Dasar Teori Oven Dan APD

16
TINJAUAN PUSTAKA A.OVEN Dekontaminasi adalah proses menghilangkan atau membunuh mikroorganisme sehingga objek aman untuk ditangani, tujuannya untuk melindungi praktikan yang melakukan percobaan menggunakan bakteri atau semacamnya. Tiga metode umum dalam proses dekontaminasi yaitu sterilisasi, desinfeksi dan sanitasi. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat dilakukan dengan cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air panas, dan menggunakan uap air panas bertekanan (Agalloco, 2008). Salah satu teknik sterilisasi yang umum digunakan adalah metode sterilisasi menggunakan uap air panas bertekanan atau menggunakan prinsip kerja autoclav. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 121 o C dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121 o C atau 249,8 o F adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan

description

oven dan apd

Transcript of Dasar Teori Oven Dan APD

TINJAUAN PUSTAKAA.OVEN Dekontaminasi adalah proses menghilangkan atau membunuh mikroorganisme sehingga objek aman untuk ditangani, tujuannya untuk melindungi praktikan yang melakukan percobaan menggunakan bakteri atau semacamnya. Tiga metode umum dalam proses dekontaminasi yaitu sterilisasi, desinfeksi dan sanitasi. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat dilakukan dengan cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air panas, dan menggunakan uap air panas bertekanan (Agalloco, 2008). Salah satu teknik sterilisasi yang umum digunakan adalah metode sterilisasi menggunakan uap air panas bertekanan atau menggunakan prinsip kerja autoclav. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 121oC dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121oC atau 249,8 oF adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 100oC, sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada suhu 121oC. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 121oC untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 121oC dan tekanan 15 psi selama 15 menit (anonim, 2011). Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20 detik. Dalam keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher ampul kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan api dengan hati-hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel (anonim, 2011).Pengeringan didefinisikan sebagai proses pengambilan air yang relatif kecil dari suatu zat padat atau dari campuran gas. Pengeringan meliputi proses perbindahan panas, massa dan momentum. Bahan yang akan dikeringkan dikontakkan dengan panas dari udara (gas) sehingga panas akan dipindahkan dari udara panas ke bahan basah tersebut, dimana panas ini akan menyebabkan air menguap ke dalam udara. Dalam pengeringan ini, dapat mendapatkan produk dengan satu atau lebih tujuan produk yang diinginkan, misalnya diinginkan bentuk fisiknya (bubuk, pipih, atau butiran), diinginkan warna, rasa dan strukturnya, mereduksi volume, serta memproduksi produk baru. Adapun dasar dari tipe pengering yaitu panas yang masuk dengan cara konveksi, konduksi, radiasi, pemanas elektrik, atau kombinasi antara tipe cara-cara tersebut (Mujumdar, 2004).Mekanisme pengeringan dapat diterangkan dengan teori perpindahan massa dimana peristiwa lepasnya molekul air dari permukaan tergantung dari bentuk dan luas permukaan. Bila suatu bahan sangat basah/lapisan air yang menyelimuti bahan itu tebal, maka akan menarik molekul-molekul air dari permukaan datar. Bila pengeringan diteruskan, kecepatan penguapan air yang lepas dari molekul akan tetap sama. Setelah molekul-molekul air yang membentuk lapisan pada permukaan datar habis, luas permukaan akan naik karena titik-titik dari permukaan butir jadi rata yang akan memperluas permukaannya sehingga dalam pengeringan ada 2 macam mekanisme yaitu mekanisme penguapan dengan kecepatan tetap (constant rate period) dan mekanisme penguapan dengan kecepatan