D1214016.docx · Web viewInformasi ini dapat berupa berita atau artikel yang sifatnya beragam,...

29
MOTIF PENCARIAN INFORMASI, BERSOSIALISASI, HIBURAN, PENCARIAN STATUS DAN PENGALAMAN BERMEDIA SEBELUMNYA TERHADAP MINAT MELAKUKAN NEWS SHARING DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK OLEH KALANGAN MAHASISWA UNS TAHUN 2014/2015 (Analisis Structural Equation Model Pengaruh Motif Pencarian Informasi, Bersosialisasi, Hiburan, Pencarian Status dan Pengalaman Bermedia Sebelumnya Terhadap Minat Melakukan News Sharing Di Media Sosial Facebook oleh Kalangan Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2014/2015) Disusun Oleh : Astiara Kusmarani D1214016 JURNAL ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Transcript of D1214016.docx · Web viewInformasi ini dapat berupa berita atau artikel yang sifatnya beragam,...

MOTIF PENCARIAN INFORMASI, BERSOSIALISASI, HIBURAN,

PENCARIAN STATUS DAN PENGALAMAN BERMEDIA

SEBELUMNYA TERHADAP MINAT MELAKUKAN NEWS SHARING DI

MEDIA SOSIAL FACEBOOK OLEH KALANGAN MAHASISWA UNS

TAHUN 2014/2015

(Analisis Structural Equation Model Pengaruh Motif Pencarian Informasi,

Bersosialisasi, Hiburan, Pencarian Status dan Pengalaman Bermedia Sebelumnya

Terhadap Minat Melakukan News Sharing Di Media Sosial Facebook oleh

Kalangan Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2014/2015)

Disusun Oleh :

Astiara Kusmarani

D1214016

JURNAL

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017

MOTIF PENCARIAN INFORMASI, BERSOSIALISASI, HIBURAN,

PENCARIAN STATUS DAN PENGALAMAN BERMEDIA

SEBELUMNYA TERHADAP MINAT MELAKUKAN

NEWS SHARING DI KALANGAN MAHASISWA UNS

(Analisis Structural Equation Model Pengaruh Motif Pencarian Informasi,

Bersosialisasi, Hiburan, Pencarian Status dan Pengalaman Bermedia

Sebelumnya Terhadap Minat Melakukan News Sharing Di Kalangan

Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta)

Astiara Kusmarani

Diah Kusumawati

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

AbstractIn its development, media experiences the shift of function. A media user,

human being experiences some probabilities. One of them is the function of social media facebook as news sharing. Previous studies found that information seeking motif, socializing, entertainment and status seeking affect the respondents to do news sharing. This research aimed to find out the factors mostly affecting the population in maximizing the use of faceboook as news sharing media.

The author developed a conceptual model corresponding to the population and employed uses and gratification theory as a guideline. This theory helped the author elaborate the motivation of respondents in which many reasons made the media users choose media to support their activity.

This research employed quantitative method with SEM or Structural Equation Model analysis connecting the factors studied simultaneously. The author selected the respondents using random sampling technique.

The result of research showed that the significance of individual variables’ effect was varying. The variable with highest score (mostly affecting) was entertainment with the score of 0.52, followed with status seeking of 0.24, information seeking of 0.18 and finally socializing of -0.03. This research showed that there was an effect of the four variables on the interest in doing news sharing.Keywords: facebook, news sharing, SEM

1

Pendahuluan

Setelah ditelaah, komunikasi menjadi satu konsep yang lebih luas, bahwa

komunikasi tidak harus mengenai tatap muka, atau pembicaraan antar orang yang

mau mengenal dan saling kenal. Karena bahkan orang-orang yang tidak mengenal

dan memiliki satu passion yang sama, bisa melakukan komunikasi. Bahkan, dapat

dikatakan semakin berbeda pendapat maka semakin mungkin terjadi komunikasi.

Komunikasi yang umumnya dilakukan secara langsung atau face to face

kemudian berkembang menjadi komunikasi menggunakan teknologi. Menurut

Shannon & Weaver (1949) yang dikutip oleh Cangara (2003 : 20) bahwa

“Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh

mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada

bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi

muka, lukisan seni dan teknologi.”

Teknologi disini, salah satunya dapat dicontohkan teknologi handphone.

