Dampak Cemaran Tumpahan Minyak Di Perairan Cilacap

10
Nama : Ahmad Fadlan NIM : 2602114420018 Mata Kuliah : Dampak Cemaran Terhadap Organisme dan Fisiologi Stress Dosen Pengajar : Dr. Ir. Ita Widowati, DEA DAMPAK CEMARAN TUMPAHAN MINYAK DI PERAIRAN CILACAP I. PENDAHULUAN Limbah minyak adalah buangan atau tumpahan yang berasal dari hasil eksplorasi produksi minyak, pemeliharaan fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan, pemrosesan, dan tangki penyimpanan minyak pada kapal laut serta akibat kerusakan peralatan yang menyebabkan minyak terbuang ke alam. Limbah minyak bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif. Limbah minyak merupakan bahan berbahaya dan beracun (B3), karena sifatnya, konsentrasi maupun jumlahnya dapat mencemarkan dan membahayakan lingkungan hidup, serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Polusi dari tumpahan minyak di laut merupakan sumber pencemar yang banyak menjadi focus perhatian masayarakat. Hal ini karena akibat yang dimunculkan sangat dirasakan oleh masyarakat di sekitar pantai dan tentunya sangat merusak makhluk hidup di sekitar pantai tersebut. Pencemaran minyak saat ini semkain banyak terjadi seiring banyaknya permintaan minyak yang membuat

description

Studi kasus kejadian kebocoran minyak di kawasan pesisir cilapcap yang membuat pantai penyu di cilacap menjadi tercemar.

Transcript of Dampak Cemaran Tumpahan Minyak Di Perairan Cilacap

Nama: Ahmad FadlanNIM: 2602114420018Mata Kuliah: Dampak Cemaran Terhadap Organisme dan Fisiologi Stress Dosen Pengajar: Dr. Ir. Ita Widowati, DEA

DAMPAK CEMARAN TUMPAHAN MINYAK DI PERAIRAN CILACAP

I. PENDAHULUANLimbah minyak adalah buangan atau tumpahan yang berasal dari hasil eksplorasi produksi minyak, pemeliharaan fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan, pemrosesan, dan tangki penyimpanan minyak pada kapal laut serta akibat kerusakan peralatan yang menyebabkan minyak terbuang ke alam. Limbah minyak bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif. Limbah minyak merupakan bahan berbahaya dan beracun (B3), karena sifatnya, konsentrasi maupun jumlahnya dapat mencemarkan dan membahayakan lingkungan hidup, serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya.Polusi dari tumpahan minyak di laut merupakan sumber pencemar yang banyak menjadi focus perhatian masayarakat. Hal ini karena akibat yang dimunculkan sangat dirasakan oleh masyarakat di sekitar pantai dan tentunya sangat merusak makhluk hidup di sekitar pantai tersebut. Pencemaran minyak saat ini semkain banyak terjadi seiring banyaknya permintaan minyak yang membuat pembangunan anjungan-anjungan pengeboran minyak lepas pantai meningkat.Pada tanggal 20 Mei 2015, berdasarkan hasil yang dirilis Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, telah terjadi kerusakan fasilitas bongkar muat cruide oil di Single Point Mooring (SPM) yang terletak 16 mil laut sebelah selatan pantai Cilacap yang menyebabkan adanya tumpahan minyak disekitar teluk penyu Cilacap.Akibat dari adanya tumpahan tersebut, para nelayan yang seharusnya pergi berlayan untuk menangkap ikan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membersihkan cemaran minyak. Ini dikarenakan dampak dari cearan tersebut, banyak ikan di perairan sekitar teluk Penyu Cilacap mati. Menurut Manajer Program Walhi Jateng Arief Zayyin menyatakan, tumpahan minyak akibat rusaknya fasilitas bongkar muat di Pantai Teluk Penyu Cilacap harus segera dilokalisasi dan diambil secepatnya. Menurut dia, dampak dari tumpahan minyak tersebut bisa merusak biota laut, baik itu terumbu karang maupun ikan yang ada di laut selatan, terutama di sekitar lokasi tumpahan. Ikan ikan yang hidup di bagian permukaan dipastikan tidak akan mampu bertahan lama dengan tumpahan minyak tersebut.

