DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

236

Transcript of DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

Page 1: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id
Page 2: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

DAFTAR ISI

PERATURAN PERUNDANG-UNDANG

1. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG BEBAS VISA

KUNJUNGAN

2. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21

TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDELAPAN ATAS PERATURAN MENTERI HUKUM DAN

HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH-01.GR.01.06 TAHUN 2010 TENTANG VISA KUNJUNGAN

SAAT KEDATANGAN

3. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31

TAHUN 2015 TENTANG TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BEBAS VISA KUNJUNGAN

4. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42

TAHUN 2015 TENTANG CAP KEIMIGRASIAN

5. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44

TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN MASUK DAN KELUAR WILAYAH INDONESIA

DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

1. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.03.01-1186 TANGGAL 19 APRIL 2013

TENTANG PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WNA DI POS LINTAS BATAS

2. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.03.01-1187 TANGGAL 19 APRIL 2013

TENTANG PENYELESAIAN KEDATANGAN WNI DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

3. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.03.01-1188 TANGGAL 19 APRIL 2013

TENTANG PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WNI DI POS LINTAS BATAS

4. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.03.02-1189 TANGGAL 19 APRIL 2013

TENTANG PENYELESAIAN KEDATANGAN ORANG ASING DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

5. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.03.02-1190 TANGGAL 19 APRIL 2013

TENTANG PENYELESAIAN KEDATANGAN WNA DI POS LINTAS BATAS

6. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.03.01-1191 TANGGAL 19 APRIL 2013

TENTANG PENYELESAIAN KEDATANGAN WNI DI POS LINTAS BATAS

7. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.03.02-1192 TANGGAL 19 APRIL 2013

TENTANG PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WNI DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

8. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.03.02-1193 TANGGAL 19 APRIL 2013

TENTANG PENYELESAIAN KEBERANGKATAN ORANG ASING DI TEMPAT PEMERIKSAAN

IMIGRASI

9. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.04-2531 TANGGAL 12 AGUSTUS

2013 TENTANG PENYELESAIAN KEBERANGKATAN AWAK ALAT ANGKUT ORANG ASING DI

TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

10. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.03-2532 TANGGAL 12 AGUSTUS

2013 TENTANG PENYELESAIAN KEBERANGKATAN AWAK ALAT ANGKUT WNI DI TEMPAT

PEMERIKSAAN IMIGRASI

11. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.03-2533 TANGGAL 12 AGUSTUS

2013 TENTANG PENYELESAIAN KEDATANGAN AWAK ALAT ANGKUT ORANG DI TEMPAT

PEMERIKSAAN IMIGRASI

12. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.03-2534 TANGGAL 12 AGUSTUS

2013 TENTANG PENYELESAIAN KEDATANGAN AWAK ALAT ANGKUT WNI DI TEMPAT

PEMERIKSAAN IMIGRASI

Page 3: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-1039.UM.01.01 TANGGAL 13 JULI 2018

TENTANG PENYELESAIAN KEDATANGAN WARGA NEGARA ASING PEMEGANG KITAS DAN

KITAP DAN WARGA NEGARA INDONESIA DENGAN MENGUNAKAN FASILITAS AUTOGATE YANG

TERINTEGRASI DENGAN SISTEM BORDER CONTROL MANAGEMENT DI TEMPAT PEMERIKSAAN

IMIGRASI

14. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-UM.01.01-2631 TANGGAL 13 JULI 2018

TENTANG PELAKSANAAN EMBARKASI HAJI

15. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-1038.UM.01.01 TANGGAL 13 JULI 2018

TENTANG PELAKSANAAN DEBARKASI HAJI

16. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-UM.01.01-2635 TANGGAL 16 JULI 2018

TENTANG PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WARGA NEGARA ASING PEMEGANG KITAS DAN

KITAP DAN WARGA NEGARA INDONESIA DENGAN MENGUNAKAN FASILITAS AUTOGATE YANG

TERINTEGRASI DENGAN SISTEM BORDER CONTROL MANAGEMENT DI TEMPAT PEMERIKSAAN

IMIGRASI

17. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-UM.01.01-3143 TANGGAL 23 AGUSTUS

2018 TENTANG PENGENAAN BIAYA BEBAN TERHADAP PENANGGUNG JAWAB ALAT ANGKUT

YANG MEMBAWA PENUMPANG YANG TIDAK MEMILKI DOKUMEN PERJALANAN, VISA

DAN/ATAU DOKUMEN KEIMIGRASIAN YANG SAH DAN BERLAKU

Page 4: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.44, 2016 HUKUM. Keimigrasian. Kunjungan. Bebas Visa. Pencabutan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 21 TAHUN 2016

TENTANG

BEBAS VISA KUNJUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan hubungan negara

Republik Indonesia dengan negara lain, perlu diberikan

kemudahan bagi orang asing warga negara dari negara,

pemerintah wilayah administratif khusus suatu negara, dan

entitas tertentu untuk masuk ke wilayah negara Republik

Indonesia yang dilaksanakan dalam bentuk pembebasan dari

kewajiban memiliki visa kunjungan dengan memperhatikan

asas timbal balik dan manfaat;

b. bahwa dalam rangka memberikan manfaat yang lebih dalam

peningkatan perekonomian pada umumnya dan peningkatan

jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada

khususnya, perlu untuk menyesuaikan jumlah negara,

pemerintah wilayah administratif khusus suatu negara, dan

entitas tertentu yang diberikan fasilitas pembebasan dari

kewajiban memiliki visa kunjungan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan

Presiden tentang Bebas Visa Kunjungan;

www.peraturan.go.id

Page 5: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2016, No.44 -2-

Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5216);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 68, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5409);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN PRESIDEN TENTANG BEBAS VISA

KUNJUNGAN.

Pasal 1

Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:

1. Orang Asing adalah orang yang bukan warga negara

Indonesia.

2. Wilayah Negara Republik Indonesia yang selanjutnya

disebut Wilayah Indonesia adalah seluruh Wilayah

Indonesia serta zona tertentu yang ditetapkan berdasarkan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian.

3. Penerima Bebas Visa Kunjungan adalah Orang Asing

warga suatu negara, pemerintah wilayah administratif

khusus suatu negara, dan entitas tertentu.

4. Tempat Pemeriksaan Imigrasi adalah tempat pemeriksaan

di pelabuhan laut, bandar udara, pos lintas batas, atau

tempat lain sebagai tempat masuk dan keluar Wilayah

Indonesia.

5. Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa

adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat

yang berwenang di Perwakilan Republik Indonesia atau

tempat lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik

Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang Asing

www.peraturan.go.id

Page 6: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2016, No.44 -3-

untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan

menjadi dasar pemberian izin tinggal.

6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.

Pasal 2

(1) Bebas Visa kunjungan diberikan kepada Penerima Bebas

Visa Kunjungan dengan memperhatikan asas timbal balik

dan asas manfaat.

(2) Bebas Visa kunjungan tidak diberikan atas kunjungan

dalam rangka jurnalistik.

Pasal 3

(1) Penerima Bebas Visa Kunjungan dibebaskan dari

kewajiban memiliki Visa kunjungan untuk masuk wilayah

Indonesia.

(2) Penerima Bebas Visa Kunjungan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dapat masuk ke Wilayah Indonesia melalui

Tempat Pemeriksaan Imigrasi tertentu.

(3) Daftar negara, pemerintah wilayah administratif khusus

suatu negara, dan entitas tertentu yang menerima bebas

Visa kunjungan tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Presiden ini.

Pasal 4

(1) Penerima Bebas Visa Kunjungan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3 diberikan izin tinggal kunjungan untuk

waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari.

(2) Izin tinggal kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) tidak dapat diperpanjang masa berlakunya atau

dialihstatuskan menjadi izin tinggal lainnya.

www.peraturan.go.id

Page 7: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2016, No.44 -4-

Pasal 5

(1) Ketentuan mengenai tata cara masuk dan keluar Wilayah

Indonesia dan tujuan kedatangan bagi Penerima Bebas

Visa Kunjungan diatur dengan Peraturan Menteri.

(2) Ketentuan mengenai Tempat Pemeriksaan Imigrasi

tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)

ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Pasal 6

Dalam keadaan tertentu yang berkaitan dengan keamanan

negara dan kesehatan masyarakat, Menteri dapat

menghentikan sementara bebas Visa kunjungan untuk

negara, pemerintah wilayah administratif khusus suatu

negara, dan entitas tertentu sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 ayat (3).

Pasal 7

Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, Peraturan

Presiden Nomor 69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa

Kunjungan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Presiden Nomor 104 Tahun 2015 tentang Perubahan atas

Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa

Kunjungan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 8

Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

www.peraturan.go.id

Page 8: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2016, No.44 -5-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya

dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2 Maret 2016

September 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 10 Maret 201623 S

eptember 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd ttd.

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id

Page 9: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2016, No.44 -6-

LAMPIRAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 21 TAHUN 2016

TENTANG

BEBAS VISA KUNJUNGAN

DAFTAR NEGARA, PEMERINTAH WILAYAH ADMINSTRATIF KHUSUS SUATU

NEGARA, DAN ENTITAS TERTENTU YANG DIBERIKAN

BEBAS VISA KUNJUNGAN

NO. NAMA NEGARA NO NAMA NEGARA

1. Afrika Selatan 20. Belgia

2. Albania 21. Belize

3. Aljazair 22. Benin

4. Amerika Serikat 23. Bhutan

5. Andorra 24. Bolivia

6. Angola 25. Bosnia dan Herzegovina

7. Antigua dan Barbuda 26. Botswana

8. Arab Saudi 27. Brazil

9. Argentina 28. Brunei Darussalam

10. Armenia 29. Bulgaria

11. Australia 30. Burkina Faso

12. Austria 31. Burundi

13. Azerbaijan 32. Ceko

14. Bahama 33. Chad

15. Bahrain 34. Chili

16. Bangladesh 35. Denmark

17. Barbados 36. Dominika (Persemakmuran)

18. Belanda 37. Ekuador

19. Belarusia 38. El Salvador

www.peraturan.go.id

Page 10: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2016, No.44 -7-

NO NAMA NEGARA NO NAMA NEGARA

39. Estonia 63. Kanada

40. Fiji 64. Kazakhstan

41. Filipina 65. Kenya

42. Finlandia 66. Kepulauan Marshall

43. Gabon 67. Kepulauan Solomon

44. Gambia 68. Kiribati

45. Georgia 69. Komoro

46. Ghana 70. Korea Selatan

47. Grenada 71. Kosta Rika

48. Guatemala 72. Kroasia

49. Guyana 73. Kuba

50. Haiti 74. Kuwait

51. Honduras 75. Kyrgyzstan

52. Hongaria 76. Laos

53. Hongkong (SAR) 77. Latvia

54. India 78. Lebanon

55. Inggris 79. Lesotho

56. Irlandia 80. Liechtenstein

57. Islandia 81. Lithuania

58. Italia 82. Luxemburg

59. Jamaika 83. Macao (SAR)

60. Jepang 84. Madagaskar

61. Jerman 85. Makedonia

62. Kamboja 86. Maladewa

www.peraturan.go.id

Page 11: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2016, No.44 -8-

No. NAMA NEGARA No. NAMA NEGARA

87. Malawi 112. Paraguay

88. Malaysia 113. Perancis

89. Mali 114. Peru

90. Malta 115. Polandia

91. Maroko 116. Portugal

92. Mauritania 117. Puerto Rico

93. Mauritius 118. Qatar

94. Meksiko 119. Republik Dominika

95. Mesir 120. Romania

96. Moldova 121. Rusia

97. Monako 122. Rwanda

98. Mongolia 123. Saint Kitts dan Navis

99. Mozambik 124. Saint Lucia

100. Myanmar 125. Saint Vincent dan Grenadis

101. Namibia 126. Samoa

102. Nauru 127. San Marino

103. Nepal 128. Sao Tome dan Principe

104. Nikaragua 129. Selandia Baru

105. Norwegia 130. Senegal

106. Oman 131. Serbia

107. Palau 132. Seychelles

108. Palestina 133. Singapura

109. Panama 134. Siprus

110. Pantai Gading 135. Slovakia

111. Papua Nugini 136. Slovenia

www.peraturan.go.id

Page 12: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2016, No.44 -9-

No. NAMA NEGARA No. NAMA NEGARA

137. Spanyol 154. Turki

138. Sri Lanka 155. Turkmenistan

139. Suriname 156. Tuvalu

140. Swaziland 157. Uganda

141. Swedia 158. Ukraina

142. Swiss 159. Uni Emirat Arab

143. Taiwan 160. Uruguay

144. Tajikistan 161. Tiongkok

145. Tahta Suci Vatikan 162. Uzbekistan

146. Tanjung Verde 163. Vanuatu

147. Tanzania 164. Venezuela

148. Thailand 165. Vietnam

149. Timor Leste 166. Yordania

150. Togo 167. Yunani

151. Tonga 168. Zambia

152. Trinidad dan Tobago 169. Zimbabwe

153. Tunisia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.ttd ttd.

JOKO WIDODO

www.peraturan.go.id

Page 13: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

BERITA NEGARAREPUBLIK INDONESIA

No.1321, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. SaatKedatangan. Perubahan.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA

NOMOR 21 TAHUN 2015TENTANG

PERUBAHAN KEDELAPAN ATAS PERATURAN MENTERI HUKUM DANHAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH-01.GR.01.06 TAHUN 2010

TENTANGVISA KUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan hubungan dibidang ekonomi, perdagangan, dan sosial antaraPemerintah Indonesia dengan Pemerintah PapuaNugini telah disepakati untuk memberlakukankebijakan visa kunjungan saat kedatangan kepadawarga negara Papua Nugini bagi pemegang pasporkebangsaan berdasarkan asas manfaat, salingmenguntungkan, dan tidak menimbulkan gangguankeamanan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan PeraturanMenteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentangPerubahan Kedelapan atas Peraturan Menteri Hukumdan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-01.GR.01.06Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan SaatKedatangan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentangKementerian Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 166, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

www.peraturan.go.id

Page 14: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1321 2

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentangKeimigrasian (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5216);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentangPeraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2011 Nomor 68, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5409);

4. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentangKementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015Nomor 84);

5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi ManusiaNomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang VisaKunjungan Saat Kedatangan (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2010 Nomor 12) sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan PeraturanMenteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 12Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh atasPeraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi ManusiaNomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang VisaKunjungan Saat Kedatangan (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2015 Nomor 825);

6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi ManusiaNomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum danHak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum danHak Asasi Manusia Nomor 19 Tahun 2013 tentangPerubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan HakAsasi Manusia Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010tentang Organisasi dan Tata Kerja KementerianHukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;

MEMUTUSKAN:Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

TENTANG PERUBAHAN KEDELAPAN ATAS PERATURANMENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMORM.HH-01.GR.01.06 TAHUN 2010 TENTANG VISAKUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN.

www.peraturan.go.id

Page 15: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.13213

Pasal IKetentuan dalam Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan Hak AsasiManusia Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa KunjunganSaat Kedatangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor12) yang telah beberapakali diubah dengan Peraturan Menteri Hukum danHak Asasi Manusia:a. Nomor M.HH-03.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 243);

b. Nomor M.HH-04.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua atasPeraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 264);

c. Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga atasPeraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tenang Visa Kunjungan Saat Kedatangan(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 331);

d. Nomor 19 Tahun 2012 tentang Perubahan Keempat atas PeraturanMenteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-01.GR.01.06Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1193);

e. Nomor 26 Tahun 2013 tentang Perubahan Kelima atas PeraturanMenteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-01.GR.01.06Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2013 Nomor 957);

f. Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Keenam atas PeraturanMenteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-01.GR.01.06Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 387);

g. Nomor 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh atas PeraturanMenteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-01.GR.01.06Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 825),

diubah dengan menambah negara Papua Nugini dalam daftar warganegara dari negara tertentu subjek visa kunjungan saat kedatangansebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidakterpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal IIWarga negara dari negara Papua Nugini sebagaimana tercantum dalamLampiran I Peraturan Menteri ini, hanya dapat masuk dan keluar wilayahnegara Republik Indonesia melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi SoekarnoHatta, di Jakarta, DKI Jakarta dan Ngurah Rai, di Denpasar, Bali.

www.peraturan.go.id

Page 16: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1321 4

Pasal IIIPeraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 26 Agustus 2015MENTERI HUKUM DAN HAKASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLYDiundangkan di Jakartapada tanggal 2 September 2015MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id

Page 17: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.13215

LAMPIRAN IPERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIANOMOR .21 TAHUN .2015..TENTANGPERUBAHAN KEDELAPAN ATAS PERATURANMENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIANOMORM.HH-01.GR.01.06 TAHUN 2010TENTANGVISA KUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN

DAFTAR WARGA NEGARA DARI NEGARA TERTENTUSUBJEK VISA KUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN

1. Afrika Selatan;2. Aljazair;3. AmerikaSerikat;4. Argentina;5. Australia;6. Austria;7. Bahrain;8. Belgia;9. Belanda;

10. Brazilia;11. Bulgaria;12. Ceko;13. Cyprus;14. Denmark;15. Emirat Arab;16. Estonia;17. Fiji;18. Finlandia;19. Hongaria;20. India;21. Inggris;22. Dihapus;23. Irlandia;24. Islandia;25. Italia;26. Jepang;27. Jerman;28. Dihapus;29. Kanada;30. Korea Selatan;31. Kuwait;32. Dihapus;

www.peraturan.go.id

Page 18: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1321 6

33. Latvia;34. Libya;35. Liechtenstein;36. Lithuania;37. Luxemburg;38. Maladewa;39. Malta;40. Meksiko;41. Mesir;42. Monako;43. Norwegia;44. Oman;45. Panama;46. Perancis;47. Polandia;48. Portugal;49. Qatar;50. Republik Rakyat Cina;51. Rumania;52. Rusia;53. Saudi Arabia;54. SelandiaBaru;55. Slovakia;56. Slovenia;57. Spanyol;58. Suriname;59. Swedia;60. Swiss;61. Taiwan;62. Timor Leste;63. Tunisia;64. Turki;65. Yunani;66. Andorra;67. Belarusia;68. Kroasia;69. Seychelles; dan70. Papua Nugini.

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id

Page 19: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

BERITA NEGARAREPUBLIK INDONESIA

No.1475, 2015 KEMENKUMHAM. Bebas Visa Kunjungan.Imigrasi. Tempat Pemeriksaan. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 31 TAHUN 2015

TENTANG

TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BEBAS VISA KUNJUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (2)Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2015 tentang BebasVisa Kunjungan sebagaimana telah diubah denganPeraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2015 tentangPerubahan atas Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2015tentang Bebas Visa Kunjungan, perlu menetapkanPeraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentangTempat Pemeriksaan Imigrasi Bebas Visa Kunjungan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentangKementerian Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 166, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentangKeimigrasian (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5216);

www.peraturan.go.id

Page 20: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1475 2

3. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentangKementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015Nomor 84);

4. Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2015 tentangBebas Visa Kunjungan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2015 Nomor 133) sebagaimana telahdiubah dengan Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun2015 tentang Perubahan atas Peraturan PresidenNomor 69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa Kunjungan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015Nomor 217);

5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi ManusiaNomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan TataKerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor1473);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIATENTANG TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BEBAS VISAKUNJUNGAN.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang selanjutnya disingkat TPI adalahtempat pemeriksaan di pelabuhan laut, bandar udara, pos lintas, atautempat lain sebagai tempat masuk dan keluar Wilayah Indonesia.

2. Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa adalahketerangan tertulis yang diberikan oleh pejabat yang berwenang diPerwakilan Republik Indonesia atau tempat lain yang ditetapkan olehPemerintah Republik Indonesia yang memuat persetujuan bagi OrangAsing untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan menjadidasar pemberian izin tinggal.

3. Orang Asing adalah orang yang bukan warga negara Indonesia.

4. Wilayah Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disebut WilayahIndonesia adalah seluruh Wilayah Indonesia serta zona tertentu yangditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011tentang Keimigrasian.

5. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh Orang Asingdengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

www.peraturan.go.id

Page 21: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.14753

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisatayang dikunjungi dalam waktu sementara.

Pasal 2

(1) Daftar TPI tertentu sebagai tempat masuk Wilayah Indonesia bagiOrang Asing warga negara dari negara tertentu yang dibebaskan darikewajiban memiliki Visa kunjungan dalam rangka Wisatasebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Presiden Nomor104 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa Kunjungan, tercantum dalamLampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari PeraturanMenteri ini.

(2) Daftar TPI sebagai tempat ke luar Wilayah Indonesia bagi Orang Asingwarga negara dari negara tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat(1), tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidakterpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(3) Daftar TPI sebagai tempat masuk atau ke luar Wilayah Indonesia bagiOrang Asing warga negara dari negara tertentu yang dibebaskan darikewajiban memiliki Visa kunjungan sebagaimana tercantum dalamLampiran II Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2015 tentangPerubahan atas Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2015 tentangBebas Visa Kunjungan tercantum dalam Lampiran III yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 3

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Hukumdan Hak Asasi Manusia Nomor 22 Tahun 2015 tentang TempatPemeriksaan Imigrasi Tertentu Untuk Bebas Visa Kunjungan (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1322), dicabut dandinyatakan tidak berlaku.

Pasal 4

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

www.peraturan.go.id

Page 22: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1475 4

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 30 September 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal30 September 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id

Page 23: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.14755

LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA

NOMOR 31 TAHUN 2015

TENTANG

TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BEBAS VISAKUNJUNGAN

DAFTAR TPI TERTENTU SEBAGAI TEMPAT MASUK KE WILAYAH INDONESIA

BAGI ORANG ASING WARGA NEGARA DARI NEGARA TERTENTU YANG

DIBEBASKAN DARI KEWAJIBAN MEMILIKI VISA KUNJUNGAN

DALAM RANGKA WISATA

A. TempatPemeriksaanImigrasi di Bandar Udara:

1. Hang Nadim, Batam;

2. Juanda, Surabaya;

3. Kualanamu, Medan;

4. NgurahRai, Bali; dan

5. SoekarnoHatta, Tangerang.

B. TempatPemeriksaanImigrasi di PelabuhanLaut:

1. Bandar BentanTelaniLagoi, TanjungUban;

2. Bandar Seri UdanaLobam, TanjungUban;

3. Batam Center, Batam;

4. Citra Tri Tunas, Batam;

5. Marina TelukSenimba, Batam;

6. Nongsa Terminal Bahari, Batam;

7. Sekupang, Batam;

8. Sri BintanPura, Tanjung Pinang; dan

9. TanjungBalaiKarimun, TanjungBalaiKarimun.

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id

Page 24: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1475 6

LAMPIRAN II

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA

NOMOR 31 TAHUN 2015

TENTANG

TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BEBAS VISAKUNJUNGAN

DAFTAR TPI SEBAGAI TEMPAT KE LUAR WILAYAH INDONESIA BAGI ORANG

ASING WARGA NEGARA DARI NEGARA TERTENTU YANG DIBEBASKAN DARI

KEWAJIBAN MEMILIKI VISA KUNJUNGAN DALAM RANGKA WISATA

A. TempatPemeriksaanImigrasi di Bandar Udara:

1. AdiSucipto, Yogyakarta;

2. AdiSoemarmo, Surakarta;

3. Ahmad Yani, Semarang;

4. BandaraInternasional Lombok, Mataram;

5. Belitung, TanjungPandan;

6. Binaka, Sibolga;

7. El Tari, Kupang;

8. FransKaisiepo; Biak;

9. HalimPerdanaKusuma, DKI Jakarta;

10. Hang Nadim, Batam;

11. HuseinSastranegara, Bandung;

12. I GustiNgurahRai, Bali;

13. Juanda, Surabaya;

14. Kualanamu, Medan;

15. MaimunSaleh, Sabang;

16. Minangkabau, Padang;

17. Mopah, Merauke;

18. MozesKilangin, TembagaPura.

19. Pattimura, Ambon;

20. Polonia, Medan;

21. Sam Ratulangi, Manado;

www.peraturan.go.id

Page 25: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.14757

22. Sepinggan, Balikpapan;

23. Soekarno-Hatta, Banten;

24. Sultan Hasanuddin, Makassar;

25. Sultan IskandarMuda, Banda Aceh;

26. Sultan Mahmud Badarudin II, Palembang;

27. Sultan SyarifKasim II, Pekanbaru;

28. Supadio, Pontianak; dan

29. Tarakan, Tarakan.

B. TempatPemeriksaanImigrasi di PelabuhanLaut:

1. AchmadYani, Ternate;

2. Amamapare, Tembagapura;

3. Anggrek, Gorontalo;

4. Bandar BentanTelaniLagoi, TanjungUban;

5. Bandar Sri Setia Raja, Bengkalis;

6. Bandar Seri UdanaLobam, TanjungUban;

7. Batam Centre, Batam;

8. BatuAmpar, Batam;

9. BaganSiapi-Api, BaganSiapi-Api;

10. Belawan, Belawan;

11. Benete, Sumbawa Besar;

12. Belakang Padang, Belakang Padang;

13. Biak, Biak;

14. Boom Baru, Palembang;

15. CelukanBawang, Singaraja;

16. Citra Tri Tunas, Batam;

17. Ciwandan, Cilegon;

18. Dumai, Dumai;

19. DwiKora, Pontianak;

20. GunungSitoli, Sibolga;

21. Jambi, Jambi;

22. Jayapura, Jayapura;

www.peraturan.go.id

Page 26: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1475 8

23. Kabil, Batam;

24. Kendari, Kendari;

25. Kota Baru, Kota Baru;

26. Kuala Enok, Tembilahan;

27. Kuala Langsa, Aceh;

28. Kuala Tungkal, Jambi;

29. Kuala Tanjung, TanjungBalaiAsahan;

30. Lauren Say, Maumere;

31. Lembar, Mataram;

32. Lhokseumawe, Lhokseumawe;

33. Malahayati, Aceh;

34. Malundung, Tarakan;

35. Manado, Manado;

36. Marina TelukSenimba, Batam;

37. Marore, Tahuna;

38. Miangas, Tahuna;

39. Merauke, Merauke;

40. Nongsa Terminal Bahari, Batam;

41. Nusantara Pare-Pare, Pare-Pare;

42. Nusantara, Tahuna;

43. Padang Bai, Bali;

44. Panarukan, Panarukan;

45. PangkalBalam, Pangkal Pinang;

46. Panjang, Bandar Lampung;

47. Pantoloan, Palu;

48. Pasuruan, Pasuruan;

49. Pemangkat, Sambas;

50. Probolinggo, Probolinggo;

51. PulauBaai, Bengkulu;

52. Sabang, Aceh;

53. Samarinda, Samarinda;

54. Sampit, Sampit;

www.peraturan.go.id

Page 27: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.14759

55. Samudera, Bitung;

56. Sekupang, Batam;

57. SelatLampa, Ranai;

58. Semayang, Balikpapan;

59. Siak Sri Indrapura, Siak;

60. Sibolga, Sibolga;

61. Sintete, Sambas;

62. Soekarno-Hatta, Makassar;

63. Sorong, Sorong;

64. Sri Bayintan, Tanjung Pinang;

65. Sri BintanPura, Tanjung Pinang;

66. Sungai Guntung, Tembilahan;

67. TanjungBenoa, Denpasar;

68. TanjungBalaiKarimun, TanjungBalaiKarimun;

69. TanjungEmas, Semarang;

70. TanjungGudang, Pangkal Pinang;

71. TanjungHarapan, SelatPanjang;

72. TanjungIntan, Cilacap;

73. TanjungKelian, Pangkal Pinang;

74. TanjungLontar, Kupang;

75. TanjungPandan, Bangka Belitung;

76. Tanjung Perak, Surabaya;

77. TanjungPriok, DKI Jakarta;

78. TanjungUban, TanjungUban;

79. Tanjung Wangi, Jember;

80. Tarempa, Tarempa;

81. TelukBayur, Padang;

82. TelukNibung, TanjungBalaiAsahan;

83. Tembilahan, Tembilahan;

84. Tri Sakti, Banjarmasin;

85. Tual, Tual;

86. Tunon Taka, Nunukan;

www.peraturan.go.id

Page 28: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1475 10

87. YosSudarso, Ambon; dan

88. YosSudarso, Cirebon.

C. TempatPemeriksaanImigrasi di PosLintas Batas:

1. Aruk, Sambas;

2. Entikong, Entikong;

3. Metamauk, Atambua;

4. Mota’ain, Atambua;

5. Nanga Badau, Sanggau;

6. Napan, Atambua; dan

7. Skouw, Jayapura.

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id

Page 29: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.147511

LAMPIRAN III

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA

NOMOR 31 TAHUN 2015

TENTANG

TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BEBAS VISAKUNJUNGAN

DAFTAR TPI SEBAGAI TEMPAT MASUK ATAU KE LUAR WILAYAH INDONESIA

BAGI ORANG ASING WARGA NEGARA DARI NEGARA TERTENTU YANG

DIBEBASKAN DARI KEWAJIBAN MEMILIKI VISA KUNJUNGAN

A. TempatPemeriksaanImigrasi di Bandar Udara:

1. AdiSucipto, Yogyakarta;

2. AdiSoemarmo, Surakarta;

3. Ahmad Yani, Semarang;

4. BandaraInternasional Lombok, Mataram;

5. Belitung, TanjungPandan;

6. Binaka, Sibolga;

7. El Tari, Kupang;

8. FransKaisiepo; Biak;

9. HalimPerdanaKusuma, DKI Jakarta;

10. Hang Nadim, Batam;

11. HuseinSastranegara, Bandung;

12. I GustiNgurahRai, Bali;

13. Juanda, Surabaya;

14. Kualanamu, Medan;

15. MaimunSaleh, Sabang;

16. Minangkabau, Padang;

17. Mopah, Merauke;

18. MozesKilangin, TembagaPura.

19. Pattimura, Ambon;

20. Polonia, Medan;

21. Sam Ratulangi, Manado;

www.peraturan.go.id

Page 30: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1475 12

22. Sepinggan, Balikpapan;

23. Soekarno-Hatta, Banten;

24. Sultan Hasanuddin, Makassar;

25. Sultan IskandarMuda, Banda Aceh;

26. Sultan Mahmud Badarudin II, Palembang;

27. Sultan SyarifKasim II, Pekanbaru;

28. Supadio, Pontianak; dan

29. Tarakan, Tarakan.

B. TempatPemeriksaanImigrasi di PelabuhanLaut:

1. AchmadYani, Ternate;

2. Amamapare, Tembagapura;

3. Anggrek, Gorontalo;

4. Bandar BentanTelaniLagoi, TanjungUban;

5. Bandar Sri Setia Raja, Bengkalis;

6. Bandar Seri UdanaLobam, TanjungUban;

7. Batam Centre, Batam;

8. BatuAmpar, Batam;

9. BaganSiapi-Api, BaganSiapi-Api;

10. Belawan, Belawan;

11. Benete, Sumbawa Besar;

12. Belakang Padang, Belakang Padang;

13. Biak, Biak;

14. Boom Baru, Palembang;

15. CelukanBawang, Singaraja;

16. Citra Tri Tunas, Batam;

17. Ciwandan, Cilegon;

18. Dumai, Dumai;

19. DwiKora, Pontianak;

20. GunungSitoli, Sibolga;

21. Jambi, Jambi;

22. Jayapura, Jayapura;

www.peraturan.go.id

Page 31: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.147513

23. Kabil, Batam;

24. Kendari, Kendari;

25. Kota Baru, Kota Baru;

26. Kuala Enok, Tembilahan;

27. Kuala Langsa, Aceh;

28. Kuala Tungkal, Jambi;

29. Kuala Tanjung, TanjungBalaiAsahan;

30. Lauren Say, Maumere;

31. Lembar, Mataram;

32. Lhokseumawe, Lhokseumawe;

33. Malahayati, Aceh;

34. Malundung, Tarakan;

35. Manado, Manado;

36. Marina TelukSenimba, Batam;

37. Marore, Tahuna;

38. Miangas, Tahuna;

39. Merauke, Merauke;

40. Nongsa Terminal Bahari, Batam;

41. Nusantara Pare-Pare, Pare-Pare;

42. Nusantara, Tahuna;

43. Padang Bai, Bali;

44. Panarukan, Panarukan;

45. PangkalBalam, Pangkal Pinang;

46. Panjang, Bandar Lampung;

47. Pantoloan, Palu;

48. Pasuruan, Pasuruan;

49. Pemangkat, Sambas;

50. Probolinggo, Probolinggo;

51. PulauBaai, Bengkulu;

52. Sabang, Aceh;

53. Samarinda, Samarinda;

54. Sampit, Sampit;

www.peraturan.go.id

Page 32: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1475 14

55. Samudera, Bitung;

56. Sekupang, Batam;

57. SelatLampa, Ranai;

58. Semayang, Balikpapan;

59. Siak Sri Indrapura, Siak;

60. Sibolga, Sibolga;

61. Sintete, Sambas;

62. Soekarno-Hatta, Makassar;

63. Sorong, Sorong;

64. Sri Bayintan, Tanjung Pinang;

65. Sri BintanPura, Tanjung Pinang;

66. Sungai Guntung, Tembilahan;

67. TanjungBenoa, Denpasar;

68. TanjungBalaiKarimun, TanjungBalaiKarimun;

69. TanjungEmas, Semarang;

70. TanjungGudang, Pangkal Pinang;

71. TanjungHarapan, SelatPanjang;

72. TanjungIntan, Cilacap;

73. TanjungKelian, Pangkal Pinang;

74. TanjungLontar, Kupang;

75. TanjungPandan, Bangka Belitung;

76. Tanjung Perak, Surabaya;

77. TanjungPriok, DKI Jakarta;

78. TanjungUban, TanjungUban;

79. Tanjung Wangi, Jember;

80. Tarempa, Tarempa;

81. TelukBayur, Padang;

82. TelukNibung, TanjungBalaiAsahan;

83. Tembilahan, Tembilahan;

84. Tri Sakti, Banjarmasin;

85. Tual, Tual;

86. Tunon Taka, Nunukan;

www.peraturan.go.id

Page 33: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.147515

87. YosSudarso, Ambon; dan

88. YosSudarso, Cirebon.

C. TempatPemeriksaanImigrasi di PosLintas Batas:

1. Aruk, Sambas;

2. Entikong, Entikong;

3. Metamauk, Atambua;

4. Mota’ain, Atambua;

5. Nanga Badau, Sanggau;

6. Napan, Atambua; dan

7. Skouw, Jayapura.

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id

Page 34: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.1832, 2015 KEMENKUMHAM. Cap Keimigrasian. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 42 TAHUN 2015

TENTANG

CAP KEIMIGRASIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa cap keimigrasian merupakan sarana yang sangat

diperlukan untuk memberi tanda dan bukti atas

kelengkapan dokumen keimigrasian seseorang sehingga

dapat masuk dan keluar wilayah Republik Indonesia

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

b. bahwa cap keimigrasian memiliki spesifikasi dan

karakteristik tertentu yang mempresentasikan kegunaan,

isi, bentuk, ukuran sesuai dengan perkembangan dan

kebutuhan di bidang keimigrasian, serta dibakukan

dengan penempatannya dalam peraturan perundang-

undangan;

c. bahwa Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap

Keimigrasian sudah tidak sesuai lagi dengan

perkembangan dan kebutuhan di bidang keimigrasian

sehingga perlu diganti;

d. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan

www.peraturan.go.id

Page 35: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -2-

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

tentang Cap Keimigrasian;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang

Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5254);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5216);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 68, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5409);

4. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 84);

5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 1473);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

TENTANG CAP KEIMIGRASIAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Cap Keimigrasian adalah tanda tertentu berupa cap yang

dibubuhkan pada dokumen perjalanan atau dokumen

www.peraturan.go.id

Page 36: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -3-

keimigrasian lainnya sebagai bentuk pengesahan

pelayanan dan pengawasan keimigrasian.

