DAMPAK ORANG TUA SEBAGAI TKI TERHADAP PSIKOLOGI ANAK ...etheses.uinmataram.ac.id/1699/1/Titin...
Transcript of DAMPAK ORANG TUA SEBAGAI TKI TERHADAP PSIKOLOGI ANAK ...etheses.uinmataram.ac.id/1699/1/Titin...
i
DAMPAK ORANG TUA SEBAGAI TKI TERHADAP PSIKOLOGI ANAK (STUDI KASUS DI DESA RITE KECAMATAN AMBALAWI KABUPATEN BIMA)
SKRIPSI
Oleh
TITIN YULIATI NIM: 152.13.2.031
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2018
ii
DAMPAK ORANG TUA SEBAGAI TKI TERHADAP PSIKOLOGI ANAK (STUDI KASUS DI DESA RITE KECAMATAN AMBALAWI KABUPATEN BIMA)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Hukum
Oleh
TITIN YULIATI NIM: 152.13.2.031
JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSHIYAH FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2018
ii
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi Titin Yuliati, NIM. 152.13.2.013 yang berjudul ‟‟ Dampak orang
tua sebagai TKI terhadap psikologi anak (studi kasus di Desa Rite Kecamatan
Ambalawi Kabupaten Bima)” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk
dimunaqasyahkan. Disetujui pada tanggal 16 Juli 2018.
Di bawah bimbingan:
Pembimbing I Pembimbing II Drs. H. Muktamar, MH Nunung Susfita, M.SI NIP. 196512311993031024 NIP. 198010282014122006
iii
iv
NOTA DINAS PEMBIMBING
Mataram,16 Juli 2018
Hal: Munâqasyah
Kepada
Yth. Rektor UIN Mataram
di Mataram
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing dan
pedoman penulisan skripsi, kami berpendapat bahwa skripsi Titin Yuliati NIM.
152.13.2.031 yang berjudul ‟‟Dampak Orang Tua Sebagai Tki Terhadap Psikologi
Anak (Stidi Kasus Di Desa Rite Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima)‟‟ telah
memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang Munaqasyah skripsi Fakultas
Syariah UIN Mataram.
Demikian, atas perhatian Bapak Rektor disampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I Pembimbing II Drs. H. Muktamar, MH Nunung Susfita, M.SI NIP. 196512311993031024 NIP. 198010282014122006
iv
vii
MOTO:
Artinya :Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan- amalan yang kekal lagi soleh adalah lebih baik pahalanya disisi tuhan-Mu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
(QS. Al-Kahfi: 46)1
1 QS. Al-Kahf [46].
vii
viii
PERSEMBAHAN
“Kupersembahkan skripsi ini untuk Allahku,
Ibuku Arfah dan Bapakku Hadnen, semua
dosenku, saudara-saudaraku Wahyudin, Taswin,
Wiwin Astriyuningsih, Musrdiansyah, serta
Lembagaku UIN Mataram”
viii
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT
karena berkat limpahan Rahmat, Taufiq, Hidayah serta Inayah-Nya penulis
sampai saat ini masih diberukan bermacam kenikmatan tiada ternilai harga hingga
Penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Dampak Orang Tua Sebagai
TKI Terhadap Psikologi Anak Perspektif Hukum Keluarga (Studi Kasus Di Desa
Rite Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima)” adalah suatu hal yang mustahil
tentunya bila skripsi ini dapat selesai tampa bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis bermaksud mengucapkan terima kasih dan perhargaan setinggi-
tingginya kepada:
1. Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya, yang telah memberikan
mukjizat serta kekuatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. H. Muktamar selaku dosen pembimbinng penulis ucapkan
terimakasih atas bimbingannya selama ini, dan kebijaksanaannya.
3. Ibu Nunung Susfita, M.SI selaku dosen pembimbing penulis ucapkan terima
kasih atas bimbingan, solusi, dan kebijaksanaan
4. Bapak M. Harfin Zuhdi, MA. Selaku dosen wali terimakasih atas
bimbingannya selama ini.
5. Bapak Dr. Khairul Hamim, MA. Selaku ketua jurusan terimakasih atas
bimbingannya.
6. Bapak Dr. H. Musawar, M,Ag selaku dekan fakultas syariah terimakasih atas
bimbingannya selama ini.
ix
x
7. Ayahanda tercinta Hadnen dan Ibunda tersayang Arfah, curahan kasih sayang
, untaian doa dan motifasi yang tiada henti dan tak ternilai harganya bagi
penulis dan kakakku, adiku yang telah memberikan support serta dukungan
penulis ucapkan terimakasih.
8. Kepada sahabat-sahabatku Nining Alawiah, Nuni Ariani, Elpipit. Semua pihak
yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi dan kuliah penulis dari awal sampai akhir.
Akhirnya penulis ikut mendoakan semoga amal kebaikan pihak-pihak
sebagaimana yang tercantum diatas mendapat balasan yang setimpal dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tentunya mempunyai banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saran dari pembaca sangat penulis harapkan. Akhir
kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman.
Mataram, Juli 2018
Penulis
x
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ....................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI . .................................................................................................. xi
ABSTRAK ....................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Konteks Penelitian ............................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ................................................................................ 5
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ........................................................ 6
D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian ............................................ 7
E. Telaah Pustaka ................................................................................. 8
F. Kerangka Teori ................................................................................. 11
G. Metodelogi Penelitian ...................................................................... 23
H. Sistematika Pembahasan ................................................................... 31
xi
xii
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .......................... 33
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Rite ................................ 33
B. Penyebab Utama Masyarakat Desa Rite bekerja sebagai TKI .......... 38
C. Dampak orang tua sebagai TKI terhadap psikologi anak ................. 41
BAB III ANALISIS ......................................................................................... 47
A. Analisis Pola Asuh Anak yang ditinggal orang tua bekerja sebagai
TKI ..................................................................................................... 47
B. Dampak orang tua sebagai TKI terhadap psikologi anak .................. 53
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 59
A. Kesimpulan ...................................................................................... 59
B. Saran ................................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
xiii
DAMPAK ORANG TUA SEBAGAI TKI TERHADAP PSIKOLOGI ANAK (STUDI KASUS DI DESA RITE KECAMATAN AMBALAWI KABUPATEN BIMA)
Oleh
TITIN YULIATI NIM: 152.13.2.031
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak orang tua
sebagai TKI terhadap psikologi anak (studi kasus di Desa Rite Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima.
Mengetahui bagaimana penyebab utama masyarakat Desa Rite bekerja sebagai TKI dan Fokus penelitian ini mengkaji tentang bagaimana pola asuh anak yang di tinggal orang tua bekerja sebagai TKI dan bagaimna dampak orang tua sebagai TKI terhadap psikologi anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif normatif sosiologi. Pengumpulan data yang di gunakan dalam peneltian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan pengasuh anak dari keluarga TKI sebagai responden.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa psikologi anak yang di tinggal pergi orang tuanya bekerja sebagai TKI di desa rite kecamatan ambalawi kabupaten bima adalah berdampak negatif anak menunjukkan sikap seperti pergaulan bebas, nakal, putus sekolah, minder, pendiam, dan tertutup. Prestasi anak menunjukkan anak yang tidak mempunyai prestasi yang bagus.
Dengan demikian orang tua yang bekerja sebagai TKI berdampak negatif terhadap psikologi anak, karena kurang memberikan kasih kasih sayang, pengawasan, control, serta dalam hal mendidik, Tidak terpenuhi tanggung jawab sebagai orang tua dan memberikan hak-hak anak. Namun dampak positifnya sebagai orang tua berkewajiban mencari nafkah tampa melupakan pemberian kasih sayang terhadap anak yang di tinggalkan. Kata kunci: TKI, Psikologi Anak, Pola Asuh Anak.
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga yang kuat merupakan salah satu pondasi terpenting dalam
pembangunan sumber daya manusia sesuai dengan cita-cita luhur bangsa. Masa
depan bangsa sesungguhnya di bangun atas kekuatan pondasi keluarga, melalui
institusi keluargalah pembangunan manusia yang sesungguhnya dilakukan.
Karena itulah, pembangunan keluarga yang kokoh dan tangguh merupakan
kebutuhan yang mendasar suatu negara. Untuk mewujudkan keluarga yang
ideal harus mampu menjaga kedamaian, dan memiliki cinta dan kasih sayang.
Unsur cinta dan kasih sayang harus ada untuk saling melengkapi agar pasangan
saling membahagiakan. Pasangan suami istri memerlukan sakinah, mawadah
dan rahmah sekaligus, yakni perasaan cinta yang melahirkan keinginan untuk
membahagiakan dirinya sendiri sekaligus pasangannya dalam suka maupun
duka.2
Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih
memiliki hubungan darah dan bersatu. Keluarga didefinikan sebagai
sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai
hubungan kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi
dan lain sebagainya. Keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak yang belum
menikah belum menikah disebut keluarga batih. Keluarga pada dasarnya
2Subdit Bina Keluarga Sakinah Direktorat Bina KUA dan Keluarga Sakinah Ditjen
Bimas Islam Kemenang RI Tahun 2017 pondasi keluarga sakinah (Jakarta , 2017)
1
2
merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan seks yang
tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan dengan keorangtuaan
dan pemeliharaan anak.3
Keutuhan orangtua dalam keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu
anak untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar displin diri. Keluarga
dikatakan utuh apabila di samping lengakap anggotanya, juga dirasakan
lengkap oleh anggotanya terutama anak-anaknya. Keluarga memiliki tiga unsur
yang pertama yaitu sosok seorang suami atau ayah yang kedua yaitu istri atau
ibu yang ketiga yaitu anak sebagai amanah yang Tuhan titipkan. Unsur pertama
dan kedua (ayah dan ibu) harus bekerja sama untuk membimbing dan dan
mendidik anak serta mencukupi kebutuhan baik biologis maupun spiritual
anak.4
Menurut kompilasi hukum Islam (KHI) pasal 45 ayat (1) ialah orang
tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya.
Maksud dari ayat (1) di atas bahwa orang tua berkewajiban untuk memberikan
perlindungan dan pendidikan. 5
Secara idealnya orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab dalam
mendidik anaknya, orangtua perlu untuk selalu memberikan apresiasi terhadap
anak sekecil apapun usaha yang di buat oleh anak sekalipun menurut orangtua
hasilnya kurang memuaskan. Dalam mendidik anak orangtua harus selalu
3 Soerjono Soekanto, “Sosiologi Keluarga”, ( Jakarta. 2004), hlm. 23. 4 Muhammad Azmi, pembinaan Akhlak Aanak Usia Pra Sekolah (Yogyakarta) : Belukar,
2006, hlm. 76. 5 Undang-undang No. 1 tahun 19 74 tentang perkawinan dan kompilasi hukum islam,
hlm. 13.
3
berprasangka baik kepada anak dan selalu berkata positif. Berdasarkan firman
Allah:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan keluargamu dari apai neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang di perintahkan-nya kepada mereka dan selalu apa yang di perintahkan.”QS. at-Tahrim (66):6.6
Ayat di atas menjelaskan bahwa hai orang-orang yang beriman,
periharalah diri kamu , antara lain dengan meneladani Nabi dan juga keluarga
kamu yakni; pelihara istri anak-anak, dan seluruh yang berada di bawah
tanggung jawab kamu dengan mendidik dan membimbing mereka agar kamu
semua terhindar dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia-manusia
yang kafir.
Akan tetapi tidak semua orangtua mampu untuk membimbing dan
mendidik anaknya saat tumbuh dan berkembang, hal ini di sebabkan karena
buruh migran internasional atau tenaga kerja Indonesia harus bekerja dalam
waktu yang lama dan jarak yang jauh. Berdasarkan Undang-undang tentang
TKI No 39 Tahun 2004 Bab 1 pasal 1 bahwa TKI ialah setiap warga Negara
6 QS. At-Tahriim (66):6.
4
Indonesi yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan
kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah..7
Untuk mewujudkan sebuah keluarga yang sejahtera tentu tidaklah
mudah. Sebagai persyaratan utama adalah adanaya pendapatan yang cukup
untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup. Sebuah rumah tangga yang
sejahtera akan tercapai manakah manakala rumah tangga tersebut mampu
memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya mulai dari kebutuhan dasar atau
primer yaitu pangan, sandang dan papan sampai dengan kebutuhan sekunder
dan tersier.
Melihat begitu besarnya minat masyarakat menjadi TKI yang berasal
dari Desa Rite kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima dan begitu tingginya
antusias masyarakat untuk bekerja keluar negari dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan, maka sudah jelas bahwa bekerja di luar negeri atau menjadi TKI
memberikan pengaruh yang besar terhadap perbaikan kesejahteraan
masyarakat di daerah ini. Namun di sisi lain kepergian mereka sebagai TKI
meninggalakan berbagai problematika sosial di daerah asalnya.
Problematika yang terjadi di lokasi penelitian bahwa di sana terdapat
sebagian keluarga berprofesi sebagai TKI di luar negeri. Hal tersebut secara
otomatis akan mengurangi pola intensitas pengasuhan kepada anak secara
langsung, sehingga fakta di atas bisa menyebabkan beberapa faktor dalam hal
tidak terpenuhinya hak-hak anak seperti; kurangnya perhatian, kasih sayang,
7Undang-undang tentang TKI No. 39 Tahun 2004 Bab 1 pasal 1.
