DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020...

24
1 Meteodrome, November 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan Musim Angin Kencang yang Meresahkan Memahami Fenomena La Nina BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I I GUSTI NGURAH RAI - BADUNG Photo by : Pande Hadi

Transcript of DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020...

Page 1: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

1 Meteodrome, November 2020

VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801

BMKG

DAMPAK LA NINA

Pengaruh Peralihan Musim

Angin Kencang yang Meresahkan

Memahami Fenomena La Nina

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I I GUSTI NGURAH RAI - BADUNG

Photo by : Pande Hadi

Page 2: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

2

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR

WEATHER SERVICE FOR FLIGHT SAFETYPhoto by : Gede Sudika

Page 3: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

3 Meteodrome, November 2020

Sapa Editor

Halo para pembaca setia meteodrome, tidak terasa tahun 2020 akan segera berakhir, selamat datang kembali di edisi bulan November 2020.

Buletin edisi kali ini akan menyajikan ulasan utama tentang dampak La Nina. Tidak selamanya iklim di Indonesia berjalan dengan normal setiap tahunnya, ada kalanya terjadi penurunan curah hujan sehingga mengalami kekeringan dan ada kalanya pula curah hujannya meningkat sehingga terjadi banjir. Salah satu penyebab perubahan curah hujan di Indonesia, termasuk juga di sebagian besar belahan dunia adalah La Nina.

Selain pembahasan utama seputar La Nina, seperti biasa kami juga akan tetap menyajikan informasi tren suhu, kelembaban, tekanan, dan angin yang terjadi di bulan Oktober kemarin. Semoga metedrome selalu dapat memberikan manfaat untuk para pembaca sekalian.

Tim Redaksi

Diterbitkan oleh:Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai - Denpasar

Gedung GOI Lt. II Bandara Ngurah Rai DenpasarKodepos 8036103619359754 | 036170160103619351124 | 03619356665

[email protected]

Website:http://ngurahrai.bali.bmkg.go.id/

DAFTAR ISI

04Suhu, Kelembaban, dan

Tekanan UdaraPENGARUH PERALIHAN MUSIM

KEMARAU KE MUSIM HUJAN TERHADAP PARAMETER CUACA

03Sapa Editor

07Analisis Angin

KONDISI ANGIN BULAN OKTOBER 2020

10Analisa Kejadian Cuaca

BermaknaANGIN KENCANG YANG

MERESAHKAN

14FOKUS:

MEMAHAMI FENOMENA ENSO, EL NINO, DAN LA NINA SERTA

DAMPAKNYA

REDAKSI

Pelindung Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai DenpasarPenasihat Kepala Seksi Observasi Kepala Seksi Data dan Informasi Kepala Sub Bagian Tata UsahaPemred Apritarum Fadianika Wakil Pemred Gde Sudika PratamaSekretaris Rahma Fauzia YusharAnggota Redaksi Pande Hadi Wiguna Putu Eka Tulistiawan Ni Luh Putu Sri Ariastuti Bonggo Pribadi Sangsang Firmansyah Dewa Gede Agung Mahendra Tanti Prasetya Prima Dewi I Kadek Mas Satriyabawa Dewa Ayu Kade Wida Luh Novita Ari Wardani Aulia Siti Syahdian Ni Made Dwijayanti Made Nanda Putri A. M. Kadek Sumaja Alexandra FishwarantaDistribusai & Percetakan I Wayan Subakti Putri Kusuma Kusumastuti Kadek Winasih Devi Dwita Meiliza

18Artikel Sains:

DAMPAK KRISIS IKLIM : MENGGANGGU PEMBANGKIT

LISTRIK INDONESIA

Page 4: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

4

T, P, RH OKTOBER 2020

PENGARUH PERALIHAN MUSIM KEMARAU KE MUSIM HUJAN TERHADAP PARAMETER CUACA DI BALI?

