Danny Rahdiansyah's Article in Tabloid Diplomasi - Winner of Essay Competition

3
K I L A S 16 Diplomasi I. Pendahuluan Politik luar negeri sebuah ne- gara merupakan perpaduan dan cerminan dari situasi sosial-politik, kondisi ekonomi, dan kapabilitas militer domestik, yang dipengaruhi perkembangan yang terjadi di lingkungan eksternalnya. 1 Politik luar negeri juga dipengaruhi oleh faktor sejarah dan persepsi elit pembuat keputusan. 2 Implementasi Doktrin Politik Luar Negeri Bebas-Aktif membe- rikan ruang gerak yang luas bagi diplomasi Indonesia bagi pencapa- ian kepentingan nasional. Doktrin ini mencitrakan Indonesia sebagai sebuah negara yang bersahabat dan dapat berperan sebagai bridge builder. 3 II. Lingkungan strategis II.1. Internal Ekonomi Indonesia tumbuh 6% pada tahun 2007 4 dan 6.1% pada 1 Rahdiansyah, D. 2008, “Kepentingan Nasional Bukan Lagi ‘Politik Sana- Sini Senang’”, FIGUR, Edisi XXXIII/ Tahun 2008, hal.46 2 Novotny, D 2004, “Indonesia’s Foreign Policy: in quest for the balance of threat”, Paper presented at the 15 th Biennial Conference of the Asian Studies Association of Australia in Canberra, 29 June – 2 July 2004. http://coombs.anu.edu.au/SpecialProj/ ASAA/biennial-conference/2004/ Novotny-D-ASAA2004.pdf 3 Rahdiansyah, D 2008, loc.cit 4 Kingsbury, D 2008, “Indonesia in 2007: Unmet Expectations, Despite Improvement”, ASIAN SURVEY, Vol. XLVIII, No.1, January-February Arah Politik Luar Negeri Indonesia pasca Pemilu 2009 (*) 2008. Pendapatan per kapita 2008 berkisar USD 2400, artinya 10% penduduk berpenghasilan USD 7000 per kapita dan 10% lainnya USD 3500. Ini berarti kelas menengah Indonesia telah pulih bahkan melewati dampak krisis 1997-1998. Persentase penduduk miskin turun dari 15.4% pada Maret 2008 menjadi 14.2% pada Maret 2009. 5 Tahun 2009, ekonomi Indo- nesia diperkirakan hanya akan tumbuh 2.4%. 6 Namun angka ini masih melampaui Malaysia, Singapura dan Thailand, karena Indonesia tidak terlalu bersandar pada ekspor sedangkan negara- negara tersebut mengalami kontraksi akibat ketergantungan- nya terhadap ekspor. Peledakan bom di hotel Ritz Carlton dan JW Marriott terbukti tidak banyak mempengaruhi belanja konsumsi, yang merupakan 2/3 dari keselu- ruhan ekonomi Indonesia senilai USD433 milyar. 7 Oleh Bloomberg, Rupiah dise- but sebagai Asia’s top-performing currency this year. 8 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir tahun 2009 diperkirakan akan mencapai 2600, yaitu ke- naikan 92% dibandingkan tahun lalu dan tertinggi dalam 16 tahun terakhir. 9 2008, hal.41 5 “Indonesia – Country Report, July 2009”, Economist Intelligence Unit, Juli 2009, hal. 3 6 “Indonesia – Country Forecast, June 2009”, Economist Intelligence Unit, Juni 2009, hal. 3 7 Unditu, A, & Moestafa, B 2009, Indonesia to Narrow Budget Gap Amid Signs of Recovery”, Bloomberg, 3 Agustus 2009. hp:// www.bloomberg.com/apps/ news?pid =newsarchive&sid= a1NmwTJuToaY 8 Ibid 9 Moestafa, B 2009, Indonesia Stocks May Gain Most Since 1993, Says Panin” Bloomberg, 3 Agustus 2009, hp://www.bloomberg.com/ Suasana politik dan keamanan di Indonesia juga relatif stabil, sebagai hasil transformasi men- jadi negara demokratis. Kabinet berhasil menyelesaikan tugas lima tahunannya, pertama kali sejak era Orde Baru. Pemilu 2009 ber- langsung aman tanpa gangguan yang berarti. Dalam penanganan korupsi, Indonesia berhasil naik 17 peringkat (143 126) dalam Corruption Perception Index 2008 dari Transparency Internasional. 