Teknologi ini kemudian membawa pesan melalui media yang lebih modern dan

menyebabkan penyampaiannya jauh lebih efisien.Lebih rinci, handphone dapat

memberikan layanan-layanan yang menjangkau internetdan kemudian dijadikan

alternatif berkomunikasi oleh manusia.

Dewasa ini, handphone atau istilah populernya gadget menjadi salah satu

kebutuhan pokok bagi manusia, terutama kalangan anak muda khususnya

mahasiswa. Gadget seakan menjadi barang yang biasa, tidak lagi jadi barang

mewah seperti beberapa dekade sebelumnya. Seiring perkembangan teknologi,

masyarakat menjadi terbiasa memperoleh informasi yang cepat. Segala informasi

dirasa perlu dibaca atau ditemukan sendiri apabila masih mengandung kerancuan

didalamnya.

Informasi yang cepat, lambat laun menjadi kebutuhan sendiri bagi

penggunanya. Internet yang kemudian memperluas kepopuleran berbagai macam

sosial media, kini sudah menjadi media komunikasi yang paling sering digunakan

sehari-hari, khususnya bagi mahasiswa. Hampir semua mahasiswa yang memiliki

latar belakang berbeda-beda seolah sepakat keberadaan sosial media memberi satu

2

kemudahan dalam berkomunikasi baik untuk pengetahuan pribadi maupun untuk

dibagikan kepada orang lain.

Informasi yang dibagikan ini, cenderung memiliki ketertarikan tersendiri

bagi pihak komunikator atau disini dapat disebut sebagai penerus informasi dari

sumber tertentu. Informasi ini dapat berupa berita atau artikel yang sifatnya

beragam, dapat menghibur, mengenai hobi, tips atau fenomena-fenomena menarik

yang terjadi di sekitar kita. Tak jarang, komunikator disini mengaharapkan

informasi yang ia bagikan, dapat menambah wawasan komunikan atau membantu

komunikan dalam menyelesaikan sesuatu bahkan memberikan partisipasi mereka

khususnya untuk informasi yang sedang update atau memicu berbagai

kontroversi. Kembali seperti pernyataan penulis diatas, bahwa peristiwa

komunikasi ini memicu komunikator berpotensi menjadi komunikan, juga

sebaliknya.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu kemungkinan

komunikator melakukan news sharing adalah mengharapkan dukungan dari

ketertarikannya terhadap sebuah informasi, meskipun mungkin hanya sekedar

likes. Wilbur Schramm dikutip oleh Suryanto (2015 : 41) berpendapat : “When

we communicate, we are trying to establish a communess with someone. That is

we are trying to share information, an idea or an attitude, ... Communication

always requires at least three elements-the source, the message, and destination.”

Melihat pernyataan Wilbur diatas, menyatakan penyampaian informasi

dibutuhkan untuk mencapai persamaan atau communess baik dalam hal

pandangan, pemikiran, kesepakatan dan hal-hal lain yang diharapkan dapat

menjadi penguat atau pendorong komunikator dalam menyampaikan informasi.

Dalam jurnalnya, Lee dan Ma (2011 : 331) berpendapat bahwa “Indeed,

sharing news in social media has become a phenomenon of growing social,

economic and political importance. Yet, knowledge about factors influencing

news sharing in social media is not well documented in literature.”

Dalam kasus yang mungkin tidak mereka kuasai kebenarannya disini,

dapat membuat masing-masing pembaca berita ini memiliki persepsi tersendiri

soal siapa yang benar dan salah juga apa yang sebenarnya terjadi. Dengan fasilitas

3

share di Facebook ini membuat para penggunanya lebih mudah mengemukakan

pendapat mereka disertai bukti yang menurut mereka dapat memperkuat alasan

mereka. Atau lebih dari itu, mereka melakukan news sharing ini karena

memungkinkan mereka dianggap lebih update, atau sekedar menunjukkan

reputasi dirinya yang ingin dianggap sebagai kaum mahasiswa intelektual dan

berpendidikan.

Sejalan dengan pendapat diatas, oleh Anna Kumpel dkk (2015 : 8 ) dalam

jurnalnya bahwa

“Hence, they are (or at least perceive themselves as) opinion leaders,

often approached by their well-developed social networks for advice or

information and comfortable in adopting new ideas and technologies.

