MAKALAH CILACAP

28
1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi dan komunikasi yang membuat pasar bebas berkembang kian pesat, mendorong setiap perusahaan untuk bekerja lebih keras agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Terlebih bagi perusahaan milik negara atau biasa disebut BUMN yang memiliki beberapa aturan tersendiri dari pemerintah dalam negerinya, sehingga memiliki keterbatasan- keterbatasan untuk mengembangkan ‘sayap’ perusahaannya lebih lebar lagi. Perusahaan- perusahaan swasta atau milik asing yang semakin menjamur, membuat perusahaan BUMN semakin kesusahan untuk bergerak karena terhimpit antara aturan dari pemerintah dalam negeri dan kemampuan bersaing perusahaan swasta yang berkembang dengan cukup signifikan. PT Pertamina merupakan perusahaan besar yang tentu saja dikenal masyarakat Indonesia dan mereka tahu bagaimana eksistensinya di pasar minyak dan gas bumi. Kebutuhan akan segala macam bentuk bahan bakar, mulai dari gas dan minyak seperti bahan bakar bensin dan oli menjadi kebutuhan yang high demand. PT Pertamina dulu adalah perusahaan yang dapat melakukan regulasi pasar pada segmen bahan bakar minyak, dalam hal ini yaitu bensin. Di Indonesia hanya terdapat SPBU dari PT Pertamina saja, tidak

Transcript of MAKALAH CILACAP

Page 1: MAKALAH CILACAP

1.1 Latar BelakangDalam era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi dan komunikasi

yang membuat pasar bebas berkembang kian pesat, mendorong setiap

perusahaan untuk bekerja lebih keras agar dapat bersaing dengan perusahaan

lain. Terlebih bagi perusahaan milik negara atau biasa disebut BUMN yang

memiliki beberapa aturan tersendiri dari pemerintah dalam negerinya,

sehingga memiliki keterbatasan-keterbatasan untuk mengembangkan ‘sayap’

perusahaannya lebih lebar lagi. Perusahaan-perusahaan swasta atau milik

asing yang semakin menjamur, membuat perusahaan BUMN semakin

kesusahan untuk bergerak karena terhimpit antara aturan dari pemerintah

dalam negeri dan kemampuan bersaing perusahaan swasta yang berkembang

dengan cukup signifikan.

PT Pertamina merupakan perusahaan besar yang tentu saja dikenal

masyarakat Indonesia dan mereka tahu bagaimana eksistensinya di pasar

minyak dan gas bumi. Kebutuhan akan segala macam bentuk bahan bakar,

mulai dari gas dan minyak seperti bahan bakar bensin dan oli menjadi

kebutuhan yang high demand. PT Pertamina dulu adalah perusahaan yang

dapat melakukan regulasi pasar pada segmen bahan bakar minyak, dalam hal

ini yaitu bensin. Di Indonesia hanya terdapat SPBU dari PT Pertamina saja,

tidak ada saingan atau kompetitor. Lalu semenjak dikeluarkannya UU Nomor

22 tahun 2001 yang menerangkan bahwa Pertamina tak lagi menjadi satu-

satunya lembaga yang mengenai perminyakan dan gas di Indonesia. Dari

kalimat yang terdapat dalam UU tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa PT

Pertamina tidak lagi perusahaan yang mengelola bensin secara tunggal dan

membawahi segala bentuk brand lain. Akan tetapi, kedudukan brand PT

Pertamina disamakan dengan brand dari perusahaan lain. Semua bentuk

perusahaan perminyakan yang berada di Indon[esia dibawahi oleh BP Migas.

Serta tak dapat dipungkiri bahwa dengan keluarnya UU tersebut, dirasa

sebagai angin segar oleh para kompetitor PT Pertamina yaitu Shell, Petronas,

Total, dan lain sebagainya. Hal ini membuat PT Pertamina semakin

mengembangkan dirinya untuk mampu bersaing dengan para kompetitor asing

tersebut.

