Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Madinah

10
Islam diturunkan di negeri Arab pada masa adanya kebutuhan yang mendesak dari seluruh umat manusia akan agama baru. Karena, pada masa itu ajaran para rasul terdahulu sudah tidak diindahkan lagi oleh manusia di seluruh negeri di dunia, baik di timur maupun di barat. Sebelum Nabi Muhammad diutus, umat manusia hidup dalam keadaan gelap gulita, penuh dengan segala macam kerusakan moral dan kebodohan. Di romawi dan di Mesir, agama Nasrani terpecah menjadi beberapa aliran. Masing-masing aliran menganggap orang-orang yang tidak mengikuti alirannya sebagai orang yang keluar dari agama dan harus disiksa. Di India, permulaan abad ke-6 merupakan puncak kemerosotan akhlak. Islam mulai disiarkan sekitar tahun 612 Masehi. Penyebaran Islam pada periode awal berlangsung sangat pesat. Fakta sejarah menunjukkan bahwa Islam sebagai ajaran selalu disebarkan dengan cara damai melalui jalan dakwah. A. Madinah Sebelum Islam Sebelum datangnya Islam, penduduk Madinah terdiri atas dua suku bangsa, yaitu bang sa Arab dan Yahudi. Semula, Madinah ditempati oleh suku Amaliqah atau Baidah. Namun suku tersebut kemudian punah dan ditempati oleh suku-suku Arab yang lain. Bangsa Yahudi yang tinggal di Madinah terdiri atas tiga suku utama, yaitu Bani Quraizah, Bani Nadir, dan Bani Qainuqa. Adapun suku Arab yang tinggal di Madinah terdiri atas suku Arab setempat dan suku Arab pendatang. Ketika itu Madinah tidak mempunyai pemimpin dan pemerintahan resmi atas semua penduduk. Sebelum datangnya suku Aus dan Khazraj, kedudukan kaum Yahudi merupakan yang paling kuat di Madinah. Hal itu disebabkan,

description

Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Madinah

Transcript of Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Madinah

Page 1: Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Madinah

Islam diturunkan di negeri Arab pada masa adanya kebutuhan yang mendesak dari

seluruh umat manusia akan agama baru. Karena, pada masa itu ajaran para rasul terdahulu sudah

tidak diindahkan lagi oleh manusia di seluruh negeri di dunia, baik di timur maupun di barat.

Sebelum Nabi Muhammad diutus, umat manusia hidup dalam keadaan gelap gulita, penuh

dengan segala macam kerusakan moral dan kebodohan.

Di romawi dan di Mesir, agama Nasrani terpecah menjadi beberapa aliran. Masing-

masing aliran menganggap orang-orang yang tidak mengikuti alirannya sebagai orang yang

keluar dari agama dan harus disiksa. Di India, permulaan abad ke-6 merupakan puncak

kemerosotan akhlak.

Islam mulai disiarkan sekitar tahun 612 Masehi. Penyebaran Islam pada periode awal

berlangsung sangat pesat. Fakta sejarah menunjukkan bahwa Islam sebagai ajaran selalu

disebarkan dengan cara damai melalui jalan dakwah.

A. Madinah Sebelum Islam

Sebelum datangnya Islam, penduduk Madinah terdiri atas dua suku bangsa, yaitu bang sa

Arab dan Yahudi. Semula, Madinah ditempati oleh suku Amaliqah atau Baidah. Namun suku

tersebut kemudian punah dan ditempati oleh suku-suku Arab yang lain.

Bangsa Yahudi yang tinggal di Madinah terdiri atas tiga suku utama, yaitu Bani

Quraizah, Bani Nadir, dan Bani Qainuqa. Adapun suku Arab yang tinggal di Madinah terdiri atas

suku Arab setempat dan suku Arab pendatang. Ketika itu Madinah tidak mempunyai pemimpin

dan pemerintahan resmi atas semua penduduk.

Sebelum datangnya suku Aus dan Khazraj, kedudukan kaum Yahudi merupakan yang

paling kuat di Madinah. Hal itu disebabkan, mereka menguasai perdagangan dan perekonomian.

