NaCl

0,9% without glutamine) and P2; P3; P4 (Injection of glutamine with 0,5 g, 1,0 g

and 1,5 g /100 ml NaCl 0,9% respectively). The results indicated that hatchability

of the eggs in ovo fed by NaCl 0,9% and glutamine 0,5% were higher compared to

the control and the other treatments, the death embryos up to day 17 and after day

17 were lower compared to the control and the other treatments of glutamine.

There were no significant effect of the in ovo feed on hatching weight (gr and %)

compared to the control, it was a closed relation between egg weight and hatching

weight.

Keywords: In Ovo, native chicken, glutamine, hatchability, hatching weight.

Page 10: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

10

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ......................................................................... i

HALAMAN JUDUL ............................................................................ ii

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................. viii

ABSTRACT ......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv

PENDAHULUAN .................................................................................. 1

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Ayam Buras ..................................................... 3

Penambahan Nutrisi Secara In Ovo Pada Periode Inkubasi ........... 5

Metabolisme Asam Amino Glutamin ............................................ 6

Perkembangan Embrio.................................................................. 8

Daya Tetas Telur .......................................................................... 10

Bobot Tetas ................................................................................. 11

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat ....................................................................... 13

Materi Penelitian .......................................................................... 13

Rancangan Penelitian ................................................................... 13

Prosedur Penelitian ....................................................................... 14

Parameter yang Diukur ................................................................. 15

Page 11: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

11

Analisis Data ................................................................................ 16

HASIL DAN PEMBAHASAN

Daya Tetas Telur dan Kematian Embrio ....................................... 18

Bobot Telur dan Bobot Tetas ........................................................ 21

KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 27

LAMPIRAN ........................................................................................... 32

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................. 49

Page 12: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

12

DAFTAR TABEL

No. Halaman

Teks

1. Daya Tetas Telur dan Kematian Embrio ……………… ................. 18

2. Bobot Telur dan Bobot Tetas …………… ...................................... 22

Page 13: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

13

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

Teks

1. Metabolisme L-glutamin……………… .......................................... 7

2. Regresi Bobot Telur dan Bobot Tetas ……………… ...................... 24

Page 14: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

14

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

Teks

1. Analisis Ragam Bobot Telur……………… ................................... 32

2. Analisis Ragam Daya Tetas……………… ..................................... 34

3. Analisis Ragam Kematian Embrio……………… ........................... 36

4. Analisis Ragam Bobot Tetas……………… ................................... 40

5. Analisis Ragam Persentase Bobot Tetas terhadap Bobot Telur…... 42

6. Berat Embrio yang Mati setelah hari ke-17……………… .............. 44

7. Uji Regresi Bobot Telur dan Bobot Tetas……………… ................ 45

8. Dokumentasi ……………… .......................................................... 46

9. Regresi Bobot Telur dan Bobot Tetas setiap Perlakuan ................... 47

Page 15: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

15

PENDAHULUAN

Peranan ayam buras dalam penyediaan daging dan telur cukup tinggi

dikalangan masyarakat pedesaan. Namun demikian produktivitas ayam buras

masih rendah. Menurut Asmawati et al. (2014), defisiensi protein atau

ketidakseimbangan asam amino menyebabkan abnormalitas dan mortalitas

embrio. Perkembangan embrio yang normal perlu suplai zat-zat makanan sesuai

dengan kebutuhannya pada telur, karena perkembangan embrio selama inkubasi

sudah tidak ada hubungan dengan nutrisi yang dikonsumsi induk.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan produktivitas ayam

buras seperti persilangan dengan ayam jenis lainnya dilaporkan dapat mengubah

struktur genetik ayam buras, pemberian pakan komersial (Zakaria, 2004),

penambahan asam amino kedalam pakan induk, dan perubahan manajemen

pemeliharaan (Ohta et al., 2001), namun hasil peneliti tersebut belum optimal

dalam upaya meningkatkan produktivitas ayam buras.

Penelitian yang dilakukan oleh Asmawati et al. (2014) menunjukkan adanya

peningkatan performa pada ayam buras setelah dilakukan penambahan asam

amino lisin dan metionin secara in ovo pada hari ke 7 atau hari ke 14 inkubasi.

Pada penelitian tersebut, pertumbuhan embrio meningkat dan berdampak pada

bobot tetas yang lebih tinggi 14% dibanding dengan tanpa injeksi asam amino

(kontrol). Selain itu, penelitian Azhar (2016) menunjukkan bahwa penambahan

L-Arginin secara in ovo pada hari ke 10 inkubasi dapat meningkatkan berat

embrio, bobot tetas, pertambahan berat badan dan laju pertumbuhan serta

menurunkan konversi pakan, tapi tidak berpengaruh terhadap daya tetas dan

konsumsi pakan ayam buras.

Page 16: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

16

Penambahan asam amino glutamin (Gln) secara in ovo berperan sebagai

sumber energi bagi pembelahan sel dan beberapa jalur metabolisme. Asam amino

glutamin dapat memenuhi kebutuhan fisiologis embrio, terutama pada tahap akhir

periode inkubasi (Shafey et al., 2013). Terdapat laporan yang bervariasi terhadap

efektivitas penggunaan glutamin. Penelitian Pedroso et al. (2006) menyatakan

bahwa penambahan glutamin secara in ovo tidak mempengaruhi bobot tetas

broiler, tetapi mengoptimalkan waktu inkubasi. Namun, Travassoli et al. (2011)

melaporkan bahwa penambahan glutamin secara in ovo meningkatkan bobot tetas

broiler. Belum terdapat laporan tentang penggunaan asam amino glutamin pada

embrio ayam buras yang di tujukan untuk meningkatkan kualitas anak ayam yang

dihasilkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penambahan asam

amino glutamin secara in ovo pada periode inkubasi yang kemungkinan dapat

membantu perkembangan embrio, terutama dalam proses pembelahan sel,

pembentukan organ, mengoptimalkan perkembangan otot, dan memenuhi sumber

energi maka daya tetas, bobot tetas, persentase bobot tetas terhadap bobot telur

ayam buras akan meningkat dan menurunkan kematian embrio.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan asam

amino glutamin secara in ovo pada periode inkubasi terhadap daya tetas, kematian

embrio, bobot tetas dan persentase bobot tetas terhadap bobot telur ayam buras.

Kegunaan penelitian ini yaitu sebagai sumber informasi bagi mahasiswa dan

masyarakat umum mengenai pengaruh penambahan asam amino glutamin secara

in ovo pada periode inkubasi terhadap daya tetas, kematian embrio, bobot tetas

dan persentase bobot tetas terhadap bobot telur ayam buras.

Page 17: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

17

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Ayam Buras

Ayam buras merupakan ayam asli Indonesia yang telah lama dipelihara dan

dikembangkan oleh masyarakat, terutama yang tinggal di pelosok-pelosok

pedesaan. Ayam-ayam tersebut telah beradaptasi dengan kondisi lingkungan

pemeliharaan yang sederhana (Suprijatna et al., 2005). Ayam buras yang

dipelihara secara ekstensif umumnya mencapai dewasa kelamin pada umur 6−7

bulan, bobot badan dewasa 1.400−1.600 g/ekor, produksi telur 40−45

butir/ekor/tahun, bobot telur 40 g, persentase karkas 75%, mortalitas anak (DOC)

31%, daya tetas 86,65%, dan lama mengeram 21 hari (Biyatmoko, 2003). Ciri-ciri

kuantitatif ayam buras antara lain bobot badan rata-rata jantan umur 5 bulan 1.222

g, betina 916 g, bertelur pertama pada umur 6,37 bulan, bobot telur 41,60 g, dan

daya tetas telur 84,60% (Septiwan, 2007).

Potensi ayam kampung perlu dikembangkan untuk meningkatkan gizi

masyarakat. Untuk meningkatkan populasi ayam kampung perlu dilakukan

kegiatan antara lain penetasan. Penetasan merupakan suatu proses yang

memerlukan penanganan yang baik, agar diperoleh efisiensi daya tetas yang

berkualitas prima (Dudung, 1990). Penetasan telur ayam kampung oleh induk

ayam kampung sendiri menyebabkan menurunnya proses produksi telur karena

sifat mengeram induk ini sangat merugikan. Sebaliknya, penetasan menggunakan

mesin tetas kelebihannya yaitu jumlah telur yang ditetaskan lebih banyak

(Riyanto, 2001).

Usaha untuk menunjang perkembangan peternakan ayam kampung, selain

pakan dan tata laksana (manajemen), penyediaan bibit yang baik merupakan hal

Page 18: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

18

penting untuk mendapatkan produksi yang maksimal dan kelangsungan usaha

peternakan ayam kampung. Menurut Nugroho (2003) menyatakan bahwa bobot

telur merupakan ukuran yang sering digunakan dalam memilih telur tetas karena

bobot telur adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap fertilitas, daya

tetas, dan bobot tetas sehingga nantinya akan menentukan kualitas pertumbuhan

selanjutnya.