5
pengawasan, kontrol ,anak menjadi nakal serta pola asuhnya di limpahkan pada
keluarganya.8
Berdasarkan hasil studi peneliti, secara implisit bahwasanya profesi
orang tua sebagai TKW/TKI akan mengurangi intensitas anak dengan orang
tuanya, sehingga menyebabkan beberapa faktor negatif seperti, hubungan anak
dan ibu menjadi renggang, anak menjadi susah di atur, dan sebagian menjadi
putus sekolah, sehingga dampak tersebut jelas menggambarkan konsep diri
anak yang negatif.9 Melihat dari apa yang dipaparkan penulis di atas, bahwa
anak tersebut mengalami penyimpangan proses pertumbuhan perkembangan,
dan memiliki perilaku yang tidak normal atau tidak produktif menyeleasikan
tugasnya sebagai siswa atau pelajar.
Beranjak dari apa yang telah penulis paparkan di atas maka, penulis
tertarik untuk lebih menggali persoalan tersebut dalam bentuk karya ilmiah
yang berjudul. “DAMPAK ORANG TUA MENJADI TKI TERHADAP
PSIKOLOGI ANAK (studi kasus di Desa Rite Kec Ambalawi Kab Bima)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, bahwa rumusan masalah yang
menjadi kajian dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pola asuh anak yang di tinggal orang tua bekerja sebagai TKI
studi di desa Rite Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima?
8 Fatimah , Hasil Wawancara, Desa Rite Kecamatan Amabalawi, 4 Mei 2018. 9 Darwin, , Hasil Wawancara Desa Rite Kecamatan Ambalawi, 4 Mei 2018.
6
2. Bagaimana dampak orang tua sebagai TKI terhadap psikologi anak studi di
desa Rite Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima?
C. Tujuan Dan Manfaat
1. Tujuan penalitian
Agar lebih terarahnya penelitian ini terlebih dahulu peneliti
menjelaskan mengenai tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini.
Adapun tujuan peneliti ini sebagai berik ut:
a. Untuk mengetahui bagaimana pola asuh anak yang di tinggal orang tua
sebagai TKI studi di Desa Rite Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima.
b. Untuk mengetahui bagaimana perspektif hukum keluarga Islam terhadap
dampak orang tua sebagai TKI terhadap psikologi anak studi di Desa Rite
Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima.
2. Manfaat peneliti
Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat
untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Secara teoritis
1) Dapat memberikan wawasan dan sumbangsih ilmu pengetahuan
pada umumnya dalam bidang hukum keluarga dan khususnya pada
jurusan ahwal al-syakhiayah.
2) Untuk menambah bahan referensi dan bahan masukan untuk
penelitian selanjutnya.
7
b. Secara praktis
Dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri, mahasiswa praktisi
hukum, dan terutama bagi masyarakat , sehingga mampu menumbuhkan
kepedulian untuk mengetahui dampak orangtua sebagai TKI terhadap
psikologi anak yang terletak di desa Rite Kec Ambalawi Kab Bima.
D. Ruang lingkup dan setting penelitian
1. Ruang lingkup penelitian
Pada umumnya dalam sebuah penelitian tentunya ada batasan-
batasan yang harus diketahui oleh peneliti agar peneliti yang dilakukan
tidak melebar jauh dari fokus masalah yang diteliti. Oleh karena itu peneliti
ini fokus pada bagaimana dampak orang tua sebagai TKI terhadap psikologi
anak di Desa Rite Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima.
2. Setting penelitian
Adapun setting penelitian ini adalah bertempat di Desa Rite
Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima. Alasan peneliti dalam memilih
lokasi tersebut adalah karena terdapat sebagian orang tua sebagai TKI dan
terdapat anak yang putus sekolah. Selain itu lokasi peneliti ini merupakan
daerah yang sangat tepat untuk meneliti dampak orang tua sebagai TKI
terhadap psikologi anak, karena melihat dari kondisi dan kenyataan realita
yang ada.
8
E. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dilakukan untuk menjelaskan posisi yang sedang
dilakukan di antara hasil-hasil penelitian dan buku-buku terdahulu. Dalam hal
ini peneliti menghadirkan beberapa tulisan dan hasil penelitian terdahulu.
Adapaun beberapa penelitian terdahulu yang memeliki kemiripan
dengan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti antara lain:
1. Skripsi yang disusun oleh Siti Hajar Riyanti yang berjudul “Pola pengasuh
anak pada keluarga TKW dari perspektif sosiologi hukum keluarga islam
(Studi di Desa Legok Jawa Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis Jawa
Barat)”10., dengan fokus penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah:
Berdasarksan penelitian yang di lakukan oleh Siti Hajar Riyanti,
maka peneliti dapat menbedakan persamaan dan perbedaan antara penelitian
yang di lakukan oleh penulis dengan penelitian yang di lakukan Siti hajar
riyanti Perbedaannya adalah dilihat dari aspek pola asuh anak keluarga Tkw,
sedangkan peneliti di lihat dari dampak orangtua sebagai TKI terhadap
psikologi anak, sedangkan persaaman dalam penelitian ini adalah, penelitian
ini sama-sama menggunakan metode kualitatif. Selain itu konteks
penelitian yang dilakukan oleh Siti Hajar Riyanti lebih fokus pada pola
pengasuhan anak pada keluarga TKW dari segi pendidikan, keagamaan, dan
sopan santun terhadap orang tua, dan masyarakat luas. Dan di tinjau dari
10
Siti Hajar Riyanti, pola pengasuhan anak pada keluarga TKW dari perspektif sosiologi hukum keluarga Islam (studi di desa legok jawa, kecamatan cimerak, kabupaten ciamis, jawa barat), (skripsi , fakultas syar‟ah, UIN Sunan kalijaga, Yogyakarta, 2013).
9
sosiologi hukum keluarga Islam. Dalam hal ini bagaimana orang tua dalam
memberikan perlindungan, pemeliharaan, pendidikan, sosialisasi yang baik
pada anak-anaknya. Sedangkan peneliti lebih fokus pada dampak orang tua
sebagai TKI terhadap psikologi anak, di mana fokus materinya lebih pada
tangung jawab orang tua terhadap anak, dan bagaimana menurut psikologi
anak ketika orang tuanya pergi keluar negeri.11
2. Skripsi yang di tulis oleh Apryanti yang berjudul “Pendidikkana karakter
anak pada keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Desa Rungkang
Kecamatan Losari Kabupaten Brebes”, dengan focus penelitian:
Berdasarkan hasil penelitian Apryanti di atas, peneliti menemukan
perbedaan dan persamaan di antaranya, Perbedaannya adalah peneliti ini
tidak mengunakan perspektif hukum keluarga Islam sedangkan penulis
menggunakan perspektif hukum keluarga Islam. Sedangkan pesamaannya
adalah sama-sama menggunakan metode kualitatif. Sedangkan di lihat dari
fokus materinya Apryanti lebih bahas tentang karakter anak dan pendidikan
anak yang ditinggalkan oleh orang tua sebagai TKW, sedangkan peneliti
membahas tentang tanggung jawab orang tua dan psikologi anak, dan tinjau
hukum keluarga Islam.12
11 Siti Hajar Riyanti, pola pengasuhan anak pada keluarga TKW dari perspektif
sosiologi hukum keluarga Islam (studi di desa legok jawa, kecamatan cimerak, kabupaten ciamis, jawa barat), (skripsi , fakultas syar‟ah, UIN Sunan kalijaga, Yogyakarta, 2013).
12Apriyanti, “Pendidikkana karakter anak pada keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Desa Rungkang Kecamatan Losari Kabupaten Brebes, ( Skripsi, fakultas , Ilmu sossial, UIN Semarang, 2011.
10
3. Skripsi yang ditulis oleh Hilalul Khairil yang berjudul “ TKI tujuan
Malaysia dan dampaknya terhadap angka perceraian ( Studi kasus di desa
Pengadang Kecamatan Praya Tengah), dengan fokus penelitian yakni:
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hilalul Khairil
peneliti dapat menemukan perbedaan dan persamaan, perbedaan dari penelitian
ini adalah lokasi penelitian, dimana Hilalul Khairul ini membahas tentang
penyebab maraknya TKI tujuan Malaysia dan dampaknya terhadap angka
perceraian, sedangkan peneliti membahas tentang dampak orang tua sebagai
TKI terhadap psikologi anak perspektif hukum keluarga Islam. Persamaanya
adalah sama-sama meneliti tentang TKI. Sedangkan di lihat dari segi materinya
Khairil lebih fokus pada masalah perceraian pada keluarga TKI, sedangkan
peneliti lebih pada tanggung jawab orang tua terhadap anak, dan bagaimana
psikologi anak ketika di tinggal oleh orang tua bekerja sebagai TKI.13
F. Kerangka Teori
1. Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebagai pahlawan devisa itulah
sebutan untuk Tenaga Kerja Indonesia yang mencari nafkah di luar negari,
setiap warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar
negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu denga menerima
upah, dan setiap warga Negara Indinesia yang memenuhin syarat sebagai
pencari kerja yang akan bekerja di luar negeri dan terdaftar di instansi
13Murniati, “Dampak Tenaga Kerja Indonesia Terhadap Prilaku Anak” stidi di Kelurahan Gearantum Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah, (skripsi, FKD UIN Mataram, 2017), h. 66.
11
pemerintah kabupaten atau kota yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan..14
Menurut Undang-undang Ketenagakerjaan Bab I, poin 4 dikatakan
bahwa salah satu tujuan pembagunan ketenagakerjaan adalah meningkatkan
kesejahteraan pekerja dan keluarganya. Kesejahteraan pekerja dan
keluarganya di sini dapat di maknai kesejahteraan secara materi dan
immateri (termasuk di dalamnya psikologi anak).15 Akan tetapi realitanya
masih banyak anak yang ketimpangan yang berakibat pada tidak terpenu
hinya hak-hak anak, khususnya anak di usia SD/MI yang di tinggal
orangtuanya keluar negeri sebagai TKI.
2. Pengertian psikologi anak
a. Psikologi anak
Psikologi secara luas adalah sebuah cabang ilmu yang
mempelajari tentang perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah.
Sementara itu pemahaman tentang anak dapat di temukan Convention on
The Right Of the Child tahun 1989 yang menyebutka bahwa anak adalah
siapun yang berusia di bawah 18 tahun.
Oleh sebab itu, maka boleh dikatakan psikologi anak adalah
sebuah cabang ilmu psikologi yang memepelajari tentang tumbuh
kembang dan perilaku siapapun yang berusia di bawah 18 tahun. Dalam
prakteknya, para psikologi yang mendalami tentang psikologi anak
14Undang-undang No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia di luar Negeri, hlm. 16. 15Undang-undang Ketenagakerjaan RI ,. “Landasan, Asas, dan Tujuan”, Bab II, poin
4B.
12
melakukan spesialisasi berdasarkan hal yang di pelajari. Secara umum
psikologi anak sendiri terbagi menjadi psikologi pendidikan yang
berfokus dalam memberikan dukungan kepada anak dalam dunia
pendidikan, dan psikologi klinik yang berfokus dalam memberikan
dukungan kepada anak-anak yang memiliki hambatan atau gangguan
dalam proses perkembangan mereka.
Psikologi anak sendiri merupakan bagian dari cabang ilmu lainya,
yaitu psikologi perkembangan yang mempelajari pertumbuhan manusia
semenjak manusia lahir samapai menjadi dewasa. Psikologi
perkembangan sendiri mempelajari bagaimana dan mengapa manusia
berubah dalam setiap tahap hidupnya. Pada wawlnya psikologi
perkembangan lebih berfokus kepada bayi dan anak-anak, namun
sekarang psikologi perkembangan juga mencakup semua tahapan usia
lainny, dewasa dan masa tua. Bidang psikologi ini menyelidiki perubahan
yang terjadi dan meliputi berbagai macam topik seperti kemampuan
motorik, perkembangan kognitif, kemampuan mengalami keputusan,
pemahaman moral, pemahaman bahasa, perubahan sosial, kepribadian,
perkembangan
Psikologi anak merupakan sebuah area penelitian yang sangat
luas dan kompleks, mencakup bagaimanakah seseorang berubah pada
saat ia beranjak dewasa, mulai dari saat kelahiran hingga masa remaja
keterlibatan pengaruh internal dan eksternal yang berakibat pada perilaku
13
dan kewajiban manusia, sebagaimana munculnya bentuk-bentuk tertentu
dari kepribadian manusia dan tingkah polahnya.
3. Pengertian Hadhanah
Hadhanah merupakan istilah yang di guanakan dalam ilmu fiqh.
Hadhanah menerut istilah memiliki banyak definisi antaranya.
a. Syayid Sabiq dalam bukunya Fiqh Sunnah memberikan definisi
hadhanah adalah melakukan pemeliharaan anak-anak yang masih kecil
laki-laki maupun perempuan yang sudah besar, tapi belum tamyiz tampa
perintah padanya, menjadikan sesuatu yang menjadikan kebaikanya,
menjaganya, dari suatu yang menyakiti dan merusaknya, mendidik
jasmani, rohani, dan akalnya agar mampu berdiri sendiri menghadapi
hidup dan memikul tanggung jawabnya.16
b. Abdul Azis Dahlan dalam buku Ensiklopedi Hukum Islam dikatakan
bahwa hadhanah merupakan suatu kewenangan untuk merawat dan
mendidik seorang yang belum mumayyizatau orang dewasa tetapi
kehilangan akal(kecerdasan berpikirnya). Ulama fiqh menetapkan bahwa
kewenangan seperti itu lebih tepat dimilikioleh kaum wanita, karena
naluri kewanitaan mereka lebih sesuai merawat dan mendidik anak, serta
kesabaran mereka dalam dalam menghadapi permasalahan kehidupan
anak-anak lebih tinggi di bandingkan kesabaran seorang laki-laki.17
c. Menurut Amir Syarifuddin dalam hokum perkawinan Di Indonesia
menyatakan bahwa istilah hadhanah mencakup beberapa hal, di
16 Sayyid Sabiq. Fiqh Sunnah, Penterjemah Mohammad Thalib, Judul Asli Fiqh assunnah , (Bandung: PT al-Ma‟rif, 1980), cet. Ke 8, h. 173.