Page 2: MAKALAH CILACAP

1.2 Sejarah Singkat

Sejarah Singkat Pertamina UP IV Cilacap

Penggunaan minyak bumi saat ini terus berkembang dan semakin

meningkat. Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi utama yang

masih digunakan, terutama untuk pembangkit tenaga listrik dan sebagai bahan

bakar untuk berbagai jenis mesin. Konsumsi minyak bumi terus meningkat

terutama untuk keperluan dalam negeri, diantaranya mencapai 34% sebagai

Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kebutuhan pulau Jawa. Berdasarkan UU

No.19/1960 tentang pendirian Perusahaan Negara dan UU No.44/1960 tentang

Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, maka pada tahun 1961 dibentuk

perusahaan negara sektor minyak dan gas bumi, yaitu PN Pertamina dan PN

Permina, yang bergerak dalam usaha eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan

pemasaran/distribusi.

Pada tahun 1971, terbit UU No.8/1971 yang menetapkan penggabungan

kedua perusahaan tersebut menjadi PN Pertamina, sebagai pengelola tunggal

dalam pemenuhan kebutuhan minyak dan gas bumi negara. Berdasarkan

Peraturan Pemerintah no. 31 th.2003 sebagai amanat dari pasal 60 UU no. 22

th 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi serta akta pendirian PT (PERSERO)

PERTAMINA yang dilakukan oleh Menteri Keuangan dilaksanakan

pengalihan Badan Hukum serta pengalihan Direksi dan Komisaris. Untuk itu,

perlu dibangun unit pengolahan minyak bumi guna memenuhi kebutuhan yang

meningkat tersebut. Dalam usaha tersebut, maka pada tahun 1974 dibangunlah

kilang minyak yang dirancang untuk mengolah bahan baku minyak mentah

dari Timur Tengah, dengan maksud selain untuk mendapatkan produk BBM,

juga untuk mendapatkan bahan dasar minyak pelumas dan aspal.

Pembangunan kilang minyak di Cilacap merupakan salah satu dari unit-

unit pengolahan yang ada di Indonesia. Pertamina Refinery Unit IV Cilacap

berada di bawah tanggung jawab Direktorat Pengolahan Pertamina. Refinery

Unit IV Cilacap ini merupakan unit pengolahan terbesar dan terlengkap hasil

produksinya. Pembangunan kilang minyak di Cilacap dilaksanakan dalam

Page 3: MAKALAH CILACAP

I

II

III

IV

VI

VVII

lima tahap yaitu Kilang Minyak I, Kilang Minyak II, Kilang Paraxylene,

Debottlenecking Project, dan Kilang SRU.

Unit-unit pengolahan minyak dan gas bumi yang dikelola oleh Pertamina

terbagi atas 7 lokasi yaitu :

1. RU I Pangkalan Brandan (Sumatra Utara), sudah tidak beroperasi sejak

tahun 2006.

2. RU II Dumai dan Sungai Pakning (Riau), kapasitas 170.000 barrel/hari

3. RU III Plaju dan Sungai Gerong (Sumatra Selatan ), kapasitas 135.000

barrel/hari.

4. RU IV Cilacap (Jawa Tengah), kapasitas 348.000 barrel/hari.

5. RU V Balikpapan (Kalimantan Timur), kapasitas 270.000 barrel/hari.

6. RU VI Balongan (jawa Barat), kapasitas 125.000 barrel/hari.

7. RU VII Kasim (Papua Barat), kapasitas 10.000 barrel/hari

Gambar 1.1 Lokasi Refinerry Unit Pertamina Seluruh Indonesia

Kilang Minyak Cilacap didirikan dengan maksud untuk menghasilkan

produk BBM dan non-BBM guna memenuhi kebutuhan dalam negeri yang

selalu meningkat dan mengurangi ketergantungan terhadap suplai BBM dari

luar negeri. Pembangunan kilang minyak di RU IV Cilacap dilaksanakan

Page 4: MAKALAH CILACAP

dalam dalam lima tahap yaitu Kilang Minyak I, Kilang Minyak II, Kilang

Paraxylene, Debottlenecking Project, dan Kilang SRU.

1.3 Lokasi

Pertamina UP IV Cilacap berlokasi di Jawa Tengah, diman refenery unit nya

berada di jalan Letjen HaryonoMT 77Lomanis, Cilacap.

1.4 Bahan Baku

Kilang I

Kilang Minyak I didesain untuk menghasilkan produk BBM dan

NBM (minyak dasar pelumas dan aspal). Oleh karena itulah bahan baku

kilang ini adalah minyak mentah dari Timur Tengah, yaitu Arabian Light

Crude (ALC) yang kadar sulfurnya cukup tinggi (sekitar 1,88%/berat).

