Crusher
-
Upload
arhamminingenginers -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of Crusher
Tugas 1
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JOE CRUSHER
Oleh
Kelas. C
Arham.s (01131204)
Ekabri saputra. (01131213)
Dirham muhammad. (01131188)
Ade marsyal. (01132194)
Rahmat wiriyanto. (01131227)
Amrul muchtar. (01131193)
Rijal noer. (01131212)
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2014
1. Latar Belakang
Bahan mentah untuk pembuatan bahan, tidak dapat diperoleh dari alam dengan jumlah
tak terbatas. Pemakaian yang kian meningkat, memaksa orang untuk berhemat dan sedapat
mungkin memanfaatkan kembali barang bekas (terutama logam). Dalam proses praolahan,
Sebelum bijih mengalami proses metalurgi ekstraksi secara hidrometalurgi, pirometalurgi,
ataupun elektrometalurgi bijih akan mangalami suatu pengolahan awal yang terdiri dari :
1. Kominusi (pengecilan ukuran)
2. Sizing dan clasification (pemisahan dan pengelompokkan mineral dengan melihat dari
ukuran mineral tersebut)
3. Konsentrasi (pemisahan mineral melalui sifat fisik mineral, misalnya berat jenis,
konduktivitas, kemagnetan serta sifat permukaan).
2 . Kominusi
Dalam proses pengolahan bahan galian tahap pertama yang di lakukan adalah proses
kominusi atau pengecilan ukuran , ini memungkinkan agar bahan galian tersebut lebih mudah
di olah di proses selanjutnya selanjutnya, salah satu alat yang di gunakan dalam proses
kominusi atau pengecilan ukuran yaitu crusher.
Kominusi atau pengecilan ukuran bahan galian sesuai dengan yang diinginkan.
Kominusi merupakan tahap awal dalam proses Pengolahan Bahan Galian (PBG) yang
bertujuan untuk :
1. Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material pengotornya.
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses
berikutnya.
3. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya
reagenflotasi
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :
1. Crushing (Peremukan / pemecahan)
2. Grinding (Penggerusan / penghalusan)
Prymari crushing merupakan Merupakan peremukan tahap pertama, alat peremuk yang
biasanya digunakan pada tahap ini adalah Jaw Crusher dan Gyratory Crusher. Umpan yang
digunakan biasanya berasal dari hasil penambangan dengan ukuran berkisar 1500 mm,
dengan ukuran setting antara 30 mm sampai 100 mm. Ukuran terbesar dari produk
peremukan tahap pertama biasanya kurang dari 200 mm.
Secondary Cruher merupakan peremukan tahap kedua, alat peremuk yang digunakan adalah
Cone Crusher, Hammer Mill dan Rolls. Umpan yang digunakan berkisar 150 mm, dengan
ukuran antara 12,5 mm sampai 25,4 mm. Produk terbesar yang dihasilkan adalah 75 m.
Fine crushing merupakan peremukan tahap lanjut dari secondary crushing, alat yang
digunakan adalah Rolls, Dry Ball Mills, Disc Mills danRing Mills. Umpan yang biasanya
digunakan kurang dari 25,4 mm.untuk memperkecil material hasil penambangan yang
umumnya masih berukuran bongkah digunakan alat peremuk. Material hasil dari peremukan
kemudian dilakukan pengayakan atau screening yang akan menghasilkan dua macam produk
yaitu produk yang lolos ayakan yang disebut undersize yang merupakan produk yang akan
diolah lebih lanjut atau sebagai produk akhir, dan material yang tidak lolos ayakan yang
disebut oversize yang merupakan produk yang harus dilakukan peremukan lagi.
JAW CRUSHER
Faktor-faktor yangmempengaruhi efisiensi jaw crusher :
1. Lebar lubang bukaan
2. Variasi dari throw
3. Kecepatan
4. Ukuran umpan
5. Reduction ratio (RR)
6. Kapasitas yang dipengaruhi oleh jumlah umpan per jam dan berat jenis umpan
Reduction ratio merupakan perbandingan antar ukuran umpan dengan ukuran produk.