Seeking status, gaining reputation, and drawing people’s attention to

one’s own views and ideas (e.g., Lee & Ma, 2012; Ma et al., 2011) are the

main motivations of news sharing that can be ascribed to this ideal type.

Hyperbolically speaking, news are shared by people who want to openly

express their own opinions, are prone to social appreciation, and crave

for improving their image.”

Artinya, bahwa para pengguna sosial media dalam hal ini Facebook yang

kemudian memutuskan untuk melakukan penyebaran berita atau news sharing –

yang kemudian dapat kita sebut adopter - dimungkinkan menjadi atau setidaknya

menganggap dirinya sebagai opinion leader yang sedang mengalami

perkembangan dalam jaringan sosial mereka dan merasa nyaman untuk

mengadopsi hal-hal baru dalam teknologi. Mencari status / pengakuan,

memperoleh reputasi dan menarik perhatian orang lain atas pendapat mereka

sendiri dapat menjadi beberapa kemungkinan seseorang termotivasi untuk

menyebarkan berita. Secara gamblang, seseorang adopter ini bisa saja ingin

berbagi kepada orang lain secara terbuka dengan mengungkapkan pendapat

mereka sendiri, cenderung menghargai keadaan sekitar dan mendambakan

peningkatan terhadap citra diri mereka sendiri.

Perkembangan internet dan sosial media yang merupakan bentuk media

massa baru membuat para penggunanya dapat saling bertukar informasi dalam

4

bentuk tulisan, gambar, video atau berbagai macam artikel yang dapat dibagikan.

Survey yang dilakukan oleh Kemkominfo dan UNICEF pada tahun 2013,

menyebutkan ada 3 motivasi utama penggunaan internet oleh anak-anak dan

remaja, yakni mencari informasi, persahabatan dan hiburan. Media sosial telah

membentuk cara baru dalam berkomunikasi dan berkolaborasi. Media sosial juga

menawarkan cara yang lebih cepat untuk publik berpartisipasi dalam pertukaran

informasi melalui internet. Media sosial kemudian diartikan sebagai media dengan

konten yang dihasilkan berasal dari pengguna yang disebarkan melalui internet

menggunakan teknologi yang mengedepankan keterlibatan (involvement), berbagi

(sharing) dankolaborasi (collaborating). Media yang menyediakan berbagai

informasi yang dapat disebarkan salah satunya adalah Facebook.

Facebook sebagai kategori sosial media ini, kemudian menjadi sorotan

bagi para penikmat media sosial, juga menjadi peluang bagi para penyebar

informasi seperti media massa koran dan majalah. Sebagai pencipta berita, mereka

memanfaatkan media sosial sebagai penyebaran informasi sekaligus

memfungsikan dirinya sebagai pemberi berita yang eksis dan terpercaya.

Perkembangan media baru yang memicu perkembangan lainnya ini dapat disebut

sebagai sebuah mediamorfosis.

Kehadiran aplikasi share di sosial media Facebook, membuat segala

informasi menjadi mudah untuk disebarkan. Namun, informasi yang terpampang

di timeline mungkin tidak selamanya benar. ‘Benar’ disini adalah benar yang

sebenarnya dan benar untuk dibagikan atau tidak. Sebuah informasi mungkin

tidak benar, atau ada beberapa bagian yang tidak benar atau kurang tepat. Selain

itu, ada beberapa informasi yang benar, namun ada baiknya untuk tidak dibagikan

mengingat informasi mungkin menyinggung berbagai pihak atau memicu

kontroversi dan perdebatan lebih lanjut. Misalnya saja informasi yang mengenai

perdebatan soal agama, ras maupun budaya tertentu. Ketika pihak komunikator

memilih tombol share, ini mungkin akan mempengaruhi banyak pihak yang

menjadi komunikan, baik dalam aspek psikologis maupun tingkah laku.

Lee dan Ma (2011 : 331) dalam jurnalnya, mengutip bahwa “There a

promising line of inquiry is the uses and gratifications (U & G) theory which

5

attempts to explain what social and psychological needs motivate audiences to

select particular media channels and content choices.”

Maksudnya bahwa dalam teori uses and gratification menjelaskan bahwa

ada kemungkinan kebutuhan sosial dan psikologi bagi tiap – tiap orang untuk

kemudian memotivasi dirinya dalam meilih media dan isi yang membersamai

media tersebut.