Kandungan sulfur dalam minyak mentah dibutuhkan untuk menjaga

stabilitas oksidasi pada komponen Lube Base Oil. Kandungan sulfur

dalam aspal juga dapat meningkatkan ketahanan aspal terhadap

deformasi dan cuaca yang berubah-ubah. Namun, kandungan sulfur tidak

boleh terlalu tinggi supaya tidak menyebabkan korosi pada peralatan

proses. Sementara untuk saat ini, bahan baku kilang ini bukan hanya ALC

melainkan juga Iranian Light Crude (ILC) dan Basrah Light Crude (BLC).

Kilang II

Kilang II dirancang terutama untuk mengolah minyak mentah

dalam negeri karena sebelumnya minyak mentah dalam negeri diolah di

kilang minyak luar negeri kemudian baru masuk kembali ke Indonesia

dalam bentuk BBM dan cara seperti ini sangatlah tidak efisien. Kilang ini

mengolah minyak mentah dalam negeri yang kadar sulfurnya lebih

rendah daripada minyak mentah Timur Tengah. Awalnya, minyak mentah

domestik yang diolah merupakan campuran dari 80% Arjuna Crude

(kadar sulfurnya 0,1%/berat). Dalam perkembangannya, bahan baku yang

diolah adalah minyak cocktail yang merupakan campuran dari minyak

mentah dalam dan luar negeri.

Page 5: MAKALAH CILACAP

Mixed Crude(domestic&

import)230 MBSD

Middle East Crude 118 MBSD

FOC II

FOC I Paraxylene

LOC I/II/III

LPGGasolineKeroseneAvturADO/IDOIFOLSWR

LPGParaxyleneBenzeneRaffinateHeavy-AromateToluene

Base OilParafinicMinarexAspalSlack Wax

IFO

Long residue

Naphta

1.5 Proses

Secara umum diagram proses di PT. Pertamina RU – IV ditunjukkan oleh

gambar 1.2 ;

Deskripsi Proses

Page 6: MAKALAH CILACAP

Unit – unit yang terdapat di PT. Pertamina RU – IV secara garis besar dapat

dibagi menjadi 5 bagian yakni kilang FOC, kilang LOC, kilang Paraxylene,

kilang LPG, dan unit utilitas.

1. Kilang FOC

Kilang ini berfungsi sebagai penghasil produk bahan bakar minyak seperti

gasoline, diesel oil, avtur, kerosene, dan LPG. Unit ini dibagi menjadi 2

unit utama yakni kilang FOC I dan FOC II. Kilang FOC I mengolah

Arabian crude oil sementara kilang FOC II mengolah campuran minyak

domestic dan minyak impor. Unit – unit utama dalam kilang ini

ditunjukkan oleh tabel 1.1

Tabel 1.1 Unit – Unit Utama di Kilang FOC

Unit Terkait Fungsi

Unit 1100 dan 011 Crude

Distillating unit (CDU)

Memisahkan crude oil menjadi

fraksi – fraksinya (bahan bakar

minyak) didasarkan pada

“Boiling Range”

Unit 1200 dan 012Naphtha

Hydrotreater (NHT)

Menghilangkan kontaminan

dalam Naphtha (S,N,O, metal)

yang bersifat racun pada

katalis, unsur halide serta

menjenuhkan senyawa olefin

Unit 1300 Hydrodesulphurizer

(HDS)

Mengurangi senyawa sulfur

yang masih terdapat pada Light

Gas Oil (LGO) dan Heavy Gas

Oil (HGO) dari CDU

Unit 1400 dan 014 Platformer

Unit

Menaikkan angka oktan

menjadi lebih tinggi, untuk

capuran blending gasoline atau

premium.

Unit 1500 Propane

Manufacturing Facilities (PMF)

Memisahkan unsur C1 dan C2

dari gas hasil sampingan

Page 7: MAKALAH CILACAP

produk Platformer dan

digunakan sebagai bahan baku

LPG

Unit 1600 dan unit 016 Merox

Treater unit

Sebagai pemurni kerosene

sehingga mencapai smoke point

dengan cara menginjeksikan

Anti Static Additive

Unit 013 AH Unibon Unit Memerbaiki Smoke Point

kerosene agar tercapai smoke

point minimal 17 mm

Unit 15 LPG Recovery Unit Memisahkan LPG propane dan

LPG butane yang berasal dari

unit platformer

Unit 018 Thermal Distillate

Hydrotreating Unit

Mengolah LGO dan HGO dari

Visbreaker agar diperoleh

diesel oil dengan indeks sekitar

45 dan flash point tidak kurang

dari 1450F

Unit 018 Visbreaker Mengolah minyak fraksi berat

menjadi fraksi ringan dengan

cara cracking menggunakan

media pemanas.