2. Orang Asing adalah orang yang bukan warga negara

Indonesia.

3. Pejabat Imigrasi adalah pegawai yang telah melalui

pendidikan khusus Keimigrasian dan memiliki keahlian

teknis Keimigrasian serta memiliki wewenang untuk

melaksanakan tugas dan tanggung jawab berdasarkan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian.

4. Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang selanjutnya disingkat

TPI adalah tempat pemeriksaan di pelabuhan laut,

bandar udara, pos lintas batas, atau tempat lain sebagai

tempat masuk dan keluar wilayah Indonesia.

5. Tanda Masuk adalah tanda tertentu berupa cap yang

dibubuhkan pada Dokumen Perjalanan warga negara

Indonesia dan Orang Asing, baik manual maupun

elektronik, yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi sebagai

tanda bahwa yang bersangkutan masuk wilayah

Indonesia.

6. Tanda Keluar adalah tanda tertentu berupa cap yang

dibubuhkan pada dokumen perjalanan warga negara

Indonesia dan Orang Asing, baik manual maupun

elektronik, yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi sebagai

tanda bahwa yang bersangkutan keluar wilayah

Indonesia.

7. Izin Masuk Kembali adalah izin tertulis yang diberikan

oleh Pejabat Imigrasi kepada Orang Asing pemegang izin

tinggal terbatas dan izin tinggal tetap untuk masuk

kembali ke wilayah Indonesia.

8. Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa

adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat

yang berwenang di Perwakilan Republik Indonesia atau di

tempat lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik

Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang Asing

untuk melakukan perjalanan ke wilayah Indonesia dan

menjadi dasar untuk pemberian Izin Tinggal.

www.peraturan.go.id

Page 37: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -4-

9. Izin Tinggal adalah izin yang diberikan kepada Orang

Asing oleh Pejabat Imigrasi atau Pejabat Dinas Luar

Negeri untuk berada di wilayah Indonesia.

10. Alat Angkut adalah kapal laut, pesawat udara, atau

sarana transportasi lain yang lazim digunakan, baik

untuk mengangkut orang maupun barang.

11. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.

12. Unit Pelaksana Teknis Imigrasi yang selanjutnya disebut

UPT Imigrasi adalah unit pelaksana teknis yang

menjalankan fungsi keimigrasian di daerah kabupaten,

kota, atau kecamatan.

Pasal 2

Jenis Cap Keimigrasian terdiri atas:

a. cap Tanda Masuk;

b. cap Tanda Keluar;

c. cap penolakan izin masuk;

d. cap yang digunakan untuk pelayanan Izin Tinggal; dan

e. cap yang digunakan untuk penindakan keimigrasian.

BAB II

CAP TANDA MASUK

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 3

Cap Tanda Masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

huruf a terdiri atas:

a. cap Tanda Masuk Visa kunjungan;

b. cap Tanda Masuk Visa kunjungan saat kedatangan;

c. cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan;

d. cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan khusus wisata;

e. cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan singkat

diplomatik/dinas;

f. cap Tanda Masuk awak Alat Angkut;

www.peraturan.go.id

Page 38: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -5-

g. cap Tanda Masuk perjalanan pebisnis Asia Pacific

Economic Cooperation;

h. cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas;

i. cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan;

j. cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan

yang juga berlaku sebagai Izin Masuk Kembali;

k. cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas kemudahan

bekerja saat berlibur;

l. cap Tanda Masuk untuk warga negara Indonesia, awak

Alat Angkut warga negara Indonesia, Orang Asing

pemegang Visa dinas/diplomatik, pemegang re-entry

permit, atau subjek kewarganegaraan ganda; dan

m. cap Tanda Masuk darurat.

Bagian Kedua

Cap Tanda Masuk Visa Kunjungan

Pasal 4

Cap Tanda Masuk Visa kunjungan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3 huruf a dibubuhkan sebagai tanda Orang

Asing yang bersangkutan masuk ke wilayah Indonesia dengan

menggunakan Visa kunjungan.

Pasal 5

Cap Tanda Masuk Visa kunjungan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 paling sedikit memuat:

a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;

b. frasa “VISIT VISA”;

c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;

d. tanggal masuk;

e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR ... DAYS

FROM DATE SHOWN ABOVE”;

f. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan

g. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang

mengelilingi.

www.peraturan.go.id

Page 39: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -6-

Pasal 6

(1) Cap Tanda Masuk Visa kunjungan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 berbentuk segi empat dengan

ukuran 3,5 cm x 3 cm (tiga koma lima kali tiga

centimeter).

(2) Format Tanda Masuk Visa kunjungan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Bagian Ketiga

Cap Tanda Masuk Visa Kunjungan Saat Kedatangan

Pasal 7

Cap Tanda Masuk Visa kunjungan saat kedatangan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dibubuhkan

sebagai tanda Orang Asing yang bersangkutan masuk ke

wilayah Indonesia dengan menggunakan Visa kunjungan saat

kedatangan.

Pasal 8

Cap Tanda Masuk Visa kunjungan saat kedatangan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 paling sedikit memuat:

a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;

b. frasa “VISA ON ARRIVAL”;

c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;

d. tanggal masuk;

e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR ... DAYS

FROM DATE SHOWN ABOVE”;

f. frasa “WORK PROHIBITED”;

g. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan

h. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang

mengelilingi.

Pasal 9

(1) Cap Tanda Masuk Visa kunjungan saat kedatangan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 berbentuk segi

www.peraturan.go.id

Page 40: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -7-

empat dengan ukuran 3,5 cm x 3 cm (tiga koma lima

centimeter kali tiga centimeter).

(2) Format cap Tanda Masuk Visa kunjungan saat

kedatangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Keempat

Cap Tanda Masuk Bebas Visa Kunjungan

Pasal 10

Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 huruf c dibubuhkan sebagai

pemberian Tanda Masuk kepada Orang Asing yang masuk ke

wilayah Indonesia dibebaskan dari kewajiban memiliki Visa.

Pasal 11

Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 10 paling sedikit memuat:

a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;

b. frasa “VISA EXEMPTION”;

c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;

d. tanggal masuk;

e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR 30 DAYS

FROM DATE SHOWN ABOVE;

f. frasa “WORK PROHIBITED”;

g. frasa “ NOT EXTENDABLE”;

h. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan

i. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang

mengelilingi.

Pasal 12

(1) Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 11 berbentuk segi empat dengan

ukuran 3,5 cm x 3 cm (tiga koma lima centimeter kali tiga

centimeter).

www.peraturan.go.id

Page 41: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -8-

(2) Format cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Bagian Kelima

Cap Tanda Masuk Bebas Visa Kunjungan Khusus Wisata

Pasal 13

Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan khusus wisata

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d dibubuhkan

sebagai pemberian Tanda Masuk kepada Orang Asing yang

masuk ke wilayah Indonesia dibebaskan dari kewajiban

memiliki Visa dalam rangka kunjungan khusus wisata.

Pasal 14

Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan khusus wisata

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 paling sedikit

memuat:

a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;

b. frasa “VISA EXEMPTION”;

c. frasa “TOURISM PURPOSE ONLY”;

d. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;

e. tanggal masuk;

f. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR 30 DAYS

FROM DATE SHOWN ABOVE”;

g. frasa “WORK PROHIBITED”;

h. frasa “NOT EXTENDABLE”;

i. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan

j. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang

mengelilingi.

Pasal 15

(1) Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan khusus wisata

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 berbentuk segi

empat dengan ukuran 3,5 cm x 3 cm (tiga koma lima

centimeter kali tiga centimeter).

www.peraturan.go.id

Page 42: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -9-

(2) Format cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan khusus

wisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum

dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Keenam

Cap Tanda Masuk Bebas Visa Kunjungan Singkat

Diplomatik/Dinas

Pasal 16

Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan singkat

diplomatik/dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

huruf e dibubuhkan sebagai pemberian Tanda Masuk kepada

Orang Asing pemegang paspor diplomatik/dinas yang masuk

ke wilayah Indonesia dan dibebaskan dari kewajiban memiliki

Visa.

Pasal 17

Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan singkat

diplomatik/dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal16

paling sedikit memuat:

a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;

b. frasa “VISA EXEMPTION”;

c. frasa ” FOR DIPLOMATIC & SERVICE PASSPORT”;

d. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;

e. tanggal masuk;

f. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR ... DAYS

FROM DATE SHOWN ABOVE;

g. frasa “NOT EXTENDABLE”;

h. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan

i. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang

mengelilingi.

Pasal 18

(1) Cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan singkat

diplomatik/dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal

www.peraturan.go.id

Page 43: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -10-

17 berbentuk segi empat dengan ukuran 3,5 cm x 3 cm

(tiga koma lima centimeter kali tiga centimeter).

(2) Bentuk cap Tanda Masuk bebas Visa kunjungan singkat

diplomatik/dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Ketujuh

Cap Tanda Masuk Awak Alat Angkut

Pasal 19

Cap Tanda Masuk awak Alat Angkut sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3 huruf f dibubuhkan sebagai pemberian Tanda

Masuk kepada Orang Asing yang sedang bertugas sebagai

nakhoda, kapten pilot, atau awak yang sedang bertugas di

Alat Angkut.

Pasal 20

Cap Tanda Masuk awak Alat Angkut sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 19 paling sedikit memuat:

a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;

b. frasa “CREW VISIT”;

c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;

d. tanggal masuk;

e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR ... DAYS

FROM DATE SHOWN ABOVE”;

f. frasa “NOT EXTENDABLE”;

g. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan

h. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang

mengelilingi.

Pasal 21

(1) Cap Tanda Masuk awak Alat Angkut sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 20 berbentuk segi empat dengan

ukuran 3,5 cm x 3 cm (tiga koma lima centimeter kali tiga

centimeter).

www.peraturan.go.id

Page 44: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -11-

(2) Format cap Tanda Masuk awak Alat Angkut sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Bagian Kedelapan

Cap Tanda Masuk Kartu Perjalanan

Pebisnis Asia Pacific Economic Cooperation

Pasal 22

Cap Tanda Masuk kartu perjalanan pebisnis Asia Pacific

Economic Cooperation sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

huruf g dibubuhkan sebagai pemberian Tanda Masuk kepada

Orang Asing pemegang kartu perjalanan pebisnis Asia Pacific

Economic Cooperation.

Pasal 23

Cap Tanda Masuk kartu perjalanan pebisnis Asia Pacific

Economic Cooperation sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22

paling sedikit memuat:

a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;

b. frasa “ABTC PASS”;

c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;

d. tanggal masuk;

e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR 60 DAYS

FROM DATE SHOWN ABOVE”;

f. frasa “WORK PROHIBITED”;

g. frasa “NOT EXTENDABLE”;

h. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan

i. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang

mengelilingi.

Pasal 24

(1) Cap Tanda Masuk kartu perjalanan pebisnis Asia Pacific

Economic Cooperation sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 23 berbentuk segi empat dengan ukuran 3,5 cm x 3

cm (tiga koma lima centimeter kali tiga centimeter).

www.peraturan.go.id

Page 45: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -12-

(2) Format Cap Tanda Masuk kartu perjalanan pebisnis Asia

Pacific Economic Cooperation sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Bagian Kesembilan

Cap Tanda Masuk Visa Tinggal Terbatas

Pasal 25

Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 huruf h digunakan dalam rangka

pemberian Tanda Masuk kepada Orang Asing yang masuk ke

wilayah Indonesia dengan menggunakan Visa tinggal terbatas.

Pasal 26

Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 25 paling sedikit memuat:

a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;

b. frasa “LIMITED STAY PERMIT”;

c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;

d. tanggal masuk;

e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY, SUBJECT

MUST APPLY FOR LIMITED STAY PERMIT AT LOCAL

IMMIGRATION OFFICE WITHIN 30 DAYS”;

f. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan

g. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang

mengelilingi.

Pasal 27

(1) Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 26 berbentuk segi empat dengan

ukuran 3.5 cm x 3 cm (tiga koma lima centimeter kali tiga

centimeter).

(2) Format cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

www.peraturan.go.id

Page 46: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -13-

Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Bagian Kesepuluh

Cap Tanda Masuk Visa Tinggal Terbatas Saat Kedatangan

Pasal 28

Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf i dibubuhkan

sebagai pemberian Tanda Masuk kepada Orang Asing yang

masuk ke wilayah Indonesia dengan menggunakan Visa

tinggal terbatas saat kedatangan.

Pasal 29

Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 paling sedikit

memuat:

a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;

b. frasa “LIMITED STAY PERMIT ON ARRIVAL”;

c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;

d. tanggal masuk;

e. frasa “NO:...”;

f. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR 30 DAYS

FROM DATE SHOWN ABOVE”;

g. frasa “NOT EXTENDABLE”;

h. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan

i. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang

mengelilingi.

Pasal 30

(1) Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 berbentuk segi

empat dengan ukuran 3,5 cm x 3 cm (tiga koma lima

centimeter kali tiga centimeter).

(2) Format Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat

kedatangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

www.peraturan.go.id

Page 47: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -14-

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Kesebelas

Cap Tanda Masuk Visa Tinggal Terbatas Saat Kedatangan

yang Juga Berlaku Sebagai Izin Masuk Kembali

Pasal 31

Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan

sekaligus dengan Izin Masuk Kembali sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3 huruf j dibubuhkan sebagai pemberian Tanda

Masuk kepada Orang Asing yang masuk ke wilayah Indonesia

dengan menggunakan Visa tinggal terbatas saat kedatangan

yang juga berlaku sebagai Izin Masuk Kembali.

Pasal 32

Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan

sekaligus dengan Izin Masuk Kembali sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 31 paling sedikit memuat:

a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;

b. frasa “LIMITED STAY PERMIT ON ARRIVAL”;

c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;

d. tanggal masuk;

e. frasa “NO:...”;

f. frasa “ PERMITTED TO ENTER, STAY AND RE-ENTRY

FOR 30 DAYS SINCE DATE OF ARRIVAL”;

g. frasa “NOT EXTENDABLE”;

h. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan

i. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang

mengelilingi.

Pasal 33

(1) Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat kedatangan

sekaligus dengan Izin Masuk Kembali sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 32 berbentuk segi empat dengan

ukuran 3,5 cm x 3 cm (tiga koma lima centimeter kali tiga

centimeter).

www.peraturan.go.id

Page 48: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -15-

(2) Format Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas saat

kedatangan sekaligus dengan Izin Masuk Kembali

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Bagian Kedua Belas

Cap Tanda Masuk Visa Tinggal Terbatas

Kemudahan Bekerja Saat Berlibur

Pasal 34

Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas kemudahan bekerja

saat berlibur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf k

dibubuhkan sebagai pemberian Tanda Masuk kepada Orang

Asing yang masuk ke wilayah Indonesia dengan menggunakan

Visa tinggal terbatas kemudahan bekerja saat berlibur.

Pasal 35

Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas kemudahan bekerja

saat berlibur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 paling

sedikit memuat:

a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;

b. frasa “LIMITED STAY PERMIT FOR WORK AND HOLIDAY

FACILITY”;

c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;

d. tanggal masuk;

e. frasa “PERMITTED TO ENTER AND STAY FOR … MONTH

FROM DATE SHOWN ABOVE”;

f. frasa “PERMITTED TO WORK TEMPORARY IN THE FIELD

OF ...”

g. frasa “PERMITTED TO WORK FOR ANY ONE EMPLOYER

FOR THE MAXIMUM OF ... MONTH ONLY”;

h. frasa “NOT EXTENDABLE”;

i. dasar hukum pemberian Tanda Masuk;

www.peraturan.go.id

Page 49: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -16-

j. frasa “SUBJECT: MOU WORK AND HOLIDAY VISA”; dan

k. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang

mengelilingi.

Pasal 36

(1) Cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas kemudahan

bekerja saat berlibur sebagaimana dimaksud dalam Pasal

35 berbentuk segi empat dengan ukuran 5 cm x 3,5 cm

(lima centimeter kali tiga koma lima centimeter).

(2) Format cap Tanda Masuk Visa tinggal terbatas

kemudahan bekerja saat berlibur sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Bagian Ketiga Belas

Cap Tanda Masuk Untuk Warga Negara Indonesia, Orang

Asing Pemegang Visa Dinas/Diplomatik, Pemegang Re-entry

Permit, atau Subjek Kewarganegaraan Ganda

Pasal 37

Cap Tanda Masuk untuk warga negara Indonesia, Orang

Asing pemegang Visa dinas/diplomatik, pemegang re-entry

permit, atau subjek kewarganegaraan ganda sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 huruf l dibubuhkan sebagai

pemberian Tanda Masuk kepada:

a. Orang Asing yang masuk ke wilayah Indonesia dengan

menggunakan Visa diplomatik atau Visa dinas;

b. warga negara Indonesia yang masuk ke wilayah Indonesia

melalui pemeriksaan imigrasi di TPI;

c. Orang Asing yang masuk ke wilayah Indonesia dengan

menggunakan Izin Masuk Kembali; dan

d. anak berkewarganegaraan ganda yang menggunakan

paspor kebangsaan dan memiliki fasilitas Keimigrasian

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

www.peraturan.go.id

Page 50: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -17-

Pasal 38

Cap Tanda Masuk untuk warga negara Indonesia, Orang

Asing pemegang Visa dinas/diplomatik, pemegang re-entry

permit, atau subjek kewarganegaraan ganda sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 37 paling sedikit memuat:

a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;

b. kata “ARRIVAL”;

c. nama TPI yang memberikan Tanda Masuk;

d. tanggal masuk;

e. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan

f. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang

mengelilingi.

Pasal 39

(1) Cap Tanda Masuk untuk warga negara indonesia, Orang

Asing pemegang Visa dinas/diplomatik, Pemegang re-

entry permit, atau subjek kewarganegaraan ganda

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 berbentuk segi

enam dengan ukuran sisi-sisi 1,5 cm (satu koma lima

centimeter).

(2) Format cap Tanda Masuk untuk warga negara Indonesia,

Orang Asing pemegang Visa dinas/diplomatik, pemegang

re-entry permit, atau subjek kewarganegaraan ganda

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Bagian ke Empat Belas

Cap Tanda Masuk Darurat

Pasal 40

Cap Tanda Masuk darurat sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 huruf m dibubuhkan sebagai tanda pemberian izin

masuk sekaligus sebagai izin tinggal darurat.

www.peraturan.go.id

Page 51: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -18-

Pasal 41

Cap Tanda Masuk darurat sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 40 paling sedikit memuat:

a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;

b. frasa “EMERGENCY PASS”;

c. nama TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI yang

memberikan Tanda Masuk;

d. tanggal masuk;

e. teks “ADMISSION FOR 30 DAYS SINCE DATE OF

ARRIVAL”;

f. frasa “NOT EXTENDABLE”;

g. dasar hukum pemberian Tanda Masuk; dan

h. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang

mengelilingi.

Pasal 42

(1) Cap Tanda Masuk darurat sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 41 berbentuk segi empat dengan ukuran 3,5 cm x 3

cm (tiga koma lima kali tiga centimeter).

(2) Format cap Tanda Masuk darurat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

BAB III

CAP TANDA KELUAR

Pasal 43

Cap Tanda Keluar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

huruf b dibubuhkan sebagai Tanda Keluar bagi warga negara

Indonesia dan Orang Asing yang meninggalkan wilayah

Indonesia melalui TPI.

Pasal 44

Cap Tanda Keluar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43

paling sedikit memuat:

a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;

www.peraturan.go.id

Page 52: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -19-

b. kata “DEPARTURE”;

c. nama

d. yang memberikan Tanda Keluar;

e. tanggal keluar;

f. dasar hukum pemberian Tanda Keluar; dan

g. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang

mengelilingi.

Pasal 45

(1) Cap Tanda Keluar sebagaimana dimaksud dalam Pasal

44 berbentuk segitiga sama sisi dengan ukuran 3 cm x 3

cm x 3 cm (tiga kali tiga kali tiga centimeter).

(2) Format cap Tanda Keluar sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB IV

CAP PENOLAKAN IZIN MASUK

Pasal 46

(1) Cap penolakan izin masuk sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 huruf c dibubuhkan sebagai tanda penolakan

pemberian Tanda Masuk kepada Orang Asing yang:

a. namanya tercantum dalam daftar penangkalan;

b. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan

berlaku;

c. memiliki dokumen keimigrasian yang palsu;

d. tidak memiliki Visa, kecuali yang dibebaskan dari

kewajiban memiliki Visa;

e. telah memberi keterangan yang tidak benar dalam

memperoleh Visa;

f. menderita penyakit menular yang membahayakan

kesehatan umum;

www.peraturan.go.id

Page 53: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -20-

g. terlibat kejahatan internasional dan tindak pidana

transnasional yang terorganisasi;

h. termasuk dalam daftar pencarian orang untuk

ditangkap dari suatu negara asing;

i. terlibat dalam kegiatan makar terhadap Pemerintah

Republik Indonesia; atau

j. termasuk dalam jaringan praktik atau kegiatan

prostitusi, perdagangan orang, dan penyelundupan

manusia.

(2) Penggunaan cap penolakan izin masuk sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) disertai dengan pencantuman

nomor register penolakan masuk.

Pasal 47

Cap penolakan izin masuk sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 46 paling sedikit memuat:

a. frasa “IMMIGRATION INDONESIA”;

b. frasa “DENIED ENTRY”;

c. nama TPI yang menolak masuk;

d. tanggal penolakan;

e. kata “NO:…”;

f. dasar hukum penolakan masuk; dan

g. nomor urut cap dan unit tugas sebagai batas cap yang

mengelilingi.

Pasal 48

(1) Cap penolakan izin masuk sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 47 berbentuk lingkaran berdiameter 3 cm (tiga

centimeter).

(2) Format cap penolakan izin masuk sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

www.peraturan.go.id

Page 54: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -21-

BAB V

CAP YANG DIGUNAKAN UNTUK PELAYANAN IZIN TINGGAL

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 49

Cap yang digunakan untuk pelayanan Izin Tinggal

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d, terdiri atas:

a. cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal kunjungan;

b. cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas

sekaligus Izin Masuk Kembali;

c. cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas

perairan sekaligus Izin Masuk Kembali;

d. cap pemberian Izin Tinggal tetap;

e. cap Izin Tinggal tetap dengan jangka waktu tidak

terbatas;

f. cap pemberian Izin Masuk Kembali bagi pemegang Izin

Tinggal tetap;

g. cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal keadaan

terpaksa;

h. cap pengembalian dokumen keimigrasian bagi pemegang

Izin Tinggal terbatas dan Izin Tinggal tetap yang tidak lagi

tinggal di wilayah Indonesia;

i. cap pencabutan dokumen keimigrasian bagi Orang Asing

yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia atau

meninggal dunia;

j. cap pemberian fasilitas keimigrasian bagi anak

berkewarganegaraan ganda;

k. cap daftar awak Alat Angkut dan penumpang; dan

l. cap pemulangan.

Bagian Kedua

Cap Pemberian dan Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan

Pasal 50

Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal kunjungan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf a dibubuhkan

www.peraturan.go.id

Page 55: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -22-

sebagai tanda pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal

kunjungan.

Pasal 51

Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal kunjungan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 paling sedikit

memuat:

a. frasa “VISIT STAY”;

b. kata “NO:...”;

c. frasa “Valid Until”;

d. tempat dan tanggal pengeluaran;

e. frasa “Immigration Officer”; dan

f. dasar hukum pemberian Izin Tinggal.

Pasal 52

(1) Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal kunjungan

berbentuk segi empat dengan ukuran 4 cm x 2,5 cm

(empat centimeter kali dua koma lima centimeter).

(2) Format cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal

kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Ketiga

Cap Pemberian dan Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas

dan Sekaligus Izin Masuk Kembali

Pasal 53

Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas

sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 49 huruf b dibubuhkan sebagai tanda pemberian atau

Izin Tinggal terbatas sekaligus Izin Masuk Kembali.

Pasal 54

Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas

sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 53 paling sedikit memuat:

www.peraturan.go.id

Page 56: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -23-

a. frasa “LIMITED STAY & RE-ENTRY”;

b. kata “NO:...”;

c. frasa “Valid Until”;

d. tempat dan tanggal pengeluaran;

e. frasa “Immigration Officer”; dan

f. dasar hukum pemberian Izin Tinggal.

Pasal 55

(1) Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas

dan sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 54 berbentuk segi empat dengan

ukuran 4 cm x 2,5 cm (empat centimeter kali dua koma

lima centimeter).

(2) Format cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal

terbatas dan sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Bagian Keempat

Cap Pemberian dan Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas

Perairan Sekaligus Izin Masuk Kembali

Pasal 56

Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas

perairan sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 49 huruf c dibubuhkan sebagai tanda

pemberian Izin Tinggal terbatas sekaligus Izin Masuk Kembali

kepada nahkoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing di atas

kapal laut, alat apung, atau instalasi yang beroperasi di

wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi Indonesia sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 57

Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas

perairan sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 56 paling sedikit memuat:

www.peraturan.go.id

Page 57: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -24-

a. frasa “LIMITED STAY & RE-ENTRY FOR WORKER ON

VESSEL”;

b. kata “NO:...”;

c. frasa “Valid Until”;

d. tempat dan tanggal pengeluaran;

e. frasa “Immigration Officer”; dan

f. dasar hukum pemberian Izin Tinggal.

Pasal 58

(1) Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal terbatas

perairan sekaligus Izin Masuk Kembali sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 57 berbentuk segi empat dengan

ukuran 4 cm x 2,5 cm (empat centimeter kali dua koma

lima centimeter).

(2) Format cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal

terbatas perairan sekaligus izin masuk kembali

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Bagian Kelima

Cap Pemberian Izin Tinggal Tetap

Pasal 59

Cap pemberian Izin Tinggal tetap sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 49 huruf d dibubuhkan sebagai tanda pemberian

Izin Tinggal tetap.

Pasal 60

Cap pemberian Izin Tinggal tetap sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 59 paling sedikit memuat:

a. frasa “PERMANENT STAY”;

b. kata “NO:...”;

c. frasa “Valid Until”;

d. tempat dan tanggal pengeluaran;

e. frasa “Immigration Officer”; dan

f. dasar hukum pemberian Izin Tinggal.

www.peraturan.go.id

Page 58: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -25-

Pasal 61

(1) Cap pemberian Izin Tinggal tetap sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 60 berbentuk segi empat dengan ukuran 4

cm x 2,5 cm (empat centimeter kali dua koma lima

centimeter).

(2) Format cap pemberian Izin Tinggal tetap sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Bagian Keenam

Cap Izin Tinggal Tetap dengan Jangka Waktu Tidak Terbatas

Pasal 62

Cap Izin Tinggal tetap dengan jangka waktu tidak terbatas

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf e dibubuhkan

sebagai tanda pemberian Izin Tinggal tetap dengan jangka

waktu tidak terbatas.

Pasal 63

Cap Izin Tinggal tetap dengan jangka waktu tidak terbatas

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 paling sedikit

memuat:

a. frasa “PERMANENT STAY”;

b. kata “NO:...”;

c. frasa “Date to Report: …”;

d. tempat dan tanggal pengeluaran;

e. frasa “Immigration Officer”; dan

f. dasar hukum pemberian Izin Tinggal.

Pasal 64

(1) Cap Izin Tinggal tetap dengan jangka waktu tidak

terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63

berbentuk segi empat dengan ukuran 4 cm x 2,5 cm

(empat centimeter kali dua koma lima centimeter).

(2) Bentuk cap Izin Tinggal tetap dengan jangka waktu tidak

terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum

www.peraturan.go.id

Page 59: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -26-

dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Ketujuh

Cap Pemberian Izin Masuk Kembali bagi

Pemegang Izin Tinggal Tetap

Pasal 65

Cap pemberian Izin Masuk Kembali bagi pemegang Izin

Tinggal tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf f

dibubuhkan sebagai tanda pemberian Izin Masuk Kembali

bagi pemegang Izin Tinggal tetap.

Pasal 66

Cap pemberian Izin Masuk Kembali bagi pemegang Izin

Tinggal tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 paling

sedikit memuat:

a. frasa “RE- ENTERY PERMIT”;

b. kata “NO:...”;

c. frasa “Valid Until”;

d. tempat dan tanggal pengeluaran;

e. frasa “should not leave Indonesia more than 1 (one) year

from the date of departure”;

f. frasa “Immigration Officer”; dan

g. dasar hukum pemberian Izin Tinggal.

Pasal 67

(1) Cap pemberian Izin Masuk Kembali bagi pemegang Izin

Tinggal tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66

berbentuk segi empat dengan ukuran 4 cm x 2,5 cm

(empat centimeter kali dua koma lima centimeter).

(2) Format cap pemberian Izin Masuk Kembali bagi

pemegang Izin Tinggal tetap sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

www.peraturan.go.id

Page 60: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -27-

Bagian Kedelapan

Cap Pemberian dan Perpanjangan Izin Tinggal Keadaan

Terpaksa

Pasal 68

Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal keadaan

terpaksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf g

dibubuhkan sebagai tanda pemberian Izin Tinggal dalam

keadaan terpaksa.

Pasal 69

Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal keadaan

terpaksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 paling

sedikit memuat:

a. frasa “VISIT STAY ON FORCE MAJEURE”;

b. kata “NO:...”;

c. frasa “Valid Until”;

d. tempat dan tanggal pengeluaran;

e. frasa “Immigration Officer”; dan

f. dasar hukum pemberian Izin Tinggal.

Pasal 70

(1) Cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal keadaan

terpaksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69

berbentuk segi empat dengan ukuran 4 cm x 2,5 cm

(empat centimeter kali dua koma lima centimeter).

(2) Format cap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal

keadaan terpaksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Kesembilan

Cap Pengembalian Dokumen Keimigrasian bagi Pemegang Izin

Tinggal Terbatas dan Izin Tinggal Tetap yang Tidak Lagi

Tinggal di Wilayah Indonesia

Pasal 71

Cap pengembalian dokumen keimigrasian bagi pemegang Izin

Tinggal terbatas dan Izin Tinggal tetap yang tidak lagi tinggal

www.peraturan.go.id

Page 61: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -28-

di wilayah Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49

huruf h dibubuhkan sebagai tanda:

a. pemberian batas waktu meninggalkan wilayah Indonesia

bagi pemegang Izin Tinggal terbatas dan Izin Tinggal tetap

yang meninggalkan Indonesia tanpa Izin Masuk Kembali

dan pemberian bukti bahwa dokumen kartu Izin Tinggal

terbatas atau kartu Izin Tinggal tetap tersebut telah

dikembalikan;

b. pemberian batas waktu meninggalkan Indonesia bagi

Orang Asing pemegang Izin Tinggal terbatas untuk

pekerja di perairan Indonesia yang meninggalkan

Indonesia tanpa Izin Masuk Kembali dan tidak

bersamaan dengan Alat Angkut;

c. pemberian batas waktu meninggalkan Indonesia bagi

Orang Asing pemegang izin kunjungan bebas Visa

kunjungan, karena suatu hal di luar kemampuannya

tidak dapat meninggalkan Indonesia setelah izin

kunjungannya berakhir;

d. pemberian batas waktu meninggalkan wilayah Indonesia

bagi Orang Asing yang pada saat ditolak perpanjangan

izin keimigrasiannya tersebut telah habis masa

berlakunya; dan

e. pemberian batas waktu meninggalkan wilayah Indonesia

bagi awak kapal asing yang ke luar wilayah Indonesia

tidak dengan kapalnya.

Pasal 72

Cap pengembalian dokumen keimigrasian bagi pemegang Izin

Tinggal terbatas dan Izin Tinggal tetap yang tidak lagi tinggal

di wilayah Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71

paling sedikit memuat:

a. frasa “RETURN OF IMMIGRATION DOCUMENT”;

b. kata “NO:...”;

c. frasa “Document Returned: …”;

d. frasa “Should leave RI Territory within: ... days”;

e. tempat dan tanggal pengeluaran;

f. frasa “Immigration Officer”; dan

g. dasar hukum pengembalian dokumen keimigrasian.

www.peraturan.go.id

Page 62: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -29-

Pasal 73

(1) Cap pengembalian dokumen keimigrasian bagi pemegang

Izin Tinggal terbatas dan Izin Tinggal tetap yang tidak lagi

tinggal di wilayah Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 72 berbentuk segi empat dengan ukuran 4

cm x 2,5 cm (empat centimeter kali dua koma lima

centimeter).

(2) Format cap pengembalian dokumen keimigrasian bagi

pemegang Izin Tinggal terbatas dan Izin Tinggal tetap

yang tidak lagi tinggal di wilayah Indonesia sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Bagian Kesepuluh

Cap Pencabutan Dokumen Keimigrasian bagi

Orang Asing yang Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia

atau Meninggal Dunia

Pasal 74

Cap pencabutan dokumen keimigrasian bagi Orang Asing

yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia atau meninggal

dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf i

dibubuhkan sebagai tanda dilakukan pencabutan dokumen

keimigrasian yang dimiliki Orang Asing karena memperoleh

kewarganegaraan Indonesia atau meninggal dunia.

Pasal 75

Cap pencabutan dokumen keimigrasian bagi Orang Asing

yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia atau meninggal

dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 paling sedikit

memuat:

a. frasa “PENCABUTAN DOKUMEN KEIMIGRASIAN”;

b. kata “NO:..”;

c. frasa “DOK. NO:...”;

d. kata “BERDASARKAN:...”;

e. kata “ALASAN:...”;

www.peraturan.go.id

Page 63: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -30-

f. tempat dan tanggal pengeluaran; dan

g. frasa “Pejabat Imigrasi”.

Pasal 76

(1) Cap pencabutan dokumen keimigrasian bagi Orang Asing

yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia atau

meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75

berbentuk segi empat dengan ukuran 5 cm x 4 cm (lima

centimeter kali empat centimeter).