Hal itu memunculkan permusuhan dan kebencian antara kaum Arab dan Yahudi.

Seusai perang, suku Aus dan Khazraj menyadari kekeliruan mereka. Perang hanya

menimbulkan bencana dan kerusakan. Rencana tersebut tidak terlaksana karena beberapa orang

Khazraj pergi ke Mekah untuk menunaikan haji pada tahun 621 M. Ketika berada di Mekah,

nabi Muhammad saw menemui mereka di kemahnya. Setibanya di Madinah, mereka menyatakan

perihal pertemuannya dengan Nabi Muhammad saw.

B. Hijrah ke Madinah

Hijrah merupakan kepindahan Nabi Muhammad saw dari Mekah ke Madinah. Nabi

Muhammad saw. dan kaum muslimin dengan ikhlas meniggalkan kampung halamnnya dan

menetap di Madinah. Dalam melaksanakan tugas kerasulannya, Nabi Muhammad saw

menghadapi tantangan yang amat berat. Meninggalnya Abu Talib dan Khadijah membuat kaum

kafir Quraisy makin berani menentang Nabi Muhammad saw.

Page 2: Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Madinah

Keadaan di Mekah makin memburuk. Nabi Muhammad saw. kemudian mengizinkan

sebagian sahabatnya untuk hijrah ke Abessinia (Etiopia). Setalah itu, Nabi Muhammad saw.

mencoba berdakwah ke Taif.

Pada tahun 621 M, 10 orang suku Khazraj dan dua orang suku Aus menemui nabi

Muhammad saw di Aqabah. Mereka menyatakan diri masuk Islam dan melakukan baiat kepada

Nabi Muhammd saw. Mereka mengajak Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah. Pada waktu

itulah terjadi Bai’atul Aqabah yang kedua. Bai’atul Aqabah yang kedua berisi kesanggupan

mereka untuk :

1. Mendengarkan dan menaati nabi Muhammad saw., baik dalam keadaan bersemangat

maupun malas

2. Menafkahkan harta, baik dalam keadaan mudah maupun sulit

3. Melakukan amar makruf dan nahi mungkar

4. Tetap tabah menghadapi celaan kaum kafir

5. Melindungi Nabi Muhammad saw. sebagaimana mereka melindungi diri dan keluarganya

yang dengan hal itu mereka akan mendapatkan surge.

Setelah Bai’atul Aqabah yang kedua, Nabi Muhammad saw. mengizinkan kaum muslimin

melakukan hijrah ke Madinah. Melihat kaum muslimin melakukan hijrah ke Madinah, kaum

kafir Quraisy menjadi gusar.

Setiap kabilah Quraisy ke mudian memilih seorang pemuda yang kuat untuk membunuh

Nabi Muhammad saw. Para pemuda pilihan itu kemudian mengepung rumah Nabi Muhammad

saw. Akan tetapi, Nabi Muhammad saw telah diberitahu oleh malaikat Jibril mengenai hal itu.

Setelah mengatur segalanya, Nabi Muhammad saw keluar dari rumah seraya membaca Surah

Yasin. Mereka sangat terkejut ketika hanya menjumpai Ali Bin Abi Talib. Dengan kesal, orang-

orang Quraisy segera menyebarkan algojonya untuk melacak jejak Nabi Muhammad saw.

Setelah keluar dari rumahnya Nabi Muhammad saw pergi menemui Abu Bakar as-Siddiq.

Selanjutnya mereka bersembunyi di Gua Sur selama tiga hari tiga malam. Pada malam keempat

mereka keluar dari gua dan menyewa seorang kafir yang dapat dipercaya, yaitu Abdullah bin

Uraiqit. Akhirnya Nabi Muhammad tiba di Quba (dekat Madinah) pada hari senin, 20 september

622 M setelah berjalan selama tujuh hari. Beliau juga membangun sebuah masjid yang diberi

nama Masjid Quba.

