d

22
Gangguan Tumbuh Kembang pada Balita Fathin Amirah Aminnuddin 102010376 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 fathinamirah @yahoo.com Pendahuluan Anak merupakan sumberdaya insani muda usia yang membutuhkan perhatian orang dewasa. Perhatian tersebut mengarahkan anak kepada proses pertumbuhan dan perkembangan yang baik sebagai seorang anak. Kelak diharapkan menjadi anak yang tumbuh dan berkembang sesuai kebutuhannya. Orang dewasa yang memperhatikannya adalah orang-orang yang terdekat dengan kehidupan anak, yang selalu memperlihatkan kasih sayang dalam memenuhi kebutuhan anak. Anak juga merupakan generasi penerus keluarga yang perlu dipersiapkan sejak dini. Harapan keluarga agar kelak menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan cita-cita bangsa. Sehubungan dengan hal tersebut, interaksi antara orangtua dan anak dipandang sangat menentukan dasar pembekalan pada seorang anak. Agar proses tumbuhkembang anak terjamin dan berlangsung secara optimal. Kebutuhan dasar anak di tingkat keluarga harus terpenuhi. Kebutuhan dasar tersebut meliputi kebutuhan akan perhatian dan kasih sayang orangtua maupun anggota keluarga lainnya. 1

description

a

Transcript of d

Page 1: d

Gangguan Tumbuh Kembang pada Balita

Fathin Amirah Aminnuddin

102010376

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

fathinamirah @yahoo.com

Pendahuluan

Anak merupakan sumberdaya insani muda usia yang membutuhkan perhatian orang dewasa.

Perhatian tersebut mengarahkan anak kepada proses pertumbuhan dan perkembangan yang

baik sebagai seorang anak. Kelak diharapkan menjadi anak yang tumbuh dan berkembang

sesuai kebutuhannya. Orang dewasa yang memperhatikannya adalah orang-orang yang

terdekat dengan kehidupan anak, yang selalu memperlihatkan kasih sayang dalam memenuhi

kebutuhan anak.

Anak juga merupakan generasi penerus keluarga yang perlu dipersiapkan sejak dini. Harapan

keluarga agar kelak menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan cita-cita bangsa.

Sehubungan dengan hal tersebut, interaksi antara orangtua dan anak dipandang sangat

menentukan dasar pembekalan pada seorang anak. Agar proses tumbuhkembang anak

terjamin dan berlangsung secara optimal. Kebutuhan dasar anak di tingkat keluarga harus

terpenuhi. Kebutuhan dasar tersebut meliputi kebutuhan akan perhatian dan kasih sayang

orangtua maupun anggota keluarga lainnya.

1

Page 2: d

Anamnesis

Pemeriksaan dilakukan untuk mencari tanda – tanda abnormal yang akan mendukung

diagnosis. Pada penyakit akut, gejala - gejala yang muncul biasanya tidak spesifik. Pada

penyakit yang sudah berlarut, tanda – tanda yang spesifik seringkali tidak muncul. Penemuan

abnormalitas kongenital seringkali menjadi petunjuk utama.

Anak – anak dengan usia yang berbeda memerlukan pendekatan yang berbeda.

Bayi baru lahir: dibutuhkan suasana kesabaran, kehangatan dan suara yang tenang

Usia 2-10 bulan: bayi merespons pada dokter yang bersikap ramah, dan pemeriksaan

dapat dilakukan bila bayi berasa nyaman

Usia 10 bulan – 2 tahun: anak – anak memberikan penentangan terbesar pada dokter.

Pada usia ini, anak umumnya bersikap curiga terhadap orang asing. Anak tidak suka

dipisahkan dari orang tua mereka, membuka bajunya dengan terburu – buru, atau

menyuruh mereka untuk berposisi tidur. Memeriksa anak di pangkuan ibunya atau

ibunya berada di sisi, biasanya lebih berhasil. Dokter harus sabar dan beradaptasi –

kecepatan dan urutan pemeriksaan akan ditentukan oleh anak.

Usia 5 – 10 tahun: anak – anak ini umumnya sudah terbiasa tidak bersama orang tua

mereka, namun masih membutuhkan kehadiran orang tua jika berada di lingkungan

asing. Umumnya mereka bersikap kooperatif. Anak yang merasa takut dapat dialihkan

dengan mengajak untuk mengobrol.1

Anamnesis pada anak sama seperti orang dewasa, dengan beberapa penambahan penting:

Ketahui nama panggilan anak tersebut.

