Css Presbiakusis Rozaleliana
-
Upload
muhammad-rabani-rivai -
Category
Documents
-
view
50 -
download
2
description
Transcript of Css Presbiakusis Rozaleliana
BAB I
PENDAHULUAN
Presbiakusis merupakan kondisi klinis yang secara umum terkait oleh
proses penuaan yang menyebabkan kehilangan pendengaran. Presbiakusis sendiri
termasuk ke dalam tuli sensorineural (saraf) yang terjadi berangsur-angsur.1,2
Secara global prevalensi presbiakusis bervariasi, diperkirakan terjadi pada
30-45% orang dengan usia di atas 65 tahun. Menurut WHO pada tahun 2005 akan
terdapat 1.2 milyar orang akan berusia lebih dari 60 tahun, dari jumlah tersebut
60% diantaranya tinggal di negara berkembang. Menurut perkiraan WHO pada
tahun 2020 populasi dunia berusia diatas 80 tahun juga akan meningkat sampai
200%. 2
Angka insidensi dari gangguan pendengaran akibat prebikusis pada lansia
di Amerika Serikat dilaporkan sebesar 25-30% untuk kelompok umur 65-70
tahun, sedangkan angka insidensi untuk umur lebih dari 75 tahun sebesar 50%.
Menurut hasil survei, jumlah pemakai alat bantu dengar sampai saat ini di
Amerika mencapai 20 juta orang.3
Di Indonesia jumlah penduduk berusia lebih dari 60 tahun pada tahun
2005 diperkirakan mencapai 19.9 juta atau 8.48 % dari jumlah populasi. Pada
tahun 2025 jumlah tsb akan meningkat menjadi 4 kali lipat dari jumlah tahun
1990, dan merupakan jumlah tertinggi di dunia. Juga terjadi peningkatan usia
harapan hidup dari usia 59.8 tahun ( 1990 ) menjadi 71.7 % pada tahun 2020. 2
1
BAB II
PRESBIAKUSIS
Presbiakusis adalah tuli sensorineural frekuensi tinggi, umumnya terjadi
mulai usia 65 tahun, simetris pada telinga kiri dan kanan. Presbiakusis dapat mulai
pada frekuensi 1000 Hz atau lebih. Progresifitas penurunan pendengaran
dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin, pada laki-laki lebih cepat dibandingkan
dengan perempuan.4
2.1 Gangguan Pendengaran
Gangguan dengar adalah suatu kondisi fisik yang ditandai dengan
berkurang atau bahkan hilangnya pendengaran seseorang. Gangguan pendengaran
menurut letaknya dibagi menjadi 3 tipe, yaitu tipe konduktif, tipe sensorineural,
dan tipe campuran.4
2.1.1 Gangguan Pendengaran Tipe Konduktif
Gangguan pada telinga bagian luar dan tengah akan menyebabkan
ganguan pendengaran tipe konduktif, seperti: sumbatan tuba eustachius, gangguan
pada vena jugularis berupa aneurisma akan menyebabkan telinga berbunyi sesuai
denyut jantung. Pada tuli konduktif terdapat gangguan hantaran udara yang
disebabkan oleh kelainan atau penyakit di telinga luar atau di telinga tengah.4
2.1.2 Gangguan Pendengaran Tipe Sensorineural
2
Pada tipe sensorineural, kelainan terdapat pada nervus VII di kokhlea
(telinga dalam). Salah satu contohnya adalah berkurangnya sel-sel rambut pada
penderita presbiakusis.4
2.1.3 Gangguan Pendengaran Tipe Campuran
Tipe campur (mixed deafness) merupakan gabungan antara tipe konduktif
dan tipe sensorineural. Tuli campur dapat merupakan satu penyakit, misalnya
radang telinga tengah dengan komplikasi telinga dalam atau merupakan dua
penyakit yang berlainan, misalnya tumor nervus VIII (tuli saraf) dengan radang
telinga tengah (tuli konduktif).4
2.2 Etiologi
Umumnya diketahui bahwa presbiakusis merupakan akibat dari proses
degenerasi, namun diduga kejadian presbiakusis memiliki hubungan dengan
berbagai faktor etiologi yang lain, seperti:3,4,5
A. Vaskular (hipertensi dan arteriosklerosis)
Gangguan sirkulasi telah lama dihubungkan sebagai penyebab
hilangnya pendengaran pada lansia. Penyakit vaskular yang banyak
dihubungkan diantaranya adalah hipertensi, arteriosklerosis dan
aterosklerosis.
