DAMPAK KEBAKARAN HUTAN RIAU TERHADAP UDARA SEBAGAI BARANG PUBLIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP BARANG...

5
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN RIAU TERHADAP UDARA SEBAGAI BARANG PUBLIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP BARANG PUBLIK LAIN Ahmad Baihaqi Akuntansi, STAN, Tangerang Selatan [email protected] Abstrak – Kebakaran hutan yang terjadi di riau menyebabkan polusi udara yang sangat parah. Tingkat pencemaran udara yang terjadi mencapai level berbahaya. Pencemaran udara yang terjadi tentunya menjadi penghalang akses masyarakat terhadap udara bersih. Selain itu, pencemaran udara ini juga berdampak terhadap hal-hal lain yang memilik status sebagai barang publik. Kata Kunci: Barang Publik, Kebakaran Hutan, Riau 1 PENDAHULUAAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Riau dan sekitarnya pada awal tahun 2014, memiliki dampak yang sangat buruk. Salah satu dampak yang terasa secara langsung adalah polusi udara yang diakibatkan oleh asap Kebakaran hutan tersebut. Sehingga banyak mempengaruhi aktifitas masyarakat. 1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh kebakaran hutan yang terjadi, terhadap udara sebagai barang publik juga terhadap beberapa barang lain yang dikategorikan sebagai barang publik. 1.3 Perumusan Masalah Penelitaian ini akan melihat dampak dan pengaruh kebakaran hutan terhadap udara sebagai barang publik murni dan dampak lanjutannya terhadap barang publik lainnya. 2 LANDASAN TEORI 2.1 Barang Publik Barang Publik adalah barang yang mempunyai ciri nonlirivalry in consumption dan non-excludable. nonlirivalry in consumption adalah konsumsi atas barang publik oleh seseorang tidak mempengaruhi orang lain untuk mengkonsumsi barang tersebut. Atau suatu barang dapat dikonsumsi oleh beberapa orang secara bersama-sama dalam jumlah yang sama tanpa mengurangi kenikmatan orang lain yang mengkonsumsi barang tersebut. Sedangkan non-excludable adalah bahwa tidak mungkin untuk mencegah/mengecualikan seorang anggota masyarakat untuk mengkonsumsi suuatu barang publik. [1] 2.1.1 Barang Publik Murni Barang publik murni adalah barang yang sepenuhnya nonrival dan nonexcludable. Sifat nonrival menyebabkan tiada biaya tambahan untuk menambah satu pengguna tambahan. Contoh barang publik

description

Kebakaran hutan yang terjadi di riau menyebabkan polusi udara yang sangat parah. Tingkat pencemaran udara yang terjadi mencapai level berbahaya. Pencemaran udara yang terjadi tentunya menjadi penghalang akses masyarakat terhadap udara bersih. Selain itu, pencemaran udara ini juga berdampak terhadap hal-hal lain yang memilik status sebagai barang publik.

Transcript of DAMPAK KEBAKARAN HUTAN RIAU TERHADAP UDARA SEBAGAI BARANG PUBLIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP BARANG...

DAMPAK KEBAKARAN HUTAN RIAU TERHADAP UDARA SEBAGAI BARANG PUBLIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP BARANG PUBLIK LAIN

Ahmad Baihaqi

Akuntansi, STAN, Tangerang Selatan

[email protected]

Abstrak Kebakaran hutan yang terjadi di riau menyebabkan polusi udara yang sangat parah. Tingkat pencemaran udara yang terjadi mencapai level berbahaya. Pencemaran udara yang terjadi tentunya menjadi penghalang akses masyarakat terhadap udara bersih. Selain itu, pencemaran udara ini juga berdampak terhadap hal-hal lain yang memilik status sebagai barang publik.

Kata Kunci: Barang Publik, Kebakaran Hutan, Riau

PENDAHULUAANLatar Belakang Masalah

Kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Riau dan sekitarnya pada awal tahun 2014, memiliki dampak yang sangat buruk. Salah satu dampak yang terasa secara langsung adalah polusi udara yang diakibatkan oleh asap Kebakaran hutan tersebut. Sehingga banyak mempengaruhi aktifitas masyarakat.

Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh kebakaran hutan yang terjadi, terhadap udara sebagai barang publik juga terhadap beberapa barang lain yang dikategorikan sebagai barang publik.