Penelitian tentang suplementasi lisin dan metionin dalam pakan telah

banyak dilakukan seperti yang dilakukan Freiji dan Daghir (1982), pakan yang

mengandung protein rendah 12 %, tetapi diimbangi dengan suplementasi asam

amino lisin dan metionin, ternyata dapat memberikan produksi normal, tetapi

bobot telur lebih kecil. Selanjutnya Zainuddin dan Jannah (2001), secara

kuantitas, nilai rataan bobot telur ayam kampung yang diberi suplementasi lisin

atau metionin terjadi peningkatan bobot telur. Penelitian Ohta et al. (2001) tentang

injeksi asam amino diperoleh, daya tetas 90,9% dibanding kontrol 84,4%, hal ini

berarti dapat meningkatkan daya tetas 6,5%, bobot tetas 53,9±3,1 g dan kontrol

52,0±4,2 g.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tetas dan

bobot tetas ialah dengan pemberian nutrisi secara in ovo selama periode inkubasi.

Pemberian nutrisi tambahan yang lebih awal memiliki beberapa kelebihan seperti

bobot lahir yang lebih tinggi, pertumbuhan yang cepat (Ohta et al., 1999).

Penamabahan nutrisi secara in ovo dapat meningkatkan daya tetas telur,

kelangsungan hidup dan bobot tetas, pertumbuhan dan perkembangan usus, dan

efisiensi pakan (Shafey et al., 2012).

Page 19: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

19

Penambahan Nutrisi Secara In Ovo Pada Periode Inkubasi

Dewasa ini telah banyak dilakukan penelitian mengenai penambahan nutrisi

secara in ovo pada periode inkubasi. Penambahan nutrisi secara in ovo merupakan

pemberian nutrisi tambahan dari luar ke dalam embrio ayam sebelum menetas.

Tujuan dari metode ini adalah untuk menyediakan nutrisi yang cukup bagi

perkembangan embrio selama periode inkubasi. Metode ini dapat dilakukan pada

periode prainkubasi, awal, pertengahan dan akhir inkubasi. Lokasi penyuntikan

ada beberapa bagian yaitu di albumen, yolk sac, amnion dan kantong udara.

Waktu injeksi asam amino dapat dilakukan pada hari ke 7 maupun hari ke 14

inkubasi pada bagian albumen, karena rentan waktu tersebut penyerapan albumen

sangat optimal (Asmawati et al., 2014). Penelitian Ohta et al. (2001) melaporkan

bahwa lokasi penyuntikan asam amino dibagian yolk sac dan kantong udara pada

hari ke 7 inkubasi dapat meningkatkan pemanfaatan asam amino oleh embrio dan

akibatnya meningkatkan bobot tetas. Selanjutnya Pedroso et al. (2006), lokasi

penyuntikan asam amino dibagian cairan amnion pada hari ke 16 inkubasi dapat

mengoptimalkan waktu inkubasi.

Studi Smirnov et al. (2006) menunjukkan bahwa faktor penting dalam

meningkatkan bobot tetas ayam adalah merangsang perkembangan embrio ayam.

Embrio mengkonsumsi cairan yang ada didalam telur selama perkembangannya.

Al-Murrani (1982) menunjukkan bahwa penambahan asam amino secara in ovo

dalam telur angsa pada hari ke 7 inkubasi meningkatkan bobot tetas angsa. Pada

embrio ayam broiler terjadi pada umur 17-18 hari inkubasi dan pada kalkun saat

umur 22-25 hari inkubasi dapat meningkatkan bobot tetas (Foye et al., 2006).

Page 20: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

20

Pemberian nutrisi tambahan seperti karbohidrat, protein, vitamin, asam

amino, dan vaksin yang lebih awal melalui metode in ovo memiliki beberapa

kelebihan yaitu dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan embrio,

meningkatan status energi, mempercepat perkembangan usus, meningkatkan

imunitas, serta mengurangi stress (Tako et al., 2005), bobot lahir yang lebih

tinggi, pertumbuhan yang cepat (Ohta et al., 1999), respon imun lebih baik

(Konashi et al., 2000), dan hasil daging yang lebih baik (Uni dan Ferket, 2003).

Asmawati et al. (2014) melaporkan bahwa peningkatan performa pada ayam

kampung setelah dilakukan penambahan nutrisi secara in ovo menggunakan asam

amino kemungkinan disebabkan oleh suplai asam amino melalui telur dapat

memacu terjadinya hyperplasia (pertambahan jumlah sel) dan hipertropi

(penambahan ukuran sel) pada embrio sehingga terjadi peningkatan pertumbuhan

embrio dan berdampak pada bobot tetas lebih tinggi. Bobot tetas yang diinjeksi

asam amino lebih tinggi 14% dibanding dengan tanpa injeksi asam amino

(kontrol).

Metabolisme Asam Amino Glutamin

Kandungan asam amino glutamin didalam telur ayam ras yaitu sebesar

1,05% (Heny, 2002). Penelitian yang dilakukan pedroso et al. (2006), injeksi

asam amino glutamin dengan level 3% pada hari ke 16 inkubasi tidak

mempengaruhi daya tetas dan bobot tetas, tetapi mengoptimalkan waktu inkubasi.

sedangkan yang dilakukan Travassoli et al. (2011), injeksi asam amino glutamin

dengan level 1% pada hari ke 16 inkubasi tidak mempengaruhi daya tetas, tetapi

pada level 0,5% dapat meningkatkan bobot tetas.

Page 21: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

21

L-Glutamin berperan penting sebagai prekursor untuk peptida dan sintesis

protein, sintesis asam amino, purin dan primidin, asam nukleat dan sintesis

nukleotida serta menyediakan sumber karbon untuk oksidasi dalam beberapa sel.

Namun, produk langsung dari metabolisme glutamin pada sebagian besar sel

adalah L-glutamat yang dihasilkan oleh aksi glutaminase (Gambar 1)

(Newsholme, 2001).

Gambar 1. Metabolisme L-Glutamin (Newsholme, 2001).

Glutamin adalah salah satu substrat non karbohidrat yang paling efisien

karena dapat digunakan sebagai energi. Pada beberapa sel sekitar 30% dari

degradasi glutamin dapat dikonversikan menjadi laktat dan karbondioksida, dan

2% lagi dapat digunakan untuk makromolekul. Laktat dapat di metabolisme pada

siklus urea, jalur sintesis protein dan siklus krebs untuk menghasilkan ATP

sebagai sumber energi (Antonio, 1999). Neuron dalam otak mengubah glutamin

Page 22: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

22

menjadi bentuk glutamat. Glutamat digunakan untuk mensintesis glutathione dan

niacin serta untuk proses pembentukan neurotransmitter. Neurotransmitter adalah

sejenis senyawa kimia yang mengirimkan pesan ke sistem saraf pada otak serta

memfasilitasi komunikasi antar sel otak (Aprilia, 2008).

Glutamin digunakan sebagai prekursor untuk sintesis glukosa

(glukoneogenesis). Glukoneogenesis adalah memproduksi glukosa dari nutrisi non

karbohidrat. Glukosa akan masuk ke siklus krebs untuk menghasilkan ATP

sebagai sumber energi (Newsholme, 2001). Menurut John et al. (1987), glukosa

dihasilkan oleh protein albumen dan otot melalui glukoneogenesis atau melalui

glikolisis dari cadangan glikogen. Kurangnya jumlah glikogen dalam otot akan

menghambat pertumbuhan embrio, pembentukan otot dan akan berdampak pada

penurunan daya tetas dan berat tetas (Uni et al., 2005).

Asam amino glutamin berperan sebagai sumber energi bagi pembelahan sel

dan beberapa jalur metabolisme, mengatur metabolisme nutrisi, ekspresi gen dan

sintesis protein dan merangsang respon imun (Shafey et al., 2013). Oleh karena

itu, penting untuk memastikan jumlah asam amino ini cukup tersedia untuk

memenuhi kebutuhan fisiologis embrio, terutama pada tahap akhir periode

inkubasi.

Perkembangan Embrio

Perkembangan embrional dimulai setelah terjadi pembuahan atau

pembentukan zigot. Sekitar lima jam setelah ovulasi dan telur berada dalam

isthmus, dan terjadi pembelahan sel pertama. Pembelahan selanjutnya terjadi

sekitar 20 menit kemudian. Setelah itu, telur meninggakan isthmus satu jam

kemudian dan berlangsung perkembangan embrional dengan membentuk 16 sel.

Page 23: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

23

Setelah sekitar empat jam berada di uterus, telah terbentuk 256 sel sebagai

blastoderm. Proses penetasan tidak terlepas dari perkembangan embrio yang

tumbuh di dalam telur yang telah mengalami fertilisasi (Asmawati, 2013).

Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya. Selama

berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur

berupa kuning telur, albumen, dan kerabang telur. Dalam perkembangannya,

embrio dibantu oleh kantung kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning

telur yang dindingnya dapat menghasilkan enzim yang mengubah kandungan

kuning telur menjadi suatu bahan makanan yang larut dan mudah diserap. Amnion

berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi pembawa sebagai ke

oksigen embrio, menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa

pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta

membantu alantois, serta membantu mencerna albumen (Surjono, 2001).

Perkembangan embrio pada hari ke 7 inkubasi sudah mulai terbentuk mata

dan lidah, pembuluh darah untuk menyuplai nutrisi. Membran vitelin terus

berkembang dan mengelilingi lebih dari separuh kuning telur dan alat tubuhnya

mulai berkembang (Sukra, 1975). Tingkat kematian embrio tertinggi terjadi pada

minggu kedua inkubasi, hal ini karena kekurangan nutrisi (Vieira, 2007).

