Dampak penerapan trips agreement terhadap masyarakat komunal indonesia

7
DAMPAK PENERAPAN TRIPS AGREEMENT TERHADAP MASYARAKAT KOMUNAL INDONESIA Umar Azmar Mahmud Farig 11/326372/PHK/07256

Transcript of Dampak penerapan trips agreement terhadap masyarakat komunal indonesia

Page 1: Dampak penerapan trips agreement terhadap masyarakat komunal indonesia

DAMPAK PENERAPAN TRIPS AGREEMENT TERHADAP MASYARAKAT KOMUNAL

INDONESIA

Umar Azmar Mahmud Farig

11/326372/PHK/07256

Page 2: Dampak penerapan trips agreement terhadap masyarakat komunal indonesia

Latar Belakang Masalah • TRIPs (Trade Related aspects of Intellectual Property

Rights) merupakan perjanjian internasional di bidang Hak Kekayaan Intelektual terkait perdagangan. 

• TRIPs Agreement di ratifikasi pada tanggal 1 Januari 2000 dengan harapan dapat memberikan perlindungan bagi berbagai produk intelektual atas upaya pelanggaran hak atas produk yang dihasilkan baik oleh individu maupun suatu korporasi

• Dikarenakan subyek HKI adalah individu atau perusahaan, kepemilikan dan inovasi komunal menjadi ternegasikan melalui adanya TRIPs.

Page 3: Dampak penerapan trips agreement terhadap masyarakat komunal indonesia

Rumusan Masalah

• Bagaimanakah pengaruh ratifikasi TRIPs terhadap masyarakat komunal Indonesia ?.

• Bagaimanakah peran pemerintah dalam mempertahankan identitas nasional tanpa menghilangkan perlindungan terhadap produk intelektual dari upaya pelanggaran hak atas produk yang dihasilkan secara komunal ?.

Page 4: Dampak penerapan trips agreement terhadap masyarakat komunal indonesia

PEMBAHASANA. Pengaruh Ratifikasi TRIPs Terhadap Masyarakat Komunal Indonesia• Sebagai sub-integral lain atas persetujuan mengenai Perdagangan Barang

(GATT), dan Jasa (GATS) pada system perdagangan dunia (WTO), Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPs) tidak lepas dari kecenderungan untuk lebih mengakomodasi kepentingan negara maju dan perusahaan multinasional

• Nampak dari indikasi bahwa kehadiran TRIPs justru akan meningkatkan arus dana dari negara berkembang ke negara maju melalui pembayaran royalti, mengingat: 97 persen pemegang paten dunia berasal dari negara maju, Tidak ada indikasi bahwa negara maju akan melakukan alih teknologi dengan cuma-cuma kepada negara berkembang, apabila diadakan perlindungan HAKI, mengingat perusahaan multinasional dari negara majulah sebenarnya yang menjadi subyek perlindungan HKI seperti pada paten. Sebaliknya TRIPs akan menghambat pengembangan pengetahuan lokal.

Page 5: Dampak penerapan trips agreement terhadap masyarakat komunal indonesia

Lanjutan…

• Identitas nasional yang sekalipun hingga hari ini masih belum dapat dikatakan rampung dan mendapat kesepakatan bersama, berupa sikap hidup yang termuat dalam pancasila otomatis mendapat gangguan dengan diratifikasinya TRIPs. Melalui penjelasan diatas, setidaknya ada tiga hal yang kental dibawa melalui perjanjian TRIPS, yakni promo paham barat (kapitalisme dan liberalisme), dan sebagai bias terhadap negara dengan tingkat kemajemukan sebesar Indonesia memicu tumbuhnya ego sektoral atas kepemilikan nilai ekonomis yang dijadikan hak eksklusif perorangan dan/atau korporasi

Page 6: Dampak penerapan trips agreement terhadap masyarakat komunal indonesia

B. Peran Pemerintah Dalam Mempertahankan Identitas Nasional Tanpa Menghilangkan Perlindungan Terhadap Produk Intelektual Dari Upaya Pelanggaran Hak Atas Produk Yang Dihasilkan Secara Komunal

• Menghadapi era globalisasi pemerintah sudah seharusnya mengambil peran dalam mempertahankan identitas nasional berupa latar komunal yang telah hidup lama dalam masyarkat Indonesia. Tidak terlepas diantaranya adalah upaya untuk melindungi Produk Intelektual Dari Upaya Pelanggaran Hak Atas Produk Yang Dihasilkan Secara Komunal.

• Dibentuknya RUU PT-EBT

• Upaya membumikan kembali Pancasila

Page 7: Dampak penerapan trips agreement terhadap masyarakat komunal indonesia

Kesimpulan

• Dari pembahasan diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa kehadiran TRIPs di Indonesia merupakan konsekwensi atas keterlibatan Indonesia dalam pergaulan internasional. Dalam satu sisi ratifikasi yang dilakukan pemerintah Indonesia terhadap TRIPs agreement adalah baik, namun melihat latar budaya yang kemudian tidak dapat dinafikan kehadirannya sebagai identitas nasional dari masyarakat komunal Indonesia, apresiasi atas diinisiasikannya RUU PT-EBT dan upaya penguatan nilai-nilai pancasila menjadi penting untuk menguatkan posisi masyarakat komunal menghadapi gelombang westernisasi.