Perumusan Masalah

Penelitaian ini akan melihat dampak dan pengaruh kebakaran hutan terhadap udara sebagai barang publik murni dan dampak lanjutannya terhadap barang publik lainnya.

LANDASAN TEORIBarang Publik

Barang Publik adalah barang yang mempunyai ciri nonlirivalry in consumption dan non-excludable. nonlirivalry in consumption adalah konsumsi atas barang publik oleh seseorang tidak mempengaruhi orang lain untuk mengkonsumsi barang tersebut. Atau suatu barang dapat dikonsumsi oleh beberapa orang secara bersama-sama dalam jumlah yang sama tanpa mengurangi kenikmatan orang lain yang mengkonsumsi barang tersebut.

Sedangkan non-excludable adalah bahwa tidak mungkin untuk mencegah/mengecualikan seorang anggota masyarakat untuk mengkonsumsi suuatu barang publik.[1]

Barang Publik Murni

Barang publik murni adalah barang yang sepenuhnya nonrival dan nonexcludable. Sifat nonrival menyebabkan tiada biaya tambahan untuk menambah satu pengguna tambahan. Contoh barang publik murni adalah pertahanan nasional dan udara.

Barang Publik Tak Murni

Barang publik tak murni tidak memenuhi secara sempurna kriteria barang publik murni yang harus bersifat nonrival dan nonexcludable. Jenis barang publik tak murni mencakup barang publik excludable, barang publik congestible, dan barang publik campuran.

a. Barang Publik Excludable

Barang publik excludable adalah barang publik yang dapat dibuat menjadi excludable. Contohnya adalah sinyal siaran televisi yang merupakan barang publik lokal setidaknya bagi televisi yang berada dalam radius 50 mil dari transmiter. Tetapi siaran tersebut dapat dibuat excludable dengan meletakkannya dalam jaringan TV kabel.

b. Barang Publik Congestible

Barang publik congestible berhubungan dengan sifat konsumsi barang publik yang nonrival. Barang publik congestible adalah barang publik yang bersifat nonrival jika penggunaannya wajar tetapi menjadi tidak lancar dalam penggunaan yang berlebihan. Contohnya adalah jalan raya, dalam kondisi normal pengunaan jalan raya adalah nonrival, namun dalam kondisi macet rivalitas akan meningkat. Meskipun masih dianggap nonexcludable namun tingkat rivalitas mencegah seseorang untuk berbagi posisi yang sama, karena tidak mungkin ada 2 mobil di tempat yang sama.

c. Barang Publik Campuran

Barang publik campuran adalah barang publik yang bercampur dengan jenis barang lainnya, sehingga menghasilkan barang yang tidak murni. Contoh yang umum adalah campuran program radio dan iklan radio dalam suatu siaran radio. Dari perspektif pendengar, program radio bersifat nonrival, karena setiap orang dapat mendengarkannya tanpa mengganggu pendengar lainnya. Selain itu, program radio bersifat nonexcludable, karena setaiap orang yang memiliki radio dapat mendengarkannya dengan gratis.

Di sisi lain, iklan radio bersifat rival dan excludable. Iklan radio rival dilihat dari perspektif pengiklan, karena tidak dapat menempati slot tayangan yang sama. Iklan radio juga excludable, karena stasiun radio hanya menyarkan iklan jika pengiklan membayar sejumlah tertentu.

Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.[2]

Tingkat pencemaran udara dinyatakan dengan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). ISPU adalah laporan kualitas udara kepada masyarakat untuk menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya kualitas udara kita dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan kita setelah menghirup udara tersebut selama beberapa jam atau hari. Penetapan ISPU ini mempertimbangkan tingkat mutu udara terhadap kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, bangunan, dan nilai estetika.

ISPU ditetapkan berdasarkan 5 pencemar utama, yaitu: karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), Ozon permukaan (O3), dan partikel debu (PM10). Di Indonesia ISPU diatur berdasarkan Keputusan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Nomor KEP-107/Kabapedal/11/1997.

ISPU

Pencemaran Udara

Level

Dampak kesehatan

0-50

Baik

Tidak memberikan dampak bagi kesehatan manusia atau hewan.

51-100

Sedang

tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang peka.

101-199

Tidak Sehat

bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang peka atau dapat menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

200-299

Sangat Tidak Sehat

kualitas udara yang dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.

