Tumpahan Teluk Mexico
-
Upload
yuli-wicahyo -
Category
Documents
-
view
106 -
download
16
description
Transcript of Tumpahan Teluk Mexico
TUGAS
PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN (PLB3)
TUMPAHAN MINYAK DI TELUK MEKSIKO
Disusun Oleh :
YULI WICAHYO
25313042
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. i
1. Pendahuluan .................................................................................................................................................................... 1
1.1. Pengertian Minyak ............................................................................................................................................ 1
1.2. Pencemaran Minyak di Laut ........................................................................................................................ 2
1.3. Pengaruh Pencemaran Minyak Terhadap Ekosistem Laut .................................................... 4
2. Kronologis Insiden....................................................................................................................................................... 7
3. Penanganan Insiden Tumpahan Minyak ...................................................................................................... 9
4. Kesimpulan .................................................................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 14
1
1. PENDAHULUAN
1.1. PENGERTIAN MINYAK
Menurut Anneahira, Minyak mentah adalah minyak bumi yang baru dikilang
dari perut bumi. Minyak bumi bersama dengan batu bara dan gas alam merupakan
bahan bakar fosil, yaitu mineral-mineral yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan dan
hewan yang telah mati berjuta-juta tahun silam. Saat ini minyak menjadi sumber energi
utama bagi penduduk bumi.
Gambar 1 Anjungan pengeboran minyak
Selain sebagai sumber energi, minyak mentah dapat diproses menjadi berbagai
macam produk turunan yang biasa kita lihat dan gunakan sehari-hari, seperti bensin,
gas, minyak tanah, minyak pemanas, plastik, cat, pestisida, pelarut, kosmetik, obat-
obatan, dan beberapa jenis pakaian.
Minyak bumi adalah campuran komplek hidrokarbon plus senyawa organik,
yaitu dari sulfur, oksigen, nitrogen, dan senyawa lainnya yang mengandung konstituen
logam, terutama nikel, besi, dan tembaga.
Bahan minyak bumi adalah komposisi yang bervariasi, bukan bahan yang
uniform, tergantung pada lokasi bahannya, umur dari lapangan minyaknya, dan juga
tergantung pada kedalaman sumur untuk mengambil minyak tersebut.
2
Kandungan di dalam bahan minyak bumi parafinik yang ringan adalah
kandungan hidrokarbon yang isinya tidak kurang dari 97%. Sedangkan dalam
kandungan minyak buki jenis asphaltik berat, kandungan hidrokarbonnya paling
rendah sekitar 50%.
Di dalam minyak bumi terdapat perbandingan unsur-unsur yang sangat
bervariasi. Berikut ini unsur-unsur yang terdapat pada minyak bumi berdasarkan hasil
analisa adalah sebagai berikut :
Kandungan karbon sekitar 83-87%
Kandungan hidrogen sekitar 10-14%
Kandungan nitrogen sekitar 0,1-2%
Kandungan oksigen sekitar 0,05-1,5%
Kandungan sulfur sekitar 0,5-6%
Di dalam minyak bumi, kandungan hidrokarbon memiliki komponen-
komponen yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan. Berikut ini komponen
hidrokarbon dalam minyak bumi, yaitu sebagai berikut.
Komponen hidrokarbon golongan Parafinik
Komponen hidrokarbon golongan Naphthenik
Komponen hidrokarbon golongan Aromatik
1.2. PENCEMARAN MINYAK DI LAUT
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan
komponen lain ke dalam suatu sistem, dan atau berubahnya tatanan suatu sistem oleh
kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas dari sistem tersebut menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Berdasarkan PP No.19/1999, pencemaran laut diartikan sebagai masuknya/
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu
dan/atau fungsinya.