Penambahan glutamin secara in ovo pada hari ke 7 inkubasi bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi embrio karena pada hari ke 7 terjadi penyerapan

albumen yang optimal (Asmawati et al., 2014).

Organogenesis adalah proses pembentukan organ dari bakal calon organ,

kemudian menjadi calon organ, sampai akhirnya menjadi struktur dasar dan posisi

Page 24: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

24

anatomiknya tetap. Organogenesis pada ayam terjadi pada hari ke 2-10 masa

inkubasi. Pembentukan otot terjadi pada hari ke 5-8 inkubasi (Suroso et al., 2007).

Daya Tetas Telur

Daya tetas adalah persentase jumlah telur yang menetas dari sejumlah telur

yang fertil (North and Bell, 1978). Daya tetas adalah hasil telur fertil sampai dapat

menetas dan dihitung pada akhir penetasan dengan mengetahui persentase daya

tetas (Zakaria, 2010). Menurut Rajab (2013), daya tetas merupakan nilai dari

banyaknya anak ayam (DOC) yang menetas dari jumlah telur tetas yang bertunas

(fertil) dihitung dalam bentuk persentase.

Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tetas yaitu teknis pada waktu

memilih telur tetas atau seleksi telur tetas (bentuk telur, bobot telur, keadaan

kerabang, warna kerabang dan lama penyimpanan) dan teknis operasional dari

petugas yang menjalankan mesin tetas (suhu, kelembapan, sirkulasi udara dan

pemutaran telur) serta faktor yang terletak pada induk yang digunakan sebagai

bibit (Djanah, 1984). Menurut Sutiyono dan Kismiati (2006), daya tetas telur

dipengaruhi oleh penyimpanan telur, faktor genetik, umur induk, kebersihan telur,

ukuran telur, nutrisi dan fertilitas telur.

Mansjoer et al. (1993) melaporkan bahwa daya tetas telur ayam buras yang

dipelihara terkurung (intensif) sebesar 84,6% melalui mesin tetas. Sedangkan

Setiadi et al. (1995) melaporkan bahwa dengan pemeliharaan intensif pada ayam

buras daya tetasnya berkisar antara 65–70% dengan menggunakan mesin tetas.

Menjelang akhir inkubasi, embrio mengubah energi yang mereka simpan

untuk memenuhi kebutuhan glukosa yang tinggi sebagai bahan bakar aktivitas

menetas (Christensen et al. 2001). Walaupun glukosa dapat disintesa dari lemak

Page 25: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

25

dan protein, glukosa terutama dihasilkan oleh protein albumin dan otot melalui

glukoneogenesis atau melalui glikolisis dari cadangan glikogen karena

ketersediaan oksigen pada periode akhir inkubasi sangat terbatas (John et al.,

1987). Kurangnya jumlah glikogen dan albumin akan memaksa embrio untuk

menggunakan protein otot dalam jumlah besar, hal ini akan menyebabkan

terhambatnya pertumbuhan embrio pada periode akhir inkubasi dan anak ayam

yang baru menetas (Uni et al. 2005). Pemberian glutamat secara in ovo pada

embrio broiler meningkatkan jumlah cadangan glikogen pada hati embrio dan

anak ayam yang baru menetas (Uni and Ferket, 2004).

Bobot Tetas

Nugroho (2003) menyatakan bahwa bobot telur merupakan ukuran yang

sering digunakan dalam memilih telur tetas karena bobot telur adalah salah satu

faktor yang berpengaruh terhadap fertilitas, daya tetas, dan bobot tetas sehingga

nantinya akan menentukan kualitas pertumbuhan kalkun selanjutnya. Menurut

Kurtini dan Riyanti (2003), telur dengan bobot rata-rata atau sedang akan menetas

lebih baik daripada telur yang terlalu kecil dan terlalu besar. Telur yang kecil,

rongga udaranya akan terlalu besar sehingga telur akan cepat (dini) menetas.

Sebaliknya telur yang terlalu besar menyebabkan rongga udara relatif terlalu kecil,

akibatnya telur akan terlambat menetas. Bobot telur berkorelasi positif dengan

bobot tetas, artinya semakin besar bobot telur, semakin besar bobot tetasnya.

Sudaryani dan Santoso (1994) menyatakan bahwa bobot telur tetas

merupakan faktor utama yang memengaruhi bobot tetas, selanjutnya dinyatakan

bobot tetas yang normal adalah 70% dari bobot telur dan apabila bobot tetas

Page 26: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

26

kurang dari hasil perhitungan tersebut maka proses penetasan bisa dikatakan

belum berhasil. Berat tetas normal ayam buras yaitu sekitar 30-40 g.

Menurut Hasan (2005), bobot tetas berkorelasi positif dengan bobot telur

tetas. Semakin besar bobot telur maka semakin besar pula bobot tetas yang

dihasilkan. Perbedaan yang nyata ini diduga disebabkan oleh perbedaan jumlah

kuning telur dan putih telur sebagai sumber nutrisi selama perkembangan embrio.

Bobot telur tinggi mengandung jumlah kuning telur dan putih telur tinggi.

Semakin banyak kuning telur dan putih telur maka ketersediaan nutrisi untuk

perkembangan embrio semakin banyak, sehingga bobot tetas yang dihasilkan akan

lebih besar. Hal ini selaras dengan pendapat Sudaryanti (1985) bahwa bobot telur

memberikan perbedaan pertumbuhan embrio, baik dalam jumlah sel maupun

ukuran selnya. Romanoff dan Romanoff (1975) mengungkapkan bahwa pada telur

yang besar jumlah bagian-bagianya lebih besar pula.

Salmanzadeh et al. (2016) melaporkan bahwa lambatnya perkembangan

embrio tergantung proses glukoneogenesis dari asam amino, yang dapat

mengakibatkan penurunan protein otot dan menurunkan berat tetas. Cara untuk

mengurangi penurunan protein otot yaitu dengan penambahan glutamin secara in

ovo ke dalam albumen sebelum menetas, yang akan memenuhi kebutuhan energi

selama penetasan dengan membatasi penggunaan otot sehingga dapat

meningkatkan bobot tetas.

Page 27: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

27

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November hingga Desember

2016, bertempat di Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah telur ayam buras, asam

amino glutamin, larutan saline (Nacl 0,9%), alkohol, isolatip, cat kuku, tissu,

desinfektan dan kertas label.

Alat yang digunakan dua mesin tetas otomatis, gunting bedah, teropong

telur, timbangan analitik, termometer, higrometer, hand spray, automatic syringe,

gelas ukur, rak telur, stirrer dan kalkulator.

Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak

Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 3 kelompok (mesin tetas sebagai

kelompok penetasan) dalam setiap kelompok terdiri dari 20 butir, total sampel 300

butir telur ayam buras fertil. Rancangan penelitiannya sebagai berikut :

P0 : Tanpa injeksi (kontrol negatif)

P1 : Injeksi 0,5 ml larutan NaCl fisiologis tanpa glutamin (kontrol positif)

P2 : Injeksi 0,5 ml glutamin 0,5% dalam NaCl fisiologis

P3 : Injeksi 0,5 ml glutamin 1,0% dalam NaCl fisiologis

P4 : Injeksi 0,5 ml glutamin 1,5% dalam NaCl fisiologis

Page 28: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

28

Prosedur Penelitian

1. Asal telur

Telur yang digunakan berasal dari peternakan rakyat. Telur yang

digunakan sebagai sampel telah mengalami penyimpanan 2-5 hari sebelum

memasuki periode inkubasi.

2. Persiapan mesin tetas

Mesin tetas utama yang digunakan merupakan mesin tetas otomatis.

Sebelum digunakan, mesin tetas terlebih dahulu dibersihkan dengan

desinfektan menggunakan hand spray. Mesin tetas dinyalakan 24 jam

sebelum sampel dimasukkan untuk menstabilkan temperatur dan

kelembaban mesin tetas.

3. Persiapan telur

Telur yang disiapkan dari peternakan ayam buras berjumlah 358 butir.

Sebelum dimasukkan kedalam mesin tetas, telur terlebih dahulu dibersihkan

dengan kain halus yang telah dibasahi dengan air hangat. Telur yang telah

dibersihkan selanjutnya ditimbang menggunakan timbangan analitik. Telur

yang dijadikan sampel memiliki berat ± 44,88 gram. 300 butir telur fertil

akan digunakan sebagai sampel.

4. Manajemen inkubasi

Inkubasi dilakukan selama (21 hari). Selama periode tersebut

temperatur dipertahankan pada suhu 37-38oC dengan kelembaban + 65%

(Piestun et al., 2009). Pada hari ke-6 periode inkubasi dilakukan

peneropongan untuk mengetahui telur yang fertil. Pada hari ke-4 sampai ke-

18 dilakukan pemutaran telur setiap 3 jam sekali secara otomatis.

Page 29: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

29

5. Penambahan Asam Amino Secara In Ovo

Perlakuan penambahan asam amino glutamin secara in ovo dilakukan

dengan cara mencampurkan glutamin kedalam 100 ml larutan NaCl 0,9%

sesuai dengan level perlakuan yaitu 0,5 g (0,5%), 1,0 g (1,0%), dan 1,5 g

(1,5%). Hasil campuran kemudian dihomogenkan menggunakan stirrer.