OLEH : GEDE SUDIKA PRATAMA

Photo by : Gede Sudika

Page 5: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

5 Meteodrome, November 2020

Suhu Udara Bulan Oktober 2020 di Stasiun Meteorologi Kelas I I Gusti Ngurah Rai

Musim pancaroba atau peralihan terbagi menjadi dua antara lain musim peralihan dari musim hujan menuju musim kemarau atau sebaliknya. Musim peralihan memi-liki fluktuasi cuaca yang signifikan dimana apabila terjadi hujan, maka hujan yang berlangsung dengan intensitas sedang hingga lebat dengan periode yang singkat,

sedangkan apabila tidak terjadi hujan, maka suhu udara yang ada terasa akan tidak terlalu panas pada siang hari dan tidak terlalu dingin pada malam hari dengan sebagian langit yang tertutup awan.

La Nina diprakirakan aktif dan menguat mulai bulan Oktober 2020 hingga Maret 2021 dengan kondisi melemah mulai bulan April hingga Mei 2021. La Nina merupakan salah satu fenomena alam hasil interaksi antara atmosfer dengan lau-tan dimana terjadi penurunan suhu muka laut di Samudera Pasifik tengah menjadi lebih dingin dari normlanya dan kenaikan suhu muka laut di perairan Indonesia menjadi lebih hangat dari nor-malnya. Suhu muka laut yang hangat akan me-manaskan atmosfer diatasnya, sehingga terjadi aliran massa udara dari Samudera Pasifik tengah

menuju perairan Indonesia dan mendukung ter-bentuknya awan hujan khususnya di wilayah In-donesia tengah dan timur. Bali yang merupakan salah satu wilayah di Indonesia tengah, sedikit banyak akan dapat terkena dampak akibat aktif dan menguatnya La Nina ini.

Lantas, bagaimana kondisi parameter cuaca seperti suhu udara, tekanan udara dan kelem-baban udara di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar pada bulan Oktober 2020? Mari kita simak penjelasan dibawah ini:

Dari grafik suhu rata rata, suhu maksimum, dan suhu minimum dapat dilihat bahwa trend suhu minimum pada bulan Oktober 2020 cend-erung fluktuatif dimana nilai terendah terjadi

pada tanggal 10 Oktober 2020 yaitu 20,5°C. Dari grafik tersebut juga dapat dilihat bahwa data suhu minimum selama bulan Oktober 2020 cenderung lebih tinggi dari data normal. Suhu

Page 6: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

6

Tekanan dan Kelembaban Udara Bulan September 2020 di Stasiun Meteorologi Kelas I I Gusti Ngurah Rai

minimum yang tercatat lebih tinggi pada bulan Oktober 2020 mengindikasikan bahwa pada malam hari sampai dengan dini hari, suhu uda-ra cenderung lebih hangat namun terdapat be-berapa hari suhu minimum yang terjadi lebih rendah ataupun beririsan dengan data normal-nya.

Selisih suhu minimum dengan data normal paling signifikan terjadi pada tanggal 10 Okto-ber 2020 dimana suhu minimum bernilai lebih rendah dari data normalnya yang mengindi-kasikan bahwa pada malam hari di tanggal terse-but, suhu udara cenderung lebih dingin .

Suhu maksimum pada bulan Oktober 2020 cenderung beririsan dengan data normalnya.

Suhu maksimum normal yang tercatat di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar adalah 30,9°C dan suhu maksimum tertinggi tercatat pada tanggal 25 Oktober 2020 yaitu 32°C. Suhu maksimum terendah tercatat pada tanggal 04 Oktober 2020 yaitu 27,8°C.

Suhu rata-rata di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar memiliki tren perubahan yang mirip den-gan tren perubahan suhu maksimum. Suhu rata rata pada awal bulan cenderung lebih rendah dari data normalnya, kemudian pada awal dasarian kedua suhu rata rata bernilai lebih tinggi dari suhu norm-lanya dan diikuti penurunan suhu rata rata yang cenderung beririsan dengan data normalnya. Suhu rata rata terendah tercatat pada tanggal 04 dan 31 Oktober 2020 yaitu 23,8°C.