Secara umum, diagram proses di kilang FOC I dan II dapat dilihat pada

lampiran.

2. Kilang LOC

Kilang ini berfungsi untuk memproduksi Lube base oil yang akan

digunakan sebagai bahan baku minyak pelumas. Kilang ini dibagi menjadi

3 unit utama yakni kilang LOC I, LOC II, LOC III. Unit – unit utama

dalam kilang ini dapat dilihat pada table 1.2

Tabel 1.2 Unit Terkait di Kilang LOC

Page 8: MAKALAH CILACAP

Unit – unit terkait Fungsi

High Vacuum Unit Memisahkan fraksi Distillate dengan

Short Residue. Proses dengan

menggunakan Distilasi vakum untuk

menghindari terjadinya cracking

Propane Deasphalting Unit Memisahkan fraksi aspal dengan

DAO menggunakan prinsip ekstraksi

dengan pelarut propane

Furfural Extraction Unit Memisahkan komponen aromatic

pada dasar base oil sehingga memiliki

VI dan kestabilan tinggi

MEK Dewaxing Unit Memisahkan komponen wax pada

bahan dasar base oil sehingga

memiliki pour point yang rendah

dengan prinsip ekstraksi

menggunakan pelarut MEK dan

Toluen

HTU (Hydrotreating Unit) Menghilangkan komponen impuritis

dan juga untuk menaikkan bilangan

VI

Secara umum blok diagram kilang LOC dapat dilihat pada lampiran.

3. Kilang Paraxylene

Kilang ini berfungsi untuk memproduksi Paraxylene yang merupakan

bahan baku pabrik Purified Terepthalic Acid di Pertamina RU-III yang

dapat digunakan sebagai bahan baku pembuat tekstil. Unit – unit utama

pada kilang ini dapat dilihat pada tabel 1.3

Tabel 1.3 Unit Terkait di Kilang Paraxylene

Unit – unit terkait Fungsi

Unit R2 Naphtha Hydrotreater Memersiapkan heavy naphtha yang

terbatas dari kontaminasi berbagai

Page 9: MAKALAH CILACAP

impurities

Platformer dan CCR Mengolah senyawa paraffinic dan

naphthenic yang terdapat pada

treated naphtha menjadi senyawa

aromatic

Sulfolane Unit Memisahkan gugus aromat dari

gugus non aromatic

Tatoray Process Unit Menkonversi Toluene menjadi

Benzene dan campuran Xylene

Xylene Fractionation Unit Memisahkan capuran antara xylene

dengan C9 aromat dan lainnya

Paraxylene Extraction Process Unit Proses pemisahan kontinyu untuk

adsorbsi selektif dari campuran

isomernya.

Isomar Process Unit Proses isomerisasi katalis mengubah

C8 aromat menjadi campuran yang

seimbang dengan menggunakan

noble metal catalyst

Secara umum blok diagram kilang Paraxylene dapat dilihat pada

lampiran

4. Kilang LPG

Kilang ini berfungsi memproduksi LPG untuk kebutuhan masyarakat

Indonesia, khususnya yang tinggal di pulau Jawa. Unit – unit utama yang

ada di kilang ini adalah :

1. Utility

2. Gas treating Unit

3. LPG Recovery

4. Sulfur Recovery

5. Tail Gas Unit

6. Refrigerant

Secara umum proses di kilang LPG dapat dilihat pada lampiran

Page 10: MAKALAH CILACAP

5. Unit Utilitas

Unit ini berfungsi sebagai penyedia energi listrik, pengelolaan air untuk

seluruh sarana dan prasarana pabrik, pengolahan udara untuk pabrik dan

pusat pengolahan limbah pabrik. Unit utilitas terdiri dari 4 unit utama

yaitu:

1. Pembangkit Tenaga Listrik

2. Steam Generator Unit

3. Cooling Water System

4. Unit Sistem Udara Tekan

UNIT PENUNJANG PRODUKSI

Unit penunjang produksi didirikan bertujuan untuk melengkapi unit utama,

membantu kemudahan penanganan unit utama ataupun untuk mengelola

produk samping sehingga menghasilkan bahan yang berguna.

