DAFTAR ISI - k5dera.files.wordpress.com€¦ · Web viewDAFTAR ISI. DAFTAR ISII. DAFTAR TABELII....
Transcript of DAFTAR ISI - k5dera.files.wordpress.com€¦ · Web viewDAFTAR ISI. DAFTAR ISII. DAFTAR TABELII....
ARTIKEL ILMIAH
TUGAS MATA KULIAH APLIKASI KOMPUTER
PENGARUH PERBANDINGAN VOLUME MEDIA TANAM
ARANG SEKAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
VARIETAS BAYAM (Amaranthus sp)
YANG BERBEDA
AHMAD KHOERUDIN
(1404020037)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
APRIL , 2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................................I
DAFTAR TABEL...................................................................................................................................II
ABSTRAK...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................2
Latar Belakang.....................................................................................................................................2
Pustaka.................................................................................................................................................4
Tujuan Penelitian.................................................................................................................................7
Manfaat Penelitian...............................................................................................................................7
Metode Penelitian................................................................................................................................7
Hasil dan Pembahasan.......................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................12
Simpulan............................................................................................................................................12
Saran..................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................13
I
DAFTAR TABELTabel 3. Rerata Jumlah Daun dengan Perbandingan Media Tanam Arang Sekam pada Berbagai Umur Pengamatan ( percobaan A ).
Perlakuan pengamatan Jumlah Daun (helai)20 hst 25 hst 30 hst
Arang SekamA0 14b 21b 31A1 13b 17b 32A2 9a 16b 30A3 8a 10a, 23BNT 5% 2,48 4,60 taKeterangan : angka yang diikuti huruf yang sama dalam satu kolom, tidak berbeda nyata berdasarkan uji
beda nyata terkecil dengan taraf 5%
` tn : pengaruh tidak nyata
Tabel 4. Rerata Rasio Luas Daun dan Interaksi Antara Varietas Bayam dan Media Tanam Arang Sekam
pada Berbagai Umur Pengamatan ( percobaan B )
perlakuan Pengamatan rasio luas daun (cm3/ g)
20-25 hst 25-30 hst
V
VI 220,4 b 166,7
V2 195,4 a 162,4
BNT 5% 21,8 tn
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam satu kolom, tidak berbeda nyata
berdasarkan uji beda nyata terkecil dengan taraf 5%
V1 = Bayam Cabut Maestro
V2 = Bayam Cabut Bisi
tn = Pengaruh Tidak Nyata
II
“ PENGARUH PERBANDINGAN VOLUME MEDIA TANAM ARANG SEKAM
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL VARIETAS BAYAM (Amaranthus sp)
YANG BERBEDA”
AHMAD KHOERUDIN
ABSTRAK
Produksi dan konsumsi bayam di Indonesia yang semakin meningkat belum di imbangi
dengan ketersediaan bayam yang cukup. Untuk keberhasilan budidaya bayam dan
meningkakatkan produksiya, selain menggunakan varietas yang baik. Salah satunya
menggunakan pencampuran media tanah arang sekam. Padalahan pertanian arang sekam sangat
baik unytuk membantu menyuburkan tanah dan berfungsi sebagai penyimpanan sementara
unsur hara dalam tanah sehingga tidak mudah tercuci oleh air, dan akan sangat mudah dilepaskan
ketika dibutuhkan akar tanaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian perbandingan volume
media tanam arang sekam terhadap pertumbuhan dan hasil varietas bayam yang berbeda,
penelitian ini dilaksanakan di Desa Dukuhwaluh, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas
pada bulan Agustus 2012 sampai dengan November 2013.
Penelitian ini merupakan percobaan faktorial yang disusun menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor, faktor pertama varietas maestro (VI) dan varietas
Bisi (V2). Faktor kedua perbandingan volume arang sekam dengan tanah yaitu 0:4 (A0), 1:3
(A1), 2:2 (A2), 3:1 (A30, setiap perlakuan diulang tigas kali.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian media tanam arang sekam memberikan
pengaruh nyata terhadap jumlah daun, luas daun, kurun luas daun, indeks luas daun, dan bobot
basah tanaman, namun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap luas daun spesifik, rasio
luas daun, dan laju tumbuh daun relatif. Pemberian media tanam arang sekam terhadap dua
varietas bayam cabut hanya berpengaruh pada variabel rasio luas daun pada umur 20-25 hst.
