DAFTAR ISI - k5dera.files.wordpress.com€¦  · Web viewDAFTAR ISI. DAFTAR ISII. DAFTAR TABELII....

25
ARTIKEL ILMIAH TUGAS MATA KULIAH APLIKASI KOMPUTER PENGARUH PERBANDINGAN VOLUME MEDIA TANAM ARANG SEKAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL VARIETAS BAYAM (Amaranthus sp) YANG BERBEDA AHMAD KHOERUDIN (1404020037) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO APRIL , 2015

Transcript of DAFTAR ISI - k5dera.files.wordpress.com€¦  · Web viewDAFTAR ISI. DAFTAR ISII. DAFTAR TABELII....

Page 1: DAFTAR ISI - k5dera.files.wordpress.com€¦  · Web viewDAFTAR ISI. DAFTAR ISII. DAFTAR TABELII. ABSTRAK1. PENDAHULUAN2. Latar Belakang2. Pustaka4. Tujuan Penelitian7. Manfaat Penelitian7.

ARTIKEL ILMIAH

TUGAS MATA KULIAH APLIKASI KOMPUTER

PENGARUH PERBANDINGAN VOLUME MEDIA TANAM

ARANG SEKAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

VARIETAS BAYAM (Amaranthus sp)

YANG BERBEDA

AHMAD KHOERUDIN

(1404020037)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

APRIL , 2015

Page 2: DAFTAR ISI - k5dera.files.wordpress.com€¦  · Web viewDAFTAR ISI. DAFTAR ISII. DAFTAR TABELII. ABSTRAK1. PENDAHULUAN2. Latar Belakang2. Pustaka4. Tujuan Penelitian7. Manfaat Penelitian7.

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................................I

DAFTAR TABEL...................................................................................................................................II

ABSTRAK...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................................................2

Latar Belakang.....................................................................................................................................2

Pustaka.................................................................................................................................................4

Tujuan Penelitian.................................................................................................................................7

Manfaat Penelitian...............................................................................................................................7

Metode Penelitian................................................................................................................................7

Hasil dan Pembahasan.......................................................................................................................10

PENUTUP.............................................................................................................................................12

Simpulan............................................................................................................................................12

Saran..................................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................13

I

Page 3: DAFTAR ISI - k5dera.files.wordpress.com€¦  · Web viewDAFTAR ISI. DAFTAR ISII. DAFTAR TABELII. ABSTRAK1. PENDAHULUAN2. Latar Belakang2. Pustaka4. Tujuan Penelitian7. Manfaat Penelitian7.

DAFTAR TABELTabel 3. Rerata Jumlah Daun dengan Perbandingan Media Tanam Arang Sekam pada Berbagai Umur Pengamatan ( percobaan A ).

Perlakuan pengamatan Jumlah Daun (helai)20 hst 25 hst 30 hst

Arang SekamA0 14b 21b 31A1 13b 17b 32A2 9a 16b 30A3 8a 10a, 23BNT 5% 2,48 4,60 taKeterangan : angka yang diikuti huruf yang sama dalam satu kolom, tidak berbeda nyata berdasarkan uji

beda nyata terkecil dengan taraf 5%

` tn : pengaruh tidak nyata

Tabel 4. Rerata Rasio Luas Daun dan Interaksi Antara Varietas Bayam dan Media Tanam Arang Sekam

pada Berbagai Umur Pengamatan ( percobaan B )

perlakuan Pengamatan rasio luas daun (cm3/ g)

20-25 hst 25-30 hst

V

VI 220,4 b 166,7

V2 195,4 a 162,4

BNT 5% 21,8 tn

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam satu kolom, tidak berbeda nyata

berdasarkan uji beda nyata terkecil dengan taraf 5%

V1 = Bayam Cabut Maestro

V2 = Bayam Cabut Bisi

tn = Pengaruh Tidak Nyata

II

Page 4: DAFTAR ISI - k5dera.files.wordpress.com€¦  · Web viewDAFTAR ISI. DAFTAR ISII. DAFTAR TABELII. ABSTRAK1. PENDAHULUAN2. Latar Belakang2. Pustaka4. Tujuan Penelitian7. Manfaat Penelitian7.