Selanjutnya, Dunne dkk (2010) dan Park dkk (2009) yang dikutip Lee

(2011 : 331) meneliti bahwa “Recent studies on social networking sites also

highlight that gratifications such as entertainment, information searching and

seeking, socializing, and establishing status and reputation are important in the

usage of social media to facilitate social interaction and group discussion.”

Sehingga, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam penggunaan sosial media

khususnya dalam kegiatan news sharing, responden memiliki 4 kemungkinan

motivasi yaitu pencarian informasi, bersosialisasi, menghibur dan pencarian status

yang dapat mempengaruhi minat responden dalam melakukan news sharing.

Selain 4 faktor diatas, Lee dan Ma (2011 : 332) mengungkapkan bahwa “Besides

gratification factors, prior social media experience may play a role in influencing

news sharing intention.

Artinya bahwa selain 4 faktor gratification diatas, adanya kemungkinan

prior media experience yang ikut mempengaruhi motivasi responden melakukan

kegiatan news sharing. Selanjutnya, Lee dan Ma (2011 : 331 ) mengungkapkan

“In sum, social media empower individuals to create, share and seek content, as

well as to communicate and collaborate with each other. These features afforded

by social media have the potential to change the nature of news sharing. To

investigate news sharing intention in social media, we extend prior work by

drawing from the U&G theory to explain users’ motivations.

Sehingga, faktor prior social media experience atau pengalaman dalam

menggunakan media sosial ditambahkan kedalam kemungkinan faktor pencarian

informasi dan pencarian status. Akhirnya, penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui adanya persamaan atau perbedaan konseptual dengan fenomena yang

telah dipilih oleh peneliti.

6

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis jelaskan diatas, rumusan

masalah yang dapat ditarik oleh penulis adalah :

1. Bagaimana persamaan atau perbedaan antara model konseptual motivasi

Pencarian Informasi, Bersosialisasi, Menghibur dan Pencarian Status yang

melibatkan Pengalaman Menggunakan Media Sosial terhadap minat

melakukan news sharing di Facebook ?

2. Bagaimana pengaruh secara simultan faktor-faktor motivasi Pencarian

Informasi, Bersosialisasi, Menghibur dan Pencarian Status yang

melibatkan Pengalaman Menggunakan Media Sosial terhadap minat

melakukan news sharing di Facebook ?

Tinjauan Pustaka

1. News SharingDalam mengartikan news sharing disini, kita harus memahami definisi

berita itu sendiri dan kemudian menemukan apa yang seharusnya kita sharing atau

bagikan sesuai dengan karakter diri kita dan ketertarikan kita terhadap sesuatu.

Atau mungkin saja, setelah melihat berita yang menarik atau sedang booming,

maka anda menjadi tertarik pula dengan tema tersebut dan menjadi passion baru

anda dalam membaca berita.

Lee (2011 : 332) merangkum pernyataan Szabo dan Huberman (2010) dan

Chung (2008) bahwa para pelaku news sharing memilih sosial media

dibandngkan media tradisional.

“Firstly, in social media, users actively participate in producing news content by submitting links or news stories from various sources. Secondly, in spite of being separated by physical distance, social media users are connected with each other through similar interests and news stories can be spread across such online communities and discussed by people around the world within minutes. Thirdly, social media differs from traditional media in that audiences can customize news choices and interact with others.”

7

Pernyataan tersebut, menyiratkan bahwa sosial media memiliki

keunggulan yang membuat para users nya memiliki alasan kuat untuk terus

melakukan news sharing secara kontinyu. Dalam mempermudah kegiatan news

sharing disini, sosial media menyediakan berbagai fasilitas yang masing-masing

memiliki karakter tersendiri. Seperti contohnya facebook yang memiliki aplikasi

share yang dapat menambahkan komentar berupa saran, kritik, atau sekedar

dukungan kita terhadap berita tersebut.