Telur dari masing-masing perlakuan diinjeksi sebanyak 0,5 ml pada hari

ke-7 inkubasi. Jenis larutan yang diinjeksikan masing-masing yaitu P0

(kontrol negatif; tidak diinjeksi), P1 (kontrol positif; larutan NaCl 0,9%), P2

(0,5% glutamin), P3 (1,0% glutamin), dan P4 (1,5% glutamin).

Telur diletakkan dengan posisi tumpul dibagian atas lalu melapisi

isolatip pada bagian runcing kemudian membuat lubang pada area tersebut

dengan menggunkan gunting bedah sampai menembus cangkang tanpa

merusak selaput telur. Injeksi dilakukan menggunakan automatic syringe

dengan kedalaman 10 mm (jarum no. 12). Target injeksi pada teknik in ovo

yang dilakukan adalah area albumen. Selanjutnya, tempat injeksi

dibersihkan dengan menggunakan alkohol dan menutupi menggunakan cat

kuku dan telur dimasukkan kembali keedalam mesin tetas.

Parameter yang Diukur

Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah :

1. Daya Tetas Telur

Daya tetas adalah persentase jumlah telur yang menetas dari sejumlah

telur yang fertil (North and Bell, 1978).

Page 30: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

30

2. Bobot Tetas

Bobot tetas diperoleh setelah telur ayam menetas. Pengamatan waktu

penetasan dimulai pada hari ke-19 sampai 22 periode inkubasi. Selanjutnya,

3 jam setelah menetas dilakukan penimbangan pada anak ayam tersebut

(Shafey et al., 2014).

3. Persentase Bobot Tetas terhadap Bobot Telur

Perbandingan persentase bobot tetas dengan bobot telur sebelum

ditetaskan (Shafey et al, 2014).

4. Kematian Embrio

Kematian embrio di amati melalui proses candling pada hari ke-17

(kematian sebelum hari ke-17) dan pemecahan telur yang tidak menetas di

akhir periode inkubasi (kematian setelah hari ke-17). Disajikan dalam

bentuk persentase (%) dari jumlah telur yang fertil.

Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan

Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan model matematika sebagai berikut :

Yij = + Rj +i + ɛij

Keterangan :

Yij = Nilai pengamatan

= Nilai tengah

Rj = Pengaruh kelompok ke i ( i = 1,2,3)

i = Pengaruh perlakuan ke j (j=1,2,3,4,5)

ɛij = Galat percobaan akibat perlakuan ke i dan ulangan ke j

Page 31: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

31

Untuk mengetahui hubungan antara bobot telur dan bobot tetas, dilakukan

uji Regresi dengan model matematika sebagai berikut :

Y = a + bX

Keterangan :

Y = Variabel dependen

X = Variabel independen

a = Konstanta (nilai Y apabila X = 0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

Apabila perlakuan memperlihatkan pengaruh yang nyata maka dilanjutkan

dengan uji Duncan (Gaspersz, 1991).

Page 32: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

32

HASIL DAN PEMBAHASAN

Daya Tetas Telur dan Kematian Embrio

Penambahan nutrisi secara in ovo merupakan pemberian nutrisi tambahan

dari luar ke dalam embrio ayam sebelum menetas. Memberikan nutrisi tambahan

lebih awal pada masa inkubasi diharapkan dapat menyediakan sumber energi yang

membantu proses menetas. Namun, metode penambahan ini memiliki kekurangan

yaitu dapat menyebabkan kematian embrio. Kematian embrio terjadi akibat

rusaknya kantung embrio yang terjadi karena proses injeksi (Lilburn dan Loeffler,

2015), dan tidak termanfaatkannya senyawa yang diinjeksikan sehingga dapat

menjadi toksik untuk embrio serta adanya infeksi mikroba (Chen et al., 2013).

Tabel 1. Daya Tetas Telur dan Kematian Embrio Ayam Buras Hasil Penambahan

Asam Amino Glutamin secara In Ovo pada Periode Inkubasi

Perlakuan

Parameter

Daya Tetas Telur

(%)

Kematian Embrio

Sebelum Hari ke-17 (%)

Kematian Embrio

Setelah Hari ke-17 (%)

P0 34.86 ± 4.57

ab 46.00 ± 1.73b 19.67 ± 0.57

a

P1 60.00 ± 5.00c 20.00 ± 8.66a 20.00 ± 5.00

a

P2 45.00 ± 18.02bc

36.67 ± 11.54ab 18.33 ± 2.88a

P3 18.33 ± 14.43a 41.67 ± 17.55b 40.00 ± 5.00

c

P4 23.33 ± 15.27ab

48.33 ± 5.77b 28.33 ± 2.88b

Ket : * a,b,c

Superskrip yang berbeda diantara perlakuan menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05).

*P0 (Kontrol, Tanpa injeksi), P1 (Injeksi dengan larutan NaCl fisiologis 0,9% tanpa

glutamin), P2 (Injeksi glutamin 0,5% + NaCl 0,9%), P3 (Injeksi glutamin 1,0% + NaCl

0,9%), P4 (Injeksi glutamin 1,5% + NaCl 0,9%).

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian asam amino glutamin

melalui metode in ovo dapat memberikan pengaruh yang nyata (P <0,05) terhadap

daya tetas telur dan kematian embrio. Hal ini dapat dilihat pada nilai daya tetas

yang lebih tinggi pada pemberian NaCl fisiologis sebanyak 0,5 ml tanpa glutamin

(P1) dibandingkan pemberian sebanyak 1,0% glutamin (P3), P4 (1,5% glutamin)

Page 33: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

33

dan P0 (tanpa injeksi), namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2 (0,5%

glutamin). Kemudian nilai kematian embrio sebelum hari ke-17 lebih tinggi pada

pemberian sebanyak 1,5% glutamin (P4), P3 (1,0% glutamin) dan P0 (tanpa

injeksi) dibandingkan dengan pemberian NaCl 0,9% tanpa glutamin (P1), namun

tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2 (0,5% glutamin). Sedangkan nilai

kematian embrio setelah hari ke-17 lebih tinggi pada pemberian sebanyak 1,0%

glutamin (P3), dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Data pada Tabel 1 memperlihatkan bahwa nilai daya tetas telur dan

kematian embrio cenderung tidak berbeda pada perlakuan injeksi dengan tanpa

injeksi (kontrol). Hal ini berarti metode in ovo tidak mempengaruhi rendahnya

daya tetas dan tingginya kematian embrio. Namun, pada perlakuan P1 diperoleh

daya tetas yang lebih tinggi dan kematian embrio yang lebih rendah. Hal ini

diasumsikan karena perubahan osmolaritas dan pH larutan. Apabila asam amino

glutamin dicampurkan ke dalam NaCl fisiologis, keadaan ini dapat diindikasikan

dengan rendahnya daya tetas pada perlakuan pemberian asam amino glutamin di

bandingkan dengan NaCl fisiologis tanpa glutamin (P1).

Konsentrasi larutan yang diinjeksikan pada telur menjadi salah satu penentu

keberhasilan metode in ovo. Larutan yang digunakan harus memiliki osmolaritas

dan pH yang sesuai dengan lingkungan embrio. Nilai osmolaritas yang optimal

bagi embrio yaitu <800 mOsm, jika diatas dari nilai tersebut dapat menyebabkan

kematian embrio. Keralapurath et al. (2010) menunjukkan bahwa injeksi larutan

dengan osmolaritas 380,3-696,0 mOsm memberi hasil lebih baik dibandingkan

yang lain.

Page 34: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

34

Seperti diketahui juga bahwa larutan NaCl 0,9% bersifat isotonis (netral)

sehingga tidak mengganggu osmolaritas embrio. Sedangkan larutan asam amino

glutamin yang digunakan memiliki osmolaritas sebesar 280 mOsm/l (Lely, 2007),

nilai ini mendekati osmolaritas cairan ekstraseluler (280-300 mOsm/l). Diduga

semakin mendekati nilai 280, semakin besar kemungkinan larutan tersebut

membahayakan embrio. Menurut Ferket and Uni (2006), osmolaritas yang tinggi

(>300 mOsm/l) dapat membunuh embrio. Walaupun demikian, perlu dilakukan

penelitian lanjutan mengingat hal ini merupakan sesuatu yang di luar dugaan.

Persentase daya tetas tertinggi diperoleh oleh telur yang diinjeksi dengan

larutan NaCl 0,9%. Diduga hal ini disebabkan karena NaCl memiliki peranan

dalam proses metabolisme embrio yaitu dapat mempertahankan tekanan osmosis

cairan sel. Larutan NaCl terdiri dari ion Na+ dan Cl

-. Dimana ion Na

+ didalam

tubuh berfungsi untuk memelihara tekanan osmosis, menjaga keseimbangan

asam-basa, mengatur masuknya zat makanan ke dalam sel dan mengatur

metabolisme air. Sedangkan Cl- berfungsi dalam mengatur tekanan osmosis dan

menjaga keseimbangan asam-basa tubuh (Joseph, 1996). Larutan fisiologis yang

biasa digunakan sebagai media bagi telur yaitu NaCl 0,9%, hal ini tidak terlepas

dari fungsi ion-ion Na+ dan Cl

- yang dapat mempertahankan tekanan osmosis

cairan sel (Stoss, 1983).

