2178 K PDT 2008.Silent Agreement

download 2178 K PDT 2008.Silent Agreement

of 26

description

jurisprudence

Transcript of 2178 K PDT 2008.Silent Agreement

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id dan bukan merupakan salinan otentik putusan pengadilan.

    P U T U S A NNo. 2178 K/Pdt/2008

    DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESAM A H K A M A H A G U N G

    memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

    berikut dalam perkara :

    PT. DWI DAMAI, beralamat di Rukan Blok A No. 3, Komplek

    Mangga Dua Mall, Jalan Raya Mangga Dua Dalam, Jakarta

    Pusat, dalam hal ini memberi kuasa kepada THOMAS E.

    TAMPUBOLON, SH.,MH. dan SAHAT P. SIHOMBING, SH, para

    Advokat pada Kantor Hukum THOMAS TAMPUBOLON &

    PARTNERS berkedudukan di Gedung Selmis Kav. 4-5 Jalan

    Asem Baris Raya No. 52, Jakarta Selatan;

    Pemohon Kasasi dahulu Penggugat/Pembanding ;

    m e l a w a n :

    PT. PHILIPS INDONESIA (d/h PT. PHILIPS ELECTRONICS

    INDONESIA), beralamat di Jalan Warung Buncit Raya Kav. 99

    (Gedung Philip) Jakarta Selatan;

    PT. PHILIP ELECTRONICS SINGAPORE Pte.Ltd, beralamat di

    Lorong 1 Toa Payoh TP 2 Level 4 Singapore ;

    Para Termohon Kasasi dahulu Tergugat I dan II/Terbanding I

    dan II ;

    Mahkamah Agung tersebut ;

    Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

    Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang

    Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang para

    Termohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat I dan II di muka persidangan

    Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada pokoknya atas dalil-dalil :

    Bahwa Penggugat adalah suatu perusahaan berbadan hukum yang

    ditunjuk sebagai distributor resmi untuk menjual dan memasarkan produk-

    produk Philips sebagaimana surat Perjanjian Distributorship tertanggal 8 Maret

    2002 yang ditanda tangani oleh Stefanus Indrayana selaku General Manager

    mewakili PT. Philips Electronics Indonesia yang sekarang menjadi PT. Philips

    Indonesia (Terguqat I) dan Gin Danny Ginarto mewakili PT. Dwi Damai

    (Penggugat) bukti P-1 ;

    Bahwa untuk menunjang kinerja Penggugat sebagai distributor resmi,

    Hal. 1 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Penggugat telah, mengeluarkan dana yang cukup besar seperti biaya untuk

    membuka pasar di Jakarta sebesar Rp. 300.000 000,- (tiga ratus juta) dan biaya

    promosi yang telah Penggugat keluarkan sebesar Rp. 1.000.000.000.- (satu

    milyar) ;

    Bahwa selama menjadi distributor resmi, Penggugat telah menunjukkan

    prestasi yang membanggakan karena selalu berhasil mencapai target penjualan

    sebagaimana yang diharapkan Tergugat I dan Tergugat II. Hal ini terbukti dari

    email yang dikirimkan oleh saudara Henry Thomas No. 1/Jkt/LX/04 pada alinea

    1 pembukaan surat email tersebut (bukti P-2) ;

    Bahwa kemudian terjadi pergantian kepemimpinan di tubuh Tergugat I

    yakni Stefanus Indrayana selaku General Manager telah digantikan oleh Sdri.

    Ina Hutasoit dan seiring dengan pergantian kepemimpinan tersebut Tergugat I

    dan Tergugat II telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan secara mendadak yang

    sangat rnerugikan Penggugat dan Distributor resmi lainnya padahal pada angka

    11 huruf A secara tegas dan jelas disebutkan bahwa bilamana dikemudian hari

    ada hal-hal baru yang dirasakan perlu untuk disepakati bersama maka kedua

    belah pihak setuju untuk membuat aturan tambahan yang akan menjadi bagian

    integral dengan perjanjian ini (vide bukti P-1) ;

    Bahwa pada rapat tanggal 14 Juni 2004, Tergugat telah mengeluarkan

    peraturan-peraturan baru seperti ketentuan pembayaran yang tadinya

    pembayaran dilakukan secara kredit selama 14 hari setelah barang diterirna

    oleh Penggugat menjadi pembayaran tunai pada saat barang diterima oleh

    Penggugat dari Tergugat I. Hal ini sangat memberatkan dan mengganggu

    kinerja Penggugat yang telah berjalan cukup lama karena Penggugat harus

    menyesuaikan pembayaran tersebut kepada dealer-dealer yang telah dibina

    selama ini oleh Penggugat. Di samping itu juga Tergugat I dalam surat emailnya

    No. l/Jkt/LX/04 (vide bukti P-2) telah menerapkan persyaratan-persyaratan yang

    sangat tidak masuk akal seperti para Distributor harus menyediakan agunan

    berupa Bank Garansi senilai US $ 200.000,- atau deposit 20" setara dengan

    harga maksimum monitor, padahal syarat pembayaran yang diterapkan adalah

    pembayaran tunai pada saat barang diterima oleh Penggugat dari Tergugat I.

    Begitu juga syarat-syarat lain yang mengharuskan Distributor harus memiliki

    modal US $ 300,000.-, pengalaman bisnis lebih dari 5 tahun, memiliki gudang

    Hal. 2 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    sendiri +/- 2.000 M2 dan lain-lain sebagaimana tertera pada angka 3 dan angka

    4 surat email No. l/Jkt/LX/04 tersebut. Persyaratan ini diterapkan oleh Tergugat I

    maupun Tergugat II secara sepihak tanpa adanya musyawarah dengan para

    Distributor sehingga perbuatan Tergugat I dan Tergugat II ini merupakan

    perbuatan melawan hukum dan Ingkar janji (wanprestasi) terhadap

    perjanjian Distributorship tertanggal 8 Maret 2002 yang telah disepakati

    bersama;

    Bahwa pada tanggal 13 Juli 2004 Penggugat mengirimkan email kepada

    Bob Kobes, Connected Display-CTV, PTV, Monitors Philips Consumer

    Electronics Daerah Asia Pasifik, Timur Tengah dan Afrika (bukti P-3) yang pada

    intinya mengemukakan kendala-kendala yang dihadapi oleh Penggugat selaku

    Distributor dengan diterapkannya peraturan-peraturan baru tersebut di atas

    terutama mengenai perubahan system pembayaran dari kredit 14 hari menjadi

    pembayaran tunai pada saat penerimaan barang dengan harapan agar kiranya

    pihak Tergugat I maupun Tergugat II dapat mempertimbangkan kembali

    kebijakan-kebijakan Tergugat I dan Tergugat II yang mengeluarkan peraturan

    baru tersebut;

    Bahwa kemudian pada tanggal 19 Juli 2004 Bob Kobes telah

    mengirimkan email kepada Penggugat (bukti P-4) sebagai tanggapan atas email

    Penggugat tertanggal 13 Juli 2004 dan di dalam emailnya tersebut Bob Kobes

    ingin mengusulkan kunjungan Nona Meech Aspden dan tuan Benyamin Wong

    ke Indonesia untuk mengkaji ulang permasalahan Penggugat dan Bob Kobes

    juga berjanji akan mencoba berusaha agar mendapatkan kondisi yang saling

    menguntungkan untuk memperkecil dampak terhadap bisnis perubahan kondisi

    yang telah tercipta dan berharap bisa memperoleh cara yang lebih baik untuk

    kelanjutannya demi meningkatkan kemajuan bisnis Monitor di Indonesia;

    Bahwa pada tanggal 20 Juli 2004 Sdri. Ina Hutasoit yang mewakili

    Tergugat I telah mengirirnkan email kepada Penggugat (bukti P-5) sebagai

    tanggapan atas email Penggugat tanggal 13 Juli yang isinya antara lain bahwa

    Tergugat I mengakui sepenuhnya kondisi pasar yang sangat sulit akan tetapi

    pada prinsipnya Tergugat I tidak akan beranjak dari ketentuan-ketentuan baru

    yang telah diterapkan oleh Tergugat I dan Tergugat II;

