DASAR – DASAR PENDIDIKAN

download DASAR – DASAR PENDIDIKAN

of 19

Transcript of DASAR – DASAR PENDIDIKAN

DASAR DASAR PENDIDIKANPENDIDIKAN SEUMUR HIDUP (LIFELONG EDUCATION)

KELOMPOK II

M.Bahtiar Fajri Adi Surya Irawan Khomsatullayli Hidayati Rona Ayu Ananda Rifna Fitria Aftinia Mega Sari Trismianti Hardina D.N.

102084024 102084016 102084041 092613204 102084207 102084014 102084212 102084216

KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP PENGERTIAN DASAR TUJUAN CONTOH DALAM KEHIDUPAN ANALISIS DAN PENDAPAT KELOMPOK

PENGERTIAN

Asas pendidikan seumur hidup merumuskan bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses berkelanjutan yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia.

Berdasarkan kepada pengertian pendidikan itu sendiri adalah suatu proses yang mengandung unsur-unsur pengajaran, latihan, bimbingan dan pimpinan dengan tumpuan khas kepada pemindahan berbagai ilmu, nilai agama dan budaya serta kemahiran yang berguna untuk diaplikasikan oleh individu (pengajar atau pendidik) kepada individu yang memerlukannya, maka aspek-aspek yang tercakup dalam proses pendidikan tersebut berlangsung sepanjang hidup seorang individu, tanpa ada pengecualian. Proses ini tidak akan berhenti sebelum akhir hayat seorang individu.

DASAR TEORITIS / RELIGIOUS PENDIDIKAN SEUMUR HIDUPKonsep pendidikan seumur hidup ini awal mulanya dikemukakan oleh filsuf dan pendidik Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend melalui bukunya An Introduction to Life Long Education. Menurut John Dewey pendidikan itu menyatu dengan hidup, oleh karena itu pendidikan terus berlangsung sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak pernah berakhir.Konsep pendidikan yang tidak terbatas ini juga berada dalam pondasi kehidupan beragama setiap manusia di dunia. Tuhan Yang Maha Esa memerintahkan setiap umat NYA untuk menuntut ilmu sejak saat dilahirkan sampai masa dimana kita kembali ke hadirat NYA.

DASAR YURIDIS PENDIDIKAN SEUMUR HIDUPKonsep pendidikan hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan melalui kebijakan negara yaitu melalui : A. Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO. IV/MPR/1978 tentang GBHN menetapkan prinsip-prinsip pembangungan nasional, antara lain : ~ Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (Arah Pembangunan Jangka Panjang) ~ Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga (rumah tangga), sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah (Bab IV GBHN Bagian Pendidikan).

B. UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 4 sebagai berikut : "Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan". C. Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, penegasan tentang pendidikan seumur hidup, dikemukakan dalam Pasal 10 Ayat (1) yang berbunyi : "penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu pendidikan luar sekolah dalam hal ini termasuk di dalamnya pendidikan keluarga, sebagaimana dijelaskan pada ayat (4), yaitu : "pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan".

TUJUAN PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP Tujuan pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup : 1. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin. 2. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajar jika berlangsung seumur hidup.

CONTOH PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI

DASAR

Pembahasan tentang konsep pendidikan seumur hidup ini akan diuraikan dalam dua bagian yaitu : 1. Dasar Teoritis & Religious 2. Dasar Yuridis

