CRITICAL REVIEW - TRACK 2 - SARA SORAYYA ERMUNA (25413056).docx

5

Click here to load reader

description

Tugas mata kuliah Ekonomi Spasial S2 PWK ITB

Transcript of CRITICAL REVIEW - TRACK 2 - SARA SORAYYA ERMUNA (25413056).docx

Page 1: CRITICAL REVIEW - TRACK 2 - SARA SORAYYA ERMUNA (25413056).docx

Critical Review 2nd International Conference Planocosmo – Track 2 – Pro Poor Infrastructure Development – Sara Sorayya Ermuna (25413056)

BackgroundTulisan yang dibahas mengemukakan mengenai tindakan yang dapat dilakukan dalam

pengurangan kemiskinan yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Paper yang dikemukakan oleh Surjono dan Sutikno (2013) mengemukakan tentang evaluasi efektivitas dan efisiensi program PNPM sebagai salah satu program pengentasan kemiskinan di Kota Malang serta mengidentifikasi mengenai akar permasalahan dari kemiskinan yang terjadi di kawasan pedesaan dengan lokasi studi Desa Pragaan Daja, Sumenep. Sementara itu, tulisan yang dikemukakan oleh Widodo (2013) mengemukakan tindakan yang dapat dilakukan dalam pengurangan kemiskinan pada area rawan bencana dengan lokasi studi Padang Pariaman melalui pengembangan infrastruktur pedesaan.

SummaryPengurangan kemiskinan merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai MDG. Kemiskinan

ini terjadi sebagian besar pada kawasan perkotaan. Tulisan yang dibahas oleh Surjono dan Sutikno (2013) ini mengevaluasi program yang dilakukan untuk pengurangan kemiskinan pada kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan sehingga diketahui program prioritas yang sebaiknya dilakukan pada kawasan perkotaan maupun pedesaan dalam pengentasan kemiskinan. Lokasi studi yang dikaji untuk kawasan pedesaan adalah Desa Pragaan Daya dan Kota Malang merupakan lokasi studi yang dievaluasi untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program PNPM. Lokasi studi pada kawasan pedesaan dimaksudkan untuk mengetahui akar permasalahan yang menyebabkan desa tersebut termasuk pada desa miskin. Berdasarkan dari hal tersebut, maka dapat diketahui faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam program pengurangan tingkat kemiskinan di masa yang akan datang. Sementara itu, untuk tulisan yang dikemukakan oleh Widodo (2013) memaparkan strategi untuk mengentaskan kemiskinan setelah terjadi bencana gempa bumi melalui pengembangan infrastruktur pedesaan agar dapat meningkatkan kondisi perekonomian masyarakat. Kabupaten Padang Pariaman merupakan kawasan rawan bencana, dimana sejak gempa bumi yang terjadi pada tahun 2009 yang brdampak pada sektor ekonominya. Terjadi peningkatan penduduk miskin sebesar 3,41% dari tahun 2008-2009 setelah terjadinya gempa bumi tersebut sehingga diperlukan adanya strategi yang tepat sesuai dengan karakteristik Kabupaten Padang Pariaman sebagai kawasan rawan bencana.

Metode yang digunakan dalam tulisan ini terbagi berdasarkan evaluasi kajian pada masing-masing kawasan, yakni kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan. Metode yang digunakan untuk mengetahui akar permasalahan dari kemiskinan yang terjadi ialah melalui focus group discussion (FGD), yakni Participatory Rapid Appraisal (PRA) untuk mengetahui persepsi masyarakat. Hasil dari focus group discussion ini digambarkan dalam sejarah desa, pemetaan dan transek desa, diagram waktu, kalender pendapatan, dan analisa kelembagaan serta kebijakan. Metode analisa yang digunakan untuk mengevaluasi program PNPM ialah berdasar pada 2 kriteria, yakni efektifitas dan efisiensi. Tingkat efektifitas merupakan keuntungan bersih yang dilihat sebelum dan setelah program dijalankan berdasarkan persepsi masyarakat (dalam rupiah), sedangkan skala dari pendapatan bersih akan menunjukkan tingkat efektivitas dari program. Sementara itu, tulisan yang dikemukakan Widodo (2013) tidak menggunakan metode kuantitatif maupun kualitatif sehingga perumusan strategi tidak dapat dipaparkan dengan jelas sedangkan dalam penentuan wilayah-wilayah prioritas penanggulangan kemiskinan menggunakan data sekunder untuk disusun strategi dan program. Pemaparan strategi yang dilakukan masih bersifat umum dan dapat diterapkan pada karakteristik wilayah yang sama.