II. PENCEMARAN MINYAK DI LAUTMenurut Pertamina (2002), pencemaran minyak di laut berasal dari:a. Ladang minyak bawah lautb. Operasi Kapal Tankerc. Perbaikan/ Perawatan Kapald. Terminal bongkar muat tengah laute. Tangki bahan bakarf. Kecelakaan tankerg. DllLimbah minyak yang berasal dari minyak mentah terdiri dari ribuan konstituen pembentuk yang secara struktur kimia menjadi lima family yakni :a. Hidrokarbon jenuhb. Aromatikc. Aphalten dan Resind. Komponen non-hidrokarbone. Prophyrine

Proses Yang Terjadi Pada Tumpahan MinyakMinyak akan mengalami serangkaian perubahan/pelapukan (weathering) atas sifat fisik dan kimiawi. Sebagian perubahan tersebut mengarah pada hilangnya beberapa fraksi minyak dari permukaan laut, sementara perubahan lainnya berlangung dengan masih terdapatnya bagian material minyak di permukaan laut. Meskipun minyak yang tumpah pada akhirnya akan terurai/terasimilisi oleh lingkungan laut, namun waktu yang dibutuhkan untuk itu tergantung pada karakteristik awal fisik dan kimiawi minyak dan proses peluruhan (weathering) minyak secara alamiah.Beberapa faktor utama yang mempengaruhi perubahan sifat minyak adalah:a. Karaterisik fisika minyak, khususnya gravitasi spesifik, viskositas dan rentang didih;b. Komposisi dan karakteristik kimiawi minyak;c. Kondisi meteorologi (sinar matahari, kondisi oseanografi dan temperatur udara); dand. Karakteristik air laut (pH, gravitasi spesifik, arus, temperatur, keberadaan bakteri, nutrien, dan oksigen terlaut serta padatan tersuspensi).Weathering atau pelapukan minyak adalah proses penghamburan minyak yang tumpah hasil dari sejumlah proses kimia dan fisik yang mengubah komposisi. Minyak akan mengalami pelapukan dalam cara-cara yang berbeda. Beberapa prosesnya, seperti pada pendispersian alami minyak ke dalam air, mengakibatkan bagian dari minyak meninggalkan permukaan air laut, dan sisanya, seperti pada proses evaporasi atau formasi air pada emulsi minyak, mengakibatkan minyak yang tersisa pada permukaan dan tinggal dalam waktu lama (persisten).Hampir semua tumpahan minyak di lingkungan laut dapat dengan segera membentuk sebuah lapisan tipis di permukaan. Hal ini dikarenakan minyak tersebut digerakkan oleh pergerakan angin, gelombang dan arus, selain gaya gravitasi dan tegangan permukaan. Beberapa hidrokarbon minyak bersifat mudah menguap, dan cepat menguap. Proses penyebaran minyak akan menyebarkan lapisan menjadi tipis serta tingkat penguapan meningkat.

III. TUMPAHAN MINYAK DI CILACAP DAN DAMPAKNYA PADA EKOSISTEM LAUTBerdasarkan kondisi umum Alur Pelayaran di kawasan Cilacap, Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap merupakan satu-satunya pelabuhan di pantai selatan Pulau Jawa yang merupakan pintu gerbang perekonomian bagi daerah Jawa Tengah bagian selatan untuk perdagangan ekspor dan impor maupun pasar antar Pulau. Selain memiliki dermaga umum, terdapat beberapa perusahaan besar di Cilacap yang memiliki pelabuhan khusus tersendiri di luar pelabuhan tersebut, seperti Pelabuhan Minyak Pertamina UP IV dan pelabuhan semen milik Holcim.Hasil dari Liputan6.com menyebutkan bahwa kilang minyak region IV Cilacap meupakan kilang minyak terbesar yang memasok minyak ke penjuru negeri. Sekitar 60% kilang tersebut berkontribusi pada kebutuhan BBM di Pulau Jawa. Bahkan berkontribusi sekitar 33.3% dari kebutuhan BBM nasional.