BENARKAH PENDIDIKAN BERLANGSUNG SEUMUR HIDUPPendidikan ... jelas berlangsung seumur hidup. Selama hidup, sejak Allah SWT meniupkan Roh kepada janin, hingga seseorang akan masuk ke liang kubur, pendidikan selalu menyertai. Karena, pada dasarnya pendidikan adalah kehidupan itu sendrii. Ini adalah keyakinan yang diajarkan oleh John Dewey: "Education is not preparation for life; education is life itself. Anda tidak percaya? Apakah Anda tidak merasakannya? Sebagai contoh, seorang bayi yang belum dapat merangkak dibiarkan beberapa saat di suatu tempat. Kemudian anak itu tampak merasa tidak aman. Mungkin ada semut, atau disitu dia kepanasan. Sebenarnya bayi itu sudah saatnya merangkak. Eh bayi tengkurap, tangan dan kakinya bergerak-gerak, kepalanya nengok ke kiri dan ke kanan. Karena tidak ada orang, dia tahu-tahu merangkak. Siapa yang mengajarinya? Hidupnya telah mendidiknya. Bagaimanapun pendidikan yang spontanitas itu tidak optimal. Oleh sebab itulah, untuk mengoptimalkan pendidikan, orang berusaha mengadakan berbagai macam pendidikan, mulai dari pendidikan janin yang terkenal sebagai pendidikan pralahir atau prenatal. Nah selama hidup, sebaiknyalah kita selalu belajar, agar hidup ini menjadi lebih baik. Sebagai guru, tak kurang-kurangnya kita belajar, agar modal kita untuk mengajar sesuai dengan keperluan peningkatan pembelajaran terhadap anak didik kita. Dewasa ini kita ditugasi untuk menyusun persiapan mengajar dari pemetaan standar kompetensi dan kompetensi dasar, penyusunan silabus KTSP, RPP berkarakter, termasuk bank soal dan sebagainya. Sekarang coba kita ingat-ingat kembali sewaktu kecil. Kita belajar berjalan dan bicara. Siapapun yang menjadi gurunya, proses belajar berlangsung terus. Mungkinkah belajar dari si kecil itu alami? Maksudnya spontanitas belajar sendiri? Seperti contoh di atas tentang bayi yang merangkak tiba-tiba. Nah bagaimana dengan janin dalam kandungan seorang ibu? Apakah terjadi pula proses belajar? Anda ragu? Mengapa Anda ragu? Tidak mungkinkah proses belajar terjadi pada janin? Seorang ibu mengatakan bahwa janinnya tambah besar, suatu saat ibu itu menjelaskan ke suaminya kalau janinnya sedang belajar. Sang suami manggut-manggut, namun sambil tersenyum tampak ragu akan pernyataan istrinya. Si istri tanggap, kemudian tangan sang suami ditempelkan ke perutnya. Suaminya ketawa-tawa, kemudian terkejut dan berkata bahwa dia ditendang oleh si janin. Apakah ini berarti bahwa si janin merasakan bahwa itu tangan ayahnya yang tidak percaya bahwa dia sedang belajar? Eh ... mungkin dia ingin mendukung pernyataan ibunya, ditendangnya tangan si ayah. Ha .. ha .. ha. Benarkah itu? Seorang nenek geleng-geleng ketika si kakek menawari sesuatu, walaupun si kakek menjelaskannya dengan serius sampai manggut-manggut. Kemudian si nenek merespon dengan senyum dan dengan hati-hati memberi penjelasan pada si kakek. Apakah dalam ha ini terjadi proses belajar? Benarkah si nenek belajar untuk memahami penjelasan si kakek? Apakah demikian pula yang terjadi pada si kakek? Sudah percayakah Anda bahwa pendidikan terjadi sejak janin hingga mau masuk ke liang kubur? Masih banyak contoh-contoh lain untuk menguatkan argumen di atas.

Dari artikel tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa intinya adalah proses pendidikan itu berlangsung seumur hidup, dari mulai bayi yang baru dilahirkan hingga tahap di mana manusia menutup mata. Proses pendidikan seumur hidup sendiri terjadi di dalam keseharian kehidupan manusia, tanpa disadari atau disadari sekalipun, proses ini terjadi dan mempengaruhi kehidupan manusia ke arah perkembangan perilaku atau pemikirannya. Proses pendidikan seumur hidup ini bukan hanya terjadi dalam konteks pendidikan secara formal, misalnya pendidikan di dalam institusi khusus (sekolah, madrasah) atau pelatihan-pelatihan diri secara formil. Tapi pendidikan seumur hidup juga terjadi di dalam konteks yang bisa dikatakan informal dan lebih ke arah pembentukan karakter, misalnya : ibu yang mengajarkan anaknya untuk berperilaku baik ketika bertamu. Memang pada dasarnya pendidikan tidak hanya mengacu kepada penyuntikan pengetahuan untuk otak tapi juga juga pembetukan perilaku, karakter yang lebih baik.

ANALISIS & PENDAPAT KELOMPOK PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP Pendidikan seumur hidup merupakan proses di mana pendidikan itu berlangsung secara terus-menerus dan dimulai sejak seorang individu dilahirkan sampai akhir hayatnya. Pendidikan seumur hidup sendiri sudah diatur dan berdasar kepada konstitusi negara republik Indonesia, artinya bahwa setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan selama mereka masih ada di dunia ini. Namun bukan hanya negara Indonesia yang memberikan hak istimewa ini, negara-negara lain di planet ini juga mempunyai pemikiran tersendiri mengenai konsep pendidikan seumur hidup ini, tentunya dengan tidak memungkiri kalau setiap manusia berhak dididik dan proses pendidikan itu tidak berhenti sampai akhir hayat manusia.

