ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN …

10
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2017 PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH BERKELANJUTAN 396 ISBN: 978–602–361–072-3 ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2035 Imam Arifa’illah Syaiful Huda, Melly Heidy Suwargany, Diyah Sari Anjarika Fakultas Geografi UGM Email: [email protected] ABSTRAK Pertumbuhan penduduk yang cepat akan menimbulkan berbagai masalah, khususnya peningkatan kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Di sisi lain, perkembangan di sektor industri juga mengalami pertumbuhan yang cepat. Hal ini berimplikasi pada alih fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian. Permasalahan yang paling mendasar dari sektor pertanian ini adalah semakin menyusutnya lahan pertanian akibat alih fungsi lahan (BAPPENAS, 2015). Tingginya alih fungsi lahan pertanian akan memberi ancaman terhadap ketahanan pangan suatu wilayah. Kondisi seperti ini menjadi salah satu tugas penting pemerintah daerah dalam menerapkan kebijakan untuk pembangunan berkelanjutan. Tujuan penelitian ini yakni menganalisis daya dukung dan kebutuhan lahan pertanian di Kabupaten Lamongan tahun 2035. Metode yang digunakan dalam penulisan jurnal ini yakni metode kuantitatif. Proses pencarian, pengumpulan, dan analisis data dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan dari berbagai sumber terpercaya, seperti Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kabupaten Lamongan memiliki tingat daya dukung lahan pertanian yang sangat baik atau tergolong dalam kelas satu. Hal ini menunjukan bahwa Kabupaten Lamongan mampu swasembada pangan dan mampu memberikan kehidupan yang layak bagi penduduknya. Sedangkan dari hasil perhitungan jumlah penduduk optimal bahwa tidak diperlukan tambahan luas panen. Selain itu, kebutuhan lahan pertanian pada tahun 2035 dapat dipenuhi dari luas lahan produksi yang ada. Oleh karena itu, perlu diterapkan kebijkan yang mendukung sektor pertanian agar daya dukung lahan pertanian dan kebutuhan lahan pertanian tetap terjaga dengan baik. Seperti halnya, pengetatan aturan alih fungsi lahan pertanian untuk Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Kebijakan ini diharapkan mampu berpengaruh pada pembangunan wilayah yang berkelanjutan. Kata Kunci: Daya Dukung, Kebutuhan Lahan, Pertanian PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang cepat akan menimbulkan berbagai masalah, khususnya peningkatan kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Di sisi lain, perkembangan di sektor industri juga mengalami pertumbuhan yang cepat. Hal ini berimplikasi pada alih fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian. Permasalahan yang paling mendasar dari sektor pertanian ini adalah semakin

Transcript of ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN …

Page 1: ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN …

Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2017PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH BERKELANJUTAN

396

ISBN: 978–602–361–072-3

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHANLAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN LAMONGAN

TAHUN 2035

Imam Arifa’illah Syaiful Huda, Melly Heidy Suwargany, Diyah Sari AnjarikaFakultas Geografi UGM

Email: [email protected]

ABSTRAKPertumbuhan penduduk yang cepat akan menimbulkan berbagai masalah,khususnya peningkatan kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Di sisilain, perkembangan di sektor industri juga mengalami pertumbuhan yangcepat. Hal ini berimplikasi pada alih fungsi lahan pertanian ke lahan nonpertanian. Permasalahan yang paling mendasar dari sektor pertanian iniadalah semakin menyusutnya lahan pertanian akibat alih fungsi lahan(BAPPENAS, 2015). Tingginya alih fungsi lahan pertanian akan memberiancaman terhadap ketahanan pangan suatu wilayah. Kondisi seperti inimenjadi salah satu tugas penting pemerintah daerah dalam menerapkankebijakan untuk pembangunan berkelanjutan. Tujuan penelitian ini yaknimenganalisis daya dukung dan kebutuhan lahan pertanian di KabupatenLamongan tahun 2035. Metode yang digunakan dalam penulisan jurnal iniyakni metode kuantitatif. Proses pencarian, pengumpulan, dan analisisdata dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan dari berbagaisumber terpercaya, seperti Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kabupaten Lamongan memilikitingat daya dukung lahan pertanian yang sangat baik atau tergolong dalamkelas satu. Hal ini menunjukan bahwa Kabupaten Lamongan mampuswasembada pangan dan mampu memberikan kehidupan yang layak bagipenduduknya. Sedangkan dari hasil perhitungan jumlah penduduk optimalbahwa tidak diperlukan tambahan luas panen. Selain itu, kebutuhan lahanpertanian pada tahun 2035 dapat dipenuhi dari luas lahan produksi yangada. Oleh karena itu, perlu diterapkan kebijkan yang mendukung sektorpertanian agar daya dukung lahan pertanian dan kebutuhan lahanpertanian tetap terjaga dengan baik. Seperti halnya, pengetatan aturan alihfungsi lahan pertanian untuk Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).Kebijakan ini diharapkan mampu berpengaruh pada pembangunan wilayahyang berkelanjutan.