10 Indonesia juga berhasil menga- mankan stok beras nasional keti- ka terjadi krisis pangan global. II.2. Eksternal Ekonomi internasional masih dibayang-bayangi krisis global. Pe- rekonomian negara-negara besar mitra dagang utama Indonesia mengalami penurunan. Tahun ini, ekonomi Amerika Serikat diperki- rakan akan mengalami kontraksi 2.9%, Jepang 7%, Euro 27 zone 4.4%. Di sisi lain China akan tum- buh 6.8% dan India 5.5%. 11 Isu kesehatan dan food security merupakan isu global yang penting dengan merebaknya kasus swine flu dan krisis pangan global. Dalam aspek keamanan, konflik bersenjata masih terus belangsung di sejumlah kawasan. Di kawasan Asia, Iran dan Korea Utara masih menjadi topik hangat di media massa. Di lingkungan terdekat, ASEAN telah berhasil membentuk Komisi HAM walaupun masih menuai sejumlah kritik bahwa Terms of Reference-nya tidak memenuhi standar untuk peningkatan dan perlindungan HAM. apps/news?pid=newsarchive&sid= akBNmx8wVWrI 10 Mietzner, M 2009, “Indonesia in 2008: Yudhoyono’s stuggle for reelection”, ASIAN SURVEY, Vol. XLIX, No.1, January/February 2009, hal.146 11 “Global Outlook”, The Economist Intelligence Unit, July 2009, hal. 4-7 III. Politik Luar Negeri Indonesia Pasca Pemilu 2009 Dinamika dalam konteks domestik dan internasional seperti yang dikemukakan di atas mem- pengaruhi pembentukan Politik Luar Negeri Indonesia pasca Pemilu 2009. III. 1. Profil Dari sejarahnya 12 Indonesia memiliki posisi yang kuat dan berpotensi besar diantara negara- negara berkembang. Pada tahun 1988, Ali Alatas (alm) pernah berucap bahwa “telah sampai waktunya bagi Indonesia untuk berperan lebih aktif dan asertif da- lam percaturan dunia.” 13 Namun krisis tahun 1997-1998 membuat peran internasional Indonesia me- nurun. 14 Bahkan Indonesia dipan- dang kehilangan kemampuannya memimpin ASEAN. 15 Setelah mengalami pemulihan ekonomi dan konsolidasi demo- krasi pasca reformasi, Indonesia baru dapat kembali ke kancah dunia. Presiden SBY pada tahun 2005 16 kembali menyampaikan aspirasi Indonesia untuk lebih terlibat dalam percaturan global. Tahun 2009 ini eksistensi Indone- sia di dunia internasional semakin 12 Antara lain sebagai tuan rumah KAA dan salah satu pendiri GNB, OPEC serta ASEAN 13 Suryadinata, L, “Indonesia’s Foreign Policy under Suharto”, Singapore: Times Academic Press, 1996, hal. 177 14 Vermonte, P.J, “Demokratisasi dan Politik Luar Negeri Indonesia”, http://www.interseksi.org/ publications/ essays/ articles/demokratisasi.html 15 Severino, R 2004, “Towards an ASEAN Security Community”, ISEAS: Trends in Southeast Asia Series, No.8 (2004), hal.2 16 Susanti, I 2005, “Indonesia Must Play Leading Global Role”, The Jakarta Post, 20 Agustus 2005, http://www.thejakartapost.com/ news/2005/08/20/indonesia- 039must-play-leading-global- role039.html Oleh: Danny Rahdiansyah (Sekretaris III Fungsi Multilateral di KBRI Roma, Italia) 15 SEPTEMBER - 14 OKTOBER 2009 No. 23 Tahun II Danny Rahdiansyah dok. danny