Awali anamnesis dengan nama, jenis kelamin, dan umur dengan tahun dan bulan

Catat nama sekolah, TK, klinik atau pusat kesehatan yang dikunjungi

Anak kecil dipangkuan ibu bapa, yang lebih besar sebaiknya dilibatkan dalam

perbicaraan

Riwayat penyakit sekarang:

o Cara penyakit mempengaruhi kehidupan anak

o Pola makan, tidur dan aktivitasnya

o Dengarkan si ibu – diagnosis

o Catat siapa yang memberikan data anamnesis

2

Page 3: d

Riwayat penyakit dahulu:

o Kesakitan, operasi, atau perawatan rumah sakit

o Alergi atau sensitivitas pada obat

o Riwayat imunisasi

o Tanyakan pada orang tua tentang catatan kesehatan anak mereka

Riwayat keluarga:

o Usia saudara kandung dan orang tua

o Apakah ada anggota keluarga lain yang pernah atau sedang menghidap

penyakit sama

o Penyakit yang pernah dideritai oleh keluarga terdekat

o Pertanyaan berkaitan family atau kekerabatan tertentu

Riwayat perinatal

Riwayat perkembangan:

o Detail mengenai kapan anak dapat berjalan dan berbicara

Riwayat social:

o Tentang kehidupan keluarga, rumah, pekerjaan, masalah-masalah

o 3 faktor yang harus diteliti, karena pengaruh langsungnya pada perkembangan

anak:

Komposisi keluarga

Kondisi kewangan

Perumahan1

Pemeriksaan

System pemeriksaan:

Salam: dengan senyuman dan sopan santun

Perkenalkan diri: tanyakan juga nama anak

Pemeriksaan umum: mencatat jika anak memiliki penampilan yang tidak biasa atau

fitur abnormal yang berkaitan dengan pola tertentu yang sudah dikenali. Mencatat:

o Adakah anak tersebut terlihat terawat dengan baik?

o Hubungan kasih sayang antara anak dan orang tuanya. Adakah baik, atau

tingkat perhatian orang tuanya tidak wajar?

3

Page 4: d

o Anak percaya diri atau tidak mahu melepaskan orang tuanya?

o Apakah anak tersebut memiliki gambaran, proporsi tubuh dan wajah yang

tidak wajar

Health and hands (kesehatan dan pemeriksaan tangan)

o Anak sehat atau sakit?

o Penampilan wajah (warna, pucat, keringat dsb)

o Hal – hal yang menambah perhatian:

Anak yang kurang memerhatikan, berjalan pincang, atau sering merasa

kesusahan

Pucat, kulit burikan, atau kulit terlihat abu-abu

Hipoksia membuat anak merasa mengantuk atau terganggu, sianosis

kulit sukar terlihat

Dehidrasi

Anak berusaha untuk bernapas

Demam

o Mulai pemeriksaan dengan memegang tangan anak

Cari jari clubbing

Nilai nadi

Nilai perfusi. Adakah tangan baik, atau lembap dan dingin?

Pengisian kapiler dengan memijit kuku secara lembut.

Centiles (Grafik persentil): merujuk data pada populasi normal, paling sering dengan

plot pertumbuhan dengan grafik persentil.

Obvious: pengamatan fisik yang tampak jelas dicatat

Systems examination: pemeriksaan tidak perlu dilakukan dalam urutan yang kaku.

Selama pemeriksaan berlangsung, tanyakan mengenai keluarga, teman, pola

pemakanan, hobi atau acara favorit si anak. Tunjukkan beberapa alatan yang

digunakan dan beritahulah cara penggunaannya.

Terima kasih1

Penilaian pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan sedini mungkin sejak anak

dilahirkan. Deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara

komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta

mengenal faktor resiko pada balita, yang disebut juga anak usia dini. Melalui deteksi dini

4

Page 5: d

dapat diketahui penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga upaya

pencegahan, stimulasi, penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang

jelas pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang. Upaya-upaya tersebut diberikan sesuai

dengan umur perkembangan anak, dengan demikian dapat tercapai kondisi tumbuh kembang

yang optimal (Tim Dirjen Pembinaan Kesmas, 1997). Penilaian pertumbuhan dan

perkembangan meliputi dua hal pokok, yaitu penilaian pertumbuhan fisik dan penilaian

perkembangan. Masing-masing penilaian tersebut mempunyai parameter dan alat ukur

tersendiri.