17 Abdul Azis Dhalan, Ensiklopodi Hukum Islam, ( Jakarta:1996), cet, ke-1, h. 415.
14
antaranya perihal siapa yang lebih berhak terhadap pengasuh anak dan
siapa pula yang bertanggung jawab atas biaya pemeliharaan anak hingga
anak tersebut mampu berdiri sendiri.18
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hadhanah
adalah suatu proses, cara atau perbuatan yang berhubungan dengan
penjagaan, perawatan, dan pendidikan terhadap anak.
4. Konsep Mendidik Anak Menurut Islam
a. Konsep keluarga Sakinah
Menurut Imam Ar-Razi dalam tafsirnya Al-kabir sakinah ialah
merasakan ketenangan batin, dan ketenangan fisik. Dalam Ensiklopedi
Islam bahwa sakinah adalah ketenagan dan ketentraman jiwa.
Jadi keluarga sakinah adalah kondisi sebuah keluarga yang
sangat ideal dalam kehidupan keluarga yang berlandaskan Al-Quran dan
sunnah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat, Allah
berfirman:
Artinya :“Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Rabbmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun;
18 Amir Syarufuddin Hukum Perkawiana Islam Di Indonesia, (Kencana: Prenada Media,
2006), cet. Ke-3, h. 327.
15
tabut itu di bawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman,”19
Jadi berdasarkan arti kata sakinah pada ayat-ayat tersebut, maka
sakinah dalam keluarga dapat di pahami sebagai keadaan yang tetap
tenang meskipun menghadapi banyak rintangan dan ujian kehidupan.
Kemudian mawadah Quraish Shihab menjelaskan bahwa kata ini
secara sederhana dari segi bahasa dapat diterjemahkan sebagai “cinta.”
Istilah ini bermakna bahwa orang yang memiliki cinta di hatinya akan
lapang dadanya, penuh harapan, dan jiwanya akan selalu berusaha
menjauhkan diri dari keinginan buruk atau jahat. Ia akan senantiasa
menjadi cinta baik di kala senang maupun susah atau sedih.20
Sedangkan rahmah adalah rasa kasih sayang atau belas kasihan
seseorang kepada orang lain karena lebih adanya pertimbangan yang
bersifat moral psikologis. Ia merupakan ungkapan dari perasaan belas
kasihan seseorang. Ada juga yang mengartikan dengan “anak” (buah
dari hasil kasih syang). Di mana dia akan tetap senantiasa ada selama
pertimbangan moral psikologis itu masih ada, misalnya tetap adanya rasa
kasih sayang seseorang suami kepada istrinya meskipun si istri sudah
tidak cantik dan tidak muda lagi. Hal ini, karena masing-masinh telah
merasakan buahnya perjuangan , ketulusan, adanya anak, dan susah
payah, serta pengorbanan yang dilakukan pasangannya pada dirinya.21
19 (QS al-Baqarah ( 2):248 20 Direktorat Bina KUA, pondasi…, 10. 21Ahamd Rafie Baihaqy, Membangun surga rumah tangga, (Surabaya: Gita Media Press,
2006), h. 56
16
Jadi keluarga ideal adalah keluarga yang mampu menjaga
kedamaian, dan memiliki cinta kasih dan sayang.Unsur cinta dan kasih
sayang harus ada untuk saling melengkapi agar pasangan dapat saling
membahagiakan. Kebahagian mungkin akan terasa pincang jika hanya
memiliki salah satunya. Cinta (mawadah) adalah perasaan cinta yang
melahirkan keinginan untuk membahagiakan dirinya.22
Menurut Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 1974 pengertian dan
tujuan perkawinan terdapat dalam satu pasal, yaitu bab 1 pasal 1
menetapakan bahwa “perkawinan adalah ikatan lahir batin anatara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
untuk membentuk rumah tangga, keluarga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Ynag Maha Esa”. Dengan demikian jelas bahwa
di antara tujuan pernikahan adalah membentuk keluarga yang sakinah,
mawadah, warahmah.23
Sebuah masyarakat di Negara manapun adalah kumpulan dari
beberapa keluarga. Apabila keluarga kukuh, maka masyarakat akan
bersih dan kukuh, namun apabila rapuh, maka rapulah masyarakat.
Memang tidaklah sulit, tetapi membangun keluarga sakinah bukan
sesuatu yang mudah. Pekerjaan membangun, pertama harus didahului
dengan adanya gambar yang merupakan konsep dari bangunan yang
diinginkan. Demikian juga dengan membangun keluarga sakinah,
terlebih dahulu orang harus memiliki konsep tentang keluaga sakinah.
22 Direktorat Bina KUA, pondasi…,12. 23Undang-undang No 1 Tahun 1974, bab 1, pasal 1.
17
b. Konsep mendidik anak menurut AL-qur’an
Anak anugerah dan amanah dari Allah SWT. Orangtua yamg
punya tanggung jawab untuk memberiakan yang terbaik dalam
perawatan, pengasuh, pendidikkan dan perlindungan. Hal ini sesuai
dengan Hadis yang mengatakan, ”Muliahkannlah anak-anakmu dan
didiklah mereka dengan baik” (HR. Ibnu Majah). Jadi orangtua adalah
guru pertama dan utama. Keluarga adalah sekolah pertama dan utama,
sekolah kehidupan yang tidak tergantikan.24
Pendidikan anak pada dasarnya adalah tanggung jawab orang tua,
dalam mendidik anak tentunya harus ada kesepakatan antara bapak ibu
sebagai orangtua, oleh sebab itu merekalah penentu pelaksana dalam
keluarga. Dalam kehidupan masyartakat terkecil, yaitu keluarga, suami
secara fungsional adalah penanggung jawab utama rumah tangga
(keluarga), sedangkan istri adalah mitra setia yang aktif mengelola
ruamh tangga. Operasionalisasi kehidupan berkeluarga sebaiknya di
lakukan berdasarkan amar makruf nahi munkar.
Salah satu wujud amar makruf nahi munkar kehidupan
berkeluarga adalah memberikan pendidikan kepada putra putrinya
berdasarkan ajaran Islam. Antara keluarga satu dangan keluarga lainya
mempunyai prinsip dan sistem sendri-sendiri dalam mendidik anaknya.
Namun orangtua jangan terbuai atau melupakan terhadap ajaran-ajaran
24Direktorat Bina KUA, pondasi…, h. 91
18
Islam, Rasul SAW telah dicontohkan bahwa dalam mendidik putra
putrinya dengan limpahan kasih sayang yang amat besar. 25
Dari uraian diatas jelaslah bahwa tanggung jawab orangtua
terhadap anaknya sangatlah besar, terutama dalam pendidikannya
sebagaimana firman Allah.
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah (kebijaksanaan) kepada Luqman, yaitu bersyukur kepada Allah. Barang siapa yang bersyukur (kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tiada bersyukur maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maja Terpuji).26
Berdasarkan pemahaman di atas kewajiban orang tua dalam
mendidik anak yaitu;
1) Memberikan dasar hubungan harmonis dengan Allah SWT.
Sebagai orang tua kita harus dapat mengenalkan kepada anak-
anak kita siapa Allah dan mengapa kita wajib taat padanya. Ketaatan
itu tidak karena Allah adalah pencipta, dan pemilik kita, namun kerena
dengan taat kepadany, hidup kita akan menjadi lebih baikdan bahagia.
Salah satu cara untuk memberikan dasar habbuminnallah adalah
dengan cara mengajarkan sholat kepada anak semenjak kecil. Dan
25 Ahmad Tafsir, Ilmu pendidikan dalam perspektif Islam, h. 51 26 QS. Al-Luqman (12).
19
kemudian mulai memberikan pensgertian mengapa kita harus sholat,
apa manfaat sholat dan seterusnya.
2) Memberikan dasar hubungan yang harmonis dengan orang-orang
disekeliling.
Mengajarkan tata cara pergaulan yang baik dengan sesama dan
dilandasi rasa saling hormat-menghormati; serta mampu bersikap
asertif.
3) Memberikan dasar yang kuat guna menghadapi tantangan jaman.
Nabi pernah bersabdah Beliau pernah mengkhawatirkan umat
dibelakangnya yang akan seperti busa di lautan; banyak namun tidak
berpendirian. Hal semacam inilah yang harus kita pertimbangkan saat
merencanakan pendidikan dasar bagi anak-anak kita, misalnya
bagaimana agar ia menjadi anak yang kuat imannya, santun kepada
sesama, serta kuat pula ilmunya27
c. Konsep mendidik anak menurut Ulama
Kata ya’izhuhu terambil dari kata wa’zh yaitu nasihat
menyangkut berbagai kebijakan dengan cara menyentuh hati atau
nasihat yang di lakukan dari saat ke saat. Selanjutnya kata Bunayya
menggambarka kemuliaan. Asalnya adalah ibny dari kata ibn anak
lelaki. Kemuliaan tersebut mengisyaratkan kasih sayang. Sehingga
27http//www. theasianparent. com. Di akses pada tanggal 4 Mei 2018, pukul 18.00.
20
mendidik anak hendaknya didasari dengan rasa kasih sayang terhadap
peserta didik.28
5. Konsep Mendidik Anak Dalam Psikologi
Orang tua memeiliki tantangan dan tanggung jawab terbesar dalam
mendidik anak karena mendidik anak memang bukan perkara yang mudah.
Terlepas dari tanggung jawab dan masa depan semua bergantung pada anak-
anak. Selain karena anak-anak baru belajar dan mengenal dunia. Ada
beberapa cara menurut psikologi dalam mendidik anak sebagai berikut:
a. Pendidikan Agama
Pendidikan merupakan poin pertama ketika mencoba mendidik
anak mulai dari dini gingga dewasa, terkadang pendidikan agama yang
benar-benar kuat saja masih bisa tergerus oleh lingkungan dan juga
karakter anak apalagi jika tidak dibekali pendidikan agama sama sekali.
b. Kenalkan Lingkungan
Mendidik anak yang baik itu melindungi mereka dari hal yang
buruk. Namu anak yang tidak mengerti apapun kemuadia suatu hari
nanti harus memutuskan hal baik atau buruk. Untuk itu kenalkan
lingkungan dan beri tahu yang mana yang baik dan buruk, jangan
menutupi hal yang buruk terhadap anak anak namun, paparkan antara
buruk dan baik tampa terlibat.
28 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Qur’an dengan Metode Maudhi : Beberapa Ilmiah
tentang al-Qur’an, (Jakarta: perguruan tinggi Ilmu Qur‟an, 1986) , h. 98.
21
c. Berikan Pandangan yang Jelas dan Konsisten
Menbantu mereka mengatur mindset mereka dengan cara
memberikan pandangan yang jelas dan konsisten. Hal ini menyebabkan
anak memiliki pola piker tak jauh dari orang tua.
d. Selalu Ada Unruk Anak
Jika kita ingin mendidik anak maka kita harus menunjukkan
bahwa orang tua tidak hanya mendidik saja namun selau ada untuk
mereka, setiap ada permasalahan rasa senang atau marah anak jika kita
selalu ada diantara mereka dan mejelaskan yang terjadi maka mereka
akan belajar secara perlahan.
e. Jadi Diri Sendiri
Ajarkan anak-anak menjadi diri sendiri, kesalahan orang tua
adalah ketika menemukan hal yang tidak bagus dari mereka orang tua
ikut mengomentari dan menjatuhkan tampa berusaha membantu
menemukan kelebihan anak.29
G. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan seorang
peneliti untuk mencapai suatu tujuan, cara tersebut digunakan setelah peneliti
memperhitungkan kelayakannya ditinjau dari tujuan situasi peneliti.30
29
Drs. H. Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama (Kepribadian Muslim Pancasila), Cet ke 6, Bandung 2011, hlm. 23.
30Winarno Sukar ahmad, (ed.), Pengantar Pen elitian Ilmiah 9 Dasar Metode Tehnik, (Bandung: Tarsito, 1990), hlm.191.
22
Untuk mencapai apa yang diharapkan dengan tepat dan terarah dalam
penalitian, maka penulis menggunakan pendekatan penelitian sebagai berikut:
1. Pendekatan Penelitian
Dalam upaya proses penelitian, peneliti menggunakan pendekatan
normatif sosiologis. Menurut Peter Muahmud Marzuki pendekatan hukum
normatif adalah suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsip
prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum untuk menjawab
permasalahan yang dihadapi. Penelitian hukum normatif dilakukan untuk
menghasilkan argumentasi, teori atau konsep baru sebagai perskripsi dalam
menyelesaikan masalah yang di hadapi.
Sedangkan pendekatan hukum sosiologi atau empiris adalah
bertujuan untuk menggambarkan kenyataan hukum didalam masyarakat.