Transcript of Danny Rahdiansyah's Article in Tabloid Diplomasi - Winner of Essay Competition

Page 1: Danny Rahdiansyah's Article in Tabloid Diplomasi - Winner of Essay Competition

K i L A S16

Diplomasi

I. PendahuluanPolitik luar negeri sebuah ne-

gara merupakan perpaduan dan cerminan dari situasi sosial-politik, kondisi ekonomi, dan kapabilitas militer domestik, yang dipengaruhi perkembangan yang terjadi di lingkungan eksternalnya.1 Politik luar negeri juga dipengaruhi oleh faktor sejarah dan persepsi elit pembuat keputusan.2

Implementasi Doktrin Politik Luar Negeri Bebas-Aktif membe-rikan ruang gerak yang luas bagi diplomasi Indonesia bagi pencapa-ian kepentingan nasional. Doktrin ini mencitrakan Indonesia sebagai sebuah negara yang bersahabat dan dapat berperan sebagai bridge builder.3

II. Lingkungan strategis

II.1. InternalEkonomi Indonesia tumbuh 6%

pada tahun 20074 dan 6.1% pada 1 Rahdiansyah, D. 2008, “Kepentingan

Nasional Bukan Lagi ‘Politik Sana-Sini Senang’”, FIGUR, Edisi XXXIII/Tahun 2008, hal.46

2 Novotny, D 2004, “Indonesia’s Foreign Policy: in quest for the balance of threat”, Paper presented at the 15th Biennial Conference of the Asian Studies Association of Australia in Canberra, 29 June – 2 July 2004. http://coombs.anu.edu.au/SpecialProj/ASAA/biennial-conference/2004/Novotny-D-ASAA2004.pdf

3 Rahdiansyah, D 2008, loc.cit4 Kingsbury, D 2008, “Indonesia in

2007: Unmet Expectations, Despite Improvement”, ASIAN SURVEY, Vol. XLVIII, No.1, January-February

Arah Politik Luar Negeri Indonesia pasca Pemilu 2009(*)

2008. Pendapatan per kapita 2008 berkisar USD 2400, artinya 10% penduduk berpenghasilan USD 7000 per kapita dan 10% lainnya USD 3500. Ini berarti kelas menengah Indonesia telah pulih bahkan melewati dampak krisis 1997-1998. Persentase penduduk miskin turun dari 15.4% pada Maret 2008 menjadi 14.2% pada Maret 2009.5

Tahun 2009, ekonomi Indo-nesia diperkirakan hanya akan tumbuh 2.4%.6 Namun angka ini masih melampaui Malaysia, Singapura dan Thailand, karena Indonesia tidak terlalu bersandar pada ekspor sedangkan negara-negara tersebut mengalami kontraksi akibat ketergantungan-nya terhadap ekspor. Peledakan bom di hotel Ritz Carlton dan JW Marriott terbukti tidak banyak mempengaruhi belanja konsumsi, yang merupakan 2/3 dari keselu-ruhan ekonomi Indonesia senilai USD433 milyar.7

Oleh Bloomberg, Rupiah dise-but sebagai Asia’s top-performing currency this year.8 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir tahun 2009 diperkirakan akan mencapai 2600, yaitu ke-naikan 92% dibandingkan tahun lalu dan tertinggi dalam 16 tahun terakhir.9

2008, hal.415 “Indonesia – Country Report, July

2009”, Economist Intelligence Unit, Juli 2009, hal. 3

6 “Indonesia – Country Forecast, June 2009”, Economist Intelligence Unit, Juni 2009, hal. 3

7 Unditu, A, & Moestafa, B 2009, “Indonesia to Narrow Budget Gap Amid Signs of Recovery”, Bloomberg, 3 Agustus 2009. http://w w w. b l o o m b e r g . c o m / a p p s /news?pid =newsarchive&sid= a1NmwTJuToaY

8 Ibid9 Moestafa, B 2009, “Indonesia

Stocks May Gain Most Since 1993, Says Panin” Bloomberg, 3 Agustus 2009, http://www.bloomberg.com/

Suasana politik dan keamanan di Indonesia juga relatif stabil, sebagai hasil transformasi men-jadi negara demokratis. Kabinet berhasil menyelesaikan tugas lima tahunannya, pertama kali sejak era Orde Baru. Pemilu 2009 ber-langsung aman tanpa gangguan yang berarti. Dalam penanganan korupsi, Indonesia berhasil naik 17 peringkat (143 → 126) dalam Corruption Perception Index 2008 dari Transparency Internasional.10 Indonesia juga berhasil menga-mankan stok beras nasional keti-ka terjadi krisis pangan global.