Grafik tekanan dan kelembaban menunjukkan bahwa tekanan memiliki tren perubahan tekanan jauh lebih rendah dari data normalnya. Data normal tekanan bernilai 1011,1 mb. Data tekanan tertinggi tercatat pada tanggal 03 Oktober 2020 yaitu 1011 mb, sedangkan data tekanan terendah tercatat pada tanggal 11 Oktober 2020 yaitu 1008,2 mb.

Dari grafik tersebut juga diketahui bahwa kelembaban yang terukur di Stasiun Meteorologi Ngu-rah Rai Denpasar cenderung lebih tinggi dari data normal. Keadaan ini mengindikasikan bahwa kondisi udara selama bulan Oktober 2020 cenderung lebih basah dari keadaan normalnya. Nilai kelembaban (RH) tertinggi terukur pada tanggal 10 dan 29 Oktober 2020 yaitu 87% dan nilai ter-endahnya terukur pada tanggal 06 Oktober 2020 yaitu 72%.

T, P, RH Oktober 2020

Page 7: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

7 Meteodrome, November 2020

KONDISI ANGIN BULAN OKTOBER 2020 OLEH : NI MADE DWIJAYANTI

ANALISIS ANGIN BULAN OKTOBER 2020

Photo by : Dwijayanti

Page 8: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

8

Angin Zonal dan Meridional lapisan 850 mb

Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah yang bertekanan udara lebih rendah. Pergerakan udara ini disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang

lain, sehingga udara akan mengalir dari tekanan udara tinggi ke tempat tekanan udara yang lebih rendah. Akan tetapi, perputaran bumi pada sumbunya, akan menimbulkan gaya yang mempengaruhi arah pergerakan angin yang disebut pengaruh coriolis (coriolis effect). Pengaruh coriolis menyebabkan angin bergerak searah jarum jam

mengitari daerah bertekanan rendah di belahan bumi selatan dan sebaliknya bergerak dengan arah berlawanan arah jarum jam mengitari daerah bertekanan rendah di belahan bumi utara. Gerakan arah horizontal angin terbagi menjadi dua arah yaitu arah lintang dan arah bujur, untuk arah timur barat disebut angin zonal dan untuk arah selatan utara disebut angin meridional Berdasarkan analisa angin Zonal dan angin Meridional

KEADAAN UMUM ANGIN SELAMA BULAN OKTOBER 2020

oleh kedeputian bidang Klimatologi BMKG, pada dasarian III Oktober 2020 menunjukkan angin timuran umumnya mendominasi wilayah Indonesia sebelah selatan ekuator, kecuali di Sumatera. Di wilayah Indonesia bagian utara ekuator umumnya didominasi angin baratan.

Angin timuran yang bertiup umumnya lebih lemah dibandingkan klimatologisnya, sedangkan angin baratan lebih kuat dari normalnya.

Kondisi Angin Oktober 2020

Page 9: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

9 Meteodrome, November 2020

Untuk pola ngin meridionalnya, angin dari selatan umumnya mendominasi di seluruh wilayah indonesia, kecuali di Sumatera. Di sebagian Kalimantan, aliran massa udara dari selatan umumnya lebih lemah dibanding klimatologisnya.

Pada bulan November 2020 monsun Australia diprediksi masih mendominasi wilayah Indonesia bagian selatan meliputi Jawa, Bali, NTB dan NTT. Sedangkan pada bulan Desember 2020 sampai dengan bulan Januari 2021 diperkirakan Monsun Asia

Monsun Asia pada Dasarian III Oktober 2020 tidak aktif, dan diprediksi tetap tidak aktif hingga Dasarian III November 2020 sehingga, tidak berpengaruh terhadap pembentukan awan diwilayah Utara Indonesia.