Pendekatan hukum sosiologi merupakan pendekatan yang digunakan
melihat aspek-aspek hukum dalam interaksi sosial dalam masyarakat, dan
berfungsi sebagai penunjang untuk mengidentifikasikan dan
mengklarifikasikan temuan bahan non hukum bagi keperluan dan penulisan
hukum.31
2. Jenis penelitian
Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif sebagai proses
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-katatertulis atau
lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Mengingat bahwa data
deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia,
31Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris
23
suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang.32
Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukan bahwa peneltian
kualitatif ini berusaha menggambarkan abjek penelitian berdasarkan fakta
dan data serta kejadian berusaha menghubungkan kejadia-kejadian atau
objek peneliti dan menyajikan secara deskriptif sekaligus menganalisis
berdasarkan konsep-konsep yang telah dikembangkan sebelunya sehingga
memudahkan peneliti dalam memecahkan masalah.33 Sedangkan alasan
peneliti menggunakan metode kualitatif, karena penelitian ini terkait
dengan fenomena yang terjadi dalam masyarakat sehingga untuk memahami
pokok bahasan akan lebih mudah bila menggunnakan penelitian kualitatif.
3. Sumber Data
Menurut Loflend sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah
kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain.34Sedangkan menurut Suharsimi dalam bukunya sumber data
adalah subyek dari mana data diperoleh.
Adapun jenis-jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah jenis data primer dan jenis data sekunder.
a. Data primer adalah data yang diproleh peneliti berdasarkan hasil
wawancara, observasi dan dokumentasi.
32 Moh Nazir, Metode Penelitian (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2003), hlm. 68.
34Djam‟an Satori, Metodelogi penelitian kualitatif, (Bandung CV Alfabeta, 2014) .
24
b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari bahan-bahan
kepustakaan.35 Bahan hukum yang terdiri atas buku-buku (texbook) yang
ditulis para ahli hukum yang berpengaruh, jurnal-jurnal hukum,peraturan
perundang-undangan serta hasil penelitian yang berkaitan dengan topik
penelitian ini.36 Seperti data anak yang putus sekolah.
4. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang kita inginkan, maka peneliti akan
menggunakan beberapa metode yang menjadi alat bagi pengambilan data,
seperti metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
a. Observasi
Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan
jalan mengadakan pengamatan terhadap suatu objek penelitian
menggunakan alat indra.37Metode observasi ini digunakan untuk
mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawaban
terhadap fenomena yang terjadi dengan mencatat, merekam, memotret
fenomena tersebut.
Metode observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan dengan sistematikan fenomena-fenomena yang diselidiki,
dalam arti yang luas observasi tidak hanya terbatas pada pengamatan
yang dilakukan baik secara langsung atau tidak langsung.38
35Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1992). 36Masri Singarimbun, Sofian Effendi, Metodelogi Penelitian Survei, (Jakarta : Katalog
dalam terbitan KDK), 1989), h. 217. 37Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), 107. 38Sutrisno Hadi, Metodelogi Reseacrh II, (Cet 20; Yogyakarta: Andi Offset, 1991), 136.
25
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi
non partisipatif dikarenan peneliti tidak melibatkan diri dalam kegiatan
observasi tersebut peneliti hanya mengamati langsung terhadap
bagaimana dampak orangtua menjadi TKW/TKI terhadap mental anak.
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering
digunakan dalam penelitian kualitatif, wawancara dapat digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti menemukan
permsalahan yang harus diteliti, dan peneliti berkeinginan untuk
mengetahui hala-hal yang berhubungan dengan informasi lebih
mendalam. Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau
lebih secara langsung. Wawancara juga merupakan suatu kegiata yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan
mengungkapkan pertanyaan pada informan, metode ini bertujuan
untuk memperoleh informasidan data-data mengenai objek yang
diteliti.39
Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan data yang akurat
peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur, supaya
peneliti bisa melakukan wawancara yang lebih bebas dan lebih
mendalam kepada subjek penelitian.Jadi peneliti bisa menyesuaikan
pertanyaan-pertanyaan yang perlu di samapaikan kepada responden
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pada saat wawancara.Adapun
39 Masri Singarimbun, Sofia Effendi, Metodelogi…, h. 220.
26
objek yang peneliti wawancara adalah tokoh masyarakat, kepala
desa,kepala sekolah, para pengasuh anak dari keluarga TKI, dan anak-
anak dari keluarga TKI.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.Data
yang diperoleh dari metode ini berupa cuplikan, foto-foto, data-data
dari tempat penelitian dan peraturan-peraturan laporan kegiatan, serta
hal-hal yang peneliti dapatkan, baik berupa bagaimana dampak
orangtua menjadi TKI terhadap mental anak maupun perspektif hukum
keluarga isalm terhadap mental anak.40
5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yag penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis merupakan proses
menyusun, mengatagorikan data, mencari pola atau tema agar dapat
diinterpretasi dengan maksud untuk memahaminya.
40Husaini U, Purnomo, Metodelogi Penelitian Sosial , (Jakarta: PT . Bumi Aksara, 2011),
h. 69.
27
Ada beberapa model analisis data, salah satunya adalah model
Miles dan Huberman yang mencakup tiga alur kegiatan yaitu : reduksi
data, penyajian atau display data, penarikan kesimpulan atau perivikasi.41
a. Reduksi data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data „kasar‟
yang muncul dari catatan tertulis dilapangan. Reduksi data berlansung
terus-menerus selama penelitian berlansung sampai laporan akhir
lengkap tersusun.42 Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis
yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian
kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan tiverifikasi.
b. Penyajian Data
Pada penyajian data, peneliti melakukan penyusunan
informasi yang kompleks ke dalam suatu bentuk atau pola yang
sistematis sehingga dapat menjadi lebih sederhana, jelas dan mudah di
pahami maknanya. Penyajian data yang baik merupakan suatu cara
yang utama bagi analisis kualitatif yang valid. Dahulu penyajian yang
paling sering digunakan pada data kualitatif adalah bentuk teks naratif,
namun sekarang selain anratif penyajian juga dapat berbentuk matriks,
grafik, jaringan dan bagan. Semua dirancang guna menggabungkan
41Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda
Karya,2002), h.4. 42HB Miles dan Huberman. 1992. Analisis data kualitatif, (diterjamahkan TR Rohidi.
Jakarta: UI Pres 1992), h. 16.
28
informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah,
dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang
terjadi dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar
ataukan harus melangkah melakukan analisis.43
c. Penarikan Kesimpulan/verifikasi
Penarikan kesimpulan yang merupakan suatu kegiatan dari
konfigurasi yang utuh.Karena itu, peneliti melakukan analisis data
secara terus menerus secara berkesinambungan. Verifikasi merupakan
suatu tujuan ulang pada catatan lapangan, atau juga upaya-upaya yang
luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam perangkat daya
yang lain. Kesimpulan-kesimpulan diverifikasi selama penelitian
berlansung.44Penarikan kesimpulan dilakukan peneliti dengan
menggunakan teks naratif dan matriks atau gambar yang telah dibuat
untuk menentukan pola, tema atau katagori sesuai dengan fokus
penelitian.
6. ValiditasData
Validitas data atau pengecekan keabsahan data agar memperoleh
temuan penelitian yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya, maka hasil penelitian perlu diuji keabsahannya.
Kerepresentatifan dan keabsahan data merupakan hal yang esensial dalam
suatu penelitian, sebab untuk menjamin kebenaran dan keterpercayaan
temuan dalalm memecahkan masalah penelitian terletak pada tingkat
43Ibid.,h. 18. 44Ibid.,h. 19.
29
keabsahan data yang diperoleh.45 Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan tiga teknik pengecekan keabsahan atau kevalitan data, yaitu;
a. Perpanjangan kehadiran peneliti
Dengan perpanjangan kehadiran berarti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang
pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan kehadiran
peneliti ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin
terbentuk rapport, semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai
sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila terbentuk
raport, maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian, dimana kehadiran
peneliti tidak lagi mengganggu perilaku yang dipelajari.
Beberapa lama perpanjangan pengamatan ini dilakukan, akan
sangan tergantung pada kedalaman, keluasan dan kepastian data. Dalam
perpanjangan kehadiran peneliti untuk menguji kredibilitas data
penelitian ini, dipokuskan pada pengujian terhadap data yang telah
diperoleh, apakah data yang diperoleh setelah di cek kembali ke lapangan
benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah di cek kembali ke
lapangan data sudah benar, berarti kredibel, maka waktu perpanjangan
kehadiran peneliti dapat diakhiri.
b. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu, untuk keperluan pengecekan atau
45 Moleong, Metodologi, h…, 103.
30
sebagai pembanding terhadap data-data itu. Hal ini untuk
membandingkan apa yang dilihat dan apa yang didengar oleh penulis,
sehingga hasil penelitian tidak bertolak belakang dengan fakta dan realita
yang ada.46
Penelitian ini menggunakan triangulasi berbagai sumber, seperti
dokumen, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan
mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut
pandang yang berbeda47
H. Sistematika Pembahasan
Agar terstrukturnya pembahasan dalam skripsi ini maka penyusunan
akan menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini membahas tentang latar belakang penelitin, fokus
penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, telaah
pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, dan sistimatika pembahasan.
BAB II : Paparan Data dan Temuan
Dalam bab ini peneliti memaparkan tentang gambarab umum
lokasi penelitian, letak geografis, keadaan ekonomi, keadaan sosial,dan
keadaan penduduk. Dalam bab ini peneliti juga membahas tentang hasil
paparan data dan hasil temuan peneliti di lapangan. Dalam hal ini peneliti
46 Afifuddin dan Saebani, Metodologi, h.143. 47 Ibid., h. 143.
31
memcoba memaparkan secara singkat tentang Dampak orang tua sebagai TKI
terhadap psikologi anak perspektif hukum keluarga Islam di Desa Rite
Kecamatab Ambalawi Kabupten Bima.
BAB III : Pembahasan
Dalam bab ini peneliti membahasa tentang analisis hasil temuan
bagaimana dampak orang tua sebagai TKI terhadap psikologi anak menurut
perspektif hukum keluarga islam di Desa Rite Kecamatan Ambalawi
Kabupaten Bima.
BAB IV : Penutup
Dalam bab ini, terdiri dari kesimpulan dan saran dari hasil
penelitian yang di lakukan mengenai dampak orang tua bekerja sebagai TKI
terhadap psikologi anak perspektif hukum keluarga Islam di Desa Rite
Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima.
32
BAB II
PAPARAN DATA TEMUAN
A. Gamabaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografi Desa Rite
Desa Rite merupakan salah satu dari sembilan (9) desa yang ada di
kecamatan Ambalawi kabupaten Bima. Desa rite secara tipelogi merupakan
desa pebukitan, penggunungan dengan luas wilayah 540.000 Ha terdiri dari
16 dusun yang digunakan sebagai tanah pemukiman, tanah kebun, tanah
sawah, tanah prasaranan pendidikan, dan tanah pemerintah desa. Desa rite
memiliki keunggulan hasil tani, dari kota Kabupaten jarak antara pusat
pemerintah dengan desa rite jarak dengan Ibukota Kecematan 12 km
sedangkan jarak antara Ibukota Kabupaten 22 km atau kurang lebih lama
tempuh 1 jam perjalanan. Jumlah dusun sebanyak 16 dusun dengan batas
wilayah sebagai berikut: 48
a. Sebelah Utara : Tolowata
b. Sebelah Timur : Ntori
c. Sebelah Selatan : Kole
d. Sebelah Barat : Kolo
48 Data Monogafi Desa Rite, tahun 2017
32
33
2. Keadaan sosial ekonomi masyarakat Desa Rite
a. Penduduk
Desa Rite yang memiliki jumlah penduduk dengan 4. 131 jiwa
yang terdiri dari laki-laki, perempuan sampai dan KK 1362 denga
tingkat penyebaran yang merata disemua dusun pada tahun 2017
sebagai berikut:
Tabel. I
Jumlah penduduk Desa Rite Kec Ambalawi Tahun 2017
No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)
1 Laki-laki 1965 2 Perempuan 2166 3 KK 1362 Jumlah 5.493
b. Pendidikan
Pendidikan merupakan segala bidang kehidupan, dalam memilih
dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia.
Dan tentulah dari pernyataan tersebut kita bisa mengambil kesimpulan
bahwa bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak
lepas dari kehidupan.
Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-citayang ingin
dicapai oleh setiapa Negaradi dunia, sudah menjadi rahasia umum
bahwa maju atau tidaknya suatu Negara dipengaruhi oleh factor
pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa bisa
diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karena seperti kita ketahui
34
bahwa suatu pendidikan tentunya akan mencetak Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas baik dari segi spiritual , intelegensi, skill dan
pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa.
Setelah diamati terlihat jelas bahwa dari peningkatan mutu
pendidikannya di Indonesia masih rendah berbagai jenjang pendidikan
pada umumnya baik pendidikan formal maupun informal. Dalam hal
inilah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang penyedian
sunber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk
memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Untuk lebih jelasnya salah satu penyebab rendahnya mutu
pendidikan adalah dapat dilihat dalam table berikut ini:
Tabel. 2
Kualitas tingkat pendidikan Desa Rite Tahun 201749
No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) 1 Belum sekolah 97 orang 2 Tidak tamat sekolah dasr 538 orang 3 Tamat SD / Sederajat 2126 orang 4 Tamat SLTP/ Sederajat 850 orang 5 Tamat SMU/ Sederajat 780 orang
49 Data monogafi Desa Rite tahun 2017
35
c. Struktur organisasi pemerintahan Desa Rite Kecamatan Ambalawi 2018
Tabel. 3.50
Terdapat pula Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang terdiri dari:
1. Ketua BPD
2. Wakil Ketua
3. Sekertaris
d. Keagamaan
Berdasarkan sensus demografi Desa Rite 2017 bahwa
menunjukkan 99% dari penduduk menganut agama Islam. Untuk lebih
jelasya dapat dilihat tabel berikut:
50 Data monogafi Desa Rite Tahun 2017.
Kepala Desa Imran
Kaur Pemb/ek Herman
Kaur KeuanganFatmah
Kaur Umum Citro
Kaur pemerintah Nasrullah
Sekertaris Desa
Kaur Kesra
ABD. Hamid
36
Tabel.4.51
Lembaga Keagamaan dan kondisinya.