(2) Format cap pencabutan dokumen keimigrasian bagi

Orang Asing yang memperoleh kewarganegaraan

Indonesia atau meninggal dunia sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Bagian Kesebelas

Cap Pemberian Fasilitas Keimigrasian bagi

Anak Berkewarganegaraan Ganda

Pasal 77

Cap pemberian fasilitas keimigrasian bagi anak

berkewarganegaraan ganda sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 49 huruf j dibubuhkan sebagai tanda bahwa yang

bersangkutan merupakan subjek kewarganegaraan ganda

yang telah mendapatkan fasilitas keimigrasian sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 78

Cap pemberian fasilitas keimigrasian bagi anak

berkewarganegaraan ganda sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 77 paling sedikit memuat:

a. frasa “ANAK BERKEWARGANEGARAAN GANDA”;

b. kata “NO.: ...”;

c. frasa “ Pemegang paspor ini adalah subyek Pasal 4 huruf

c, huruf d, huruf h, dan huruf i, serta Pasal 5, Pasal 21,

www.peraturan.go.id

Page 64: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -31-

dan Pasal 25 Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2006

tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia”;

d. tempat dan tanggal pengeluaran; dan

e. frasa “Kepala Kantor Imigrasi/Kepala Perwakilan RI”.

Pasal 79

(1) Cap pemberian fasilitas keimigrasian bagi anak

berkewarganegaraan ganda sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 78 berbentuk segi empat dengan ukuran 5

cm x 4 cm (lima centimeter kali empat centimeter).

(2) Format cap pemberian fasilitas keimigrasian bagi anak

berkewarganegaraan ganda sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Kedua Belas

Cap Daftar Awak Alat Angkut dan Penumpang

Pasal 80

Cap daftar awak Alat Angkut dan Penumpang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 49 huruf k dibubuhkan sebagai tanda

pemberian pengesahan pemeriksaan keimigrasian bagi Orang

Asing dan warga negara Indonesia dari wilayah Indonesia

dengan menggunakan Alat Angkut.

Pasal 81

Cap daftar awak Alat Angkut dan Penumpang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 80 paling sedikit memuat:

a. frasa “INDONESIA IMMIGRATION CLEARANCE”;

b. kata “CHECKED”;

c. kata “SHIP :…”;

d. kata “FLAG :...”;

e. kata “ARRIVAL :...”;

f. kata “DEPARTURE :...”;

g. kata “CREW :...WNA...WNI”;

h. kata “PASSENGER :…WNA...WNI”;

www.peraturan.go.id

Page 65: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -32-

i. kata “AGENT :...”; dan

j. frasa “Immigration Officer”.

Pasal 82

(1) Cap daftar awak Alat Angkut dan penumpang

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 berbentuk segi

empat dengan ukuran 6 cm x 4 cm (enam centimeter kali

empat centimeter).

(2) Format cap daftar awak Alat Angkut dan penumpang

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Bagian Ketiga Belas

Cap Pemulangan

Pasal 83

Cap pemulangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49

huruf l dibubuhkan sebagai tanda pemulangan Orang Asing

dari wilayah Indonesia yang dikeluarkan oleh Pejabat Imigrasi

di Kantor Imigrasi.

Pasal 84

Cap pemulangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83

paling sedikit memuat:

a. kata “EXIT PASS”;

b. kata “NO:...”;

c. frasa “Ordered to Leave RI Territory within 7 (seven)

days”;

d. tempat dan tanggal pengeluaran; dan

e. frasa “Immigration Officer”.

Pasal 85

(1) Cap pemulangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84

berbentuk segi empat dengan ukuran 4 cm x 2,5 cm

(empat centimeter kali dua koma lima centimeter);

www.peraturan.go.id

Page 66: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -33-

(2) Format cap pemulangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB VI

CAP YANG DIGUNAKAN UNTUK PENINDAKAN KEIMIGRASIAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 86

Cap yang digunakan untuk penindakan keimigrasian

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e adalah cap

deportasi.

Bagian Kedua

Cap Deportasi

Pasal 87

Cap deportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86

dibubuhkan sebagai pemberian tindakan administrasi

keimigrasian berupa pengusiran/deportasi Orang Asing dari

wilayah Indonesia yang dikeluarkan oleh Pejabat Imigrasi di

kantor imigrasi atau di rumah detensi imigrasi.

Pasal 88

Cap deportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 paling

sedikit memuat:

a. kata “DEPORTATION”;

b. kata “NO:...”;

c. frasa “Ordered to Leave RI Territory within 7 (seven)

days”;

d. tempat dan tanggal pengeluaran; dan

e. frasa “Immigration Officer”.

www.peraturan.go.id

Page 67: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -34-

Pasal 89

(1) Cap deportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88

berbentuk segi empat dengan ukuran 4 cm x 2,5 cm

(empat centimeter kali dua koma lima centimeter).

(2) Format Cap deportasi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB VII

STANDARDISASI CAP KEIMIGRASIAN

Pasal 90

(1) Standardisasi Cap Keimigrasian ditentukan oleh Direktur

Jenderal Imigrasi.

(2) Standardisasi Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) meliputi:

a. fitur pengaman;

b. desain;

c. bentuk dan ukuran; dan

d. warna tinta.

Pasal 91

(1) Fitur pengaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90

ayat (2) huruf a terdiri atas:

a. kode cap;

b. jenis huruf; dan

c. jenis angka.

(2) Fitur pengaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berfungsi untuk mempermudah pemeriksaan dan

mencegah pemalsuan.

Pasal 92

Desain Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal

90 ayat (2) huruf b dibuat dengan memperhatikan fitur

pengaman.

www.peraturan.go.id

Page 68: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -35-

Pasal 93

Bentuk dan ukuran Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 90 ayat (2) huruf c disesuaikan dengan jenis Cap

Keimigrasian.

Pasal 94

(1) Cap Keimigrasian menggunakan warna tinta yang

memiliki fitur pengaman.

(2) Warna tinta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

atas:

a. hijau;

b. merah; dan

c. biru.

(3) Warna tinta hijau digunakan untuk cap Tanda Masuk.

(4) Warna tinta merah digunakan untuk cap penolakan izin

masuk dan cap deportasi.

(5) Warna tinta biru digunakan untuk seluruh jenis Cap

Keimigrasian kecuali Cap Keimigrasian sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4).

BAB VIII

PENGELOLAAN CAP KEIMIGRASIAN

Pasal 95

(1) Direktorat Jenderal Imigrasi melakukan pengelolaan Cap

Keimigrasian yang meliputi tahapan:

a. perencanaan;

b. pengadaan;

c. pendistribusian;

d. penggantian; dan

e. penghapusan.

(2) Pengelolaan Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan untuk menciptakan keseragaman

dan menghindari pemalsuan Cap Keimigrasian.

www.peraturan.go.id

Page 69: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -36-

Pasal 96

(1) Direktorat Jenderal Imigrasi melakukan perencanaan

Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95

ayat (1) huruf a.

(2) Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi:

a. menentukan standardisasi Cap Keimigrasian;

b. menginventarisasi kebutuhan Cap Keimigrasian; dan

c. menentukan jumlah Cap Keimigrasian yang akan

dibuat sesuai kebutuhan pada UPT Imigrasi.

Pasal 97

(1) Direktorat Jenderal Imigrasi melakukan pengadaan Cap

Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95

ayat (1) huruf b.

(2) Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang pengadaan barang dan

jasa.

Pasal 98

(1) Direktorat Jenderal Imigrasi melakukan pendistribusian

Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal

95 ayat (1) huruf c sesuai dengan kebutuhan UPT

Imigrasi.

(2) Dalam hal Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) terdapat kerusakan, Kepala UPT

mengembalikan kepada Direktorat Jenderal Imigrasi

untuk dilakukan penggantian.

Pasal 99

(1) Direktorat Jenderal Imigrasi melakukan penghapusan

Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95

ayat (1) huruf e yang hilang atau rusak.

(2) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan berdasarkan pemberitahuan secara tertulis

dari Kepala UPT Imigrasi.

www.peraturan.go.id

Page 70: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -37-

(3) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dituangkan dalam berita acara penghapusan Cap

Keimigrasian.

(4) Terhadap Cap Keimigrasian yang hilang, selain

dituangkan dalam berita acara sebagaimana dimaksud

pada ayat (3), juga dilakukan pembatalan cap tersebut

dan diumumkan dalam sistem informasi manajemen

keimigrasian.

(5) Terhadap Cap Keimigrasian yang rusak, selain

dituangkan dalam berita acara sebagaimana dimaksud

pada ayat (3), juga dilakukan penggantian.

Pasal 100

(1) Cap Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

huruf a, huruf b, dan huruf c hanya digunakan oleh

Pejabat Imigrasi yang diberi wewenang atau petugas

pemeriksa pendaratan yang ditunjuk.

(2) Pejabat Imigrasi atau petugas pemeriksa pendaratan

yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bertanggung jawab atas penggunaan Cap Keimigrasian.

(3) Dalam hal terjadi kerusakan, kehilangan, dan

penyalahgunaan Cap Keimigrasian, Kepala UPT Imigrasi

melakukan pemeriksaan terhadap Pejabat Imigrasi yang

diberi wewenang atau petugas pemeriksa pendaratan

yang ditunjuk.

(4) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dituangkan dalam berita acara pemeriksaan dan

dilaporkan kepada Direktur Jenderal Imigrasi.

(5) Pejabat Imigrasi atau petugas pemeriksa pendaratan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang melakukan

penyalahgunaan atau menghilangkan Cap Keimigrasian

dijatuhi sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

www.peraturan.go.id

Page 71: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -38-

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 101

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku Peraturan

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun

2012 tentang Cap Keimigrasian, dicabut dan dinyatakan tidak

berlaku.

Pasal 102

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada hari ke 180 (seratus

delapan puluh) terhitung sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2 Desember 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 7 Desember 2015

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

www.peraturan.go.id

Page 72: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -39-

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 42 TAHUN 2015

TENTANG

CAP KEIMIGRASIAN

FORMAT CAP KEIMIGRASIAN

A. CAP TANDA MASUK

1. CAP TANDA MASUK VISA KUNJUNGAN;

2. CAP TANDA MASUK VISA KUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN;

3. CAP TANDA MASUK BEBAS VISA KUNJUNGAN;

4. CAP TANDA MASUK BEBAS VISA KUNJUNGAN KHUSUS WISATA;

5. CAP TANDA MASUK BEBAS VISA KUNJUNGAN SINGKAT

DIPLOMATIK/DINAS;

6. CAP TANDA MASUK AWAK ALAT ANGKUT;

7. CAP TANDA MASUK PERJALANAN PEBISNIS ASIA PACIFIC ECONOMIC

COOPERATION;

8. CAP TANDA MASUK VISA TINGGAL TERBATAS;

9. CAP TANDA MASUK VISA TINGGAL TERBATAS SAAT KEDATANGAN;

10. CAP TANDA MASUK VISA TINGGAL TERBATAS SAAT KEDATANGAN

YANG JUGA BERLAKU SEBAGAI IZIN MASUK KEMBALI;

11. CAP TANDA MASUK VISA TINGGAL TERBATAS KEMUDAHAN

BEKERJA SAAT BERLIBUR;

12. CAP TANDA MASUK UNTUK WARGA NEGARA INDONESIA, AWAK

ALAT ANGKUT WARGA NEGARA INDONESIA, ORANG ASING

PEMEGANG VISA DINAS/DIPLOMATIK, PEMEGANG RE-ENTRY

PERMIT, ATAU SUBJEK KEWARGANEGARAAN GANDA; DAN

13. CAP TANDA MASUK DARURAT.

B. CAP TANDA KELUAR;

C. CAP PENOLAKAN IZIN MASUK

www.peraturan.go.id

Page 73: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -40-

D. CAP YANG DIGUNAKAN UNTUK PELAYANAN IZIN TINGGAL:

1. CAP PEMBERIAN/PERPANJANGAN IZIN TINGGAL KUNJUNGAN;

2. CAP PEMBERIAN/PERPANJANGAN IZIN TINGGAL TERBATAS

SEKALIGUS IZIN MASUK KEMBALI;

3. CAP PEMBERIAN/PERPANJANGAN IZIN TINGGAL TERBATAS

PERAIRAN SEKALIGUS IZIN MASUK KEMBALI;

4. CAP PEMBERIAN IZIN TINGGAL TETAP;

5. CAP IZIN TINGGAL TETAP DENGAN JANGKA WAKTU TIDAK

TERBATAS;

6. CAP PEMBERIAN IZIN MASUK KEMBALI BAGI PEMEGANG IZIN

TINGGAL TETAP;

7. CAP PEMBERIAN/PERPANJANGAN IZIN TINGGAL KEADAAN

TERPAKSA;

8. CAP PENGEMBALIAN DOKUMEN KEIMIGRASIAN BAGI PEMEGANG

IZIN TINGGAL TERBATAS DAN IZIN TINGGAL TETAP YANG TIDAK

LAGI TINGGAL DI WILAYAH INDONESIA;

9. CAP PENCABUTAN DOKUMEN KEIMIGRASIAN BAGI ORANG ASING

YANG MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN INDONESIA ATAU

MENINGGAL DUNIA;

10. CAP FASILITAS KEIMIGRASIAN BAGI ANAK

BERKEWARGANEGARAAN GANDA;

11. CAP DAFTAR AWAK ALAT ANGKUT; DAN

12. CAP PEMULANGAN.

E. CAP YANG DIGUNAKAN UNTUK PENINDAKAN KEIMIGRASIAN:

1. CAP DEPORTASI.

www.peraturan.go.id

Page 74: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -41-

A. CAP TANDA MASUK

1. Cap Tanda Masuk Visa Kunjungan;

2. Cap Tanda Masuk Visa Kunjungan Saat Kedatangan;

3. Cap Tanda Masuk Bebas Visa Kunjungan;

4. Cap Tanda Masuk Bebas Visa Kunjungan Khusus Wisata;

5. Cap Tanda Masuk Bebas Visa Kunjungan Singkat Diplomatik/Dinas;

www.peraturan.go.id

Page 75: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -42-

6. Cap Tanda Masuk Awak Alat Angkut;

7. Cap Tanda Masuk Perjalanan Pebisnis Asia Pasific Economic

Cooperation;

8. Cap Tanda Masuk Visa Tinggal Terbatas;

9. Cap Tanda Masuk Visa Tingggal Terbatas Saat Kedatangan;

10. Cap Tanda Masuk Visa Tinggal Terbatas Saat Kedatangan sekaligus

dengan Izin Masuk Kembali;

www.peraturan.go.id

Page 76: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -43-

11. Cap Tanda Masuk Visa Tinggal Terbatas Kemudahan Bekerja Saat

Berlibur;

12. Cap Tanda Masuk untuk Warga Negara Indonesia, Awak Alat Angkut

Warga Negara Indonesia, Orang Asing Pemegang VISA

Dinas/Diplomatik, Pemegang Re-Entry Permit, atau Subjek

Kewarganegaraan Ganda;

13. Cap Tanda Masuk Darurat;

B. CAP TANDA KELUAR;

www.peraturan.go.id

Page 77: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -44-

C. CAP PENOLAKAN IZIN MASUK;

D. CAP YANG DIGUNAKAN UNTUK PELAYANAN IZIN TINGGAL;

1. Cap Pemberian/Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan;

2. Cap Pemberian/Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sekaligus Izin

Masuk Kembali;

3. Cap Pemberian/Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas Perairan sekaligus

Izin Masuk Kembali;

4. Cap Pemberian Izin Tinggal Tetap;

www.peraturan.go.id

Page 78: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -45-

5. Cap Izin Tinggal Tetap dengan Jangka Waktu Tidak Terbatas;

6. Cap Pemberian Izin Masuk Kembali bagi Pemegang Izin Tinggal Tetap;

7. Cap Pemberian/Perpanjangan Izin Tinggal Keadaan Terpaksa;

8. Cap Pengembalian Dokumen Keimigrasian Bagi Pemegang Izin Tinggal

Terbatas dan Izin Tinggal Tetap yang Tidak Lagi Tinggal di Wilayah

Indonesia;

9. Cap Pencabutan Dokumen Keimigrasian bagi Orang Asing yang

Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia atau Meninggal Dunia;

10. Cap Fasilitas Keimigrasian bagi Anak Berkewarganegaraan Ganda;

ANAK BERKEWARGANEGARAAN GANDA

NO: ........................................................

Pemegang paspor ini adalah subjek pasal 4 huruf c, d, h, dan l dan pasal 5, 21, 25 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang

www.peraturan.go.id

Page 79: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1832 -46-

11. Cap Daftar Awak Alat Angkut dan Penumpang;

12. Cap Pemulangan;

E. Cap yang Digunakan untuk Penindakan Keimigrasian:

1. Cap Deportasi;

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id

Page 80: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.1834, 2015 KEMENKUMHAM. TPI. Masuk dan Keluar. Wilayah Indonesia. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 44 TAHUN 2015

TENTANG

TATA CARA PEMERIKSAAN MASUK DAN KELUAR WILAYAH INDONESIA

DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 22 Peraturan

Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia tentang Tata Cara Pemeriksaan Masuk dan

Keluar Wilayah Indonesia di Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang

Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4916);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5216);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

www.peraturan.go.id

Page 81: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -2-

2011 Tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 68, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5409);

4. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 87);

5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor

29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 1473);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN MASUK DAN KELUAR

WILAYAH INDONESIA DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang

masuk atau keluar wilayah Indonesia serta

pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya

kedaulatan negara.

2. Wilayah Negara Republik Indonesia yang selanjutnya

disebut Wilayah Indonesia adalah seluruh wilayah

Indonesia serta zona tertentu yang ditetapkan

berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011

tentang Keimigrasian.

3. Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang selanjutnya disingkat

TPI adalah tempat pemeriksaan di pelabuhan laut,

bandar udara, pos lintas batas, atau tempat lain sebagai

tempat masuk dan keluar Wilayah Indonesia.

www.peraturan.go.id

Page 82: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -3-

4. Alat Angkut adalah kapal laut, pesawat udara, atau

sarana transportasi lain yang lazim digunakan, baik

untuk mengangkut orang maupun barang.

5. Penanggung Jawab Alat Angkut adalah pemilik,

pengurus, agen, nakhoda, kapten kapal, kapten pilot,

atau pengemudi Alat Angkut yang bersangkutan.

6. Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa

adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat

yang berwenang di Perwakilan Republik Indonesia atau di

tempat lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik

Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang Asing

untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan

menjadi dasar untuk pemberian izin tinggal.

7. Dokumen Perjalanan adalah dokumen resmi yang

dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu

negara, Perserikatan Bangsa-Bangsa, atau organisasi

internasional lainnya untuk melakukan perjalanan

antarnegara yang memuat identitas pemegangnya.

8. Dokumen Perjalanan Republik Indonesia adalah Paspor

Republik Indonesia dan Surat Perjalanan Laksana Paspor

Republik Indonesia.

9. Paspor Kebangsaan adalah dokumen yang dikeluarkan

oleh negara asing kepada warga negaranya untuk

melakukan perjalanan antarnegara yang berlaku selama

jangka waktu tertentu.

10. Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian yang

selanjutnya disebut Simkim adalah sistem teknologi

informasi dan komunikasi yang digunakan untuk

mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi

guna mendukung operasional, manajemen, dan

pengambilan keputusan dalam melaksanakan fungsi

keimigrasian.

11. Orang Asing adalah orang yang bukan warga negara

Indonesia.

12. Tanda Masuk adalah tanda tertentu berupa cap yang

dibubuhkan pada Dokumen Perjalanan warga negara

Indonesia dan Orang Asing, baik manual maupun

www.peraturan.go.id

Page 83: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -4-

elektronik, yang diberikan oleh pejabat imigrasi sebagai

tanda bahwa yang bersangkutan masuk Wilayah

Indonesia.

13. Tanda Keluar adalah tanda tertentu berupa cap yang

dibubuhkan pada Dokumen Perjalanan warga negara

Indonesia dan Orang Asing, baik manual maupun

elektronik, yang diberikan oleh pejabat imigrasi sebagai

tanda bahwa yang bersangkutan keluar Wilayah

Indonesia.

14. Izin Tinggal adalah izin yang diberikan kepada Orang

Asing oleh Pejabat Imigrasi atau Pejabat Dinas Luar

Negeri untuk berada di Wilayah Indonesia.

15. Izin Tinggal Kunjungan adalah izin yang diberikan kepada

Orang Asing untuk tinggal dan berada di Wilayah

Indonesia untuk waktu singkat dalam rangka kunjungan.

16. Izin Tinggal Terbatas adalah izin yang diberikan kepada

Orang Asing untuk tinggal dan berada di Wilayah

Indonesia untuk jangka yang terbatas.

17. Izin Tinggal Tetap adalah izin yang diberikan kepada

Orang Asing tertentu untuk bertempat tinggal dan

menetap di Wilayah Indonesia sebagai penduduk

Indonesia.

18. Izin Masuk Kembali adalah izin tertulis yang diberikan

oleh Pejabat Imigrasi kepada Orang Asing pemegang Izin

Tinggal Terbatas dan Izin Tinggal Tetap untuk masuk

kembali ke Wilayah Indonesia.

19. Supernumery adalah suami, istri atau anak yang

merupakan keluarga dari nakhoda atau perwira Alat

Angkut laut yang ikut bersama dalam alat angkutnya

yang diperlakukan sebagai penumpang.

20. Supercargo adalah pemilik muatan atau kargo dalam Alat

Angkut laut yang bukan merupakan nahkoda atau awak

Alat Angkut laut yang diperlakukan sebagai penumpang.

21. Superintendent adalah Pengawas Alat Angkut laut yang

bukan merupakan nakhoda atau awak Alat Angkut laut

yang diperlakukan sebagai penumpang.

www.peraturan.go.id

Page 84: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -5-

22. Tanda Menolak Masuk adalah tanda tertentu berupa cap

yang dibubuhkan pada Dokumen Perjalanan atau Paspor

Kebangsaan yang diberikan oleh pejabat imigrasi sebagai

tanda penolakan masuk ke Wilayah Indonesia.

23. Surat Keterangan Penolakan Masuk adalah surat yang

dikeluarkan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan

Imigrasi yang memuat tentang alasan penolakan masuk

ke wilayah Indonesia.

24. Data Biometrik adalah data yang memuat identitas wajah

dan sidik jari pemegang Dokumen Perjalanan.

25. Pencegahan adalah larangan sementara terhadap orang

untuk keluar dari Wilayah Indonesia berdasarkan alasan

Keimigrasian atau alasan lain yang ditentukan oleh

Undang-Undang.

26. Penangkalan adalah larangan terhadap Orang Asing

untuk masuk Wilayah Indonesia berdasarkan alasan

Keimigrasian.

27. Surat Tanda Penerimaan adalah surat yang dikeluarkan

oleh pejabat imigrasi kepada Orang Asing atau warga

negara Indonesia sebagai bukti penarikan Dokumen

Keimigrasian atau Dokumen Perjalanan.

28. Pejabat Imigrasi adalah pegawai yang telah melalui

pendidikan khusus Keimigrasian dan memiliki keahlian

teknis Keimigrasian serta memiliki wewenang untuk

melaksanakan tugas dan tanggung jawab berdasarkan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian.

29. Petugas Pemeriksa Pendaratan adalah pegawai imigrasi

yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Imigrasi untuk

melakukan pemeriksaan terhadap orang yang masuk

atau keluar Wilayah Indonesia.

30. Konter Imigrasi adalah tempat dilakukan tahapan

pemeriksaan keimigrasian di area imigrasi.

31. Kartu Elektronik Sistem Perlintasan Keimigrasian adalah

kartu yang memuat data elektronik yang berisikan jati

diri dan data biometrik pemegangnya yang dapat

www.peraturan.go.id

Page 85: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -6-

digunakan sebagai verifikasi dalam proses pemeriksaan

keimigrasian.

32. Area Imigrasi adalah area terbatas yang hanya dapat

dilalui oleh penumpang atau awak Alat Angkut yang akan

keluar atau masuk Wilayah Indonesia atau pejabat dan

petugas yang berwenang.

33. Pas Lintas Batas adalah berupa kartu atau buku yang

berfungsi sebagai bukti identitas diri penduduk daerah

perbatasan sebagai Dokumen Perjalanan pengganti

Paspor dan Visa untuk melakukan lintas batas

tradisional pada daerah perbatasan antara Negara

Republik Indonesia dengan negara tetangga.

34. Penduduk Daerah Perbatasan adalah warga negara

Indonesia yang karena kelahiran, perkawinan, atau

pindah dari daerah lain yang bertempat tinggal secara

sah di daerah perbatasan.

35. Autogate adalah pintu perlintasan elektronik bagi warga

negara Indonesia atau Orang Asing tertentu dalam

pemeriksaan keluar atau masuk wilayah Indonesia.

36. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.

37. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Imigrasi.

Pasal 2

(1) Setiap orang yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia

wajib melalui pemeriksaan yang dilakukan oleh Pejabat

Imigrasi di TPI.

(2) Dalam hal belum terdapat Pejabat Imigrasi pada TPI,

pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dilakukan oleh Petugas Pemeriksa Pendaratan yang

ditunjuk oleh Kepala Kantor Imigrasi.

(3) Petugas Pemeriksa Pendaratan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) menjalankan tugas dan fungsi sesuai

dengan kewenangan yang dimiliki oleh Pejabat Imigrasi

sepanjang menyangkut pemeriksaan orang yang masuk

atau keluar Wilayah Indonesia.

www.peraturan.go.id

Page 86: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -7-

Pasal 3

Ruang lingkup Peraturan Menteri ini terdiri atas:

a. penanggung jawab Alat Angkut;

b. tata cara pemeriksaan masuk dan ke luar Wilayah

Indonesia;

c. peneraan cap pemeriksaan Keimigrasian;

d. tata cara penolakan masuk dan keluar Wilayah

Indonesia;

e. pembentukan TPI; dan

f. Area Imigrasi.

BAB II

PENANGGUNG JAWAB ALAT ANGKUT

Bagian Kesatu

Kewajiban dan Larangan bagi Penanggung Jawab Alat angkut

Pasal 4

(1) Penanggung Jawab Alat Angkut yang datang dari luar

Wilayah Indonesia diwajibkan untuk:

a. sebelum kedatangan atau keberangkatan

memberitahukan rencana kedatangan atau

keberangkatan secara tertulis atauelektronik kepada

Pejabat Imigrasi dalam waktu paling lambat 6 (enam)

jam sebelum Alat Angkut reguler tiba dan paling

lambat 48 (empat puluh delapan) jam sebelum Alat

Angkut nonreguler tiba;

b. menyampaikan daftar penumpang dan daftar awak

Alat Angkut yang ditandatanganinya kepada Pejabat

Imigrasi;

c. memberikan tanda atau mengibarkan bendera

isyarat bagi kapal laut yang datang dari luar Wilayah

Indonesia dengan membawa penumpang;

d. melarang setiap orang naik atau turun dari Alat

Angkut tanpa izin Pejabat Imigrasi sebelum dan

selama dilakukan pemeriksaan Keimigrasian;

www.peraturan.go.id

Page 87: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -8-

e. melarang setiap orang naik atau turun dari Alat

Angkut yang telah mendapat penyelesaian

Keimigrasian selama menunggu keberangkatan;

f. membawa kembali keluar Wilayah Indonesia pada

kesempatan pertama setiap Orang Asing yang tidak

memenuhi persyaratan yang datang dengan Alat

Angkutnya;

g. menjamin bahwa Orang Asing yang diduga atau

dicurigai akan masuk Wilayah Indonesia secara

tidak sah untuk tidak turun dari Alat Angkutnya;

dan

h. menanggung segala biaya yang timbul sebagai akibat

pemulangan setiap penumpang dan/atau awak Alat

Angkutnya.

(2) Pemberitahuan kedatangan Alat Angkut militer negara

asing disampaikan oleh Markas Besar Tentara Nasional

kepada Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang

ditunjuk di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.

(3) Penanggung Jawab Alat Angkut reguler wajib

menggunakan sistem informasi pemrosesan pendahuluan

data penumpang dan melakukan kerja sama dalam

rangka pemberitahuan data penumpang melalui Simkim.

Pasal 5

Penanggung Jawab Alat Angkut dilarang:

a. membawa penumpang internasional dan domestik dalam

satu Alat Angkut yang sama;

b. membawa orang yang tidak terdapat dalam daftar awak

Alat Angkut dan/atau daftar penumpang; dan

c. membawa orang yang tidak memiliki:

1. Dokumen Perjalanan dan/atau dokumen

Keimigrasian yang sah dan masih berlaku; dan

2. Visa kecuali Orang Asing warga negara dari negara

tertentu yang dibebaskan dari kewajiban memiliki

Visa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

www.peraturan.go.id

Page 88: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -9-

Bagian Kedua

Pengenaan Biaya Beban Terhadap

Penanggung Jawab Alat Angkut.

Paragraf 1

Umum

Pasal 6

Setiap Penanggung Jawab Alat Angkut yang melanggar

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (4)

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

wajib membayar biaya beban sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Paragraf 2

Pemeriksaan pada TPI

di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Khusus

Pasal 7

(1) Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan

membuat laporan kejadian atas pelanggaran yang

dilakukan oleh Penanggung Jawab Alat Angkut.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan kepada Kepala Seksi Unit disertai dengan

dokumen pendukung untuk dilakukan pemeriksaan.

Pasal 8

(1) Pemeriksaan terhadap laporan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7 wajib dibuatkan berita acara pemeriksaan.

(2) Berita acara pemeriksaan sebagaimana dimasud pada

ayat (1) disampaikan kepada Kepala Bidang Pendaratan

dan Izin Masuk untuk dibuatkan berita acara pendapat.

(3) Hasil berita acara pendapat sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) disampaikan kepada Kepala Kantor Imigrasi

sebagai dasar pembuatan Keputusan mengenai

penjatuhan tindakan administratif Keimigrasian berupa

pengenaan biaya beban.

www.peraturan.go.id

Page 89: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -10-

Pasal 9

(1) Keputusan mengenai penjatuhan tindakan administratif

Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat

(3) disampaikan kembali kepada Kepala Bidang

Pendaratan dan Izin Masuk.

(2) Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk

menyampaikan kepada Penanggung Jawab Alat Angkut

dalam jangka waktu waktu paling lama 3 (tiga) hari

kerja terhitung sejak tanggal Keputusan ditandatangani.

(3) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

ditembuskan kepada bendahara penerima.

Pasal 10

(1) Penanggung Jawab Alat Angkut sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 9 wajib melakukan pembayaran biaya beban

ke kas negara melalui bank persepsi/bendahara

penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang

ditunjuk.

(2) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui bank persepsi,

bukti pembayaran disampaikan kepada bendahara

penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang

ditunjuk.

(3) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui bendahara

penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang

ditunjuk maka bendahara penerima/bendahara penerima

pengganti/pejabat yang ditunjuk segera menyetorkan

beban biaya ke kas negara sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 11

(1) Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk melaporkan

pelaksanaan pengenaan biaya beban sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 10 kepada Kepala Kantor Imigrasi

dengan melampirkan bukti pembayaran biaya beban.

(2) Apabila Penanggung Jawab Alat Angkut tidak melakukan

pembayaran dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 9, Penanggung Jawab Alat Angkut dikenakan

www.peraturan.go.id

Page 90: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -11-

sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan di bidang Keimigrasian.

Paragraf 3

Pemeriksaan pada TPI

di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I dan Kelas II

Pasal 12

(1) Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan

membuat laporan kejadian atas pelanggaran yang

dilakukan oleh Penanggung Jawab Alat Angkut.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan kepada Kepala Sub Seksi Lalu Lintas

Keimigrasian disertai dengan dokumen pendukung untuk

dilakukan pemeriksaan.

Pasal 13

(1) Pemeriksaan terhadap laporan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 12 wajib dibuatkan berita acara

pemeriksaan.

(2) Berita acara pemeriksaan sebagaimana dimasud pad ayat

(1) disampaikan kepada Kepala Seksi Lalintuskim untuk

dibuatkan berita acara pendapat.

(3) Hasil berita acara pendapat sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) disampaikan kepada Kepala Kantor Imigrasi

sebagai dasar pembuatan keputusan mengenai

penjatuhan tindakan administratif Keimigrasian berupa

pengenaan biaya beban.

Pasal 14

(1) Keputusan mengenai penjatuhan tindakan administratif

Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat

(3) disampaikan kembali kepada Kepala Sub Seksi Lalu

Lintas Keimigrasian.

(2) Kepala Sub Seksi Lalu Lintas Keimigrasian

menyampaikan kepada Penanggung Jawab Alat angkut

www.peraturan.go.id

Page 91: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -12-

dalam jangka waktu waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja

terhitung sejak tanggal keputusan ditandatangani.

(3) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

ditembuskan kepada bendahara penerima.

Pasal 15

(1) Penanggung Jawab Alat Angkut sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 14 wajib melakukan pembayaran biaya

beban ke kas negara melalui bank persepsi/bendahara

penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang

ditunjuk.

(2) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui bank persepsi,

bukti pembayaran disampaikan kepada bendahara

penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang

ditunjuk.

(3) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui bendahara

penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang

ditunjuk maka bendahara penerima/bendahara penerima

pengganti/pejabat yang ditunjuk segera menyetorkan

beban biaya ke kas negara sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 16

(1) Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian atau Kepala Seksi

Lalintuskim melaporkan pelaksanaan pengenaan biaya

beban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 kepada

Kepala Kantor dengan melampirkan bukti pembayaran

biaya beban.

(2) Apabila Penanggung Jawab Alat Angkut tidak melakukan

pembayaran dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 14, Penanggung Jawab Alat Angkut

dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang keimigrasian.

www.peraturan.go.id

Page 92: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -13-

Paragraf 4

Pemeriksaan pada TPI

di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas Kelas III

Pasal 17

(1) Pejabat Imigrasi atau Petugas Pemeriksa Pendaratan

membuat laporan kejadian atas pelanggaran yang

dilakukan oleh Penanggung Jawab Alat Angkut.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan kepada Kepala Sub Seksi Lalu Lintas

Keimigrasian disertai dengan dokumen pendukung untuk

dilakukan pemeriksaan.

Pasal 18

(1) Pemeriksaan terhadap laporan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 17 wajib dibuatkan berita acara

pemeriksaan.

(2) Berita acara pemeriksaan sebagaimana dimasud pad ayat

(1) disampaikan kepada Kepala Sub Seksi Informasi dan

Sarana Komunikasi untuk dibuatkan berita acara

pendapat.

(3) Hasil berita acara pendapat sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) disampaikan kepada Kepala Kantor Imigrasi

sebagai dasar pembuatan keputusan mengenai

penjatuhan tindakan administratif Keimigrasian berupa

pengenaan biaya beban.

Pasal 19

(1) Keputusan mengenai penjatuhan tindakan administratif

Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat

(3) disampaikan kembali kepada Kepala Sub Seksi Lalu

Lintas dan Status Keimigrasian.