Kemudian untuk Monsun Australia, pada Dasarian III Oktober 2020 aktif, dan diprediksi masih aktif hingga Dasarian III November 2020 sehingga mengurangi potensi pembentukan awan di wilayah selatan Indonesia hingga Dasarian III November 2020.

Pola Angin di Indonesia pada Dasarian III Oktober 2020 dan Predikasi Dasarian I November 2020

Indek Monsun Asia dan Australia

Page 10: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

10

ANALISIS CUACA BERMAKNA

ANGIN KENCANGYANG MERESAHKAN

Oleh : APRITARUM FADIANIKA TANTI PRASETYA PRIMA DEWI

Photo by : Tanti Primadonna

Page 11: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

11 Meteodrome, November 2020

Memasuki periode transisi dari musim kemarau ke musim penghujan, sering terjadi angin kencang. Angin kencang ini dapat terjadi kapan saja. Bulan Oktober 2020 tercatat 4 kali terjadi angin kencang baik disertai hujan maupun

tidak di lingkungan Bandara I Gusti Ngurah Rai. Angin kencang masuk dalam kategori cuaca ekstrem apabila kecepatan anginnya diatas 25 knots atau 46 km/jam. Faktor penyebab terjadinya angin kencang sangat kompleks. Untuk mengetahuinya mari kita kaji kejadian angin kencang yang terjadi pada tanggal 6 Oktober 2020.

Dari data METAR yang dicatat oleh Stasiun Meteorologi Kelas I I Gusti Ngurah Rai, angin kencang terjadi pada pukul 14.00 WITA selama 30 menit. Pada hari itu kondisi cuaca berawan, angin berhembus dari Tenggara - Selatan dengan kecepatan mencapai 45 km/jam. Angin kencang ini tidak menimbulkan kerusakan maupun memberikan dampak yang signifikan terhadap penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai. A n g i n ke n c a n g b i a s a n ya identik berasal dari adanya awan Cumulusnimbus. Namun tidak untuk angin kencang pada tanggal 6 Oktober ini. Pada tanggal ini beberapa unsur

Data METAR tanggal 6 Oktober 2020 (Sumber : Stasiun Meteorologi Kelas I I Gusti Ngurah Rai)

cuaca memang mendukung untuk pertumbuhan awan secara optimal seperti Suhu Permukaan Laut yang berada dalam kisaran 260C - 300C dengan anomali antara 0,5 - 1,0, MJO yang berada pada kuadran 3 yakni Maritime Continent dan aktifnya gelombang Kelvin. Tetapi dari pantauan citra satelit Himawari BMKG dan Radar, tidak menunjukkan adanya pertumbuhan awan Cumulusnimbus. Lalu apakah faktor sebenarnya penyebab terjadinya angin kencang pada tanggal 6 Oktober 2020? Hal pertama yang perlu kita perhatikan yaitu kondisi Monsun Australia. Selama bulan Oktober,

Page 12: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

12

Indeks Monsun Australia (Sumber : BMKG)

angin Timuran masih mendominasi. Hal ini berarti monsun Australia sedang aktif dan diprediksi akan tetap aktif hingga akhir November 2020. Tekanan tinggi yang masih konsisten berada di Selatan - Barat Daya Indonesia dapat menyebabkan terjadinya fenomena Mascarene High yakni penguatan kecepatan angin atas yang dipengaruhi oleh kuatnya pusaran tekanan tinggi di Samudera Hindia Tengah bagian selatan di sekitar kepulauan Mascarene. Penguatan kecepatan angin terlihat dari citra Wind Profiler, dimana kecepatan angin tanggal 6 Oktober 2020 pada lapisan 2000 ft diatas 25 knots.