“ PENGARUH PERBANDINGAN VOLUME MEDIA TANAM ARANG SEKAM

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL VARIETAS BAYAM (Amaranthus sp)

YANG BERBEDA”

AHMAD KHOERUDIN

[email protected]

ABSTRAK

Produksi dan konsumsi bayam di Indonesia yang semakin meningkat belum di imbangi

dengan ketersediaan bayam yang cukup. Untuk keberhasilan budidaya bayam dan

meningkakatkan produksiya, selain menggunakan varietas yang baik. Salah satunya

menggunakan pencampuran media tanah arang sekam. Padalahan pertanian arang sekam sangat

baik unytuk membantu menyuburkan tanah dan berfungsi sebagai penyimpanan sementara

unsur hara dalam tanah sehingga tidak mudah tercuci oleh air, dan akan sangat mudah dilepaskan

ketika dibutuhkan akar tanaman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian perbandingan volume

media tanam arang sekam terhadap pertumbuhan dan hasil varietas bayam yang berbeda,

penelitian ini dilaksanakan di Desa Dukuhwaluh, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas

pada bulan Agustus 2012 sampai dengan November 2013.

Penelitian ini merupakan percobaan faktorial yang disusun menggunakan Rancangan

Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor, faktor pertama varietas maestro (VI) dan varietas

Bisi (V2). Faktor kedua perbandingan volume arang sekam dengan tanah yaitu 0:4 (A0), 1:3

(A1), 2:2 (A2), 3:1 (A30, setiap perlakuan diulang tigas kali.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian media tanam arang sekam memberikan

pengaruh nyata terhadap jumlah daun, luas daun, kurun luas daun, indeks luas daun, dan bobot

basah tanaman, namun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap luas daun spesifik, rasio

luas daun, dan laju tumbuh daun relatif. Pemberian media tanam arang sekam terhadap dua

varietas bayam cabut hanya berpengaruh pada variabel rasio luas daun pada umur 20-25 hst.

1

Page 5: DAFTAR ISI - k5dera.files.wordpress.com€¦  · Web viewDAFTAR ISI. DAFTAR ISII. DAFTAR TABELII. ABSTRAK1. PENDAHULUAN2. Latar Belakang2. Pustaka4. Tujuan Penelitian7. Manfaat Penelitian7.

Interaksi yang nyata antara varietas bayam dengan pemberian arang sekam hanya terjadi pada

variabel rasio luas daun.

Kata kunci : produksi bayam, varietas, pemberian media tanam arang sekam.

PENDAHULUAN

Latar BelakangBayam (Amaranthus sp) merupakan salah satu tanaman khas daerah tropis. Pertumbuhannya

normal amat cepat. Di pasaran di temukan dua jenis bayam, yaitu bayam petik dan bayam cabut,

keduanya enak diolah menjadi sayur (Nazaruddin, 1999).

Tanaman bayam mempunyai daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing, serta

urat-urat daun kelihatan jelas (rukmana, 1995). Daun bayam mempunyai kandungan air 85%

sedang bagian yang dapat di makan sejumlah 71%, dan setiap 100 gram bagian yang dapat

dikonsumsi dalam keadaan segar, mengandung protein 3,5 gram, lemak 0,5 garam, karbohidrat

6,5 gram, Ca 21 gram, vitamin A 6090 SI, vitsamin B 0,15 miligram, vitamin B2 0,25 miligram,

serta vitamin C 100 miligram (Arief, 1990). Di beberapa Negara berkembang bayam di

promosikan sebagai sumber protein nabati, karena sayuran ini dapat berfungsi ganda bagi

pemenuhan kebutuhan gizi maupun pelayanan kesehatan masyarakat. Bayam mengandung gizi

yang tinggi dan komposisinya lengkap. Kegunaan lain dari bayam adalah dapat dijadikan bahan

obat tradisional, dan juga untuk kecantikan (Rukmana, 1995).

Bayam merupakan salah satu jenis sayuran daun yang banyak digemari masyaraka Indonesia.

Produksinya meningkat dari tahun 2004 hingga 2009 dengan kenaikan rata-rat sebesar 8,96%

pertahun (BPS, 2010). Peningkatan produksi bayam diikuti juga dengan peningkatan konsumsi

per kapita bayam. Konsumsi perkapita bayam dari tahun 2002 sampai 2006 mengalami

peningkatan dengan tingkat kenaikan rata-rata sebesar 4,38 kg/tahun (DEPTAN, 2007). Produksi

dan konsumsi bayam di Indinoesia yang semakin meningkat belum diimbangi dengan

ketersediaan bayam yang cukup. Salah satu penyebab belum tercukupinya bayam adalah

semakin berkurangnya lahan pertanian. Penggunaan pertanian untuk tanaman pangan dari tahun

1996 hingga 2000 mengalami penyusutan yaiu dari 8.52 juta ha menjadi 7.79 juta ha (BPS,

2

Page 6: DAFTAR ISI - k5dera.files.wordpress.com€¦  · Web viewDAFTAR ISI. DAFTAR ISII. DAFTAR TABELII. ABSTRAK1. PENDAHULUAN2. Latar Belakang2. Pustaka4. Tujuan Penelitian7. Manfaat Penelitian7.