Sedangkan untuk parameter kematian embrio, selain pengaruh osmolaritas

larutan terdapat beberapa asumsi lain. Kematian embrio sebelum hari ke-17

inkubasi disebabkan karena ketidakmampuan mengabsorbsi kuning telur. Hal ini

sesuai dengan pendapat Woodard et al. (1973), kematian embrio umumnya

disebabkan oleh karena embrio tidak mampu membentuk organ-organ penting

Page 35: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

35

atau organ-organ tersebut tidak berfungsi dengan baik. Kematian embrio terjadi

akibat ketidakmampuan menyerap albumen yang tersisa dan mengabsorbsi

kantong yolk (kuning telur). Dan kematian embrio setelah hari ke-17 inkubasi,

kemungkinan terjadi karena embrio terlalu besar.

Telur yang dipecahkan dan diamati rata-rata embrionya sudah terbentuk

sempurna namun embrio lemah dan terlalu besar sehingga tidak mampu pipping,

malposisi dan juga beberapa terdapat jamur atau bakteri dalam telur. Berat embrio

rata-rata perlakuan injeksi yaitu 69,0% dari berat telur sedangkan perlakuan

kontrol 66,0% dari berat telur (Lampiran 6), ini berarti berat embrio perlakuan

injeksi lebih besar dibandingkan dengan kontrol. Besarnya ukuran embrio

disebabkan karena adanya pemberian asam amino glutamin. Menurut Newsholme

(2001), asam amino glutamin berfungsi sebagai prekursor asam amino lainnya

yang penting dalam perkembangan embrio. Pendapat ini sejalan dengan

Asmawaty et al. (2014), suplai asam amino dapat memacu terjadinya hiperplasia

(pertambahan jumlah sel) dan hipertropi (penambahan ukuran sel) pada embrio

sehingga terjadi peningkatan bobot embrio.

Bobot Telur, Bobot Tetas dan Persentase Bobot Tetas terhadap Bobot Telur

Penambahan asam amino secara in ovo pada awal periode inkubasi dapat

menyediakan nutrisi bagi pembelahan sel diawal pertumbuhan embrio dan

mengoptimalkan perkembangan otot yang dapat mengurangi penggunaan protein

otot sehingga dapat meningkatkan bobot tetas serta memberikan korelasi positif.

Page 36: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

36

Tabel 2. Bobot Telur, Bobot Tetas dan Persentase Bobot Tetas terhadap Bobot

telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin secara In

Ovo pada Periode Inkubasi

Perlakuan

Parameter

Bobot Telur (gram) Bobot Tetas (gram) Persentase Bobot Tetas

terhadap Bobot Telur (%)

P0 44.47 ± 2.26 32.34 ± 1.23 72.33 ± 0.05

P1 45.26 ± 1.57 33.62 ± 1.36 74.00 ± 0.01

P2 45.05 ± 1.10 33.81 ± 0.35 74.67 ± 0.01

P3 45.14 ± 0.90 33.18 ± 0.79 73.00 ± 0.02

P4 45.71 ± 0.80 34.28 ± 0.67 74.33 ± 0.01

Ket : P0 (Kontrol, Tanpa injeksi), P1 (Injeksi dengan larutan NaCl fisiologis 0,9% tanpa

glutamin), P2 (Injeksi glutamin 0,5% + NaCl 0,9%), P3 (Injeksi glutamin 1,0% + NaCl

0,9%), P4 (Injeksi glutamin 1,5% + NaCl 0,9%).

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian asam amino glutamin

melalui metode In Ovo pada hari ke-7 inkubasi tidak memberikan pengaruh yang

nyata (P <0,05) terhadap bobot tetas dan persentase bobot tetas terhadap bobot

telur ayam buras yang dihasilkan.

Data pada Tabel 2 dapat diketahui rataan nilai bobot tetas dan persentase

bobot tetas terhadap bobot telur setiap perlakuan cenderung sama. Walaupun nilai

bobot tetas dan nilai persentase bobot tetas terhadap bobot telur cenderung sama

antara perlakuan, namun nilai bobot tetas pada perlakuan P4 (1,5% glutamin)

cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Sedangkan nilai

persentase bobot tetas terhadap bobot telur pada perlakuan P0 (kontrol negatif)

cenderung lebih rendah dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini kemungkinan

disebabkan suplai glutamin melalui telur dapat memacu terjadinya hyperplasia

dan hipertropi embrio, meningkatnya pertumbuhan embrio berdampak pada bobot

tetas lebih tinggi.

Page 37: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

37

Menurut Asmawaty et al (2014), seperti diketahui juga bahwa peningkatan

performa pada ayam kampung setelah dilakukan In Ovo Feeding menggunakan

asam amino dapat memacu terjadinya hiperplasia dan hipertropi pada embrio

sehingga terjadi peningkatan pertumbuhan embrio dan berdampak pada bobot

tetas. Bobot tetas normal ayam buras yaitu sekitar 30-40 g (Sudaryani dan

Santoso, 1994).

Glutamin digunakan sebagai prekursor untuk sintesis glukosa

(glukoneogenesis). Glukoneogenesis adalah memproduksi glukosa dari nutrisi non

karbohidrat. Glukosa akan masuk ke siklus krebs untuk menghasilkan ATP

sebagai sumber energi (Newsholme, 2001). Menurut John et al. (1987), glukosa

dihasilkan oleh protein albumen dan otot melalui glukoneogenesis atau melalui

glikolisis dari cadangan glikogen. Kurangnya jumlah glikogen dalam otot akan

menghambat pertumbuhan embrio, pembentukan otot dan akan berdampak pada

penurunan daya tetas dan bobot tetas (Uni et al., 2005).

Selain itu, penambahan asam amino glutamin ini diduga dapat

mempengaruhi perkembangan embrio dengan menyediakan glukosa yang cukup

sehingga mengurangi penggunaan protein otot. Salmanzadeh et al. (2016)

melaporkan bahwa lambatnya perkembangan embrio tergantung proses

glukoneogenesis dari asam amino, yang dapat mengakibatkan penurunan protein

otot dan menurunkan bobot tetas.

Bagi ternak unggas asam amino glutamin merupakan asam amino non

esensial. Asam amino glutamin penting untuk memenuhi kebutuhan fisiologis

embrio oleh karena itu jumlah asam amino ini harus cukup tersedia. Menurut

Shafey et al. (2013), Asam amino glutamin berperan sebagai sumber energi bagi

Page 38: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

38

pembelahan sel dan beberapa jalur metabolisme, mengatur metabolisme nutrisi,

ekspresi gen dan sintesis protein dan merangsang respon imun.

Sedangkan untuk persentase bobot tetas terhadap bobot telur, dari data pada

Tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai persentase yang dihasilkan dari setiap

perlakuan berkisar antara 72-75%. Berdasarkan nilai tersebut dapat diketahui

bahwa proses penetasan yang dilakukan sudah maksimal karena lebih tinggi dari

rasio yang normal yaitu 70%. Menurut Sudaryani dan Santoso (1994) menyatakan

bahwa bobot telur merupakan faktor utama yang memengaruhi bobot tetas,

selanjutnya dinyatakan bobot tetas yang normal adalah 70% dari bobot telur dan

apabila bobot tetas kurang dari hasil perhitungan tersebut maka proses penetasan

bisa dikatakan belum maksimal. Semakin tinggi nilai rasio bobot tetas terhadap

bobot telur maka semakin tinggi laju pertumbuhan embrio, meskipun berasal dari

telur dengan ukuran yang lebih kecil (Azhar, 2016).

Regresi bobot telur dengan bobot tetas yang digunakan pada penelitian ini

dapat dilihat pada Gambar 2.

Ket : * Superskrip yang menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05).

Gambar 2. Korelasi Berat Telur dengan Bobot Tetas.

y = 3.432 + 0.662x

r = 0.764*

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

30 35 40 45 50 55 60

Bob

ot

Tet

as (

gra

m)

Bobot Telur (gram)

Page 39: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

39

Data pada Gambar 2 memperlihatkan bahwa regresi antara bobot telur dan

bobot tetas yaitu dengan nilai r = 0,764*. Artinya bobot telur dan bobot tetas

memiliki korelasi positif yang kuat. Hal ini juga menunjukkan bahwa bobot telur

berpengaruh nyata terhadap bobot tetas yang diperoleh. Regresi untuk setiap

perlakuan dapat dilihat pada (lampiran 9). Hal ini sejalan dengan pendapat Hasan

(2005), bobot tetas berkorelasi positif dengan bobot telur. Semakin besar bobot

telur maka semakin besar pula bobot tetas yang dihasilkan. Hal ini diduga

disebabkan oleh perbedaan jumlah kuning telur dan putih telur sebagai sumber

nutrisi selama perkembangan embrio. Bobot telur tinggi mengandung jumlah

kuning telur dan putih telur tinggi.

Page 40: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

40

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa

pemberian asam amino glutamin secara in ovo pada hari ke-7 inkubasi

menghasilkan daya tetas yang lebih tinggi pada pemberian NaCl fisiologis tanpa

glutamin dan bobot tetas cenderung lebih tinggi pada level 1,5%.