MSLP Chart 6 Oktober 2020 (Sumber : BOM Darwin)

Citra Wind Profiler tanggal 6 Oktober 2020(Sumber : Stasiun Meteorologi Kelas I I Gusti Ngurah Rai)

Citra Radar tanggal 6 Oktober 2020 (Sumber : Stasiun Meteorologi Kelas I I Gusti Ngurah Rai)

Bila kita melihat kondisi Mean Sea Level Pressure tanggal 6 Oktober 2020 jam 00.00 UTC, terlihat adanya tekanan tinggi 1011 hPa di wilayah Australia bagian Utara dan tekanan rendah di laut China Selatan. Garis isobar yang terbentuk pada MSLP chart menentukan besarnya kecepatan angin yang terjadi, semakin

rapat jarak isobar maka kecepatan angin juga semakin tinggi atau kencang. Berikutnya yang perlu diperhatikan yakni pergerakan semu matahari secara tegak lurus dengan permukaan bumi (kulminasi) yang terjadi di wilayah Indonesia tanggal 1 - 20 Oktober 2020. Kondisi suhu yang panas ini dapat menurunkan tekanan udara permukaan, sehingga udara akan mengalir menuju wilayah dengan suhu panas tersebut.

Analisis Cuaca Bermakna

Page 13: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

13 Meteodrome, November 2020

Prakiraan curah dan sifat hujan Desember 2020 Provinsi

Berdasarkan prakiraan curah hujan Desember 2020 yang dirilis oleh Stasiun Klimatologi Jembrana, Bali wilayah Tengah hingga Selatan diprakirakan curah hujannya tinggi hingga sangat tinggi. Untuk Bali wilayah Timur dan sebagian wilayah Barat curah hujannnya tinggi. Curah hujan relatif rendah untuk Bali wilayah Barat dan sebagian kecil wilayah Utara.

Sebagian besar wilayah Bali diprakiraan memiliki sifat hujan diatas normal pada bulan Desember 2020. Hanya sebagian kecil saja di wilayah bagian Barat dan Timur yang diprakirakan bersifat normal.

PRAKIRAAN CURAH HUJAN DAN SIFAT HUJAN

Faktor berikutnya yang turut mentrigger terjadinya angin kencang adalah respon cuaca lokal. Letak Bandara I Gusti Ngurah Rai yang dikelilingi oleh lautan, menyebabkan faktor cuaca lokal khususnya angin laut dan darat cukup besar. Setelah mengetahui faktor penyebab terjadinya angin kencang, hal berikutnya yang perlu diketahui yaitu cara berlindung saat terjadi angin kencang. Yang harus kita lakukan yaitu tetap tenang, jangan panik. Bawa masuk

barang-barang ke dalam rumah agar tidak terbawa angin, tutup jendela dan pintu rumah atau gedung, segera masuk ke dalam rumah atau bangunan yang kokoh. Apabila kita berada diluar ruangan dan jauh dari tempat berlindung, sebaiknya segera tiarap di tempat yang serendah mungkin, saluran air terdekat atau sejenisnya sambil tetap melindungi kepala dan leher. Hindari berlindung di bawah pohon besar, papan reklame, tiang listrik dan benda lainnya yang mudah tertiup angin.

Page 14: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

14

FOKUS : DAMPAK ENSO

MEMAHAMI FENOMENA ENSO, EL NINO DAN LA NINA SERTA DAMPAKNYAOleh : Bonggo Pribadi

Photo by: google

Page 15: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

15 Meteodrome, November 2020

Seperti yang kita ketahui, kondisi cuaca di atmosfer tidaklah menentu. Kondisi cuaca tersebut terkadang jauh berbeda dari biasanya. Perbedaan tersebut dinamakan anomali cuaca. Mendengar kata El Nino dan La Nina tentunya bukan hal asing di

dalam ilmu meteorologi. Yap, kedua istilah tersebut menjadi salah satu fenomena dari anomali cuaca. Kondisi anomali ini berbeda dengan fase meteorologi bernama ENSO.