    Bahwa pada tanggal 22 September 2004 PT. Waringin Sakti Perkasa

    (salah satu Distributor Philips) telah mengirimkan email (bukti P-6) kepada

    Benyamin Wong, Senior Marketing Manager, Consumer & Trade Marketing

    Wilayah Asia Pasifik, Timur Tengah, Afrika yang menyampaikan hasil rapat

    antara para Distributor dengan PT. Philips Indonesia yang pada rapat tersebut

    Hal. 3 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Philips telah menegaskan dan berjanji bahwa Philips hanya mengakui dan akan

    mempertahankan 3 (tiga) distributor yang sekarang ada yaitu Bumi Citra, Dwi

    Damai (Penggugat) dan Waringin dan tidak ada maksud untuk mencari

    distributor baru atau mengurangi sampai hanya satu distributor saja. Akan

    tetapi satu minggu kemudian Philips Indonesia telah menjual monitor LCD

    kepada perusahaan lain dan bersamaan dengan itu desas desus pun tersiar di

    pasaran bahwa Philips telah menunjuk satu distributor baru;

    Bahwa atas email dari PT. Waringin Sakti Perkasa tersebut, Benyamin

    Wong mengirim email tertanggal 22 September 2004 (bukti P-7) yang isinya

    mengatakan bahwa Sdr. Henry akan menghubungi Tergugat dan PT. Waringin

    Sakti Perkasa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

    kepadanya;

    Bahwa pada tanggal 23 September 2004 Henry Thomas telah

    mengirimkan email kepada Tergugat dan PT. Waringin (bukti P- 8) yang intinya

    bahwa Tergugat I telah menyangkal pernah membuat janji mengenai siapa

    Distributor MMD (Multi Media Display) di masa mendatang dan bahkan

    Tergugat I telah memberikan ultimatum apabila Penggugat tidak reaksi maupun

    tanggapan positif atas proposal yang diajukan oleh Tergugat I sebelum hari

    Jumat tanggal 24 September 2004 jam 05.00 sore maka Penggugat dianggap

    tidak menerapkan kualifikasi untuk distributor Philips MMD;

    Bahwa kemudian pada tanggal 19 Juli 2004 Bob Kobes telah

    mengirimkan email tertanggal 24 September 2004 jam 06.20 (bukti P-9) yang

    pada intinya Penggugat menanggapi secara positif terhadap bentuk bisnis baru

    tersebut dan sangat berharap adanya suatu kerja sama yang baik dan positif

    antara Penggugat dan Tergugat I dan email Penggugat tersebut telah mendapat

    tanggapan positif dari Tergugat I melalui email dari Sdri. Ina Hutasoit tertanggal

    28 September 2004 (bukti P - 10);

    Bahwa akan tetapi dengan suratnya No. 9/Jkt/X/2004 tanggal 20

    Oktober 2004 (bukti P-11) Tergugat I telah mengeluarkan pemberitahuan bahwa

    PT. Philips Indonesia telah menunjuk secara resmi PT. Bumicitra Prima Mandiri

    dan PT. Bangun Fortuna Abadi sebagai Distributor resmi Philips. Hal ini jelas -

    jelas telah melanggar perjanjian Distributorship tertanggal 8 Maret 2002 (vide

    bukti P-1) yang pada angka 2 secara tegas dan jelas disebutkan bahwa apabila

    salah satu akan mengakhiri atau tidak memperbaharui lagi perjanjian tersebut

    harus memberitahukan pihak lain sekurang-kurangnya 90 (sembilan puluh hari)

    sebelum perjanjian tersebut berakhir dengan demikian Tergugat I dan Tergugat

    II telah melakukan perbuatan melawan hukum dan ingkar janji karena sampai

    Hal. 4 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    gugatan ini didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, baik

    Tergugat I maupun Tergugat II tidak pernah memberitahukan kepada

    Penggugat tentang pengakhiran perjanjian distributorship;

    Bahwa akibat tindakan semena-mena dari Tergugat I dan Tergugat II

    telah mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi Penggugat sehingga

    sangatlah tepat dan beralasan apabila Majelis Hakim yang terhormat berkenan

    menghukum Tergugat I dan Tergugat II membayar ganti rugi secara tanggung

    renteng kepada Penggugat dengan perincian sebagai berikut :

    Kerugian Materil:

    - Daya upaya membuka pasar di Jakarta sebesar Rp. 300.000.000,-

    - Biaya promosi yang telah dikeluarkan Rp. 1.000.000.000,-

    - Royalti pengambilalihan dealer yang telah dibina Rp. 4.000.000.000,-

    - Kerugian karena tidak ada pasokan barang Juni-Des 04 Rp. 972.000.000,-

    -Biaya ganti rugi ASC (Authorized Service Centre) Rp. 100.000.000,-

    Jumlah Rp. 6.372.000.000,-

    Kerugian Moril :

    Kerugian moril akibat penerapan persyaratan baru secara sepihak

    Rp. 3.000.000.000,-;

    Sehingga total kerugian seluruhnya menjadi Rp. 6.372.000.000,- +

    Rp.3.000.000.000 = Rp. 9.372.000.000,- (sembilan milyar tiga ratus tujuh puluh

    dua juta rupiah);

    Bahwa untuk kepastian hukum dan menghindari kerancuan pasar, maka

    sangat beralasan apabila Majelis Hakim berkenan melarang Tergugat I dan atau

    II memfungsikan Distributor baru PT. Bumicitra Prima Mandiri dan PT. Bangun

    Fortuna Abadi untuk mendistribusikan produk Philips di seluruh wilayah

    Indonesia;

    Bahwa agar gugatan Penggugat ini nantinya tidak menjadi sia-sia, maka

    mohon kiranya Majelis Hakirn yang terhormat berkenan meletakkan sita jaminan

    (Conservatoir Beslag) terhadap tanah dan bangunan milik Tergugat I yang

    sekarang dijadikan kantor dan setempat dikenal umum dengan Jalan Buncit

    Raya Kav. 99 Jakarta Selatan;

    Bahwa karena Tergugat I dan Tergugat II dipihak yang melawan hukum

    dan wanprestasi, maka sangatlah pantas apabila Majelis Hakim menghukum

    Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar biaya perkara secara tanggung

    renteng;

    Berdasarkan uraian - uraian tersebut di atas, maka Penggugat memohon

    Hal. 5 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    kiranya Majelis Hakim berkenan memberikan keputusan sebagai berikut :

    Menerima gugatan Penggugat seluruhnya ;

    Menyatakan Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan Perbuatan Melawan

    Hukum dan Ingkar Janji (Wanprestasi) terhadap perjanjian Distributorship

    tertanggal 8 Maret 2002;

    Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng membayar

    ganti rugi kepada Penggugat kerugian materil sebesar Rp. 6.372.000.000,-

    (enam milyar tiga ratus tujuh puluh dua juta rupiah ) dan kerugian Moril

    sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) sehingga seluruhnya

    berjumlah Rp.9.372.000.000,- (sembilan milyar tiga ratus tujuh puluh dua

    juta rupiah);

    Melarang Tergugat I dan atau Tergugat II untuk memfungsikan PT. Bumicitra

    Prima Mandiri dan PT. Bangun Fortuna Abadi untuk mendistribusikan barang

    barang produk Philips di seluruh wilayah Indonesia-.;

    Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag) berupa

    sebidang tanah berikut bangunan yang berdiri diatasnya milik PT. Philips

    Indonesia yang sekarang dijadikan kantor dan setempat umum dengan jalan

    Warung Buncit Kavling 99 Jakarta Selatam

    Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng membayar

    biaya perkara;

    Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon keputusan yang seadil-

    adilnya (ex aequo et bono) ;

    Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan

    eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :

    Tergugat II Menyatakan Diri Bukan Pihak Dalam Perkara Ini Karena Tidak Ada

    Hubungan Hukum Apapun Antara Penggugat dan Tergugat II.