II.2. EksternalEkonomi internasional masih

dibayang-bayangi krisis global. Pe-rekonomian negara-negara besar mitra dagang utama Indonesia mengalami penurunan. Tahun ini, ekonomi Amerika Serikat diperki-rakan akan mengalami kontraksi 2.9%, Jepang 7%, Euro 27 zone 4.4%. Di sisi lain China akan tum-buh 6.8% dan India 5.5%.11

Isu kesehatan dan food security merupakan isu global yang penting dengan merebaknya kasus swine flu dan krisis pangan global. Dalam aspek keamanan, konflik bersenjata masih terus belangsung di sejumlah kawasan. Di kawasan Asia, Iran dan Korea Utara masih menjadi topik hangat di media massa.

Di lingkungan terdekat, ASEAN telah berhasil membentuk Komisi HAM walaupun masih menuai sejumlah kritik bahwa Terms of Reference-nya tidak memenuhi standar untuk peningkatan dan perlindungan HAM.

apps/news?pid=newsarchive&sid=akBNmx8wVWrI

10 Mietzner, M 2009, “Indonesia in 2008: Yudhoyono’s stuggle for reelection”, ASIAN SURVEY, Vol.XLIX, No.1, January/February 2009, hal.146

11 “Global Outlook”, The Economist Intelligence Unit, July 2009, hal. 4-7

III. Politik Luar Negeri Indonesia Pasca Pemilu 2009

Dinamika dalam konteks domestik dan internasional seperti yang dikemukakan di atas mem-pengaruhi pembentukan Politik Luar Negeri Indonesia pasca Pemilu 2009.

III. 1. Profil Dari sejarahnya12 Indonesia

memiliki posisi yang kuat dan berpotensi besar diantara negara-negara berkembang. Pada tahun 1988, Ali Alatas (alm) pernah berucap bahwa “telah sampai waktunya bagi Indonesia untuk berperan lebih aktif dan asertif da-lam percaturan dunia.”13 Namun krisis tahun 1997-1998 membuat peran internasional Indonesia me-nurun.14 Bahkan Indonesia dipan-dang kehilangan kemampuannya memimpin ASEAN.15

Setelah mengalami pemulihan ekonomi dan konsolidasi demo-krasi pasca reformasi, Indonesia baru dapat kembali ke kancah dunia. Presiden SBY pada tahun 200516 kembali menyampaikan aspirasi Indonesia untuk lebih terlibat dalam percaturan global. Tahun 2009 ini eksistensi Indone-sia di dunia internasional semakin 12 Antara lain sebagai tuan rumah KAA

dan salah satu pendiri GNB, OPEC serta ASEAN

13 Suryadinata, L, “Indonesia’s Foreign Policy under Suharto”, Singapore: Times Academic Press, 1996, hal. 177

14 Vermonte, P.J, “Demokratisasi dan Politik Luar Negeri Indonesia”, http://www.interseksi.org/ publications/essays/ articles/demokratisasi.html

15 Severino, R 2004, “Towards an ASEAN Security Community”, ISEAS: Trends in Southeast Asia Series, No.8 (2004), hal.2

16 Susanti, I 2005, “Indonesia Must Play Leading Global Role”, The Jakarta Post, 20 Agustus 2005, http://www.thejakartapost.com/n e w s / 2 0 0 5 / 0 8 / 2 0 / i n d o n e s i a -039must-play-leading-global-role039.html

Oleh: Danny Rahdiansyah (Sekretaris III Fungsi Multilateral di KBRI Roma, Italia)

15 SEPTEMBER - 14 OKTOBER 2009No. 23 Tahun II

Danny Rahdiansyah

dok. danny

Page 2: Danny Rahdiansyah's Article in Tabloid Diplomasi - Winner of Essay Competition

K i L A S 17

Diplomasi

diakui. Walaupun terletak di Asia, namun peran Indonesia lebih besar dari batasan geografisnya, karena Indonesia merupakan aktor penting dari dunia muslim, negara berkembang dan negara demokratis.17

Dari paparan di atas, penulis berargumen bahwa Politik Luar Negeri Indonesia pasca Pemilu 2009 akan semakin aktif dan asertif, karena didukung oleh legitimasi politik yang besar dan modal kinerja yang baik di dalam negeri dan di luar negeri.