A. Oil Movement

Unit ini bertanggung jawab dalam menangani pergerakan minyak baik

dalam maupun ke luar kilang terlebih dengan kondisi kilang yang

memiliki kapasitas pengolahan 348.000 barel/hari.

Tugas dan tanggung jawab bagian ini antara lain :

Menerima crude oil dan menyalurkannya ke unit FOC I dan FOC

II

Menerima stream dari unit FOC I dan FOC II

Menyiapkan feed untuk secondary processing

Menyalurkan produksi dari secondary/tertiary processing

Menyalurkan produksi dari kilang ke tangki penampungan

Melaksanakan blending produk menjadi finishing produk

Pemompaan hasil-hasil minyak ke kapal, Perbekalan Dalam Negeri

(PDN), dan Own Use

Melakukan slpos/ballast recovery

Page 11: MAKALAH CILACAP

Untuk menunjang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut,

tersedia fasilitas dan peralatan operasi antara lain :

Dermaga, untuk bongkar muat crude oil, BBM, dan NBM

Tangki-tangki, untuk penampungan crude, produk dan slpos

Pipa-pipa, untuk pemompaan feed ke kilang, blending, produk dll

Oil Catcher (CPI), untuk menampung minyak yang tercecer dari

bocoran pipa-pipa, pengedrainan tangki, dari parit dan holding

basin

Holding basin yang berhubungan dengan CPI berfungsi untuk

mengembalikan atau memperbaiki kualitas air buangan, terutama

mengembalikan kandungan oksigen

Silencer untuk mengurangi kebisingan

Groyne sebagai sarana pelindung pantai dari kikisan gelombang

laut

B. Laboratorium

Bagian laboratorium memegang peranan penting di kilang, karena dari

laboratorium ini data-data tentang raw material dan produk akan

diperoleh. Dengan data-data yang diberikan maka proses produksi

akan selalu dapat dikontrol dan dijaga standar mutu sesuai dengan

spesifikasi yang diharapkan.

Bagian laboratorium berada di bawah Manajer Kilang yang

mempunyai tugas pokok :

Sebagai pengontrol kualitas bahan baku, apakah sudah memenuhi

persyaratan yang diperkenankan atau tidak.

Sebagai pengontrol kualitas produk, apakah sudah memenuhi

standar yang berlaku atau belum.

Bahan-bahan yang diperiksa di laboratorium ini adalah :

• Crude Oil

• Stream product FOCI/II, LOCI/II/III, dan paraxylene

• Utilities : water, steam, fuel oil, fuel gas, chemical agent, dan

katalis

• Intermediate product dan finishing product.

Page 12: MAKALAH CILACAP

Dalam pelaksanaan tugas, bagian laboratorium dibagi menjadi

Laboratorium Pengamatan, Laboratorium Analitik dan Gas,

Laboratorium Litbang, dan Ren. ADM/ Gudang/ Statistik.

C. Unit Nitrogen PlantNitrogen pada kilang ini diperlukan untuk CCR sistem dan tangki

tailing. Kapasitas Nitrogen plant ini adalah:

N2 gas : 800 Nm3/jam

N2 liquid : 130 Nm3/jam

Udara dilewatkan melalui suction filter untuk menghilangkan debu-

debu, selanjutnya ditekan dan dimasukkan ke dalam absorber,

kemudian didinginkan sampai kira-kira 5oC pada ciller unit.

D. Hot Oil System Unit

Walaupun tidak langsung dengan proses, unit ini sangat penting

keberadaannya karena merupakan sumber panas bagi unit-unit lain,

antara lain untuk menguapkan pelarut pada pelarut recovery. Prinsip

operasinya adalah secara kontinyu dalam sirkulasi tertutup.