    Bahwa dalam gugatannya Penggugat mendalilkan bahwa dasar

    gugatannya adalah Perjanjian Distriburship tertanggal 8 Maret 2002 antara PT

    Philips Electronic Indonesia (sekarang menjadi PT. Philips Indonesia) dan PT.

    Dwi Damai, terbukti bahwa para pihak dalam Perjanjian Distributorship

    tertanggal 8 Maret 2002 adalah PT Philips Electronic Singapore Pte Ltd dan PT

    Dwi Damai, terlampir rekaman Perjanjian Distributorship tertanggal 8 Maret

    2002 sebagai bukti T-1;

    Bahwa pada halaman 1 Perjanjian Distributorship tertanggal 8 Maret

    2002 tegas disebutkan dan tercantum bahwa para pihak dalam Perjanjian

    Distributorship tertanggal 8 Maret 2002 adalah:

    Hal. 6 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    "Perjanjian ini dibuat antara PT. PHILlPS ELECTRONICS INDONESIA,

    berkedudukan di Jakarta dalam perjanjian ini diwakili oleh:

    Nama: Stefanus Indrayana

    Jabatan: Generel Manager

    Selanjutnya di dalam perjanjian ini disebut dengan Philips"

    Dengan PT DWI DAMAI berkedudukan di Jakarta dalam perjanjian ini

    diwakili oleh:

    Nama: Gin Danny Ginarto

    Jabatan: Direktur Utama

    Selanjutnya di dalam perjanjian ini disebut dengan "Distributor"

    Berdasarkan hal-hal di atas maka telah terbukti tanpa dapat dibantah lagi

    kebenarannya bahwa Perjanjian Distributorship tertanggal 8 Maret 2002

    adalah antara:

    PT. Philips Electronics Indonesia (sekarang bernama PT. Philips Indonesia)

    Dan

    PT Dwi Damai.

    DAN BUKAN ANTARA:

    Philips Electronics Singapore, Pte Ltd.,

    Dan

    PT Dwi Damai,

    Penggggat tidak pernah tercatat atau terakreditasi sebagai distributor dari

    Tergugat II, namun pernah tercatat atau terakreditasi sebagai distributor dari PT

    Philips Electronics Indonesia (sekarang PT Philips Indonesia).

    Terbukti PT Philips Electronics Indonesia dan Philips Electronics Singapore

    Pte Ltd MERUPAKAN DUA BADAN HUKUM YANG BERBEDA. Karenanya,

    perjanjian yang mengikat dan dibuat oleh dan antara PT Philips Electronics

    Indonesia dan PT Dwi Damai tidak dapat dan tidak boleh diartikan sebagai

    perjanjian yang juga mengikat Philips Electronics Singapore Pte Ltd. yang

    nyata-nyata bukan dan tidak pernah merupakan pihak dalam Perjanjian

    Distributorship tertanggal 8 Maret 2002.

    Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1340 ayat (1) KUH Perdata di mana

    dikatakan bahwa:

    Suatu persetujuan hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya.

    Persetujuan-persetujuan itu tidak dapat membawa rugi kepada pihak-pihak

    ketiga; tak dapat pihak-pihak mendapat manfaat karenanya selain dalam hal

    yang diatur dalam pasal 1317;

    Dengan demikian terbukti secara sah menurut hukum dan tidak dapat

    Hal. 7 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    dibantah lagi kebenarannya bahwa karena Tergugat II bukan merupakan dan

    tidak pernah menjadi pihak dalam Perjanjian Distributorship tertanggal 8

    Maret 2002 antara PT Philips Electronic Indonesia (sekarang menjadi PT.

    Philips Indonesia) dan PT Dwi Damai maka Penggugat tidak memiliki

    hubungan hukum apapun dengan Tergugat II. Karenanya, adalah tidak

    berdasarkan hukum dan merupakan tindakan tidak bertanggung jawab

    tindakan Penggugat yang berupaya mengikutsertakan Tergugat II sebagai

    pihak dalam Perjanjian Distributorship tertanggal 8 Maret 2003 sebagaimana

    dalil Pengugat dalam sub 3 posita gugatannya;

    Bahwa selama menjadi distributor resmi, Penggugat letah menunjukkan

    prestasi yang membanggakan kerena selalu berhasil mencapai target

    penjualan sebagaimana yang diharapkan Tergugat I dan Tergugat II. Hal ini

    terbukti dari email yang dikirimkan oleh saudara Henry Thomas No.

    1/Jkt/LX/04 pada alinea I pembukaan surat email tersebut (bukti P-2)";

    Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia, Reg. No. 294

    K/Sip/1971, tertanggal 7 Juli 1971 mensyaratkan bahwa gugatan harus

    diajukan oleh orang yang mempunyai hubungan hukum;

    Karenanya sungguh dan sangat naif dan mengada-ada serta kekanak-

    kanakkan dan tanpa dasar hukum tindakan Penggugat yang menggugat

    Tergugat II semata-mata hanya karena Penggugat mendalilkan adanya

    email yarg dikirimkan oleh saudara Henry Thomas;

    Terbukti berdasarkan suratnya tertanggal 24-09-2004, Subject: Meeting

    Conclusion with Philips Indonesia, kepada Sdr. Henry Thomas, Penggugat

    nyata-nyata dan tegas-tegas mengakui bahwa kerjasama yang adalah

    antara Penggugat (PT Dwi Damai) dan Tergugat I (PT Philips Indonesia);

    Dalam surat tertanggal 24-09-2004, Subject: Meeting Conclusion with Philips

    lndonesia, kepada Sdr. Henry Thomas, Penggugat menyatakan :

    With regard to your email dated 2004-23-09 (04.57 PM) we respond

    positively to the new business model that will be implemented and look

    forward to a positive working and good cooperation between us (PT Philips

    Indonesia and PT Dwi Damai).

    Terjemahan bebasnya :

    Sehubungan dengan email anda tertanggal 2004-23-09 (04.57 PM) kami

    menanggapi dengan positif model bisnis baru yang akan diterapkan dan

    mengharapkan kerjasama yang positif dan baik di antara kami (PT Philips

    lndonesia dan PT Dwi Damai).

    Terbukti berdasarkan surat Penggugat tertanggal 24-09-2004, Subject :

    Hal. 8 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Meeting Conclusion with Philips Indonesia, kepada Sdr. Henry Thomas,

    kerjasama yang ada adalah antara Penggugat (PT Dwi Damai) dan Tergugat

    I (PT Philips Indonesia). Bukan dengan Tergugat II.

    Terlampir rekaman surat Penggugat tertanggal 24-09-2004, Subject: Meeting

    Conclusion with Philips Indonesia sebagai Bukt! T -2.

    Apa yang tercanturn dalam surat Penggugat tertanggal 24-09-2004, Subject:

    Meeting Conclusion with Philips Indonesia (Vide Bukti T -2) tercantum pula

    dalam email Penggugat tertanggal 24-09-2004 (09/24/2004 06:20 PM) Subject.

    Meeting Conclusion with Philips Indonesia, kepada Sdr. Henry Thornas, yang

    mencantumkan isi yang sama persis dengan isi surat Penggugat tertanggal 24-

    09-2004, Subject: Meeting Conclusion with Philips Indonesia (Vide Bukti T -2).

    Karenanya terbukti berdasarkan email Penggugat tertanggal 24-09-2004

    (09/24/2004 06:20 PM), Subject: Meeting Conclusion with Philips Indonesia,

    pada Sdr Henry Thomas, kerjasama yang ada adalah antara Penggugat

    (PT Dwi Damai) dan Tergugat I (PT Philips Indonesia). Bukan dengan

    Tergugat II;

    Terlampir rekaman email Penggugat tertanggal 24-09-2004 (09/24/2004

    06:20 PM), sebagai Bukti T-3;

    Dengan telah terbukti bahwa:

    Tergugat II bukan dan tidak pemah menjadi pihak dalam Perjanjian

    Distributorship tertanggal 8 Maret 2002;

    Dalam suratnya tertanggal 24-09-2004, Subject: Meeting Conclusion with

    Philip Indonesia, kepada Sdr. Henry Thomas, Penggugat nyata-nyata

    dan tegas-tegas mengakui bahwa kerjasama yang terjadi adalah antara

    Penggugat (PT Dwi Damai) dan Tergugat I (PT Philips Indonesia);

    Maka terbukti bahwa gugatan Penggugat terhadap Tergugat II adalah

    gugatan yang salah alamat dan tanpa dasar hukum. Karena terbukti bahwa

    gugatan Penggugat terhadap Tergugat II adalah gugatan yang salah alamat

    dan tanpa dasar hukum maka adalah patut dan beralasan hukum bagi

    Majelis Hakim untuk menyatakan gugatan aquo tidak dapat diterima.

