DAFTAR ISIrepo.apmd.ac.id/1217/1/SKRIPSI BEN MAKEWA PIGAI.pdfvi KATA PENGANTAR Puji dan syukur...
Transcript of DAFTAR ISIrepo.apmd.ac.id/1217/1/SKRIPSI BEN MAKEWA PIGAI.pdfvi KATA PENGANTAR Puji dan syukur...
iv
MOTTO
Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina
hikmat dan didikan, (Amsal 1:7)
Sebuah perjuangan adalah awal dari penghasilan yang tidak akan terhilang, karna
itu adalah sebuah momen terindah dalam sepanjang hidup anda sampai kekal
selama – lamanya. ( Ben Pigai)
Iman adalah segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang
kita lihat. (Ibrani 11:1)
Senjata paling ampu adalah pikiran anda, selama rintangan dan godaan itu belum
berakhir, disana anda akan temukan persoalan yang paling ampuh, itu adalah
untuk menguatkan pikiran dan mentalitas anda. (Ben Pigai )
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan memanjatkan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan anugerah-NYA, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik, ada pun skripsi ini dipersembahkan kepada :
Ayah Kandung Tersayang Benny Makewa Pigai dan Ibu tercinta Else Tebai;
Almamaterku Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”
Yogyakarta;
Semua keluarga saya yang di Papua yang selalu mendukung saya dalam
bentuk doa dan berupa moril maupun material sehingga membantu saya dalam
menempu gelar Sarjana;
Terima kasih banyak kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Paniai;
Semua kawan-kawan seperjuangan yang saya tidak perna tinggalkan mereka
sewaktu di Yogyakarta, saya tidak lupa mereka, Demianus Nawipa A.Md, ST,
Roberta Muyapa, Dance Nawipa, Dance Kayame S.IP, Makelon Selepole S.IP,
Yehuda Glamop S.Sos, Herry Yebai. Alm Selpianus Adii S.IP, Jhon Kogedi
Keiya, Deri Beanal, S.IP Tery Bahabol, Andrian Yeimo S.IP, Moses Douw
S.IP Selaku Teman-teman Seperjuangan;
Saya tidak lupa juga adik-adik tersayang Elsada Pigai, Koyamaga Pigai, Zeth
Kinoukaga Pigai, Owada Pigai, Obakagauwa Pigai, Yapeikawa Pigai, Jefri
Pigai, Jems Pigai, Andi Ogetai, Davidson Pigai, Jemy Tekege, Nao, dll yang
saya tidak sempatkan dalam ucapan kasih sayang saya dalam bentuk tulisan.
Dan teman-teman se-angkatan 2013 yang tak di sebut namanya;
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan
rahmatnya yang selalu melimpa di dalam kehidupan ini, sehingga penulis dapat
menyelesaikan pembuatan skripsi yang berjudul “Pengembangan Kapasitas
Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Sistem Informasi Desa (Studi di Desa
Dadapayu, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa
Yogyakarta)” dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan yang
harus dipenuhi oleh mahasiswa dalam memperoleh gelar Sarjana dari Progran
Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa
“APMD” Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan. Tampa bantuan dari berbagai pihak, tidak mungkin bagi
menulis untuk menyelesaikan studi dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas petunjuk dan bimbingan yang telah penulis terima selama
malakukan penyusunan skripsi ini kepada :
1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi
Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta;
2. Bapak Gregorius Sahdan, S.IP, M.A selaku Ketua Program Studi Ilmu
Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa”APMD”
Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian untuk penulis;
vii
3. Ibu Dra. Hari Saptaning Tyas, M.Si selaku dosen pembimbing penulis, yang
telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan ini;
4. Saya tidak lupa juga ucapkan banyak terimakasih kepada kedua dosen penguji
skripsi saya Bapak Gregorius Sahdan, S.IP, M.A dan Bapak Dr. Guno Tri
Tjahjoko, M.A. Saat Sidang di ruang Ujian gedung Sekolah Tinggi
Pembagunan Masyarakat Desa „‟APMD‟‟ Yogyakarta;
5. Seluruh Dosen Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat
Desa “APMD” Yogyakarta;
6. Pihak Pemerintah Desa Dadapayu, Kepala Dukuh-Kepala Dukuh serta seluruh
masyarakat Desa Dadapayu yang tak dapat disebutkan namanya satu per-satu
penulis mengucapkan banyak terimah kasih yang tak terhingga atas kerja
samanya sehinga dapat membantu penulis dalam memberikan data-data yang
dibutuhkan;
7. Serta semua pihak yang tak dapat penilis menyebutkan namanya satu per-satu
yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
sehingga kritik dan saran membangun masih penyusun butuhkan demi
kesempurnaan skripsi ini.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
INTISARI ..................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 4
C. Tujuan .................................................................................... 4
D. Manfaat .................................................................................. 5
E. Kerangka Teori ....................................................................... 5
1. Pengembangan Kapasitas ................................................. 5
1.1. Pengertian Pengembangan Kapasitas ........................... 5
1.2. Tujuan Pengembangan Kapasitas ................................ 8
1.3. Karakteristik Pengembangan Kapasitas ....................... 8
1.4. Dimensi dan Tingkat Pengembangan Kapasitas ........... 10
2. Pemerintah Desa ............................................................... 14
ix
3. Sistem Informasi Desa ...................................................... 16
F. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 19
G. Metode Penelitian .................................................................... 20
1. Jenis Penelitian .................................................................. 20
2. Unit Analisis ..................................................................... 21
3. Deskripsi Informan ............................................................ 22
4. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 24
5. Teknik Analisis Data ......................................................... 26
BAB II PROFIL DESA DADAPAYU ..................................................... 30
A. Sejarah Desa............................................................................ 30
B. Sistem Informasi Desa ............................................................. 32
C. Visi dan Misi ........................................................................... 33
D. Keadaan Geografis .................................................................. 33
E. Pembagian Wilayah Desa ........................................................ 35
F. Demografi ............................................................................... 36
G. Kondisi Sosial Ekonomi ......................................................... 38
H. Sosial Budaya .......................................................................... 39
I. Pemerintahan Desa .................................................................. 40
J. Lembaga Kemasyarakatan Desa Dadapayu .............................. 50
BAB III ANALISIS ................................................................................... 52
A. Analisis ................................................................................... 52
1. Pengembangan Kapasitas pada Tingkat Individu dalam
Pengelolaan Sistem Informasi Desa .................................... 52
x
2. Pengembangan Kapasitas pada Tingkat Organisasi dalam
Pengelolaan Sistem Informasi Desa .................................... 60
BAB IV PENUTUP ................................................................................... 69
A. Kesimpulan ............................................................................. 69
B. Saran ...................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Identitas informan ................................................................... 22
Tabel 2.1 Nama Padukuhan di Desa Dadapayu ....................................... 35
Tabel 2.2 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin ........................... 36
Tabel 2.3 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan ................... 37
Tabel 2.4 Jumlah penduduk menurut mata pencaharian ........................... 38
Tabel 2.5 Tabel Sesuai Tigkat Pendidikan (Orang).................................. 41
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Model Sistem Informasi Desa. ................................................. 18
Gambar 2.1 Peta Monografi Desa Dadapayu, 2018 ..................................... 34
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Dadapayu ...................... 44
xiii
INTISARI
Pemerintah Desa Dadapayu dalam pengembangan kapasitas pemerintah
desa selama ini belum memiliki kapasitas yang belum maksimal sehinga dalam
pengelolahan Sistim Informasi Desa tersebut saat ini Desa Dadapayu sedang
dalam tahap pembagunan. Namun dilihat dari latar belakang masalah, peneliti
bertujuan hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
pengelolaan sistem informasi desa, dilihat dari masalah yang ada di desa
dadapayu sebagaimana berukut. Informasi merupakan kebutuhan mendasar di era-
sekarang ini bagi setiap organisasi dalam rangka mengantisipasi segala
kemungkinan yang terjadi sebagai akibat dari semakin pesatnya perubahan yang
sedemikian kompleks. Dilihat dari permasalahan yang ada di Desa Dadapayu
menyangkut dengan Pengembangan Kapasitas Pemerintah Desa dalam
Pengelolahan Sistim Informasi Desa itu ada beberapa keluahan yang terdapat
terkait dengan Sistim Informasi Desa misalnya Jaringan/Internet yang kurang
maksimal dibeberapa wilyah/pedukuhan yang ada di desa dadapayu, sehingga saat
ini Desa Dadapayu sulit menjangkau disetiap wiliyah dilihat dari persoalan itu
Pemerintah Desa membuat berupa media informasi seperti group whatsApp, fans
page dan group facebook, dan juga ada berupa pelatihan yang dilakukan oleh
pemerintah desa dalam satu bulan seklaih untuk meningkatkan kapasitas dalam
melaksanakan pelatihan komputer bagi setiap kepala duku yang ada di desa
dadapayu. Dengan itu Pemerintah Desa dan Masyarakat dapat mengakses
informasi atau berita-berita terbaru mengenai perkembangan di desa dengan cepat.
Informan terdiri dari Kepala Desa, Perangkat Desa dan masyarakat di desa
Dadapayu. Teknik pengumpulan data dengan cara mengamati (observasi),
mewawancarai dengan mendalam (interview) dan mendokumentasikan data yang
terdapat di tempat penelitihan. Tahap analisis data yang dilakukan dengan cara
data dikumpulkan, data diidentifikasi, data diredupsi, dan diinterpretatif.
Dari hasil penelitihan, sudah menunjukan bahwa pengelolahan sistim
informasi desa di Desa Dadapayu sudah baik hanya saja dalam pelaksanaan
pengembangana nya kurang maksimal dikarnakan internet/jaringan di desa
dapayu belum maksimal, hal ini terbukti bahwa sistim informasi desa dalam
mengupdate perkembangan di desa belum maksimal. Ada beberapa hal yang haru
diperhatiakan oleh pemerintah desa adalah pengelolahan sistim informasi desa,
yaitu melibatkan semua perangkat desa dan masyarakat dalam pengelolahan
sistim informasih desa, dengan maksud agar semua pemangku kepentingan dapat
berkontribusi terhadap pengelolahan sistim informasi desa. Di harapkan kepada
Pemerintah Desa Dadapayu agar tetap konsisten dalam melaksanakan pelayanan
administrasi terutama sistem informsi desa kepada masyarakat dengan lebih
transpan kepada masyarakat dengan berpedoman pada peraturan yang berlaku di
desa Dadapayu.
Kata Kunci : Pengembagan Kapasitas, Pemerintah Desa, Sistem Informasi
Desa.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Informasi merupakan kebutuhan mendasar di era sekarang ini bagi
setiap organisasi dalam rangka mengantisipasi segala kemungkinan yang
terjadi sebagai akibat dari semakin pesatnya perubahan yang sedemikian
kompleks. Sistem informasi yang digunakan berfokus pada sistem informasi
berbasis komputer (computer based information system) dengan tujuan:
informasi yang dihasilkan dapat lebih akurat, berkualitas, efektif, efisien,
transparan dan akuntabel.
Perkembangan teknologi informasi sekarang ini juga sangat perlu
diterapkan dalam penyelenggaraan sistem pemerintahan di Indonesia sebagai
organisasi formal yang memiliki peran terdepan dalam konteks berbangsa dan
bernegara baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/
kota maupun pemerintah desa, dalam upaya mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governances).
Hadirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
mempertegas pengakuan akan keberadaan desa sebagai kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/ atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
2
Indonesia. Hal ini berati bahwa desa merupakan basis kekuatan
penyelenggaraan pemerintahan, memiliki kewenangan untuk mengatur rumah
tangganya secara mandiri sesuai dengan potensi dan karakterisitik yang
dimiliki melingkupi empat bidang utama, yaitu, bidang penyelenggaraan
pemerintahan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan
masyarakat desa, yang dilakukuan mulai dari tahapan perencanaan,
pelaksanaan serta evaluasi. Kewenangan tersebut bukan hanya menjadi
tanggung jawab pemerintah desa semata, melainkan juga dibutuhkan peran
aktif seluruh komponen yang ada di desa termasuk masyarakat.
Berdasarkan UU Desa Pasal 86 tentang sistem informasi desa
disebutkan bahwa desa berhak mendapatkan akses informasi melalui sistem
informasi yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota.
Pada pasal 82 dan 86 terdapat beberapa kelengkapan penerapan pasal tersebut
antara lain Internet Jaringan Internet Desa, Situs Web Desa, Sistem Informasi
Desa, Kantor Elektronik (E-office), dan Sosial Media. Kelengkapan UU Desa
pasal 86 membantu masyarakat agar dapat mengakses informasi melalui
sistem informasi desa dan kelengkapan undang- undang Desa ini juga untuk
meminimalisir dominasi pemerintah desa dalam penyelenggaraan
pemerintahan pada satu sisi dan pada sisi lainnya dapat memberi penguatan
terhadap peningkatan pemberdayaan masyarakat sehubungan dengan
penyusunan, pelaksanaan, dan pengawasan kebijakan di desa serta
memberikan kontribusi positif bagi perkembangan desa itu sendiri sebagai
media publikasi penyebarluasan informasi potensi desa secara terbuka kepada
3
masyarakat, meningkatkan pelayanan administrasi publik secara cepat, hemat
waktu dan hemat anggaran, sebagai media untuk menyampaikan aspirasi,
permasalahan dan hasil pelaksanaan sistem informasi kepada pemerintah
dengan cepat, serta memudahkan investor dan pelaku usaha untuk
berinvestasi, memasarkan usaha masyarakat melalui konten iklan desa dengan
terarah dan mudah diakses oleh semua kalangan.
Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul,
merupakan salah satu desa di Indonesia yang hingga saat ini belum memiliki
kelengkapan fasilitas penunjang sistem informasi desa. Kondisi ini
mengakibatkan penyelenggaraan pemerintahan, dalam pelaksanaan pembinaan
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
pemerintah desa terkesan statis, artinya walaupun secara kasat mata terlihat
perubahan yang cukup signifikan dalam proses secara fisikal, namun hal
tersebut terjadi bukan karena menguatnya nilai kemandirian desa secara
politik dan ekonomi, tetapi lebih disebabkan oleh sifat konsumeristik desa
pada bantuan finansial pemerintah supra melalui kucuran dana desa (DD) dari
pemerintah pusat dan dana alokasi desa (ADD) dari pemerintah daerah
kabupaten/ kota, yang sekaligus dapat menjadi kelemahan desa itu sendiri
untuk tunduk dan patuh pada kepentingan pemerintah di atasnya.
