Dasar Teori CNC TU 2A

download Dasar Teori CNC TU 2A

If you can't read please download the document

description

knowledge

Transcript of Dasar Teori CNC TU 2A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah dan Perkembangan Mesin Mesin CNC 2A Awal lahirnya mesin CNC (Computer Numerically Controlled) bermula dari tahun 1952 yang dikembangkan oleh John Pearson dari Institut Teknologi Massachusetts, atas nama Angkatan Udara Amerika Serikat. Pada tahun 1973, mesin CNC masih sangat mahal sehingga masih sedikit perusahaan yang mempunyai keberanian dalam mempelopori investasi dan teknologi ini. Dari tahun 1975, produksi mesin CNC mulai berkembang pesat. Perkembangan ini dipacu oleh perkembangan mikroposesor, sehingga volume unit pengendali dapat lebih ringkas.Pengembangan berikutnya adalah suatu pabrik yang menggunakan otomasisasi sepenuhnya. Dimana pabrik/industri tersebut menggunakan teknologi FMS (Flexible Manufacturing System) dan CAD/CAM (Computer Aided Design/Computer Aided Manufacturing). FMS adalah suatu fasilitas yang mengandung bagian bagian manufaktur (manufacturing cells), dimana tiap tiap bagian mempunyai suatu sistem pemindah bahan yang diinterface dengan komputer. Mesin CNC 2A ada dua yaitu TU-2A dan PU-2A.TU-2A adalah mesin CNC untuk pelatihan (Training Unit) sedangkan PU-2A adalah mesin CNC untuk produksi (Production Unit). Mesin CNC 2A itu sendiri mempunyai dua axis yaitu sumbu x dan z. Prinsip gerakan dasarnya seperti mesin bubut konvensional yaitu gerakan kearah melintang dan horizontal dengan sistem koordinat sumbu x dan z. Prinsip kerjanya yaitu benda kerja dipasang pada cekam bergerak sedangkan alat potong diam. Beberapa mesin CNC yang ada di dunia yaitu mesin EMCO TU CNC-2A buatan Austria, mesin CNC merk Mitsubishi buatan Jerman, mesin CNC merk Jarng Yeong, Young Tech, dan Manfofd buatan Taiwan serta masih banyak lagi buatan negara negara lain. 1.2 Tahap Perencanaan Proses Permesinan Dalam memproduksi benda kerja dengan mesin perkakas CNC dibutuhkan manajemen dan perencanaan yang teliti. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan antara lain : a Gambar teknik yang mencakup geometri secara detail Rancangan benda kerja yang dibuat hendaklah berupa gambar benda kerja dengan ukuran-ukuran dan skala yang presisi. Tanpa adanya gambar rancangan maka pembuatan benda kerja akan sulit dilakukan. b Spesifikasi material perkakas dan benda kerja Pemilihan pahat akan sangat menentukan umur pahat yang akan kita gunakan. Pahat harus lebih keras daripada benda kerjanya untuk menghindari kerusakan pada pahat. c Pemilihan parameter pemotongan Aspek parameter pemotongan akan akan menjadi salah satu factor yang terpenting dalam pemrograman benda kerja. Kesalahan pada pemilihan parameter pemotongan menyebabkan benda kerja yang kita proses menjadi tidak presisi. d Perencanaan urutan permesinan Tidak adanya rencana yang matang dalam menentukan urutan proses permesinan akan membuat sifat dan bentuk benda kerja tidak maksimal. e Pembuatan program komputer/data CNC Penggunaan mesin CNC mengharuskan adanya data berupa manuskrip untuk dimasukkan ke dalam mesin dan diproses. f Pelaksanaan proses permesinan Pada saat proses permesinan benda kerja, mesin harus selalu diawasi. Karena untuk meminimalisir kesalahan dalam proses diperlukan pengawasan dan penanganan khusus. g Pengukuran kualitas produk yang dihasilkan Sebelum dipasarkan produk harus dicek dan diukur kepresisiannya. Jika benda kerja (produk) tidak sesuai dengan yang diinginkan maka diperlukan proses ulang. 