    Gugatan Penggugat Kabur/Obscuur Libel.

    Dalam sub 5 posita gugatannya Penggugat menetapkan bahwa perihal

    diajukannya gugatan aquo adalah gugatan perbuatan melawan hukum dan

    wanprestasi sebagai berikut:

    Bahwa pada rapat tanggal 14 Juni 2004, Tergugat telah mengeluarkan

    peraturan-peraturan baru seperti ketentuan pembayaran yang tadinya

    pembayaran dilakukan secara kredit selama 14 hari setelah barang diterima

    Hal. 9 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Penggugat menjadi pembayaran tunai saat barang diterima oleh

    Penggugat dari Tergugat I. Hal ini sangat memberatkan dan mengganggu

    kinerja Penggugat yang telah berjalan cukup lama karena Penggugat harus

    menyesuaikan pembayaran tersebut kepada dealer-dealer yang telah dibina

    selama ini oleh Penggugat. Di samping itu juga Tergugat I dalam surat

    emailnya No. 1/Jkt/LX/04 (vide bukti P-2) telah menerapkan persyaratan-

    persyaratan yang tidak masuk akal seperti para Distributor harus

    menyediakan agunan berupa Bank Garansi senilai US $ 200.000,- atau

    deposit 20" setara dengan harga maksimum monitor, padahal syarat

    pembayaran yang ditetapkan adalah pembayaran tunai pada saat barang

    diterima oleh Penggugat dari Tergugat I. Begitu juga syarat-syarat lain yang

    mengharuskan Distributor harus memiliki modal US $ 300,000, - pengalaman

    bisnis lebih dari 5 tahun, memiliki gudang sendiri +/- 2.000 m2 dan lain-lain

    sebagaimana tertera pada angka 3 dan angka 4 surat email No. 1/Jkt/LX/04

    tersebut. Persyaratan ini diterapkan oleh Tergugat I maupun Tergugat II

    secara sepihak tanpa adanya musyawarah dengan para distributor sehingga

    perbuatan Tergugat I dan Tergugat II ini merupakan perbuatan melawan

    hukum dan ingkar janji (wanprestasi) terhadap Perjanjian Distributorship

    tertanggal 8 Maret 2002 yang telah disepakati bersama." ;

    Selanjutnya pada sub 13 posita gugataannya Penggugat mendalilkan:

    Bahwa akan tetapi dengan suratnya No. 9/Jkt/X/2004 tanggal 20 Oktober 2004

    (Bukti P-11) Tergugat I telah mengeluarkan pemberitahuan bahwa PT Philips

    Indonesia telah menunjuk secara resmi PT Bumicitra Prima Mandiri

    dan PT Bangun Fortuna Abadi sebagai Distributor resmi Philips, Hal ini jelas

    telah melanggar Perjanjian Distributorship tertanggal 8 Maret 2002

    vide bukti P-1) yang pada angka 2 secara tegas dan jelas disebutkan bahwa

    apabila salah satu akan mengakhiri atau tidak memperbaharui lagi perjanjian

    tersebut harus memberitahukan pihak lain sekurang-kurangnya 90 (sembilan

    hari) sebelum perjanjian tersebut berakhir. Dengan demikian Tergugat

    Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan hukum dan ingkar

    karena sampai gugatan ini didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

    Jakarta Selatan, baik Tergugat I maupun Tergugat II tidak pemah

    memberitahukan kepada Penggugat tentang pengakhiran perjanjian

    distriIbutorship;

    Demikian pula dalam sub 17 posita gugatannya dalil Penggugat adalah :

    Bahwa karena Tergugat I dan Tergugat II dipihak yang melawan hukum

    dan wanprestasi, maka sangatlah pantas apabila Majelis Hakim

    Hal. 10 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar biaya perkara

    secara tanggung renteng;

    Bahwa uraian di atas terbukti bahwa Penggugat telah menggabungkan

    dasar gugatannya yaitu Perbuatan Melawan Hukum dengan gugatan

    wanprestasi. Hal ini mengakibatkan ketidakjelasan mengenai perbuatan

    apa yang didalilkan oleh Penggugat sebagai yang telah dilakukan oleh

    Tergugat I dan II quod non. Pengajuan gugatan aquo dengan cara

    demikian mengakibatkan kesulitan bagi para Tergugat dalam membela

    kepentingan hukumnya. Karenanya adalah adil dan patut jika Majelis Hakim

    menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.

    Rachmat Setiawan, SH., dalam bukunya "Tinjauan elementer perbuatan

    melawan hukum" pada halaman 4 menjelaskan:

    .. batas antara perbuatan melawan hukum dan ingkar janji adalah bahwa

    pada ingkar janji kerugian terjadi karena adanya suatu perjanjian, jika timbul

    kerugian tanpa adanya suatu perjanjian maka hal tersebut adalah perbuatan

    melawan hukum dan gugatannya harus diajukan berdasarkan pasal 1365

    BW ... " ;

    Sesuai dengan doktrin tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa

    gugatan aqua diajukan tanpa dasar hukum yang jelas. Penggugat jelas-jelas

    tidak dapat membedakan dasar gugatan berupa perbuatan melawan hukum

    atau wanprestasi;

    Suatu perbuatan melawan hukum adalah suatu perbuatan melanggar hak

    orang lain, bertentangan dengan kewajiban hukum si pembuat atau

    bertentangan dengan kesusilaan yang baik atau bertentangan dengan

    kepatutan yang terdapat dalam masyarakat terhadap diri atau barang orang

    lain. Dengan demikian seseorang hanya dapat dianggap telah melakukan

    perbuatan melawan hukum apabila ia terbukti telah berbuat atau tidak

    berbuat sesuatu yang melanggar suatu kewajiban yang telah diatur oleh

    undang-undang;

    Berdasarkan dalil yang diajukan oleh Penggugat sendiri, hubungan hukum

    antara Penggugat dan Tergugat I didasarkan pada perjanjian, yaitu

    Perjanjian Distributorship tanggal 8 Maret 2002. Karenanya, tidak benar dalil

    Penggugat bahwa Tergugat I telah melakukan perbuatan melawan hukum

    sekaligus wanprestasi;

    Antara Penggugat dan Tergugat II tidak terdapat hubungan hukum dan

    Tergugat II tidak pernah melakukan perbuatan hukum yang melanggar hak

    Penggugat;

    Hal. 11 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Karena tidak ada hubungan hukum apapun antara Penggugat dan Tergugat

    maka terbukti tidak ada hak dan kewajiban apapun antara Penggugat dan

    Tergugat II;

    Karena tidak ada hak dan kewajiban di antara Penggugat dan Tergugat II

    maka terbukti tidak ada pelanggaran atas hak dan kewajiban antara

    Penggugat dan Tergugat II;

    Karena tidak ada pelanggaran atas hak dan kewajiban antara Penggugat dan

    Tergugat II maka terbukti dalil Penggugat bahwa Tergugat II telah melakukan

    perbuatan melawan hukum dan wanprestasi merupakan dalil yang sangat

    mengada-ada dan tanpa dasar hukum apapun;

    Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

    telah mengambil putusan, yaitu putusan No. 1158/Pdt.G/2004/PN.Jkt.Sel.

    tanggal 29 September 2005 yang amarnya sebagai berikut :

    Dalam Eksepsi:

    - Menolak eksepsi Tergugat tersebut;

    Dalam Pokok Perkara:

    Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

    Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.