(2) Kepala Sub Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian

menyampaikan kepada Penanggung Jawab Alat angkut

dalam jangka waktu waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja

terhitung sejak tanggal keputusan ditandatangani.

www.peraturan.go.id

Page 93: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -14-

(3) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

ditembuskan kepada Bendahara Penerima.

Pasal 20

(1) Penanggung Jawab Alat Angkut sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 19 wajib melakukan pembayaran biaya

beban ke kas negara melalui bank persepsi/bendahara

penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang

ditunjuk.

(2) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui bank persepsi,

bukti pembayaran disampaikan kepada bendahara

penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang

ditunjuk.

(3) Dalam hal pembayaran dilakukan melalui bendahara

penerima/bendahara penerima pengganti/pejabat yang

ditunjuk maka bendahara penerima/bendahara penerima

pengganti/pejabat yang ditunjuk segera menyetorkan

beban biaya ke kas negara sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 21

(1) Kepala Sub Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian

melaporkan pelaksanaan pengenaan biaya beban

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 kepada Kepala

Kantor Imigrasi dengan melampirkan bukti pembayaran

biaya beban.

(2) Apabila Penanggung Jawab Alat Angkut tidak melakukan

pembayaran dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud

dalam 19, Penanggung Jawab Alat Angkut dikenakan

sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan di bidang keimigrasian.

www.peraturan.go.id

Page 94: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -15-

BAB III

TATA CARA PEMERIKSAAN KEIMIGRASIAN

MASUK DAN KE LUAR WILAYAH INDONESIA

Bagian Kesatu

Pemeriksaan Keimigrasian Terhadap Orang Asing

Pasal 22

(1) Setiap Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia harus

memenuhi persyaratan:

a. memiliki Visa yang sah dan masih berlaku, kecuali

yang dibebaskan dari kewajiban memiliki Visa sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih

berlaku paling singkat 6 (enam) bulan; dan

c. tidak termasuk dalam daftar Penangkalan.

(2) Selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c, Orang Asing

yang dibebaskan dari kewajiban memiliki Visa juga harus

memiliki tiket kembali atau tiket terusan ke negara lain.

Pasal 23

(1) Pemeriksaan Keimigrasian terhadap Orang Asing yang

masuk wilayah Indonesia dilakukan dengan tahapan:

a. memeriksa Dokumen Perjalanan;

b. melakukan wawancara;

c. memeriksa Visa;

d. memindai Dokumen Perjalanan;

e. mengambil Data Biometrik; dan

f. memeriksa dalam daftar Penangkalan.

(2) Pemeriksaan Visa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c, dikecualikan bagi Orang Asing yang dibebaskan

dari kewajiban memiliki Visa.

(3) Selain pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas atau Izin

www.peraturan.go.id

Page 95: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -16-

Tinggal Tetap juga dilakukan pemeriksaan Izin Masuk

Kembali.

Pasal 24

Pemeriksaan Dokumen Perjalanan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a meliputi pemeriksaan:

a. fitur pengaman;

b. keabsahan dan masa berlaku Dokumen Perjalanan; dan

c. foto serta identitas yang tertera pada Dokumen Perjalanan

sesuai dengan pemegangnya.

Pasal 25

Wawancara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1)

huruf b dilakukan untuk memastikan kesesuaian identitas

pemegang dengan data yang tertera pada Dokumen

Perjalanan.

Pasal 26

Pemeriksaan Visa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat

(1) huruf c bagi:

a. Visa yang diterbitkan di luar negeri, meliputi

pemeriksaan:

1. klasifikasi indeks Visa;

2. fitur pengaman Visa;

3. identitas pemegang Visa dengan data pemegang

yang tercantum dalam Dokumen Perjalanan; dan

4. masa berlaku Visa.

b. Visa yang diterbitkan di TPI pada saat kedatangan,

meliputi pemeriksaan:

1. bukti pembayaran Visa;

2. bukti pembayaran, indeks Visa dan Dokumen

Perjalanan dalam Simkim; dan

3. rekomendasi dari Direktur Jenderal, dalam hal

pemberian Visa saat kedatangan diterbitkan

berdasarkan persetujuan Direktur Jenderal.

www.peraturan.go.id

Page 96: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -17-

Pasal 27

Pemindaian Dokumen Perjalanan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 23 ayat (1) huruf d dilakukan untuk:

a. membaca dan merekam data identitas pemegang;

b. merekam data perlintasan;

c. memverifikasi data pemegang dalam basis data

Keimigrasian; dan

d. memverifikasi data pemegang dalam daftar

Penangkalan.

Pasal 28

(1) Pengambilan Data Biometrik sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 23 ayat (1) huruf e dilakukan dengan

mengambil dan merekam foto wajah serta sidik jari.

(2) Pengambilan Data Biometrik sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan dalam hal Data Biometrik yang

bersangkutan belum terekam.

Pasal 29

Pemeriksaan dalam daftar Penangkalan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf f dilakukan untuk

memastikan Orang Asing tidak tercantum dalam daftar

Penangkalan.

Pasal 30

Setiap Orang Asing yang keluar Wilayah Indonesia harus

memenuhi persyaratan:

a. memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih

berlaku;

b. memiliki Izin Masuk Kembali ke Wilayah Indonesia bagi

Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas atau Izin

Tinggal Tetap;

c. memiliki izin keluar bagi Orang Asing yang dikenai

tindakan administratif Keimigrasian;

d. memiliki izin kunjungan yang masih berlaku;

e. memiliki tanda bukti pengembalian dokumen;

f. tidak termasuk dalam daftar Penangkalan.

www.peraturan.go.id

Page 97: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -18-

Pasal 31

Pemeriksaan Keimigrasian terhadap Orang Asing yang keluar

wilayah Indonesia dilakukan dengan tahapan:

a. memeriksa Dokumen Perjalanan;

b. melakukan wawancara;

c. memeriksa izin keluar atau Izin Masuk Kembali;

d. memindai Dokumen Perjalanan;

e. mengambil Data Biometrik;

f. memeriksa dalam daftar Penangkalan.

Pasal 32

Dalam hal tidak terdapat permasalahan dalam pemeriksaan

Keimigrasian, Petugas Pemeriksa memberikan persetujuan

masuk atau keluar dengan menerakan Tanda Masuk atau

Tanda Keluar pada Dokumen Perjalanan.

Bagian Kedua

Pemeriksaan Keimigrasian bagi Warga Negara Indonesia

Pasal 33

Setiap warga negara Indonesia yang masuk atau keluar

Wilayah Indonesia harus memenuhi persyaratan:

a. memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih

berlaku;

b. tidak termasuk dalam daftar Pencegahan;

c. tercantum dalam daftar penumpang atau awak Alat

Angkut kecuali bagi kendaraan pribadi dan kendaraan

muatan barang.

Pasal 34

(1) Pemeriksaan keimigrasian terhadap warga negara

Indonesia dilakukan dengan tahapan:

a. memeriksa Dokumen Perjalanan Republik Indonesia;

b. melakukan wawancara;

www.peraturan.go.id

Page 98: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -19-

c. memindai Dokumen Perjalanan Republik Indonesia;

dan

d. memeriksa dalam daftar Pencegahan.

(2) Pemeriksaan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan

dengan:

a. memastikan keabsahan dan masa berlaku DPRI; dan

b. mencocokkan foto dan identitas yang tertera pada

DPRI dengan pemegangnya.

(3) Wawancarasebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

dilakukan apabila diperlukan untuk memperoleh

keyakinan terhadap pemegang DPRI.

(4) Pemindaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

dilakukan untuk:

a. membaca dan merekam data identitas pemegang

DPRI;

b. merekam data perlintasan pemegang DPRI; dan

c. memverifikasi data pemegang DPRI dalam daftar

Pencegahan.

Pasal 35

(1) Dalam hal tidak terdapat permasalahan dalam

pemeriksaan Keimigrasian, Petugas Pemeriksa

memberikan persetujuan masuk atau keluar dengan

menerakan Tanda Masuk atau Tanda Keluar pada DPRI.

(2) Persetujuan masuk atau keluar sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan juga dalam sistem perlintasan

dengan Simkim, kecuali melalui TPI yang belum

dilengkapi dengan Simkim.

Pasal 36

(1) Dalam hal ditemukan permasalahan pada pemeriksaan

Keimigrasian, Petugas Pemeriksa wajib melaporkan

kepada Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk untuk dilakukan

pemeriksaan lebih lanjut.

(2) Permasalahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi:

www.peraturan.go.id

Page 99: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -20-

a. tidak memiliki DPRI dan/atau terdapat keraguan

terhadap status kewarganegaraan;

b. DPRI yang:

1. diduga palsu;

2. tidak sesuai dengan pemegangnya;

3. habis masa berlaku; dan/atau

4. rusak.

c. termasuk dalam daftar Pencegahan.

Pasal 37

(1) Dalam hal ditemukan permasalahan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) huruf a pada saat

pemeriksaan keimigrasian masuk Wilayah Indonesia,

Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk wajib melakukan

pemeriksaan lanjutan dengan meminta bukti lain yang

sah dan meyakinkan bahwa yang bersangkutan adalah

warga negara Indonesia.

(2) Bukti lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. kartu tanda penduduk;

b. kartu keluarga;

c. surat izin mengemudi;

d. akta kelahiran, akta perkawinan atau buku nikah,

ijazah, atau surat baptis;

e. DPRI bagi yang pernah memiliki DPRI; dan/atau

f. dokumen pendukung lainnya yang dapat

memberikan keyakinan kepada Pejabat Imigrasi atas

status kewarganegaraan Indonesianya.

(3) Dalam rangka melengkapi bukti sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), yang bersangkutan dapat ditempatkan

dalam ruang detensi imigrasi atau rumah detensi

imigrasi.

(4) Dalam hal yang bersangkutan terbukti warga negara

Indonesia, Pejabat Imigrasi memberikan surat keterangan

pemberian Tanda Masuk.

(5) Dalam hal yang bersangkutan terbukti bukan warga

negara Indonesia, Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk

menolak masuk ke wilayah Indonesia dan memberikan

www.peraturan.go.id

Page 100: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -21-

surat keterangan penolakan masuk dan dimasukkan

dalam daftar Penangkalan.

Pasal 38

(1) Dalam hal terdapat permasalahan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) huruf b angka 1 dan

angka 2, Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk wajib melakukan

pemeriksaan untuk memperoleh keterangan.

(2) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

sebagai dasar untuk memberikan persetujuan atau

penolakan keluar Wilayah Indonesia.

(3) Dalam hal hasil pemeriksaan membuktikan terdapat

permasalahan Dokumen Perjalanan yang bersangkutan,

Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk wajib menahan Dokumen

Perjalanan yang bersangkutan dan memberikan surat

tanda penerimaan.

(4) Dalam hal Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk tidak dapat

memberikan Tanda Keluar Wilayah Indonesia,

permasalahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diteruskan kepada Pejabat Imigrasi yang berwenang

untuk mendapatkan keputusan.

Pasal 39

Setiap pemeriksaan Keimigrasian lanjutan terhadap

permasalahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36,

disertai dengan pengambilan data secara elektronik yang

meliputi:

a. Data Biometrik meliputi sidik jari dan foto; dan

b. identitas diri.

Pasal 40

(1) Dalam hal DPRI diduga palsu dan/atau tidak sesuai

dengan pemegangnya, Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk

wajib melakukan pemeriksaan untuk memperoleh

keterangan.

www.peraturan.go.id

Page 101: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -22-

(2) Jika setelah dilakukan pemeriksaan DPRI terbukti palsu

dan/atau tidak sesuai dengan pemegangnya, Pejabat

Imigrasi yang Ditunjuk wajib:

a. membatalkan Dokumen Perjalanan yang

bersangkutan; dan

b. mengusulkan yang bersangkutan untuk dimasukkan

dalam daftar Pencegahan.

Pasal 41

(1) Dalam hal warga negara Indonesia masuk ke Wilayah

Indonesia dengan menggunakan DPRI yang habis masa

berlaku dan/atau rusak, Pejabat Imigrasi dapat langsung

memberikan Tanda Masuk.

(2) Setelah diberikan Tanda Masuk, DPRI sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diserahkan kembali kepada yang

bersangkutan untuk memenuhi persyaratan penggantian

DPRI.

(3) Dalam hal Tanda Masuk sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tidak dapat diterakan pada halaman DPRI yang

rusak, terhadap yang bersangkutan diberikan surat

keterangan pemberian Tanda Masuk.

(4) Format surat keterangan pemberian Tanda Masuk

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 42

(1) Dalam hal warga negara Indonesia yang masuk ke

Wilayah Indonesia terdapat dalam daftar Pencegahan,

Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk wajib melakukan

pemeriksaan untuk memperoleh keterangan.

(2) Jika hasil pemeriksaan terbukti yang bersangkutan

termasuk dalam daftar Pencegahan, Pejabat Imigrasi yang

Ditunjuk melakukan penarikan DPRI yang bersangkutan

dan ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku.

www.peraturan.go.id

Page 102: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -23-

(3) Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk menerakan Tanda Masuk

pada DPRI dan memberikan surat tanda penerimaan

penarikan DPRI kepada yang bersangkutan.

(4) Format surat tanda penerimaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Bagian Ketiga

Pemeriksaan Keimigrasian bagi

Anak Berkewarganegaraan Ganda

Pasal 43

Anak berkewarganegaraan ganda yang masuk atau keluar

Wilayah Indonesia harus memenuhi persyaratan:

a. memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih

berlaku;

b. tidak termasuk dalam daftar Pencegahan atau daftar

Penangkalan; dan

c. memiliki fasilitas Keimigrasian jika menggunakan Paspor

Kebangsaan.

Pasal 44

(1) Anak berkewarganegaraan ganda yang masuk atau

keluar Wilayah Indonesia harus menggunakan Paspor

yang sama.

(2) Anak berkewarganegaraan ganda yang masuk atau

keluar Wilayah Indonesia dengan menggunakan Paspor

Kebangsaan diperlakukan sebagai warga negara

Indonesia jika memiliki fasilitas Keimigrasian.

Pasal 45

(1) Anak berkewarganegaraan ganda yang masuk Wilayah

Indonesia dengan menggunakan Paspor Kebangsaan

dibebaskan dari kewajiban memiliki Visa, Izin Tinggal,

dan Izin Masuk Kembali.

www.peraturan.go.id

Page 103: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -24-

(2) Pembebasan dari kewajiban memiliki Visa, Izin Tinggal,

dan izin masuk kembali sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diberikan bagi anak berkewarganegaraan ganda

yang memiliki fasilitas Keimigrasian sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 46

Pemeriksaan Keimigrasian bagi anak berkewarganegaraan

ganda yang masuk ke Wilayah Indonesia dilakukan dengan

ketentuan:

a. bagi anak berkewarganegaraan ganda yang memiliki

Paspor Kebangsaan serta fasilitas Keimigrasian,

dilakukan dengan tahapan dan tata cara yang sama

dengan pemeriksaan terhadap warga negara Indonesia.

b. bagi anak berkewarganegaraan ganda yang memiliki

Paspor Kebangsaan dan tidak memiliki fasilitas

Keimigrasian, dilakukan dengan tahapan dan tata cara

yang sama dengan pemeriksaan terhadap Orang Asing.

Bagian Keempat

Pemeriksaan Keimigrasian bagi Awak Alat Angkut

Pasal 47

(1) Pemeriksaan Keimigrasian terhadap awak Alat Angkut

yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia dilakukan di

Area Imigrasi.

(2) Terhadap penumpang dan awak Alat Angkut transit,

tidak dilakukan pemeriksaan Keimigrasian.

(3) Pada saat transit, penumpang dan awak Alat Angkut

dapat turun dan berada di ruang transit atau tetap

berada di dalam Alat Angkut.

Pasal 48

(1) Awak Alat Angkut laut yang masuk ke Wilayah Indonesia

dengan Alat Angkutnya harus memenuhi persyaratan:

a. memiliki Dokumen Perjalanan dan/atau buku pelaut

yang sah dan masih berlaku;

www.peraturan.go.id

Page 104: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -25-

b. terdaftar dalam daftar awak kapal; dan

c. tidak masuk dalam daftar Pencegahan atau daftar

Penangkalan.

(2) Awak Alat Angkut transportasi lainnya yang masuk atau

keluar Wilayah Indonesia dengan Alat Angkutnya harus

memenuhi persyaratan:

a. memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih

berlaku;

b. terdaftar dalam daftar awak Alat Angkut, kecuali

bagi kendaraan pribadi dan kendaraan muatan

barang; dan

c. tidak masuk dalam daftar Pencegahan atau daftar

Penangkalan.

Pasal 49

(1) Awak Alat Angkut laut dapat menggunakan buku pelaut

sebagai pengganti Dokumen Perjalanan.

(2) Buku pelaut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dianggap sebagai Dokumen Perjalanan jika:

a. negara yang mengeluarkan mengakui sebagai

Dokumen Perjalanan; atau

b. negara yang mengeluarkan telah mengadakan

perjanjian bilateral dengan Pemerintah Indonesia.

Pasal 50

Pemeriksaan Keimigrasian bagi awak Alat Angkut dilakukan

dengan mekanisme:

a. memeriksa:

1. Dokumen Perjalanan dan/atau buku pelaut untuk

awak Alat Angkut laut;

2. Dokumen Perjalanan dan/atau crew member

certificate untuk awak Alat Angkut udara; atau

3. Dokumen Perjalanan untuk awak Alat Angkut

lainnya.

b. memeriksa daftar awak Alat Angkut kecuali Alat Angkut

darat;

c. memindai Dokumen Perjalanan;

d. mengambil Data Biometrik; dan

www.peraturan.go.id

Page 105: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -26-

e. memeriksa dalam daftar Penangkalan.

Pasal 51

(1) Pemeriksaan Dokumen Perjalanan bagi awak Alat Angkut

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf a,

dilakukan dengan:

a. memastikan keabsahan dan masa berlaku Dokumen

Perjalanan dan/atau buku pelaut untuk awak Alat

Angkut laut; dan

b. mencocokkan foto dan identitas yang tertera pada

Dokumen Perjalanan dengan pemegangnya.

(2) Dalam hal terdapat keraguan dalam pemeriksaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Imigrasi

dapat meminta crew member certificate.

(3) Pemeriksaan masa berlaku Dokumen Perjalanan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, untuk

masa berlaku paling singkat 6 (enam) bulan.

Pasal 52

(1) Pemeriksaan daftar awak Alat Angkut sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 50 huruf b dilakukan dengan

mencocokkan data yang terdapat dalam daftar awak Alat

Angkut dengan Dokumen Perjalanan awak Alat Angkut.

(2) Daftar awak Alat Angkut sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) merupakan daftar yang ditandatangani oleh

Penanggung Jawab Alat Angkut.

Pasal 53

(1) Pengambilan Data Biometrik sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 50 huruf c, dilakukan dengan mengambil

dan merekam foto wajah serta sidik jari.

(2) Pengambilan Data Biometrik sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan dalam hal Data Biometrik yang

bersangkutan belum terekam.

www.peraturan.go.id

Page 106: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -27-

Pasal 54

Pemindaian Dokumen Perjalanan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 50 huruf d dilakukan untuk:

a. membaca dan merekam data identitas pemegang;

b. merekam data perlintasan;

c. memverifikasi data pemegang dalam basis data; dan

d. memverifikasi data pemegang dalam daftar Penangkalan.

Pasal 55

Pemeriksaan dalam daftar Penangkalan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 50 huruf e, dilakukan untuk

memastikan awak Alat Angkut tidak tercantum dalam daftar

Penangkalan.

Pasal 56

Dalam hal tidak terdapat permasalahan dalam pemeriksaan

terhadap awak Alat Angkut, Pejabat Pemeriksa menerakan

Tanda Masuk atau Tanda Keluar secara manual dan/atau

elektronik pada Dokumen Perjalanan.

Bagian Kelima

Pemeriksaan Keimigrasian terhadap Nahkoda, Awak Kapal,

dan Tenaga Ahli Asing

Pasal 57

(1) Nakhoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing di atas

kapal laut atau alat apung, yang datang langsung dengan

Alat Angkutnya untuk beroperasi di perairan Nusantara,

laut teritorial, landas kontinen, dan/atau Zona Ekonomi

Eksklusif Indonesia harus memenuhi persyaratan:

a. memiliki Dokumen Perjalanan dan/atau buku pelaut

yang sah dan masih berlaku;

b. terdaftar dalam daftar awak kapal; dan

c. tidak masuk dalam daftar Penangkalan.

(2) Nakhoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing di atas

kapal laut atau alat apung, yang datang langsung dengan

Alat Angkutnya dan telah memenuhi persyaratan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat masuk

www.peraturan.go.id

Page 107: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -28-

Wilayah Indonesia setelah mendapatkan Tanda Masuk

dari Petugas Pemeriksa di TPI.

Pasal 58

Pemeriksaan Keimigrasian bagi nahkoda, awak kapal, dan

tenaga ahli asing di atas kapal laut atau alat apungnya, yang

datang langsung dengan Alat Angkutnya untuk beroperasi di

perairan Nusantara, laut teritorial, landas kontinen, dan/atau

Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia, dilakukan oleh Petugas

Pemeriksa dengan mekanisme:

a. memeriksa Dokumen Perjalanan dan/atau buku pelaut

nahkoda,awak kapal, dan tenaga ahli asing;

b. memeriksa daftar awak kapal;

c. memindai Dokumen Perjalanan;

d. mengambil Data Biometrik; dan

e. memeriksa dalam daftar Penangkalan.

Pasal 59

(1) Pemeriksaan Dokumen Perjalanan bagi nakhoda, awak

kapal, atau tenaga ahli asing sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 58 huruf a, dilakukan dengan:

a. memastikan keabsahan dan masa berlaku Dokumen

Perjalanan; dan

b. mencocokkan foto dan identitas yang tertera pada

Dokumen Perjalanan dengan pemegangnya.

(2) Pemeriksaan masa berlaku Dokumen Perjalanan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, untuk

masa berlaku paling singkat 6 (enam) bulan.

Pasal 60

(1) Pemeriksaan daftar awak Alat Angkut sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 58 huruf b dilakukan dengan

mencocokkan data yang terdapat dalam daftar awak Alat

Angkut dengan Dokumen Perjalanan awak Alat Angkut.

(2) Daftar awak Alat Angkut sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) merupakan daftar yang ditandatangani oleh

Penanggung Jawab Alat Angkut.

www.peraturan.go.id

Page 108: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -29-

Pasal 61

Pemindaian Dokumen Perjalanan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 58 huruf c dilakukan untuk:

a. membaca dan merekam data identitas pemegang;

b. merekam data perlintasan;

c. memverifikasi data pemegang dalam basis data; dan

d. memverifikasi data pemegang dalam daftar Penangkalan.

Pasal 62

(1) Pengambilan Data Biometrik sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 58 huruf d, dilakukan dengan mengambil

dan merekam foto wajah serta sidik jari.

(2) Pengambilan Data Biometrik sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan dalam hal Data Biometrik yang

bersangkutan belum terekam.

Pasal 63

Pemeriksaan dalam daftar Penangkalan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 58 huruf e dilakukan untuk

memastikan awak Alat Angkut tidak tercantum dalam daftar

Penangkalan.

Pasal 64

(1) Dalam hal tidak terdapat permasalahan dalam

pemeriksaan Keimigrasian terhadap nahkoda, awak

kapal, dan tenaga ahli asing, Petugas Pemeriksa

menerakan Tanda Masuk secara manual dan/atau

elektronik pada Dokumen Perjalanan dan/atau buku

pelaut.

(2) Dalam hal ditemukan permasalahan pada pemeriksaan

Keimigrasian, Petugas Pemeriksa wajib melaporkan

kepada Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk untuk dilakukan

pemeriksaan lebih lanjut.

Pasal 65

(1) Pemeriksaan Keimigrasian terhadap Supernumerary,

Supercargo, dan Superintendent, dilakukan dengan tahapan

www.peraturan.go.id

Page 109: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -30-

dan tata cara yang sama dengan pemeriksaan terhadap

penumpang.

(2) Dalam rangka pemeriksaan keimigrasian, Supernumerary,

Supercargo, dan Superintendent dimuat dalam daftar awak

Alat Angkut atau daftar penumpang dengan disertai

penjelasan atas statusnya.

Bagian Keenam

Pemeriksaan Keimigrasian bagi Pemegang

Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas

Pasal 66

Setiap orang yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia

melalui pos lintas batas wajib memiliki Pas Lintas Batas yang

sah dan masih berlaku.

Pasal 67

(1) Pemeriksaan Keimigrasian terhadap setiap orang yang

masuk atau keluar Wilayah Indonesia melalui pos lintas

batas dilakukan dengan mekanisme:

a. memeriksa surat perjalanan lintas batas atau Pas

Lintas Batas;

b. memindai surat perjalanan lintas batas atau Pas

Lintas Batas;

c. memeriksa dalam daftar Pencegahan atau

Penangkalan.

(2) Dalam hal pemeriksaan daftar Pencegahan atau

Penangkalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

c tidak dapat dilaksanakan dengan menggunakan

Simkim, pemeriksaan Pencegahan atau Penangkalan

dilakukan secara manual.

(3) Pemeriksaan surat perjalanan lintas batas atau Pas

Lintas Batas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

a dilakukan untuk:

a. memastikan keabsahan dan masa berlaku surat

perjalanan lintas batas atau Pas Lintas Batas; dan

www.peraturan.go.id

Page 110: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -31-

b. mencocokkan foto dan identitas yang tertera pada

surat perjalanan lintas batas atau Pas Lintas Batas

dengan pemegangnya.

(4) Pemindaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

dilakukan untuk:

a. membaca dan merekam data identitas pemegang;

b. merekam data perlintasan; dan

c. memverifikasi data pemegang dalam daftar

Pencegahan atau Penangkalan.

(5) Pemeriksaan dalam daftar Pencegahan atau Penangkalan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan

untuk memastikan tidak tercantum dalam daftar

Pencegahan atau Penangkalan.

Pasal 68

Dalam hal tidak terdapat permasalahan dalam pemeriksaan

Keimigrasian, Petugas Pemeriksa memberikan persetujuan

masuk atau keluar dengan menerakan Tanda Masuk atau

Tanda Keluar pada surat perjalanan lintas batas atau Pas

Lintas Batas.

Pasal 69

(1) Dalam hal ditemukan permasalahan pada pemeriksaan

Keimigrasian, Petugas Pemeriksa wajib melaporkan

kepada Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk untuk dilakukan

pemeriksaan lebih lanjut.

(2) Permasalahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi:

a. tidak memiliki surat perjalanan lintas batas atau Pas

Lintas Batas;

b. terdapat keraguan terhadap status

kewarganegaraan;

c. surat perjalanan lintas batas atau Pas Lintas Batas

yang:

1) diduga palsu;

2) tidak sesuai dengan pemegangnya;

3) habis masa berlaku; dan/atau

4) rusak.

www.peraturan.go.id

Page 111: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -32-

d. termasuk dalam daftar Pencegahan atau

Penangkalan.

Pasal 70

(1) Dalam hal orang yang masuk atau keluar Wilayah

Indonesia tidak memiliki surat perjalanan lintas batas

atau Pas Lintas Batas dan/atau terdapat keraguan

terhadap status kewarganegaraan, Pejabat Imigrasi yang

Ditunjuk wajib melakukan pemeriksaan lanjutan dengan

meminta bukti lain yang sah dan meyakinkan bahwa

yang bersangkutan adalah warga negara Indonesia atau

warganegara dari negara yang berbatasan dengan

Indonesia.

(2) Bukti lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. kartu tanda penduduk;

b. kartu keluarga;

c. surat izin mengemudi;

d. surat perjalanan lintas batas atau Pas Lintas Batas

bagi yang pernah memiliki; dan/atau

e. dokumen pendukung lainnya yang dapat

memberikan keyakinan kepada Pejabat Imigrasi atas

status kewarganegaraan Indonesia.

(3) Jika setelah pemeriksaan terbukti yang bersangkutan

adalah warga negara Indonesia atau warga negara dari

negara yang berbatasan dengan Indonesia, Pejabat

Imigrasi memberikan surat keterangan pemberian Tanda

Masuk atau Tanda Keluar.

(4) Jika setelah pemeriksaan terbukti yang bersangkutan

bukan warga negara Indonesia atau bukan warga negara

dari negara yang berbatasan dengan Indonesia, Pejabat

Imigrasi yang Ditunjuk menolak masuk atau keluar

wilayah Indonesia dan memberikan surat keterangan

penolakan masuk.

Pasal 71

(1) Dalam hal surat perjalanan lintas batas atau Pas Lintas

Batas diduga palsu dan/atau tidak sesuai dengan

www.peraturan.go.id

Page 112: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -33-

pemegangnya, Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk wajib

melakukan pemeriksaan untuk memperoleh keterangan.

(2) Jika setelah dilakukan pemeriksaan surat perjalanan

lintas batas atau Pas Lintas Batas terbukti palsu

dan/atau tidak sesuai dengan pemegangnya, Pejabat

Imigrasi yang Ditunjuk wajib:

a. menarik surat perjalanan lintas batas atau Pas

Lintas Batas yang bersangkutan;

b. memberikan surat tanda penerimaan; dan

c. mengusulkan yang bersangkutan untuk

dimasukkan dalam daftar Pencegahan atau

Penangkalan.

Pasal 72

(1) Dalam hal warga negara Indonesia masuk ke Wilayah

Indonesia melalui Pos Lintas Batas dengan menggunakan

surat perjalanan lintas batas atau Pas Lintas Batas yang

habis masa berlaku dan/atau rusak, Pejabat Imigrasi

dapat langsung memberikan Tanda Masuk setelah

dilakukan pemeriksaan.

(2) Dalam hal Tanda Masuk sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tidak dapat diterakan pada surat perjalanan

lintas batas atau Pas Lintas Batas yang rusak, terhadap

yang bersangkutan diberikan surat keterangan

pemberian Tanda Masuk.

(3) Surat keterangan pemberian Tanda Masuk sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Pasal 73

(1) Sarana Transportasi Darat reguler dari luar wilayah

Indonesia yang tiba di Pos Lintas Batas yang telah

ditetapkan sebagai TPI, penumpang dan awaknya wajib

turun dari sarana transportasi darat untuk menuju

ruangan pemeriksaan Keimigrasian.

www.peraturan.go.id

Page 113: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -34-

(2) Terhadap sarana transportasi darat nonreguler,

penumpang dan awaknya wajib turun dari sarana

transportasi darat menuju ruangan pemeriksaan

Keimigrasian, setelah mendapat izin dari Pejabat Imigrasi

di TPI.

Bagian Ketujuh

Pemeriksaan Keimigrasian di tempat lain yang bukan TPI

Pasal 74

Dalam keadaan tertentu, pemeriksaan Keimigrasian dapat

dilakukan di tempat lain yang bukan TPI yang difungsikan

sebagai tempat pemeriksaan Keimigrasian berdasarkan

persetujuan Direktur Jenderal.

Pasal 75

(1) Persetujuan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 74 berdasarkan permohonan yang diajukan

oleh Penanggung Jawab Alat Angkut atau Kepala Kantor

Imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat berlabuh

atau masuk Wilayah Indonesia bagi Alat Angkut dengan

memuat alasan dan pertimbangan tempat yang

difungsikan sebagai TPI.

(2) Dalam hal diajukan kepada Kepala Kantor Imigrasi,

Kepala Kantor Imigrasi meneruskan permohonan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala

Divisi Keimigrasian untuk melakukan pengkajian

dan/atau pertimbangan lebih lanjut.

(3) Kepala Divisi Keimigrasian menyampaikan permohonan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang telah

dilakukan pengkajian dan/atau pertimbangan kepada

Direktur Jenderal.

(4) Direktur Jenderal memberikan keputusan setelah

menerima permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dan ayat (2) untuk menyetujui atau menolak.

www.peraturan.go.id

Page 114: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -35-

(5) Persetujuan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) untuk jangka waktu tertentu paling lama 6

(enam) bulan atau berdasarkan 1 (satu) kali permohonan

untuk 1 (satu) kali pemeriksaan Keimigrasian.

Pasal 76

Pejabat Imigrasi yang ditugaskan untuk melakukan

pemeriksaan Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 74 wajib melaporkan pelaksanaan tugas kepada pejabat

yang berwenang.

Pasal 77

(1) Ketentuan pemeriksaan Keimigrasian terhadap

penumpang dan awak Alat Angkut, yang masuk dan

keluar wilayah Indonesia di tempat lain yang bukan TPI

sama seperti pemeriksaan Keimigrasian yang berlaku di

TPI.

(2) Peneraan Cap Pemeriksaan Keimigrasian di tempat yang

bukan TPI diberlakukan sama seperti peneraan Cap

Pemeriksaan Keimigrasian yang berlaku di TPI.

Pasal 78

Dalam hal pemeriksaan Keimigrasian di tempat lain yang

bukan TPI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 tidak dapat

dilaksanakan dengan menggunakan Simkim, pemeriksaan

Keimigrasian dilakukan secara manual.

Pasal 79

Ketentuan tentang kewajiban dan larangan bagi Penanggung

Jawab Alat Angkut yang masuk dan keluar Wilayah Indonesia

melalui TPI berlaku juga kepada Penanggung Jawab Alat

Angkut yang datang melalui tempat tertentu yang telah

mendapatkan persetujuan Direktur Jenderal.

www.peraturan.go.id

Page 115: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -36-

Pasal 80

(1) Pemeriksaan Keimigrasian dapat juga dilakukan di atas

Alat Angkut yang sedang dalam perjalanan dari luar

negeri menuju ke Wilayah Indonesia.

(2) Pemeriksaan Keimigrasian di atas Alat Angkut meliputi

pemeriksaan di atas Alat Angkut udara dan Alat Angkut

laut.

(3) Pemeriksaan Keimigrasian sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilaksanakan terhadap warga negara Indonesia,

Orang Asing, dan awak Alat Angkut.

Pasal 81

Penanggung Jawab Alat Angkut wajib menyediakan ruangan

atau tempat khusus dan waktu yang cukup untuk melakukan

pemeriksaan Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 80.

Pasal 82

(1) Dalam pelaksanaan pemeriksaan Keimigrasian di atas

Alat Angkut, Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk wajib

mempersiapkan kelengkapan peralatan yang diperlukan

dan pemutakhiran data Penangkalan sebelum

pelaksanaan tugas.

(2) Pejabat Imigrasi yang akan melakukan pemeriksaan

Keimigrasian di atas Alat Angkut, bergabung dengan Alat

Angkut tersebut dari pelabuhan atau bandara di luar

Wilayah Indonesia.