Pada hari Jumat, 24 september 622 M Nabi Muhammad meninggalkan Quba. Di

perkampungan Bani Salim, nabi Muhammad mengimami salam Ju’at yang pertama kali dalam

sejarah islam. Selanjutnya nabi Muhammad saw memanggil istrinya, Saudah, kedua putrinya,

Ummu Kulsum dan Fatimah melalui anak angkatnya, Zaid bin Harisah. Sejak itu, Nabi

Muhammad tinggal di Madinah serta mengembangkan ajaran Islam di sana.

C. Dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah

Page 3: Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Madinah

Persitiwa hijrah menjadi babak baru dalam perjuangan umat Islam. Setalah dapat

tantangan yang hebat dari kaum kafir Quraisy di Mekah, kaum muslimin mendapat semangat

baru dengan dukungan dari penduduk Madinah.

Setelah kedatangan kaum muslimin Mekah, penduduk Madinah terdiri kaum Muhajirin

(kaum muslimin yang hijrah dari Mekkah ke Madinah), kaum Ansar (penduduk Madinah yang

telah memeluk islam), dan kaum non muslim. Nabi Muhammad dan kaum muslimin kemudian

berusaha membangun landasan-landasan utama bagi terbetuknya sebuah masyarakat / Negara

yang baru.

1. Membangun Masjid

Pada masa Nabi Muhammad saw, masjid digunakan sebagai pusat kegiatan.

Kegiatan-kegiatan itu meliputi peribadahan dan penyelenggaraan pemerintahan. Masjid

Nabawi dibangun pada bulan Rabiulawal tahun 1 hijriah (September 622 M). Masjid itu

dibangun umat Islam dengan bergotong royong.

Sewaktu Nabi Muhammad saw sampai di Madinah, kaum Ansar menawarkan

tempat tinggal bagi Nabi Muhammad. Akan tetapi, Nabi Muhammad saw menolaknya.

Nabi Muhammad turun dari untanya dan menannyakan siapakah pemilik tanah itu.

Kerelaan kedua a nak yatim itu untuk menjual sebidang tanah tersebut sebagai tempat

pembangunan masjid. Ternyata kedua anak itu tidak menjualnya, tetapi mewakafkannya

kepada Nabi Muhammad.

Setelah Masjid Nabawi selesai dibangun, Nabi Muhammad saw menggunakannya

sebagai :

a. Pusat peribadahan

b. Pusat perencanaan kegiatan masyarakat

c. Pusat latihan dan pendidikan dari Nabi Muhammad saw.

d. Menampung kaum Muhajirin dari Mekkah yang kehabisan bekal

e. Tempat mengadili perkara-perkara yang diselesaiakan oleh Nabi Muhammad

saw.

Setelah membangun masjid Nabawi, umat islam berturut-turut membangun

beberapa masjid lainnya, yaitu Masjid Jumu’ah, Masjid Gamamah, Masjid Bani

Quraizah, Masjid Ubay bin Ka’ab, Masjid Salman, dan Masjid Ali. Nabi Muhammad saw

melaksanakan salat Jum’at yang pertama kali.

2. Mempersaudarakan Kaum Ansar dan Muhajirin

Dengan dibangunnya beberapa masjid, Nabi Muhammad saw dapat segera

melaksanakan kegiatannya untuk kembali menyebarkan agama Islam. Sahabat lain yang

dipersaudarakan oleh Nabi Muhammad saw ialah Abdurrahman bin Auf dengan Sa’’ad

bin Rabi.

Page 4: Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Madinah

Medengar perkataaan Sa’ad bin Rabi, Abdurrahman bin Auf berkata “Semoga

Allah memberkatimu, istrimu dan hartamu! Tunjukkanlah letak pasar agar aku dapat

berniaga!” demikianlah Abdurrahman bin Auf kemudian mencari nafkah dengan

berdagang di pasar. Ia berhasil menjadi pedagang yang kaya raya, tetapi selalu

menyumbangkan hasil usahanya untuk kepentingan umat islam.