    284.000,- (dua ratus delapan puluh empat ribu rupiah);

    Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan

    Penggugat/Pembanding putusan Pengadilan Negeri tersebut telah dikuatkan

    oleh Pengadilan Tinggi Jakarta dengan putusan No. 169/PDT/2007/PT.DKI.

    tanggal 10 September 2007;

    Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada

    Penggugat/Pembanding pada tanggal 17 Januari 2008 kemudian terhadapnya

    oleh Penggugat/Pembanding dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat

    kuasa khusus tanggal 30 Januari 2008 diajukan permohonan kasasi secara

    lisan pada tanggal 31 Januari 2008 sebagaimana ternyata dari akte

    permohonan kasasi No. 1158/Pdt.G/2004/PN.Jkt.Sel. yang dibuat oleh Panitera

    Pengadilan Negeri Jakarta Selatan permohonan mana disertai dengan memori

    kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan

    Negeri tersebut pada tanggal 11 Februari 2008 ;

    Bahwa setelah itu oleh Tergugat I dan II/para Terbanding yang pada

    tanggal 12 Maret 2008 telah diberitahu tentang memori kasasi dari

    Penggugat/Pembanding diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di

    Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 25 Maret 2008;

    Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya

    Hal. 12 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam

    tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang,

    maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;

    Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon

    Kasasi/Penggugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :

    Bahwa Pemohon Kasasi tidak dapat menerima putusan Pengadilan Tinggi DKI

    Jakarta tertanggal 10 September 2007 No. 169/PDT/2007/PT.DKI, karena

    telah salah menerapkan hukum dan tidak mendasari ketentuan-ketentuan

    dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku dan tidak memberikan

    pertimbangan hukum yang cukup (onvoldoende gemotiveerd);

    Bahwa Pemohon Kasasi mohon merujuk Jurisprudensi Mahkamah Agung

    Republik Indonesia dalam putusannya tertanggal 22 Juli 1970 Nomor: 638

    K/Sip/1969 yang berbunyi :"Mahkamah Agung menganggap perlu untuk

    meninjau putusan Pengadilan Negeri/Pengadilan Tinggi yang kurang

    cukup dipertimbangkan (onvoldoende gemotiverd)"

    Bahwa Pemohon Kasasl sangat keberatan dengan pertimbangan judex facti

    pada halaman 42 alinea 4 yang berbunyi sebagai berikut:

    " menimbang bahwa walaupun tidak ada bukti dan dapat dibenarkan

    bahwasanya Tergugat tidak memberikan peringatan 90 (sembilan puluh) hari

    sebelum akan mengakhiri perjanjian dengan Penggugat sebelum jatuh

    tempo tanggal 31 Desember 2003, menurut hemat Majelis hal tersebut tidak

    dapat dikatakan sebagai wanprestasi karena Tergugat pada pokoknya tidak

    menghendaki untuk mengakhiri perjanjiiln tersebut, melainkan masih tetap

    mengharapkan dan memberi peluang kepada Penggugat untuk

    memperpanjang/memperbaharui untuk masa tiga tahun berikutnya;

    Keberatan:

    2.1. Bahwa pertimbangan tentang kesalahan tidak memberikan peringatan

    90 hari sebelumnya dengan kehendak Termohon Kasasi I yang tidak

    ingin mengakhiri perjanjian adalah dua hal pokok yang berdiri sendiri.

    Tegas dikatakan dalam perjanjian aquo (vide bukti P-1 = T-1) angka 2

    tentang masa perjanjian yakni dalam alinea ke-2 menyebutkan dengan

    sangat tegas: Bilamana salah satu pihak berkeinginan untuk tidak

    memperbaharui perjanjian ini setelah berakhimya jangka waktu

    perjanjian, maka pihak yang bersangkutan harus memberitahukan

    pihak lainnya sccara tertulis sekurang-kurangnya 90 (sembilan puluh)

    hari sebelum berakhimya jangka waktu perjanjian ini; dan alinea ke- 3

    menyebutkan perjanjian ini dapat diperbaharui lagi untuk jangka waktu

    Hal. 13 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    3 (tiga) tahun berikutnya atas kesepakatan kedua belah pihak;

    2.2. Bahwa kalimat untuk memberitahu dalam perjanjian ini adalah me-

    rupakan syarat perintah/kewajiban yang menerangkan suatu perbuatan

    prestasi yang harus dijalankan Termohon Kasasi I Pasal 1234

    KUHPerdata menyatakan, tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan

    sesuatu, untuk berbuat sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu.

    Dengan mengacu kepada pasal tersebut di atas sudah sangat jelas

    Termohon Kasasi I melakukan wanprestasi, yaitu tidak memberitahu

    secara tertulis kepada Pemohon Kasasi/Penggugat atas keinginannya

    untuk bersikap lain dalam perjanjian;

    2.3. Bahwa demikian pula kehendak Termohon Kasasi I yang tidak ingin

    mengakhiri perjanjian adalah bertolak belakang dengan ketetapannya

    yang justru memutus hubungan perjanjian distributorship terhadap

    Pemohon Kasasi yaitu dengan cara menunjuk secara sepihak

    perusahaan lain sebagai distributor yang baru;

    Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan dengan pertimbangan judex facti

    pada halaman 43 alinea 4 yang berbunyi sebagai berikut :

    "menimbang bahwa dengan demikian maka telah tidak terjadi kesepakatan

    antara Penggugat dan Tergugat di dalam memperbaharui perjanjian

    distributorship, dengan perkataan lain, pembaharuan perjanjian distributor-

    ship antara Penggugat dengan Tergugat tidak terjadi;

    Keberatan:

    Bahwa judex facti telah salah menerapkan hukum dan memperlihatkan

    inkonsistensi pendiriannya sebagaimana pertim-bangan sebelumnya

    yaitu pada pertimbangan hal. 42 alinea 1 tentang kedua belah pihak

    secara diam-diam menghendaki perjanjian itu berlanjut. Bahwa

    sebetulnya Pemohon Kasasi telah sependapat dengan pertimbangan

    judex facti pada HaI. 42 alinea 1 di atas, bahwa setelah berakhirnya

    masa perjanjian kerja sama distributorship yang dimulai pada tanggal

    1 Januari 2002 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2003, kedua

    belah pihak masih tetap melakukan perbuatan-perbuatan hukum yang

    dilaksanakan beritikad baik (goeder trouw, bonafide) seperti transaksi-

    transaksi pemesanan barang, pembayaran dan sebagainya,

    selayaknya perjanjian yang belum berakhir. Hal ini adalah

    mencerminkan adanya faktor Simbiosis-mutualistis, yaitu para pihak

    sama-sama membutuhkan peranan salah satu pihak. Dengan adanya

    perbuatan hukum yang dilakukan berupa transaksi-transaksi

    Hal. 14 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    perdagangan biasa, maka secara diam-diam kedua belah pihak telah

    menyatakan sepakat untuk dan oleh karena itu tunduk dan masuk

    kepada pembaharuan perjanjian distributorsbip tahap ke-2, yakni

    sebagaimana yang tercantum dalam Surat Perjanjian (Vide Bukti P-l)

    bahwa atas kesepakatan kedua belah pihak, perjanjian ini dapat

    diperbaharui untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun berikutnya yakni

    sampai dengan tanggal 31 Desember 2006;

    Dengan kesepakatan diam-diam itu, maka berlaku mutlaklah

    asas konsensualitas (vide pasal 1320 KUHPerdata) yang

    merupakan kekuatan Undang-Undang bagi para pihak (vide

    pasal 1338 KUHPerdata);

    Bahwa pasal 1339 KUHPerdata menyatakan: Suatu perjanjian tidak hanya

    mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan di dalamnya,

    tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat peljanjian,

    diharuskan oIeh kepatutan, kebiasaan atau undang-undang. Dari

    apa yang ditetapkan dalam pasal 1339 KUHPerdata itu, dapat kita

    lihat, bahwa meskipun di dalam suatu kitab undang-undang yang

    sudah begitu lengkapnya seperti Kitab Undang-undang Hukum

    Perdata (KUHPerdata) namun faktor "Kebiasaan" masih juga

    mempunyai peranan yang amat penting dalam lalu lintas hukum.