Pasal 83

(1) Jumlah Pejabat Imigrasi yang ditugaskan untuk

melakukan pemeriksaan keimigrasian sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 82 paling sedikit 2 (dua) orang

atau disesuaikan dengan jumlah penumpang.

www.peraturan.go.id

Page 116: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -37-

(2) Pejabat Imigrasi yang ditugaskan melaporkan

pelaksanaan tugas pemeriksaan Keimigrasian kepada

Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang

Ditunjuk pada kesempatan pertama mendarat di TPI yang

meliputi data penumpang dan awak Alat Angkut, jumlah

penerbitan stiker dan jumlah penerimaan biaya Visa

Kunjungan Saat Kedatangan.

Bagian Ketujuh

Pemeriksaan Keimigrasian Masuk dan Keluar Wilayah

Indonesia Secara Elektronik Dengan Menggunakan Mesin

Autogate

Pasal 84

(1) Dalam pemeriksaan Keimigrasian di TPI dapat dilakukan

secara elektronik dengan menggunakan mesin Autogate.

(2) Mesin Autogate sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat digunakan oleh warga negara Indonesia dan warga

negara asing tertentu.

Pasal 85

(1) Warga negara asing tertentu yang dapat diberikan

Electronic Information System for Immigration Card

merupakan warga negara asing pemegang:

a. Izin Tinggal Terbatas;

b. Izin Tinggal Tetap; dan

c. Visa kunjungan beberapa kali perjalanan.

(2) Elektronic Information System for Imigrasion Card

diberikan kepada warga negara asing tertentu

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan warga negara

Indonesia berdasarkan permohonan.

Pasal 86

Pemeriksaan Keimigrasian dengan menggunakan mesin

Autogate dilakukan dengan tahapan:

a. melakukan pemindaian Dokumen Perjalanan dan

boarding pass;

www.peraturan.go.id

Page 117: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -38-

b. pengambilan sidik jari dan foto pada mesin Autogate;

c. mesin Autogate merekam data kedatangan atau

keberangkatan yang berlaku sebagai Tanda Masuk atau

Tanda Keluar secara elektronik; dan

d. pintu mesin Autogate terbuka secara otomatis dan proses

pemeriksaan Keimigrasian dinyatakan selesai.

Pasal 87

Jika tahapan pemeriksaan Keimigrasian sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 86 telah dilakukan, mesin Autogate

secara otomatis melakukan verifikasi yang meliputi:

a. Data Biometrik yang tersimpan dalam kartu elektronik;

b. masa berlaku kartu elektronik;

c. daftar Pencegahan atau Penangkalan;

d. masa berlaku Paspor dan dokumen Keimigrasian atau

Izin Tinggalnya.

Pasal 88

(1) Pemegang Elektronic Information System for Imigrasion

Card ditolak karena:

a. termasuk dalam daftar Pencegahan atau

Penangkalan;

b. Izin Tinggal di Indonesia melampaui batas yang

ditentukan;

c. Izin Masuk Kembali habis masa berlakunya;

d. Izin kunjungan telah habis masa berlakunya; atau

e. bukan pemegang Elektronic Information System for

Imigrasion Card yang sebenarnya.

(2) Tindakan Keimigrasian dapat dilakukan terhadap

Pemegang Elektronic Information System for Imigrasion

Card sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 89

Dalam hal pemeriksaan Keimigrasian secara elektronik dengan

menggunakan mesin Autogate tidak dapat dilaksanakan,

pemeriksaan dilakukan secara manual pada Konter Imigrasi.

www.peraturan.go.id

Page 118: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -39-

Bagian Kedelapan

Pengenaan Biaya Beban Terhadap Orang Asing

Pasal 90

Pengenaan biaya beban terhadap Orang Asing di TPI

dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:

a. Petugas Pemeriksa pada Konter Imigrasi melaporkan

Orang Asing yang dikenakan kewajiban membayar biaya

beban kepada Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk;

b. Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk melakukan pemeriksaan

terhadap Orang Asing yang dikenai biaya beban;

c. berdasarkan hasil pemeriksaan Pejabat Imigrasi yang

Ditunjuk memerintahkan Orang Asing untuk membayar

biaya beban dengan mengeluarkan surat perintah

membayar;

d. berdasarkan surat perintah membayar Orang Asing yang

bersangkutan melakukan pembayaran biaya beban

kepada bank persepsi/bendahara penerima

pengganti/petugas yang ditunjuk;

e. bank persepsi/bendahara penerima pengganti/petugas

yang ditunjuk mengeluarkan tanda bukti pembayaran;

f. jika pembayaran dilakukan di bank persepsi Orang

Asing menyampaikan tanda bukti pembayaran kepada

bendahara penerima pengganti/petugas yang ditunjuk;

g. dalam hal pembayaran biaya beban dilakukan melalui

bendahara penerima pengganti/pejabat yang ditunjuk,

Bendahara Penerima pengganti/pejabat yang ditunjuk

segera menyetorkan ke kas negara sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

h. Orang Asing yang telah memiliki tanda bukti

pembayaran, diberikan tanda bertolak oleh Pejabat

Imigrasi.

www.peraturan.go.id

Page 119: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -40-

Bagian Kesembilan

Peneraan Cap Pemeriksaan Keimigrasian

Pasal 91

(1) Cap Tanda Masuk berbentuk segi enam diberikan

kepada:

a. warga negara Indonesia;

b. anak berkewarganegaraan ganda; dan

c. Orang Asing pemegang Izin Masuk Kembali.

(2) Cap Tanda Keluar berbentuk segi tiga diberikan kepada

setiap orang yang meninggalkan Wilayah Indonesia.

(3) Tanda Masuk bagi Orang Asing selain sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diberikan cap sesuai dengan jenis

Visa yang dimiliki.

Pasal 92

(1) Peneraan cap Tanda Masuk dan cap Tanda Keluar

dilaksanakan oleh Petugas Pemeriksa jika dalam

pemeriksaan Keimigrasian tidak terdapat permasalahan.

(2) Cap Tanda Masuk dan cap Tanda Keluar sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diterakan pada Dokumen

Perjalanan.

Pasal 93

(1) Petugas Pemeriksa yang ditunjuk bertanggung jawab

untuk menggunakan dan menyimpan cap pemeriksaan

Keimigrasian.

(2) Cap pemeriksaan Keimigrasian wajib disimpan pada

tempat penyimpanan yang telah ditentukan pada Area

Imigrasi di TPI.

Pasal 94

(1) Dalam hal terjadi kerusakan, kehilangan, dan

penyalahgunaan cap pemeriksaan Keimigrasian, Kepala

Unit Pelaksana Teknis Imigrasi melakukan pemeriksaan

www.peraturan.go.id

Page 120: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -41-

terhadap Petugas Pemeriksa yang menyalahgunakan

dan/atau menghilangkan cap pemeriksaan Keimigrasian.

(2) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dituangkan dalam berita acara pemeriksaan dan

pendapat serta dilaporkan kepada Direktur Jenderal

melalui Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia.

(3) Pejabat Imigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

yang merusak, menghilangkan dan/atau

menyalahgunakan cap pemeriksaan Keimigrasian dapat

dijatuhkan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 95

Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia dengan

menggunakan Visa kunjungan diberikan Tanda Masuk yang

berlaku sebagai Izin Tinggal Kunjungan untuk waktu paling

lama 60 (enam puluh) hari.

Pasal 96

Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia dengan

menggunakan Visa Kunjungan Saat Kedatangan diberikan

Tanda Masuk yang berlaku sebagai Izin Tinggal Kunjungan

untuk waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari.

Pasal 97

Orang Asing subyek bebas visa kunjungan yang masuk ke

wilayah Indonesia diberikan Tanda Masuk yang berlaku

sebagai Izin Tinggal Kunjungan untuk waktu paling lama 30

(tiga puluh) hari.

Pasal 98

Orang Asing yang bertugas sebagai nakhoda, kapten pilot,

atau awak yang bertugas di Alat Angkut yang sedang berlabuh

atau berada di Wilayah Indonesia sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan, diberikan Tanda Masuk yang

www.peraturan.go.id

Page 121: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -42-

berlaku sebagai Izin Tinggal Kunjungan untuk waktu paling

lama 60 (enam puluh) hari.

Pasal 99

Orang Asing yang bertugas sebagai nakhoda, awak kapal, atau

tenaga ahli asing di atas kapal laut atau alat apung, yang

datang langsung dengan Alat Angkutnya untuk beroperasi di

perairan nusantara, laut teritorial, landas kontinen, dan/atau

Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, diberikan Tanda Masuk

yang berlaku sebagai Izin Tinggal untuk waktu paling lama 60

(enam puluh) hari.

Pasal 100

Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia dengan

menggunakan Visa tinggal terbatas diberikan Tanda Masuk

yang berlaku sebagai Izin Tinggal yang bersifat sementara

untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) hari.

Pasal 101

Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia dengan

menggunakan Visa tinggal terbatas saat kedatangan diberikan

Izin Tinggal Terbatas untuk jangka waktu paling lama 30 (tiga

puluh) hari.

Pasal 102

Orang Asing pemegang kartu APEC Bussiness Travel Card

diberikan Tanda Masuk yang berlaku sebagai Izin Tinggal

Kunjungan untuk waktu paling lama 60 (enam puluh) hari.

Pasal 103

Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia dalam keadaan

darurat, diberikan Tanda Masuk sebagai Izin Tinggal

Kunjungan untuk waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari.

Pasal 104

Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia dengan

menggunakan Visa dinas atau Visa diplomatik dengan

www.peraturan.go.id

Page 122: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -43-

maksud bertempat tinggal di Wilayah Indonesia diberikan

Tanda Masuk yang berlaku sebagai izin tinggal dinas yang

bersifat sementara untuk waktu paling lama 30 (tiga puluh)

hari.

Bagian Kesepuluh

Penyelesaian Administrasi Pemeriksaan Keimigrasian

Masuk Wilayah Indonesia di TPI

Pasal 105

(1) Pejabat Imigrasi melakukan pengadministrasian terhadap

pemeriksaan Keimigrasian yang telah selesai

dilaksanakan.

(2) Pengadministrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilakukan dengan mekanisme:

a. mencocokkan jumlah penumpang dan awak Alat

Angkut yang dimuat dalam daftar penumpang dan

awak Alat Angkut; dan

b. membubuhi cap Immigration Clearance pada daftar

penumpang dan daftar awak Alat Angkut yang

sudah ditandatangani nakhoda/agen sebanyak 4

(empat) lembar.

(3) Mendistribusikan daftar penumpang dan daftar awak Alat

Angkut yang telah di cap immigration clearance

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b kepada:

a. Penanggung Jawab Alat Angkut sebanyak 1 (satu)

lembar;

b. Kantor Imigrasi yang membawahi TPI sebanyak 1

(satu) lembar;

c. TPI sebanyak 1 (satu) lembar; dan

d. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM

sebanyak 1 (satu) lembar.

www.peraturan.go.id

Page 123: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -44-

BAB IV

PENOLAKAN MASUK DAN KELUAR WILAYAH INDONESIA

Bagian Kesatu

Tata Cara Penolakan Masuk Wilayah Indonesia

Pasal 106

(1) Pejabat Imigrasi dapat menolak Orang Asing untuk

masuk Wilayah Indonesia dalam hal Orang Asing

tersebut:

a. namanya tercantum dalam daftar Penangkalan;

b. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan

masih berlaku;

c. memiliki dokumen Keimigrasian dan/atau Visa

palsu;

d. tidak memiliki Visa, kecuali yang dibebaskan dari

kewajiban memiliki Visa;

e. telah memberi keterangan yang tidak benar dalam

memperoleh Visa;

f. menderita penyakit menular yang membahayakan

kesehatan umum;

g. terlibat kejahatan internasional dan tindak pidana

transnasional yang terorganisasi;

h. termasuk dalam daftar pencarian orang untuk

ditangkap dari suatu negara asing;

i. terlibat dalam kegiatan makar terhadap Pemerintah

Republik Indonesia; atau

j. termasuk dalam jaringan praktik atau kegiatan

prostitusi, perdagangan orang, dan penyelundupan

manusia.

(2) Pejabat Imigrasi juga dapat menolak Orang Asing masuk

ke Wilayah Indonesia dalam hal:

a. tidak tercantum dalam daftar awak Alat Angkut atau

daftar penumpang;

b. tidak memiliki biaya hidup yang cukup selama di

Indonesia;

c. membahayakan keamanan; atau

d. mengganggu ketertiban umum.

www.peraturan.go.id

Page 124: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -45-

Pasal 107

(1) Penolakan masuk karena alasan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 106 ayat (1) huruf a, huruf c, huruf e sampai

dengan huruf j dan ayat (2) huruf a, huruf c dan huruf d

dilakukan dengan menerakan cap penolakan Tanda

Masuk pada Dokumen Perjalanan.

(2) Cap penolakan Tanda Masuk sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diterakan dengan tinta berwarna merah.

Pasal 108

Penolakan masuk karena alasan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 106 ayat (1) huruf b, huruf d dan ayat (2) huruf

b, dilakukan dengan memberikan surat keterangan

penolakan masuk tanpa menerakan cap Tanda Menolak

Masuk pada Dokumen Perjalanan.

Pasal 109

Orang Asing yang dikenai penolakan masuk sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1), huruf b sampai dengan

huruf j diusulkan untuk dimasukan dalam daftar

Penangkalan.

Pasal 110

Dalam hal adanya permintaan dari pejabat resmi negara

asing, Pejabat Imigrasi dapat menahan pengguna Dokumen

Perjalanan palsu atau dipalsukan paling lama 24 (dua puluh

empat) jam di Area Imigrasi dalam rangka menunggu

verifikasi.

Pasal 111

(1) Jika dalam pemeriksaan keimigrasian terhadap Orang

Asing terjadi permasalahan, Pejabat Imigrasi wajib

mengarahkan orang yang bersangkutan kepada Pejabat

Imigrasi yang Ditunjuk untuk dilakukan pemeriksaan.

(2) Permasalahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terjadi dalam hal Pejabat Imigrasi menilai Orang Asing

tidak memenuhi persyaratan untuk masuk ke Wilayah

www.peraturan.go.id

Page 125: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -46-

Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 112

(1) Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas atau Izin

Tinggal Tetap yang masuk kembali ke Wilayah Indonesia

dan izin masuk kembalinya telah habis masa berlaku,

maka izin tinggalnya berakhir.

(2) Terhadap Orang Asing yang izin masuk kembalinya telah

habis masa berlaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Pejabat Imigrasi di TPI:

a. menarik Kartu Izin Tinggalnya untuk dikembalikan

kepada kantor imigrasi yang menerbitkan;

b. menulis keterangan tidak berlaku berupa frasa

“void” pada cap izin tinggalnya yang terdapat pada

Dokumen Perjalanan.

(3) Dalam hal penarikan izin tinggal sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), Pejabat Imigrasi di TPI dapat memberikan

Tanda Masuk atau penolakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 113

Dalam hal jangka waktu Dokumen Perjalanan yang digunakan

kurang dari 6 (enam) bulan, Pejabat Imigrasi memberikan

surat keterangan penolakan masuk tanpa menerakan cap

tanda menolak masuk pada Dokumen Perjalanan.

Pasal 114

(1) Dalam hal Pejabat Imigrasi menolak Orang Asing,

Penanggung Jawab Alat Angkut wajib membawa kembali

keluar Wilayah Indonesia pada kesempatan pertama ke

negara tempat keberangkatan terakhir.

(2) Orang Asing yang ditolak masuk sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditempatkan dalam pengawasan sementara

menunggu proses pemulangan yang bersangkutan.

www.peraturan.go.id

Page 126: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -47-

Bagian Kedua

Tata Cara Penempatan Orang Asing yang Ditolak Masuk

Pasal 115

(1) Orang Asing yang tidak dapat dipulangkan pada

kesempatan pertama, dapat ditempatkan pada ruang

detensi imigrasi di TPI.

(2) Dalam hal ruang detensi imigrasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) belum ada, Orang Asing yang tidak dapat

dipulangkan pada kesempatan pertama dapat

ditempatkan di ruang pengawasan sementara atau di

ruang area transit.

(3) Dalam hal ruang pengawasan sementara atau di ruang

area transit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) belum

tersedia, Orang Asing yang tidak dapat dipulangkan pada

kesempatan pertama dapat ditempatkan dalam ruangan

kantor imigrasi atau pos imigrasi.

Pasal 116

(1) Apabila ruangan atau tempat sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 115 tidak ada, Orang Asing yang tidak dapat

dipulangkan pada kesempatan pertama dapat

ditempatkan ditempat lain atas persetujuan Kepala

Kantor Imigrasi.

(2) Penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilaksanakan dengan mekanisme:

a. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk menerbitkan surat

pendetensian disertai dengan alasan pendetensian;

dan

b. Pejabat Imigrasi menunjuk petugas untuk

melakukan pengawasan deteni melalui surat

perintah.

Pasal 117

(1) Dalam hal penempatan Orang Asing sebagaimana

dimaksud dalam pasal 116 ayat (1) telah melebihi waktu

30 (tiga puluh) hari dan belum dapat dipulangkan,

www.peraturan.go.id

Page 127: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -48-

Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk dapat memindahkan yang

bersangkutan ke rumah detensi imigrasi.

(2) Ketentuan pemindahan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) disesuaikan dengan ketentuan pemindahan deteni.

Bagian Ketiga

Tata Cara Penolakan Keluar Wilayah Indonesia

Pasal 118

Pejabat Imigrasi dapat menolak Orang Asing untuk keluar

wilayah Indonesia dalam hal Orang Asing tersebut:

a. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih

berlaku;

b. diperlukan untuk kepentingan penyidikan atas

permintaan pejabat yang berwenang;

c. namanya tercantum dalam daftar Pencegahan; atau

d. masih mempunyai kewajiban di Indonesia yang harus

diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 119

Pejabat Imigrasi dapat menolak Warga Negara Indonesia

untuk keluar wilayah Indonesia dalam hal Warga Negara

Indonesia tersebut:

a. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih

berlaku;

b. diperlukan untuk kepentingan penyidikan atas

permintaan pejabat yang berwenang; atau

c. namanya tercantum dalam daftar Pencegahan.

BAB V

PEMBENTUKAN TPI

Bagian Kesatu

TPI

Pasal 120

(1) Setiap wilayah kerja kantor imigrasi dapat dibentuk TPI.

www.peraturan.go.id

Page 128: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -49-

(2) Pembentukan TPI sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri.

Pasal 121

(1) Pembentukan TPI sebagaimana dimaksud dalam pasal

120 ayat (1) dilakukan berdasarkan usulan dari Kepala

Kantor Imigrasi.

(2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan

kepada Kepala Kantor Wilayah dilampiri dengan:

a. Keputusan Menteri Perhubungan mengenai status

pelabuhan internasional;

b. rekomendasi dari pemerintah daerah setempat; dan

c. rekomendasi dari Badan Intelijen Negara, Kepolisian

Negara Republik Indonesia, Badan Intelijen Strategis,

atau Kementerian Luar Negeri, terkait dengan

pertimbangan keamanan.

(3) Kepala Kantor Wilayah meneruskan usulan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) kepada Menteri.

(4) Menteri memerintahkan Direktur Jenderal untuk

melakukan peninjauan lapangan untuk mengetahui

ketersediaan Area Imigrasi dan fasilitas pendukungnya

sesuai dengan standar Area Imigrasi yang telah

ditentukan.

Pasal 122

(1) Atas perintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 121

ayat (4) Direktur Jenderal melakukan telahaan yang

memuat:

a. pertimbangan legalitas;

b. pertimbangan potensi dan kerawanan

keimigrasian; dan

c. pertimbangan politik, ekonomi, sosial budaya,

demografi dan letak geografis.

(2) Setelah dilakukan penelahaan, Direktur Jenderal

menyampaikan rekomendasi kepada Menteri dengan

melampirkan telaahan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1).

www.peraturan.go.id

Page 129: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -50-

(3) Menteri memberikan keputusan sesuai dengan

rekomendasi Direktur Jenderal.

Pasal 123

Menteri dapat mencabut penetapan suatu tempat sebagai TPI

dalam hal:

a. tempat tersebut dicabut statusnya sebagai perlintasan

keluar masuk Wilayah Indonesia oleh instansi terkait;

b. tidak memenuhi persyaratan sebagai TPI; dan

c. tidak terdapat perlintasan orang dalam jangka waktu 1

(satu) tahun terakhir.

Pasal 124

(1) Dalam hal tidak tersedianya sarana dan prasarana

pendukung sebagai TPI, Kepala Kantor Imigrasi

mengusulkan kepada pengelola bandar udara, pelabuhan

laut dan perbatasan darat untuk menyediakan sarana

dan prasarana pendukung sesuai dengan standard TPI.

(2) Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak usul

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), standar Area

Imigrasi tidak dapat dipenuhi, Kepala Kantor Imigrasi

menyampaikan usulan Pencabutan Status TPI.

Bagian Kedua

Tempat Lain yang Difungsikan Sebagai TPI

Pasal 125

(1) Dalam keadaan tertentu tempat lain yang bukan TPI

dapat difungsikan sebagai tempat pemeriksaan

Keimigrasian yang bersifat sementara.

(2) Tempat lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi:

a. pelabuhan laut

b. pelabuhan umum; dan

c. pelabuhan khusus.

www.peraturan.go.id

Page 130: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -51-

(3) Tempat lain yang difungsikan sebagai tempat

pemeriksaan keimigrasian sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal.

Pasal 126

(1) Penetapan tempat lain yang difungsikan sebagai tempat

pemeriksaan Keimigrasian berdasarkan usulan dari

Kepala Kantor Imigrasi.

(2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan

kepada Kepala Kantor Wilayah dilampiri dengan:

a. permohonan dari pemerintah daerah atau

perusahaan;

b. Keputusan Menteri Perhubungan mengenai status

pelabuhan;

c. rekomendasi dari pemerintah daerah setempat; dan

d. rekomendasi dari Badan Intelijen Negara, Kepolisian

Negara Republik Indonesia, Badan Intelijen Strategis

atau Kementerian Luar Negeri terkait dengan

pertimbangan keamanan.

(3) Kepala Kantor Wilayah meneruskan usulan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) kepada Direktur Jenderal.

(4) Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk melakukan peninjauan

lapangan untuk mengetahui ketersediaan Area Imigrasi

dan fasilitas pendukungnya sesuai dengan standar Area

Imigrasi yang telah ditentukan.

Pasal 127

(1) Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk melakukan telahaan yang

memuat:

a. pertimbangan legalitas;

b. pertimbangan potensi dan kerawanan

Keimigrasian; dan

c. pertimbangan politik, ekonomi, sosial budaya,

demografi dan letak geografis;

(2) Setelah dilakukan penelahaan, Pejabat Imigrasi yang

Ditunjuk menyampaikan rekomendasi kepada Direktur

www.peraturan.go.id

Page 131: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -52-

Jenderal dengan melampirkan telaahan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1).

(3) Direktur Jenderal menetapkan keputusan sesuai dengan

rekomendasi Pejabat Imigrasi yang Ditunjuk.

Pasal 128

(1) Keputusan Direktur Jenderal harus mencantumkan

jangka waktu difungsikannya tempat lain sebagai tempat

pemeriksaan keimigrasian.

(2) Berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal,

difungsikannya tempat lain sebagai tempat pemeriksaan

keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dihentikan sebelum jangka waktu yang tercantum dalam

Keputusan Direktur Jenderal berakhir.

(3) Jangka waktu difungsikannya tempat lain sebagai tempat

pemeriksaan keimigrasian sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan.

(4) Perpanjangan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) ditetapkan dengan keputusan Direktur Jenderal.

Bagian Ketiga

Pos Lintas Batas

Pasal 129

(1) Penetapan suatu tempat sebagai Pos Lintas Batas oleh

Menteri dilakukan setelah tempat tersebut ditetapkan

dalam perjanjian lintas batas antara Pemerintah Republik

Indonesia dan pemerintah negara tetangga.

(2) Menteri menetapkan standardisasi Area Imigrasi pada Pos

Lintas Batas negara.

www.peraturan.go.id

Page 132: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -53-

BAB VI

AREA IMIGRASI

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 130

Untuk menciptakan keamanan dan ketertiban dalam rangka

pelaksanaan fungsi Keimigrasian di TPI perlu ditetapkan

standardisasi Area Imigrasi.

Pasal 131

(1) Area Imigrasi, meliputi:

a. area keberangkatan; dan

b. area kedatangan.

(2) Area keberangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a merupakan area yang dimulai dari tempat

antrean pemeriksaan Keimigrasian pada keberangkatan

sampai dengan Alat Angkut.

(3) Area kedatangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b merupakan area dari Alat Angkut sampai dengan

konter pemeriksaan Keimigrasian pada kedatangan.

(4) Area Imigrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus

dilengkapi dengan perangkat teknologi informasi

pendukung Simkim.

(5) Standardisasi perangkat teknologi informasi pendukung

Simkim ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal.

(6) Tata ruang Area Imigrasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Kedua

Area Kedatangan pada Area Imigrasi

Pasal 132

(1) Area kedatangan meliputi:

a. ruang antrean penumpang;

b. konter pemeriksaan;

c. ruang utama; dan

www.peraturan.go.id

Page 133: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -54-

d. ruang pendukung.

(2) Ruang antrean penumpang pada area kedatangan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas:

a. jalur antrian yang berbentuk snake queue;

b. garis kuning pembatas antrian dengan konter

pemeriksaan;

c. layar monitor informasi pada masing-masing konter

pemeriksaan.

d. kaca pembatas yang membatasi ruang antrean

penumpang dengan area publik.

(3) Konter pemeriksaan pada area kedatangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:

a. konter pemeriksaan awak Alat Angkut;

b. konter pemeriksaan warga negara Indonesia;

c. konter pemeriksaan Orang Asing;

d. konter pemeriksaan Autogate;

e. konter supervisor;

f. kaca pembatas yang membatasi antara Area Imigrasi

dengan area publik; dan

g. ruang atau konter pelayanan dan pembayaran Visa

on Arrival.

(4) Ruang utama pada area kedatangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas:

a. ruang pemeriksaan lanjutan;

b. ruang kepala unit;

c. ruang server;

d. ruang wiring closet;

e. ruang kontrol;

f. ruang laboratorium forensik;

g. ruang deteni dan toilet deteni sesuai jenis kelamin;

h. ruang tata usaha;

i. toilet petugas;

j. loker penyimpanan cap Keimigrasian;

k. ruang pelayanan khusus bagi very importand person

dan orang berkebutuhan khusus; dan

l. meja untuk pengisian Dokumen Perjalanan, kartu

imigrasi dan pemberitahuan pabean.

www.peraturan.go.id

Page 134: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -55-

(5) Ruang pendukung meliputi:

a. ruang istirahat;

b. ruang arsip;

c. ruang makan dan dapur; dan

d. ruang rapat.

(6) Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5)

dilengkapi dengan perabotan yang disediakan oleh

pengelola.

(7) Setelah konter supervisor harus terdapat pembatas kaca

antara Area Imigrasi dengan area publik.

(8) Ketersediaan pasokan listrik dan koneksitas jaringan

teknologi informasi tersendiri sangat diperlukan dalam

menunjang pemeriksaan keimigrasian di Area

Kedatangan.

Bagian Ketiga

Area Keberangkatan pada Area Imigrasi

Pasal 133

(1) Area keberangkatan meliputi:

a. ruang antrean penumpang;

b. konter pemeriksaan;

c. ruang utama; dan

d. ruang pendukung.

(2) Ruang antrean penumpang pada area keberangkatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas:

a. jalur antrian yang berbentuk snake queue;

b. garis kuning pembatas antrian dengan konter

pemeriksaan;

c. layar monitor informasi pada masing-masing konter

pemeriksaan; dan

d. kaca pembatas yang membatasi ruang antrean

penumpang dengan area publik.

(3) Konter pemeriksaan pada area keberangkatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:

a. konter pemeriksaan awak Alat Angkut;

b. konter pemeriksaan warga negara Indonesia;

www.peraturan.go.id

Page 135: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -56-

c. konter pemeriksaan Orang Asing;

d. konter pemeriksaan Autogate;

e. konter pemeriksaan supervisor; dan

f. kaca pembatas antara ruang antrean penumpang

dengan Area Imigrasi menuju alat angkut.

(4) Ruang utama pada area keberangkatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas:

a. ruang pemeriksaan lanjutan;

b. ruang kepala bidang;

c. ruang sirkuit kabel;

d. ruang kontrol;

e. ruang tata usaha;

f. ruang tunggu sementara

g. toilet petugas;

h. ruang pelayanan khusus bagi very importand person

dan orang berkebutuhan khusus; dan

i. loker petugas.

(5) Ruang pendukung pada area keberangkatan, meliputi:

a. ruang istirahat;

b. ruang arsip;

c. ruang makan dan dapur; dan

d. ruang rapat.

(6) Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5)

dilengkapi dengan perabotan yang disediakan oleh

pengelola.

(7) Ketersediaan pasokan listrik dan koneksitas jaringan

teknologi informasi tersendiri sangat diperlukan dalam

menunjang pemeriksaan keimigrasian di area

keberangkatan.

Pasal 134

(1) Ruang antrean penumpang, konter pemeriksaan, dan

ruang utama wajib disediakan oleh pengelola bandara,

pelabuhan laut atau perbatasan.

(2) Ruang pendukung disediakan oleh pengelola dengan

menyesuaikan klasifikasi bandar udara, pelabuhan laut,

perbatasan darat, dan Pos Lintas Batas.

www.peraturan.go.id

Page 136: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -57-

(3) Luas ruang antrean penumpang, ruang utama, dan ruang

pendukung dapat disesuaikan dengan kondisi bangunan

terminal atau pos lintas batas.

(4) Standardisasi konter pemeriksaan imigrasi terdiri dari

ukuran, bentuk, desain dan bahan.

(5) Standardisasi ruang utama dan ruang pendukung

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri Ini.

(6) Standardisasi Konter Pemeriksaan Imigrasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan

Menteri.

Pasal 135

(1) Fasilitas pada area keberangkatan dan area kedatangan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133 dan Pasal 134

wajib disediakan oleh pengelola bandar udara, pelabuhan

laut, atau Pos Lintas Batas.

(2) Perangkat teknologi informasi pendukung Simkim

disediakan oleh Direktorat Jenderal.

(3) Pengelola bandar udara, pelabuhan laut, atau pos lintas

batas harus menyediakan daya listrik yang cukup yang

menjamin koneksitas jaringan simkim pada Area Imigrasi

dengan pusat data Keimigrasian pada Direktorat

Jenderal.

Bagian Kedua

Tata Cara Penggeledahan di Area Imigrasi

Pasal 136

(1) Pejabat Imigrasi berwenang melakukan penggeledahan

terhadap penumpang di Area Imigrasi.

(2) Penggeledahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan dalam hal terdapat keraguan atas keabsahan

Dokumen Perjalanan dan/atau identitas diri seseorang.

(3) Penggeledahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilakukan terhadap badan dan barang bawaan

www.peraturan.go.id

Page 137: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -58-

penumpang dan dapat dilanjutkan dengan proses

penyelidikan Keimigrasian.

Pasal 137

(1) Penggeledahan dilakukan oleh paling sedikit 1 (satu)

orang petugas dan disaksikan oleh 2 (dua) orang petugas

lainnya di ruang pemeriksaan lanjutan yang terdapat

pada Area Imigrasi.

(2) Ruang pemeriksaan lanjutan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) harus memenuhi syarat:

a. memiliki penerangan yang cukup;

b. memiliki kamera closed circuit television; dan

c. memiliki perekam suara.

(3) Penggeledahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat menggunakan alat bantu pendeteksi Dokumen

Perjalanan dan/atau identitas diri seseorang.

(4) Penggeledahan dilakukan berdasarkan surat perintah

yang dikeluarkan oleh Pejabat Imigrasi yang berwenang.

(5) Hasil penggeledahan dimuat dalam berita acara

penggeledahan yang ditandatangani oleh petugas yang

melakukan penggeledahan dan petugas saksi.

(6) Setelah menerima berita acara penggeledahan petugas

penggeledah, atasan petugas penggeledah membuat

berita acara pendapat yang memuat kesimpulan

penggeledahan dan usulan tindak lanjut kepada Pejabat

Imigrasi yang berwenang.

(7) Pejabat Imigrasi yang berwenang memberikan keputusan

terhadap hasil penggeledahan.

Pasal 138

(1) Penggeledahan yang dilakukan terhadap badan, meliputi:

a. badan dan anggota badan; dan

b. pakaian dan aksesoris yang dikenakan.

(2) Penggeledahan terhadap badan dan anggota badan wajib

dilakukan oleh petugas dengan jenis kelamin yang sama

dengan orang yang digeledah.

www.peraturan.go.id

Page 138: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -59-

Pasal 139

Dalam hal petugas menduga terdapat Dokumen Perjalanan

dan/atau identitas diri yang disembunyikan di dalam bagian

tertentu barang bawaannya, dapat dilakukan pembukaan

secara paksa setelah mendapat persetujuan dari atasan

langsung.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 140

(1) Setiap Orang yang sedang menjalani pemeriksaan

Keimigrasian oleh Petugas Pemeriksa pada saat keluar

atau masuk Wilayah Indonesia wajib mematuhi tata tertib

pemeriksaan Keimigrasian.

(2) Tata tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara

lain:

a. antri saat dilakukan pemeriksaan di Konter Imigrasi;

b. dilarang mengambil gambar, menggunakan telepon

genggam, menggunakan penutup kepala, dan

menggunakan kacamata hitam pada saat dilakukan

pemeriksaan di Konter Imigrasi; dan

c. mengikuti arahan Petugas Pemeriksa dalam rangka

menjaga ketertiban proses pemeriksaan.

(3) Terhadap pelanggaran tata tertib sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), Pejabat Imigrasi dapat menolak Orang

Asing yang bersangkutan masuk ke Wilayah Indonesia.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 141

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, pengelola

tempat lain yang diberikan izin sebagai TPI yang telah

melakukan kegiatan sebelum Peraturan Menteri ini berlaku

wajib mengajukan permohonan penetapan menurut ketentuan

dalam Peraturan Menteri ini.

www.peraturan.go.id

Page 139: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -60-

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 142

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Petunjuk

Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03

Tahun 1995, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 143

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2 Desember 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 7 Desember 2015

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

www.peraturan.go.id

Page 140: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -61-

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 44 TAHUN 2015

TENTANG

TATA CARA PEMERIKSAAN MASUK DAN KELUAR WILAYAH

INDONESIA DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

A. SURAT TANDA PENERIMAAN

Ukuran Kertas: 14,8 cm x 21 cm

www.peraturan.go.id

Page 141: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -62-

B. SURAT KETERANGAN TANDA MASUK

Ukuran Kertas: 14,8 cm x 21 cm

www.peraturan.go.id

Page 142: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -63-

C. SURAT KETERANGAN PEMBERIAN TANDA MASUK

Ukuran Kertas: 14,8 cm x 21 cm

www.peraturan.go.id

Page 143: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -64-

www.peraturan.go.id

Page 144: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -65-

www.peraturan.go.id

Page 145: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -66-

www.peraturan.go.id

Page 146: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -67-

www.peraturan.go.id

Page 147: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -68-

www.peraturan.go.id

Page 148: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -69-

www.peraturan.go.id

Page 149: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -70-

www.peraturan.go.id

Page 150: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -71-

www.peraturan.go.id

Page 151: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -72-

www.peraturan.go.id

Page 152: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -73-

www.peraturan.go.id

Page 153: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -74-

www.peraturan.go.id

Page 154: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -75-

www.peraturan.go.id

Page 155: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -76-

www.peraturan.go.id

Page 156: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -77-

www.peraturan.go.id

Page 157: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -78-

www.peraturan.go.id

Page 158: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -79-

www.peraturan.go.id

Page 159: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -80-

www.peraturan.go.id

Page 160: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -81-

www.peraturan.go.id

Page 161: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

2015, No.1834 -82-

www.peraturan.go.id

Page 162: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

NOMOR SOP

TGL. PEMBUATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN

TGL. REVISI

TGL. EFEKTIF

DISAHKAN OLEH

NAMA SOP PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WNA DI POS LINTAS BATAS

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan

Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor

M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor

M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan

Keluar Wilayah Indonesia;

Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-PR.08.01-163 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penerbitan

Pas Lintas Batas Bagi Warga Negara Indonesia di Wilayah Perbatasan.