1
Interaksi yang nyata antara varietas bayam dengan pemberian arang sekam hanya terjadi pada
variabel rasio luas daun.
Kata kunci : produksi bayam, varietas, pemberian media tanam arang sekam.
PENDAHULUAN
Latar BelakangBayam (Amaranthus sp) merupakan salah satu tanaman khas daerah tropis. Pertumbuhannya
normal amat cepat. Di pasaran di temukan dua jenis bayam, yaitu bayam petik dan bayam cabut,
keduanya enak diolah menjadi sayur (Nazaruddin, 1999).
Tanaman bayam mempunyai daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing, serta
urat-urat daun kelihatan jelas (rukmana, 1995). Daun bayam mempunyai kandungan air 85%
sedang bagian yang dapat di makan sejumlah 71%, dan setiap 100 gram bagian yang dapat
dikonsumsi dalam keadaan segar, mengandung protein 3,5 gram, lemak 0,5 garam, karbohidrat
6,5 gram, Ca 21 gram, vitamin A 6090 SI, vitsamin B 0,15 miligram, vitamin B2 0,25 miligram,
serta vitamin C 100 miligram (Arief, 1990). Di beberapa Negara berkembang bayam di
promosikan sebagai sumber protein nabati, karena sayuran ini dapat berfungsi ganda bagi
pemenuhan kebutuhan gizi maupun pelayanan kesehatan masyarakat. Bayam mengandung gizi
yang tinggi dan komposisinya lengkap. Kegunaan lain dari bayam adalah dapat dijadikan bahan
obat tradisional, dan juga untuk kecantikan (Rukmana, 1995).
Bayam merupakan salah satu jenis sayuran daun yang banyak digemari masyaraka Indonesia.
Produksinya meningkat dari tahun 2004 hingga 2009 dengan kenaikan rata-rat sebesar 8,96%
pertahun (BPS, 2010). Peningkatan produksi bayam diikuti juga dengan peningkatan konsumsi
per kapita bayam. Konsumsi perkapita bayam dari tahun 2002 sampai 2006 mengalami
peningkatan dengan tingkat kenaikan rata-rata sebesar 4,38 kg/tahun (DEPTAN, 2007). Produksi
dan konsumsi bayam di Indinoesia yang semakin meningkat belum diimbangi dengan
ketersediaan bayam yang cukup. Salah satu penyebab belum tercukupinya bayam adalah
semakin berkurangnya lahan pertanian. Penggunaan pertanian untuk tanaman pangan dari tahun
1996 hingga 2000 mengalami penyusutan yaiu dari 8.52 juta ha menjadi 7.79 juta ha (BPS,
2
2000). Menurut Nazaruddin (1999), hasil panen bayam cabut di Indonesia, rata-rata 5 ton bahan
segar/ha. Padahal potensi benih bayam setiap hektarnya sekitar 10 ton. Untuk keberhasilan
budidaya bayam dan meningkatakan produksinya, selain menggunakan varietas unggul, juga
menggunakan pencampuran media tanah dengan arang sekam. Hal ini diharapkan akan
meningkatkan produktivitas tanah sehingga akan diperoleh campuran media tanam yang baik
untuk meningkatkan produksi pada budidaya tanaman bayam.
Pada lahan pertanian arang sekam sangat baik untuk membantu menyuburkan tanah. Arang
sekam bisa berfungsi sebagai penyimpan sementara unsur hara dalam tanh sehingga tidak mudah
tercuci oleh air, dan akan sangat mudah di lepaskan ketika di butuhkan atau di ambil oleh akar
tanaman. Arang sekam memiliki perananan penting sebagai media tanam pengganti tanah. Arang
sekam bersifat porous, ringan, tidak lotor dan cukup dapat menahan air. Penggunaan arang
sekam cukup meluas dalam budidaya tanman hias maupun sayuran (terutama budidaya secara
hidroponik). Arang sekam dapat dengan mudah di peroleh di toko-toko pertanian. Namun tidak
ada salahnya memproduksi sendiri arang sekam untuk keperluan sendiri (Anonim, 2011a).
Jenis-jenis bayam yang biasa di tanam di Indonesia antaralain bayam Bisi dan bayam
Maestro. Bayam Bisi merupakan tumbuhan yag biasa di tanam untuk di konsumsi daunnya
sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar ke
seluruh dunia. Tumbuhan ini di kenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting.
