Dalil Tentang Kerja Dan Kehidupan Manusia Menurut Islam

6
sumber : Alfat, Masan dkk, (1994) Aqidah Akhlak, PT Karya Toh Putra, Semarang http://library.walisongo.ac.id/ DALIL TENTANG KERJA DAN KEHIDUPAN MANUSIA MENURUT ISLAM Dalil merupakan bukti yang dapat dijadikan sebagai petunjuk untuk menyatakan sesuatu itu benar atau salah. Kebenaran dan kesalahan dapat diyakini jika ada bukti- bukti atau alasan yang kuat yang menyatakan bahwa sesuatu itu benar atau salah. Bukti itulah yang disebut dalil. Dalil dapat terbagi menjadi dua macam, yaitu: 1) Dalil aqli Dalil aqli merupakan petunjuk yang didasarkan pada akal. Dimana bukti-bukti atau alasan tentang sesuatu itu benar atau salah didasarkan atas pertimbangan akal sehat manusia. Dalil aqli dapat digunakan untuk membicarakan ilmu aqidah. Secara ringkas pandangan Ahli Sunah tentang penggunaan akal, yaitu: Syari’ar didahulukan atas akal, karena syariat itu ma’shum sedang akal tidak ma’shum. Akal mempunyai kemampuan mengenal dan memahami yang bersifat global, tidak bersifat terperinci. Apa yang benar dari hukum-hukum akal pasti tidak bertentangan dengan syari’at. Apa yang salah dari pemikiran akal adalah apa yang bertentangan dengan syari;at. Akal tidak dapat menentukan hukum tertentu atas sesuatu sebelum datangnya wahyu, walaupun secara umum akal dapat mengenal dan memahami yang baik dan yang buruk. Karena penentuan wajib dan haram merupakan syari’at.

description

tugas agama

Transcript of Dalil Tentang Kerja Dan Kehidupan Manusia Menurut Islam

Page 1: Dalil Tentang Kerja Dan Kehidupan Manusia Menurut Islam

sumber : Alfat, Masan dkk, (1994) Aqidah Akhlak, PT Karya Toh Putra, Semarang http://library.walisongo.ac.id/

DALIL TENTANG KERJA DAN KEHIDUPAN MANUSIA MENURUT ISLAM

Dalil merupakan bukti yang dapat dijadikan sebagai petunjuk untuk menyatakan sesuatu itu benar atau salah. Kebenaran dan kesalahan dapat diyakini jika ada bukti-bukti atau alasan yang kuat yang menyatakan bahwa sesuatu itu benar atau salah. Bukti itulah yang disebut dalil.

Dalil dapat terbagi menjadi dua macam, yaitu:

1) Dalil aqliDalil aqli merupakan petunjuk yang didasarkan pada akal. Dimana

bukti-bukti atau alasan tentang sesuatu itu benar atau salah didasarkan atas pertimbangan akal sehat manusia. Dalil aqli dapat digunakan untuk membicarakan ilmu aqidah.

Secara ringkas pandangan Ahli Sunah tentang penggunaan akal, yaitu: Syari’ar didahulukan atas akal, karena syariat itu ma’shum sedang akal

tidak ma’shum. Akal mempunyai kemampuan mengenal dan memahami yang bersifat

global, tidak bersifat terperinci. Apa yang benar dari hukum-hukum akal pasti tidak bertentangan

dengan syari’at. Apa yang salah dari pemikiran akal adalah apa yang bertentangan

dengan syari;at. Akal tidak dapat menentukan hukum tertentu atas sesuatu sebelum

datangnya wahyu, walaupun secara umum akal dapat mengenal dan memahami yang baik dan yang buruk. Karena penentuan wajib dan haram merupakan syari’at.

Balasan atas pahala dan dosa ditentukan oleh syari’at.Jadi akal dapat dijadikan dalil jika sesuai dengan Al-Qur’an dan

As-Sunah atau tidak bertentangan dengan keduanya..2) Dalil naqli

Dalil naqli merupakan bukti-bukti atau alasan tentang kebenaran atau ketidakbenaran sesuatu berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Kebenaran dalil naqli bersifat mutlaq dan berlaku di segala tempat dan waktu.

Dalil Aqli tentang Kerja yang didasarkan atas Hadits dan Al-Qur’an

Page 2: Dalil Tentang Kerja Dan Kehidupan Manusia Menurut Islam

“Sesungguhnya semua pekerjaan atau perbuatan itu tergantung pada niat-niat yang dimilik para pelakunya, jika tujuannya tinggi (mencari ridho Allah) maka ia akan mendaptkan nilai kerja yang tinggi, dan jika ia tujuannya rendah (seperti mencari popularitas, mencari wanita) maka ia akan mendapatkan nilai kerja yang rendah serendah tujuannya” " (H.R. Bukhari Muslim)

Dalil aqli: hadits tersebut menjelaskan bahwa nilai kerja manusia tergantung kepada komitmen (niat) yang melatari kerja itu. Tinggi rendahnya nilai kerja diperoleh sesuai dengan tujuan serta komitmennya. Oleh karena itu niat berfungsi sebagai sebagai sumber motivasi batin untuk mengerjakan sesuatu, kalimat tersebut maksudnya seorang muslim harus dituntut untuk bekerja dengan niat karena Allah dan Rasulnya. Karena hakekatnya umat Islam dalam mengerjakan sesuatu harus mencari ridha Allah, intinya seorang muslim tidak boleh melakukan sesuatu secara sembarangan, bersikap seenaknya, dan secara acuh tak acuh. Sebab hal tersebut dapat membuat niat menjadi absurd , karena tidak ada rasa tulus dan kesejatian.