Arteriosklerosis adalah suatu penyakit vaskular yang ditandai
dengan penebalan dan kehilangan elastisitas dinding pembuluh darah.
Arteriosklerosis cukup sering terjadi pada orang tua dan mungkin dapat
menyebabkan gangguan perfusi dan oksigenasi kokhlea. Hipoperfusi dapat
3
menuju kepada perubahan radikal bebas yang dapat merusak telinga dalam
seiring dengan rusaknya DNA mitokondira telinga dalam. Kerusakan ini
sejalan dengan perkembangan presbiakusis.
Aterosklerosis memiliki etiologi yang berbeda dengan
arteriosklerosis, aterosklerosis merupakan suatu penyakit penyempitan
lumen pembuluh darah karena pembesaran plak. Plak aterosklerosis
merupakan kumpulan lemak, sel busa, debris sel, dan kristal kolesterol.
Baik arteriosklerosis maupun aterosklerosis dapat menyebabkan hipertensi
yang akan memperparah gangguan perfusi dan oksigenasi kokhlea.
B. Diet dan metabolisme (diabetes melitus dan hiperlipidemia)
a. Diabetes melitus dan hiperlipidemia dapat mempercepat proses
dari aterosklerosis.
b. Diabetes melitus menyebabkan proliferasi difus dan hipertrofi
vaskular pada endotelia intima yang mungkin mengganggu perfusi
kokhlea.
C. Genetik
Penegakan diagnosis sensorineural karena genetik sangat sulit,
tetapi genetik tetap harus dipertimbangkan sebagai salah satu faktor
predisposisi dari presbiakusis. Penegakan diagnostik dapat diambil dari
history taking mengenai riwayat keluarga yang lain.
D. Suara gaduh (bising)
Bising (frekuensi, intensitas, dan durasi paparan) memiliki
hubungan langsung dengan kerusakan organ dalam telinga, namun bising
4
dapat menyebabkan kerusakan organ dalam pada semua usia dan tidak
terfokus hanya pada lansia saja. Bising termasuk ke dalam salah satu
penyebab yang dapat memperparah keadaan presbiakusis, kerusakan
akibat bising termasuk ke dalam kerusakan mekanik.
E. Efek obat ototoksik
F. Riwayat merokok
G. Stress
2.3 Patofisiologi dan Klasifikasi
Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan N.VIII.
pada koklea perubahan yang mencolok ialah atrofi dan degenerasi se rambut
penunjang pada organ Corti. Proses atrofi disertai dengan perubhan vaskular juga
terjadi padas stria vaskularis. Selain itu terdapat pula perubahan, berupa
berkurangnya jumlah dan ukuran sel-sel ganglion dan saraf. Hal yang sama terjadi
juga pada myelin akson saraf.4
Perubahan histopatologi yang terjadi, Gacek dan Schuknecht membagi
presbiakusis menjadi 4 jenis, yaitu: 3,4,5
A. Presbiakusis tipe sensorik
Lesi pada tipe sensorik terbatas pada kokhlea, terdapat atrofi organ
korti dan jumlah sel-sel rambut berkurang. Pada gambaran histologi,
terdapat atrofi yang terbatas hanya beberapa milimeter pada membrana
basalis dan terdapat akumulasi pigmen lipofuscin yang merupakan pigmen
penuaan. Proses ini berjalan perlahan tapi progresif dari waktu ke waktu.
5
Pemeriksaan audiometri memperlihatkan gambaran penurunan curam di
batas frekuensi tinggi yang dimulai setelah usia menengah.