Bayam Mestro merupakan bibit uggul, sayuran yang memiliki daun berwarna hijau terang,
bayam cabut Maestro ini memiliki kandungan zat besi dan klorofil tinggi. Bayam cabut ini
sangat mudah di budidayakan dan tidak membutuhkan biaya tinggi. Meskipun demikian sayur
bayam cabut Maestro yang kaya kandunagan vitamin dan mineral ini, jika dibudidayakan dengan
benar, memiliki nilai jual yang bagus di pasaran. Budidaya bayam cabut juga tidak memerlukan
lahan yang terlalu luas. Harga jual sayuran bayam cabut juga lumayan mahal di perkotaan.
Sayuran ini mampu tunbuh bagus sepanjang tahun pada daerah yang ketinggian hingga 1000 m
dpl, dengan pengairan yang cukup. Umur panen bayam cabut juga relatif singkat 25-30 hst (hari
setelah tanam). Kebutuhan bibit bayam untuk lahan per 1 hektar 8-15 kg bibit bayam cabut
Maestro. Potensi hasil panen menggunakan benih unggul bayam Maestro, jika dalam keadaan
normal mampu berproduksi 12 hingga 15 ton per hektar. Jumlah rata-rata benih per gram adalah
1200-1500 biji.
3
PustakaA. Tanaman Bayam (Amarnthus sp)
1. Morfologi tanaman bayam
Menurut Arief (1990), system klasifikasi dari tanaman bayam yaitu:
Kingdom: Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : caryophyllales
Family : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus tricolor
Bayam termasuk tanaman setahun atau lebih yang berbentuk perdu. System perakarannya
menyebar dangkal pada kedalaman antara 20-40 cm, batang bayam banyak mengandung air,
tumbuhan tinggi di atas pemukaan tanah. Daun bayam umumnya berbentuk bulat telur dengan
ujung agak meruncing, dan urat-urat daunnya jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau
muda, hijau tua, hijau keputih-putihan sampai warna merah. Bunga tersusu dalam malai yang
tumbuh tegak, keluar dari ujung tanaman ataupun dari ketiak-ketiak daun. Bentuk malai bunga
memanjang mirip ekor kucing, dan pembungaannya dapat berlangsung sepanjang musim atau
tahun.
Alat reproduksi (perbanyakan tanaman) umuumnya secara generatif (biji). Dari tiap tanda
(malai) bunga dapat dihasilkan ratusan hingga ribuan biji. Ukuran biji sangat kecil, bentuknya
bulkat dan berwarna coklat tua mengkilap sampai hitam kelam(Rukmana, 1995).
2. Ekologi Tanaman Bayam
Tanaman bayam banyak tumbuh di daerah tropis dan sub tropis, di dataran rendah dengan
ketinggian 2000 meter diatas permukaan laut serta dengan tanah cukup gembur mengandung
bahan organik, pH tanah 6-7 tetapi juga bisa hidup di pH tanah 8.5 maupun tanah masam.
4
Sedangkan temperatur yang di kehendaki antara 35−400 dengan curah hujan antara 1000-2000
mili meter. Keistimewaan bayam adalah perproduksi tinggi dan cepat panen, mudah di usahakan
sebagai tanaman pekarangan sehingga tidak mudah terserang penyakit. Disamping itu, aka lebih
baik jika di panen sebelum berbunga (Arief, 1990). Tanaman bayam dapat tumbuh kapan saja
baik baik pada musim penghujan ataupun kemarau. Tanaman ini kebutuhan airnya cukup banyak
sehingga paling tepat di tananm pada awal musim hujan, yaitu sekitar bulan Oktober-November.
Bisa juga di tanam pada awal musim kemarau, sekitar bulan Maret-April (Nazaruddin, 1999).
Hasil panen yang optimal di tentukan oleh pemilihan lokasi penanaman. Lokasi
penanaman harus memmperhatikan persyaratan tumbuh bayam, yaitu: Pada tempat yang
terlindungi atau ternaungi, pertumbuhan bayam akan menjadi lebih kecil diameternya dan lebih
tinggi akibat kurang mendapat sinar matahari. Pad tanah yang tergenang, akar tanaman bayam
akan mengalami pembusukan. Tanaman bayam termasuk sensitif terhadap pH tanah. Pada pH di
atas 7, pertumbuhan daun-daun muda akan memucat putih kekuning-kuningan atau klorosis,
sebaliknya pada pH di bawah 6 pertumbuhan bayam akan terganggu.