III.2. PrinsipPolitik Luar Negeri Indonesia

di masa depan perlu berpegang pada beberapa prinsip, antara lain:

Definisi yang jelas menge-1. nai identitas, kepentingan dan cita-cita nasional serta pemetaan kekuatan dan kele-mahan.18 Menjadi suatu aksi yang mun-2. cul dari dalam negeri, bukan semata reaksi terhadap situasi eksternal.19

Memiliki 3. cetak biru yang lebih sistematis dan konkret untuk mengukur pencapaian kepen-tingan nasional.20

Tidak terpaku pada hirarki 4. kepentingan yang terdapat pada model lingkaran konsen-tris.

Terkait dengan prinsip-prinsip tersebut, kita dapat merujuk pada pidato Presiden SBY di depan Indonesian Council on World Af-fairs (ICWA), 2005, yang memuat secara jelas pernyataan mengenai identitas dan kepentingan nasio-17 Murphy, A.M. 2009, “Indonesia

returns to the International Stage: Good News for the United States”, Orbis, Winter 2009, pp.65 – 79.

18 Rahdiansyah, D 2009, “Agenda Kebijakan Luar Negeri Presiden RI Mendatang”, FORUM Keadilan, 07 Juni 2009, hal. 47

19 Rahdiansyah, D 2008, loc.cit, hal.4720 Banyu Perwita, AA 2009,

“Pemilihan Presiden dan Politik Luar Negeri Indonesia”, Pemilu.okezone.com, http://pemilu.okezone.com/read/2009/07/06/274 /236044/pemilihan-presiden-dan-politik- luar-negeri-ri, 6 Juli 2009

nal dalam konteks politik luar negeri: 21

Indonesia merupakan bangsa yang menghargai kemerdekaan dan •kesatuan nasional. Indonesia merupakan negara berpenduduk terbesar keempat di du-•nia, rumah bagi populasi muslim terbesar di dunia dan merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Indonesia merupakan negara di mana demokrasi, Islam, dan moder-•nitas berjalan beriringan. ASEAN akan tetap menjadi soko guru politik luar negeri, dan Indone-•sia akan selalu bersandar pada kelompok negara berkembang. Pidato ini juga menandai pergeseran pengertian Doktrin Bebas-Aktif

dari metafora “Mendayung diantara dua karang” menjadi “Berlayar di laut yang bergejolak”.

Lebih jauh, Indonesia juga kiranya perlu lebih fleksibel dalam me-nerapkan konsep lingkaran konsentris yang digunakan sejak awal Orde Baru.22 Sejumlah kalangan berpandangan bahwa model ini sudah tidak sesuai lagi dengan situasi terkini.23

Tabel di atas secara sederhana menunjukkan bahwa negara tujuan ekspor maupun impor utama Indonesia di ASEAN hanyalah Singapura. Sedangkan lainnya masih didominasi oleh Jepang, AS, China dan Korea Selatan.

III.3. Agenda Walaupun profil politik luar negeri Indonesia di masa depan akan

semakin asertif, untuk menjadi bridge builder yang efektif, Indonesia perlu memfokuskan kebijakannya pada sejumlah isu/agenda dimana Indonesia memiliki kemampuan dan kapasitas yang cukup melalui wahana yang tepat.

III.3.a. InternalKebijakan politik luar negeri Indonesia ke depan tidak hanya

ditujukan ke luar, tapi juga diarahkan ke dalam: meningkatkan rasa kepemilikan,24 mempererat jaringan konstituen domestik dan mem-21 “Pidato Presiden RI di depan Indonesian Council on World Affairs (ICWA)”, 19

Mei 2005. http://www.presidenri.go.id/index.php/pidato/2005/05/19/332.html22 ASEAN ditempatkan pada hirarki kepentingan tertinggi, diikuti oleh negara-negara

tetangga di kawasan Asia pasifik di lingkar berikutnya dan negara–negara seperti AS, Eropa, Organisasi Internasional dan mitra perdagangan lainnya di lingkar terluar.