2000). Menurut Nazaruddin (1999), hasil panen bayam cabut di Indonesia, rata-rata 5 ton bahan

segar/ha. Padahal potensi benih bayam setiap hektarnya sekitar 10 ton. Untuk keberhasilan

budidaya bayam dan meningkatakan produksinya, selain menggunakan varietas unggul, juga

menggunakan pencampuran media tanah dengan arang sekam. Hal ini diharapkan akan

meningkatkan produktivitas tanah sehingga akan diperoleh campuran media tanam yang baik

untuk meningkatkan produksi pada budidaya tanaman bayam.

Pada lahan pertanian arang sekam sangat baik untuk membantu menyuburkan tanah. Arang

sekam bisa berfungsi sebagai penyimpan sementara unsur hara dalam tanh sehingga tidak mudah

tercuci oleh air, dan akan sangat mudah di lepaskan ketika di butuhkan atau di ambil oleh akar

tanaman. Arang sekam memiliki perananan penting sebagai media tanam pengganti tanah. Arang

sekam bersifat porous, ringan, tidak lotor dan cukup dapat menahan air. Penggunaan arang

sekam cukup meluas dalam budidaya tanman hias maupun sayuran (terutama budidaya secara

hidroponik). Arang sekam dapat dengan mudah di peroleh di toko-toko pertanian. Namun tidak

ada salahnya memproduksi sendiri arang sekam untuk keperluan sendiri (Anonim, 2011a).

Jenis-jenis bayam yang biasa di tanam di Indonesia antaralain bayam Bisi dan bayam

Maestro. Bayam Bisi merupakan tumbuhan yag biasa di tanam untuk di konsumsi daunnya

sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar ke

seluruh dunia. Tumbuhan ini di kenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting.

Bayam Mestro merupakan bibit uggul, sayuran yang memiliki daun berwarna hijau terang,

bayam cabut Maestro ini memiliki kandungan zat besi dan klorofil tinggi. Bayam cabut ini

sangat mudah di budidayakan dan tidak membutuhkan biaya tinggi. Meskipun demikian sayur

bayam cabut Maestro yang kaya kandunagan vitamin dan mineral ini, jika dibudidayakan dengan

benar, memiliki nilai jual yang bagus di pasaran. Budidaya bayam cabut juga tidak memerlukan

lahan yang terlalu luas. Harga jual sayuran bayam cabut juga lumayan mahal di perkotaan.

Sayuran ini mampu tunbuh bagus sepanjang tahun pada daerah yang ketinggian hingga 1000 m

dpl, dengan pengairan yang cukup. Umur panen bayam cabut juga relatif singkat 25-30 hst (hari

setelah tanam). Kebutuhan bibit bayam untuk lahan per 1 hektar 8-15 kg bibit bayam cabut

Maestro. Potensi hasil panen menggunakan benih unggul bayam Maestro, jika dalam keadaan

normal mampu berproduksi 12 hingga 15 ton per hektar. Jumlah rata-rata benih per gram adalah

1200-1500 biji.

3

Page 7: DAFTAR ISI - k5dera.files.wordpress.com€¦  · Web viewDAFTAR ISI. DAFTAR ISII. DAFTAR TABELII. ABSTRAK1. PENDAHULUAN2. Latar Belakang2. Pustaka4. Tujuan Penelitian7. Manfaat Penelitian7.

PustakaA. Tanaman Bayam (Amarnthus sp)

1. Morfologi tanaman bayam

Menurut Arief (1990), system klasifikasi dari tanaman bayam yaitu:

Kingdom: Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : caryophyllales

Family : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus tricolor

Bayam termasuk tanaman setahun atau lebih yang berbentuk perdu. System perakarannya

menyebar dangkal pada kedalaman antara 20-40 cm, batang bayam banyak mengandung air,

tumbuhan tinggi di atas pemukaan tanah. Daun bayam umumnya berbentuk bulat telur dengan

ujung agak meruncing, dan urat-urat daunnya jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau

muda, hijau tua, hijau keputih-putihan sampai warna merah. Bunga tersusu dalam malai yang

tumbuh tegak, keluar dari ujung tanaman ataupun dari ketiak-ketiak daun. Bentuk malai bunga

memanjang mirip ekor kucing, dan pembungaannya dapat berlangsung sepanjang musim atau

tahun.

