Dalam Taqwa Terkandung Pula Pengertian Pengendalian Diri Dari DORONGAN EMOSI

7
Dalam taqwa terkandung pula pengertian pengendalian diri dari dorongan emosi Dalam bahasa umum pengendalian diri adalah tindakan menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang akan merugikan dirinya dimasa kini maupun dimasa yang akan datang Atau Dalam bahasa agama pengendalian itu adalah upaya untuk menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama. Allah memerintahkan kepada kita untuk menjaga diri dari keluarga kita dari api neraka Tujuan utama mengendalikan diri adalah memperoleh keberhasilan dan kebahagiaan. Dilihat dari sudut agama, tujuan pengendalian diri adalah menahan diri dalam arti yang luas. Menahan diri dari belenggu nafsu duniawi yang berlebihan dan tidak terkendali atau nafsuh bathiniah yang tidak seimbang kesemuanya itu apabila tidak diletakan pada yang benar akan menyebabkan suatu ketidakseimbangan hidup yang berakhir pada kegagalan A. Strategi pertama adalah mengendalikan diri dengan menggunakan prinsip kemoralan. Setiap agama pasti mengajarkan kemoralan, B. Strategi kedua pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesadaran. C. Strategi ketiga yaitu dengan perenungan D. Strategi keempat pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesabaran E. Strategi kelima yaitu menyibukkan diri dengan pikiran atau aktivitas yang positif.

description

AKIDAH AKHLAK

Transcript of Dalam Taqwa Terkandung Pula Pengertian Pengendalian Diri Dari DORONGAN EMOSI

Page 1: Dalam Taqwa Terkandung Pula Pengertian Pengendalian Diri Dari DORONGAN EMOSI

Dalam taqwa terkandung pula pengertian pengendalian diri dari dorongan emosi

Dalam bahasa umum pengendalian diri adalah tindakan menahan diri untuk tidak

melakukan perbuatan-perbuatan yang akan merugikan dirinya dimasa kini maupun dimasa

yang akan datang Atau Dalam bahasa agama pengendalian itu adalah upaya untuk menjaga

diri dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama. Allah memerintahkan kepada kita

untuk menjaga diri dari keluarga kita dari api neraka

Tujuan utama mengendalikan diri adalah memperoleh keberhasilan dan kebahagiaan.

Dilihat dari sudut agama, tujuan pengendalian diri adalah menahan diri dalam arti yang luas.

Menahan diri dari belenggu nafsu duniawi yang berlebihan dan tidak terkendali atau nafsuh

bathiniah yang tidak seimbang kesemuanya itu apabila tidak diletakan pada yang benar akan

menyebabkan suatu ketidakseimbangan hidup yang berakhir pada kegagalan

A. Strategi pertama adalah mengendalikan diri dengan menggunakan prinsip kemoralan.

Setiap agama pasti mengajarkan kemoralan,

B. Strategi kedua pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesadaran.

C. Strategi ketiga yaitu dengan perenungan

D. Strategi keempat pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesabaran

E. Strategi kelima yaitu menyibukkan diri dengan pikiran atau aktivitas yang positif.

Seorang siswa yang mampu mengendalikan diri,akan melahirkan siswa yang punya

kepribadian. Kepribadian merupakan susunan sistem-sistem psikofisik yang berada dalam

diri individu dan menentukan penyesuaian-penyesuaian yang unik terhadap lingkungannya.

Keteladanan kita di dalam melaksanakan pekerjaan adalah salah satu faktor penunjang adalah

kepribadian yang utuh.

Agar kita dapat mengendalikan diri ke arah yang lebih baik,sehingga potensi kita dapat

berkembang seoptimal mungkin, maka terlebih dahulu perlu mengenal dan memahami

potensi diri.

Orang sering menggunakan kata Emosional Questiont dan Emotional Intelligence secara

keliru. Mereka mengartikan kedua istilah itu sama yaitu kecerdasan emosional. Padahal

dilihat dari terminologi kedua istilah itu mempunyai pengertian yang berbeda.

Page 2: Dalam Taqwa Terkandung Pula Pengertian Pengendalian Diri Dari DORONGAN EMOSI

Penguasaan kecenderungan hawa nafsunya

Dalam taqwa itu terkandung pengertian pengendalian atau penguasaan kecenderungan

hawa nafsu (dari menjauhi larangan-Nya). Ini berarti bahwa pemenuhan dorongan hawa

nafsu oleh seseorang itu hendaklah dalam batas yang diperkenankan oleh ajaran agama.

Dalam taqwa itu terkandung pula perintah kepada manusia agar ia melakukan tindakan yang

baik; misal berlaku benar, adil, memegang amanah, dapat dipercaya, dapat bergaul dengan

orang lain dan menghindari permusuhan serta tidak zalim (dari melaksanakan segala

perintah-Nya). Ini berarti bahwa ketakwaan itu akan membuat seseorang mempunyai tingkah

laku yang baik dan terpuji. Untuk itu manusia dituntut untuk dapat membina dirinya dan

mengendalikan serta menahan hawa nafsunya; caranya adalah dengan berpuasa.

Bagaimana Agar Menjadi Orang Bertaqwa?