    (Prof. Subekti, SH: Pokok-Pokok Hukum Perdata, pt. Intermasa,

    1982, hal.140);

    4. Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti dalam putusannya halaman 43

    alinea 5, menyebutkan sebagai berikut:

    Menimbang bahwa dalil tersebut tldak didukung dengan bukti-bukti yang

    akurat dan berkekuatan pembuktian yang sempuma menurut hukum,

    karena dari bukti-bukti Penggugat tersebut juga bukti-bukti selain yang telah

    dipertimbangkan diatas dapatlah disimpulkan bahwa sesungguhnya

    Tergugat I yang telah terikat dengan Penggugat berdasarkan perjanjian

    Bukti P-1 = T-1 menghendaki adanya pembaharuan perjanjian setelah

    berakhirnya masa perjanjian yang ada pada tanggal 31 Desember 2003

    dengan persyaratan-persyaratan baru yang disempurnakan, namun tidak

    ternyata Penggugat memberi respon positif memenuhi persyaratan-

    persyaratan baru tersebut, artinya tidak tercapai kesepakatan antara kedua

    belah pihak untuk memperbarui perjanjian dimaksud;

    Keberatan:

    Hal. 15 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    4.1. Bahwa keterikatan Termohon Kasasi I berdasarkan Perjanjian

    Distributorship, mewajibkannya untuk memberitahu dalam 90

    (sembilan puluh) hari sebelum berakhirnya perjanjian kepada

    Pemohon Kasasi, atau setidak-tidaknya pada tanggal 1 Oktober

    2003, Termohon Kasasi I telah memberitahukan secara tertulis

    kepada Pemohon Kasasi, apakah memberitahu untuk melakukan

    perubahan sebahagian atau seluruh pasal-pasal perjanjian atau

    memberitahu tidak diperlukannya perubahan atas perjanjian,

    dan/atau memberitahu bahwa tidak akan memperpanjang

    perjanjiannya, dan sebagainya. Namun hal itu tidak dilakukan

    Termohon Kasasi I sehingga kelalaian dan wanprestasi melekat

    padanya padahal itu merupakan kewajiban dari Termohon

    Kasasi I;

    4.2. Bahwa sesungguhnya Termohon Kasasi I tidak mempunyai

    kesungguhan dalam membuat suatu pembaharuan dalam perjanjian.

    Telah diperiksa bukti-bukti oIeh judex facti bahwa selain tidak adanya

    pemberitahuan secara tertulis sebagaimana angka 3.1. di atas,

    terbukti bahwa Termohon Kasasi I, baru meminta persyaratan-

    persyaratan secara sepihak kepada Pemohon Kasasi pada tanggal 2

    September 2004 (Vide Bukti P-7 = T-5a), artinya setelah dalam

    jangka waktu 9 (sembilan) bulan dari berakhirnya perjanjian (vide

    bukti P-l = T-l) dan setelah melewati begitu banyak transaksi

    perdagangan yang dilakukan antara Pemohon Kasasi dengan

    Termohon Kasasi, yang tentu saja Pemohon Kasasi telah

    memberikan kontribusi yang tidak sedikit untuk kemajuan usaha para

    Termohon Kasasi (vide bukti T-13 yaitu puchase order bulan Juni

    2004 Desember 2004);

    4.3. Bahwa persyaratan yang termuat dalam surat Termohon Kasasi I

    tanggal 2 September 2004 (vide bukti P-7=T-5a) adalah sangat

    memberatkan Pemohon Kasasi, karena tidak sesuai dengan asas

    hukum yang termaktub dalam pasal 1339 KUHPerdata antara lain

    asas kepatutan dan asas kebiasaan padahal Pemohon Kasasi

    bukanlah calon distributor baru (newcomer company) melainkan

    perusahaan yang sebelumnya telah ikut serta membangun dan

    mengembangkan citra merek Philips, khusus produk multi display

    kepunyaan para Termohon Kasasi. Dan hal ini bukanlah merupakan

    metode untuk suatu pengembangan bisnis ataupun melakukan

    Hal. 16 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    gebrakan inovasi pengembangan bisnis baru. Justru dalam

    pengetahuan bisnis dan marketing bahwa untuk mengembangkan

    bisnis suatu perusahaan amatlah tergantung pada dealer dan

    distributor dan untuk itu diupayakan semaksimal mungkin untuk

    menjaga/mempertahankan hubungan dengan dealer/distributor.

    Sehingga suatu hal yang mengada-ada apabila Termohon Kasasi I

    membuat syarat memberatkan antara lain:

    - Sistim pembayaran yang harus dilakukan dimuka. Padahal

    sebelumnya pembayaran bisa dilakukan mundur karena Pemohon

    Kasasi baru menerima pembayaran dari dealer--dealer penunjang

    dalam waktu 30 s/d 40 hari setelah barang mereka terima. Hal ini

    tentu terpaksa mengakibatkan ketimpangan dan kekacauan arus

    kas (cash flow) Pemohon Kasasi. Dan setelah mengatur

    sedemikian rupa sistim ini pun dijalankan oIeh Pemohon Kasasi

    pada bulan Juli 2004;

    - Selain sistem pembayaran yang berubah yaitu membayar di muka,

    Pemohon Kasasi juga harus menyedlakan jaminan berupa Bank

    Garansi sebesar U$D 200.000 dan Deposit 20" (duapuluh feet)

    container atau setara dengan harga maksimum monitor.

    Ketentuan ini sungguh mengada-ada, karena Termohon Kasasi I

    bukan mensyaratkan Pemohon Kasasi untuk memilih sistim

    membayar di muka atau Bank Garansi dan deposit container. Bisa

    dibayangkan apabila pembeli suatu barang telah membayar

    sebelumnya dan di haruskan memberikan deposit selanjutnya

    sebagai jaminan;

    - Demikian juga keharusan syarat agar Pemohon Kasasi

    rnenyediakan gudang seluas 2000 m. Gudang seluas itu dapat

    menampung 60.000 barang/Monitor. Padahal berdasarkan AOP-

    Planning dari Termohon Kasasi I, target penjualan monitor tahun

    2004 hanya sebanyak 48.000 unit dan Pemohon Kasasi telah

    mempunyai gudang sebelumnya yang mampu menampung

    48.000 hingga 50.000 unit monitor;

    4.4. Bahwa syarat-syarat yang dibebankan oIeh Termohon Kasasi I kepada

    Pemohon Kasasi sungguh tidak masuk akal dan mengada-ada yang

    bertujuan untuk menyingkirkan Pemohon Kasasi dari perjanjian yang

    telah disepakati dan masih berlaku hingga akhir 31 Desember 2006;

    4.5. Bahwa berkelanjutan dengan e-mail yang dikirimkan oleh Termohon

    Hal. 17 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Kasasi (vide bukti T-8;a-b) kepada Pemohon Kasasi yang rnemaksakan

    atas syarat tersebut diatas, semakin rnembuktikan adanya tindakan

    atau perbuatan melawan hukum yang dilakukan oIeh para Termohon

    Kasasl ;

    5. Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan dengan pertimbangan judex facti

    pada halaman 44 alinea 1 yang pertimbangannya berbunyi sebagai berikut:

    "Menimbang, bahwa ketidak sepahaman dalam persyaratan untuk

    memperbaharui perjanjlan bukan perjanjian lama tetap berlaku, karena

    perjanjian lama sebagai perikatan yang nyata dan sudah jelas terang

    mengatur mengenai jangka waktu perjanjian yang konkrit dan berlaku efektif

    adalah mulai tanggal 1 Januari 2002 sampai dengan 31 Desember 2003

    (dua tahun), dengan demikian oIeh karena tidak temyata ada pembaharuan

    perjanjian, maka perjanjian yang ada harus diperlakukan secara utuh, artinya

    hubungan kerja sama distributorship antara Penggugat dengan Tergugat

    nyata-nyata sudah berakhir pada tanggal 31 Desember 2003;