No
Saranan Ibadah yang di miliki
Status Jumlah Pemeluk
Kondisi
Ada Tidak 1 2 3 4
Masjid (Islam) Musollah Gereja Kuill/pure
Ada Ada
Tidak Tidak
4131 4131 - -
Baik Baik - -
e. Ekonomi
Desa Rite dari dulu samapai sekarang masih mengandakan
potensi pertanian, dana yang menjadi pendukung pertama dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat, dapat di lihat pada struktur
mata pencahrian penduduk adalah sebagai berikut:
Tabel .5.52
Pemilik (Jumlah orang yang memiliki lahan pertanian)
No Lahan Pertanian Jumlah Pemilik (Orang) 1 2 3
Petani pemiilik Tanah Petani penggarap Tanah Buruh Tani
426 Orang 936 Orang 528 Orang
51 Data monogafi Desa Rite Tahun 2017. 52 Data monogafi Desa Rite Tahun 2017.
37
B. Penyebab Utama Masyarakat Desa Rite Bekerja Sebagai TKI
Adapun hasil wawancara peneliti dengan kelurga TKI di Desa Rite
faktor utama yang mempengaruhi penyebab utama masyarakat berkerja
sebagai TKI sebagai berikut:
1. Pendapat TKI tentang penyebab utama bekerja sebagai TKI di Desa Rite.
“ Faisal berpendapat bahwa penyebab atau alasan utama saya bekerja TKI ke malaysia dikarenakan kuranya lapangan pekerjaan atau lahan pekerjan dan ingin mensejaterakan keluarga atau kebutuhannya memperbaiki dan meningkatkan faktor ekonomi keluarga, sehingga untuk memenuhi kebutuhan keluarga tidak cukup. Oleh sebab itu tuntutan ekonomi yang semakin meningkat dan sedikitnya lapangan pekerjaan dengan upah yang layak selalu mejadi alasan klasik yang menjadikan masayarakat desa rite untuk berangkat menjadi TKI yang notabene memang dapat menghasilkan uang yang lebih layak daripada di negeri sendiri.”53
Hal senada juga yang diungkapkan oleh Hamdan selaku TKI bahwa
penyebab utama bekerja menjadi TKI sebagai berikut:
“Berkerja sebagai TKI karena faktor ekonomi, sebab menjadi TKI di Malaysia sudah barang tentu menjanjikan gaji yang banyak dan kebutuhan kita terpenuhi dan dan mampu untuk di kirim untuk keluarga di kampung halaman. Selain ini Ahdan mengatakan bahwa menjadi TKI dapat meningkatkan kesejateraan keluarga, sebab gaji yang kita peroleh dapat untuk membangun rumah, membeli sawah dan untuk modal usaha, sehingga pas kita balik ke kampung halaman kita sudah memiliki modal sendiri.”54
Sedangkan pendapat Jaelani terkait dengan penyebab utama bekerja
sebagai TKI mengatakan sebagai berikut:
“Mengatakan bahwa bekerja di Malaysia adalah salah satu tempat yang sangat menjanjikan dari segi untuk mendapatkan upahnya, sebab Malaysia adalah tempat lapangan pekerjaan yang bisa di katakan perolehannya setiap bulan cukup untuk membiayai kebutuhan keluarga, di bandingkan di Indonesia khususnya di Desa
53 Faisal (selaku TKI) Wawancara, tanggal 18 Juni 2018 54 Hamdan (selaku TKI) Wawancara, tanggal 19 juni 218
38
rite kecamatan Ambalawi, bahwa lapangan pekerjaan yang rendah atau yang susah untuk didapatkan dan gajinyapun tidak cukup untuk membiayai dalam memenuhi kebutuhan keluarga.”55
Hal yang senada juga apa yang dikatakan oleh Irwan selaku TKI
bahwa:
“Bekerja sebagai TKI di Malaysia gajinya sangat menjanjikan, pekerjaan tidak terlalu berat atau sulit, kadang kita pergi kerjanya jam setengah 7 pulangnya selasai dzuhur, sehingga waktu saya sama keluarga tetap ada, karena saya berangkat dari Indenesia membawa isteri dan anak saya.56
2. Pendapat TKW tentang penyebab utama bekerja sebagai TKW di Desa
Rite.
Yani selaku TKW mengatakan bahwa penyabab utama saya bekerja
sebagai TKW sebagai berikut:
“Karena saya ingin membantu suami dan ingin menambah penghasilan keluarga saya, karena kalau suami saja yang bekerja gajinya tidak cukup untuk di simpan untuk kebutuhan yang akan datang, akan tetapi kebutuhan sehari-harinya tercukupi dengan kebutuhan anak yang sekolah, Jadi gaji yang saya dapatkan untuk kebutuhan kita sehari-hari dan di kirim untuk anak-anak dan keluarga, sedangkan gaji suami saya untuk di simpan untuk kebutuhan keluarga ke depannya, tapi bukan berarti saya tidak puas dengan pendapatan suami, hanya saja saya ingin membantu untuk meningkatkan taraf ekonomi keluarga. Itulah alasan kenapa saya bekerja di luar negeri atau sebagai TKW.57
Lain dengan alasan yang di lontarkan oleh Asma selaku TKW juga,
penyebab utama ia mengatakan bahwa:
“ Karena saya tidak ingin jauh dari suami saya, tapi jangan beranggapan negatif kalau saya megatakan demikian, justru kalau saya tetap di samping suami tidak akan menimbulkan hal-hal yang negatif, kan banyak realita yang terjadi ketika suaminya bekerja
55 Jaelani (mantan TKI), Wawancara, tangal, 20 juni 2018 56
Irwan. (selaku TKI), Wawawncara, tanggal , 20 Juni 2018 57
Yani, (selaku TKW), Wawancara, tanggal, 22 Juni 2018
39
sebagai TKI di luar negeri ada yang cerai, komunikasi dangan suami kurang, perselingkuhan ,jadi namanya juga kita sebagai wanita kodratnya lemah, jadi hal-hal itulah yang tidak ingin terjadi khususnya dalam diri saya, akan tetapi bukan alasan itu saja yang membuat saya bekerja sebagai TKW karena ingin membantu suami bekerja untuk menambah kebutuhan keluarga.58
Sedangkan Rusni mengatakan alasannya menjadi TKW di luar
negeri sebagai berikut:
Karena di Indonesia Khususnya di Desa Rite untuk mendapatkan pekerjaan minimal harus menpunyai ijazah SMA atau SMP, namun pada kenyataan banyak orang yang tidak memiliki ijazah, sehingga sulit mendapatkan pekerjaan di Negara kita sendiri dan memutuskan untuk menjadi TKW.59
Sedangkan alasan Sarahtun mengatankan bahwa karena
orang tua saya orang kurang mampu untuk membiayai kebutuhan saya dengan anak saya, kebetulan saya bercerai dengan suami, sehingga tidak ada yang mencari nafkah untuk saya dengan anak, maka saya memutuskan untuk menjadi TKW atau bekerja di luar negeri untuk membiayai anak dan keluarga saya, lapangan pekerjaan yang kurang memadai, walaupun sebenarnya saya tidak tega meninggalkan anak dan keluarga saya, tapi kenyataanya sepertti ini.60
Jadi dapat di simpulkan bahwa ada dua penyebab utama masyarakat
Desa rite menjadi TKI adalah faktor eksternal dan faktor internal, faktor
ekternal karena sulitnya mendapat pekerjaan atau kurangnya lahan pekerjaan
serta rendahnya gaji yang diperoleh, sehingga tidak mencukupi kebutuhan
keluarga atau tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari, sedangkan faktor
internal adalah karena ingin mensejaterakan keluarga dan anak. karena dilihat
dari kebutuhan pokok harganya sangat tinggi dan berbagai alasan masyarakat
yang berkerja di luar negeri sebagai TKI di atas, alasan yang paling mendasar
58
Asma, (selaku TKW), Wawancara , tanggal , 22 Juni 2018. 59
Ruani, (Selaku mantan TKW), Wawancara tanggal, 22 Juni 2018. 60
Sarahtun, (selaku TKI) Wawancara tanggal, 23 Juni 2018.
40
adalah semata-mata ingin meningkatkan taraf ekonomi keluarga dan keluar
dari kemiskinan karena gaji yang diperoleh lumayan besar.
Sebelum peneliti memaparkan hasil wawancara lebih jauh tentang
dampak orang tua sebagai TKI terhadap Psikologi anak, maka terlebih dahulu
peneliti memparkan tentang Jumlah keluarga TKI di desa Rite Kecamatan
Ambalawi sebagai berikut:
Tabel.6.61
Jumlah TKI di Desa Rite Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima Tahun 2017
No.
Nama Tujuan
Suami Istri 1 Taufik Dumrah Malaysia 2 Hama Fatimah Malaysia 3 Adrus Fatmah Malaysia 4 Faisal Rusni Malaysia 5 Idrus Rukmini Malaysia 6 Amir Tamsyah Malaysia 7 Ruslan Nining Malaysia 8 - Sarahtun Malaysia 9 H. Hasan Ika Malaysia 10 Herman Sida Malaysia 11 Aksar Nurfaida Malaysia 12 Abidin Purwanti Malaysia 13 M.Ali Arna Malaysia 14 Salahuddin Bungra Malaysia 15 Ramlin Asma Malaysia 16 Mulyadin - Burnei Darussalam 17 Suherman Rahman Malaysia 18 Ridwan Hadijah Malaysia 19 Siti Nur Ahi Arab Saudi 20 Zaenuddin Suharti Malaysia 21 Irwansyah Makwiyah Malaysia 22 Jaelani Nuriyati Malaysia 23 Ifran Jumriati Malaysia 24 Harisman Ayati Malaysia
61 Data Observasi TKI Desa Rite 2017.
41
25 Jumawan Erni Malaysia 26 Ihwan Yeni Malaysia 27 Nasrul Hurman Malaysia 28 M. Saleh Rugaya Malaysia
Berdasarkan tabel di atas bahwa jumlah TKI di Desa Rite Kecamatan
Ambalwai adalah sebanyak 28 orang suami dan istri yang bekerja diluar negeri
umumnya di Malaysia.
C. Dampak Orang Tua Sebagai TKI Terhadap Psikologi Anak di Desa Rite
Kecamatan Ambalawi.
Sebelum peneliti menjelaskan terlebih jauh tentang hasil pengamatan,
observasi, dan wawancara peneliti tentang dampak orang tua sebagai TKI
terhadap psikologi anak, maka peneliti akan memaparkan ada beberapa nama
anak dari keluarga TKI yang mengalami dampak psikologi yang negatif.
Tabel Nama anak dari keluarga TKI Tabel.7.62
No.
Nama Anak
Jenis Kelamin
Dusun
Nama Dua Orang tua TKI
Keterangan
Ayah Ibu
1 Darmawan L Soncolumba Taufik Dumrah Putus sekolah 2 Indra L Nonuu Hama Fatimah Putus sekolah 3 Aswita P Nonu Adrus Fatmah Putus sekolah 4 Gunawan L Nonu Faisal Rusni Putus sekolah 5 Manto L Rite 1 Idrus Rukmini Putus sekolah 6 Ariska L Rite 11 Amir Tamsyah Putus sekolah 7 Arisman L Rite 11 Ruslan Nining Putus sekolah 8 Kirana P Rite 11 Adanan Rukmini Putus sekolah 9 Rendi L Rite 1 H. Hasan Ika Putus sekolah 10 Sofian P Rite 1 Herman Sida Putus sekolah
62 Hasil Observasi anak keluarga TKI Desa Rite 2017.
42
Berdasarkan tabel di atas bahwa jumlah anak Tki yang mengalami
dampak psikologi yang negatif adalah 10 orang yang terdiri dari laki-laki dan
perempuan, laki-laki berjumlah 7 orang, sedangkan perempuan sebanyak 3
oranng.
Dalam hal ini, orang tua yang menjadi TKI rata-rata hanya
memberikan kepercayaan kepada keluarga yang menjadi pengasuh untuk
anak-anak mereka tampa memperhatikan tingkat sosial dari lingkungan
keluarganya itu sendari. Bisa di lihat kenyataannya, bahwa orang tua tidak
mau tahu akan pertumbuhan perkembanngan anaknya, buktinya orang tua
larut dengan pekerjaan masing-masing dan mempercayakan pada pengasuhnya
serta pihak sekolah.
Orang tua yang seharus berperan aktif dalam megawasi tingkah laku
dan perbautan anak-anaknya dalam setia saat, tapi bukan berati orang tua
harus membatasi ruang gerak anak. Pada masa anak adalah masa untuk
mengembangkan kreatifitasnya. Akan tetapi pada kenyatananya banyak
orang tua yang pergi menjadi TKI di luar negeri seperti Malaysia khususnya di
Desa Rite itu sendiri dan meninggalkan keluarga atau anak-anaknya dan
mengaalihkan pengasuhan anaknya pada keluarga mereka sendiri. Disisi lain
kepergian mereka meninggalkan problematika sosial di daerah asalnya seperti
dampaknya terhadap psikologi anak.
Berdasarka hasil wawancara peneliti denga pengasuh anak dari keluarga
migran atau TKI tentang dampak psikologi anak yang di tinggal oleh orang
tuanya sebagai TKI.
