Dari Rumah Antisipasi Bencana Sederhana di Desa … · Keringat Kasih Berbagi itu bisa dalam...

15
Memaknai Kemerdekaan Indonesia Saya Bisa Beternak Kambing Habipartner: Event: Dari Rumah Sederhana di Desa Rengasdengklok Arsitektur Tradisonal Rumah Adat Betawi Antisipasi Bencana Angin Puting Beliung Keringat Kasih Aku Bangga Jadi Relawan Desaku Istanaku

Transcript of Dari Rumah Antisipasi Bencana Sederhana di Desa … · Keringat Kasih Berbagi itu bisa dalam...

Memaknai Kemerdekaan IndonesiaSaya Bisa Beternak Kambing

Habipartner:Event:

Dari Rumah Sederhana di Desa Rengasdengklok

Arsitektur Tradisonal Rumah Adat Betawi

Antisipasi Bencana Angin Puting Beliung

Keringat KasihAku Bangga Jadi Relawan Desaku Istanaku

M

lebih dari itu, bahwa memaknai kemerdekaan itu bukan suatu yang di awang-awang, namun sederhana dan ada di sekitar kita. Untuk itu, layak bila kita menengok apa yang ada dan terjadi di sekitar kita. Ternyata masih banyak saudara kita yang belum merasakan kemerdekaan, terlebih mereka yang tinggal di rumah tidak layak huni, tanpa sarana air bersih, tanpa toilet, dan selalu terkungkung pada kemiskinan. Bagaimana mau merdeka, kalau mereka masih berdesakan dalam satu ruangan untuk tidur, berjalan jauh untuk mendapat air bersih, mencuci baju di sungai yang kotor dan tercemar. Meski bangsa ini telah merayakan 71 tahun kemerdekaan, namun mereka masih menderita dalam jajahan kemiskinan.

Habitat for Humanity Indonesia berupaya memaknai kemerdekaan dengan suatu yang sederhana, layaknya tiang bambu sebagai pancang Sang Saka Merah Putih. Apa yang dilakukan HFH Indonesia sejak 1997 adalah suatu langkah nyata, yakni berupaya untuk mewujudkan kemerdekaan masyarakat yang masih tinggal di rumah tidak layak huni di berbagai pelosok tanah air. Sederhana itu juga bisa dimaknai dengan cepat dalam bertindak serta kreatif. Selain membangun rumah layak huni, HFH Indonesia juga melakukan pembangunan fasilitas umum yang menunjang kehidupan, seperti sarana air bersih, sekolah, dan juga mengajak masyarakat untuk mengenali dan mengantisipasi bencana yang bisa melanda lingkungannya.

erdeka itu sederhana. Seperti halnya saat upacara kemerdekaan Indonesia pertama kali dilangsungkan di Jl.

Pegangsaan Timur No. 56. Tiang bendera tempat Sang Saka Merah Putih dikibarkan dari batang bambu yang ditanam di tengah lapang beberapa menit menjelang upacara. Itulah kenyataan yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nantikan seluruh rakyat Indonesa selama lebih 300 tahun lamanya. Memaknai kemerdekaan itu bukan suatu yang njelimet, ruwet, atau sulit. Bagus bila melihat makna dari sebatang bambu yang digunakan untuk mengibarkan bendera. Penggunaan bambu, memang bisa dilihat dari suatu yang darurat dan apa adanya. Akan tetapi

MEMAKNAI KEMERDEKAAN INDONESIA

Dari Redaksi

HABITALK AGUSTUS 2016

HFH Indonesia melihat bahwa, melalui kerjasama dengan berbagai pihak untuk membangun kehidupan dengan membangun rumah layak huni, adalah tindakan nyata guna memutus rantai kemiskinan. Mereka yang sudah dibantu tentunya merasakan kemerdekaan. Merdeka dari situasi jorok, kumuh, tidak sehat, dan akhirnya mampu keluar dari zona kemiskinan untuk mewujudkan hidup yang lebih baik. Perayaan Indonesia merdeka ke-71 ini, akan semakin indah bila dimaknai dengan sederhana namun melalui tindakan nyata, yakni bergandengan tangan dengan HFH Indonesia untuk mewujudkan dunia, dimana semua orang punya hak untuk tinggal di rumah layak huni. Dirgahayu Republik Indonesia ke-71.