Saran

Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai pemberian asam amino

glutamin secara in ovo dengan level yang lebih beragam dan waktu injeksi yang

lebih beragam pula agar dapat diketahui manfaat dari asam amino ini terhadap

performa ayam buras.

Page 41: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

41

DAFTAR PUSTAKA

Al-Daraji H. J., A. A. Al-Mashadani, W. K. Al-Hayani, A. S. Al-Hassani and

H.A. Mirza. 2012. Effect of in ovo injection with L-arginine on productive

and physiological traits of Japanese quail. S. Afr. J. Anim. Sci., 42: 139-

146.

Al-Murrani, W. K. 1982. Effect of injecting amino acids into the egg on

embryonic and subsequent growth in the domestic fowl. Br. Poult. Sci., 23:

171-174.

Antonio, J. S. C. 1999. Glutamine: a potentially useful supplement for athletes.

Can J Appl Physiol., 24(1): 1-14.

Aprilia, T. 2008. Aplikasi Pengkayaan Rotifera dengan Asam Amino Bebas untuk

Larva Kerapu Bebek Cromileptes altivelis. Skripsi. Program Studi

Teknologi dan Manajemen Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Asmawati. 2013. The Effect of In Ovo Feeding on Hatching Weight and Small

Intestinal Tissue Development of Native Chicken. Disertasi. Fakultas

Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Asmawati, H. Sonjaya., A. Natsir., W. Pakiding dan H. Fachruddin. 2014. The

effect of in ovo feeding on hatching weight and small intestinal tissue

development of native chicken. Asian. J. Microbiol. Biotech. and Envirom.

Sci., 17: 69-74

Azhar, M. 2016. Performa Ayam Kampung Pra- dan Pasca-tetas Hasil In Ovo

Feeding L-arginine. Thesis. Fakultas Ilmu dan Teknologi Peternakan Pasca

Sarjana Universitas Hasanuddin, Makassar.

Biyatmoko, D. 2003. Permodelan usaha pengembangan ayam buras dan upaya

perbaikannya di pedesaan. Makalah disampaikan pada Temu Aplikasi

Paket Teknologi Pertanian Subsektor Peternakan. Banjarbaru, 8−9

Desember 2003. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan

Selatan, Banjarbaru. hlm. 1−10.

Chen, W., Y. T. Lv, H. X. Zhang, D. Ruan, S. Wang, and Y. C. Lin. 2013.

Review: Developmental specificity in skeletal muscle of late-term avian

embryos and its potential manipulation. Poult. Sci., 92: 2754-2764.

Christensen, V.L., M.J. Wineland., G.M. Fasenko and W.E. Donaldson. 2001.

Egg storage effects on plasma glucose and supply and demand tissue

glycogen concentrations of broiler embryos. Poult. Sci., 80: 1729-1735.

Djanah, D. 1984. Beternak Ayam dan Itik. Cetakan Kesebelas. C.V Yasaguna,

Jakarta.

Page 42: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

42

Dudung, A. M. 1990. Memelihara Ayam Kampung. Sistem Batterai. Kanisius.

Yogyakarta.

Ferket PR, Uni Z. 2006. Early Feeding – In ovo feeding enhances of early gut

development and digestive capacity of poultry. XII European Poultry

Conference. Italia. World’s Poultry Science Association.

Freiji, T. S. and N. J. Daghir. 1982. Low protein, amino acid suplemented diet for

laying hens. Poult. Sci., 61: 1468-1492.

Foye, O. T., Z. Uni and P. R. Ferket. 2006. Effect of in ovo feeding egg white

protein, hydroxyl-methylbutyrate, and carbohydrates on glycogen status

and neonatal growth of turkeys. Poult. Sci., 85: 1185-1192.

Gaspersz. 1991. Teknik analisis dalam penelitian percobaan. Tarsito, Bandung.

Hasan, S. M. 2005. Physiology, endocrinology, and reproduction: egg storage

period and weight effect on hatchability. J. Poult. Sci., 84: 1908-1912.

Heny. 2002. Perbandingan Kadar Asam Amino dalam Telur Ayam Ras dan Telur

Bebek dengan High Speed Amino Acid Analyzer. Thesis. Fakultas Farmasi

UBAYA, Surabaya.

Joseph, G. 1996. Status Asam-Basa dun Metabolisme Mineral pada Ternak

Kerbau Lumpur yang diberi Pakan Jerami Padi dun Konsentrat dengan

Penambahan Natrium. Disertasi. Program Pasca Sarjana Fakultas

Perikanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

John, T. M., J. C. George and E. T. Moran. 1987. Pre- and posthatch

ultrastructural and metabolic changes in the hatching muscle of turkey

embryos from antibiotic and glucose treated eggs. Cytobios., 49: 197–210.

Keralapurath, M. M., R. W. Keirs, A. Corzo, L. W. Bennett, R. Pulikanti, and E.

D. Peebles. 2010. Effects of in ovo injection of l-carnitine on subsequent

broiler chick tissue nutrient profiles. Poult. Sci. 89:335–341.

Konashi,S., K. Takahashi and Y. Akiba. 2000. Effects of dietary essential amino

acid deficiencies on immunological variables in broiler chickens. Br. J. Nutr.,

83: 449-456.

Kurtini, T dan Rr. Riyanti. 2003. Teknologi Penetasan. Buku Ajar. Universitas

Lampung, Lampung.

Lely, D. S. 2007. Pemberian Glutamin, Dextrin dan Kombinasinya Secara In Ovo

Terhadap Daya Tetas, Berat Tetas, Performa dan Pemanfaatan Energi

Ayam Broiler Jantan Umur 15 Hari. Thesis. Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Page 43: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

43

Lilburn, M. S. and S. Loeffler. 2015. Early intestinal growth and development in

poultry. Poult. Sci., 00: 1-8.

Mansjoer, S. S., S. H. S. Sikar., B. Juminan., R. H. Mulyono., A. G. Murwanto

dan S. Darwati. 1993. Studi genetik respon kekebalan terhadap penyakit

tetelo pada ayam lokal Indonesia. Proc. Seminar Nasional. Pengembangan

Ternak Ayam Buras melalui Wadah Koperasi Menyongsong PJPT II.

Tema: Peningkatan Gizi dan Pendapatan Mayarakat sebagai Alternatif

Mengentaskan Kemiskinan. Kerjasama Universitas Pajajaran. Dirjen

Peternakan. Dirjen Bina Usaha Koperasi Pedesaan Pemda Tk. I Jawa

Barat, Bandung.

Newsholme P. 2001. Why is L-glutamine metabolism important to cells of the

immune system in health, post-injury, surgery or infection?. J. Nutr., 131:

25155 - 25225.

North, N. O. and D. B. Donald. 1978. Commercial Chicken Production Manual.

2nd Ed. Avi Publishing Co. Inc, Connecticut.

Nugroho. 2003. Pengaruh Bobot Telur Tetas Kalkun Lokal terhadap Fertilitas,

Daya Tetas, dan Bobot Tetas. Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Ohta, Y., N. Tsushima., K. Koide., M. T. Kidd and T. Ishibashi. 1999. Effect of

amino acid injection in broiler breeder eggs on embryonic growth and

hatchability of chicks. Poult. Sci., 78: 1493-1498.

Ohta, Y., M. T. Kidd and T. Ishibashi. 2001. Embrio growth in amino acid

concentration profiles of broiler eggs, embryos, and chick after in ovo

administration of amino acid. Poult. Sci., 80: 1430-1436.

Pedroso, A. A., L.S. Chaves., K. L. A. M. Lopes., N. S. M. Leandro., M. B. Café

and J. H. Stringhini. 2006. Nutrient inoculation in eggs from heavy

breeders. Rev. Bras. Zootec., 5: 2018-2026.

Rajab. 2013. Hubungan bobot telur dengan fertilitas, daya tetas, dan bobot anak

kampung. Jurnal Ilmu ternak dan Tanaman. Universitas Pattimura, Ambon.

Riyanto. 2001. Sukseskan Menetaskan Telur Ayam. Penebar Andromedia

Pustaka, Jakarta.

Romanoff, A. L. and A. J. Romanoff. 1975. The Avian Egg. 2nd Ed. John Wiley

and Sons, Inc., New York.

Salmanzadeh, M., Y. Ebrahimnezhad., H. A. Shahryar and J. G. Kandi. 2016. The

effects of in ovo feeding of glutamine in broiler breeder eggs on

hatchability, development of the gastrointestinal tract, growth performance

and carcaa characteristics of broiler chickens. Arch. Anim. Breed., 59: 235-

242.

Page 44: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

44

Septiwan, R. 2007. Respons Produktivitas dan Reproduktivitas Ayam Kampung

dengan Umur Induk yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Setiadi, P., P. Sitepu., A. P. Sumirat., U. Kusnadi dan M. Sabrani. 1995.

Perbandingan berbagai metoda penetasan telur ayam Kedu hitam di daerah

pengembangan Kalimantan Selatan. Proc. Seminar Nasional. Sains dan

Teknologi Peternakan.

Shafey, T. M., M. A. Alodan., I. M. Al-Ruqaie and M. A. Abouheif. 2012. In ovo

feeding of carbohydrates and incubated at a high incubation temperature on

hatchability and glycogen status of chicks. S. Afr. J. Anim. Sci., 42: 210-

220.