Alat reproduksi (perbanyakan tanaman) umuumnya secara generatif (biji). Dari tiap tanda

(malai) bunga dapat dihasilkan ratusan hingga ribuan biji. Ukuran biji sangat kecil, bentuknya

bulkat dan berwarna coklat tua mengkilap sampai hitam kelam(Rukmana, 1995).

2. Ekologi Tanaman Bayam

Tanaman bayam banyak tumbuh di daerah tropis dan sub tropis, di dataran rendah dengan

ketinggian 2000 meter diatas permukaan laut serta dengan tanah cukup gembur mengandung

bahan organik, pH tanah 6-7 tetapi juga bisa hidup di pH tanah 8.5 maupun tanah masam.

4

Page 8: DAFTAR ISI - k5dera.files.wordpress.com€¦  · Web viewDAFTAR ISI. DAFTAR ISII. DAFTAR TABELII. ABSTRAK1. PENDAHULUAN2. Latar Belakang2. Pustaka4. Tujuan Penelitian7. Manfaat Penelitian7.

Sedangkan temperatur yang di kehendaki antara 35−400 dengan curah hujan antara 1000-2000

mili meter. Keistimewaan bayam adalah perproduksi tinggi dan cepat panen, mudah di usahakan

sebagai tanaman pekarangan sehingga tidak mudah terserang penyakit. Disamping itu, aka lebih

baik jika di panen sebelum berbunga (Arief, 1990). Tanaman bayam dapat tumbuh kapan saja

baik baik pada musim penghujan ataupun kemarau. Tanaman ini kebutuhan airnya cukup banyak

sehingga paling tepat di tananm pada awal musim hujan, yaitu sekitar bulan Oktober-November.

Bisa juga di tanam pada awal musim kemarau, sekitar bulan Maret-April (Nazaruddin, 1999).

Hasil panen yang optimal di tentukan oleh pemilihan lokasi penanaman. Lokasi

penanaman harus memmperhatikan persyaratan tumbuh bayam, yaitu: Pada tempat yang

terlindungi atau ternaungi, pertumbuhan bayam akan menjadi lebih kecil diameternya dan lebih

tinggi akibat kurang mendapat sinar matahari. Pad tanah yang tergenang, akar tanaman bayam

akan mengalami pembusukan. Tanaman bayam termasuk sensitif terhadap pH tanah. Pada pH di

atas 7, pertumbuhan daun-daun muda akan memucat putih kekuning-kuningan atau klorosis,

sebaliknya pada pH di bawah 6 pertumbuhan bayam akan terganggu.

Penanaman bayam dapat dilakukan dengan cara menebar biji pada lahan dengan

ketentuan 0,5-1 gram biji setiap m2lahan atau dengan cara disemai terlebih dahulu. Kecambah

tanaman bayam akan tampak setelah lima hari setelah di tanam. Pada fase awal pertumbuhan,

sebaiknya penyiraman dilakukan rutin dan intensif sebanyak 1-2 kali sehari terutama dimusim

kemarau. Waktu yang paling baik untuk menyiram tanaman bayam adalah pagi atau siang hari.

B. Arag Sekam

Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan

yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan padi, sekam akan

terpisah dari dua butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. sekam

dikategorikan menjadi biomasa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan

baku industri, pakan ternak dan energy atau bahan bakar, Anonim (2012b).

Dari proses penggilingan padi biasanya di peroleh sekam sekitar 20=30%, dedak antara 8-

12% dan beras giling antara 50-63,5% dari bobot awal gabah. Sekam dengan presentasi yang

tinggi tersebut dapat menimbulkan problem lingkungan.

5

Page 9: DAFTAR ISI - k5dera.files.wordpress.com€¦  · Web viewDAFTAR ISI. DAFTAR ISII. DAFTAR TABELII. ABSTRAK1. PENDAHULUAN2. Latar Belakang2. Pustaka4. Tujuan Penelitian7. Manfaat Penelitian7.

Ditinjau dari komposisi kimiawi, sekam mengandung beberapa unsur kimia penting seperti

dapat dilihat di bawah. Komposisi kimia sekam padi menurut (Suharno, 1979), dan

Anonim(2012b) kadarair : 9,02%, protein kasar : 3,03%, lemak : 1,18%, serat kasar : 35, 68%,

abu : 17,17%, karbohidrat dasar : 33,71%. Komposisi kimia sekam padi menurut DTC-IPB :

karbon (zat arang) : 1,33%, hydrogen : 1,54%, oksigen : 33,64%, silika : 16,98%.