tidak tetap (falling rate period).Kecepatan pengeringan dapat didefinisikan : N = . (Alan S. Foust dkk, 1960). Pengeringan juga didefinisikan sebagai proses pengeluaran air dari bahan sehingga tercipta kondisi dimana kapang, jamur, dan bakteri yang menyebabkan pembusukan tidak dapat tumbuh. Pengeringan adalah proses pengeluaran kadar air untuk memperoleh kadar air yang aman untuk penyimpanan. Tujuan Pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Proses pengeringan yang umumnya digunakan pada bahan pangan ada dua cara yaitu pengeringan dengan penjemuran dan pengeringan dengan alat pengering. Kelemahan dari penjemuran adalah waktu pengeringan lebih lama dan lebih mudah terkontaminasi oleh kotoran atau debu sehingga dapat mengurangi mutu akhir produk yang dikeringkan. Di sisi lain, pengeringan yang dilakukan dengan menggunakan alat pengering biayanya lebih mahal, tetapi mempunyai kelebihan yaitu kondisi sanitasi lebih terkontrol sehingga kontaminasi dari debu, serangga, burung dan tikus dapat dihindar. Pengeringan oven (Oven Drying) untuk produk pangan membutuhkan sedikit biaya investasi, dapat melindungi pangan dari serangan serangga dan debu, dan tidak tergantung pada cuaca (Winarno et al.,1980). Sterilisasi ada dua jenis yaitu:1. Sterilisasi dengan cara fisikA. Pemanasan Air dan uap adalah media panas yang baik. Dalam waktu relatif singkat, alat yang akan disterilkan akan mencapai suhu yang diinginkan. Udara adalah penyalur panas yang kurang baik. Oleh karena itu, untuk mecapai suhu yang diinginkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama.1. Panas keringCara ini untuk membunuh mikroba hanya memakai udara panas kering yang tinggi. Sterilisasi panas kering dibedakan atas :a. Panas membara Dengan jalan menaruh benda yang akan di sterilkan dalam nyala api bunsen sampai merah membara. Alat yang disterilkan yaitu sengkelit, jarum, ujung pinset dan ujung gunting.b. Melidah - apikan Dengan melewatkan benda dalam api bunsen, namun tidak sampai menyala terbakar. Alat yang disterilkan yaitu scalpel, kaca benda, mulut tabung dan mulut botol.c. Udara kering Oven merupakan ciri umum yang dimaksud. Alat ini terbuat dari kotak logam, udara yang terddapat di dalamnya mendapat udara panas melalui panas dari nyala listrik. Alat yang disterilkan yaitu tabung reaksi, cawan petri, pipet, scalpel dari logam, gunting dan botol. Pemanasan satu jam dengann temperatur 160 oC dianggap cukup. 2. Panas Basah Yang dimaksud panas basah adalah pemansan menggunakan air atau uap air. Uap air adalah media penyalur panas yang terbaik dan terkuat daya penetrasinya. Panas basah mematikan mikroba. Oleh karena koagulasi dan denaturasi enzim dan protein protoplasma mikroba. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah selama 15 menit pada suhu 121 oC. Sterilisasi panas basah dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu:a. Panas basah 100 oC Sterilisasi dengan cara ini hasilnya mutlak steril, sehingga biasa dipergunakan di rumah sakit dan laboratorium besar. Cara ini menggunakan tangki yang diisi dengan uap air yang disebut autoclave. Alat yang disterilkan adalah alat dari kaca, kain kasa, media pembenihan, cairan injeksi, dan bahan makanan.B. Filtrasi / Penyaringan Penyaringan dilakukan dengan mengalirka larutan melalui suatu alat penyaringan yang memiliki pori pori cukup kecil. Untuk menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan yang umum digunakan tidak dapat menyaring virus. Penyaringan dilakukan dengan untuk mensterilkan cairan yang tidak tahan terhadap pemanasan dengan suhu tinggi seperti : serum, larutan yang mengandung enzim, toksin kuman, ekstrak sel, antibiotik dan asam amino.C. Radiasi / Penyinaran Mikroorganisme dapat dibunuh dengan penyinaran yang memakai sinar ultrraviolet yang panjang gelombangnya antara 220 290 nm. Radiasi paling efektif adalah 253,7 nm. Sinar matahari langsung mengandung sinar ultraviolet 290 nm, sehingga