darah 2

2
Hemolisis adalah rusaknya jaringan darah akibat lepasnya hemoglobin dari stroma eritrosit (butir darah merah). Hemolisis dapat disebabkan karena penurunan tegangan permukaan membrane sel dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pelarut organik, saponin, garam empedu, sabun, enzim, dan faktor lain yang merusak komplek lemak-protein dari stroma. Faktor hemolisis ini ditemukan pada bisa ular famili Elapidae.(Cormack 2008) Hemolisis adalah peristiwa keluarnya hemoglobin dari dalam sel darah menuju cairan disekelilingnya, keluarnya hemoglobin ini disebabkan karena pecahnya membran sel darah merah.Membran sel darah termasuk membran yang permeabel selektif. Membran sel darah merah mudah dilalui atau ditembus oleh ion-ion H+, OH-, NH4+, PO4, HCO3-, Cl-, dan substansi seperti glukosa, asam amino, urea, dan asam urat. Sebaliknya sel darah merah tidak dapat ditembus oleh Na+, K+, Ca2+, Mg2+, fosfat organik, hemoglobin dan protein plasma. (Watson, 2007). Ada dua macam hemolisis yaitu hemolisis osmotik yang terjadi karena adanya perbedaan yang besar antara tekanan osmosa cairan didalam sel darah merah dengan cairan yang berada disekeliling sel darah merah. Tekanan osmosa sel darah merah adalah sama dengan osmosa larutan NaCl 0, 9 %, bila sel darah merah dimasukkan kedalam larutan NaCl 0, 8 % belum terlihat adanya hemolisa, tetapi sel darah merah yang dimasukkan kedalam larutan NaCl 0, 4 % hanya sebagian saja dari sel darah merah yang mengalami hemolisis dan sebagian lagi sel darah merahnya masih utuh. Perbedaan ini desebabkan karena umur sel darah merah yang sudah tua, membran sel mudah pecah, sedangkan se darah merah yang muda, membran selnya masih kuat. Bila sel darah merah dimasukkan kedalam laritan NaCl 0, 3 %, semua sel darh merah akan mengalami hemolisa sempurna. Yang kedua, hemolisis kimiawi membran sel darah merah dirusak oleh macam-macam substansi kimia. Seperti, kloroform, aseton, alkohol, benzena dan eter, substansi lain adalah bisa ular, kalajengking, dan garam empedu. (Wulangi, 2009)

Transcript of darah 2

Page 1: darah 2

Hemolisis adalah rusaknya jaringan darah akibat lepasnya hemoglobin dari stroma eritrosit (butir darah merah). Hemolisis dapat disebabkan karena penurunan tegangan permukaan membrane sel dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pelarut organik, saponin, garam empedu, sabun, enzim, dan faktor lain yang merusak komplek lemak-protein dari stroma. Faktor hemolisis ini ditemukan pada bisa ular  famili Elapidae.(Cormack 2008)

Hemolisis adalah peristiwa keluarnya hemoglobin dari dalam sel darah menuju cairan disekelilingnya, keluarnya hemoglobin ini disebabkan karena pecahnya membran sel darah merah.Membran sel darah termasuk membran yang permeabel selektif. Membran sel darah merah mudah dilalui atau ditembus oleh ion-ion H+, OH-, NH4+, PO4, HCO3-, Cl-, dan substansi seperti glukosa, asam amino, urea, dan asam urat. Sebaliknya sel darah merah tidak dapat ditembus oleh Na+, K+, Ca2+, Mg2+, fosfat organik, hemoglobin dan protein plasma. (Watson, 2007).

Ada dua macam hemolisis yaitu hemolisis osmotik yang terjadi karena adanya perbedaan yang besar antara tekanan osmosa cairan didalam sel darah merah dengan cairan yang berada disekeliling sel darah merah. Tekanan osmosa sel darah merah adalah sama dengan osmosa larutan NaCl 0, 9 %, bila sel darah merah dimasukkan kedalam larutan NaCl 0, 8 % belum terlihat adanya hemolisa, tetapi sel darah merah yang dimasukkan kedalam larutan NaCl 0, 4 % hanya sebagian saja dari sel darah merah yang mengalami hemolisis dan sebagian lagi sel darah merahnya masih utuh. Perbedaan ini desebabkan karena umur sel darah merah yang sudah tua, membran sel mudah pecah, sedangkan se darah merah yang muda, membran selnya masih kuat. Bila sel darah merah dimasukkan kedalam laritan NaCl 0, 3 %, semua sel darh merah akan mengalami hemolisa sempurna. Yang kedua, hemolisis kimiawi membran sel darah merah dirusak oleh macam-macam substansi kimia. Seperti, kloroform, aseton, alkohol, benzena dan eter, substansi lain adalah bisa ular, kalajengking, dan garam empedu. (Wulangi, 2009)

Metode hemolisis yang pertama adalah menggunakan NaCl 0,5%, 0,85%, dan 1%. Berdasarkan hasil pengamatan, larutan kontrol yang hanya merupakan campuran darah dengan akuades berwarna kemerahan dan tidak mengalami pengendapan. Tabung lainnya yang menggunakan tambahan larutan NaCl mengalami pengendapan akibat hemolysis yang terjadi akibat perbedaan tekanan osmosis dalam sel dan diluar sel. Sesuai dengan yang dijelaskan sumber, semakin kecil konsentrasi NaCl maka akan semakin besar kemungkinan terjadinya hemolisis. Tabung campuran darah dengan larutan NaCl 0,5% mengalami pengendapan sempurna.

Metode hemolisis kedua adalah menggunakan pelarut organik. Pelarut organic yang digunakan adalah aseton, metanol dan kloroform. Berdasarkan hasil pengujian, darah yang ditambahkan pelarut aseton mengalami pengendapan yang diakibatkan karena adanya proses hemolisis oleh pelarut organic yang masuk ke dalam sel, sehingga sel darah mengalami pembengkakan dan akhirnya pecah. Pelarut lain pun juga mengalami kondisi yang sama, namun tidak sejelas pengendapan oleh aseton.

Page 2: darah 2

Cormack. 2008. Histologi veterinner. UI Press : Jakarta.

Hendrayani. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press : Jakarta.

Watson. 2007. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. EGC : Jakarta.

Wulangi. 2009. Prinsip-Prinsip Fisiologo Hewan, Jurusan Biologi. ITB :

        Bandung.