3. Menyusun Dastur (Undang-Undang)

Berkaitan dengan telah terbentukknya masyarakat di Madinah, Nabi Muhammad

saw kemudian menetapkan sebuah dustur atau undang-undang. Secara singkat, ketetapan-

ketetapan alam Piagam Madinah sebagai berikut :

a. Dengan nama Allah, telah ditetapkan oleh Muhammad, nabi Allah bahwa semua

orang yang beriman, baik dari suku Quraisy, suku Madinah, maupun dari manasaja

semuanya satu Negara.

b. Orang-orang yahudi bersama umat Islam akan membentuk suatu bangsa campuran

dan mereka akan mengamalkan agama mereka sama bebasnya umat islam.

c. Orang yang bersalah akan dituntut dan dihukum

d. Semua perselisihan di masa depan akan diserahkan kepada nabi Muhhammad saw.

Ditetapkannya Piagam Madinah merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam.

Piagam itu dikemudian hari membaw perubahan yang sangat besar dalam sejarah

kehidupan umat islam. Negara itu memiliki unsur-unsur yaitu :

a. Nabi Muhammad saw. sebagai kepala Negara

b. Kota madinah sebagai wilayahnya

c. Piagam Madinah sebagai undang-undang dasarnya

Keberadaan Piagam Madinah sangat penting bagi masyarakat Madinah karena memiliki

beberapa fungsi, yaitu :

a. Menyatukan suku Aus dan Khazraj

b. Pengakuan terhadap nabi Muhammad sebagai hakim dan kepala Negara

c. Mengembangkan sikap toleransi antar umat

d. Menghentikan adat istiadat buruk bangsa Arab

Ada beberapa pelajaran berharga dari hijrahnya Rasulullah saw yang dapat kita petik

dalam membangung kembali umat Islam ke depan, antara lain sebagai berikut :

1. Hijrah merupakan langkah keluar dari krisis yang mengepung dan langkah strategis

menuju kepastian tegaknya Islam. Pada saat umat Islam masih minoritas, mereka

menuju kondisi terkekang dan terkungkung akibat kesewenangan penduduk

minoritas.

Page 5: Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Madinah

2. Pentingnya melakukan sebuah pengorbanan. Ketika Rasulullah saw menyampaikan

kepada Abu Bakar r.a bahwa Allah swt memerintahkannya untuk hijrah bersama para

sahabatnya, Abu Bakar r.a menangis kegirangan. Seketika itu Abu bakar membeli 2

ekor unta dan menyerahkannya kepada Nabi Muhammad. Rasulullah saw ingin

mengajarkan bahwa untuk mencapai suatu usaha besar, dibutuhkan pengorbanan

maksimal dari setiap orang.

Selanjutnya, ada empat pilar kekuatan yang dibangun Rasulullah saw dan para sahabatnya di

Madinah. Keempat pilar tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kekuatan Akidan dan Ibadah

Untuk menguatkan akidah dan meningkatkan ibadah umat islam, dilakukan dengan cara

membangun Masjid. Disampingggggg dibangun fisiknya secara baik juga ditekankan pada

pembangunan orang-orang yang memakmurkannya

2. Kekuatan ekonomi

Dalam penguatan di bidang ekonomi, diharapkan melahirkan pelaku bisnis yang handal

yang menguasai roda ekonomi, seperti menguasai pasar. Tentu saja harus tetap memiliki

integritas yang utuh dan tangguh berdasarkan nilai-nilai islami

Disamping menguasai pasar, mereka pun mampu megendalikan kegiatan ekspor-impor

berbagai komoditas dari dan ke madinah. Madinah kemudian menjadi pusat kegiatan Ibadan

dan ekonomi. Allah SWT sangat memuji orang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid,

tetapi sangat tekun dan sungguh sungguh dalam melakukan kegiatan ekonomi. Etos kerja

untuk mencari dan mengusahakan rezeki yang halal dan bersih harus ditumbuhkembangkan

kembali di kalangan kaum muslimin.

3. Kekuatan sosial

Kekuatan sosial ditandai dengan adanya al-mu’akhah (kegiatan mempersaudarakan)

sahabat Mujahirin yang berasal dari Mekah dan berhijrah bersama Rasul (yang ikhlas dan

rida meninggalkan tanah air demi memepertahankan akidah dan mengembangkan dakwah

islamiah)

4. Kekuatan politik

Kekuatan politik dikuatkan dengan dilahirkannya Piagam Madinah. Dalam Piagam

Madinah, antara lain diatur hubungan muslim dan nonmuslim, seperti Yahudi dan Nasrani.