B. Presbiakusis tipe neural
Presbiakusis tipe neural ditandai dengan berkurangnya sel-sel
neuron dan jaras auditorik pada kokhlea. Menurut Schuknecht, 2100
neuron hilang setiap dekade (dari total 35.000). Hal ini dimulai sejal awal
kehidupan dan mungkin peran genetik yang berpengaruh. Pengaruh tidak
terlihat sampai usia tua karena rata-rata nada murni tidak terpengaruh
sampai 90% dari neuron hilang. Atrofi terjadi sepanjang koklea, dengan
hanya sedikit wilayah basilar yang terpengaruhi dari seluruh membrana
basilaris di koklea. Oleh karena itu, tidak terdapat penurunan terjal di batas
frekuensi tinggi seperti presbiakusis tipe sensorik dan hanya terdapat
penurunan sedang di frekuensi tinggi. Pada presbiakusis neural, terjadi
pula kehilangan neuron secara umum yang berupa perubahan SSP yang
difus dan berhubungan dengan defisit lain seperti kelemahan, penurunan
perhatian dan penurunan konsentrasi.
6
Gambar 1. Audiogram sensory presbyacusis (kiri) dan neural presbyacusis
(kanan).5
C. Presbiakusis tipe metabolik (strial presbycusis)
Presbiakusis tipe metabolik merupakan tipe presbiakusis yang
paling sering dijumpai. Kerusakan yang terjadi pada tipe ini berupa atrofi
stria vaskularis, potensial mikrofonik menurun, fungsi sel dan
keseimbangan biokimia/bioelektrik kokhlea berkurang. Secara histologis
pada kokhlea, terlihat stria vaskularis yang atrofi tersebar sepanjang
kelokan kokhlea yang dengan mikroskop stria tampak berupa lapisan
seluler selapis. Juga tampak adanya degenerasi kistik dari elemen stria dan
atrofi ligamen spiralis. Seperti diketahui stria vaskularis adalah tempat
produksi endolimfa dan berfungsi dalam sistem enzim yang diperlukan
untuk mempertahankan potasium, sodium dan metabolisme oksidatif.
Daerah ini juga sebagai tempat pembangkitan dari endokokhlear potensial
sebesar 80 miliVolt antara duktus kokhlea dan ruang perilimfe yang
7
diperlukan untuk transduksi signal di dalam kokhlea. Atrofi stria
vaskularis mengakibatkan hilangnya pendengaran diwakili oleh kurva
mendengar datar karena seluruh koklea terpengaruh. Proses ini cenderung
terjadi pada orang berusia 30-60 tahun dan berjalan secara perlahan.
D. Presbiakusis tipe mekanik (cochlear presbycusis)
Pada presbiakusis tipe mekanik terjadi perubahan gerakan mekanik
duktus kokhlearis, atrofi ligamentum kokhlearis, dan membran basilaris
menjadi lebih kaku. Secara histologis tampak hialinisasi dan kalsifikasi
membrana basalis, degenerasi kistik elemen stria, atrofi ligamen spiralis,
pengurangan selularitas ligamen secara progesif serta kadang-kadang
ligamen ruptur.
Gambar 2. Audiogram metabolic presbyacusis (kiri) dan mechanical
presbyacusis (kanan).5
8
2.4 Manifestasi Klinis
Presbiakusis mengurangi kemampuan untuk mendengar nada pada
frekuensi tinggi. Penurunan pendengaran yang terjadi secara gradual, bilateral,
dan simetris. Keluhan yang paling sering adalah kesulitan mendengar suara atau
percakapan dengan latar belakang suara yang berisik atau di keramaian. Penderita
presbiakusis terkadang sulit untuk mendengar percakapan dengan kata depan
konsonan, seperti: s, sh, f, p, t. Gejala presbiakusis juga dapat disertai dengan
tinitus.3,4,6
2.5 Diagnosis
Diagnosis ditentukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan audiometri. Pada anamnesis akan didapatkan mengenai data umum
(usia tua, umur, jenis kelamin, dll), manifestasi klinis, dan faktor resiko penyebab
presbiakusis. Pada pemeriksaan klinis berupa otoskopi akan didapatkan gambaran
membran timpani yang suram. Pemeriksaan otoskopi juga beguna untuk
menyingkirkan diagnosa banding bagi gangguan dengar tipe sensorineural,
seperti: perforasi membran timpani, timpanosklerosis, kolesteatoma (keganasan).
Pada kasus presbiakusis, pemeriksaan audiometri merupakan pemeriksaan standar
untuk penegakan diagnosis presbiakusis.4
2.6 Pemeriksaan Audiometri1,5
9
Pemeriksaan audiometri merupakan pemeriksaan pokok pada kasus
presbiakusis. Gambaran audiometri pada presbiakusis dibagi menjadi 2, yaitu
gambaran audiometri nada murni dan gambaran audiometri tutur atau bicara.
