Daya Dukung Lahan Sulut
Transcript of Daya Dukung Lahan Sulut
TUGAS MANDIRI
ANALISIS DAYA DUKUNG LAHAN
oleh :
ASTUNA WULANDARI (P0204211516)ACHYAR (PO204211525)
MAGISTER PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAHKONSENTRASI STUDI MANAJEMEN PERENCANAAN
PROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2012
ANALISIS DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIANDI PROVINSI SULAWESI UTARA
PENDAHULUANPangan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk keberlangsungan hidunya.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan pangan juga semakin untuk memenuhi kebutuhan pangan yang cenderung meningkat dipelukan juga ketersediaan lahan untuk menanam berbagai tanaman sebagai sumber pangan. Kecukupan pangan tetap merupakan issue penting baik dilihat dari pemenuhan kuantitas pangan yang harus disediakan dan kualitas pangan yang harus dipenuhi. Bagi negara-negara yang besar berbentuk kepulauan sepertiIndonesia, kecukupan pangan yang bersumber dari dalam negeri sangat diperlukan untuk meningkatkan ketahanan nasional. Jumlah penduduk yang terus bertambah menyebabkan tingkat pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat pertambahan luas lahan untuk tanaman pangan. Faktor perilaku masyarakat terhadap lahan mempengaruhi daya dukung lahan itu sendiri.Provinsi Sulawesi Utara merupakan provinsi yang terletak di paling ujung bagian utara Pulau Sulawesi. Meskipun Sulawesi Utara bukan sentra produksi utama padi, namun berdasarkan data yang ada, dari tahun 2002 – 2011 peningkatan produksi padi di Sulut mencapai 6,25% yaitu dari 346 ribu ton GKG pada tahun 2002 menjadi 596 ribu ton GKG pada tahun 2011
Provinsi ini memiliki lahan sawah irigasi teknis seluas 25.740 ha, sementara sawah irigasi semi teknis 26.738 ha. Itu semua belum termasuk lahan sawah irigasi non teknis seluas 4.662 ha. Lahan sawah tadah hujan seluas 4.631 ha, areal sawah pasang surut seluas 634 ha, sementara tahan palawija, hortikultura dan sayur-sayuran seluas 341.419 ha, Sawah-sawah inilah yang pada 2006 menghasilkan 451.700 ton padi dan meningkat jadi 470.400 ton pada 2007 dengan luas panen yang juga bertambah menjadi 99.500 ha. Dibanding dua tahun terakhir, produktivitas padi yang dicapai meningkat. Pada 2004, produksi padi mencapai 407.358 ton.Kondisi Geografis
Propinsi Sulawesi Utara terletak antara 0º15`-5º34` lintang utara dan antara 123º07`-127º10`Bujur Timur, yang berbatasan dengan laut Sulawesi, Republik Philipina dan laut Pasifik sebelah utara serta laut Maluku di sebelah timur. Batas sebelah selatan dan barat masing-masing adalah Teluk Tomini dan Gorontalo.
Batas Wilayah Propinsi Sulawesi Utara
Sebelah UtaraLaut SulawesiRepublik FilipinaLaut Pasifik
Sebelah Timur Laut MalukuSebelah Selatan Teluk TominiSebelah Barat Propinsi Gorontalo
Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi Utara, 2011
Topografi
Provinsi Sulawesi Utara terdapat 41 buah gunung dengan ketinggian berkisar antara 1.112 - 1995 m. Kondisi geologi sebagian besar adalah wilayah vulkanik mudah, sejumlah besar erupsi serta bentuk kerucut gunung merapi aktif yang padam menghiasi Minahasa bagian tengan, daerah Bolaang Mongondow dan kepulauan Sangihe. Material-material yang dihasil letusannya berbentuk padat serta lain-lain bahan vulkanik lepas. Semua vulkanik ini berbentuk pegunungan (otogenisa) menghasilkan morfologi yang berbukit-bukit dan bergunung-gunung dengan perbedaan relief topografik yang cukup besar. Provinsi Sulawesi Utara ada 5 wilayah yang di kelilingi oleh gunung api aktif yakni Kabupaten Bolang Mongondow yakni gunung Ambang dengan ketinggian 1.689 m, Kabupaten Minahasa Selatan dengan gunung Soputan dengan ketinggian 1.783 m, Kota Tomohon dengan gunung Lokon dengan ketinggian 1.579,6 m dan gunung Mahawu dengan ketinggian 1.331,0 m yang merupakan hulu dari 12 sungai besar dengan 7 danau. Kepulauan Sangihe yakni Karangetan dengan ketinggian 1.320,0 m, Ruang dengan
ketinggian 714,0 m, Banuawuhu 0,0 m, Submarin 0,0 m, dan gunung Awu dengan ketinggian 1.78,0 m. Serta Kota Bitung dengan gunung Tangkoko dengan ketinggian 1.149 m.
Provinsi Sulawesi Utara terdapat 30 sungai yang tersebar di Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Minahasa sementara danau berjumlah 17 buah yang terletak di 3 wilayah ini yakni Kab. Bolang Mongondow, Minahasa dan Sangihe Talaud.
Kondisi Lahan Pertanian
Luas daratan Provinsi Sulawesi Utara menurut penggunaannya adalah 1.453.537,17 ha yang terdiri atas lahan irigasi teknis 19.017 ha, setengah teknis 16.074 ha, irigasi sederhana 5.970 ha, irigasi desa 8.622 ha, tadah hujan 13.374 ha, pasang surut 180 ha, lebak/polder 591 ha, pekarangan 42.510 ha, tegal/kebun 250.625 ha, ladang/huma 98.150 ha, pengembalaan/padang rumput 33.655 ha, rawa-rawa 5.032 ha, tambak 5.767 ha, kolam/empang 3.473 ha, lahan sementara tidak diusahakan 42.661 ha, hutan rakyat 127.757 ha, hutan negara 322.313 ha, perkebunan 256.308 ha dan lainnya 275.099 ha.
Peta Penggunaan Lahan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2010
Gambar 1. Peta Penggunaan Tanah di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2010
Bandara/Pelabuhan0%
Hutan La-han Kering
18%
Hutan Lahan Kering Sekunder
21% Hutan Mangrove
1%Hutan
Mangrove Sekunder
0%Perkebunan
0%Permuki-man/Lahan Terbagun
2%
Per-tam-
bangan0%
Pertanian Lahan Kering19%
Pertanian Lahan kering/Kebun Campuran
32%
Rawa0%Sawah
3%Semak Belukar
4%Semak Belukar Rawa
0%Sungai/Danau/Waduk
1%Tambak
0%Tanah Terbuka
1%
Total
Grafik 1. Luas Penggunaan Lahan di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2010
Secara umum Provinsi Sulawesi penggunaan lahanya didominasi pertanian lahan kering dan kebun campuran. Lahan kering ini berupa tanaman kelapa dan cengkeh. Penggunaan lahan berupa hutan ahan kering dan hutan sekunder juga mendominasi. Hutan terluas berada di kabupaten Bolaang Mongongondow berupa taman nasional Nani Wartabone. Sedangkan luas sawah secara kseluruhan hanya 3 persen atau seluas 469.354 Ha, luas sawah juga berada di kabupaten Bolaang Mongondow
Iklim dan cuaca
Wilayah Provinsi Sulawesi Utara ini beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angin muson. Pada bulan November samapai bulan April bertiup angin barat yang menurunkan hujan. Sebaliknya angin tenggara yang bertiup dari bulan Mei sampai Oktober mendatangkan mendatangkan musim kemarau. Curah hujan yang terjadi tidak merata di antara kabupaten/kota. Rata-rata curah hujan yang terjadi antara 2.000-2.400 mm per tahun dengann jumlah hari hujan 90 - 120 hari.
Suhu udara rata-rata adalah 25,2ºC. Suhu udara maksimal rata-rata tercatat 30,4ºC dan suhu udara minimum rata-rata 22,ºC. Kelembaban udara tercatat 73,4%. Kendati demikian suhu atau temperatur di pengaruhi oleh ketinggian tempat ddi atas permukaan laut.
PERHITUNGAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI PROPINSI SULAWESI UTARA
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Jumlah Hasil Produksi Pertanian di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2009 – 2010
Produksi hasil pertanian di provinsi Sulawesi utara di dominasi oleh tanaman padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah. Produksi pertanian ini merupakan bahan pokok utama untuk memenuhi kebutuhan pangan berupa sumber karbohidrat dan protein nabati.
Grafik2. Produksi Pangan di Propinsi Sulawesi Utara Tahun 2009
Bolmong
Minahasa
Kep.Sa
ngihe
Kab.Kep
.Talau
d
Minahasa
Selat
an
Minahasa
Utara
Bolmong U
tara
Kep. S
itaro
Minahasa
Tengg
ara
Bolmong S
elatan
Bolmong T
imur
Kota Man
ado
Kota Bitu
ng
Kota To
mohon
Kota Kotam
obagu
-
50,000,000
100,000,000
150,000,000
200,000,000
250,000,000
padi Jagung Ubi kayu Ubi Jalar Kacang Tanah
Gambar 1. Menunjukkan jumlah produksi tanaman pangan di provinsi Sulawesi Utara Tahun 2009
Grafik 3. Jumlah Produksi Pangan di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2010
Bolmong
Minahasa
Kep.Sa
ngihe
Kab.Kep
.Talau
d
Minahasa
Selat
an
Minahasa
Utara
Bolmong U
tara
Kep. S
itaro
Minahasa
Tengg
ara
Bolmong S
elatan
Bolmong T
imur
Kota Man
ado
Kota Bitu
ng
Kota To
mohon
Kota Kotam
obagu
-
50,000,000
100,000,000
150,000,000
200,000,000
250,000,000
300,000,000
padiJagungUbi KayuUbi JalarKacang Tanah
Grafik 2. Menunjukkan Jumlah produksi Pangan di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2010
Dari hasil analisis produksi pangan yang ada di provinsi sulawesi utara, secara
umum tanaman pangan yang dihasilkan berupa padi, jagung dan ubi. Sedangkan kabupaten
yang memiliki jumlah produksi terbesar didominasi kabupaten Bolaang
Mongondow,minahasa, dan Minahasa Selatan. Kabupaten Bolaang Mongondow merupakan
salah satu kabupaten yang terluas di Provinsi Sulawesi Utara, dan memiliki lahan pertanian
yang terluas. Kabupaten ini merupakan sentra lumbung padi untuk memenuhi kebutuhan
pangan di provinsi sulawesi utara. Secara umum penduduk di Provinsi Sulawesi Utara
banyak mengkonsumsi beras, jagung dan ubi, hal ini karena masakan khas orang sulawesi
adalah bubur tinutuan yang bahan utamanya adalah beras, jagung dan ubi.
Kabupaten di wilayah kepulauan pada umumnya tidak memilki lahan
pertanian lahan basah, pada umumnya hanya memilki lahan pertanian lahan kering berupa
tegalan dan perkebunan kelapa, cengkeh. Untuk tanaman pangan didominasi ubi kayu dan
kacang kacangan berupa penghasil kenari, karena kondisi geografinya berupa pegunungan
dan berbatu.
Hasil produksi pertanian di Provinsi Sulawesi Utara sangat bervariasi
jumlahnya dari tahun ke tahun, jumlah produksi kadang mengalami peningkatan, namun
kadang juga mengalami penurunan pada komoditas tertentu. Dari grafik dibawah ini dapat
menggambarkan jumlah produksi berbagai komoditi pangan yang dihailkan di provinsi
Sulawesi Utara.
Grafik 4. Jumlah Produksi padi Tahun 2009 – 2010 di Provinsi Sulawesi Utara
Bolmong
Minahasa
Kep.Sa
ngihe
Kab.Kep
.Talau
d
Minahasa
Selat
an
Minahasa
Utara
Bolmong U
tara
Kep. S
itaro
Minahasa
Tengg
ara
Bolmong S
elatan
Bolmong T
imur
Kota Man
ado
Kota Bitu
ng
Kota To
mohon
Kota Kotam
obagu
-
50,000,000
100,000,000
150,000,000
200,000,000
250,000,000
300,000,000
Jumlah Produksi Padi Tahun 2009 - 2010
Tahun 2009 Tahun 2010
Dari hasil analisa produksi Padi tahun 2009 terbanyak di Kabupaten Bolaang Mongondow dengan produksi mencapai 238.231.000 Kg, sedangkan kabupaten yang produksi padi paling rendah di kota Manado. Kabupaten Bolaang mongondow merupakan sentra produksi padi yang ada di provinsi sulawesi Utara, luas lahan pertanian yang
dimiliki kabupatan bolmong merupakan yang terluas. Luas lahan pertanian berupa Sawah di kabupaten Bolaang Mongondow ini mencapai 26.488 Ha, sedangkan Kota manado tidak memiliki lahan pertanian, sehingga produksi hasil pertanian sangat kecil. Selain itu kota manado merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Utara yang fungsi utama kotanya sebagai pusat adminitrasi dan pemerintahan.
Antara kurun waktu tahun 2009 sampai 20010 produksi padi di kabupaten Bolaang Mongondow, Minahasa dan Minahasa Tenggara mengalami peningkatan, sedangkan kabupaten lain tidak megalami peningkatan. Untuk Kabupaten di Kepulauan rata rata tidak menghasilkan produksi padi, kebutuhan konsumsi beras di pasok dari kabupaten lain.
Grafik 5. Jumlah Produksi Jagung di Provinsi Sulawesi Utara dari Tahun 2009 - 2010
Bolmong
Minahasa
Kep.Sa
ngihe
Kab.Kep
.Talau
d
Minahasa
Selat
an
Minahasa
Utara
Bolmong U
tara
Kep. S
itaro
Minahasa
Tengg
ara
Bolmong S
elatan
Bolmong T
imur
Kota Man
ado
Kota Bitu
ng
Kota To
mohon
Kota Kotam
obagu
-
20,000,000
40,000,000
60,000,000
80,000,000
100,000,000
120,000,000
140,000,000
160,000,000
20092010
Untuk jumlah produksi tanaman jagung antara tahun 2009 – 2010 secara umum mengalami peningkatan sebanyak 418.000 kg. Peningkatan ini didominasi hasil dari produksi jagung di kabupaten Bolaang Mongondow, minahasa tenggara dan Bolmong Timur. Sedangkan kabupaten lainya seperti kabupaten Minahasa, Minahasa selatan, Minahsa Utara mengalami penurunan jumlah produksi. Luas lahan pertanian tegalan di kabupaten Bolaang Mongondow mencapai 26.298 Ha.
Grafik 6. Produksi Ubi kayu, Ubi Jalar dan kacang Tanah Tahun 2009 – 2010 di Provinsi Sulawesi Utara
Bolmong
Minahasa
Kep.Sa
ngihe
Kab.Kep
.Talau
d
Minahasa
Selat
an
Minahasa
Utara
Bolmong U
tara
Kep. S
itaro
Minahasa
Tengg
ara
Bolmong S
elatan
Bolmong T
imur
Kota Man
ado
Kota Bitu
ng
Kota To
mohon
Kota Kotam
obagu
-
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
Ubi Kayu 2009Ubi Kayu 2010Ubi Jalar 2009Ubi Jalar 2010kacang tanah 2009Kacang Tanah 2010
Hasil produksi jenis Ubi kayu, Ubi Jalar paling banyak dihasilkan di kabupaten Kepulauan Talaud yaitu sebesar 19.372.000 kg dan mengalami peningkatan produksi menjadi 23.437.000 kg di tahun 2010. Kepulauan Talaud memiliki kondisi topografi yang bergunung, relief tidak datar dan kondisi lahan yang berbatu sehingga masyarakat memanfaatkan untuk menanam ubi kayu dan ubi jalar. Selain itu mayoritas penduduk di talaudselain mengkonsumsi beras, mereka juga menkonsumsi ubi jalar dan pisang. Masyarakat kepulauan talaud memanfaatkan ubi-ubian dan pisang sebagai alternatif makanan pokok pengganti beras, karena beras harus dikirim dari wilayah Kabuaten Bolaang Mongondow. Masyarakat kepulauan talaud biasa mengkonsumsi ubi dan pisang rebus dengan menggunakan ikan bakar.