D. Akhir Hayat Rasulullah saw.

Page 6: Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Madinah

Rosulullah saw melaksanakan dakwah secara sempurna kurang lebih 23 tahun. Pada saat

dakwah islam telah smepurna dan menguasai situasi, tanda-tanda perpisahan dengan kehidupan

dan orang-orang yang masih hidup mulai tampak terasa dalam perasaan Rasulullah saw. hal itu

semakin diperjelas dari perkataan dan perbuatan yang beliau lakukan.

Pada bulan Ramadhan tahun 10 H. rasulullah saw beriktikaf selama 20 hari. Pada tanggal

28 atau 29 Safar tahun 11 H, Rasulullah saw menghadiri pemakaman jenazah seorang sahabat di

Baqi’. Ketika kembali, ditengah perjalanan beliau merasakan sakit kepala.

Penyakit rasulullah semakin lama semakin berat. Hari rabu, lima hari sebelum wafat, demam

menyerang seluruh tubuhnya. Sakit Rasulullah semakin hari semakin parah hingga beliau

pingsan.

Empat hari sebelum wafat, Rasulullah saw masih sempat menunaikan salat jama’ah

bersama para sahabatnya. Pada waktu isya’, sakit Rasulullah saw semakin parah hingga beliau

tidak ke masjid karena pingsan setelah mandi. Setelah sadar beliau bertanya, “Apakah orang-

orang telah menunaikan shalat?”

Dua hari sebelum wafat, Rasulullah merasakan penyakit pada dirinya berkurang, sehari

sebelum wafat tepatnya hari Ahad beliau memerdekakan budak dan bersedekah dengan enam

atau tujuh dinar yang dimilikinya. Anas bin Malik meriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa

pada saat kaum salat subuh (pada hari senin) ada Abu bakar menjadi imam mereka.

Anas berkata,”Hampir saja kaum muslimin tergoda (hingga membatalkan shalat) karena

bahagia dengan munculnya Rasulullah saw. Ketika beranjak waktu duha, Rasulullah saw

memanggil Fatimah kemudian membisikkan kepadanya sesuatu dan Fatimahpun menangis.

Selanjutnya, Rasulullah saw memanggil Hasan dan Husain lalu mencium kepadanya dan

berwasiat kepada mereka untuk selalu berbuat baik. Detik-detik kematian Rasulullah telah tibah,

Aisyah menyandarkan tubuh Rasulullah saw. Rasulullah mengangkat tangan dan menatap

pandangan kea tap kedua bibirnya bergerak dan Aisyah mendegarkan beliau berkata, “Bersama-

sama dengan orang-orang yang engkau anugerahi nikmat, yaitu para nabi, para siddiqin, orang-

orang yang mati syahid, danorang-orang saleh, Ya Allah ampunilah aku dan kasihanilah aku,

pertemukan aku dengan kekasih yang Mahatinggi, Ya Allah kekasih yang Mahatinggi.

Beliau mengulangi kalimat tersebut yang terkahir hingga tiga kali. Kemudian tangannya

miring dan beliau pun akhirnya bertemu dengan kekasih beliau Yang Mahatinggi, inna lillahi wa

inna ilaihi rajiun.

Peristiwa tersebut berlangsung pada waktu duha, yakni pada hari Senin 12 Rabiulawal

tahun 11 Hijriah.

E. Mengambil pelajaran dari perkembangan masyarakat Madinah setelah Islam datang.

Ketika Nabi Muhammad saw hijrah ke Yasrib, beliau mulai membangun kehidupan yang

harmanosi dan kehidupan antar sesame umat manusia. Di antara langkah-langkah beliau adalah

sebagai berikut.

Page 7: Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Madinah

1. Memperkukuh hubungan intern umat Islam, terutama antara Muhajirin dan Ansar

2. Mengatur hubungan antar umat Islam dan orang-orang nonmuslim

3. Memberikan kebebasan bagi pemeluk agama lain untuk menjalankan agamanya