E. Sour Water Stripper

Unit ini berfungsi untuk membersihkan air buangan dari crude

distiling unit, hydrodesulfurizer unit dan unit lain yang masih banyak

mengandung amoniak, sulfida dan kotoran-kotoran lain berupa sisa-

sisa minyak sehingga apabila langsung dibuang akan memberikan bau

dan mengakibatkan terjadinya polusi air. Pada proses pembersihan air

ini digunakan LP steam sebagai separating agent (zat pembersih) di

dalam packed colom. Hasil atas yang berupa uap/gas sebagai bahan

bakar pada crude heater, sedang airnya dikirim ke corrugated plate

interceptor (CPI) untuk mengambil minyak yang masih terikat. Unit

ini didesain untuk mengolah 32,3 m3/jam (733 ton/hari) sour water

dengan perkiraan kandungan H2S sebesar 29 Kg/jam (0,7 ton/hari) dan

kandungan NH3 sebesar 7 Kg/jam (0,16 ton/hari).

Page 13: MAKALAH CILACAP

F. Sulfur Recovery Unit

Sulphur Recovery Unit (SRU) didirikan untuk memisahkan acid gas

dari amine regeneration di gas treating unit (GTU), dirubah menjadi

H2S dalam bentuk gas menjadi sulfur cair dan dalam bentuk gas sulfur

untuk bisa dikirim atau di eksport ke luar negeri…. Untuk dapat d

produksi kembali menjadi produk yg bermanfaat.. sehingga sangat

minim sulfur yg tebruang keluar

G. Tail Gas Unit

` TGU (Tail Gas Unit) dirancang untuk mengolah acid gas dari sulphur

recovery unit (SRU). Semua komponen sulfur diubah menjadi H2S untuk

dihilangkan di unit PGU absorber, arus recycle kembali ke unit SRU dan

sebagian dibakar menjadi jenis sulfur yang terdiri dari SOx kemudian

dibuang ke atmosfer.

1.6 Produk

Produk – produk yang dihasilkan Pertamina RU – IV adalah BBM, nonBBM,

maupun petrokimia. FOC I dan II memproduksi BBM maupun Non BBM

sedangkan LOC I, II, III memproduksi minyak dasar pelumas. KPC memproduksi

berbagai macam petrokimia yang komersial. Pada tabel 7.1 dan 7.2 dapat dilihat

jenis produk yang diproduksi oleh FOC I, II dan LOC I, II, III serta KPC.

Tabel 7.1 Produk dari FOC I dan II

Fuel Oil Complex I Fuel Oil Complex II

BBM Non BBM BBM Non BBM

Premium LPG Premium LPG

Kerosene Avtur Kerosene Naphtha

ADO / IDO Naphtha ADO / IDO LSWR

Long Residu IFO

Sumber : PT. Pertamina RU – IV Cilacap

Page 14: MAKALAH CILACAP

Tabel 7.2 Produk dari LOC I, II, III dan KPC

LOC I LOC II LOC III KPC

Minarex – A

Minarex – B Paraxylene

Slack Wax Slack Wax Benzene

Parafinic – 95 Minarex – H Asphalt LPG

Parafinic – 60 Asphalt Slack Wax Raffinate

Asphalt VGO Heavy Aromate

VGO Toluene

Base Oil Group I

HVI – 60 Base Oil Group II Base Oil Group III

HVI – 95 LMO – 95 LMO – 4

HVI – 160S MMO – 160S MMO – 8

HVI – 650

Sumber : PT. Pertamina RU – IV Cilacap

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai produk – produk yang

dihasilkan Kilang Paraxylene Cilacap (KPC):

Bahan – bahan petrokimia diproduksi oleh KPC menghasilkan 590.000

ton/tahun produk dengan produk utama paraxylene dan benzene serta

produk sampingan raffinate, heavy aromate, dan toluene.

A. Paraxylene

Produk Paraxylene sebagian diekspor ke luar negeri bersama dengan

benzene dan sebagian lagi digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan

baku Pusat Aromatik di Pertamina RU – III, Plaju. Di kilang tersebut,

paraxylene diolah menjadi Purified Therepthalic Acid (PTA) yang

selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bagi industry tekstil.

Spesifikasi paraxylene yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel 7.3

Tabel 7.3 Spesifikasi Paraxylene Pertamina RU – IV

Page 15: MAKALAH CILACAP

Karakteristik Metode Spesifikasi

Purity, %wt ASTM – D 3798 Min 99,65

Appeareance at 300C Visual C & B without sediment

Bromine Index ASTM – D 1492 Max 200

Color Saybolt ASTM – D 156 Min +25

Distillation Range 0C ASTM – D 850 20C (include 138,40C)

Doctor Test ASTM – D 235 Negative

Orto – Xylene, %wt ASTM – D 3798 Max 0,1

Meta – Xylene, %wt ASTM – D 3798 Max 0,25

Non – Aromatics, %wt ASTM – D 3798 Max 0,20

Sumber : PT. Pertamina RU – IV Cilacap

B. Benzene

Benzene dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar industri petrokimia.

