dasar teori abah tmbahan.docx

6
Titik asap adalah temperatur ketika minyak atua lemak pada kondisi tertentu menguapkan sejumlah senyawa volatil yang memberikan penampakan asap yang jelas. Istilah ini biasanya digunakan dalam bidang kuliner untuk menentukan jenis minyak yang tepat untuk proses tertentu. Konsentrasi senyawa volatil dalam minyak mencakup air, asam lemak bebas, dan produk hasil degradasi oksidasi. Temperatur yang menyebabkan minyak terdekomposisi tidak termasuk titik asap. Lebih tinggi dari titik asap akan menuju ke titik nyala di mana uap dari minyak akan bercampur dengan udara dan membentuk api . Titik asap dari satu jenis minyak dapat bervariasi tergantung asal bahan dan derajat kemurniannya. [1] Titik asap cenderung meningkat ketika kadar asam lemak bebas berkurang dan derajat kemurnian bertambah. [2] [3] Memanaskan minyak akan menghasilkan asam lemak bebas dan seiring waktu pemanasan jumlah asam lemak bebas akan terus bertambah. Asam lemak bebas di dalam tubuh hanya mampu terikat dan ditransportasikan dalam darah oleh protein albumin dalam darah sehingga metabolismenya amat tergantung pada kadar albumin dalam darah. aktivitas menggoreng berkali-kali dengan minyak yang sama dapat mempercepat kerusakan minyak goreng, [4] sehingga minyak goreng disarankan untuk tidak digunakan lebih dari dua kali. [1] Minyak/lemak Tingkat kemurnian Titik asap Minyak almond 420°F 216°C Minyak apokat Un-Refined, Virgin 375- 400°F 190- 204°C Minyak apokat Refined 520°F 271°C Mentega 250– 300°F 121– 149°C Minyak kanola Expeller Press 375- 450°F [5] 190- 232°C Minyak kanola High Oleic 475°F 246°C Minyak kanola Refined 400°F 204°C [1] Minyak jarak Refined 392°F 200°C [6] Minyak kelapa Virgin 350°F [7] 177°C

description

titik asap

Transcript of dasar teori abah tmbahan.docx

Page 1: dasar teori abah tmbahan.docx

Titik asap adalah temperatur ketika minyak atua lemak pada kondisi tertentu menguapkan sejumlah senyawa volatil yang memberikan penampakan asap yang jelas. Istilah ini biasanya digunakan dalam bidang kuliner untuk menentukan jenis minyak yang tepat untuk proses tertentu. Konsentrasi senyawa volatil dalam minyak mencakup air, asam lemak bebas, dan produk hasil degradasi oksidasi. Temperatur yang menyebabkan minyak terdekomposisi tidak termasuk titik asap. Lebih tinggi dari titik asap akan menuju ke titik nyala di mana uap dari minyak akan bercampur dengan udara dan membentuk api.

Titik asap dari satu jenis minyak dapat bervariasi tergantung asal bahan dan derajat kemurniannya.[1] Titik asap cenderung meningkat ketika kadar asam lemak bebas berkurang dan derajat kemurnian bertambah.[2][3] Memanaskan minyak akan menghasilkan asam lemak bebas dan seiring waktu pemanasan jumlah asam lemak bebas akan terus bertambah. Asam lemak bebas di dalam tubuh hanya mampu terikat dan ditransportasikan dalam darah oleh protein albumin dalam darah sehingga metabolismenya amat tergantung pada kadar albumin dalam darah. aktivitas menggoreng berkali-kali dengan minyak yang sama dapat mempercepat kerusakan minyak goreng,[4] sehingga minyak goreng disarankan untuk tidak digunakan lebih dari dua kali. [1]

Minyak/lemak Tingkat kemurnian Titik asapMinyak almond 420°F 216°CMinyak apokatUn-Refined, Virgin 375-400°F 190-204°CMinyak apokatRefined 520°F 271°C

Mentega 250–300°F 121–149°CMinyak kanolaExpeller Press 375-450°F[5] 190-232°CMinyak kanolaHigh Oleic 475°F 246°CMinyak kanolaRefined 400°F 204°C[1]

Minyak jarakRefined 392°F 200°C[6]

Minyak kelapa Virgin (Unrefined) 350°F[7] 177°CMinyak kelapa Refined with stabilizers 450°F 232°CMinyak jagung Unrefined 352°F 178°C[6]