Temuan yang dihasilkan dalam tulisan Surjono dan Sutikno (2013) adalah program terkait dengan pengembangan fisik, seperti jaringan jalan, sistem sanitasi dan persampahan belum mampu untuk menanggulangi kemiskinan yang terjadi, melainkan dengan melakukan pelaksanaan dan peningkatan pada pelayanan kesehatan serta kegaiatan ekonomi, perbaikan pada institusi, keterlibatan komunitas, aspek teknis dan manajemen. Sementara itu, pada kawasan pedesaan sebaiknya memprioritaskan pada sumber pendapatan masyarakat desa, infastruktur ekonomi,

Page 2: CRITICAL REVIEW - TRACK 2 - SARA SORAYYA ERMUNA (25413056).docx

Critical Review 2nd International Conference Planocosmo – Track 2 – Pro Poor Infrastructure Development – Sara Sorayya Ermuna (25413056)

pengembangan sektor pertanian dan fasilitas pendidikan. Tulisan yang dikemukakan oleh Widodo (2013) menyimpulkan bahwa strategi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengembangan infrastruktur dengan melibatkan berbagai pihak, pengembangan sumber daya manusia untuk mengurangi kemiskinan dengan pemberian bantuan tunai dari pemerintah maupun LSM, serta adanya alokasi sumber dana yang berasal dari pemerintah pusat dan diyakini sebagai salah satu modal peningkatan sektor ekonomi di masa mendatang.

Critical ReviewBerdasarkan kedua tulisan yang dikemukakan, diketahui bahwa tujuan tulisan dimaksudkan

sebagai salah satu input strategi dan sektor-sektor yang secara efektif dapat mengurangi kemiskinan di suatu wilayah. Penggunaan metode yang dilakukan oleh Surjono dan Sutikno (2013) dapat menggambarkan secara jelas mengenai perbedaan karakteristik wilayah miskin di kawasan pedesaan dan kawasan perkotaan. Metode yang digunakan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi program menyajikan keuntungan serta distribusi yang dapat diterima dari pelaksanaan program pada sektor fisik terhadap penyediaan infrastruktur dengan sektor jasa pelayanan kesehatan dan kegiatan ekonomi. Sementara itu, hasil kajian pada lokasi studi di wilayah pendesaan menghasilkan bahwa kemiskinan yang terjadi diakibatkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Berdasarkan hal tersebut, maka diharapkan intervensi pemerintah untuk pengurangan kemiskinan dapat dilakukan, terutama permasalahan yang disebabkan dari faktor eksternal. Hal yang dapat dikembangkan dari tulisan ini adalah penyusunan strategi dan program berdasarkan sektor yang secara efektif dapat mengurangi tingkat kemiskinan di kawasan perkotaan maupun pedesaan.

Sementara itu, tulisan yang dikemukakan oleh Widodo (2013) memberikan gambaran mengenai wilayah rawan bencana dalam upaya pengurangan kemiskinan. Kelebihan yang disajikan oleh tulisan ini adalah dari lokasi studi yang secara khusus memiliki karakteristik berbeda dengan kawasan lainnya dalam pengentasan kemiskinan, dimana pada Kabupaten Padang Pariaman tidak hanya bermaksud mengurangi kemiskinan. Namun, mempertimbangkan pula bagaimana agar pengembangan yang dilakukan dapat meminimalisir dampak bencana yang terjadi dan menyesuaikan program pengentasan kemiskinan dengan karakteristik Kabupaten Padang Pariaman. Namun, kekhasan karakteristik lokasi studi pada tulisan ini tidak menjadi salah satu input yang berarti dalam penyusunan strategi di wilayah ini. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan metode dan data yang disajikan dalam upaya pemaparan strategi yang sebagian besar berasal dari kebijakan dan data sekunder dimana pada akhir pembahasan ditarik simpulan secara umum mengenai strategi yang efektif untuk dilakukan, yakni dengan mengembangkan kreatifitas dan inovasi agar wilayah tetap dapat bertahan walaupun mengalami keterbatasan dana anggaran. Tidak ada metode kuantitatif yang digunakan secara khusus untuk menyusun dan menentukan strategi yang dianggap tepat untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Jenis tulisan yang dipaparkan oleh Widodo (2013) ini hanya berupa simpulan-simpulan dari kebijakan dan program yang telah dilakukan oleh pemerintah dan komunitas yang terdapat di Kabupaten Padang Pariaman untuk pengurangan kemiskinan dan melihat perkembangan tingkat kemiskinan dari tahun ke tahun setelah terjadinya bencana di Kabupaten Padang Pariaman. Berdasarkan data perkembangan tingkat kemiskinan tersebut kemudian penulis melakukan simpulan bahwa kebijakan dan program yang diterapkan di Kabupaten Padang Pariaman dapat secara tepat mengurangi tingkat kemiskinan. Selain itu, merumuskan secara umum mengenai program pengurangan kemiskinan dengan mempertimbangkan 4 aspek, yakni dari segi pengawasan, integrasi kebijakan, hasil identifikasi tingkat kemiskinan dan karakteristik masing masing wilayah hingga merumuskan strategi yang tepat. Namun, perumusan strategi ini pada dasarnya dapat diterapkan di wilayah yang memiliki permasalahan kemiskinan sehingga diperlukan adanya rencana program dan strategi yang lebih khusus sesuai dengan karakteristik wilayah di Kabupaten Padang Pariaman. Selain itu, perumusan strategi dan rencana program yang diberikan oleh penulis tidak memiliki dasar yang jelas karena tidak adanya penggunaan metode secara kuantitatif yang dapat mengetahui dasar-dasar perumusan strategi tersebut. Strategi yang diberikan merupakan strategi