APA ITU ENSO ? ENSO merupakan singkatan dari El Nino Southern Oscillation. Fenomena ENSO terdiri dari tiga fase yaitu El Nino, La Nina dan Netral. ENSO sendiri merupakan fenomena alam berupa fluktuasi suhu muka laut di sekitar bagian tengah dan timur ekuator Samudera Pasifik yang berinteraksi dengan perubahan kondisi atmosfer di atasnya. Fluktuasi suhu muka laut tersebut kemudian akan menghasilkan episode El Nino, La Nina dan fase netral yang berevolusi secara bergantian . Fluktuasi suhu muka laut pada Samudera Pasifik pada saat fase El Nino dan fase La Nina membentuk pola naik turun yang terlihat seperti sebuah osilasi.

ENSO juga menyebabkan adanya pola tekanan udara pada permukaan laut di bagian selatan Samudera Pasifik antara Tahiti dan Darwin, Australia. Metode yang digunakan untuk memantau ENSO adalah Southern Oscillation Index (SOI) yang melihat fluktuasi tekanan udara harian antara Tahiti dan Darwin. Fenomena ENSO tersebut memiliki dampak pada pola iklim di berbagai belahan dunia. El Nino dan La Nina merupakan fase ekstrim dalam siklus ENSO dimana antara dua fase tersebut terdapat fase Neutral. Maka para ahli menyebut fenomena yang berkaitan dengan dinamika suhu muka laut dan atmosfer serta fase el nino dan la nina dengan istilah El Nino Southern Oscillation yang disingkat ENSO

ENSO Normal Conditions(Sumber: iklim.bali.bmkg.go.id)

Page 16: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

16

FASE EL NINO El Nino berasal dari Bahasa Spanyol yang berarti anak laki-laki. Istilah ini pertama kali digunakan pada abad ke-19 oleh nelayan di Peru dan Ekuador untuk kondisi air yang hangat tidak seperti biasanya dan terjadi menjelang Hari Natal. El Nino biasanya mulai di pertengahan tahun dengan adanya suhu perairan yang meningkat dalam skala besar di bagian tengah dan timur ekuator Samudera Pasifik, serta terjadinya perubahan sirkulasi atmosfer tropis. Pada umumnya, fenomena El Nino mencapai puncak pada November-Januari setiap 2 hingga 7 tahun dan dapat bertahan selama 9 hingga 15 bulan. Penelitian pertama mengenai terjadinya El Nino dilakukan pada tahun 1997 – 1998 dimana terjadi

kekeringan di Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Sedangkan menyebabkan hujan sangat lebat di wilayah Amerika Selatan. Peristiwa El Nino di awali dengan kenaikan suhu perairan yang tidak normal di bagian tengah dan timur ekuator Samudera Pasifik yang mengakibatkan angin pasat timur yang bergerak dari Timur ke Barat melemah. Adanya penguapan air laut tersebut menyebabkan terbentuknya awan. Tekanan udara di bagian barat Samudera Pasifik mengalami peningkatan sehingga pertumbuhan awan di lautan timur Indonesia menjadi terhambat. El Nino menyebabkan terjadinya penurunan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia.

ENSO El Nino Conditions (sumber: BOM Australia)

ENSO El Nino Conditions (sumber: NOAA)

Artikel Utama

Page 17: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

17 Meteodrome, November 2020

FASE LA NINA La Nina dapat dikatakan sebagai lawan dari El Nino atau episode dinginnya daerah Pasifik. La Nina juga berasal dari Bahasa Spanyol yang berarti anak perempuan. La Nina ditandai dengan adanya penurunan suhu perairan di bagian tengah dan timur ekuator Samudera Pasifik. Hal tersebut berdampak pada perubahan sirkulasi atmosfer seperti intensitas curah hujan di daerah tropis. La Nina dapat menyebabkan peningkatan curah hujan di Asia, Australia, dan Afrika. Sedangkan kekeringan di Amerika Selatan. Pada umumnya, La Nina terjadi