Shafey, T. M., A. S. Sami and M. A. Abouheif. 2013. Effects of in ovo feeding of

L-glutamine on hatchability performance and hatching time of meat-type

breeder eggs. J. Anim. Vet. Adv., 12(1): 135-139.

Shafey, T. M., A. H. Mahmoud., A. A. Alsobayel and M. A. Abouheif. 2014.

Effects of in ovo administration of amino acids on hatchability and

performance of meat chickens. S. Afr. J. Anim. Sci., 44: 123-130.

Stoss, J. 1983. Fish Gamete Preservation and Spermatozoan Physiology. In : W.

S. Hoar, D. J. Randall, and E. M. Donaldson (Editors). Fish Physiology.

Academic Press. Orlando, San Diego. 9B: 476p.

Smirnov, A., E. Tako., P. R. Ferket and Z. Uni. 2006. Mucin gene expression and

mucin content in the chicken intestinal goblet cells are affected by in ovo

feeding of carbohydrates, J. Poult. Sci., 85: 669–673.

Sudaryanti. 1985. Pentingnya mempertahankan berat telur tetas ayam kampung

pada pemeliharaan semi intensif. Prosedings seminar peternakan dan forum

peternak unggas dan aneka ternak. Pusat penelitian dan pengembangan

pertanian. Departemen Pertanian. Hal 164-168.

Sudaryani dan Santoso. 1994. Pembibitan Ayam Buras. Penebar Swadaya,

Jakarta.

Sukra, Y. 1975. Pengantar Kuliah Embriologi I. Proyek Peningkatan Mutu

Perguruan Tinggi Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Suprijatna, E., U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak

Unggas. Cetakan ke-2. Penebar Swadaya, Jakarta.

Surjono. 2001. Proses Perkembangan Embrio. Universitas Terbuka, Jakarta.

Suroso, W., W. Sudhiana., J. Joeng., R. Widarko., J. Hendryjanto and H. Ludi.

2007. Perkembangan embrio dari hari ke hari. Bulletin CP, Indonesia.

Page 45: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

45

Sutiyono. S. R. dan S. Kismiati. 2006. Fertilitas, Daya Tetas Telur Dari Ayam

Petelur Hasil Inseminasi Buatan Menggunakan Semen Ayam Kampung

Yang Diencerkan Dengan Berbeda. Skripsi. Fak. Peternakan Universitas

Diponegoro, Semarang.

Tako, E., P. R. Ferket and Z. Uni. 2005. Chance in chicken intestinal zinc exporter

mRNA expression anf small intestinal functional following intra-amniotic

zinc-methionine administration, J. Nutr. Biochem., 16: 339-346.

Tavassoli, M., S. N. Mousavi and M. R. Abedini. 2011. Effects of in ovo feeding

of glutamine on performance, small intestine morphology and immune

response of broiler chicks, J. Anim. Environ., 3: 1-6.

Uni, Z., and P. R. Ferket. 2003. Enhancement of Development of Oviparous

species by In Ovo Feeding. U. S. Regular Patent., 6: 592-878.

Uni, Z., and P. R. Ferket. 2004. Methods for early nutrition and their potential.

World’s Poult. Sci. J., 60: 101-111.

Uni, Z., P. R. Ferket., E. Tako and O. Kedar. 2005. In ovo feeding improves

energy status of late-term chicken embryos. Poult. Sci., 84: 764-770.

Vieira, S.L. 2007. Chicken embryo utilization of egg micronutrients. Braz. J.

Poult. Sci., 9(1): 01-08.

Woodard, A.E., H. Abplanalp, W.O. Wilson and P.Vohra. 1973. Japanese Quail

Husbandry in Laboratory. Departement Of Avian Science University Of

California.

Zainuddin, D., dan I.R. Jannah. 2001. Suplementasi asam amino lisin dalam

ransum basal untuk ayam kampung petelur twerhadap bobot telur, indeks

telur, daya tunas dan daya tetas serta korelasinya. Lokakarya Nasional

Teknologi Pengembangan Ayam Lokal.

Zakaria, S. 2004. Pengaruh luas kandang terhadap produksi dan kualitas telur

ayam buras yang dipelihara dengan sistem litter. Bulletin Nutrisi dan

Makanan Ternak., 5(1): 1−11.

Zakaria, M. A. S. 2010. Pengaruh lama penyimpanan telur ayam buras terhadap

fertilitas, daya tetas telur dan berat tetas. Jurnal Agrisistem. Program Pasca

Sarjana Ilmu dan Teknologi Peternakan UNHAS., 6(2): 97-103.

Page 46: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

46

Lampiran 1. Hasil Sidik Ragam Bobot Telur yang Digunakan pada Hasil

Penambahan Asam Amino Glutamin secara In Ovo pada

Periode Inkubasi

Descriptive Statistics

Dependent Variable: bobot telur

perlak

uan

ulanga

n Mean Std. Deviation N

P0 I 45.7100 . 1

II 41.8600 . 1

III 45.8400 . 1

Total 44.4700 2.26126 3

P1 I 46.1700 . 1

II 43.4500 . 1

III 46.1700 . 1

Total 45.2633 1.57039 3

P2 I 45.8800 . 1

II 43.8000 . 1

III 45.4700 . 1

Total 45.0500 1.10177 3

P3 I 44.1600 . 1

II 45.9300 . 1

III 45.3400 . 1

Total 45.1433 .90124 3

P4 I 46.0300 . 1

II 44.8000 . 1

III 46.3200 . 1

Total 45.7167 .80699 3

Total I 45.5900 .81753 5

II 43.9680 1.52331 5

III 45.8280 .42588 5

Total 45.1287 1.27968 15

Page 47: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

47

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:bobot telur

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected

Model 12.658

a 6 2.110 1.644 .252

Intercept 30548.948 1 30548.948 2.380E4 .000

perlakuan 2.412 4 .603 .470 .757

ulangan 10.245 2 5.123 3.991 .063

Error 10.268 8 1.284

Total 30571.874 15

Corrected Total 22.926 14

a. R Squared = .552 (Adjusted R Squared = .216)

Bobot telur

perlak

uan N

Subset

1

Duncana P0 3 44.4700

P2 3 45.0500

P3 3 45.1433

P1 3 45.2633

P4 3 45.7167

Sig. .244

Means for groups in homogeneous

subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean

Square(Error) = 1.284.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size

= 3.000.

Page 48: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

48

Lampiran 2. Hasil Sidik Ragam Daya Tetas Hasil Penambahan Asam Amino

Glutamin secara In Ovo pada Periode Inkubasi

Descriptive Statistics

Dependent Variable:daya_tetas

perlak

uan

ulanga

n Mean Std. Deviation N

P0 I 40.0000 . 1

II 33.3300 . 1

III 31.2500 . 1

Total 34.8600 4.57125 3

P1 I 65.0000 . 1

II 60.0000 . 1

III 55.0000 . 1

Total 60.0000 5.00000 3

P2 I 50.0000 . 1

II 60.0000 . 1

III 25.0000 . 1

Total 45.0000 18.02776 3

P3 I 10.0000 . 1

II 35.0000 . 1

III 10.0000 . 1

Total 18.3333 14.43376 3

P4 I 40.0000 . 1

II 10.0000 . 1

III 20.0000 . 1

Total 23.3333 15.27525 3

Total I 41.0000 20.12461 5

II 39.6660 21.02933 5

III 28.2500 16.85415 5

Total 36.3053 18.92899 15

Page 49: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

49

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:daya_tetas

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected

Model 3882.279

a 6 647.046 4.565 .026

Intercept 19771.158 1 19771.158 139.477 .000

perlakuan 3391.167 4 847.792 5.981 .016

ulangan 491.112 2 245.556 1.732 .237

Error 1134.014 8 141.752

Total 24787.451 15

Corrected Total 5016.293 14

a. R Squared = .774 (Adjusted R Squared = .604)

daya_tetas

perlak

uan N

Subset

1 2 3

Duncana P3 3 18.3333

P4 3 23.3333 23.3333

P0 3 34.8600 34.8600

P2 3 45.0000 45.0000

P1 3 60.0000

Sig. .142 .065 .161

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 141.752.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Page 50: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

50

Lampiran 3. Hasil Sidik Ragam Kematian Embrio Hasil Penambahan Asam

Amino Glutamin secara In Ovo pada Periode Inkubasi

Descriptive Statistics

Dependent Variable:sebelum_ke17

perlak

uan

ulanga

n Mean Std. Deviation N

P0 I 47.0000 . 1

II 47.0000 . 1

III 44.0000 . 1

Total 46.0000 1.73205 3

P1 I 15.0000 . 1

II 15.0000 . 1

III 30.0000 . 1

Total 20.0000 8.66025 3

P2 I 30.0000 . 1

II 30.0000 . 1

III 50.0000 . 1

Total 36.6667 11.54701 3

P3 I 25.0000 . 1

II 40.0000 . 1

III 60.0000 . 1

Total 41.6667 17.55942 3

P4 I 45.0000 . 1

II 55.0000 . 1

III 45.0000 . 1

Total 48.3333 5.77350 3

Total I 32.4000 13.55729 5

II 37.4000 15.53383 5

III 45.8000 10.87198 5

Total 38.5333 13.71061 15

Page 51: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

51

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:sebelum_ke17

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected

Model 1984.267

a 6 330.711 4.086 .036

Intercept 22272.267 1 22272.267 275.193 .000

perlakuan 1525.733 4 381.433 4.713 .030

ulangan 458.533 2 229.267 2.833 .117

Error 647.467 8 80.933

Total 24904.000 15

Corrected Total 2631.733 14

a. R Squared = .754 (Adjusted R Squared = .569)

sebelum_ke17

perlak

uan N

Subset

1 2

Duncana P1 3 20.0000

P2 3 36.6667 36.6667

P3 3 41.6667

P0 3 46.0000

P4 3 48.3333

Sig. .053 .174

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 80.933.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Page 52: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