Diungkapkan Anna Kumpel dkk (2015 : 1 ) dalam jurnalnya, bahwa :

“Focusing on the latter, it cannot be ignored that social media recently have become a constitutive part of online news distribution and consumption (cf. Mitchell & Page, 2014b). Additionally, due to their convenient and easy-to-use tools for posting content, social media also simplify and facilitate news sharing—both for media organizations and individuals. For the average social media user, this can be done, for example, using the share buttons provided on news sites or by “reposting” or “retweeting” links to news found on a Facebook fan page or a friend’s Twitter feed. Online news sites increasingly rely on these referrals from social media to improve their website traffic, article views, and ultimately their economic success. Therefore, it is quite expectable that all US newspapers with a weekday circulation of more than 100,000 are using social media as an additional means to distribute their content online (Ju, Jeong, &Chyi, 2014).”

Kutipan pernyataan diatas, menguatkan bahwa sosial media yang membuat

news sharing ini menjadi kegiatan yang mudah bahkan cenderung menjadi

passion bagi masing-masing pengguna sosial media untuk berbagai alasan.

Dengan pemanfaatan sosial media ini, news sharing dapat dilakukan dimana saja

dan kapan saja, mengingat teknologi informasi dalam penyebaran berita semakin

mengalami persaingan antar portal berita online, sehingga berita yang dikemas

cenderung lebih rinci dan meskipun kontroversial dimungkinkan menuai lebih

banyak ketertarikan penggguna sosial media untuk menyebarkannya. Namun,

lagi-lagi, fenomena news sharing ini tidak bisa kemudian terlepas dari sosial

media itu sendiri, karena keduanya saling berkaitan untuk kepentingan masing-

masing pihak, baik pengguna sebagai penyebar berita, sosial media yang

8

menyediakan fasilitas news sharing, dan tentunya pembuat berita yang secara

umum dapat kita sebut portal berita.

Akhirnya, dapat ditarik kutipan yang dapat menyimpulkan definisi news

sharing ini yakni

“However, we would argue that the term “news sharing” is somewhat more precise because it only focuses on the act of distributing a specific kind of content instead of describing a general social media activity that can involve posting personal pictures, anecdotes, or simply talking about one’s feelings. Thus, we define news sharing as the practice of giving a defined set of people access to news content via social media platforms, as by posting or recommending it.”

Bahwa news sharing adalah sebuah kondisi pendistribusian konten secara

spesifik dapat menjelaskan aktivitas di sosial media secara umum termasuk

postingan foto pribadi, anekdot atau pembicaraan sederhana mengenai perasaan

seseorang. Lebih jauh. News sharing diartikan sebagai praktek pendefinisian

sekumpulan orang yang disalurkan melalui konten berita di perangkat sosial

media seperti mengumumkan atau merekomendasikannya.

2. Teori : Uses and Gratifications dalam Minat Melakukan News Sharing

Neumen dalam Sugiyono, (2004 : 80) berpendapat “Teori adalah

seperangkap konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk

melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel,

sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena”.

Teori Uses and Gratifications ini pertama kali dikenalkan oleh Herbert

Blumer dan Elihu Katz pada tahun 1974. Teori ini menyatakan bahwa pengguna

media mempunyai peran aktif untuk memilih dan menggunakan media untuk

mendapatkan sumber-sumber yang diinginkan dan berusaha untuk memenuhi

kebutuhannya. Dalam hal ini pengguna media mempunyai kesempatan yang besar

untuk memilih sendiri media seperti apa dan informasi apa yang dibutuhkan demi

mencapai kepuasan. 

Menurut Diddi & LaRose (2006) ; Lin (2002) ; Rubin & Perse (1987) ;

Ruggiero (2000) dalam Lee & Ma (2011 : 331) “The U&G theory attempts to

explain what social and psychological needs motivate audiences to select

9

particular media channels and content choices, as well as the subsequent

attitudinal and behavioral effects.”

Dari kutipan pernyataan diatas, menjelaskan bahwa teori uses and

gratifications disini memang bertujuan memaparkan motivasi dari pengguna

media dalam memilih media itu sendiri dan berbagai perilaku yang akan atau

kemudian dilakukan oleh mereka.

Namun, Lee dan Ma (2011 : 331 - 339) menyimpulkan dari berbagai

kemungkinan yang telah diteliti oleh para peneliti sebelumnya, bahwa ada 4

kemungkinan seseorang melakukan kegiatan news sharing yaitu pencarian

informasi, bersosialisai, menghibur dan pencarian status yang kemudian

berhubungan dengan pengalaman menggunakan media sosial.