Sumber foto : Amos

Keringat Kasih Berbagi itu bisa dalam berbagai macam cara, salah satunya melalui Golf. Meskipun golf adalah salah satu cabang oleh raga, namun Golf bisa menjadi sebuah sarana untuk berbagi kasih. Sebagai buktinya adalah kegiatan PGS 7th Anniversary Charity Golf Batam yang digelar di Padang Golf Sukajadi, Batam (Sabtu, 13/8). Acara ini diikuti oleh 140 peserta. Mereka sangat antusias dalam mengikuti turnamen ini. Sebab, selain untuk berolah raga, mereka bisa memberikan kasih kepada sesama melalui HFH Indonesia yang nantinya untuk pembangunan 3 rumah layak huni. Acara ini terselenggara berkat kerjasama dengan berbagai pihak, seperti Padang Golf Sukajadi, Radisson Golf & Convention Center, Ecogreen, Caterpillar, serta pihak lain yang mendukung. Berkat kerjasama ini, beberapa keluarga akan memiliki rumah layak huni. Mereka akan mendapatkan perubahan hidup ke arah yang lebih baik.

HABITALK AGUSTUS 2016 EVENT

Sumber foto : HFH Indonesia Cabang Batam

HABITALK AGUSTUS 2016

Sumber foto : HFH Indonesia Cabang Batam

Aku Bangga Jadi Relawan

HABITALK AGUSTUS 2016

B erawal dari gagasan untuk semakin mengenalkan HFH Indonesia kepada masyarakat, secara khusus kalangan muda, digelarlah sebuah kegiatan yang disebut Volunteers Host Training (Pelatihan

pemandu relawan). HFH Indonesia membuka diri bagi seluruh masyarakat khususnya kaum muda untuk terlibat dalam membangun rumah layak huni. “Bekerjasama dengan HFH Indonesia bisa dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah dengan memberikan waktu, tenaga, komitmen untuk menjadi pemandu bagi para relawan yang kerap membangun rumah layak huni di berbagai wilayah proyek Habitat,” kata Andri Ginting selaku penanggung jawab program. Kegiatan yang digelar pada 6 Agustus 2016 diikuti sebanyak 25 peserta dari berbagai sekolah dan universitas di Ibu Kota. Sedangkan pelatihan dilakukan di Desa Sasak, Mauk, Tangerang Banten. Mereka berkumpul dan diberi pengarahan bagaimana mengatur para relawan ketika membangun rumah. “Para calon pemandu ini diberi berbagai materi berkaitan dengan cara membangun rumah. Mulai dari cara menggali fondasi, menata batu bata, mengecat dinding, dan merangkai besi rangka. Selain itu pula diberi materi mengenai keamanan serta standar operasional dalam pengerjaan bangunan,” terang Andri Ginting.

Salah satu calon pemandu, Veda mengaku senang bisa menjadi pemandu para relawan bersama HFH Indonesia. “Saya senang bisa bergabung di sini. Saya memang ingin menjadi relawan dalam bidang sosial seperti yang dilakukan Habitat, tapi gak tahu caranya. Nah, saat ada kesempatan ini saya langsung ikut.” Begitu pula Ames yang mengaku penasaran dengan apa yang dilakukan oleh HFH Indonesia dalam membangun Indonesia. Dia merasa bangga menjadi bagian dari pelatihan calon pemandu relawan ini, sebab selain bisa membantu HFH Indonesia, dia juga bisa berbagi kasih bukan hanya kepada warga yang masih berkekurangan, tetapi juga kepada para relawan lainnya. Adapun beberapa pemandu relawan yang mendapat pelatihan akan berkesempatan langsung praktek untuk memberikan panduan pada kegiatan GV Happy Move 17th di Sentul, 8-17 Agustus 2016, yang diikuti oleh 80 relawan muda Korea Selatan. “Wah, rasanya seperti di Korea, sebab saban hari kami bersama-sama relawan Korea. Kami bangga menjadi bagian dari Habitat. Meski capek karena membangun rumah, namun kami senang bisa memberikan diri, waktu, dan kemampuan kami untuk membangun kehidupan,” tutur Ratna. “Kami tidak kapok. Kami akan selalu siap untuk membantu Habitat untuk kegiatan selanjutnya. Ini adalah pengalaman baru bagi kami. Terimakasih Habitat,” tambah Yosi.

EVENT

Sumber foto : Punjung

HABITALK AGUSTUS 2016

Sumber foto : Punjung

Desaku IstanakuSebanyak 21 keluarga memiliki kehidupan baru dengan tinggal di rumah layak

huni berkat bantuan PT Lautan Luas Tbk. Selain itu, puluhan keluarga juga

memiliki akses air bersih dengan dibangunnya 10 sumur dan tampungan air.