52

Descriptive Statistics

Dependent Variable:setelah_ke17

perlak

uan

ulanga

n Mean Std. Deviation N

P0 I 20.0000 . 1

II 20.0000 . 1

III 19.0000 . 1

Total 19.6667 .57735 3

P1 I 20.0000 . 1

II 25.0000 . 1

III 15.0000 . 1

Total 20.0000 5.00000 3

P2 I 20.0000 . 1

II 20.0000 . 1

III 15.0000 . 1

Total 18.3333 2.88675 3

P3 I 35.0000 . 1

II 40.0000 . 1

III 45.0000 . 1

Total 40.0000 5.00000 3

P4 I 30.0000 . 1

II 25.0000 . 1

III 30.0000 . 1

Total 28.3333 2.88675 3

Total I 25.0000 7.07107 5

II 26.0000 8.21584 5

III 24.8000 12.85302 5

Total 25.2667 9.00370 15

Page 53: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

53

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:setelah_ke17

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected

Model 1005.067

a 6 167.511 10.319 .002

Intercept 9576.067 1 9576.067 589.901 .000

perlakuan 1000.933 4 250.233 15.415 .001

ulangan 4.133 2 2.067 .127 .882

Error 129.867 8 16.233

Total 10711.000 15

Corrected Total 1134.933 14

a. R Squared = .886 (Adjusted R Squared = .800)

setelah_ke17

perlak

uan N

Subset

1 2 3

Duncana P2 3 18.3333

P0 3 19.6667

P1 3 20.0000

P4 3 28.3333

P3 3 40.0000

Sig. .640 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 16.233.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Page 54: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

54

Lampiran 4. Hasil Sidik Ragam Bobot Tetas Hasil Penambahan Asam

Amino Glutamin secara In Ovo pada Periode Inkubasi

Descriptive Statistics

Dependent Variable:bobot_tetas

perlak

uan

ulanga

n Mean Std. Deviation N

P0 I 30.9300 . 1

II 32.8300 . 1

III 33.2500 . 1

Total 32.3367 1.23618 3

P1 I 34.6300 . 1

II 32.0700 . 1

III 34.1700 . 1

Total 33.6233 1.36475 3

P2 I 34.0500 . 1

II 33.4100 . 1

III 33.9900 . 1

Total 33.8167 .35346 3

P3 I 33.5000 . 1

II 33.7800 . 1

III 32.2800 . 1

Total 33.1867 .79758 3

P4 I 33.8100 . 1

II 33.9900 . 1

III 35.0500 . 1

Total 34.2833 .67002 3

Total I 33.3840 1.43293 5

II 33.2160 .77735 5

III 33.7480 1.04102 5

Total 33.4493 1.05913 15

Page 55: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

55

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent

Variable:bobot_tetas

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected

Model 7.243

a 6 1.207 1.141 .419

Intercept 16782.869 1 16782.869 1.587E4 .000

perlakuan 6.503 4 1.626 1.537 .280

ulangan .740 2 .370 .350 .715

Error 8.462 8 1.058

Total 16798.573 15

Corrected Total 15.705 14

a. R Squared = .461 (Adjusted R Squared = .057)

bobot_tetas

perlak

uan N

Subset

1

Duncana P0 3 32.3367

P3 3 33.1867

P1 3 33.6233

P2 3 33.8167

P4 3 34.2833

Sig. .064

Means for groups in homogeneous

subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean

Square(Error) = 1.058.

Page 56: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

56

Lampiran 5. Hasil Sidik Ragam Persentase Bobot Tetas terhadap Bobot

Telur Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin secara In Ovo

pada Periode Inkubasi

Descriptive Statistics

Dependent Variable:Persentase

perlak

uan

ulanga

n Mean Std. Deviation N

P0 I .6700 . 1

II .7800 . 1

III .7200 . 1

Total .7233 .05508 3

P1 I .7500 . 1

II .7300 . 1

III .7400 . 1

Total .7400 .01000 3

P2 I .7400 . 1

II .7600 . 1

III .7400 . 1

Total .7467 .01155 3

P3 I .7500 . 1

II .7300 . 1

III .7100 . 1

Total .7300 .02000 3

P4 I .7300 . 1

II .7500 . 1

III .7500 . 1

Total .7433 .01155 3

Total I .7280 .03347 5

II .7500 .02121 5

III .7320 .01643 5

Total .7367 .02498 15

Page 57: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

57

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Persentase

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected

Model .003

a 6 .000 .537 .768

Intercept 8.140 1 8.140 1.046E4 .000

perlakuan .001 4 .000 .364 .828

ulangan .001 2 .001 .882 .451

Error .006 8 .001

Total 8.149 15

Corrected Total .009 14

a. R Squared = .287 (Adjusted R Squared = -.248)

Persentase

perlak

uan N

Subset

1

Duncana P0 3 .7233

P3 3 .7300

P1 3 .7400

P4 3 .7433

P2 3 .7467

Sig. .365

Means for groups in homogeneous

subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean

Square(Error) = .001.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size

= 3.000.

Page 58: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

58

Lampiran 6. Berat embrio yang mati setelah umur ke-17 hari inkubasi

Pengamatan P0 P1 P2 P3 P4

ΣTelur Mati (Butir)

Rata-rata Berat Embrio (Gram)

9

25,3

12

31,9

11

28,7

24

32,7

17

30,0

Rasio Berat embrio dan berat

telur (%)

66,0 70,3 64,7 73,0 67,3

Rasio Kontrol dan Injeksi 66,0% 69,0%

Page 59: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

59

Lampiran 7. Hasil Uji Regresi Bobot Telur dan Bobot Tetas Hasil

Penambahan Asam Amino Glutamin secara In Ovo pada

Periode Inkubasi

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Xa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Y

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .764a .583 .579 1.92497

a. Predictors: (Constant), X

b. Dependent Variable: Y

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 508.584 1 508.584 137.251 .000a

Residual 363.140 98 3.706

Total 871.724 99

a. Predictors: (Constant), X

b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.432 2.547 1.347 .181

X .662 .056 .764 11.715 .000

a. Dependent Variable: Y

Page 60: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

60

Page 61: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

61

Lampiran 9. Regresi Bobot Telur dengan Bobot Tetas Setiap Perlakuan

1. Regresi Kontrol negatif

2. Regresi Injeksi NaCl fisiologi tanpa glutamin (kontrol positif)

y = 0,6844x + 2,1481 R² = 0,7379

0

5

10

15

20

25

30

35

40

0 10 20 30 40 50 60

Bo

bo

t Te

tas

Bobot Telur

Y0

Y0

Linear (Y0)

y = 0,739x - 0,1377 R² = 0,5047

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0 10 20 30 40 50 60

Bo

bo

t Te

tas

Bobot Telur

Y2

Y2

Linear (Y2)

Page 62: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

62

3. Regresi injeksi glutamin (0,5%, 1,0% dan 1,5%) dalam NaCl fisiologis

y = 0,567x + 7,8497 R² = 0,4381

0

5

10

15

20

25

30

35

40

0 10 20 30 40 50 60

Bo

bo

t Te

tas

Bobot Telur

Y3

Y3

Linear (Y3)

Page 63: DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM BURAS HASIL … · 2017-10-14 · Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil Penambahan Asam Amino Glutamin Secara In Ovo pada Periode Inkubasi”,

63

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Khatifah lahir pada tanggal 21 Mei 1994. Anak bungsu

dari enam bersaudara, dari pasangan Hamdan dan Ratna.

Memulai pendidikan tingkat dasar pada Sekolah Dasar

Negeri 044 Buttu Lamba dan lulus tahun 2006 setelah di

bangku Sekolah Dasar kemudian melanjutkan pendidikan

lanjutan pertama pada SMP Negeri 1 Matakali lulus pada tahun 2009, kemudian

melanjutkan pendidikan menengah pada SMA Negeri 1 Polewali Mandar lulus

pada tahun 2012 dan sekarang kuliah pada salah satu Perguruan Tinggi Negeri

pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin dengan program Strata Satu

(S1) 2013-sekarang, melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SBMPTN). Pengalaman organisasi yang telah ditempuh oleh penulis

adalah: sebagai Bendahara Osis SMP Negeri 1 Matakali Kabupaten Polewali

Mandar periode 2007-2008; Penulis aktif di Osis SMA Negeri 1 Polewali

Mandar 2009 - 2011. Penulis aktif sebagai Asisten Laboratorium Fisiologi

Ternak Unggas Universitas Hasanuddin, Makassar periode 2015-2017; Penulis

aktif sebagai Asisten Laboratorium Ilmu Ternak Unggas Universitas

Hasanuddin, Makassar periode 2016-2017.