Kata Kunci: Daya Dukung, Kebutuhan Lahan, Pertanian

PENDAHULUANLatar Belakang

Pertumbuhan penduduk yang cepat akan menimbulkan berbagaimasalah, khususnya peningkatan kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Di sisilain, perkembangan di sektor industri juga mengalami pertumbuhan yang cepat.Hal ini berimplikasi pada alih fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian.Permasalahan yang paling mendasar dari sektor pertanian ini adalah semakin

Page 2: ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN …

Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2017PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH BERKELANJUTAN

397

ISBN: 978–602–361–072-3

menyusutnya lahan pertanian akibat alih fungsi lahan (BAPPENAS, 2015).Tingginya alih fungsi lahan pertanian akan memberi ancaman terhadapketahanan pangan suatu wilayah. Kerisauan masyarakat terhadap ketahananpangan semakin menguat setelah menyaksikan berbagai krisis di bidang panganyang sering muncul akhir-akhir ini mengalami krisis dengan ditandai olehmeningkatnya volume impor setiap tahunnya. Menyadari bahwa mencukupikebutuhan pangan utama merupakan langkah awal strategis bagi pembangunanbangsa, berperan dominan dalam perekonomian, baik dari segi produksi maupunkonsumsi atau pengeluaran rumah tangga. Dengan pertimbangan tersebut,kebijakan pembangunan pertanian selalu didominasi oleh kebijakan perberasan(Nurmalia,dkk. 2007).

Kondisi seperti ini tentu menjadi salah satu tugas penting pemerintahdaerah dalam mengatasi permasalahan perubahan lahan pertanian danketahanan pangan. Jika perubahan lahan pertanian menajdi lahan non pertaniansemakin besar, maka kemungkinan terjadinya krisis ketahanan pangan akansemakin besar. Hal ini juga disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yangsemakin cepat dan berpengaruh terhadap tingginya kebutuhan pangan.

Analisis daya dukung lahan pertanian merupakan suatu alat perencanaanpembangunan yang memberikan gambaran mengenai hubungan antarapenduduk, penggunaan lahan dan lingkungan. McCall (1995) mengemukakanbahwa yang dimaksud dengan daya dukung adalah alat untuk menganalisispenggunaan tanah khususnya untuk pertanian dan data populasi yang sistematis.Dengan cara ini kelangsungan hidup dalam suatu wilayah dalam kaitan denganrasio populasi/tanahnya dapat ditentukan. Mengetahui tingkat dukungan darisuatu area/lahan sangat penting bagi seorang perencana pembangunan, karenaia akan bisa memperkirakan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi ataumemperkirakan tingkat kebutuhan penduduk yang disesuaikan dengan kondisilahan yang ada (Muta’ali, 2015).

Rencana pembangunan suatu wilayah tidak terlepas dari aspek kajianpenduduk. Informasi mengenai kependudukan sangat dibutuhkan dalamperencanaan wilayah. Dengan berdasarkan informasi kependudukan, makarencana pembangunan akan semakin akurat atau tepat sasaran. Untuk itu, kajiankependudukan perlu dilaksanakan untuk menunjang perencanaan pembangunandi masa yang akan datang, baik tingkat regional ataupun nasional.

Salah satu aspek kajian kependudukan yang dapat dijadikan dasarperencanaan pembangunan yaitu proyeksi parameter penduduk. Proyeksipenduduk merupakan suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsidari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran,kematian, dan perpindahan. Ketiga komponen inilah yang menentukan besarnyajumlah penduduk dan struktur umur penduduk di masa yang akan datang. Untukmenentukan masingmasing asumsi diperlukan data yang menggambarkan tren dimasa lampau hingga saat ini, faktorfaktor yang mempengaruhi komponen-

Page 3: ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN …

Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2017PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH BERKELANJUTAN

398

ISBN: 978–602–361–072-3

komponen itu, dan hubungan antara satu komponen dengan yang lain sertatarget yang diharapkan tercapai pada masa yang akan datang.