Page 3: CRITICAL REVIEW - TRACK 2 - SARA SORAYYA ERMUNA (25413056).docx

Critical Review 2nd International Conference Planocosmo – Track 2 – Pro Poor Infrastructure Development – Sara Sorayya Ermuna (25413056)

umum yang diterapkan pada wilayah lain yang juga mengalami permasalahan kemiskinan sehingga belum dapat diketahui sektor prioritas yang sesuai untuk dikembangkan di Kabupaten Padang Pariaman.

Kondisi kemiskinan yang terjadi di perkotaan sebagai salah satu bentuk adanya kegagalan aglomerasi ekonomi. Aglomerasi ekonomi ini didefinisikan sebagai bentuk pemusatan kegiatan ekonomi dimana wilayah dan penduduk dapat merasakan manfaat dari adanya pemusatan kegiatan ekonomi ini. Salah satu aspek penting dari aglomerasi ekonomi adalah penyerapan tenaga kerja sebagai modal sosial. Tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk pada usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika terdapat permintaan terhadap spesifikasi keahlian yang dimiliki oleh tenaga kerja tersebut, serta jika mau dan mampu berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi. Jika dikaitkan dengan adanya jumlah penduduk miskin di suatu wilayah, maka dapat diketahui bahwa aglomerasi ekonomi perkotaan yakni, urbanisasi ekonomi belum dapat memberikan manfaat secara merata terhadap penduduk di wilayah tersebut. Hal ini dapat disebabkan adanya keterbatasan kemampuan dari penduduk terhadap spesifikasi keahlian yang diinginkan dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu, pelayanan dan peningkatan terhadap pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keahlian dapat menjadi salah satu rencana program. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat perekonomian dan daya saing penduduk miskin dalam memiliki lapangan pekerjaan sehingga terjadi penurunan tingkat kemiskinan di wilayah tersebut.

ConclusionSecara keseluruhan, penilaian mengenai pengurangan tingkat kemiskinan dapat dilihat secara

jelas pada tulisan yang dikemukakan oleh Surjono dan Sutikno (2013) dengan menggunakan metode-metode kuantitatif. Tulisan ini pada akhirnya mampu mengetahui efektifitas dan efisiensi dari program yang ada, sehingga dihasilkan nilai yang secara terukur mengenai efektifitas program pengurangan kemiskinan di kawasan perkotaan dan sektor-sektor yang sebaiknya diprioritaskan pengembangannya serta akar permasalahan terjadinya kemiskinan di kawasan pedesaan. Hal yang tidak diakomodir dalam tulisan ini adalah mengenai detail perumusan strategi sehingga yang dapat dilakukan selanjutnya adalah merumuskan strategi berdasarkan sektor dan faktor yang mempengaruhi penurunan tingkat kemiskinan di kawasan perkotaan maupun pedesaan sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Sementara itu, tulisan yang dikemukakan Widodo (2013) belum mampu memberikan gambaran mengenai strategi atau rencana program yang berpengaruh dan prioritas, melainkan hanya memberikan strategi umum yang pada dasarnya dapat diterapkan di wilayah lain. Hal ini disebabkan karena tidak adanya analisa kuantitatif yang digunakan dalam tulisan ini sehingga hanya bersifat identifikasi dan hal tersebut yang menyebabkan pemaparan strategi hanya dapat dilakukan secara umum.

Daftar PustakaSurjono & Sutikno, Fauzul Rizal. 2013. Evaluation of Urban and rural Benefit in Kind Programs For Poverty Reduction in Urban and Rural Areas. Bandung.Widodo, Teguh. 2013. Learning from Padang Pariaman Regency in Reducing Poverty and Escaping from Disadvantaged Region Through Rural Infrastructure. Bandung