Keterbatasan fasilitas penunjang sistem informasi di Desa Dadapayu,
Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, juga mempengaruhi
pengolahan data desa yang tidak ter-up to date, yaitu bahwa pengolahan data
desa secara manual tidak mampu mengimbangi arus perubahan yang begitu
4
pesat dalam segala aspek, baik dalam lingkup desa itu sendiri, maupun dalam
lingkup yang lebih luas di luar desa, sehingga upaya untuk memetakan potensi
yang menjadi kekuatan desa menjadi terbengkalai dan tidak optimal, dengan
demikian tentunya akan sulit untuk menghadapi tantangan dan ancaman masa
depan.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan pengembangan sistem informasi
desa, pemerintah pusat dan daerah wajib menyiapkan infrastruktur pendukung
dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Namun dalam
kenyataannya, ada kalanya dua kebutuhan tersebut tidak sesuai waktunya
dengan yang diharapkan pemerintah desa. Desa pun diizinkan untuk
mengambil inisiatif dalam memenuhi kebutuhannya sesuai perencanaan
pembangunannya. Berbagai inovasi pun bermunculan untuk menyiasati
hambatan-hambatan itu. Inovasi inilah yang menjadi bentuk kemandirian desa
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengembangan kapasitas pemerintah desa dalam
pengelolaan Sistem Informasi Desa?
C. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam Skripsi ini adalah untuk
mengembangkan kapasitas pemerintah desa melalui pelatihan-pelatihan yang
dilaksanakan oleh perangkat desa untuk meningkatkan Sistem Informasi Desa.
5
D. Manfaat
Skripsi ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai suatu
masukan bagi Pemerintah Desa Dadapayu dalam meningkatkan kapasitasnya
guna pengelolaan sistem informasi desa secara baik dan benar sehingga
mudah diakses oleh setiap pemangku kepentingan.
E. Kerangka Teori
1. Pengembangan Kapasitas
1.1. Pengertian Pengembangan Kapasitas
Dalam perkembangannya, pendefinisian pengembangan kapasitas
sampai saat ini cukup beragam didefinisikan oleh para ahli dengan alasan
bahwa pengembangan kapasitas merupakan konsep yang universal dan
memiliki dimensi yang beragam. Menurut Marrison (2001 : 23)
mengatakan bahwa pengembangan kapasitas adalah pembelajaran, berawal
dari mengalirnya kebutuhan untuk mengalami suatu hal, mengurangi
ketidaktahuan dan ketidakpastian dalam hidup dan mengembangkan
kemampuan yang dibutuhkan untuk beradaptasi menghadapi perubahan.
Selanjutnya menurut Morgan (Soeprapto, 2010 : 10) pengembangan
kapasitas adalah kemampuan, ketrampilan, pemahaman, sikap, nilai-nilai
hubungan, perilaku, motivasi, sumber daya dan kondisi-kondisi yang
memungkinkan setiap individu, organisasi, jaringan kerja/ sektor, dan
sistem yang lebih luas untuk melaksanakan fungsi-fungsi mereka dan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dari waktu ke waktu.
6
Pendapat di atas sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Yap
(Gandara, 2008 : 9) bahwa capacity building adalah sebuah proses untuk
meningkatkan induvidu, group, organisasi, komunitas dan masyarakat
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu definisi Capacity
Building menurut Grindel (Keban, 2008 : 201) lebih khusus dalam bidang
pemerintahan berpendapatan bahwa, capacity building merupakan
serangkaian strategi ditunjukan untuk meningkatkan efesiensi, efektivitas,
dan responsitas dari kinerja pemerintah, dengan memusatkan perhatian
kepada pengembangan dimensi, sumberdaya manusia, penguatan
organisasi, dan reformasi kelembagaan atau lingkungan.
Berdasarkan definisi capacity building di atas terkandung makna
suatu supaya yang berhubungan dengan perbaikan kualitas sumber daya
manusia, upaya untuk mendorong organisasi agar dapat berjalan sesuai
dengan fungsinya, serta upaya untuk menciptakan kondisi lingkungan,
yang dibutuhkan oleh organisasi agar dapat berfungsi dengan baik.
Berdasarkan penjelasan di tas dapat menjelaskan bahwa pengertian
capacity building biasanya dipahami sebagai upaya membantu pemerintah,
masyarakat atau induvidu-induvidu dalam mengembangkan keterampilan
dan keahlian yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan. Program
capactity building (pengembangan kapasitas) pada dasarnya didesain
untuk memperkuat kemampuan dalam mengevaluasi pilihan-pilihan
kebijakan mereka dan menjalankan keputusan-keputusan dengan efektif.
Pengembangan kapasitas termasuk di dalamnya pendidikan dan pelatihan,
7
reformasi peraturan dan kelembagaan, pengetahuan, tekhnologi dan juga
asistensi finensial. Pendekatan utama yang bertujuan untuk memperkuat
kemampuan manusia agar dapat menentukan sendiri.
Menurut Eade (Kumurotomo, 2010 : 17) pengembangan kapasitas
(capacity building) merupakan suatu pendekatan utama yang bertujuan
memperkuat kemampuan manusia agar dapat menentukan sendiri apa yang
berguna bagi dirinya dan prioritas hidupnya serta kemampuan
mengorganisir diri untuk melakukan perubahan bagi masa depan.
Pengembangan kapasitas umumnya dipahami sebagai upaya membantu
pemerintah, masyarakat ataupun induvidu dalam mengembangkan
keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan-
tujuan.
Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (2001)
mendefinisikan bahwa capacity building adalah peningkatan kemampuan
(kapasitas) secara dinamis untuk mencapai kinerja dalam menghasilkan
out-put dan out-come pada kerangka tertentu. Kebijakan dalam
mewujudkan tujuan-tujuan.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa pengembangan kapasitas (capacity building) adalah usaha yang
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan aparatur (sumber daya
manusia) untuk mewujudkan tujuan-tujuan dari suatu organisasi dalam
menjalankan keputusan-keputusan secara efektif melalui peningkatan
pemahaman, ketrampilan dan kemampuan.
8
1.2. Tujuan Pengembangan Kapasitas
Tujuan pengembangan kapasitas, menurut Keban (2008 : 7) bahwa
pengembangan kapasitas adalah serangkaian strategi yang ditujukan untuk
meningkatkan efisiensi, efektifitas dan responsifitas dari kinerja.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka tujuan dari pengembangan
kapasitas dapat dibagi menjadi enam bagian, yaitu :
a. Secara umum diidentikan pada perwujudan keberlanjutan suatu sistem;
b. Secara khusus ditujukan untuk mewujudkan kinerja yang lebih baik
yang dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut;
c. Efisiensi dalam hal waktu dan tenaga (sumber daya) yang dibutuhkan
guna mencapai hasil yang diinginkan;
d. Efektifitas berupa kepantasan yang dilakukan demi hasil yang
diinginkan;
e. Responsifitas yakni bagaimana mensinkronkan antara kebutuhan dan
kemampuan untuk maksud tertentu;
f. Pembelajaran yang berdampak pada kinerja individu, kelompok,
organisasi dan sistem.
1.3. Karakteristik Pengembangan Kapasitas
Pengembangan kapasitas (Gandara, 2008:16) dapat dicirikan
dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Merupakan sebuah proses yang berkelanjutan;
b. Memiliki esensi sebagai sebuah proses internal;
c. Dibangun dari potensi yang telah ada;
9
d. Memiliki nilai intrinsik tersendiri;
e. Mengurus masalah perubahan;
f. Menggunakan pendekatan terintegrasi dan holistik.
Dari ciri-ciri di atas, dapat dimaknai bahwa peningkatan kapasitas
bukan proses yang berangkat dari ketiadaan, melainkan berawal dari
membangun potensi yang sudah ada yang selanjutnya diproses untuk
meningkat kualitas baik secara individu, kelompok, organisasi serta sistem
agar dapat bertahan di tengah lingkungan yang mengalami prubahan
secara terus menerus.
Peningkatan kualitas dimaksud bukan hanya ditujukan pada satu
komponen atau bagian dari sebuah sistem saja melainkan diperuntukan
bagi seluruh komponen yang bersifat satu kesatuan yang tidak terpisahkan
atau saling terkait antar bagian-bagian yang ada dalam sebuah sistem yang
mencakup multi dimensi serta bersifat dinamis.
Konsep dasar dari Pengembangan Kapasitas adalah pembelajaran,
namun penerapannya dapat diukur sesuai dengan tingkat pencapaiannya,
apakah diperuntukan dalam jangka waktu yang pendek, menengah atau
panjang, dimana proses pada tingkatan yang terkecil berkaitan dengan
pembelajaran dalam diri individu, kemudian pada tingkat kelompok,
organisasi dan sistem yang juga turut dipengaruhi oleh faktor eksternal
yang merupakan lingkungan pembelajaran.
10
1.4. Dimensi dan Tingkat Pengembangan Kapasitas
Untuk menilai fokus dari pengembangan kapasitas banyak kriteria
yang digunakan, akan tetapi sangat sulit untuk menentukan secara tepat
fokus yang mempengaruhi kapasitas. Oleh karena itu, melakukan
peninjauan terhadap berbagai pendapat para ahli maupun melihat berbagai
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pengembangan kapasitas
menurut pendapat Bank Dunia (Keban, 2008 : 202) yang mencakup
peningkatan kemampuan kepada:
a. Pengembangan sumber daya manusia.
b. Organisasi yaitu peraturan, struktur, proses, sumberdaya, dan gaya
manajemen.
c. Jaringan kerja interaksi organisasi, yaitu koordinasi kegiatan-kegiatan
organisasi, fungsi jaringan kerja, dan interaksi formal dan informal.
d. Lingkungan organisasi, yaitu aturan dan perundang-undang yang
mengatur pelayan publik, tanggung jawab dan kekuasaan antara
lembaga, kebijakan yang menghambat tugas-tugas pembangunan, dan
dukungan keuangan dan anggaran.
e. Lingkunagan kegiatan yang luas,yaitu mencakup faktor politik,
ekonomi, dan kondisi-kondisi yang berpengaruh terhadap kinerja.
Grindle (Kumortomo dan Widaningrum, 2010 : 32) membedakan
langkah-langkah pengembangan kapasitas atas tiga kelompok, yakni
pengembangan sumber daya manusia, penguatan organisasi, dan reformasi
dan kelembagaan. Djumadi (2006 : 153) menyatakan bahwa
11
pengembangan kapasitas harus dilakukan secara efektif melalui tiga
tingkatan yaitu :
a. Tingkat sistem, seperti kerangka kerja yang berhubungan dengan
pengaturan, kebijakan-kebijakan, dan kondisi dasar yang mendukung
pencapaian objektifitas kebijakan tertentu.
b. Tingkat institusional atau keseluruhan satuan, contoh: struktur
organisasi, proses pengambilan keputusan di dalam organisasi-
organisasi, prosedur dan mekanisme pekerjaan, penguatan sarana dan
prasana, hubungan-hubungan dan jaringan-jaringan organisasi.
c. Tingkat individu, contohnya pengembangan keterampilan individu dan
persyaratan-persyaratan, pengetahuan, tingkah laku, pengelompokan
pekerjaan, dan motivasi-motivasi dari pekerjaan orang-orang didalam
organisasi.
Sagune (2009:45-46) menyatakan pengembangan kapasitas ini
sendiri merupakan sebuah proses di mana individu, organisasi, institusi,
dan masyarakat mengembangkan kemampuan secara sendiri maupun
bersama untuk menjalankan fungsi, memecahkan masalah, dan merancang
dalam mencapai tujuan, secara efektif, efisien, dan berkelanjutan. Seperti
yang dikemukakan diatas bahwa dimensi pengembangan kapasitas
mencakup 3 (tiga) aspek, yaitu:
a. Individu, Orang-orang pada organisasi maupun di luar organisasi yang
terkait dengan tujuan yang akan dicapai
12
b. Organisasi, baik organisasi formal maupun non-formal tidak saja yang
ada dalam struktur pemerintahan tetapi juga mencakup pihak swasta
dan masyarakat
c. Sistem, menyangkut seluruh proses yang terkait dengan perumusan-
perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan”.
Kegiatan administrasi dan manajemen yang efektif tentu
memperhatikan dan memahami perbedaan setiap individu yang ada
didalam organisasi tersebut. Dengan memperhatikan dan memahami setiap
individu, tentu akan mempermudah penempatan dan pengelompokan kerja
setiap individu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Sofyan Arif
(2011:5.34) menjelaskan bahwa “Dengan memahami pola tingkah laku
individu dan motivasinya diharapkan pada manajer dapat meramalkan atau
memperkirakan apa tindakan individu yang akan terjadi pada berbagai
situasi sehingga sebelumnya dapat menyesuaikan kebijakannya dalam
mengelola organisasi”.
Dilakukannya ketiga aspek tersebut secara efektif dan
berkesinambungan akan memberikan hasil yang berpengaruh kepada good
governance, sehingga dalam pengembangan kapasitas tersebut akan
menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang mampu dalam kapasitas
teknis yang pelaksanaannya didasarkan pada 3 (tiga) tingkatan, yaitu :
a. Tingkat Individu
Tingkatan individu merupakan tingkatan pengembangan
kapasitas yang dilakukan dari masing-masing individu Perangkat Desa
melalui kemampuan dan pengelompokan kerja.
13
1) Ketrampilan, yaitu pengembangan kemampuan yang dilakukan
melalui pendidikan, pelatihan, pengajaran, dan pembelajaran secara
luas kepada perangkat Desa, baik secara formal, maupun secara
informal seperti kursus, pelatihan, magang, sosialisasi, dan lain-
lain.
2) Kemampuan, yaitu potensi yang dimilik perangkat Desa yang
kemudian diaplikasikan kedalam tugas yang dibebankannya
sebagai pengelola sistem informasi desa.
3) Pengelompokan kerja, yaitu bidang pekerjaan yang dibebankan
kepada Perangkat Desa sesuai dengan keahlian yang mereka miliki.
b. Tingkat Organisasi
Tingkatan Organisasi merupakan tingkatan pengembangan
kapasitas yang dilakukan dari organisasi Pemerintah Desa melalui
pengembangan aturan main organisasi, system kepemimpinan,
pengembangan sumber daya, dan penelitihan sarana dan prasarana
kerja.
1) Pengambilan Keputusan, yaitu proses menentukan suatu kebijakan
atau program Pemerintah Desa yang dilakukan secara musyawarah.
2) Sumber Daya, yaitu nilai yang dimiliki Pemerintah Desa anggaran
yang disediakan untuk mendukung peningkatan kualitas kinerja
aparatur pemerintahan.
3) Sarana dan prasarana kerja, yaitu penyediaan fasilitas pendukung
yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan tugas.