Metodologi

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan analisis SEM. Menurut

Suharsimi Arikunto (2006 : 47) “Penelitian kuantitatif adalah data berdasarkan

angka-angka, sedangkan rancangan penelitian menggunakan kajian deskriptif

yaitu meneliti hal yang sudah ada tanpa perlakuan sengaja untuk membangkitkan

suatu gejala atau keadaan yang selanjutnya dianalisa untuk mengetahui gambaran

tentang sesuatu hal yang terjadi.”

Kesimpulan peneliti bahwa penelitian ini, akan dilakukan dengan menjelaskan

variabel tentang gambaran suatu keadaan atau gejala yang diteliti tanpa

membandingkan atau menghubungkan dengan variabel lain dan didatakan

menggunakan angka-angka.

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti keabsahan teori dengan menggunakan

data-data yang diperoleh peneliti melalui penyebaran kuesioner kepada sebagian

mahasiswa UNS yang merupakan pengguna pernah melakukan kegiatan news

sharing di Facebook. Peneliti berharap dengan metode penelitian kuantitatif

bersifat deskriptif ini dapat menjelaskan pemanfaatan media sosial Facebook

dalam kegiatan News Sharing oleh mahasiswa penggunanya.

10

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode penelitian menggunakan

SEM (Structural Equation Model). Sugiyono (2012 : 323) mendeskripsikan SEM

sebagai suatu analisis yang menggabungkan pendekatan analisis faktor (factor

analysis), model struktural (structural model), dan analisis jalur (path analysis).

Dengan demikian dalam SEM dapat dilakukan tiga macam kegiatan secara

serentak, yaitu pengecekan validitas dan reliabilitas instrumen (berkaitan dengan

analisis faktor konfirmatori), pengujian model hubungan antar variabel (berkaitan

dengan analisis jalur), dan kegiatan untuk mendapatkan suatu model yang cocok

untuk prediksi (berkaitan dengan analisis regresi atau analisis model struktural).

SEM disini merupakan teknik penelitian yang secara simultan meneliti hubungan

antar variabel yang akan diteliti. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang

sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu.

2. Variabel Penelitian

a. Variabel Independen / Eksogen

Variabel ini adalah variabel yang berdiri sendiri dan tidak dipengaruhi

oleh variabel lain, namun keberadaannya dapat menjadi pengaruh bagi

variabel lain. Variabel independen atau eksogen dalam penelitian ini adalah :

pencarian informasi, bersosialisasi, menghibur dan pencarian status.

b. Variabel Dependen / Endogen

Variabel yang selanjutnya ini adalah variabel yang bergantung dengan

variabel independen, atau dengan kata lain, munculnya variabel ini karena

dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah pengalaman menggunakan media sosial dan minat melakukan news

sharing.

11

DIAH, 16/08/17,
SEM adalah metode analisis
DIAH, 16/08/17,
Ini kata siapa sih. Definisi tentang metode penelitian bukan begini

Sajian dan Analisis Data

INF20.25

INF30.41

SOC5-0.00

ENT80.29

ENT90.24

STAT100.32

STAT110.26

STAT120.25

INFORMAT

SOCIALIZ

ENTERTAI

STATUSSE

PRIORMED

INTENTIO

PRIOR15 -0.01

INT17 0.32

INT18 0.36

INT19 0.32

Chi-Square=45.53, df=41, P-value=0.28912, RMSEA=0.032

1.01

0.82

0.80

0.82

0.87

0.77

1.00

0.84

0.87

0.82

0.86

0.86

-0.09

0.29

0.18

0.18

-0.03

0.52

0.24

Nilai muatan variabel laten eksogen ke variabel laten endogen dan nilai

muatan variabel indikator eksogen ke variabel laten eksogen dapat langsung

dilihat dalam hasil diagram SEM diatas. Namun, nilai muatan variabel indikator

eksogen ke variabel laten endogen belum diketahui sehingga perlu dihitung

terlebih dulu untuk melihat indikator mana yang paling besar pengaruhnya

terhadap variabel laten endogen yaitu pengalaman bermedia sebelumnya dan

minat melakukan news sharing. Untuk lebih mudahnya, peneliti menyajikan tabel

nilai muatan hubungan antar variabel.