setiap 3 hingga 7 tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga 36 bulan. Peristiwa La Nina diawali dengan penurunan suhu permukaan laut di bagian timur Samudera Pasifik. Adanya peningkatan kecepatan angin pasat timur yang menyebabkan massa air hangat yang terbawa ke arah bagian barat Samudera Pasifik menjadi lebih banyak. Hal tersebut mengakibatkan massa air dingin di bagian timur Samudera Pasifik akan bergerak ke atas (upwelling). La Nina menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan di wilayah barat Pasifik, Indonesia, dan Australia Utara.

ENSO La Nina Conditions Sumber : BOM Australia

ENSO La Nina Conditions Sumber : NOAA

Page 18: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

18

FASE NETRAL Antara El Nino dan La Nina terdapat fase yang dinamakan Neutral Phase. Fase tersebut juga dinamakan dengan Sirkulasi Walker (Walker Circulation). Fase ini dmlai dengan adanya air laut dalam bersuhu rendah di wilayah pantai Amerika Selatan, dekat Ekuador, dan Perairan Peru yang kemudian naik ke permukaan laut (upwelling). Angin pasat timur dan air laut di bawahnya

bergerak dari arah timur ke bagian barat ekuator Samudera Pasifik. Pergerakan ini diakibatkan adanya perbedaan tekanan udara permukaan. Air laut tersebut kemudian mengalami penguapan dan meningkatkan kelembaban udara sehingga menyebabkan bagian barat Samudera Pasifik, Indonesia, dan Australia Utara berpotensi memunculkan awan-awan dan hujan di wilayah tersebut.

ENSO Neutral Conditions Sumber : BOM Australia

Artikel Utama

Page 19: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

19 Meteodrome, November 2020

ARTIKEL SAINS

DAMPAK KRISIS IKLIM : MENGGANGGU PEMBANGKIT LISTRIK INDONESIA

Oleh : I KADEK MAS SATRIYABAWA

Photo by: google

Page 20: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

20

Kamia Handayani, penulis utama laporan tersebut sekaligus peneliti dari Departemen Tata Kelola dan Teknologi untuk Keberlanjutan (CSTM) Universitas Twente, menyatakan: “Penelitian kami menemukan cuaca buruk dan krisis iklim menghambat rantai suplai listrik, termasuk pembangkitan listrik, transmisi, dan distribusi tenaga listrik, yang akhirnya mempengaruhi operasi PLN dan para konsumen listrik di Indonesia.

Dalam penemuannya, Handayani bersama para peneliti lain, menyebutkan ada 3 kategori keadaan cuaca ekstrem yang menghambat pembangkit listrik di Indonesia, yaitu angin kencang dan hujan deras, kenaikan suhu air laut dan cuaca panas, serta kekeringan dan sambaran petir.

Krisis iklim secara global memiliki dampak bagi seluruh elemen kehidupan di dunia, seperti alam, lingkungan, bahkan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Sebuah penelitian menemukan fakta bahwa cuaca buruk dari krisis

iklim mampu menghambat produksi hingga konsumsi listrik di Indonesia. Hal ini memiliki dampak sosial pada konsumen listrik di Indonesia.

Melalui kajian sejumlah penelitian seperti kajian lapangan, wawancara, dan diskusi grup yang diadakan pada 2018, serta dilengkapi dengan laporan internal Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan publikasi terkait sektor energi, para peneliti menyebutkan bahwa angin kencang disertai hujan deras merupakan ancaman signifikan terhadap distribusi listrik.