1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di PLB

2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di PLB secara administratif

3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di PLB

4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan

5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan

6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di PLB

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN

1. Komputer

2. Buku Register Keberangkatan dan Kedatangan di PLB

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di PLB akan terhambat dan

menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegaraDisimpan sebagai data elektronik dan/atau manual

: IMI-GR.03.01-1186

: 19 April 2013

:

: 22 April 2013

Page 163: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

alur Kegiatan

Pelaksana Mutu Baku

Keterangan

Lantaskim Wasdakimpas lintas

batas1 menit

kelengkapan

data pas

lintas batas

Konter1.

Memeriksa data warga negara asing pada buku daftar

pencegahan dan/atau komputer aplikasi cekalPetugas loket Lantaskim Wasdakim

Daftar

pencegahan30 detik

Hasil verifikasi

daftar

pencegahan4.

Ouput

Ouput

Menuliskan data warga negara asing pada buku

registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLBLantaskim Buku register 1 menit

Data

perlintasan

dalam buku

register

3. Ouput

Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap

warga negara asing dari hasil pemeriksaan petugas

konter

Petugas loket Lantaskim Wasdakimpas lintas

batas10 menit

Keputusan

atas ketidak

sesuaian

5. Ouput

Apabila tidak disetujui

berangkat dilakukan

penundaan penyelesaian

keberangkatan dan

dikoordinasikan dengan

Kepala kantor imigrasi

Petugas loket Lantaskim Wasdakimpas lintas

batas1 menit

Verifikasi

keabsahan

pas lintas

batas

2. Ouput

Dalam pemeriksaan pas

lintas batas dapat

dimintakan kartu

identitas sebagai data

dukung

Menerima pas lintas batas

Memeriksa keabsahan, data, dan jumlah warga negara

asing dengan pas lintas batas yang dimiliki

Ya

pas lintas

batas sah?

Tidak

Cekal?

Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian

keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di PLBLantaskim Wasdakim

Daftar

penumpang

dan buku

siskarinfo

1 hariLaporan

kegiatan di

PLB

7. Ouput

Rekapitulasi kegiatan

dilaksanakan secara

manual

Menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada

pas lintas batasLantaskim Wasdakim

pas lintas

batas30 detik

Cap tanda

keluar dan

paraf

petugas

6. Ouput

Pas lintas batas yang telah

diterakan cap tanda keluar

dan paraf petugas

diserahkan kembali kepada

warga negara asing

Ya

Tidak

Petugas Konter Tata UsahaKepala kantor

imigrasiKelengkapan Waktu Output

Pejabat

imigrasi yang

ditunjuk

selesai

disetujui

berangkat?

TidakYa

tunda

Page 164: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WARGA NEGARA ASING DI POS LINTAS BATAS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

4. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

6. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;

7. Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-PR.08.01-163 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penerbitan Pas Lintas Batas Bagi Warga Negara Indonesia di Wilayah Perbatasan.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan kegiatan di bidang lalu lintas dan Status Keimigrasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

pelaksanaan kebijakan, bimbingan, pengaturan dan pengamanan teknis pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian;

Pelaksanaan Kebijakan dan Pengaturan teknis Keimigrasian serta pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas Keimigrasian.

Penyelesaian Keberangkatan warga negara asing (WNA)

Penyelesaian Keimigrasian

Penyelesaian Keberangkatan WNA di Pos Lintas Batas (PLB)

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Keberangkatan WNA di PLB

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

Page 165: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas II; atau

− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Keberangkatan WNA di PLB

Langkah Awal : Petugas konter menerima pas lintas batas dari warga negara asing dan memeriksa keabsahan, data, dan jumlah pengguna dengan pas lintas batas yang dimiliki.

Langkah Utama : Petugas konter menuliskan data warga negara asing pada buku registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLB, kemudian memeriksa data warga negara asing pada buku daftar pencegahan dan/atau komputer aplikasi cekal, dan menerakan cap tanda keluar pada pas lintas batas yang dimiliki warga negara asing.

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di PLB.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Keberangkatan WNA di PLB

Langkah Awal : 1. Penyerahan pas lintas batas

Warga negara asing menyerahkan pas lintas batas kepada petugas konter;

2. Penerimaan pas lintas batas

a. Petugas konter memeriksa jumlah pengguna yang terdapat dalam pas

lintas batas yang terdiri atas warga negara asing dan yang mengikuti;

b. Petugas konter menerima pas lintas batas dan melakukan pemeriksaan

(1) Keabsahan pas lintas batas, meliputi:

a) nomor register

b) tempat dan tanggal pengeluaran

c) masa berlaku kartu

d) cap dan tanda tangan petugas Pos Lintas Batas yang

mengeluarkan;

(2) Kesesuaian data warga negara asing dan pengikut, meliputi:

a) nama

b) tempat dan tanggal lahir

c) jenis kelamin

d) pas foto

e) ciri-ciri khusus warga negara asing

Langkah Utama : 1. Penulisan data warga negara asing pas lintas batas

Page 166: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

a. Petugas konter menuliskan data warga negara asing pada buku

registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLB, meliputi:

(1) Nomor register

(2) Tempat dan Tanggal pengeluaran;

b. Petugas konter memeriksa data warga negara asing pada buku daftar

pencegahan dan/atau komputer aplikasi cekal;

c. menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada pas lintas batas

yang dimiliki warga negara asing.

2. Penyerahan pas lintas batas

Petugas konter menyerahkan pas lintas batas yang telah selesai diberikan

peneraan cap tanda keluar dan paraf petugas kepada warga negara asing

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan

penanganan ketidaksesuaian di PLB setiap harinya.

Page 167: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

NOMOR SOP

TGL. PEMBUATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN

TGL. REVISI

TGL. EFEKTIF

: IMI-GR.03.01-1187

: 19 April 2013

:

: 22 April 2013

DISAHKAN OLEH

NAMA SOPPENYELESAIAN KEDATANGAN WNI DI TEMPAT PEMERIKSAAN

IMIGRASI

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan

Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor

M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor

M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan

Keluar Wilayah Indonesia;

Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional

Prosedur Border Control Management.

1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di TPI

2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di TPI secara administratif

3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di TPI

4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan

5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan

6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di TPI

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN

1. SOP Penanganan Ketidaksesuaian di TPI 1. Komputer/printer/scanner

2. Jaringan internet dan e-office

3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan

menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegaraDisimpan sebagai data elektronik dan/atau manual

Page 168: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

alur Kegiatan

Lantaskim Wasdakim InsarkomDPRI dan

boading pass1 menit

Kelengkapan

data DPRI

dan boarding

pass

1.

Memeriksa data warga negara Indonesia pada daftar

penangkalan melalui sistemPetugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

Daftar

penangkalan30 detik

Hasil verifikasi

daftar

penangkalan5.

Ouput

Ouput

Melakukan pemindaian DPRI warga negara Indonesia Lantaskim Insarkom DPRI 1 menitData hasil

pindai DPRI4. Ouput

TPI yang berfungsi

sebagai PLB dapat

menggunakan pas

lintas batas

warga negara

Indonesia tidak dapat

ditolak masuk ke

Indonesia

koreksi data pada

sistem bila perlu

Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap

warga negara Indonesia dari hasil pemeriksaan petugas

konter

Petugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom DPRI 10 menit

Keputusan

atas ketidak

sesuaian

7.

Mengarahkan warga negara Indonesia yang

teridentifikasi dalam daftar penangkalan kepada pejabat

imigrasi yang ditunjuk

Lantaskim Wasdakim InsarkomDaftar

penangkalan2 menit

Rekapitulasi

ketidak

sesuaian

6.

Ouput

Ouput

Penanganan

ditindaklanjuti pada

SOP Penanganan

Ketidaksesuaian di

TPI

Petugas Tata Usaha

juga membuat

rekapitulasi

ketidaksesuaian

Petugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom DPRI 1 menit

Verifikasi

keabsahan

DPRI

2. Ouput

Dalam pemeriksaan

DPRI dapat

dimintakan kartu

identitas sebagai

data dukung

Menerima DPRI dan boarding pass

Memeriksa identitas warga negara Indonesia yang

disesuaikan dengan DPRI yang dimiliki

Ya

Tidak

Menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada

DPRI warga negara IndonesiaLantaskim Wasdakim Insarkom DPRI 30 detik

Cap tanda

masuk dan

paraf

petugas

8. Ouput

DPRI yang telah

diterakan cap tanda

masuk dan paraf

petugas diserahkan

kembali kepada WNI

Mengarahkan warga negara Indonesia yang diragukan

keabsahan DPRInya kepada pejabat imigrasi yang

ditunjuk

Lantaskim Wasdakim Insarkom DPRI 2 menit

Rekapitulasi

ketidak

sesuaian

3. Ouput

Petugas Tata Usaha

juga membuat

rekapitulasi

ketidaksesuaian

Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian

keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPIWasdakim

Daftar

penumpang

dan buku

siskarinfo

1 hari

Laporan

kegiatan di

TPI

9. Ouput

Rekapitulasi kegiatan

dilaksanakan secara

eletronik dan/atau

manual

WasdakimLantaskim

Konter

DPRI sah?

Tidak

pindai

Tangkal?

selesai

Ya

Pelaksana

Petugas Konter BankPejabat

Imigrasi yang

ditunjuk

Penanggung

jawab Alat

Angkut

Mutu Baku

Kelengkapan Waktu OutputKeterangan

Tata Usaha

Page 169: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEDATANGAN WARGA NEGARA INDONESIA DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

6. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;

8. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur Border Control Management.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan kegiatan di bidang lalu lintas dan Status Keimigrasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

pelaksanaan kebijakan, bimbingan, pengaturan dan pengamanan teknis pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian;

Pelaksanaan Kebijakan dan Pengaturan teknis Keimigrasian serta pelaksanaan tugas di bidang lalu lintas Keimigrasian.

Penyelesaian Kedatangan warga negara Indonesia (WNI)

Penyelesaian Keimigrasian

Penyelesaian Kedatangan WNI di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI)

Page 170: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Kedatangan WNI di TPI

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas II; atau

− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan WNI di TPI

Langkah Awal : Petugas konter menerima DPRI dan boarding pass warga negara Indonesia, memeriksa boarding pass dan identitas warga negara Indonesia yang disesuaikan dengan DPRI yang dimiliki.

Langkah Utama : Petugas konter melakukan pemindaian DPRI warga negara Indonesia, memeriksa data warga negara Indonesia pada daftar penangkalan melalui sistem Border Control Management (BCM) dan menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada DPRI warga negara Indonesia

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPI.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan WNI di TPI

Langkah Awal : 1. Penyerahan DPRI dan boarding pass

Warga negara Indonesia menyerahkan DPRI dan boarding pass kepada

petugas konter;

2. Penerimaan DPRI dan boarding pass kepada petugas konter

a. Petugas konter memeriksa boarding pass yang disesuaikan dengan

nama warga negara Indonesia;

b. Petugas konter menerima DPRI dan melakukan pemeriksaan

(1) Keabsahan DPRI, meliputi:

a) nomor DPRI

b) desain pengaman DPRI

Page 171: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

c) tempat dan tanggal pengeluaran

d) masa berlaku

e) cap dinas

(2) Kesesuaian data warga negara Indonesia dan pengikut, meliputi:

a) Nama

b) tempat dan tanggal Lahir

c) jenis kelamin

d) foto

e) tanda tangan atau cap jempol kanan warga negara

indonesia.

Langkah Utama : 1. Pemindaian DPRI dengan menggunakan sistem BCM

a. Petugas konter melakukan pemindaian dengan menggunakan Machine

Readable Travel Document (MRTD) atau manual, meliputi data

(1) nomor DPRI

(2) tipe DPRI

(3) negara yang mengeluarkan

(4) tanggal habis berlaku

(5) nama depan

(6) nama keluarga

(7) jenis kelamin

(8) tanggal lahir

(9) kewarganegaraan

b. Petugas konter melalui sistem melakukan verifikasi data, meliputi:

(1) data DPRI

(2) data pergerakan terakhir penggunaan DPRI

(3) data penangkalan pada daftar cegah tangkal

2. Peneraan cap tanda masuk

Petugas konter menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada DPRI

yang dimiliki warga negara Indonesia.

3. Penyerahan DPRI

Petugas konter menyerahkan DPRI yang telah selesai diberikan peneraan

cap tanda masuk dan paraf petugas kepada warga negara Indonesia

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan

penanganan ketidaksesuaian di TPI setiap harinya.

Page 172: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

NOMOR SOP

TGL. PEMBUATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN

TGL. REVISI

TGL. EFEKTIF

DISAHKAN OLEH

NAMA SOP PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WNI DI POS LINTAS BATAS

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan

Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor

M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor

M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan

Keluar Wilayah Indonesia;

Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-PR.08.01-163 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penerbitan

PLB Bagi Warga Negara Indonesia di Wilayah Perbatasan.

1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di PLB

2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di PLB secara administratif

3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di PLB

4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan

5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan

6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di PLB

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN

1. Komputer

2. Buku Register Keberangkatan dan Kedatangan di PLB

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di PLB akan terhambat dan

menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegaraDisimpan sebagai data elektronik dan/atau manual

: IMI-GR.03.01-1188

: 19 April 2013

:

: 22 April 2013

Page 173: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

alur Kegiatan

Lantaskim Wasdakimpas lintas

batas1 menit

Kesesuaian

data pas

lintas batas

1.

Memeriksa data warga negara Indonesia pada buku

daftar pencegahan dan/atau komputer aplikasi cekalPetugas loket Lantaskim Wasdakim

daftar

pencegahan30 detik

Hasil verifikasi

daftar

pencegahan4.

Ouput

Ouput

Menuliskan data warga negara Indonesia pada buku

registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLBLantaskim buku register 1 menit

Data

perlintasan

dalam buku

register

3. Ouput

Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap

warga negara Indonesia dari hasil pemeriksaan petugas

konter

Petugas loket Lantaskim Wasdakimpas lintas

batas

Keputusan

atas ketidak

sesuaian

5. Ouput

Apabila tidak disetujui

berangkat dilakukan

penundaan penyelesaian

keberangkatan dan

dikoordinasikan dengan

Kepala kantor imigrasi

Petugas loket Lantaskim Wasdakimpas lintas

batas1 menit

Verifikasi

keabsahan

pas lintas

batas

2. Ouput

Dalam pemeriksaan

pas lintas batas

dapat dimintakan

kartu identitas

sebagai data dukung

Menerima pas lintas batas

Memeriksa keabsahan, data, dan jumlah warga negara

Indonesia dengan pas lintas batas yang dimiliki

Ya

Tidak

Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian

keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di PLBLantaskim Wasdakim buku siskarinfo 1 hari

Laporan

kegiatan di

PLB

7. Ouput

Rekapitulasi kegiatan

dilaksanakan secara

manual

Menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada

pas lintas batasLantaskim Wasdakim

pas lintas

batas dan

paraf petugas

30 detik

Cap tanda

keluar dan

paraf

petugas

6. Ouput

Pas lintas batas yang telah

diterakan cap tanda keluar

dan paraf petugas

diserahkan kembali kepada

warga negara Indonesia

Ya

Tidak

Pelaksana Mutu Baku

KeteranganPetugas Konter Tata Usaha

Kepala kantor

imigrasiKelengkapan Waktu Output

Pejabat

imigrasi yang

ditunjuk

Ya Tidak

konter

pas lintas

batas sah?

Cegah?

selesai

disetujui

berangkat?tunda

Page 174: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WARGA NEGARA INDONESIA DI POS LINTAS BATAS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

4. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

6. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;

7. Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-PR.08.01-163 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penerbitan PLB Bagi Warga Negara Indonesia di Wilayah Perbatasan.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan kegiatan di bidang lalu lintas dan Status Keimigrasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

pelaksanaan kebijakan, bimbingan, pengaturan dan pengamanan teknis pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian;

Pelaksanaan Kebijakan dan Pengaturan teknis Keimigrasian serta pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas Keimigrasian.

Penyelesaian Keberangkatan warga negara Indonesia (WNI)

Penyelesaian Keimigrasian

Penyelesaian Keberangkatan WNI di Pos Lintas Batas (PLB)

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Keberangkatan WNI di PLB

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

Page 175: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

b. Kegiatan : − Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas II; atau

− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Keberangkatan WNI di PLB

Langkah Awal : Petugas konter menerima pas lintas batas dari warga negara Indonesia dan memeriksa keabsahan, data, dan jumlah pengguna dengan pas lintas batas yang dimiliki.

Langkah Utama : Petugas menuliskan data warga negara Indonesia pada buku registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLB, kemudian memeriksa data warga negara Indonesia pada buku daftar pencegahan dan/atau komputer aplikasi cekal, dan menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada pas lintas batas yang dimiliki warga negara Indonesia.

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di PLB.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Keberangkatan WNI di PLB

Langkah Awal : 1. Penyerahan pas lintas batas

Warga negara Indonesia menyerahkan pas lintas batas kepada petugas

konter;

2. Penerimaan pas lintas batas

a. Petugas konter memeriksa jumlah pengguna yang terdapat dalam pas

lintas batas yang terdiri atas warga negara Indonesia dan yang

mengikuti;

b. Petugas konter menerima pas lintas batas dan melakukan pemeriksaan

(1) Keabsahan pas lintas batas, meliputi:

a) kode jenis

b) kode negara

c) tempat dan tanggal pengeluaran

d) masa berlaku kartu

e) kantor yang mengeluarkan

f) cap dan tanda tangan petugas pos lintas batas yang

mengeluarkan

(2) Kesesuaian data warga negara Indonesia dan pengikut, meliputi:

a) nama lengkap

b) tempat dan tanggal lahir

c) kewarganegaraan

d) jenis Kelamin

e) pas foto

Page 176: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

f) tanda tangan atau cap jempol kanan warga negara

Indonesia.

Langkah Utama : 1. Penulisan data warga negara Indonesia pengguna pas lintas batas

a. Petugas konter menuliskan data warga negara Indonesia pada buku

registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLB, meliputi:

(1) Nomor register

(2) Kode desa perbatasan

(3) Tempat dan tanggal pengeluaran;

b. Petugas konter memeriksa data warga negara Indonesia pada buku

daftar pencegahan dan/atau komputer aplikasi cekal;

2. Peneraan cap tanda keluar

menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada pas lintas batas yang

dimiliki warga negara Indonesia.

3. Penyerahan pas lintas batas

Petugas konter menyerahkan pas lintas batas yang telah selesai diberikan

peneraan cap tanda keluar dan paraf petugas kepada warga negara

Indonesia.

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan

penanganan ketidaksesuaian di PLB setiap harinya.

Page 177: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

NOMOR SOP

TGL. PEMBUATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN

TGL. REVISI

TGL. EFEKTIF

DISAHKAN OLEH

NAMA SOPPENYELESAIAN KEDATANGAN ORANG ASING DI TEMPAT

PEMERIKSAAN IMIGRASI

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas PNBP yang berlaku pada Departemen Hukum dan

HAM;

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian;

Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2003 tentang Bebas Visa Kunjungan Singkat yang telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden RI Nomor 43 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga Atas Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2003

tentang Bebas Visa Kunjungan Singkat;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang

Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat

Pemeriksaan Imigrasi;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan yang

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 19 Tahun 2012 tentang Perubahan

Keempat Atas Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat

Kedatangan;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah

Indonesia;

Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur Border

Control Management.

1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di TPI

2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di TPI secara administratif

3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di TPI

4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan

5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan

6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di TPI

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN

1. SOP Pemberian VKSK

2. SOP Penanganan Ketidaksesuaian di TPI

1. Komputer/printer/scanner

2. Jaringan internet dan e-office

3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan

menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegaraDisimpan sebagai data elektronik dan/atau manual

: IMI-GR.03.02-1189

: 19 April 2013

:

: 22 April 2013

Page 178: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

alur Kegiatan

Lantaskim Wasdakim Insarkom

Dokjal, Visa,

vaucer VKSK,

tiket, boading

pass, dan kartu

A/D

30 detik

kelengkapan

dokjal, kartu A/

D, dan

boarding pass

1.

Memeriksa Visa yang dimiliki oleh Orang Asing Petugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

Dokumen

Perjalanan

dan Visa

30 detik

Verifikasi

keabsahan dan

masa berlaku

Visa

4.

Mengarahkan Orang Asing bukan dari negara subyek

VKSK, tidak memiliki Visa, atau Izin Masuk Kembali ke

pejabat imigrasi yang ditunjuk

Petugas loket Lantaskim Wasdakim InsarkomDokumen

Perjalanan2 menit

Rekapitulasi

ketidak

sesuaian

8.

Ouput

Ouput

Ouput

Memeriksa Izin Masuk Kembali yang dimiliki oleh Orang

AsingLantaskim Insarkom

Dokumen

Perjalanan

dan Izin

Masuk

Kembali

30 detik

Kesesuaian

penggunaan

Izin Masuk

Kembali

7. Ouput

TPI yang berfungsi

sebagai PLB dapat

menggunakan pas

lintas batas

Petugas Tata Usaha

juga membuat

rekapitulasi

permasalahan Orang

Asing

Memeriksa vaucer VKSK bagi Orang Asing yang

merupakan subyek dari negara VKSKPetugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

Dokumen

Perjalanan

dan vaucer

VKSK

30 detik

Kesesuaian

subyek

negara

VKSK

5. Ouput

Peraturan Menteri

Hukum dan HAM

Nomor 9 Tahun 2012

Mengarahkan Orang Asing yang tidak dapat

menunjukkan tiket perjalanan kembali ke negara asal

atau negara lain ke pejabat imigrasi yang ditunjuk

Petugas loket Lantaskim Wasdakim InsarkomDokumen

Perjalanan2 menit

Rekapitulasi

ketidak

sesuaian10.

Memeriksa tiket perjalanan kembali ke negara asal atau

negara lain Lantaskim Wasdakim Insarkom

Dokumen

Perjalanan

dan boarding

pass

1 menit

Hasil

penelitian

masalah

9.

Ouput

Ouput

Petugas Tata Usaha

juga membuat

rekapitulasi

permasalahan Orang

Asing

Ouput

Petugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

Dokumen

Perjalanan,

Izin Tinggal,

dan kartu A/D

2 menit

Verifikasi

keabsahan dan

masa berlaku

Dokim

2. Ouput

Kartu A/D diisi oleh

Orang Asing sesuai

data pada Dokjal

Mengarahkan Orang Asing dari negara subyek VKSK ke

Bank Persepsi apabila belum memiliki VKSKPetugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

Dokumen

Perjalanan 2 menit

Petugas

Bank

menerima

Orang Asing

6.

Pembayaran stiker

VKSK sesuai

Peraturan Pemerintah

Nomor 38 Tahun 2009

Ya

Tidak

Menerima dokumen perjalanan, Visa, vaucer VKSK,

boarding pass, kartu A/D, dan tiket perjalanan kembali

ke negara asal atau negara lain.

Memeriksa keabsahan dokumen perjalanan, Izin

Tinggal, dan kelengkapan pengisian kartu A/D yang

disesuaikan dengan data Orang Asing

Tidak

Memeriksa apakah Orang Asing yang bersangkutan

merupakan subyek dari negara BVKSPetugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

Dokumen

Perjalanan30 detik

Kesesuaian

subyek

negara

BVKS

3. Ouput

Peraturan Presiden

RI Nomor 43 Tahun

2011

H/2

Tidak

Pelaksana

Petugas Konter BankPejabat

Imigrasi yang

ditunjuk

Penanggung

jawab Alat

Angkut

Mutu Baku

Kelengkapan Waktu OutputKeterangan

Tata Usaha

Konter

Tidak

P/2

memiliki Izin

Masuk

Kembali?

memliki Visa

Memiliki

vaucer

VKSK?

Tidak

Ya

Ya

Memiliki tiket

kembali?

Ya

Tidak

subyek

BVKS?

Ya

Dokjal sah?

Ya

subyek

VKSK?

Ya

Tidak

selesai

Page 179: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

Ouput

Ouput

Melakukan pemindaian dokumen perjalanan Orang

AsingLantaskim Wasdakim

Dokumen

Perjalanan1 menit

Data hasil

pindai

dokumen

perjalanan

11. Ouputkoreksi data pada

sistem bila perlu

Memeriksa data Orang Asing pada daftar penangkalan

melalui sistemPetugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

Daftar

penangkalan1 menit

Hasil

verifikasi

cekal12. Ouput

Menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada

dokumen perjalanan dan kartu A/D Orang AsingWasdakim

Dokumen

Perjalanan dan

kartu A/D30 detik

Cap tanda

masuk dan

paraf petugas16. Ouput

dokjal yang telah diterakan

cap tanda masuk dan paraf

petugas diserahkan kembali

kepada Orang Asing

alur Kegiatan

Melakukan pemindaian vaucer VKSK, print out stiker

VKSK, pindai stiker VKSK, dan menerakan stiker VKSK

pada dokumen perjalanan

Petugas loket Wasdakim Insarkom

Dokumen

perjalanan,

vaucer VKSK,

dan stiker

VKSK

2 menit

Stiker VKSK

yang diterkan

pada

dokumen

perjalanan

13. Ouput

Petugas loket Wasdakim Insarkom

Dokumen

Perjalanan

dan tiket

Keputusan

atas ketidak

sesuaian

15.

Penanganan

ditindaklanjuti pada

SOP Penanganan

Ketidaksesuaian di

TPI

Ya

Tidak

Pelaksana

Petugas Konter BankPejabat

Imigrasi yang

ditunjuk

Penanggung

jawab Alat

Angkut

Mutu Baku

Kelengkapan Waktu OutputKeterangan

Tata Usaha

selesai

P/1

tangkal?

H/1

Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap

Orang Asing dari hasil pemeriksaan petugas konter

Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian

keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPIWasdakim

Daftar

penumpang

dan buku

siskarinfo

1 hari

Laporan

kegiatan di

TPI

17. Ouput

Rekapitulasi kegiatan

dilaksanakan secara

eletronik dan/atau

manual

Wasdakim

Lantaskim

Lantaskim

Lantaskim

Lantaskim

Petugas loket Wasdakim InsarkomDaftar

penangkalan2 menit

Rekapitulasi

ketidak

sesuaian

14.

Petugas Tata Usaha

juga membuat

rekapitulasi

permasalahan Orang

Asing

Mengarahkan Orang Asing yang teridentifikasi dalam

daftar penangkalan kepada pejabat imigrasi yang

ditunjuk

Lantaskim

Page 180: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEDATANGAN ORANG ASING DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas PNBP yang berlaku pada Departemen Hukum dan HAM;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

6. Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2003 tentang Bebas Visa Kunjungan Singkat yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 43 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga Atas Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2003 tentang Bebas Visa Kunjungan Singkat;

7. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

8. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 19 Tahun 2012 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan;

9. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

10. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;

11. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur Border Control Management.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

Page 181: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan kegiatan di bidang lalu lintas dan Status Keimigrasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

pelaksanaan kebijakan, bimbingan, pengaturan dan pengamanan teknis pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian;

Pelaksanaan Kebijakan dan Pengaturan teknis Keimigrasian serta pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas Keimigrasian.

Penyelesaian Kedatangan Orang Asing

Penyelesaian Keimigrasian

Penyelesaian Kedatangan Orang Asing di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI)

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Kedatangan Orang Asing di TPI

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas II; atau

− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan Orang Asing di TPI

Langkah Awal : Petugas konter menerima dokumen perjalanan, Izin Tinggal, kartu A/D, dan boarding pass Orang Asing dan memeriksa boarding pass serta identitas Orang Asing yang disesuaikan dengan dokumen perjalanan dan Izin Tinggal yang dimiliki.

Langkah Utama : Petugas konter melakukan pemindaian dokumen perjalanan Orang Asing, memeriksa data Orang Asing pada daftar penangkalan melalui sistem Border Control Management (BCM) dan menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada dokumen perjalanan Orang Asing.

Page 182: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPI.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan Orang Asing di TPI

Langkah Awal : 1. Penyerahan dokumen perjalanan dan boarding pass

Orang Asing menyerahkan dokumen perjalanan dan boarding pass kepada

petugas konter;

2. Penerimaan dokumen perjalanan dan boarding pass oleh petugas konter

a. Petugas konter menerima dokumen perjalanan dan melakukan

pemeriksaan

(1) Keabsahan dokumen perjalanan, meliputi:

a) nomor dokumen perjalanan

b) desain pengaman dokumen perjalanan

c) tempat dan tanggal pengeluaran

d) masa berlaku

e) cap dinas

(2) Kesesuaian data Orang Asing dan pengikut, meliputi:

a) nama

b) tempat dan tanggal lahir

c) jenis kelamin

d) foto

e) tanda tangan atau cap jempol kanan

b. Petugas konter memeriksa boarding pass yang disesuaikan dengan

nama Orang Asing;

3. Petugas konter memeriksa status Izin Keimigrasian yang digunakan Orang

Asing;

4. Petugas konter memeriksa Izin Masuk Kembali bagi Orang Asing subyek

pengguna Izin Masuk Kembali;

Langkah Utama : 1. Pemindaian dokumen perjalanan dengan menggunakan sistem BCM;

a. Petugas konter melakukan pemindaian dengan menggunakan Machine

Readable Travel Document (MRTD) atau manual, meliputi data

(1) nomor dokumen perjalanan

(2) tipe dokumen perjalanan

(3) negara yang mengeluarkan/organisasi internasional

(4) tanggal habis berlaku

(5) nama depan

(6) nama keluarga

(7) jenis kelamin

(8) tanggal lahir

(9) kewarganegaraan

b. Petugas konter melalui sistem melakukan verifikasi data, meliputi:

(1) data dokumen perjalanan

(2) data pergerakan terakhir penggunaan dokumen perjalanan

(3) data penangkalan pada daftar cegah tangkal

2. Peneraan cap tanda masuk

Petugas konter menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada

dokumen perjalanan yang dimiliki Orang Asing;

Page 183: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

3. Penyerahan dokumen perjalanan

Petugas konter menyerahkan dokumen perjalanan yang telah selesai

diberikan peneraan cap tanda masuk dan paraf petugas kepada Orang

Asing;

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan

penanganan ketidaksesuaian di TPI setiap harinya.

Page 184: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

NOMOR SOP

TGL. PEMBUATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN

TGL. REVISI

TGL. EFEKTIF

DISAHKAN OLEH

NAMA SOP PENYELESAIAN KEDATANGAN WNA DI POS LINTAS BATAS

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan

Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor

M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor

M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan

Keluar Wilayah Indonesia;

Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-PR.08.01-163 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penerbitan

Pas Lintas Batas Bagi Warga Negara Indonesia di Wilayah Perbatasan.

1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di PLB

2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di PLB secara administratif

3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di PLB

4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan

5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan

6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di PLB

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN

1. Komputer

2. Buku Register Keberangkatan dan Kedatangan di PLB

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di PLB akan terhambat dan

menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegaraDisimpan sebagai data elektronik dan/atau manual

: IMI-GR.03.02-1190

: 19 April 2013

:

: 22 April 2013

Page 185: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

Lantaskim Wasdakim

alur Kegiatan

Lantaskim Wasdakimpas lintas

batas1 menit

kelengkapan

data pas

lintas batas

1.

Memeriksa data warga negara asing pada buku daftar

penangkalan dan/atau komputer aplikasi cekalPetugas loket Lantaskim Wasdakim5.

Ouput

Ouput

Menuliskan data warga negara asing pada buku

registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLBLantaskim Buku register 1 menit

Data

perlintasan

dalam buku

register

4. Ouputkoreksi data pada

sistem bila perlu

Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap

warga negara asing dari hasil pemeriksaan petugas

konter

Petugas loket Lantaskim Wasdakim

pas lintas

batas10 menit

Keputusan

atas ketidak

sesuaian7. Ouput

Penanganan ketidak

sesuaian dilaksanakan

oleh Kepala Kantor

atau Pejabat yang

ditunjuk

Petugas loket Lantaskim Wasdakimpas lintas

batas1 menit

Verifikasi

keabsahan

pas lintas

batas

2. Ouput

Dalam pemeriksaan

pas lintas batas

dapat dimintakan

kartu identitas

sebagai data dukung

Menerima pas lintas batas

Memeriksa keabsahan, data, dan jumlah warga negara

asing dengan pas lintas batas yang dimiliki

Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian

keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di PLB Lantaskim Wasdakim10. Ouput

Mengarahkan warga negara asing yang tidak disetujui

masuk ke wilayah Indonesia ke penanggung jawab alat

angkut untuk dilakukan tindakan penolakan masuk

wilayah Indonesia

Lantaskim Wasdakimpas lintas

batas1 hari

WNA

diserahkan ke

penanggung

jawab alat

angkut

8. Ouput

Dilakukan tindakan

penolakan memasuki

wilayah Indonesia

Menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada

pas lintas bataspas lintas

batas30 detik

Cap tanda

masuk dan

paraf

petugas

9. Ouput

Pas lintas batas yang

telah diterakan cap

tanda masuk dan paraf

petugas diserahkan

kembali kepada WNA

Pelaksana Mutu Baku

KeteranganPetugas Konter Tata Usaha

Penanggung

jawab Alat

AngkutKelengkapan Waktu Output

Pejabat

imigrasi yang

ditunjuk

konter

Ya

Tidak

pas lintas

batas sah?

Tidak

Tangkal?

selesai

Ya

Setuju masuk

wil INAl?