14
c. Tingkat Sistem
Tingkatan Sistem merupakan tingkatan pengembangan
kapasitas yang dilakukan dari sistem penyelenggaraan. Pemerintah
Desa meliputi kerangka kerja dan kebijakan.
1) Kerangka Kerja, yaitu dasar acuan atau Standard Operating
Procedure (SOP) yang dijadikan sebagai pedoman kerja bagi
pemerintah desa dalam mengelola sistem informasi desa.
2) Kebijakan, yaitu program-program yang dibuat pemerintah desa
sebagai pengelola sistem informasi desa yang bertujuan untuk
membangun serta memberdayakan masyarakat desa.
Pengembangan kapasitas pada tingkat sistem, akan dipenagruhi
oleh hasil pengembangan kapasitas pada tingkat individu dan pada tingkat
organisasi. Sehingga dalam penelitian ini hanya akan melihat
pengembangan kapasitas pada tingkat individu dan pada tingkat
organisasi.
2. Pemerintah Desa
Pemerintah Desa menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dan
perangkat desa atau yang disebut dengan nama lain.
Pemerintah desa yang terdiri dari kepala desa dan perangkat desa
bertugas menyelenggarakan sistem kepemerintahan desa, pemberdayaan
masyarakat, pemberian pelayanan dan pembinaan kemasyarakatan desa.
Sejalan dengan itu, Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang
15
Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa juga
mengartikan bahwa pemerintah desa adalah kepala desa atau yang disebut
dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
kepemerintahan desa.
Adapun Widjaja (Budiarti, 2016:13) menyatakan bahwa
penyelenggaraan pemerintahan desa merupakan subsistem dari sistem
penyelenggaraan pemerintah Indonesia. Sebagai subsistem dari
penyelenggaraan kepemerintahan Indonesia, desa yang dipimpin oleh
kepala desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakatnya. Selain itu, kepala desa juga bertanggung
jawab kepada Badan Permusyawaratan Desa dan menyampaikan laporan
pelaksanaan tersebut kepada Bupati.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pemerintahan desa merupakan komunitas terendah dari sistem
kepemerintahan negara yang memiliki otoritas dan kewenangan untuk
mengatur dirinya sendiri. Sebagai komunitas terendah, pemerintahan desa
atau yang disebut dengan nama lain berhak di akui akan keberadaanya
oleh bangsa sebagai wilayah yang otonomi dan berdikari.
Pemerintahan desa, diselenggarakan oleh pemerintah desa yang
terdiri dari kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dan perangkat
desa atau yang disebut dengan nama lain. Sedangkan pemerintah desa
dapat disimpulkan sebagai pelaksana tugas dan fungsi kepemerintahan
16
desa yang terdiri dari kepala desa, sekretaris desa dan perangkat desa yang
lain. Sebagai pelaksana tugas dan fungsi kepemerintahan desa, pemerintah
desa di tuntut untuk bertanggung jawab dan patuh terhadap aturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Sistem Informasi Desa
Sehubungan dengan itu, dalam Pasal 86 undang-undang dimaksud
menyatakan bahwa, desa berhak mendapatkan akses informasi melalui
sistem informasi desa yang dikembangkan oleh pemerintah daerah
kabupaten/ kota, meliputi penyediaan fasilitas perangkat keras dan
perangkat lunak, jaringan serta sumber daya manusia yang dikelola oleh
pemerintah desa sebagai penyelenggara pemerintahan di desa untuk
menyediakan informasi, meliputi data desa, serta informasi lain yang
berhubungan dengan desa.
Sistem Informasi Desa (SID) telah menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari pembangunan desa dan pembangunan kawasan pedesaan.
Dengan adanya peran perubahan paradigma pembangunan desa membuat
SID menjadi sangat penting. SID dikembangkan sesuai dengan visi UU
Desa yaitu menjadikan desa kuat, mandiri, sejahtera, dan demokratis. Oleh
sebab itu, SID di atur khusus dalam UU Desa melalui pasal 86.
Sehubungan dengan itu, dalam Pasal 86 undang-undang dimaksud
menyatakan bahwa, desa berhak mendapatkan akses informasi melalui
sistem informasi desa yang dikembangkan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota, meliputi penyediaan fasilitas perangkat keras dan
17
perangkat lunak, jaringan serta sumber daya manusia yang dikelola oleh
pemerintah desa sebagai penyelenggara pemerintahan di desa untuk
menyediakan informasi, meliputi data desa, serta informasi lain yang
berhubungan dengan desa.
Perencanaan sistem informasi desa idealnya dilakukan dengan
mengacu pada prinsip-prinsip penting. Antara lain:
a. Sistem informasi desa adalah kewenangan da kewajiban pemerintah
daerah di tingkat kabupaten/kota.
b. Data yang dikelola melalui sistem informasi desa perlu ditetapkan
sebagai data terbuka (open data).
c. Sistem Informasi Desa bukan semata teknologi, melainkan sumber
daya manusia.
d. Penerapan Sistem informasi desa tidak boleh menghilangkan peluang,
kesempatan dan upaya desa untuk membangun data yang relevan
dengan kewenangan lokal berskala desa.
e. Penerapan Sistem Informasi Desa harus mengakomodir kebutuhan
desa untuk tetap memiliki, mengembangkan dan menggunakan data
sebagai bagian tidak terpisahkan dari perencanaan di tingkat desa.
f. Standardisasi Data dalam informasi desa tidak boleh menghilangkan
kesempatan pemeratah desa untuk mengembangkan data yang relevan
terkait dengan kewenangan lokal berskala desa.
Penggunaan ICT dapat mengubah transformasi pemerintah desa
terutama dalam pengawasan maupun dalam hal penguatan kapasitas.
18
Dengan terjadinya perubahan ini dapat mengoprasikan aplikasi sistem
yang di gunakan mulai dari memasukan data, mengelolah sampai
menganalisis data. Upaya yang di lakukan pemerintah desa dalam
meningkatkan kualitas adalah dengan menggunakan aplikasi Sistem
Pemerintah Desa (SISPEMDES) dengan adanya SISPEMDES ini dapat
memberikan pelayanan kepada masyarakat dan dapat menghemat waktu
yang sangat singkat.
Gambar 1.1
Model Sistem Informasi Desa.
Sumber: Supardal, 2018. Kebijakan dan Tata Kelola. STPMD
‘’APMD’’ Yogyakarta: Hal.119
Maka dari itu, dengan adanya Udang-Undang Desa Pasal 86
tentang Sistem Informasi Desa (SID) dan SISPEMES tidak hanya
Pemangku
Kepentingan
SISTEM INFORMASI
DESA
Data Desa
Pembangunan Desa
Pembangunan Kawasan
Informasi Kabupaten
Akses dan Info
Warga Kawasan Pedesaan
19
memberikan kontribusi positif bagi perkembangan dan kemajuan desa itu
sendiri tetapi juga membantu masyarakat dalam membangun komunikasi
antara pemerintah pusat dan Pemerintah Desa.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Setelah memaparkan kerangka teori, maka yang menjadi ruang lingkup
pengembangan kapasitas pemerintah desa dalam pengelolaan sistem informasi
desa, akan difokuskan pada pengembangan kapasitas tingkat individu, tingkat
organisasi, dan tingkat sistem, sebagai berikut:
1. Pengembangan kapasitas Pemerintah Desa pada Tingkat Individu dalam
Pengelolaan Sistem Informasi Desa, dikantor desa Dadapayu sendiri
belum memiliki kapasitas penunjang sistem informasi desa, maka dari itu
pemerintah desa akan mengupayakan melengkapi semua perangkat desa
mendapatkan leptop satu buah per-orang, sehingga pemerintah desa dapat
mengembangan kapasitas dengan baik.
2. Pengembangan kapasitas Pemerintah Desa pada Tingkat Organisasi dalam
Pengelolaan Sistem Informasi Desa, pemerintah desa sendiri dalam
mengembangkan kapasitas sistem infomasi desa, ada berupa pelatihan
yang suda berjalan sepeti pelatihan komputer, pendidikan, dll, yang akan
memberikan motivasi kepada perangkat-perangkat desa dalam
mengembangkan kapasitas sistem informasi desa dengan baik.
20
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Guba (Suharsaputra, 2014:181),
penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan
data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Sedangkan menurut Fraengkel dan Wallen
(Suharsaputra, 2014:181), menyatakan bahwa penelitian kualitatif dapat
digunakan untuk mengkaji kualitas hubungan, kegiatan, situasi atau
material.
Dari pernyataan beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang lebih
dititik beratkan pada penguatan kualitas yang dikembangkan dari data dan
informasi dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan dan disajikan secara
naratif.
Dalam penelitian kualitatif, pernyataan tujuan penelitian
memegang peranan penting, disamping sebagai gambaran umum
mengenai orientasi teoritis yang akan digunakan, juga berperan dalam
mengarahkan pelaksanaan penelitian. Biasanya tujuan penelitian mengacu
pada masalah yang akan diteliti, namun demikian bisa juga tujuan
penelitian menjadi titik tolak dalam perumusan masalah, meskipun dalam
penelitian kualitatif bersifat relatif karena berkembang terus sejalan
dengan aktivitas penelitian serta temuan-temuan yang diperoleh dalam
kerja lapangan.
21
2. Unit Analisis
Unit analisis dari sebuah penelitian meliputi obyek dan subyek dari
penelitian, dimana yang menjadi objek penelitian ini adalah
pengembangan kapasitas pemerintah desa melalui pengelolaan sistem
informasi desa dan yang menjadi subjek penelitian ini adalah Aparatur
Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, sebagai
penyelenggara administrasi kependudukan di desa, sedangkan yang
menjadi informan atau narasumber yang penentuannya dilakukan dengan
menggunakan teknik purposive yaitu informan dipilih berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai tujuan penelitian.
Adapun informan atau narasumber yang ditentukan dalam
penelitian ini sebanyak 12 (dua belas) orang, antara lain:
a. Kepala Desa : 1 orang
b. Sekretaris Desa : 1 orang
c. Kepala Seksi Pemerintahan : 1 orang
d. Staf Administrasi desa : 2 orang
e. Sie Umum : 1 orang
f. Kaur Perencanaan : 1 orang
g. Badan Permusyawaratan Desa : 2 orang
h. Masyarakat : 3 orang
22
3. Deskripsi Informan
Deskprisi umum informan dalam penelitian ini dapat diuraikan
sesuai tabel 3.1 berikut ini;
Tabel 3.1
Identitas informan
No Nama Usia Jenis
kelamin Jabatan Pendidikan
1 Jumadi 47 Thn Laki-laki Kepala Desa SLTA
2 Prihantara 34 Thn Laki-laki Sekretaris Desa S1
3 Y. Sutarto 48 Thn Laki-Laki Kepala Seksi Pemerintahan S1
4 Atik Muslimah 24 Thn Perempuan Staf Administrasi Desa S1
5 H. P. Prianggo 26 Thn Laki-Laki Staf Admintrasi Desa SLTA
6 Sarmanta 54 Thn Laki-laki Sie Umum SLTA
7 Rusdi 26 Thn Laki-laki Kaur Perencanaan SLTA
8 Whayudi 45 Thn Laki-laki BPD S1
9 Giyarno 44 Thn Laki-laki BPD S1
10 Yatna 47 Thn Laki-laki Masyarakat SLTA
11 Ngatemin 51 Thn Laki-laki Masyarakat SLTA
12 Suramto 47 Thn Laki-laki Masyarakat SD
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan tabel Nomor 3.1 dapat diketahui bahwa jumlah
informan adalah sebanyak 12 orang, terdiri dari unsur Pemerintah Desa
yang berjumlah 5 orang informan yakni Kepala Desa, Sekretaris, Kepala
Seksi Pemerintahan Sie Umum dan Kaur Perencanaan serta Staf
Administrasi Desa 2 orang informan dari unsur Pelaksana Badan
Permusyawaratan Desa Kewilayahan yakni ada 2 orang informan dari
pihak Masyarakat ada 3 orang. Dari total jumlah 12 orang informan
tersebut peneliti meyakini bahwa jawaban yang di berikan benar-benar
membuktikan bentuk mengembangkan kapasitas pemerintah desa di Desa
Dadapayu melalui sistem informasi desa.
23
Berdasarkan pada usia informan yang telah dikelompokan bahwa
dapat dijelaskan bahwa usia informan dengan kelompok usia 21-30 tahun
berjumlah 3 orang informan atau dengan presentase 30%, kemudian
informan dengan kelompok usia 31-40 tahun berjumlah 1 orang informan
atau dengan presentase 10%, dan selanjutnya informan dengan kelompok
usia 41-50 tahun berjumlah 6 orang informan atau dengan presentase 60%,
serta informan dengan kelompok usia 51-60 tahun berjumlah 2 orang atau
dengan presentase sebesar 20%.
Berdasarkan identitas umur informan tersebut adalah informan
yang sudah mampu memberikan informasi dan data yang di butuhkan dan
kemudian juga informasi diatas sudah cukup memenuhi segala unsur
informasi dalam penelitian yang di lakukan.
Dilihat dari informan yang dilakukan, berjenis kelamin laki-laki
yakni 11 orang informan atau dengan presentase sebesar 110%, kemudian
informan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 1 orang informan
dengan presentase 10%.
Diketahui komposisi informan menurut jabatan, yakni Kepala Desa
berjumlah 1 orang (10%), Sekretaris Desa berjumlah 1 orang (10%),
Kepala Seksi Pemerintahan berjumlah 1 orang (10%), Staf Administrasi
Desa berjumlah 2 orang (20%), Sie Umum berjumlah 1 orang (10%), Kaur
Perencanaan berjumlah 1 orang (10%), Badan Permusyawaratan Desa
berjumlah 2 orang (20%). Masyarakat berjumlah 3 orang (30%). Sehingga
kami menganggap bahwa data yang diperoleh lebih dari cukup melibatkan
24
unsur-unsur yang terkait untuk melengkapi data yang di perlukan. Data
yang kami peroleh dan digunakan dalam penelitian ini benar-benar hasil
observasi dan hasil wawancara dengan informan yang dianggap
berkompeten untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan.
Informan menurut tingkat pendidikan, dapat diketahui bahwa
tingkat pendidikan dari keseluruhan informan berjumlah 12 orang
informan, sebagian besar adalah lulusan Sekolah Menengah Atas atau
sederajat (SMA/SLTA) dengan jumlah 4 orang (20%) dan diikuti oleh
informan yang lulusan Sekolah Menengah Pertama atau sederajat
(SMP/SLTP) dengan jumlah 2 orang (20%), dan selanjutnya informan
yang berkelulusan Strata Satu dengan jumlah 5 orang (50%). dan yang
paling terakhir (sedikit) yakni informan yang berkelulusan pada Sekolah
Dasar yang berjumlah 1 orang (10%).