Tan, P.J 2007, “Navigating a turbulent ocean: Indonesia’s worldview and foreign policy”, Asian Perspective, Vol.31, No.3, 2007, hal. 168

23 Seminar ‘Kaji Ulang ASEAN sebagai sokoguru politik luar negeri Indonesia”,http://www.csis.or.id/ events_past_view.asp?tab=0&id=227

24 Sebagai contoh: Dalam debat kandidat Capres yang lalu, isu politik luar negeri tidak menjadi salah satu tema utama.

perkuat mesin diplomasi.Deplu telah banyak melaku-

kan upaya mempererat jaringan konstituen domestik melalui berbagai wahana,25 namun demi-kian outreach ke media massa perlu terus diperkuat.26 Selain itu para diplomat juga perlu terus ditingkatkan kapasitasnya melalui berbagai pendidikan, pelatihan, maupun kesempatan secondment di organisasi-organisasi interna-sional.

III.3.b. BilateralDalam hubungan bilateral,

Indonesia perlu mempererat hu-bungan strategis dengan tetangga-tetangga terdekat di kawasan, dengan perhatian khusus terha-dap isu kedaulatan, perbatasan serta perlindungan WNI di negara terkait. Indonesia juga perlu memanfaatkan secara optimal Sidang Komisi Bersama (SKB) terutama dengan negara-negara di kawasan yang merupakan pasar alternatif produk Indonesia27 dan menerjemahkan kesepakatan dari pertemuan-pertemuan tersebut menjadi hasil nyata yang terukur dan bermanfaat.28

III.3.c. RegionalASEAN perlu terus didorong

untuk memperkuat transforma-sinya menjadi suatu rules-based organization dan menjadi aktor kunci dalam proses integrasi Asia Timur yang lebih luas. Namun de-mikian Indonesia jangan sampai terbelenggu dalam “golden cage” of ASEAN29 di mana Indonesia

Rahdiansyah, D 2009, “Debate Sessions: How about foreign policy?”, The Jakarta Post, 19 Juni 2009.

25 Antara lain Pejambon Coffee, Foreign Policy Breakfast, dan Lecture Series.

26 Rahdiansyah, D 2009, “Agenda Kebijakan Luar Negeri Presiden RI Mendatang”, FORUM Keadilan, 07 Juni 2009, loc.cit

27 Seperti Amerika Latin, Eropa Tengah dan Timur serta Afrika

28 Rahdiansyah, D 2009, “Agenda Kebijakan Luar Negeri Presiden RI Mendatang”, FORUM Keadilan, 07 Juni 2009, loc.cit

29 Sukma, R 2009, “Indonesia needs a post-ASEAN foreign policy”, The Jakarta Post, 30 Juni 2009

15 SEPTEMBER - 14 OKTOBER 2009 No. 23 Tahun II

Page 3: Danny Rahdiansyah's Article in Tabloid Diplomasi - Winner of Essay Competition

K i L A S18

Diplomasi

kerap ditekan untuk berkompromi demi negara lain atas nama soli-daritas ASEAN tapi selalu diminta pertama dalam hal kewajiban terhadap ASEAN.

ASEAN akan selalu menjadi penting bagi Indonesia, karena perdamaian dan stabilitas kawa-san Asia Tenggara merupakan vital interest bagi Indonesia. Namun jangan sampai kepen-tingan ASEAN berada di atas kepentingan nasional Indonesia yang lebih besar.30 Dalam hal ini ASEAN dapat ditempatkan sebagai salah satu platform utama bagi Indonesia untuk memproyeksikan kepentingannya di forum interna-sional disamping antara lain Bali Democracy Forum maupun G20.31

III.3.4. Internasional Pada lingkup internasional,

masalah keamanan di Timur Tengah akan tetap menjadi salah satu fokus kebijakan, karena isu ini selalu menjadi perhatian pemangku kepentingan domestik. Indonesia perlu terus mendorong upaya penyelesaian damai melalui PBB. Terkait hal ini Indonesia perlu terus mengupayakan suatu reformasi di Dewan Keamanan (DK) PBB untuk memperluas ke-anggotaan dan membuat metode kerja DK lebih transparan dan akuntabel.32

Partisipasi Indonesia dalam forum G20 perlu dieksploitasi. Indonesia perlu menjadi cham-pion bagi isu reformasi arsitektur finansial global, untuk diarahkan supaya lebih adil bagi negara-negara berkembang, dengan terus mengedepankan perdagangan bebas dan menolak proteksioni-sme.33