Beberapa manfaat dalam menghitung proyeksi penduduk yaitumengetahui keadaan penduduk pada saat ini, yang berkaitan dengan penentuankebijakan kependudukan serta perbandingan tingkat pelayanan yang diterimamasyarakat saat ini dengan tingkat pelayanan yang ideal, mengetahui kebutuhanfasilitas atau infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat, seperti kebutuhansekolah dan rumah sakit, mengetahui pengaruh berbagai kejadian terhadapkeaadaan penduduk di masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.

Jurnal ini akan membahas tentang perhitungan kebutuhan lahanpertanian di Kabupaten Lamongan berdasarkan perhitungan proyeksi penduduktahun 2035 atau 20 tahun kedepan. Berdasarkan perhitungan kebutuhan lahanpertanian nanti, diharapkan mampu menjadi dasar perencanaan pembangunanwilayah dan sebagai dasar untuk menetapkan kebijakan.

METODEMetode yang digunakan dalam penulisan jurnal ini yakni metode

kuantitatif. Proses pencarian, pengumpulan, dan analisis data dilakukan denganmenggunakan studi kepustakaan dari berbagai sumber terpercaya, sepertiBadan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan. Studi kepustakaan dilakukandengan cara mengumpulkan data jumlah penduduk, luas lahan produksipertanian per ton, dan menganalisis berbagai referensi seperti artikel ilmiah,jurnal, buku, dan arsip akademis yang menjelaskan temuan, ide atau pendapat,dan konsep atau teori yang berhubungan dengan kebutuhan lahan pertanian diKabupaten Lamongan.

Teknis analisis yang digunakan dalam menentukan tingkat daya dukunglahan pertanian digunakan rumus matematika dari konsep gabungan atas teoriOdum, Christeiler, Ebenezer Howard dan Issard dalam Soehardjo dan Tukiran,1990) yaitu:

= (ℎ)ℎ ( )= ℎ ( )/ ℎ

dimana: s = Tingkat daya dukung lahan pertanianX = Luas panen tanaman pangan per kapitaK = Luas lahan untuk swasembada pangan

Odum dkk., dalam Soehardjo dan Tukiran (1990), wilayah yangmampu swasembada pangan adalah wilayah yang dapat memenuhi kebutuhanfisik minimum penduduk sebesar 1600 kalori/orang/hari atau setara dengan 265

Page 4: ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN …

Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2017PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH BERKELANJUTAN

399

ISBN: 978–602–361–072-3

kilogram beras/orang/tahun. Sedangkan untuk wilayah yang mampumemberikan kehidupan yang layak bagi penduduk yang tergantung padatanaman pangan adalah wilayah yang dapat memenuhi kebutuhan pendudukdalam taraf yang layak yaitu setara dengan 650 kilogram beras/orang/tahun atau2,466 kali KFM. Berdasarkan nilai–nilai tersebut maka klasifikasi yang ditetapkanadalah:

1. Kelas I σ > 2, 47: Wilayah yang mampu swasembada pangan dan mampumemberikan kehidupan yang layak bagi penduduknya.

2. Kelas II 1 ≤ σ ≤ 2,47 :Wilayah yang mampu swasembada pangan tetapibelum mampu memberikan kehidupan yang layak bagi penduduknya

3. Kelas III σ < 1: Wilayah yang belum mampu swasembada pangan

Sedangkan, referensi lain menyebutkan bahwa wilayah dipandangsebagai ekosistem pertanian. Jika > 1, mampu berswasembada pangan, < 1tidak mampu berswasembada pangan, penduduk melampui batas optimal (overpopulated), dan jika = 1 wilayah optimal, (Muta’ali, 2015).