Dari tingkat pendidikan inforam sangat mempengaruhi terhadap
kapasitas dalam memberikan informasi yang valid serta dapat
dipertanggungjawabkan oleh penulis dalam penelitian ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam pelaksanaan penelitian yang saya
menggunakan ada beberapa teknik, antara lain:
a. Observasi, saya melakukan pengamatan atau peninjauan langsung ke
Desa Dadapayu, selama kurang lebih 3 (tiga) hari observasi yang saya
saya lakukan adalah langsung terjun ke kantor desa sekaligus saya
mewawancarai Bapak Jumadi selaku Kepala Desa Dadapayu mengenai
25
masalah umum menyangkut dengan pengembangan kapasitas
pemerintah desa dalam pengelolahaan Sistem Informasi Desa dengan
melihat kelengkapan fasilitas penunjang sistem informasi desa dalam
proses pengelolaan sistem informasi desa.
b. Wawancara, yaitu saya mewawancarai para informan atau narasumber
yang terlibat secara langsung maupun yang berpartisipasi serta
merasakan dampak dalam pengelolaan Sistem Informasi Desa, mulai
dari Kepala Desa, Sekretaris Desa dan Beberapa Perangkat Desa,
Badan Permusyawaratan Desa serta dengan Masyarakat di Desa
Dadapayu, dalam wawancara saya menanyakan beberapa pertanyaan
sebagi berikut, harapan Perencanaan Pembangunan, Pelaksanaan
Pembangunan, hingga tahapan Monitoring dan Evaluasi Pembangunan
dalam pengembangan Sitim Informasi Desa di Kantor Desa Dadapayu.
c. Dokumen, yaitu teknik memperoleh data dengan mempelajari
dokumen-dokumen desa yang berhubungan dengan pengelolaan sistem
informasi desa, misalntya absen atau daftar hadir pelatihan-pelatihan
dan dokumen perencanaan desa (RPJMDesa, RKPDesa, APBDesa,
sekaligus pedoman kerja aparatur desa, dll). Yang saya ambil di kantor
desa untuk bahan memperkuat skripsi saya dalam mengelola data.
Sehinga diharapkan, dokumen-dokumen ini dimaksud dapat
mendukung dan memboboti proses analisis hasil penelitian yang saya
kajikan dalam skripsi.
26
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data dapat dilakukan dengan model analisis
deskriftif kualitatif di mana intinya adalah interaksi antar komponen
penelitian maupun pengumpulan data selama pelaksanaan penelitian di
desa. Analisa data dilakukan untuk menganalisis pengembangan kapasitas
pemerintah desa dalam pengelolaan sistem informasi desa.
Pelaksanaan Pengembangan Kapasitas Pemerintah Desa dalam
Pengelolaan Sistem Informasi Desa dan melihat dari kelengkapan fasilitas
penunjang sistem informasi desa dan proses pengelolahan nya.
Yang dimana dijelaskan dalam wawancara pertama oleh bapak
Jumadi Kepala Desa. Tanggal 18 November 2019. Kepala Desa
Dadapayu. Masalah umum mengenai sistem informasi desa
pengembangan dan pengelolahan nya;
Wawancara kedua menurut ibu Atik Muslima. Tanggal 19
November 2019. Sataf Administrasi Desa. Pengembangan sistem
informasi desa melalui pemerintah desa dan masyarakat;
Wawancara ketiga menurut bapak Prihantara. Tanggal 19 November
2019 Sekertaris Desa Dadapayu. Pemerintah desa dalam mendorong
trasparasi penyelenggaran pemerinta desa melalui APBDes;
Wawancara keempat menurut Y. Sutarto. Tanggal 19 November
2019. Kepala Seksi Pemerintahan. Pengelolaan sistem informasi desa
mengenai pembangunan di desa Dadapayu dalam mendorong transparasi
setiap tahun;
27
Wawancara kelima menurut Wahyudi. Tanggal 25 November
2019. Kepala seksi BPD Desa Dadapayu. Pengelolaan kapasitas sistem
informasi desa dalam memanfaatkan website dan cara pengunaan melalui
via fanspage, group facebook dan whatsApp;
Wawancara kelima menurut Giyarno. Tanggal 26 November 2019
Kepala seksi Badan Pemerintahan Desa. Pengelolaan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintah desa;
Wawancara langsung yang keenam dengan Rusdi. Tanggal 27
November 2019. Kepala Kaur Perencanaan Desa Dadapayu. Kesesuaian
pengelolaan sistem informasi desa melalui berbagai media sosial jarigan
internet dll.
Wawancara terakhir oleh kedua narasumber Yatna dan
Ngatemin. Tanggal 28 November 2019. Selaku Masyarakat. Pengelolaan
sistem informasi desa pemerintah desa selama ini dalam laporan keuangan
dana anggaran APBDes, cukup bagus hanya karna bermasalah dengan
jaringan internet;
a. Reduksi Data
Reduksi data diartikan proses pemilihan, pemusatan, atau
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
mengacu dari catatan lapangan, reduksi data berlangsung terus
menerus selama penelitian berlangsung. Reduksi data merupakan suatu
bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang data yang tidak perlu, mengorganisasi data sedemikian
rupa sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.
28
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan upaya penyusunan, pengumpulan
informasi kadalam suatu matriks atau konfigurasi yang mudah
dipahami. Konfigurasi semacam ini akan memudahkan dalam
penarikan kesimpulan atau penyerderhanaan informasi yang komplek
kedalam suatu bentuk yang dapat dipahami. Penyajian data yang
sederhana dan mudah dipahami adalah cara utama untuk menganalisis
data deskriptif kualitatif yang valid.
c. Vasilitas dan Reabilitas
Vasilitas yang ada di desa dadapayu sangat minim misalnya
dilihat dari perangkat desa ada beberapa perangkat yang belum
memiliki laptop sehingga pemerintah desa dadapayu dalam
mengembangkan sistem informasi desa belum maksimal.
Kemudian dilihat dari perlengkapan di Kantor Desa Dadapayu
juga mempunyai web, papan informasi, dll, di depan kantor desa
sehingga masyarakat yang tidak mempunyai hamphone Android
langsung datang ke depan kantor desa dan melihat isi informasi yang
suda di tempel lewat baliho yang ada di depan kantor desa.
Bagi yang suda mempunyai hamphone Android dapat mengakses
melalui website Dadapayu untuk melihat informasi-informasi dari
kantor desa menyangkut dengan APBDes, sehingga masyarakat
mengetahui kabar berita melalui web yang di kelolah oleh Pemerintah
Desa Dadapayu. Pemerintah desa telah mengupayakan bagi perangkat
desa harus dapat leptop 1 buah perorang, sehinga semua perangkat
29
desa dapat mengembangkan kapasitas pemerintah desa dengan baik
dalam membagun sistem informasi desa.
d. Menarik Kesimpulan
Berawal dari permulaan pengumpulan data, peneliti mulai
mencari makna dari data-data yang terkumpul. Selanjutnya peneliti
mencari arti dan penjelasannya kemudian menyusun pola-pola
hubungan tertentu ke dalam suatu kesatuan yang mudah dipahami dan
ditafsirkan.
30
BAB II
PROFIL DESA DADAPAYU DAN SISTEM INFORMASI DESA
A. Sejarah Desa
Pada tahun 1940 desa Dadapayu terbagi menjadi dua desa yaitu desa
Dayakan dan desa Ngenep. Kepala Desa Ngenep bernama Pak Senen
sedangkan kepala desa Dayakan bernama bapak Sapto Supardio. Desa Ngenep
terdiri dari sebelas padukuhan sedangkan desa Dayakan terdiri dari sembilan
Padukuhan. Pada awal proses penyatuan dua desa ini ada ketidak setujuan dari
salah seorang warga yang bernama Sontoloyo. Padahal semua warga
masyarakat menyetujui adanya penyatuan dua desa tersebut. Tetapi walaupun
demikian pada akhirnya desa Dayakan dan desa Ngenep dijadikan satu karena
Lurah desa Dayakan diberhentikan. Karena sang kepala desa di duga menjadi
pengikut PKI dalam kurun waktu tahun 1946-1948.
Pada saat itu jabatan kepala desa Ngenep lowong, sedangkan desa
Dayakan kepala desanya ada tetapi diberhentikan tidak dengan hormat. Untuk
mengisi kekosongan jabatan maka warga memiliki inisiatif untuk
menyelenggarakan Pilkades. Demi mengisi kekosongan tampuk kekuasaan di
desa Ngenep dan Dayakan. Letak balai desa berada di padukuhan Pokdadap,
yang di kemudian hari di beri nama kelurahan Dadapayu sampai dengan saat
ini.
Kepala desa Dadapayu sekarang Bapak Jumadi yang pada waktu itu
mengisihkan menjadi kepala desa melalui Musdes yang di selengarakan oleh
31
BPD, hanya melanjutkan program-program yang pada waktu itu Kepala Desa
bapak Rukamto, yang baru menjabat hanya satu setengah tahun
diberberhentikan oleh Bupati, kemudia pengisiannya kepala desa di lanjutkan
dengan regulasi Musdes yang dilaksanakan oleh BPD kemudian terpilihnya
Kepala Desa baru pada waktu itu bapak Jumadi selaku Kepala Desa
Dadapayu, dan Kepala Desa hanya melanjutkan program-program kerja dan
visi-misi nya bapak Rukamto dari tahun 2018.
Bapak Jumadi sebelum terpilih menjadi kepalah desa pernah menjabat
jadi Dukuh selama puluhan tahun di Padukuhan Nogosari, dengan itu tidak di
ragukan lagi dalam kepemimpinan nya untuk melaksanakan tanggun jawab
sebagai Kepala Desa Dadapayu, yang harus melanjutkan program kerja dan
visi-misi dari bapak Rukamto selalu kepala desa Dadapayu yang sebelumnya.
Dilihat dari perkembangan desa saat ini cukup baik dalam pelaksanaan
atau pengunaan Dana Desa dan pelaksanaan-pelaksanaan di bidang lembaga
berjalan dengan baik tampa ada masalah. Dan pelaksanaan program-program
kepala desa sebelumnya sudah dilaksanakan dengan usulan yang suda di kaper
di rencana kerja di Pemerintah Desa Dadapayu. Untuk tahun berikutnya nanti
sampai pada pilihan di tahun 2021 dan bapak Jumadi selaku kepala desa
Dadapayu akan berakhir massa jabatan nya di tahun 2021, terus nanti akan ada
pengisian lagi untuk pemilihan Kepala Desa yang baru. Yang nantinya
mempunyai kewenangan membuat visi dan misi yang baru untuk Kepala Desa
yang akan baru terpilih di tahun 2021 nanti.
32
B. Sistem Informasi Desa
Pengembangan Kapasitas Pemerintah Desa dalam Pengelolahan
Sistem Informasi Desa yang dapat bermanfaat bagi setiap pemangku
kepentingan yang dimana desa Dadapayu juga menjadi icon utama dalam
mengembangkan Sistem Informasi Desa itu dalam bentuk Web yang disitu
masyarakat dapat mengakses kabar berita terkini melalui Web desa Dadapayu
sebagai berikut yang tercantuk;
1) Program Kartu Kerja
2) Bantuan Alat cuci tangan di Pasar Wage desa Dadapayu
3) Langkah Muda Mendaftar Kartu Prakerja
4) Peraturan Desa Dadapayu
5) Cega Penyebaran Corona (Civid-19)
6) Penyemprotan Disinfektan
7) Bhabinkamtibmas Sebarkan Himbauan Di Pasar wage
8) Bhabinsa Dadapayu Ikut Jaga Posko Covid-19
9) Statistik Pengunjung Web Dadapayu dll
Dalam perkembangannya bukan hanya alat untuk memantau
pembangunan desa sebagaimana namanya di UU Desa yaitu Informasi
Pembangunan Desa dan Pembangunan Kawasan Perdesaan, namun juga
sebagai pustaka desa yang berisi data untuk merencanakan pembangunan
desa, dan kawasan perdesaan tentunya untuk mengembangan Sistem Informasi
Desa tersebut.
33
C. Visi dan Misi
1. Visi Desa Dadapayu adalah „‟Seko ndeso Malioboro, bali neng ndeso
nyejahtrakke uripe wargo mulyo ian sentoso, adil makmur berdasar
Pancasila‟‟
2. Misi Desa Dadapayu adalah melanjutkan program yang telah dilaksanakan
oleh Pemerintah Desa Dadapayu, yang terdiri dari;
a. Pemberdayaan Sumber Daya Alam
b. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
c. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Sumber : Monografi Desa Dadapayu, 2018
D. Keadaan Geografis
1. Batas wilayah
Letak dan keadaan lingkungan alam suatu wilayah merupakan
salah satu faktor utama penentu baik kondisi sosial, ekonomi, budaya,
kesehatan, maupun kelembagaan bagi masyarakat. Bermacam-macam
karakter dan kebudayaan menunjukkan kearifan lokal manusia sebagai
individu maupun sebagai kesatuan masyarakat terhadap lingkungan
sekitar. Desa Dadapayu merupakan salah satu desa yang berada di
kecamatan Semanu. Jarak dari desa ke kecamatan Semanu sejauh 10 Km.
Jarak dari desa ke Ibukota kabupaten Gunung Kidul sekitar 17 Km dan
jarak ke Ibukota Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 60 Km. Adapun
batas desa Dadapayu adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : desa Gombang dan desa Ngepo Sari
34
b. Sebelah Selatan : desa Giri Panggung
c. Sebelah Barat : desa Candi Rejo
d. Sebelah Timur : desa Pucang Anom dan desa Petir
2. Peta desa Dadapayu
Gambar 2.1
Sumber : Monografi Desa Dadapayu, 2018
35
Luas wilayah Desa Dadapayu sebesar 22.244.404 Ha. Secara
administratif desa Dadapayu terbagi ke dalam 20 pedukuhan serta 20 RW
dan 86 RT.
E. Pembagian wilayah Desa
Luas wilayah desa Dadapayu yaitu 2.224.4404 Ha. Secara
administratif desa Dadapayu terbagi dalam 20 padukuhan yang terbagi dalam
20 RW dan 86 RT. Informasi selengkapnya adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Nama Padukuhan di Desa Dadapayu
No Nama Padukuhan Luas Wilayah (Ha)
1 Dayakan Kulon 1.216.632
2 Dayakan Tengah 1.220.668
3 Kepuh 946.760
4 Kerdon 928.000
5 Pelem 1.026.378
6 Sempon Wetan 1.094.953
7 Sempon Kulon 1.046.100
8 Dedel Wetan 1.003.867
9 Dedel Kulon 916.730
10 Pokdadap 1.128.425
11 Ploso 1.077.057
12 Pomahan 846.320
13 Karang Tengah 1.250.285
14 Sendang 1.700.141
15 Nogosari 1.178.935
16 Sembuku 1.103.160
17 Kauman 1.245.597
18 Mojo 1.763.255
19 Nongko Singit 782.980
20 Ngalang Ombo 768.161
Sumber : Monografi Desa Dadapayu, 2018
36
Dusun terluas yang ada di desa Dadapayu adalah dusun Dayakan
Tengah yang memiliki luas sebesar 1.220.668 Ha dan dusun paling kecil dari
segi luas wilayah adalah dusun Ngalang Ombo yang hanya memiliki luas
sebesar 768.161 Ha.