Sedangkan Konvensi Hukum Laut III mengartikan bahwa pencemaran laut
adalah perubahan dalam lingkungan laut termasuk muara sungai (estuaries) yang
3
menimbulkan akibat yang buruk sehingga dapat merusak sumber daya hayati laut
(marine living resources), bahaya terhadap kesehatan manusia, gangguan terhadap
kegiatan di laut termasuk perikanan dan penggunaan laut secara wajar, menurunkan
kualitas air laut dan mutu kegunaan serta manfaatnya (Kuncowati, 2010).
Gambar 2 Tumpahan minyak mentah di laut
Minyak Bumi tersebut merupakan senyawa kimia yang amat kompleks
sebagai gabungan dari senyawa hidrokarbon (dari unsur karbon dan hidrogen) dan non
hidrokarbon (dari unsur oksigen, sulfur, nitrogen dan trace metal).
Polusi dari tumpahan minyak di laut merupakan sumber pencemaran laut yang
selalu menjadi fokus perhatian masyarakat luas, karena akibatnya sangat cepat
dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan sangat signifikan merusak makhluk hidup
di sekitar pantai tersebut.
Pencemaran minyak semakin banyak terjadi sejalan dengan semakin
meningkatnya permintaan minyak untuk dunia industri yang harus diangkut dari
sumbernya yang cukup jauh, meningkatnya jumlah anjungan–anjungan pengeboran
minyak lepas pantai. dan juga karena semakin meningkatnya transportasi laut
(Anonim, 2011).
4
1.3. PENGARUH PENCEMARAN MINYAK TERHADAP EKOSISTEM LAUT
Komponen minyak yang tidak dapat larut di dalam air akan mengapung yang
menyebabkan air laut berwarna hitam. Beberapa komponen minyak tenggelam dan
terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di
pantai. Komponen hidrokarbon yang bersifat toksik berpengaruh pada reproduksi,
perkembangan, pertumbuhan, dan perilaku biota laut, terutama pada plankton, bahkan
dapat mematikan ikan, dengan sendirinya dapat menurunkan produksi ikan.
Akibat jangka pendek. Molekul hidrokarbon minyak dapat merusak membran
sel biota laut, mengakibatkan keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut
ke dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak,
sehingga menurun mutunya. Secara langsung minyak menyebabkan kematian pada
ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbon dioksida, dan keracunan langsung
oleh bahan berbahaya.
Akibat jangka panjang. Lebih banyak mengancam biota muda. Minyak di
dalam laut dapat termakan oleh biota laut. Sebagian senyawa minyak dapat
dikeluarkan bersama-sama makanan, sedang sebagian lagi dapat terakumulasi dalam
senyawa lemak dan protein. Sifat akumulasi ini dapat dipindahkan dari organisma satu
ke organisma lain melalui rantai makanan. Jadi, akumulasi minyak di dalam
zooplankton dapat berpindah ke ikan pemangsanya. Demikian seterusnya bila ikan
tersebut dimakan ikan yang lebih besar, hewan-hewan laut lainnya, dan bahkan
manusia.
Gambar 3 Dampak tumpahan minyak terhadap burung pelikan
5
Secara tidak langsung, pencemaran laut akibat minyak mentah dengan
susunannya yang kompleks dapat membinasakan kekayaan laut dan mengganggu
kesuburan lumpur di dasar laut. Ikan yang hidup di sekeliling laut akan tercemar atau
mati dan banyak pula yang bermigrasi ke daerah lain.
Minyak yang tergenang di atas permukaan laut akan menghalangi sinar
matahari masuk sampai ke lapisan air dimana ikan berdiam. Lapisan minyak juga akan
menghalangi pertukaran gas dari atmosfer dan mengurangi kelarutan oksigen yang
akhirnya sampai pada tingkat tidak cukup untuk mendukung bentuk kehidupan laut
yang aerob.