Minyak jagung Refined 450°F 232°C[1]

Minyak biji kapas 420°F 216°C[1]

Minyak biji flax Unrefined 225°F 107°CMinyak samin 485°F 252°C

Minyak biji anggur 420°F 216°CMinyak hazelnut 430°F 221°C

Minyak hemp 330°F 165°CMinyak babi 390°F 192°C

Minyak makadamia 413°F 210°CMinyak mustard 489°F 254°C

Minyak zaitun Extra virgin 375°F 191°CMinyak zaitun Virgin 391°F 199°C[6]

Minyak zaitun Pomace 460°F 238°C[1]

Page 2: dasar teori abah tmbahan.docx

Minyak/lemak Tingkat kemurnian Titik asapMinyak zaitun Extra light 468°F 242°C[1]

Minyak zaitun Extra virgin, low acidity 405°F 207°CMinyak sawitDifractionated 455°F 235°C[8]

Minyak kacang tanah Unrefined 320°F 160°CMinyak kacang tanah Refined 450°F 232°C[1]

Minyak bekatul 490°F 254°CMinyak kesumba Unrefined 225°F 107°CMinyak kesumba Semirefined 320°F 160°CMinyak kesumba Refined 510°F 266°C[1]

Minyak wijen Unrefined 350°F 177°CMinyak wijen Semirefined 450°F 232°C

Minyak kedelaiUnrefined 320°F 160°CMinyak kedelaiSemirefined 350°F 177°CMinyak kedelaiRefined 460°F 238°C[1]

Minyak biji bunga matahari Unrefined 225°F 107°CMinyak biji bunga matahari Semirefined 450°F 232°CMinyak biji bunga matahari Refined 440°F 227°C[1]

Minyak biji bunga matahari High oleic, Unrefined 320°F 160°CTallow 420°F 215°C

Minyak biji teh 485°F 252°CShortening nabati 360°F 182°C

Minyak walnut Unrefined 320°F 160°CMinyak walnut Semirefined 400°F 204°C

http://id.wikipedia.org/wiki/Titik_asap

3.2.5 KerosinTrayek didihnya 205 – 260 oC, mempunyai flash point diatas 25 oC, banyak digunakan untuk penerangan lampu. Terdiri dari senyawa hidrokarbon jenuh, harus bebas dari aromatik dan hidrokarbon tak jenuh dan sebaiknya dengan kandungan sulfur serendah mungkin. Struktur molekul hidrokarbon terdiri dari C12 – C16 per molekulnya. Disamping hidrokarbon jenuh, mengandung pula senyawa – senyawa sebagai berikut : tetrahidro naphtalena, disikloparafin, indan tersubstitusi yaitu gabungan antara aromatik dengan siklo, naphtalena yaitu aromatik di inti, dan biphenyl yaitu dua inti aromatik terisolasi ( Mudjirahardjo, 2003 ). Salah satu sifat yang terpenting bagi kerosin adalah bahwa kerosin harus dapat memberikan intensitas terang nyala yang tinggi dan sedikit mungkin memberikan asap yang dapat mengganggu lingkungan. Titik asap ialah tinggi nyala maksimum dalam milimeter dimana kerosin yang dibakar dengan menggunakan lampu uji baku tidak memberikan asap. Makin tinggi titik asap,makin baik mutu kerosin. Asap yang timbul pada pembakaran kerosin disebabkan oleh senyawa aromat ( Sulistiowati, 2005 ).

http://kimia-campur.blogspot.com/2009/09/laporan-kerja-praktek-studi-eksperimen.html