Namun, konsep mengenai pendidikan yang tercantum dalam dasar negara mungkin akan diafsirkan kepada pendidikan yang beraspek formal secara sekilas. Namun sesungguhnya pendidikan itu tidak melulu hanya terjadi di konteks formal, artinya pendidikan itu bisa terjadi dimana saja dan dalam lingkup kehidupan yang luas. Kita mengenal pendidikan karakter, kebiasaan, dan pendidikan akhlak serta pendidikan pendidikan yang lain, dan kebanyakan bentuk pendidikan seperti itu tidak diajarkan di dalam institusi penyedia pendidikan formal seperti sekolah dan institut.Pendidikan semacam itu dapat diperoleh melalui pembiasaan atau fenomena di kehidupan sehari-hari. Nah, itulah yang terjadi di dalam proses pendidikan seumur hidup ini. Manusia tidak hanya mendapat asupan pengetahuan melalui institusi pendidikan namun juga suntikan-suntikan berarti dari kehidupannya sehari-hari yang membuat kepribadian manusia itu berkembang ke arah yang lebih baik.

Pendidikan seumur hidup ini sangat berguna bagi diri manusia dalam menjalani aktivitas kehidupannya, jika kita mengembalikan ke pertanyaan mengapa hal itu perlu ??? Kita bisa mengorek jawabannya melalui urgensinya. Drs H Fuad Ihsan (1996:44-45) dalam buku Dasar-Dasar Kependidikan, menulis beberapa dasar pemikiran --ditinjau dari beberapa aspek-- tentang urgensi pendidikan seumur hidup, antara lain: 1. Aspek ideologis, setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan, meningkatkan pengetahuan dan menambah keterampilannya. pendidikan seumur hidup akan membuka jalan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi diri sesuai dengan kebutuhannya

2. Aspek ekonomis, pendidikan merupakan cara yang paling efektif untuk dapat keluar dari "Lingkungan Setan Kemelaratan" akibat kebodohan. pendidikan seumur hidup akan memberi peluang bagi seseorang untuk meningkatkan produktivitas, memelihara dan mengembangkan sumbersumber yang dimilikinya, hidup di lingkungan yang menyenangkan-sehat, dan memiliki motivasi dalam mendidik anak-anak secara tepat sehingga pendidikan keluarga menjadi penting. 3. Aspek sosiologis, di negara berkembang banyak orangtua yang kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anaknya, ada yang putus sekolah bahkan ada yang tidak sekolah sama sekali. pendidikan seumur hidup bagi orang tua merupakan problem solving terhadap fenomena tersebut. 4. Aspek politis, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada seluruh rakyat untuk memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR, dan lembaga-lembaga negara lainnya. Tugas pendidikan seumur hidup menjadikan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak-hak pada negara demokrasi.

5. Aspek teknologis, pendidikan seumur hidup sebagai alternatif bagi para sarjana, teknisi dan pemimpin di negara berkembang untuk memperbaharui pengetahuan dan keterampilan seperti dilakukan negara-negara maju.6. Aspek psikologis dan pedagogis, sejalan dengan makin luas, dalam dan kompleknya ilmu pengetahuan, tidak mungkin lagi dapat diajarkan seluruhnya di sekolah. Tugas pendidikan sekolah hanya mengajarkan kepada peserta didik tentang metode belajar, menanamkan motivasi yang kuat untuk terus-menerus belajar sepanjang hidup, memberikan keterampilan secara cepat dan mengembangkan daya adaptasi. Untuk menerapkan pendidikan seumur hidup perlu diciptakan suasana yang kondusif.

Setelah kita menyimak urgensi pendidikan seumur hidup barulah kita tahu kenapa proses ini penting dan harus berlangsung di dalam kehidupan manusia. Tuntutan jaman, tuntutan perkembangan kemampuan akal dan fisik individu serta tuntutan perkembangan psikologis semakin memperkuat alasan kenapa pendidikan seumur hidup itu penting.Dalam konteks beragama pun disebutkan kalau Tuhan memerintahkan umat NYA untuk menuntut ilmu, agar tidak terbelenggu dengan kebodohan. Jadi tidak ada alasan kalau pendidikan seumur hidup dapat dipungkiri keabsahan tentang eksistensinya serta kegunaannya dalam kehidupan manusia.

SUMBER1. Http://ayo-kita-belajar.blogspot.com/2011/01/pendidikansumur -hidup.html 2. Http://etnarufiati.guru-indonesia.net/artikel_detail9661.html 3. Buku Dasar Dasar Kependidikanoleh Drs H Fuad Ihsan (1996:44-45) format e-book 4. Slide presentasi Pendidikan Seumur Hidup oleh Kuntjojo, UNP - Kediri