Peresmian 21 rumah dan 10 sumur ini dihelat pada Senin, 22 Agustus 2016 dan

dihadiri Wakil Bupati Gresik Dr.H.Moh.Qosim, Head of CSR PT Lautan Luas Tbk

Ridwan Adiputra, dan Direktur Nasional HFH Indonesia James Tumbuan serta

warga masyarakat.

HABITALK AGUSTUS 2016

Sumber foto : Punjung

Sumber foto : Amos

HABITALK AGUSTUS 2016

Sumber foto : Amos

Dari Rumah Sederhana di Desa Rengasdengklok

Bulan ini ditandai dengan p e r i n g a t a n 7 1 t a h u n kemerdekaan tanah air tercinta,

Republik Indonesia. Suatu momentum bagi kami untuk mengucapkan selamat atas kemerdekaan, kegembiraan kita semua. Salah satu catatan sejarah di balik perjuangan menuju proklamasi kemerdekaan adalah penculikan Bung Karno dan Bung Hatta oleh para pemuda. Mereka membawa kedua bapak pendiri bangsa ke sebuah rumah di desa Kalijaya di Rengasdengklok, Jawa Barat. Desa ini lokasinya terpencil, yang sangat kontras dengan rumah di Pegangsaan Timur no 56, Jakarta; suatu kawasan elite yang di zaman itu menjadi tempat tinggal orang-orang Belanda. Rumah sederhana di desa terpencil memantapkan semangat proklamasi. Di sanalah disusun rancangan teks proklamasi kemerdekaan. Rumah di kawasan elite

HABINION

HABITALK AGUSTUS 2016

Sumber foto : HFH Indonesia

dihindari karena sudah diawasi oleh mata-mata pasukan Jepang sehingga bisa menggagalkan rencana proklamasi kemerdekaan. Setelah segala persiapan matang, proklamasi pun dikumandangkan dari rumah Pegangsaan Timur No 56. Sehari sesudahnya, para pendiri bangsa menyepakati UUD negara baru yang memuat pembukaan. Di dalamnya tercantum bahwa salah satu cita-cita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah mewujudkan k e s e j a h t e r a a n u m u m . Kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia tanpa memandang latar belakang yang bhinneka. Seperti semangat para pemuda membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke rumah di desa terpencil, selayaknya semangat pembangunan bangsa menuju kesejahteraan umum juga dibawa ke desa-desa yang lepas dari pengamatan kita yang terbiasa dengan kemudahan dan fasilitas kota.

rakyat di desa-desa. Cindy Adams dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia mencatat:Di samping itu ada juga program mendidik dari rumah ke rumah jutaan rakyat kampung mengenai cara membuat tungku sehingga asapnya keluar dan tidak mengumpul di dalam rumah yang menyebabkan kerusakan mata; bagaimana

cara membuat kakus sehingga rakyat kampung yang sederhana pun belajar mengenai sanitasi; dan bagaimana membuat pondok bambu pakai jendela sehingga cahaya dan udara bersih dan kesehatan mengaliri hidup masyarakat. Di HFH Indonesia, kami meneruskan cita-cita yang tetap relevan hingga era digital saat ini. Bukan sekadar memberikan

“ikan” melainkan “pancing”, melalui kerja sama dengan para keluarga mitra. Tujuannya adalah menciptkaan komunitas yang sejahtera, kokoh, dan mandiri melalui pembangunan rumah layak Desa harus menjadi tempat tinggal yang

layak bagi warganya. Rumah-rumah kokoh harus dibangun di sana. Fasilitas penting seperti jaringan air bersih, jalan desa, ruang pertemuan warga, fasilitas kesehatan dan pendidikan, jangan sampai terabaikan. Apa pun cara kita merayakan dan memaknai kemerdekaan, sila ambil waktu sejenak untuk merefleksikan apa makna kemerdekaan bagi setiap diri kita. Salah satunya adalah kebebasan untuk mengembangkan diri seutuhnya, dan meraih kebahagiaan hidup. Wujud konkretnya yaitu dengan memiliki tempat tinggal yang layak. Kami di Habitat for Humanity Indonesia terlibat dalam upaya mewujudkan kebahagiaan itu. Mewujudkan impian keluarga berpenghasilan rendah untuk bisa tinggal di rumah yang kokoh, bersih, dan terjangkau. Bahkan Bung Karno pun sadar sepenuhnya akan kebutuhan tempat tinggal yang layak bagi

Bagus Dharmawan(Manajer Komunikasi HFH Indonesia)

huni dan fasilitas pendukungnya. Bersama keluarga mitra dan para pendukung misi Habitat for Humanity, kita bisa terus melanjutkan upaya mengurangi perumahan tidak layak di tanah air. Kami juga mengundang semua kalangan untuk mengenal lebih dekat program kerja, bertanya, dan melihat apakah misi ini sejalan dengan semangat membangun bangsa ini. Mari merefleksikan kembali Proklamasi 17 Agustus. Jangan ragu mewujudkan cita-cita, jangan ragu untuk membangun bangsa ini.