Sedangkan kabupaten yang menghasilkan kacang tanah terbanyak di kabupaten Minahasa. Kabupatenn minahsa merupakan sentra produksi kacang tanah yang terkenal yaitu di kecamtan kawangkoaan. Kacang tanh di kabupaten ini diolah menjadi kacang toreh dan kacang goyang yang merupakan oleh oleh khas dari provinsi sulawesi Utara.
2. Besarnya Daya Dukung Lahan
Berdasarkan langkah-langkah untuk menghitung daya dukung lahan di Kecamatan Batang Kabupaten Jeneponto, menurut Mustari, et.al (2005) daya dukung lingkungan (lahan) sangat erat kaitannya dengan kepadatan penduduk sehingga kepadatan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana : KP = kepadatan penduduk (orang/ha) P = jumlah penduduk (orang) L = luas wilayah (ha)
Tabel 1. Daya dukung Lahan Terhadap Kepadatan Penduduk tahun 2010
No Kabupaten/KotaJumlah
Penduduk (Jiwa)
Luas Wilayah (Ha)
Kepadatan Penduduk
Daya Dukung Lahan
a b c d e f
1Kab.Bolaang Mongondow 213.484 302.270,00 0,71
3,1422
2 Kab.Minahasa 310.384 116.299,00 2,67 0,2861
3 Kab.Kep.Sangihe 126.100 59.429,40 2,12 0,0030
4 Kab.Kep.Talaud 83.434 103.474,00 0,81 0,0455
5 Kab.Minahasa Selatan 195.553 148.944,00 1,31 0,5106
6 Kab.Minahasa Utara 188.904 98.531,40 1,92 0,0776
7 Kab.Bolaang Mongondow Utara 70.693 193.642,00 0,37 0,5233
8 Kab.Kep.Siau Tagulandang Biaro 63.801 21.532,50 2,96 0,0023
9 Kab.Minahasa Tenggara 100.443 70.875,90 1,42 0,4195
10 Kab.Bolaang Mongondow Selatan 57.001 179.591,00 0,32 0,3618
11 Kab.Bolaang Mongondow Timur 63.654 89.749,10 0,71 0,2171
12 Kota Manado 410.481 16.354,90 25,10 0,0001
13 Kota Bitung 187.652 33.276,10 5,64 0,0025
14 Kota Tomohon 91.553 14.710,80 6,22 0,0588
15 Kota Kotamobagu 107.459 4.857,07 22,12 0,0322
Total Sulawesi utara 2.270.596 1.453.537,17 0,1943
Grafik 7 . hubungan antar daya Dukung Lahan dan kepadatan Penduduk di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2010
Bolmong
Minahasa
Kep.Sa
ngihe
Kab.Kep
.Talau
d
Minahasa
Selat
an
Minahasa
Utara
Bolmong U
tara
Kep. S
itaro
Minahasa
Tengg
ara
Bolmong S
elatan
Bolmong T
imur
Kota Man
ado
Kota Bitu
ng
Kota To
mohon
Kota Kotam
obagu
-
5.0000
10.0000
15.0000
20.0000
25.0000
30.0000
Daya Dukung LahanKepadatan Pennduduk
Dari kisaran daya dukung tersebut di atas, ada 4 kabupaten yang kepadatan penduduknya telah melampaui daya dukung lahan (over carrying capacity) yaitu Kota Manado, Kota Kotamobagu, Kota Tomohon, kota bitung, kabupaten Kepulauan Sitaro. Kabupaten yang tergabung dalam kelompok ini menunjukkan bahwa wilayah-wilayah itu sudah terlalu padat penduduknya dibandingkan dengan lahan yang tersedia untuk kegiatan pertanian. Kondisi seperti ini sangat rawan terjadinya kerusakan lingkungan sebagai dampak dari tekanan penduduk.
Sedangkan kabupaten yang belum mengalami over carrying capacity yaitu kabupaten Bolaang Mongondow dan kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Kabupaten ini memiliki ketersediaan lahan yang masih luas dibandingkan dengan jumlah penduduk. Adanya ketersediaan lahan disebabkan masih tingginya persentase lahan yang digunakan untuk kegiatan pertanian,meskipun jumlah produksi pertanian yang dihasilkan cukup banyak. Hal ini karena memang lus wilayah dibandingkan dengan jumlah penduduk masih sangat jauh, sehingga hasil produksi pertanian masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di kabupaten ini.
Sedangkan kabupaten Minahasa, kepulauan sangihe, Minahasa Selatan, Minahasa Utara, Bolaang mongondow timur sudah mengalami over cayying capacity tapi tidak tidak setingg kelompok pertama.
Gambar. Peta Besanya daya dukung lahan terhadap kepadatan penduduk di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2010
Suber : hasil analisis
Dari hasil analisis yang digambarakan pada peta diatas terlihat bahwa daya dukung lahan di kota manado, Kota Tomohon, Kota Bitung, terhadap jumlah penduduk sudah melebihi daya tampungnya, sehingga untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk memerlukan suplai kebutuhan dari kabupaten laian seperti Kabupaten Bolaang Mongondow. Terkonsentrasinya penduduk di beberapa kabupaten tersebut menyebabkan kepadatan penduduk menjadi faktor utama yang mempengaruhi semakin kecilnya daya dukung lahan pertanian di 3 kabupaten/kota tersebut.
Peta Kepadatan Penduduk di Provinsi Sulawesi Utara
Daya dukung sangat erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat dimana terdapat ketergantungantinggi masyarakat tersebut terhadap sumberdaya ekosistem yang berada di lingkungannya. Seperti contoh daya dukung untuk populasi manusia pada hakekatnya adalah jumlah individu dalam keadaan sejahtera yang dapat didukung oleh suatu satuan sumberdaya dan lingkungan, tanpa terjadi pencemaran dan kerusakan pada sumberdaya dan lingkungan itu.
Dalam hubungannya dengan daya dukung lahan, paling tidak terdapat dua variabel pokok yang perlu diketahui untuk melakukan analisis yaitu : (1) potensi lahan yang tersedia termasuk luas lahan, dan (2) jumlah penduduk. Seluruh aktivitas manusia dalam mencukupi kebutuhan hidup selalu membutuhkan ruang, sehingga ketersediaan lahan sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas manusia. Demikian juga, besarnya jumlah penduduk dalam suatau wilayah (ruang) akan sangat menentukan kemampuan wilayah tersebut untuk mendukung penduduknya, sehingga memperoleh suatu standar hidup yang layak.
3. Jumlah Penduduk Perkabupaten
Grafik 8. Pertumbuhan Jumlah Penduduk di provinsi Sulawesi utara tahun 2009 - 2010
Bolmong
Minahasa
Kep.Sa
ngihe
Kab.Kep
.Talau
d
Minahasa
Selat
an
Minahasa
Utara
Bolmong U
tara
Kep. S
itaro
Minahasa
Tengg
ara
Bolmong S
elatan
Bolmong T
imur
Kota Man
ado
Kota Bitu
ng
Kota To
mohon
Kota Kotam
obagu
-
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
350,000
400,000
450,000
20092010
Jumlah penduduk di Provinsi Sulawesi utara secara umum mengalami peningkatan daari tahun 2009 sebanyak 41.740 orang dari 2.228.856 orang menjadi 2.270.596 orang. Adanya pertumbuhan jumlah penduduk ini akan sangat mempengaruhi daya dukung lahan terhadap hasil produksi pertanian. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk maka daya dukung lahan semakin berkkurang. Semakin tinggi jumlah penduduk kebutuhan akan konsumsi produk pertanian juga semakin meningkat, hal ini juga harus diimbangi dengan meningkatanya jumlah produksi hasil pertanian.