1.3 Manfaat Penggunaan Mesin CNC TU 2A Manfaat penggunaan mesin CNC TU 2A yaitu : 1. Manfaat Teoritis Berhubungan dengan penerapan ilmu pengetahuan dari masalah menjadi bahan penelitian dan dapat digunakan sebagai sarana pendidikan dan training 2. Manfaat Praktis Berhubungan langsung dengan pihak yang berkepentingan yaitu objek menjadi bahan objek. Misalnya mesin CNC sebagai produksi unit yang dapat digunakan untuk membuat benda kerja atau komponen yang dapat digunakan sebagai mana mestinya. 1.4 Tujuan Praktikum Praktikum CNC ini diadakan guna menunjang teori yang telah atau sedang diberikan pada mata kuliah mesin perkakas CNC. Tujuan utama dari praktikum ini adalah : a. Untuk mengenal mesin CNC dan mengetahui bagaimana cara menggunakan / mengoperasikan mesin CNC serta sifat-sifatnya . b. Untuk memperoleh pengalaman dalam hal : - Persiapan proses permesinan - Pelaksanaan proses permesinan - Kontrol kualitas dan produk yang dihasilkan c. Mampu membuat program mesin CNC untuk pembuatan geometri suatu komponen d. Mengetahui simulasi gerakan pahat dengan atau tanpa bantuan plotter e. Melatih praktikan untuk menganalisa proses pelaksanaan produksi suatu komponen. BAB II DASAR TEORI 2.1 Bagian Utama dan Spesifikasi Mesin Gambar dibawah ini merupakan gambar dari mesin CNC TU-2A . C:\Documents and Settings\nowo M'08\My Documents\IMG00059.jpgGambar 2.1 Mesin CNC TU-2A Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya Spesifikasi Mesin Perkakas CNC TU-2A Merek : EMCO Jenis : Turning Model : CNC TU-2A Spindel Utama : - putaran : 50-3200 rpm :- daya : 300 watt Jumlah Pahat : 6 biji Kapasitas : - max turning diameter : 36 rpm : - max turning panjang : 40 mm : - distance between centers : 40 mm : - swing over bed : mm Gerakan makan : Jarak sumbu x : 59,99 mm : Jarak sumbu z : 327,60 mm : Feed maksimal : 2-199 inch/mm Ketelitian : 0,01 mm A. Bagian Mekanik 1. Motor Utama Motor utama adalah motor penggerak cekam (chuck) untuk memntar benda kerja. Motor ini adalah motor yang menggunakan arus searah (DC) dengan kecepatan yang variabel. Motor utama dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini. C:\Documents and Settings\nowo M'08\My Documents\IMG00062.jpgGambar 2.2 Motor Utama Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 2. Eretan (support) Eretan adalah gerak persumbuan jalannya mesin untuk mesin bubut CNC TU-2A dibagi menjadi: 1. Eretan memanjang (sumbu z) dengan jarak 0-300 mm 2. Eretan melintang (sumbu x) dengan jarak 0-50 mm Eretan dapat dilihat pada Gambar 2.3 E:\CNC TU 3A\Gambar TU-2A\DSC01927.JPGGambar 2.3 Eretan Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 3. Step Motor Step motor adalah motor penggerak eretan. Masing-masing eretan memiliki step motor sendiri-sendiri yakni penggerak sumbu x dan sumbu z ukuran masing-masing step motor sama. Step motor dapat dilihat pada Gambar 2.4. E:\CNC TU 3A\Gambar TU-2A\DSC01918.JPGGambar 2.4 Step Motor Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 4. Rumah Alat Potong Digunakan untuk menjepit alat potong pada waktu proses pengerjaan benda kerja. Adapun jenis alat yang digunakan dinamakan tool truning.Tool turning ini digerakkan oleh step motor. Sehingga dapat digerakkan secara manual atau terprogram. Rumah alat potong dapat dilihat pada gambar 2.5. E:\CNC TU 3A\Gambar TU-2A\DSC01929.JPGGambar 2.5 Revolver / Tool Turret Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 5. Cekam (Chuck) Digunakan untuk menjepit benda kerja pada waktu proses penyayatan benda kerja berlangsung. Cekam ini dihubungkan langsung dengan spindle utama dengan motor penggerak melalui sabuk chuck dapat dilihat pada Gambar 2.6. C:\Documents and Settings\nowo M'08\My Documents\IMG00061.jpgGambar 2.6 Cekam (Chuck) Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 6. Kepala lepas (Tail Stock) Alat bantu mesin yang digunakan untuk mengerjakan proses kerja sederhana secara manual. Disamping itu juga digunakan untuk menopang atau mendukung ujung benda kerja yang panjang pada proses pembubutan Tail Stock dapat dilihat pada Gambar 2.7. E:\CNC TU 3A\Gambar TU-2A\DSC01919.JPGGambar 2.7 Tailstock Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 7. Meja Mesin (Sliding Bed) Meja mesin berfungsi sebagai papan luncur eretan dari eretan mesin. Untuk itu kebersihannya harus selalu dijaga karena kerusakan dari meja mesin akan sangat mempengaruhi hasil benda kerja. Sliding bed dapat dilihat pada Gambar 2.8. E:\CNC TU 3A\Gambar TU-2A\DSC01920.JPGGambar 2.8 Meja Mesin Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya B. Bagian Pengendali (Kontrol Panel) Berikut ini adalah gambar control panel yang dapat dilihat pada gambar 2.9. Gambar 2.9 Bagian Kontrol mesin CNC TU-2A Keterangan : 1. Saklar Utama Adalah pintu masuk aliran listrik ke control pengendali CNC. Cara kerja saklar utama adalah jika kunci saklar utama diputar ke posisi I, arus listrik masuk ke control CNC. IMG00121-20090430-1344Gambar 2.10 Saklar Utama Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 2. Lampu Kontrol Saklar Utama Sebagai indikator mesin hidup atau mati. Gambar 2.11 Lampu Kontrol Saklar Utama Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 3. Saklar Penggerak Sumbu Utama Saklar yang digunakan unutuk memutar sumbu utama yang dihubungkan dengan rumah alat potong.Saklar ini yang mengatur perputaran sumbu utama sesuai menu yang dijalankan yaitu perputaran manual dan CNC. IMG00124-20090430-1345Gambar 2.12 Saklar Penggerak Sumbu Utama Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 4. Saklar Pengatur Kecepatan Sumbu Utama Saklar ini berfungsi untk mengatur kecepatan putar alat potong pada sumbu utama. Saklar ini berfungsi pada layanan CNC atau manual. Kecepatan putaran sumbu utama berkisar antara 50-3000 rpm, sesuai table putaran pada mesin. IMG00126-20090430-1345 - CopyGambar 2.13 Saklar Pengatur Kecepatan Sumbu Utama Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 5. Penunjuk Jumlah Putaran Sumbu Utama Untuk menunjukkan jumlah putaran yang digunakan. Gambar 2.14 Petunjuk Jumlah Putaran Sumbu Utama Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 6. Saklar Pengatur Asutan Saklar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan gerakan asutan dari eretan mesin. Saklar ini hanya dipergunakan pada pengoperasian mesin secara manual. Kecepatan asutan untuk mesin CNC TU-2A berkisar antara 5-400 mm/menit. IMG00130-20090430-1346Gambar 2.15 Saklar Pengatur Asutan Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 7. Lampu Kontrol Layanan Manual Sebagai indikator kontrol untuk manual. Gambar 2.16 Lampu Kontrol Layanan Manual Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 8. Tombol Koordinat x, z Untuk menggerakkan pahat searah sumbu x dan sumbu z IMG00130-20090430-1346Gambar 2.17 Tombol Koordinat x, z Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 9. Tombol Gerakan Cepat Tombol yang digunakan untuk menggerakkan pahat secara cepat pada pelayanan manual. Gambar 2.18 Tombol Gerakan Cepat Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 10. Sajian Menunjukkan Jalannya Layar yang menunjukkan nilai untuk pengkodean. Gambar 2.19 Sajian Menunjukkan Jalannya Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 11. Tombol Pelayanan CNC atau Manual Tombol yang digunakan untuk mengubah pelayanan yang digunakan dari manual ke CNC atau sebaliknya. Gambar 2.20 Tombol Pelayanan CNC atau Manual Sumber : Laboratorium Otomasi ManufakturTeknik Mesin Universitas Brawijaya 12. Amperemeter Digunakan sebagai display besarnya arus aktual yang dipakai dari motor utama. Fungsi utamanya adalah mencegah beban berlebih pada motor utama. IMG00128-20090430-1345Gambar 2.21 Amperemeter Sumber : Laboratorium Otomasi ManufakturTeknik Mesin Universitas Brawijaya 13. Tombol Emergency Tombol ini digunakan untuk memutus aliaran arus listrik yang masuk ke control mesin. Hal ini dilakukan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat kesalahan yang telah dibuat. IMG00123-20090430-1344Gambar 2.22 Tombol Emergency Sumber : Laboratorium Otomasi ManufakturTeknik Mesin Universitas Brawijaya 14. Tombol Hapus Tombol yang digunakan untuk menghapus masukan kode yang salah. Gambar 2.23 Tombol Hapus Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 15. Tombol Pemindah Sajian Tombol yang digunakan untuk memindahkan tempat sajian kode. Gambar 2.24 Tombol Pemindah Sajian Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 16. Tombol Memori Tombol yang digunakan untuk menyimpan masukan pada memori mesin. Gambar 2.25 Tombol Memori Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 17. Saklar Untuk Memilih Satuan Metric atau Inch Untuk memilih satuan yang digunakan mm atau inch. IMG00127-20090430-1345Gambar 2.26 Saklar Untuk Memilih Satuan Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 2.2 Prinsip Kerja Mesin CNC 2A Sistem pengoprasian dari mesin perkakas NC adalah menggunakan sistem operasi CNC sehingga diperlukan pengenalan kode data untuk menjalankan satu rangkaian perintah. Mesin CNC dapat bekerja secara otomatis atau semiotomatis setelah diprogram terlebih dahulu melalui komputer yang ada. Program yang dimaksud merupakan program membuat benda kerja yang telah direncanakan atau dirancang sebelumnya. Sebelum benda kerja tersebut dieksikusi atau dikerjakan oleh mesin CNC, sebaikanya program tersebut di cek berulang-ulang agar program benar- benar telah sesuai dengan bentuk benda kerja yang diinginkan, serta benar-benar dapat dikerjakan oleh mesin CNC. Pada mekanisme mesin CNC TU 2A mempunyai prinsip gerakan dasar seperti mesin bubut konvensional, yaitu gerakan kea rah melintang dan ke arah horinzontal dengan sitem koordinat sumbu x dan sumbu z. prinsip kerja mesin bubut CNC TU-2A juga sama dengan mesin bubut konvensional yaitu benda kerja yang dipasang pada cekam bergerak, dan alat potong diam. Untuk memperjelas fungsi sumbu dapat dilihat pada gambar dibawah ini, . Sumbu x untuk arah gerakan melintang (0 59,99 mm) . Sumbu z untuk arah gerakan horizontal (0 327,60 mm) Prinsip Kerja CNC-2A.jpgGambar 2.27 Mekanisme arah gerakan CNC 2A Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 2.3 Sistem Koordinat Mesin CNC 2A Sistem koordinat mesin CNC 2A menggunakan system koordinat kartesius, yang terdiri dari koordinat mutlak (absolut) dan koordinat relatif (inkremental). a. Koordinat kartesius mutlak (absolut) Metode dimana titik referensinya tetap, yaitu suatu titik dijadikan referensi untuk semua koordinat. Titik X Z P1 -2 0 P2 -2 -2 P3 -4 -2 P4 -4 -4 P5 -2 -6 Gambar 2.28 Pembacaan letak titik dan pergerakan pahat dengan koordinat absolut Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya b. Koordinat Kartesius Relatif Metode pemrograman dimana titik referensinya selalu berubah, yaitu titik aktif yang dituju menjadi titik referensi baru untuk koordinat selanjutnya. Titik X Z P1 -2 0 P2 0 -2 P3 -2 0 P4 0 -2 P5 2 -2 Gambar 2.29 Pembacaan letak titik dan pergerakan pahat dengan koordinat Inkremental Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 2.4 Perintah Perintah Pemrograman 1. Fungsi