Dalam isu food security, suara Indonesia semakin didengar di du-nia internasional. Indonesia kerap

30 Hermawan, A 2009, “Can ASEAN survive in the post-American world?”, The Jakarta Post, 16 Juli 2009

31 Sukma, R 2009, loc.cit32 Rahdiansyah, D 2009, “Reformasi

DK PBB: Mimpi Tak Berujung?”, Gatra, 11 Februari 2009, hal.55

33 Rahdiansyah, D 2009, “Agenda Kebijakan Luar Negeri Presiden RI Mendatang”, FORUM Keadilan, 07 Juni 2009, loc.cit

diminta berbagi pengalaman dan strategi dalam mempertahankan ketahanan pangannya. Mengin-gat di Indonesia terdapat sekitar 43 juta penduduk yang bekerja di sektor pertanian dan bahwa sektor ini menyumbang sekitar 14% dari total GDP Indonesia tahun 2007,34 Indonesia perlu mengupayakan peningkatan in-vestasi di seluruh lini pada sektor pertanian untuk membangun sebuah sistem pangan global yang kuat, adaptif dan berkelanjutan35 untuk mencegah peningkatan kembali harga bahan pangan pada jangka panjang akibat peru-bahan iklim maupun kurangnya pasokan energi dan air.36

IV. KesimpulanAspirasi Indonesia untuk me-

mainkan peran “pemimpin” tidak pernah pudar karena Indonesia merasa memiliki kelebihan-kele-bihan tertentu yang tidak dimiliki negara lain dan posisi yang cukup strategis baik di kawasan maupun dalam percaturan internasional.

Indonesia menunjukkan kinerja positif di sektor politik dan ekonomi domestik dan dalam kiprahnya di panggung global, walaupun dunia internasional ten-gah menghadapi berbagai krisis. Pelaksanaan politik luar negeri Indonesia beberapa tahun bela-kangan ini dilingkupi oleh pemiki-ran Konstruktivisme, yaitu aspirasi mengubah lawan menjadi kawan, dan kawan menjadi mitra melalui peran sebagai bridge builder.

Untuk ke depan, politik luar negeri Indonesia akan semakin aktif dan asertif. Kinerja positif di atas menjadi modal berharga untuk mengimplementasikan aspirasi untuk memainkan peran “pemimpin” tersebut. Namun demikian untuk dapat memainkan 34 Rahdiansyah, D 2009, “Indonesia

in the L’Aquila G8 Summit: A food security perspective”, The Jakarta Post, 15 Juli 2009

35 Rahdiansyah, D 2009, “Krisis Pangan, Krisis Finansial Global dan Sektor Pertanian: Catatan 2008 dari Roma”, FORUM Keadilan, 25 Januari 2009, hal. 47

36 Evans, A 2009, “The Feeding of the Nine Billion: Global Food Security for the 21st Cenuty”, Chatham House Report, January 2009, hal.6,

peran itu, situasi domestik perlu terus dijaga, sehingga kredensial Indonesia di mata Internasional tetap positif.

Selain itu aspirasi untuk menjadi “bridge builder” ini perlu dilakukan secara cermat. Indone-sia perlu memfokuskan perannya pada isu/sektor-sektor tertentu saja dimana Indonesia memiliki kapasitas yang memadai, dan menghindari godaan untuk terlibat terlalu dalam pada terlalu banyak isu internasional sehingga menga-lami over-reach.

--ooOoo--

Referensi

Banyu Perwita, Anak Agung. 2009, “Pe-milihan Presiden dan Politik Luar Negeri Indonesia”, Pemilu.okezone.com, http://pemilu.okezone.com/read/2009/07/06/ 274/236044/pemilihan-presiden-dan-politik-luar-negeri-ri, 6 Juli 2009

Evans, Alex. 2009, “The Feeding of the Nine Billion: Global Food Security for the 21st Cenuty”, Chatham House Re-port, January 2009.

Hermawan, Ary. 2009, “Can ASEAN sur-vive in the post-American world?”, The Jakarta Post, 16 Juli 2009.