F. Demografi
1. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
Tabel 2.2
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
(Org)
Persentase
(%)
1.
2.
Laki-laki
Perempuan
3.944
4.091
49
51
Jumlah 8.035 100
Sumber : monografi desa Dadapayu, 2018
Berdasarkan tabel 2-2 di atas dapat kita simpulkan bahwa jumlah
penduduk desa Dadapayu sebesar 8.035 jiwa dan mayoritas berjenis
kelamin perempuan dengan jumlah 4.091 jiwa atau 51,0 % dari total
jumlah penduduk secara keseluruhan.
37
2. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 2.3
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah
(Org)
Persentase
(%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tidak sekolah
TK
SD/Sederajat
SMP
SMA
D-1-D-3
S-1
S-2
161
628
2.333
3.452
1.187
163
108
3
1,94
7,92
29,42
43,54
14,97
1,42
0,73
0,03
Jumlah 8.035 100
umber : monografi Dadapayu, 2018
Berdasarkan tabel II-3 di atas dapat kita simpulkan bahwa jumlah
penduduk desa Dadapayu yang pernah mengenyam pendidikan sebesar
8.035 jiwa dan mayoritas hanya pernah menikmati pendidikan sampai ke
jenjang SMP dengan jumlah sebesar 3.452 orang atau 43,54 %. Dari total
jumlah penduduk secara keseluruhan. Pemerintah desa Dadapayu perlu
membuat sebuah terobosan baru berupa program kejar paket C bagi warga
yang masih memiliki ijazah SMP dengan cara mengalang kerja sama
dengan lembaga pendidikan yang sudah mendapatkan legalitas dari
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
38
3. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian
Tabel 2.4
Jumlah penduduk menurut mata pencaharian
No Jenis mata pencaharian Jumlah
(Org)
Persentase
(%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
PNS
Swasta
Pedagang
Petani
Tukang
Buruh tani
Pensiunan
Peternak
Jasa
Pengrajin
Tidak bekerja/Pengangguran
30
368
264
6.168
540
53
18
4
52
46
448
0,36
4,53
3,25
76,98
6,65
0,65
0,22
0,04
0,64
0,56
5,52
Jumlah 7.901 100
Sumber : monografi Dadapayu, 2018
Berdasarkan tabel 2-4 di atas dapat kita simpulkan bahwa
mayoritas penduduk desa Dadapayu memiliki mata pencaharian sebagai
petani yang merupakan pekerjaan khas dari desa agraris. Jumlah petani
mencapai 6.168 orang atau 76,98 % dari total jumlah penduduk secara
keseluruhan.
G. Kondisi Sosial Ekonomi
Potensi sumberdaya (SDA) yang ada di desa Dadapayu di manfaatkan
oleh warga masyarakat untuk bertani yaitu adanya lahan pertaniai. Potensi ini
menjadi salah satu sumber pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Dengan jumlah keluarga yang ada di desa Dadapayu. Sekaligus dilihat
dari sisi sosial ekonomi di desa Dadapayu cuku bagus dalam membagun
39
peternakan, perkebunan dan dalam pelaksanaan perekonomian nya sangat baik
dari sisi perkembangannya di desa Dadapayu.
Populasi peternakan di desa Dadapayu cukup bagus seperti misalnya,
hewan ternak seperti sapi, kerbau, ayam kampung, kambing dan dll, yang ada
di desa sangat baik dalam perkembangan nya.
Sedangkan tanah-tanah pertanian tersebut dimanfaatkan utuk
menanam tananam tumpang sari oleh masyarakat seperti padi, jagung, kacang,
ubi, sayur-sayuran, dan buah-buahan dan berbagai jenis tanaman pangan
lainya, yang di budidayakan oleh masyarakat desa Dadapayu.
H. Sosial Budaya
Keadaan sosial budaya yang ada di desa Dadapayu berdasarkan hasil
wawancara di lapangan, masih berjalan sangat baik. Semnagat bergotong
royongnya juga relaif masih tinggi. Seperti halnya kerja bakti membagun
jalan, kerja bakti membagun rumah, apalagi gotong royong pada saat musim
panen dan pada saat tanam padi, kacang, singkong dan lain sebagainya.
Berdasarkan data primer yang ada di desa Dadapayu pada tahun 2018,
keadaan sosial budaya antar suku, agama, dan antar golongan masih berjalan
aman dan damai walaupun hidup berdampingan. Dalam bidang kebudayaan
Desa Dadapayu masih sangat kental dengan adat istiadatnya. Hal ini masih
ada dibuktikan adanya upacara adat untuk memperingati seperti Kirab
Budaya, Rasulan, Jatilan, Hajatan (Upacara Perkawinan), Tahlilan (Upacara
Kematian), Kenduri Selamatan, dll.
40
I. Pemerintahan Desa
Kondisi organisasi Pemerinta Desa Dadapayu terdiri dari Kepada Desa
serta Perangkat Desa. Perangkat desa terdiri atas Kepala Urusan yang berada
dibawa dan yang bertanggungjawab kepada Sekertaris Desa. Kepala Urusan
ini terdiri dari kepala urusan Umum, Kepala Urusan Keuangan dan Kepala
Urusan Perencanaan. Urusan teknis terdiri dari Kepala Seksi Pemerintahan,
Kepala Seksi Kesejahtraan dan Kepala Seksi Pelayanan yang berada dan
bertanggungjawab langsung kepada Kepala Desa. Dalam rangka pelaksanaan
urusan-urusan pemerintah, pembagunan, pemberdayaan masyarakat dan
pembinaan masyarakat di tingkat wilayah diangkat unsur kewilayaan. Unsur
kewilayaan ini bertanggunjawab kepada kepala desa dan membantu Kepala
Desa dalam penyelengaraan pemerintah. Berdasarkan Peraturan Desa Nomor :
Tahun 2008 tentang susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan Desa yang
masih merujuk pada Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 17
tahun 2007 tentang susunan organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa.
Struktur Organisasi Pemerintah Desa Dadapayu ada sebagai Berikut:
a. Kepala Desa;
b. Sekertaris yang membawahi;
1. Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum;
2. Kepala Urusan Keuangan;
3. Kepala Urusan Perencana
c. Urusan Teknis terdiri dari;
1. Bagian Pemerintahan;
41
2. Bagian Kesejahtraan Rakyat;
3. Bagian Pembagunan
d. Urusan Wilayah terdiri dari dua puluh Dukuh;
e. Staf Perangkat Desa;
Berikut ini adalah tabel Jumlah Perangkat desa dadapayu;
Tabel 2.5
Tabel Sesuai Tigkat Pendidikan (Orang)
No Jabatan Jumlah
(Pers Onil)
Jenjang Pendidikan
SD SMP SMA D3 S1
1 Kepala Desa 1 1
2 Sekertaris Desa 1 1
3 Kepala Bagian 3 1 2
4 Kepala Urusan 3 3
5 Staf 2 2
6 Dukuh 20 3 17
Jumlah 30 3 18 6 3
Sumber; data Monografi Desa Dadapayu Tahun 2018
Dalam penyelenggaraan pemerintah desa, di dukung dengan perangkat
desa sebanyak 30 orang dan BPD 10 orang. Perangkat Desa diangkat melalui
mekanisme penyaringan melalui ujian tertulis yang di selenggarakan oleh
Panitia Pengisihan Perangkat Desa. Perangkat Desa di Dadapayu memiliki
tingkat pendidikan rata-rata wajib belajar 12 tahun atau SMA/Sederajat
dengan jumlah sebanyak 25 perangkat Desa. Hal ini pemerintah desa berusaha
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang tersedia.
Untuk mengetahui secara jelas mengenai Struktur Pemerintah Desa
Dadapayu, alangkah baiknya para pembaca melihat secara berurutan struktur
Pemerintah Desa Dadapayu, berdasarkan jabatan di Kecamatan Semanu,
Kabupaten Gunugkidul, berikut ini adalah nama-nama Perangkat Desa.
42
1. Kepala Desa : Jumadi
2. Sekretaris Desa : Prihantara
3. Kepala seksi Pemerintahan : Yudas Sutarto
4. Kepala Seksi Kesejahtraan : Sunoto, S,IP
5. Kepala Seksi Pelayanan : Deni Eviana, S,Pd
6. Kepala Urusan Tata Usaha Umum : Sarmanta
7. Kepala Urusan Keuagan : Lusia Widayant
8. Kepala Urusan Pemerintahan : Rusdi
9. Staf 1 : Suyata
10. Staf 2 : Atik Muslimah
11. Dukuh Dayakan Kulon : Sumadi
12. Dukuh Dayakan Tengah : Taryono
13. Dukuh Kepuh : Barno
14. Dukuh Kerdon : Yulianto
15. Dukuh Pelem : Triyuono
16. Dukuh Sempon Wetan : Sugito
17. Dukuh Sempon Kulon : Trihastono
18. Dukuh Dedel Wetan : Ngatemin
19. Dukuh Dedel Kulon : Yatna
20. Dukuh Pokdadap : Tukirin
21. Dukuh Ploso : Karsino
22. Dukuh Pomahan : Dian Kurniawan Saputro
23. Dukuh Karang Tengah : Sarwanto
24. Dukuh Sendang : Sunasip Prihantoro
43
25. Dukuh Sembuku : Astuti
26. Dukuh Nogosari : Roni Irawan
27. Dukuh Kauman : Tolu Riyanto
28. Dukuh Mojo : Suharini
29. Dukuh Nogkosingit : Mochamad Akbar Miyono
30. Dukuh Ngalalombo : Wita Yulianto
44
Gambar 2.3
Struktur Organisasi Pemerintah Desa Dadapayu
Sumber; data Monografi Desa Dadapayu Tahun 2018
Badan
Permusyawaratan
Desa (BPD)
Kepala Desa
Sekretaris Desa
Urusan
Keuangan
Urusan TU
Umum Urusan
Perencanaan
Bagian
Pemerintaha
n
Bagian
Kesra Bagian
Pembangunan
Dukuh
Dukuh
Ngalang
ombo
Dukuh Nongko
singit
Dukuh
Mojo
Dukuh
Sembuku
Dukuh
Karang
tengah
Dukuh
Nogosari Dukuh
Kauman
Dukuh
Pomahan
Dukuh
Ploso
Dukuh
Sendang
Dukuh
Pok
dadap
Dukuh
Dedel
kulon
Dukuh
Dedel
wetan
Dukuh
Sempon
Wetan
Dukuh
Sempon
Kulon
Dukuh
Kerdon
Dukh Dayakan
Tengah
Dukuh Dayakan
Kulon
Dukuh
Kepuh
Dukuh
Pelem
45
Struktus Organisasi Pemerintah Desa Dadapayu, sebagaimana
dipaparkan dalam Undang-Undang Nomor 06 tahun 2014 bahwa di dalam
desa terdapat tiga kategori kelembagaan desa yang memiliki peranan dalam
tata kelola desa, yaitu: pemerintah desa, badan permusyawaratan desa, dan
lembaga kemasyarakatan.
Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal usul dan adat istiadat masyarakat setempat yang diakui dalam
sistem pemerintahan nasional. Desa Dadapayu dalam kegiatan pemerintahan
dilaksanakan oleh pemerintah desa yaitu kepala desa dan perangkat desa
menurut peraturan pemerintah tugas pokok pemerintah desa melaksanakan
sebagian tugas pemerintah daerah berdasarkan pelimpahan wewenang dari
camat. Berikut adalah penjelasan dari tugas dan fungsi beberapa perangkat
dalam pemerintah desa Dadapayu yaitu:
1. Kepala Desa
Kepala desa berkedudukan sebagai pemimpin pemerintahan di desa
yang kedudukannya sejajar dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD),
dalam pelaksanaan peran dan kewajibannya bertanggungjawab kepada
rakyat melalui Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Dalam
menyampaikan laporan mengenai pelaksanaan tugasnya kepada Bupati
melalui Camat, Kepala Desa mempunyai tugas:
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintah desa
b. Membina kehidupan masyarakat
46
c. Membina perekonomian rakyat
d. Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat memajukan
rancangan Peraturan Desa dan bersama dalam perwakilan Desa (BPD)
menetapkan sebagai peraturan desa.
e. Menjaga kelestarian adapt istiadat yang hidup dan berkembang di desa.
Untuk penyelenggaraan tugasnya kepala desa dibantu oleh pamong
desa.
2. Sekretaris Desa
Sekretaris Desa berkedudukan di bawah tanggungjawab kepala
desa. Sekretaris Desa mempunyai tugas menyelenggarakan tata usaha dan
menjalankan administrasi desa serta memberikan pelayanan teknis
administrasi kepada seluruh aturan organisasi pemerintah desa, untuk
menyelenggarakan tugasnya. Sekretaris Desa mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan surat menyurat dan kearsipan
b. Melaksanakan rencana dan laporan kegiatan pemerintah desa
c. Melaksanakan urusan perlengkapan dan rumah tangga pemerintah desa
d. Melaksanakan urusan keuangan desa
e. Melaksanakan administrasi desa
f. Menyusun rencana peraturan desa, keputusan kepala desa dan
ketentuan peraturan desa yang lain.
47
3. Kepala Seksi Pemerintahan
Kepala Seksi Pemerintahan adalah suatu unsur yang pelansakaan
teknik lapangan yang membantu tugas kepala desa di bidang pemerintah,
keududukannya di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala desa.
Dalam pelaksanaan tugas dibantu oleh maksimal dua orang sesuai dengan
beban kerja dan kemampuan desa serta disesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku. Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi kegiatan pemerintah desa, khususnya dalam memelihara dan
ketertiban desa, melaksanakan administrasi kependudukan administrasi
pertahanan serta pembinaan kehidupan sosial politik.
4. Kepala Seksi Kesejahteraan
Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pemerintah desa di
bidang kesejahteraan masyarakat yang meliputi pengkoordinasian
penyusunan program dan pelaksanaan pembinaan kesejahteraan
masyarakat.