G, format blok G (going) bertujuan agar mesin mempersiapkan diri untuk melaksanakan perintah perintah tertentu. Macam macam fungsi G : . G 00 : Gerakan cepat .N/ G 00 / x / z . . G 01 : Interpolasi lurus .N/ G 01 / x / z / F. . G 02 : Interpolasi melingkar/arah ke kanan .N/ G 02 / x / z / F. . G 03 : Interpolasi melingkar/arah ke kiri .N/ G 03 / x / z / F. . G 04 : Waktu tinggal diam .N/ G 04 / x . . G 21 : Blok kosong .N/ G 21. . G 24 : Pemrograman radius .N/ G 24. . G 25 : Pemanggilan sub program .N/ G 25 / L. . G 27 : Perintah melompat .N/ G 27 / L. . G 33 : Pemotongan ulir .N/ G 33 / z / k. . G 64 : Motor asutan tak berarus .N/ G 64. . G 65 : Pelayanan kaset .N/ G 65. . G 66 : Pelayanan RS 232 .N/ G 66. . G 73 : Siklus pemboran dengan pemutusan tatal .N/ G 73 / z / F. . G 78 : Siklus penguliran .N/ G 78 / x / z / k. . G 81 : Siklus pemboran .N/ G 81 / z / F. . G 82 : Siklus pemboran dengan tinggal diam .N/ G 82 / z / F. . G 83 : Siklus pemboran dengan penarikan .N/ G 83 / z / F. . G 84 : Siklus pembubutan memanjang .N/ G 84 / x / z / F/H. . G 85 : Siklus pereameran .N/ G 85 / z / F. . G 86 : Siklus pengeluaran .N/ G 86 / x / z / F/ H. . G 88 : Siklus pembubutan melintang .N/ G 88 / x / z / F/ H. . G 89 : Siklus pereameran dengan tinggal diam .N/ G 89 / z / F. . G 90 : Pemrograman harga absolute .N/ G 90. . G 91 : Pemrograman harga incremental .N/ G 91. . G 92 : Pencatatan penetapan .N/ G 92 / x / z . . G 94 : Asutaan dalam mm/min. .N/ G 94. . G 95 : Asutan dalam mm/rev. .N/ G 95. 2. Fungsi M, format blok M (Miscelleaneous) kode kontrol mesin secara keseluruhan sehingga itu untuk berhenti, mulai, menyalakan pendingain, dll. Sedangkan kode lain yang berkaitan dengan jalan yang dilalui oleh alat pemotong. Peralatan mesin yang berbeda dapat menggunakan kode yang sama untuk melakukan fungsi yang berbeda. Macam macam fungsi M : . M 00 : Berhenti terprogram .N/ M 00. . M 03 : Sumbu utama searah jarum jam .N/ M 03. . M 05 : Sumbu utama berhenti .N/ M 05. . M 06 : Perhitungan panjang pahat .N/ M 06/ x / z / T. . M 17 : Akhir sub program .N/ M 17. . M 30 : Akhir program .N/ M 30. . M 98 : Kompensasi kelonggaran secara otomatis .N/ M 98/ x / z . . M 99 : Parameter lingkaran .N/ M 99/ i./ k. 3. Tanda-Tanda Alarm . A 00 : Salah perintah G, M . A 01 : Salah radius (M 99) . A 02 : Salah harga x . A 03 : Salah harga F . A 04 : Salah harga z . A 05 : Kurang perintah M 30 . A 06 : Jumlah putaran sumbu utama terlalu tinggi . A 08 : Akhir pita pada perekaman . A 09 : Pemrograman tidak ditemukan . A 10 : Pemrograman kaset . A 11 : Salah memuat . A 12 : Salah pengecekan . A 13 : Pengalihan inchi/mm dengan memori penuh . A 14 : Salah satuan jalan pada program terbaca . A 15 : Salah harga H . A 17 : Salah sub program . Tombol Pendukung . H/C : Memindahkan fungsi manual ke CNC atau sebaliknya . INP : Menyimpan data pada memori mesin . DEL : Menghapus data 1 kotak untuk mengganti . REV : Kursor kembali ke nomor blok diagram sebelumnya . FWD : Kursor menuju ke nomor blok diagram berikutnya . (-) : Memasukkan data negatif dan sebagai tombol misscleaner . (.) : Memindah kursor . Tombol Kombinasi + = Menyisipkan 1 baris blok program INP DEL + + + = Meng = Menghapus 1 baris blok program REV INP + = Menghapus kembali ke awal program INP FWD + = Eksekusi program berhenti sementara ANGKAA FWD + = Mengubah posisi pahat + = Menghapus program keseluruhan DEL INP + = Menghapus alarm REV INP 2.5 Penentuan Parameter Permesinan a. Kecepatan pemotongan V = dimana : n = putaran spindle (Rpm) d = diameter benda kerja (mm) b. Kedalaman pemotongan dimana : D = diameter awal benda kerja (mm) t = d = diameter