Dasar utama dalam menilai pertumbuhan fisik anak adalah penilaian menggunakan alat baku

(standar). Untuk menjamin ketepatan dan keakuratan penilaian harus dilakukan dengan teliti

dan rinci. Pengukuran perlu dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk menilai kecepatan

pertumbuhan.

Parameter ukuran antropometrik yang dipakai dalam penilaian pertumbuhan fisik adalah

tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lipatan kulit, lingkar lengan atas, panjang lengan,

proporsi tubuh, dan panjang tungkai. Macam-macam penilaian pertumbuhan fisik yang dapat

digunakan adalah:

1. Pengukuran Berat Badan (BB)

Pengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan keadaan gizi

balita. Balita ditimbang setiap bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat Balita (KMS

Balita) sehingga dapat dilihat grafik pertumbuhannya dan dilakukan interfensi jika terjadi

penyimpangan.

2. Pengukuran Tinggi Badan (TB)

Pengukuran tinggi badan pada anak sampai usia 2 tahun dilakukan dengan berbaring.,

sedangkan di atas umur 2 tahun dilakukan dengan berdiri. Hasil pengukuran setiap bulan

dapat dicatat pada dalam KMS yang mempunyai grafik pertumbuhan tinggi badan.

3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA)

5

Page 6: d

PLKA adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan

otak anak. Biasanya ukuran pertumbuhan tengkorak mengikuti perkembangan otak, sehingga

bila ada hambatan pada pertumbuhan tengkorak maka perkembangan otak anak juga

terhambat. Pengukuran dilakukan pada diameter occipitofrontal dengan mengambil rerata 3

kali pengukuran sebagai standar.2

Untuk menilai perkembangan anak banyak instrumen yang dapat digunakan. Salah satu

instrumen skrining yang dipakai secara internasional untuk menilai perkembangan anak

adalah DDST II (Denver Development Screening Test). DDST II merupakan alat untuk

menemukan secara dini masalah penyimpangan perkembangan anak umur 0 sehingga bawah

6 tahun. Instrumen ini merupakan revisi dari DDST yang pertama kali dipublikasikan tahun

1967 untuk tujuan yang sama.

Pemeriksaan yang dihasilkan DDST II bukan merupakan pengganti evaluasi diagnostik,

namun lebih ke arah membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan anak

lain yang seumur. DDST II digunakan untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai

umurnya pada anak yang mempunyai tanda-tanda keterlambatan perkembangan maupun anak

sehat. DDST II bukan merupakan tes IQ dan bukan merupakan peramal kemampuan

intelektual anak di masa mendatang. Tes ini tidak dibuat untuk menghasilkan diagnosis,

namun lebih ke arah untuk membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan

kemampuan anak lain yang seumur.

Menurut Pedoman Pemantauan Perkembangan Denver II (Subbagian Tumbuh Kembang Ilmu

Kesehatan Anak RS Sardjito, 2004), formulir tes DDST II berisi 125 item yg terdiri dari 4

sektor, yaitu: personal sosial, motorik halus-adaptif, bahasa, serta motorik kasar. Sektor

personal sosial meliputi komponen penilaian yang berkaitan dengan kemampuan penyesuaian

diri anak di masyarakat dan kemampuan memenuhi kebutuhan pribadi anak. Sektor motorik

halus-adaptif berisi kemampuan anak dalam hal koordinasi mata-tangan, memainkan dan

menggunakan benda-benda kecil serta pemecahan masalah. Sektor bahasa meliputi

kemampuan mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa. Sektor motorik kasar terdiri dari

penilaian kemampuan duduk, jalan, dan gerakan-gerakan umum otot besar. Selain keempat

sektor tersebut, itu perilaku anak juga dinilai secara umum untuk memperoleh taksiran kasar

bagaimana seorang anak menggunakan kemampuannya.2-3

6

Page 7: d

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Secara garis besar

faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu faktor dalam (internal) dan

faktor luar (eksternal atau lingkungan). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil

interaksi dua faktor tersebut.

Faktor internal terdiri dari perbedaan ras/etnik atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin,

kelainan genetik, dan kelainan kromosom. Anak yang terlahir dari suatu ras tertentu, misalnya

ras Eropa mempunyai ukuran tungkai yang lebih panjang daripada ras Mongol. Wanita lebih

cepat dewasa dibanding laki-laki. Pada masa pubertas wanita umumnya tumbuh lebih cepat

daripada laki-laki, kemudian setelah melewati masa pubertas sebalinya laki-laki akan tumbuh

lebih cepat. Adanya suatu kelainan genetik dan kromosom dapat mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan anak, seperti yang terlihat pada anak yang menderita Sindroma Down.

Selain faktor internal, faktor eksternal atau lingkungan juga mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak. Contoh faktor lingkungan yang banyak mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak adalah gizi, stimulasi, psikologis, dan sosial ekonomi.

Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang anak.

Sebelum lahir, anak tergantung pada zat gizi yang terdapat dalam darah ibu. Setelah lahir,

anak tergantung pada tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna. Hasil

penelitian tentang pertumbuhan anak Indonesia (Sunawang, 2002) menunjukkan bahwa

kegagalan pertumbuhan paling gawat terjadi pada usia 6-18 bulan. Penyebab gagal tumbuh

tersebut adalah keadaan gizi ibu selama hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit

infeksi.

Perkembangan anak juga dipengaruhi oleh stimulasi dan psikologis. Rangsangan atau

stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya dengan penyediaan alat mainan, sosialisasi

anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain akan mempengaruhi anak dalam mencapai

perkembangan yang optimal. Seorang anak yang keberadaannya tidak dikehendaki oleh

orang tua atau yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di dalam

pertumbuhan dan perkembangan.

7

Page 8: d

Faktor lain yang tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan dan perkembangan anak adalah

faktor sosial ekonomi. Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan

lingkungan yang jelek, serta kurangnya pengetahuan.2

Perkembangan Normal Balita

Periode masa kehidupan balita merupakan periode kritis. Apabila lingkungan menunjang

maka anak tersebut akan mulus melalui periode kritis ini dan ia bahkan mendapatkan nilai

tambah. Sebaliknya apabila lingkungannya tidak mendukung maka tumbuh kembang anak

akan terhambat, dengan berpandangan prospektif positif dapatlah dikatakan bahwa periode

kritis ini merupakan tahun keemasan dan dengan demikian sudah selayaknya dimanfaatkan

secara maksimal dengan memberikan peluang untuk mengoptimalisasi tumbuh kembang

anak.

Berdasarkan pada konsep dasar tumbuh kembang terhadap anak, pengasuhan yang dilakukan

orang tua kepada anaknya meliputi asah, asuh dan asih, tiga hal yang mutlak harus ada

dalam pengasuhan anak. Harapan dari terpenuhi ketiganya adalah anak dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal. Namun hal itu tidaklah mudah karena dalam praktik kehidupan

ada hal-hal yang tanpa disengaja dan terwujud karena suasana emosi rumahtangga sehari-hari

yang terjadi akibat interaksi orang tua dan anaknya serta anggota keluarga lainnya. Konsep

perkembangan anak meliputi aspek fisik, emosi, kognitif dan psikososial yang dialami

seorang anak. Hal ini perlu dijaga oleh orang tua untuk mencapai keseimbangan bagi

kepribadian seorang anak.4

Interaksi antara orang tua dan anak terkadang mengalami hambatan. Interaksi ini terjadi

dalam proses pengasuhan orang tua terhadap anak. Pola komunikasi yang dilakukan orangtua

dalam pengasuhan beragam seperti penelitian Budi (2005), yang menjelaskan bahwa

pengasuhan anak pada keluarga nelayan di Kabupaten Pekalongan tidak mempunyai

kecenderungan untuk menggunakan salah satu jenis pola asuh saja. Orang tua di keluarga

nelayan juragan lebih mengarahkan menggunakan pola asuh demokratis, sedangkan untuk

keluarga nelayan pekerja dan nelayan miskin menggunakan kombinasi bentuk pola asuh

demokrasi dan laissez faire. Pola asuh demokrasi ditandai dengan adanya dorongan orang tua

untuk anak, perhatian jika ada perbedaan pendapat dilakukan dengan jalan musyawarah untuk

mencari jalan tengah, serta adanya komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak. Pola

asuh laissez faire mempunyai ciri orang tua memberikan kebebasan kepada anaknya untuk

8

Page 9: d

bergaul atau bermain dan mereka kurang begitu tahu tentang apa yang dilakukan anak.

Penelitian yang dilakukan Hamzah (2002) menunjukkan bahwa komunikasi keluarga yang

dilakukan secara terus-menerus ternyata berpengaruh nyata terhadap kenakalan remaja.

Dijelaskan bahwa semakin tinggi komunikasi keluarga yang dilakukan maka kenakalan

terhadap remaja semakin rendah. Artinya peran komunikasi dalam keluarga sangat membantu

mengarahkan anak terutama anak remaja, agar terhindar dari kenakalan yang bersifat negatif.

Pola komunikasi keluarga terdiri dari pola laissez-faire, protektif, pluralistik dan konsensual.

Keempat pola yang disampaikan McLeon dan Chafee ada pada masyarakat tradisional

maupun masyarakat industri (Turner dan West 2006). Menurut Mulyana (2005) menjelaskan

bahwa apabila orang tua memperlakukan anak-anak mereka sebagai sahabat – selain sebagai

anak–mereka, maka mereka dapat membicarakan masalah apapun dengan anak-anak mereka.

Perasaan yang harus ditumbuhkan kepada anak, bukan hanya rasa hormat, rasa segan atau

rasa takut, tetapi juga dekat dan sayang. Hal ini hanya bisa dilakukan apabila orangtua cukup

sering berkomunikasi dengan anak-anak, dengan demikian anak akan menghargai pendapat

orang tuanya dan mematuhi nasehat mereka. Anak-anak tidak akan terlalu menggantungkan

pendapat mereka pada kelompok sebaya yang belum berpengalaman, atau dari sumber tidak

resmi lainnya yang sering menyesatkan. Komunikasi orang tua, khususnya ibu, dengan anak-

anaknya, haruslah diusahakan cukup intensif dan intim, terutama pada saat anak-anak masih

kecil dan juga selagi mereka remaja.

Toddler (1-3 tahun)

Pada masa ini anak mulai mengembangkan kemandiriannya dengan lebih memahirkan diri

dengan kemahiran yang telah ia pelajari seperti berbicara, berjalan dan menyuap makanan

sendiri. Keseimbangan tubuh sudah lebih berkembang terutama dalam berjalan yang sangat

penting dalam memberikan rasa otonomi untuk mengendalikan kemauannya sendiri. Tumbuh

kembang yang paling nyata pada waktu ini adalah kemampuan untuk mengeksplor

lingkungan dan memanfaatkan lingkungan tanpa bantuan orang lain. Tampak saling

keterkaitan antara perkembangan dan pertumbuhan fisik dan psikososial. Tubuh anak tampak

berbeda berbanding bayi. Bayi mempunyai torso tubuh yang lebih panjang daripada anggota

secara perlahan. Toddler juga belajar untuk mengendalikan defekasi dan berkemih menjelang

usia tiga tahun. Sangat penting untuk memberikan mereka kesempatan mengembangkan

9

Page 10: d

kemahiran motoric seperti makan dengan menggunakan sendok atau minum sendiri utnuk

mendukung kemandirian anak.

Perkembangan aspek social dan emosional ditekankan pada perkembangan pola otonom

versus malu dan ragu – ragu. Toddler meniru perilaku orang tua yang menjadi contoh

kepadanya. Sebagai orang tua, kita seharusnya fleksibel dan rasa percaya diri untuk memberi

kebebasan dalam batasan yang aman bagi anak untuk mengeksplor dan menguji coba perilaku

yang diperlukan untuk meningkatkan kemandirian anak. Toddler juga belajar untuk

menoleransi sampai batas tertentu, dan biasanya mengalami kesulitan untuk menentukan

pilihan diri. Mereka juga sudah mengidentifikasikan diri mereka sebagai anak laki atau wanita

dan meniru perilaku orang tua sejenis.

3 – 5 Tahun (Prasekolah)

Penambahan berat dan tinggi badan relative tetap; kira – kira 2,0 kg dan sekitar 8 – 6 cm

setahun. Kebanyakan anak relative kurus berbanding sebelumnya. Lordosis dan perut

menonjol pada masa bayi besar cenderung untuk menghilang pada tahun keempat bersama –

sama dengan hilangnya lapisan lemak di bawah lengkungan kaki normal yang ada pada tahun

– tahun sebelumnya.

Pada umur 2 ½ tahun 20 batang gigi susu biasanya telah erupsi. Selama sisa periode pra –

sekolah wajah anak cenderung tumbuh secara proportional lebih besar ke timbang otak, dan

rahang melebar sebagai persiapan untuk erupsi gigi permanen.

Perbaikan keterampilan motoric meliputi pergonta-gantian kaki dalam menaiki tangga pada

umur 3 tahun dan pergonta-gantian kaki dalam menuruni tangga pada umur 4 tahun. Pada

umur 3 tahun kebanyakan anak dapat berdiri di atas satu kaki untuk waktu singkat; pada umur

5 tahun biasanya mereka dapat melompat di atas satu kaki dan segera dapat melompat-lompat.

Pada umur 3 tahun anak mungkin akan meniru secara kasar gambar dua buah garis bersilang –

silang. Pada umur 4 tahun, gambar garis yang bersilangan tersebut mungkin dapat ditiru tanpa

diberikan contoh terlebih dahulu, mungkin sebagai gambar salinan gambar-gambar dalam

perbandingan yang tepat dan untuk pertama kalinya dapat menangani gambar-gambar dengan

garis miring, seperti segitiga. Sebuah gambar berbentuk wajik mungkin tidak dapat ditiru

dengan tepat dan sebanding sampai umurnya memcecah 6 tahun.

10

Page 11: d

Pada umur 3 tahun, anak dapat menghitung 3 benda dengan tepat; pada umur 4 tahun, 4; lima

tahun; 10 atau lebih.

Pad umur 3 tahun, kebanyakan anak dapat memberitahukan umur mereka dan apakah mereka

anak laki-laki atau perempuan. Dengan semakin meningkatnya kesadaran bahwa mereka akan

menjadi anak yang lebih besar dan orang dewasa, anak-anak usia pra-sekolah yang lebih besar

mulai mencari contoh yang memadai untuk dipelajari. Tentu saja, contoh yang paling mudah

diperolehi adalah ibu bapa dan ahli keluarga yang terdekat. Tidak sempurna realitas anak akan

masa depan sering menimbulkan tekanan dan ansietas yang bertentangan. Seorang anak

berusia 4-6 tahun menganggap kebiasaan berpikir, merasa, dan bertindak yang mengelilingi

persepsi atau fantasinya yang sedang berkembang sebagai masa depan. Di dalam rumah,

fantasi anak tentang perana di masa depan meliputi memainkan peranan orang tua yang sama

jenis kelaminnya, dan perasaan ingin tahu dan perhatian terhadap realitas peranan ini mungkin

bertambah besar.

Di luar rumah, perhatian dan fantasi tentang peranan masa depan mungkin dinyatakan dalam

drama. Minat anak-anak dalam usia ini terhadap perbedaan jenis kelamin, yang sering timbul

sebagai pertanyaan-pertanyaan di dalam rumah, biasanya muncul dalam bentuk permainan

seks di antara anak-anak dari tiap jenis kelamin, yang normal sama sekali.

Perubahan pola interaksi orang tua – anak dan hubungan-hubungan lainnya di dalam dan di

luar rumah nsering meninggalkan unsur-unsur permusuhan atau agresi di dalam tingkah laku,

pikiran dan fantasi anak. Ansietas mungkin terungkapkan sebagai mimpi buruk, atau takut

berpisah, kematian atau cedera tubuh. Anak-anak dengan problem serius mungkin

mengompol atau menghisap ibu jari, mengalami kesukaran berbicara atau belajar, tidak

mampu untuk mengadakan hubungan bersama yang menyenangkan, temper tantrum, atau

tingkah laku lainnya sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan sebelumnya.5-6

11

Page 12: d

Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan perkembangan anak meliputi gangguan

pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, bahasa, emosi, dan perilaku.

1. Gangguan Pertumbuhan Fisik

Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan di atas normal dan gangguan

pertumbuhan di bawah normal. Pemantauan berat badan menggunakan KMS (Kartu Menuju

Sehat) dapat dilakukan secara mudah untuk mengetahui pola pertumbuhan anak. Menurut

Soetjiningsih (2003) bila grafik berat badan anak lebih dari 120% kemungkinan anak

mengalami obesitas atau kelainan hormonal. Sedangkan, apabila grafik berat badan di bawah

normal kemungkinan anak mengalami kurang gizi, menderita penyakit kronis, atau kelainan

hormonal. Lingkar kepala juga menjadi salah satu parameter yang penting dalam mendeteksi

gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Ukuran lingkar kepala menggambarkan isi

kepala termasuk otak dan cairan serebrospinal. Lingkar kepala yang lebih dari normal dapat

dijumpai pada anak yang menderita hidrosefalus, megaensefali, tumor otak ataupun hanya

merupakan variasi normal. Sedangkan apabila lingkar kepala kurang dari normal dapat diduga

anak menderita retardasi mental, malnutrisi kronis ataupun hanya merupakan variasi normal.

Deteksi dini gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran juga perlu dilakukan untuk

mengantisipasi terjadinya gangguan yang lebih berat. Jenis gangguan penglihatan yang dapat

diderita oleh anak antara lain adalah maturitas visual yang terlambat, gangguan refraksi,

juling, nistagmus, ambliopia, buta warna, dan kebutaan akibat katarak, neuritis optik,

glaukoma, dan lain sebagainya. (Soetjiningsih, 2003). Sedangkan ketulian pada anak dapat

dibedakan menjadi tuli konduksi dan tuli sensorineural. Menurut Hendarmin (2000), tuli pada

anak dapat disebabkan karena faktor prenatal dan postnatal. Faktor prenatal antara lain adalah

genetik dan infeksi TORCH yang terjadi selama kehamilan. Sedangkan faktor postnatal yang

sering mengakibatkan ketulian adalah infeksi bakteri atau virus yang terkait dengan otitis

media.

2. Gangguan perkembangan motorik

Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu penyebab

gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular.

12

Page 13: d

Anak dengan serebral palsi dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik sebagai

akibat spastisitas, athetosis, ataksia, atau hipotonia. Kelainan sumsum tulang belakang seperti

spina bifida juga dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik. Penyakit

neuromuscular sepeti muscular distrofi memperlihatkan keterlambatan dalam kemampuan

berjalan. Namun, tidak selamanya gangguan perkembangan motorik selalu didasari adanya

penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat mempengaruhi

keterlambatan dalam perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk

belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat mengalami

keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik.

3. Gangguan perkembangan bahasa

Kemampuan bahasa merupakan kombinasi seluruh system perkembangan anak. Kemampuan

berbahasa melibatkan kemampuan motorik, psikologis, emosional, dan perilaku (Widyastuti,

2008). Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan berbagai faktor, yaitu

adanya faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensia rendah, kurangnya interaksi anak

dengan lingkungan, maturasi yang terlambat, dan faktor keluarga. Selain itu, gangguan bicara

juga dapat disebabkan karena adanya kelainan fisik seperti bibir sumbing dan serebral palsi.

Gagap juga termasuk salah satu gangguan perkembangan bahasa yang dapat disebabkan

karena adanya tekanan dari orang tua agar anak bicara jelas (Soetjingsih, 2003).

4. Gangguan Emosi dan Perilaku

Selama tahap perkembangan, anak juga dapat mengalami berbagai gangguan yang terkait

dengan psikiatri. Kecemasan adalah salah satu gangguan yang muncul pada anak dan

memerlukan suatu intervensi khusus apabila mempengaruh interaksi sosial dan perkembangan

anak. Contoh kecemasan yang dapat dialami anak adalah fobia sekolah, kecemasan berpisah,

fobia sosial, dan kecemasan setelah mengalami trauma. Gangguan perkembangan pervasif

pada anak meliputi autisme serta gangguan perilaku dan interaksi sosial. Menurut Widyastuti

(2008) autism adalah kelainan neurobiologis yang menunjukkan gangguan komunikasi,

interaksi, dan perilaku. Autisme ditandai dengan terhambatnya perkembangan bahasa,

munculnya gerakan-gerakan aneh seperti berputar-putar, melompat-lompat, atau mengamuk

tanpa sebab.

13

Page 14: d

5. Anak berat badan tidak naik atau turun

Anak – anak tidak akan turun berat badannya melainkan bila mereka sakit. Jadi, setiap

penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya tergolong tidak normal. Penambahan berat

badan yang tidak mencukupi (tidak mencapai berat yang seharusnya) dapat disebabkan oleh

kekurangan gizi, buruknya penyerapan zat gizi dalam usus, sakit kronis, gangguan psikologis

yang tidak diketahui. Masalah gizi kurang umumnya banyak diderita oleh kelompok balita

usia 1-5 tahun karena pada masa tersebut mereka balita belum mampu memilih dan

mengkonsumsi makanan sesuai kebutuhan tubuh (Soekirman 2001). Balita gizi kurang,

khususnya gizi buruk rentan terhadap infeksi, pengurusan otot, pembengkakan hati, dan

berbagai gangguan lain seperti peradangan kulit, infeksi, serta kelainan bentuk dan fungsi

organ akibat pengecilan organ. Kondisi gizi kurang akan mempengaruhi banyak organ dan

sistemnya karena sering disertai dengan defisiensi asupan gizi mikro dan makro yang sangat

diperlukan bagi tubuh. Kondisi kekurangan gizi yang tidak ditangani lebih lanjut akan

berdampak buruk terhadap perkembangan maupun pertumbuhan balita tersebut

6. Anak bertubuh pendek

Jika kedua ibu bapanya bertubuh pendek, ada kemungkinan ia mewarisi sifat genetic mereka.

Namun, jika pendeknya tubuh anak tidak normal (yakni; pertumbuhannya kurang daripada 5

cm setahun), ibu bapa harus berkonsultasi ke spesialis anak untuk mencari penyebabnya. Ada

kemungkinan anak perlu melalui sinar X (X-ray) untuk memeriksa umur tulangnya karena ini

sangat membantu untuk memprediksi pertumbuhan selanjutnya. Ada penyebab tidak lazim

yang membuatkan pertumbuhan anak menjadi lambat. Bagi anak perempuan, ada

kemungkinan ia menderita Sindrom Turner yang merupakan kerusakan kromosom.

Akondroplasia atau dwarfism atau kekerdilan adalah gangguan genetis bawaan di mana

tulang-tulang panjang misalnya tulang kaki dan tangan tidak tumbuh dengan baik. Anak yang

jari jemarinya panjang dan tubuh kurus mungkin menderita Sindrom Marfan.6

14

Page 15: d

Penatalaksanaan

Non-medikamentosa:

1. Program penyuluhan gizi pada ibu, terutama dari balita gizi buruk oleh Puskesmas.

Ibu-ibu mampu mengenali permasalahan yang dihadapi oleh anak-anak mereka dan

menambah pengetahuan gizi sasaran. Pengetahuan gizi ibu bertambah dalam

memperhatikan asupan gizi balita sehingga terjadi peningkatan berat badan balita.7

2. Pemberian bantuan fisik seperti susu dan makanan tambahan pada balita. Namun

sebelum itu, para ibu harus diberi pendedahan mengenai esensi pemberian bantuan

fisik tersebut untuk mencapat target yaitu meningkatkan status gizi anak.

Medikamentosa:

1. Pemberian obat dan multivitamin yang diberikan oleh Puskesmas. Multivitamin

penambah nafsu makan memberikan dampak positif terhadap peningkatan nafsu

makan balita yang seterusnya membantu mengurangkan masalah kurang gizi (bagi

anak yang tidak mahu makan).7

Kesimpulan

Tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan kurun waktu yang sangat penting dan kritis,

tumbuh kembang fisik, mental dan psikososial berjalan demikian cepatnya sehingga

keberhasilan tahun-tahun pertama untuk sebagian besar menentukan hari depan anak.

Kelainan atau penyimpangan apapun apabila tidak diintervensi secara dini dengan baik dan

tidak terdeteksi secara nyata, maka membutuhkan perawatan yang bersifat purna seperti;

promotif, preventif dan rehabilitatif.

15

Page 16: d

Daftar Pustaka

1. Meadow R, Newell S. Lecture notes: pediatrika. 7th ed. Jakarta: Erlangga. 2005. H. 17-

94.

2. Wong D.L, Hockenberry-Eaton M, Wilson D, Winkelstein W.L, Schwartz P. Buku

ajar pediatric. 6th ed. Vol. 1. Jakarta: ECG. 2009. H. 32-223

3. Nugroho H.S.W. Petunjuk praktis Denver developmental screening test. Jakarta: ECG.

2009. H. 5

4. Lyen H, Hock L.T, Zhang L. Apa yang ingin anda ketahui tentang merawat balita:

satu sampai lima tahun. Jakarta: Gramedia. 2003. H. 19-28

5. Behrman R.E, Vaughan V.C. Nelson: Ilmu kesehatan anak. 12th ed. Vol. 1. Jakarta:

ECG. 1990. H. 29-68

6. Berhman R.E, Kliegman R, Arvin A.M. Nelson: Ilme kesehatan anak. 15 th ed. Vol 1.

Jakarta: ECG. 2000. H. 47-95

7. Dainur M.P.H. Kegiatan KIA di puskesmas dan permasalahannya. Jakarta: ECG.

1995. H. 4-10.

16