Sekam memiliki kerapatan jenis (bulk densil) 125 kg/m3, dengan nilai kalori 1 kg sekam

sebesar 3300 k. kalori. Menurut Houtson (1972) sekam memiliki bulk density 0,100 g/ml, nilai

kalori antara 3300-3600 k. kalori/kg sekam denga konduktivitas panas 0,271 BTU.

Untuk lebih memudahkan deversifikasi penggunaan sekam, maka sekam perlu di padatkan

menjadi bentuk yang lebih sederhana, paktis, dan tidak voluminous. Bentuk tersebur adalah

arang sekam maupun briket arang sekam. Arang sekam dapat dengan mudah dimanfaatkan untuk

bahan bakar yang tidak berasap dengan nilai kalori yang cukup tinggi. Briket arang sekam

mempunyai manfaat yang lebih luas lagi yaitu di samping sebagai baha bakar ramah lingkungan,

sebagai media tumbuh tanam hortikultura khususnya tanaman bunga. kadar kalium dalam tanah.

pH sekam bakar antara 8,5-9. pH yang tinggi ini dapat digunakan untuk meningkatkan pH tanah

asam. pH tersebut memiliki keuntungan karena dibenci gulma dan bakteri.

Menurut Sugiantosattok, (2012) dari hasil yang di dapat ternyata yang pertumbuhannya lebih

cepat ialah dengan menggunakan media abu sekam daripada dengan media tanah. Untuk

pertumbuhan daun, media tanam abu sekam lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan media

tanam pada tanah. Dan menurut arum, (2005) interaksi antara media tanam dan pupuk kandang

mampu memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan dan hasil panen

sambang colok. Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa interaksi antara media

arang sekam dan pupuk kambing (2:1) dan media pasir dan pupuk sapi (2:1) secara nyata

memberikan hasil bobot kering tajuk terberat yaitu berturut-turut 6,28 g dan 6,61 g.

Tujuan PenelitianBerdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini

adalah:

1. Mengetahui perbandingan arang sekam yag berpegaruh palig baik terhadap pertumbuha

dan hasil tanama bayam cabut (Amarathus sp).

6

Page 10: DAFTAR ISI - k5dera.files.wordpress.com€¦  · Web viewDAFTAR ISI. DAFTAR ISII. DAFTAR TABELII. ABSTRAK1. PENDAHULUAN2. Latar Belakang2. Pustaka4. Tujuan Penelitian7. Manfaat Penelitian7.

2. Megetahui varietas maakah yang paling baik dengan media taam arag sekam terhadap

pertumbuha da hasil tanaman bayam cabut (Amaranthus sp).

Manfaat PenelitianPenelitian ini memberi manfaat antara lain:

1. Memberikan informasi baru kepada petani tentang manfaat arang sekam dan perbandingan

campuran tanah dan arang sekam yang ideal yang memberikan hasil paling baik.

2. Memberikan informasi tentang varietas bayam manakah yang paling baik dan yang

memberikan hasil yang paling maksimal.

Metode PenelitianA. Tempat dan Waktu

a. Penelitian dilakukan di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten

Banyumas. Ketinggian tempat ± 80 meter di atas permukaan laut (mdpl)

b. Penelitian belangsung dari bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan November 2013.

B. Bahan dan Alat

a. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain: bibit bayam dari varietas Bisi dan

Maestro, arang sekam, pupuk Urea, SP-36, dan KCL, bahan kimia pengendali OPT

seperti pestisida, insektisida, fungisida, dan herbisida, serta bahan lainya sebagai

penunjang.

b. Alat yang digunakan: alat-alat pengolahan tanah seperti cangkul, alat pengendali

gulma secara manual seperti pancong, dan peralatan lain sebagai penunjang seperti

sprayer semi otomatis, gembor, polybag 20x25 cm, dan alat tulis.

C. Rancangan Percobaan

Penelitian ini merupakan percobaan faktorial yang di susun menggunakan Rancangan Acak

Kelompok (RAK). Factor yang dicoba terdiri dari dua faktor. Faktor pertama yaitu varietas

(V), dan faktor kedua yaitu arang sekam (A). varietas yang digunakan adalah:

1. V1: Maestro

2. V2: Bisi

Perbandingan volume arang sekam:

1. A0 = sekam : tanah = 0 : 4

7

Page 11: DAFTAR ISI - k5dera.files.wordpress.com€¦  · Web viewDAFTAR ISI. DAFTAR ISII. DAFTAR TABELII. ABSTRAK1. PENDAHULUAN2. Latar Belakang2. Pustaka4. Tujuan Penelitian7. Manfaat Penelitian7.