    Bahwa pertlmbangan hukum tersebut diatas tidak didasarkan pada bukti-

    bukti yang ada dengan keteratan sebagai berikut:

    5.1. Bahwa judex facti tidak konsisten dengan pertimbangannya karena

    pada halaman 43 alinea 4, menyatakan pertimbangan yaitu

    "menimbang,..antara Penggugat dan Tergugat masih tetap

    terjadi transaksi yang menunjukkan bahwa sebenarnya dan

    sesungguhnya para Tergugat mengakui dan membenarkan

    bahwa perjanjian termaksud secara diam-diam telah disetujui untuk

    diperpanjang hingga tiga tahun berikutnya dan baru akan

    berakhir pada 31 Desember 2006; dengan perkataan lain Pemohon

    Kasasi sependapat dengan judex facti, dengan tidak adanya

    pemberitahuan 90 (sembilan puluh) hari sebelum berakhimya jatuh

    tempo perjanjian maka perjanjian distributorship tertanggal 8 Maret

    2002 (vide bukti P-1 = T -1) secara diam-diam perjanjian tersebut telah

    diperpanjang sampai 31 Dember 2006 ;

    5.2. Bahwa pertimbangan judex facti yang menyatakan Perjanjian

    Distributorship telah berakhir tanggal 31 Desember 2003 karena tidak

    ada pembaharuan tidak berdasarkan kepada bukti yang ada, justru

    berdasarkan Bukti P- 26 dan peristiwa hukum berupa telah terjadinya

    transaksi-transaksi bisnis antara Pemohon Kasasi dengan Termohon

    Kasasi I hingga bulan september 2004, dapat diartikan bahwa kedua

    Hal. 18 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    belah pihak telah sepakat kembali kepada perjanjian awal yaitu bukti

    P-1 yang berakhir hingga tanggal 31 Desember 2006;

    5.3. Bahwa sebagaimana Bukti P-2 yaitu e-mail dari Termohon Kasasi I

    kepada Pemohon Kasasi tertanggal 2 September 2003 untuk

    membicarakan Business Plan tahun 2004 dan dilanjutkan dengan

    pembahasan business plan 2004 Multimedia Display Indonesia pada

    tanggal 26 September 2003 di Hotel Mangga Dua, telah cukup

    membuktikan bahwa antara Pemohon Kasasi dengan Termohon Kasasi

    telah mempunyai kesepakatan untuk memperpanjang perjanjian

    distributorship dengan mengacu pada angka 2 alinea 3 Perjanjian (vide

    Bukti P-1) dan merupakan fakta yang tidak disangkal oleh Termohon

    Kasasi I dalam persidangan, bahwa adanya hubungan bisnis yang

    berjalan seperti biasanya dari bulan Januari 2004 hingga bulan

    September 2004 (dalam waktu sembilan bulan);

    5.4. Bahwa adanya e-mail dari Termohon Kasasi I kepada Pemohon Kasasi

    pada tanggal 28 Mei 2004 sebagaimana bukti P-26, adalah

    membuktikan Termohon Kasasi I masih mengakui Pemohon

    Kasasi sebagai distributor monitor Philip yang mengacu pada

    Perjanjian Distributorship tanggal 8 Maret 2002 yang secara otomatis

    diperpanjang hingga tanggal 31 Desember 2006 dan mempunyai

    kekuatan pembuktian (Bewijskracht);

    6. Bahwa Pemohon Kasasi juga sangat keberatan dengan pertimbangan judex

    facti pada halaman 44 alinea 3 yang berbunyi sebagai berikut:

    "Menimbang, bahwa bukti-bukti Penggugat selain dan selebihnya menurut

    hemat Majelis tidak efektif lagi dipertimbangkan, karena bukti-bukti

    selebihnya tersebut hanyalah berkenaan dengan penyelelesaian hak dan

    kewajiban yang mengacu kepada perjanjian yang sudah ada dan tidak

    berupa transaksi lain atau transaksi baru setelah berakhirnya masa

    perjanjian, demikian pula mengenai dealer-dealer yang ditunjuk Penggugat

    ternyata adalah toko atau pengecer di pasar yang memang sudah ada

    tumbuh dan berkembang dengan social change di bisnis perdagangan

    bebas di pasar elektronika" ;

    Keberatan:

    6.1. Bahwa dalam mempertimbangkan bukti, Hakim tidak dilarang mencari

    kebenaran materiil sepanjang di atas landasan alat bukti yang sah dan

    memenuhi syarat. Dalam hal ini Pemohon Kasasi merujuk pada

    putusan MA No.1071 K/Pdt/1984, tanggal 28 September 1985, yang

    Hal. 19 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    menyatakan keyakinan judex facti dapat dibenarkan dalam mencari

    keyakinan materiil asal keyakinan itu berpijak di atas landasan alat bukti

    yang sah memenuhi batas minimal pembuktian;

    6.2. Bahwa bukti-bukti yang Pemohon Kasasi ajukan dalam persidangan

    adalah menyangkut masalah penyelesaian kewajiban dari Termohon

    Kasasi I kepada Pemohon Kasasi atas akibat yang timbul dari

    perjanjian distributorship yang belum dibayar oleh Termohon Kasasi I

    kepada Pemohon Kasasi, maka bukti ini sangat relevan dan patut

    dipertimbangkan dan diadili dalam perkara ini karena mempunyai

    hubungan kausalitas secara langsung terhadap Termohon Kasasi I;

    6.3 Bahwa bukti P-12 s/d P-32 merupakan bukti pembayaran-pembayaran

    yang menjadi kewajiban para Termohon Kasasi yang telah dibayarkan

    terlebih dahulu/ditalangi, (sebagaimana biasa bahwa kwitansi

    pembayaran tersebut akan dirembes/diganti oleh Termohon Kasasi I

    sebagai pemilik perusahaan), sehingga kerugian tersebut harus

    dikembalikan kepada Pemohon Kasasi ;

    6.4 Bahwa judex facti telah salah dalam menerapkan hukum dan/atau

    hukum acara yaitu tidak mempertimbangkan kesaksian Sdr. Benny

    Harlindong dan tidak memasukkannya dalam pertimbangan putusan

    yang memberi kesaksian bahwa apabila salah satu pihak tidak ingin

    memperbaharui Perjanjian Distributorship maka pihak yang tidak ingin

    memperbaharui tersebut harus memberitahukan secara tertulis kepada

    pihak lainnya paling lambat 90 hari sebelum perjanjian betakhir, jika

    tidak ada pemberitahuan tertulis maka perjanjian tersebut otomatis

    diperpanjang selama 3 tahun lagi;

    7. Bahwa judex facti juga tidak mengingat bahwa Pemohon Kasasi dalam

    persidangan tidak pernah terbukti melakukan suatu kesalahan atau kelalaian

    dalam menjalankan fungsinya sebagai Distributor dan rekan kerja bagi para

    Termohon Kasasi yang mengakibatkan berlakunya pasal 10 huruf B angka

    1-4 Perjanjian Distributorship tentang Pemutusan Perjanjian (bukti P-1).