sinar matahari adalah sinar yang bersifat bakterida yang baik.2. Sterilisasi Dengan Cara Kimia Zat kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi dapat berwujud :a. Gas : Ozon, formaldehyde, ethylene oxide gasb. Larutan : deterjen, yodium, alcohol, peroksida fenol, formalin, AgNO3 dan merkuroklorid Sterilisasi dengan cara kimia antara lain dengan disenfektan. Daya kerja antimikroba disenfektan ditentukan oleh konsenntrasi, waktu dan suhu. Beberapa contoh desinfektan yang digunakan antara lain : Desinfektan lingkungan misalnya :1. Untuk permukaan meja : lisol 5%, formalin 4% dan alcohol.2. Untuk di udara : natrium hipoklorit 1%, lisol 5% atau senyawa fenol lain3. Desinfektan kulit atau luka : dicuci denngan air sabun, providon yodium dan etil alkohol 70%. Oven (Hot Air Sterilizer), digunakan untuk mensterilisasi alat yang terbuat dari kaca dan kertas yang tahan terhadap suhu tinggi. Oven terbuat dari kotak logam, udara yang didalamnya mandapat udara yang panas melalui panas daya listrik. Sebelum dimasukkan alat-alat seperti erlenmeyer, cawan petri, labu ukur, batang pengaduk, pipet tetes, gelas ukur, tabung reaksi atau- alat yang terbuat dari kaca dibungkus dengan kertas terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya keretakan dan kontaminasi pada saat alat dikeluarkan dari dalam oven. Alat-alat yang akan disterilisasi dicuci dan dikeringkan, alat yang mempunyai mulut ditutup dengan kapas seperti labu ukur pipet tetes, tabung reaksi, Erlenmeyer, gelas ukur, cawan petri dan labu ukur setelah ditutup dengan kapas, dibungkus lagi dengan kertas sedangkan untuk batang pengaduk dibungkus seperti biasa. Tujuan dari pembungkusan yaitu agar alat-alat tidak terkontaminasi dengan bakteri luar dan alat tidak pecah karena pada umumnya alat terbuat dari karca. Alat-alat yang sudah dibungkus dimasukkan kedalam oven dengan temperature 170-180 oC selama 1-2 jam. Setelah pemanasan slesai oven dimatikan sampai mencapai suhu kamar. Hal ini bertujuan untuk menghindari keretakan alat atau masuknya udara yang mengandung partikel debu. Setelah dilakukan sterilisasi alat siap digunakan untuk melakukan percobaan. Suhu yang digunakan 170 oC-180 oC Karena panas kering kurang efektif untuk membunuh mikroba dibandingkan dengan uap air panas maka metode ini memerlukan temperature yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang.Oven adalah alat untuk memanaskan memanggang dan mengeringkan. Oven dapat digunakan sebagai pengering apabila dengan kombinasi pemanas dengan humidity rendah dan sirkulasi udara yang cukup. Kecepatan pengeringan tergantung dari tebal bahan yang dikeringkan. Penggunaan oven biasanya digunakan untuk skala kecil. Oven yang kita gunakan adalah elektrik oven yaitu oven yang terdiri dari beberapa tray didalamnya, serta memiliki sirkulasi udara didalamnya. Kelebihan dari oven adalah dapat dipertahankan dan diatur suhunya. Bahan yang akan dikeringkan diletakkan pada tray-traynya ( Horrison, 2000).Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2 golongan, yaitu :1. Faktor yang berhubungan dengan udara pengeringYang termasuk golongan ini adalah:Suhu (Makin tinggi suhu udara maka pengeringan akan semakin cepat), Kecepatan aliran udara pengering (Semakin cepat udara maka pengeringan akan semakin cepat),Kelembaban udara (Makin lembab udara, proses pengeringan akan semakin lambat),Arah aliran udara (Makin kecil sudut arah udara terhadap posisi bahan, maka bahan semakin cepat kering)2. Faktor yang berhubungan dengan sifat bahanYang termasuk golongan ini adalah:Ukuran bahan(Makin kecil ukuran benda, pengeringan akan makin cepat),Kadar air(Makin sedikit air yang dikandung, pengeringan akan makin cepat). B.ALAT PELINDUNG DIRIa) PENGERTIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)Alat pelindung diri adalah peralatan yang ahrus disediakan oleh instansi, pengusaha untuk setiap pekerjanya (karyawan). Alat pelindung diri merupakan peralatan