Penanaman bayam dapat dilakukan dengan cara menebar biji pada lahan dengan
ketentuan 0,5-1 gram biji setiap m2lahan atau dengan cara disemai terlebih dahulu. Kecambah
tanaman bayam akan tampak setelah lima hari setelah di tanam. Pada fase awal pertumbuhan,
sebaiknya penyiraman dilakukan rutin dan intensif sebanyak 1-2 kali sehari terutama dimusim
kemarau. Waktu yang paling baik untuk menyiram tanaman bayam adalah pagi atau siang hari.
B. Arag Sekam
Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan
yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan padi, sekam akan
terpisah dari dua butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. sekam
dikategorikan menjadi biomasa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan
baku industri, pakan ternak dan energy atau bahan bakar, Anonim (2012b).
Dari proses penggilingan padi biasanya di peroleh sekam sekitar 20=30%, dedak antara 8-
12% dan beras giling antara 50-63,5% dari bobot awal gabah. Sekam dengan presentasi yang
tinggi tersebut dapat menimbulkan problem lingkungan.
5
Ditinjau dari komposisi kimiawi, sekam mengandung beberapa unsur kimia penting seperti
dapat dilihat di bawah. Komposisi kimia sekam padi menurut (Suharno, 1979), dan
Anonim(2012b) kadarair : 9,02%, protein kasar : 3,03%, lemak : 1,18%, serat kasar : 35, 68%,
abu : 17,17%, karbohidrat dasar : 33,71%. Komposisi kimia sekam padi menurut DTC-IPB :
karbon (zat arang) : 1,33%, hydrogen : 1,54%, oksigen : 33,64%, silika : 16,98%.
Sekam memiliki kerapatan jenis (bulk densil) 125 kg/m3, dengan nilai kalori 1 kg sekam
sebesar 3300 k. kalori. Menurut Houtson (1972) sekam memiliki bulk density 0,100 g/ml, nilai
kalori antara 3300-3600 k. kalori/kg sekam denga konduktivitas panas 0,271 BTU.
Untuk lebih memudahkan deversifikasi penggunaan sekam, maka sekam perlu di padatkan
menjadi bentuk yang lebih sederhana, paktis, dan tidak voluminous. Bentuk tersebur adalah
arang sekam maupun briket arang sekam. Arang sekam dapat dengan mudah dimanfaatkan untuk
bahan bakar yang tidak berasap dengan nilai kalori yang cukup tinggi. Briket arang sekam
mempunyai manfaat yang lebih luas lagi yaitu di samping sebagai baha bakar ramah lingkungan,
sebagai media tumbuh tanam hortikultura khususnya tanaman bunga. kadar kalium dalam tanah.
pH sekam bakar antara 8,5-9. pH yang tinggi ini dapat digunakan untuk meningkatkan pH tanah
asam. pH tersebut memiliki keuntungan karena dibenci gulma dan bakteri.
Menurut Sugiantosattok, (2012) dari hasil yang di dapat ternyata yang pertumbuhannya lebih
cepat ialah dengan menggunakan media abu sekam daripada dengan media tanah. Untuk
pertumbuhan daun, media tanam abu sekam lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan media
tanam pada tanah. Dan menurut arum, (2005) interaksi antara media tanam dan pupuk kandang
mampu memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan dan hasil panen
sambang colok. Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa interaksi antara media
arang sekam dan pupuk kambing (2:1) dan media pasir dan pupuk sapi (2:1) secara nyata
memberikan hasil bobot kering tajuk terberat yaitu berturut-turut 6,28 g dan 6,61 g.
Tujuan PenelitianBerdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini
adalah:
1. Mengetahui perbandingan arang sekam yag berpegaruh palig baik terhadap pertumbuha
dan hasil tanama bayam cabut (Amarathus sp).
6
2. Megetahui varietas maakah yang paling baik dengan media taam arag sekam terhadap
pertumbuha da hasil tanaman bayam cabut (Amaranthus sp).