HABITALK AGUSTUS 2016

HABIPARTNER

Saya Bisa Beternak Kambing

I Impian Agus (51) untuk beternak kambing sejak kecil baru terwujud setelah HFH Indonesia membangun rumahnya. Saat ini kambing Agus

yang ada di samping rumahnya ada 11 ekor. “Kambing saya sudah banyak. Sekarang saja ada 11 ekor, beberapa bulan sebelum Lebaran saya menjual empat ekor,” kata Agus dengan bangga. Sebelum rumahnya dibangun, Agus dan istrinya Unah (49) hanya punya kambing tak lebih dari dua ekor saja. Setiap kali kambingnya punya anak, beberapa minggu kemudian dijual untuk memperbaiki rumah dan mencukupi kebutuhan hidup. “Saya ini hanya capek mencari rumput, tanpa pernah merasakan hasilnya. Saban kambing saya punya anak, langsung dijual untuk memperbaiki rumah,” kenang Agus. Kondisi rumah Agus yang terletak di Kampung Sukatani, Desa Karangmukti, Kec. Bungursari, Purwakarta sebelum dibangun sungguh memprihatinkan. Rumahnya berdinding anyaman bambu yang sudah lapuk, juga tiang rumah yang sudah doyong dan lapuk. Sedangkan gentengnya sudah banyak yang rusak. Jika hujan datang pasti bocor. “Dulu rumah saya hampir roboh. Saat hujan, air pasti masuk ke dalam rumah bahkan seperti sungai,” kisah Agus. “Makanya setiap kali kambing beranak, langsung dijual untuk perbaiki rumah,” tambah Unah. Sekarang kehidupan keluarga Agus telah berubah. Setiap hari Agus mencari rumput dengan penuh semangat. Karena dia tidak lagi pusing untuk memikirkan rumah yang mau roboh. Dia bisa menabung, bahkan kambingnya sekarang semakin bertambah banyak.

HABITALK AGUSTUS 2016

Sumber foto : Punjung

HABIHOME

Arsitektur Tradisonal Rumah Adat Betawi

Rumah Joglo adat Betawi ini merupakan hasil pengaruh dari Arsitektur Jawa. Namun tidak seperti rumah tipe Joglo yang berada di daerah Jawa Tengah. Bentuk denah, tiang penopang terhadap atap dan struktur pada rumah Betawi tidaklah nyata. Pada umumnya, rumah tipe Joglo Betawi ini memiliki denah bujur sangkar, namun dari seluruh bentuk dari bujur sangkar tersebut bagian yang sebenarnya membentuk rumah Joglo adalah suatu dari bagian segi empat yang pada salah satu garis panjangnya terdapat dari kiri ke kanan pada bagian ruang depan rumah tersebut.

Rumah Tipe Joglo Rumah Joglo merupakan rumah penduduk Betawi yang tinggal di daerah tengah kota. Pengaruh dari budaya Jawa dalam rumah ini hanya terlihat dari segi bentuk atapnya saja. Akan tetapi, rumah Joglo adat Betawi ini merupakan rumah yang memiliki nilai budaya Jawa yang sangat peka. Selain dari penyesuaian bentuk terhadap bangunan yang berada disekelilingnya, rumah ini adalah penggambaran dari penduduk Betawi yang termasuk keturunan dari keluarga kerajaan keraton Jawa. Rumah Joglo memiliki denah berbentuk bujur sangkar yang terbagi kedalam tiga kelompok ruang

sama seperti rumah Bapang. Kelompok ruang pada rumah Joglo mempunyai fungsi yang sama dengan rumah Bapang.

HABITALK AGUSTUS 2016

Sumber foto : Internet

HABITALK AGUSTUS 2016

ANTISIPASI BENCANAANGIN PUTING BELIUNG

Dengar dan simaklah siaran radio atau televisi menyangkut prakiraan terkini cuaca setempatWaspadalah terhadap perubahan cuacaWaspadalah terhadap angin topan yang mendekat.Waspadalah terhadap tanda tanda bahaya sebagai berikut:Langit gelap, sering berwarna kehijauan.Hujan es dengan butiran besarAwan rendah, hitam, besar, seringkali bergerak berputarSuara keras seperti bunyi kereta api cepatBersiaplah untuk ke tempat perlindungan (bunker) bila ada angin topan mendekat

1.2.3.4.5.6.7.8.9.