300-500

Berbahaya

kualitas udara berbahaya yang secara umum dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi (misalnya iritasi mata, batuk, dahak dan sakit tenggorokan).

Tabel 1. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)

HASIL DAN PEMBAHASANDampak Kebakaran Hutan Terhadap Kualitas Udara

Gambar 1. Rekapitulasi Data Kualitas Udara (Ispu)

Di Kabupaten/Kota Di Provinsi Riau

Berdasarkan data pengukuran udara ISPU oleh Kemnterian Lingkungan Hidup yang dilakukan di 7 Kabupaten/Kota (13 lokasi) di wilayah Provinsi Riau mulai dari tanggal 26 Februari sampai dengan 24 Maret 2014, dapat dilihat data-data sebagai berikut:

a. Kualitas Udara terburuk terjadi pada tanggal 9, 13, dan 14 Maret 2014. Pada tanggal-tanggal tersebut, seluruh titik pantau yang ada menunjukan kualitas udara berada pada level berbahaya.

b. Lokasi titik pantau yang menunjukan kualitas udara yg terparah adalah Perawang di Kabupaten Siak dengan total 17 dari 20 hari pemantauan berada pada level berbahaya.

c. Kualitas udara mulai membaik mulai tanggal 16 Maret 2014, dimana kualitas udara berbahaya dan sangat tidak sehat pada titik pantau mulai menurun jumlahnya.

Dari data-data diatas dapat dilihat bahwa kebakaran hutan berdampak secara langsung terhadap udara sebagai barang publik. Dengan adanya kebakaran hutan dan menurunya kualitas udara, akses masyarakat terhadap udara bersih sebagai barang publik menjadi terbatasi.

Asap yang dihasilkan dari kebakaran hutan ini merupakan sebuah Eksternalitas Negatif.

Dampak Terhadap Barang Publik lainnya

Pencemaran udara yang diakibatkan oleh kebakaran hutan ini juga berpengaruh kepada akses masyarakat terhadap barang publik lainnya, diantaranya adalah:

a. Jalan Raya

Pencemaran udara yang terjadi menyebabkan jarak pandang menjadi sangat minim. Sehingga sangat menyulitkan untuk pengendara yang menggunakan jalan raya.

b. Bandara

Pada tanggal 11 Maret 2014 sekitar 42 penerbangan di Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru dibatalkan karena jarak pandang di landasan pacu yang cukup rendah akibat diselimuti oleh kabut asap. Dan pada tanggal 13 15 Maret 2014 Enam belas maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II menghentikan seluruh penerbangannya.

c. Pendidikan

Tingkat Pencemaran udara akibat kebakaran hutan di Riau yang semakin parah, membuat pemerintah kota Pekanbaru terpaksa untuk meliburkan seluruh pelajar di Kota Pekanbaru pada tanggal 27 Februari 2014 hingga tanggal 1 Maret 2014. Kemudian karena bertambah parahnya kondisi udara di Pekanbaru, pemerintah kota Pekanbaru kembali meliburkan para pelajar dari tanggal 10 Maret 2014 hingga tanggal 12 Maret 2014. Pemerintah Kota Pekanbaru kembali memperpanjang masa libur bagi para pelajar hingga hari sabtu tanggal 15 Maret 2014 karena kondisi kabut asap yang bertambah parah.

KESIMPULAN

Dari data dan pembahasan yang ada dapat ditarik kesimpulan:

a. Kebakaran hutan menyebabkan pencemaran udara yang sangat parah, sehingga membatasi akses masyarakat terhadap udara bersih yang merupakan barang pubilik.

b. Pencamaran udara yang diakibatan kebakaran hutan ini juga berdampak terhadap barang publik lainnya yaitu diantaranya jalan raya, bandara, dan pendidikan.

DAFTAR REFERENSI

[1]Prawoto. Agus, Pengantar Keuangan Publik, BPFE Yogyakarta, 2011

[2]Kartika Mega. Ayoe, Public Goods (Barang Publik), http://kartikamega.blogspot.com/2012/03/public-goods-barang-publik.html

[3]Indeks Satndar pencemar Udara,

http://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Standar_Pencemar_Udara

[4]Pencemaran udara,

http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara

[5]Pengukuran Kualitas Udara ISPU KLH Di Wilayah Provinsi Riau,

http://www.menlh.go.id/pengukuran-kualitas-udara-ispu-klh-di-wilayah-provinsi-riau/