Gambar 1. Kilang minyak Cilacap

Dari kondisi tersebut, wilayah perairan Cilacap memiliki resiko dampak pencemaran dari minyak sangat besar sekali melihat begitu besarnya aktivitas ekplorasi sumber daya alam minyak bumi di kawasan tersebut. Selama kegiatan eksplorasi yang pernah dilakukan di lokasi tersebut, telah banyak kejadian yang terjadi di kawasan tersebut. Mulai dari kebakaran pada tangki minyak tahun 2011, hingga kebocoran pada pipa penyalur minyak mentah pada tahun 2015.Kebocoran pada pipa penyalur minyak tanggal 20 Mei 2015 tersebut membuat hampir seluruh kawasan perairan di Cilacap khususnya pada teluk Penyu tertutupi oleh minyak mentah. Legal and General Affairs Manager Pertamina RU IV Cilacap Eko Hernanto menyebutkan pada saat kebocoran terjadi, ada sekitar 14 ribu liter crude oil (minyak mentah) pada pipa tersebut. Sebanyak 13 ribu liter lebih di antaranya berhasil disedot kembali, namun sekitar 800 liter lebih tercecer di atas laut.

Gambar 2. Kondisi Pantai Teluk Penyu di Cilacap yang tercemar tumpahan minyak.

Komponen minyak yang tidak dapat larut dalam air akan mengapung dan menyebabkan air laut berwarna hitam (Gambar 2). Adapun beberapa dari komponen minyak akan tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batu-batuan di pantai. Komponen hidrokarbon yang bersifat racun berpengaruh pada reproduksi, perkembangan, pertumbuhan dan perilaku biota laut terutama plankton serta dapat langsung berdampak pada kematian ikan. Kematian ini merupakan proses emulsifikasi yang membuat setiap pertumbuhan pada ikan terhenti. Mulai dari kematian pada telur, larva dan perkembangan embrio karena pada tahap ini kondisi biota laut sangat rentan dengan lingkungan yang tercemar (Fakhruddin, 2004) Menurut Smadhiharga (1995) dalam Misran (2002), ada 2 macam dampak yang dirasakan biota laut akibat pencemaran minyak yakni dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang. Pada jangka pendek, molekul hidrokarbon minyak dapat merusak membrane sel pada biota laut yang membuat keluarnya cairan sel dan terjadi penetrasi bahan tersebut ke dalam sel. Akibatnya berbagai jenis ikan dan udang akan mengalami penurunan mutu. Selain itu dampak langsung yang dapat terlihat adalah kematian pada ikan akibat kekurangan oksigen (Gambar 3)

Gambar 3. Kematian pada ikan akibat pencemaran minyak

Adapun pada dampak jangka panjang, lebih banyak mengancam biota yang masih muda. Sebagian senyawa minyak dapat dikeluarkan bersama-sama makanan dan sebgian lain dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein. Selain itu, sifat akumulasi ini dapat berpindah dan saling meneruskan melalui proses rantai makan. Sehingga biota lain dapat ikut tercemar walaupun tidak berada pada lokasi tumpahan minyak bahkan bisa sampai pada manusia. Dari hasil wawancara dengan para nelayan disekitar teluk Penyu, banyak diantara mereka tidak mengetahui kemana ikan-ikan disekitar tersebut pergi. Bahkan ada beberapa nelayan mendapatkan ikan sudah mati dengan warna hitam pekat. Oleh karena itu, aktivitas nelayan yang seharusnya berlayar mencari ikan menjadi terganggu dan hasil pendapatan mereka berkurang akibat adanya tumpahan minyak di perairan Cilacap.

Gambar 4. Berbagai cara dilakukan agar laut di periaran Cilacap bersih dari minyak

Untuk masalah pembersihan ceceran minyak yang ada di laut, berbagai cara dilakukan agar laut bisa kembali bersih dari minyak. Mulai dari cara konvensional yang dilakukan oleh warga higga cara canggih yang dilakukan oleh Pertamina yakni dengan melakukan oil spill boom untuk melokalisasi ceceran minyak, pemberian oil dispersant serta perbaikan pipa karet oleh tim penyelam bawah air.

IV. REFERENSIAnonim, Metode Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut. (agusnurul.blogspot.com)Fakhrudin. 2004. Dampak Tumpahan Minyak Pada Biota Laut. Career Development Network, Jakarta: Faculty of Engineering University of Indonesia.Misran, Erni. 2002. Aplikasi Teknologi Berbasiskan Membran Dalam Bidang Bioteknologi Kelautan Pengendalian Pencemaran. Medan: Digital Library Univertas Sumatera Utara.koran-sindo.comnews.detik.combisnis.liputan6.commongabay.co.id