Sebelum datangnya angin:

Oleh: Johanes Juliasman (Disaster Risk Reduction and Response Manager HFH Indonesia)

•Tiaraplah pada tempat yang serendah mungkin, saluran air terdekat atau sejenisnya sambil tetap melindungi kepala dan leher dengan menggunakan lengan anda•Jangan berlindung di bawah jembatan, jalan layang, atau sejenisnya. Anda akan lebih aman tiarap pada tempat yang datar dan rendah•Jangan pernah melarikan diri dari angin puting beliung dengan menggunakan kendaraan bermobil bila di daerah yang berpenduduk padat atau yang bangunannya banyak. Segera tinggalkan kendaraan anda untuk mencari tempat perlindungan terdekat.•Hati-hati terhadap benda benda yang diterbangkan angin puting beliung. Hal ini dapat menyebabkan kematian dan cedera serius

Bila dalam keadaan bahaya segeralah ke tempat perlindungan (bunker)Jika anda berada di dalam bangunan seperti rumah, gedung perkantoran, sekolah, rumah sakit, pabrik, pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit, maka yang anda harus lakukan adalah segera menuju ke ruangan yang telah dipersiapkan untuk menghadapi keadaan tersebut seperti sebuah ruangan yang dianggap paling aman, basement, ruangan anti badai, atau di tingkat lantai yang paling bawah.Bila tidak terdapat basement, segeralah ke tengah tengah ruangan pada lantai terbawah, jauhilah sudut sudut ruangan, jendela, pintu, dan dinding terluar bangunan. Semakin banyak sekat dinding antara diri anda dengan dinding terluar gedung semakin aman. Berlindunglah di bawah meja gunakan lengan anda untuk melindungi kepala dan leher anda. Jangan pernah membuka jendela.Jika anda berada di dalam kendaraan bermobil, segeralah hentikan dan tinggalkan, kendaraan anda serta carilah tempat perlindungan yang terdekat seperti yang telah disebutkan di atas.Jika anda berada di luar ruangan dan jauh dari tempat perlindungan, maka yang anda harus lakukan adalah sebagai berikut:

Pada saat datangnya angin:

Sumber foto : Internet

1.2.

3.

4.

5.

Selesai

Ocehansi Ijo

Seorang Jenderal Jepang yang termasyur bernama Nobunaga, memutuskan untuk menyerang tentara musuh, meskipun jumlah prajuritnya hanya sepersepuluh dari jumlah prajurit musuh. Ia yakin bahwa akan menang, tetapi para prajuritnya merasa sangsi. Dalam perjalanan menuju peperangan, mereka berhenti di sebuah kuil Shinto. Sesudah berdoa di dalam kuil, Nobunaga keluar dan berkata: “Sekarang, aku akan melemparkan mata uang. Jika gambar kepala yang muncul, maka kita akan menang. Kalau angka yang kelihatan, kita akan kalah. Nasib akan terungkap sekarang.” Ia melempar mata uang. Ternyata tampak gambar kepala. Para prajurit begitu bersemangat maju perang, hingga mereka menang dengan mudah. Hari berikutnya seorang ajudan berkata kepada Nobunaga: “Tak seorang pun dapat mengubah nasib yang sudah ditakdirkan untuknya. Mata uang telah menunjukkan takdir yang kita nikmati sekarang” “Memang betul ,” kata Nobunaga, sambil menunjukkan mata uang rangkap, yang kedua sisinya bergambar kepala.Kekuatan doa?Kekuatan takdir?Ataukah kekuatan iman yang yakin bahwa sesuatu akan terjadi?

Perang Kemerdekaan

Suatu hari seorang penyelam sedang melihat-lihat terumbu karang pada kedalaman 8 meter. Tiba -tiba ia melihat seseorang berada di sampingnya. Ia terkejut karena orang tersebut tidak memakai peralatan selam. Penyelam lalu turun lagi sampai ke kedalaman 15 meter. Ia terkejut melihat orang yang tadi disebelahnya menyusulnya. Penyelam turun lagi, sampe 25 meter...cing eh..orang yang tadi ternyata ikut sampai di kedalaman 25 meter. Penyelam makin heran, dan ia mendekati orang tersebut sambil memberikan white board dengan pensil 2B-nya dengan tulisan: "Hebat benerr kamu...gimana caranya sampai ke kedalaman begini tanpa memakai alat selam?" Orang itu mengambil white boardnya dan menulis: "Gue tenggelam, Goblok!"

Orang Hebat

Terima Kasih kepada para Mitra yang telah Mendukung Program dan Kegiatan