12

Nilai Muatan Faktor Variabel Laten Eksogen ke Variabel Laten Endogen,

Variabel Indikator Eksogen ke Variabel Laten Eksogen dan Variabel

Indikator Eksogen ke Variabel Laten Endogen

Variabel

Laten

Eksogen

Variabel

Indikator

Variabel

Laten

Endogen

Nilai

Muatan

Variabel

Laten

Eksogen ke

Variabel

Laten

Endogen

Nilai

Muatan

Variabel

Indikato

r

Eksogen

ke

Variabel

Laten

Eksogen

Nilai

Muatan

Variabel

Indikator

Eksogen ke

Variabel

Laten

Endogen

1 2 1 2

Pencarian

Informasi

News

Sharing

memudahka

n saya

mengingat

kembali

berita

tersebut

pada saat

dibutuhkan

Pengala

man

Bermedi

a

Sebelum

nya (1)

Minat

Melakuk

an News

Sharing

(2)

-

0.03

0.18

0.87

-0.2 1.2

News

Sharing

membuat

saya tetap

up-to-date

mengenai

berbagai

0.77

13

berita dan

event terbaru

Bersosialisasi

News

Sharing

membantu

saya dapat

tetap

berhubungan

dengan

orang lain

Minat

Melakuk

an News

Sharing

(2)

-

0.031.00 1

Hiburan

News

Sharing

mengatasi

kebosanan

saya

Minat

Melakuk

an News

Sharing

(2)

0.52

0.84

1News

Sharing

membantu

saya untuk

bersantai

0.87

Pencarian

Status

News

Sharing

membuat

saya merasa

penting

Pengala

man

Bermedi

a

Sebelum

nya (1)

Minat

Melakuk

an News

Sharing

-

0.02

0.24

0.82

-

0.09

1.0

9

News

Sharing

membantu

saya

memperoleh

status

0.86

14

(2)

News

Sharing

membantu

saya terlihat

baik / pandai

0.86

Pada nilai muatan variabel laten eksogen ke variabel laten endogen

dapat disimpulkan ada 2 yang menduduki posisi lebih tinggi dari yang lainnya.

Yaitu variabel Hiburan ke Minat Melakukan News Sharing sebesar 0,52.

Selanjutnya, variabel Pencarian Status ke Minat Melakukan News Sharing sebesar

0,24.

Artinya, dalam hal motivasi melakukan News Sharing, mahasiswa UNS

memiliki kecenderungan untuk entertaining atau menghibur diri dan pencarian

status sebagai motivasi utama. Dari hasil penelitian ini, menyatakan bahwa faktor

hiburan / entertainment dan pencarian status / status seeking adalah yang paling

mempengaruhi responden untuk melakukan kegiatan news sharing.

Selain itu, ada beberapa variabel yang menunjukkan angka negatif, yaitu

variabel pencarian informasi yang melalui pengalaman bermedia sebelumnya dan

juga pencarian status yang melalui pengalaman bermedia sebelumnya pula.

Masing-masing variabel menunjukkan angka -0,03 dan -0,02. Artinya, bahwa

mahasiswa UNS yang memilih motivasi pencarian informasi dan pencarian status

disini, secara signifikan tidak perlu melalui faktor pengalaman mereka dalam

bermedia sosial / menggunakan internet untuk mencapai kepuasan dalam

penggunaan Facebook yang kemudian dapat berlanjut ke minat melakukan news

sharing. Mahasiswa UNS, berdasarkan penelitian ini, cenderung puas walaupun

tidak dengan memiliki blog, melakukan mikro blogging atau membagi foto dan

video di sosial media ; dimana hal-hal tersebut merupakan indikator dari variabel

Pengalaman bermedia sebelumnya. Berikut penjelasan lebih detail mengenai

hubungan variabel laten eksogen ke variabel laten endogen, variabel indikator

eksogen ke variabel laten eksogen serta variabel indikator eksogen ke variabel

laten endogen.

15

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut: Rumusan masalah yang menyatakan model konseptualisasi yang

dibangun oleh peneliti sebelumnya memiliki kesamaan dengan model yang

dibangun populasi oleh peneliti terbukti. Artinya, motif pencarian informasi,

bersosialisasi, hiburan dan pencarian status memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap minat melakukan news sharing dengan variabel pencarian informasi dan

pencarian status yang terhubung dan melewati variabel pengalaman bermedia

sebelumnya (prior media experience). Meskipun, variabel prior media experience

bernilai negatif atau tidak mempengaruhi minat melakuukan news sharing di

menggunakan Facebook.