Dari rumusan di atas maka dapat diturunkan rumus untuk mencari jumlahpenduduk optimal (JPO) yang dapat didukung oleh hasil tanaman pangan darilahan pertanian yang ada di wilayah tersebut, yaitu:= ℎ ℎ

Sedangkan rumus yang digunakan untuk menentukan kebutuhan lahanpertanian yaitu: = 1 +Pr 0,632

Keterangan:KLPR = Kebutuhan Lahan Pertania perhektar/panenKPB = Kebutuhan pangan beras perkapita, yaitu sebesar 154, 1kg/kapita/tahun (badan ketahanan pangan).r = Pertumbuhan penduduk awal tahunn = Tahun ProyeksiPr = Produksi Lahan Rata-rata per hektar (Kg/ha).0, 632 = Konstanta peubah dari padi ke beras

Tujuan praktis jurnal ini adalah untuk mengetahui seberapa besar dayadukung lahan pertanian, jumlah penduduk optimal, dan kebutuhan lahanpertanian yang ada pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Lamongansehingga dapat dilakukan upaya untuk menentukan kebijakan penggunaan lahanserta pengembangan wilayah lebih lanjut.

Page 5: ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN …

Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2017PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH BERKELANJUTAN

400

ISBN: 978–602–361–072-3

HASILHasil penghitungan daya dukung lahan pertanian, jumlah penduduk

optimal, dan kebutuhan lahan pertanian Kabupaten Lamongan tahun 2035 bisadilihat pada tabel di bawah ini:

Daya Dukung Lahan Pertanian Kabupaten Lamongan tahun 2035Hasil perhitungan daya dukung lahan pertanian di Kabupaten Lamongan

tahun 2035 secara umum masuk dalam kategori positif atau memilikikemampuan swasembada pangan dan mampu memberikan kehidupan yanglayak bagi penduduknya.

Tabel 1. Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Lamongan Menurut KlasifikasiTingkat Daya Dukung Lahan Pertanian Proyeksi Tahun 2030

Kelas Daya DukungLahan Pertanian

Kecamatan Keterangan

I σ > 2,47 Sukorame, Bluluk, Ngimbang,Sambeng, Mantup,Kembangbahu, Sugio,Kedungpring, Modo, Babat ,Pucuk, Sukodadi, Lamongan,Tikung, Sarirejo, Deket, Glagah,Karangbinangun, Turi,Kalitengah, Karanggeneng,Sekaran, Maduran, Laren.

Wilayah yang mampuswasembada pangandan mampumemberikankehidupan yang layakbagi penduduknya

II l< σ <2 ,47 Solokuro Wilayah yang mampuswasembada pangantetapi belum mampumemberikankehidupan yang layakbagi penduduknya

III σ <l Paciran, Brondong Wilayah yang belummampu swasembadapangan

Sumber: Hasil Analisis 2017

Terdapat 2 Kecamatan yang nilai daya dukungnya < 1, yaitu kecamatanPaciran dan Kecamatan Brondong. Artinya kecamatan Paciran dan Brondongtermasuk dalam Wilayah yang belum mampu swasembada pangan.

Jumlah penduduk optimal Kabupaten Lamongan Tahun 2035Daya dukung lahan yang seimbang ditentukan apabila luas lahan

pertanian yang ada pada suatu wilayah dapat memenuhi kebutuhan fisikminimum penduduknya. Keseimbangan daya dukung lahan pertanian pada

Page 6: ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN …

Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2017PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH BERKELANJUTAN

401

ISBN: 978–602–361–072-3

penelitian ini diwujudkan dalam suatu keadaan dimana jumlah pendudukoptimal yang mampu di dukung oleh hasil tanaman pangan dari lahan pertanianyang ada (Talumingat, 2017).

Berdasarkan angka daya dukung lahan pertanian dan jumlah pendudukdiperoleh jumlah penduduk optimal. Hasil perhitungan Tabel 2 (Jumlahpenduduk optimal) memperlihatkan jumlah penduduk optimal yang dapatdidukung oleh lahan pertanian di Kabuapaten Lamongan Tahun 2035, sebagaiberikut.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Optimal Menurut Kecamatandi Kabupaten Lamongan tahun 2035

No KecamatanJumlah

penduduk(jiwa) 2035

Daya DukungLahan Pertanian Pd Optimal

1 Sukorame 21070 6.89 1451142 Bluluk 22368 8.21 1837253 Ngimbang 53819 5.19 2792154 Sambeng 53133 4.13 2192805 Mantup 47358 4.33 2048866 Kembangbahu 50273 6.32 3175027 Sugio 67983 7.79 5294818 Kedungpring 70559 5.68 4009549 Modo 53856 7.45 401317