2. A1 = sekam : tanah = 1 : 3

3. A2 = sekam : tanah = 2 : 2

4. A3 = sekam : tanah = 3 : 1

Kombinasi perlakuan yang diperoleh sebanyak 8 kombinasi dan diulang sebanyak 3 (tiga)

kali, sehingga diperoleh 24 unit plot percobaan.

D. Pelaksanaan Penelitian

1. Persemaian

Diawali dengan membuat media semai bayam, yaitu menggunakan media pasir, pasir

dimasukan kedalam seedbok sampai satu cm dari permukaan seedbok. Digunakan 2 seedbok

yaitu varietas bayam bisi dan varietas bayam maestro. Berikan label pada kedua seedbok

tersebut yang bisi dan maestro, kemudian tanam benih bayam dengan jarak 4 cm x 4 cm

dalam seedbok bayam bisi dan maestro dan disiram serta ditunggu beberapa hari sampai benih

tumbuh. Dibuat media tanam dengan campuran tanah dan arang sekam dimasukkan kedalam

polybag dengan berbagai perbandingan yaitu:

A0 = sekam : tanah = (0 : 4)

A1 = sekam : tanah = (1 : 3)

A2 = sekam : tanah = (2 : 2)

A3 = sekam : tanah = (3 : 1)

2. Pemilihan Bibit

Setelah benih persemaian tumbuh, kemudian dipindah kedalam polybag harus dipilih

bibit bayam yang jumlah daunya 5 dan sehat serta kondisi tanamanya baik, tidak terserang

hama penyakit yaitu daun bibit bayam yang tidak termakan ulat dan daunya tumbuh sempurna

pada unur 14 hari setelah tanam.

3. Jarak Tanam

Jarak tanam yang digunakan adalah 15 cm x 15 cm.

4. Cara Tanam

Dibuat lubang pada media polybag kemudian diambil bibit persemaian, caranya dengan

mengambil bibit tersebut dengan tanahnya, kemudian dimasukkan kedalam polybag. Setiap

polybag diisi dengan 3 bibit bayam baik yang varietas bisi dan maestro.

8

Page 12: DAFTAR ISI - k5dera.files.wordpress.com€¦  · Web viewDAFTAR ISI. DAFTAR ISII. DAFTAR TABELII. ABSTRAK1. PENDAHULUAN2. Latar Belakang2. Pustaka4. Tujuan Penelitian7. Manfaat Penelitian7.

5. Penyulaman

Penyulaman dilakukan dengan mengganti bibit tanaman yang mati atau pertumbuhanya tidak

normal. Penyulaman akan dilakukan hingga umur 14 hari setelah tanam, tanaman sulaman atau

tanaman pengganti telah disiapkan saat bersamaan dengan persiapan media tanam dan masing-

masing perlakuan disediakan tanaman untuk mengganti tanaman yang mati.

6. Pemeliharaa Tanaman

a.Penyiraman

Penyiraman dilakukan dua kali sehari dengan menggunakan gembor yang terlebih dahulu

diisi dengan air, dan apabila hujan tidak perlu disiram.

b. Penyiangan

Penyiangan dilakukan apabila di sekitar tanaman bayam terdapat gulma atau rumput,

penyiangan dilakukan dengan cara manual, dengan mencabut gulma yang berada

disekitar tanaman bayam dengan menggunakan tangan.

c.Pengendalaian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menerapkan konsep pengendalian

hama terpadu (PHT), antara lain secara mekanik dan fisik yaitu pengendalaian hama dan

penyakit secara langsung.cara ini tergolong masih tradisional dalam memberantas hama

dan penyakit.

d. Pemupukan

Pemupukan dilakukan bertahap yaitu dua kali. Pupuk yang diberikan yaitu: Urea : 150

kg/ha dan KCL : 100kg/ha. Pupuk SP-36: 150 kg/ha diberikan pada saat tanam.

Sedangkan pupuk Urea dan KCL diberikan dua kali, pemupukan pertama dilakukan saat

tanam dan pemupukan kedua dilakukan pada 20 hari setelah tanam.