Produk ini tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestic,

seluruhnya diekspor ke luar negeri

C. Heavy Aromate

Kapasitas produksi Heavy Aromate adalah 11.461 ton/tahun. Produk ini

dimanfaatkan sebagai solvent dan dipasarkan di dalam negeri dalam

bentuk cair. Spesifikasi Heavy Aromate yang diproduksi oleh Pertamina

dapat dilihat pada tabel 7.4

Tabel 7.4 Spesifikasi Heavy Aromate Pertamina RU – IV

Sifat Satuan Metode Spesifikasi

Warna ASTM ASTM D –

1500

4 max

Penampakan Visual Bening

Spec Gravity 600/600 F ASTM D –

1298

0,875 – 0,930

Flash point PMcc 0F ASTM D – 93 130 min

Cu Stripp pada 1000C/ 3

jam

ASTM D – 130 No. 1 max

Page 16: MAKALAH CILACAP

Mixed Aniline Point 0C ASTM D – 611 16 max

Distillation ASTM D – 86

IBP 0C 160 min

FBP 0C 350 max

Aromatic Content %berat UOP 744 97 min

Sumber : PT. Pertamina RU – IV Cilacap

D. Toluene

Produk toluene cair yang diproduksi Pertamina RU – IV dipasarkan di

dalam negeri sebanyak 12.127 ton/tahunnya. Produk ini dimanfaatkan

sebagai bahan baku untuk pembuatan TNT, solvent, pewarna, pembuatan

resin, bahan pembuat parfum, pembuatan plasticizer, dan obat – obatan.

Spesifikasi toluene yang diproduksi Pertamina RU – IV dapat dilihat pada

tabel 7.5

Tabel 7.5 Spesifikasi Toluene Pertamina RU – IV

Sifat Satuan Metode Spesifikasi

Penampakan Visual Cairan bening

yang bebas dari

sedimen atau

kabut, diamati

pada 65 – 780C

Real Desity pada

15,556/15,56 0C

Real Density pada 200C

gr/cc ASTM D -4052

ASTM D - 4052

0,869 – 0,873

0,865 – 0,870

Warna Pt.Co ASTM D – 1209 20 max

Acid Wash Color ASTM D – 848 2 max

Keasaman ASTM D – 847 Tidak ada asam

Komponen Sulfur ASTM D – 853 Tidak ada sulfur

Distillation Range 0C ASTM D – 850 Tidak lebih dari

10C termasuk

110,60C

Page 17: MAKALAH CILACAP

Komposisi Tembaga

Total Non – Aromatik %vol

ASTM D – 849

ASTM D – 4492

Passes

1,5% vol max

Sumber: PT. Pertamina RU – IV Cilacap

1.7 Distribusi

Kilang Cilacap setiap hari memproduksi bahan bakar 348.000 barel.

Sebanyak 60% didistribusikan di Pulau Jawa, sedangkan sekitar 34% dipasok ke

seluruh wilayah Indonesia.

Page 18: MAKALAH CILACAP

Tugas Teknik Migas

PT.Pertamina UP IV Cilacap

Disusun Oleh :

Kelompok

1. Ahmad Banuaji 0611 4041 1494

2. Erik Saputra 0611 4041 1499

3. Moch. Fariz Dimyati 0611 4041 1505

4. Zurriyati 0611 4041 1515

Dosen Pengajar : Zurohaina, S.T M.T

Page 19: MAKALAH CILACAP

JURUSAN TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2013

Tugas Teknik Migas

PT.Pertamina UP VI Balongan

Disusun Oleh :

Kelompok

1. Ahmad Banuaji 0611 4041 1494

2. Erik Saputra 0611 4041 1499

3. Moch. Fariz Dimyati 0611 4041 1505

4. Zurriyati 0611 4041 1515

Dosen Pengajar : Zurohaina, S.T M.T

Page 20: MAKALAH CILACAP

JURUSAN TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2013