10 Babat 105302 3.11 32789811 Pucuk 58901 4.37 25730712 Sukodadi 64103 5.90 37837113 Lamongan 76858 3.26 25090914 Tikung 26892 11.39 30643115 Sarirejo 24314 12.33 29979216 Deket 50255 3.40 17073317 Glagah 53471 2.64 14116818 Karangbinangun 49963 3.51 17517219 Turi 61115 3.56 21737820 Kalitengah 42041 2.78 11694421 Karanggeneng 50460 2.90 14643722 Sekaran 66440 4.09 27188223 Maduran 45150 3.80 17174624 Laren 66531 4.90 32619725 Solokuro 64438 1.64 10599626 Paciran 119096 0.11 1308227 Brondong 106923 0.35 37106

Sumber: Hasil Analisis 2017

Page 7: ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN …

Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2017PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH BERKELANJUTAN

402

ISBN: 978–602–361–072-3

Tabel di atas menggambarkan bahwa, jika jumlah penduduk optimal yangdiperoleh lebih kecil dari jumlah penduduk yang terdata, maka diperlukantambahan luas panen yang dapat mendukung penduduk tersebut. Selaintambahan luas panen, dapat juga dilakukan dengan cara peningkatan produksitanaman pangan meialui usaha intensifikasi untuk mendukung penduduktersebut. Dari hasil perhitungan di atas, hanya dua kecamatan yang nilaipenduduk optimal lebih kecil dari jumlah penduduk yakni Kecamatan Brondongdan Paciran. menanam tanaman pangan dibawah tanaman lain seperti tanamankelapa, cengkeh, atau melalui usaha intensifikasi untuk mendukung penduduktersebut. Sehingga daya dukung lahan bisa terjadi dan perlukan adanyapenganekaragaman konsumsi yang tidak berfokus pada beras saja tetapi padamakanan lainya agar kecukupan pangan bisa terpenuhi dan daerah tersebutmengalami swasembada pangan.

Kebutuhan lahan pertanian Kabupaten Lamongan Tahun 2035Secara umum, kebutuhan luas lahan pertanian kabupaten Lamongan

pada tahun 2035 dapat dipenuhi dari luas lahan produksi yang ada, denganasumsi tidak terjadi konversi lahan sawah menjadi non sawah. Tercukupinyakebutuhan lahan pertanian Kabupaten Lamongan karena lahan masih didominasioleh persawahan. Hal ini berarti bahwa pengelolaan SDA dan irigasi di kabupatenini menjadi faktor yang sangat penting bagi ketahanan pangan di kabupaten ini.Hal ini bisa dilihat pada grafik kebutuhan lahan pertanian dan peta tutupan lahankabupaten Lamongan.

Gambar 3. Grafik Kebutuhan Lahan Pertaniandi Kabupaten Lamongan tahun 35

Sumber: Hasil analisis, 2017

PEMBAHASANKabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,80 Km²

setara 181.280 Ha atau + 3.78 % dari luas wilayah Propinsi Jawa Timur denganpanjang garis pantai sepanjang 47 Km. Batas wilayah administratif KabupatenLamongan adalah:

02000400060008000

100001200014000

1 2 3 4 5 6 7

Luas Panen (Ha)

Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2017PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH BERKELANJUTAN

402

ISBN: 978–602–361–072-3

Tabel di atas menggambarkan bahwa, jika jumlah penduduk optimal yangdiperoleh lebih kecil dari jumlah penduduk yang terdata, maka diperlukantambahan luas panen yang dapat mendukung penduduk tersebut. Selaintambahan luas panen, dapat juga dilakukan dengan cara peningkatan produksitanaman pangan meialui usaha intensifikasi untuk mendukung penduduktersebut. Dari hasil perhitungan di atas, hanya dua kecamatan yang nilaipenduduk optimal lebih kecil dari jumlah penduduk yakni Kecamatan Brondongdan Paciran. menanam tanaman pangan dibawah tanaman lain seperti tanamankelapa, cengkeh, atau melalui usaha intensifikasi untuk mendukung penduduktersebut. Sehingga daya dukung lahan bisa terjadi dan perlukan adanyapenganekaragaman konsumsi yang tidak berfokus pada beras saja tetapi padamakanan lainya agar kecukupan pangan bisa terpenuhi dan daerah tersebutmengalami swasembada pangan.