Kingsbury, Damien. 2008, “Indonesia in 2007: Unmet Expectations, Despite Improvement”, ASIAN SURVEY, Vol. XLVIII, No.1, January-February 2008.

Mietzner, Marcus. 2009, “Indonesia in 2008: Yudhoyono’s stuggle for re-election”, ASIAN SURVEY, Vol.XLIX, No.1, January/February 2009.

Murphy, Ann Marie. 2009, “Indonesia re-turns to the International Stage: Good News for the United States”, Orbis, Winter 2009.

Moestafa, Berni. 2009, “Indonesia Stocks May Gain Most Since 1993, Says Panin” Bloomberg, 3 Agustus 2009, http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=akBNmx8wVWrI

Novotny, Daniel. 2004, “Indonesia’s For-eign Policy: in quest for the balance of threat”, Paper presented at the 15th Biennial Conference of the Asian Stud-ies Association of Australia in Can-berra, 29 June – 2 July 2004. http://coombs.anu.edu.au/SpecialProj/ASAA/biennial-conference/2004/ Novotny-D-ASAA2004.pdf

Rahdiansyah, Danny. 2008, “Kepentin-gan Nasional Bukan Lagi ‘Politik Sa-na-Sini Senang’”, FIGUR, Edisi XXXIII/Tahun 2008.

Rahdiansyah, Danny. 2009, “Krisis Pan-gan, Krisis Finansial Global dan Sektor Pertanian: Catatan 2008 dari Roma”, FORUM Keadilan, 25 Januari 2009.

Rahdiansyah, Danny. 2009, “Reformasi DK PBB: Mimpi Tak Berujung?”, Ga-tra, 11 Februari 2009.

Rahdiansyah, Danny. 2009, “Agenda Ke-bijakan Luar Negeri Presiden RI Men-datang”, FORUM Keadilan, 07 Juni 2009.

Rahdiansyah, Danny. 2009, “Debate Ses-sions: How about foreign policy?”, The Jakarta Post, 19 Juni 2009.

Rahdiansyah, Danny. 2009, “Indonesia in the L’Aquila G8 Summit: A food se-curity perspective”, The Jakarta Post, 15 Juli 2009.

Severino, Rodolvo. 2004, “Towards an ASEAN Security Community”, ISEAS: Trends in Southeast Asia Series, No.8.

Sukma, Rizal. 2009, “Indonesia needs a post-ASEAN foreign policy”, The Ja-karta Post, 30 Juni 2009.

Suryadinata, Leo. 1996, “Indonesia’s Foreign Policy under Suharto”, Singa-pore: Times Academic Press.

Susanti, Ivy. 2005, “Indonesia Must Play Leading Global Role”, The Jakarta Post, 20 Agustus 2005, http://www.thejakartapost.com/news/2005/08/20/indonesia-039-must-play-leading-global-role039.html

Tan, Paige Johnson. 2007, “Navigating a turbulent ocean: Indonesia’s world-view and foreign policy”, Asian Per-spective, Vol.31, No.3, 2007.

Unditu, Aloysius, & Moestafa, Berni. 2009, “Indonesia to Narrow Budget Gap Amid Signs of Recovery”, Bloomberg, 3 Agustus 2009. http://www.bloomb-erg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=a1NmwTJuToaY

Vermonte, Philips J, “Demokratisasi dan Politik Luar Negeri Indonesia”, http://www.interseksi.org/publications/es-says/ articles/demokratisasi.html

“Global Outlook”, The Economist Intelli-gence Unit, July 2009

“Indonesia – Country Forecast, June 2009”, Economist Intelligence Unit, Juni 2009

“Indonesia – Country Report, July 2009”, Economist Intelligence Unit, Juli 2009

“Pidato Presiden RI di depan Indo-nesian Council on World Affairs (ICWA)”, 19 Mei 2005. http://www.presidenri.go.id/index.php/pidato/2005/05/19/332.html

“Seminar ‘Kaji Ulang ASEAN sebagai sokoguru poiltik luar negeri Indone-sia’”, http://www.csis.or.id/events_past_view.asp?tab=0&id=227

15 SEPTEMBER - 14 OKTOBER 2009No. 23 Tahun II

(*) Tulisan ini merupakan Juara I Lomba penulisan Artikel Ilmiah dalam rangka HUT Deplu dan HUT RI ke 64