Reduction ratio yang baik untuk ukuran primary crushing adalah 4 – 7, sedangkan untuk
secondary crushing adalah 14 – 20 dan fine crushing (mill) adalah 50 -100.
1. “Sistem Blake” dgn ciri-ciri titik engsel di atas, bagian bawah bergerak mundur maju.
2. “Sistem Dodge” dgn ciri-ciri titik engsel di bawah, bagian atas bergerak mundur
maju.
Kebaikan pemecah menurut sistem Dodge ialah pada titik engselnya terletak dibagian bawah.
Pada waktu pemecahan berlangsung lubang pembuang hanya sedikit terbuka (seolah-olah
tetap). Oleh karena itu hasil olahannya akan lebih rata. Keburukannya ialah lubang pembuang
itu mudah tersumbat.
Pemecah menurut sistem Blake paling banyak di pakai karena tidak mempunyai keburukan
seperti Dodge. Keburukan sistem Blake hasil olahan kurang rata. Supaya mulut kedua rahang
itu tidak mudah rusak, biasanya dilapis dengan plat baja yg dikeraskan dan mudah diganti.
Pada bidang penekan dari plat baja itu di bentuk rusuk-rusuk bergerigi untuk mempercepat
proses pemecahannya.
Kapasitas Jaw Crusher
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan energi Jaw Crusher :
1. Ukuran feed
2. Ukuran produk
3. Kapasitas mesin
4. Sifat batuan
5. Persen waktu yang tidak terpakai
Kapasitas mesin peremuk jaw crusher dibedakan menjadi kapasitas desain dan
kapasitas nyata. Kapasitas desain merupakan kemampuan produksi yang seharusnya dicapai
oleh mesin peremuk tersebut, sedang kapasitas nyata merupakan kemampuan produksi mesin
peremuk sesungguhnya yang didasarkan pada sistem produksi yang diterapkan. Kapasitas
desain diketahui dari spesifikasi yang dibuat oleh pabrik pembuat mesin peremuk dan
kapasitas nyata didapatkan dengan cara pengambilan conto produk yang dihasilkan.
Kapasitas Crusher menurut Taggart :
T = 0,6 L. S
Keterangan :
T = kapasitas (ton/jam)
L = Panjang lubang penerimaan (inchi)
S = Lebar lubang pengeluaran (inchi)
Istilah-istilah pada Jaw Crusher, antara lain :
Setting Block, bagian dari jaw crusher untuk mengatur agar lubang ukuran sesuai dengan
yang dikehendaki. Bila setting block dimajukan, maka jarak antara fixed jaw dengan swing
jaw menjadi lebih pendek atau lebih dekat, dan sebaliknya.
Toggle, bagian dari jaw crusher yang berfungsi untuk mengubah gerakan naik turun menjadi
maju mundur.
Pitman, berfungsi untuk merubah gerakan berputar dari maju mundur menjadi gerakan naik
turun.
Swing Jaw, bagian dari jaw crusher yang dapat bergerak akibat gerakan atau dorongan toggle.
Fixed Jaw, bagian dari jaw crusher yang tidak bergerak/diam.
Mouth, bagian mulut jaw crusher yang berfungsi sebagai lubang penerimaan umpan.
Throat, bagian paling bawah yang berfungsi sebagai lubang pengeluaran.
Gate, adalah jarak mendatar pada mouth.
Set, adalah jarak mendatar pada throat.
Closed Setting, adalah jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada saat swing jaw ekstrim
ke depan.
Open Setting, adalah jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada saat swing jaw ekstrim ke
belakang.
Throw, selisih jarak pelemparan antara open setting dengan close setting
Nip Angle, sudut yang dibentuk dengan garis singgung yang dibuat melalui titik singgung