akhir benda kerja (mm) c. Asutan dalam mm/putaran F = n .f dimana : f = asutan (mm/putaran) d. Machining time dimana : L = panjang pembubutan (mm) Tm = i = jumlah pemotongan s = feed motion (mm/rev) e. Jumlah pemotongan i = dimana : t = kedalaman pemotongan t = depth of cut Penentuan parameter di atas juga dilakukan dengan membaca grafik pada contoh berikut: 1. Mendapatkan jumlah putaran, dengan mengetahui : - Diameter benda kerja - Kecepatan potong yang dianjurkan Dari grafik dibawah maka dapat dipilih jumlah putarannya : Contoh : Diameter benda kerja : 40 mm Kecepatan potong : 150 m/menit Jumlah putaran : 1200 rpm Grafik 2.1 Hubungan Antara Jumlah Putaran, Diameter Benda Kerja dan Cutting Speed Sumber : Buku Petunjuk Praktikum CNC Programing 2. Mendapatkan kecepatan asutan dalam mm/menit dengan mengetahui - Diameter benda kerja - Ketentuan asutan dalam putaran /menit Dari grafik dibawah maka dapat dipilih asutan dalam mm/menit : Contoh : Jumlah putaran : 1200 putaran/menit Asutan : 0.06 mm/putaran Kecepatan asutan : 70 mm/menit Grafik 2.2 Grafik Hubungan Antara Asutan, Jumlah Putaran Sumbu Utama Dan Kecepatan Asutan Sumber: Buku Petunjuk Praktikum CNC Programing 2.6 MacamMacam Pahat CNC 2A Macam macam pahat yang digunakan dalam mesin bubut CNC TU-2A adalah sebagai berikut : 1. Pahat Kanan Pahat ini digunakan karena bentuk geometri benda tersebut memungkinkan pahat kanan bisa mengerjakan hampir sebagian besar proses pengasutan. Pahat kanan berfungsi sebagai proses pembubutan memanjang, melintang, dan menyudut. IMG-20120509-00115Gambar 2.30 Pahat Kanan Dilihat Dari Loop Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 2. Pahat Grooving / Potong Pahat ini digunakan karena ada bentuk benda kerja yang membutuhkan proses grooving/membuat lubang. Description: C:\Users\user\Downloads\Compressed\Attachments_2012_04_11\IMG00680-20120409-1901.jpgGambar 2.31 Pahat Potong Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya 3. Pahat Ulir Pahat ini digunakan untuk membuat ulir , baik ulir tunggal maupun ganda. Bentuk pahat ulir harus sesuai dengan bentuk ulir yang diinginkan. C:\Users\mardi\Documents\tugas kuliah\CNC 03\Untitled.pngGambar 2.32 Pahat Ulir Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Persiapan Praktikum Sebelum praktikum, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan disiapkan agar pelaksanaanya berjalan lancar : 1. Menyiapkan manuskrip program dan program harus sudah benar agar pada saat pengetikan program tidak memakan waktu yang lama. 2. Menyiapkan alat bantu berupa alat tulis, kalkulator, dll. 3. Menyiapkan kaset untuk menyimpan program 4. Menyiapkan benda kerja. 5. Memeriksa kondisi mesin CNC. 6. Menyiapkan jangka sorong. 3.2 Prosedur Permesinan 1. Pelayanan RS-232 a. Proses dikomputer. 1. Masukkan kaset. 2. Hubungkan kabel Rs-232 antara CPU dan mesin CNC yang akan digunakan. 3. Nyalakan komputer/CNC. 4. Ketik DIR. 5. Ketik SER IN. 6. Memberi nama program. b. Proses di CNC. 1. CNC mode 2. Tekan 3. Tekan 4. Tekan 5. Tekan c. Memanggil program. 1. Masukkan kaset. 2. Hubungkan kabel Rs-232 antara CPU dan mesin CNC yang akan digunakan. DEL 6 5 INP FWD 3. Nyalakan komputer/CNC. 4. Ketik DIR. 5. Pilih jenis program. 