keselamatan yang harus digunakan oleh tenaga kerja apabila berada dalam lingkungan kerja yang berbahaya. (Cahyono,2004)Tujuan dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) adalah untuk melindungi tenaga kerja dan resiko cedera dengan menciptakan penghalang dari bahaya ditempat kerja, alat pelindung diri (APD), tidak untuk menukar Good Engineering atau administrasi atau praktek kerja yang baik berdasarkan biosafety information / safety manuals / oasis home.Alat Pelindung Diri (APD) dapat menyebabkan rasa ketidaknyamanan membatasi gerakan presepsi sensoris pemakaiannya. Oleh karena itu pengendalian pada lingkungan kerja yang berbahaya harus selalu diusahakan untuk menanggulangi bahaya-bahaya dilingkungan kerja. Untuk itu pengendalian secara teknik teknologi pada sumber bahaya itu sendiri dinilai paling efektif. Misalnya pemasangan Car Muff pada sumber kebisingan atau Local xhauter pada sumber debu, pagar pengaman pada mesin-mesin yang berputar dan lainnya. Namun mengingat berbagai berbagai keterbatasan sehingga tidak dapat diketahui sejauh mana pengendalian tersebut dapat dicapai. Karena hal tersebut diatas maka penggunaan / pemakaian alat pelindung diri (APD) menjadi pilihan terakhir. (Siswanto, 1983).b) JENIS-JENIS ALAT PELINDUNG DIRIa. Alat perlindungan kepala Berdasarkan fungsinya ada 3 bagian yaitu: Topi pengamana (safety helmet), untuk melindungi kepala dari benturan atau pukulan benda-benda. Topi / tudung untuk melindungi kepala dari api, uap-uap korosif, debu, kondisi iklim yang buruk. Tutup kepala, untuk menjaga kebersihan kepala dan rambut atau mencegah lilitan rambut dari mesin.Alat perlindungan kepala dapat dilengkapi dengan alat pelindungan diri yang lain, yaitu : Kacamata / goggles Penutup muka Penutup telinga Respirator / dan lain-lainb. Alat pelindung telinga ada dua jenis : Sumbat telinga ( ear plug ) Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja, sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya tak terganggu. Kemampuan attenuasi (daya lindung) : 25-30 DB. Sumbat telinga yang terbuat dari kapas mempunyai daya attenuasi paling kecilantara 2-12 DB. Tutup telinga ( ear muff ) Jenisnya sangat beragam. Tutup telinga mempunyai daya lindung (attenuasi) bersikaran antara 25-30 DB. Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dengan sumbat telinga dengan sumbat telinga, sehingga dapat mempunyai daya lindung ( attenuasi ) yang lebih besar.c. Alat pelindung muka dan mata ( face Shield)Perlindungan muka dan mata merupakan persyaratan mutlakyang harus dikenakkan pemakaian saat bekerja di laboratorium terutama saat bekerja dengan bahan kimia untuk melindungi mata dan wajah dari tumpahan bahan kimia, uap kimia dan radiasi. Secara umum pelindungan mata dan wajah terdiri atas kaca mata pelindung, goggle, pelindung wajah dan pelindung mata khusus yaitu goggle yang menyatu dengan masker khusus untuk melindungi matah dan wajah dari radiasi dan bahaya mata laser.Secera umum fungsi alat pelindungan muka dan mata ( face shield ) yaitu melindungi muka dan mata dari : Lemparan benda-benda kecil Lemparan benda-benda panas Pengaruh cahaya Pengaruh radiasi tertentu Perlindungan mata dan mukaAda pun syarat-syarat alat pelindung muka dan mataa. Tahan terhadap apib. Tahan terhadap lemparan benda-bendac. Syarat optis tertentud. Alat pelindung mata terhadap radiasid. Alat Pelindung Pernapasan Kontaminasai bahan kimia yang paling sering kedalam tubuh manusia lewat pernafasan seperti partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan pernafasan. Ada 3 jenis alat perlindungan pernapasana.Respirator yang sifatnya memurnikan udara Respirator yang mengadung bahan kimia Respirator dengan filter mekanik Respirator yang mempunyai filter mekanik dan bahan kimiab.Respirator yang di hubungkan dengan supply udara bersihc.Respirator dengan supply oksigene. Pakain kerjaBaju yang dikenakka selama bekerja di laboratoium atau yang disebut jas laboratorium pada umumnya terbuat dari kain katun dan bahan sintetik. Selain jas laboratorium, perlindungan bahan lainnya dapat berupa apron yang berfungsi untuk melindungi diri dari cairan korosif dan irirtan dan jumpsuits yang direkomendasikan untuk keadaaan berisiko tinggi seperti penanganan bahan karsinogenik dalam jumlah banyak. Bahan perlindungan badan harus dapat melindungi pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas ,uap, lembab dan radiasi. Pakaian kerja khusus untuk perkerjaan denagn sumber-sumber bahay tertentu seperti : Tahan terhadap radiasi panasPakaian kerja untuk radiasi panas, harus dilapisi bahan yang bias merefleksikan panas, biasanya aluminium dan berlkilau. Bahan-bahan pakaian lain yang bersifat isolasi terhadap panas adalah : wool, katu, asbes ( tahan sampai 500 derajat celcius ), keca tahan sampai 450 derjat celcius, Terhadap radiasi mengion. Tahan terhadap cairan dan bahan-bahan kimiaBiasanya terbuat dari bahan pelastik atau karet.f. Sarung tanganFungsi melindingi tangan dan jari-jari api, panas, dingin, radiasi elktromagnetik dan radiasi mengion, listrik, bahan kimia, benturan dan pukulan, luka, lecet dan infeksi. Bahan pelindung tangan yang dipilih harus sesuai dengan bahan kimia yang ditangani karena sifat sarung tangan yang mudah rusak.Bahan-Bahan yang di guanakan dapat berupa : Asbes, Katun, wool, untuk panas dan api Kulit untuk panas, listrik, luka, lecet Karet Clam atau Sintetik, untuk kelebaban air, bahan kimia, dan lain-lain Poli viniyl chloride ( PVC ), untuk zat kimia, asam kuat, oksidator dan lain-lain

g. Tali / Sabuk Pengaman Ada 3 jenis yang berbeda :1). Jaring AngkatDigunakan pada pekerjaaan dalam wadah sempit yang terbuka seperti sumur. Pada saat kerja dilaksanakan tali harus kuat di ikatkan setiap saat denagn pengalaman. Jaringan angkat terdiri dari sabuk yang melingkari pinggang dan badan dibungkus oleh jaring.2). Sabuk PenunjangDigunakan pada pekerjaan diatas tiang kayu dan kemudian di kombinasikan dengan penggunaan tiang penyangga. Sabuk penunjang terdiri dari sabuk untuk pinggang dengan penunjang belakang dan dua alat untuk pengikat tali.3). Sabuk PengikatDigunakan dalam kaitannya dengan kerja di tempat dimana ada resiko jatuh seperti Konstruksi perancah, didalam tambang dan di penggalian batu.Ada 2 macam yaitu : Sabuk pengikat dengantali penahan yang terbukti dari serat sintetis yang berentang jika dibentangkan. Sabuk ikat pengamanan, sabuk ini di rancang untuk mencegah pemakaiannya jatuh atau mengikat dia dalam keadaan mau jatuh.h. Pelindung Kaki Fungsinya untuk melindungi kaki dari tertima benda-benda berat, terbakar karena logam cair, bahan kimia Korosif, dermatitis karena bahan-bahan kimia, kemungkinan tersandung atau tergelincir.Adapun syarat-syarat dari Alat Pelindung Diri ( APD ) Enak dipakai Tidak mengganggu kerja Memberikan perlindungan yang efektif sesuai dengan jenis bahaya di tempatc) PENYAKIT AKIBAT KERJAPenyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Beberapakemungkinan penyakit yang dapat terjadi dapat digolongkan menjadi 5 golongan yaitu :a. Fisik:Kerusakan indera pendengaran, angioneorosis, heat rash,panas,radang dingin,kejang-kejang, gangguanpenglihatan,kanker.b. Kimia:pneumoconiosis, keracunan akibat zat kimia tersebutc. Biologis:antraksis, kulitd. Fisiologis:luka, Flaktur/traumae. Psikologis:Stress

DAFTAR PUSTAKAhttp://noberanagbio.blogspot.com/2011/11/bab-i-pendahuluan_13.htmlAnonim, 2011, Metode Sterilisasi, http://rgmaisyah.wordpress.com/ metode-sterilisasi/.htmlhttp://fheeyraredzqiiy.wordpress.com/2009/12/08/laporan-praktikum-sterilisasi/http://www.academia.edu/5442353/3._LAPORAN_HASIL_PRAKTIKUM_mikrobiologi_isolasi_bakteri_.htmlhttp://medhythedoctor.blogspot.com/2013/02/laporan-praktikum-sterlisasi.htmlLay, B., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada, Jakarta.Suriawiria, Unus. 1995. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: Angkasa