Page 3: dasar teori abah tmbahan.docx

B. KerosinMinyak tanah atau kerosin merupakan cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar dan memiliki titik didih antara 200 °C dan 300 °C. Minyak tanah atau disebut juga parafin. Minyak tanah banyak digunakan untuk lampu minyak dan kompor, sekarang banyak digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Kerosen dikenal sebagai RP-1 digunakan sebagai bahan bakar roket. Pada proses pembakarannya menggunakan oksigen cair. Kerosin didestilasi langsung dari minyak mentah dan memerlukan pengendalian khusus dalam sebuah unit Merox atau hydrotreater untuk mengurangi kadar belerang dan perkaratan. Kerosene dapat juga diproduksi oleh hydrockraker, yang digunakan untuk meningkatkan bagian dari minyak mentah yang cocok untuk bahan bakar minyak.Minyak tanah sifatnya berada antara minyak gas dan bensin.Sifat fisik minyak tanah :Titik didih : 175-284 0Cberat jenis : 0,7-0,83Minyak bumi biasanya mengandung 5-25% minyak tanah, sedangkan dalam minyak tanah mengandung senyawa-senyawa seperti parafin, naften, aromatik, dan senyawa belerang. Jumlah kandungan komponen senyawa dalam minyak tanah akan mempengaruhi sifat-sifat minyak tanah. Sifat-sifat yang harus dimiliki minyak tanah adalah : titik nyala, titik asap, kekentalan, kadar belerang, sifat pembakaran serta bau dan warna yang khas. Proses pengolahan minyak tanah :a. Pencucian dengan asam sulfatPada pengolahan minyak tanah dilakukan pencucian dengan asam sulfat, untuk mengetahui kadar belerang dan kandungan senyawa yang membentuk kerak pada sumbu serta warna. Proses ini dilakukan dengan cara penambahan asam sulfat sampai 5 X, setelah dipisahkan kemudian dicuci dengan soda dan air.b. Proses AdeleanuProses ini pada prinsipnya hanya ekstraksi senyawa aromatik menggunakan belerang dioksida.Pemakaian terpenting dan sifat fisik kerosin antara lain:1. Minyak LampuKerosin sebagai minyak lampu dihasilkan dengan jalan penyulingan langsung, sifat-sifatn yang harus diperhatikan bila kerasin digunakan sebagai minyak lampu adalah :a. WarnaKerosin dibagi dalam berbagai kelas warna:- Water spirit (tidak berwarna)- Prime spirit- Standar spiritDi India, pemakai di pedalaman tidak mau membeli kerosin putih karena mengira ini adalah air dan mengira hanya yang berwarna kuning atau sawo matang saja yang dapat membakar dengan baik.

b.Sifat bakarNyala kerosin tergantung pada susunan kimia dari minyak tanah :- Jika mengandung banyak aromatik maka apinya tidak dapat dibesarkan karena apinya mulai berarang.- Alkana-alkana memiliki nyala api yang paling baik.

Page 4: dasar teori abah tmbahan.docx

- Sifat bakar napthen terletak antara aromatik dan alkana.

c. ViskositasMinyak dalam lampu kerasin mengalir ke sumbu karena adanya gaya kapiler dalam saluran-saluran sempit antara serat-serat sumbu. Aliran kerosin tergantung pada viskositas yaitu jika minyak cair kental dan lampu mempunyai tinggi-naik yang besar maka api akan tetap rendah dan sumbu menjadi arang (hangus) karena kekurangan minyak.

d.Kadar belerangKerugian yang disebabkan bila kadar belerang terlalu tinggi, adalah :- Memberikan bau yang tidak enak dari gas-gas yang dihasilkan.- Mengakibatkan korosi dari bagian-bagian logam, seperti rusaknya silinder silinder yang disebabkan oleh asam yang mengembun pada didnding silinder.

2. Bahan bakar untuk pemanasan untuk memasakMacam-macam alat pembakar kerosin:- Alat pembakar dengan sumbu gepeng: baunya tidak enak.- Alat pembakar dengan sumbu bulat: mempunyai pengisian udara yang dipusatkan.

3. Bahan bakar motorMotor-motor yang menggunakan kerosin sebagai bahan bakar adalah :- Alat-alat pertanian (traktor).- Kapal perikanan.- Pesawat penerangan listrik kecil.Motor ini selain memiliki sebuah karburator juga mempunyai alat penguap untuk kerosin. Motor ini jalannya dimulai dengan bensin dan dilanjutkan dengan kerosin kalau alat penguap sudah cukup panas. Motor ini akan berjalan dengan baik bila kadar aromatik di dalam bensin tinggi.

4. Bahan pelarut untuk bitumenKerosin jenis white spirit sering digunakan sebagai pelarut untuk bitumen aspal.

5. Bahan pelarut untuk insektisidaBubuk serangga dibuat dari bunga Chrysant (Pyerlhrum cinerarieotollum) yang telah dikeringkan dan dihaluskan, sebagai bahan pelarut digunakan kerosin. Untuk keperluan ini kerasin harus mempunyai bau yang enak atau biasanya obat semprot itu mengandung bahan pengharum.

http://lustyyahulfa.blogspot.com/2011/03/tentang-kerosin.html