6. Ketik SER OUT. 2. Pengeplotan Pengeplotan berfungsi untuk mengetahui apakah gerakan pahat atau pemotongan sudah sesuai dengan gambar yang direncanakan. Langkah langkah pengeplotan: 1. Catat waktu mulai 2. Pilih operasi ke manual, tekan H/C 3. Gerakan tool turret keposisi pada pemasangan plotter untuk eksekusi program 4. Pasang tangkai plotter dan atur posisi pena serta kertas 5. Tempelkan atau posisikan plotter pada saat start point 6. Pilih CNC mode, ganti feed menjadi >200 7. Panggil program dari kaset 8. Atur putaran spindle 9. Mulailah eksekusi program dengan plotter, tekan Start 10. Lakukan pengeplotan hingga selesai 11. Catat waktu mulai 12. Konsultasikan hasilnya dengan asisten 3. Setting Pahat dan Benda Kerja a. Setting setting tool off set : Setting pahat dilakukan dengan tujuan agar mengetahui nilai kompensasi pahat. Pada saat proses eksekusi menggunakan 3 buah pahat masing-masing memiliki posisi yang berbeda pada tool turret, untuk melakukannya digunakan bantuan loop. Setting pahat dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Catat waktu mulai set-up 2. Pilih operasi ke manual tekan H/C 3. Pastikan turret hingga kedudukannya aman untuk pemasangan pahat 4. Pasang pahat pada tool turret sesuai dengan urutan proses 5. Posisikan turret sedemikian rupa sehingga ada ruang untuk memasang loop 6. Pilih pahat referensi pada turret 7. Dekatkan turret mendekati loop dan amati hingga kedudukan pahat tepat pada salip sumbu 8. Untuk pahat referensi, harga X dan Z adalah 0 (dengan jalan DEL dan H/C ditekan 2 kali) 9. Untuk pahat lain catat harga X dan Z untuk kemudian masukkan kedalam program, lakukan hingga pahat di set-up semua 10. Setelah selesai, lepasakan loop 11. Catat akhir waktu set-up b. Setting Start Point Tool Setting start point tool atau setting benda kerja dilakukan untuk menenetukan titik nol pahat terhadap pada benda kerja, langkah-langkah pada setting benda kerja adalah: 1. Catat waktu mulai set-up 2. Pilih operasi ke manual, tekan H/C 3. Posisikan turret hingga kedudukannya aman untuk pemasangan pahat (agak menjauh dari chuck) 4. Posisikan benda kerja pada chuck hingga benar 5. Pilih pahat referensi untuk pertama kali proses 6. Gerakkan tool turret ke arah benda kerja 7. Sentuhkan ujung tool ke arah X facing memakan sedikit kemudian tekan DEL masukkan nilai benda 8. Sentuhkan ujung tool ke arah Z memanjang dari permukaan benda kerja kemudian DEL 9. Tool pada bagian X dan Z di posisikan pada start point (sesuai 692 pada line number 000) 10. Setting start point selesai 11. Catat waktu selesai 4. Dry Run Proses dry run bertujuan untuk mengetahui seberapa aman gerakan pahat dalam melakukan proses eksekusi yang dilakukan tanpa benda kerja, dry run dapat dilakukan dengan : 1. Mencatat waktu mulai 2. Pilih operasi ke manual tekan H/C 3. Posisikan tool turret agak menjauh dari chuck untuk pemasangan benda kerja 4. Pasanglah benda kerja pada chuck hingga benar 5. Pilih paket referensi untuk pertama kali proses 6. Gerakkan tool turret ke arah benda kerja 7. Ujung tool di sentuhkan ke arah facing (memakan sedikit) kemudian DEL 8. Ujung tool di sentuhkan ke arah memanjang permukaan benda kerja (memakan sedikit) kemudian tekan DEL 9. Posisikan tool pada harga X dan Z pada start point (sesuai dengan program line number 000) 10. Lepaskan benda kerja dari chuck 11. Aturlah putaran spindle 12. Pilih operasi spindle 13. Panggil program dari kaset ganti feed dengan >200 14. Mulailah eksekusi program dry run dan amati gerakan tool 15. Catat waktu selesai 5. Eksekusi Program Setelah eksekusi program dengan dry run selesai dan benar maka pasanglah benda kerja pada chuck, kemudian : 1. Catat waktu mulai 2. Setting start point tool 3. Pilih operasi ke CNC tekan H/C 4. Atur putaran spindle feed 5. Tanggan di posisikan pada INP + FWD dan ujung yang lain ditempat EMERGENY STOP 6. Eksekusi dimulai tekan START 7. Arus dicatat 8. Setelah eksekusi, turret di jauhkan dari benda kerja 9. Lepaskan benda kerja dari chuck 10. Catat waktu selesai 11. Konsultasikan dengan dosen atau asisten tentang hasil praktikum