Faktor yang paling mempengaruhi minat melakukan news sharing adalah

hiburan sebesar 0,52 disusul oleh pencarian status yakni sebesar 0,24. Artinya,

responden dalam penelitian memiliki motivasi untuk mencari hiburan dan mencari

status untuk mencapai kepuasan yang memicu penggunaan facebook sebagai

media news sharing. Variabel lainnya yaitu bersosialisasi dan pencarian informasi

memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan variabel diatas. Meskipun mereka

memiliki nilai yang kecil, namun nilainya masih positif sehingga masih bisa

dikatakan sebagai faktor yang mempengaruhi responden dalam melakukan

kegiatan news sharing.

Di sisi lain, variabel pengalaman bermedia sebelumnya memiliki nilai

negatif yakni sebesar -0,09. Artinya, bahwa dalam mencapai kepuasan melakukan

kegiatan news sharing, responden tidak memerlukan pengalaman dalam bermedia

terlebih dahulu untuk kemudian mempertimbangkan untuk melakukan kegiatan

news sharing.

Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Untuk penelitian selanjutnya, penelitian ini hanya sebatas media sosial

Facebook saja. Oleh karenanya, peneliti selanjutnya dapat melihat media

sosial lain atau membandingkan dengan media sosial yang lain. Variabel

16

yang digunakan peneliti selanjutnya pun dapat ditambahkan untuk

mengukur kemungkinan-kemungkinan hubungan pada model diagram

path lainnya.

2. Untuk media sosial Facebook yang telah kemudahan melakukan kegiatan

news sharing supaya menambah semacam rekomendasi – rekomendasi

mengenai artikel / berita yang bermanfaat dan mendidik. Juga lebih bisa

melakukan filter terhadap konten – konten yang berbau SARA dan

sejenisnya supaya penggunaan facebook tidak disalahgunakan oleh

oknum- oknum yang tidak bertanggung jawab

Daftar Pustaka

Aak. (2015). Kemkominfo : Internet Jadi Referensi Utama Mengakses Berita dan Informasi. (Online). (https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/5421/Kemkominfo%3A+Internet+Jadi+Referensi+Utama+Mengakses+Berita+dan+Informasi/0/berita_satker . Diakses pada 20 Juni 2016, 14:06 WIB)

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Cangara, Hafied. (2003). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Ghozali, Imam, dan Fuad. (2008). Structural Equation Modelling : Teori, Konsep dan Aplikasi Dengan Program Lisrel 8.0. Semarang : Badan Penerbit UNDIP

________ . (2012). Structural Equation Modelling : Teori, Konsep dan Aplikasi Dengan Program Lisrel 8.0. Semarang : Badan Penerbit UNDIP

Ferdinand, Augusty. (2002). Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen. Semarang : FE Undip.Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana

Prenada Media Group.Kumpel, Anna Sophie dkk. (2015). “News Sharing in Social Media: A Review of

Current Research on News Sharing Users, Content, and Networks”. Journal of Social Media and Society. Vol. 1 : 1-14

Lee, Chei Sian dan Long Ma. (2011). “News Sharing in Social Media: The Effect of Gratifications and Prior Experience”. Journal of Computers in Human Behavior. Vol. 28 : 331–339

Literat, Ioana. (2014). “Measuring New Media Literacies: Towards the Development of a Comprehensive Assessment Tool”. Journal of Media Literacy Education. Vol. 6 : 15-27.

Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka CiptaMorissan. (2013). Teori Komunikasi : Individu Hingga Massa. Jakarta : Prenada

Media

17

Nasrullah, Rulli. (2017). Media Sosial : Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaluddin. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Silverblatt, Art dkk. (2014). Media Literacy, Keys to Interpreting Media Messages Fourth Edition. Praeger

Sugiyono. (2004). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.________. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV.Alfabeta.Suryanto. (2015). Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung : Pustaka Setia.Usman, Husaini dan Purnomo. (2008). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : PT

Bumi AksaraWest, Richard dan Iynn Turner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi dan

Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika

18