43
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan salah
satu tokoh masyarakat selaku kepala desa yang bernama Imran yang terkait
dengan dampak orang tua sebagai TKI terhadap psikologi anak mengatakan
bahwa:
“Beliau berpendapat bahwa, orangtua seharusnya lebih memperhatikan anak-anaknya agar tidak terjadi hal yang di inginkan sebagaimana tanggung jawab mereka sebagai orang tua, karena memang orong tua sendirilah yang tahu dan mampu untuk merawat, mendidik anaknya bukan nenek ataupun keluarga yang di titipkan, karena memang orang tualah yang tahu sifat dan watak anaknya bukan orang yang dititipkan ataupun pengasuh yang selanjutnya, sehingga banyak yang terjadi bahwa anak dari keluaga TKI yang di tinggalkan berdampak negatif dan positif. Yang pertama dampak negatif terhadap psikologinya , seperti: minum minuman keras, berjudi, nikah usia dini, putus sekolah, minder, balapan motor, dan bekerja di luar negeri tetapi belum cukup umurnya, sedangkan dari segi positifnya anak yang ditinggalkan yang didapatkan adalah kesejateraan dalam pemenuhan uang.” 63
Adapun hasil wawancara selanjutnya selaku tokoh masyarakat
mengatakan bahwa:
“Menurut pengamatan saya tentang anak dari keluarga TKI ini yang di tinggal pergi oleh kedua orantuanya tidak banyak yang nakal , hanya saja kurang kasih sayang orang tua karena memang mereka tidak di besarkan oleh orang tua kandung sendiri atau tidak hidup bersama orangtunya.64 Hal senada dengan pendapanya Aminah terkait dengan psikologi anak keluarga TKI tersebut dia menuturkan bahwa jelas tejadi dampak psikologinya terganggu, karena tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya sendiri jelas berbeda antara kasih sayang orang kandung dengan orang lain, jadi menurut saya psikologi anak tersebut akan terganggu.” 65
Sedangkan pendapat Roslaina anak yang di tinggal orang tuanya
menjadi TKI bahwa:
63 Imran, (selaku kepala Desa), Wawancara, tanggal, 20 Juni 2018. 64 Amirullah, (tokoh masyarakat), Wawancara, tanggal, 21 Juni 2018. 65 Rini,(masyarakat), Wawancara, tanggal, 21 Juni 2018.
44
“Banyak yang mengalami masalah psikologi salah satunya adalah lebih menahan diri dan terturtup ketika mengekspresikan perasaannya.66 Pendapat Juarti tentang dampak psikologi tehadap anak yang di tinggal orang tuanya merantau atau migrasi watak anak sedikit lebih keras dari anak lainya sekalipun anak tersebut masih seumuran, selain itu mereka juga lebih cepat dewasa berpikir walaupun umurnya masih kecil.” 67
Hal ini di pertegas lagi oleh M. Abdullah selaku kepala sekolah Nurul
Hahq bahwa:
“Anak-anak yang di tinggal oleh orangtuanya menjadi Tenaga Kerja Indonesi ( TKI), banyak yang mengalami masalah psikologi dan lebih banyak memiliki gejala problem sosial, lebih sering menimbulkan masalah dan hiperaktif. Anak pada keluarga TKI ini mengalami masalah karena hilangnya peran orangtuanya sebagai ibu dan bapak. Anak pada keluarga ini juga lebih cenderung atau lebih bermasalah dibandingkan dengan anak yang bukan orang tuanya sebagai TKI seperti: keaktifannya di kelas, minder, nakal dalam kelas, dan bahkan ada yang p utus sekolah, memang anak dari keluarga ini maslah ekonominya sanagt berkacukupan.” 68
“Berbeda dengan pendapat yang di lontarkan oleh ibu Ani selaku pengasuh anak dari keluarga TKI saya berpendapat terkait dengan damapak orangtua sebagai TKI terhadap psikologi anak. Ketika anak mereka di tinggal oleh orang tua kandungnya akan ada damapak positif dan negatifnya, damapk positifnya seperti ekonominya tercukupi atau bisa dikatakan sejahtera, sedangkan negatifnya terkait dengan masalah kurang kasih sayang orang tuanya sendiri. Dan kami berusaha memberikan bentuk kasih sayang seperti anak kandung kami sendiri tetap saja mereka menerimanya dangan canggung sikapnya yang pendiam tidak seperti anak-anak yang lain, mungkin karena mereka lebih dulu mengenal orangtuanya ketimbang kami selaku pengasunya sehingga terjadi sikap seperti itu. Perilakunya sanagat berbeda ketika mereka tinggal sama orang tua kandunganya.” 69
66 Roslaina, (masyarakat),Wawancara, tanggal, 22 Juni 2018. 67 Juarti, (masyarakat), Wawancara, tanggal, 22 Juni 2018. 68 M. Abdullah, (selaku kepala sekolah), Wawancara, tanggal 22 Juni 2018. 69 Arfah, Wawancara, tanggal, 22 Juni 2018.
45
Hal di atas, dikuatkan lagi dengan Ibu Maemunah selaku pengasuh
anak yang ditinggal oleh orang tua menjadi TKI.
“La A ke dou ma tuana waura lao ta Malaysia ra tuu wii na waktu kelas 1 SMP na, Dan orang tua la A ke ra kauna ngge‟e ra kanae nahu, dan nahu sekaligus adalah nenek la gunawan. Pala selama la A nggee na labo nahu kew wati wau di ngoa ra ngghi wunga saramba bou ra tuu wii bu ina ra ama na ede mpa ngawana batu ngghi, kaumu lao sekolah rew wati ngawana lao sekolah, na taho mpa lao mpaa na labo lenga doho na ma wati sekolaha, dan siake na seke wii sekolah na, ede jar a ngoa ra tei bu nami ndii keluarga ra nenek na, p ala wati wau nddii ngoa, bune aina re raka eda bu nahu ta lemari na kacei nahu loi au kombi pala si tramadol. Trus bune aina ta sekolah wara dou ma periksa kesehatan na, pala ternyata rew la A kew waur dei maibu nono na tramadol dan nggahi bu dou tugas periksa kesehatan, na waur iha paru-paru na. Dan nami cuman loa au, waur segala macam cara waur karawi ba nami, ngoa ra tei la si A.
“Artinya: Si A ini di tinggal oleh kedua orangtuanya ke Malaysia menjadi TKI sejak kelas 1 SMP, dia tinggal sama nenek dan kakeknya. Waktu pertama orangtuanya pergi sifat si A rajin, penurut, patut, akan tetapi lama kelamaan sifat si A ini tidak seperti dulu lagi contohnya seperti, sekolangnya jarang lebih banyak main bersama temanya, Sering saya menasehati, namun semua itu tidak dengar dan kemarin pernah saya menemukan di lemari bajunya berbentuk obat, dan saya kira itu obat apa dan ternyata itu adalah tramadol. Dan kemudian kemarin di sekolahnya ada pemeriksaan kesehatan, dan setelah di periksa kesehatannya ternyata si A ini mempunyai penyakit paru-paru karena sudah terlalu banyak menkomsumsi obat terlarang atau tramadol itu. Dan kami hanya bisa apa sudah berbagai cara kita untuk menasehatinya ini, akan tetapi usaha kami sis-sia.70
Sedangkan pendapat Fatma mengatakan bahwa psikologi anak yang di
tinggal orang tua bahwa:
“Bekerja sebagai TKI memiliki damapak positif dan negatif contok dampak positifnya secara psikologinya menjadi anak terbiasa menyelesaikan masalahnya sendiri, karena mungkin kurang mendapat perhatian secara langsung anak cenderung mencari perhatian kepada orang-orang disekitar. Sedangkan dampak negatifnya cara mereka menarik perhatian cenderung buruk contohnya iseng dengan teman-
70 Siti Hawa, Wawancara, tanggal 22 Juni 2018
46
temannya, suka berteriak-teriak depan umum, bahkan menganggu teman-temanya, karena terpisah dengan orangtuanya terkadang anak juga anak menjadi minder karena dirumah terbiasa diasuh oleh orang yang bukan orangtuanya, jadi anak merasa canggung untuk berkomunikasi dengan orang baru, namun ada juga beberapa anak yang malah terasa motifasi untuk merubah nasib karena mengetahui orangtuanya bekerja di luar negeri.71
Berbeda dengan pendapat yang di lontarkan oleh ibu Ani selaku
pengasuh anak dari keluarga TKI saya berpendapat terkait dengan damapak orangtua sebagai TKI terhadap psikologi anak. Ketika anak mereka di tinggal oleh orang tua kandungnya akan ada damapak positif dan negatifnya, dampak positifnya seperti ekonominya tercukupi atau bisa dikatakan sejahtera, sedangkan negatifnya terkait dengan masalah kurang kasih sayang orang tuanya sendir. Dan kami berusaha memberikan bentuk kasih sayang seperti anak kandung kami sendiri tetap saja mereka menerimanya dangan canggung sikapnya yang pendiam tidak seperti anak-anak yang lain, mungkin karena mereka lebih dulu mengenal orangtuanya ketimbang kami selaku pengasunya sehingga terjadi sikap seperti itu. Perilakunya sanagat berbeda ketika mereka tinggal sama orang tua kandunganya .72
Jadi dapat di simpulkan dari hasil wawancara di atas terkait dengan
dampak orangtua sebagai TKI terhadap psikologi anak, ada yang mengatakan
psikologinya berdampak positif dan negatif, contoh dampak positifnya seperti
kebutuhana hidupnya terpenuhi, sedangkan dampak negatifnya kurang
memberikan perhatian dan kasih sayang oleh orang tuanya sendiri, sehingga
anak tersebut memiliki sifat dan perilaku yang baik karena yang seharusnya
anak berhak mendapatkan kasih sayang terhadap orangtuanya bukan hanya
mendapatkan kebutuhan hidupnya, akan tetapi kebutuhan kasih sayang juga
yang harus didapatkan oleh anak-anak, sebagaimana orang tua berkewajiban
memberika hak terhadap anak-anaknya.
71
Fatma, Wawancara, tanggal 23 Juni 2018. 72
Ani, Wawancara, tanggal, 22 Juni 2018.
47
BAB III
PEMBAHASAN
Pada bab sebelumnya, peneliti telah memaparkan secara terperinci paparan
data dan temuan yang peneliti temukan ditempat penelitian. Dan pada bab III
peneliti akan menganalisis berbagai data dan hasil penelitian dengan teori-teori
yang sudah peneliti sampaikan pada kajian teori. Adapun hal-hal yang akan
menjadi bahan kajian anaalisis dari peneliti pada bab ini adalah,
1. Dampak orang tua sebagai TKI terhadap psikologi anak di Desa Rite
Kecamatan Ambalawi.
2. Bagaimana perspektif hukum keluarga Islam terhadap dampak orang tua
sebagai TKI terhdap psikologi anak di Desa Rite Kecamatan A mbalawi.
1. Analisis Penyebab Utama Masyarakat Desa Rite Bekerja Sebagai TKI.
Menjadi TKI merupakan pekerjaan yang diminati oleh masyarakat
sekitar laki-laki maupun perempuan. Mereka beranggapan bahwa menjadi TKI
akan mendapatkan penghasilan dan pekerjaan yang lebih baik sehingga mampu
mencukupi kebutuhan kelurga. Pada umunya mereka merantau keluar negeri
seperti Malaysia dan bernei bekerja sebagai kuli bangunan, buruh bangunan.
Profesi tersebut dilakukan karena mayoritas dari para perantau memiliki
pendidikan terakhir hanya lulusan SD, SMP, dan SMA saja, sehingga untuk
mencari pekerjaan yang lebih baik terhambat oleh faktor pendidikan dan
pengalaman dalam bekerja. Ekonomi mempunyai peranan yang sanagat
penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Permaslahan terbesar yang di
47
48
hadapi setiap manusia salah satunya adalah mencukupi kebutuhan ekonomi
dalam skala yang besar atau kecil, oleh karena itu ekonomi merupakan hal
yang tidak bisa di pisahkan dengan kehidupan manusia. Sehingga manusia
tidak heran bahwa manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan
kemakmuran hidupnya.
Berdasarkan hasil temuan dan wawancara peneliti yang terkait dengan
penyebab utama masyarakat Desa Rite bekerja sebagai TKI adalah faktor
ekonomi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan masyrakat Desa Rite bekerja
sebagai TKI.
a. Faktor ekonomi
Faktor yang menyebabkan masyarakat bekerja sebagai TKI adalah
faktor ekonomi dan kemiskinan, kondisi itulah yang mendorong mereka
bekerja menjadi TKI dengan bekerja di luar negeri akan mendapatkan
ekonomi yang lebih baik. Selain itu adanya daya dorong karena kurangnya
lapangan pekerjan, dan gajinya sangat menjanjikan untuk meningkatkan
kebutuhan keluarga dan mensejahterakan keluarga, dan gaji yang
ditawarkan lebih tinggi di bandingkan di negeri kita sendiri. Dari situlah
masyarakat berbondong-bondong untuk menjadi TKI karena gajinya
sangat menjanjikan, selain faktor ekonomi karena ingin mensejaterakan
keluarga anak dan istrinya karena dilihat dari kebutuhan sehari-hari atau
kebutuhan pokok yang semakin tinggi, Jadi dapat di simpulkan bahwa
faktor penyebab utama masyarakat tersebut karena faktor ekonomi dan ingin
mensejaterakan keluarga.