“Kejadian angin kencang dan hujan deras ini menyebabkan 95% pemadaman listrik pada 2014 hingga 2015, di wilayah Jawa-Bali,” kata Handayani dalam artikel laporannya. “Angin kencang dapat menumbangkan pohon, papan reklame, dan mengenai jaringan distribusi tenaga listrik sehingga menyebabkan pemadaman listrik.” Ia menambahkan,

PLTU Paiton, Pembangkit Terbesar di Asia Tenggara

Artikel Sains

Page 21: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

21 Meteodrome, November 2020

hujan deras mengakibatkan fasilitas pembangkit dan transmisi tenaga listrik menjadi berisiko terkena banjir yang berakibat pemadaman listrik darurat. “Sebagai contoh, peristiwa banjir besar di pesisir utara Jakarta pada Januari 2013 memaksa pembangkit listrik tenaga gas di Muara Karang untuk berhenti beroperasi selama 12 hari,” ujarnya.

Akibatnya, dampak dari cuaca ekstrem dari krisis iklim tersebut mengakibatkan kerugian pada ekonomi negara sebesar Rp204 miliar. Hujan deras menimbulkan petir pada kondisi hujan semakin lebat. Petir-petir mampu menyambar ke pembangkit listrik mana pun. Akibatnya, sejumlah alat menjadi rusak dan berujung pada kegagalan produksi hingga pemasok listrik. Handayani menuliskan: “Pada tahun 2011-2017, PLN mencatat terdapat 107 insiden sambaran petir yang menyebabkan pemadaman di jaringan transmisi Jawa-Bali.”

Hujan deras dan kenaikan suhu air laut juga mengakibatkan pembangkit batu bara dan gas berisiko terhambat. Kondisi hujan deras mampu membuat batubara menjadi lembap dan lengket sehingga menurunkan efisiensi produksi tenaga listrik. Sedangkan kenaikan suhu air laut berimbas pada proses pendinginan pembangkit listrik.

Pada bulan April 2016, Handayani menuliskan perubahan suhu air laut mengakibatkan ubur-ubur yang bermigrasi dari perairan Australia yang lebih dingin menyerbu kawasan Laut Jawa dan masuk ke sistem pendingin pembangkit listrik. Cuaca panas juga memengaruhi efisiensi pembangkit listrik tenaga gas yang mengakibatkan kurangnya udara sebagai elemen

pembantu pembakaran gas alam.

Perubahan iklim juga mengakibatkan kekeringan di sejumlah tempat, terutama yang menjadi lokasi pembangkit listrik tenaga air. “Kekeringan yang terjadi di tahun 2011 menurunkan produksi listrik yang dihasilkan PLTA Saguling dan PLTA Cirata, keduanya berlokasi di Jawa Barat, dan diperkirakan kerugian finansial mencapai nilai USD 51.5 juta (sekitar Rp 703 miliar),” tulis Handayani.

Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa peristiwa perubahan cuaca secara ekstrem telah menyebabkan pemadaman listrik yang meluas dan mengakibatkan kerugian ekonomi yang luar biasa bagi konsumsi listrik.

“Namun, analisis kerentanan sektor listrik Indonesia terhadap perubahan iklim masih kurang secara nasional. Mengingat peran penting sektor ini dalam memenuhi tujuan elektrifikasi dan mitigasi perubahan iklim, negara tersebut harus meningkatkan ketahanan sektor tersebut terhadap perubahan iklim,” tulis Handayani dan para peneliti lainnya dalam makalah laporan penelitian yang diterbitkan 24 September 2019.

Sumber : dikutip dari nationalgeographic.grid.id

Page 22: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

22Meteodrome,Juni 2020

FOTO OLEH : ALEXANDRA FISHWARANTA

G A L E R I K E G I A T A N

KUNJUNGAN DEPUTI METEOROLOGI BMKG BAPAK GUSWANTO, M.SI

KE STASIUN METEOROLOGI KELAS I I GUSTI NGURAH RAI

Page 23: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

23 Meteodrome, November 2020

Page 24: DAMPAK LA NINAngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/de055a7b4b1eca79a...1 Meteodrome, ovember 2020 VOLUME IV NOMOR 11 NOVEMBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG DAMPAK LA NINA Pengaruh Peralihan

24

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR