Hemostasis ( Pembekuan Darah )2

15
Hemostasis berarti mencegah hilangnya darah. Bila pembuluh darah mengalami cedera atau ruptur, hemostasis terjadimelalui beberapa cara : a. Kontriksi pembuluh darah b. Pembentukan sumbat platelet c. Pembentukan bekuan darah sebagai hasil dari pembekuan darah d. Dan terjdai pertumbuhan jaringan fbrosa kedalam bekuan darah untuk menutup lubang pada pembuluh secara permanen. Setelah pembuluh darah terpotong atau ruptur, dinding pembuluh darah yang rusak itu sendiri menyebabkan otot polos dinding pembuluh berkontraksi sehingga dengan segera aliran darah dari pembuluh yang rusak berkurang. Kontrasi terjadi akibat : a. Spasme miogenk lokal b. !aktor autakoid lokal yang berasal dari jaringan yang terkena trauma dan platelet darah c. Berbagai re"ek sara#. $e"ek sara# dicetuskan oleh impuls sara# nyeri atau olehimpuls %inpuls sensorik lain dari pembuluh yang rusak atau dari jaringan yang berdekatan. &ntuk pembuluh darah yang lebih kecil, paltelet mengakibatkan sebgaian besar 'asokontriksi dengan melepaskan sebuah substansi 'aokontriksi, tromboksan ( ) . Semakin besar kerusakan yang terjadi, semakin besar pula spasmenya. Spasme pembuluh lokal ini berlangsung beberapa menit bahkan beberapa jam, dan selama itupula berlangsung sumbat platelet dan pembekuan darah. Platelet * disebut juga trombos berbentuk crkram kecil dengan diameter sampai - mikrometer. Dibentuk dalam sumsum tulang dari megeakariosit, megakariosit ini pec dan menjadi trombosit kecil, pemecahannya baik didalam sumsum tulang atau segera setelah memasuki darah. Konsentrasi normal trombosit dalam darah alalah /./// dan 0//./// per mikroliter. 1rombosit tidak mempunyai inti dan tidak dapat bereproduksi. Dalam sitoplasmanya terdapat #aktor2#aktor akti# seperti : a. 3olekul aktin dan miosin yang merupakan molekul kontraktil sama sperti sel2sel otot, dan juga prote kontraktil lainnya sperti trombostenin yang dapat menyebabkan trombosit berkontraksi b. Sisa2sisa retikulum endoplasma dan golgi aparatus yang mensintesis berbagai en4im dan terutama menyimpan jumlah besar ion kalsium c. 3itokondria dan sistem en4im yang mampu membentuk adenosit tripospat * (1P + dan adenosin dipospat * (DP + Peristiwa Hemostasis dan Pembekuan 1 Konstriksi Pembuluh Ciri Fisik dan Kimiawi

description

D

Transcript of Hemostasis ( Pembekuan Darah )2

Peristiwa HemostasisHemostasis dan Pembekuan Darah1

Hemostasis berarti mencegah hilangnya darah. Bila pembuluh darah mengalami cedera atau ruptur, hemostasis terjadi melalui beberapa cara :a. Kontriksi pembuluh darahb. Pembentukan sumbat plateletc. Pembentukan bekuan darah sebagai hasil dari pembekuan darahd. Dan terjdai pertumbuhan jaringan fibrosa kedalam bekuan darah untuk menutup lubang pada pembuluh secara permanen.

Konstriksi Pembuluh Darah

Setelah pembuluh darah terpotong atau ruptur, dinding pembuluh darah yang rusak itu sendiri menyebabkan otot polos dinding pembuluh berkontraksi ; sehingga dengan segera aliran darah dari pembuluh yang rusak berkurang. Kontrasi terjadi akibat :a. Spasme miogenk lokalb. Faktor autakoid lokal yang berasal dari jaringan yang terkena trauma dan platelet darahc. Berbagai reflek saraf. Reflek saraf dicetuskan oleh impuls saraf nyeri atau oleh impuls inpuls sensorik lain dari pembuluh yang rusak atau dari jaringan yang berdekatan. Untuk pembuluh darah yang lebih kecil, paltelet mengakibatkan sebgaian besar vasokontriksi dengan melepaskan sebuah substansi vaokontriksi, tromboksan A2.Semakin besar kerusakan yang terjadi, semakin besar pula spasmenya. Spasme pembuluh lokal ini berlangsung beberapa menit bahkan beberapa jam, dan selama itu pula berlangsung sumbat platelet dan pembekuan darah.Ciri Fisik dan Kimiawi Platelet

Platelet ( disebut juga trombosit ) berbentuk crkram kecil dengan diameter 1 sampai 4 mikrometer. Dibentuk dalam sumsum tulang dari megeakariosit, megakariosit ini pecah dan menjadi trombosit kecil, pemecahannya baik didalam sumsum tulang atau segera setelah memasuki darah. Konsentrasi normal trombosit dalam darah alalah 150.000 dan 300.000 per mikroliter.Trombosit tidak mempunyai inti dan tidak dapat bereproduksi. Dalam sitoplasmanya terdapat faktor-faktor aktif seperti : a. Molekul aktin dan miosin yang merupakan molekul kontraktil sama sperti sel-sel otot, dan juga protein kontraktil lainnya sperti trombostenin yang dapat menyebabkan trombosit berkontraksib. Sisa-sisa retikulum endoplasma dan golgi aparatus yang mensintesis berbagai enzim dan terutama menyimpan jumlah besar ion kalsiumc. Mitokondria dan sistem enzim yang mampu membentuk adenosit tripospat ( ATP ) dan adenosin dipospat ( ADP )d. Sistem enzim lokal yang menyebabkan berbagai reaksi pembuluh darah dan reaksi jaringan lokal lainnyae. Suatu protein penting yang disebut faktor stabilisasi fibrinf. Faktor pertumbuhan ( growth factor ) yang menyebabkan penggandaan dan pertumbuhan sel endotel pembuluh darah, sel otot-oto polos pembuluh darah, dan fibroblas, sehingga menimbulkan pertumbuhan seluler yang akhirnya memperbaiki dinding pembuluh yang rusak.Dipermukaan membran trombosit terdapat lapisan glikoprotein yang mencegah pelekatan dengan endotel norma dan justru menyebebkan pelekatan dengan jaringan kolagen yang terbuka dibagian dalam pembuluh darah. Selain itu, membran mengandung banyak fosfolipid yang mengaktifkan berbagai tingkat dalam proses pembekuan darahWaktu paruh hidupnya dalam darah 8-12 hari, jadi setelah beberpa minggu proses fungsionalnya berakhir. Trombosit itu kemudian diambil dari sirkulasi, terutama oleh sistem makrofag jaringan. Lebih dari separuh trombosit diambil oleh makrofag dalam limpa, yaitu pada waktu darah melewati kisi-kisi trabekula yang rapat.

Mekanisme Sumbat Trombosit

Waktu trombosit bersinggungan dengan permukaan pembuluh yang rusak, terutama dengan serabut kolagen didinding pembuluh, sifat-sifat trombosit berubah secara drastis. Trombosit mulai membengkak ; bentuknya menjadi ireguler dengan tonjolan-tonjolan yang mencuat dari permukaannya, protein berkontraktilnya berkontraktil dengan kuat sehingga granula terlepas yang mengandung berbagai faktor aktif, trombosit itu menjadi lengket sehingga melekat pada kolagen dalam jaringan dan protein yang disebut faktor vol Willebrand yang bocor dari plasma menuju jaringan yang trauma. Trombosit menyereksi sejumlah besar ADP dan enzim-enzim pembentuk tromboksan A2, ADP dan tromboksan kemudian mangaktifkan trombosit yang berdekatan, dan kerena sifat lengket dari trombosit tambahan ini maka aan menyebabkan melekat pada trombosit semula yang sudah aktif.Dengan demikian setiap lokasi dinding pembuluh darah yang luka, dinding pembuluh yang rusak menimbulkan suatu siklus aktivasi trombosit yang jumlahnya terus meningkat yang menyebabkannya menarik lebih banyak lagi trombosit tambahan, sehingga terbentuk sumbat trombosit. Sumbat ini pada mulanya longgar, namun biasanya berhasil menghalangi hilangnya darah bia luka dipembuluh ukurannya kecil. Setelah itu, selama proses pembekuan darah selanjutnya, benang-benang fibrin terbentuk. Benaang fibrin ini melekat erat pada trombosit, sehingga terbentuklah sumabat yang kuat.

Pembekuan Darah pada Pembuluh yang Ruptur

Mekanisme ketiga untuk hemostasis ialah pembentukan bekuan darah. Bekuaan mulai terbentuk dalam waktu 15-20 bila trauma pada dinding pembuluh darah sangat hebat, dan dalam 1-2 menit bila traumanya kecil. Zat-zat aktivator dari dinding pembuluh darah yang rusak, dari trombosit dan dari protein-protein darah yang melekat pada dinding pembuluh darah yang rusak, akan mengawali proses pembekuan darah.Dalam waktu 3 sampai 6 menit setelah pembuluh ruptur, bila luka pada pembuluh tidak terlalu besar, seluruh bagian pembuluh yang rusak atau ujung yang terbuka akan diisi oleh bekuan darah. Setelah 20 menit sampai satu jam , bekuan akan mengalami retraksi, ini akan menutup tempat luka. Trombosit juga memegang peranan penting dalam peristiwa retraksi bekuan ini

Pembentukan Jaringan Fibrosa atau Penghancuran Bekuan Darah

Setelah bekuan darah terbentuk, dua proses berikut dapat terjadi :1. Bekuan dapat diinvasi oleh fibroblas, yang kemudian membentuk jaringan ikat pada seluruh bekuan tersebut2. Dapat juga bekuan itu dihancurkan.Biasanya bekuan yang terbentuk pada luka kecil didinding pembuluh darah akan diinvasi oleh fibroblas, yang mulai terjadi beberapa jam setelah bekuan itu terbentuk ( dipermudah, paling tidak oleh faktor pertumbuhan yang disekresi oleh trombosit ). Hal ini berlanjut sampai terjadi pembentukan bekuan yang lengkap menjadi jaringan fibrosa dalam waktu kira-kira 1 sampai 2 minggu.Sebaliknya bila sejumlah besar darah merembes ke jaringan dan terjadi bekuan jaringan yang tidak dibutuhkan, zat khusus yang terdapat dalambekuan itu sendiri menjadi teraktivasi. Zat ini berfungsi sebagai enzim yang menghancurkan bekuan itu.

Mekanisme Pembekuan Darah

Lebih dari 50 macam zat penting yang menyebabkan pembekuan darah telah ditemuakn dalam darah dan jaringan, beberapa diantaranya mempermudah terjadinya pembekuan, disebut prokoagulan, dan yang menghambat pembekuan, disebut antikoagulan. Apakah pembekuan akan terjadi atau tidak, bergantung pada keseimbangan antara kedua golongan zat ini. Pada aliran darah, dalam keadaan normal, antikoagulan lebih dominan sehingga darah tidak membeku saat bersirkulasi didalam pembuluh darah. Tetapi bila pembuluh darah mengalami ruptur, prokoagulan dari daerah yang rusak menjadi teraktifasi dan melebihi aktivitas antikoagulan, dan bekuanpun terbentukPembekuan terjadi melalui tiga langkah utama ;1. Sebagai respon terhadap rupturnya pembuluh darah atau kerusakan darah itu sendiri, rangkaian reaksi kimiawi yang kompleks terjadi ddalam darah yang melibatkan lebih dari selusin faktor pembekuan darah. Hasil akhirnya adalah terbentuknya suatu kompleks substansi teraktivasi yang secara kolektif disebut aktivator protrombin.2. Aktivator protrombin mengatalisis pengubahan protrombin menjadi trombin3. Trombin bekerja sebagai enzim untuk mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang merangkai trombosit, sel darah, dan pasma untuk bekuan.

Perubahan Protrombin Menjadi Trombin

Protrombin

Ca++Aktivator Protrombin

Trombin

FibrinFIbrinogen

Ca++

Benang-benang fibrinTrombin

Faktor Stabilisator fibrin yang teraktifasi

Beang-benang fibrin yang saling berikatan

Pertama, aktivator protrombin terbentuk sebagai akibta rupturnya pembuluh darah atau sebagai akibat kerusakan pada zat-zat khusus dalam darah. Kedua, aktivatro protrombin, dengan adanya ion Ca++ dalam jumlah yang mencukupi, akan menyebabkan perubahan protrombin menjadi trombin. Ketiga, trombin menyebabkan polimerisasi molekul-moleku fibrinogen menjadi benang-benang fibrin dalam waktu 10-15 detik berikutny. Jadi, faktor yang membatasi kecepatan pembekuan darah biasanya dalah pembentukan aktivator protrombin dan bukan reaksi-reaksi berikutnya. Karena langkah akhir biasanya terjadi sangat cepat untuk membentuk bekuan itu sendiri.Trombosit juga berperan penting mengubah protrombin menjdi tormbin, kerena banyak protrombin mula-mula melekat pada reseptor protrompin pada trombosit yang telah berikatan dengan jaringa yang rusak.Protrombin dan trombin. Protrombin adalah protin plasma, yaitu alfa2 globulin, yang mempunyai berat molekul 68.700. protrombin terdapat dalam plasma normal dengan konsentrasi kira-kira 15 mg/dl. Protrombin merupakan protin tidak stabil yang dengan mudah dapat dipecah menjadi senyawa-senyawa yang lebih kecil, satu diantaranya ialah trombin, yang mempuyai berat molekul 33.700, hampir tepat separuh dari molekul protrombin.Protrombin dibentuk terus-menerus oleh hati, dan secra terus-menerus dipakai diseluruh tubuh untuk pembekuan darah. Bila hati gagal membentuk protrombin, kira-kira dalam satu hari kadar protrombin dalam plasma akan terlalu rendah untuk mendukung terjadinya pembentukan bekuan darah yang normalVitamin K diperlukan oleh hati untuk pembentukan protrombin dan juga diperlukan untuk pembentukan beberapa faktor pembekuan lainnya.Perubahan Fibrinogen Menjadi Fibrin-Pembentukan Bekuan

Fibrinogen adalah protein dengan berat molekul yang sangat besar ( BM=340.000 ) yang terdapat dalamplasma dengan kadar 100 sampai 200 mg/dl. Fibrinogen dibentuk dalam hati. Karena ukuran molekulnya yang begitu besar, dalam keadaan normal hanya sedikit fibrinogen yang bocor dari pembuluh darah kedalam cairan interstisial, dan karena fibrinogen merupakan suatu faktor yang fokok dalam proses pembekuan. Cairan interstisial biasaya tidak dapat membeku. Namun bila permeabilitas kapiler meningkat secara patologis, fibrinogen akan bocor ke dalam cairan jaringan dalam jumlah yang cukup untuk menimbulkan pembekuan cairan ini dengan cara yang hampir seperti plasma dan darah yang dapat membeku.Kerja Tombin dalam Mengubah Fibrinogen Menjadi Fibrin. Trombin adalah enzim protein dengan proteolitik yang lemah. Ia bekerja pada fibrinogen dengan cara melepaskan empat peptida dengan berat molekul rendah dari setiap molekul fibrinogen , sehingga membentuk satu meolekul fibrin monomer yang mempunyai kemampuan otomatis untuk berpolimeresasi dengan molekul fibrin monomer yang lain untuk membentuk benang fibrin. Dengan cara demikian, dalam beberapa detik banyak molekul fibrin monomer berpolimerisasi menjadi benang-benang fibrin yang panjang, yang merupakan retikulum bekuan darah.Pada tingkat awal polimeresasi, molekul fibrin monomer saling berikatan melalui ikatan hidrogen nonkovalen yang lemah, dan benang-benang yang baru terbentuk ini tidak berikatan silang yang kuat antara antara satu dengan yang lainnya, oleh karena itu bekuan yang dihasilkan tidaklah kuat dan mudah dicerai-beraikan. Tetapi proses lain terjadi dalam beberapa menit berikutnya yang aka memperkuat jalinan fibrin tersebut. Proses ini melibatkan suatu zat yang disebut faktor stabilisasi fibrin, yang terdapat dalam jumlah kecil dalam bentuk globulin plasma yang normal, tetapi juga dilepaskan dari trombosit yang tertangkap dalam bekuan. Sebelum faktor stabilisasi fibrin ini dapat bekerja terhadap benang-benang fibrin, ia sendiri harus diaktifkan terlebihh dahulu. Trombin yang sama yang menyebabkan pembentukan fibrin juga akan mengaktifkan faktor stabilisasi fibrin. Kemudian zat yang telah aktif ini bekerja sebgagai enzim untuk menimbulkan ikatan kovalen antara molekul fibrin monomer yang semakin banyak, dan juga ikatan silang antara benang-benang fibrin yang berdekatan, sehngga sangat menambah kekuatan jaringan fibrin secara tiga dimensi.Bekuan Darah. Bekuan darah terdiri dari jaringan benang fibrin yang berjalan ke segala arah dan menjerat sel-sel darah, trombosit, dan plasma. Benang-benang fibrin juga melekat pada pembuluh darah yang rusak, oleh karena itu, bekuan darah menempel pada lubang di pembuluh dan demikian mencegah kebocoran darah berikutnya.Retraksi Bekuan Darah. Dalam waktu beberapa menit setelah bekuan terbentuk, kekuatan mulai menciut dan biasanya memeras keluar hampir seluruh carian dari bekuan itu dalam waktu 20-60 menit. Carian yang keluar tersebut disebut serum, sebab seluruh fibrinogen dan sebagian besar faktor-faktor pembekuan lainnya tidak dikeluarkan, dan dengan demikian, serum berbeda denga plasma, serum tidak dapat membeku karena serum tidak terdapat faktor-faktor pembekuan.Trobosit diperlukan untuk retraksi bekuan. Oleh sebab itu, kegagalan pada proses retraksi merupakan tanda bahwa jumlah tormbosit yang beredar dalam darah kurang . mikroskop elektron dari trombosit dalam bekuan darah memperlihatkan bahwa trombosit-trombosit tersebut sebenarnya melekat pada benang benang fibrin dengan cara mengikat benag-benang itu sehingga menjadi satu. Selain itu, trombosit yang terperangkap dalam bekuan terus melepaskan zat-zat prokoagulan, salah satu yang paling penting ialah faktor stabilisator fibrin, yang meyebabkan terjadinya ikatan silang yang semakin banyak antara benang-benang fibrin yang berdekatan. Selain itu, trombosit sendiri memberikan dukungan langsung untuk terjadinya retraksi bekuan dengan mengaktifkan molekul aktin miosin, dan trombostenin trombosit, yang semuanya merupakan molekul kontraktil dalam trombosit dan dapat menimbulkan kontraaksi kuat pada tonjolan-tonjolan runcing dari trombosit yang melekat pada fibrin. Peristiwa ini juga akan menciutkan jaringan fibrin menjadi masa yang lebih kecil. Kontraksi diaktifkan dan dipercepat oleh trombin, dan juga olah ion kalsium dalam mitokondria, retikulum endoplasma, dan aparatus golgi pada trombosit.Dengan terjadinya retraksi bekuan, ujung-ujung pembuluh darah yang robek akan ditarik saling mendekat, sehingga memungkinkan berlanjut hingga sampai ke tahap akhir hemostasis.

Siklus Berantai Pembentukan Bekuan

Segera setelah pembekuan darah terbentuk, bekuan tersebut akan meluas ke daerah sekelilingnya. Bekuan itu sendiri yang meangawali daur berantai ( umpan balik Positif ) untuk memduahkan bekuan menjadi bertambah besar. Salah satu sebab paling penting terjadinya proses ini ialah kerja proteolitik dari trombin yang memungkinkannya untuk bekerja terhadap faktor-faktor pembekuan lain selain fibrinogen. Sebagai contoh, trombin mempunyai efek protelotik langsung terhadap protrombin sendiri, sehingga bentuk lebih banyak lagi trombin, dan ini bekerja terhadap beberapa faktor pembekuan yang bertanggung jawab terhadap pembentukan aktivator protrombin. Setelah jumlah krisis trombin terbentuk, terjadi daur berantai yang menyebabkan lebih banyak lagi terbentuknya bekuan dan trombin, dengan demikian bekuan akan bertambah besar sampai kebocoran darah berhenti.Awal Proses Bekuan

Mekanisme komplek yang mengawali pembekuan pada tempat pertama. Mekanisme ini dimulai bila:1. Terjadi trauma pada dinding pembuluh darah dan jaringan yang berdekatan2. Trauma pada darah3. Kontaknya darah dengan sel endotel yang rusak atau dengan kolagen dan unsur jaringan lainnya di luar pembuluh darah.Pada setiap kejadian tersebut, mekanisme ini akan menyebabkan pembentukan protombin menjadi trombin dan menimbulkan seluruh langkah berikutnya.Aktiivator protrombin biasanya dapat dibentuk melalui dua cara, walaupun, pada kenyataannya kedua cara ini saling berinteraksi secara konstan satu sama lain :1. Melalui jalur ekstrinstik yang dimulai dengan terjadinya trauma pada dinding pembuluh dan jaringan sekitarnya2. Dan melalui jalur instrinstik yang berawal didalam darah.Pada kedua jalur ini intrsinstik maupun ekstrinstik, berbagai protein plasma berbeda yang disebut faktor-faktor pembekuan darah memegang peran yang utama. Sebagian besar faktor ini masih dalam bentuk enzim proteolitik yang inaktif. Bila berubah menjadi aktif, kerja enzimatiknya akan menimbulkan proses pembekuan berupa reaksi-reaksi yang berurutan dan bertingkat.Sebgian besar faktor pembekuan ditandai dengan angka romawi, contoh faktor VIIIa menunjukkan faktor VIII dalam keadaan teraktivasiJalur Ekstrinstik Sebagai Awal Pembekuan

Mekanisme ekstrinstik sebagai awal pembentukan aktivator protrombin dimulai dengan dinding pembuluh darah atau jaringan ekstravaskuler yang rusak yang kontak dengan darah. Kejadian ini menimbulkan langkah-langkah berikutnya :1. Pelepasan faktor jaringan. Jaringan yang luka akan melepaskan beberapa faktor yang disebut faktor jarigan. Faktor ini terutama terdiri dari fosfolipid dari membran jaringan ditambah komplek lipoprotein yang terutama berfungsi sebagai enzim proteolitik.2. Aktivasi faktor X-peranan faktor VII dan faktor jaringan. Komplek lipoprotein dari faktor jaringan selanjutnya bergabung dengan faktor VII dan bersamaan dengan hadirnya ion kalsium, faktor ini bekerja sebagai enzim terhadap faktor X untuk membentuk faktor X yang teraktivasi ( Xa ).3. Efek dari faktor X yang teraktivasi dalam membentuk aktivator protombin-pertama faktor V. Faktor X yang teraktivasi segera berikatan dengan fosfolipid jaringan yang merupakan bagian dari faktor jaringan, atau fosfolipid tambahan yang dilepaskan dari trombosit, juga denan faktor V, untuk membentuk suatu senyawa yang disebut aktivator protrombin. Dalam beberapa detik, dengan adanya ion kalsium, senyawa itu memecah protrombin menjadi trombin, dan berlangsunglah proses pembekuan seperti yang telah dijelaskan. Pada tahap permulaan, faktor V yang terdapat dalam komplek aktivator protrombin bersifat inaktif, tetapi sekali proses pembekuan ini dimulai dan trombin mulai terbentuk, kerja proteoitik dari trombin akan mengaktifkan faktor V. Faktor ini kemudian akan menjadi akselerator tambahan yang kuat dalam pengaktifan protrombin. Jadi, dalam komplek aktivator protrombin akhir. Faktor X teraktivasilah yang merupakan protease sesungguhnya yang menyebabkan pemecahan protrombin untuk membentuk trombin. Faktor V yang teraktivasi sangat mempercepat kerja protease ini, sedangkan fofolipid trombosit bekerja sebagai alat pengangkut yang mempercepat proses tersebut . perhatian umpan balik positif dari trombin , yang bekerja melalui faktor V, untuk mempercepat proses seluruhnya.

4. Jalur Instrinstik Sebagai Awal Pembekuan

Mekanisme kedua untuk awal pembentukan aktivator protrombin, dan dengan demikian juga merupakan awal dari proses pembekuan, dimulai denagn terjadinya trauma terhadap darah itu sendiri atau darah berkontak denan kolagen pada dinding pembuluh darah yag rusak. Kemudian proses berlangsung melalui serangkaian reaksi kaskade :1. Pengaktifan faktor XII dan pelepasan fosfolipid trombosit oleh darah atau berkontaknya darah dengan kolagen dinding pembuluh darah akan mengubah dua faktor pembekuan penting dalam darah : Faktor XII dan trombosit. Bila faktor XII terganggu, misalnya karena kontak dengan kolagen atau dengan permukaan yang basah seprti gelas, ia akan berubah menjadi bentuk molekul baru yaitu sebagai enzim proteolitik yang disebut faktor XII teraktivasi . Pada saat yang bersamaan, trauma terhadap darah juga merusak trombosit akibat bersentuhan dengan kolagen atau atau permukaan basah ( atau rusak karena cara lain ), dan ini akan melepaskan berbagai fosfolipid trombosit yang mengandung lipoprotein, yang disebut faktor 3 trombosit yang juga memegang peranan dalam proses pembekuan selanjutnya.2. Pengaktifan faktor XI. Faktor XII yang teraktivasi bekerja secara enzimatik terhadap faktor XI dan juga mengaktifkannya. Ini merupakan langkah kedua dalam jalur instrinsik. Reaksi ini juga memerlukan kininogen HMW ( Berat Molekul Tinggi ), dan dipercepat oleh prekalikrein.(3)(2)(1)

3. Pengaktifan faktor IX oleh faktor XI yang teraktivasi. Faktor XI yang teraktivasi bekerja secara enzimatik terhadap faktor IX dan mengaktifkannya.4. Pengaktifan faktor X-peranan faktor VIII. Faktor IX yang teraktivasi, yang bekerja sama dengan faktor VIII teraktivasi dan dengan fosfolipid dan faktor 3 dari trombosit yang rusak, mengaktifkan faktor X. Jelaslah bahwa bila faktor VIII atau trombosit kurang persediaannya, langkah ini akan terhambat. Faktor VIII adalah faktor yang tidak dimiliki oleh pasien hemofilia klasik, dan karena alasan itu disebut faktor antihemofilia. Trombosit adalah faktor pembekuan yang tidak didapati pada penyakit perdarahan yang disebut trombositopenia.5. Kerja Faktor X teraktivasi dalam pembentukan aktifator protrombin-peranan faktor V. Langkah dalam jalur instrinstik ini pada prinsipnya sama dengan langkah terakhir dalam jalur ekstrinstik. Artinya faktor X yang tereaktivasi bergabung dengan faktor V dan trombosit atau fosfolipid jaringan untuk membentuk suatu komplek yang disebut aktivator protrombin. Aktivator protrombin dalam beberapa detik mengawali pemecahan protrombin menjadi trombin, dan dengan demikian proses pembekuan selanjutnya dapat berlangsung seperti yang telah diuraikan dahu.Cedera Jaringan

Faktor Jaringan (lipoprotein)

FospolipidVIIaVII

XaX

Ca++

Ca++Fosfolipid TrombositVAktivator protrombin

ProtrombinTrombin

Jalur EkstrinstikCa++

Kerusakan darah atau Berkontak denan kolagen

( 1 )XIIaXII

(HMW Kinonogen,prekalikrein )

( 2 )XIXIa

Ca++

( 3 )

VIIIIXaIX

Trombin

Ca++VIIIa

( 4 )X

Fosfolipid Trombosit

( 5 )

V

Fosfolipid trombosit

Protrombin

Jalur Instrinstik sebagai Awal Pembekuan Darah

Xa

Ca++Trombin

Aktivator protrombin

Trombin

Ca++

Peranan Ion Kalsium dalamJalur Instrinstik dan Ekstrinstik

Diluar dua langkah pertama daalam jalur instrinstik, ion kalsium diperlukan untuk menpermudah atau mempercepat semua reaksi pembekuan darah. Oleh karena itu tanpa ion kalsium, pembekuan darah melalui tiap jalur pembekuan tidak terjadi.Kadar ion kalsium dalam tubuh jarang sekali turun sedemikian rendah sehingga nyata memengaruhi kinetik pembekuan darah. Tetapi bila darah dikeluarkan dari tubuh manusia, pembekuan dapat dicegah dengan menurunnya ion kalsium sampai dibawah ambang pembekuan, dengan cara deionisasi kalsium yaitu menyebabkannya bereaksi dengan zat-zat lain sperti ion sitrat atau mengendapkan ion kalsium dengan ion oksalat.

Pencegahan Pembekuan Darahdalam Sistem Pembuluh DarahNorma-Antikoagulan Intravaskular

Kemungkinan faktor paling penting yang dapat mencegah pembekuan dalam sistem pembuluh darah normal ialah :1. Licinnya permukaan sel endotel sehingga tidak terjadi aktivitasi kontak dari sistem pembekuan instrinstik2. Lapisan glikokaliks pada endotelium ( glikokaliks adalah suatu mukopolisakarida yang diabsorbsi ke permukaan bagian dalam sel endotel ), yang mempunyai sifat-sifat menolak pembekuan dan trombosit, dan dengan demikian mencegah pembekuan3. Ikataan protein dengan membran endotel, yaitu trombomodulin yang mengikat trombin. Pengikatan trombomodulin dengan trombin tidak hanya memperlambat proses pembekuan dengan cara mengangkat trombin, tetapi komplek trombomodulin-trombin juga mengaktifkan protein plasma, yaitu protein C, yang bekerja sebagai antikoagulan dengan menginaktifkan faktor V dan VIII yang teraktivasi.Bila dinding endotel rusak, permukaannya yang licin dan lapisan trombomodulin-glokokaliknya hilang, dan itu akan mengaktifkan faktor XII dan trombosit, sehingga dimulailah proses pembekuan jalur instrinstik. Bila faktor XII dan trombosit berkontak dengan kolagen subendotel, pengaktifan akan menjadi lebih hebat lagi.