Manfaat PenelitianPenelitian ini memberi manfaat antara lain:
1. Memberikan informasi baru kepada petani tentang manfaat arang sekam dan perbandingan
campuran tanah dan arang sekam yang ideal yang memberikan hasil paling baik.
2. Memberikan informasi tentang varietas bayam manakah yang paling baik dan yang
memberikan hasil yang paling maksimal.
Metode PenelitianA. Tempat dan Waktu
a. Penelitian dilakukan di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten
Banyumas. Ketinggian tempat ± 80 meter di atas permukaan laut (mdpl)
b. Penelitian belangsung dari bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan November 2013.
B. Bahan dan Alat
a. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain: bibit bayam dari varietas Bisi dan
Maestro, arang sekam, pupuk Urea, SP-36, dan KCL, bahan kimia pengendali OPT
seperti pestisida, insektisida, fungisida, dan herbisida, serta bahan lainya sebagai
penunjang.
b. Alat yang digunakan: alat-alat pengolahan tanah seperti cangkul, alat pengendali
gulma secara manual seperti pancong, dan peralatan lain sebagai penunjang seperti
sprayer semi otomatis, gembor, polybag 20x25 cm, dan alat tulis.
C. Rancangan Percobaan
Penelitian ini merupakan percobaan faktorial yang di susun menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK). Factor yang dicoba terdiri dari dua faktor. Faktor pertama yaitu varietas
(V), dan faktor kedua yaitu arang sekam (A). varietas yang digunakan adalah:
1. V1: Maestro
2. V2: Bisi
Perbandingan volume arang sekam:
1. A0 = sekam : tanah = 0 : 4
7
2. A1 = sekam : tanah = 1 : 3
3. A2 = sekam : tanah = 2 : 2
4. A3 = sekam : tanah = 3 : 1
Kombinasi perlakuan yang diperoleh sebanyak 8 kombinasi dan diulang sebanyak 3 (tiga)
kali, sehingga diperoleh 24 unit plot percobaan.
D. Pelaksanaan Penelitian
1. Persemaian
Diawali dengan membuat media semai bayam, yaitu menggunakan media pasir, pasir
dimasukan kedalam seedbok sampai satu cm dari permukaan seedbok. Digunakan 2 seedbok
yaitu varietas bayam bisi dan varietas bayam maestro. Berikan label pada kedua seedbok
tersebut yang bisi dan maestro, kemudian tanam benih bayam dengan jarak 4 cm x 4 cm
dalam seedbok bayam bisi dan maestro dan disiram serta ditunggu beberapa hari sampai benih
tumbuh. Dibuat media tanam dengan campuran tanah dan arang sekam dimasukkan kedalam
polybag dengan berbagai perbandingan yaitu:
A0 = sekam : tanah = (0 : 4)
A1 = sekam : tanah = (1 : 3)
A2 = sekam : tanah = (2 : 2)
A3 = sekam : tanah = (3 : 1)
2. Pemilihan Bibit
Setelah benih persemaian tumbuh, kemudian dipindah kedalam polybag harus dipilih
bibit bayam yang jumlah daunya 5 dan sehat serta kondisi tanamanya baik, tidak terserang
hama penyakit yaitu daun bibit bayam yang tidak termakan ulat dan daunya tumbuh sempurna
pada unur 14 hari setelah tanam.
3. Jarak Tanam
Jarak tanam yang digunakan adalah 15 cm x 15 cm.
4. Cara Tanam
Dibuat lubang pada media polybag kemudian diambil bibit persemaian, caranya dengan
mengambil bibit tersebut dengan tanahnya, kemudian dimasukkan kedalam polybag. Setiap
polybag diisi dengan 3 bibit bayam baik yang varietas bisi dan maestro.
8
5. Penyulaman
Penyulaman dilakukan dengan mengganti bibit tanaman yang mati atau pertumbuhanya tidak
normal. Penyulaman akan dilakukan hingga umur 14 hari setelah tanam, tanaman sulaman atau
tanaman pengganti telah disiapkan saat bersamaan dengan persiapan media tanam dan masing-
masing perlakuan disediakan tanaman untuk mengganti tanaman yang mati.