Gambar 4 Dampak tumpahan miinyak terhadap ikan paus
Lapisan minyak yang tergenang tersebut juga akan mempengaruhi
pertumbuhan rumput laut, lamun dan tumbuhan laut lainnya jika menempel pada
permukaan daunnya, karena dapat mengganggu proses metabolisme pada tumbuhan
tersebut seperti respirasi, selain itu juga akan menghambat terjadinya proses
fotosintesis karena lapisan minyak di permukaan laut akan menghalangi masuknya
sinar matahari ke dalam zona euphotik, sehingga rantai makanan yang berawal pada
phytoplankton akan terputus. Jika lapisan minyak tersebut tenggelam dan menutupi
substrat, selain akan mematikan organisme benthos juga akan terjadi perbusukan akar
pada tumbuhan laut yang ada.
6
Pencemaran minyak di laut juga merusak ekosistem mangrove. Minyak
tersebut berpengaruh terhadap sistem perakaran mangrove yang berfungsi dalam
pertukaran CO2 dan O2, dimana akar tersebut akan tertutup minyak sehingga kadar
oksigen dalam akar berkurang. Jika minyak mengendap dalam waktu yang cukup lama
akan menyebabkan pembusukan pada akar mangrove yang mengakibatkan kematian
pada tumbuhan mangrove tersebut. Tumpahan minyak juga akan menyebabkan
kematian fauna-fauna yang hidup berasosiasi dengan hutam mangrove seperti
moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota lainnya.
Minyak yang mengapung terutama sekali amat berbahaya bagi kehidupan
burung laut yang suka berenang di atas permukaan air, seperti auk (sejenis burung laut
yang hidup di daerah subtropik), burung camar dan guillemot ( jenis burung laut
kutub). Tubuh burung ini akan tertutup oleh minyak, kemudian dalam usahanya
membersihkan tubuh mereka dari minyak, mereka biasanya akan menjilat bulu-
bulunya, akibatnya mereka banyak minum minyak dan akhirnya meracuni diri sendiri.
Disamping itu dengan minyak yang menempel pada bulu burung, maka burung akan
kehilangan kemampuan untuk mengisolasi temperatur sekitar ( kehilangan daya sekat),
sehingga menyebabkan hilangnya panas tubuh burung, yang jika terjadi secara terus-
menerus akan menyebabkan burung tersebut kehilangan nafsu makan dan penggunaan
cadangan makanan dalam tubuhnya.
Peristiwa yang sangat besar akibatnya terhadap kehidupan burung laut adalah
peristiwa pecahnya kapal tanki Torrey Canyon yang mengakibatkan matinya burung-
burung laut sekitar 10.000 ekor di sepanjang pantai dan sekitar 30.000 ekor lagi
didapati tertutupi oleh genangan minyak. Pembuangan air ballast di Alaska sekitar
Pebruari-Maret 1970 telah pula mencemari seribu mil jalur pantai dan diperkirakan
paling sedikit 100 ribu ekor burung musnah (Anonim, 2011).
Pada Tugas ini penulis ingin membahas mengenai insiden kebocoran minyak
mentah yang mencemari Teluk Meksiko pada tahun 2010 olen British Petroleum (BP)
mulai dari kronologis, penanganan dan dampak yang ditimbulkan.
7
2. KRONOLOGIS INSIDEN
Pengeboran minyak di banyak negara belakangan ini mulai beralih ke kawasan
lepas pantai. Eksplorasi di medan yang sulit ini memerlukan penanganan tersendiri.
Begitu pula ketika terjadi semburan liar di lokasi pengeboran itu. Relief well dapat
menjadi salah satu solusinya.
Kasus ledakan atau blowout di sumur minyak yang mengakibatkan semburan
minyak hingga menimbulkan pencemarannya di perairan terjadi beberapa kali di
anjungan lepas pantai.
Salah satunya adalah ledakan sumur minyak Montara di Celah Timor,
Australia, yang terjadi pada 21 Agustus 2009. Kasus ini menimbulkan pencemaran
minyak di perairan Pulau Timor dan sekitarnya hingga menimbulkan kerugian Rp 247
miliar bagi pihak Indonesia.