Hasil dan PembahasanA. Keadaan Umum Tanaman Bayam Cabut

Tanaman bayam cabut (Amaranthus sp) selama penelitian menunjukan pertumbuhan

yang normal, dari awal persemaian sampai tanaman dipindahkan ketempat media tanam .

persemaian varietas maestro dan bisi mengalami pertumbuhan yang seragam, diduga suhu,

kelembapan udara, kesuburan tanah sesuai untuk pertumbuhan tanaman bayam cabut.

9

Page 13: DAFTAR ISI - k5dera.files.wordpress.com€¦  · Web viewDAFTAR ISI. DAFTAR ISII. DAFTAR TABELII. ABSTRAK1. PENDAHULUAN2. Latar Belakang2. Pustaka4. Tujuan Penelitian7. Manfaat Penelitian7.

Tanaman bayam cabut terserang hama belalang (logustra migafora) pengendalian

dilakukan dengan cara kimia yaitu menyemprotkan pestisida fastac 15 EC dengan konsentrasi 2

ml/liter, dilakukan setiap 7 hari sekali sampai tidak ada serangan.

Penyulaman tanaman bayam cabut yang mati akibat serangan hama dilakukan hingga

umur 14 hari setelah tanam, dengan cara mengganti tanaman yang mati dengan tanaman

sulaman, tanaman sulaman atau pengganti telah disiapkan pada awal persiapan media.

B. Hasil Penelitian

Matriks hasil statiska data pengaruh perbandingan volume media tanam arang sekam dan

varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam cabut disajikan dalam table 2 dibawah

ini.

Table 2 . Matriks Hasil Analisa Statistik Data Pengaruh Perbandingan Volume Media Tanam

Arang Sekam dan Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bayam Cabut.

Parameter yang di amati

Perlakuan

V A V x A

Jumlah daun tn * tn

Luas daun tn * tn

Kurun luas daun tn * tn

Luas daun spesifik tn tn tn

Rasio luas daun * tn *

Laju tumbuh dau relative tn tn tn

Indeks luas daun tn * tn

Bobot basah tanaman tn * tn

Keterangan:

V= Varietas

A= Arang sekam

*= Pengaruh nyata

tn= Pengaruh tidak nyata

10

Page 14: DAFTAR ISI - k5dera.files.wordpress.com€¦  · Web viewDAFTAR ISI. DAFTAR ISII. DAFTAR TABELII. ABSTRAK1. PENDAHULUAN2. Latar Belakang2. Pustaka4. Tujuan Penelitian7. Manfaat Penelitian7.

C. Pembahasan

Hasil pengamatan menunjukan bahwa varietas bayam cabut berpengaruh nyata terhadap

rasio luas daun, dan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, luas daun spesifik, laju

tumbuh daun relatif, indeks luas daun dan bobot basah tanaman. Pemberian arang sekam

berpengaruh terhadap jumlah daun, luas daun, kurun luas daun, indeks luas daun, dan bobot

basah tanaman. Sedangkan terhadap luas dau spesifik, rasio luas daun, dan laju tumbuh daun

relative pemberian arang sekam tidak nyata. Interaksi yang nyata antara varietas dan media

tanam arang sekam terjadi pada penggunaan rasio luas daun.

a. Pengaruh Media Tanam Arang Sekam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman

Bayam Cabut

Dari hasil analisa menunjukan bahwa perbandingan media tanaman arang sekam

memberikan pengaruh nyata terhadao jumlah daun yaitu pada umur 20 hst dan 25 hst.

Sedangkan pada umur 30 hst tidak berpengaruh nyata. Hal ini di duga bahwa pada umur

30 hst perumbuhaakaranman sudah optimum dan memasuki persiapan untuk fase

generatif dimana pertumbuhan organ reproduksi mempengaruhi pertumbuhan daun dalam

jumlah daun.

b. Pertumbuhan dan Hasil dua Varietas/jenis tanaman bayam cabut

Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa mediatanam arang sekam berpengaruh

nyata terhadap kedua varietas bayam yaitu bayam bisi dan bayam maestro dalam

komponen rasio luas daun pada umur 20 -25 hst, sedangkan tidak berpengaruh nyata peda

umur 25-30 hst. Hal ini karena kedua tanaman memiliki daya adaptasi yang baik terhadap

media tanam arang sekam. Dengan melihat tabel antara umur 20-25 hst bayam maestro

memiliki rata-rata 220,4 dibandingkan bayam bisi yang hanya 195,4 ini berarti bayam

maestro memiliki daya adaptasi yang paling abik terhadap pemberian media tanam

sekam.