Kebutuhan lahan pertanian Kabupaten Lamongan Tahun 2035Secara umum, kebutuhan luas lahan pertanian kabupaten Lamongan

pada tahun 2035 dapat dipenuhi dari luas lahan produksi yang ada, denganasumsi tidak terjadi konversi lahan sawah menjadi non sawah. Tercukupinyakebutuhan lahan pertanian Kabupaten Lamongan karena lahan masih didominasioleh persawahan. Hal ini berarti bahwa pengelolaan SDA dan irigasi di kabupatenini menjadi faktor yang sangat penting bagi ketahanan pangan di kabupaten ini.Hal ini bisa dilihat pada grafik kebutuhan lahan pertanian dan peta tutupan lahankabupaten Lamongan.

Gambar 3. Grafik Kebutuhan Lahan Pertaniandi Kabupaten Lamongan tahun 35

Sumber: Hasil analisis, 2017

PEMBAHASANKabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,80 Km²

setara 181.280 Ha atau + 3.78 % dari luas wilayah Propinsi Jawa Timur denganpanjang garis pantai sepanjang 47 Km. Batas wilayah administratif KabupatenLamongan adalah:

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Luas Panen (Ha) Kebutuhan Lahan Pertanian 2035

Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2017PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH BERKELANJUTAN

402

ISBN: 978–602–361–072-3

Tabel di atas menggambarkan bahwa, jika jumlah penduduk optimal yangdiperoleh lebih kecil dari jumlah penduduk yang terdata, maka diperlukantambahan luas panen yang dapat mendukung penduduk tersebut. Selaintambahan luas panen, dapat juga dilakukan dengan cara peningkatan produksitanaman pangan meialui usaha intensifikasi untuk mendukung penduduktersebut. Dari hasil perhitungan di atas, hanya dua kecamatan yang nilaipenduduk optimal lebih kecil dari jumlah penduduk yakni Kecamatan Brondongdan Paciran. menanam tanaman pangan dibawah tanaman lain seperti tanamankelapa, cengkeh, atau melalui usaha intensifikasi untuk mendukung penduduktersebut. Sehingga daya dukung lahan bisa terjadi dan perlukan adanyapenganekaragaman konsumsi yang tidak berfokus pada beras saja tetapi padamakanan lainya agar kecukupan pangan bisa terpenuhi dan daerah tersebutmengalami swasembada pangan.

Kebutuhan lahan pertanian Kabupaten Lamongan Tahun 2035Secara umum, kebutuhan luas lahan pertanian kabupaten Lamongan

pada tahun 2035 dapat dipenuhi dari luas lahan produksi yang ada, denganasumsi tidak terjadi konversi lahan sawah menjadi non sawah. Tercukupinyakebutuhan lahan pertanian Kabupaten Lamongan karena lahan masih didominasioleh persawahan. Hal ini berarti bahwa pengelolaan SDA dan irigasi di kabupatenini menjadi faktor yang sangat penting bagi ketahanan pangan di kabupaten ini.Hal ini bisa dilihat pada grafik kebutuhan lahan pertanian dan peta tutupan lahankabupaten Lamongan.

Gambar 3. Grafik Kebutuhan Lahan Pertaniandi Kabupaten Lamongan tahun 35

Sumber: Hasil analisis, 2017

PEMBAHASANKabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,80 Km²

setara 181.280 Ha atau + 3.78 % dari luas wilayah Propinsi Jawa Timur denganpanjang garis pantai sepanjang 47 Km. Batas wilayah administratif KabupatenLamongan adalah:

24 25 26 27

Page 8: ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN …

Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2017PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH BERKELANJUTAN

403

ISBN: 978–602–361–072-3

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut JawaSebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten GresikSebelah Selatan : Berbatasan dengan Kab. Jombang dan Kab. MojokertoSebelah Barat : Berbatasan dengan Kab. Bojonegoro dan Kab. Tuban.

Kawasan pertanian yang terdapat di Kabupaten Lamongan secarakeseluruhan seluas 91.458,91 ha dengan rincian: pertanian lahan basah (sawah)seluas 79.320 ha dan pertanian lahan kering/ hortikultura (bukan sawah) seluas12.138,91 ha. Dimana untuk kawasan jenis ini keberadaannya tersebar diseluruhkecamatan di Kabupaten Lamongan. Kondisi tersebut menggambarkan bahwakawasan ini mampu menciptakan swasembada pangan terutama melaluiprogram-program yang ada yaitu melalui ekstensifikasi, intensifikasi, diversifikasiserta rehabilitasi dan tidak menutup kemungkinan pembukaan lahan-lahan baruyang diperuntukkan bagi pertanian daerah. Berdasarkan hasil perhitungan dayadukung lahan pertanian dan kebutuhan lahan pertanian Kabupaten Lamongantahun 2035 tidak terlepas dari faktor fisik wilayah dan kebijakan pengembanganwilayah oleh pemerintah daerah.

Kondisi topografi Kabupaten Lamongan dapat ditinjau dari ketinggianwilayah di atas permukaan laut dan kelerengan lahan. Kabupaten Lamonganterdiri dari dataran rendah dan berawa dengan ketinggian 0-25 m dengan luas50,17% dari luas Kabupaten Lamongan, daratan ketinggian 25-100 m seluas45,68% dan sisanya 4,15% merupakan daratan dengan ketinggian di atas 100 mdari permukaan air laut.

Secara garis besar, kabupaten lamongan mempunyai 3 karakteristik yaitu:1) Bagian Tengah Selatan merupakan dataran rendah yang relatif subur yang

membentang dari Kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi, Pucuk,Lamongan, Deket, Tikung, Sugio, Sarirejo dan Kembangbahu

2) Bagian Selatan dan Utara merupakan pegunungan kapur berbatu–batudengan kesuburan sedang. Kawasan ini terdiri dari Kecamatan Mantup,Sambeng, Ngimbang, Bluluk, Sukorame, Modo, Brondong, Paciran, danSolokoro.

3) Bagian Tengah Utara merupakan daerah Bonorowo yang merupakan daerahrawan banjir. Kawasan ini meliputi Kecamatan Sekaran, Maduran, Laren,Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Karangbinangun dan Glagah

Rendahnya daya dukung lahan pertanian di Kecamatan Brondong danPaciran menggambarkan bahwa Kecamatan Paciran dan Brondong belummampu swasembada pangan. Kondisi ini tentu membutuhkan wilayah sekitarnya(hinterland) untuk memasok kebutuhan masyarakat. Hal ini disebabkan karenaKecamatan Brondong dan Paciran berada pada daerah bentanglahan karst yangsulit ditanami padi. Serta kedua kecamatan tersebut berada di wilayahkepesisiran atau berbatasan dengan laut Jawa. Selain itu, Kecamatan Brondongdan Paciran terwasuk dalam wilayah pengembangan Kabupaten Lamongan yangbergerak pada sektor industri, pariwisata, dan perdagangan. Kondisi lahan di

Page 9: ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN …

Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2017PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH BERKELANJUTAN

404

ISBN: 978–602–361–072-3

Kecamatan Brondong dan Kecamatan Paciran bisa dilihat pada peta rencana polaruang yang ada di dalam dokumen rencana tata ruang Kabupaten Lamongan,gambar 1.

Secara umum daya dukung dan kebutuhan lahan pertanian di KabupatenLamongan sangat baik. Ini menandakan bahwa kawasan lahan pertanian diKabupaten Lamongan memiliki fungsi dan peran penting dalam pemenuhankebutuhan pangan secara mandiri baik sekarang atau di masa yang akan datang.Hal ini sejalan dengan Undang-Undang nomor 41 tahun 2009 tentangPerlindungan Lahan Pertanian Pangan berkelanjutan (LP2B), dimana yangdimaksud dengan “Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan” adalah merupakansebidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkansecara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanandan kedaulatan pangan nasional. Yang dimaksud dengan pangan pokok dalamundang-undang ini tidak menunjuk langsung pada beras, tetapi juga termasukbahan pangan pokok lain seperti umbi-umbian, jagung dan lainnya. Sehinggayang dimaksud dengan lahan pertanian berkelanjutan disini meliputi lahansawah sebagai penghasil bahan pangan pokok beras dan lahan kering sebagaisumber pangan non beras.

Menurut data Bappenas, 2015 disebutkan bahwa Kabupaten Lamonganmemiliki beberapa permasalahan terkait dengan pelaksanaan lahan pertanianpangan berkelanjutan diantaranya, 1) bahan untuk sosialisasi masih kurangterutama masalah insentif yang akan diberikan, 2) tidak ada anggaran sosialisasiLP2B Belum dilaksanakannya sosialisasi LP2B karena belum dapat menjawabinsentif dan jaminan pemerintah, 3) Kesulitan dalam mengendalikan alih fungsilahan, 4) terdapat perbedaan data baku lahan sawah antara Dinas Pertanian danKehutanan dengan Dinas PU, 5) terjadi kegamangan atas pelaksanaan LP2Bkarena tidak jelasnya satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang menjadi leaderdalam LP2B. Di sisi lain, Bappenas (2015) mengungkapkan beberapa faktor yangberpengaruh terhadap pelaksanaan LP2B yaitu kondisi sumber air baku, jaringanirigasi, alih fungsi lahan, tataniaga pupuk, dan harga jual panen.

Untuk mempertahankan lahan pertanian tetap terjaga, beberapa strategiyang bisa diterapkan untuk meningkatkan daya dukung lahan pertanian sertaimplementasi lahan pertanian berkelanjutan yaitu:

1. Melakukan pemetaan lahan pertanian pangan berkelanjutan hinggatingkat desa. Pemetaan hingga tingkat desa akan mempermudahpengawasan dan perlindungan agar tidak terjadi peningkatan alih fungsilahan

2. Membuat bahan untuk sosialisasi dan merancang secara detail insentifapa yang akan diberikan kepada para petani

3. Melakukan konsolidasi antar lembaga terkait untuk menetapkan luasanlahan pertanian agar tidak terjadi perbedaan data antar instansi

4. Membangun infrastruktur prioritas yang terkait dengan lahan pertanianberkelanjutan.

Page 10: ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN …

Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2017PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH BERKELANJUTAN

405

ISBN: 978–602–361–072-3

Dengan demikian, hasil analisis terkait daya dukung dan kebutuhan lahanpertanian diharapkan manjadi informasi awal untuk melakukan tindak lanjutterkait dengan pembangunan lahan pertanian pangan berkelanjutan. Di sisi lain,keberhasilan program lahan pertanian pangan berkelanjutan sangat dipengauhioleh kebijakan seorang pemimpin terkait rencana pembangunan, baik jangkahmenengah atau jangka panjang.

KESIMPULANBerdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Kabupaten

Lamongan memiliki tingat daya dukung lahan pertanian yang sangat baik atautergolong dalam kelas satu yang berarti Kabupaten Lamongan mampuswasembada pangan dan mampu memberikan kehidupan yang layak bagipenduduknya. Sedangkan dari hasil perhitungan jumlah penduduk optimalbahwa tidak diperlukan tambahan luas panen. Selain itu, kebutuhan lahanpertanian pada tahun 2035 dapat dipenuhi dari luas lahan produksi yang ada.Oleh karena itu, perlu diterapkan kebijakan yang mendukung lahan pertanianpangan berkelanjutan agar daya dukung lahan pertanian dan kebutuhan lahanpertanian tetap terjaga dengan baik. Serta kebijakan ini diharapkan mampuberpengaruh pada pembangunan wilayah yang berkelanjutan.

REFERENSIMuta’ali. 2015. Teknik Analisis Regional Untuk Perencanaan Wilayah, Tata Ruang

dan Lingkungan. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi UniversitasGadjah Mada

Muta’ali. 2013. Penataan Ruang Wilayah dan Kota (Tinjauan Normatif-Teknis).Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

Pemerintah Kabupaten Lamongan. 2016. Lamongan dalam angka tahun 2016.Suhardjo dan Tukiran, 1990. Studi Literatur Konsep yang Sudah ada Mengenai

Daya Tampung Wilayah. Kantor Menteri Negara Ke- pendudukan danLingkungan Hidup, Jakarta

Nurmalina, Rita. 2008. Keberlanjutan Sistem Ketersediaan Beras Nasional:pendekatan teknik ordinasi rap-rice dengan metoda multidimensionalscaling (mds). Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,IPB.

Bappenas. 2015. Evaluasi Implementasi Kebijakan Lahan Pertanian PanganBerkelanjutan. Direktorat Pangan dan Pertanian,Bappenas. Jakarta

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Lamongan 2011-2031. (2012):Bappeda Kabupaten Lamongan

Talumingan. 2017. Kajian Daya Dukung Lahan Pertanian Dalam MenunjangSwasembada Pangan Di Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal: Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 13