Pada 20 April 2010 terjadi musibah serupa di anjungan pengeboran minyak di
lepas pantai yang berjarak 67 kilometer dari Louisiana, Amerika Serikat. Anjungan ini
dikelola perusahaan minyak British Petroleum (BP). Meledak dan tenggelamnya
anjungan itu menyebabkan lebih dari seribu barrel minyak per hari mencemari laut.
Berikut ini adalah kronologis terjadinya insiden tersebut (Suara Pembaruan, 2012) :
20 April 2010
Ledakan pengeboran minyak Deepwater Horizon, menewaskan 11 orang. Bor terbakar
selama 36 jam sebelum akhirnya tenggelam ke dasar laut.
Gambar 5 Anjungan pengeboran minyak yang terbakar
8
30 Mei 2010
Tumpahan minyak sampai ke pantai Louisiana dan AS mulai melakukan penyelidikan
kriminal.
6 Juni 2010
British Petroleum (BP) sepakat mengeluarkan dana US$20 miliar untuk membayar
klaim dari nelayan dan bisnis lainya yang terganggu akibat tumpahan minyak.
1 Juli 2010
Tumpahan minyak mencapai lebih dari 140 juta galon, terburuk dalam sejarah
tumpahan minyak.
8 September 2010
Dalam sebuah laporan setebal 193 halaman, BP menuduh kontraktor sumur
Halliburton dan pemilik bor Transocean bertanggung jawab atas insiden. Keduanya
membantah.
19 September 2010
BP berhasil menutup bocoran.
15 Desember 2010
AS resmi ajukan tuntutan hukum kepada BP dan rekannya.
12 Januari 2011
Laporan komisi pemerintah menyatakan penghematan BP menyebabkan bencana.
2 Maret 2012
Beberapa hari sebelum sidang, BP dan pengacara penggugat capai kesepakatan
penyelesaian.
15 Nov 2012
BP sepakat bayar US$4,5 miliar ke pemerintah AS, dua pejabat BP didakwa
pembunuhan dan mantan kepala eksekutif didakwa berbohong.
9
28 Nov 2012
BP untuk sementara waktu dilarang dari kontrak AS.
3. PENANGANAN INSIDEN TUMPAHAN MINYAK
Penanganan tumpahan minyak tidak dapat menghilangkan kontaminasi
minyak secara instan tetapi harus secara bertahap dan memakan waktu yang tidak
singkat. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penangannan tumpahan minyak
(oil spill) di laut adalah dengan cara melokalisasi tumpahan minyak menggunakan
pelampung pembatas (oil booms), yang kemudian akan ditransfer dengan perangkat
pemompa (oil skimmers) ke sebuah fasilitas penerima (reservoir) baik dalam bentuk
tangki ataupun balon. Langkah penanggulangan ini akan sangat efektif apabila
dilakukan di perairan yang memiliki hidrodinamika air yang rendah (arus, pasang-
surut, ombak, dll) dan cuaca yang tidak ekstrem.
Di musim panas tahun 2010, sekitar 47.000 orang dan 7.000 kapal terlibat
dalam proyek ini penanganan tumpahan di teluk Meksiko . Pada tanggal 3 Oktober
2012 , biaya yang dikeluarkan sebesar $ 850 juta , sebagian besar diganti oleh BP .
Pada Januari 2013 , 935 personil masih terlibat dimana pembersihan telah menelan
biaya lebih dari $ 14 miliar. Pada tahun 2012 , Markus Huettel , seorang ahli ekologi
dari Florida State University , menyatakan bahwa setidaknya 60 % masih belum
ditemukan dan diperkirakan menguap atau terdegradasi secara alami.
