Dasar Teori Continuous Flow

2
Continuous Flow Continuous flow atau one piece flow adalah metode untuk mengurangi ukuran lot pada proses manufaktur. Ukuran lot yang telah diperkecil akan menunjang proses setup dan membuatnya menjadi lebih cepat. Makin kecil ukuran lot, makin baik aliran yang ada dalam proses. Hal ini berarti pada proses continuous flow akan menurunkan WIP. Continuous flow merupakan sebuah pendekatan pada manufaktur yang berkaitan dengan metode produksi just-in-time dan kanban yang sangat berbeda dengan batch production. Dimana tujuan utama dari continuous flow ini adalah menghilangkan macetnya komponen di dalam proses atau di antara proses dan meraih aliran produksi yang teratur untuk mengoptimalkan line production yang seimbang dengan sedikit waste, biaya terendah, on-time, dan produksi tanpa defect. Sebagian besar proses bisnis sering kali terdiri 90% pemborosan dan hanya 10% aktivitas yang memiliki nilai tambah. Untuk itu salah satu cara terbaik yang dapat dilakukan untuk menapaki jalan menuju organisasi yang lean adalah dengan menciptakan aliran yang kontinu (continuous flow) di area manapun yang dapat diterapkan, baik dalam proses manufaktur maupun proses pelayanan. Proses yang mengalir ini merupakan inti dari sebuah organisasi lean, yaitu tentang mempersingkat waktu yang diperlukan untuk serangkaian aktivitas mulai dari material dasar hingga menjadi barang atau jasa. Proses yang mengalir ini akan memunculkan kualitas yang terbaik, biaya terendah, dan waktu pengiriman yang tersingkat.

description

Dasar Teori Continuous Flow

Transcript of Dasar Teori Continuous Flow

Page 1: Dasar Teori Continuous Flow

Continuous Flow

Continuous flow atau one piece flow adalah metode untuk mengurangi ukuran lot pada

proses manufaktur. Ukuran lot yang telah diperkecil akan menunjang proses setup dan

membuatnya menjadi lebih cepat. Makin kecil ukuran lot, makin baik aliran yang ada dalam

proses. Hal ini berarti pada proses continuous flow akan menurunkan WIP. Continuous flow

merupakan sebuah pendekatan pada manufaktur yang berkaitan dengan metode produksi just-

in-time dan kanban yang sangat berbeda dengan batch production. Dimana tujuan utama dari

continuous flow ini adalah menghilangkan macetnya komponen di dalam proses atau di

antara proses dan meraih aliran produksi yang teratur untuk mengoptimalkan line production

yang seimbang dengan sedikit waste, biaya terendah, on-time, dan produksi tanpa defect.

Sebagian besar proses bisnis sering kali terdiri 90% pemborosan dan hanya 10% aktivitas

yang memiliki nilai tambah. Untuk itu salah satu cara terbaik yang dapat dilakukan untuk

menapaki jalan menuju organisasi yang lean adalah dengan menciptakan aliran yang kontinu

(continuous flow) di area manapun yang dapat diterapkan, baik dalam proses manufaktur

maupun proses pelayanan. Proses yang mengalir ini merupakan inti dari sebuah organisasi

lean, yaitu tentang mempersingkat waktu yang diperlukan untuk serangkaian aktivitas mulai

dari material dasar hingga menjadi barang atau jasa. Proses yang mengalir ini akan

memunculkan kualitas yang terbaik, biaya terendah, dan waktu pengiriman yang tersingkat.

“Bila ada masalah yang muncul dalam continuous flow, seluruh lini produksi akan

terhenti. Dalam keadaan seperti ini merupakan sistem manufaktur yang sangat

buruk. Tapi ketika produksi berhenti, semua orang dipaksa untuk segera

memecahkan masalah sehingga anggota tim harus berpikir, dan dengan berpikir

itulah mereka akan berkembang menjadi praktisi dan orang yang lebih baik.”

-Teruyuki Minoura, mantan Presiden Toyota Motor Manufacturing, Amerika

Utara