5. Kepala Seksi Pelayanan
Mempunyai tugas membantu melaksanakan sebagian tugas
pemerintah desa di bidang pelayanan umum yang meliputi kekayaan dan
inventarisasi desa, kebersihan serta sarana dan prasarana umum.
6. Kaur Tata Usaha dan Umum
Kepala tata usaha dan umum berkedudukan sebagai unsur staf
sekretariat. Tugas utama kepala tata usaha dan umum di desa adalah
48
membantu sekretaris desa dalam melaksanakan administrasi umum, tata
usaha dan kearsipan, pengolahan interventarisir kekayaan desa serta
mempersiapkan rapat dan laporan.
7. Kaur Perencanaan
Kepala urusan perencanaan bertugas membantu sekretaris desa
dalam urusan pelayanan administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan. Kaur perencanaan memiliki fungsi mengkoordinasikan
urusan perencanaan seperti menyusun anggaran pendapatan dan belanja
desa, menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan adalah
sebagai berikut:
a. Mengumpulkan dan memformulasikan data untuku bahan penyusunan
program dan merencanakan pengelolaan keuangan dan kekayaan desa
b. Menyusun program kerja pelaksanaan tugas dan perencanaan desa
c. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan penyusun program dan
perencanan desa
d. Mengumpulkan dan menyiapkan penyusunan program kerja
pelaksanaan tugas kerjasama.
8. Kaur Keuangan
Kepala urusan keuangan berkedudukan sebagai staf
kesekretariatan. Tugas pokok dari kaur keuangan adalah membantu
sekretaris desa dalam melaksanakan pengelolaan sumber pendapatan desa,
49
pengelolaan administrasi keuangan desa dan mempersiapkan bahan
penyusunan APB Desa fungsi:
a. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan desa
b. Persiapan bahan penyusunan APB Desa
c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan sekretaris desa
9. Kepala Dusun
Kepala dusun adalah pembantu tugas kepala desa dalam wilayah
dusun yang berkedudukan di bawah kepala desa dan bertanggungjawab
kepada kepala desa. Tugas kepala dusun dan pemerintah desa adalah
sebagai berikut:
a. Pembangunan kepala desa dalam melaksanakan tugas kepala desa di
wilayah kerjanya
b. Melaksanakan bagian pemerintahan, dan ketertiban di wilayah
kerjanya
c. Melaksanakan peraturan desa di wilayah kerjanya
d. Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala desa
Selain adanya perangkat desa, di Desa Dadapayu juga mempunyai
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang nantinya juga memiliki peran
penting dalam roda pemerintahan di Desa Dadapayu. Berikut ini adalah
lembaga-lembaga kemasyarakatan di Desa Dadapayu;
a. LPMD
b. PKK
50
c. RT
d. RW
e. Karang Taruna
J. Lembaga Kemasyarakatan Desa Dadapayu
Menurut Permendagri Nomor 18 Tahun 2018 tentang Lembaga
Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa. Definisi dari Lembaga
Kemasyarakat Desa adalah wadah partisipasi masyarakat sebagai mitra
pemerintah desa, ikut serta dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan, serta meningkatkan pelayanan masyarakat Desa. Beberapa
jenis Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah sebagai berikut :
1. Badan Permusyawaratan Desa adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa;
2. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah sebuah lembaga lokal
yang bertugas menyusun, menggerakkan dan melaksanakan proses
pemberdayaan masyarakat desa;
3. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga adalah sebuah lembaga lokal yang
bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan membina pelaksanaan
program kerja PKK sesuai dengan keadaan dan kebutuhan warga
masyarakat;
4. Karang Taruna adalah sebuah lembaga yang bertugas untuk
menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan mengembangkan jiwa
kepemimpinan para anak muda;
51
5. RT dan RW adalah sebuah lembaga lokal yang bertugas untuk
menampung dan menyalurkan aspirasi kepada pemerintah desa serta
menjadi pihak pertama yang menjadi mediator dalam menangani
perselisihan antar warga.
52
BAB III
ANALISIS
A. Analisis
Dalam pengembanagan kapasitas pemerintah desa di Desa Dadapayu
merupakan penjabaran terhadap bentuk dari Sistem Informasi Desa. Analisis
data yang dilakukan dengan analisis kualitatif untuk menjelaskan fenomena di
lapangan secara mendalam berkaitan model komunikasi berbasis SID anatara
warga dan pemerintah Desa melalui serangkaian wawancara dengan segenap
key persons. Adapun tahap-tahap analisis dimulai dari pengumpulan data,
identifikasi data. Reduksi data, interpretasi data.
1. Pengembangan Kapasitas pada Tingkat Individu dalam Pengelolaan
Sistem Informasi Desa
Pengembangan kapasitas yang dilakukan oleh pemerintah desa
tahun 2018 itu ada berupa pelatihan menggunakan komputer kususnya
kepada kepala-kepala dukuh untuk pembuatan surat menyurat. Untuk
kelengkapan fasilitasnya pengelolaan SID suda mempunyai web hanya
saja kendala internet yang belum memadai dan belum bisa atau belum
lancar dan kelengkapan fasilitas komputer ada setiap kaur kepala seksi
pemerintahan dan staf adminstari desa badan pemerintah desa sie umum
dan kaur perencanan kami semua memiliki (l buah laptop masing-masing).
Dengan melaksanakan kelengkapan fasilitas pengelolaan dalam
pemerintah desa Dadapayu melengkapi beberapa fasilitas yang diolah
53
pemerintah desa terutama pada tingkat sistem informasi desa, karena
proses pelayanan bisa berlangsung sangat efisien dan cepat. Sistem
informasi desa berbasis online sangat membantu warga untuk
menyamapaikan berbagai informasi dan keluhan terkait dengan berbagai
pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah desa, karena warga cukup
menggunakan media sosial, maka akan memperoleh respon dari tangkapan
sistem informasi desa adminstrasi kependudukan desa membantu warga
terkait dengan database. Seperti yang telah di ungkapkan oleh Bapak
Jumadi selaku Kepala Desa Dadapayu yang menyatakan bahwa:
“Secara rutin pemerintah desa melaksanakan pelatihan pembinaan
pada perangkat desa bahkan aturan juga berubah-rubah sehingga
kami selalu mengadakan pengembangan kapasitas di perangkat
desa sendiri dan ini lebih fokus pada perangkat-perangkat desa
yang dikantor, dan tahun anggaran 2020 kami rencana
memaksimalkan yang rata-rata belum bisa komputer memasukan
data-data dari wilayah padukuhan. Tahun depan pemerintah desa
akan memaksimalkan, sehingga pengembangan kapasitas ini juga
tentunya akan di bahsa dalam rapat-rapat secara umum sosialisai,
pengelolaan serta pengetahuan perangkat-perangkat desa dengan
situasional. Sistem informasi desa juga kondisi permasalahan itu
bisa diatasi untuk mengupayakan semacam membuka internet
untuk saat ini dan juga sangat sulit sehingga pemerintah desa harus
meningkatkan bagaimana sistem informasi desa itu berjalan dengan
baik. Desa Dadapayu saat ini belum maksimal untuk mengelola
Sistem Informasi Desa kami juga akan mengupayakan lebih
kepada masyarakat. Pemerintah Desa selalu memberikan keluhan
kepada masyarakat secara langsung maupun secara tidak langsung
kami terjun ke masyarakat untuk mengetahui masalah terhadap
masyarakat dalam perindividu dan perkelompok kegiatan namun
demikian menyikapi keluhan masyarakat untuk menanggapi
masalah kesulitan apapun, penyelesaian secara tertentu kita
tampung menyelesaikan masalah itu membutuhkan anggaran dan
juga keterbatasan anggaran untuk itu pemerintah Desa musyawarah
kepada masyarakat untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam
pelayana publik kepada mayarakat saat ini. Dilihat dari
permasalahan adalah kesulita internet/jaringan di desa Dadapayu
karna ada beberapa padukuhan yang kesulitan internet sehingga itu
54
Informasi kepada masyarakat masih manual melalui diskusi
kelompok rapat ataupun memberikan informasi kepada masyarakat
melalui fanspage, group facebook dan WhatsApp, masyarakat
masih 75% belum mengelola Sistem Informasi Desa. (hasil
wawancara hari senin tanggal 18 November 2019 bersama Bapak
Jumadi selaku Kepala Desa Dadapayu)”.
Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
kelengkapan fasilitas dalam pengelolaan sistem informasi desa,
pemerintah desa Dadapayu melengkapi beberapa fasilitas yang diolah
pemerintah desa terutama pada sistem informasi desa, karena proses
pelayanan bisa berlangsung sangat efisien dan cepat. Sistem Informasi
Desa berbasis online sangat membantu warga untuk menyamapaikan
berbagai informasi dan keluhan terkait dengan berbagai pelayanan yang
dilakukan oleh pemerintah desa, karena warga cukup menggunakan media
sosial, maka akan memperoleh respon dari tangkapan sistem informasi
desa. Desa Dadapayu merupakan kewajiban dari seorang Kepala Desa
sebagaimana tercatat dalam UU Desa. Hasil wawancara Kepala Desa
Dadapayu menunjukan bahwa pengembangan kapasitas yang dilakukan
oleh pemerintah desa di desa Dadapayu. Kepala desa selalu melakukan
koordinasi dengan Aparatur Desa mau pun dengan Kepala-Kepala seksi di
Desa Dadapayu, hal ini sesuai dengan hasil wawancara bersama ke-dua
staf seperti Sekertaris desa, Kepala Sie Umum dan Badan
Permusyawaratan Desa Dadapayu serta Staf Administrasi Desa Dadapayu.
Seperti yang ditambahkan oleh Ibu Atik Muslima selaku Sataf
Administrasi Desa yang dalam hasil wawancaranya menyatakan bahwa :
55
“Untuk saat ini Pengembangan Sistem Informasi Desa itu sendiri
belum maksimal sehingah itu kami dari pemerintah desa dapat
melaksanakan dan membentuk tim untuk membagi berita ke
masyarakat sehingga informasi terkait dengan desa berjalan untuk
memberitahukan program-program kerja dari desa kami selalu
update melalui fanpage, whatsaap dan di group facebook kami
publikasikan informasi- informasi yang berkaitan dengan program
pemerintah desa misalnya seperti anggaran dana APBDes dengan
kapasitas yang dilakukan oleh pemerintah desa, terutama dalam
peningkatan interpersonal untuk memperkuat kelembagaan
pemerintah desa Dadapayu dalam pengelolaan Sistem Informasi
Desa‟‟. Hasil wawancara hari selasa tanggal 19 November 2019
bersama Bapak Prihantara selaku Sekertaris desa).”
Berdasarkan pemaparan diatas maka disimpulkan bahwa
kelengkapan antara Pemerintah Desa dengan seluruh kepala seksi
pemerintahan yang ada di Desa Dadapayu yang dilaksanakan berjalan
dengan baik walaupun kondisi internetnya sangat renda untuk diakses oleh
pemerintah dan masyarakat desa Dadapayu dalam pengelolahan sistem
informasih desa.
Kualitas pengelolaan sistem informasi desa, membuat salah satu
tim utntuk memberitahukan informasi-informasi terkait dengan APBDes
pemerintah Dadapayu dalam hal ini pengawasan maupun pengelolahan
dalam sistem infomasi desa sangat baik walaupun kondisi internet kurang
memadai, sehingga pemerintah desa Dadapayu mengakses informasih baru
langsung dibagikan secara langsung ke masyarakat.
Sedangkan yang disampaikan oleh Bapak Giyarno selaku seksi
Badan Pemerintah Desa yang menyatakan bahwa;
“Pengelolaan kapasitas sistem informasi desa diposting papan
informas tentang program kerja desa sehingga masyarakat dapat
mengetahui apa program desa yang akan dilaksanakan dalam
56
pembangunan pemerintah desa Dadapayu dalam mendorong
trasparasi penyelenggaran pemerintahan desa dengan secara
memanfatkan website dan papan informasi sebagai wadah
keterbukaan dokumen yang merupakan konsumsi publik seperti
laporan penyelenggaran pemerinta desa rincian APBDes
pemerintah desa. Dan ada pula di kantor desa memposting papan
informasi tentang program kerja sehingga masyarakat di desa bisa
mengetahui apa program kerja yang akan di laksanakan oleh
pemerintah desa dadapayu. Dadapayu di bentuk kelompok pemuda
karang taruna se-dadapayu dengan di bentuk berupa jaringan
komunisasi seperti WhatsApp, sehingga ada berita atau informasih
program dari desa semua masyarakat dapat mengetahui walaupun
didesa dadapayu jaringannya belum maksimal. Adapula bentuk
informasih atau pengumuman dari kantor desa sepeti di bagikan
surat undangan ke setiap padukuhan dan informasih lain di bagikan
melalu via fanspage, group facebook dan whatsApp, namun
jaringan internet di dadapayu tidak maksimal. (hasil wawancara
hari selasa tanggal 26 November 2019 bersama Bapak Giyarno
selaku Kepala seksi Badan Pemerintahan Desa ).”
Berdasarkan pemaparan diatas maka disimpulkan bahwa,
Penerapan model sistem informasi desa sangatlah baik dalam
pengelolahan sintim informasi desa dengan itu keuangan Desa atau
APBDes online adalah sistem untuk melayani adminstrasi pengelolaan
keuangan desa yang bisa diakses oleh kabupaten melalui dinas terkait,
serta diakses warga desa Dadapayu, walau jaringan internetnya belum
maksimal di beberapa padukuhan, sehingga transparasi dan akuntabilitas
keuangan desa bisa terlaksana. Dengan demikian penerapan SID online ini
bisa birokerasi desa untuk teransparan dan akuntabel. Akan melaporkan
setiap perkembangan, serta masalah-masalah yang dihadapi terutama
terciptanya akuntabilitas, Proses koordinasi dilakukakan dengan maksud
agar terbangunnya hubungan yang baik antara pihak Pemerintah Desa dan
pihak-pihak dukuh dan karang taruna yang ada di Desa Dadapayu
57
sehingga dalam penyelenggaraan Pemerintah dapat berjalan secara efektif,
afisien dan transparan.
Sikap pemerintah desa dadapayu dalam merespon keluhan dari
masyarakat penguna sistem informasi desa mempunyai model SID dalam
penyeleggaraan pemerintah di Desa Dadapayu mempunyai model IT
yakni: 1) Sistem Pemerintah Desa (Simpedes), 2) Sistem Informasi Desa
(SID) Penerapan kedua sistem berbasis IT ini sangat membantu aperatur
desa dan juga warga masyarakat desa, karena proses pelayanan bisa
berlangsung sangat efisien dan tepat. Sistem pemerintah desa berbasis
online sangat membantu warga untuk menyampaikan berbagai informai
dan keluhan terkait dengan barbagai pelayanan yang dilakukan oleh
pemerintah desa, karena warga cukup dengan menggunakan media sosial.