"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung". (Q.S. AlJumuah: 10)

Dalil Aqli: Maksud dari ayat di atas adalah hendaknya kita beribadah sebagaimana yang diwajibkan. Namun di sisi lain kita juga harus mencari rizki atau bekerja. Bersamaan dengan itu, kita harus senantiasa ingat kepada Allah. Yakni memenuhi semua ketentuan etis dan akhlak dalam berkerja itu. Dengan menginsyafi pengawasan dan perhitungan Allah terhadap setiap bentuk kerja kita. Karena sejatinya manusia adalah makhluk pencari kerja. Apapun level dan profesinya, pekerjaan adalah bagian dari tuntutan untuk mempertahankan kehidupan.

Dalam perspektif Islam, bekerja adalah aktivitas ibadah yang melibatkan

Allah dan manusia secara bersama-sama. Disatu sisi memperoleh

pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak adalah satu diantara

ketentuan Allah. Sedangkan sisi lainnya adalah usaha optimal manusia itu

sendiri.

Page 3: Dalil Tentang Kerja Dan Kehidupan Manusia Menurut Islam

Dalil Aqli tentang Kehidupan manusia berdasarkan tujuannya menurut Islam :

Allah adalah Pencipta, Penguasa dan Pemilik alam semesta. Allah telah mencipta manusia dan menyediakannya tempat tinggal sementara di muka bumi. Allah telah mengaruniakan manusia akal untuk berfikir serta telah memberi kepadanya kemampuan untuk membedakan di antara yang hak dengan yang batil.

Manusia telah ditugaskan untuk menjadi khalifah Allah di muka bumi. Oleh karena itu ia dituntut untuk beriman dan patuh kepada segala perintah dan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh-Nya. Dengan akal, daya ikhtiar dan kemampuan memilih manusia bebas sama ada untuk beriman atau kufur kepada Allah. Tetapi manusia diingatkan bahawa tempat mereka di bumi tidak kekal.

Untuk membolehkan manusia melaksanakan tugasnya, maka Allah mengutuskan kepada manusia para rasul dan nabi-nabi berserta syariat dan kitab-kitab sebagai panduan dan bimbingan hidup mereka. Rasulullah s.a.w adalah rasul yang terakhir, membawa syariat dan kitab terakhir bagi panduan seluruh manusia hingga akhir zaman.

Manusia diperintahkan beriman kepada Rasulullah s.a.w. Ia dituntut untuk menyebarkan risalah Islam yang dibawa oleh Rasulullah s.a.w. Manusia yang beriman ditugaskan untuk menyeru manusia yang terseleweng untuk kembali kepada jalan yang benar.

Manusia juga dituntut agar membina diri dan membangunkan seluruh masyarakatnya menurut ajaran yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah s.a.w.

Apabila tiba masanya setiap manusia akan mati. Selepas itu apabila telah tiba masanya seluruh alam ini pula dibinasakan oleh Allah. Sebaik sahaja manusia dibangkitkan semula, semua manusia akan dikumpulkan untuk dihisab. Pada hari itu tahulah manusia tempat kediaman mereka yang sebenar di akhirat.

Aplikasi dari Kesuksesan Karier dan Pekerjaan Rasulullah saw. :a) Rasul selalu bekerja dengan cara terbaik, profesional, dan tidak asal-

asalan. Beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah menginginkan jika salah seorang darimu bekerja, maka hendaklah meningkatkan kualitasnya.”

b) Rasul melakukannya dengan manajemen yang baik, perencanaan yang jelas, pentahapan aksi (aktif), dan adanya penetapan skala prioritas. Jadi

Page 4: Dalil Tentang Kerja Dan Kehidupan Manusia Menurut Islam

Rasul melakukan pekerjaan harus mengacu pada tujuan yang ingin diperoleh sehingga timbul dorongan yang kuat untuk aktif bekerja.

c) Rasul tidak menyia-nyiakan kesempatan sekecil apapun. Karena sesuai sabda beliau: “Barangsiapa yang dibukakan pintu kebaikan, hendaknya dia mampu memanfaatkannya,karena ia tidak tahu kapan ditutupkan kepadanya.”

d) Rasul selalu memperhitungkan masa depan. Beliau merupakan sosok yang visioner, sehingga segala aktivitasnya benar-benar terarah dan terfokus.

e) Rasul tidak pernah menangguhkan pekerjaan, beliau bekerja secara tuntan dan berkualitas.

f) Rasul bekerja secara berjemaah dengan mempersiapkan (membentuk) tim yang solid yang percaya pada cita-cita bersama. Jadi yang mempunyai tujuan yang sama saling membentuk kerjasama dalam suatu perusahaan misalnya.

g) Rasul merupakan pribadi yang menghargai waktu.h) Rasul beranggapan bekerja merupakan nilai tambah bagi dirinya dan

umatnya.i) Rasul menjadikan kerja sebagai aktualisasi keimanan dan ketakwaan.j) Dan yang paling terpenting Rasul bekerja bukan untuk memperkaya diri,

tapi untuk meraih keridhaan Allah swt.