49
b. Faktor pendidikan
Karena kurangnya mutu pendidikan penyabab utama orang bekerja
sebagai TKI, karena untuk mendapatkan pekerjaan yang baik harus
mempunyai ijazah minimal SMP dan SMA, sedangkan banyak yang terjadi di
masyarakat orang yang pergi keluar negeri minimal hanya memeliki ijazah
SD, jadi untuk mendapatkan pekerjaan yang baik akan susah sehingga
banyak masyarkat Desa Rite lebih memilih untuk bekerja keluarga negeri,
karena tidak memeiliki ijazah tersebut.
c. Faktor kurangnya lapangan pekerjaan
Terbatasnya lapangan pekerjaan di dalam negeri dan banyaknya
tenaga kerja yang tidak tertampung pada dunia usaha di dalam negeri,
sehingga banyak yang memilih untuk bekerja keluar negeri. Dan penghasilan
yang bakal diperoleh relative besar dan diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan diri serta keluarganya.
Jadi itulah penyebab utama masysarakat Desa Rite bekerja sebagai
TKI karena ada beberapa faktor ekonomi. Pendidikan, kurangnya lapangan
pekerjaan, dan gajainnya sangat menjanjikan.
B. Analisis Dampak orang tua sebagai TKI terhadap psikologi anak di Desa
Rite Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima.
Anak mereupakan sumber kebahagian bagi orang tua. Setiap pasangan
suami istri tentu akan mendambankan kehadiran seorang anak yang dapat
mewarnai kehidupan rumah tangga mereka. Bahkan, wanita normal akan
50
merasa bahwa dirinya belum sempurna jika belum mendapatkan anaknya.
Apalagi bagi Umat Islam, anak bukan hanya saja harapan kebaikan di dunia,
tapi di akhirat. Mereka adalah permata yang dititipakan Allah kepada setiap
orang tua di bumi, kelak permata itu bukan saja akan di ambil kembali, tapi
juga di minta pertanggung jawabannya. Bagi orang tua mengharapkan
keberkahan dari anak-anak mereka, persiapan diri menjadi Pembina terbaik.
Bagi orang tua, anak adalah anugerah dan sekaligus ujian. Sebagai
anugerah yang harus di syukuri. Sebagai ujian berarti peluang untuk naik, kelas
ke jenjang yang lebih tinggi. Orang tua dituntut untuk memberikan kasih
sayang yang tulus dan mendidik, bukan memanjahkan dan melindungi secara
berlebihan. Anak dilatih untuk bersikap obyektif, dan mengahargai diri sendiri,
mengenali diri sendiri, dengan selalu berpikir positif untuk diri mereka sendiri,
dengan mencoba bergaul dengan teman yang lebih banyak. Artinya
masyarakat pun harus menerima dan memberi kesempatan pada anak bergaul
dengan masyarakat secara luas tampa pilih kasih atau meskipun bukan bergaul
dengan golongannya.
Masyarakat jangan hanya memberi belas kasihan pada anak tetapi yang
terpenting adalah bagaimana kasih sayang orang tua kadung anak yang telah
tiada bisa digantiakan oleh orang lain yang benar-benar memiliki kepedulian
kepada anak tersebut.73 Anak yang seharusnya mendapatkan kasih sayang yang
lebih terhadap orang tuanya, sejak mereka kecil hingga mereka tumbuh
menjadi orang yang dewasa, namun berbeda dengan realita yang terjadi bahwa
73
Rifa Hidayah, M.Si., Psi, Psikologi Pengasuhan Anak, Cet I, Malang 2009, hlm. 17.
51
masih banyak anak yang kurang mendapatkan kasih sayang terhadap orang
tuanya. Karena kunci pertama dalam mengarahkan dan membentuk pribadi
anak terletak pada kedua orang tua.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti pada bab II
mengenai dampak orang tua sebagai TKI terhadap psikologi anak bahwa masih
banyak anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya,
terutama anak yang di tinggal oleh orang tua bekerja di luar negeri atau
menjadi TKI, sehingga memiliki perilaku yang tidak baik. Dalam hal ini anak
yang ditinggal oleh orang tua bekerja sebgai TKI memiliki dampak yang
positif dan dampak yang negatif terhadap psikologi anak. Hal demikian sesuai
dengan hasil wawancara peneliti dengan reponden selaku pengasuh anak dari
keluarga anak TKI.
a. Dampak positif
Kebutuhan anak adalah tanggung jawab orang tua, dan orang tua
akan selalu untuk memberikan yang terbaik bagi anak, hal ini orang tua
memaksa untuk bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka
termasuk anak-anaknya. Begitupun orang tua pergi ke luar bekerja sebagai
TKI demi ingin mesejaterakan keluarga atau anak-anaknya mereka akan
berusaha sekuat mungkin demi ingin mensejaterkan keluarganya, dan ketika
meninggalkan anaknya mereka akan memikirkan kebutuhan ekonomi anak-
anaknya, jadi berdasarkan fakta yang ada di lapangan bahwa anak yang di
tinggal orang tuanya pergi bekerja sebgai TKI memiliki dampak yang
52
positif dilihat dari segi ekonominya seperti terpenuhinya biaya sekolohnya
dan kebutuhan sehari-hari tercukupi.
b. Dampak negatif
Orang tua merupakan pendidik utama bagi anak dan pertama bagi
anak-anaknya, karena dari orang tua anak pertama-tama menerima
pendidikan. Oleh sebab itu orang tualah yang bertugas sebagai pengasuh,
pembimbing, dan pemeliharaan terhadap anak. Setiap oran tua
menginginkan anak yang yang menjadi manusia yang berakhlak dan berhati
mulia serta menpunyai tanggung jawab, akan tetapi sebagian anak tidak
menyadari bahwa mereka di sayang oleh orang tuanya meninggalkan
mereka untuk pergi ke luar negeri menjadi TKI. Perasaan itulah yang
banyak mempengaruhi sikap, perasaan, dan cara hidup anak yang menjalani
kehidupannya.
Seharusnya Orang tua lebih memperhatikan perkembangan anak,
karena anak masih bersikap untuk bersenang-senang dan sangat
membutuhkan perhatian, kasih sayang dari kedua orang tua. Bukan
sebaliknya orang tua di asuh oleh keluarga dekatnya, karena ada perbedaan
ketiaka anak di asuh oleh orang tua, atau dengan keluarga dekatnya. Ketika
apabila di asuh oleh orang tua kandungnya anak akan terjamin
kehidupannya seperti dalam kegiatan sehari-harinya, pendidikannya dan
kesehatannya, sedangkan anak yang di asuh oleh kelurganya akan
merasakan perbedaan rasa kasih sayang yang berbeda walaupun
diperhatikan seperti orang tua kandunganya sendiri, begitupun halnya
53
dengan orang tua yang bekerja sebagai TKI secara otomatis akan
meninggalkan anaknya sehingga mendapatkan perbadaan dalam pengasuhan
anaknya, dan akan terjadi dampak psikologi yang negatif terhadap anak,
seperti putus sekolah, kurang mendapatkan kasih sayang, dan nakal,
pergaulanya yang bebas.
Adapun ciri-ciri dari pergaulan bebas yakni rasa ingin tahu yang sangat
besar, perilaku yang tidak baik, terjadi peruhan emosi, pikiran, lingkungan
pergaulan dan tanggung jawab yang di hadapi. Dan salah satu faktor-faktor
penyebab dari pergaulan bebas itu sendiri adalah.
1. Keluarga yang tidak stabil(broken home)
Keadaan keluarga sangat berpengaruh pada tingkah laku anak
maupun remaja yang mana orang tua yang tidak harmonis karena tidak
member kasih sayang sehingga anak mencari kesenagan di luar berbuntut
pada pergaulan bebas.
2. Orang tua yang tidak memperhatikan anaknya
Tidak diperhatikan oleh orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya
sehingga anak kurang mendapatkan perhatian , jadi sang anak bebas dalam
beraktivitas.
3. Lingkungan setempat kurang baik
Lingkungan sekitar merupakan faktor pembentuk kepribadian
seseoarang. Jaka Di lingkungan tersebut meruapakan lingkungan yang
54
kurang kondusif makasang anak akan terjerumus ke dalam pergaulan
bebas.74
Jadi dapat di simpulkan bahwa sesuai dengan hasil wawancara dan
teori yang di paparkan oleh peneliti yang berkaitan dengan dampak orang
tua sebagai TKI terh adap psikologi anak bahwa, orang tua seharusnya
memberikan perhatian serta kasih sayang terhadap anaknya, karena
normanya orang tua harus bertanggung jawab nuntuk mendidik anak
sehingga anak menjadi pribadi yang baik yang shaleh. Orang tua memberika
contoh yang teladan untuk anak-anak karena pada dasarnya orang tua dalam
perkembangan anak sangat penting. Bila fungsi orang tua atau tanggung
jawab orang tua hilang maka, anak- anak tersebut dalam tumbuh
kembangnya akan hilang Pembina.
C. Analisis Perspektif Hukum Keluarga Islam Tentang Dampak Orang Tua
Sebagai TKI Terhadap Psikologi Anak di Desa Rite Kecamatan Ambalawi
Kabupaten Bima.
Hukum keluarga Islam ialah hukum yang mengatur hubungan internal
anggota keluarga dalam satu keluarga (rumah tangga) berkenaan dengan
masalah-masalah tertentu, seperti pernikahan, nasab (keturunan) nafkah(biaya
hidup) dan pemeliharaan anak (hadhanah). Jika kata hukum di sertai dengan
Islam, sehingaa mejadi hukum keluarga Islam atau hukum keluarga dalam
Islam, yang di maksud ialah hukum Islam yang mengatur hubungan internal
74
Artikel Sosiologi , “Pergaulan Bebas, Akibat dan cara Mengatasi.” Dalam artikelsiana, di akses tanggal 4 Juli 2018.
55
anggota sebuah keluarga muslim.terutama yang berkenaan dengan persoaalan
munakahat. Berkaitan dengan hukum keluarga atau lebih tepatnya dengan
hukum keluarga Islam, dalam hal memelihara anak memelihara, dan mendidik
anak hingga dewasa, bahwa keterlibatan orang tua di waktu kecil akan
berlanjut hingga mencapai dewasa terutama dengan anak perempuan yang
untuk melakukan pernikahanya masih tetap bergantung atau tanggung jawab
perwalian orang tuanya dalam hal ini ayah dan ibu atau keluarga terdekat
lainya.
Sebuah rumah tangga juga pada umumnya mampu menghasilkan
sejumlah harta kekayaan tertentu terutama melalui kasab (kerja ekonomi) yang
pada umumnya di lakukan oleh orang tua, khususnya ayah, di samping
mungkin juga istri dan bahkan anak. Hukum keluarga memiliki kedudukan
atau fungsi yang mengatur hubungan timbal balik (internal) antara anggota
keluarga tertentu.75
Keluarga merupakan pendidik pertama dan yang utama bagi anak,
karena dengan keluargalah anak mengawali perkembangannya, baik itu
perkembangan jasmani maupun rohani. Peran keluarga dalam pendidikan bagi
anak yang paling utama ialah dalam menanam sikap dan nilai hidup, serta
pembinaan kepribadian, orang tua juga harus memperhatikan perkembangan
jasamani, akal, dan rohani anak-anaknya, agar anak dapat berkembang secara
maksimal. Namun ketika melihat realita yang terjadi masih banyak keluarga
atau orang tua yang melanggar hukum atau aturan terkait dengan hukum
75
Prof. Muhammad Amin Summa, Hukum Keluaerga Islam di Dunia Islam, Jakarta 2005, hlm. 17.
56
keluarga seperti tanggung jawab orang tua terhadap anak, karena memang anak
yang masih kecil hingga umur 18 tahun itu masih tanggung jawab orang tua
atau berkewajiban untuk mendidik dan merawat, sebagaimana kewajiban
orang tua terhdap anak. Kenyatataanya orang tualah yang mejnadi teladan
untuk anak-anaknya, sehingga tentu wajar apabila anak selalu bergantung
dengan sosok orang tuanya. Perilaku yang di tunjukkan orang tua terhadap
anaknya merupakan hal yang mempengaruhi perkembangan anak, jadi
keberadaan orang tua menjadi faktor utama.
Berbeda dengan realita yang terjadi di masyarakat, bahwa masih
banyak orang tua yang tidak mengaplikasihkan fungsinya sebagai orang tua,
seperti kewajibannya sebagai oran tua terhadap anak, sedangkan anak
mempunyai hak terhadap hal tersebut. Dengan kata lain ketika orang tua pergi
bekerja keluar negeri secara otomatis fungsi orang tua terhadap anak akan tidak
ada, sedangkan orang tua berkewajiban untuk memberikan perhatian, kasih
sayang, memelihara dan mendidik anak-anak. 76
Bila merujuk pada kacamata yuridis, maka akan di temukan
perlindungan hukum terhadap anak yang termasuk dalam Undang-undang
Nomor I Tahun 1974:
a. Hak dan kewajiban orang tua dengan anak di ataur dalam pasal 45 orang tua
dan anakdikemukankan sebagai berikut:
76
Jakariah, (selaku tokoh Agama). Wawancara, tanggal, 23 Juni 2018
57
b. Orang tua wajib memelihara dan mendidikanak-anakmereka sebaik-
baiknya. Kewajiban orang tua berlaku sampai anak itu kawin atau daoar
berdiri sendiri (pasal 45 ayat (1) dan (2) UU Nomor 1 Tahun 1974).
c. Anak wajib menghormati orang tua dan menaati kehendak mereka yang
baik (pasal 46 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 1974).
d. Anak wajib memelihara dan membantu orang tuanya, manakalasudah tua
(pasal 46 ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 1974)77
Dapat di simpulkan dari keterangan di atas bahwa, dalam hal ini orang
tua menjadi contoh yang teladan untuk anak-anaknya sejak kecil orang tua
mengajarkan anak-anak yang berbaur ke Islaman sehingga nanti membentuk
pribadi dan ahklak anak yang baik, di samping itu orang tua tidak hanya
memberikan kebutuhan jasmani terhadap anaknya, tapi kebutuhan rohani juga
harus di dapatkan, antarak kedua itu harus seimbang dalam mendidk dan
merwat anak. Jadi orang tua mempunyai tanggung jawab besar terhadap anak-
ananya, maka orang tua dalam mendidik anak saling berkerja sama dalam
melaksanakan tanggung jawab terhadap anggota keluarganya.