Kabupaten yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Kota manado, namun dari segi pertumbuhan antara tahun 2009- 2010 mengalami penurunan sebanyak 24.364 orang. Kota kotamobagu juga mengalami penurunan pertumbuhan jumlah penduduk sebanyak 11646,dua kabuapten lain yang mengalami penurunan jumlah penduduk yaitu kepulauan sangihe dan kabupaten Bolaang mongondow utara. Untuk kabupaten lainya mengalami peningkatan jumlah penduduk. Dengan diketahuinya pertumbuhan jumlah penduduk maka dapat diprediksi kebutuhan penduduk akan kebutuhan pangan, sehingga dapat diprediksi pula daya dukung lahan pertanian yang ada di Provinsi Sulawesi Utara.
4. Analisis Daya Dukung Lahan
Salah satu faktor yang berpengaruh besar dan juga sangat dipengaruhi oleh pembangunan adalah factor sumberdaya alam dan daya dukung lingkungan, yang sebenarnya merupakan sumberdaya lahan. Sumber daya alam dan daya dukung lingkungan ini salah satunya adalah lingkungan fisik yang merupakan tempat dilaksanakannya pembangunan. Dari kenyataan tersebut diperlukan adanya keserasian antara pembangunan yang dilakukan dengan daya dukung fisik. Untuk mencapai keserasian tersebut, hal yang perlu dilakukan adalah mengetahui kemampuan daya dukung lingkungan fisik. Dengan diketahuinya daya dukung lingkungan fisik, maka dapat ditentukan juga kegiatan pembangunan yang sesuai dengan daya dukung tadi.
Dalam penentuan kesesuaian lahan ini dilakukan delineasi wilayah menjadi kawasan lindung dan budi daya. Misalnya, untuk kawasan budi daya difokuskan pada kesesuaian lahan untuk pertanian, hal ini didasari oleh peranan sektor pertanian yang masih dominan dan sesuai dengan arahan pengembangan suatu wilayah yang secara umum difokuskan pada sektor pertanian. Faktor-faktor penentunya ditekankan pada aspek fisik dasar yang meliputi kemiringan, ketinggian, jenis tanah, curah hujan dan tekstur tanah.
Evaluasi lahan merupakan suatu proses penilaian potensi suatu lahan untuk penggunaan- penggunaan tertentu meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei dan bentuk lahan, tanah, vegetasi, iklim dan aspek lahan lainya, agar dapat mengidentifikasikan dan membuat perbandingan berbagai penggunaan lahan yang mungkin dapat dikembangkan (FAO,1976 ). Dalam evaluasi lahan potensi yang dimiliki oleh satuan lahan dikaji melalui kesesuaian (suitability) dan kemampuan lahannya (capability). Inti evaluasi lahan adalah membandingkan persyaratan yang diminta oleh tipe penggunaan lahan yang akan diterapkan dengan sifat sifat atau kualitas lahan yang dimiliki oleh lahan yang digunakan.(Harjowigeno, 2007).
Klasifikasi kemampuan lahan berfungsi sebagai alat untuk inventarisasi sumberdaya lahan atau perencanaan yang bersifat umum, untuk mengidentifikasi potensi lahan dan sebagai acuan untuk perencanaan penggunaan lahan secara intensif untuk memahami masalah masalah konservasi yang harus ditangani
Untuk mengatahui daya dukung lahan dari segi kemampuan lahannya (land capability), dapat dilihat dari peta kelas kemampuan lahan yang ada di provinsi sulawesi .
Gambar. Peta Kelas Kemampuan Lahan Provinsi Sulawesi Utara
Grafik 9. Luas Kelas Kemampuan lahan di Provinsi Sulawesi Utara
01%
I2%
II5% III
12%
IV26%
VI38%
VIII15%
GRAFIK KELAS KEMAMPUAN LAHAN
Tabel 2. kelas kempua lahan di Provinsi Sulawesi Utara
Kelas dinyatakan dengan angka romawi yang terdiri dari kelas I sampai dengan kelas VIII, dimana semakin tinggi kelasnya, kualitas lahan semain jelek, berati resiko kerusakan dan besarnya faktor penghambat bertambah dan pilihan penggunaan lahan yang diterapkan semakin terbatas
Dari hasil analisa kelas kemampuan lahan di provinsi sulawesi Utara memilki 6 kelas kemampuan lahan dengan perincian kelas kemampuan lahan seperti pada tabel diatas. Dari segi kemampuan lahan lahan yang dapa digunakan untuk segala jenis penggunaan lahan adalah lahan yang memiliki kelas kemampuan I – III. Kelas kemampuan lahan I – III ini dapat dimanfaatkan untuk segala jenis keggiatan pertanian sekala sedang sampai dengan skala intensif tanpa ada faktor penghambat
KELAS LAHAN Luas (Ha)sungai/danau 19.282I 33.422II 71.093III 179.581IV 382.796VI 556.267VIII 218.546Grand Total 1.460.986
yang berati. Jumlah luasan kelas I – III di provinsi Sulawesi Utara mencapai 246.425 Ha. Dengan sebaran terluas di kabupaten Bolaang mongondow,Minahasa, dan Minahasa Utara.
Sedangkan untuk kelas kemampuan lahan IV – VIII penggunaan lahan terbatas, karena memiliki faktor pembatas yang sangat berat sehingga membatasi pilihan penggunaan lahan, memerlukan pengelolaan yang sangat berhati hati. Faktor pembatas tersbut antara lain lereng sangat curam, bahaya erosi sangat berat, berbatu batu, solum tanah dangkal, daya menahan air rendah, drainase sangat buruk. Pada umumnya kelas VI – VIII tidak sesuai untuk pertanian dan penggunaanya terbatas untuk tanaman kehutanan dan kawasan konservasi atau suakmargasatwa, cagar alam dan kawasan lindung. Kabupaten Boaang Mongondow memiliki luasan kelas kemampuan lahan VIII terluas yaitu mencapai 73.446 Ha, hal ini berarti di kabupatenini banyak terdapat lahan yang penggunaanya adalah kawasan konservasi, yaitu kawasan taman nasional Nani Wartabone. Di kabupaten Bolaang mongondow selatan juga terdapat kawasan Taman Nasional Nani Wartabone seluan 45.585 Ha.
Tabel 3. sebaran Luas Kelas Kemampuan Lahan per kabupaten
KABUPATENSungai/danau
KELAS KEMAPUAN LAHAN (Ha)
I II III IV VI VIIIGrand Total
Bitung 404 3.016 1.107 5.842 12.956 7.491 2.459 33.276
BOLMONG 2.682 11.305 12.211 12.109 58.083 132.434 73.446 302.270
Bolmong Utara 2.553 16.832 11.564 37.573 95.623 29.497 193.642
Bolsel 1.453 248 1.577 3.388 28.005 99.335 45.585 179.591
Boltim 636 6 2.598 4.904 19.972 44.196 17.438 89.749
Kep. Sangihe 1.198 227 12.132 14.681 20.435 10.757 59.429
Kep. Sitaro 554 3 22 1.432 1.754 9.629 8.138 21.532
Kep. Talaud 2.154 5 2 44.004 13.166 37.667 6.477 103.474
Kotamobagu 18 2.789 1.711 322 13 4 4.857
KotaTomohon 45 1.525 4.428 5.683 2.651 378 14.711
Manado 637 6.008 1.647 5.533 2.024 507 16.355
Minahasa 4.437 2.994 13.922 28.632 46.313 15.096 4.906 116.299
Minahasa Selatan 963 2.805 2.780 11.437 71.920 45.432 13.606 148.944Minahasa Tenggara 168 1.083 25.371 20.901 21.392 1.961 70.876
Minahasa Utara 1.197 4.099 14.574 10.648 44.302 20.555 3.156 98.531
(blank) 183 145 986 1.979 1.633 2.294 231 7.450
Grand Total 19.282 33.422 71.093 179.581 382.796 556.267 218.5461.460.98
6
Sumber : hasil analisis dari Peta kemampuan Lahan Provinsi Sulawesi Utara.