Penerapan sistem informasi administrasi dan kependudukan, sehingga
warga tidak disibukkan berbagai persayaratan adminstratif dalam
mengurus dokumen. Sistem informasi pembangunan desa dan
pembangunan kawasan perdesaan yang bisa dimanfaatkan oleh kabupaten
maupun warga desa.
Penguna keluhan dari masyarakat sebagai referensi bagi perbaikan
penyelengaraan pada massa mendatang desa dadapayu penerapan ICT di
desa dadapayu model sistem pemerintahan desa berbasis online adalah
sistem untuk menampung berbagai aspirasi, informasi keluhan warga
kepada pemerintah desa terkait dengan pelayanan warga desa. Dari
masukan warga selanjutnya direspon oleh pemerintah desa secara cepat
58
dan tepat. Seperti yang diungkapkannya oleh Bapak Sarmanta Kepala sie
umum yang dalam hasil wawancaranya menyatakan bahwa;
“Keluhan masyarakat kami tampung lewat BPD sebagai
penyampai aspirasi masyarakat dan musyawarakan dengan sie
umum pelayanan dalam merespon keluhan-keluhan dari
masyarakat dalam pengelolahan sistem informasi desa di desa
Dadapayu ini kami sie umum biasa kerjasama dengan
kependudukan untuk mengabdet data dan pemerintahan setelah
kami menerima hasil rekapan data dari semua padukuhan lalu akan
kami serakan dalam bentuk laporan setiap bulan ke-kecamatan, dan
juga kami selalu berkoordinasi dengan padukuhan-padukuhan
lewat rapat desa yang di selenggarakan (1 bulan sekali). (hasil
wawancara hari jumat tanggal 26 November 2019 bersama Bapak
Sarmanta selaku Kepala Sie Umum).”
Berdasarkan pemaparan diatas maka disimpulkan bahwa, dalam
pelayanan sistem Pemerintah Desa berbasis online sangat membantu
warga untuk menyampaikan berbagai informasi dan keluhan terkait
dengan rekapan data dari semua padukuhan barbagai pelayanan yang
dilakukan oleh pemerintah desa, karena warga cukup dengan
menggunakan media sosial. Penerapan sistem informasi desa, dan warga
tidak disibukkan berbagai persayaratan adminstratif dalam keluhan
masyarakat.
Pemerintah desa melalui pengelolaan sistem informasi desa
berdasarkan tangkapan masyarakat dengan penggunaan pemerintah desa
dadapayu dalam menigkatkan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah
dengan cara menggunakan SISKEUDES. Aplikasi sistem ini digunakan
untuk penghitungan keuangan dan pelaporannya. Metode yang dilakukan
ini merupakan pembuktian bahwa pemerintah desa dadapayu sangat
59
mengutamakan akuntabilitas dengan mendekatkan pada Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, sehingga pembuatan
perencanaan dan pelaporan keuangan.
Dalam memberikan pelayanaan kepada masyarakat pemerintah
harus mampu mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilakukan
terutama program yang teralisasi sampai kepada penggunaan anggaranya.
Tata pemerintah yang akuntabel menjadi dimensi dalam memciptakan tata
pemerintahan yang baik (good governance) yang di peroleh berupa hasil
wawancara yang disampaikan oleh Bapak Rusdi selaku Kepala Kaur
Perencanaan Desa Dadapayu yang menyatakan bahwa;
„‟Dalam pengelolaan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah
desa menggunakan sistem informasi desa di desa Dadapayu setiap
tahun ada anggaran APBDes dan penyelenggaraan pemerintah
dengan cara menggunakan SISKEUDES sistem ini digunakan
untuk penghitungan keuangan dan pelaporannya aplikasi sistem di
gunakan untuk pengelolaan menghitung keuangan untuk kedepan
bisa lebih mudah untuk di olah data maupun laporan
pertanggungjawaban pemerintah desa dari dukuh-dukuh yang
disampaikan pada saat rapat bersama antara Pemerintah Desa dan
kepala-kepala dukuh dilaksanakan dalam (1 bulan sekali
pelatihan).‟‟
Pengembangan kapasitas pemerintah desa dalam pengelolaan
sistem informasi desa dengan bawahannya dengan tujuan mengetahui apa
saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan baik dari pihak desa maupun
masyarakat ketika melayani sistem informasi sehingga keinginanan dalam
proses laporan ditempat berjalan dengan baik di Desa Dadapayu.
Berdasarkan prinsip tahap awal, proses sistem informasi harus dilakukan
pada tahap awal proses manajerial. Harus dimulai sejak proses
60
perencanaan sehingga dapat menghasilkan perencanaan dan implementasi
yang baik. Berdasarkan prinsip kesinambungan, koordinasi merupakan
sebuah proses yang berkelanjutan atau berkesinambungan. Proses
koordinasi dimulai sejak membentuk organisasi sampai organisasi tersebut
berjalan dengan baik. Koordinasi selalu dilakukan secara
berkesinambungan dalam setiap proses pelaksanaanya dalam pengelolahan
di desa Dadapayu menjadi baik kedepan dan bisa bersaing dengan desa-
desa tetangga di kecamatan Semanu.
2 Pengembangan Kapasitas pada Tingkat Organisasi dalam
Pengelolaan Sistem Informasi Desa
Pemerintah desa dalam Pasal 86 undang-undang dimaksud
menyatakan bahwa, desa berhak mendapatkan akses informasi melalui
sistem informasi desa yang dikembangkan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota, meliputi penyediaan fasilitas perangkat keras dan
perangkat lunak, jaringan serta sumber daya manusia yang dikelola oleh
pemerintah desa sebagai penyelenggara pemerintahan di desa untuk
menyediakan informasi, meliputi data desa, serta informasi lain yang
berhubungan dengan desa.
Dengan melaksanakan kelengkapan fasilitas pengelolaan melalui
pemerintah desa Dadapayu melengkapi beberapa fasilitas yang diolah
pemerintah desa terutama pada sistem informasi desa, karena proses
pelayanan bisa berlangsung sangat efisien dan cepat. Sistem informasi
desa berbasis online sangat membantu warga untuk menyamapaikan
61
berbagai informasi dan keluhan terkait dengan berbagai pelayanan yang
dilakukan oleh pemerintah desa, karena warga cukup menggunakan media
sosial, maka akan memperoleh respon dari tangkapan sistem informasi
desa adminstrasi kependudukan desa membantu warga terkait dengan
database. Seperti yang telah di ungkapkan oleh Bapak Y. Sutarto selaku
Kepala Seksi Pemerintahan yang dalam hasil wawancaranya menyatakan
bahwa :
“Kesesuaian pengelolaan sistem informasi desa yang diberikan
kepada masyarakat adalah dari pemerintah desa sudah di
anggarkan dana untuk membeli komputer untuk penyimpanan file-
file dalam komputer itu bisa diakses web/situs kepada warga desa
tetapi saat ini kami kendala dengan internet karna belum bisa
menyampaikan berbagai informasi dan keluhan terkait
penyelenggaraan pemerintah desa dadapayu melalui berbagai
media sosial jarigan internet belum memadai dan tidak hanya di
dadapayu tapi yang lagi merantau pun sangat sulit mengakses
tentang desa Dadapayu, tetapi kami suda mempunya web yang bisa
di kunjunggi dari luar desa Dadapayu sementara ini kami di desa
dadapayu kendala dengan jaringan internet di beberapa padukuhan.
(hasil wawancara hari rabu tanggal 19 November 2019 bersama
Bapak Y. Sutarto selaku kepala seksi pemerintahan).”
Berdasarkan pemaparan diatas maka disimpulkan bahwa
memberikan respon aspirasi warganaya, untuk itu di Desa Dadapayu setiap
tahun diselenggarakan penguatan kapasitas pemerintah desa untuk
menigkatkan kemampuan aparat desa dalam bidang Sistem Informasi Desa
tantangan besar dalam melaksanakan sistem informasi desa di Desa
Dadapayu rendanya kapasitas dalam mengoperasionalkan perangkat
Sistem Informasi Desa. Hal ini menunjukan bahwa pemerintah Desa
62
Dadapayu belum mempunyai kapasitas yang memadai dalam bidang
Sistem Informasi Desa, di Desa Dadapayu belum optimal.
Kinerja pemerintah desa dalam menjawab keluhan masyarakat
segala informasi keluhan dan masukan akan diterima oleh server sistem
informasi desa selanjutnya akan direspon sesuai kebutuhan warga atas
masukan tersebut. Dengan demikian akan memeperoleh jawaban atas
pertanyaan tersebut, jika masukan itu memerlukan tidak lanjut, maka
kepala desa akan mengkordinasikan dengan perangkat desa terkait untuk
memutuskan tidak lanjut. Dengan SID berbasis web ini sangat membantu
pemerintah desa karena memperoleh informasi untuk perbaikan
penyelenggaraan pemerintah desa, khususnya dalam pelayanan publik.
Dari sisi warga dengan SID berbasis web ini, warga juga sangat diberi
kemudahan dalam menyampaikan aspirasi dan keluhan, karena tidak perlu
datang di Kantor Desa dalam menyampaikan masukan, sehingga tidak
meyita dan waktu dan biaya. Disamping itu dengan penerapan SID
berbasis web ini bisa mewujudkan pemerintahan yang terbuka (open
government), sekaligus bisa memaksa perangkat desa untuk transparan dan
resfonsif dalam penyelenggaraan pemerintah desa dengan segala
konsekuensinya.
Pengembangan kapasitas berdasarkan hasil wawancara dengan
kepala Seksi Badan Permusyawarataan Desa yang menjadi informen yang
sama halnya juga di paparkan oleh Bapak Wahyudi Selaku Kepala Seksi
63
Badan Permusyawarataan Desa yang dalam hasil wawancaranya
menyatakan bahwa :
“Pengelolaan sistem informasi desa mengenai dalam pembangunan
di desa Dadapayu dalam mendorong transparasi setiap tahun dana
APBDes semua laporan mengenai hasil-hasil pembanguan
dijalankan dengan baik kami bangun jalan di beberapa padukuhan
kita secara langsung disampaikan laporan pertanggungjawaban
pemerintah, desa, Rincian APBDes kami sudah menyampaikan
informasi ini lewat papan nama yang ada di Kantor desa Dadapayu
mengenai alokasi dana desa APBDes melalui website pendapatan
hasil desa jangka panjang pembangunan desa kami sudah
menyampaikan kepada warga masyakarat dadapayu. (hasil
wawancara hari rabu tanggal 25 November 2019 bersama Bapak
Wahyudi Kepala seksi Badan Permusyawaratan Desa Dadapayu).”
Berdasarkan pemaparan diatas maka disimpulkan bahwa,
pengelolaan kapasitas sistem informasi desa mengenai dalam mendorong
transparasi setiap tahun dana APBDes semua laporan mengenai hasil-hasil
pembangunan di Desa Dadapayu antara Pemerintah Desa dalam
pembangunan dilaksanakan melalui proses setip kebijakan dalam bidang
pemerintahan, pembagunan dan pelayanan publik harus meningkat
prinsip-prinsip partisipasi masyarakat pemerintahan dan keadilan sejak
dari proses perencanaan sampai dengan evaluasi keterangan atau direkap
dalam rapat. Desa yang dilakukan (1 bulan sekali) sebagaimana juga yang
disampaikan oleh Bapak Giyarno selaku seksi Badan Pemerintah Desa
yang menyatakan bahwa;
“Pengelolaan kapasitas sistem informasi desa selama ini di
jalankan dalam pembangun pemerintah desa dadapayu dalam
mendorong trasparasi penyelenggaran pemerintahan desa dengan
secara memanfatkan website sebagai wadah keterbukaan dokumen
yang merupakan konsumsi publik seperti laporan penyelenggaran
pemerinta desa rincian APBDes pemerintah desa. Dan ada pula di
64
kantor desa memposting papan informasi tentang program kerja
sehingga masyarakat di desa bisa mengetahui apa program kerja
yang akan di laksanakan oleh pemerintah desa dadapayu. Di
dadapayu di bentuk kelompok pemuda karang taruna se-dadapayu
dengan di bentuk berupa jaringan komunisasi seperti WhatsApp,
sehingga ada berita atau informasih program dari desa semua
masyarakat dapat mengetahui walaupun didesa dadapayu
jaringannya belum maksimal. Adapula bentuk informasih atau
pengumuman dari kantor desa sepeti di bagikan surat undangan ke
setiap padukuhan dan informasih lain di bagikan melalui via
fanspage, group facebook dan whatsApp, namun jaringan internet
di dadapayu tidak maksimal. (hasil wawancara hari selasa tanggal
26 November 2019 bersama Bapak Giyarno selaku Kepala seksi
Badan Pemerintahan Desa ).”
Berdasarkan pemaparan diatas maka disimpulkan bahwa,
Penerapan model sistem informasi desa keuangan Desa atau APBDes
online adalah sistem untuk melayani adminstrasi pengelolaan keuangan
desa yang bisa diakses oleh kabupaten melalui dinas terkait, serta diakses
warga desa Dadapayu, sehingga transparasi dan akuntabilitas keuangan
desa bisa terlaksana. Dengan demikian penerapan SID online ini bisa
birokerasi desa untuk teransparan dan akuntabel. Akan melaporkan setiap
perkembangan, serta masalah-masalah yang dihadapi terutama terciptanya
akuntabilitas, Proses koordinasi dilakukakan dengan maksud agar
terbangunnya hubungan yang baik antara pihak Pemerintah Desa dan
pihak-pihak dukuh dan karang taruna yang ada di Desa Dadapayu
sehingga dalam penyelenggaraan Pemerintah dapat berjalan secara efektif,
afisien dan transparan.
Sikap pemerintah desa dadapayu dalam merespon keluhan dari
masyarakat penguna sistem informasi desa mempunyai model SID dalam
65
penyeleggaraan pemerintah di Desa Dadapayu mempunyai model IT
yakni: 1) Sistem Pemerintah Desa (Simpedes), 2) Sistem Informasi Desa
(SID) Penerapan kedua sistem berbasis IT ini sangat membantu aperatur
desa dan juga warga masyarakat desa, karena proses pelayanan bisa
berlangsung sangat efisien dan tepat. Sistem pemerintah desa berbasis
online sangat membantu warga untuk menyampaikan berbagai informai
dan keluhan terkait dengan barbagai pelayanan yang dilakukan oleh
pemerintah desa, karena warga cukup dengan menggunakan media sosial.
