CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS...

292
IMPLEMANTASI CHARACTER BUILDING DAN CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 1 SD BUKIT AKSARA SEMARANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Prodi Teknologi Pendidikan Oleh Widliati Latifah 1102412002 JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS...

Page 1: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

IMPLEMANTASI CHARACTER BUILDING DAN

CREATIVITY LEARNING PADA PROSES

PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 1 SD BUKIT

AKSARA SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Pendidikan Prodi Teknologi Pendidikan

Oleh

Widliati Latifah

1102412002

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

ii

Page 3: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

iii

Page 4: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

iv

PERNYATAAN

Page 5: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

➢ “Pendidikan membuat orang menjadi lebih baik dan orang baik tentu

berperilaku mulia” (Plato)

➢ “Kemenangan adalah milik orang yang tekun. Kunci sukses adalah disiplin

diri, disiplin adalah memaksakan diri sekalipun tidak enak” (Ibu ku Itjih

Suarsih)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim skripsi ini saya

persembahkan untuk:

➢ Ibu Itjih Suarsih, Bapak Didin Subhan

Wahidin (Alm), dan Teteh Ahdiaty Fatimah,

terima kasih atas segala yang telah kalian

berikan selama ini.

➢ Almamaterku tercinta, Universitas Negeri

Semarang.

➢ Yayasan Sanggar Aksara dan Bukit Aksara

Semarang yang telah memberikan banyak

inspirasi dan semangat untuk memberikan

yang terbaik bagi pendidikan di Indoneisa.

Page 6: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyusun skripsi dengan judul “Implementasi Character Building dan Creativity

Learning Pada Proses Pembelajaran Tematik Kelas 1 SD Bukit Aksara Semarang”

dengan baik. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk meraih

gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan di

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari dalam

penyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan

studi Strata 1 di Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian di Sanggar Anak

Alam Bantul Yogyakarta.

3. Drs. Sugeng Purwanto, M. Pd, Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi

Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang selalu memberikan

motivasi dalam menyelesaikan skripsi.

4. Drs. Sukirman, M.Pd, Dosen Wali sekaligus Pembimbing I yang dengan

sabar memberikan motivasi, bimbingan, dan dukungan dalam penyusunan

skripsi ini.

Page 7: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

vii

5. Dr. Yuli Utanto, M.Si, Pembimbing II yang dengan sabar memberikan

bimbingan, arahan, dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan staf karyawan Jurusan Kurikulum dan Teknologi

Pendidikan yang telah berkenan mendidik dan berbagi banyak ilmu kepada

penulis dan teman-teman.

7. Ibu Vena Verdiana, S.Pd Kepala SD Bukit Aksara Semarang, Sri Mulyani,

S.Pd Guru Kelas 1, guru-guru, siswa kelas 1, SD Bukit Aksara Semarang

dan seluruh keluarga besar Sanggar Aksara yang telah berbaik hati

mengizinkan serta membantu penulis melaksanakan penelitian ini.

8. Ibu Itjih Suarsih dan Bapak Didin Subhan Wahidin (Alm) yang selalu

tulus memberikan limpahan kasih sayangnya dan mendidik dengan penuh

keikhlasan, agar kelak putrinya dapat menjadi manusia yang bermanfaat

bagi sesama.

9. Tetehku Ahdiaty Fatimah dan Kakak Ipar Ajat Sudrajat, yang selalu

memotivasi untuk meraih impian dan kakak terbaik untuk kulineran.

10. Keponakan tersayang Balakosa Arsya Pradipta dan Hawwalluna Syehzaa

Claudya, yang selalu menjadi alasan untuk pulang dan segera

menyelesaikan skripsi.

11. Angga Septyan Adey Putra, yang telah banyak membantu dan setia

menemani sampai saat ini.

12. Sahabat dari orok, Hary Fitri Anzari, Ristiani Rachman, Bagja M. Debba,

yang telah menyemangati dalam menyelesaikan skripsi.

Page 8: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

viii

13. Sahabat SMA ku, Desy Anggita Putri, Febby Yani Ruchyat, Sarah

Veronika, Natia Ayu A P, tidak lupa sahabat kecipirku Sinta Aulia Utami

dan Ira Puspita Sari, dan sahabat SMP Prisilla Melyana yang telah

memberi semangat dan alasan segera menyelesaikan skripsi.

14. Sahabat TP 2012, HIMA TP 2013, DPM FIP 2014, Youth Creativity, PPL

SMK PGRI 1 Mejobo Kudus 2015, dan KKN Tarub Tegal 2015, yang

telah memberikan pengalaman, senyuman, dan kebaikan yang tidak akan

bisa terulang.

15. Sahabat-sahabatku, Adhelina Candra Isnarini, Nia Faridawati Rustandi,

Mohammad Habiburrahman, Naufan Abghis Salam, Rina Puji Makrifah,

Ismail Shalih, Tri Lestari, dan Bondan Gayuh Almuazzam yang selalu

memberikan keceriaan, dukungan, dan bantuan sejak awal persahabatan

hingga saat ini.

16. Tirekku Ferdi dan Mastinku Yunita Bayu Kusuma, yang terkece, selalu

menghibur, like a sister and bro, dan semoga semakin kuat menghadapi

hidup ini.

17. Home Sweet Home, Bapak Papang, Ibu Lisa, Mas Dion, dan Ade Ian, yang

telah menjadi keluarga baru ku di Semarang, memberi banyak

pengalaman, menjadi tempat berbagi suka maupun duka selama di

Semarang.

18. Icha Meilina dan Rizki Gayuh Romadhoni yang telah menjadi kakak di

Semarang dan teman konsultasi yang baik selama skripsi.

Page 9: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

ix

19. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penelitian dan

penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar dapat

menghasilkan karya yang lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi penulis dan para pembaca.

Semarang, Maret 2017

Penulis

Widliati Latifah

NIM. 1102412002

Page 10: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

x

ABSTRAK

Latifah, Widliati. 2017. Implementasi Character Building dan Creativity

Learning Pada Proses Pembelajaran Tematik Kelas 1 SD Bukit Aksara

Semarang. Skripsi. Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu

Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing 1 Drs. Sukirman,

M.Si. Pembimbing II Dr. Yuli Utanto, M.Si.

Kata kunci: Pendidikan Karakter, Kreativitas, Pembelajaran Tematik

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh munculnya berbagai macam sekolah

swasta nasional yang mengunggulkan karakter. Bukan haya karakter yang

menjadi nilai lebih bagi sekolah ini, namun ada kreativitas dalam belajar yang

mejadi fokus dari SD Bukit Aksara Semarang. Peneletian ini bertujuan untuk

mengetahui implementasi dari character building dan creativity learning pada

proses pembelajaran tematik di kelas 1. Implementasi dari character building dan

creativity learning difokuskan pada tiga aspek, yaitu aspek perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis

kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data

menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa konsep character building dan creativity learning telah

disesuaikan dengan tujuan didirikannya SD Bukit Aksara Semarang, yang

menciptakan generasi yang kreatif, dinamis, dan berkarakter. Impelementasi

character building dan creativity learning pada pembelajaran tematik kelas 1 SD

Bukit Aksara Semarang dalam perencanaan character building dan creativity

learning pada proses pembelajaran tematik kelas 1 SD Bukit Aksara telah sesuai

dengan tujuan dari character building dan creativity learning yang

mememfokuskan karakter dengan adanya fokus karakter dimaisng-maisng

tingkatan kelas, fokus karakter di kelas 1 adalah tertib dan sabar. Nilai kreativitas

dan fokus karakter diintegrasikan kedalam kegiatan pembelajaran di sekolah

maupun diluar sekolah dan melalui bentuk bekerja sama dengan orang tua.

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi, proses

pembelajaran lebih menarik karenaa siswa langsung mempraktikkannya, sehingga

siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran. Evaluasi pada saat

implementasi character building dan creativity learning pada proses pembelajaran

tematik, dilakukan melalui circle time, pembian rapor, school of parenting, dan

pada saat group sharing. Character building dan creativity learning diterapkan di

kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

emas dimana anak sangat mengoptimalkan kemampuan yang ada pada dirinya.

Menggunakan pembelajaran tematik karena terdapat tema yang dapat menjadi

penghubung yang berperan sebagai pengintegrasi creativity learning dalam

pembelajaran di kelas. Saran penelitian yang dapat diberikan adalah bagi SD

Bukit Aksara Semarang, sekolah terus meningkatkan character building dan

creativity learning pada pembelajaran tematik serta sarana dan prasarana terus

ditingkatkan untuk menunjang proses kegiatan pembelajaran.

Page 11: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI ......................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................ Error! Bookmark not defined.

PENGESAHAN ............................................ Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN ........................................................................................... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

ABSTRAK ...................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii

BAB I .............................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Permasalahan Penelitian ................................................... 10

1.3 Fokus Masalah Penelitian .................................................................... 10

1.4 Rumusan Masalah ................................................................................ 10

1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................. 11

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................... 11

1.6.1 Manfaat Teoritis ........................................................................... 11

1.6.2 Manfaat Praktis ............................................................................. 12

1.7 Pemabatasan Istilah.............................................................................. 12

Page 12: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

xii

1.8 Sistematika Penulisan Skripsi .............................................................. 13

BAB II .......................................................................................................... 15

KAJIAN TEORITIK .................................................................................... 15

2.1 Character Building ............................................................................... 15

2.1.1 Pengertian Character Building ............................................................. 15

2.1.2 Konsep Character Building .......................................................... 17

2.1.3 Nilai-Nilai Character Building ..................................................... 24

2.1.4 Grand Design Character Building ................................................ 27

2.1.5 Strategi Character Building .......................................................... 32

2.2 Creativity Learning .............................................................................. 33

2.2.1 Pengertian Creativity Learning..................................................... 33

2.2.2 Konsep Creativity Learning ......................................................... 35

2.2.3 Creativity Learning dalam Kurikulum ......................................... 37

2.2.4 Pengembangan Creativity Learning ............................................. 39

2.3 Pembelajaran Tematik ......................................................................... 41

2.3.1 Pengertian Pembelajaran Tematik ................................................ 41

2.3.2 Fungsi Pembelajaran Tematik ...................................................... 43

2.3.3 Tujuan Pembelajaran Tematik ...................................................... 43

2.3.4 Ciri-Ciri Pembelajaran Tematik ................................................... 45

2.3.5 Perancanaan Pembelajaran Tematik ............................................. 45

2.3.6 Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ............................................. 49

2.3.7 Evaluasi ........................................................................................ 52

2.4 Perkembangan Peserta Didik dan Individu .......................................... 53

2.4.1 Perkembangan Peserta Didik ........................................................ 53

2.4.2 Perkembangan Individu ................................................................ 60

Page 13: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

xiii

2.5 Kerangka Berfikir ................................................................................ 64

BAB III ......................................................................................................... 65

METODE PENELITIAN ............................................................................. 65

3.1 Pendekatan Penelitian .......................................................................... 65

3.2 Lokasi Penelitian.................................................................................. 66

3.3 Desain Penelitian ................................................................................. 66

3.4 Fokus Penelitian ................................................................................... 67

3.5 Data dan Sumber Data Penelitian ........................................................ 67

3.5.1 Data Penelitian ............................................................................. 67

3.5.2 Sumber Data Penelitian ................................................................ 67

3.6 Teknik Pengumpulan Data................................................................... 68

3.6.1 Observasi ...................................................................................... 69

3.6.2 Wawancara ................................................................................... 69

3.6.3 Dokumentasi ................................................................................. 70

3.7 Teknik Keabsahan Data ....................................................................... 70

3.7.1 Ketekunan / Keajegan Pengamatan .............................................. 70

3.7.2 Triangulasi .................................................................................... 71

3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................... 72

BAB IV ......................................................................................................... 74

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 74

4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 74

4.1.1 Setting Penelitian .......................................................................... 74

4.1.2 Konsep Character Building dan Creativity Learning Pada

Pembelajaran Tematik Kelas 1 SD Bukit Aksara Semarang ................... 76

4.1.3 Impelementasi Character Building dan Creativity Learning ........ 87

Page 14: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

xiv

4.1.4 Character Building dan Creativity Learning Pada Pembelajaran

Tematik Kelas 1 ..................................................................................... 112

4.2 Pembahasan ....................................................................................... 113

4.2.1 Konsep Character Building dan Creativity Learning ................. 114

4.2.2 Impelementasi Character Building dan Creativity Learning ...... 125

4.2.3 Character Building dan Creativity Learning Pada Pembelajaran

Tematik Kelas 1 .................................................................................... 140

BAB V ........................................................................................................ 142

PENUTUP .................................................................................................. 142

1.1 Simpulan ............................................................................................ 142

1.2 Saran .................................................................................................. 143

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 145

LAMPIRAN ............................................................................................... 148

Page 15: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Grand Design Pembentukan Karakter ............................................. 31

Tabel 2.2 Empat Kelompok Konfigurasi Kelompok ...................................... 31

Tabel 2.3 Motorik Halus dan Motorik Kasar ................................................... 57

Tabel 4.1 Pengembangan Fokus Karakter di Kelas 1 ...................................... 129

Page 16: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

xvi

DAFTAR GAMBAR

2.1 Bagan Strategi Makro Pengembangan Pendidikan Karakter ..................... 29

2.2 Konsep Berfikir .......................................................................................... 64

3.1 Teknik Analisis Data .................................................................................. 73

Page 17: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan ...................................................................... 148

Lampiran 2 Profil SD Bukit Aksara Semarang ................................................ 151

Lampiran 3 Fokus Karakter Siswa ................................................................... 156

Lampiran 4 Kode Teknik Pengumpulan Data .................................................. 160

Lampiran 5 Pedoman Observasi ..................................................................... 161

Lampiran 6 Frekuensi Observasi .................................................................... 164

Lampiran 7 Catatan Lapangan ........................................................................ 165

Lampiran 8 Panduan Observasi Lingkungan Sekolah ..................................... 180

Lampiran 9 Panduan Observasi Guru .............................................................. 182

Lampiran 10 Panduan Observasi Fokus Karakter Siswa ................................. 185

Lampiran 11 Panduan Observasi Hasil Character Building dan Creativity

Learning .......................................................................................................... 188

Lampiran 12 Pedoman Wawancara ................................................................ 190

Lampiran 13 Frekuensi Wawancara ................................................................ 200

Lampiran 14 Transkip Wawancara ................................................................. 201

Lampiran 15 Hasil Observasi Lingkungan Sekolah ....................................... 243

Lampiran 16 Hasil Observasi Guru ................................................................ 244

Lampiran 17 Hasil Observasi Fokus Karakter Siswa ..................................... 245

Lampiran 18 Hasil Character Building dan Creativity Learning ................... 247

Lampiran 19 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................... 249

Lampiran 20 Rentang Score ............................................................................ 255

Lampiran 21 Penilaian Harian Kelas ............................................................. 256

Lampiran 22 Jurnal Karakter Siswa ................................................................. 257

Page 18: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

xviii

Lampiran 23 Penilaian Character Building .................................................... 258

Lampiran 24 Penilaian Creativity Learning .................................................... 259

Lampiran 25 Penilaian Tematik ....................................................................... 260

Lampiran 26 Hasil Latihan Tema ................................................................... 263

Lampiran 27 Hasil Kreativitas ........................................................................ 267

Lampiran 28 Dokumentasi Foto....................................................................... 268

Page 19: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awalnya manusia dilahirkan hanya membawa kepribadian. Setiap

manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda dan kekurangan serta

kelebihannya. Kepribadian dan karakter merupakan dua hal yang berbeda.

Kepribadian merupakan sesuatu yang dibawa secara lahirah, sedangkan karakter

merupakan sesuatu yang harus diciptakan dan dibangun secara berkesinambungan

melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan yang

dilakukan oleh manusia itu sendiri dengan adanya lingkungan yang membantu

membentuk karakter seseorang Setiap manusia memiliki potensi untuk menjadi

seseorang yang berkarakter.

Samani dan Hariyanto (2013: 41-42) mengatakan bahwa karakter dapat

dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manuasia yang berhubungan dengan Tuhan

Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang

terwujud dalam dalam pikiran, sikap, perasaa, dan kebangsaan yang terwujud

dalam pikiran, sikap, perasa, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma

agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat, dan estetika. Karakter adalah

perilaku yang tnampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun

dalam bertindak.

Page 20: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

2

Karakter harus dibangun sejak dini, karena membentuk karakter seseorang

membutuhkan proses pembiasaan yang nantinya akan menjadi suatu perilaku

yang membudaya. Dalam proses pembentukan karakter ada upaya sadar yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi. Upaya

yang dilakukan adalah salah satu proses pendidikan bagi seseorang. Oleh sebab

itu, pendidikan karakter bukan lagi persoalan baru dalam pendidikan. Pada

kenyatannya praktik penerapan pendidikan karakter tidak sesuai dengan teori yang

menjanjikan bahwa pendidikan karakter dapat menjawab permasalah pendidikan

di Indonesia. Akan tetapi sebagai sebuah upaya, pendidikan karakter harus

menjadi sebuah program yang terukur dan terencana.

Permasalahan yang sederhana namun sering terjadi dalam praktik dunia

pendidikan serta berkaitan langsung dengan karakter adalah menyontek. Dari

perbuatan menyontek yang dilakuan siswa merupakan salah satu bukti ketidak

percayaan diri siswa terhadap kemampuan yang ia miliki, siswa tidak berusaha

untuk mengerjakan sendiri. Selain itu hasil yang dicapai bukan jerih payah

sendiri, siswa berusaha dengan berbagai cara agar bisa mendapat nilai yang baik

dan soal-soal yang dikerjakan dapat dijawab dengan baik. Sehingga, menyontek

menjadi pilihan bagi dirinya.

Pada proses tersebut nilai-nilai karakter seperti kejujuran dan tanggung

jawab hilang karena lebih mementingkan hasil akhir. Permasalahan tersebut

menjadi sebuah perbuatan yang terlihat sederhana, namun memiliki dampak yang

berkepanjangan jika tidak diatasi sedini mungkin. Dampak yang berkepanjangan

dari kasus diatas adalah praktik tindak pidana korupsi yang menjerat para petinggi

Page 21: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

3

negeri ini yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Pendidikan

karakter tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai kehidupan, karena karakter dapat

mencermirkan kehidupan seseorang, Karakter seseorang terbentuk melalui proses

Fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-

Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal

3 yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan

menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pendidikan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional

Pasal I UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tahun 2003 menyatakan

bahwa diantara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi

peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Mengutip

dari http://www.kompasiana.com/ mengungkapkan bahwa,

“bapak para pendiri bangsa (the founding fathers) betapa menyadari akan

pentingnya membangun karakter bangsa. Bung Karno salah satu

founding fathers menegaskan "Bangsa ini harus dibanguun dengan

mendahulukan pembangunan karakter. karena character building inilah

yang akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar dan jaya, serta

bermartabat. kalau character building ini tidak dilakukan bangsa

Indonesia akan menjadi bangsa kuli". Tingkat satuan pendidikan pada

sekolah dasar merupakan masa terbaik sebagai pondasi awal untuk

membangun karakter siswa, karena pada masa pendidikan ini siswa lebih

mudah diberi pemahaman nilai-nilai karakter.

Page 22: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

4

Dikutip dari http://www.kompasiana.com bahwa pendidikan karakter,

“pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap

mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau

nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan,

dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian

pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi

menyentuh pada internalisasi dan pengamalan nyata dalam kehidupan

peserta didik sehari-hari di masyarakat”.

Membangun karakter siswa di sekolah dasar dengan mengembangkan

kreativitas dalam setiap proses belajar mengajar jauh lebih efektif, karena siswa

akan lebih mudah memahami setiap pembelajaran yang diajarkan oleh gurunya.

Siswa lebih bebas bereksplorasi melalui kreativitasnya, tanpa ada tekanan saat

belajar. Menurut Kurikulum Nasional Norwegia dalam Beetlestone (2011: 1)

pendidikan harus menunjukkan bagaimana energi dan kemampuan kreatif secara

terus menerus mengembangkan konteks, konten dan kualitas hidup manusia.

Kreativitas pada siswa bukan hanya terjadi pada saat pelajaran seni budaya

saja, namun sama halnya dengan konsep pendidikan karakter bahwa kreativitas

pada pembelajaran diterapkan pada setiap proses pembelajaran pada siswa di

sekolah, Dimana guru sebagai fasilitator dan memotivasi siswa agar dapat

menumbuhkan dan menerapkan pembelajaran yang kreatif. Menurut Beetlestone

(2011: 2) enam rumusan untuk mendefinisikan kreativitas, yaitu: Kreativitas

sebagai sebuah bentuk pembelajaran; Representasi; Produktivitas; Originalitas;

Berpikir dengan kreatif/ penyelesaian masalah; Alam semesta/ alam-ciptaan.

Kreativitas dalam pembelajaran dapat diterapkan dalam proses belajar

mengajar di sekolah mana pun, karena kreativitas dalam pembelajaran bukan

hanya sesuatu yang dapat diciptakan apabila memiliki fasilitas atau sarana

Page 23: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

5

prasarana yang menunjang proses pembelajaran tersebut. Mengutip dari

http://edukasi.kompas.com/ Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

dan Penjaminan Mutu Pendidik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

mengungkapkan bahwa,

“kreativitas adalah modal yang harus dimiliki setiap siswa agar mampu

mengikuti perkembangan zaman serta mencari solusi atas masalah yang

dihadapinya. Berdasarkan penelitian, lanjut dia, kreativitas tersebut

sangat ditentukan oleh pendidikan dan hanya ada sedikit pengaruh dari

gen yang dimiliki. Dua per tiga kreativitas ditentukan oleh pendidikan,

dan hanya satu per tiga ditentukan oleh gen. Karenanya, pendidikan pun

harus bisa ditujukan untuk mendorong siswa lebih kreatif”.

Dari persoalan mengenai karakter dan kreativitas, adanya kesamaan

diantara keduanya. Persaamaan diantara kedunya yaitu, karakater dan kreativitas

dapat dimiliki oleh setiap individu. Karakter dan kreativitas bukan sesuatu yang

mudah didapat, melainkan hasil yang didapat melalui sebuah proses dan keduanya

memang harus dibangun dan dijadikan sesuatu hal yang membudaya serta wajib

dikembangkan pada proses pembelajaran di tingkat satuan pendidikan.

Praktik dari pendidikan karakter dan kreativitas akan lebih terarah dan

terpogram jika dimasukan dalam kurikulum nasional. Dalam Pasal 1 butir 19 UU

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu kurikulum

adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Page 24: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

6

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kepala Badan Pengembangan

Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu Pendidik Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan dalam http://edukasi.kompas.com/ bahwa,

“dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran akan dilakukan secara

holistik disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa sesuai jenjang

sekolah. Perubahan yang cukup besar terjadi di jenjang sekolah dasar

karena tidak akan menerapkan sistem mata pelajaran namun akan

menerapkan program pembelajaran secara tematik. Dalam metode

pembelajaran tematik tersebut sudah mencakup berbagai mata pelajaran.

Siswa diajak untuk mengenal ilmu dasarnya dulu”.

Pada tingkat kelas sekolah dasar menentukan pemahaman serta penilaian

bagi siswa. Kelas rendah (kelas 1 sampai 3) lebih kepada kelas 1, merupakan

suatu tingkatan yang sangat urgent untuk membangun nilai-nilai karakter dan

kreativitas dalam setiap proses pembelajaran.

Disetiap tahap pembelajaran tentunya ada tahap emas, yang mana pada

tahap tersebut merupakan waktu yang tepat untuk diberi pemahaman dan

pengajaran tentang karakter. Memasuki usia awal masa kanak-kanak (4-7 tahun),

usis anak masuk sekolah dasar, usia yang mengundang masalah, usia mainan

dimana anak akan menghabiskan sebagian banyak waktunya untuk main dengan

mainanannya, usia menjelajah dimana anak ingin mengetahui lingkungannya, usia

bertanya merupakan salah satu cara anak menjelajah lingkungannya dengan

bertanya, usia meniru dimana anak akan meniru pembicaraan dan tindakan orang

lain, dan usia kreatif merupakan usia dimana anak akan lebih menunjukkan

kreativitasnya dibandingkan dengan masa-masa lain.

Page 25: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

7

Membangun karakter dan kreativitas dalam pembelajaran siswa sekolah

dasar di kelas 1 merupakan tahapan awal dan sebagai pondasi untuk

mengembangkan karakter serta kreativitas siswa. Berhasil atau tidaknya siswa di

tingkatan kelas selanjutnya, terdapat dalam proses pembelajaran awal di kelas 1

sekolah dasar. Berdasarkan dengan beberapa penjelasan yang telah disampaikan

diatas sebelumnya, terdapat wujud nyata dari bentuk pendidikan karakter dan

kreativitas yang diterapkan melalui proses pembelajaran tematik di sekolah dasar.

Sekolah yang telah menerapkannya baik dalam kurikulum serta program

pembelajarannya adalah School of Character and Creativity atau Sekolah Dasar

(SD) Bukit Aksara Semarang.

SD Bukit Aksara merupakan sekolah swasta formal yang berbasis karakter

dan kreatif. Melalui pendidikan karakter dan kreativitas dalam setiap

pembelajarannya, sekolah ini menjadi salah satu sekolah kreatif dan sekolah

karakter bagi usia sekolah dasar. Sekolah yang menghargai hak-hak anak, sekolah

yang ramah anak, dengan guru-guru sebagai fasilitator yang siap menjadi mentor

bagi anak-anak calon generasi masa depan yang kreatif dan berkarakter.

Bukit Aksara adalah sebuah sekolah nasional ditingkat sekolah dasar yang

berdiri pada tahun 2000 di bawah naungan Yayasan Sanggar Aksara, dengan

pendiri Dr. Yulianti Siantajani, M.Pd. Bukit Aksara mempercayai bahwa setiap

anak adalah individu yang unik, yang perlu mendapatkan layanan pendidikan

sesuai dengan perkembangan anak.

Page 26: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

8

Bukit Aksara mengacu pada teori-teori konstruktif yang didasarkan pada

teori Jean Piaget, Erick Erickson, Vygotsky, Sara Smilansky, dan lain-lain.

Sebagai pengikut aliran konstruktivistik, maka Bukit Aksara menjadikan proses

pembelajaran sebagai proses interaktif yang melibatkan anak dengan teman

sebaya dan orang dewasa. Anak membangun pemahaman mereka sendiri terhadap

dunia. Mereka memahami apa yang terjadi di sekeliling mereka dengan

mensintesa pengalaman-pengalaman baru dengan apa yang telah mereka pahami

sebelumnya. Pendekatan konstruktivistik diramu dalam sebuah model yang

disebut "Creative Play” yang merupakan model pembelajaran yang mengasah dan

mengoptimalkan kreativitas anak agar nantinya siap menyongsong masa depannya

sebagai generasi masa depan (the Generation of the Future).

Di lapangan, implementasi pembelajaran ini disajikan dalam bentuk yang

bervariatif. Pembelajaran di SD menggunakan model Learning Center, anak dapat

memilih berbagai sentra pembelajaran yang dilakukan anak secara mandiri

ataupun berkelompok. Proyek-proyek yang mengusung kreativitas dilakukan oleh

pribadi-pribadi kecil yang berkarakter yang ditunjukkan secara kompeten dalam

berbagai program pembelajaran.

Berbeda dengan sekolah swasta pada umumnya, di SD Bukit Aksara

suasana belajar sangat mendukung proses pembelajaran siswa. Ruang kelas yang

membentuk sentra (lingkaran), tidak ada jendela, diruang kelas banyak sekali hasil

karya siswa ditempel dan digantungkan. Terdapat berbagai macam jenis

permainan dikelas untuk menunjang proses pembelajaran. Ada perpustakaan kecil

didalam kelas, bahkan siswa dapat belajar duduk dilantai.

Page 27: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

9

Penanaman nilai karakter serta kreativitas anak menjadi bagian yang selalu

diistimewakan. Tidak ada kata “salah” atau “jangan” yang diberikan kepada

siswa. Program pembelajaran Character Building adalah satu program

pembelajaran yang bukan hanya mengunggulkan kecerdasan intelektual saja.

Karena cerdas intelektual tidak ada artinya jika tidak diimbangi dengan cerdas

sikap. Karakter-karakter cantik perlu dibiasakan dan diteladankan dalam

kehidupan sehari-hari oleh guru dan orang tua. Satu karakter ditanamkan dan

dibiasakan untuk semester. Dengan demikian 12 karakter seperti ketertiban, sabar,

kejujuran, bertanggungjawab, memaafkan, rendah hati, perhatian, kepekaan,

peduli, toleransi, pendalian diri, dan bijaksana telah terbentuk dalam diri anak

selama 6 tahun di SD.

Sebagai sekolah kreatif, Bukit Aksara merangsang potensi kreatif siswa

dengan merangsang siswa mengeluarkan ide-ide, berikir out of the box,

memecahkan masalah, dan berpikir kritis. Tematik terintegrasi pada pembelajaran

menggunakan sentra, sebagai tempat siswa untuk belajar secara mandiri,

kooperatif, dan interaktif. Dalam tema-tema yang menarik, menantang dan up to

date, siswa akan belajar tentang berbagai pembelajaran. Berdasarkan latar

belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait membangun

karakter dan kreativitas melalui pembelajaran tematik pada kelas 1 dengan judul

penelitian “Implementasi Character Building dan Creativity Learning Pada

Proses Pembelajaran Tematik Kelas 1 SD Bukit Aksara Semarang”.