Jawaban pertanyaan di atas adalah sederhana yaitu hendaklah puasanya dilakukan

dengan sempurna. Bagaimana puasa yang sempurna itu? Puasanya bukan sekedar menahan

haus dan lapar serta nafsu syahwat pada siang hari saja tetapi juga seluruh anggota badan,

panca indra dan bahkan hati ikut berpuasa menahan diri dari segala sesuatu yang dapat

menghilangkan pahala puasa. Selama berpuasa seluruh kegiatan anggota badan, panca indra

dan hati itu diarahkan untuk selalu berdzikir kepada Allah dan meninggalkan hal-hal yang

bersifat duniawi. Semua kewajiban dalam puasa dipenuhi dan yang sunat dilaksanakan

dengan senang hati.

 

Memang terlihat sulit melaksanakannya tetapi justru di sinilah letak tantangannya,

sarana melatih ketaqwaan itu. Program latihan jenis apapun,secara umum dimengerti, bahwa

bila semakin sulit latihannya dan kemudian bila seseorang itu mampu mengikuti latihan itu

maka hasil atau manfa'at yangdiperoleh juga akan semakin besar. Orang yang mampu

mengikuti program latihan itu sampai selesai apalagi mendapat nilai terbaik maka dia akan

mendapat tempat kedudukan yang lebih baik daripada yang lulus biasa-biasa saja. Begitu

juga dengan puasa yang merupakan program latihan untuk mencapai tingkat taqwa. Dalam

ajaran Islam taqwa inilah yang menjadi tolok ukur untuk menilai baik buruknya seorang

hamba di hadapan Allah, sesuai sabda Rasulullah SAW : "Orang yang terbaik ialah diantara

mereka yang tertaqwa kepada Allah, tererat hubungannya dengan keluarganya, terbanyak

mengajak kebaikan dan terbanyak dalam melarang kemungkaran". (HR. Ahmad dan

Atthabrani)

 

Page 3: Dalam Taqwa Terkandung Pula Pengertian Pengendalian Diri Dari DORONGAN EMOSI

Imam Ghazali dalam Ihya 'Ulumiddin membuat peringkat puasa berdasarkan

pengamalannya ke dalam tiga tingkat, yaitu puasa umum, puasa khusus dan puasa khususul

khusus (puasa yang terkhusus di antara yang khusus).

Dikisahkan bahwa Hasan Al-Bashri melihat sekelompok orang yang sedang tertawa

terbahak-bahak pada bulan Ramadhan. Kemudian ia berkata : "Sesungguhnya AllahSWT

menjadikan bulan Ramadhan sebagai arena bagi hamba-hamba-Nya untuk berlomba-lomba

berbakti kepada-Nya. Maka sebagian orang telah berjaya karena berhasil keluar sebagai

pemenang dan sebagian nya lagi kecewa karena tertinggal di belakang. Karena itu sungguh

amat mengherankan, masih ada orang yang tertawa dan bermain-main pada hari kejayaan

orang-orang yang menang dan kekecewaan orang-orang yang bertindak sia-sia!. Demi Allah,

seandainya tirai penutup yang ghaib tersibak, niscaya setiap orang yang telah berbuat

kebajikan akan sibuk dengan hasil kebajikannya dan yang telah berbuat kejahatan akan sibuk

dengan hasil kejahatannya". (Yakni, kegembiraan orang yang diterima amalnya akan

menyibukkannya dari bermain-main, dan kekecewaan orang yang tertolak amalnya akan

menghalanginya dari tertawa)

 

Puasa memang melemahkan fisik, tetapi akan terasa ringan apabila dilakukan dengan

kesabaran sebagai persiapan untuk perjalanan amat jauh (di hari akhirat). Sabar dalam

melaksanakan kebaktian kepada Allah lebih ringan daripada sabar menderita azab-Nya.

Itulah makna batiniah puasa.

Page 4: Dalam Taqwa Terkandung Pula Pengertian Pengendalian Diri Dari DORONGAN EMOSI

Ketaqwaan merupakan pembimbing manusia pada tingkah laku yang baik dan terpuji

Setiap manusia pada dasarnya memerlukan bimbingan sejak kecil untuk

mempersiapkan masa dewasanya kelak supaya dapat diterima oleh lingkungan tempat

tinggalnya. Masyarakat dengan bimbingan yang benar akan berjalan baik dan terarah. Begitu

juga kepada para pelajar.

Seperti kita telah ketahui bahwa bimbingan merupakan proses tuntunan, arahan secara

terencana dan terus menerus terhadap peserta didik untuk menuju kedewasan atau

kematangan mampu memecahkan masalah-masalah/ problem yang dihadapi guna mencapai

kesejahteraan hidupnya. Dengan melihat pengertian disamping bahwa tidak dapat kita

kesampingkan bahwa kode etik juga penting bagi seorang pembimbing, sehingga konselor

tidak akan berjalan seenaknya saja.

Ketaqwaan merupakan syarat dari segala syarat yang harus dimiliki seorang

Pembimbing Islami, sebab ketaqwaan merupakan sifat paling baik. Seorang pembimbing

disebutkan haruslah “berpakaian yang bersih”. Itu berarti bahwa pembimbing harus

berpenampilan menarik, sopan, rapi, tertib dan sebagainya. Sementara itu sifat-sifat yang

harus dimiliki adalah :

a. selalu taqwa kepada Allah atau mengagungkan nama Allah

b. Beramal saleh atau tidak berbuat dosa

c. Sabar