c. Penagaruh interaksi varietas dan media tanam arang sekam terhjadap pertumbuhan dan

hasil tanaman bayam cabut

Hasil analisis statistic tabel kedua menunjukan bahwa interaksi antar varietas

bayam dan media tanam arang sekam memberikan pengaruh nyata terhadap rasio luas

daun dan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap variable jumlah daun, luas daun,

11

Page 15: DAFTAR ISI - k5dera.files.wordpress.com€¦  · Web viewDAFTAR ISI. DAFTAR ISII. DAFTAR TABELII. ABSTRAK1. PENDAHULUAN2. Latar Belakang2. Pustaka4. Tujuan Penelitian7. Manfaat Penelitian7.

kurun luas daun, luas daun spesifik, laju tumbuh daun relatif indeks luas daun, kurun

luas daun, luas daun spesifik, laju tumbuh daun relative, indeks luas daun relatif, dan

bobot basah tanaman. Interaksi macam macam varietas dan media tanam arang sekam

tidak memberikan pengaruh nyata hamper pada semua variable pengamatan. Hal ini

diduga karena antara macam varietas bayam dan media tanam arang sekam saling

mendukung dalam mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanam bayam cabut secara

bersamaan dimana dalam hal ini ada faktor dominan menutupi faktor lain.

PENUTUP

Simpulan Dari hasil penelitian, dapat di simpulkan sebagai berikut:

a. Pemberian media tanam arang sekam memberikan pengaruh nyata pada jumlah daun,

luas daun, kurun luas daun, indeks luas daun dan bobot basah tanaman, dan tidak

memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap luas daun spesifik, rasio luas daun,

dan lju tumbuh daun relatif. Tetapi pada pengamatan jumlah daun dan bobot basah

tanaman, pemberian media campur antara tanah dan arang sekam nilai ratat-ratanya

lebih rendah dibandingkan media tanam tanpa campuran arang sekam.

b. Pemberian media tanam arang sekam memberikan pengaruh nyata terhadap dua

varietas bayam cabut yaitu bayam bisi dan bayam maestro pad umur 20-25 hst dalam

para meter rasio luas daun. Bayam varietas maestro mempunyai rasio luas daun lebih

tinggi yaitu 220,4 dibandingkan varietas bisi yang mempunyai rasio luas daun 195,4,

sehingga varietas memberikan respon terbaik terhadap pemberian media tanam arang

sekam dalam rasio luas daun.

c. Terdapat interaksi antar varietas bayam terhadap pemberian media tanam arang

sekam yaitu berpengaruh nyata terhadap rasio luas daun. Interksi yang nyata terjadi

pada parameter rasio luas daun.

SaranDari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan saran sebagai berikut:

Padasaat melakukan penelitian harus me

12

Page 16: DAFTAR ISI - k5dera.files.wordpress.com€¦  · Web viewDAFTAR ISI. DAFTAR ISII. DAFTAR TABELII. ABSTRAK1. PENDAHULUAN2. Latar Belakang2. Pustaka4. Tujuan Penelitian7. Manfaat Penelitian7.

DAFTAR PUSTAKA[ 1 ]

Anonim. (2011a). Fungsi dan Cara Membuat Arang Sekam. www.gerbangpertanian.com: diakses 29-09-2012.

[ 2 ]Anonim. (2011b). Sekam Padi Sebagai Sumber Energi Alternatif. www.amallcrab.com: diakses tanggal 22-10-2012.

[ 3 ]Anonim. (2011c). Fungsi dan Kandungan Arang Sekam/Sekam Bakar. www.sehatcommunity.com: diakses tanggal 20-10-2012.

[ 4 ] Arief, A. (1990). Hortikultura. Yogyakarta: ANDI OFSET.

[ 5 ]Arum, M. (2005). pengaruh Jenis Media Tanam dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Stek Sambang Colok. www.respository.ipb.ac.pdf: diakses tanggal 22-01-2013.

[ 6 ]Nazaruddin. (1999). Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Jakarta: Penebar Swadaya.

[ 7 ]Rukmana, R. (1995). Bayam . Yogyakarta: Kanisius.

[ 8 ]Santosa, M. (2004). Efisiensi Energi dan Produktivitas Pada Tumpang Sari Jagung Manis dan Berbagai Kerapatan Kacang Hijau Dengan Pengolahan Tanah yang Berbeda. ITB: Skripsi.

[ 9 ]Sugiantosattok. (2012). Pengaruh Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Kacang Tanah . www.sattoksugianto.blogspot.com: diakses tanggal 22-01-2013.

13