No. Tipe Audiometri nada murni Audiometri tutur1 Sensori Penurunan ambang dengar yang
curam pada frekuensi tinggi (sharply slooping)
Bergantung pada frekuensi yang terkena
2 Neural Penurunan pendengaran sedang pada semua frekuensi (gently slooping)
Gangguan diskriminasi tutur berat
3 Metabolik (strial) Penurunan pendengaran dengan gambaran flat dan berjalan progresif pelan
Gangguan diskriminasi tutur ringan
4 Mekanik Penurunan pendengaran dengan kurva menurun pada frekuensi tinggi secara lurus berjalan progresif pelan
Bergantung pada kecuraman penurunan
Tabel 1 Audiogram pada presbiakusis4
2.7 Penatalaksanaan1,3,4
Prinsip penatalaksanaan pada penderita presbiakusis berupa rehabilitasi
medik dengan menggunakan alat bantu dengar (hearing aid) dan dibantu dengan
konseling. Alat bantu dengar ini berfungsi sebagai alat yang membantu
penggunaan sisa pendengaran untuk kepentingan komunikasi dengan lingkungan.
Seseorang dinyatakan perlu untuk menggunakan alat bantu dengar apabila
kehilangan pendengaran lebih dari 40 dB.
Alat bantu dengar memiliki beberapa jenis, diantaranya:
a. Tipe behind the ear (BTE) adalah jenis alat bantu dengar yang
ditempatkan di belakang telinga.
10
b. Tipe in the ear (ITE) adalah alat bantu dengar yang ditempel menutupi
konkha.
c. Tipe in the canal (ITC) adalah alat bantu dengar paling kecil dan mahal
yang ditempatkan di meatus acusticus eksternus (lubang telinga).
d. Tipe contralateral routing of signal (CROS) adalah alat bantu dengar yang
dibuat dan diletakkan pada tangkai kaca mata.
Berkat kemajuan teknologi, baru-baru ini diperkenalkan teknik pemasangan
implant cochlea. Teknik ini menggunakan tindakan operatif dengan cara
menempatkannya di telinga dalam. Implant cochlea secara elektrik akan
menstimulasi membran tissue dari neural dan saraf kranial VIII.
BAB III
PENUTUP
11
Presbiakusis adalah penurunan pendengaran alamiah yang terjadi sejalan
dengan proses penuaan dan umumnya dimulai pada umur 65 tahun. Berdasarkan
perubahan histopatologi yang terjadi, Gacek dan Schuknecht membagi
presbiakusis menjadi 4 jenis, yaitu presbiakusis tipe sensorik, presbiakusis tipe
neural, presbiakusis tipe metabolic, dan presbiakusis tipe mekanik. Presbiakusis
dapat ditangani dengan alat bantu dengar.
DAFTAR PUSTAKA
12
1. Millis. John, Megerian. Cliff, dan Lambert. Paul. Presbyacusis and
Presbyastasis. Ballenger, J., Jhon., Snow, B., James. Otorhinolaryngology
Head and Neck Surgery. 17th ed. United States : BC Decker. 2009 : 333-42.
2. Dr. Soetjipto. Damayanti., Sp. THT. Komie Nasional Penanggualangan
Gangguan Pendengaran dan Ketulian. Presbikusis. (Available on-line with
updates at http://ketulian.com). (verified at 7 April 2012).
3. Peter, S.L. Inner Ear. Presbycusis. (Available on-line with updates at
http://emedicine.medscape.com ) . (verified at 7 April 2012 ).
4. Soepardi, E.A., Nurbaiti, dkk. 2007. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung
tenggorok kepala & leher. 6th ed. Jakarta: Balai penerbit FK UI. 43-45.
5. Dr. Soesilorini, Melinda. Faktor-faktor Resiko yang Berpengaruh terhadap
Presbikusis di RSUP Dr. Kariadi Semarang. (Available on-line with updates
at http://eprints.undip.ac.id). (verified at 8 April 2012).
6. National Instituite on Deafness and Other Communication Disorders National
Institutes of Health. 2007. Prevalence of presbycusis. (Available on-line with
updates at http ://www.nidcd.nih.gov/health/hearing/presbycusis.asp).
(verified at 7 April 2012).
13