6. Pemeliharaa Tanaman
a.Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali sehari dengan menggunakan gembor yang terlebih dahulu
diisi dengan air, dan apabila hujan tidak perlu disiram.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila di sekitar tanaman bayam terdapat gulma atau rumput,
penyiangan dilakukan dengan cara manual, dengan mencabut gulma yang berada
disekitar tanaman bayam dengan menggunakan tangan.
c.Pengendalaian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menerapkan konsep pengendalian
hama terpadu (PHT), antara lain secara mekanik dan fisik yaitu pengendalaian hama dan
penyakit secara langsung.cara ini tergolong masih tradisional dalam memberantas hama
dan penyakit.
d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan bertahap yaitu dua kali. Pupuk yang diberikan yaitu: Urea : 150
kg/ha dan KCL : 100kg/ha. Pupuk SP-36: 150 kg/ha diberikan pada saat tanam.
Sedangkan pupuk Urea dan KCL diberikan dua kali, pemupukan pertama dilakukan saat
tanam dan pemupukan kedua dilakukan pada 20 hari setelah tanam.
Hasil dan PembahasanA. Keadaan Umum Tanaman Bayam Cabut
Tanaman bayam cabut (Amaranthus sp) selama penelitian menunjukan pertumbuhan
yang normal, dari awal persemaian sampai tanaman dipindahkan ketempat media tanam .
persemaian varietas maestro dan bisi mengalami pertumbuhan yang seragam, diduga suhu,
kelembapan udara, kesuburan tanah sesuai untuk pertumbuhan tanaman bayam cabut.
9
Tanaman bayam cabut terserang hama belalang (logustra migafora) pengendalian
dilakukan dengan cara kimia yaitu menyemprotkan pestisida fastac 15 EC dengan konsentrasi 2
ml/liter, dilakukan setiap 7 hari sekali sampai tidak ada serangan.
Penyulaman tanaman bayam cabut yang mati akibat serangan hama dilakukan hingga
umur 14 hari setelah tanam, dengan cara mengganti tanaman yang mati dengan tanaman
sulaman, tanaman sulaman atau pengganti telah disiapkan pada awal persiapan media.
B. Hasil Penelitian
Matriks hasil statiska data pengaruh perbandingan volume media tanam arang sekam dan
varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam cabut disajikan dalam table 2 dibawah
ini.
Table 2 . Matriks Hasil Analisa Statistik Data Pengaruh Perbandingan Volume Media Tanam
Arang Sekam dan Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bayam Cabut.
Parameter yang di amati
Perlakuan
V A V x A
Jumlah daun tn * tn
Luas daun tn * tn
Kurun luas daun tn * tn
Luas daun spesifik tn tn tn
Rasio luas daun * tn *
Laju tumbuh dau relative tn tn tn
Indeks luas daun tn * tn
Bobot basah tanaman tn * tn
Keterangan:
V= Varietas
A= Arang sekam
*= Pengaruh nyata
tn= Pengaruh tidak nyata
10
C. Pembahasan
Hasil pengamatan menunjukan bahwa varietas bayam cabut berpengaruh nyata terhadap
rasio luas daun, dan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, luas daun spesifik, laju
tumbuh daun relatif, indeks luas daun dan bobot basah tanaman. Pemberian arang sekam
berpengaruh terhadap jumlah daun, luas daun, kurun luas daun, indeks luas daun, dan bobot
basah tanaman. Sedangkan terhadap luas dau spesifik, rasio luas daun, dan laju tumbuh daun
relative pemberian arang sekam tidak nyata. Interaksi yang nyata antara varietas dan media
tanam arang sekam terjadi pada penggunaan rasio luas daun.
a. Pengaruh Media Tanam Arang Sekam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Bayam Cabut
Dari hasil analisa menunjukan bahwa perbandingan media tanaman arang sekam
memberikan pengaruh nyata terhadao jumlah daun yaitu pada umur 20 hst dan 25 hst.
Sedangkan pada umur 30 hst tidak berpengaruh nyata. Hal ini di duga bahwa pada umur
30 hst perumbuhaakaranman sudah optimum dan memasuki persiapan untuk fase
generatif dimana pertumbuhan organ reproduksi mempengaruhi pertumbuhan daun dalam
jumlah daun.
b. Pertumbuhan dan Hasil dua Varietas/jenis tanaman bayam cabut
Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa mediatanam arang sekam berpengaruh
nyata terhadap kedua varietas bayam yaitu bayam bisi dan bayam maestro dalam
komponen rasio luas daun pada umur 20 -25 hst, sedangkan tidak berpengaruh nyata peda
umur 25-30 hst. Hal ini karena kedua tanaman memiliki daya adaptasi yang baik terhadap
media tanam arang sekam. Dengan melihat tabel antara umur 20-25 hst bayam maestro
memiliki rata-rata 220,4 dibandingkan bayam bisi yang hanya 195,4 ini berarti bayam
maestro memiliki daya adaptasi yang paling abik terhadap pemberian media tanam
sekam.
c. Penagaruh interaksi varietas dan media tanam arang sekam terhjadap pertumbuhan dan
hasil tanaman bayam cabut
Hasil analisis statistic tabel kedua menunjukan bahwa interaksi antar varietas
bayam dan media tanam arang sekam memberikan pengaruh nyata terhadap rasio luas
daun dan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap variable jumlah daun, luas daun,
11
kurun luas daun, luas daun spesifik, laju tumbuh daun relatif indeks luas daun, kurun
luas daun, luas daun spesifik, laju tumbuh daun relative, indeks luas daun relatif, dan
bobot basah tanaman. Interaksi macam macam varietas dan media tanam arang sekam
tidak memberikan pengaruh nyata hamper pada semua variable pengamatan. Hal ini
diduga karena antara macam varietas bayam dan media tanam arang sekam saling
mendukung dalam mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanam bayam cabut secara
bersamaan dimana dalam hal ini ada faktor dominan menutupi faktor lain.
PENUTUP
Simpulan Dari hasil penelitian, dapat di simpulkan sebagai berikut:
a. Pemberian media tanam arang sekam memberikan pengaruh nyata pada jumlah daun,
luas daun, kurun luas daun, indeks luas daun dan bobot basah tanaman, dan tidak
memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap luas daun spesifik, rasio luas daun,
dan lju tumbuh daun relatif. Tetapi pada pengamatan jumlah daun dan bobot basah
tanaman, pemberian media campur antara tanah dan arang sekam nilai ratat-ratanya
lebih rendah dibandingkan media tanam tanpa campuran arang sekam.
b. Pemberian media tanam arang sekam memberikan pengaruh nyata terhadap dua
varietas bayam cabut yaitu bayam bisi dan bayam maestro pad umur 20-25 hst dalam
para meter rasio luas daun. Bayam varietas maestro mempunyai rasio luas daun lebih
tinggi yaitu 220,4 dibandingkan varietas bisi yang mempunyai rasio luas daun 195,4,
sehingga varietas memberikan respon terbaik terhadap pemberian media tanam arang
sekam dalam rasio luas daun.
c. Terdapat interaksi antar varietas bayam terhadap pemberian media tanam arang
sekam yaitu berpengaruh nyata terhadap rasio luas daun. Interksi yang nyata terjadi
pada parameter rasio luas daun.
SaranDari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan saran sebagai berikut:
Padasaat melakukan penelitian harus me
12
DAFTAR PUSTAKA[ 1 ]
Anonim. (2011a). Fungsi dan Cara Membuat Arang Sekam. www.gerbangpertanian.com: diakses 29-09-2012.
[ 2 ]Anonim. (2011b). Sekam Padi Sebagai Sumber Energi Alternatif. www.amallcrab.com: diakses tanggal 22-10-2012.
[ 3 ]Anonim. (2011c). Fungsi dan Kandungan Arang Sekam/Sekam Bakar. www.sehatcommunity.com: diakses tanggal 20-10-2012.
[ 4 ] Arief, A. (1990). Hortikultura. Yogyakarta: ANDI OFSET.
[ 5 ]Arum, M. (2005). pengaruh Jenis Media Tanam dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Stek Sambang Colok. www.respository.ipb.ac.pdf: diakses tanggal 22-01-2013.
[ 6 ]Nazaruddin. (1999). Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Jakarta: Penebar Swadaya.
[ 7 ]Rukmana, R. (1995). Bayam . Yogyakarta: Kanisius.
[ 8 ]Santosa, M. (2004). Efisiensi Energi dan Produktivitas Pada Tumpang Sari Jagung Manis dan Berbagai Kerapatan Kacang Hijau Dengan Pengolahan Tanah yang Berbeda. ITB: Skripsi.
[ 9 ]Sugiantosattok. (2012). Pengaruh Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Kacang Tanah . www.sattoksugianto.blogspot.com: diakses tanggal 22-01-2013.
13