Kerja Antitrombin Fibrin dan Antitrombin III. Diantara antikoagulan-antikoagulan penting dalam darah itu sendiri ialah antikioagulan yang menghilangkan trombin dari darah. Dua diantaranyayang paling kuat ialah : ( 1 ) benang-benang fibrin yang terbentuk selama proses pembekuan dan ( 2 ) suatu alfa globin yang disebut antitrombin III atau kofaktro antitrimbin heparin.Sewaktu bekuan sedang dibentuk, kira-kira 85-90 persen trombin yang terbentuk dari protrombin diabsorbsi kedalam benang-benang fibrin begitu fibrin ini terbentuk. Dan ini tentunya membantu mencegah penyebaran trombin kedalam darah didaerah yang lain, sehingga dapat mencegah penyebaran bekuan yang berlebihan.Trombin yang tidak tereabsorbsi ke benang-bengang fibrin akan berikatan dengan antitrombin III, yang selanjutnya akan menghalangi efek trombin terhadap fibrinogen, dan kemudian juga menginaktifkan trombin itu sendiri dalam waktu 12-20 menit berikutnya.Heparin. Heparin merupakan antikoagulan kuat lainnya, tetapi kadarnya dalam darah normalnya rendah, sehingga hanya dalam kondisi fisiologis khusus saja ia berfungsi sebagai antikoagulan yang cukup berarti. Naumun, dalam praktek kedokteran, heparin sangat luas dipakai sebagai agen farmakologis dalam konsentrasi yang lebih tinggi untuk mencegah pembekuan intravaskular.Molekul heparin ialah polisakarida yangn bermuatan sangat negatif. Ia sendiri tidak atau sedikit sekali mempunyai sifat-sifat antikoagulan, tetapi bila berikatan dengan antitrombin III, keefektifan antitrombin III untuk menyingkirkan trombin akan meningkat seratus sampai seribu kali lipat, dan dengan demikkian bekerja sebagai antikoagulan. Oleh karena itu, dengan adanya heparin yang berlebihan, menyingkirkan bentuk trombin bebas dari peredaran darah oleh antitrombin III terjadi hampir seketika.Komplek heparin dan antitrombin III akan menghilangkan beberapa faktor pembekuan yang teraktivasi lainnya selain trombin, sehingga lebh meningkatkan aktivitasnya sebagai antikoagulan. Termasuk ke dalam faktor-faktor tersebut ialah faktor XII, XI, X, dan IX.Heparin dibentuk oleh bermacam-macam sel dalam tubuh, tetapi sebagian besar dibentuk oleh sel mast basofilik yang terletak dijaringan ikat perikapiler seluruh tubuh. Sel-sel ini terus-menerus mengeluarkan heparin sedikit-sedikit yang berdifusi kedalam sistem sirkulasi. Sel basofil darah fungsinya hampir sama dengan sel mast, juga melepaskan heparin dalam jumlah kecil ke dalam plasma.Sel mast terdapat banyak sekali dijaringan yang mengelilingi kafiler paru, dan dalam jumlah yang kecil terdapat juga didekat kapiler hati. Mudah dipahami mengapa sejumlah besar heparin diperlukan didaerah tersebut, karena kafiler paru dan hati menerima banyak bekuan banyak embolus yang terbentuk dalam darah vena dan mengalir lambat, pembentukan heparin yang cukup diperlukan untuk mencegah terjadinya bekuan lebih banyak lagi.

Lisis Bekuan Darah-Plasmin

Proein plasma mengandung euglobulin yang disebut plasminogen ( atau profibrinolisin ). Palsma adalah enzim proteolitik yang menyerupai tripsin, suatu enzim pencernaan proteolotik paling penting dari sekresi pankreas. Plasmin mencerna benang-benang fibrin dan beberapa protein koagulan lainnya, seperti fibrinogen, faktor V, faktor VIII, protrombin, dan faktor XII. Oleh karena itu, kapanpun plasmin dibentuk, plasmin akan melisis bekuan dengan menghancurkan banyak faktor pembekuan, sehingga kadang kadang bahkan hipokoagulasi labilitas darahAktivasi Plasminogen untuk Membentuk Plasmin : Kemudian Melisis Bekuan. Bila suatu bekuan terbentuk, didalamnya akan terdapat sejumlah besar plasminogen bersama dengan protein-proein plasma yang lain. Palsminogen ini tidak akan menjadi plamsin atau menyebabkan lisis bekuan sebelum diaktifkan. Jaringa yang terluka dan sel endotel pembuluh darah dengan sangat lambat melepaskan suatu aktivator kuat yang disebut aktivator plasminogen jaringan ( t-PA ) pada hari-hari berikutnya, setelah bekuan berhasil menghentikan pendarahan, akhirnya plasminogen berubah menjadi plasmin yang kemudian menghilangkan bekuan darah yang tidak diperlukan. Fungsi penting khusus dari sistem plasmin adalah membuang bekuan kecil dari jutaan pembuluh perifer kecil yang pada akhirnya dapat mengalami penyumbatan yang tidak ada cara lain untuk membersihkannya

By : Taslim Koli Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Page12