Berikut ini adalah langkah-langha yang digunakan dalam mengatasi tumpahan
minyak yang terjadi di Teluk Meksiko :
Menutup Sumber Kebocoran
Lubang pengeboran yang bocor tersebut selama lebih dari empat bulan telah
menyemburkan sekitar 700 juta liter minyak mentah berwarna coklat yang
mencemari berat lingkungan di Teluk Meksiko. Volume kebocorannya hanya kalah
oleh bencana kebocoran minyak pada saat Perang Teluk pertama tahun 1990-an
lalu.
10
BP memompakan campuran lumpur dan semen ke dalam lubang pengeboran.
Cara ini disebut dengan Operasi Static Kill. Static Kill adalah metode penyumbatan
lubang pengeboran dengan memompakan campuran lumpur pekat dan semen.
Dengan itu, minyak yang menyembur ditekan untuk kembali ke lapisan
cebakannya pada kedalaman sekitar 5.000 meter. Operasi penyumbatan ini
merupakan langkah pertama untuk menutup semburan minyak mentah di Teluk
Meksiko banyak (Anonim, 2013).
Pengeboran Sumur Pelepas Tekan
Selain melakukan penyumbatan terhadap sumber kebocoran, langkah lain
yang dilakukan adalah melakukan pengeboran sumur pelepas tekan atau lebih
dikenal dengan relief well. Dengan adanya sumur pelepas tekan ini diharapkan
tekanan yang ada di reservoir dapat berkurang dan dipindahkan selain agar minyak
tidak keluar lagi dari bekas bocoran juga agar eksploitasi minyak nantinya bisa
dilanjutkan mengingat cadangan minyak di teluk meksiko masih banyak (Anonim,
2013).
Pengumpulan Minyak
Pengumpulan tumpahan minyak yang terjadi di perairan dilakukan
menggunakan peralatan bernama oil boom. Minyak yang yang sudah terkumpul
akan memudahkan dalam penanganan selanjutnya. Pengumpulan minyak ini adalah
fase yang penting karena semakin cepat dilakukan maka akan semakin sedikit
minyak yang menyebar. Penggunaan oil boom efektif apabila arus pada perairan
tersebut tenang dikarenakan apabila arus perairan tersebut keras/berombak maka
minyak yang terperangkap dapat menyebar. Arus akan akan mendorong minyak
melewati oil boom. Untuk mencegah kontaminasi pada pantai, Pulau Lousiana
diberikan perlindungan berupa oil boom mengelilingi pulau tersebut.
Gambar 6 Penggunaan oil boom
11
Penggunaan Corexit Dispersant
Cara kerja dispersant adalah dengan memecah lapisan minyak menjadi tetesan
kecil (droplet) sehingga mengurangi kemungkinan terperangkapnya hewan ke
dalam tumpahan. Dispersan kimiawi adalah bahan kimia dengan zat aktif yang
disebut surfaktan (berasal dari kata : surfactants = surface-active agents atau zat
aktif permukaan). Ada dua jenis corexit dispersant yang digunakan yaitu Corexit
EC9500A and Corexit EC9527A. Bahan ini dipilih bukan karena paling efektif dan
tidak berbahaya tetapi lebih dikarenakan BP hanya memiliki 2 jenis dispersant
tersebut pada waktu itu.
Penggunaan corexit dispersant ini telah mendapat persetujuan dari EPA
(Environmental Protection Agency). Pada 2 Agustus 2010, EPA menyatakan
bahwa penggunaan corexit dispersant tidak lebih bahaya bagi lingkungan daripada
pencemaran oleh minyak itu sendiri. Penggunaan corexit dispersant dirasa paling
efektif karena dapat dengan cepat memecah lapisan minyak sehingga tidak
mencemari pantai. Tetapi berdasarkan study lebih lanjut di tahun 2012 ternyata
corexit dispersant menyebabkan minyak 52 kali lebih beracun dari sebelumnya dan
memudahkan PAH ( Polycyclic Aromatic Hydrocarbon) melakukan penetrasi ke
pantai dan mungkin ke air tanah. Sehingga digunakan dispersant lain yang lebih
aman.