    Bahkan dalam Pasal 10 huruf D.3 menyebutkan Termohon Kasasi I akan

    mengganti kerugian/membeli kembali atas produk yang ditarik Termohon

    Kasasi I yang sampai gugatan ini di daftarkan dan diperiksa oleh judex facti,

    produk tersebut masih tersimpan di gudang Pemohon Kasasi dan belum

    diberikan ganti rugi oleh Termohon Kasasi I ;

    8. Bahwa Pemohon Kasasi juga telah mendalilkan bahwa ada salah satu

    Hal. 20 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    distributor Iainnya, yaitu PT. Waringin Sakti Perkasa, yang juga bernasib

    sama dengan Pemohon Kasasi, yang telah mengajukan gugatan perdata

    terhadap para Termohon Kasasi dan telah diputus oleh Majelis Hakim yang

    memeriksa perkara dengan putusannya yaitu, menyatakan Perjanjian

    Distributorship tertanggal 8 Maret 2002 masih tetap berlaku hingga 31

    Desember 2006 dan menyatakan PT. Philips Indonesia untuk rnengganti

    biaya kerugian;

    Bahwa Termohon Kasasi I telah melayangkan surat tertanggal 20 Oktober

    2004, No.09/JKT/X/04 kepada Pemohon Kasasi (vide bukti P-26 = T-l1) yang

    menyatakan telah menunjuk secara resmi 1 (satu) perusahaan lain sebagai

    distributor baru, meskipun perjanjian antara Pemohon Kasasi dan Termohon

    Kasasi I masih berlaku hingga tanggal 31 Desember 2006 dan bahwa

    penunjukkan Distributor baru oleh Termohon Kasasi I adalah merupakan

    Perbuatan Melawan Hukum sehingga membawa kerugian bagi Pemohon

    Kasasi ;

    Bahwa terbukti didalam pemeriksaan dipersidangan (vide bukti P-1 angka 10

    C) menyebutkan "dalam hal Philips melakukan pemutusan perjanjian bukan

    karena kelalaian dari Distributor untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian

    ini atau pun bukan karena hal-hal yang disebutkan dalam pasal 10 B poin 1-

    4 di atas, maka Philips bersedia memberikan kompensasi atas segala daya

    upaya yang telah dilakukan oleh Distributor untuk memasarkan dan menjual

    produk Philips selama menjadi distributor Philips";

    Bahwa biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh Pemohon Kasasi/Penggugat

    yang mencakup biaya membuka pasar, biaya promosi, pembinaan dealer

    adalah merupakan biaya yang dikeluarkan oIeh Pemohon berdasarkan

    proyeksi bisnis hingga minimal sampai dengan tanggal 31 Desember 2006;

    Bahwa sejak menjadi Distributor produk dari Para Termohon Kasasi,

    Pemohon Kasasi telah mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk

    membuka pasar sehingga biaya tersebut sangat berdasarkan hukum

    dikembalikan oleh para Termohon Kasasi karena pemutusan perjanjian

    distributorship. Biaya yang telah dikeluarkan oleh Pemohon Kasasi sebesar

    Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah);

    Bahwa sedangkan untuk biaya promosi yang telah dikeluarkan agar produk

    ini lebih dikenal Konsumen, Pemohon Kasasi telah mengeluarkan biaya

    sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah),

    Bahwa sedangkan biaya atas pembinaan yang telah dilakukan Pemohon

    Hal. 21 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Kasasi kepada seluruh dealernya, yang saat ini telah diambil alih oleh

    Termohon Kasasi I, sehingga sangat beralasan bila Pemohon Kasasi

    menuntut sebesar Rp. 4.000.000.000,- (empat milyar rupiah);

    Bahwa atas kerugian Pemohon Kasasi yang timbul atas tidak adanya

    pasokan barang dari bulan Juni hingga Desember 2004 (vide buleti P-4)

    sebesar Rp. 1.144.276.872 (satu milyar seratus empat puluh empat juta dua

    ratus tujuh puluh enam ribu delapan puluh tujuh puluh dua rupiah);

    Bahwa berdasarkan bukti P-27 sampai dengan bukti P-32, untuk biaya ganti

    kerugian ASC (Authorized Service Centre) bila dihitung kerugian hingga

    tanggal 31 Desember 2006 sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah);

    Bahwa akibat wanprestasi atas Perjanjian Distrlbutorship dan Perbuatan

    Melawan Hukum atas penunjukkan distributor yang baru tanpa

    sepengetahuan Pemohon Kasasi sehingga kredibilitas Pemohon Kasasi

    sebagai pelaku usaha khususnya Distributor elektronik rnenjadi tercoreng

    namanya dimata rekan bisnisnya yang secara materiil tidak dapat dinilai

    namun untuk kepentingan gugatan ini dinilai sebesar Rp. 3.000.000.000,-

    (tiga mllyar rupiah) ;

    Bahwa karena terbukti di persidangan para Termohon Kasasi telah melakukan

    wanprestasi dan perbuatan melawan hukum terhadap Pemohon Kasasi

    maka adalah wajar bila permohonan Pemohon Kasasi agar Majelis Hakim

    yang memeriksa perkara ini melarang para Termohon Kasasi untuk

    memfungsikan distributor baru yaitu PT. Bumicitra Prima Mandiri dan PT.

    Bangun Fortuna Abadi untuk mendistribusikan produk para Termohon

    Kasasi di seluruh Indonesia;

    Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung

    berpendapat :

    mengenai alasan ke 1 s/d 12 :

    Bahwa alasan-alasan tersebut dapat dibenarkan, oleh karena Judex

    Facti/Pengadilan Tinggi yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri telah

    salah menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut :

    Bahwa sesuai dengan fakta dipersidangan terbukti tidak ada pemberitahuan dari

    Tergugat I bahwa perjanjian Distributorship tidak akan dilanjutkan setelah

    tanggal 31 Desember 2003. Lagi pula terbukti bahwa hubungan dagang

    antara Penggugat dan Tergugat I terus berlangsung selama 9 (sembilan)

    bulan setelah lewat Desember 2003;

    Bahwa dalam paragraph 2 angka 2 perjanjian dirumuskan dalam kalimat negatif

    sehingga harus dibaca bahwa perjanjian dianggap diperpanjang kecuali

    Hal. 22 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    salah satu pihak memberitahukan kepada pihak lain bahwa perjanjian tidak

    diperbaharui 90 (sembilan puluh) hari sebelum habis waktu. Dengan

    demikian terbukti Tergugat I melakukan perbuatan melawan hukum;

    Bahwa sesuai dengan fakta dipersidangan tidak ada bukti keterlibatan secara

    langsung Tergugat II dalam pemutusan perjanjian;

    Bahwa oleh karena keliru ada pembuktian, maka adalah adil dan patut

    Penggugat mendapat ganti rugi dari Tergugat I sebesar 50% dari tuntutan

    ganti rugi yaitu Rp. 3.186.000.000,- (tiga milyar seratus delapan puluh enam

    juta rupiah) sebagai pengganti biaya-biaya operasional yang telah

    dikeluarkan Penggugat selama 9 (sembilan) bulan beroperasi setelah

    Desember 2003;

    Menimbang, bahwa namun demikian Ketua Majelis (Dr. Mohammad

    Saleh, SH.,MH.) telah mengajukan pendapat yang berbeda (dissenting opinion)

    dengan alasan-alasan sebagai berikut :

    Judex facti/Pengadilan Tinggi yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri

    tidak salah menerapkan hukum;

    Bahwa alasan-alasan kasasi hanya berupa PHP (Pembuktian mengenai hasil

    pemeriksaan di persidangan) tidak tunduk pada kasasi:

    Perjanjian Distributorship berlaku dari tanggal 1 Januari 2002 sampai

    dengan tanggal 31 Desember 2003, dan Termohon Kasasi dan Pemohon

    Kasasi tidak terbukti memperpanjang jangka waktu perjanjian

    Distributorship, dengan demikian perjanjian tersebut berakhir tanggal 31

    Desember 2003. Ketidaksepakatan untuk memperbarui perjanjian bukan

    berarti perjanjian yang lama tetap berlaku;

    Dengan demikian permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi harus ditolak;

    Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, menurut

    pendapat Mahkamah Agung terdapat cukup alasan untuk mengabulkan

    permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : PT. DWI DAMAI dan membatalkan

    putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 169/Pdt/2007/PT.DKI, tanggal 10

    September 2007 yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

    No. 1158/Pdt.G/2004/PN.Jak.Sel, tanggal 29 September 2005, serta

    Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara ini sebagaimana yang akan

    disebutkan di bawah ini ;

    Menimbang, bahwa oleh karena Termohon Kasasi berada di pihak yang

    kalah, maka harus dihukum untuk membayar biaya perkara dalam semua

    tingkat peradilan ;

    Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 4 Tahun 2004,

    Hal. 23 dari 25 hal. Put. No. 2178 K/Pdt/2008

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi K