D1215061.docx · Web viewJURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio...

29
JURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM Jakarta) Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh: ARDHI GANARDHI D1215061

Transcript of D1215061.docx · Web viewJURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio...

Page 1: D1215061.docx · Web viewJURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM

JURNAL

RADIO DAN BUDAYA POPULER

(Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya

Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM Jakarta)

Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh:

ARDHI GANARDHI

D1215061

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017

Page 2: D1215061.docx · Web viewJURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM

RADIO DAN BUDAYA POPULER

(Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya

Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM Jakarta)

Ardhi Ganardhi

Pawito

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

AbstractPop culture is a culture that occured due to the advancement of culture. Pop culture

deriving from the media, the media take a role of develop facilitate that popular culture value. The society as an audiences of media unconsiuosly adopt any forms of pop culture in their daily lives. Therefore, at a ceratin level, pop culture can influence greatly to the development of society’s lifestyle.

Radio broadcasting as a mass media facilitate the development of popular culture values in this phenomena. Likewise another radio station, JakFM as the one of the famous radio station in Jakarta take a role of develop the popular culture values in the audience society. The urban adolescents as a part of segmentation addressed pop culture growth rapidly.

This study aims is to analyze and explain how the popular culture values disseminating through broadcast content. In spite of the analyze, the values of popular culture can be seen in various aspect, such as information content, verbal languange, popular music. Through the aspect, based on radio function as a mass communication. In addition, the alternative function is to inform, persuade, culture transmition, and entertain. The methdology is descriptive kualitative research, through data collection technique indepth interview and document study. The interviewees from this research are program director, announcer, music director and the audiens of JakFM. Meanwhile this research use mass society theory and triangulation technique for the data analaysis

This study concluded that: (1) The values of pop culture occurred towards several aspect for instance, information aspect such as disseminating information related human lifestyle, verbal language aspect as well as using popular language, and also enteraining aspect infulenced popular music; (2) Through above, there is a impression of popular culture values addressed the impact towards audience lifestyle. The emerging impact tend on cognitive and conative aspect, where it can be influenced act and perspective of audienceKeywords: Popular culture, Radio Broadcasting and The Role of Mass Media

1

Page 3: D1215061.docx · Web viewJURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM

Pendahuluan

Generasi saat ini seakan disibukan dengan kebutuhan semu yang menjunjung

tinggi akan nilai-nilai kepopuleran. Seseorang dikatakan eksis apabila mereka

mengikuti perkembangan zaman. Seakan haus dengan eksistensi diri atau

kepopuleran, mereka lebih mendahulukan kebutuhan yang sebenarnya bukan

kebutuhan primer. Kebutuhan akan hiburan misalnya, mendengarkan musik,

menonton film, hingga bermain dengan sosial media, hal tersebut merupakan bagian

dari budaya populer dimana budaya tersebut dimaknai sebuah produk budaya yang

dibuat oleh masyarakat tertentu untuk kepentingan komersial dan media massa ikut

berperan dalam hal ini.

Budaya populer merupakan suatu bentuk kebudayaan yang memiliki

keterkaitan dengan budaya massa, dikarenakan massa atau khalayak memiliki

peranan dalam menyebarkan atau mempopulerkan budaya tersebut. Kebudayaan

populer berkaitan dengan masalah atau fenomena keseharian yang dapat dinikmati

oleh semua orang atau kalangan orang teretentu, seperti musik, fashion, model rumah

dan lain sebagainya (Bungin 2007:100).

Budaya pop yang ada dimasyarakaat sangat erat kitannya dengan budaya

massa. Budaya massa merupakan budaya populer yang dihasilkan atau diproduksi

melalui teknik industrial dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan kepada

khalayak atau konusmen massa (Strinati 2016:13). Hal ini dapat dilihat salah satunya

dari contoh fenomena masyarakat modern saat ini yang selalu berlomba-lomba

mengikuti fashion terbaru, menggunakan gadget tercanggih, mengikuti selera musik

yang sedang trend, hingga pergi ke konser musik yang sedang populer. Kebanyakan

dari mereka mendapatkan refrensi mengenai hal tersebut melalui media massa yang

dikonsumsinya.

Seperti contohnya sebuah radio siaran, apabila kita lihat saat ini, bentuk-bentuk

budaya pop yang diberikan oleh media massa radio beragam, mulai dari bentuk

informasi, gaya berbahasa atau budaya lisan saat penyiaran hingga unsur hiburanya

seperti musik. Bentuk budaya pop melalui musik misalnya, musik-musik dengan

ragam genre yang diputarkan setiap hari membuat khalayak mengkonsumsinya secara

2

Page 4: D1215061.docx · Web viewJURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM

terus menerus. Secara tidak langsung hal tersebut dapat mempengaruhi prilaku

kunsumerisme terhadap produk musik tersebut.

Kemunculan beberapa stasiun radio di ibu kota bisa dikatakan sebagai alternatif

sosial untuk memenuhi kebutuhan informasi serta hiburan bagi pendengar. JakFM

sebagaimana dikenal luas merupakan salah satu stasiun radio terkemuka di Jakarta

yang memiliki segmentasi kalangan muda. JakFM menarik untuk diteliti karena

stasiun radio tersebut banyak memuat atau menyuguhkan ragam bentuk budaya pop

seperti dari konten informasinya, budaya lisan penyiaranya, hingga musik yang

diputarkanya.

Penelitian in berfokus nilai-nilai budaya pop yang terdapat dapat pada

bagaimana satasiun radio JakFM menjalankan fungsinya sebagai media massa, mulai

dari fungsi informasi hingga hiburan. Fungsi informasi menurut Jay Black dan

Federick dalam Nurudin (2009:64), Fungsi informasi merupakan fungsi yang paling

penting dalam komunikasi massa, maksudnya disini media massa memiliki fungsi

untuk menyebarkan pesan atau informasi ke khalyak luas. Informasi dalam hal ini

menyangkut informasi, berita, hingga iklan. Apabila kita lihat saat ini infromasi yang

diberikan banyak mengandung nilai budaya pop, seperti informasi gaya hidup,

fashion, musik dan lain sebagainya.

Selain itu nilai-nilai budaya pop juga terlihat pada saat penyiranya. Hal tersebut

dapat dilihat dari budaya berbahasa lisan yang digunakanya. Pada proses penyiaranya

sering kali menggunakan bahasa-bahasa populer yang sedang trend. Tidak jarang,

penyiar JakFM juga membuat suatu trend dari penggunaan bahasanya tersebut. Hal

tersebut sangat menarik, karena dapat dikatakan JakFM menjadi media penyebaran

trend. Dari fungsi hiburan, JakFM lebih banyak menyuguhkan musik dari pada

informasinya. Menarik untuk diteliti bahwa fenomena radio saat ini lebih banyak

menyuguhkan pemutaran musik dibandingkan siaran penyiarnya. Data diatas juga

mendukung bahwa radio lebih sering memutarkan musik darpada konten lainya. Hal

tersebut dikarenakan kebutuhan masyarakat yang konsumtif akan hiburan. Budaya

konsumtif tersebut termasuk dalam ciri-ciri budaya pop, dimana masyarakat massa

mengkonsumsi kebutuhanya secara berlebihan.

3

Page 5: D1215061.docx · Web viewJURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM

Salah satu yang menjadi keunikan penelitian ini adalah aspek yang dianalisis,

kebanyakan penelitian terdahulu hanya menganalisis nilai budaya pop dari musik

saja. Walaupun memang musik pop merupakan salah satu bentuk budaya pop yang

paling terlihat, tetapi tidak hanya musik pop saja yang termasuk kedalam bentuk

budaya pop. Konten informasi dan budaya lisan pun turut memberikan asupan nilai-

nilai budaya pop pada khalayak. Maka dari itu penelitian ini diharapkan dapat

menganalisi aspek-aspek dimana budaya pop itu berkembang dan disebarkan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini hendak menjawab beberapa

pertanyaan yakni

1. Bagaimana peran JakFM dalam memfasilitasi berkembangnya nilai budaya pop

yang dilihat berdasarkan fungsi informasi, persuasi, transmisi budaya dan fungsi

hiburan pada konten penyiaranya?

2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari nilai budaya pop tersebut yang

terdapat pada konten penyiaran terhadap khalayak pendengar?

Telaah Pustaka

1. Komunikasi Massa

Joseph A. Devito (dalam Ardianto dan Erdinaya 2004:6), merumusakan definisi

komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian

massa, serta mengenai media yang digunakanya. Pertama, komunikasi massa adalah

komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak banyak yang tidak

terhitung. Ini bukan berarti khalyayak yang dimaksud adalah meliputi seluruh

penduduk atau seluruh masyarakat yang mendengarkan radio, menonton televisi,

tetapi yang dimaksud disini khalayak itu besar dan pada umumnya sedikit sukar

untuk didefinisakan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan

oleh pemancar-pemancar audio dan atau visual. Komunikasi massa akan lebih mudah

dimengerti apabila didefinikan menurut bentuknya, yaitu televisi, radio siaran, surat

kabar, majalah dan film.

4

Page 6: D1215061.docx · Web viewJURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM

Sementara Gerbener dalam Rakhmat (2011:186) mengaitkan komunikasi massa

dengan masyarakat indsutri diamana ia menyatakan bahwa

“Mass communication is the technologically and institutionally based

production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages

in industrial societies”, (komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang

berlandaskan teknologi dengan arus pesan yang berkelanjutan serta secara luas

dimiliki oleh orang-orang dalam masyarakat industri).

2. Media Massa

Media massa menurut Cangara (2003:134), memiliki beberapa karakteristik

diantaranya, (1) Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari

banyak orang yakni mulai dari proses pengumpulan, pengelolaan hingga penyajian

informasinya; (2) bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang

memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima pesan; (3) meluas dan

serempak, artinya dapat mengatasi rintangan seperti waktu dan jarak dikarenakan

memiliki kecepatan. Informasi dietima oleh banyak orang pada saat bersamaan. (4)

memakai peralatan teknis atau mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan

semacamnya; (5) bersifat terbuka artinya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana

saja tanpa mengenal usia dan jenis kelamin.

3. Funngsi Media Massa

Laswell dalam Nurudin memiliki pendapat atau pendangan tersendiri mengenai

fungsi dari komunikasi massa. Adapun menurutnya fungsi komunikasi massa dibagi

menjadi beberapa diantaranya, fungsi informasi, fungsi hiburan, fungsi persuasi dan

fungsi transmisi budaya.

a. Fungsi informasi, merupakan fungsi yang paling penting dalam komunikasi

massa, maksudnya disini media massa memiliki fungsi untuk menyebarkan pesan

atau informasi ke khalyak luas. Informasi dalam hal ini menyangkut, berita-berita

yang disajikan media, hingga iklan.

b. Fungsi hiburan, maksud dari fungsi hiburan itu sendiri adalah media massa

merupakan media yang dapat menghibur khalayaknya. Bisa dibilang media

massa juga merupakan sumber hiburan bagi beberapa bahkan semua kalangan.

5

Page 7: D1215061.docx · Web viewJURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM

c. Fungsi persuasif, Bagi Devito (1997), fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi

yang paling penting dari komunikasi massa. Persuasi bisa datang dari berbagai

macam bentuk seperti, memperkuat atau merubah sikap dan kepercayaan

seseoarang, menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu, memperkenalkan

sebuah etika atau menawarkan nilai-nilai tertentu.

d. Fungsi transmisi budaya, transmisi budaya merupakan pengalaman kolektif yang

direfleksikan kembali melalui bentuk komunikasi, tidak hanya melalui media

massa tetapi juga dalam seni, ilmu pengetahuan dan masyarakat. Transmisi

budaya mengambil tempat dalam dua tingkatan yaitu kontemporer dan historis.

Dua tingkatan tersebut tidak dipisahkan, tetapi terjalin secara konstan.

4. Radio Siaran

Keunggulan radio siaran adalah berada dimana saja, di dalam mobil, di jalanan,

di dapur, di tempat tidur, dan berbagai tempat lainya. Radio juga memiliki

kemampuan menjual kepada khalayak bagi pengiklan yang produknya dirancang

khusus untuk khalayak tertentu, (Ardianto, Erdinaya 2004:115)

Denis McQuail dalam Morrisan (2013:480), mengatakan bahwa media massa

memiliki sifat atau karakter yang mampu menjangkau massa dalam jumlah besar dan

luas (universality of reach),dan juga bersifat publik. Apabila dilihat dari prespektif

budaya, media massa menjadi acuan utama atas penggambaran realitas sosial. Selain

itu media massa juga menjadi salah satu sarana hiburan masyarakat.

Radio siaran saat ini memanfaatkan teknologi bermedia guna menjaring khalayak

yang lebih luas. “We shape our tools and they in turn shape us”, (kita membentuk

peralatan kita dan mereka pada giliranya membentuk kita). Hal tersebut disampaikan

McLuhhan karena ia melihat bahwa teknologi bermedia telah membentuk

kebudayaan atau kebiasaan masyarakat sekarang.

5. Budaya Pop

Popular culture atau budaya pop sangat berkaitan atau berkesinambungan

dengan industri budaya. Sesuatu yang populer dan akhirnya membudaya di

masyarakat massa pastinya akan menghasilkan keuntungan bagi beberapa pihak.

Maka dari itu industri budaya bersumber dari sebuah budaya populer dimasyarakat.

6

Page 8: D1215061.docx · Web viewJURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM

Mahzab Frankfrut menyatakan bahwa industri budaya mencerminkan konsumerisme

dan kaptalisme terhadap monopoli negara. Industri budaya juga membentuk selera

dan kecenderungan massa dimana massa seakan dicetak akan kinginan dan

kebutuhan-kebutuhan mereka yang sebenarnya tidak diinginkan atau kebutuhan

palsu. Maka dari itu industri budaya berusaha mengesampingkan kebutuhan-

kebutuhan rill atau sejati (strinati 2016:69).

Salah satu produk budaya pop yang sangat digandrungi atau digemari berbagai

kalangan masyarakat khususnya kalangan muda adalah musik. “Popular music is an

actual form of musical culture, characteristic for a tought way and an image of

action of medern youth”, musik pop sebenarnya adalah bentuk dari sebuah budaya

dimana merupakan bagian dari gambaran serta cara berfikir kalangan muda Teslenko

(2016:121). Selain itu budaya pop juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut, tren,

keseragaman bentuk, adaptabilitas, durabilitas,profitabilitas.

6. Teori Masyarakat Massa

Davis dan Baran (2010: 35) mengatakan bahwa teori masyarakat massa adalah

sebuah prespektif yang secara keseluruhan mencakup masyarakat industri barat yang

mengacau pada peran media yang sangat berpengaruh, tetapi umumnya peran ini

bersifat negatif. Teori masyarakat massa memiliki beberapa asumsi dasar mengenai

individu, peran media, dan hakikat dari perubahan sosial. Adapun asumsi tersebut

akan dijelaskan secara terperinci sebagi berikut:

a. Media adalah kekuatan yang sangat kuat dalam masyarakat yang dapat

menggrogoti nilai dan norma sosial sehingga dapat merusak tatanan sosial.

b. Media dapat secara langsung mempengaruhi pemikiran kebanyakan orang,

mentransformasi pandangan mereka tentang dunia sosial.

c. Ketika pemikiran seseorang telah ditransformasikan oleh media, maka bentuk

konsekuensi buruk dalam jangka panjang dapat terjadi tidak hanya pada individu

tetapi juga pada masalah sosial.

d. Dalam masyarakat massa sebagian individu terisolasi dari lembaga sosial

tradisional yang sebelumnya melindungi mereka dari manipulasi media.

7

Page 9: D1215061.docx · Web viewJURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM

e. Kerusakan sosial yang disebabkan oleh media kemungkinan akan dapat

diperbaiki dengain pendirian sebuah tatanan sosial yang totaliter, Davis dan

Baran (2010: 69).

Metode Penelitian

Penelitian ini notabanenya menggunakan pendekatan kualitatif, terutama dengan

menggunkan teknik wawancara. Jenis wawancara in-depth interview termasuk

kedalam jenis wawancara semistruktur dimana dalam pelaksaanya lebih bebas

dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Indepth interview dilakukan terhadap

sumber dari kalangan media yaitu menejemen radio siaran maupun kalangan

khalayak pendengar. Wawancara terhadap kalangan media terutama dilakukan

terhadap beberapa orang yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan siaran

seperti, program director (PD), penyiar dan music director (MD). Sementara itu

penelitian ini juga memiliki data penunjang atau pendukung dimana peneliti juga

akan meawancara khalyak pendengar radio JakFM yang merupakan pendengar setia

JakFM. Wawancara terhadap khalayak terutama berkenaan dengan nilai-nilai budaya

populer apa yang terkandung dalam penyelenggaran siaran di stasiun radio JakFM

hingga dampak apa yang ditimbulkan dari penyebaran nilai-nilai budaya pop tersebut

Penelitian ini mengambil sampel dengan menggunakan teknik porposive

sampling, teknik ini merupakan pengambilan sampel atau sumber data dengan

pertimbangan tertentu. Terdapat lima informan pada penelitian ini, tiga informan dari

pihak manajemen JakFM dan dua informan dari Khalayak atau pendengar setia

JakFM. Pada penelitian ini guna menguji keabsahan data yang telah terkumpul

memnggunakan teknik triangulasi sumber dengan cara melihat atau mengecek serta

membandingkan informasi yang diperoleh oleh sumber yang berbeda. Teknik analisis

data pada penelitian ini dibagi menjadi tiga, data reduction (reduksi data), data

display (penyajian data), conclusion drawing/ verivication.

Analisis Data

1. Peran Radio Sebagai Media Komunikasi Massa

8

Page 10: D1215061.docx · Web viewJURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM

Hasil dari penelitian ini dikelompokan guna mempermudah dalam menyajikan

data. Data dikelompokan berdasarkan aspek yang telah diteliti, aspek yang dimaksud

dikelompokan berdasarkan atas fungsi komunikasi massa yang telah dijelasakan pada

bab telaah pustaka. Adapun fungsi komunikasi massa yang menjadi dasar untuk

menentukan pengelompokan data pada penelitian ini adalah fungsi informasi, fungsi

persuasi, fungsi hiburan, dan fungsi transmisi budaya.

a. Fungsi Informasi

Radio sebagai media massa berperan dalam menjalankan fungsinya sebagai

sumber informasi bagi khalayak audiensnya. Maksudnya disini media massa

memiliki fungsi untuk menyebarkan pesan atau informasi ke khalyak luas. Informasi

dalam hal ini menyangkut, berita-berita yang disajikan, hingga iklan.

Format yang diusung radio ini adalah lebih menekankan pada informasi yang

memang sedang “in” baik dari dalam maupun luar negeri, dimana informasi atau isu

tersebut memang menjadi buah bibir dikalangan warga Jakarta. JakFM cendenrung

tidak memporsikan informasi atau berita dari dalam maupun luar negeri. Informasi

yang diberikan cenderung berasal dari luar negeri dikarenakan kebanyakan isu-isu

atau informasi menarik lebih banyak datang dari mancanegara. Dengan alasan

informasinya lebih update dan dekat dengan kehidupan atau social lifestyle

pendengar.

Berkenaan dengan format isi konten informasi yang disuguhkan oleh JakFM

seperti yang diketahui lebih cendenrung menyuguhkan format informasi

entertainment dan berita ringan. Hampir sama disetiap program acara, baik itu acara

prime time, talkshow hingga single DJ dapat dilihat bahwa pententuan format isi

konten lebih dilihat dari kebutuhan target audiensya. Target audiens JakFM yang

memang merupakan kalangan muda yang tinggal di ibu kota memang lebih menyukai

informasi seputar hiburan, lifestyle dan news yang tetap up todate tetapi tidak

diberikan secara kaku atau terlalu formal, dan pastinya informasi yang dekat dengan

kehidupan sosial pendengarnya.

Isi konten informasi yang diberikan pun terlihat lebih menyuguhkan informasi

seputar hiburan dan lifestyle. Seperti contohnya informasi seputar trend fashion dan

9

Page 11: D1215061.docx · Web viewJURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM

pengiklanan produk. Tentunya dari beberapa hal yang telah dijabarkan diatas terlihat

bahwa hal tersebut termasuk dalam bentuk budaya populer yang berkembang pada

radio siaran melalui konten informasi.

b. Fungsi Transmisi Budaya

Radio sebagai media massa berperan dalam menjalankan fungsinya sebagai

transmisi budaya, maksudnya media massa merupakan alat utama didalam transmisi

budaya. Radio dapat memperkuat nilai budaya dalam masyarakat atau bahkan

mengurangi berbagai macam subkultur. Penelitian ini melihat transmisi budaya dalam

bentuk bahasa lisan penyiaran, dimana JakFM terkadang menggunakan kata-kata

yang disadur dari bahasa asing atau bahkan membuat trend kata-kata tersendiri yang

dikonsumsi oleh khalayak massa.

“Pasti sih kita pake bahasa populer, karena walaupun segmentasinya ga terlalu remaja banget. Kita memggunakan bahasa yang bisa diterima sama mereka. Segmentasi kita 25-35. Gaya bahasanya masih asik, masih supel tapi ga mengganggu. Cenderung lebih pake bahasa asing sih kaya bahasa inggris.” (sumber: Radit, wawancara tanggal 7 Juni 2017)

Selain itu penyiar sengaja menggunakan bahasa populer guna lebih mudah

memposisikan diri dengan pendengar. Tidak jarang, kata singkatan bahasa asing pun

kerap digunakan, selain kata tersebut populer dikalangan pendengar, sang penyiar

pun lebih mudah untuk menjangkau khalyaknya. Kata-kata populer tersebut biasanya

lahir dari latarbelakang kehidupan sehari-hari. John Fiske dalam bukunya Memahami

Budaya Populer (2011:121), mengatakan budaya populer sering diserang karena

penggunaan /penyalahgunaan terhadap bahasa, biasanya terletak pada kebebasan

dalam permaianan kata dimana hal tersebut dilihat dari budaya atau kehidupan sehari-

hari, yang nantinya melahirkan bahasa baru yang dapat merendahkan atau

merevitalisasinya.

c. Fungsi Hiburan

Musik populer, merupakan salah satu aspek dengan hasil data paling signifikan

terlihat unsur budaya populernya. JakFM sebagai media yang memfasilitasi

10

Page 12: D1215061.docx · Web viewJURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM

pemutaran musik pop secara langsung meberikan impact baik itu terhadap stasiun

radio maupun terhadap khalayak. Pada aspek ini terlihat sekali bagaimana media

massa radio membentuk budaya konsumerisme khalayak pendengarnya dengan

dilatarbelakangi oleh industri budaya. Budaya populer menjadi landasan media ini

untuk menjadikan budaya massa guna mencari keuntungan.

Fenomena yang terjadi saat ini adalah hampir disemua stasiun radio siaran

memberikan proporsi pemutaran musik lebih banyak dibandingankan siaranya.

Stasiun-stasiun radio tersebut lebih cenderung memperkecil durasi siaran penyiar

mereka dibandingan pemutaran musiknya. JakFM dalam hal ini secara terang

mengatakan bahwa stasiun radio mereka memang mengikuti industri saat ini,

alasanya tidak lain karena guna meraih perhaitan khalayak pendengar.

Fenomena komersialisasi budaya musik ini sebenarnya bisa menjelaskan

bagaimana strategi budaya yang dijalankan pemilik modal global dalam menguasai

konsumen, jadi industri musik secara langsung ingin menguasai konsumenya dengan

menstandarisasikan produk musik tersebut. Padahal sebagai sebuah karya seni

seharunya musik lebih mementingkan estetika atau keindahnya. Industri budayalah

yang membuat para musisi dan label berlomba meraup keuntungan. Salah satu

kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri adalah kapitalisme global telah menjadikan

musik sebagai komuditas. Sebagai komoditas, musik juga dipaksa atau terpaksa harus

mengikuti kriteria standarisasi produk layaknya barang-barang komoditas masal

lainya (Ibrahim, 2011:96).

Industri musik pop yang memang sedang merajai tanggal lagu dunia saat ini

membuat JakFM lebih mengutamakan musik dengan genre populer tersebut. Tetapi,

tidak semua musik pop akan diputarkan di JakFM. Indikator pemilihan musik pop

disini adalah, musik tersebut memang sudah populer dan sedang didengarkan banyak

orang, pastinya diketahui melalui riset, seperti musik tersebut sering didengarkan di

tempat-tempat umum, request di media sosial dan lain sebagainya. Secara garis besar

pemutaran musik di JakFM memang didominasi oleh genre musik pop, dikarenakan

isndustri budaya yang mengarah kesana. Hal tersebut nampak jelas terlihat pada

11

Page 13: D1215061.docx · Web viewJURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM

program khusus musik di JakFM, dimana musik yang masuk dalam to 40 hanyalah

musik pop.

2. Dampak Nilai-Nilai Budaya Pop

Nilai budaya populer memberikan impact atau dampak terutama terhadap

khalayak pendengar. Dampak yang diterima setiap pendengar pun berbeda, apabila

dianalisis melalui pembahasan pada rumusan masalah sebelumnya, maka akan lebih

mudah untuk membagi dampak menjadi tiga aspek, yaitu dampak pemberian

informasi, dampak penggunaan bahasa lisan populer, hingga dampak pemutaran

musik pop.

a. Dampak Pemberian Informasi

Dampak yang ditimbulkan kepada pendengar JakFM saat ini, dari pemberian

informasi adalah mempengaruhi persepsi, mempersuasi, hingga dampak terjauhnya

adalah pengambilan keputusan.

“Karena radio itu sifatnya didengerin jadi tingkat penasaranya lebih tinggi, misalnya trend fashion hijab terbaru yang lagi hits, karena penyiar ngomongin fakta tentang fashion hijab yang lagi happening ga Cuma di Indonesia membuat saya penasaran dan mau nyoba sampe saya nyari info lebih dalam lagi tentang trend itu”. (sumber: Tifany, wawancara tanggal 20 juni 2017)

Dalam hal ini pendengar dibujuk untuk konsumtif akan sesuatu yang dilandaskan

atas kebutuhan semu. Dapat dilihat bahwa dampak yang timbulkan dari pemberian

konten informasi pada saat siaran sangatlah besar, mulai dari mempersuasi

pendengar untuk melakukan sesuatu hingga membuat mereka untuk mengambil

keputusan seperti membeli sebuah produk tertentu.

Teori yang disampaikan Davis, (2010:70), memiliki beberapa asumsi, salah

satunya adalah media dapat secara langsung memengaruhi pemikiran kebanyakan

orang. Asumsi ini lebih menekankan pada media dapat menghasilkan pengaruh

langsung dikarenakan konsumen media biasanya pasrah menghadapi kekuatan

konten media yang manipulatif. Konsumen dalam hal ini adalah pendengar JakFM

tersebut, secara tidak langsung mereka mendapatkan terpaan informasi akan suatu

hal yang sedang populer. Hal tersebut tentunya mendorong pendengar untuk lebih

12

Page 14: D1215061.docx · Web viewJURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM

jauh lagi dalam mengambil keputusan, seperti membeli suatu produk, datang ke

suatu tempat hingga merubah gaya hidup mereka. Seperti contoh diatas yang

menggambarkan bahwa seorang pendengar membeli suatu produk, datang ke tempat

tertentu, atau bahkan merubah gaya fashion mereka dilandaaskan atas dasar

kepopuleran atau trend yang diterima dari konten-konten informasi yang diberikan

oleh JakFM.

b. Dampak Penggunaan Bahasas Populer

Jawaban yang ada menujukan kecenderungan bahwa penggunaan bahasa populer

memberikan dampak dalam kehidupan sehari-hari pendengar khususnya dalam

bertuturkata. Dimana memang pendengar merasa bahwa bahasa lisan yang

disampaikan terkadang terbawa dalam cara bertuturkata dilingkungan sehari-hari.

Selain itu penggunaan bahasa lisan yang sedang populer pun dapat mempengaruhi

eksistensi diri seseorang.

Dapat dikatakan bahwa penggunaan bahasa lisan populer memang layak menjadi

aspek pada penilitian ini. Melihat jawaban para informan dari kedua kalangan

menunjukan bentuk bahasa lisan serta dampaknya secara jelas dan siginifikan. Media

memberikan pengaruhnya secara halus, tetapi dampak yang ditimbulkanya sangat

besar.

Davis dan Baran (2010:247) mengatakan bahwa media menghasilkan perubahan-

perubahan mendalam pada kehidupan sosial melalui pengaruhnya yang tidak

menonjol terhadap praktik sosial dalam kehidupan sehari-hari. Mereka juga

menegaskan bahwa salah satu asumsi dasar dari teori masyarakat massa adalah,

media merupakan kekuatan yang sangat kuat dalam masyarakat yang dapat

menggrogoti nilai dan norma sosial sehingga dapat merusak tatanan sosial.

Tentunya hal tersebut secara tidak langsug merusak nilai dan norma sosial

tertutama dalam bertuturkata. Bahasa lisan atau kata-kata baru tersebut, membudaya

dikalangan khalayak sehingga media memanfaatkan hal itu untuk lebih banyak

mengambil keuntungan. Hal ini merupakan dampak dari fenomena budaya populer

yang dilihat dari segi bahasa

13

Page 15: D1215061.docx · Web viewJURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM

c. Dampak Pemutaran Musik Pop

Khalayak merubah selera musik mereka, dari yang tidak suka menjadi suka. Hal

tersebut dilakukan secara terpaksa dikarenakan industri yang menggerakanya dan

media radio perantaranya. Selain itu faktor kepopuleran atau eksistensi diri dalam

lingungan sosial juga seakan mendukung.

Pemutaran musik pop yang terus menerus di JakFM, membuat perubahan

terhadap gaya hidupnya terutama dalam hal berekspresi seperti menyukai artis

tertentu hingga dampak terjauhnya adalah pengambilan keputusan. Pengambilan

keputusan yang dimaksud adalah ia rela untuk pergi ke JakFM hanya untuk bertemu

dengan sang idola guna sekedar bertemu dan mendapatkan album terbarunya.

Karena industri budaya, kebanyakan radio tidak memiliki pilihan, mereka lebih

sering memutarkan musik pop yang kebayanyak berasal dari musisi luar negri.

Memang, ini lah yang terjadi saat ini, tetapi apabila kita perhatikan lagu-lagu tersebut

juga memiliki dampak negatif terhadap pendengar, mulai dari liriknya hingga gaya

berbusana para penyanyinya.

Davis dan Baran (2010:247) mengemukakan beberapa asumsi mengenai teori

masyarakat massa. Salah satu asumsinya adalah, ketika pemikiran orang telah di

transformasikan oleh media, maka semua bentuk dari konsekuensi buruk dalam janga

panjang mungkin, tidak hanya dapat menghancurkan kehidupan seseorang, namun

juga menciptakan masalah sosial dalam skala yang luas.

Apabila kita kaitkan dengan hasil temuan diatas radio khususnya JakFM

berperan dalam mentransformasikan pemikiran orang atau khalayak melalui musik

yang diputarkanya. Musik sebagai salah satu bentuk hiburan dari media massa radio

memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan pendengar, secara kasar usnur-usur

didalam musik dapat menghancurkan atau merusak kehidupan sesorang melalui lirik-

liriknya yang bersifat persuasif dan lebih banyak mengarah ke hal negatif

dibandingkan positif.

Tidak disangkal lagi bahwa industri musik punya kekuatan ekonomi dan budaya

yang sangat besar. Sekiranya menjadi penting membedakan antara kekuatan budaya

14

Page 16: D1215061.docx · Web viewJURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM

industri dan kekuatan pengaruhnya. Terlalu sering keudanya dicampuradukan,

padahal keudanya tidak selamanya sama.

Kesimpulan

Dilihat dari fungsi media massa sebagai sumber infromasi, JakFM sebagai media

pemberi informasi menyuguhkan format konten informasi yang bersifat trend atau

populer yang dekat dengan kehidupan sosial pendengar seperti lifestyle (gaya hidup).

Bentuk budaya populer yang terlihat adalah proporsi informasi yang lebih banyak

menyuguhkan informasi dari luar negeri dan iklan yang diberikan kepada khalayak.

Dari format tersebut dapat dikatakan bahwa sampai tingkat tertentu terdapat dampak

terdahap pendengar. Dampak yang ditumbulkan seperti mengubah persepsi

pendengar, mempengaruhi untuk mengambil keputusan, hingga berprilaku konsumtif

terhadap keinginan semu yang didasari akan trend.

Pada aspek kedua bentuk nilai budaya pop yang nampak adalah penggunaan kata

atau diksi dari penyiar, tidak jarang penyiar menggunakan diksi atau kata-kata

populer yang cenderung disadur dari bahasa asing. Temuan lain juga

memperlihatkan, ternyata penyiar JakFM juga sengaja membuat trend dengan

menggunakan kata populer.

Dapat dikatakan bahwa sampai tingkat tertentu terdapat dampak penggunaan

bahasa populer terutama terhadap gaya bertutur kata pendengar. Dimana pendengar

cendenrung untuk menirukan atau ikut mempopulerkan bahasa tersebut kepada

lingkunganya. Hasil temuan pada aspek ini menguatkan pandangan John Fiske yang

mengatakan bahwa bahasa termasuk dalam bentuk budaya populer biasanya terletak

pada kebebasan dalam permainan kata dimana hal tersebut nantinya cenderung dapat

melahirkan bahasa baru yang dapat merendahkan atau merevitalisasinya.

Jelas bahwa musik merupakan salah satu bentuk budaya pop yang memiliki

pengaruh besar terhadap pendengar. Dari aspek ini dapat dilihat bahwa JakFM

menentukan format pemutaran musiknya lebih cenderung musik populer dan lebih

banyak proposri musik luar negeri dibandingkan dalam negeri. Hal ini

dilatarbelakangi oleh industri budaya yang mana saat ini industri musik lebih banyak

15

Page 17: D1215061.docx · Web viewJURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM

diisi oleh genre pop karya musisi luar negeri. Musik pop memiliki dampak terhadap

pendengarnya, dampak yang dimaksud terutama adalah perubahan selera musik

pendengar yang didesak oleh industri media, hingga pengambilan tindakan yang lebih

jauh seperti datang ke konser musik didasarkan atas trend hingga budaya konsumtif

pendengar dalam memberi album musik tertentu. Hasil temuan menguatkan

pandangan Strinati mengenai budaya populer diamana budaya pop lahir atas

kehendak media yang mana audiensnya merupakan konsumen pasif yang cenderung

terpengaruh pada bujukan suatu produk massal.

Saran

Bertolak dari analisis yang sudah dilakukan tentang bagaimana peran JakFM

sebagai media komunikasi massa dalam memfasilitasi berkembanganya nilai-nilai

budaya populer, saran yang diberikan adalah:

1. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya

berkenaan dengan radio siaran maupun budaya populer. Penelitian selanjutnya

diharapkan dilakukan secara komprehensif dalam menggali lebih dalam terkait

aspek budaya pop lain yang belum diteliti atau bahkan ditambah menggunakan

observasi lapangan.

2. Seperti yang diketahui budaya populer menggiring masyarakat untuk cenderung

melihat segala sesuatu yang ada dihadapanya dengan sudut pandang hedonisme

dan tidak mengindahkan nilai-nilai kearifan lokal. Maka merupaka suatu

keharusan bagi bangsa ini terutama pelakon media massa untuk turut membantu

mengendalikan pengaruh negatif yang dibawa oleh budaya populer khususnya

dalam konten siaran baik itu informasi, bahasa maupun hiburan yang diberikan.

Daftar Pustaka

Baran, Stanley J dan Dennis K. Davis (2010) Teori Komunikasi Massa (Dasar Pergolakan dan Masa Depan). Jakarta: Salemba Humatika.

Bungin, Burhan. (2007) Soliologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.

Cangara, Hafied. (2003) Pengantar ilmu komunikasi . Jakarta: Rajawali Press.

16

Page 18: D1215061.docx · Web viewJURNAL RADIO DAN BUDAYA POPULER (Studi Tentang Peran Media Massa Radio Dalam Memfasilitasi Berkembangnya Nilai-Nilai Budaya Populer di Stasiun Radio JakFM

Elvinaro Ardianto & Erdinaya Lukiati Komala. (2004) Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Fiske, Jhon. (2011) Memahami Budaya Populer. Diterjemahkan oleh: Asma Bey Mahyuddin. Yogyakarta: Jalasutra.

Nurudin. (2009) Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Rakhmat, Jalaludin. (2011) Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.Strinati, Dominic. (2016) Popular Culture (Pengantar Menuju Teori Budaya Populer.

Diterjemahkan Oleh: Abdul Mukhid. Yogyakarta: Narasi-Pustaka Promethea.

Ibrahim, Idi Subandy. (2011) Budaya Populer Sebagai Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra.

Teslenko, Alexander. (2016) Pop Music as a Case Study of Youth Culture. Kazahkstan: University KASGUU.

17