Gambar 7 Cara kerja dispersant
12
Proses Pembersihan
Ada tiga cara yang dilakukan dalam proses pembersihan ini , yaitu :
pembakaran di tempat, penampungan dan pembersihan garis pantai. Pembakaran
ditempat dilakukan setelah minyak dikumpulkan menggunakan oil boom.
Pembakaran ini bertujuan mengubah fasa dari pencemar yang pada mulanya cair
menjadi gas. Gas yang dihasilkan juga tergolong gas berbahaya karena
mengandung dioxin. Hasil laporan EPA menyatakan bahwa dioxin yang dihasilkan
masih dibawah baku mutu yang dapat mempengaruhi kesehatan tetapi hasil yang
didapatkan oleh tim yang lain menyatakan ada pengaruhnya terhadap kesehatan
walaupun sedikit.
Cara yang kedua adalah penampungan menggunakan container atau tanker.
Alat yang digunakan adalah skimmer dan pompa. Setelah dikumpulkan dengan oil
boom, kemudian dilanjutkan dengan dengan proses skimming dan akhirnya disedot
ke dalam container dan selanjutnya akan diproses di temat lain. Cara terakhir
adalah pembersihan garis pantai yaitu dilakukan dengan pengerukan pasir atau
tanah yang tercemar, selain itu juga dilakukan pemotongan/pembersihan vegetasi
yang tercemar.
Gambar 8 Proses penampungan dan pembakaran
Degradasi biologis
Degradasi secara biologis atau lebih sering disebut dengan bioremediasi juga
dilakukan untuk menangani tumpahan minyak di Teluk Meksiko. Mikroorganisme
pemakan minyak seperti Alcanivorax borkumensis digunakan untuk menguraikan
minyak. Dari hasil penelitian, penggunaan mikroorganisme ini selain dari segi
keuntungannya yaitu mendegradasi minyak juga ditemukan dampak negatifnya
13
yaitu karena banyaknya mikroorganisme ini di laut dapat menyebabkan gangguan
kesehatan bagi penduduk Teluk Meksiko karena dikhawatirkan menyebabkan
iritasi kulit.
4. KESIMPULAN
Penanganan tumpahan minyak di Teluk Meksiko dilakukan secara baik dan
melibatkan berbagai lembaga. Hal ini menandakan bahwa pencemaran terhadap
lingkungan masih menjadi isu yang sangat besar sehingga harus segera ditangani.
Dengan banyaknya cara yang dilakukan dalam menangani tumpahan diharapkan
semakin sedikit dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Kuncowati. 2010. Pengaruh Pencemaran Minyak di laut Terhadap Ekosistem Laut.
[online]. 5 November 2013.
2. Anneahira. Hati-hati Dengan bahaya Minyak Mentah.
http://www.anneahira.com/minyak-mentah.htm , diakses pada 5 November 2013
3. Deepwater Horizon oil spill. http://en.wikipedia.org/wiki/Deepwater_Horizon_oil_spill ,
diakses pada 5 November 2013
4. Anonim. 2011. Pengaruh Pencemaran Minyak Terhadap Ekosistem Laut. http://abr26-
k1m14.blogspot.com/2011/04/pengaruh-pencemaran-minyak-terhadap.html, diakses
pada 5 November 2013
5. Nurul, Agus. 2011. Metode Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut.
http://agusnurul.blogspot.com/2011/02/metode-penanggulangan-tumpahan-mintak.html,
diakses pada 5 November 2013
6. Suara Pembaruan. 2012. Insiden Tumpahan Minyak BP Di Teluk Meksiko.
http://www.suarapembaruan.com/home/insiden-tumpahan-minyak-bp-di-teluk-
meksiko/27553, pada 5 November 2013