5. Analisis daya dukung lahan Pertanian
Asumsi Perhitungan Kebutuhan Fisik Minimum (KFM)Apabila Daya Dukung Wilayah adalah jumlah orang yang dapat didukung
oleh wilayah tersebut untuk hidup layak maka jumlah kebutuhan setiap orang adalah kebutuhan untuk hidup layak. Dengan demikian Daya Dukung Lahan adalah total ketersediaan produksi dibagi dengan kebutuhan hidup layak setiap orang. Kebutuhan Hidup Layak adalah kebutuhan fisik minimum (KFM) ditambah kebutuhan pendidikan, kegiatan Sosial, kesehatan, pakaian, asuransi dan tabungan.
Untuk daerah-daerah yang sebagian besar penduduknya hidup dari sektor pertanian, daya dukung dihitung dari produksi bahan makanan. Segi perhitungannya dapat dihitung dari Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) yang didasarkan atas kebutuhan kalori per orang per hari yaitu 2600 kalori per orang per hari (Odum. Dkk, dalam Moniaga 2011).Konversi Kg bahan makanan pokok ke kalori sesuai dengan Kotambunan dalam Moniaga 2011,
1. 1 Kg beras = 3.600 Kalori2. 1 Kg Jagung = 3.610 Kalori3. 1 Kg Ubi Kayu = 1.460 Kalori4. 1 Kg Ubi Jalar = 1.230 Kalori5. 1 Kg Kacang Tanah= 4.520 kalori.
Teknik AnalisisDaya dukung lahan yang seimbang ditentukan apabila luas lahan pertanian
yang ada dapat memenuhi kebutuhan fisik minimum penduduknya. Teknik analisis
data untuk menentukan tingkat daya dukung lahan pertanian digunakan rumus
matematika dari konsep gabungan atas teori Odum, Christeiler, Ebenezer Howard
dan Issard dalamMoniaga 2011 yaitu :
Dimana:σ = Tingkat daya dukung lahan pertanianX = Luas panen tanaman pangan per kapitaK = Luas lahan untuk swasembada pangan
Dengan :
Dengan klasifikasi :
1. Kelas I, > 2,47 : Wilayah yang mampu swasembada pangan dan mampu σmemberikan kehidupan yang layak bagi penduduknya.
2. Kelas II 1 ≤ ≤ 2,7 : Wilayah yang mampu swasembada pangan tetapi belum σmampu memberikan kehidupan yang layak bagi penduduknya
3. Kelas III < 1 : Wilayah yang belum mampu swasembada panganσ
Hasil dan Pembahasan
Tabel 4. Klasifikasi Tingkat Daya Dukung Lahan Pertanian per Kabupaten di Propinsi Sulawesi utara di Tahun 2009 dan Tahun 2010
Kelas Daya Dukung Lahan Pertanian
Jumlah Kabupaten Kabupaten / Kota
I > 2,47σ 1 Kab. Bolaang MongondowII 1 ≤ ≤ 2,7σ - -III < 1σ 14 Kab.Minahasa,
Kab.Kep.SangiheKab. Kep. TalaudKab. Minahasa UtaraKab. Minahasa SelatanKab. Bolaang Mongondow UtaraKab. SitaroKab.Minahasa TenggaraKab.Bolaang Mongondow SelatanKab.Bolaang Mongondow TimurKota ManadoKota BitungKota TomohonKota Kotamabagu
Total - 15
Untuk melakukan analisa daya dukung lahan pertanian di Provinsi Sulawesi Utara ini, digunakan dara time series dari tahun 2009 – 2010, sehingga dapat dibandingkan jumlhan peningkatan hasil prosuksi pertaniannya, jumlah peningkatan penduduknya, dan daya dukung lahan pertanian sehingga dengan data tersebut akan dapat diprediksi kemampuan daya dukung lahan pertanian di Provinsi Sulawesi Utara untuk beberap tahun kedepan. Sehingga dapat ditentukan kebijakan dalam mengatasi kondisi yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Di tahun 2009 dan tahun 2010, Dari 14 kabupaten/Kota yang berada di Propinsi Sulawesi Utara, hanya Kab. Bolaang Mongondow yang berada pada kategori I, wilayah yang mampu swasembada pangan dan mampu memberikan kehidupan yang layak bagi penduduknya. Tetapi, jika dirata-ratakan, secara keseluruhan, Propinsi Sulawesi Utara dikategorikan wilayah yang belum mampu swasembada pangan.
Meskipun terjadi peningkatan produksi hasil pertanian di tahun 2010 terbukti daya dukung lahan belum mampu juga mengimbangi kenaikan jumlah penduduk, sehingga tingkat daya dukung lahan juga tidk mengalami peningkatan yang signifikan. Yang pada akhirnya belum mampu mempengaruhi tingkattswasembada pangan di beberapa kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara. Hanya di kabupaten Bolaang mongondow saja yang sudah mampu mempertahankan swasembada pangan di tahun 2010. Bahkan di kabupaten Bolaang Mongondow sendiri meskipun terjadinya peningkatan hasil produksi pangan, terutama beras, daya dukung lahan dari tahn 2009 ke 2010 mengalami penurunan dari 3,2332 menjadi 3,144 di tahun 2010. Ha ini terjadi karena terjadi peningkatan jumlah penduduk di tahun tersebut.
Produksi pangan sangat bervariasi dari tahun yang satu ke tahun berikutnya. Curah hujan, penyakit, serangga, keadaaan cuaca yang khas dan cara usaha tani yang digunakan, menentukan tingkat panen setiap tahunnya. Konsumsi pangan manusia, dengan sendirinya tidak dapat bervariasi sejauh itu. Orang membutuhkan tingkat persediaan pangan yang kurang-lebih tetap berdasarkan konsumsi yang teratur dari jumlah pangan yang diperlukan. Maka dari itu, tiap masyarakat selalu dihadapkan pada masalah yakni bagaimana memperoleh jumlah pangan yang cukup dalam kombinasi yang sesuai
Peta Kabupaten yang Mampu Swasembada Pangan di Provinsi Sulawesi Utara
Tahun 2010
Tabel 5.Daya Dukung Lahan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara Tahun 2009
No Kabupaten/KotaJumlah
Penduduk (Jiwa)
Luas Panen Tanaman
Pangan (Ha)
Total Prod. Tanaman Pangan
(Kal)X
KFM (Kalori/Jiwa) per tahun
KDaya Dukung
Lahan
a b c d E f = d/cg = 2600 Kal X C X
365 Harih = g/e
I = f/h
1Kab.Bolaang Mongondow 196,263
86,072
1,373,140,250,000 0.439
186,253,587,000
0.14
3.2332
2 Kab.Minahasa 300,226 45,
315 644,634,680,000 0.151
284,914,474,000
0.44
0.3415
3 Kab.Kep.Sangihe 130,449 2,
069 27,120,880,000 0.016
123,796,101,000
4.56
0.0035
4 Kab.Kep.Talaud 74,997 4,
763 58,895,160,000 0.064
71,172,153,000
1.21
0.0526
5Kab.Minahasa Selatan 182,818
38,130
560,445,440,000 0.209
173,494,282,000
0.31
0.6737
6Kab.Minahasa Utara 176,480
13,967
217,853,360,000 0.079
167,479,520,000
0.77
0.1029
7
Kab.Bolaang Mongondow Utara 80,508
12,511
198,629,510,000 0.155
76,402,092,000
0.38
0.4040
8
Kab.Kep.Siau Tagulandang Biaro 61,781
658
11,817,200,000 0.011
58,630,169,000
4.96
0.0021
9Kab.Minahasa Tenggara 95,525
15,913
217,279,060,000 0.167
90,653,225,000
0.42
0.3993
10
Kab.Bolaang Mongondow Selatan 52,122
7,977
127,775,910,000 0.153
49,463,778,000
0.39
0.3953
11
Kab.Bolaang Mongondow Timur 59,401
7,081
106,671,700,000 0.119
56,371,549,000
0.53
0.2256
12 Kota Manado 434,845 1,
170 13,372,920,000 0.003
412,667,905,000
30.86
0.0001
13 Kota Bitung 180,618 2,
592 32,372,630,000 0.014
171,406,482,000
5.29
0.0027
14 Kota Tomohon 83,718 5,
680 76,395,290,000 0.068
79,448,382,000
1.04
0.0652
15Kota Kotamobagu 119,105
4,023
57,045,420,000 0.034
113,030,645,000
1.98
0.0170
Total Sulawesi utara 2,228,856 248,023
3,724,019,480,000 0.111
2,115,184,344,000
0.57
0.1959
Tabel 6.Daya Dukung Lahan Pertanian Propinsi Sulawesi utara Tahun 2010
NoKabupaten/
Kota
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Luas Panen Tanaman
Pangan (Ha)Total (Kal) X
KFM (Kalori/Jiwa) per tahun
KDaya
Dukung Lahan
a b c d E f = d/cg = 2600 Kal X C X
365 Harih = g/e
I = f/h
1Kab.Bolaang Mongondow
213,484
91,167.00
1,490,732,290,000
0.427
202,596,316,000
0.14
3.1422
2 Kab.Minahasa 310,38
4 41,754.0
0 626,507,770,000
0.135
294,554,416,000
0.47
0.2861
3Kab.Kep.Sangihe
126,100
1,956.00
23,210,690,000
0.016
119,668,900,000
5.16
0.0030
4 Kab.Kep.Talaud 83,43
4 4,327.0
0 69,506,730,000
0.052
79,178,866,000
1.14
0.0455
5Kab.Minahasa Selatan
195,553
35,074.00
528,296,060,000
0.179
185,579,797,000
0.35
0.5106
6Kab.Minahasa Utara
188,904
13,026.00
201,748,820,000
0.069
179,269,896,000
0.89
0.0776
7
Kab.Bolaang Mongondow Utara
70,693
12,574.00
197,360,950,000
0.178
67,087,657,000
0.34
0.5233
8
Kab.Kep.Siau Tagulandang Biaro
63,801
837.00
10,444,130,000
0.013
60,547,149,000
5.80
0.0023
9Kab.Minahasa Tenggara
100,443
16,606.00
241,867,010,000
0.165
95,320,407,000
0.39
0.4195
10
Kab.Bolaang Mongondow Selatan
57,001
8,424.00
132,425,290,000
0.148
54,093,949,000
0.41
0.3618
11
Kab.Bolaang Mongondow Timur
63,654
7,517.00
111,058,660,000
0.118
60,407,646,000
0.54
0.2171
12 Kota Manado 410,48
1 1,409.0
0 16,490,900,000
0.003
389,546,469,000
23.62
0.0001
13 Kota Bitung 187,65
2 2,477.0
0 33,476,320,000
0.013
178,081,748,000
5.32
0.0025
14 Kota Tomohon 91,55
3 5,831.0
0 80,176,490,000
0.064
86,883,797,000
1.08
0.0588
15Kota Kotamobagu
107,459
4,949.00
71,287,760,000
0.046
101,978,591,000
1.43
0.0322
Total Sulawesi utara 2,270,596
247,928
3,834,579,050,000
0.109
2,154,795,604,000
0.56
0.1943
Perhitungan Jumlah Penduduk Optimal
JPO = Daya dukung Lahan x Jumlah Penduduk
Berdasarkan angka daya dukung lahan pertanian dan jumlah penduduk diperoleh di tahun 2009 dan 2010 jumlah penduduk optimal yang dapat didukung oleh lahan pertanian di Provinsi Sulawesi Utara. Dari Hasil perhitungan terdapat hampir seluruh kabupaten memiliki nilai Jumlah Penduduk Optimal lebih kecil dibandingkan jumlah penduduk yang terdata. Sedangkan satu kabupaten yang nilai JPO lebih besar dari jumlah penduduk terdata hanya kabupaten Bolaang mongondow
Apabila jumlah penduduk optimal yang diperoleh lebih kecil dari jumlah penduduk yang terdata, maka diperlukan tambahan luas panen yang dapat mendukung penduduk tersebut. Selain tambahan luas panen, dapat juga dilakukan dengan cara peningkatan produksi tanaman pangan meialui usaha intensifikasi untuk mendukung penduduk tersebut
Ini berarti provinsi sulawesi utara daya dukung lahan pertanian belum mampu memenuhi kebutuhan pangan di daerahnya, sehingga diperlukan tambahan luas panen atau meningkatkan jumlah produksi pertanianya, selain itu diperlukan penanaman padi di lahan pertanian harus dilakukan secara maksimal, untuk itu pemerintah mengusahakan agar setiap tahun dapat mengelola sekitar 100 ribu hektar lahan pertanian untuk pangan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengganti alih fungsi lahan yang terus terjadi belakangan in. Mentan menyarankan agar Pemda segera membangun master plan guna mengembangkan sentra produksi komoditas pangan strategis, mendorong akses petani atau peternak kepada sumber permodalan, meningkatkan konsumsi pangan lokal untuk program diversifikasi pangan serta memberikan dukungan APBD dengan memprioritaskannya pada sektor pertanian.
Areal panen benih padi sawah Gapoktan Anugerah seluas 50 Ha, masuk dalam penangkaran benih yang ada di 8 Kabupaten/Kota, dengan total luas lahan penangkaran seluruhnya berjumlah 400 Ha. Di areal ini bibit padi unggul Inpari 13 dikembangkan di bawah bimbingan langsung Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Pertanian (BPSB) Sulawesi Utara, dimana Inpari 13 merupakan jenis unggul yang tahan hama wereng dan hasilnya dapat mencapai 7 ton gabah perhektar, oleh karena hal ini merupakan salah satu peluang dalam rangka meningkatkan produksi melalui peningkatan produktivitas, yang mana produktivitas padi di provinsi Sulawesi Utara rata-rata masih relatif rendah (dibawah 5 ton/ha). Nantinya benih padi Inpari 13 yang di panen akan dijadikan benih sebar dan dibagikan secara gratis kepada petani untuk ditanam di lahannya masing-masing
Bolmong
Minahasa
Kep.Sa
ngihe
Kab.Kep
.Talau
d
Minahasa
Selat
an
Minahasa
Utara
Bolmong U
tara
Kep. S
itaro
Minahasa
Tengg
ara
Bolmong S
elatan
Bolmong T
imur
Kota Man
ado
Kota Bitu
ng
Kota To
mohon
Kota Kotam
obagu
0100000200000300000400000500000600000700000
Grafik Jumlah penduduk Optimal tahun 2009
Jumlah penduduk terdata tahun 2009 Jumlah penduduk Optimal
Bolmong
Minahasa
Kep.Sa
ngihe
Kab.Kep
.Talau
d
Minahasa
Selat
an
Minahasa
Utara
Bolmong U
tara
Kep. S
itaro
Minahasa
Tengg
ara
Bolmong S
elatan
Bolmong T
imur
Kota Man
ado
Kota Bitu
ng
Kota To
mohon
Kota Kotam
obagu
0
100000
200000
300000
400000
500000
600000
700000
Jumlah Penduduk Optimal Tahun 2010
jumlah penduduk tahun 2010 Jumlah Penduduk Optimal
Tabel7. Perhitungan Jumlah Penduduk Optimal Tahun 2009 - 2010
No Kabupaten/KotaJumlah
Penduduk (Jiwa) 2009
Daya Dukung Lahan
tahun2009
Jumlah Penduduk
(Jiwa) 2010
Daya Dukung Lahan Tahun
2010JPO 2009 JPO 2010
a b c I = f/h c I = f/h
1 Bolmong 196.2
63 3,233208513 2
13.484 3,142247917 634.5
59 670.8
20
2 Minahasa 300.2
26 0,341501675 3
10.384 0,286127556 102.5
28 88.8
09
3 Kep.Sangihe 130.4
49 0,003474694 1
26.100 0,003008573 4
53 3
79
4 Kab.Kep.Talaud 74.9
97 0,05255405
83.434 0,045526201 3.9
41 3.7
98
5Minahasa Selatan
182.818 0,67374573
195.553 0,510584341
123.173
99.846
6 Minahasa Utara 176.4
80 0,10294617 1
88.904 0,077602115 18.1
68 14.6
59
7 Bolmong Utara 80.5
08 0,404009435
70.693 0,523257722 32.5
26 36.9
91 8 Kep. Sitaro 61.7
81 0,002146666
63.801 0,002262958 1 1
33 44
9Minahasa Tenggara
95.525 0,399272714
100.443 0,419504
38.141
42.136
10 Bolmong Selatan 52.1
22 0,395348612
57.001 0,361791308 20.6
06 20.6
22
11 Bolmong Timur 59.4
01 0,225574543
63.654 0,21710977 13.3
99 13.8
20
12 Kota Manado 434.8
45 8,71921E-05 4
10.481 0,000145313
38
60
13 Kota Bitung 180.6
18 0,002710346 1
87.652 0,002481368 4
90 4
66
14 Kota Tomohon 83.7
18 0,065239559
91.553 0,058773115 5.4
62 5.3
81
15Kota Kotamobagu
119.105 0,017046869
107.459 0,032194421
2.030
3.460
Total Sulawesi utara 2.228.8
56 0,195917697 2.2
70.596 0,194310971 995.647
1.001.392
KESIMPULAN
1. Dapat diketahui bahwa luas panen dan produktivitas pertanian merupakan dua
faktor yang dapat meningkatkan daya dukung lahan pertanian,
2. Dari perhitungan ini, Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara bersama Pemerintah
kabupaten/Kota harus memperhatikan peningkatan produksi pangan, mengingat
skor daya dukung lahan secara keseluruhan di tahun 2009 dan 2010, berada
dikisaran 0,19
3. Dengan berdasarkan kelas kemampuan lahan dapat dimaksimalkan lahan yang
masih dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas pertanian untuk
memenuhi kebutuhan kalori pangan penduduk.
4. Meskipun hasil produksi pangan meningkat, daya dukung lahan pertanian
mengalami penurunan karena terjadi peningkatan jumlah penduduk, sehingga
dengan mengetahui daya dukung lahan pertanian dapat diketahui jumlah penduduk
optimal yang dapat didukung oleh lahan pertanian yang ada
5. Secara umum Provinsi Sulawesi Utara memiliki jumlah produksi optimal nilai
Jumlah Penduduk Optimal lebih kecil dibandingkan jumlah penduduk yang terdata,
sehingga diperlukan tambahan luas panen atau meningkatkan jumlah produksi
pertanianya.
6. Diperlukan kebijakan untuk untuk secepatnya menerbitkan Perda dan
menindaklanjuti UU No 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan dengan menetapkan rencana tata ruang atau tata wilayah
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,S, 1989, Konservasi Tanah dan Air, lembaga Sumber daya Informasi,Institut Pertanian Bogor.
BPS, 2010, Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2009, Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara.
BPS, 2011, Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2010, Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara
Moniaga,V.R.B, 2011, ANALISIS DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN, Jurnal, ASE – Volume 7 Nomor 2, Mei 2011: 61 - 68
Tambunan,P.M, ,KONSEP DASAR DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DALAM SD.ALAM, Bahan Ajar, Departemen Geografi FMIPA UI
Tola,T, P. Balla, T.P, dan Ibrahim,B, 2007, ANALISIS DAYA DUKUNG DAN PRODUKTIVITAS LAHAN TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN, Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 7 No. 1 (2007) p: 13-22.
DKBM indonesia???
Kalori???Produksi pertanian
Pusat data dan Informasi Kementrian pertanian Republik Indonesia http://aplikasi.deptan.go.id/bdsp/index.asp
Lampiran 1. Produksi Pangan di Propinsi Sulawesi Utara Tahun 2009 (Dalam Kg)
No Kabupaten/KotaJumlah
Penduduk (Jiwa)
Luas Panen
Tanaman Pangan
(Ha)
Produksi Padi (Kg)
Produksi Jagung (Kg)
Produksi Ubi Kayu
(Kg)
Produksi Ubi Jalar (Kg)
Produksi Kacang Tanah
(Kg)
a b c d e f g h I
1Kab.Bolaang Mongondow 196,263 86,072
238,231,000
135,984,000
7,418,000 6,783,000
1,202,000
2 Kab.Minahasa 300,226 45,315 64,059,00
0 106,465,0
00 5,918,000 5,169,000
3,249,000
3 Kab.Kep.Sangihe 130,449 2,069 673,00
0 1,727,0
00 6,341,000 6,121,000
371,000
4 Kab.Kep.Talaud 74,997 4,763 2,137,00
0 995,0
00 19,372,000
14,695,000
277,000
5Kab.Minahasa Selatan 182,818 38,130
67,801,000
84,841,000
2,993,000 1,847,000
762,000
6 Kab.Minahasa Utara 176,480 13,967 28,432,00
0 25,748,0
00 11,664,000 3,340,000
312,000
7Kab.Bolaang Mongondow Utara 80,508 12,511
37,383,000
15,482,000
3,430,000 1,211,000
368,000
8Kab.Kep.Siau Tagulandang Biaro 61,781 658 -
425,000
5,418,000 1,929,000
-
9Kab.Minahasa Tenggara 95,525 15,913
30,846,000
27,329,000
2,836,000 1,503,000
351,000
10Kab.Bolaang Mongondow Selatan 52,122 7,977
23,872,000
10,007,000
1,392,000 1,264,000
470,000
11Kab.Bolaang Mongondow Timur 59,401 7,081
14,611,000
12,823,000
1,151,000 3,523,000
391,000
12 Kota Manado 434,845 1,170 27,00
0 2,296,0
00 2,570,000 688,000
86,000
13 Kota Bitung 180,618 2,592 741,00
0 5,525,0
00 4,950,000 1,530,000
144,000
14 Kota Tomohon 83,718 5,680 7,381,00
0 12,993,0
00 398,000 1,276,000
170,000
15 Kota Kotamobagu 119,105 4,023 6,338,00
0 8,321,0
00 1,390,000 959,000
217,000
Total Sulawesi utara 2,228,856 248,023 522,532,00
0 450,962,0
00 77,242,000
51,838,000
8,495,000
Lampiran 2. Produksi Pangan di Propinsi Sulawesi Utara Tahun 2009 (Dalam Kalori)
No Kabupaten/KotaJumlah
Penduduk (Jiwa)
Luas Panen Tanaman Pangan
(Ha)
Produksi Padi (Kal)Produksi Jagung
(Kal)Produksi Ubi
Kayu (Kal)Produksi Ubi
Jalar (Kal)Produksi Kacang
Tanah(Kal)Total (Kal)
A B c d e f g h i j
1Kab.Bolaang Mongondow
196,263
86,072
857,631,600,000
490,902,240,000
10,830,280,000
8,343,090,000
5,433,040,000
1,373,140,250,000
2 Kab.Minahasa 300,22
6 45,31
5 230,612,400,00
0 384,338,650,00
0 8,640,280,000
6,357,870,000
14,685,480,000
644,634,680,000
3 Kab.Kep.Sangihe 130,44
9 2,06
9 2,422,800,00
0 6,234,470,00
0 9,257,860,000
7,528,830,000
1,676,920,000
27,120,880,000
4 Kab.Kep.Talaud 74,99
7 4,76
3 7,693,200,00
0 3,591,950,00
0 28,283,120,000
18,074,850,000
1,252,040,000
58,895,160,000
5Kab.Minahasa Selatan
182,818
38,130
244,083,600,000
306,276,010,000
4,369,780,000
2,271,810,000
3,444,240,000
560,445,440,000
6Kab.Minahasa Utara
176,480
13,967
102,355,200,000
92,950,280,000
17,029,440,000
4,108,200,000
1,410,240,000
217,853,360,000
7Kab.Bolaang Mongondow Utara
80,508
12,511
134,578,800,000
55,890,020,000
5,007,800,000
1,489,530,000
1,663,360,000
198,629,510,000
8Kab.Kep.Siau Tagulandang Biaro
61,781
658 -
1,534,250,000
7,910,280,000
2,372,670,000 -
11,817,200,000
9Kab.Minahasa Tenggara
95,525
15,913
111,045,600,000
98,657,690,000
4,140,560,000
1,848,690,000
1,586,520,000
217,279,060,000
10
Kab.Bolaang Mongondow Selatan
52,122
7,977
85,939,200,000
36,125,270,000
2,032,320,000
1,554,720,000
2,124,400,000
127,775,910,000
11Kab.Bolaang Mongondow Timur
59,401
7,081
52,599,600,000
46,291,030,000
1,680,460,000
4,333,290,000
1,767,320,000
106,671,700,000
12 Kota Manado 434,84
5 1,17
0 97,200,00
0 8,288,560,00
0 3,752,200,000
846,240,000
388,720,000
13,372,920,000
13 Kota Bitung 180,61
8 2,59
2 2,667,600,00
0 19,945,250,00
0 7,227,000,000
1,881,900,000
650,880,000
32,372,630,000
14 Kota Tomohon 83,71
8 5,68
0 26,571,600,00
0 46,904,730,00
0 581,080,000
1,569,480,000
768,400,000
76,395,290,000
15 Kota Kotamobagu 119,10
5 4,02
3 22,816,800,00
0 30,038,810,00
0 2,029,400,000
1,179,570,000
980,840,000
57,045,420,000
Total Sulawesi utara 2,228,856
248,023
1,881,115,200,000
1,627,972,820,000
112,773,320,000
63,760,740,000
38,397,400,000
3,724,019,480,000
Lampiran 3. Produksi Pangan di Propinsi Sulawesi Utara Tahun 2010 (Dalam Kg)
No Kabupaten/KotaJumlah
Penduduk (Jiwa)
Luas Panen
Tanaman Pangan
(Ha)
Produksi Padi (Kg)
Produksi Jagung (Kg)
Produksi Ubi Kayu
(Kg)
Produksi Ubi Jalar
(Kg)
Produksi Kacang
Tanah (Kg)
a b c d e f g h i
1Kab.Bolaang Mongondow
213,484 91,167.00
260,111,000 145,369,000 10,280,000 5,524,000 1,714,000
2 Kab.Minahasa 310,384 41,754.00 69,302,000 97,648,000 4,390,000 5,835,000 2,417,000
3 Kab.Kep.Sangihe 126,100 1,956.00 539,000 1,281,000 6,824,000 4,588,000 230,0004 Kab.Kep.Talaud 83,434 4,327.00 1,625,000 850,000 23,437,000 20,447,000 270,000
5Kab.Minahasa Selatan
195,553 35,074.00
67,921,000 75,604,000 3,120,000 1,770,000 911,000
6 Kab.Minahasa Utara 188,904 13,026.00 30,615,000 18,879,000 11,725,000 1,939,000 858,000
7Kab.Bolaang Mongondow Utara
70,693 12,574.00 37,061,000 14,986,000 3,094,000 2,227,000 572,000
8Kab.Kep.Siau Tagulandang Biaro
63,801 837.00 - 404,000 5,017,000 913,000 119,000
9Kab.Minahasa Tenggara
100,443 16,606.00 32,236,000 32,497,000 3,132,000 1,292,000 518,000
10Kab.Bolaang Mongondow Selatan
57,001 8,424.00 23,538,000 12,096,000 1,522,000 743,000 196,000
11Kab.Bolaang Mongondow Timur
63,654 7,517.00 14,433,000 14,451,000 1,307,000 3,103,000 267,000
12 Kota Manado 410,481 1,409.00 50,000 3,176,000 2,473,000 688,000 86,00013 Kota Bitung 187,652 2,477.00 753,000 5,600,000 4,968,000 2,136,000 148,00014 Kota Tomohon 91,553 5,831.00 7,714,000 13,511,000 1,155,000 964,000 168,00015 Kota Kotamobagu 107,459 4,949.00 8,744,000 9,793,000 1,640,000 949,000 198,000
Total Sulawesi utara 2,270,596 247,928 554,642,000 446,144,000 84,083,000 53,117,000 8,671,000
Lampiran 4. Produksi Pangan di Propinsi Sulawesi Utara Tahun 2010 (Dalam Kalori)
No Kabupaten/KotaJumlah
Penduduk (Jiwa)
Luas Panen Tanaman Pangan
(Ha)
Produksi Padi (Kal)Produksi Jagung
(Kal)Produksi Ubi
Kayu (Kal)Produksi Ubi
Jalar (Kal)Produksi Kacang
Tanah(Kal)Total (Kal)
a B c d e f g h i j
1 Kab.Bolaang Mongondow 213,48
4 91,167.0
0 936,399,600,00
0 524,782,090,00
0 15,008,800,000
6,794,520,000
7,747,280,000
1,490,732,290,000
2 Kab.Minahasa 310,38
4 41,754.0
0 249,487,200,00
0 352,509,280,00
0 6,409,400,000
7,177,050,000
10,924,840,000
626,507,770,000
3 Kab.Kep.Sangihe 126,10
0 1,956.0
0 1,940,400,00
0 4,624,410,00
0 9,963,040,000
5,643,240,000
1,039,600,000
23,210,690,000
4 Kab.Kep.Talaud 83,43
4 4,327.0
0 5,850,000,00
0 3,068,500,00
0 34,218,020,000
25,149,810,000
1,220,400,000
69,506,730,000
5 Kab.Minahasa Selatan 195,55
3 35,074.0
0 244,515,600,00
0 272,930,440,00
0 4,555,200,000
2,177,100,000
4,117,720,000
528,296,060,000
6 Kab.Minahasa Utara 188,90
4 13,026.0
0 110,214,000,00
0 68,153,190,00
0 17,118,500,000
2,384,970,000
3,878,160,000
201,748,820,000
7Kab.Bolaang Mongondow Utara
70,693
12,574.00
133,419,600,000
54,099,460,000
4,517,240,000
2,739,210,000
2,585,440,000
197,360,950,000
8Kab.Kep.Siau Tagulandang Biaro
63,801
837.00 -
1,458,440,000
7,324,820,000
1,122,990,000
537,880,000
10,444,130,000
9 Kab.Minahasa Tenggara 100,44
3 16,606.0
0 116,049,600,00
0 117,314,170,00
0 4,572,720,000
1,589,160,000
2,341,360,000
241,867,010,000
10Kab.Bolaang Mongondow Selatan
57,001
8,424.00
84,736,800,000
43,666,560,000
2,222,120,000
913,890,000
885,920,000
132,425,290,000
11Kab.Bolaang Mongondow Timur
63,654
7,517.00
51,958,800,000
52,168,110,000
1,908,220,000
3,816,690,000
1,206,840,000
111,058,660,000
12 Kota Manado 410,48
1 1,409.0
0 180,000,00
0 11,465,360,00
0 3,610,580,000
846,240,000
388,720,000
16,490,900,000
13 Kota Bitung 187,65
2 2,477.0
0 2,710,800,00
0 20,216,000,00
0 7,253,280,000
2,627,280,000
668,960,000
33,476,320,000
14 Kota Tomohon 91,55
3 5,831.0
0 27,770,400,00
0 48,774,710,00
0 1,686,300,000
1,185,720,000
759,360,000
80,176,490,000
15 Kota Kotamobagu 107,45
9 4,949.0
0 31,478,400,00
0 35,352,730,00
0 2,394,400,000
1,167,270,000
894,960,000
71,287,760,000
Total Sulawesi utara 2,270,596 247,928 1,996,711,200,000 1,610,579,840,000 122,761,180,000 65,333,910,000 39,192,920,000 3,834,579,050,000