Ya

selesai

Tidak

Laporan

kegiatan di

PLB

1 haribuku siskarinfo

Daftar

penangkalan30 detik

Hasil verifikasi

daftar

penangkalan

Page 186: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEDATANGAN WARGA NEGARA ASING DI POS LINTAS BATAS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

4. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

6. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;

7. Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-PR.08.01-163 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penerbitan Pas Lintas Batas Bagi Warga Negara Indonesia di Wilayah Perbatasan.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan kegiatan di bidang lalu lintas dan Status Keimigrasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

pelaksanaan kebijakan, bimbingan, pengaturan dan pengamanan teknis pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian;

Pelaksanaan Kebijakan dan Pengaturan teknis Keimigrasian serta pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas Keimigrasian.

Penyelesaian Kedatangan warga negara asing (WNA)

Penyelesaian Keimigrasian

Penyelesaian Kedatangan WNA di Pos Lintas Batas (PLB)

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Kedatangan WNA di PLB

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

Page 187: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas II; atau

− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan WNA di PLB

Langkah Awal : Petugas konter menerima pas lintas batas dari warga negara asing dan memeriksa keabsahan, data, dan jumlah pengguna dengan pas lintas batas yang dimiliki.

Langkah Utama : Petugas menuliskan data warga negara asing pada buku registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLB, kemudian memeriksa data warga negara asing pada buku daftar penangkalan dan/atau komputer aplikasi cekal, dan menerakan cap cap tanda masuk dan paraf petugas pada pas lintas batas yang dimiliki warga negara asing.

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di PLB.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan WNA di PLB

Langkah Awal : 1. Penyerahan pas lintas batas

Warga negara asing menyerahkan pas lintas batas kepada petugas konter;

2. Penerimaan pas lintas batas

a. Petugas konter memeriksa jumlah pengguna yang terdapat dalam pas

lintas batas yang terdiri atas warga negara asing dan yang mengikuti;

b. Petugas konter menerima pas lintas batas dan melakukan pemeriksaan

(1) Keabsahan pas lintas batas, meliputi:

a) kode jenis

b) kode negara

c) tempat dan tanggal pengeluaran

d) masa berlaku kartu

e) kantor yang mengeluarkan

f) cap dan tanda tangan petugas pos lintas batas yang

mengeluarkan

(2) Kesesuaian data warga negara asing dan pengikut, meliputi:

a) nama lengkap

b) tempat dan Tanggal Lahir

c) kewarganegaraan

d) jenis Kelamin

e) pas foto

Page 188: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

f) tanda tangan atau cap jempol kanan warga negara asing.

Langkah Utama : 1. Penulisan data warga negara asing pengguna pas lintas batas

a. Petugas konter menuliskan data warga negara asing pada buku

registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLB, meliputi:

(1) nomor register

(2) kode desa perbatasan

(3) Tempat dan Tanggal pengeluaran;

b. Petugas konter memeriksa data warga negara asing pada buku daftar

penangkalan dan/atau komputer aplikasi cekal;

2. Peneraan cap tanda masuk

menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada pas lintas batas yang

dimiliki warga negara asing.

3. Penyerahan pas lintas batas

Petugas konter menyerahkan pas lintas batas yang telah selesai diberikan

peneraan cap tanda masuk dan paraf petugas kepada warga negara asing

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan

penanganan ketidaksesuaian di PLB setiap harinya.

Page 189: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

NOMOR SOP

TGL. PEMBUATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN

TGL. REVISI

TGL. EFEKTIF

DISAHKAN OLEH

NAMA SOP PENYELESAIAN KEDATANGAN WNI DI POS LINTAS BATAS

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan

Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor

M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor

M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan

Keluar Wilayah Indonesia;

Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-PR.08.01-163 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penerbitan

PLB Bagi Warga Negara Indonesia di Wilayah Perbatasan.

1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di PLB

2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di PLB secara administratif

3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di PLB

4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan

5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan

6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di PLB

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN

1. Komputer

2. Buku Register Keberangkatan dan Kedatangan di PLB

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di PLB akan terhambat dan

menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegaraDisimpan sebagai data elektronik dan/atau manual

: IMI-GR.03.01-1191

: 19 April 2013

:

: 22 April 2013

Page 190: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

Pelaksana Mutu Baku

KeteranganPetugas Konter Tata Usaha

Kepala kantor

imigrasiKelengkapan Waktu Output

Pejabat

imigrasi yang

ditunjuk

alur Kegiatan

Lantaskim Wasdakimpas lintas

batas1 menit

kelengkapan

data pas

lintas batas

1.

Memeriksa data warga negara Indonesia pada buku

daftar penangkalan dan/atau komputer aplikasi cekalPetugas loket Lantaskim Wasdakim

Daftar

penangkalan30 detik

Hasil

verifikasi

cekal

4.

Ouput

Ouput

Menuliskan data warga negara Indonesia pada buku

registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLBLantaskim Buku register 1 menit

Data

perlintasan

dalam buku

register

3. Ouput

warga negara Indonesia

tidak dapat ditolak

masuk ke Indonesia

koreksi data pada

sistem bila perlu

Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap

warga negara Indonesia dari hasil pemeriksaan petugas

konter

Petugas loket Lantaskim Wasdakimpas lintas

batas10 menit

Keputusan

atas ketidak

sesuaian

5. Ouput

Penanganan ketidak

sesuaian dilaksanakan

oleh Kepala Kantor atau

Pejabat yang ditunjuk

Petugas loket Lantaskim Wasdakimpas lintas

batas1 menit

Verifikasi

keabsahan

pas lintas

batas

2. Ouput

Dalam pemeriksaan pas

lintas batas dapat

dimintakan kartu

identitas sebagai data

dukung

Menerima pas lintas batas

Memeriksa keabsahan, data, dan jumlah warga negara

Indonesia dengan pas lintas batas yang dimiliki

Menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada

pas lintas batasLantaskim Wasdakim

pas lintas

batas30 detik

Cap tanda

masuk dan

paraf

petugas

6. Ouput

Pas lintas batas yang

telah diterakan cap

tanda masuk dan paraf

petugas diserahkan

kembali kepada WNI

konter

Ya

pas lintas

batas sah?

Tidak

tangkal?

selesai

Ya

Tidak

Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian

keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di PLBLantaskim Wasdakim buku siskarinfo 1 hari

Laporan

kegiatan di

PLB

7. Ouput

Rekapitulasi kegiatan

dilaksanakan secara

manual

Page 191: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEDATANGAN WARGA NEGARA INDONESIA DI POS LINTAS BATAS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

4. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

6. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;

7. Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-PR.08.01-163 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penerbitan PLB Bagi Warga Negara Indonesia di Wilayah Perbatasan.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan kegiatan di bidang lalu lintas dan Status Keimigrasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

pelaksanaan kebijakan, bimbingan, pengaturan dan pengamanan teknis pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian;

Pelaksanaan Kebijakan dan Pengaturan teknis Keimigrasian serta pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas Keimigrasian.

Penyelesaian Kedatangan warga negara Indonesia (WNI)

Penyelesaian Keimigrasian

Penyelesaian Kedatangan WNI di Pos Lintas Batas (PLB)

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Kedatangan WNI di PLB

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

Page 192: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas II; atau

− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan WNI di PLB

Langkah Awal : Petugas konter menerima pas lintas batas dari warga negara Indonesia dan memeriksa keabsahan, data, dan jumlah pengguna dengan pas lintas batas yang dimiliki.

Langkah Utama : Petugas konter menuliskan data warga negara Indonesia pada buku registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLB, kemudian memeriksa data warga negara Indonesia pada buku daftar penangkalan dan/atau komputer aplikasi cekal, dan menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada pas lintas batas yang dimiliki warga negara Indonesia.

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di PLB.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan WNA di PLB

Langkah Awal : 1. Penyerahan pas lintas batas

Warga negara Indonesia menyerahkan pas lintas batas kepada petugas

konter;

2. Penerimaan pas lintas batas

a. Petugas konter memeriksa jumlah pengguna yang terdapat dalam pas

lintas batas yang terdiri atas warga negara Indonesia dan yang

mengikuti;

b. Petugas konter menerima pas lintas batas dan melakukan pemeriksaan

(1) Keabsahan pas lintas batas, meliputi:

a) kode jenis

b) kode negara

c) tempat dan tanggal pengeluaran

d) masa berlaku kartu

e) kantor yang mengeluarkan

f) cap dan tanda tangan petugas pos lintas batas yang

mengeluarkan

(2) Kesesuaian data warga negara Indonesia dan pengikut, meliputi:

a) nama lengkap

b) tempat dan Tanggal Lahir

c) kewarganegaraan

Page 193: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

d) jenis Kelamin

e) pas foto

f) tanda tangan atau cap jempol kanan warga negara

Indonesia.

Langkah Utama : 1. Penulisan data warga negara Indonesia pengguna pas lintas batas

a. Petugas konter menuliskan data warga negara Indonesia pada buku

registrasi keberangkatan dan kedatangan di PLB, meliputi:

(1) Nomor register

(2) Kode desa perbatasan

(3) Tempat dan Tanggal pengeluaran;

b. Petugas konter memeriksa data warga negara Indonesia pada buku

daftar penangkalan dan/atau komputer aplikasi cekal;

2. Peneraan cap tanda masuk

menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada pas lintas batas yang

dimiliki warga negara Indonesia.

3. Penyerahan pas lintas batas

Petugas konter menyerahkan pas lintas batas yang telah selesai diberikan

peneraan cap tanda masuk dan paraf petugas kepada warga negara

Indonesia.

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan

penanganan ketidaksesuaian di PLB setiap harinya.

Page 194: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

: IMI-GR.03.01-1192

: 19 April 2013

:

: 22 April 2013

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

NOMOR SOP

TGL. PEMBUATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN

TGL. REVISI

TGL. EFEKTIF

DISAHKAN OLEH

NAMA SOPPENYELESAIAN KEBERANGKATAN WNI DI TEMPAT

PEMERIKSAAN IMIGRASI

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan

Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor

M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor

M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan

Keluar Wilayah Indonesia;

Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional

Prosedur Border Control Management.

1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di TPI

2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di TPI secara administratif

3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di TPI

4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan

5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan

6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di TPI

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN

1. SOP Penanganan Ketidaksesuaian di TPI 1. Komputer/printer/scanner

2. Jaringan internet dan e-office

3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan

menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegaraDisimpan sebagai data elektronik dan/atau manual

Page 195: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap

warga negara Indonesia dari hasil pemeriksaan petugas

konter

9.

alur Kegiatan

Wasdakim InsarkomDPRI dan

boading pass30 detik

kelengkapan

DPRI dan

boarding

pass

Konter

1.

Mengarahkan warga negara Indonesia yang tidak

memiliki boarding pass ke penanggung jawab alat

angkut

Petugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit

WNI dterima

oleh

penanggung

jawab alat

angkut

5.

Memeriksa data warga negara Indonesia pada daftar

cekal melalui sistemPetugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

Daftar

pencegahan30 detik

Hasil verifikasi

daftar

pencegahan7.

Ouput

Ouput

Ouput

Melakukan pemindaian DPRI warga negara Indonesia Lantaskim Insarkom DPRI 2 menit

Data hasil

pindai

dokumen

perjalanan

6. Ouput

- TPI yang berfungsi

sebagai PLB dapat

menggunakan pas lintas

batas

- SPLP tidak dapat

digunakan

koreksi data pada

sistem bila perlu

Petugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom DPRI

Keputusan

atas ketidak

sesuaian

Mengarahkan warga negara Indonesia yang

teridentifikasi dalam daftar pencegahan kepada pejabat

imigrasi yang ditunjuk

Lantaskim Wasdakim InsarkomDaftar

pencegahan2 menit

Rekapitulasi

ketidak

sesuaian

8.

Ouput

Ouput

Penanganan

ditindaklanjuti pada

SOP Penanganan

Ketidaksesuaian di

TPI

Petugas Tata Usaha

juga membuat

rekapitulasi

ketidaksesuaian

Petugas loket Wasdakim Insarkom DPRI 1 menit

Hasil

verifikasi

keabsahan

DPRI

2. Ouput

Dalam pemeriksaan

DPRI dapat dimintakan

kartu identitas atau

dokumen pendukung

lain sebagai data

dukung

Menerima DPRI dan boarding pass ke negara tujuan

Memeriksa keabsahan DPRI yang dimiliki oleh warga

negara Indonesia

Ya

Tidak

Memeriksa boarding pass warga negara Indonesia Petugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom Boarding pass 10 detik

Kesesuaian

data warga

negara

Indonesia

4. Ouputmemiliki

boarding

pass?

DPRI sah?

Tidak

Tidak

Ya

Menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada

DPRI warga negara IndonesiaLantaskim Wasdakim Insarkom DPRI 30 detik

Cap tanda

keluar dan

paraf petugas10. Ouput

DPRI yang telah diterakan

cap tanda keluar dan paraf

petugas diserahkan kembali

kepada WNI

Mengarahkan warga negara Indonesia yang diragukan

keabsahan DPRInya kepada pejabat imigrasi yang

ditunjuk

Lantaskim Wasdakim Insarkom DPRI 2 menit

Rekapitulasi

ketidak

sesuaian

3. Ouput

Petugas Tata Usaha

juga membuat

rekapitulasi

ketidaksesuaian

ya

Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian

keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPILantaskim Wasdakim

Daftar

penumpang

dan buku

siskarinfo

1 hari

Laporan

kegiatan di

TPI

11. Ouput

Rekapitulasi kegiatan

dilaksanakan secara

eletronik dan/atau

manual

Wasdakim

pindai

cegah?

selesai

Pelaksana

Petugas Konter BankPejabat

Imigrasi yang

ditunjuk

Penanggung

jawab Alat

Angkut

Mutu Baku

Kelengkapan Waktu OutputKeterangan

Tata Usaha

selesai

Lantaskim

Lantaskim

Page 196: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WARGA NEGARA INDONESIA DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

6. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;

8. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur Border Control Management.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan kegiatan di bidang lalu lintas dan Status Keimigrasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

pelaksanaan kebijakan, bimbingan, pengaturan dan pengamanan teknis pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian;

Pelaksanaan Kebijakan dan Pengaturan teknis Keimigrasian serta pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas Keimigrasian.

Penyelesaian Keberangkatan warga negara Indonesia (WNI)

Penyelesaian Keimigrasian

Penyelesaian Keberangkatan WNI di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI)

Page 197: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Keberangkatan WNI di TPI

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas II; atau

− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Keberangkatan WNI di TPI

Langkah Awal : Petugas konter menerima DPRI dan boarding pass ke negara tujuan dari warga negara Indonesia dan memeriksa boarding pass dan identitas warga negara Indonesia yang disesuaikan dengan DPRI yang dimiliki.

Langkah Utama : Petugas konter melakukan pemindaian DPRI warga negara Indonesia, memeriksa data warga negara Indonesia pada daftar pencegahan melalui sistem Border Control Management (BCM) dan menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada DPRI warga negara Indonesia

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPI.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Keberangkatan WNI di TPI

Langkah Awal : 1. Penyerahan DPRI dan boarding pass

Warga negara Indonesia menyerahkan paspor dan boarding pass kepada

petugas konter;

2. Penerimaan DPRI dan boarding pass oleh petugas konter

a. petugas konter memeriksa boarding pass yang disesuaikan dengan

nama warga negara Indonesia;

b. Petugas konter menerima DPRI dan melakukan pemeriksaan

(1) Keabsahan DPRI, meliputi:

a) nomor DPRI

b) desain pengaman DPRI

c) tempat dan tanggal pengeluaran

Page 198: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

d) masa berlaku

e) cap dinas

(2) Kesesuaian data warga negara Indonesia, meliputi:

a) nama

b) tempat dan tanggal lahir

c) jenis kelamin

d) foto

e) tanda tangan atau cap jempol kanan warga negara

Indonesia.

Langkah Utama : 1. Pemindaian DPRI dengan menggunakan sistem BCM

a. Petugas konter melakukan pemindaian dengan menggunakan Machine

Readable Travel Document (MRTD) atau manual, meliputi data

(1) nomor DPRI

(2) tipe DPRI

(3) negara yang mengeluarkan

(4) tanggal habis berlaku

(5) nama depan

(6) nama keluarga

(7) jenis kelamin

(8) tanggal lahir

(9) kewarganegaraan

b. Petugas konter melalui sistem melakukan verifikasi data, meliputi:

(1) data DPRI

(2) data pergerakan terakhir penggunaan DPRI

(3) data cegah tangkal

2. Peneraan cap tanda keluar

Petugas konter menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada DPRI

yang dimiliki warga negara Indonesia.

3. Penyerahan DPRI

Petugas konter menyerahkan DPRI yang telah selesai diberikan peneraan

cap tanda keluar dan paraf petugas kepada warga negara Indonesia

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan

penanganan ketidaksesuaian di TPI setiap harinya.

Page 199: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

NOMOR SOP

TGL. PEMBUATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN

TGL. REVISI

TGL. EFEKTIF

DISAHKAN OLEH

NAMA SOPPENYELESAIAN KEBERANGKATAN ORANG ASING DI TEMPAT

PEMERIKSAAN IMIGRASI

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas PNBP yang berlaku pada Departemen Hukum dan

HAM;

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian;

Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2003 tentang Bebas Visa Kunjungan Singkat yang telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden RI Nomor 43 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga Atas Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2003

tentang Bebas Visa Kunjungan Singkat;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang

Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat

Pemeriksaan Imigrasi;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan yang

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 19 Tahun 2012 tentang Perubahan

Keempat Atas Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat

Kedatangan;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah

Indonesia;

Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur Border

Control Management.

1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di TPI

2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di TPI secara administratif

3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di TPI

4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan

5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan

6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di TPI

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN

1. SOP Penanganan Ketidaksesuaian di TPI 1. Komputer/printer/scanner

2. Jaringan internet dan e-office

3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan

menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegaraDisimpan sebagai data elektronik dan/atau manual

: IMI-GR.03.02-1193

: 19 April 2013

:

: 22 April 2013

Page 200: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

Ouput

alur Kegiatan

Pelaksana

Petugas Konter BankPejabat

Imigrasi yang

ditunjuk

Penanggung

jawab Alat

Angkut

Mutu Baku

Kelengkapan Waktu OutputKeterangan

Lantaskim Wasdakim Insarkom

Dokjal, IT,

kartu A/D, dan

boading pass

30 detik

Kelengkapan

Dokjal, IT,

kartu A/D,

dan boarding

pass

Konter1.

Mengarahkan Orang Asing yang tidak memiliki boarding

pass ke penanggung jawab alat angkutPetugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom 2 menit

Orang Asing

dterima oleh

penanggung

jawab alat

angkut

5.

Memeriksa data Orang Asing pada daftar pencegahan

melalui sistemPetugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

Daftar

pencegahan30 detik

Hasil verifikasi

daftar

pencegahan10.

Tata Usaha

Ouput

Ouput

Ouput

Melakukan pemindaian Dokumen Perjalanan Orang

AsingLantaskim Insarkom

Dokumen

Perjalanan2 menit

Data hasil

pindai

dokumen

perjalanan

9. Ouput

TPI yang berfungsi

sebagai PLB dapat

menggunakan pas

lintas batas

koreksi data pada

sistem bila perlu

Memeriksa Izin Masuk Kembali bagi Orang Asing

subyek pengguna Izin Masuk KembaliPetugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

Izin Masuk

Kembali30 detik

Verifikasi Izin

Masuk

Kembali7. Ouput

Mengarahkan Orang Asing yang teridentifikasi dalam

daftar pencegahan kepada pejabat imigrasi yang

ditunjuk

Lantaskim Wasdakim InsarkomDokumen

Perjalanan2 menit

Rekapitulasi

ketidak

sesuaian

11. Ouput

Petugas Tata Usaha

juga membuat

rekapitulasi

permasalahan Orang

Asing

Petugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom Dokjal dan IT 2 menitVerifikasi

keabsahan

Dokjal dan IT2. Ouput

Kartu A/D diisi oleh

Orang Asing sesuai

data pada Dokjal dan

IT

Mengarahkan Orang Asing yang tidak memiliki Izin

Masuk Kembali ke pejabat imigrasi yang ditunjukPetugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

Dokumen

Perjalanan2 menit

Rekapitulasi

ketidak

sesuaian8.

Petugas Tata Usaha

juga membuat

rekapitulasi

permasalahan Orang

Asing

Menerima Dokumen Perjalanan, Izin Tinggal, kartu A/D,

dan boarding pass ke negara tujuan

Memeriksa keabsahan Dokumen Perjalanan, Izin

Tinggal yang disesuaikan dengan identitas Orang Asing

Tidak

Ya

Memeriksa boarding pass Orang Asing Petugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom Boarding pass 10 detik

Kesesuaian

data Orang

Asing4. Ouput

memiliki

boarding

pass?

Dokjal dan IT

sah?

Ya

Tidak

pindai

memiliki Izin

Masuk

Kembali?

Tidak

Ya

Memeriksa status Izin Tinggal yang digunakan Orang

AsingPetugas loket Lantaskim Insarkom Dokjal dan IT 30 detik

Kesesuaian

penggunaan

IT6. Ouput

IT Kunjungan/

VKSK/BVKS?

Ya

Tidak

Mengarahkan Orang Asing yang diragukan keabsahan

dan/atau telah melewati batas masa berlaku Dokumen

Perjalanan atau Izin Tinggal kepada pejabat imigrasi

yang ditunjuk

Lantaskim Insarkom Data cekal 2 menit

Rekapitulasi

ketidak

sesuaian

3.

Petugas Tata Usaha

juga membuat

rekapitulasi

permasalahan Orang

Asing

P/2

cegah?

H/2

Tidak

selesai

Page 201: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

Tata Usaha

OuputMelakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap

Orang Asing dari hasil pemeriksaan petugas konterPetugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

Dokumen

Perjalanan

Keputusan

atas ketidak

sesuaian

10.

Penanganan

ditindaklanjuti pada

SOP Penanganan

Ketidaksesuaian di

TPI

Menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada

dokumen perjalanan dan kartu A/D Orang AsingLantaskim Wasdakim Insarkom

Dokumen

Perjalanan30 detik

Cap tanda

keluar dan

paraf

petugas

11. Ouput

Dokumen perjalanan yang

telah diterakan cap tanda

keluar dan paraf petugas

diserahkan kembali kepada

Orang Asing

alur Kegiatan

P/1H/1

Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian

keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPILantaskim Wasdakim

Daftar

penumpang

dan buku

siskarinfo

1 hari

Laporan

kegiatan di

TPI

12. Ouput

Rekapitulasi kegiatan

dilaksanakan secara

eletronik dan/atau

manual

Wasdakim

selesai

Pelaksana

Petugas Konter BankPejabat

Imigrasi yang

ditunjuk

Penanggung

jawab Alat

Angkut

Mutu Baku

Kelengkapan Waktu OutputKeterangan

Page 202: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEBERANGKATAN ORANG ASING DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas PNBP yang berlaku pada Departemen Hukum dan HAM;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

6. Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2003 tentang Bebas Visa Kunjungan Singkat yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 43 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga Atas Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2003 tentang Bebas Visa Kunjungan Singkat;

7. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

8. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 19 Tahun 2012 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun 2010 tentang Visa Kunjungan Saat Kedatangan;

9. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

10. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;

11. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur Border Control Management.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

Page 203: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan kegiatan di bidang lalu lintas dan Status Keimigrasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

pelaksanaan kebijakan, bimbingan, pengaturan dan pengamanan teknis pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian;

Pelaksanaan Kebijakan dan Pengaturan teknis Keimigrasian serta pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas Keimigrasian.

Penyelesaian Keberangkatan Orang Asing

Penyelesaian Keimigrasian

Penyelesaian Keberangkatan Orang Asing di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI)

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Keberangkatan Orang Asing di TPI

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas II; atau

− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Keberangkatan Orang Asing di TPI

Langkah Awal : Petugas konter menerima dokumen perjalanan, Izin Tinggal, kartu A/D, dan boarding pass ke negara tujuan dari Orang Asing dan memeriksa boarding pass dan identitas Orang Asing yang disesuaikan dengan dokumen perjalanan dan Izin Tinggal yang dimiliki.

Langkah Utama : Petugas konter melakukan pemindaian dokumen perjalanan Orang Asing, memeriksa data Orang Asing pada daftar pencegahan melalui sistem BCM dan menerakan cap tanda keluar pada dokumen perjalanan Orang Asing.

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPI.

Page 204: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Keberangkatan Orang Asing di TPI

Langkah Awal : 1. Penyerahan dokumen perjalanan dan boarding pass

Orang Asing menyerahkan dokumen perjalanan dan boarding pass kepada

petugas;

2. Penerimaan dokumen perjalanan dan boarding pass oleh petugas konter

a. Petugas konter menerima dokumen perjalanan dan melakukan

pemeriksaan

(1) Keabsahan dokumen perjalanan, meliputi:

a) nomor dokumen perjalanan

b) desain pengaman dokumen perjalanan

c) tempat dan tanggal pengeluaran

d) masa berlaku

e) cap dinas

(2) Kesesuaian data Orang Asing dan pengikut, meliputi:

a) nama

b) tempat dan tanggal lahir

c) jenis kelamin

d) foto

e) tanda tangan atau cap jempol kanan

b. petugas konter memeriksa boarding pass yang disesuaikan dengan

nama Orang Asing;

3. Petugas konter memeriksa status Izin Keimigrasian yang digunakan Orang

Asing;

4. Petugas konter memeriksa Izin Masuk Kembali bagi Orang Asing subyek

pengguna Izin Masuk Kembali;

Langkah Utama : 1. Pemindaian dokumen perjalanan dengan menggunakan system Border

Control Management (BCM);

a. Petugas melakukan pemindaian dengan menggunakan Machine

Readable Travel Document (MRTD) atau manual, meliputi data:

(1) nomor dokumen perjalanan

(2) tipe dokumen perjalanan

(3) negara yang mengeluarkan

(4) tanggal habis berlaku

(5) nama depan

(6) nama keluarga

(7) jenis kelamin

(8) tanggal lahir

(9) kewarganegaraan

b. Petugas konter melalui sistem melakukan verifikasi data, meliputi:

(1) data dokumen perjalanan

(2) data pergerakan terakhir penggunaan dokumen perjalanan

(3) data cegah tangkal

2. Peneraan cap tanda keluar

Petugas konter menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada

dokumen perjalanan yang dimiliki Orang Asing;

3. Penyerahan dokumen perjalanan

Petugas konter menyerahkan dokumen perjalanan yang telah selesai

diberikan peneraan cap tanda keluar dan paraf petugas kepada Orang

Asing

Page 205: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan

penanganan ketidaksesuaian di TPI setiap harinya.

Page 206: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

NOMOR SOP

TGL. PEMBUATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN

TGL. REVISI

TGL. EFEKTIF

: IMI-GR.01.04-2531

: 12 Agustus 2013

:

: 15 Agustus 2013

DISAHKAN OLEH

NAMA SOPPENYELESAIAN KEBERANGKATAN AWAK ALAT ANGKUT ORANG

ASING DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan

Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor

M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor

M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan

Keluar Wilayah Indonesia;

Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional

Prosedur Border Control Management.

1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di TPI

2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di TPI secara administratif

3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di TPI

4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan

5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan

6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di TPI

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN

1. SOP Penanganan Ketidaksesuaian di TPI 1. Komputer/printer/scanner

2. Jaringan internet dan e-office

3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan

menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegaraDisimpan sebagai data elektronik dan/atau manual

Page 207: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap awak

alat angkut Orang Asing dari hasil pemeriksaan petugas

konter

8.

alur Kegiatan

Wasdakim Insarkom

dokjal, buku

pelaut dan

daftar awak

alat angkut

1 menit

kelengkapan

dokjal, buku

pelaut dan

daftar awak

alat angkut

Konter

1.

Mengarahkan awak alat angkut Orang Asing yang tidak

terdapat pada daftar awak alat angkut kepada pejabat

imigrasi yang ditunjuk

Petugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

dokjal, buku

pelaut dan

daftar awak

alat angkut

2 menit

awak alat angkut

Orang Asing

dterima oleh

penanggung

jawab alat angkut

5.

Memeriksa data awak alat angkut Orang Asing pada

daftar pencegahan melalui sistem cekalPetugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

Daftar

pencegahan30 detik

Hasil verifikasi

daftar

pencegahan6.

Ouput

Ouput

Ouput

Tambahan

kelengkapan

persyaratan bagi

awak alat angkut

udara mengisi kartu

A/D

Petugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

dokumen

perjalanan

dan/atau buku

pelaut

Keputusan

atas ketidak

sesuaian

Mengarahkan awak alat angkut Orang Asing yang

teridentifikasi dalam daftar pencegahan kepada pejabat

imigrasi yang ditunjuk

Lantaskim Wasdakim InsarkomDaftar

pencegahan2 menit

Rekapitulasi

ketidak

sesuaian

7.

Ouput

Ouput

Penanganan

ditindaklanjuti pada

SOP Penanganan

Ketidaksesuaian di

TPI

Petugas Tata Usaha

juga membuat

rekapitulasi

ketidaksesuaian

Petugas loket Wasdakim Insarkom

dokumen

perjalanan

dan/atau buku

pelaut

1 menit

Hasil verifikasi

keabsahan

dokjal dan/atau

buku pelaut

2. Ouput

Dalam pemeriksaan

dokjal dapat dimintakan

kartu identitas atau

dokumen pendukung

lain sebagai data

dukung

Menerima dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut,

dan daftar awak alat angkut dari awak alat angkut Orang

Asing

Memeriksa keabsahan dokumen perjalanan dan/atau

buku pelaut yang dimiliki oleh awak alat angkut Orang

Asing

Ya

Tidak

Memeriksa kesesuaian data awak alat angkut Orang

Asing yang terdapat pada daftar awak alat angkutPetugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

dokjal dan

daftar awak

alat angkut

10 detik

Kesesuaian

data awak alat

angkut Orang

Asing

4. Ouputawak alat

angkut list

sesuai?

dokjal sah?Tidak

Tidak

Ya

Menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada

dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut awak alat

angkut Orang Asing

Lantaskim Wasdakim Insarkom

dokumen

perjalanan

dan/atau buku

pelaut

30 detikCap tanda

keluar dan

paraf petugas9. Ouput

Cap tanda keluar dan

paraf petugas bagi awak

alat angkut udara

diterakan pada kartu A/D

Mengarahkan awak alat angkut Orang Asing yang

diragukan keabsahan dokumen perjalanan dan/atau

buku pelautnya kepada pejabat imigrasi yang ditunjuk

Lantaskim Wasdakim Insarkom

dokumen

perjalanan

dan/atau buku

pelaut

2 menit

Rekapitulasi

ketidak

sesuaian

3. Ouput

Petugas Tata Usaha

juga membuat

rekapitulasi

ketidaksesuaian

ya

Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian

keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPILantaskim Wasdakim

Daftar awak

alat angkutt

dan buku

siskarinfo

1 hari

Laporan

kegiatan di

TPI

10. Ouput

Rekapitulasi kegiatan

dilaksanakan secara

eletronik dan/atau

manual

Wasdakim

cegah?

selesai

Pelaksana

Petugas Konter BankPejabat

Imigrasi yang

ditunjuk

Penanggung

jawab Alat

Angkut

Mutu Baku

Kelengkapan Waktu OutputKeterangan

Tata Usaha

Lantaskim

Lantaskim

Page 208: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEBERANGKATAN AWAK ALAT ANGKUT ORANG ASING

DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

6. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;

8. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur Border Control Management.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan kegiatan di bidang lalu lintas dan Status Keimigrasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

pelaksanaan kebijakan, bimbingan, pengaturan dan pengamanan teknis pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian;

Pelaksanaan Kebijakan dan Pengaturan teknis Keimigrasian serta pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas Keimigrasian.

Penyelesaian Keberangkatan awak alat angkut Orang Asing

Penyelesaian Keimigrasian

Penyelesaian Keberangkatan awak alat angkut Orang Asing di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI)

Page 209: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian keberangkatan awak alat angkut Orang Asing di TPI

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas II; atau

− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian keberangkatan awak alat angkut Orang Asing di TPI

Langkah Awal : Petugas konter menerima dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut dan daftar awak alat angkut dari awak alat angkut Orang Asing dan memeriksa keabsahan dokumen perjalanan dan buku pelaut Orang Asing serta kesesuaian data awak alat angkut Orang Asing yang terdapat pada daftar awak alat angkut.

Langkah Utama : Petugas konter memeriksa data awak alat angkut Orang Asing pada daftar pencegahan melalui sistem cekal dan menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada dokumen perjalanan Orang Asing

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPI.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian keberangkatan Orang Asing di TPI

Langkah Awal : 1. Penyerahan dokumen perjalanan

Orang Asing menyerahkan dokumen perjalanan da/atau buku pelaut dan

daftar awak alat angkut;

2. Penerimaan dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut dan daftar awak alat

angkut kepada petugas konter

a. Petugas konter memeriksa kesesuaian data awak alat angkut Orang

Asing yang terdapat pada daftar awak alat angkut;

b. Petugas konter menerima dokumen perjalanan dan melakukan

pemeriksaan

Page 210: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

(1) keabsahan dokumen perjalanan, meliputi:

a) nomor dokumen perjalanan

b) desain pengaman dokumen perjalanan

c) tempat dan tanggal pengeluaran

d) masa berlaku

e) cap dinas

(2) Keabsahan buku pelaut bagi awak alat angkut laut, meliputi:

a) data identitas awak alat angkut

b) masa berlaku buku pelaut

c) tanda tangan pengesahan pejabat yang menerbitkan

d) data penyelesaian keimigrasian awak alat angkut

e) data keberangkatan dan kedatangan awak alat angkut

Langkah Utama : 1. Pemeriksaan daftar pencegahan

Petugas konter memeriksa daftar pencegahan data awak alat angkut Orang

Asing melalui sistem cekal

2. Peneraan cap tanda keluar

Petugas konter menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada

dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut yang dimiliki awak alat angkut

Orang Asing.

3. Penyerahan dokumen perjalanan

Petugas konter menyerahkan dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut

yang telah selesai diberikan peneraan cap tanda keluar dan paraf petugas

kepada awak alat angkut Orang Asing

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan

penanganan ketidaksesuaian di TPI setiap harinya.

Page 211: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

NOMOR SOP

TGL. PEMBUATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN

TGL. REVISI

TGL. EFEKTIF

: IMI-GR.01.03-2532

: 12 Agustus 2013

:

: 15 Agustus 2013

DISAHKAN OLEH

NAMA SOPPENYELESAIAN KEBERANGKATAN AWAK ALAT ANGKUT WNI DI

TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan

Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor

M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor

M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan

Keluar Wilayah Indonesia;

Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional

Prosedur Border Control Management.

1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di TPI

2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di TPI secara administratif

3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di TPI

4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan

5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan

6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di TPI

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN

1. SOP Penanganan Ketidaksesuaian di TPI 1. Komputer/printer/scanner

2. Jaringan internet dan e-office

3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan

menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegaraDisimpan sebagai data elektronik dan/atau manual

Page 212: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap awak

alat angkut warga negara Indonesia dari hasil

pemeriksaan petugas konter

8.

alur Kegiatan

Wasdakim Insarkom

DPRI, buku

pelaut dan

daftar awak

alat angkut

1 menit

kelengkapan

DPRI, buku

pelaut dan

daftar awak

alat angkut

Konter

1.

Mengarahkan awak alat angkut warga negara Indonesia

yang tidak terdapat pada daftar awak alat angkut

kepada pejabat imigrasi yang ditunjuk

Petugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

DPRI, buku

pelaut dan

daftar awak

alat angkut

2 menit

awak alat angkut

WNI dterima oleh

penanggung

jawab alat angkut

5.

Memeriksa data awak alat angkut warga negara

Indonesia pada daftar pencegahan melalui sistem cekalPetugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

Daftar

pencegahan30 detik

Hasil verifikasi

daftar

pencegahan6.

Ouput

Ouput

Ouput

Petugas loket Lantaskim Wasdakim InsarkomDPRI dan/atau

buku pelaut

Keputusan

atas ketidak

sesuaian

Mengarahkan awak alat angkut warga negara Indonesia

yang teridentifikasi dalam daftar pencegahan kepada

pejabat imigrasi yang ditunjuk

Lantaskim Wasdakim InsarkomDaftar

pencegahan2 menit

Rekapitulasi

ketidak

sesuaian

7.

Ouput

Ouput

Penanganan

ditindaklanjuti pada

SOP Penanganan

Ketidaksesuaian di

TPI

Petugas Tata Usaha

juga membuat

rekapitulasi

ketidaksesuaian

Petugas loket Wasdakim InsarkomDPRI dan

buku pelaut1 menit

Hasil

verifikasi

keabsahan

DPRI dan

buku pelaut

2. Ouput

Dalam pemeriksaan

DPRI dapat dimintakan

kartu identitas atau

dokumen pendukung

lain sebagai data

dukung

Menerima DPRI, buku pelaut dan daftar awak alat

angkut dari awak alat angkut warga negara Indonesia

Memeriksa keabsahan DPRI dan buku pelaut yang

dimiliki oleh awak alat angkut warga negara Indonesia

Ya

Tidak

Memeriksa kesesuaian data awak alat angkut warga

negara Indonesia yang terdapat pada daftar awak alat

angkut

Petugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

DPRI dan

daftar awak

alat angkut

10 detikKesesuaian

data awak alat

angkut WNI4. Ouput

awak alat

angkut list

sesuai?

DPRI sah?Tidak

Tidak

Ya

Menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada

DPRI dan/atau buku pelaut awak alat angkut warga

negara Indonesia

Lantaskim Wasdakim InsarkomDPRI dan/atau

buku pelaut30 detik

Cap tanda

keluar dan

paraf petugas9. Ouput

Peneraan cap tanda

keluar dan paraf petugas

pada dokjal hanya bagi

awak alat angkut laut

Mengarahkan awak alat angkut warga negara Indonesia

yang diragukan keabsahan DPRI dan buku pelautnya

kepada pejabat imigrasi yang ditunjuk

Lantaskim Wasdakim InsarkomDPRI dan

buku pelaut2 menit

Rekapitulasi

ketidak

sesuaian

3. Ouput

Petugas Tata Usaha

juga membuat

rekapitulasi

ketidaksesuaian

ya

Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian

keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPILantaskim Wasdakim

Daftar awak

alat angkut

dan buku

siskarinfo

1 hari

Laporan

kegiatan di

TPI

10. Ouput

Rekapitulasi kegiatan

dilaksanakan secara

eletronik dan/atau

manual

Wasdakim

cegah?

selesai

Pelaksana

Petugas Konter BankPejabat

Imigrasi yang

ditunjuk

Penanggung

jawab Alat

Angkut

Mutu Baku

Kelengkapan Waktu OutputKeterangan

Tata Usaha

Lantaskim

Lantaskim

Page 213: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEBERANGKATAN AWAK ALAT ANGKUT WARGA NEGARA INDONESIA

DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

6. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;

8. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur Border Control Management.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan kegiatan di bidang lalu lintas dan Status Keimigrasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

pelaksanaan kebijakan, bimbingan, pengaturan dan pengamanan teknis pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian;

Pelaksanaan Kebijakan dan Pengaturan teknis Keimigrasian serta pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas Keimigrasian.

Penyelesaian Keberangkatan awak alat angkut warga negara Indonesia (WNI)

Penyelesaian Keimigrasian

Penyelesaian Keberangkatan awak alat angkut WNI di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI)

Page 214: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Keberangkatan awak alat angkut WNI di TPI

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas II; atau

− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Keberangkatan awak alat angkut WNI di TPI

Langkah Awal : Petugas konter menerima DPRI, buku pelaut dan daftar awak alat angkut dari awak alat angkut warga negara Indonesia dan memeriksa keabsahan DPRI dan buku pelaut warga negara Indonesia serta kesesuaian data awak alat angkut warga negara Indonesia yang terdapat pada daftar awak alat angkut.

Langkah Utama : Petugas konter memeriksa data awak alat angkut warga negara Indonesia pada daftar pencegahan melalui sistem cekal dan menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada DPRI warga negara Indonesia

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPI.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Keberangkatan WNI di TPI

Langkah Awal : 1. Penyerahan DPRI

Warga negara Indonesia menyerahkan DPRI, buku pelaut dan daftar awak

alat angkut;

2. Penerimaan DPRI, buku pelaut dan daftar awak alat angkut kepada petugas

konter

a. Petugas konter memeriksa kesesuaian data awak alat angkut warga

negara Indonesia yang terdapat pada daftar awak alat angkut;

b. Petugas konter menerima DPRI dan melakukan pemeriksaan

(1) Keabsahan DPRI, meliputi:

Page 215: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

a) nomor DPRI

b) desain pengaman DPRI

c) tempat dan tanggal pengeluaran

d) masa berlaku

e) cap dinas

(2) Keabsahan buku pelaut bagi awak alat angkut laut, meliputi:

a) data identitas awak alat angkut

b) masa berlaku buku pelaut

c) tanda tangan pengesahan pejabat yang menerbitkan

d) data penyelesaian keimigrasian awak alat angkut

e) data keberangkatan dan kedatangan awak alat angkut

Langkah Utama : 1. Pemeriksaan daftar pencegahan

Petugas konter memeriksa daftar pencegahan data awak alat angkut warga

negara Indonesia melalui sistem cekal

2. Peneraan cap tanda keluar

Petugas konter menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada DPRI

dan/atau buku pelaut yang dimiliki awak alat angkut warga negara

Indonesia.

3. Penyerahan DPRI

Petugas konter menyerahkan DPRI yang telah selesai diberikan peneraan

cap tanda masuk dan paraf petugas kepada awak alat angkut warga negara

Indonesia

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan

penanganan ketidaksesuaian di TPI setiap harinya.

Page 216: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

NOMOR SOP

TGL. PEMBUATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN

TGL. REVISI

TGL. EFEKTIF

: IMI-GR.01.04-2533

: 12 Agustus 2013

:

: 15 Agustus 2013

DISAHKAN OLEH

NAMA SOPPENYELESAIAN KEDATANGAN AWAK ALAT ANGKUT ORANG

ASING DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan

Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor

M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor

M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan

Keluar Wilayah Indonesia;

Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional

Prosedur Border Control Management.

1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di TPI

2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di TPI secara administratif

3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di TPI

4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan

5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan

6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di TPI

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN

1. SOP Penanganan Ketidaksesuaian di TPI 1. Komputer/printer/scanner

2. Jaringan internet dan e-office

3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan

menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegaraDisimpan sebagai data elektronik dan/atau manual

Page 217: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap awak

alat angkut Orang Asing dari hasil pemeriksaan petugas

konter

8.

alur Kegiatan

Wasdakim Insarkom

dokjal, buku

pelaut dan

daftar awak

alat angkut

1 menit

kelengkapan

dokjal, buku

pelaut dan

daftar awak

alat angkut

Konter

1.

Mengarahkan awak alat angkut Orang Asing yang tidak

terdapat pada daftar awak alat angkut kepada pejabat

imigrasi yang ditunjuk

Petugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

dokjal, buku

pelaut dan

daftar awak

alat angkut

2 menit

awak alat angkut

Orang Asing

dterima oleh

penanggung

jawab alat angkut

5.

Memeriksa data awak alat angkut Orang Asing pada

daftar penangkalan melalui sistem cekalPetugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

Daftar

penangkalan30 detik

Hasil verifikasi

daftar

penangkalan6.

Ouput

Ouput

Ouput

Tambahan

kelengkapan

persyaratan bagi

awak alat angkut

udara mengisi kartu

A/D

Petugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

dokumen

perjalanan

dan/atau buku

pelaut

Keputusan

atas ketidak

sesuaian

Mengarahkan awak alat angkut Orang Asing yang

teridentifikasi dalam daftar penangkalan kepada pejabat

imigrasi yang ditunjuk

Lantaskim Wasdakim InsarkomDaftar

penangkalan2 menit

Rekapitulasi

ketidak

sesuaian

7.

Ouput

Ouput

Penanganan

ditindaklanjuti pada

SOP Penanganan

Ketidaksesuaian di

TPI

Petugas Tata Usaha

juga membuat

rekapitulasi

ketidaksesuaian

Petugas loket Wasdakim Insarkom

dokumen

perjalanan

dan/atau buku

pelaut

1 menit

Hasil verifikasi

keabsahan

dokjal dan/atau

buku pelaut

2. Ouput

Dalam pemeriksaan

dokjal dapat dimintakan

kartu identitas atau

dokumen pendukung

lain sebagai data

dukung

Menerima dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut,

dan daftar awak alat angkut dari awak alat angkut Orang

Asing

Memeriksa keabsahan dokumen perjalanan dan/atau

buku pelaut yang dimiliki oleh awak alat angkut Orang

Asing

Ya

Tidak

Memeriksa kesesuaian data awak alat angkut Orang

Asing yang terdapat pada daftar awak alat angkutPetugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

dokjal dan

daftar awak

alat angkut

10 detik

Kesesuaian

data awak alat

angkut Orang

Asing

4. Ouputawak alat

angkut list

sesuai?

dokjal sah?Tidak

Tidak

Ya

Menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada

dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut awak alat

angkut Orang Asing

Lantaskim Wasdakim Insarkom

dokumen

perjalanan

dan/atau buku

pelaut

30 detikCap tanda

masuk dan

paraf petugas9. Ouput

Cap tanda masuk dan

paraf petugas bagi awak

alat angkut udara

diterakan pada kartu A/D

Mengarahkan awak alat angkut Orang Asing yang

diragukan keabsahan dokumen perjalanan dan/atau

buku pelautnya kepada pejabat imigrasi yang ditunjuk

Lantaskim Wasdakim Insarkom

dokumen

perjalanan

dan/atau buku

pelaut

2 menit

Rekapitulasi

ketidak

sesuaian

3. Ouput

Petugas Tata Usaha

juga membuat

rekapitulasi

ketidaksesuaian

ya

Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian

keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPILantaskim Wasdakim

Daftar awak

alat angkutt

dan buku

siskarinfo

1 hari

Laporan

kegiatan di

TPI

10. Ouput

Rekapitulasi kegiatan

dilaksanakan secara

eletronik dan/atau

manual

Wasdakim

Tangkal?

selesai

Pelaksana

Petugas Konter BankPejabat

Imigrasi yang

ditunjuk

Penanggung

jawab Alat

Angkut

Mutu Baku

Kelengkapan Waktu OutputKeterangan

Tata Usaha

Lantaskim

Lantaskim

Page 218: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEDATANGAN AWAK ALAT ANGKUT ORANG ASING

DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

6. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;

8. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur Border Control Management.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan kegiatan di bidang lalu lintas dan Status Keimigrasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

pelaksanaan kebijakan, bimbingan, pengaturan dan pengamanan teknis pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian;

Pelaksanaan Kebijakan dan Pengaturan teknis Keimigrasian serta pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas Keimigrasian.

Penyelesaian Kedatangan awak alat angkut Orang Asing

Penyelesaian Keimigrasian

Penyelesaian Kedatangan awak alat angkut Orang Asing di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI)

Page 219: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Kedatangan awak alat angkut Orang Asing di TPI

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas II; atau

− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan awak alat angkut Orang Asing di TPI

Langkah Awal : Petugas konter menerima dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut dan daftar awak alat angkut dari awak alat angkut Orang Asing dan memeriksa keabsahan dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut Orang Asing serta kesesuaian data awak alat angkut Orang Asing yang terdapat pada daftar awak alat angkut.

Langkah Utama : Petugas konter Memeriksa data awak alat angkut Orang Asing pada daftar pencegahan melalui sistem cekal dan menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada dokumen perjalanan Orang Asing

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPI.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan Orang Asing di TPI

Langkah Awal : 1. Penyerahan dokumen perjalanan

Orang Asing menyerahkan dokumen perjalanan da/atau buku pelaut dan

daftar awak alat angkut;

2. Penerimaan dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut dan daftar awak alat

angkut kepada petugas konter

a. Petugas konter memeriksa kesesuaian data awak alat angkut Orang

Asing yang terdapat pada daftar awak alat angkut;

b. Petugas konter menerima dokumen perjalanan dan melakukan

pemeriksaan

Page 220: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

(1) keabsahan dokumen perjalanan, meliputi:

a) nomor dokumen perjalanan

b) desain pengaman dokumen perjalanan

c) tempat dan tanggal pengeluaran

d) masa berlaku

e) cap dinas

(2) Keabsahan buku pelaut bagi awak alat angkut laut, meliputi:

a) data identitas awak alat angkut

b) masa berlaku buku pelaut

c) tanda tangan pengesahan pejabat yang menerbitkan

d) data penyelesaian keimigrasian awak alat angkut

e) data keberangkatan dan kedatangan awak alat angkut

Langkah Utama : 1. Pemeriksaan daftar pencegahan

Petugas konter memeriksa daftar pencegahan data awak alat angkut Orang

Asing melalui sistem cekal

2. Peneraan cap tanda keluar

Petugas konter menerakan cap tanda keluar dan paraf petugas pada

dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut yang dimiliki awak alat angkut

Orang Asing.

3. Penyerahan dokumen perjalanan

Petugas konter menyerahkan dokumen perjalanan dan/atau buku pelaut

yang telah selesai diberikan peneraan cap tanda keluar dan paraf petugas

kepada awak alat angkut Orang Asing

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan

penanganan ketidaksesuaian di TPI setiap harinya.

Page 221: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

NOMOR SOP

TGL. PEMBUATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN

TGL. REVISI

TGL. EFEKTIF

: IMI-GR.01.03-2534

: 12 Agustus 2013

:

: 15 Agustus 2013

DISAHKAN OLEH

NAMA SOPPENYELESAIAN KEDATANGAN AWAK ALAT ANGKUT WNI DI

TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2011 tentang Keimigrasian;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan

Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor

M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor

M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan

Keluar Wilayah Indonesia;

Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional

Prosedur Border Control Management.

1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di TPI

2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di TPI secara administratif

3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di TPI

4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan

5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan

6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian di TPI

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN

1. SOP Penanganan Ketidaksesuaian di TPI 1. Komputer/printer/scanner

2. Jaringan internet dan e-office

3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian di TPI akan terhambat dan

menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegaraDisimpan sebagai data elektronik dan/atau manual

Page 222: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

alur Kegiatan

Lantaskim Wasdakim Insarkom

DPRI, buku

pelaut dan

daftar awak

alat angkut

1 menit

kelengkapan

DPRI, buku

pelaut dan

daftar awak

alat angkut

1. Ouput

Petugas loket Lantaskim Wasdakim InsarkomDPRI dan

buku pelaut1 menit

Hasil

verifikasi

keabsahan

DPRI dan

buku pelaut

2. Ouput

Dalam pemeriksaan

DPRI dapat dimintakan

kartu identitas atau

dokumen pendukung

lain sebagai data

dukung

Menerima DPRI, buku pelaut dan daftar awak alat

angkut dari awak alat angkut warga negara Indonesia

Memeriksa keabsahan DPRI dan buku pelaut yang

dimiliki oleh awak alat angkut warga negara Indonesia

Mengarahkan awak alat angkut warga negara Indonesia

yang diragukan keabsahan DPRI dan buku pelautnya

kepada pejabat imigrasi yang ditunjuk

Lantaskim Wasdakim InsarkomDPRI dan

buku pelaut2 menit

Rekapitulasi

ketidak

sesuaian

3. Ouput

Petugas Tata Usaha

juga membuat

rekapitulasi

ketidaksesuaian

Konter

DPRI sah?

Tidak

Ya

Pelaksana

Petugas Konter BankPejabat

Imigrasi yang

ditunjuk

Penanggung

jawab Alat

Angkut

Mutu Baku

Kelengkapan Waktu OutputKeterangan

Tata Usaha

Melakukan penanganan ketidaksesuaian terhadap awak

alat angkut warga negara Indonesia dari hasil

pemeriksaan petugas konter

8.

Mengarahkan awak alat angkut warga negara Indonesia

yang tidak terdapat pada daftar awak alat angkut

kepada pejabat imigrasi yang ditunjuk

Petugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

DPRI, buku

pelaut dan

daftar awak

alat angkut

2 menit

awak alat angkut

WNI dterima oleh

penanggung

jawab alat angkut

5.

Memeriksa data awak alat angkut warga negara

Indonesia pada daftar penangkalan melalui sistem cekalPetugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

Daftar

penangkalan30 detik

Hasil verifikasi

daftar

penangkalan6.

Ouput

Ouput

warga negara

Indonesia tidak dapat

ditolak masuk ke

Indonesia

Petugas loket Lantaskim Wasdakim InsarkomDPRI dan/atau

buku pelaut

Keputusan

atas ketidak

sesuaian

Mengarahkan awak alat angkut warga negara Indonesia

yang teridentifikasi dalam daftar penangkalan kepada

pejabat imigrasi yang ditunjuk

Lantaskim Wasdakim InsarkomDaftar

penangkalan2 menit

Rekapitulasi

ketidak

sesuaian

7.

Ouput

Ouput

Penanganan

ditindaklanjuti pada

SOP Penanganan

Ketidaksesuaian di

TPI

Petugas Tata Usaha

juga membuat

rekapitulasi

ketidaksesuaian

Ya

Tidak

Memeriksa kesesuaian data awak alat angkut warga

negara Indonesia yang terdapat pada daftar awak alat

angkut

Petugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom

DPRI dan

daftar awak

alat angkut

10 detikKesesuaian

data awak alat

angkut WNI4. Ouput

awak alat

angkut list

sesuai?

Tidak

Ya

Menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada

DPRI dan/atau buku pelaut awak alat angkut warga

negara Indonesia

Lantaskim Wasdakim InsarkomDPRI dan/atau

buku pelaut30 detik

Cap tanda

masuk dan

paraf petugas9. Ouput

Peneraan cap tanda masuk

dan paraf petugas pada

dokjal hanya bagi awak alat

angkut laut

Melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian

keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPILantaskim Wasdakim

Daftar awak

alat angkut

dan buku

siskarinfo

1 hari

Laporan

kegiatan di

TPI

10. Ouput

Rekapitulasi kegiatan

dilaksanakan secara

eletronik dan/atau

manual

Wasdakim

Tangkal?

selesai

Page 223: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

IDENTIFIKASI SOP PENYELESAIAN KEDATANGAN AWAK ALAT ANGKUT WARGA NEGARA INDONESIA

DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02.GR.02.01 Tahun 2012 tentang Perubahan Lampiran I Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02-GR.02.01 Tahun 2009 tentang Tempat Pemeriksaan Imigrasi;

6. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2012 tentang Cap Keimigrasian;

7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-303.IZ.03.03 Tahun 1995 tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;

8. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-459.GR.01.02 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur Border Control Management.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan kegiatan di bidang lalu lintas dan Status Keimigrasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

pelaksanaan kebijakan, bimbingan, pengaturan dan pengamanan teknis pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian;

Pelaksanaan Kebijakan dan Pengaturan teknis Keimigrasian serta pelaksanaan tugas di bidang Lalu Lintas Keimigrasian.

Penyelesaian Kedatangan awak alat angkut warga negara Indonesia (WNI)

Penyelesaian Keimigrasian

Penyelesaian Kedatangan awak alat angkut WNI di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI)

Page 224: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penyelesaian Kedatangan awak alat angkut WNI di TPI

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;

− Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas II; atau

− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan awak alat angkut WNI di TPI

Langkah Awal : Petugas konter menerima DPRI, buku pelaut dan daftar awak alat angkut dari awak alat angkut warga negara Indonesia dan memeriksa keabsahan DPRI dan buku pelaut warga negara Indonesia serta kesesuaian data awak alat angkut warga negara Indonesia yang terdapat pada daftar awak alat angkut.

Langkah Utama : Petugas konter Memeriksa data awak alat angkut warga negara Indonesia pada daftar penangkalan melalui sistem cekal dan menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada DPRI warga negara Indonesia

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan penanganan ketidaksesuaian di TPI.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penyelesaian Kedatangan WNI di TPI

Langkah Awal : 1. Penyerahan DPRI

Warga negara Indonesia menyerahkan DPRI, buku pelaut dan daftar awak

alat angkut;

2. Penerimaan DPRI, buku pelaut dan daftar awak alat angkut kepada petugas

konter

a. Petugas konter memeriksa kesesuaian data awak alat angkut warga

negara Indonesia yang terdapat pada daftar awak alat angkut;

b. Petugas konter menerima DPRI dan melakukan pemeriksaan

(1) Keabsahan DPRI, meliputi:

Page 225: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

a) nomor DPRI

b) desain pengaman DPRI

c) tempat dan tanggal pengeluaran

d) masa berlaku

e) cap dinas

(2) Keabsahan buku pelaut bagi awak alat angkut laut, meliputi:

a) data identitas awak alat angkut

b) masa berlaku buku pelaut

c) tanda tangan pengesahan pejabat yang menerbitkan

d) data penyelesaian keimigrasian awak alat angkut

e) data keberangkatan dan kedatangan awak alat angkut

Langkah Utama : 1. Pemeriksaan daftar penangkalan

Petugas konter memeriksa daftar penangkalan data awak alat angkut warga

negara Indonesia melalui sistem cekal

2. Peneraan cap tanda masuk

Petugas konter menerakan cap tanda masuk dan paraf petugas pada DPRI

dan/atau buku pelaut yang dimiliki awak alat angkut warga negara

Indonesia.

3. Penyerahan DPRI

Petugas konter menyerahkan DPRI dan/atau buku pelaut yang telah selesai

diberikan peneraan cap tanda masuk dan paraf petugas kepada awak alat

angkut warga negara Indonesia

Langkah Akhir : Petugas melakukan rekapitulasi kegiatan penyelesaian keimigrasian dan

penanganan ketidaksesuaian di TPI setiap harinya.

Page 226: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

NOMOR SOP : IMI-1039.UM.01.01

TGL. PEMBUATAN : 13 JULI 2018

TGL. REVISI / REVISI KE :

TGL. EFEKTIF :

Direktur Jenderal Imigrasi,

Ronny F. Sompie

NIP. 19610917 201508 1 001

NAMA SOP

PENYELESAIAN KEDATANGAN WARGA NEGARA ASING PEMEGANG

KITAS DAN KITAP DAN WARGA NEGARA INDONESIA DENGAN

MENGUNAKAN FASILITAS AUTOGATE YANG TERINTEGRASI

DENGAN SISTEM BORDER CONTROL MANAGEMENT DI TEMPAT

PEMERIKSAAN IMIGRASI

1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

2 Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

3 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2016 tentang Perubahan

atas Peraturan Pemerintah Nmor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

4 Peraturan Pemerintah 45 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan

Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Hukum Dan Hak Asasi

Manusia;

6 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 44 Tahun 2015 Tata

Cara Pemeriksaan Masuk Dan Keluar Wilayah Indonesia Di Tempat Pemeriksaan

Imigrasi

1 Standard Operational Prosedur Hit and Alert Interpol

2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di TPI secara administratif

1. Komputer/printer /scanner

2. Jaringan internet dan BCM serta SIMKIM

3 Kamera/mesin finger print

4 Sistem Autogate

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

DIREKTORAT LALU LINTAS KEIMIGRASIAN

DISAHKAN OLEH

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di TPI

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian kedatangan Warga Negara

Indonesia dan Warga Negara Asing di TPI akan terhambat dan menyebabkan

ketidakpastian dalam Prosedur Kedatangan Warga Negara Indonesia dan Warga Negara

Asing yang menggunakan fasilitas autogate yang terintegrasi dengan Border Control

Management (BCM)

Disimpan sebagai data elektronik dan manual

3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di TPI

4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan

5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme autogate

6. Memiliki kemampuan untuk berkordinasi dengan instansi terkait

7. Memiliki kemampuan untuk memeriksa dokumen perjalanan dan boarding pass

KETERKAITAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Page 227: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

DIAGRAM ALUR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PENYELESAIAN KEDATANGAN WARGA NEGARA ASING PEMEGANG KITAS DAN KITAP DAN WARGA NEGARA

INDONESIA DENGAN MENGUNAKAN FASILITAS AUTOGATE YANG TERINTEGRASI DENGAN

SISTEM BORDER CONTROL MANAGEMENT DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

Penumpang mempersiapkan

dokumen perjalanan, boarding pass

dan/atau tiket perjalanan kembali

ke negara asal atau negara lain

1.Penumpang melakukan verifikasi keabsahan

dokumen dengan data biometrik yang tersimpan

dalam sistem serta ijin tinggal yang di miliki

2.Verifikasi Data Cekal;

3.Verifikasi Data Interpol I24/7.

BERMASALAH

Melakukan verifikasi kembali data

dokumen perjalanan terhadap

penumpang pada sistem yang

terintegrasi dengan BCM

PENUMPANG PETUGAS SPV

IMIGRASI

1 2 3

1.Melakukan verifikasi data cekal terhadap

yang bersangkutan;

2.Penarikan Paspor bagi WNI;

3.Menyerahkan yang bersangkutan ke

bidang/seksi pengawasan dan penindakan

keimigrasian untuk ditindaklanjuti

KASI UNIT/ KASUBSI LINBAT/

KASUBSI LALINTUSKIM

1.Mengumpulkan semua dokumen yang

dimiliki oleh yang bersangkutan untuk

dijadikan barang bukti;

2.Berkoordinasi dengan bidang/seksi

pengawasan dan penindakan

keimigrasian untuk ditindaklanjuti;

3.Menyerahkan yang bersangkutan ke

bidang/seksi pengawasan dan

penindakan keimigrasian berserta barang

bukti

KASI UNIT/ KASUBSI LINBAT/

KASUBSI LALINTUSKIM

KASI UNIT/ KASUBSI LINBAT/

KASUBSI LALINTUSKIM

Melanggar Aturan Keimigrasian

Masuk dalam Daftar Interpol

Masuk dalam Daftar Cekal

1. Menghubungi Person in Charge Interpol;

2. Melakukan Standard Operational

Procedure Hit and Alert Interpol

yang sudah disepakati bersama;

Tidak ditemukan hal hal yang dapat

berupa pelanggaran / tindak pidana

keimigrasian

Hasil verifikasi sesuai dan tidak

termasuk data cekal maupun

interpol

Penumpang dapat melanjutkan

proses CIQ

Page 228: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id
Page 229: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id
Page 230: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

NOMOR SOP : IMI-1038.UM.01.01

TGL. PEMBUATAN : 13 JULI 2018

TGL. REVISI / REVISI KE :

TGL. EFEKTIF :

Direktur Jenderal Imigrasi,

Ronny F. SompieNIP. 19610917 201508 1 001

NAMA SOP PELAKSANAAN DEBARKASI HAJI

1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji;

2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

3 Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

4 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2016 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;5 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 8 Tahun 2014 tentang

Paspor Biasa dan Surat Perjalanan Laksana Paspor;6 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 42 Tahun 2015 tentang

Cap Keimigrasian;7 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 44 Tahun 2015 tentang

Tata Cara Pemeriksaan Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia;

1 SOP Pemeriksaan Keimigrasian di TPI

1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian kepada jemaah haji di debarkasi

1. Komputer/printer /scanner

2. Jaringan internet dan e-office

3 Kamera/mesin finger print

DISAHKAN OLEH

DASAR HUKUM

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

DIREKTORAT LALU LINTAS KEIMIGRASIAN

KUALIFIKASI PELAKSANA

2. Mengetahui prosedur administratif penyelesaian keimigrasian kepada jemaah haji di debarkasi

3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian para jemaah haji

4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan

5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme penyusunan laporan

6. Memiliki kemampuan mengolah data perlintasan keimigrasian jemaah haji di debarkasi

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keimigrasian pada jemaah haji di

debarkasi haji akan terhambat dan menyebabkan ketidaksesuaian data perlintasan

Keimigrasian dan permasalahan perlintasan antarnegaraDisimpan sebagai data elektronik dan manual

KETERKAITAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Page 231: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

1 2 3 4 5

BANDARA DEBARKASI

JEMAAH HAJI KONTER IMIGRASI JEMAAH HAJI ASRAMA DEBARKASI HAJI

Jemaah Haji tiba di Tanah Air

Jemaah Haji turun dari

pesawat dan diarahkan

menuju konter imigrasi

Petugas imigrasi melakukan pemeriksaan keimigrasian kedatangan Jemaah Haji (entrydata perlintasan, pemeriksaan Data Cekal dan peneraan Tanda Masuk)

1. Jemaah Haji

menerima paspor yang telah selesai dilakukan pemeriksaan;

2. Menuju Asrama Haji dengan menggunakan bus yang sudah disediakan

Jemaah Haji persiapan pulang

DIAGRAM ALUR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PELAKSANAAN DEBARKASI HAJI

Page 232: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

NOMOR SOP : IMI-UM.01.01-2635

TGL. PEMBUATAN : 16 Juli 2018

TGL. REVISI / REVISI KE :

TGL. EFEKTIF :

Direktur Jenderal Imigrasi,

Ronny F. Sompie

NIP. 19610917 201508 1 001

NAMA SOP

PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WARGA NEGARA ASING

PEMEGANG KITAS DAN KITAP DAN WARGA NEGARA INDONESIA

DENGAN MENGUNAKAN FASILITAS AUTOGATE YANG

TERINTEGRASI DENGAN SISTEM BORDER CONTROL MANAGEMENT

DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

2 Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

3 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2016 tentang Perubahan

atas Peraturan Pemerintah Nmor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

4 Peraturan Pemerintah 45 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan

Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Hukum Dan Hak Asasi

Manusia;

5 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 44 Tahun 2015 Tata

Cara Pemeriksaan Masuk Dan Keluar Wilayah Indonesia Di Tempat Pemeriksaan

Imigrasi

1 Standard Operational Prosedur Hit and Alert Interpol

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian keberangkatan Warga Negara

Indonesia dan Warga Negara Asing di TPI akan terhambat dan menyebabkan

ketidakpastian dalam Prosedur keberangkatan Warga Negara Indonesia dan Warga

Negara Asing yang menggunakan fasilitas autogate yang terintegrasi dengan Border

Control Management (BCM)

Disimpan sebagai data elektronik dan manual

3. Memiliki kemampuan identifikasi permasalahan perlintasan keimigrasian di TPI

4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan

5. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme autogate

6. Memiliki kemampuan untuk berkordinasi dengan instansi terkait

7. Memiliki kemampuan untuk memeriksa dokumen perjalanan dan boarding pass

KETERKAITAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

2. Mengetahui prosedur penyelesaian keimigrasian di TPI secara administratif

1. Komputer/printer /scanner

2. Jaringan internet dan BCM serta SIMKIM

3 Kamera/mesin finger print

4 Sistem Autogate

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

DIREKTORAT LALU LINTAS KEIMIGRASIAN

DISAHKAN OLEH

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

1. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan keimigrasian di TPI

Page 233: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id

DIAGRAM ALUR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PENYELESAIAN KEBERANGKATAN WARGA NEGARA ASING PEMEGANG KITAS DAN KITAP DAN WARGA NEGARA

INDONESIA DENGAN MENGUNAKAN FASILITAS AUTOGATE YANG TERINTEGRASI DENGAN SISTEM BORDER

CONTROL MANAGEMENT DI TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI

Penumpang mempersiapkan

dokumen perjalanan, boarding pass

dan/atau tiket perjalanan kembali

ke negara asal atau negara lain

1.Penumpang melakukan verifikasi keabsahan

dokumen dengan data biometrik yang tersimpan

dalam sistem serta ijin tinggal yang di miliki

2.Verifikasi Data Cekal;

3.Verifikasi Data Interpol I24/7.

BERMASALAH

Melakukan verifikasi kembali data

dokumen perjalanan terhadap

penumpang pada sistem yang

terintegrasi dengan BCM

PENUMPANG

PETUGAS SPV

IMIGRASI

1 2 3

1. Menghubungi Person in Charge Interpol;

2. Melakukan Standard Operational Procedure Hit

and Alert Interpol yang sudah disepakati bersama;

KASI UNIT/ KASUBSI LINBAT/

KASUBSI LALINTUSKIM

KASI UNIT/ KASUBSI LINBAT/

KASUBSI LALINTUSKIM

1.Mengumpulkan semua dokumen yang dimiliki oleh

yang bersangkutan untuk dijadikan barang bukti;

2.Berkoordinasi dengan bidang/seksi pengawasan dan

penindakan keimigrasian untuk ditindaklanjuti;

3.Menyerahkan yang bersangkutan ke bidang/seksi

pengawasan dan penindakan keimigrasian berserta

barang bukti;

4.Pengenaan tindakan administrasi keimigrasian

berupa biaya beban;

KASI UNIT/ KASUBSI LINBAT/

KASUBSI LALINTUSKIM

1.Melakukan verifikasi data cekal terhadap yang

bersangkutan;

2.Penarikan Paspor bagi WNI;

3.Menyerahkan yang bersangkutan berserta

Paspor ke Bidang/Seksi Wasdakim untuk

ditindaklanjuti

WNA yang telah membayar biaya beban sesuai dengan peraturan perundang – undangan

yang berlaku diperbolehkan meninggalkan Indonesia

Tidak ditemukan hal hal yang dapat

membatalkan keberangkatan

diberangkatkan dengan menerakan cap

dan penginputan dalam sistem oleh

petugas spv

Hasil verifikasi sesuai dan tidak

termasuk data cekal maupun interpol

Penumpang menuju gate keberangkatan sesuai dengan penerbangannya

Melanggar Aturan Keimigrasian

Masuk dalam Daftar Interpol

Masuk dalam Daftar Cekal

Page 234: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id
Page 235: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id
Page 236: DAFTAR ISI - medan.imigrasi.go.id