Penerapan sistem informasi administrasi dan kependudukan, sehingga
warga tidak disibukkan berbagai persayaratan adminstratif dalam
mengurus dokumen. Sistem informasi pembangunan desa dan
pembangunan kawasan perdesaan yang bisa dimanfaatkan oleh kabupaten
maupun warga desa.
Penguna keluhan dari masyarakat sebagai referensi bagi perbaikan
penyelengaraan pada massa mendatang desa dadapayu penerapan ICT di
desa dadapayu model sistem pemerintahan desa berbasis online adalah
sistem untuk menampung berbagai aspirasi, informasi keluhan warga
kepada pemerintah desa terkait dengan pelayanan warga desa. Dari
masukan warga selanjutnya direspon oleh pemerintah desa secara cepat
dan tepat. Seperti yang diungkapkannya oleh Bapak Sarmanta Kepala sie
umum yang dalam hasil wawancaranya menyatakan bahwa;
“Keluhan masyarakat kami tampung lewat BPD sebagai
penyampai aspirasi masyarakat dan musyawarakan dengan sie
umum pelayanan dalam merespon dari masyakat dalam sistem
informasi desa ini kami sie umum biasa kerjasama dengan
66
kependudukan untuk mengabdet data dan pemerintahan setelah
kami menerima hasil rekapan data dari semua padukuhan lalu akan
kami serakan dalam bentuk laporan setiap bulan ke-kecamatan, dan
juga kami selalu berkoordinasi dengan padukuhan-padukuhan
lewat rapat desa yang di selenggarakan (1 bulan sekali). (hasil
wawancara hari jumat tanggal 26 November 2019 bersama Bapak
Sarmanta selaku Kepala Sie Umum).”
Berdasarkan pemaparan diatas maka disimpulkan bahwa, dalam
pelayanan sistem Pemerintah Desa berbasis online sangat membantu
warga untuk menyampaikan berbagai informasi dan keluhan terkait
dengan rekapan data dari semua padukuhan barbagai pelayanan yang
dilakukan oleh pemerintah desa, karena warga cukup dengan
menggunakan media sosial. Penerapan sistem informasi desa, dan warga
tidak disibukkan berbagai persayaratan adminstratif dalam keluhan
masyarakat.
Pemerintah desa melalui pengelolaan sistem informasi desa
berdasarkan tangkapan masyarakat dengan penggunaan pemerintah desa
dadapayu dalam menigkatkan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah
dengan cara menggunakan SISKEUDES. Aplikasi sistem ini digunakan
untuk penghitungan keuangan dan pelaporannya. Metode yang dilakukan
ini merupakan pembuktian bahwa pemerintah desa dadapayu sangat
mengutamakan akuntabilitas dengan mendekatkan pada Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, sehingga pembuatan
perencanaan dan pelaporan keuangan.
Dalam memberikan pelayanaan kepada masyarakat pemerintah
harus mampu mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilakukan
67
terutama program yang teralisasi sampai kepada penggunaan anggaranya.
Tata pemerintah yang akuntabel menjadi dimensi dalam memciptakan tata
pemerintahan yang baik (good governance) yang di peroleh berupa hasil
wawancara yang disampaikan oleh Bapak Rusdi selaku Kepala Kaur
Perencanaan Desa Dadapayu yang menyatakan bahwa;
“Dalam pengelolaan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah
desa menggunakan sistem informasi desa di desa Dadapayu setiap
tahun ada anggaran APBDes dan penyelenggaraan pemerintah
dengan cara menggunakan SISKEUDES sistem ini digunakan
untuk penghitungan keuangan dan pelaporannya aplikasi sistem di
gunakan untuk pengelolaan menghitung keuangan untuk kedepan
bisa lebih mudah untuk di olah data maupun laporan
pertanggungjawaban pemerintah desa dari dukuh-dukuh yang
disampaikan pada saat rapat bersama antara Pemerintah Desa dan
kepala-kepala dukuh dilaksanakan dalam (1 bulan sekali
pelatihan). (hasil wawancara hari jumat tanggal 27 November 2019
bersama Bapak Rusdi selaku Kepala Kaur Perencanaan Desa
Dadapayu).”
Berdasarkan pemaparan diatas maka disimpulkan bahwa, dalam
pengelolahan dan penyelengaraan di pemerintah desa stiap tahun ada
anggaran APBDes yang menyelengarakan pemerintah desa dengan cara
menggunakan SISKEUDES untuk mengghitung keuagna yang ada di desa
untuk kedepan nya bisa lebih mudah untuk mengelolah data maupun
laporan pertanggungjawabawan terhadap pemerintah desa dari dukuh-
dukuh yang di sampaikan pada rapat bersama antara pemanggu pemerintah
desa Dadapayu. Sehinggah dapat terlaksana dengan baik dalam
pelaksanaan dan pengelolahan sinstim informasih desa.
Dalam pengeloalahan Sistem Informasih Desa di Desa Dadapayu,
berdasarkan hasil wawancara diatas sama halnya juga yang disampaikan
68
oleh ke-dua dukuh dan salah satu narasumber dari masyarakat yang
menjadi responden dalam penelitian ini yang memberikan jawaban
menyampaikan hal yang sama dalam ungkapkan hasil wawancara bersama
Bapak Yatna, Bapak Ngatemin dan Bapak Susanto selaku Masyarakat
yang ada dalam hasil wawancaranya menyatakan bahwa :
“Pengelolaan sistem informasi desa pemerintah desa selama ini
dalam laporan keuangan dana anggaran APBDes laporan
pertanggungjawaban secara manual dan melalui aplikasi sistem
keuangan desa bisa lebih muda untuk mengakses laporan keuangan
dan di kantor desa sudah memiliki wifi sistem informasi desa bisa
mengakses dari beberapa dukuh masyarakat pun bisa melihat hasil
laporan keuangan APBDes di desa dadapayu dalam rapat besama
masyarakat, kami juga bisa menetahui bersama. kedepan desa
dadapayu bisa meningkatkan kapasitas sistem informasi desa yang
berkualitas pemerintah desa dadapayu. Dalam penlanksanaan
saling ada keterbukaan antara aparat desa dan lembaga pemerintah
desa yang menjalan kan sistem informasi di desa dengan aman
walapun terkendala dengan jaringan internet di beberapa
padukuhan. (hasil wawancara hari sabtu tanggal 28 November
2019 bersama Bapak Yatna dan Ngatemin selaku Masyarakat).”
Berdasakan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa
pemgelolaan sistem informasi desa bisa meningkatkan untuk kualitas
pengelolaan dilaksanakan melalui internet Pemerintah Desa, melalui
pengelolaan sistem informasi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa.
Pemerintah desa di Desa Dadapayu dalam menjaring aspirasi
masyarakat melalui koordinasi aparatur desa sementara di Desa Dadapayu.
Menguraikan tentang kapasitas pemerintah desa inisiasi yang dilakukan
pemerintah dadapayu dalam mengatasi faktor menghambat dengan cara
menyerap tenaga kerja honorer yang bersumber dari masyarakat kemudian
melakukan berbagai macam pelatihan seperti belajar mengetik dan latihan
mengoperasionalkan sistem SISPENDES, dan mendapat pelatihan.
69
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengembanagan kapasitas pemerintah desa di Desa Dadapayu merupakan
penjabaran terhadap bentuk dari pengelolaan sistem informasi desa
dilakasanakan secara langsung maupun koordinasi antara Pemerintah Desa
dengan seluruh kepala dukuh yang dilaksanakan dalam rapat Desa pada
akhir sebulan sekali dan pada akhir tahun, hal demikian dimaksudkan
dalam agar jika dalam pengembangan kapasitas Pemerintsah Desa
melaporkan perkembangan mengenai data penduduk. Sedangkan
koordinasi pada akhir tahun dimaksudkan untuk merekab data
kependudukan pada satu tahun berjalan, dan hasil perekapan data tersebut
kemudian lewat pemerintah Desa Dadapayu melanjutkan pelaporan hasil
rekapan adminstrasi kependukukan ke tinkat kecamatan.
2. Dengan kelengkapan fasilitas pengelolaan melalui sistem informasi desa
pemerintah desa Dadapayu melengkapi beberapa fasilitas yang diolah
pemerintah desa terutama pada sistem informasi desa, karena proses
pelayanan bisa berlangsung sangat efisien dan cepat. Sistem informasi
desa berbasis online sangat membantu warga untuk menyampaikan
berbagai informasi dan keluhan terkait dengan berbagai pelayanan yang
dilakukan oleh pemerintah desa, karena warga cukup menggunakan media
sosial, maka akan memperoleh respon dari tangkapan sistem informasi
70
desa. Dibukanya Sistem Informasi Desa telah mampu meningkakan
partisipasi warga dalam memberikan informasi dan keluhan kepada
pemerintah desa Dadapayu.
3. Proses pengelolaan sistem informasi pembangunan Desa Dadapayu
melaksanakan berbagai urusan pemerintah dan pembangunan, serta
pelayanan publik sesuai dengan prakarsa, potensi dan kemampuan sendiri.
Penerapan model Sistem Keuangan Desa atau APBDes online adalah
sistem untuk melayani adminstrasi pengelolaan keuangan desa yang bisa
diakses oleh kabupanten melalui dinas terkait, serta diakses warga
Dadapayu, sehingga transparansi dan akuntabilitas keuangan desa bisa
terlaksana. Dengan demikian penerapan sistem online ini bisa memaksa
birokrasi desa untuk transparan dan akuntabel.
B. Saran
1. Di harapkan kepada Perangkat pemerintah desa Dadapayu meningkatkan
koordinasi kerja yang berjalan saat ini agar tetap terperihara dengan baik
dan di pertahankan kedepan.
2. Di harapkan kepada Perangkat Pemerintah Desa Dadapayu agar lebih
meningkatkan sistem informsi desa antara satu dengan yang lain sehingga
dapat tercipta suatu proses koordinasi yang lebih baik agar memberikan
pelayanan pun kepada masyarakat akan lebih maksimal.
3. Di harapkan kepada Pemerintah Desa Dadapayu agar tetap konsisten
dalam melaksanakan pelayanan administrasi terutama sistem informsi desa
71
kepada masyarakat dengan lebih transpan kepada masyarakat dengan
berpedoman pada peraturan yang berlaku di desa Dadapayu.
4. Di harapkan kepada pemerintah Desa Dadapayu agar sistem koordinasi
yang baik ini perlu di pertahankan sekarang dan kedepan karena desa
Dadapayu akan menjadi salah satu desa obyek wisata di kemudian hari.
5. Diharapkan kepada pemerintah Desa Dadapayu dapat melaksanakan terus
pelatihan-pelatihan ini dengan baik sehingga kedepan desa dadapayu dapat
berkembang sesuai dengan visi desa Dadapayu.
DAFTAR PUSTAKA
Rustianto. Ery, 2012. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang
Terintegrasi. Yogyakarta: Gosyen Publishing;
Hartono, Aas Astri Aisyah. 2015. Penggunaan Sistim Informasi Manajemen
Berbasis Komputer Sebagai Pendukung Pengambilan Keputusan
Perusahaan. ‘’Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Bandung’’;
Supardal. 2018. Kebijakan dan Tata Kelola Pemerintah Kabupaten/Kota dan
Desa Menuju Kemandirian: STPMD ‘’APMD’’ Yogyakarta;
Suharsaputra. Uhar, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Tindakan. Bandung: PT. Refika Aditama Anggota IKKAPI;
Sagune, Joickson M. 2009. “Faktor Pembentuk Kapasitas Individu dalam
lembagaan;
Pengelolaan Persampahan dikota Tahunan Kabupaten Sangihe”, Program
Pascasarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota
Universitas Diponegoro Semarang.
Soeprapto, Riyadi MS. 2010. The Capacity Building For Local Government
Toward Good Governance, Word Bank;
Sofyan Arif, Mirrian. 2011. Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Universitas
Terbuka;
Keban, Yeremias T. 2008. Enam Dimensi Strategi Administrasi Publik: Konsep,
Teori dan Isu, Edisi Kedua. Yogyakarta: Gaya Media;
Kumorotomo, Wahyuni. 2010. Etika Administrasi Negara. Jakarta: Rajawali
Press;
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta;
Jumadi. Wawancara hari senin tanggal 18 November 2019. Kepala Desa
Dadapayu. Masalah umum mengenani sistim informasi desa
pengembangan dan pengelolahan nya;
Atik Muslima. Wawancara tanggal 19 November 2019 . Sataf Administrasi Desa.
Pengembangan sistim informasi desa melalui pemerintah desa dan
masyarakat;
Prihantara. Wawancara tanggal 19 November 2019 Sekertaris Desa Dadapayu.
Pemerintah desa dalam mendorong trasparasi penyelenggaran pemerinta
desa melalui APBDes;
Y. Sutarto. Wawancara tanggal 19 November 2019. Kepala Seksi Pemerintahan.
Pengelolaan sistem informasi desa mengenai pembangunan di desa
Dadapayu dalam mendorong transparasi setiap tahun
Wahyudi. Wawancara tanggal 25 November 2019. Kepala seksi BPD Desa
Dadapayu. Pengelolaan kapasitas sistem informasi desa dalam
memanfaatkan website dan cara pengunaan melalui via fanspage, group
facebook dan whatsApp;
Giyarno. Wawancara tanggal 26 November 2019 Kepala seksi Badan
Pemerintahan Desa. Pengelolaan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintah desa;
Sarmanta. Wawancara tanggal 26 November 2019. Kepala Sie Umum. Aspirasi
masyarakat dalam keluhan-keluhan pengelolahan sistem informasi desa
di desa Dadapayu;
Rusdi. Wawancara tanggal 27 November 2019. Kepala Kaur Perencanaan Desa
Dadapayu. Kesesuaian pengelolaan sistem informasi desa melalui
berbagai media sosial jarigan internet dll.
Yatna dan Ngatemin. Wawancara tanggal 28 November 2019. Selaku
Masyarakat. Pengelolaan sistem informasi desa pemerintah desa selama
ini dalam laporan keuangan dana anggaran APBDes, cukup bagus hanya
karna bermasalah dengan jaringan internet;
GAMBAR SAAT PENELITIHAN
Sebagai bukti bahwa suda melaksanakan Penelitihan di Lapangan (Desa Dadapayu, Kecamatan
Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta )
Gambar 1
Saat wawancara dengan Bapak JUMADI selaku Kepala desa Dadapayu
Gambar 2
Setelah wawancara dengan Ibu ATIK MUSLIMAH, selaku Staf Administrasi Desa
Gambar 3
Setelah melakukan wawancara dengan bapak YATNA Dukuh Dedel Kulon, selaku masyarakat
Gambar 4
Setelah melakukan wawancara dengan Bapak SURAMTO selaku masyarakat