Tanggung jawab orang tua terhadap anaknyadalam hal pengasuh,
pemeliharadan pendidikan anak, ajaran Islammenggariskannya sebagai berikut:
1. Tanggung jawab pendidikan dan pembinaan aqidah
Maksudnya tanggung jawab adalah mengikat anak-anak dengan
dasar-dasr keimanan, keislaman, sejak anak mulai mengerti dan dapat
memahami sesuatu, dasar keimanan dalam pengertian ini adalah segala
77
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawainan dan Kompilasi Hukum Islam. Cet 1, Tahun 2014, hlm. 17.
58
sesuatu yang telah ditetapakan dengan jalan yang secara benar berupa
hakekat keimanan dan masalah gaib.
Penanaman akidah ini, telah di contohkan oleh para Nabi terdahulu
sebagaimana dikisahkan oleh Allah dalam al-Qur‟an surah Al-Baqarah ayat
132 yang artinya: “Dan Ibrahim Telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-
anakmu, demikian pula Ya‟qub. Ibrahim berkata: Hai anak-anakku
sesungguhnyaAllah telah memiih Agama ini bagimu, maka janganlah kamu
mati kecuali dalam memeluk Islam”.
2. Tanggung jawab pendidikan dan pembinaan akhlak
Tanggung jawab yang di maksudnya adalah bahwa pendidikan
mengenai dasar-dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat yang harus di
miliki anak dejak anak masih kecil hingga dewasaatau mukallaf. Dalam
salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah Saw,
bersabda “dekatilah anak-anakkudan didiklah serta binalah akhlak-
akhlaknya”.
3. Tanggung jawab pemiliharaan kesehatan anak
Maksud tanggung jawab ini adalah berkaitan dengan pengembangan,
pembinaan fisik anak agar menjadi anak yang sehat, cerdas, tangguh dan
pemberani. Oleh karena itu, orang tua berkewajiban untuk memberikan
makan anak dengan makanan yang halal dan baik, menjaga kesehatan fisik,
membiasakan anak makan dan minum dengan makanan dan minuman yang
dibolekan dan makanan yang bergizi.
59
4. Tanggung jawab pendidik dan pembinaan intelektual
Tanggung jawab ini maksudnya pembentukan dan pembinaan
berpikir anak dengan segala sesuatu yang bermanfaat serta
kesadaranberpikit dan berbuday. Tanggung jawab intelektual ini berpusat
padatiga hal yaitu:kewajiban mengajar, penyadaran berpikir, dan kesahatan
berpikir.
5. Tanggung jawab kepribadian dan sosial anak
Merupakan tanggung jawab orang tua untuk menanamkan sejak anak
masih kecil agar terbiasa menjlankan adab sosial dan pergaulan terhadap
sesamanya. Ketikaanak yang nasih suci fitrah melihat bahwa orang-orang
dewasa mempunyai perhatia yang besarkepdanya, maka jiwa sosial dan
perhatian yang benar terhadap orang lain itulah yang akan tumbuh kuat
didalam jiwanya.78
Keluarga utuh dapat dikatakan apabila kehadiran orang tuanyadapat di
rasakan oleh anak-anaknya, dimana anak merasa aman dan terlindungi.
Keharmonisan di dalam keluarga sangat penting dalam pembntukan
kepribadian anak-anaknya.
Jadi dengan jarak yang jauh yang dilakukan para orang tua TKI dalam
memberikan perhatian dan kasih sayang yang salah satunya membanguna
keutuhan keluarga. Utuhnya keluarga akan berdampak positif bagi kepribadian
anak, karena keluarga yang utuh selalu menjadi dambaan bagi setia orang
khususnya anak, terlebih lagi ketika anak mempunyai masalah dengan
78
A. Tafsir, Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam (Bandung: Mimbar Pustaka, 2004. Hlm 114-118.
60
temannya tempat anak mengadu adalah kedua orang tunya, karena ketika
kedua orang tuanya tidak berada di sampingnya , maka anakakan kehilangan
sosok orang tua, dikarenakan tidak berada di sampingnya, maka anak-anak
kehilangan sosok orang tua, dikarenakan keutuhan keluarga tidak di bangun.
Namun berdasarkan fakta-faktanya bahwa masih banyak orang tua yang tidak
bertanggung jawab terhadap anak-anaknya. Masih banyak anak-anak yang
tidak memperoleh haknya dari orang tua mereka seperti: hak untuk
mendapatkan perawatan dengan penuh kasih sayang.
61
BAB IV
PENUTUP
Setelah peneliti paparkan hasil uraiaan analisis dampak orang tua sebagai
TKI terhadap spikologi anak perspektif hukum keluarga Islam (studi kasus di
Desa Rite Kec Ambalawi Bab Bima), maka dapat di simpulkan dan sekaligus
memberikan saran-saran.
A. Kesimpulan
1. Dampak orang tua sebagai TKI terhadap psikologi anak karena kurangnya
control atau serta kurangnya kasih saya sehingga dari orang tua, sehingga
terjadi pergaulannya yang bebas, melakukan tindakan yang tidak baik.
Masih banyak anak yang memeiliki sifat yang menyimpang atau
psikologinya yang tidak baik, ketika orang tuanya tidak berada di samping
mereka, seperti halnya dengan anak-anak dari keluarga TKI yang bekerja di
luar negeri yang mengalami psikologi yang negatif
2. Perspektif hukuk keluarga Islam dampak orang tua segasi TKI terhadap
Psikologi Anak. Kerena kurangnya tanggung jawab orang tuanya,
kurangnya pendidikan Agama yang di ajarkan kedua orang tua. Suharusnya
orang tua berkewajiban untuk memeberikan hak-hak anak, seperti hak
pemeliharaa, pendidikan, hak untuk hidup, pemeliharan kesehatan, hak
untuk mempelajari Agama, dan hak mendapatkan kasih sayang. Orang tua
berkewajiban untuk memberikan hak-hak anaknya seperti hak untuk
memiliki kesehatan yang baik dan layak.
61
62
B. Saran-saran
Peneliti menyadari bahwa, penelitian ini tidak terlepas dari kesalahan-
kesalahan atau keterbatasan-keterbatasan, maka pada ksempatan ini peneliti
akan memberikan saran kepada pihak yang berkompeten untuk mengkaji
bersama dalam menyikapi beberapa pokok persoalan yang ternyata luput dari
kerangka pemikiran dalam penelitian ini. Besdasarkan hasil kesimpulan di atas
yang telah dilakukan di Desa Rite Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima yang
terkait dengan dampak oranng tua sebagai TKI terhadap psikologi anak
pespektif hukum keluaga Islam, maka peneliti akan memberikan beberapa
saran sekiranya orang tua dalam bertanggung jawab terhadap anak yang di
tinggalakan, jadi adapun saran dari peneliti sesuai dengan hasil kesimpulanya.
Adapun saran yang bisa saya samapikan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Tingginya tenaga kerja yang bekerja ke luar negari yaitu faktor kurang
pendapatan ekonomi di daeraj asalnya, sehingga di pertimbangkan sosusi
untuk mengatasi perekonomian
2. Diharapkan kepada orang tua khususnya orang tua yang bekerja sebagai
TKI agar dapat bertanggung jawab terhadap memberikan penghidupnya,
yang layak dan wajar sesuai dengan kemampuanya, agar anak tersebut tetap
terpenuhi hak-haknya secara wajar, misalnya dengan memberikan hak-
haknya dengan di berikan pendampingan, kasih sayangnya, pendidikan,
mendidik yang baik, perhatian, kasih sayang.
63
3. Diharapkan orang tua ketika mengajarkan anak-anaknya sejak dia lahir
yang utama lebih mengajari yang bersangkutan dengan keagaman, karena
ketika anak di ajarkan ketika mereka masih kecil akan membentuk ahklak
yang baik, sehingga pertumbuhan dan perkembanga baik anak akan baik.
64
DAFTAR PUSTAKA
A. Tafsir, Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: Mimbar Pustaka,
2004. Abdul Azis Dhalan, Ensiklopodi Hukum Islam, Jakarta:1996. Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama (Kepribadian Muslim Pancasila), Cet ke 6,
Bandung 2011. Ahamd Rafie Baihaqy, Membangun Surga Rumah Tangga, Surabaya: Gita Media
Press, 2006. Amir Syarufuddin Hukum Perkawiana Islam Di Indonesia, Kencana: Prenada
Media, 2006. Apriyanti, “Pendidikkana karakter anak pada keluarga Tenaga Kerja Wanita
(TKW) di Desa Rungkang Kecamatan Losari Kabupaten Brebes, ( Skripsi, fakultas , Ilmu sossial, UIN Semarang, 2011.
Artikel Sosiologi , “Pergaulan Bebas, Akibat dan cara Mengatasi.” Dalam
artikelsiana, di akses tanggal 4 Juli 2018. Djam‟an Satori, Metodelogi penelitian kualitatif, Bandung CV Alfabeta, 2014. HB Miles dan Huberman. 1992. Analisis data kualitatif, Diterjamahkan TR
Rohidi. Jakarta: UI Pres 1992. http//www. theasianparent. com. Di akses pada tanggal 4 Mei 2018, pukul 18.00. Husaini U, Purnomo, Metodelogi Penelitian Sosial , Jakarta: PT . Bumi Aksara,
2011. Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda
Karya,2002. M. Quraish Shihab, Tafsir al-Qur’an dengan Metode Maudhi : Beberapa Ilmiah
tentang al-Qur’an, Jakarta: perguruan tinggi Ilmu Qur‟an, 1986. Masri Singarimbun, Sofian Effendi, Metodelogi Penelitian Survei, Jakarta :
Katalog dalam terbitan KDK), 1989. Moh Nazir, Metode Penelitian, Jakarta:Ghalia Indonesia, 2003.
65
Muhammad Amin Summa, Hukum Keluaerga Islam di Dunia Islam, Jakarta 2005.
Muhammad Azmi, Pembinaan Akhlak Aanak Usia Pra Sekolah, Yogyakarta) :
Belukar, 2006. Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan
Empiris Murniati, “Dampak Tenaga Kerja Indonesia Terhadap Prilaku Anak” Studi di
Kelurahan Gearantum Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah, (skripsi, FKD UIN Mataram, 2017), h. 66.
Rifa Hidayah, M.Si., Psi, Psikologi Pengasuhan Anak, Cet I, Malang 2009. Sayyid Sabiq. Fiqh Sunnah, Penerjemah Mohammad Thalib, Judul Asli Fiqh
assunnah , Bandung: PT al-Ma‟rif, 1980. Siti Hajar Riyanti, pola pengasuhan anak pada keluarga TKW dari perspektif
sosiologi hukum keluarga Islam (studi di desa legok jawa, kecamatan cimerak, kabupaten ciamis, jawa barat), Skripsi , fakultas syar‟ah, UIN Sunan kalijaga, Yogyakarta, 2013.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Pustaka Pelajar, 1992. Subdit Bina Keluarga Sakinah Direktorat Bina KUA dan Keluarga Sakinah
Ditjen Bimas Islam Kemenang RI Tahun 2017 pondasi keluarga sakinah, Jakarta , 2017.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta, 1998. Sutrisno Hadi, Metodelogi Reseacrh II, Cet 20; Yogyakarta: Andi Offset, 1991. Winarno Sukar ahmad, (ed.), Pengantar Pen elitian Ilmiah 9 Dasar Metode
Tehnik, Bandung: Tarsito, 1990.
66
LAMPIRAN
67
PEDOMAN WAWANCARA
1. Apa faktor utama anda bekerja sebgai TKI?
2. Bagaimana pendapat anda tentang anak yang di tinggalkan oleh orang tua
sebagai TKI?
3. Bagaimana perilaku anak yang di tinggalkan oleh orang tua sebagai TKI?
4. Bagaimana usaha anda dalam mengasuh anak yang di tinggalkan orang tua
bekerja sebgai TKI?
5. Apa dampak orang tua sebagai TKI terhadap psikologi anak?
6. Bagaimana pendapat bapak tentang anak yang di tinggal orang tuanya sebagai
TKI?
7. Bagaimana perasaan ibu ketika tinggal dengan anak dari keluarga TKI?
8. Apa pendapat bapak mengenai orang tua sebgai TKI terhadap terhadap
psikologi anak?
9. Siapakah pengasuh anak ketika ibu bekerja keluar negeri?
10. Bagaimana polah asuh orang tua terhadap anak yang di tinggalkan ?
71
72
73
DOKUMENTASI
Ket : wawancara dengan tokoh Masyarakat
Ket : wawancara dengan tokoh Masyarakat
74
Ket: wawancara dengan Ibu Rini (selaku pengasuh anak TKI)
Ket: wawancara dengan Ibu Ani (selaku pengasuh anak TKI)
75
Ket: wawancara dengan Ibu Kalisom (selaku pengasuh anak TKI)
Ket: wawancara dengan Bapak Imran (selaku Kepala Desa)