Page 28: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

10

1.2 Identifikasi Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,

masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Fokus character building dikembangkan pada setiap tingkatan kelas.

2. Creativity learning dikembangkan pada setiap pembelajaran yang telah

disesuaikan dengan tema pebalajaran tematik.

3. Nilai character building dan creativity learning menjadi tujuan utama

pada proses pembelajaran tematik di SD Bukit Aksara Semarang.

1.3 Fokus Masalah Penelitian

Fokus masalah penelitian terdapat pada:

Impelementasi character building dan creativity learning pada proses

pembelajaran tematik kelas 1 SD Bukit Aksara Semarang.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan cakupan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka dalam

penelitian di SD Bukit Aksara Semarang ini dapat diajukan rumusan masalah

yaitu:

1. Seperti apa konsep character building dan creativity learning pada proses

pembelajaran tematik kelas 1 SD Bukit Aksara Semarang?

2. Bagaimana implementasi character building dan creativity learning pada

proses pembelajaran tematik kelas 1 SD Bukit Aksara Semarang?

3. Mengapa SD Bukit Aksara Semarang Menerapkan character building dan

creativity learning pada proses pembelajaran tematik kelas 1?

Page 29: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

11

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis:

1. Konsep character building dan creativity learning pada pembelajaran

tematik kelas 1 di SD Bukit Aksara Semarang.

2. Implementasi character building dan creativity learning dalam

pembelajaran tematik di SD Bukit Aksara Semarang.

3. Character building dan creativity learning diterapkan dalam pembelajaran

tematik di kelas 1 SD Bukit Aksara Semarang.

1.6 Manfaat Penelitian

Temuan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara

teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis penelitian ini memiliki manfaat

sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoritis

1) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi teoritis mengenai

implementasi character building dan creativity learning pada

pembelajaran tematik di sekolah dasar.

2) Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dan lebih khususnya mampu

membantu meningkatkan character building dan creativity learning pada

pembelajaran di sekolah.

Page 30: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

12

1.6.2 Manfaat Praktis

1) Penelitian ini dapat memberikan informasi dan menjadi acuan bagi

penulis maupun praktisi pendidikan.

2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan serta masukan bagi

seluruh warga di Sekolah Dasar Bukit Aksara Semarang terkait

implementasi character building dan creativity learning yang sudah

diterapkan dan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk

mengembangkan character building dan creativity learning yang semakin

ideal.

3) Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan

referensi tentang implementasi character building dan creativity learning

khususnya pada pembelajaran tematik di sekolah formal bagi jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan.

1.7 Pemabatasan Istilah

1. Character Building

Menurut Suyanto (2010: 44) membangun karakter (character building)

adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga

‘berbentuk’ unik, menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang

lain. Istilah character building sama halnya dengan pengertian karakter dan

pendidikan karakter. Character building digunakan dalam penerapan

pembelajaran di SD Bukit Aksara Semarang, dikembangkan menjadi fokus

karakter yang telah disesuaikan dengan tingkatan kelas peserta didik.

Page 31: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

13

2. Creativity Learning

Creativity learning adalah istilah yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran yang memiliki hubungan antara kreativitas dan aktualisasi diri

peserta didik yang akan dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran tematik

di sekolah. Istilah creativity learning yang diterapkan di SD Bukit Aksara

Semarang sama halnya dengan pengertian kreativitas “Kreativitas adalah hasil

dari proses interaksi antara individu dan lingkungannya. Seseorang

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada.

Implikasinya adalah bahwa kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui

pendidikan” (Munandar 1998:14).

3. Pembelajaran Tematik

Menurut Majid, Abdul (2014: 80) pembelajaran tematik merupakan salah

satu model pembelajaran terpadu (intergrated instrucation) yang merupakan

suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu

maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip

keilmuawan secara holistik, bermakna, dan otentik.

1.8 Sistematika Penulisan Skripsi

Laporan hasil penelitian akan disusun dengan sistematika penulisan skripsi

sebagai berikut.

Page 32: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

14

1. Bagian Awal Skripsi

Bagian awal skripsi terdiri dari halaman judul, persetujuan pembimbing,

pengesahan, motto dan persembahan, abstrak, prakata, daftar isi, daftar

tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian Isi

Bagian isi terdiri dari dari lima bab yaitu:

Bab I : Pendahuluan

Bagian bab I membahas mengenai latar belakang masalah,

identifikasi masalah, cakupan masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan istilah

dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Pada bab II membahas mengenai tinjauan pustaka atau

landasan teori dan konsep-konsep yang mendasari serta

mendukung permasalahan penelitian ini.

Bab III : Metode Penelitian

Bagian bab III membahas mengenai metode yang

digunakan dalam penelitian ini. Terdiri dari pendekatan

dan jenis penelitian, lokasi dan objek penelitian, data dan

sumber data penelitian, teknik pengumpulan data,

pemeriksaan keabsahan data dan teknik analisis data.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab V : Simpulan dan Saran

Page 33: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

15

BAB II

KAJIAN TEORITIK

2.1 Character Building

2.1.1 Pengertian Character Building

Character building dinilai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang

menjadi ciri khas setiap individu untuk dapat hidup dan bekerjasama, baik dalam

lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negera. Individu dapat dikatan

memiliki karakter yang baik, merupakan individu yang dapat bertanggung jawab

atas karakater yang dimilikinya. Seseorang memiliki kontrol penuh terhadap

karakternya, maka dari itu seseorang tidak dapat menyalahkan orang lain karena

karakter yang buruk terjadi dalam dirinya sendiri. Mengembangkan karakter

merupakan tanggung jawab setiap individu.

Karakter yang dimiliki seseorang merupakan hal yang tidak dapat

diwariskan begitu saja, akan tetapi karakter tersebut harus dibangun secara

berkesinambungan melalui sebuah proses pembelajaran yang didalamnya terdapat

sebuah tindakan nyata dari penerapan karakter. Melalui proses pembelajaran

seseorang tidak hanya sebatas mendapatkan pengetahuan mengenai karakter,

namun pemahaman akan karakter itu sendiri dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari. Karena dalam proses pembelajaran, terdapat sebuah proses mendidik

yang utuh dan menyuluruh.

Page 34: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

16

Karakter dapat dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas

dimiliki oleh individu untuk dapat hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan

keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Warsono, dkk dalam Samani dan

Hariyanto (2013: 42) menyatakan “Karakter merupakan sikap dan kebiasaan

seseorang yang memungkinkan dan mempermudah tindakan moral”. Dari hal

tersebut dapat diartikan bahwa karakter, dapat menunjukan sebuah sikap

seseorang yang dilakukan dalam kurun waktu terntentu yang mana sikap tersebut

telah menjadi kebiasaan.

Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa karakter merupakan cermin.

Cermin yang dimaksudkan adalah sebuah gambaran diri dari seseorang.

Bagaimana seseorang tersebut dan siapa dia. Komitmen merupakan langkah awal

jika ingin memiliki karakter yang baik, komitmen itu yang dibutuhkan untuk

mensukseskan baik buruknya karakter seseorang. Komitmen itu adalah disiplin

terhadap pendidikan karakter itu sendiri.

Menurut Scerenko dalam Samani dan Hariyanto (2013: 45) pendidikan

karakter dapat dimaknai sebagai upaya yang sungguh-sungguh dengan cara mana

ciri kepribadian positif dikembangkan, didorong, dan diberdayakan melalui

keteladanan, kajian (sejarah, biografi para bijak dan pemilik besar), serta praktik

emulasi (usaha yang maksimal untuk mewujudkan hikmah dari apa-apa yang

diamati dan dipelajari). Suyanto (2010: 37) mengatakan bahwa,

“tujuan Pendidikan Nasional yang terdapat dalam Pembukaan Undang-

Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah

mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk itu setiap warga negara

Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan

minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras,

etinis, agama, dan gender. Pemerataan dan mutu pendidikan akan

Page 35: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

17

membuat warga negara Indonesia memiliki keterampilan hidup (life skills)

sehingga memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi masalah

diri dan lingkungannya, mendorong tegaknya masyarakat madani dan

modern yang dijiwai nilai-nilai Pancasila”.

Menurut Lickona (1991) dalam dan Hariyanto (2013: 44) mendefinisikan

pendidikan karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membangun

seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etnis.

Mnurut Lickona (2004) dalam Samani, dan Hariyanto (2013: 44) mendefinisikan

pendidikan karakter sebagai upaya yang dirancnag secara sengaja untuk

memperbaiki karakter siswa. Dengan demikian, pendidikan karakter dapat

dimaknai sebagai usaha sadar dan terencana yang dberikan kepada peserta didik

agar mengetahui, peduli, dan dapat menginternalisasi nilai-nilai sehigga peserta

didik dapat berperilaku sebagai insan kamil.

2.1.2 Konsep Character Building

Karakter dapat dikatakan sebagai watak seseorang yang membedakannya

dengan orang lain. Karakter tidak dapat diwariskan begitu saja, tanpa adanya

sebuah pembiasaan untuk membangun karakter (character building). Suyanto

(2010: 44) membangun karakter (character building) adalah proses mengukir atau

memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga ‘berbentuk’ unik, menarik, dan berbeda

atau dapat dibedakan dengan orang lain.

Banyak cara yang digunakan untuk dapat membangun karakter pada diri

seseorang, salah satunya dengan disiplin. Karena karakter mengundang persepsi

mengenai: a) Suatu kualitas positif yang dimiliki seseorang, sehingga

membuatnya menarik dan aktraktif; b) Reputasi seseorang; dan c) Seseorang yang

Page 36: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

18

unusual atau memiliki kepribadian yang eksesntrik. Dalam membangun karakter

diperlukan sebuah upaya pembelajaran yang terprogram, agar maksud dari tujuan

pembelajaran karakter tersebut dapat tercapai. Membangun karakter sama halnya

dengan membangun bangsa ini, karena kualitas perilaku masyarakat bangsa ini

yang unik tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku dan

bernegara dari hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olahraga

seseorang atau sekelompok orang. Samani dan Hariyanto (2013: 110) mengatakan

bahwa,

“para ahli pendidikan di Indonesia umumnya bersepakat bahwa pendidikan

karakter sebaiknya dimulai sejak usia anak-anak (golden age), karena usis

ini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan

potensinya. Hasil penelitian menunjukan bahwa sekitar 50% variabilitas

kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun.

Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia8 tahun, dan 20% sisnaya

pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Oleh karena itu sudah

sepatutnya pendidikan karakter dimulai dalam lingkungan keluarga yang

merupakan lingkungan awal bagi pertumbuhan anak”

Dari penjelasan yang telah disampaikan diatas, dapat dikatakan proses

pembentukan karakter yang pertama dan utama terjadi pada ruang lingkup

keluarga. Penanaman nilai-nilai karakter yang diajarkan oleh orang tua merupakan

pendidikan karakter yang terjadi secara tidak tertulis, dengan kata lain proses

pendidikan tersebut dilakukan secara informal, namun pendidikan itu tetap hadir

dan nyata keberadaannya. Hasil dari pembentukan karakter dalam keluarga, akan

terbawa oleh anak hingga ia berada didalam ruang lingkup yang lebih kompleks.

Pendidikan merupakan proses pembudayaan, sekaligus dapat dipandang

sebagai alat untuk melakukan perubahan budaya. Tidak cukup jika pendidikan

karakter hanya diajarkan dalam ruang lingkup keluarga saja. Karena anak akan

Page 37: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

19

terus tumbuh dan berkembang, mereka akan melalui banyak tahapan

pembelajaran dalam hidupnya. Dengan demikian membangun karakter perlu

dilakukan melalui proses pembelajaran di sekolah, karena proses pembelajaran di

sekolah dilakukan secara formal atau proses akulturasi. Proses akulturasi terjadi

secara formal melalui pendidikan, pada proses ini dikenal dengan adopsi tradisi

budaya. Sedangkan proses pembudayaan yang dilakukan deengan pewarisan

tradisi budaya dikenal dengan proses enkulturasi, dan proses ini terjadi secara

informal dalam keluarga dan komunitas.

Membangun karakter melalui pendidikan merupakan proses yang paling

ber-tanggungjawab dalam melahirkan Warga Negara Indonesia yang memiliki

karakter kuat sebagai modal utama untuk membangun bangsa yang beradab tinggi

dan unggul. Salah satu tanggung jawab penting dari tugas pendidikan adalah

membangun karakter (character building) anak didik.

Menurut Lickona dalam Suyanto (2010, 56) pendidikan yang

mengembangkan karakter adalah upaya yang dilakukan pendidikan untuk

membantu anak didik supaya mengerti, memedulikan, dan bertindak berdasarkan

nilai-nilai etika. Anak didik bisa melihat mana yang yang benar, sangat

memedulikan tentang yang benar, dan melakukan apa yang mereka yakini sebagai

yang benar walaupun ada tekanan dari luar dan godaan dari dalam. Suyanto

(2010: 57) mengatakan bahwa,

“character eduacation quality standards merekomendasikan bahwa

pendidikan akan secara efektif mengembangkan karakter anak didik ketika

nilai-nilai dasar etika dijadikan sebagai basis pendidikan, menggunakan

pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif dalam membangun dan

Page 38: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

20

mengembangkan karakter anak didik serta menciptakan komunitas yang

peduli, baik di keluarga, sekolah maupun masyarakat sebagai komunitas

moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan yang

mengembangkan karakter dan setia serta konsisten kepada nilai dasar yang

diusung bersama-sama”.

Implementasi pendidikan karakter di sekolah tidak merupakan mata

pelajaran tersendiri, tidak pula merupakan tambahan standar kompetensi (SK) dan

kompetensi dasar (KD), tetapi dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang

sudah ada, pengembangan diri, dan budaya sekolah, sertamuatan lokal (Judiani

2010). Agar dapat berjalan efektif, dalam membangun karakter (character

building) dapat dilakukan dengan tiga desain, yakni:

1) Pendidikan Karakter Berbasis Kelas

Koesoema (2012: 105) mengatakan kelas merupakan tempat utama proses

terjadinya pendidikan secara nyata di sekolah. Di situ, komunitas (guru dan

murid) slaing berinteraksi satu sama lain dalam mempelajari dan mendalami

berbagao macam ilmu pengetahuan. Hampir dapat dikatan berhasil tidaknya

sebuah pendidikan sangat tergantung dari bagaimana seorang guru dan siswa

membangun lingkungan kelas yang nyaman dan menyenangkan. Dengan

demikian, kelas menjadi komunitas belajar yang saling menumbuhkan dan

mengembangkan, baik secara akademis, moral, kepribadian dan kerohanian.

Kualitas relasi guru-murid dari antarmurid di kelas menentukan berhasil

tidaknya sebuah program pendidikan karakter. Kelas adalah locus educations

utama bagi praksis pendidikan karakter.

Kelas yang dimaksud di sini bukan tentang bangunan fisik

(ruangan/gedung), melainkan lebih pada corak relasional yang terjadi antara

Page 39: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

21

guru dan murid dalam proses pendidikan. Pendidikan karakter berbasis kelas

lebih membahas tentang bagaimana lembaga pendidikan dapat memaksimalkan

corak relasional yang terjadi dalam kelas. Zuniana (2016: 985) menyimpulkan

“ada 6 langkah guru dalam membangun budaya kelas untuk mendidik karakter

siswa yaitu membuat kesepakatan awal, memberi contoh yang konsisten dan

tanggung jawab, mengawasi, mengontrol, membiasakan, dan tindak lanjut.

Melalui cara pengembangan lingkungan kelas yang ramah, penuh

perhatian, memiliki corak relasional yang seimbang dan penuh penghargaan,

pendidikan karakter berbasis kelas mampu secara efektik menumbuhkan dan

mengembangkan pemahaman serta keterampilan moral dari setiap anggota

yang ada di dalamnya. Koesoema (2012: 107-108) menyimpulkan bahwa,

“pendidikan karakter merupakan sebuah usaha sadar. Oleh Karena itu,

proses pembelajaran dan interaksi di dalam kelas yang dijiwai semangat

pendidikan karakter mesti menyertakan kesadaran dan perencanaan. Jika

tidak, pendidikan karakter yang berbasis kelas tidak akan muncul. Sadar

bahwa setiap proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas memiliki

potensi bagi pembentukan karakter siswa merupakan langkah awal yang

baik bagi pengembangan pendidikan karakter berbasis kelas”.

Desain kurikulum pendidikan karakter berbasis kelas terjadi melalui dua

ranah: instruksional dan non-instruksional. Ranah Instruksional terkait secara

langsung dengan tindak pembelajaran dan pengajaran di dalam kelas. Kegiatan

tersebut berupa sebuah proses pembelajaran bersama terhadap materi

kurikulum yang diajarkan. Ranah instruksinal membidik momen pembelajaran

yang terjadi di dalam kelas, di mana guru dan siswa berinteraksi untuk

mendalami materi tertentu. Sedangkan, ranah non-instruksional mengacu pada

unsur-unsur di luar dinamika belajar mengajar didalam kelas, tetapi memiliki

Page 40: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

22

fungsi penting untuk membantu berjalannya proses pembelajaran dan

pengajaran di dalam kelas. Kedua hal ini mesti berjalan seiring sejajar sebab

keduanya memiliki hubungan timbal balik.

2) Pendidikan Karakter Berbasis Kultur Sekolah

Jika pada pendidikan karakter berbasis kelas, terdapat sebuah struktur

relasional yang jelas dan masih terbatas antara guru dan siswa, serta siswa

dengan siswa. Sedangkan, pendidikan karakter berbasis kultur sekolah

menyertakan berbagai macam peristiwa pendidikan (educational happenings)

sebagai wahana bagi praksis pendidikan karakter. Pengembangan pendidikan

karakter berbasis kultur sekolah terdapat integrase antara idealisme lembaga

pendidikan: visi dan misi, dengan berbagai macam struktur yang

mendefinisikan kinerja individu melalui cakupan tanggung jawabnya. Pada

pengembangan ini mengandalkan sebuah kepercayaan bahwa manusia dan

lingkungan itu saling memiliki hubungan timbal balik.

Kultur sekolah terbentuk dari berbagai macam norma, pola perilaku, sikap,

dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh para anggota komunitas sekolah

lembaga pendidikan. Kultur sekolah atau budaya sekolah itu sangatlah penting

sebab “nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap

suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat itu. Posisi

budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan

budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa”

menurut Kemendiknas dalam Koesoema (2012: 125).

Page 41: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

23

3) Pendidikan Karakter Berbasis Komunitas

Ketika pendidikan karakter berbasis kelas dan kultur sekolah hanya

sebatas pada lingkungan sekolah itu sendiri, maka ada ruang lingkup yang

lebih luas lagi dari sekolah yaitu masyarakat. Pada pendidikan karakter

berbasis komunitas, ketika lembaga pendidikan memiliki ikatan yang erat

dengan komunitas yang menjadi bagian dari keluarga besar sebuah lembaga

pendidikan. Ada banyak komunitas yang terlibat, secara langsung ataupun

tidak langsung, yang mempengaruhi keberhasilan desai pendidikan karakter.

Komunitas-komunitas itu antara lain, komunitas sekolah, keluarga, masyarakat,

dan politik. Koesoema (2012: 144-145) mengatakan bahwa,

“komunitas merupakan sebuah kumpulan individu yang saling bekerja

smaa agar kebutuhan masing-masing individu terpenuhi. Komunitas hadir

karena individu memiliki deficit ketika terlepas dari individu yang lain

hidup dalam komunitas yang lebih besar. Lebih dari itu, individu

sesungguhnya terlahir tidak secara cukup diri. Artinya, keberadaan dirinya

itu dapat bertumbuh dengan baik dan alami ketika ada kehadiran orang

lain. Hal itu disebabkan karena gagasan tentang pendidikan dalam dirinya

sendiri selalu bersifat komuniter: pendidikan selalu ada dalam

kebersamaan dengan orang lain. Dengan kata lain, pendidikan dapat terjadi

jika ada kehadiran individu lain yang saling membantu menumbuhkan dan

memgembangkan. Untuk itu, pendidikan sering kali juga disebut dengan

bantuan social terhadap individu agar seluruh potensi perkembangan

dirinya sebagai manusia bertumbuh dengan baik.”

Pendidikan karakter hanya dapat berhasil dan efektif jika ada bantuan

sinergis dari berbagai macam komunitas yang memiliki kaitan, langsung

ataupun tidak langsung, dengan dinamika kehidupan sekolah. Sekolah sebagai

sebuah komunitas yang memiliki relasi dengan banyak pihak mesti tetap

dinamis, terbuka, dan mau belajar terus menerus jika tidak ingin menjadi

Page 42: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

24

sebuah lembaga yang mandek, yang semakin lama semakin tidak relevan

dengan kebutuhan anggotanya.

2.1.3 Nilai-Nilai Character Building

Pendidikan karakter yang saat ini telah menjadi sebuah program yang

terencana di sekolah, memiliki beberapa aspek nilai-nilai karakter yang

berbeda-beda disetiap sekolah. Perbedaan dalam pelaksanaan nilai-nilai

karakter disesuaikan dengan budaya dan kultur sekolah tersebut. Terdapat 18

nilai karakter yang diterapkan pada jenjang satuan pendidikan di Indonesia

yang bersumber pada nilai agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan

nasional. Nilai-nilai karakter tersebut yaitu:

1) Religius, yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,

dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2) Jujur, yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan

pekerjaan.

3) Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,

suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari

dirinya.

4) Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

Page 43: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

25

5) Kerja Keras, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh

pada berbagai ketentuan dan peraturan.

6) Kreatif, yaitu berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara

atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7) Mandiri, yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang

lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8) Demokratis, yaitu cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama

hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9) Rasa Ingin Tahu, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,

dilihat, dan didengar.

10) Semangat Kebangsaan, yaitu cara berpikir, bertindak, dan berwawasan

yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan

diri dan kelompoknya.

11) Cinta Tanah Air, yaitu cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

12) Menghargai Prestasi, yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya

untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui,

serta menghormati keberhasilan orang lain.

Page 44: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

26

13) Bersahabat / Komunikatif, yaitu sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan

mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

14) Cinta Damai, yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

menghormati keberhasilan orang lain.

15) Gemar Membaca, yaitu kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca

berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16) Peduli Lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang

sudah terjadi.

17) Peduli Sosial, yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan

pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18) Tanggung Jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan

tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri

sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan

Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut Lickona (1992) dalam Suyono (2010: 63-64) terdapat kompoen

penting dalam sebuah karakter yaitu,

“Dalam pendidikan karakter menekankan pentingnya tiga komponen

karakter yang baik (components of good character) yaitu moral knowing

Page 45: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

27

atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang moral

dan moral action atau perbuatan bermoral. Pertama, Moral Knowing,

secara umum terdapat enam hal yang menjadi tujuan dari diajarkannya

moeal knowing yaitu: moral awereness, knowing moral value, perspective

taking, moral reasoning, decision making, dan self-knowledge. Kedua

Moral Feeling terdapat 6 hal yang merupakan aspek emosi yang harus

mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia berkarakter

yakni: conscience, self-esteem, empathy, loving the good, self-control, dan

huinity. Ketiga Moral Action, perbuatan / tindakan moral ini merupakan

hasil (outcome) dari dua komponen karakter lainnya. Untuk memahami

apa yang mendorng seseorang dalam perbuatan yang baik (act morally)

maka harus dilihat tiga aspek laindari karakter yaitu: kompetensi

(competence), keinginan (will), dan kebiasaan (habit).”

Berdasarkan komponen karakter diatas, dapat dikatakan bahwa sebuah

karakter memiliki nilai penting yaitu pengetahuan tentang moral, perasaan tentang

moral, dan bagaimana perbuatan moral tersebut dilakukan. Ketiga komponen

tersebut memiliki keterkaitan dengan 18 nilai-nilai karakter yang diterapkan pada

setiap jenjang pendidikan.

2.1.4 Grand Design Character Building

Berbicara tentang karakter sama halnya dengan membahas pendidikan dan

pola asuh orang tua tehadap anaknya. Karakter seseorang terbentuk dari apa yang

telah ia pelajari ketika berada di ruang lingkup keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Ketiga ruang lingkup tersebut merupakan sebuah sistem, dikatakan sebuah sistem

karena ketiganya saling berkaitan. Seseorang tidak akan memiliki karakter yang

baik jika pada salah satu tempat beraktualisasinya dari ketiga ruang lingkup

tersebut bermasalah. Oleh karena itu pembudayaan dan pemberdayaan menjadi

sesuatu yang penting untuk dilaksanakan secara bersamaan.

Sebuah proses pembudayaan dan pemberdayaan yang dilakukan oleh

pihak luar terhadap diri seseorang dapat dikatan sebagai intervensi. Intervensi

Page 46: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

28

sangat diperlukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diingiinkan dalam rangka

mempermudah dan mempercepat pendidikan karakter. Didalam keluarga,

intervensi terjadi melalui nilai dan harapan yang dianut keluarga. Pada satuang

tingkat pendidikan (sekolah) melakukan intervensi yang menyesuaikan pada visi,

misi, dan nilai yang dianut. Dan dalam masyarakat intervensi terjadi berdasarkan

dengan kultur, nilai, dan norma yang dianut oleh masyarakat, serta budaya yang

telah menjadi tradisi di masyarakat.

Pembudayaan dan pemberdayaan akan berjalan dengan efektif apabila

dilakukan dengan proses pembiasaan/habituasi. Pembiasaan mengarah pada suatu

kebijakan yang diambil, melalui standar buku (pedoman), menyesuaikan dengan

kondisi lingkungan, serta menyesuaikan dnegan sumber daya yang dimiliki.

Pembiasaan tidak berdiri sendiri, karena pembiasaan terjadi dalam lingkungan

(keluarga, sekolah, dan masyarakat). Terwujudnya perilaku yang berkarakter

terjadi melalui transfer nilai-nilai luhur yang terdapat dalam diri seseorag melalui

keluarga, sekolah, dan masyarakat outcome. Dengan demikian, perilaku

berkarakter akan menjadi budaya yang melekat pada diri seseorang. Seseorang

dikatan sebagai individu yang berbudaya ketika mereka mampu mengajari dirinya

sendiri.

Page 47: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

29

Gambar 2.1 Bagan Strategi Makro Pengembangan Pendidikan Karakter

Arifin dan Barnawi (2012: 50-51) mengatakan dari bagan diatas, dapat

dideskripsikan sebagai berikut.

1) Pendidikan karakter berpijak pada landasan filosofis yang bersumber

pada agama, dasar negara, UUD 1945, dan kebijakan pendidikan yang

tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Dari landasan ini, diperoleh nilai-nilai luhur baik, yang

bersifat partikular maupun universal. Perlu ditegaskan bahwa nilai-

nilai luhur yang bersifat partikular merupakan kearifan lokal yang

perlu dilestarikan.

2) Nilai-nilai luhur dakam pembelajaran disampaikan dengan teori

belajar yang tepat, sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis

peserta didik, dengan memerhatikan nilai sosial budaya masyarkata

Page 48: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

30

atau latar belakang peserta didik. Guru tidak boleh memaksakan suatu

nilai yang sekiranya bertentangan dengan nilai (yang bersifat

pastikular) yang dianut oleh peserta didik. Hal yang dibutuhkan adalah

membangun kebiasaan (secara gradual) sesuai dengan tingkat

perkembangan kognitif siswa. Pembelajaran merupakan sebuah

proses, tidak terjadi secara instan.

3) Pengalaman-pengalaman, baik yang bersifat nyata maupun fiksi dapat

menjadi sumber inspirasi dalam pendidikan karakter.

Berdasarkan penjelasan diatas, Kemndiknas (2010) dalam Wibowo

(2013: 23) membuat sebuah grand design secara psikologis dan sosio

kultural pembentukan karakter dalam diri individu bangsa ini. Grand design

ini merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif,

afektif, konatif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural

(dalam keluarga, sekolah, dan masyrakat), dan berlangsung sepanjang hayat.

Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dam sosial-

kultural tersebut dapat dikelompokkan dalam: Olah Hati (Spritual and

emotional development), Olah Pikir (Intellecutual Development), Olah Raga

dan Kinestetik (Physical and kinestetic development). Dan Olah rasa dan

Karsa (Affective and Creativity development) yang secara diagramatik dapat

digambarkan sebagai berikut.

Page 49: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

31

Tabel 2.1 Grand Design Pembentukan Karakter

OLAH PIKIR

Cerdas

OLAH HATI

Jujur

Bertanggung jawab

OLAHRAGA (KINESTETIK)

Bersih, Sehat, Menarik

OLAH RASA dan KARSA

Peduli dan Kreatif

Berdasarkan dari keempat kelompok konfigurasi karakter diatas terdapat

unsur-unsur karakter inti sebagai berikut.

Tabel 2.2 Empat Kelompok Konfigurasi Kelompok

No. Kelompok Konfigurasi Karakter Karakter Inti (Core Characters)

1. Olah hati Religius, jujur, tanggung jawab,

peduli sosial, peduli lingkungan,

2. Olah pikir Cerdas, kreatif, gemar membaca,

rasa ingin tahu

3. Olah raga Sehat, bersih

4. Olah rasa dan karsa Peduli, kerja sama (gotong

royong)

Dari penjelasan mengenai konfigurasi karakter, bahwa untuk mewujudkan

unsur pendidikan karakter diperlukannya pelaksanaan pendidikan karakter yang

dikembangkan melalui kegiatan pembalajaran yang dilakukan secara terencana

dan terprogram sehingga nilai-nilai karakter yang telah tertanam dalam diri anak

dapat dilakukan secara terus menerus dan menjadi hal yang membudaya untuk

selalu dilakukan tidak hanya sampai di ruang lingkup keluarga dan sekolah saja,

namun dalam ruag lingkup yang lebih kompleks lagi di lingkungan masyarakat.

Page 50: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

32

2.1.5 Strategi Character Building

Strategi dalam pendidikan karakter yaitu sebuah rencana mengenai

kegiatan untuk mencapai pembelajaran dari nilai-nilai karakter. Strategi yang

dimaksud adalah yang berkaitan dengan kurikulum, model tokoh, dan metodologi.

Strategi yang berkaitan dengan kurikulum adalah mengintegrasikan pendidikan

karakter dalam bahan ajar. Dalam artian, bahwa tidak membuat kurikulum

pendidikan karakter tersendiri. Strategi yang berkaitan dengan adanya model

tokoh sering diterapkan di negara-negara maju adalah seluruh tenaga pendidik dan

kependidikan di sekolah. Samani dan Hariyanto (2013: 144) strategi yang

berkaitan dengan metodologi, strategi yang umum diimplementasikan pada

pelaksanaan pendidikan karakter di negara barat (Wikipedia, 2011, dan Whitley,

2007) antara lain adalah startegi pemanduan (cheerleading) pujian dan hadiah

(praise-amd-reward), definisikan dan latihkan (define-and-drill), penegakan

disiplin (forced-formality), dan juga perangai bulan ini (traits of the month).

1) Strategi cheerleading, dalam strategi setiap bulan ditempel poster-poster,

dipasang spanduk-spanduk, serta ditempel di papan khusus buletin, papan

pengumuman tentang berbagai nilai kebijakan yang selalu berganti-ganti.

2) Strategi pujian dan hadiah, dalam strategi ini berlandaskan pada pemikiran

positif dan menerapkan penguatan positif. Strategi ini ingin menunjukan

anak yang sedang berbuat baik.

3) Strategi define-and-drill, dalam strategi ini meminta para siswa untuk

mengingat-ingat sederet nilai kebaikan dan mendefinisikannya.

Page 51: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

33

4) Strategi forced formality, dalam strategi ini pada prinsipnya ingin

menegakkan disiplin dan melakukan pembiasaan (habituasi) kepada siswa

untuk secara rutin melakukan sesuatu yang bernilai moral.

5) Strategi traits of the month, strategi ini prinsipnya sama dengan

cheerleading dapat ditambahkan dengan melakukan pelatihan, introduksi

oleh guru dalam kelas, sambutan kepala sekolah pada saat upacara, dan

sebagainya yang difokuskan pada penguatan perangai tunggal yang telah

disepakati.

6) Strategi lainnya adalah keaktifan guru bimbingan dan konseling sebagai

pendidik karakter. Namun dengan syarat, bahwa setiap guru BK adalah

seorang psikolog yang tidak sekedar psikolog biasa, tetapi benar-benar

sebagai model hidup dan uswatun hasanah yang dapat dicontoh oleh siswa

segala tindak tanduknya.

Macam-macam strategi diatas, dapat diintegrasikan pada saat pelaksanaan

pembelajaran di sekolah. Dimana guru berperan penting dalam pelaksanaan

strategi pendidikan karakter. Siswa akan menyontoh segala hal yang dilakukan

oleh guru, karena guru menjadi role model mereka dalam berbuat sesuatu.

2.2 Creativity Learning

2.2.1 Pengertian Creativity Learning

Kata kreativitas kerap kali dikaitkan dengan segala sesuatu yang unik dan

berbeda dari yang lain. Membahas tentang kreativitas bukan hanya membicarakan

tentang keunikan dari suatu hal, namun kreativitas dapat diartikan sebagai cara

Page 52: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

34

pandang seseorang untuk berfikir dengan cara yang baru serta jarang digunakan

oleh orang lain yang nantinya akan menghasilkan suatu penyelesaian yang unik.

Dikutip pada http://www.kompasiana.com/ dikatakan bahwa,

“ada beberapa makna popular tentang istilah kreativitas. Pertama,

kreativitas mengupayakan untuk membuat sesuatu hal yang barudan

berbeda. Kedua, kreativitas menganggap sesuatu yang baru dan asli itu

merupakan hasil yang kebetulan. Ketiga, kreativitas dipahami dari sesuatu

apa saja yang tercipta sebagai sesuatu yang baru dan berbeda. Keempat,

kreativitas merupakan sesuatu proses yang unik. Kelima, kreativitas

dianggap karena mempunyai kecerdasan yang tinggi. Keenam, kreativita

merupakan suatu kemampuan yang dipengengaruhi oleh faktor bawaan”.

Dari beberapa makna yang telah disampaikan diatas, terdapat pengertian

kreativitas yang lain yang dikemukan oleh beberapa ahli. “Kreativitas adalah hasil

dari proses interaksi antara individu dan lingkungannya. Seseorang

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada. Implikasinya

adalah bahwa kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan”

(Munandar 1998:14). Munandar (1999: 24-25) menambahkan bahwa,

“kreativitas adalah suatu gaya hidup, suatu cara dalam mempresepsi dunia.

Hidup kreatif berarti mengembangkan talenta yang dimiliki, belajar

menggunakan kemampuan diri sendiri secara optimal; menjajaki gagasan

baru, tempat-tempat baru, aktivitas baru; mengembangkan kepekaan

terhadap masalah orang lain, masalah kemanusiaan”.

“Mengajar dengan kreatif dapat mengembangkan kualitas pendidikan,

membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan membuka cara-cara yang

lebih menyenangkan dalam mendekati kurikulum” (Beetlestone 2011: 2). Banyak

orang beranggapan bahwa kreativitas hanya dapat diajarkan pada suatu bidang

subjek (mata pelajaran) tertentu. Hal seperti itu tidak benar, karena kreativitas

dapat diajarkan dalam konteks yang bebas dan luas tidak terpaku pada satu subjek

Page 53: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

35

Menurut Robert dalam Tilaar (2012: 63) “kreativitas itu memberikan suatu

definisi kerja: Berfikir kreatif terjadi apabila secara intensional seseorang

menghasilkan suatu produk baru atau ketika dia menghasilkan suatu produk baru

atau ketika dia melaksanakan suatu tugas”. Berdasarkan pengertian yang telah

disampaikan diatas, bahwa kreativitas dapat dihubungkan dengan pembelajaran.

Karena dengan pembelajaran akan tercipta sebuah proses mendidik yang

dilakukan secara sadar dan terencana, untuk menunjukkan kemampuan kreatif

serta mengembangkan kreativitas dalam diri.

2.2.2 Konsep Creativity Learning

“Salah satu konsep yang amat penting dalam bidang kreativitas adalah

hubungan antara kreativitas dan aktualisasi diri” (Munandar 1999: 23). Menurut

Rogers (1962) dalam Munandar (1998: 24) menekankan bahwa sumber kreativitas

adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan

untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan

dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.

Usaha yang dilakukan agar kreativitas seseorang dapat tumbuh dan terus

berkembang, salah satunya dengan menggunakan konsep kreativitas yang akan

digunakan. Dibawah ini merupakan konsep kreativitas yang telah dirumuskan

oleh Beetlestone (2011: 2-6):

1) Kreativitas sebagai sebuah bentuk pembelajaran

Menurut Gardner (1993) dalam Beetlestone (2011: 2) ini merupakan

bagian vital dari pemungsian kognitif. Ia dapat membantu menejelaskan dan

Page 54: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

36

menginterpretasikan konsep-konsep abstrak dengan melibatkan skil-skil seperti

keingintahuan, kemampuan, menemukan, eksplorasi, pencarian kepastian dan

antuiasme, yang semuanya merupakan kualitas-kualitas yang sangat besar yang

terdapat pada anak. Aspek-aspek ini dapat diperkuat dengan memberikan

penguasaan teknis dan visi yang lebih luas kepada anak sehingga kreativitas

dapat menginformasikan berbagai pembelajaran lainnya.

2) Representasi

Kreativitas melibatkan pengungkapkan atau pengekspresian gagasan dan

perasaan serta penggunaan berbagai macam cara untuk melakukannya,

misalnya melalui seni ekspresif.

3) Produktivitas

Kreativitas melibatkan pembuatan: menggunakan imajinasi, penciptaan,

merangkai, mengarang, skil musik, pertunjukan, perencanaan,

mengonstruksikan, membangun, skil-skil teknologis dan keluaran skala besar

ataupun kecil ini hampir seperti lini produksi.

4) Originalitas

Jenis kreativitas ini berkaitan dengan membuat koneksi atau keterkaitan

yang tidak biasa, ‘gagasan-gagasan yang terasingkan, yang sebelumnya tidak

saling terhubung’ yang dikemukakan oleh Mednick (Fryer 1996: 47) dalam

Beetlestone (2011: 4): pentransferan pengetahuan seorang spesialis dari satu

bidang ke bidang lainnya, kemampuan menemukan, imajinasi, prototip,

kekhususan, kebaruan, kesegaran, individualitas, non-konformitas, berbeda,

Page 55: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

37

independen, tak dapat ditiru, kemampuan untuk menjadi di luar kebiasaan, tak

terduga dan mengambil resiko.

5) Berpikir dengan kreatif / penyelesaian masalah

Aspek kreativitas yang satu ini menjangkau sampai di luar batas senin

ekspresif sehingga mencakup semua bidang kehidupan. Proses kreatif ini

melibatkan pemilihan unsur-unsur yang diketahui dari berbagai macam bidang

dan menyatukannya menjadi format-format baru; menggunakan informasi

dalam situasi-situasi baru; menggambarkan aspek-aspek pengalaman, pola-pola

dan analogi serta prinsip-prinsip mendasar yang tak berhubungan.

6) Alam semesta / alam ciptaan

Jenis kreativitas ini berhubungan dengan sumber kreasi, inspirasi, suasana

hati, sumber dorongan, energi kreatif, kekaguman, ketakjuban, apresiasi akan

keindahan, kesadaran akan tatanan alam, pro-kreasi siklus hidup dan mati,

pertumbuhan, pertanian, makhluk hidup. Karena itu proses kreatif disini

melibatkan interaksi emosional antara individu dan lingkungan. Lingkungan

akan diinterpretasikan oleh individu menurut respon emosional mereka.

2.2.3 Creativity Learning dalam Kurikulum

Kurikulum naisonal adalah kurikulum untuk semua anak bangsa. Karena

setiap anak berhak akan sebuah pendidikan yang layak, yang dimaksud layak

adalah pendidikan terbaik dari sebuah pembelajaran khususnya dalam konteks

kreatvitas. Membahas kurikulum sama halnya dengan membahas proses

Page 56: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

38

pembelajaran. Didalam sebuah proses pembelajaran perlu dukungan cara belajar

dan mendidik yang kreatif agar pembelajaran tersebut tidak hanya bertujuan pada

hasil akhir. Namun bagaimana caranya agar proses pembelajaran itu dapat lebih

hidup dengan ditumbuhkan dan dikembangannya nilai kreativitas.

Menurut Key Concept in the Philosophy of Education dalam Tilaar (2012:

138) secara singkat didefinsikan kurikulum sebagai rencana untuk implementasi

tujuan pendidikan (the curriculum in the plan for the implementation of particular

educational aim). Definisi sederhana ini dapat dirumuskan lebih lanjut sebagai

keseluruhan program dan aktivitas dalam lembaga pendidikan formal dan

nonformal untuk mencapai tujuan pendidikan yang tertuang dalam pembukaan

UUD 1945 (Tilaar 2012: 138).

Agar dapat mencapai tujuan pendidikan, dibutuhkan desain kurikulum

yang mampu mengemas kurikulum kedalam pembelajaran yang kreatif. Pada

National Curriculum Council (1990) dalam Beetlestone (2011: 33) terdapat empat

tema-tema lintas kurikulum yaitu:

1) National Curriculum Council (1990) Curriculum Guidance 4: Education

for Economic and industrial Understandi (Pendidikan Pemahaman

Ekonomu dan Industrial).

2) National Curriculum Council (1990a) Curriculum Guidance 5: Health

Education (Pendidikan Kesehatan)

3) National Curriculum Council (1990a) Curriculum Guidance 7:

Enviromental Education (Pendidikan Lingkungan).

Page 57: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

39

4) National Curriculum Council (1990) Curriculum Guidance 4: Citizenship

(Kewarganegaraan)

Dari keempat tema diatas dapat sangat memungkinkan untuk dijadikan

program-program kerja yang direncanakan bagi siswa sekolah dasar. Tema-tema

tersebut sesuai jika digunakan pada tingkat dasar karena bukan hanya mencakup

bidang yang diminati dan sesuai, dimana tema-tema tersebut bukan lagi menjadi

sebuah bidang studi yang terpisah-pisah melainkan sudah menjadi kumpulan

pengetahuan yang holistik. Tema-tema diatas memiliki cara yang snagat baik

dalam penglaman literasi dan numerisasi yang bermakna bagi anak-anak melalui

penyelesaian masalah, drama, dan penulisan kreatif.

2.2.4 Pengembangan Creativity Learning

Kurikulum di desain ke dalam pembelajaran kreatif dengan

mengembangkan kreativitas pada setiap pembelajaran. Realita yang terjadi saat ini

hidup dalam masa di mana ilmu pengetahuan berkembang dengan pesatnya,

menjadikan kreatif sebagai satu-satunya kemunkinan yang dapat dapat digunakan

oleh suatu bangsa yang sedang berkembang untuk dapat mengikuti perubahan dan

menghadapi masalah yang semakin kompleks. Oleh karena itu seseorang dituntut

untuk memikirkan, membuat cara-cara baru serta mengubah cara-cara lama

dengan kreatif, agar tetap bisa bertahan dan tidak tenggelam dalam persaingan

antarbangsa dan negara.

Pengembangan kreativitas sejak usia dini diperlukan untuk menghadapi

masalah tersebut, karena kreativitas begitu bermakna dalam hidup dan kreativitas

Page 58: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

40

perlu dipupuk sejak dini dalam diri peserta didik. Munandar (1998: 43-44)

mendefinisikan bahwa.

1) Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi

sepenuhnya.

2) Kreativitas atau berfikir kreatif sebagai kemampuasn untuk melihat

bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah

merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini maish kurang mendapat

perhatian dalam pendidikan.

3) Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan

lingkungan, tetapi terlebih-lebih juga memberikan kepuasaan kepada

individu.

4) Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas

hidupnya. Dalam era pembungan ini, sikap, pemikiran, dan perilaku kreatif

harus dipupuk sejak dini.

Pengembangan kreativitas pada pembelajaran jauh lebih baik jika ditanam

sejak usia dini melalui transformasi nilai-nilai kreativitas dan pembiasaan agar

kreativitas dapat terus berkembang dalam diri seseorang. Budiarti (2015: 61)

untuk itulah pengembangan kreativitas sebaiknya dilakukan sejak dari usia dini

atau dari Sekolah Dasar. Kreativitas merupakan pengalaman mengekspresikan dan

mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan

dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.

Page 59: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

41

Adanya kreativitas dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan,

membuat anak lebih dihargai karena mereka dapat mengeluarkan ide-ide belajar

mereka sesuai dengan kemampuan mereka. Tugas seorang guru dalam hal ini

mendampingi anak dalam mengembangkan kreativitas belajar dan memunculkan

nilai kreativitas agar bisa diarahkan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan

anak.

2.3 Pembelajaran Tematik

2.3.1 Pengertian Pembelajaran Tematik

Membahas pembelajaran erat kaitanya dengan serangkaian kegiatan yang

terencana dan terstruktur. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran

dimaknai sebagai proses, cara, pembuatan menjadikan orang atau makhluk

belajar. Sementara menurut Kimble dan Garmezy, sebagaimana dikutip oleh

Thabrani dan Mustafa (2011: 18) dalam Fadillah (2014: 172) menyebutkan

pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan

hasil praktik yang diulang-ulang.

Menurut Suyono dan Hariyanto (2011: 9) dalam Fadillah (2014: 172)

istilah pembelajaran berasal dari kata dasar belajar, yaitu suatu aktivitas atau

suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,

memperbaiki perilaku, sikap, dan mengukuhkan kepribadian. Dalam Undang-

Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan

bahwa pembelajaran ialah proses interaksi perserta didik dengan pendidik dan

Page 60: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

42

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Fadillah (2014: 173) menarik

kesimpulan,

“dari berbagai uraian tentang definisi pembelajaran tersebut secara umum

memiliki pengertian yang sama, yaitu proses interaksi antara pendidik

dengan peserta didik maupun antar-peserta dididk. Proses interaksi ini bisa

dilakukan dengan berbagai media dan sumber belajar yang menunjang

keberhaislan belajar peserta didik. Oleh karenanya, pembelajaran dalam

hal ini dapat didefinisikan sebagai proses interaksi anatara pendidik

dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik dalam rangka

memperoleh pengetahuan yang baru dikehendaki dengan menggunakan

berbagai media, metode, dan sumber belajar yang sesuai dengan

kebutuhan”.

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan mengenai

pembelajaran, terdapat suatu point penting yaitu adanya proses pembelajaran.

Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan-pendekatan tematik

terpadu (PTP) yang sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terintegrasi

(integrated thematic instruction, IT) yang awalnya dikonseptualisasikan pada

tahun 1970-an. Pendekatan pembelajaran ini awlanya hanya dikembangkan untuk

anak-anak berbakat dan bertalenta, anak-anak yang cerdas, dan peserta didik yang

belajar cepat. Sundayana (2014: 14) mengatakan bahwa,

“model tematik sangat dominan diterapkan dalam pembelajaran di lingkup

pendidikan anak usia dini ( Taman Kanak-Kanak) dan Sekolah Dasar

(SD). Salah satu asumsi yang menempatkan model ini cocok bagi

pembelajar pada jenjang tersebut adalah tema atau topik dapat menjadi

penghubung berbagai kegiatan dengan apa yang dipelajari peserta didik di

kelas. Dengan demikian, tema dapat berperan sebagai pengintegrasi

keterampilan dan kegiatan berbahasa dalam pembelajaran di kelas”.

Dirman dan Juarsih (2014: 107) mengungkapkan pembelajaran tematik

sebagai berikut,

“pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan dengan menggunkan prinsip

pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu

Page 61: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

43

kegiatan pembelajaran dengan memadukan beberapa mata pelajaran

sekaligus dalam satu kali tatap muka, untuk memberikan pengalaman yang

bermakna bagi peserta didik. Karena peserta didik dalam memahami

berbagai konsep yang mereka pelajari selalu melalui penglaman langsung

dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dikuasainya”.

2.3.2 Fungsi Pembelajaran Tematik

Menurut Dirman dan Juarsih (2014: 108) fungsi dan tujuan pembelajaran

tematik adalah,

“pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan

bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang

tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar, karena

materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan

bermakna bagi peserta didik”.

Berdarkan fungsi dari pembelajaran tematik diatas dapat dikatakan bahwa

dengan menggunakan pembelajaran tematik dalam kegiatan pembelajaran, peserta

didik dapat lebih mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru. Karena apa

yang diajarkan oleh guru, pada kenyataannya diajarkan oleh guru dengan

menggunakan metode pembelajaran yang mendukung tema pembelajaran.

Sehingga peserta didik dapat memahami secara langsung materi yang diajarkan

oleh guru.

2.3.3 Tujuan Pembelajaran Tematik

Tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah:

1) Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.

2) Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi

mata pelajaran dalam tema yang sama.

Page 62: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

44

3) Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan

berkesan.

4) Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dnegan mengaitkan

berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik.

5) Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam

situasi nyata, seperti: bercerita, bertanya, menulis, sekaligus

mempelajari pelajaran yang lain.

6) Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang

disajikan dalam konteks tema yang jelas.

7) Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan

secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2

atau3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan.

8) Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan

dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi

dan kondisi.

Adanya fungsi dan tujuan dari pembelajaran tematik semata-mata untuk

memperjelas arah yang ingin dicapai dalam pembelajaran tematik, agar

pembelajaran tematik mencapai hasil akhir yang sesuai dengan tujuan awal

pembelajaran ini.

Page 63: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

45

2.3.4 Ciri-Ciri Pembelajaran Tematik

Setiap pembelajaran yang digunakan memiliki ciri khusus dari

pembelajaran tersebut, yang membedakannya dengan model pembalajaran lain.

Menurut Dirman dan Juarsih (2014: 108) ciri-ciri pembelajaran tematik adalah

sebagai berikut.

1) Berpusat pada anak dan memberikan pengalaman langsung pada anak.

2) Pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu

pemahaman dan kegiatan).

3) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu proses

pembelajaran (saling berkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan

yang lainnya).

4) Bersifat luwes (keterpaduan berbagai mata pelajaran).

5) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan

anak (melalui penilaian proses dan hasil belajar lainnya).

2.3.5 Perancanaan Pembelajaran Tematik

Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencaan

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan

meliputi penyusunan rencana pelasanaan pembelajaran dan penyiapan media dan

sumber belajar perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.

Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang

digunakan.

Page 64: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

46

2.3.5.1 Silabus

1) Konsep Silabus

“Silabus adalah salah satu produk nyata yang dapat diamati sebagai hasil

dari aktivitas pengembangan kurikulum” (Kurniawan 2014: 112). Silabus

merupakan acuan dalam penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap

bahan kajian mata pelajaran. Dalam Kurikulum 2013, silabus merupakan salah

satu administrasi pembelajaran yang harus dipenuhi dan dibuat oleh seorang

pendidik

2) Prinsip Pengembangan Silabus

Kurniawan (2014: 114-115) menyatakan ada sejumlah prinsip yang

hendaknya diperhatikan betul dalam pengembangan silabus pembelajaran

terpadu. Prinsip-prinsip tersebut meliputi: ilmiah, cakupan dan kedalaman,

sistematis, keterhubungan kompetensi dasar dengan tema, variasi kegiatan

belajar, bagi yang tidak bisa dipadukan dalam pembelajaran terpadu disajikan

secara terpisah.

3) Komponens Silabus Pembelajaran Terpadu

“Berikut ini beberapa komponen yang biasa ada dalam suatu silabus.

Komponen silabus terdiri dari: identitas (mata pelajaran, kelas, semester,

waktu), kompetensi dasar (KD), indikator hasil belajar, kegiatan belajar,

sarana/sumber, penilaian (bentuk/teknik)” (Kurniawan 2014).

Page 65: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

47

4) Langkah Pengembangan Silabus

Untuk dapat mengembangkan silabus terdapat langkah-langkah yang

diberikan Kurniawan (2014: 119) bahwa,

“prosedur pengembangan silabus secara garis besar terdiri dari lima

langkah, yaitu: identifikasi mata pelajaran yang akan dipadukan, pelajari

kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dalam setiap mata

pelajaran, pelajari indikator hasil belajar dalam setiap mata pelajaran, pilih

dan tetapkan tema pemersatu, susun silabus pembelajaran dengan

mengaitkan topik dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran”.

Berdasarkan langkah-langkah pengembangan silabus diatas dibutuhkan

keahlian/ke kreativan dari seorang guru dalam mengembangkan silabus agar

silabus yang nantinya akan menjadi panduan dalam tahapan perencanaan

pembelajaran selanjutnya tidak terkesan monoton dan hanya asal membuat,

karena dalm hal ini kreativitas seorang guru dapat terlihat.

2.3.5.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

1) Konsep RPP

Menurut Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk

satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dalam dari silabus untuk

mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai

Kompetensi Dasar (KD). Fadillah (2014: 144) menyimpulkan,

“dimana dalam perencanaan tersebut adalah penjabaran dari kompetensi

inti dan kompetensi dasar yang selanjutnya dibuat materi pembelajaran

lengkap dengan metode, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang

digunakan dalam pembelajaran. Kesemuanya disusun dengan jelas,

Page 66: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

48

sistematis, dan akuntabel sehingga mudah dipahami dan diaplikasikan

dalam kegiatan pembelajaran”.

Berdasarkan konsep diatas dapat dikatan bahwa dalam tahap pembuatan

rencana pelaksanaan pembelajaran, diperlukan kejelasan, sistematis, akuntabel

dalam penyusunannya. Agar pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung,

guru dapat lebih mudah menerapkannya kepada peserta didik serta apa yang

diajarkan kepada peserta didik dapat tersampaikan dengan baik sehingga peserta

didik memahami materi yang disampaikan oleh guru.

2) Prinsip Pengembangan RPP

Pada dasarnya prinsip pengembangan RPP dibuat untuk memudahkan guru

dalam dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, bukan hanya sebagai

syarat administrasi semata.

3) Komponen RPP Pembelajaran Terpadu

Ada beberapa komponen yang terdapat dalam RPP tematik terpadu

Kurniawan, Deni (2014: 124) menyatakan bahwa.

Secara umum komponen RPP sama dengan komponen silabus, karena

sesungguhnya RPP adalah penjabaran lebih lanjut dari silabus. Komponen RPP

terpadu/tematik, seidaknya memiliki komponen dibawah ini:

a) Identitas (kelas, tema, alokasi waktu, tema)

b) Kompetensi dasar (dari mata-mata pelajaran yang akan dipadukan dan

sesuai tema)

Page 67: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

49

c) Indikator hasil belajar (jabaran kemampuan khusus dari KD mata

pelajaran yang dipadukan)

d) Prosedur pembelajaran (menjelaskan pelaksanaan pembelajaran yang

meliputi kegiatan awal pembelajaran / pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan akhir/penutup)

e) Metode, sumber, dan media (digunakan dalam pembelajaran)

f) Penilaian (teknik, soal, dan sistem skoring)

g) Langkah Pengembangan RPP

Kurniawan (2014: 125) menyimpulkan langkah pengembangan RPP

diawali dari identifikasi silabus. Setelah silabus ditemuketahui kemudian,

dikembangkan peta-peta/jejaring tema. Dengan merajuk pada jaringan tema,

kemudian RPP dikembangakan.

2.3.6 Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Di dalam Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah, pelaksanaan pembelajaran merupakan

implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

1) Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru harus:

a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti

proses pembelajaran;

Page 68: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

50

b) Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan

aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan

contoh dan perbandingan lokal, nasional, dan internasional;

c) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

d) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau komptensi dasar yang akan

dicapai; dan;

e) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai

silabus.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,

media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik

peserat didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan atau

tematik terpada dan atau saintifik dan atau inkuiri dan penyingkapan

(discovery) dan atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis

pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik

dan jenjang pendidikan.

a) Sikap

Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang

dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan,

emnghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas

Page 69: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

51

pembelejaran berorientasi pada tahapan komptensi yang mendorong siswa

untuk melakukan aktivitas tersebut.

b) Pengetahuan

Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,

menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteristik

aktivitas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan

kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk

memperkuat pendekatan saintifik, temati terpadu, dan tematik sangat

disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan / penelitian

(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik

menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun

kelompok, disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang

menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

c) Keterampilan

Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,

mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan

subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus

mendorong siswa untuk melakukan pembelajaran yang menerapkan

modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery / inquiry

learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan

masalah (project based learning).

Page 70: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

52

3) Kegaiatan Penutup

Pada kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun

kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:

a) Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang

diperoleh

b) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

c) Melakukan kegiatan tidak lanjut dalam bentuk pemberian tugas

baik tugas individual maupun kelompok

d) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya.

2.3.7 Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari implementasi character building dan

creativity learning pada proses pembelajaran tematik Kurniawan (2014: 235-

236) menyimpulkan,

“untuk memahami bagaimana penilaian pembelajaran dalam pembelajaran

terpadu: tematik, yang sejalan dengan ide yang terkadung dalam

kurikulum 2013, penting untuk mengetahui karakteristik penilaian

pembelajaran terpadu-tematik yang ada pada kurikulum 2013”.

Adapun beberapa anjuran penilaian dalam kurikulum 2013 yang

dipandang penting adalah:

Page 71: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

53

1) Penilaian pembelajaran ditunjukan untuk melihat perkembangan dan

kualitas proses dan hasil belajar, dengan memerhatikan seluruh aspek

psikologis (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).

2) Kriteria penilaian menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP).

3) Penilaian menggunakan berbagai teknik penilaian yang meliputi tes dan

non tes. Untuk kepentingan ini dianjurkan menggunakan penilaian

autentik (authentik assesment) dengan variasi teknik penilaian: Kinerja,

Proyek, Portofolio, dan Tertulis.

Dari anjuran penilaian dalam Kurikulum 2013 diatas, bahwa di SD Bukit

Aksara Semarang memiliki penilaian yang sama sesuai dengan tahapan penilaian.

Penilaian yang dilakukan lebih di fokuskan kepada karakter, sesuai dengan tujuan

dari sekolah.

2.4 Perkembangan Peserta Didik dan Individu

2.4.1 Perkembangan Peserta Didik

2.4.1.1 Hakikat Perkembangan

Perkembangan merupakan istilah yang dalam psikologi merupakan sebuah

konsep yang sangat kompleks. Menurut Hawadi (2001) dalam Desmita (2007: 4),

perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari

potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan

ciri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang

diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.

Page 72: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

54

“Perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin

membesar, melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang

berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah

dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui

pertumbuhan, pematangan, dan belajar” (Desmita 2007: 4).

Kesimpulan umum yang dapat ditarik dari beberapa pengertian diatas

adalah bahwa perkembangan serangkaian proses dari kehidupan seseorang, yang

tidak dapat lepas dari pertumbuhan secara jasmani dan rohani.

2.4.1.2 Periode dan Tugas Perkembangan

1) Periode Perkembangan

Perkembangan manusia berlangusng secara berurutan atau

berkesinambungan melalui periode atau masa. Menurut Santrock (2010)

dalam Yusuf dan Sugandhi (2013: 9) periode perkembangan itu terdiri atas

tiga periode, yaitu anak (childhood), remaja (adolscene), dan dewasa

(adulthood).

2) Tugas Perkembangan

Berdasarkan periode perkembangan terdapat tugas-tugas yang harus

dilakukan individu dalam menjalankan proses kehidupannya. Pada tahapan

perkembangan usia anak sekolah, tugas-tugas tersebut diantara lain adalah:

a) Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakikan

permainan.

Page 73: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

55

b) Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinys sendiri

sebangai makhluk biologis.

c) Belajar bergaul dengan teman sebaya.

d) Belajar keterampilan dasar membaca, menulis, dan menghitung.

e) Belajar mengembangkan konsep sehari-hari.

f) Mengembangkan kata hati.

g) Belajar bersikap mandiri.

h) Mengembangkan sikap positif terhadap kelompol sosial.

2.4.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Di usia sekolah dasar kelas 1, perkembangan anak dapat dikatakan masuk

dalam kategori golden age. Pada usia tersebut (5-7 tahun) mereka akan lebih

mudah untuk dibangun nilai-nilai karakter dan nilai-nilai yang diajarkan pada usia

dini, akan tetap tumbuh sampai mereka dewasa seiring dengan proses

perkembangan dari setiap anak. Didalam proses tersebut akan ada banyak faktor

yang akan mempengaruhi tumbuh kembangnya anak. Faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan:

1) Faktor genetika ( Hereditas )

Gen memang tidak mempengaruhi kepribadan seseorang secara langsung,

namun fungsi dari hereditas berkaitan dengan perkembangan kepribadian,

diantaranya adalah (a) sebagai sumber bahan mentah kepribadian seperti fisik,

Page 74: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

56

intelegensi dam tempramen; (b) membatasi perkembangan kepribadian; dan (c)

mempengaruhi keunikan kepribadian.

2) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang dimaksud adalah keseluruhan dari fenomena yang

terjadi dalam kehidupan individu baik secara fisik atau sosial yang

mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu. Faktor tersebut

adalah lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, dan media massa.

2.4.1.4 Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar (6-12 Tahun)

Ketika manusia dilahirkan ke dunia, ia hanya sebuah bayi yang tak

berdaya. Ia hanya sebagai sujnek dengan dunianya sendiri, yang hanya

melingkupi dirinya saja. Setelah melalui proses perumbuhan dan perkembangan,

ia belajar mengenal dunia luar, mengenal sesuatu diluar dirinya menuju kepada

dunia yang sebenarnya. Kartono (1995: 133) berpendapat,

“mula-mulanya sikap anak terhadap kenyataan faktual bercorak sangat

subjektif. Lambat laun gambaran yang dipeoleh tentang alam nyata akan

semakin bertambah sepurna dan semakin objektif. Hubungan antara

benda-benda dengan diri sendiri tidak berubah menjadi pengamatan yang

objektif. Dengan begitu anak mulai merebut atau menguasai dunia sekitar

secara objektif. Dalam fase inilah anak mulai masuk ke dalam masyarakat

luas; yaitu masyrakat di luar keluarga, sekolah, dan kelompok-kelompok

soail lainnya”.

Mengingat perkembangan anak yang semakin pesat pada usia sekolah,

keluarga harus menyadari bahwa anak memerlukan fasilitas untuk

mengembangkan fungsi-fungsi yang terdapat pada diri anak, terutama fungsi

intelektual dalam mengikuti kemajuan zaman yang semkain modern. Oleh karena

Page 75: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

57

itu anak memerlukan suatu lingkungan sosial yang baru dan lebih luas, berupa

sekolah sebagai tempat untuk mengembangkan semua potensinya. “Pada usia

sekolah sikap yang egosentris diganti dengan sikap yang ‘zakelik’, objektif,

zakelik’, objektif, dan empirisí” (Kartono 1995).

1) Perkembangan Jasmani dan Psikomotorik

Pertumbuhan fisik akan mengalami peningkatan dari berat badan

meningkat 2-3 kg/tahun, tinggi badan meningkat 6-7 cm/tahun. Selain fisik

yang terus tumbuh, motorik anak mengalami pertumbuhan. Erak Motorik

anak lebih mampu menggunakan otot-otot kasar dari pada otot-otot halus.

Fase atau usia sekolah dasar ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik

yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk

belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik halus maupun

kasar, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 2.3 Motorik Halus dan Motorik Kasar

Motorik Halus Motorik Kasar

1. Menulis 1. Baris berbaris

2. Menggambar atau melukis 2. Seni bela diri

3. Mengetik (komputer) 3. Senam

4. Merupa ( seperti membuat

kerajinan dari tanah liat)

4. Berenang

Page 76: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

58

5. Menjahit 5. Atletik

6. Membuat kerajinan dari kertas 6. Main sepak bola, dsb

2) Perkembangan Kognitif

Menurut dan Ratnaningish (2012: 153) dalam perkembangan kogitif,

“adanya perubahan fungsi kognitif pada tahap ini adalah yang semula

dari sensoris motorik menjadi pre-operasional.. Pada pre-operasional

anak mampu menggunakan simbol-simbol dengan menggunakan kata-

kata, mengingat masa lalunya, masa sekarang dan yang akan terjadi di

masa datang. Tingkah laku akan mulai berubah dari yang semula sangat

egosentris menjadi lebih rasional”.

Pendapat lain muncul dari dan Sugandhi (2013: 61) yang menyatakan

bahwa,

“pada usia sekolah dasar, anak sudah mereaksi rangsnagan intelektual,

atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan

intelektual atau kemampuan kognitif (seperti membaca, menulis dan

menghitung atau CALISTUNG). Kemampuan intelektual pada masa ini

sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan

yang dapat mengembangkan pola fikir atau daya nalarnya. Untuk

mengembangkan daya nalarnya, daya cipta, atau kreativitas anak, maka

kepada anak perlu diberi peluang-peluang untuk bertanya, berpendapat,

atau menilai tentang hal yang terkait dengan pelajaran, atau peristiwa

yang terjadi di lingkungannya”.

3) Perkembangan Bahasa

Bahasa digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan orang

lain. Dengan demikian, bahasa yang digunakan pada usia sekolah dasar

merupakan masa dimana kemampuan mengenal dan menguasai

perbendaharaan kata sedang berkembang pesat. Hal tersebut terlihat dengan

dikuasainya keterampilan anak terhadap membaca dan berkomunikasi

dengan orang lain, di sekolah perkembangan bahasa anak diperkuat dengan

Page 77: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

59

diberikannya mata pelajaran bahasa ibu dan bahasa indonesia yang

bertujuan sebagai alat untuk (1) berkomunikasi secara baik dengan orang

lain; (2) mengekspresikan fikiran, perasaan, sikap, atau pendapat; (3)

memahami isi dari setiap bahan bacaan.

4) Perkembangan Psikososial Anak

Teori mengenai perkembangan psikososial dikemukan oleh Erick

(1963) dalam Riyadi dan Ratnaningish (2012: 144) beliau membagi

perkembangan psikososial menjadi dua komponen yang bernilai baik (bisa

diharapkan) dan komponen yang kurang baik (kurang bisa diharapkan).

Riyadi dan Ratnaningish (2012: 147) menyimpulkan,

“pada tahap perkembangan ini anak dapat mengahadapi dan

menyelesaikan tugas yang pada akhirnya dapat menghasilkan sesuatu

yang berarti bagi dirinya. Anak siap untuk meninggalkan rumah untuk

melanjutkan sekolah / mencari ilmu. Melalui proses pendidikan inilah

anak akan belajar untuk bersaing yang bersifat kompetitif. Orang yang

paling berpengaruh dalam kehidupan anak pada tahap ini adalah hiri

dan teman sebayanya. Peranan seorang guru sangat penting dalam

rangka identifikasi pemikiran-pemikiran anak, jadi jangan heran jika

biasanya anak sangat patuh dan tunduk terhadap gurunya”.

5) Perkembangan Kesadaran Beragama

Pada masa ini kesadaran beragama anak ditandai dengan sikap

keagamaanya yang masih bersifat reseptif, pandangan dan pemahamannya

tentang ketuhanan diperoleh secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah

logika, serta penghayatan secara rohaniah semakin mendalam. Pada periode

usia sekolah dasar masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan

dari periode sebelumnya. Dengan demikian kualitas kegamaan seorang anak

Page 78: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

60

akan sangat dipengaruhi oleh pendidikan yang diterimanya. Berkaitan

dengan hal tersebut, pendidikan agama di sekolah dasar mempunyai peranan

yang sangat penting dan bukan hanya menjadi perhatian dari guru agama

saja melainkan guru-guru lain dan kepala sekolah pun memiliki keprihatinan

aka hal tersebut.

2.4.2 Perkembangan Individu

2.4.2.1 Pengertian Individu

Menurut Sunarto dan Hartono (2008: 1-2) mengatakan tentang manusia

bahwa,

“manusia adalah makhluk yang dapat ipandang dari berbagai sudut

pandang. Pengejawantahan manunggalnya sebagai ciri atau karakter hakiki

atai sifat kodrati manusia yang seimbang Sebagaimana dikenal adanya

manusia sebagai makhluk yang berpikir atau “homo sapiens”, makhluk

yang berbentu atau “homo faber”, merupakan pandangan-pandangan

tentang manusia yang dapat digunakan untuk menetapkan cara pendekatan

tentang manusia yang akan dilakukan terhadap manusia tersebut. Bangsa

Indonesia telah menganut suatu pandangan, bahwa yang dimaksud

manusia secara utuh adalah manusia sebagai pribadi yang merupakan

pengejawantahan manunggalnya sebagai ciri atau karakter hakiki atau sifat

kodrati manusia yang seimbang antar berbagai segi, yaitu antara segi (i)

individu dan soail, (ii) jasmani dan rohani, dan (iii) dunia dan akhirat”.

Penjelasan mengenai manusia dalam konteks peserta didik, harus

menempatkan peserta didik sebagai manusia yang memiliki pribadi secara utuh.

Jika dikaitkan dengan pendidikan, akan lebih diarahkan hakikat manusia sebagai

makhluk individu dan sosial, sebagai kesatuan dari jasmani dan rohani, serta

sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mempersiapkan kehidupan yang kekal di

akhirat nanti.

Page 79: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

61

2.4.2.2 Karakteristik Individu

Setiap individu memiliki ciri dan sifat yang berbeda dengan individu

lainnya. Perbedaan tersebut dapat berupa karakteristik yang diperoleh secara

bawaan dan karakteristik yang dapat dipengaruhi dari lingkungan. Karakteristik

yang diperoleh secara bawaan berupa faktor biologis dan faktor sosial psikologis.

Karakteristik yang diperoleh dari faktor lingkungan dapat berupa rangsangan yang

membantu mempengaruhi potensi-potensi biologis individu, demi terbentuknya

tingkah laku manusia yang dibawa sejak lahir.

Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan diatas, akhirnya hal tersebut

dapat membentuk suatu pola karakteristik tingkah laku yang dapat menjadikan

seseorang berbeda dengan individu lainnya karena setiap individu memiliki

karakteristik sebagai pembedanya.

2.4.2.3 Perbedaan Individu

Setiap individu memiliki perbedaan dalam perkembangan dirinya Sunarto

dan Hartono (2008: 6) menyatakan bahwa,

“dari bahasa bermacam-macam aspek prkembangan individu, dikenal ada

dua fakta yang menjol, yaitu (i) semua manusia mempunyai unsur-unsur

kesaman di dalam pola perkembangannya dan (ii) di dalam pola yang

bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusia secara biologis

dan sosial, tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbeda”.

Page 80: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

62

Adapun beberapa bidang perbedaan antara individu, yaitu:

1) Perbedaan Kognitif

Kemampuan kognitif menggambarkan penguasaan ilmu pengetahuan

dan teknologi tiap-tiap orang. Pada dasarnya kemampuan kognitif

merupakan hasil belajar. Kemampuan kognitif seseorang sangat dipengaruhi

oleh intelegensi (kecerdasan).

2) Perbedaan Individual dalam Kecakapan Bahasa

Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang snagat penting

dalam kehidupan seseorang. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa

berbeda-beda, kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang

untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan

kalimat yang penuhmakna, logis, dan sistematis. Kemampuan berbahsa

tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan.

3) Perbedaan dalam Kecakapan Motorik

Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan

kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja saraf motorik yang di

lakukan oleh saraf pusat untuk melakukan kegiatan. Kegiatan-kegiatan

tersebut terjadi karena kerja saraf yang sistematis. Kemampuan motorik

dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat kemampuan

berpikir.

Page 81: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

63

4) Perbedaan Latar Belakang

Pada suatu kelompok siswa pada tingkat mana pun, perbedaan latar

belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau

menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu untuk menguasai

bahan pelajaran. Pengalaman-pengalaman belajar yang dimiliki anak di

rumah mempengaruhi kemauan untuk berprestasi dalam situasi belajar yang

disajikan.

5) Perbedaan dalam Bakat

Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir.

Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan

rangsnagan dan pemupukan seara tepat.

6) Perbedaan dalam Kesiapan Belajar

Perbedaan latar belakang keluarga dan lingkungan mempunyai

pengaruh terhadap belajar. Selain itu, kondisi fisik yang sehat, dalam

kaitannya dengan kesehatan dan penyesuaian diri yang memuaskan terhadap

pengalaman-pengalaman, disertai dengan rasa ingin tahu yang amat besar

terhadap sesuatu, membantu berkembangnya kebiasaan berbahasa dan

belajar yang diharapkan. Sikap apatis, pemalu, dan kurang percaya diri,

akibat dari kesehatan yang kurang baik, dan latar belakang yang miskin

pengalaman, mempengaruhi perkembangan pemahaman dan ekspresi diri.

Page 82: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

64

2.5 Kerangka Berfikir

Implementasi character building dan creativity learning pada proses

pembelajaran temati kelas 1 SD Bukit Aksara Semarang, merupakan sebuah

penelitan kualitatif yang memfokuskan penelitian pada sebuah perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi dari karakter dan kreativitas pada pembelajaran tematik

pada siswa kelas 1 sekolah dasar. Pada penelitian ini kerangka berfikir diperlukan

sebagai uraian atau sebuah pernyataan tentang kerangka konsep pemecahan

masalah yang telah dirumuskan. Kerangka berfikir dalam penelitian ini sangat

menentukan kejelasan dan validitas proses penelitian secara keseluruhan.

2.2 Gambar Kerangka Berfikir

Character Building dan Creativity Learning

Impelementasi Character Building dan Creativity

Learning

Perencanaan

Alasan diterapkannya Character Building dan

Creativity Learning

Konsep Character Building dan Creativity

Learning

Pelaksanaan

Evaluasi

Page 83: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

65

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitan dasar yang menggunakan pendektan

kualitatif. Suriasumantri (1985) dalam Sugiyono (2013: 4) menyatakan bahwa

penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan

pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahu. Sugiyono (2013: 9)

mendefinisikan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpotivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi

objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti

sebagai instrumen kunci. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif tujuan yang

ingin dicapai peneliti untuk dapat memperoleh hasil data asli yang sesuai dengan

penerapan character building dan creativity learning di Sekolah Dasar (SD)

Bukit Aksara Semarang.

Ghony dan Almanshur (2012: 25) mendefiniskan istilah dari penelitian

kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak

dapat dic.apai dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara-cara

kuantifikasi. Penelitian kualitatif bersifat interpretatif (menggunakan penafsiran)

yang melibatkan banyak metode dalam menelaah masalah penelitiannya.

Penggunaan berbagai metode ini sering disebut triangulasi, dimaksudkan agar

Page 84: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

66

peneliti memperoleh pemahaman yang komperhensif (holistik) mengenai

fonemena yang diteliti.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi peneltian ini bertempat di Sekolah Dasar (SD) Bukit Aksara

Semarang yang beralamat di Jl. Prof. Soedarto No.40, Sumurboto, Banyumanik,

Kota Semarang, Jawa Tengah. Sekolah ini dipilih menjadi tempat peneltian

karena sekolah tersebut menerapkan Character Building dan Creativity Learning

pada kegiatan pembelajaran tematik.

3.3 Desain Penelitian

Berdasarkan penjelasan yang terdapat pada bab pendahuluan, maka untuk

menjawab pertanyaan bagaimana implementasi dari character building dan

creativity learning pada perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran

tematik, yang memerlukan pengamatan mendalam terhadap situasi yang wajar

atau dikenal dengan metode penelitian kualitatif deskriptif.

Menurut Nusa (2012: 71), penelitian kualitatif bersifat deskriptif dapat

diartikan sebagai hasil eksplorasi atas subjek penelitian atau para partisipan

melalui pengamatan dengan semua variannya, dan wawancara mendalam serta

FGD harus dideskripsikan dalam catatan kualitatif yang terdiri dai catatan

lapangan, catatan wawancara, catatan pribadi, catatan metodologis, dan catatan

teoritis. Peneliti diharuskan menggambarkan secara rinci, lengkap dan mendalam

hasil wawancara, pengamatan, dan FGD. Peneliti harus menahan diri untuk tidak

membuat penilaian atau mengedepankan pendapat pribadinya terkait dengan apa

yang dilihat dan didengeranya.

Page 85: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

67

3.4 Fokus Penelitian

Untuk mempermudah penelitian ini, peneliti memberikan batasan masalah

sehingga penelitian ini akan memfokuskan penelitian yang berisikan pokok

masalah secara umum. Sehingga, fokus dalam penelitian ini adalah penerapan

character building dan creativity learning, pada perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi terhadap pembelajaran tematik untuk siswa kelas 1 SD Bukit Aksara

Semarang.

3.5 Data dan Sumber Data Penelitian

3.5.1 Data Penelitian

Data dalam sebuah penelitian meliputi bahan-bahan atau informasi yang

didapatkan selama peneliti melakukan penelitian. Data tersebut dapat berupa hasil

yang direkam secara aktif oleh orang yang melakukan studi, seperti transkip

wawancara dan catatan dari lapangan hasil observasi pelibatan. Data juga meliputi

segala sesuatu yang diciptakan orang lain dan yang ditemukan periset, misalnya

buku harian, foto, dokumen resmi, dan artikel surat kabar. Data yang

dikumpulkan pada penelitian ini yaitu data yang berhubungan dengan nilai-nilai

karakter dan kreativitas, silabus, rpp, dan hasil pembelajaran dari peserta didik di

kelas 1 SD Bukit Aksara Semarang.

3.5.2 Sumber Data Penelitian

Sumber penelitian merupakan pusat informasi yang didapat oleh peneliti

selama penelitian tersebut berlangsung. Sumber penelitian dapat berupa data yang

tertulis maupun tidak tertulis. Dari hasil sumber penelitian, penelit mendapatkan

Page 86: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

68

data yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari

character building dan creativity learning pada pembelajaran tematik di SD Bukit

Aksara Semarang.

Menurut Arikunto (2010: 172) yang dimaksud dengan sumber data dalam

penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti

menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka

sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab

pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Sedangkan

menurut Lofland (1984: 47) dalam Moleong (2010: 157) sumber data utama

dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Terdapat dua sumber data yang digunakan dalam penelitian kualitaif,

yaitu dengan menggunakan sumber primer dan sekunder. Yang membedakan dari

kedua sumber tersebut, jika sumber primer merupakan sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan sumber sekunder

merupakan sumber yang memberikan datanya tidak langsung atau melalui

perantara. Sumber penelitian ini mendapatkan data dari informan, hasil observasi,

dan wawancara yang bersumber dari sumber data primer.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Ghony dan Almanshur (2012: 164) menyimpulkan bahwa “pengumpulan

data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan teknik

Page 87: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

69

kondisi yang alami, sumber data primer, dan lebih banyak pada teknik observasi

berperan serta, wawancara mendalam, dan dokumentasi”.

3.6.1 Observasi

Bagoes (2008) dalam Ghony dan Almanshur (2012: 165) menyatakan

bahwa:

1) Metode observasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik pengumpulan

data yang mengahruskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal

yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegaitan, benda-benda,

waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan. Metode observasi merpakan cara

yang sangat baik untuk mengawasi perilaku subjek penelitian seperti

perilaku dalam lingkungan atau ruang, waktu dan keadaan tertentu.

2) Observasi yang dilakukan peneliti dalam penelitiannya bertujuan untuk

memperoleh data mengenai implementasi dari character building dan

creativity learning pada pembelajaran tematik di kelas 1 SD Bukit Aksara

Semarang.

3.6.2 Wawancara

Ghony dan Almanshur (2012: 165) wawancara kualitatif merupakan salah

satu teknik untuk mengumpulkan data dan informasi. Penggunaan metode ini

didasarkan pada dua alasan. Pertama, dengan wawancara, peneliti dapat menggali

tidak saja apa yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti, tetapi apa yang

tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian. Kedua, apa yang dinyatakan

kepada informan bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu.

Page 88: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

70

Pada peneltian ini peneliti menggunakan dua teknik wawancara secara

tidak terstruktur dan terstruktur. Ghony dan Almanshur (2012: 165)

menyimpulkan bahwa,

“wawancara terstruktur merupakan model pilihan apabila pewawancara

mengetahui apa yang tidak diketahuinya, dan karenya dapat membuat

kerangka pertanyaan yang teoat untuk memperolehnya, sedangkan

wawancara tidak terstruktur adalah sebuah model pilihan, apabila

pewawancara tidak mengetahui apa yang tidak diketahuinya, dan karena

itu harus berpedoman pada informan untuk menceritak kepada mereka”.

3.6.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah sebuah teknik pengumpulan data yang digunakan

peneliti untuk memperoleh data-data berupa dokumen. Dokumentasi digunakan

sebagai data pelengkap setelah dilakukannya observasi dan wawancara. Data yang

diperoleh dari studi dokumentasi penulis manfaatkan untuk pengecekan

kesesuaian data. Dokumen-dokumen yang dihimpun dan dikaji dalam penelitian

ini antara lain : (a) dokumen penunjang pembelajaran RPP serta nilai karakter dan

kreativitas; (b) foto kegiatan pelaksanaan pembelajaran; (c) hasil belajar siswa

secara umum dan penilaian karakter siswa.

3.7 Teknik Keabsahan Data

3.7.1 Ketekunan / Keajegan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari

dan kemudia memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci (Moleong, 2010:

329). Dengan meningkatkan ketekunan, maka dengan demikian peneliti

melakukan pengecekkan kembali terhadap data yang ditemukannya. Oleh karena

Page 89: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

71

itu dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat memberikan data yang

lebih akurat dan sistemtis mengenai apa yang diamatinya.

3.7.2 Triangulasi

Pengujian keabsahan data pada penelitian merupakan salah satu hal

terpenting ketika melakukan penelitian, karena pada tahap ini peneliti diharuskan

untuk menguji kebenaran data yang diperoleh dalam penelitiannya melalui uji

kredibilitas, sedangkan teknik yang digunakan adalah triangulasi. Sugiyono

(2013: 273) menyatakan bahwa triangulasi dalam memeriksa keabsahan data ini

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data, dan waktu.

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang diperoleh dari beberapa sumber, diantaranya adalah

kepala sekolah, wali kelas, wali murid, dan siswa. Data yang didapatkan dari

sumber, kemudian dideskripsikan, dikategorisasikan, dianalisis pemikiran yang

sama, yang berbeda, dan dispesifikan untuk ditarik kesimpulan oleh peneliti,

yang selanjutnya akan meminta kesepakatan dengan beberapa sumber yang

diminta data.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibiltas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Pada

penelitian ini data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan narasumber

Page 90: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

72

yang terkait dengan penelitian, dilakukan pengecekan melalui hasil observasi

dan dokumen-dokumen.

3.8 Teknik Analisis Data

Tahap selanjutnya adalah menganalisis data pada penelitian kualitatif ini.

Sugiyono (2013: 245) menyatakan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif

dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah

selesai di lapangan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data

dari model Miles and Huberman yaitu analisis model interaktif (Interactive Model

of Analysis). Pada penelitian ini juga menggunakan tiga tahap yaitu:

1) Pengumpulan Data

Pada teknik analis data, tahapan pertama yang harus dilakukan oleh

peniliti adalah mengumpulkan data (pengumpulan data). Dalam tahap ini

peneliti akan mengumpulkan seluruh data yang dibutuhkan sesuai dengan

pedoman penelitian yang telah disusun sebelumnya. Data yang dikumpulkan

oleh peneliti melalui teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan

dokumentasi akan digunakan dalam tahap analisis data selanjutnya.

2) Reduksi Data

Reduksi data adalah proses memilih hal-hal yang penting dari hasil temuan

dilapangan, selanjutnya data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas dan mempermudah peneliti menganalis data ke tahap

berikutnya.

Page 91: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

73

3) Penyajian Data

Pennyajian data merupakan sebuah proses mengkaji data ke dalam sebuah

pola, yang mana setalah data disajikan dalam bentuk uraian singkat peneliti

dapat dengan mudah memahami apa dan bagaimana yang terjadi di lapangan.

4) Kesimpulan

Kesimpulan dapat dikatakas sebagai tahap akhir dalam analis data

kualitatif. Pada tahap ini peneliti membuat sebuah rumusan proposi dengan

memberi makna pada data yang telah disajikan dengan menghubungkan

komponen-komponen yang saling berkaitan Kesimpulan dari penelitian

kualitatif adalah hasil temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Langkah-langkah tersebut digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Komponen Analisis Data Model Interaktif Miles dan

Huberman (Miles dan Huberman, 2014:20)

Pengumpulan

Data

Penyajian

Data

Reduksi

Data

Penarikan

Kesimpulan

dan Verifikasi

Page 92: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

74

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Bukit Aksara Semarang yang beralamat di

Jl. Prof. Soedarto No.40, Sumurboto, Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah

50269. Penelitian difokuskan pada kelas 1. SD Bukit Akasara Semarang memiliki

15 guru yang lulusan S1, dengan jumlah siswa keseluruhan 205 siswa yang terdiri

dari 98 siswa laki-laki dan 107 siswa perempuan. Sekolah ini memiliki 12 ruang

kelas, 1 ruang komputer, 1 perpustakaan umum dan perpustkaan tambahan disetiap

kelasnya, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tamu, ruang tata usaha, 1 ruang

uks, 1 dapur, gazebo, kantin, 7 ruang sanitasi siswa. Selain itu sekolah memiliki

lapangan olahraga dan upacara, kebun sekolah, tempat wudhu, dan halaman parkir .

Lebih lengkapnya profil sekolah terlampir dalam lampiran.

SD Bukit Aksara Semarang merupakan sekolah dasar dibawah Yayasan

Sanggar Aksara yang berdiri pada tahun 2000, dengan pendiri Dr. Yulianti

Siantajani, M.Pd. Bukit Aksara mempercayai bahwa setiapa anak adalah individu

yang unik, yang perlu mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan

perkembangan anak. Sejak awal sekolah ini telah memfokuskan pembelajaran pada

Page 93: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

75

character building dan creatiity learning sesuai dengan latar belakang beridrinya

Yayasan Sanggar Aksara.

SD Bukit Aksara Semarang merupakan sekolah berbasis nasional, yang

menerapkan kurikulum nasional (Kurikulum 2013). Sekolah ini dikenal dengan

nama school of character & creativity. Di lapangan, implementasi pembelajaran

disajikan dalam bentuk yang bervariatif. Dengan menggunakan Learning Center

nilai-nilai character building dan creativity learning dimasukkan dalam kegiatan

pembelajaran dengan menyesuaikan tema pada setiap pembelajaran tematik.

Dengan demikian, anak dapat memilih berbagai sentra pembelajaran yang

dilakukan oleh anak secara mandiri atau berkelompok. Proyek-proyek yang

mengusung kreativitas dilakukan oleh siswa melalui pengembangan fokus karakter

yang ditunjukkan secara kompeten dalam berbagai program pembelajaran. Untuk

fokus karakter pada setiap tingkatan kelas telah disesuaikan dengan perkembangan

peserta didik.

Kegiatan di SD Bukit Aksara Semarang dimulai pada pukul 06.50 WIB

sampai dengan 13.30 WIB, untuk kelas 1 kegiatan berakhir pada pukul 12.00 WIB.

Hari efektif di sekolah ini dimulai dari hari Senin sampai dengan Jum’at. Kegiatan

pembelajaran diawali dengan holly morning yang dilakukan oleh guru dan siswa.

Kegiatan awal dilakukan dengan holly morning yang dilakukan oleh guru terlebih

dahulu. Kegiatan doa yang dilakukan di ruang guru oleh kepala sekolah, guru, dan

staf. Kegiatan bukan hanya doa saja, akan tetapi ada sebuah arahan yang diberikan

oleh kepala sekolah kepada guru dan staff berkaitan dengan kegiatan yang akan

Page 94: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

76

dilakukan pada hari itu. Sedangkan holly morning yang diikuti oleh siswa kelas 1

sampai kelas 6, didampingi guru sesuai kepercayaan yang dianut.

Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan pembelajaran yang disesuaikan

dengan masing-masing kelas. Untuk kelas 1, kegiatan setelah holly morning yaitu

bersih-bersih kelas dan senam pagi di kelas. Selanjutnya masuk pada kegiatan

pembelajaran yang diawali dengan circle time, kegiatan ini bertujuan untuk

mempersiapkan siswa sebelum belajar baik secara fisik maupun psikis. Setelah

circle time guru memulai kegiatan pembelajaran inti sampai dengan pukul 11.15

WIB, dengan waktu istirahat 20 menit pada pukul 09.00 WIB.

Pada saat kegiatan pembelajaran berakhir pada pukul 11.15 WIB siswa

kembali membersihkan kelas dan setelah itu siswa melakukan circle time kembali

sebelum pulang. Hal itu bertujuan sebagai salah satu evaluasi diakhir pembelajaran,

siswa dipersiapkan agar pulang dengan rasa nyaman dan senang tidak membawa

beban dari sekolah.

4.1.2 Konsep Character Building dan Creativity Learning Pada Pembelajaran

Tematik Kelas 1 SD Bukit Aksara Semarang

Latar belakang merupakan suatu hal yang menjadi tujuan awal dari sebuah

konsep. Dari sebuah latar belakang yang kuat terbentuk suatu konsep yang akan

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Konsep yang dimiliki SD Bukit Aksara

Semarang sebagai hal yang melatarbelakangi berdirinya sekolah ini adalah

character building dan creativity learning. Konsep tersebut di implementasikan

pada proses pembelajaran tematik.

Page 95: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

77

Konsep character building dan creativity learning pada pembelajaran di

kelas 1 SD Bukit Aksara Semarang yang menerapkan pembelajaran tematik dan

menggunakan kurikulum 2013 sebagai kurikulum nasional. Dalam pembelajaran

diterapkan konsep character building dan creativity learning ke dalam setiap

kegiatannya. Berikut adalah komponen-kompen dari konsep character building dan

creativity learning.

4.1.2.1 Relevansi Tujuan Character Building dan Creativity Learning

Adanya sebuah tujuan dari perencanaan pembelajaran agar memudahkan

dalam melaksanakan kegiatan tersebut dan tidak menyalahi dari tujuan awal yang

telah di rancang dalam perencanaan. Character building dan creativity learning

yang menjadi tujuan awal dibentuknya sekolah ini, menjadikan fondasi kuat untuk

tetap berkomitmen mengembangkan karakter dan kreativitas pada anak-anak usia

dini pada sekolah dasar. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan Kepala SD

Bukit Akasara Semarang mengenai tujuan character building dan creativity

learning.

“Untuk membentuk attitude anak sejak dini, karena usia itu anak-anak lebih

bisa diajarkan dari awal karena pembelajaran karakter baiknya harus

diajarkan sejak kecil”. (W.KS.1)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dijelaskan bahwa etika dan

karakter itu penting sehingga perlu diajarkan kepada anak, maka hal tersebut yang

melatar belakangi berdirinya SD Bukit Aksara Semarang yang memfokuskan pada

karakter sebagai fondasi anak didik. Hal ini diperkuat kembali oleh Kepala Sekolah

dalam hasil wawancara:

Page 96: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

78

“Perencanaan. Latar belakang berdirinya Sekolah Bukit Aksara oh kalau

itunya kan kami sudah punya TK bekal menyikapi untuk itu kan kami

teruskan untuk membuat SD. Sebetulnya kami ingin mendirikan smp, tapi

setelah kami fikir-fikir kami masih fokus pendidikan dasar dulu. Karena

memang fokus kami untuk membuat fondasi untuk anak-anak saja. Jadi

fokusnya lebih ke pendidikan dasar ia”. (W.KS.1)

Fokus karakter yang menjadi fondasi kuat untuk dapat mengembangkan

karakter pada anak dengan didirikannya SD Bukit Aksara, dimana pada jenjang

pendidikan dasar ini merupakan tahapan lanjutan dari jenjang pendidikan usia dini

yang lebih dulu didirikan. Terdapat 12 fokus karakter atau yang lebih dikenal

dengan character building. Dari kelas 1 sampai kelas 6, menerapkan 2 karakter

yang mana pada tiap semester 1 karakter di terapkan. Seiap 1 karakter memiliki 5

kategori pengembangan karakter, yang pada setiap bulannya 1 kategori

pengembangan karakter diterapkan.

Fokus karakter yang telah menjadi tujuan yang ingin dicapai sekolah ini,

tertuang dalam sebuah visi dan misi sekolah. Berdasarkan telaah dokumen pada

profil SD Bukit Aksara Semarang, visi dan misi SD Bukit Aksara Semarang adalah

sebagai berikut:

Visi: Menciptakan generasi yang kreatif, dinamis, dan berkarakter

Misi:

1. Membekali anak didik dengan pembelajaran yang mengembangkan

kreativitas dan kemandirian.

2. Mempersiapkan anak didik sebagai generasi masa depan yang aktif dan

siap menerima perubahan.

Page 97: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

79

3. Membangun generasi yang berkarakter, dengan nilai dan moral, serta

kepribadian luhur.

Visi dan Misi tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan

kepada Kepala Sekolah yang menyatakan , “Karena sesuai dengan visi dan misi

sekolah ini, yaitu menciptakan generasi kreatif dan berkarakter” (W.KS.1).

Pernyataan tersebut menunjukan bahwa visi dan misi SD Bukit Aksara Semarang

tidak terlepas dari nilai-nilai karakter dan kreativitas yang menjadi sebuah nilai

penting yang harus dimiliki oleh setiap individu.

Berdasarkan hasil dari beberapa pernyataan yang telah disampaikan oleh Ibu

Vena selaku Kepala SD Bukit Aksara Semarang, dapat disimpulkan bahwa latar

belakang berdirinya SD Bukit Aksara Semarang adalah untuk membentuk etika

anak melalui pendidikan karakter yang dikembangkan melalui pembelajaran di

sekolah. Usia anak pada sekolah dasar menjadi salah satu tahapan penting dalam

mengembangkan karakter. Karena fokus karakter tersebut telah lebih dulu

diterapkan pada jenjang pendidikan anak usia dini, yang akhirnya dilanjutkan

dengan di dirikannya SD Bukit Aksara Semarang yang memiliki visi untuk

menciptakan generasi kreatif dan berkarakter.

Sesuai dengan visi dari SD Bukit Aksara, mengenai generasi yang kreatif

dan berkarakter tentunya tidak bisa terlepas dari sumber daya manusia yang akan di

didik yaitu siswa. Siswa di usia sekolah dasar, menjadi tahapan usia dasar untuk

diajarkan dan dikembangkan nilai-nilai karakter dan kreativitas. Akan tetapi

tingkatan kelas yang berbeda-beda, tentunya membedakan nilai karakter yang akan

Page 98: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

80

diterapkan pada tiap tingkatan kelas. Yang menjadi dasar awal penanaman nilai

karakter berada di kelas 1. Di kelas 1, usia perkembangan anak berada pada rentan

usia 5-6 tahun. Pada tahapan usia ini, anak akan lebih mudah untuk menerima dan

diajarkan tentang karakter. Karena penanaman nilai karakter pada kelas 1, akan

menjadi salah satu penentu keberhasil anak di kelas berikutnya dalam hal

berkarakter dan berkreativitas.

Kepala Sekolah telah menjawab hal tersebut dalam wawancara yang

menyatakan bahwa, “Character building setiap kelas berbeda, sabar sama tertib.

Kalau kreativitas tergantung tema kelas masing-masing” (W.KS.1). Nilai

character building yang memiliki fokus yang berbeda-beda, memiliki

pertimbangan tersendiri yang menjadi alasannya. Hal itu sesuai dengan hasil

wawancara dengan Kepala Sekolah, bahwa:

“Ia Karakter dan kreativitas karena kreativitas pada anak usia dini perlu

stimulus agar agar anak bisa berfikir kreatif sesuai dengan apa yang dia

punya dan dikembangkan dengan baik. Guru memberikan fasilitas untuk

siswa didiknya”. (W.KS.1)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa hal tersebut berimbas

pada eksistensi keberadaan SD Bukit Aksara sebagai sekolah kreatif dan karakter,

menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi orang tua diluar sana yang ingin

menyekolahkan putra-putrinya di sekolah ini. penerimaan siswa baru di sekolah ini,

berbeda dengan sekolah lainnya. Tidak mewajibkan calon siswa sudah bisa

membaca, menulis, dan menghitung.

“Jika penerimaan siswa baru kami ada yang namanya trailer. Trailer jadi

anak tidak semena-mena kami terima, tapi anak melakukan trailer disini

dengan sesama usianya yaitu TK B yang kami amati adalah cara mereka

Page 99: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

81

bersosialisasi saja, bukan secara akademis dia bisa menulis atau tidak tapi

dia bisa bersosialisasi dengan teman atau tidak. Sekitar lima belasan dalam

sehari. Kalau dirasa cukup ia sehari itu cukup, kalau dirasa kurang ia

ditambah hari lain”. (W.KS.1)

Dari pernyataan diatas menguatkan latar belakang dan tujuan berdirinya SD

Bukit Aksara, bahwa fokus karakter memang menjadi hal yang diutamakan.

Terlihat dari seleksi penerimaan siswa yang lebih memerhatikan dari segi

sosialisasi dari anak. Tidak ada syarat khusus yang memberatkan anak untuk dapat

diterima di SD Bukit Aksara Semarang. Tentunya hal tersebut telah diketahui oleh

orang tua yang ingin menyekolahkan anakya di SD Bukit Aksara Semarang.

Orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di sekolah ini memiliki

tujuan yang sama mengapa memilih SD Bukit Aksara sebagai sekolah untuk putra-

putrinya. Selain karena karakter, ada orang tua yang memilih SD Bukit Aksara

karena sebelumnya telah menyekolahkan anaknya di TK Bukit Aksara.“Beda sama

yang lain, karena fokus sama karakter anak. Bebas anak-anak mengeskpresikan

diri. Engga yang diam duduk dan diatur-atur”. (W.OTL.3). Berdasarkan

pernyataan yang disampaikan oleh salah satu orang tua siswa, bahwa dengan

adanya karakter anak menjadi lebih berekspresi dalam bersikap tidak terlihat kaku

dan hanya diatur saja. Pernyataan lainnya disampaikan oleh orang tua siswa

kemabali.

“Pertama yang milih anaknya ini jujur. Awalnya dari TKnya dulu kemudian

yang saya liat disini yang menjadi apa titik beratnya pendidikan karakter

bukan hanya sekedar akademis. Kalau akademis saya cari sekolah lain, tapi

karena dia lebih memberatkan di pendidikan karakternya itu yang membuat

saya itu jadi lebih yakin untuk pilih kesini pilih Bukit Aksara

gitu”.(W.OTW.6)

Page 100: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

82

Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa dengan adanya nilai karakter

yang menjadi fokus di SD Bukit Aksara, menjadikan mereka menyekolahkan putra-

putrinya di sekolah ini. Selain karena itu terdapat orang tua yang anaknya telah

menyelesaikan pendidikan TK di Bukit Aksara, secara langsung sang anak memilih

SD Bukit Aksara sebagai tempat ia melanjutkan pendidikan. Memperkuat hal

tersebut disampaikan kembali oleh orang tua mengenai karakter melalui hasil

wawancara “Sekolahnya berkarakter, beda sama sekolah-sekolah lain. Ini nasional

basicnya, sekolah nasional”. (W.OTP.7) Perencanaan yang matang telah dilakukan

oleh para orang tua yang menyekolahkan putra-putri mereka di SD Bukit Aksara

Semarang, bukan semata-mata karena asal memilih sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa, relevansi

tujuan character building dan creativity learning dengan latar belakang sekolah dan

tujuan orang tua menyekolahkan putra-putrinya di SD Bukit Aksara karena adanya

perhatian lebih dalam hal karakter dan kreativitas anak. Pihak sekolah yang ingin

mengembangkan karakter melalui character building dan creativity learning pada

setiap kegiatan pembelajaran, agar nilai karakter dan kreatif dapat tertanam dalam

diri anak dan menjadi suatu kebiasaan yang membudaya. Dengan adanya fokus

karakter lebih mengarahkan dan menspesifikan karakter apa yang akan dibangun

pada diri anak. Selain itu, orang tua mempunyai penilaian yang penting bagi

karakter dan kreativitas. Bahwa karakter dan kreativitas menjadi bagian penting

bagi perkembangan putra-putri mereka, sebagai fondasi awal untuk membangun

kepribadian anak.

Page 101: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

83

4.1.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Konsep lain bukan hanya dari tujuan latar belakang sekolah dan orang tua

saja, akan tetapi ada yang memiliki peranan penting dalam hal perencanaan bahkan

berhadapan langsung dengan siswa adalah guru. Guru melakukan berbagai

persiapan yang harus disiapkan sebelum mengajar, dari mulai merencanakan

perangkat pembelajaran, pada saat pelaksanaan pembelajaran, dan guru harus dapat

mengevaluasi hasil belajar siswa. Hal yang pertama akan dilakukan guru adalah

mempersiapkan perencanaan pembelajaran.

“Biasanya RPP itu saya buat sebelum bulan itu masuk, jadi kalau RPP

bulan Februari berarti saya membuatnya bulan Januari. Kalau nanti saya

mengajikannya untuk bulan Maret, berarti Februari ini RPP untuk tema

bulan Maret harus sudah siap”. (W.GK.8)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menjadi lagkah awal yang

dilakukan oleh Ibu Yani selaku Guru Kelas 1, dalam mempersiapakan

pembelajaran. RPP yang diberikan bukan hasil kerja dalam waktu pembuatan yang

mendesak, karena sebulan sebelum tema pembelajaran dilaksanakan RPP harus

sudah siap dan selesai dibuat. Perangkat penunjang dalam pelaksanaan RPP

nantinya telah dipersiapkan juga oleh guru kelas. Segala bahan untuk pembelajaran

yang berkaitan dengan RPP disesuaikan dengan pembelajaran yang akan diajarkan

kepada siswa. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Yani selaku

Guru Kelas 1, yaitu:

“Bahan itu memang saya sesuaikan dengan pembelajaran, saya menyiapkan

beberapa hari sebelumnya.. Mereka pilih sendiri, kreativitas mereka yang

tentukan sendriri. Jadi kami guru hanya memfasilitasi sebagai fasilitator,

kami hanya menyiapkan bahan-bahan untuk menunjang pembelajaran

mereka bahwa kalian belajarnya ini, temanya ini, silahkan pilih sendiri,

bahan-bahannya apa, kemudian kalian mau buat untuk menyelesaikan tugas

Page 102: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

84

itu seperti apa, itu mereka akan berkreativitas sendiri. Yang pasti tema dan

KD itu sudah dilakukan sesuai dengan pembelajarannya seperti itu.”.

(W.GK.8)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahawa dalam

mempersiapkan bahan ajar yang dilakukan oleh guru kelas, guru mempersiapkan

bahan yang akan digunakan oleh siswa pada saat nanti pelaksanaan pembelajaran.

Guru hanya sebagai fasilator, selebihnya siswa berkreasi sendiri sesuai dengan

kemampuan mereka masing-masing. Tujuan karakter dan kreativitas telah masuk

dalam persiapan perencanaan pembelajaran tematik, karena apa yang di persiapkan

guru mengacu pada tema yang akan diajarkan, dan dalam materi yang akan

diajarkan telah dimasukkan nilai-nilai karakter dan kreativitas. Oleh karena itu,

dalam perencanaan guru harus mempersiapkan pembelajaran dengan matang.

Merencanakan sebuah pembelajaran yang akan diajarkan, membutuhkan

suatu metode pembelajaran untuk mempermudah pada saat kegiatan pembelajaran

berlangsung. Materi diajarkan memerlukan melaluo metode demonstrasi dalam

pembelajaran yang telah disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Sehingga

apa yang telah tertulis dalam RPP dapat terealisasikan sesuaikan dengan isi RPP

yang ada.

Pada hasil wawancara dengan Guru Kelas berkaitan dengan metode

pembelajaran yang digunakan adalah, “Biasanya kami menggunakan langsung

lewat demonstrasi” (W.GK. 8). Dengan metode demonstrasi anak akan tidak akan

dijejali oleh teori, karena anak anak langsung mencobanya sendiri. Teori digunakan

hanya sebagai pengantar saja, dengan metode demonstrasi anak akan lebih kreatif

dalam belajar. Hal itu sesuai dengan hasil wawancara bersama Guru Kelas, yaitu:

Page 103: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

85

“Jadi lebih baik kami ke demonstrasi, kemudian anak cari ide sendiri, bahan

sendiri, kreativitas yang dimunculkan disitu, jadi tanya jawab pun kami ada

ke anak. Anak akan aktif, jadi tidak hanya sekedar mendengarkan saya. Tapi

dari mereka pun juga bisa keluar ide-ide yang lain. Jadi kami menggunakan

metode lebih banyak ke demonstrasi atau percobaan langsung”. (W.GK.8)

Berdasarkan hasil wawancara diatas, bahwa ketika anak mempraktikkan

secara langsung materi yang diajarkan oleh guru. materi yang akan diajarkan akan

lebih mudah dipahami oleh anak dan kreativitas secara langsung akan muncul.

Tidak perlu guru terus menerus mendiktekan materi kepada anak, anak belajarar

berksplorasi sesuai dengan kemampuan mereka.

Metode pembelajaran merupakan salah satu isi dari komponen dalam RPP

yang saling berkaitan dan memiliki tujuan yang sama dalam pembelajaran. Agar

metode dapat diterapkan pada pembalajaran, metode ditunjang dengan bahan atau

media yang dipersiapkan guru untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Banyak

media yang dapat digunakan hal itu diungkapkan oleh Guru Kelas 1, ” Kalau media

saya menggunakan banyak media ” (W.GK8). Media yang digunakan lebih dari

satu media, berarti guru telah mempersiapkan perencanaan dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan hasil observasi juga, setiap harinya sebelum pembelajaran

dimulai guru selalu meletakkan media yang akan digunakan ditempat yang telah

tersedia. Selain itu pada hari jumat setelah siswa pulang sekolah, guru menyiapkan

bahan-bahan yang akan digunakan untuk materi pada minggu berikutnya. Persiapan

yang dilakukan oleh guru bukan hanya mengenai materi apa yang akan diajarkan,

akan tetapi bagaimana materi itu dapat tersampaikan dan diterima dengan baik oleh

siswa.

Dari perencanaan yang telah dipersiapkan, guru menyesuaikannya dengan

karakteristik siswa yang disesuaikan dengan fokus karakter yang diajarkan melalui

sebuah metode pembelajaran demonstrasi. Guru kelas mengungkapkan, “Betul,

seperti contoh yang disini adalah terus berusah sampai saya berhasil. Setiap saya

pembelajaran apa pun, secara langsung karakter itu selalu saya ingatkan”

Page 104: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

86

(W.GK.8). Berdasarkan pernyataan tersebut, guru tetap memasukkan fokus

karakter yang akan diajarkan dalam pembelajaran. Dengan memasukkan fokus

karakter pada setiap kegiatan pembelajaran, membiasakan anak dalam bertingkah

laku sesuai dengan karakter yang diajarkan. Sehingga karakter tersebut bisa

membudaya dilakukan oleh anak.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai RPP yang dipersiapkan oleh guru,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa segala sesuatu yang akan diajarkan kepada

anak nantinya harus terencana dengan matang. Melalui sebuah RPP, character

building dan creativity learning dimasukkan bersama dengan komponen-komponen

di RPP. Dengan demikian tujuan character building dan creativity learning pada

pembelajaran tematik akan diajarkan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

4.1.2.3 Sarana dan Prasarana Sekolah

Tujuan dari character building dan creativity learning untuk menunjang

perencanaan yang di persiapkan untuk pelaksanaan character building dan

creativity learning pada pembelajaran tematik di kelas 1, membutuhkan kesiapan

dan kelengkapan dari sarana dan prasarana yang di sediakan oleh sekolah. Sebab

sarana dan prasarana menjadi komponen pelengkap dari keberhasilan perencanaan.

Dari hasil observasi, sarana dan prasarana di SD Bukit Aksara telah dapat

dikatakan telah memenuhi standar kelengkapan yang dibutuhkan untuk sekolah.

Dalam segi sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,

buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang

diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Sedangkan dari segi prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan

satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang

laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya

Page 105: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

87

dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi,

dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang

teratur dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan sarana dan prasarana telah memadai hal itu juga

diungkapkan oleh guru kelas, ” Sudah menunjang dengan baik, sudah tersedia

dengan bagus” (W.GK.8). Ketersedian sarana dan prasarana yang menunjang,

dirasakan oleh guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran di sekolah. Hal itu

juga sesuai dengan hasil wawancara bersama Kepala Sekolah, yaitu:

“Sarana prasarana yang berhubungan dengan karakter yang hubungannya

dengan fasilitas kami berikan fasilitas dimana guru mengajarkan attitude

kepada anak-anak bersambung dari kelas 1 sampai kelas 6. Kalau

kreativitas, kami memfasilitasi bahan yang dibutuhkan oleh siswa dengan

menyediakan dengan baik”. (W.KS.1)

Berdasarkan hasil wawancara diatas mengenai sarana dan prasarana, dapat

disimpulkan bawa ketersedian sarana dan prasarana yang telah memadai. Secara

langsung dapat menunjang segala bentuk kegiatan pembelajaran, jika hal tersebut

mengenai pembelajaran maka nilai karakter dan kreativitas ikut masuk ke

dalamnya.

4.1.3 Impelementasi Character Building dan Creativity Learning

Konsep character building dan creativity learning, selanjutnya akan

diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran di kelas. Pelaksanaan bukan

sekedar proses dimana guru hanya mengajar dan siswa hanya menerima pelajaran,

pada hakikatnya pelaksanaan pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan

Page 106: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

88

pembelajaran yang terjadi proses timbal balik antara guru dan murid, guru dengan

pihak sekolah, dan guru dengan orang tua siswa.

Pelaksanaan pembelajaran bukan hanya antara guru dengan murid, namun

pelaksanaan pembelajaran berhubungan dengan pihak lain terkait dengan kegiatan

pembelajaran. Komponen pelaksanaan character building dan creativity learning

pada pembelajaran tematik berdasarkan indikator keberhasilan meliputi, strategi

pelaksanaan pembelajaran, kemampuan anak terhadap pembelajaran, serta

dukungan dan kerja sama. Pelaksanaan character building dan creativity learning

pada pembelajaran tematik kelas 1 SD Bukit Aksara Semarang akan difokuskan

pada komponen-komponen tersebut.

Komponen dari implementasi character building dan creativity learning

pada proses pembelajaran tematik kelas memiliki indikator kegiatan pembelajaran.

Indikator tersebut mencakup kegiatan pendahuluan yang merupakan tahap dari

perencanaan, kegiatan inti adalah pelaksanaan, dan kegiatan penutup adalah

evalusai.

Indikator pertama dalam proses pembelajaran adalah kegiatan pendahuluan,

kegiatan ini merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam pelaksaan

pembelajaran. Dalam kegiatan pendahuluan yang terjadi adalah guru harus

memiliki kemampuan untuk melaksanakan perencanaan pembelajaran. Langkah

awal yang harus dipersiapkan guru adalah menyiapkan peserta didik secara psikis

dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, yang mana di dalam pembelajaran

Page 107: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

89

terdapat nilai character building dan creativity learning yang harus dikembangkan

selama proses pembelajaran tematik.

Berdasarkan hasil observasi, pada kegiatan pelaksanaan pembelajaran

pertama selalu diawali dengan kegiatan kerohanian atau di SD Bukit Aksara

Semarang lebih mengenalnya dengan istilah holly morning. Kegiatan tersebut rutin

dilaksanakan setiap hari senin sampai kamis, diikuti tidak hanya oleh siswa kelas 1

saja melaikan seluruh kelas dari kelas 1 samapi 6. Dengan melakukan kegiatan

holly morning siswa kelas telah melakukan pembiasaan karakter.

Setelah melakukan kegiatan holly morning kegiatan pembelajaran

selanjutnya adalah di dalam kelas masing-masing. Untuk kegiatan pembelajaran

dikelas dilakukan dengan circle time, namun sebelum circle time semua siswa kelas

1 wajib membersihkan kelas terlebih dahulu. Kemudian setelah lingkungan kelas

dibersihkan, kesiapan secara fiisk untuk belajar telah dilakukan oleh guru untuk

memulai kegiatan awal pembelajaran. Namun kegiatan inti pada awal pembelajaran

didalam kelas adalah pada saat circle time. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

wawancara bersama Guru Kelas 1 yang menyatakan bahwa:

“Biasanya kami bahas pada saat circle time itu pada saat anak-anak

membentuk lingkaran. Dari situ kita akan bahas akan belajar apa, kemudian

karakter kita yang kita pelajari apa, mengabsen teman-teman kita ada yang

masuk atau tidak, kemudian juga memberikan memberi tahu kepada mereka

bahwa jika ada temeanya yang sakit itu harus kita apa, kemudian tentang

tiga kata ajaib three magic word itu juga kami bahas saat circle time. Pada

saat circle time kita kasih kesempatan anak untuk cerita itu penting, supaya

mereka pada saat mereka sudah mulai belajar tidak ada beban dalam pikiran

lagi. Jadi, di circle time itu bener-bener apa pun dibahas sampe tuntas dan

diselesaikan juga disitu.”. (W.GK.1)

Page 108: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

90

Berdasarkan pernyataan diatas, bahwa kegiatan circle time sangat penting

dalam perencanaan. Karena dapat mempersiapkan peserta didik dalam hal fisik dan

psikis mereka sebelum kegiatan pembelajaran. Pernyataan diatas ditambahkan

melalui wawancara yang dilakukan dengan Kepala Sekolah.

“Implementasinya setiap pagi, sudah liat waktu circle engga ia? Setiap pagi

saat circle time guru-guru kembali mengingatkan kepada siswanya fokus

karakter besar dan fokus karakter perbulan. Terus kalau yang kreatifnya

guru memberikan pembelajaran di kelas selaku memberikan unsur

krestivitas setiap hari”(W.KS.1).

Dari kedua pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran penting

dalam mempersiapkan pembelajaran pada sat pelaksanaan terjadi pada saat

kegiatan circle time di dalam kelas yang dilakukan oleh guru terhadap anak

didiknya. Dengan dilakukan circle time guru bukan hanya menyiapkan peserta

didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, melainkan

memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi

materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari,

menjelaskan tujuan pembelajaran atau komptensi dasar yang akan dicapai, dan

menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Perlu diketahui bahwa yang menjadi point penting dalam circle time, guru

mengajak siswa untuk berkomunikasi secara interaktif. Dengan demikian, siswa

pada saat circle time diberi kesempatan lebih untuk mempersiapkan diri mereka

sebelum belajar. Sehingga tidak ada beban yang dirasaka siswa sebelum dan pada

saat pembelajaran dilakukan. Guru Kelas 1 menyatakan, “Sejauh ini mereka sangat

enjoy, seneng, dan hmm mereka lebih walaupun dengan jam pulangnya siang

Page 109: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

91

sekali, mereka tidak merasa itu beban.”(W.GK.8). Jika seperti itu, maka baik guru

maupun siswa sama-sama telah siap untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

Selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, apa yang telah

direncanakan dalam perencanaan pembelajar akan diterapkan pada kegiatan inti.

Karena dalam keiatan ini terdapat model pembelajaran apa yang digunakan oleh

guru, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang

disesuaikan dengan karakteristik peserat didik dan mata pelajaran. Pemilihan

pendekatan tematik dan atau tematik terpada dan atau saintifik dan atau inkuiri dan

penyingkapan (discovery) dan atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis

pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik dan

jenjang pendidikan.

Tahapan kegiatan diatas sebelumnya telah dijelaskan pada saat pembahasan

perencanaan pembelajaran. Oleh karena itu kegiatan inti yang dilakukan oleh guru,

seharusnya sudah sesuai dengan apa yang direncanakan dalam perencanaan

pembelajaran. Hal itu sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada Guru

Kelas 1, yang menyatakan bahwa.

“Itu pasti sudah, apa yang kami lakukan itu pasti kami sesuaikan dengan

yang sudah kami buat. Seperti RPP kami tidak pernah menyimpang, karena

apa yang kami buat sudah disesuaikan dengan KD yang ada, sudah kami

sesuaikan dengan materi dan tema. Kami selalu menggali menggali yang

baru, bagaimana caranya membuat anak belajar itu lebih nyaman, lebih

seneng, lebih enjoy, dan kreativitas mereka tetep muncul. Dan kreativitas

apa pun yang dihasilkan anak, kami selalu berikan penghargaan. Kami tidak

pernah mematikan kreatif itu dengan mengatakan maaf ia kenapa seperti

ini? tapi kami selalu dengan kata-kata “maaf, boleh ga ditambahin dengan

yang lain?”. Jadi kami memang tidak pernah menyalahkan anak, apa pun

kreativitas itu tidak pernah salah, tapi perlu dikembangkan”. (W.GK.1)

Page 110: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

92

Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa antara tujuan

pembelajaran yang terdapat pada RPP telah sesuai pada saat pelaksanaan

pembelajaran. Karena RPP setiap tahunnya, tidak pernah sama hal itu yang

menguatakan bahwa pada saat merencanakan pembelajaran dibuat dengan matang

dan telah disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan materi yang akan

dijarkan. Dan tidak lupa pada saat pelaksanaan pembelajaran, character building

dan creativity learning harus muncul sebagai bukti bahwa bukan materi semata

yang menjadi fokus pembelajaran. Namun karakter dan kreativitas yang menjadi

tujuan dari pembelajaran tersebut.

Berdasarkan hasil observasi juga, guru telah mengajarkan character

building dan creativity learning pada pembelajaran tematik di kelas 1 sesuai dengan

rencana pembelajaran. Hal itu terlihat, guru selalu mendampingi kegiatan

pembelajaran, guru tidak monoton berbicara, tidak terlalu banyak teori yang

disampaikan, setiap bahan yang dibutuhkan sebagai media penunjang pembelajaran

selalu tersedia ditempatnya, dan pengawasan guru terhadap perilaku siswa sangat

ketat. Apa pun bentuk kegiatan siswa selalu ada catatannya, baik itu perbuatan baik

atau pun kurang baik. Guru memiliki jurnal khusus untuk mencatat karakter siswa,

yang dimana catatan tersebut di tulis secara deskripsi.

Ukuran keberhasilan guru pada saat melaksanakan character building dan

creativity learning pada kegiatan pembelajaran tematik di kelas, dapat terlihat dari

sikap siswa, pengetahuan, dan keterampilan mereka terhadap fokus karakter dan

kreativitas belajarnya.

Page 111: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

93

1) Sikap Tertib

Berdasarkan hasil observasi, fokus karakter sikap tertib selalu dilakukan

setiap hari di sekolah dari kegiatan awal sampai kegiatan penutup

pembelajaran. Fokus karakter tertib yang menjadi fokus karakter pada semester

1 di kelas 1, tetap diterapkan walaupun sudah terlewati. Penanaman sikap tertib

dilakukan melalui kegiatan pengembangan rutin seperti, Merapikan barang-

barang, menjaga kebersihan dan kerapian tempat belajar dan bermain,

mengembalikan barang-barang ke tempat semula, memakai barang-barang

sesuai kegunaannya, dan mengembalikan barang-barang kepada pemiliknya

Pengembangan karakter tertib itu telah dilakukan oleh siswa kelas 1 dengan

adanya pengawasan dari guru kelas. Jika ada siswa yang tidak melaksanakan

dengan baik fokus karakter terseut, maka akan ada teguran yang diberikan oleh

guru atau bahkan siswa sendiri yang akan mengingatkannya sebelum ditegur

oleh guru. Hal itu sesuai dengan pernyatan wawancara dengan Siswa Kelas 1,

“Dikasih tahu kalau tidak lapor Bu Yani” (W.SEM.4). Siswa memberikan

peringan kepada temannya jika melanggar karakter yang ada. Selain itu siswa

lain memberikan nasehat ketika melanggar karakter, “Jangan mengulanginya

lagi, sudah ada di karakter” (W.SPN.4). Siswa telah memiliki kesadaran

mengenai pentingnya karakter. Pernyataan lain diberikan oleh siswa, “Harus

belajar menjaga sikap, jangan nakal”(W.SGA.4). Siswa telah memahami

pentingnya kepedulian terhadap karakter.

Page 112: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

94

Berdasarkan dari ketiga pernyataan siswa diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa siswa kelas 1 telah memahami fokus karakter tertib beserta dengan

pengembangan karakternya. Mereka sudah memahami jika ada yang kurang baik

dari sikap teman sebayanya yang berkaitan dengan fokus karakter tertib, mereka

sudah memahami untuk mengambil sikap seperti apa jika hal itu terjadi.

2) Sikap Sabar

Fokus karakter kedua di kelas 1 adalah sabar, fokus karakter ini diterapkan

baru sampai pada tahap pengembangan kedua. Karena setiap bulannya

diterapkan 1 pengembangan karakter dari fokus karakter yang ada. Berdasarkan

hasil observasi, sikap sabar siswa ditunjukan dengan mengubah hal-hal yang

bisa saya ubah dan menerima hal-hal yang tidak bisa saya ubah, terus berusaha

sampai saya berhasil.

Kegiatan pengembangan karakter tersebut diterapkan pada saat siswa

mengerjakan learning center. Hal itu sesuai dengan pernyataan yang diberikan

oleh siswa melalui wawancara, “Dibantuin, tunjukin kaya gimana mana yang

belum bisa” (W.SEM.4).“Mengajarkan dan memberi tau” (W.SGA.5). “Diajari

sampai berhasil atau berusaha sendiri agar berhasil, sudah ada

karakter”(W.SPN.5). Berdasarkan pernyataan dari ketiga siswa, dapat

disimpulkan bahwa pengembangan karakter telah sampai pada tahap siswa

memiliki kepekaan terhadap teman, adanya keperdulian terhadap teman yang

belum bisa mengerjakan learning center, dan memahami peran dari fokus

karakter dalam kegiatan pembelajaran.

Page 113: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

95

Kegiatan lain dalam kegiatan inti adalalah mengenai pengetahuan siswa

terhadap karakter yang akan dikembangkan dalam pembelajaran tematik. Pada hasil

wawancara tentang pengetahuan fokus karakter di kelas 1, siswa kelas 1

menyatakan bahwa, “Ada yang Februari, terus berusaha sampai saya berhasil”

(W.SEM.4). Siswa telah mengetahui dan menahami mengenai karakter yang

dikembangkan pada bulan Februari. Pernyataan lain dikemukan oleh siswa melalui

pernyataan, “Apa? Aturan? Karakter kesepakatan kelas 1 terus berusaha sampai

saya berhasil” (W.SPN.4). Pada pengembangan fokus karakter siswa dapat

mengungkapkan karakter yang sedang menjadi fokus penembangan dibulan

tersebut.

Berdasarkan dari pernyataan siswa diatas, dapat disimpulkan bahwa mereka

telah mengetahui fokus karakter yang sedang diterapkan di kelas 1. Dari

pengetahuan mereka mengenai fokus karakter, mereka mulai memahami arti dari

fokus karakter yang sedang diajarkan. Selain fokus karakter, siswa pun mulai

memahami pentignya sebuah kreativitas dalam kegiatan pembelajaran yang mereka

lakukan.

Sejauh ini pandangan siswa terhadap kreativitas dalam pembelajaran,

terbagi menjadi dua pandangan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

dengan siswa kelas 1 yaitu, “Kreatif, soalnya nanti dapat nilai. Harus berbuat baik

sama teman” (W.SGA.5). Siswa dapat memberikan penryataan bahwa kreativitas

itu penting. Dengan demikian siswa dapat lebih berkreasi dalam belajar, “Kreatif

karena dapat bebas belajar” (W.SKD.5). Siswa merasa tidak dibatasi dengan

adanya kreativitas. Jawaban lain diberikan oleh dua siswa yaitu, “Pakai penggaris,

Page 114: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

96

kalau menggambar itu pake penggaris. Harus belajar terus agar pintar”

(W.SEM.4). Siswa menggambarkan bahwa kreativitas adalah sebuah karya seni.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa mereka sebagai

siswa telah mengatahui bahwa mengerjakan segala bentuk pembelajaran harus

dikerjakan dengan kreatif. Namun, mereka belum dapat untuk mengungkapan

alasannya. Pandangan kreatif menuurt siswa sesuatu yang berhubungan dengan

sebuah seni.

Pelaksanaan character building dan creativity learning pada pembelajaran

tematik, memerlukan strategi sebagai suatu cara yang digunakan agar tujuan dari

karakter dan kreativitas dapat terlaksana. Pernyataan terkait strategi yang digunakan

agar nilai-nilai karakter dan kreativitas dapat masuk dalam pembelajaran tematik di

kelas 1, yaitu:

“Kita melihat dari diri kita sendiri dulu dan menjadi role model. Saya

memposisikan diri kepada siswa dengan memberi contoh yang dekat dengan

mereka, bisa itu guru, bisa itu teman, bisa jadi ibu, bisa orang tua (orang tua

itu bisa ibu bisa ayah), atau bisa menjadi orang yang paling dekat bagi

mereka. Dan strategi saya simple, tidak macam-macam.”. (W.GK.8)

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan, bahwa guru

memposisikan dirinya sebagai orang terdekat bagi siswa serta menjadi contoh yang

baik dalam segi karakter dan kreativitas sebagai strategi yang guru lakukan. Karena

dengan menjadi orang terdekat bagi siswa, guru akan lebih bisa masuk ke dalam

dunia siswa. Dan ketika guru telah menjadi contoh yang baik, maka dengan

sendirinya siswa akan mengikuti hal baik tersebut. Karena anak mencontoh orang

terdekatnya yang dianggap mereka baik untuk ditiru.

Page 115: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

97

Berdasarkan hasil observasi, penerapan fokus karakter dan kreativitas pada

pembelajaran sangat menjadi hal pembiasaan bukan hanya bagi siswa, namun

pembiasaan itu juga berlaku pada guru, dan semua warga sekolah. Hal itu dilakukan

agar karakter dapat menjadi suatu hal yang membudaya, dimana ketika sesuatu

telah membudaya akan terus dilakukan tanpa harus disuruh. Penerapan nilai

karakter di kelas 1, terfokus pada karakter tertib dan sabar. Kegiatan pembelajaran

tidak dapat berjalan jika tidak respon yang diberikan oleh siswa. Respon yang

diberikan oleh siswa dapat berupa semangat atau antusias mereka selama proses

pembelajaran. Hal itu disampaikan oleh Guru Kelas 1 melalui wawancara.

“Untuk kelas 1 antusiasnya luar biasa dan mereka sudah bisa

menunjukannya dengan sikap mereka yang bahagia, ceria, tanpa beban. Jadi

setiap pembelajaran, mereka tidak merasa terbebani karakternya apa.

Karena karekter itu dimasukkan saat mereka beraktivitas, jadi mereka tidak

merasakan. Hanya itu sudah mereka lakukan jadi begitu dalam kreativitas

mereka semakin bersemangat. Karena, disini belajar dianggap bermain dan

tanpa beban” (W.GK.8).

Berdasarkan pernyataan diatas bahwa dengan adanya karakter menjadikan

siswa lebih berkreativitas dalam setiap kegiatan pembelajaran. Pernyataan diatas

diperkuat oleh pernyataan dari orang tuas siswa dalam antusias yang diterima dari

putra-putri mereka.

“Kalau anak saya sangat antusias karena memang pihak sekolah, kemudian

saya pun juga selalu mengingatkan bahwa nilai-nilai karakter itu akan terus

dibawa sampai usia dewasa sehingga tetep harus dijaga. Hal itu yang selalu

dijaga oleh pihak sekolah, kemudian saya menanamkan ke anak- tentang

pentingnya karakter. Jadi mereka akhirnya berusaha untuk bertanggung

jawab dengan diri mereka sendiri”. (W.OTE.2)

Pernyataan diatas mengenai antusias dari salah satu siswa yang dirasakan oleh

orang tua, yang mengawasi betul kegiatan pembelajaran di sekolah dan

Page 116: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

98

perkembangan diri dari buah hatinya. Pernyataan lain disampaikan oleh orang tua

siswa mengenai character building dan creativity learning.

“Bagus anaknya, malah lebih dari yang saya harapkan. Dia terlalu

berkreativitas, karena memang dibebaskan jadinya ia menganggap dirinya

bebas berekspresi, tidak takut mengeluarkan pendapatnya. Meskipun ada

aturan disini, tapi mereka masih tetep bebas berkreatif sesuai dengan aturan

dan karakter yang ada”. (W.OTL3)

Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa salah satu dampak yang

didapat dengan adanya character building dan creativity learning, selain antusias

yang diberikan oleh siswa. Mereka menjadi lebih berekspresi, tidak takut salah

dalam mengeluarkan pendapat. Hal itu dirasakan oleh orang tua siswa lainnya,

“Senang karena sosialisasinya sama teman-temannya tidak masalah, belajarnya

pun dapat mengikuti dengan baik. Dibantu adanya kreativitas dalam belajar.”

(W.OTP.7). Siswa tetap dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dan tidak ada

masalah saat bersosialisasi dengan teman, hal itu karena adnaya character building.

Berdasarkan hasil wawancara dari ketiga orang tua diatas, dapat

disimpulkan bahwa putra-putri mereka merasakan hal yang sama saat mendapatkan

character building dan creativity learning pada pembelajaran tematik. Ditambah

dengan adanya nilai karakter dan kreativitas, yang membuat putra-putri mereka

diluar batas ekspetasi yang diharapkan orang tua.

Kegiatan akhir dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat pada kegiatan

penutup. Dari hasil observasi, guru pada kegiatan ini bersama siswa baik secara

individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi; seluruh

rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh; memberikan

Page 117: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

99

umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; melakukan kegiatan tidak

lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok; dan

menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

Kegiatan evaluasi dilakukan dengan cara circle time, yang diharapkan dari

kegiatan evaluasi siswa tidak membawa beban saat di rumah. Evaluasi yang

dilakukan oleh guru sesuai dengan hasil wawancara tentang salah bentuk evaluasi

kegiatan pembelajaran bersama Guru Kelas 1 yang mengungkapkan, “Biasanya

kami hanya memberikan pengertian kepada anak tentang kepedulian, tentang

berbagi, bahwa itu penting. Evaluasi tersebut dilakukan dengan cara menasehati

siswa tentang sikap mereka mengenai kepedulian mereka terhadap teman di kelas

pada sat pembelajaran. Guru tidak semata-mata melakukan evaluasi, tanpa ada

sesuatu yang akan diperbaiki. Pernyataan lain disampaikan oleh siswa melalui

wawancara mengenai evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru, “Kalau hari

Jumat biasanya dikasih reward stars yang tertib, yang berhasil, masing-masing

satu” (W.SEM.4). Guru memberikan penghargaan kepada siswa dengan

memberikan reward stars.

Selain memberikan penghargaan atas pencapaian yang dilakukan siswa

selama seminggu dalam hal character building dan creativity learning pada setiap

kegiatan pembelajaran, guru memberikan pelajaran lain dengan memberikan sanksi

yang menjadi bahan evaluasi. “Suka, jadi misalnya Rio punya reward stars lima

terus tidak tertib kemudian diambil Bu Yani jadi empat” (W.SPN.4). Sanksi yang

diberikan berupa pengurangan bintang yang didapat siswa. Hak lain yang diajarkan

oleh guru adalah dengan, “Mengajarkan teman-teman lancar nulis”. (W.SGA.5).

Page 118: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

100

Pernytaan tersebut menggambarkan bahwa siswa merasa guru benar-benar

mengajarkan calistung kepada mereka.

Evaluasi character building dan creativity learning, merupakan tahap akhir

dari implementasi character building dan creativity learning pada pembelajaran

tematik di kelas 1 SD Bukit Aksara Semarang. Evaluasi bertujuan untuk

mengetahui ketercapaian dalam proses penerapan pembelajaran. Evaluasi ini

difokuskan pada kemampuan kepala sekolah dalam mengevaluasi kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru terhadap character building dan

creativity learning pada pembelajaran tematik, kemampuan guru untuk

mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan kepada peserta didik

mengenai character building dan creativity learning pada pembelajaran tematik,

kemampuan orang tua untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran di sekolah

mengenai character building dan creativity learning pada pembelajaran tematik,

dan penilaian siswa terhadap perkembangan belajarnya dalam hal karakter dan

kreativitas.

Evaluasi secara keseluruhan akan dilakukan oleh kepala sekolah, selaku

pemimpin tertinggi yang memegang kontrol penuh terhadap sekolah. Evaluasi

dilakukan kepada guru dengan skala berkalapada waktu dan tempat yang telah

dijadwalkan, “Ia setiap hari jum’at kami mengadakan sharing diadakan sharing

pembelajaran selama satu minggu kendala dan bagaimana mengatasinya”

(W.KS.1). Evaluasi yang diberikan kepala sekolah yang tidak hanya ditujukan

kepada guru kelas 1 saja, namun evaluasi berlaku bagi seluruh guru di SD Bukit

Aksara Semarang. Masalah dan kendala yang dihadapi oleh guru selama

Page 119: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

101

pelaksanaan pembelajaran akan di evalusasi disini, jika ada kesulitan akan

dibicarakan agar dapat diberikan solusi bersama yang nantinya akan diputuskan

oleh kepala sekolah dan guru yang bersangkutan.

Belum cukup jika evaluasi hanya kepala sekolah lakukan kepada guru saja.

Evaluasi yang selanjutnya dilakukan oleh kepala sekolah kepada orang tua siswa

melalui kegiatan group sharing setiap satu bulan sekali, didalam kelas 1 bulan

sekali di minggu ke 4, setiap satu bulan sekali sekolah mengadakan group sharing

dimana orang tua bisa bekerja sama dengan guru untuk membicarakan

perkembangan anak didik. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa,

kegiatan evaluasi dilakukan agar orang tua mengetahui apa tujuan awal yang ingin

dicapai telah berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diberi tahukan pada

saat kegiatan awal tahun. Adanya tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran, yang

nantinya tidak hanya diterapkan di sekolah. Maka dari itu diperlukannya peran

orang tua dalam penerapan character building dan creativity kearning di luar

kegiatan pembelajaran sekolah.

Pada kegiataan pelaksanaan pembelajaran yang sangat mengetahui segala

kondisi pada sebelum pembelajaran, saat pembelajaran berlangsung, dan sesudah

dilakukannya pembelajaran adalah guru. Oleh karena itu, guru pun memiliki

kewajiban untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran, yang

berkaitan dengan siswa dan orang tua. Berdasarkan hal tersebut dilakukan

wawancara dengan Guru Kelas 1, yang menyatakan bahwa.

“Kalau evaluasinya kami lakukan setiap hari, sebelum pulang sekolah dan

evaluasi selalu ada review. Evaluasi dengan cara circle time. Ada review

Page 120: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

102

kembali, kita belajar apa, kesulitannya apa, kita bahas apa, kendalanya apa,

ada masalah apa, itu semua ada solusinya. Jadi kita evaluasi misalkan

mereka sudah melakukan yang baik pasti saya akan mengucapkan terima

kasih teman-teman sudah bisa melakukan dengan baik”. (W.GK.8)

Pernyataan lain berdasarkan hasil wawancara yang diberikan Guru Kelas

mengenai evaluasi yang dilakukan kepada orang tua.

“Evaluasi secara keseluruhan kepada orang tua itu lewat rapot. Itu lewat

rapot, yang kedua jika ada konsultasi tertentu dari orang tua yang ingin

bertemu sama saya biasanya saya sampaikan evaluasi disitu.. Untuk semua

anak evaluasi biasa saya sampaikan lewat rapot. Atau kalau tidak lewat

rapot, jika ada sesuatu yang sangat butuh perhatian khusus biasanya saya

akan memanggil orang tua”. (W.GK.8)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada guru kelas 1, dapat

disimpulkan bahwa guru selalu memberikan evaluasi pembelajaran kepada siswa

jika jam pembelajaran berakhir. Kegiatan evaluasi kepada siswa dilakukan melalui

circle time. Sedangkan evaluasi secara keseluruhan yang diberikan guru melalui

rapot, namun tidak menutup kemungkinan ada evaluasi tambahan jika ada sesuatu

yang penting mengenai siswa. Guru akan memanggil orang tua siswa untuk

menyelesaikannya.

Pernyataan diperkuat melalui wawancara dengan orang tua, yang

menyatakan bahwa,“Janji ketemu dengan guru kelas biasanya, kalau misalnya ada

masalah, atau ada yang ingin ditanyakan itu biasanya janji ketemu dengan guru

kelas itu di hari sabtu, atau sepulang sekolah kalau memungkinkan” (W.OTE.2).

Dari pernyataan tersebut, orang tua akan membuat janji terlebih dahulu dengan

guru jika ada hal yang sangat perlu dibicarakan mengenai perkembangan anak.

Hasil lain dapat dilakukan dengan, “Biasanya lewat saya langsung

berkomunikasi sama gurunya, kadang lewat telfon, kalau bisa ketemu ketemu

Page 121: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

103

langsung. Kadang melalui group sharing berapa bulan sekali di kelas dengan guru

wali kelas. (W.OTL.3). Berdasarkan pernyataan yang telah disampaikan, orang tua

memanfaatkan kesempatan yang ada untuk membecirakannya langsung dengan

guru atau melalui kegiatan rutin group sharing.

“Saya terlalu open jadi misalnya ada kasus, anak saya kena masalah kalau

dia bisa selesein sendiri. Tapi kalau memang tidak bisa ia sudah, jadi tidak

setiap saat mengadu kepada saya, saya mengajarkan anak untuk lebih

terbuka”. (W.OTW.6)

Berdasarkan dari hasil ketiga wawancara yang dilakukan denga orang tua,

dapat disimpulkan bahwa orang tua ikut serta dalam mengevaluasi hasil

pembelajaran yang berkaitan dengan karakter dan kreativitas anak mereka, melalui

guru kelas. Melalui kegiatan tersebut, orang tua juga telah menunjukan sikap

kepeduliannya terhadap anak mereka. Dengan selalu mengomunikasikannya

melalui guru kelas.

Kegiatan evaluasi yang telah dilakukan oleh kepala sekolah, guru, dan orang

tua siswa berdasarkan hasil belajar yang dilakukan oleh siswa sebagai objek

penerapan dari character building dan creativity learning melalui kegiatan

pembelajaran tematik. Siswa harus melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai

dengan kemampuan mereka masing-masing, baik dari segi kognitif, afektif, dan

psikomotor.

Agar siswa dapat mengikuti kegiatan belajar, kondisi lingkungan mereka

selama belajar di sekolah harus mendukung proses pelaksanaan tersebut yang siswa

rasakan adalah rasa bahagia. Hal itu berdasarkan hasil wawancara dengan siswa

kelas 1 yaitu, “Senang, senangnya banyak teman-teman” (W.SEM.4). “Sangat

Page 122: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

104

menyenangkan bisa kreatif , kreatif membuat apa saja membuat jendela, buku, bisa

buat apa saja di sekolah ” (W.SNP.4). “Senang, ada teman banyak” (W.SGA.5).

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa siswa

ketika di kelas merasa senang, bukan hanya senang karena bersama teman-teman

saja. Akan tetapi dengan mereka belajar dengan kreatif itu merupakan penilaian

lebih terhadap afektif dan psikomotor anak. Siswa dapat mengutarakan rasa

kenyamaan mereka dan keterampilan mereka melalui kreativitas pada saat

pembelajaran.

Dari hasil observasi, siswa di kelas saat melakukan kegiatan pembelajaran

selalu menggunakan bahan-bahan yang telah tersedia. Mereka bebas

menggunakannya, mereka selalu mendapat arahan dari guru, dan teman pun turut

memberi dukungan pada kegiatan pembelajaran. Siswa selalu bekerja sama dengan

teman-temannya untuk menunjukan ke kreatifan mereka masing-masing.

Hasil kognitif yang siswa peroleh terbilang baik, penilaian itu diberikan

oleh guru. Walaupun akademik bukan menjadi prioritas utama di sekolah ini dan

tidak ada sistem rangking yang digunakan dalam penilaian akhir belajar. Hasil yang

diperoleh bermacam-macam, hal itu berdasarkan hasil wawancara dengan siswa

yaitu, “Aku pertama kalinya ulangan dapet 100” (W.SPN-4). “Dapat nilai bagus”.

(W.SGA.5). Berdasarkan hasil jawaban dari kedua wawancara diatas, dapat

disimpulkan bahwa siswa memperoleh hasil yang baik berdasarkan nilai akademik,

penilaian yang diberikan guru kepada siswa berdasarkan dengan sistem penilaian

Page 123: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

105

yang ada. Hal itu sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Guru

Kelas bahwa.

“Seperti yang sudah saya katakan, kami selalu buat ada kriteria sendiri.

Penilaian karakter dibagi menjadi tiga, belum terlihat, mulai terlihat, mulai

berkembang, dan membudaya. Kalau untuk keterampilannya itu kami

sesuaikan dengan apa yang kami sajikan untuk anak. Jadi kami ada poin-

poin tertentu, nanti silahkan bisa dilihat tiap penilaian kami punya kriteris-

kriteria sendiri baik untuk penilaian sikap, karakter, atau pun keterampilan

anak-anak. Untuk penilaian pengetahuan, kami sesuaikan nilai dengan KD

atau kompetensi dasar yang ada.”. (W.GK.8)

Dari pernyatan diatas dapat disimpulkan bahwa guru memberikan nilai tidak

asal memberikan nilai, karena penilaian telah disesuaikan dengan kompetensi dasar.

Dari Patokan yang digunakan dalam penilaian memiliki kriterianya tersendiri, hal

itu berdasarkan hasil wawancara dengan guru yaitu.“Patokan digunakan karena

sudah ada standarnya. Patokannya ada range mbak, kita menggunakan range

sendiri. Tapi range itu memang kita lebih ke flexibel saja, kita sesuaikan dengan

yang ada di kelas itu sendiri” (W.GK.8).

Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa patokan

yang digunakan guru dalam menilai siswa disesuaikan dengan range nilai yang ada.

Namun pada kenyataannya, penilai tersebut dibuat lebih mudah disesuaikan dengan

kondisi kelas itu sendiri. Patokan penilaian yang dilakukan oleh guru, bukan

menjadi satu-satunya penilaian yang diberikan kepada siswa. Karena sekolah ini

adalah sekolah nasional yang memiliki tujuan character building dan creativity

learning pada pembelajarannya, maka siswa harus memahami sebarapa pentingnya

peran karakter dalam pembelajaran.

Page 124: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

106

Pemahaman mengenai lebih penting peran karakter dari pada nilai bagi

siswa, sesuai dengan pernyataan siswa dalam wawancara bahwa, “Karakter karena

bisa mengajarkan kita jadi tertib dan fokus” (W.SEM.4). “Karakter nanti besarnya

berubah jadi baik” (W.SPN.4). “Karakter nanti bisa buat jadi baik semua orang”

(W.SGA.5). Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa siswa

telah memahami bahwa karakter lebih penting dibandingkan dengan nilai. Meski

pun pada pernyataan sebelumnya, mereka merasa puas dengan hasil angka yang

mereka peroleh. Siswa mengerti bahwa ada fokus karakter yang harus dijalalani

mereka dan mereka telah memahami manfaat dari karakter itu sendiri bagi mereka.

Tujuan dari character building dan creativity learning semestinya telah

tercapai, dan hasil yang didapat dari tujuan tersebut terlihat dari perubahan sikap

yang baik dari siswa. Karena penilaian karakter dan kreativitas bukan penilaian

seberapa besar siswa dapat mendapat nilai, akan tetapi bagaimana siswa dapat

menjalankan karakter itu dan menjadi sesuatu yang membudaya, yang dapat terus

dijalankan oleh siswa. Sehingga karakter tidak hanya diterapkan di sekolah, namun

di rumah juga dapat diterapkan dengan pengawasan dari orang tua, “Harus belajar

mendengarkan terus harus selalu berusaha kalau misalnya aku tidak bisa”.

(W.SEM.4). Dari pernyataan tersebut, siswa tetap berusah belajar menerapkan

nilai-nilai character building dirumah.

“Kalau di rumah juga harus sama kaya di sekolah harus tertib, di sekolah

aku suka bersih-bersih terus aku juga dirumah bersih-bersih. Aku kalau

pulang sekolah makan, terus tidur, terus mandi, main nonton tv satu jam

saja. Tidurnya di suruh Bu Yani jam 8 kan paling lama jam 8 malam”.

(W.SPN.4)

Page 125: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

107

Berdasarkan pernyataan diatas, siswa menerapkan apa yang dinasehati oleh

guru di sekolah. Pernyataan lain diberikan oleh siswa melalui wawancara, “Aku

suka merapikan barang-barang kalau abis main di rumah, sama kaya kalau aku di

sekolah” (W.SGA.5). Seseuai dengan pernyataan yang ada, siswa belajar untuk

tetap tertib ketika berada di rumah.

Berdasarkan hasil ketiga pernyataan wawancara diatas dapat disimpulkan

bahwa fokus karakter yang telah dilakukan di sekolah, terbawa oleh siswa sampai

di rumah dengan mereka tetap menjalankan fokus karakter yang ada.

Pengembangan karakter yang mereka lakukan adalah selalu tertib merapikan

barang, menjaga barang, tertib melakukan pola tidur, dan selalu berusaha terlebih

dahulu dalam melakukan kegiatan dan anak mau belajar mendengarkan.

Perubahan karakter terjadi melalui peroses yang tidak sebentar dan harus

dilakukan berulang-ulang, hingga menjadi suatu kebiasaan baik. Orang tua siswa di

rumah sangat mengetahui perubahan karakter yang terjadi pada anak mereka. Hal

itu sesuai dengan hasil wawancaran dengan orang tua mengenai perubahan sikap

yang terjadi pada anak mereka di rumah.

“Pastinya saya katakan ia, terutama untuk kreativitas. Karena dia jadi lebih

kreatif, kemudian lebih ekspresif, karena disini memang difasilitasi anak-

anak untuk bebas mengeluarkan pendapat. Malah cenderung untuk dipaksa

anak itu untuk berpendapat gitu. Karena memang kan zaman sekarang untuk

menciptakan manusia kreatif itu lebih sulit Jadi kalau misalkan anak disini

menyebutkan tidak tahu, tidak bisa lebih seperti kata pantangan. Pasti bisa

di coba dulu, anak-anak memang terkadang harus dipaksa. Karena kalau

disini itu apa pun yang disampaikan dilarang untuk mencela, apa pun yang

disampaikan oleh teman salah betul itu tidak boleh mencela dan guru yang

akan menjadi penengahnya.”. (W.OTE.2)

Page 126: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

108

Berdasarkan pernyataan diatas, dikatakan bahwa kreativitas menjadi sebuah

pegangan bagi anak untuk bekal mereka dimasa depan. Agar mereka menjadi lebiih

mandiri. Dengan kata lain creativity learning yang telah duterapkan di SD Bukit

Aksara benar membawa dampak positif bagi siswa dan orang tua, terutama bagi

siswa yang menjalannya. Hal itu sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh

orang tua siswa, “Bagus mbak anaknya jadi lebih kreatif kalau belajar dan lebih

bertanggung jawab, terus sudah berani berpendapat mbak. Tidak melakukan

seinginnya mereka begitu saja” (W.OTL.3). Dengan adanya kreativitas siswa

menjadi belajar lebih bertanggung jawab. Selain itu siswa menjadi, “Lebih tertib,

terus semakin berkembang anaknya, tahu aturan, lebih berani berpendapat”

(W.OTP.7).

Dari ketiga pernyataan wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa

merasakan perubahan karakter yang dialami oleh anak mereka. Anak menjadi lebih

kreatif dan ekspresif dalam belajar, lebih bertanggung jawab, dapat menghargai

orang lain, berani berpendapat, dan lebih percaya diri. Perubahan tersebut tidak

terlepas dari peran orang tua dalam menyeimbangkan antara yang telah diajarkan di

sekolah dan di rumah. Sehingga karakter itu bisa masuk ke dalam diri anak.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan form penilaian diri diketahui

bahwa siswa kelas satu telah menunjukan character building dan creativity

learning pada pembelajaran tematik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa indikator

ketercapaian keberhasilan siswa dalam hal karakter dan kreativitas telah terpenuhi.

Hal itu terlihat saat siswa telah memahami fokus karakter yang diajarakan dan

siswa menerapkannya, baik pada saat pembelajaran dan pada saat di rumah. Nilai-

Page 127: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

109

nilai kreativitas mereka terapkan pada pembelajaran, tanpa mereka harus takut

untuk salah dalam mengerjakannya, dan siswa bebas mengeskplorasi ke kreativitan

mereka sesuai dengan daya tangkap dan imajinasi mereka tetap dalam pengawasan

guru kelas dan orang tua di rumah.

Berdasarkan hasil wawancara diatas yang dilakukan dengan siswa kelas 1,

dapat disimpulkan bahwa evaluasi pada kegiatan penutup bukan hanya sebuah

nasehat yang diberikan, melainkan adanya penghargaan terhadap perkembangan

karakter anak dalam kegiatan pembelajaran dan perkembangan kognitif. Selain itu,

ada sanksi yang diberikan jika ada perilaku yang tidak sesuai dengan karakter dan

kesepakatan kelas.

Kegiatan yang telah dilakukan pada pelaksanaan character building dan

creativity learning dalam pembelajaran tematik di kelas 1 SD Bukit Aksara

Semarang, memerlukan dukungan dan kerja sama agar segala bentuk kegiatan

pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai. Dukungan dan kerja sama bukan lah bentuk dorongan yang terjadi hanya

karena satu pihak saja, melainkan saling berhubungan dengan banya pihak yang

terkait dengan kegiatan pembelajaran. Dukungan dan kerja sama dapat dilakukan

oleh pihak sekolah dengan guru, guru dengan siswa, guru dengan orang tua siswa,

siswa dengan orang tua, dan pihak sekolah dengan orang tua siswa.

Dukungan dan kerja sama terjalin pada saat kegiatan awal perencanaan

pembalajaran, Kepala Sekolah menyatakan, “Kerjasamanya ia, setiap awal tahun

kami kumpulkan orang tua siswa untuk membuat kesepakatan dengan pihak

Page 128: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

110

sekolah agar bisa mengkondisikan aaaah pembelajaran karakter sesuai dengan

pembelajaran di sekolah “ (W.KS.1). Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa kesepakatan ketika di kegiatan awal tahun sangat perlu

dilakukan untuk menyaman persepsi tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh

anak didik.

Ketika pihak sekolah telah memberikan pemahaman mengenai tujuan

pembelajaran kepada orang tua, kerja sama akan terjalin untuk mewujudkan tujuan

tersebut. Cara yang dilakukan agar kerja sama dapat terjalin dengan baik dan, maka

dibutuhkan dukungan orang tua pada saat pelaksanaan pembelajaran agar dapat

menyeimbangkan antara pendidikan yang telah diajarakan di sekolah dan di rumah.

Hal yang menjadi fokus adalah character building dan creativity learning. Berikut

ini adalah data hasil wawancara dengan Orang Tua Siswa Kelas 1.

“Menyeimbangkannya untuk kegiatan sehari-hari saya tetap memasukkan

nilai-nilai karakter di rumah. Terus kalau untuk kreativitas saya tetap

memberi kebebasan untuk mereka berkreasi tetapi tetetep ada rambu-

rambunya. Artinya, kreasi yang mereka bikin itu tetap harus bisa

dipertanggung jawabkan dan yang penting adalah apa yang mereka hasilkan

bisa berguna”. (W.OTE.2)

Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa diperlukannya keseimbangan antara

pengajaran di sekolah dan di rumah, dengan tetap menerapkan apa yang telah

diajarakan di sekolah pada saat di rumah dengan catatan orang tua harus pandai

untuk mengomunikasikannya kepada anak. Pernyataan lain diberikan oleh orang

tua siswa, “Kalau aku tetep sih ia mbak ada aturannya kalau di rumah yang

memang ada batasnya tetap diarahkan mbak” (W.OTL.3). Orang tua tetap

Page 129: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

111

memiliki kebijakan dalam mengajarkan character building dan creativity learning

pada saat di rumah.

“Intinya sejak kenal bukit aksara, itu kenal tiga kata ajaib itu diterapkan di

rumah. Mulai dari yang apa tolong, maaf, dan terima kasih itu wajib.

Walaupun ada yang tidak bisa menerapkan, itu bapaknya gengsinya besar.

Terus kalau untuk kreativitas di rumah itu saya kasih ruang, kalau mislanya

dia ingin bermain yang tidak berbahaya”. (W.OTW.6)

Dari pernyataan diatas disampaikan bahwa character building dan creativity

learning tetap diajarkan di rumah, dengan pengawasan oleh orang tua. Selain itu

orang tua dapat, “Mengikuti apa yang diterapkan di sekolah sama

menyeimbangkannya sering komunikasi dengan sekolah dan anaknya” (W.OTP.7).

Dari pernyataan tersebut, orang tua menerapkan character building dan creativity

learning di rumah. Hasil wawancara lain yang dilakukan dengan Guru Kelas 1

mengenai dukungan dan kerja sama yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan dari

character building dan creativity learning adalah.

“Anak-anak sudah ada perubahan, saya sudah melakukan semuanya mbak.

Setidaknya sudah banyak perubahan positif, yang pasti penilaian positif,

anak konsisten dengan apa yang sudah di lakukan di sekolah, dan mereka

juga melakukannya di rumah. Ada pengaruh dari dampak positifnya, karena

sudah banyak orang tua yang merasakan hasilnya dari sebelum anaknya di

sekolahkan disini dan setelah sekolah disini. Saya sudah melakukan yang

terbaik” (W.GK.8).

Dari hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa dukungan yang

dilakukan oleh orang tua terhadap pelaksanaan character building dan creativity

learning tidak hanya dilakukan di sekolah saja. Namun nilai-nilai karakter dan

kreativitas yang diajarkan di sekolah, mereka terapkan kembali di rumah yang

disesuaikan dengan pola didik mereka sebagai orang tua anak. Orang tua berupaya

agar karakter dan kreativitas tetap dapat di terapkan bukan hanya di sekolah saja.

Page 130: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

112

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan

dengan kepala sekolah, orang tua siswa, dan guru kelas dapat disimpulkan bahwa,

terjadi sebuah dukungan dan kerja sama yang terjalin dari ketiga pihak tersebut.

Sehingga diperoleh ketercapaian dalam karakter dan kreativitas pembelajaran.

4.1.4 Character Building dan Creativity Learning Pada Pembelajaran

Tematik Kelas 1

SD Bukit Aksara menerapkan character building dan creativity learning

semenjak sekolah ini didirikan pada tahun 2000, dimana character building dan

creativity learning terlebih dahulu telah diterapkan pada jenjang Toodler,

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan Taman Kanak-Kanak (TK). Melanjutkan

program yang telah ada, SD Bukit Aksara Semarang tidak main-main dalam

pelaksanaannya.

Sasaran yang dituju untuk menerapkan character building dan creativity

learning adalah seluruh siswa dari kelas 1 sampai dengan siswa kelas 6. Namun

perlu diketahui bahwa yang menjadi fondasi dasar dalam impelemntasi character

building dan creativity learning adalah siswa dikelas rendah yaitu siswa di kelas 1.

“Pada usia siswa dikelas 1 yang rentang usianya berkisar 5 sampai 7 tahun,

menjadi masa emas untuk ditanamkannya character building dan creativity

learning” (W.KS.1). Pernyataan yang disampaikan oleh Kepala Sekolah,

memberikan gambaran bahwa pada usia siswa kelas 1 menjadi fondasi awal

sekaligus tepat jika nilai-nilai character building dan creativity learning diterapkan.

Page 131: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

113

Pada penerapan character building dan creativity learning selain melihat

usia siswa pada kelas 1, diperlukan sebuah strategi pembelajaran yang digunakan

agar tujuan dari character building dan creativity learning dapat tercapai. ”Dengan

menggunakan Kurikulum 2013 sebagai kurikulum nasional, pembelajaran tematik

sangat tepat digunakan” (W.KS.1). Menggunakan Kurikulum 2013 yang

menerapkan pembelajaran tematik, dapat mempermudah dalam

mengimplementasikan character building dan creativity learning pada kegiatan

pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan kedua pernyataan yang dikemukakan oleh Kepala Sekolah,

dapat disimpulkan bahwa usia siswa dan kurikulum yang digunakan sangat

berpengaruh dalam implementasi character building dan creativity learning, karena

pada masa usis siswa dikelas 1 anak-anak sangat dapat mengoptimalkan segala

kemampuan yang mereka miliki, lebih mudah diajarkan hal-hal yang baru dan

mendasar, lebih kreatif dan kritis. Hal tersebut dapat dikemas dengan sedemikian

rupa dalam kegiatan pembelajaran tematik.

4.2 Pembahasan

Pembahasan dilakukan berdasarkan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti, yang memfokuskan pada impelementasi character building

dan creativity learning pada proses pembelajaran tematik kelas 1 SD Bukit Aksara

Semarang. Pembahasan dikembangkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan,

dengan mendapatkan tiga point penting yaitu mengenai konsep character building

dan creativity learning, impelementasi, dan latar belakang character building dan

creativity learning diimpelementasikan pada pembelajaran tematik kelas 1.

Page 132: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

114

4.2.1 Konsep Character Building dan Creativity Learning

Konsep character building dan creativity learning pada sebuah

pembelajaran, terdapat gambaran secara garis besar mengenai tahap-tahap yang

harus dilakukan secara terstruktur dan terencana. Sebelum konsep character

building dan creativity learning pada pembelajaran tematik dilakukan, harus

dipersiapkan langkah-langkah yang akan di tempuh agar dapat mewujudkan tujuan

dari program permbelajaran tersebut. Dalam konsep character building dan

creativity learning terdapat proses pembelajaran yang diawali dengan peroses

perencanaan. Perencanaan dari character building dan creativity learning pada

pembelajaran tematik di SD Bukit Aksara Semarang meliputi perumusan tujuan,

merencang rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan diajarkan, serta sarana dan

prasarana sekolah yang mendukung character building dan creativity learning pada

pembelajaran tematik.

4.2.1.1 Relevansi Tujuan Character Building dan Creativity Learning

Merumuskan tujuan merupakan langkah awal dari sebuah perencanaan

pembelajaran, namun hal yang perlu diketehui terlebih dahulu sebelum tujuan itu

dirumuskan adalah mengetahui terlebih dahulu konsep dari sebuah tujuan tersebut.

Karena di SD Bukit Aksara Semarang memfokuskan seluruh kegiatan pembelajaran

terhadap character building dan creativity learning, maka dari itu kosenp karakter

dan kreatif sangat penting untuk diketahui. Konsep yang digunakan harus sesuai

dengan tujuan yang akan dibuat. Suyanto (2010: 44) membangun karakter

(character building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa,

sehingga ‘berbentuk’ unik, menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan dengan

Page 133: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

115

orang lain. Selain itu pendapat lain di perkuat oleh Lickona, Thomas dalam Suyanto

(2010, 56) pendidikan yang mengembangkan karakter adalah upaya yang dilakukan

pendidikan untuk membantu anak didik supaya mengerti, memedulikan, dan

bertindak berdasarkan nilai-nilai etika. Anak didik bisa melihat mana yang yang

benar, sangat memedulikan tentang yang benar, dan melakukan apa yang mereka

yakini sebagai yang benar walaupun ada tekanan dari luar dan godaan dari dalam.

Pendidikan character building dan creativity leraning sebagai sebuah

program dalam pembelajaran di sekolah harus memiliki tujuan yang jelas. Jika

tujuan yang akan dicapai telah memiliki maksud yang jelas, maka ketika

merumuskan perencanaan akan lebih terarah. Perumusan tujuan character building

dan creativity learning di SD Bukit Aksara Semarang melibatkan banyak pihak,

diantaranya adalah semua warga sekolah, orang tua siswa, dan lingkungan sekolah

termasuk kedalamnya. Tujuan character building dan creativity learning di SD

Bukit Aksara Semarang adalah memberikan layanan pendidikan dasar yang

mengedepankan karakter dan kreativitas, serta mencerdaskan siswa secara

akademis maupun non akademis.

Dari tujuan diatas mengenai character building dan creativity learning

sekolah memberikan layanan pada pendidikan dasar. Alasan yang menjadikan

karakter memang harus diterapkan pada pendidikan dasar, tanpa melupakan segi

akademis dan non akademis. Namun tetap karakter yang menjadi fokus utama

dalam kegiatan pembelajaran

Page 134: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

116

Samani dan Hariyanto (2013: 110) mengatakan bahwa,

“para ahli pendidikan di Indonesia umumnya bersepakat bahwa pendidikan

karakter sebaiknya dimulai sejak usia anak-anak (golden age), karena usis

ini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan

potensinya. Hasil penelitian menunjukan bahwa sekitar 50% variabilitas

kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun.

Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisnaya

pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Oleh karena itu sudah

sepatutnya pendidikan karakter dimulai dalam lingkungan keluarga yang

merupakan lingkungan awal bagi pertumbuhan anak”.

Pada hasil penelitiann telah disajikan mengenai relevansi tujuan character

building dan creativity learning, yang mana pada komponen relevansi tujuan,

indikator keberhasilan dari character building dan creativity learning telah

terpenuhi. Tujuan character building dan creativity learning di SD Bukit Aksara

Semarang telah sesuai dengan latar belakang berdirinya sekolah ini dan harapan

orang tua. Suyanto (2010: 57) mengatakan bahwa,

“character eduacation quality standards merekomendasikan bahwa

pendidikan akan secara efektif mengembangkan karakter anak didik ketika

nilai-nilai dasar etika dijadikan sebagai basis pendidikan, menggunakan

pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif dalam membangun dan

mengembangkan karakter anak didik serta menciptakan komunitas yang

peduli, baik di keluarga, sekolah maupun masyarakat sebagai komunitas

moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan yang

mengembangkan karakter dan setia serta konsisten kepada nilai dasar yang

diusung bersama-sama”.

Sesuai pernyataan pendapat diatas, sebelum merumuskan tujuan character

buildng dan creativity learning, pihak sekolah telah konsisten sejak awal ketika

toodler, play group, dan taman kanak-kanak (tk) didirikan terlebih dahulu telah

menerapakan karakter dan kreavitas dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga setelah

mantap menjalankan character building dan creativity learning pada tahap tersebut,

yayasan sebagai basis pendidikan mendirikan SD Bukit Aksara. Pada saat karakter

Page 135: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

117

dan kreativitas telah diterapkan terlebih dahulu pada tingkat pendidikan usia dini,

telah membaca citra postif bagi yayasan sekolah. Hal tersebut menjadikan, orang

tua mempertimbangkan keberadaan SD Bukit Aksara Semarang. Yang menjadikan

daya tarik atau pertimbangan orang tua adalah ketika sekolah ini menerapkan dan

memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pendididkan karakter dan kreativitas.

Sehingga tujuan character building dan creativity learning sesuai dengan latar

belakang sekolah dan harapan orang tua.

Character building dan creativity learning di SD Bukit Aksara Semarang

merupakan program khusus dan unggulan yang telah menjadi ciri khas dari sekolah

yang berbasis sekolah nasional. Tujuan character building dan creativity learning

sejalan dengan tujuan sekolah nasional. Yang membadakan SD Bukit Aksara

dengan sekolah nasional lainnya adalah dari segi proses pembelajarannya saja.

Karena sesuai dengan tujuan diawal bahwa SD Bukit Aksara lebih memfokuskan

pada nilai-nilai karakter dan kreativitas dalam pembelajaran. Nilai-nilai karakter

pada character building memiliki 12 fokus karakter yang diterapkan oleh siswa

sebagai bentuk dari tujuan character building dan creativity learning. 12 fokus

karakter termasuk dari nilai-nilai tertib dan sabar yang dikembangkan melalui

pembelajaran tematik.

Fokus karakter yang dikembangkan melalui pembelaran tematik,

memerlukan sebuah kreativitas dalam proses pembalajaran tersebut. Dibutuhkan

konsep kreativitas dalam perencanaan character building dalam pembelejaran. Hal

itu sesuai dengan, “salah satu konsep yang amat penting dalam bidang kreativitas

adalah hubungan antara kreativitas dan aktualisasi diri” (Munandar 1999: 23).

Page 136: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

118

Kreativitas tidak dapat muncul jika tidak di aktualisasikan pada diri, kreativitas

butuh dilatih agar potensi-potensi dalam diri seseorang dapat tercipta sehingga

menghasilkan hasil yang maksimal.

Creativity learning hadir sebagai salah satu tujuan berdirinya SD Bukit

Aksara Semarang, bukan karena tanpa tujuan. Sesuai dengan tujuan dari characcter

building dan creativity learning, dimana pada salah satu point tujuannya adalah

ingin mencerdaskan siswa secara akademik dan non akademik. Cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut melalui creativity learning yang dalam

penerapannya berkaitan dengan fokus karakter yang terdapat pada character

building. Oleh karena itu tujuan dari character building dan creativity learning

pada hakikatnya merupkan keseluruhan dari proses pembelajaran di SD Bukit

Aksara Semarang.

4.2.1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Tujuan dan materi telah ditentukan diatas, maka langkah selanjutnya dalam

perencanaan character building dan creativity learning di SD Bukit Aksara

Semarang adalah merencanakan pelaksanaan pembelajaran yang akan diajarkan

pada perserta didik di kelas 1. Dalam perencanaan ini yang terlibat adalah guru

sebagai perancang dari kegiatan pembelajaran. Perencanaan pelaksanaan

pembelajaran merupakan penentu pada saat proses pelaksanaan pembelajaran

dengan siswa yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran tematik dengan adanya

character building dan creativity learning. Impementasi character building dan

creativity learning pada pembelajaran tematik di SD Bukit Aksara Semarang

Page 137: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

119

dilaksanakan oleh semua guru dan siswa sebagai pemeran utama dalam

pelaksanaannya. Oleh karena itu, guru harus dapat merancang rencana pelaksanaan

pembelajaran dengan baik agar siswa dapat menerapkannya pada pembelajaran.

Kemampuan guru dalam menyiapkan perangkat pembelajaran yang

disesuaikan dengan tujuan character building dan creativity learning menggunakan

sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dalam

pelaksanaan pembelajaran. Menurut Kimble dan Garmezy, sebagaimana dikutip

oleh Thabrani dan Arif (2011: 18) dalam Fadillah (2014: 172) menyebutkan

pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan

hasil praktik yang diulang-ulang. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di SD

Bukit Aksara Semarang menggunakan kurikulum nasionl yaitu Kurikulum 2013.

Segala bentuk pelaksanaannya sama dengan yang dilakukan oleh sekolah nasional

pada umumnya. Kegiatan pembelajaran di SD Bukit Aksara Semarang

menggunakan pendekatan model pembelajaran tematik Sundayana (2014: 14)

mengatakan bahwa,

“model tematik sangat dominan diterapkan dalam pembelajaran di lingkup

pendidikan anak usia dini ( Taman Kanak-Kanak) dan Sekolah Dasar (SD).

Salah satu asumsi yang menempatkan model ini cocok bagi pembelajar pada

jenjang tersebut adalah tema atau topik dapat menjadi penghubung berbagai

kegiatan dengan apa yang dipelajari peserta didik di kelas. Dengan

demikian, tema dapat berperan sebagai pengintegrasi keterampilan dan

kegiatan berbahasa dalam pembelajaran di kelas”.

Penggunaan model pembelajaran tematik yang menggunakan tema sebagai

pembahasan dalam pembelajaran, dapat mempermudah guru dalam melaksanakan

pembelajaran. Sebelum guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, terlebih

dahulu guru harus memahami konsep pembelajaran tematik. Dalam hal ini guru

Page 138: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

120

tidak hanya sekedar membuat saja, namun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk

pembelajaran tematik harus dapat di hubungkan dengan tujuan character building

dan creativity learning. Dirman dan Juarsih (2014: 107) menyatakan bahwa:

“pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan dengan menggunkan prinsip

pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan

pembelajaran dengan memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam

satu kali tatap muka, untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi

peserta didik. Karena peserta didik dalam memahami berbagai konsep yang

mereka pelajari selalu melalui penglaman langsung dan menghubungkannya

dengan konsep lain yang telah dikuasainya”.

Dibutuhkan suatu metode dalam pembelajaran tematik, sesuai hasil

penelitian bahwa di SD Bukit Aksara menggunakan demonstrasi sebagat metode

pembelajaran. Metode digunakan untuk mempermudah ketika pelaksanaan kegiatan

pembelajaran. Sehingga dengan adanya metode demonstrasi fungsi dan tujuan dari

pembelajaran tematik dapat tercapai. Menurut Dirman dan Juarsih (2014: 108)

fungsi dan tujuan pembelajaran tematik berfungsi untuk memberikan kemudahan

bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung

dalam tema serta dapat menambah semangat belajar, karena materi yang dipelajari

merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik.

Materi yang akan diajarkan dituangkan dalam bentuk rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Menurut Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar

Proses Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu

pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dalam dari silabus untuk mengarahkan

kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar

(KD). Agar gambaran mengenai pembelajaran yang akan dilakukan lebih jelas dan

Page 139: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

121

terarah, guru harus menjabarkan perencanaan dari kompetensi inti dan kompetensi

dasar.

Fadillah (2014: 144) menyimpulkan,

“dimana dalam perencanaan tersebut adalah penjabaran dari kompetensi inti

dan kompetensi dasar yang selanjutnya dibuat materi pembelajaran lengkap

dengan metode, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang

digunakan dalam pembelajaran. Kesemuanya disusun dengan jelas,

sistematis, dan akuntabel sehingga mudah dipahami dan diaplikasikan

dalam kegiatan pembelajaran”.

Pada saat guru melakukan perencanaan pembelajaran, guru telah

menyeseuaikan metode, media, fasilitas yang menunjang pembelajaran, dan

komponen-komponen lainnya yang terdapat dalam RPP dengan karakteristik

peserta didik. Dalam hal ini siswa kelas 1 menjadi fokus dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi dari character building dan creativity learning pada

pembelajaran tematik. Bukan hanya menyesuaikannya dengan karakterstik peserta

didik, guru harus mampu menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan tema

pembelajaran dalam pembelajaran tematik.

Di SD Bukit Aksara Semarang guru menggunakan banyak media

pembelajaran, diantaranya adalah media gambar, internet, dan musik. Hal itu sesuai

dengan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas 1. Dengan menggunakan

media, kreativitas siswa akan muncul. Hal itu yang harus guru munculkan ketika

pelaksanaan pembelajaran. “Mengajar dengan kreatif dapat mengembangkan

kualitas pendidikan, membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan membuka

cara-cara yang lebih menyenangkan dalam mendekati kurikulum” (Beetlestone

2011: 2).

Page 140: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

122

Di dalam RPP kelas 1 SD Bukit Aksara Semarang harus memuat fokus

karakter dari character building dan creativity learning yang akan dikembangkan

melalui proses pembelajaran. Character building dan creativity learning

diintegrasikan ke dalam tema-tema pembelajaran, maka di dala RPP harus

dituliskan langkah-langkah penanam nilai character building dan creativity

learning. RPP di SD Bukit Aksara Semarang, sudah cukup lengkap.

RPP yang memuat rancangan langkah-langkah penanaman character

building dan creativity learning dapat menjadi pegangan guru dalam

mengintegrasikan materi character building dan creativity learning ke dalam

pembelajaran. Jika sudah ada rancangan yang jelas, maka character building dan

creativity learning yang diintegrasikan ke dalam pembelajaran akan lebih terarah

dan tujuan character building dan creativity learning dapat terwujud. Dalam

langkah-langkah pembelajaran ada tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Di setiap kegiatan, guru harus menuliskan

langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan dalam rangka menanamkan

character building dan creativity learning. Apa yang telah tertulis dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) itu merupakan gambaran dari apa yang akan

dilakukan guru dalam mendidik, gambaran dari kondisi peserta didik, dan

gamabaran secara keseluruhan kegiatan pembelajaran.

4.2.1.3 Sarana dan Prasarana Sekolah

Kegiatan perencanan selanjutnya adalah menyediakan sarana dan prasarana

yang memadai sebagai penunjang character building dan creativity learning.

Page 141: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

123

Sarana menurut Mulyasa (2003: 49) adalah peralatan dan perlengkapan yang

digunakan secara langsung untuk menunjang proses pendidikan. Sedangkan

prasarana adalah perlengkapan yang secara tidak langsung dapat menunjang proses

pendidikan. Sarana dan prasarana yang baik dapat menunjang proses character

building dan creativity learning di SD Bukit Aksara Semarang. Sarana yang

menunjang dalam character building dan creativity learning meliputi ruang kelas,

ruang laboratorium, ruang dapur, meja dan kursi, loker pribadi, loker tempat

makan, balok, lego, puzzle, timbangan, alat tulis, perpustakaan didalam kelas dan

perpustakaan umum di sekolah, segala bentuk media belajar yang tersedia di dalam

kelas, kertas pengganti papan tulis, papan absen, papan learning center, papan

penilaian reward stars, tempat sampah, alat kebersihan kelas, wc sekolah, tulisan

fokus karakter dan kesepakatan bersama kelas, poster karakter, dll. Sedangkan

prasarana dalam character building dan creativity learning meliputi lapangan

sekolah, kebun sekolah, dan gazebo sekolah.

Ketersediaan sarana dan prasarana di SD Bukit Aksara dapat dikatakan

sudah memadai. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa guru,

siswa, dan orang tua telah merasa terpenuhi dari segi fasilitas yang memadai dari

sarana dan prasarana sekolah. Hanya kurang dari segi ruang ibadah saja, karena

sekolah ini sekolah nasional. Segala bentuk kegiatan pada saat holly morning

dilakukan di ruang kelas secara acak, mengikuti guru pendamping pada saat holly

morning. Walaupun ruang shalat belum ada, digantikan di ruang uks. Namun, ruang

ibadah yang belum ada tidak mengganggu pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan

kegiatan holly morning tetap berjalan pada pagi hari.

Page 142: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

124

Ruang kelas di SD Bukit Aksara Semarang berjumlah 12, dilengkapi dengan

meja, kursi, jam dinding, papan kertas pengganti papan tulis, alat kebersihan, papan

piket, papan tata tertib, papan fokus karakter dan kesepakatan kelas, perpustakaan

kelas, loker pribadi dan loker makan, lemari barang-barang kelas seperti alat tulis

bersama, berbagai permainan, media belajar, prtint, tape, karpet, bantal, tempat

menyimpan kertas learning center, alat kebersihan, dll. Berdasarkan hasil

observasi, kondiri ruang kelas sangat baik dan dapat menunjang character building

dan creativity learning. Dilihat dari hasil observasi, belum terdapat poster-poster

yang dapat digunakan sebagai sarana penanaman character building dan creativity

learning dalam rangka mewujudkan tujuan dari character building dan creativity

learing.

Selaian sarana yang memadai, prasarana pun dapat menunjuang character

building dan creativity learning di SD Bukit Aksara Semarang. Ketersediaan

prasarana sudah memadai. Prasarana meliputi lapangan sekolah, kebun sekolah, dan

gazebo dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan karakter dan kreativitas dalam

pembelajaran tematik.

Berdasarkan uraian di atas dan studi literatur mengenai perencanaan pada

program character building dan creativity learning di SD Bukit Aksara Semarang

yang meliputi perumusan tujuan, RPP, serta sarana dan prasarana, dapat diperoleh

kesimpulan bahwa perencanaan program character building dan creativity learning

sudah direncanakan dengan baik dan harus dipertahankan atau ditingkatkan

kembali dalam hal perencanaannya.

Page 143: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

125

4.2.2 Impelementasi Character Building dan Creativity Learning

Perancanaan yang telah terbentuk kemudian diterapkan dalam pelaksanaan

pembelajaran agar dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan. Pelaksanaan

character building dan creativity learning di SD Bukit Aksara Semarang

diintegrasikan ke dalam semua kegiatan pembelajaran tematik baik di dalam kelas

ataupun di luar kelas. Pada pelaksanaan character building dan creativity learning

difokuskan pada proses pembelajaran dan dukungan/kerja sama dari warga sekolah,

lingkungan dan orang tua siswa.

Pada komponen proses pembelajaran terdapat dua indikator yang akan

dilakukan , yaitu guru memiliki kemampuan dalam melaksanaan pembelajaran,

siswa mampu menerapkan sikap karakter dan mengembangkan kreativitas dalam

belajar. Dalam melaksanakan kedua indikator tersebut, terdapat kegiatan

pembelajaran yang akan dilalui selama proses itu berlangsung. Permendikbud No

65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah,

pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan

pendahuluan, inti dan penutup.

Kemampuan yang harus dilakukan oleh guru pertama kali adalah pada saat

kegiatan pendahuluan. Karena pada tahap ini guru harus memiliki kemampuan

menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran, memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat

dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan

Page 144: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

126

dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau komptensi dasar yang akan

dicapai, serta menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai

silabus.

Berdasarkan kegiatan pendahuluan yang mana guru harus memiliki

kemampuan untuk melakukan langkah-langkan tersebut, agar perkembangan siswa

dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa. Menurut Hawadi

(2001) dalam Desmita (2007: 4), perkembangan secara luas menunjuk pada

keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam

kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan observasi, guru selalu

melakukan kegiatan pendahuluan sebelum memasuki kegiatan pembelajaran.

Kegiatan menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran itu diawali dengan membersihkan kelas, yang dilakukan oleh semua

warga kelas 1. Dilanjutkan membersihkan diri, dengan mencuci tangan setelah

selesai memberishkan kelas. Kegiatan selanjutnya adalah senam pagi yang

dilakukan didalam kelas, yang dilakukan secara bersama oleh guru dan siswa.

Dengan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, guru telah membantu

mengembangkan psikomotorik dan jasmani siswa sebagai anak didiknya.

Langkah-langkah selanjutnya yang dilakukan guru dalam kegiatan

pendahuluan yaitu pada saat circle time. Circle time adalah kegiatan rutin yang

dilakukan sebelum dan sesuah kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Pada kegiatan

pendahuluan, circle time dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Circle

Page 145: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

127

time benar-benar menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dalam satu

hari kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru terhadap siswa.

Pada saat circle time guru dituntut untuk memiliki kemampuan memberi

motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar

dalam kehidupan sehari-hari, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan

pembelajaran atau komptensi dasar yang akan dicapai, serta menyampaikan

cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. Selain itu, ketika

circle time berlangsung tidak ada jarak anatar guru dan murid, karena guru

mengkondisikan keadaan tersebut menjadi lebih santai agar siswa dapat

memanfaatkan circle time sebagai waktu untuk mempersiapkan diri mereka

sebelum belajar, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bercerita.

Jangan sampai siswa membawa beban saat belajar, apa pun masalahnya akan di

selesaikan pada saat circle time.

Nilai-nilai karakter yang menjadi fokus karakter akan guru ingatkan

kembali, guru memunculkan kembali kepada siswa bahwa betapa pentingnya

karakter dalam kehidupan mereka dan dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu

dlakukan ketika guru menanykan kehadiran siswa, dalam hal tersebut akan muncul

kepedulian siswa terhadap teman jika ada yang tidak masuk. Mengingatkan

kembali three magic word, yaitu kata maaf, tolong, dan terima kasih. Character

building dan creativity learning selalu dihadirkan dalam kegiatan pembelajaran

dengan cara yang berbeda. begitu pun dengan kesepakatan kelas.

Page 146: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

128

Pada kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan inti yang merupakan kegiatan

pokok dalam pembelajaran. Dalam kegiatan inti dilakukan pembahasan terhadap

tema dan subtema melalui berbagai kegiatan belajar dengan menggunakan

multimetode dan media sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang

bermakna (Majid 2014: 149). Guru hanya berperan menjadi fasilitator pada saat

kegiatan pembelajaran berlangsung serta guru berperan menjadi model pembelajara

yang baik bagi siswa. Peran inilah yang disebutkan oleh Nasution (2004) dalam

Majid (2014: 130) sebagai suatu aktivitas mengorganisasi dan mengatur lingkungan

sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses

belajar. Apa yang telah menjadi tujuan dari character building dan creativity

learning pada langkah kagitan inti akan guru lakukan menggunakan strategi

pembelajaran melalui pembelajaran tematik.

Metode demeonstrasi yang digunakan guru kelas 1 dalam menerapakan

pembelajaran dikelas. Majid (2014: 155) metode demosntrasi merupakan metode

penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertujunjukan kepada siswa

tentag suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar

tiruan. Siswa kelas 1 diberikan kesepakatn langsung oleh guru, untuk melakukan

kegiatan pembelajaran secara langsung yang berhubungan dengan tema yang

diajarkan. Adanya implikasi siswa terhadap metode yang digunakan guru dalam

menyajikan materi. Guru tidak banyak memberi teori, teori disampaikan sebagai

pengantar, ketika telah memasuki materi. Selanjutnya teori disampaikan ketika

seluruh siswa telah melakukan percobaan tersebut, sebagai kesimpulan dari hasil

yang dilakukan oleh siswa.

Page 147: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

129

Penerapan lainnya guru menjadi role model sebagai strategi pembelajaran

langsung (direct instruction) ilakukan agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai

dengan efektif, karena dapat memperluas informasi atau mengembangkan

keterampilan langkah demi langkah. Pada saat proses pembelajaran siswa sangat

antusias mengikuti proses demi proses kegiatan pembelajaran, dimana guru telah

mengarahkan siswa melalui kegiatan mengamati objek nyata baik benda maupun

lingkungan sekitar, kemudia melaporkan hasil pengamatan, melakukan permainan,

berdialog, bercerita, mengarang, membaca dari berbagai sumber bacaan, tanya

jawab, serta bermain peran. Selama proses pembelajaran terjadi interaksi yang baik

antara guru dan siswa, terlihat dari guru memberikan umpan agar siswa berusaha

mencari jawaban dari permasalahan yang dipelajari. Hal itu berdampak

membangkitkan siswa untuk berfikir dan mencari solusi melalui kegiatan belajar,

serta mengembangkan kreativitas belajar anak.

Saat proses belajar berlangsung, terdapat character building dan creativity

learning dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Fokus karakter terhadap sikap tertib

dan sikap sabar, menjadi fokus yang akan diamati dan dinilai oleh guru. Fokus

karakter tertib yang terdapat pada semester 1, tetap dijalankan di semester 2 ini.

Tabel 4.1 Pengembangan Fokus Karakter di Kelas 1

SD Bukit Aksara Semarang

No Fokus Karakter Pengembangan Karakter

1 Tertib Siswa selalu merapikan barang-barang yang mereka

gunakan, baik barang miliki mereka sendiri atau barang

bersama. Jika ada barang yang belum dirapikan, siswa

menanyakan terlebih dahulu dengan kata “maaf” ini

punya siapa? Setelah pemilik barang tersebut mengakui

Page 148: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

130

barangnya, guru akan mengingatkan siswa yang lupa

akan barang pribadinya dan mengingatkan kepada siswa

yang lain untuk lebih menjaga barang milik pribadi.

Tidak lupa guru mengucapkan terima kasih dan

mengapreasi perbuatan siswa itu agar dapat di contoh

oleh siswa lainnya.

Menjaga kebersihan dan kerapian tempat belajar dan

bermain. Menjaga kebersihahan kelas dilakukan oleh

seluruh siswa kelas 1, bukan hanya menjadi tanggung

jawab yang piket saja. Membersihkan kelas dilakukan

sehari 2 kali, pada saat sebelum kegiatan pembelajaran

dan pada saat kegiatan pembelajaran berakhir. Sedangkan

menjaga kerapian tempat belajar dan bermain, menjadi

tanggung jawab anak sendiri-sendiri. Dilakukan kapan

saja, ketika terlihat tidak rapi siswa akan merapikannya.

Jika tidak ada yang merapikannya, guru akan

mengingatkan kembali. Siswa yang belum merapikan

segera merapikannya, terkadang ada siswa lain yang

dengan kesadaran sendiri merapikannya.

Mengembalikan barang-barang ke tempat semula, siswa

melakukannya sehabis menggunakan barang-barang pada

saat belajar dan bermain.

Memakai barang-barang sesuai kegunaannya, siswa

melakukannya pada saat pembelajaran dimulai. Ketika

pembelajaran dimulai, siswa dipersilahkan guru untuk

mengambil barang-barang yang berhubungan dengan

materi pembelajaran. Selain pada saat pembelajaran,

barang-barang lainnya digunakan ketika membersihkan

kelas dan ketika senam pagi.

Mengembalikan barang-barang kepada pemiliknya, setiap

siswa yang meminjam barang kepada temannya selalu

dikembalikan. Jika temannya lupa mengembalikan, teman

yang meminjamkan akan mengingatkan kembali untuk

segera dikembalikan. Ketika siswa yang meminjam

barang lupa mengembalikan, ia akan spontan meminta

maaf karena lupa mengembalikan. Dan tidak lupa

mengucapkan terima kasih karena telah dipinjamkan

barangnya.

2 Sabar Mengubah hal-hal yang bisa saya ubah, dan menerima

hal-hal yang tidak bisa saya ubah. Siswa belajar

berpendapat dan mendengarakan pendapat. Jika ada

pendapat dari orang lain yang tidak sesuai dengan diri

Page 149: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

131

siswa, siswa biasanya akan protes kepada orang tersebut.

Dan guru mengambil peran sebagai penengah, untuk

meluruskan maksud dari pendapat. Guru tidak

menghakimi siswa dalam hal ini.

Terus berusaha sampai saya berhasil, siswa melakukan

hal itu pada saat mengerjakan suatu kegiatan dalam

pembelajaran. Pada saat siswa mengerjakan learning

center pada pembelajaran tematik dan mengalami

kesulitan, siswa akan bertanya terlebih dahulu kepada

siswa lain. Siswa yang ditanya, jika ia bisa maka ia akan

membantu dengan mencontohkan atau memberi

penjelasan dan mengingatkan kepada temannya agar terus

berusaha, sesuai karakter bulan ini. Selain siswa, guru

akan ikut serta membantu siswa yang kesulitan dengan

memberikan dorongan bahwa siswa itu pasti bisa, guru

memberikan stimulus agar siswa tersebut mau berusaha

lebih keras. Guru membantu membukakan jalan keluar

bagi siswa, selebihnya siswa yang akan menentukannya.

Penerapan fokus karakter yang di kembangkan melalui proses kegiatan

pembalajaran di kelas, menjadi salah satu bentuk wujud nyata dari usaha yang

dilakukan guru untuk mencapai tujuan character building dan creativity learning.

Pada hal ini guru sangat berperan sebagai contoh yang baik bagi siswa, serta guru

dituntut untuk mengawasi aktivitas siswa selama pembelajaran dan menindak

lanjuti fokus karakter yang nantinya akan diolah sebagai bahan penilaian dalam

karakter

Kegiatan terakhir atau kegiatan penutup dalam proses pembelajaran adalah

guru bersama siswa baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi

untuk mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang

diperoleh, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,

melakukan kegiatan tidak lanjut dalam bentuk pemberian tugas individual maupun

Page 150: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

132

kelompok, dan menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya.

Kegiatan refleksi dilakukan melalui evaluasi pada saat circle time yang

dilakukan setelah pembelajaran berakhir. Sebelum masuk pada circle time,

pembiasaan dalam hal menjaga kebersihan lingkungan dan diri dilakukan oleh

siswa dengan memberishkan kelas kembali dan mencuci tangan. Hal itu dilakukan

agar siswa mempersiapkan diri dan lingkungan kelas sebelum pulang sekolah. Saat

circle time guru menutup kegiatan dengan cara melakukan peninjauan kembali dan

mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran.

Circle time yang dilakukan lebih kepada memberikan gambaran menyeluruh

tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman

sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam hal karakter dan

kreativitas selama pembelajaran, dan mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam

pelaksanaan proses pembelajaran. Hal itu bertujuan agar siswa tidak membawa

beban ke rumah, karena mereka di sekolah itu untuk belajar dan bahagia.

Tahap akhir dalam impelementasi character building dan creativity learning

pada pembelajaran tematik kelas 1 SD Bukit Aksara Semarang adalah evaluasi.

Evaluasi yang dilakukan mencakup empat indikastor yaitu kepala sekolah memiliki

kemampuan untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru-

guru dalam character building dan creativity learning pada pembelajaran tematik,

guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan kepada peserta didik mengenai character building dan creativity learning

Page 151: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

133

pada pembelajaran tematik, orang tua memiliki kemampuan untuk mengevaluasi

kegiatan pembelajaran di sekolah mengenai character building dan creativity

learning pada pembelajaran tematik, siswa memiliki penilaian terhadap

perkembangan belajarnya. Kegiatan evaluasi pada dasarnya melingkupi tiga sasaran

penilaian pokok, yakni program pendidikan, proses belajar mengajar, dan hasil-

hasil belajar. Sudjana (2014: 1) menarik kesimpulan bahwa:

“Penilaian program pendidikan atau penilaian kurikulum menyangkut

penilaian terhadap tujuan pendidikan, isi program, strategi pelaksanaan

program, dan sarana pendidikan. Penilaian proses belajar-mengajar

menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru-siswa, dan keterlaksanaan

program belajar-mengajar. Sedangkan penilaian hasil belajar menyangkut

hasil belajar jangkat pendek dan hasil belajar jangka panjang”.

Ketiga evaluasi diatas dapat diintegrasikan dengan kepala sekolah, guru,

orang tua, dan siswa. Yang mana dalam evaluasi ini, kepala sekolah dapat

melakukan evaluasi terhadap penilaian program pendidikan kepada guru dengan

mengevaluasai kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran yang dilakukan

guru kepada siswa. Guru dapat melakukan penilaian proses belajar-mengajar

melalui kegiatan evaluasi kepada peserta didik mengenai character building dan

creativity learning pada pembelajaran tematik. Sedangkan penilaian hasil belajar,

dapat dilakukan oleh orang tua untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran di

sekolah mengenai character building dan creativity learning pada pembelajaran

tematik, serta siswa memiliki penilaian terhadap perkembangan belajarnya.

Dari hasil penelitian, kepala sekolah mengevaluasi tujuan character

building dan creativity learning pada dengan melakukan evaluasi kepada guru,

melalui kegiatan evaluasi yang dilakukan setiap hari Jum’at. Evaluasi dilakukan

Page 152: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

134

oleh kepala sekolah kepada seluruh guru, dengan tujuan mengetahui sejauh mana

guru berhasil menerapkan character building dan creativity learning yang menjadi

tujuan dari kegiatan pendidikan di SD Bukit Aksara Semarang, melalui

perencanaan yang telah dibuat guru, pada saat pelaksanan proses pembelajaran, dan

pada saat guru menilai hasil belajar siswa.

Pada perencanaan kepala sekolah, selalu mengecek RPP yang dbuat oleh

guru sebelum RPP itu diterapkan dalam pembelajaran. Ketika pelaksanaan

pembelajaran, kepala sekolah mengecek sendiri pelaksanaan ke kelas-kelas dan

kepala sekolah mengajar pelajaran character building. Dan yang terakhir, kepala

sekolah melakukan evaluasi perkembangan peserta didik baik dalam hal

psikomotor, kognitif, dan afektif. Tetap dalam penilaian, guru harus menekankan

pada segi karakter dan kreativitas pada anak.

Penilaian hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru, dibagi menjadi ke

dalam tiga penilaian. Pertama penilaian formatif, yang dilakukan pada kegiatan

akhir dalam pembelajaran melalui kegiatan circle time. Kedua penilaian sumatif,

penilaian yang dilakukan pada saat akhir semester melalui hasil rapot siswa. Ketiga

penilaian diganostik, penilaian yang dilakukan untuk melihat kelemahan-kelmahan

siswa serta faktor penyebabnya. Penilaian ini dilakukan pada saat terjadi kasus-

kasus tertentu yang berimpilikasi terhadap character building dan creativity

learning.

Kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru, lebih kepada proses dan hasil

belajar siswa. Karena guru yang berhadapan langsung dengan siswa saat kegiatan

Page 153: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

135

proses pembelajaran berlangsung. Guru yang lebih memahami siswa, dari segi

perkembangan siswa itu sendiri, dan guru yang memahami kondisi lingkungan saat

proses itu berlangsung. Evaluasi proses belajar-mengajar, selalu guru lakukan pada

saat circle time sebelum pulang sekolah. Pada saat circle time, guru mengevaluasi

kegiatatan pembelajaran yang berlangsung pada hari itu. Jika catatan mengenai

karakter siswa, guru akan mencatatatnya ke dalam jurnal karakter siswa. Tidak

hanya karakter, namun krearivitas siswa dalam pembelajaran di catat oleh guru.

siswa yang dicatat dalam jurnal, bukan hanya siswa yang bermasalah dalam hal

karakter saja. Siswa yang memiliki peningkatan dalam hal karakter dan kreativitas

akan guru catat juga dalam jurnal tersebut.

Guru memiliki sistem penilaian dan patokan penilaian yang digunakan pada

saat memberikan nilai terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitan,

sistem penilaian yang digunakan oleh guru sesuai dengan komptensi dasar. Guru

membaginya ke dalam ranah kogitif, afektif, dan psikomotor. Akan tetapi, karena

SD Bukit Aksara Semarang dalam penerapan character building dan creativity

learning lebih mengedapankan aspek karakter dan kreativitas, dibandingkan dengan

kognitif siswa. Maka guru melakukan penilaian berlandaskan tujuan yang

mengedepankan character building dan creativity learning.

Berdasarkan character building dan creativity learning yang

mengimplikasikan siswa dan guru. Dimana peran guru sangat penting serta

berpengaruh dalam penerapan nilai karakter dan kreativitas. Riyadi, Sujuono dan

Ratnaningish, Intarti (2012: 147) menyimpulkan,

Page 154: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

136

“pada tahap perkembangan ini anak dapat mengahadapi dan menyelesaikan

tugas yang pada akhirnya dapat menghasilkan sesuatu yang berarti bagi

dirinya. Anak siap untuk meninggalkan rumah untuk melanjutkan sekolah /

mencari ilmu. Melalui proses pendidikan inilah anak akan belajar untuk

bersaing yang bersifat kompetitif. Orang yang paling berpengaruh dalam

kehidupan anak pada tahap ini adalah diri dan teman sebayanya. Peranan

seorang guru sangat penting dalam rangka identifikasi pemikiran-pemikiran

anak, jadi jangan heran jika biasanya anak sangat patuh dan tunduk terhadap

gurunya”.

Kriteria penilaian yang dilakukan oleh guru menggunakan penilaian acuan

patokan (PAP). Patokan dilakukan sesuai dengan standar yang ada dan guru

menggunakan patokan tersebut. Penilaian untuk sikap siswa, guru melakukan

penilaian dengan mendeskripsikannya terlebih dahulu. Kemudian dari penjabaran

karakter, akan dikategorikan ke dalam fokus karakter, sehingga guru baru bisa

menilai sikap siswa.. Belum terlihat (BT), pada kategori ini fokus karakter belum

dapat dilihat dari siswa dan siswa belum menrapakan fokus karakter. Mulai terlihat

(MT), pada kategori ini baru muncul fokus karakter dalam diri siswa. Mulai

berkambang (MB), pada kategori ini fokus karakter sudah ada dalam diri siswa

masih perlu dingatkan. Sudah Membudaya (SM), pada kategori ini fokus karakter

sudah menjadi kebiasaan bagi siswa dan tidak perlu selalu diingatkan. Penilaian

yang dilakukan menggunakan kategori berupa BT, MT, MB, dan SB. Nilai 1 untuk

BT, nilai 2 untuk MT, nilai 3 untuk MB, dan nilai 4 untuk SB.

Penilaian kognitif dilakukan sesuai dengan kriteria, yaitu baik sekali (86-

100), baik (71-85), cukup (61-70), dan perlu bimbingan ( <60 ). Untuk penilaian

kognitif pada latihan soal saat learning center dan saat ulangan harian, uts, maupun

uas. Serta pada saat siswa mengerjakan lembar keterampilan, guru tidak

diperbolehkan memberikan nilai pada lembar kerja siswa. Hal itu dilakukan agar

Page 155: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

137

perkembangan anak tidak terganggu, karena perekambangan individu anak

berbeda-beda. Dalam hal perkemabangan kognitif Yusuf, Syamsu dan Sugandhi,

Nani (2013: 61) menyimpulkan bahwa,

“pada usia sekolah dasar, anak sudah mereaksi rangsnagan intelektual, atau

melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual

atau kemampuan kognitif (seperti membaca, menulis dan menghitung atau

CALISTUNG). Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk

menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat

mengembangkan pola fikir atau daya nalarnya. Untuk mengembangkan

daya nalarnya, daya cipta, atau kreativitas anak, maka kepada anak perlu

diberi peluang-peluang untuk bertanya, berpendapat, atau menilai tentang

hal yang terkait dengan pelajaran, atau peristiwa yang terjadi di

lingkungannya”.

Evaluasi yang telah dilakukan oleh guru, melalui beberapa tahap penilaian

terhadap siswa. Akan menghasilkan penilaian yang berupa hasil belajar siswa,

yang guru berikan kepada orang tua melalui penilaian rapot. Penilaian rapot

dilakukan setiap satu semester dan tidak menerapkan sistem rangking dalam

penilaiannya. Selain penilaian dari hasil rapot, guru dapat mengevaluasi hasil

perkembangan anaknya melalui buku komunikasi dan berinteraksi langsung dengan

guru jika memang ada hal yang perlu diperbincangkan.

Siswa kelas 1 SD Bukit Aksara untuk melakukan evaluasi sendiri terhadap

perkembangan dan kemampuannya belum dapat dilakukannya. Oleh karena itu

evaluasi dilakukan melalui dorongan orang tua di rumah sebagai ruang lingkup

awal dalam perkembangan karakter anak. Adanya keseimbangan anatara

pendidikan yang telah diajarka di sekolah dengan di rumah. Hal itu melibatkan

orang tua dan guru. Evaluasi dapat dilakukan siswa, ketika siswa merasa senang

Page 156: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

138

berada di sekolah, memahami apa yang diajarkan guru di sekolah, ketika siswa

mengalami perubahan dalam dirinya dalam hal karakter dan kreativitas belajarnya.

Siswa mulai mahami karakter dan menerapkannya hingga menjadi suatu

kebiasaan yang membudaya. Karakter menyangkut dengan hasil belajar siswa

dalam jangka pendek dan panjang. Dalam jangka pendek siswa dapat menerapkan

character buiilding dan creativity learnig di sekolah. Sedangkan jangka panjangnya

siswa tidak hanya melakukan character buiilding dan creativity learnig di sekolah,

akan tetapi hal itu akan terbawa ketika siswa berada di rumah dan ketika berda di

lingkungan sosial masyarakat. Karena salah satu tujuan dari character buiilding dan

creativity learnig bukan hanya mencerdaskan secara kognitif, akan tetapi cerdasa

secara emosional.

Pelaksanaan character building dan creativity learning di SD Bukit Aksara

Semarang tidak akan terlepas dari hambatan-hambatan yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung. Adapun hambatan yang terjadi yaitu ketika siswa

melakukan tindakan yang tidak disengaja, namun hal tersebut berkaitan dengan

fokus karakter dalam character building dan creativity learning. Siswa yang kurang

perduli dengan temannya, pada saat proses belajar berlangsung. Siswa

menggunakan bahan atau media melebihi kebutuhannya. Yang mengakibatkan

siswa lain tidak mendapatkan bahan atau media tersebut. Kurangnya kepedulian

siswa dan rasa berbagi dengan temannya, menjadi hambatan yang biasanya terjadi.

Namun, sejauh ini guru masih dapat mengatasinya.

Page 157: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

139

Agar hambatan itu tidak menjadi kebiasaan bagi siswa, dibutuhkan

dukungan dan kerja sama dari warga sekolah, orang tua, dan lingkungan sekolah.

Dukungan dan kerja sama yang diberikan kepala sekolah dan guru sebagai pihak

dari warga sekolah kepada orang tua adalah dengan selalu memberi perkembangan

dari anak, baik dari segi karakter dan kreativitas, serta secara akademis. Bukan

hanya pada saat terjadi masalah saja, hal tersebut baru dikomunikasikan dengan

orang tua siswa. Sebaliknya hal yang sama dilakukan rang tua kepada guru, yaitu

dengan menyeimbangkan apa yang sudah diajarkan di sekolah dan selalu

diterapkan di sekolah mengenaik character building dan creativity learning, agar

dapat diterapkan di rumah dengan tetap menyesuaikan aturan yang ada di rumah.

Dalam hal tersebut, orang tua memiliki kebijakan penuh dalam menerapkannya.

Orang tua telah mengetahui fokus karakter yang diterapkan melalui kegiatan yang

dilakukan setiap tahun ajaran baru, melalui buku komunikasi siswa, melalui group

sharing, dan school of parenting.

Dukungan lain datang dari lingkungan sekolah yang secara bersama-sama

menerapkan character building dan creativity learning, tidak hanya siswa kelas 1

saja, namun semua warga sekolah yang berada di lingkungan SD Bukit Aksara

Semarang. Dengan demikian implementasi character building dan creativity

learning tetap berjalan walaupun tidak pada saat pembelajaran tematik

berlangsung.

Dilihat dari hasil penelitian, dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak

dalam rangka mewujudkan tujuan character building dan creativity learning sudah

baik. Orang tua selalu mendukung setiap kegiatan yang ada di sekolah. guru juga

Page 158: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

140

dapat diajak bekerja sama untuk ikut mewujudkan tujuan tersebut. Dukungan dan

kerja sama dari lingkungan sekolah juga baik, lingkungan sekolah dapat

memberikan contoh yang baik bagi siswa.

Berdasarkan uraian di atas dan studi literatur mengenai pelaksanaan

character building dan creativity learning yang meliputi proses pembelajaran mulai

dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta dukungan dan

kerja sama dari berbagai pihak, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan

character building dan creativity learning SD Bukit Aksara Semarang telah

terlaksana dengan baik sesuai indikator implementasi pembelajaran.

4.2.3 Character Building dan Creativity Learning Pada Pembelajaran

Tematik Kelas 1

Character building dan creativity learning yang diimpelemntasikan pada

siswa kelas 1 melalui kegiatan pembelajaran tematik, telah diseusikan dengan

tahapan perkembangan peserta didik, melalui kegiatan penyeleksian pada saat

penerimaan siswa baru. Selain melihat dari usia siswa kelas 1, character building

dan creativity learning dapat diterapkan di SD Bukit Aksara Semarang pada kelas

1 karena sekolah telah menggunakan Kurikulum 2013.

Pada Kurikulum 2013 yang menggunakan tematik dalam kegiatan

pembelajaran dapat memudahkan guru dan peserta didik pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung. Dengan menggunakan pembelajaran tematik , nilai-nilai

character building dan creativity learning dapat diikutsertakan kedalam tema

pembelajaran. Tema-tema pembelajaran yang meleburkan beberapa mata pelajaran

Page 159: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

141

kedalam satu pembahasan tema, menjadi sebuah cara yang mempermudah nilai-

nilai character building dan creativity learning diajarkan .

Siwa lebih mudah untuk menerima materi yang diajarkan dengan

menggunakan pembelajaran tematik serta character building dan creativity

learning yang sedang diajarkan secara langsung dapat diterima dengan mudah,

karena siswa belajar tetapi merasa tidak seperti belajar . karena creativity learning

menjadi salah satu cara yang digunakan agar pembelajaran lebih menyenangkan

dan mudafdah diterima siswa, karena disesuikan dengan kemapuan dari setiap anak.

Page 160: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

142

BAB V

PENUTUP

1.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah disajikan

mengenai implementasi character building dan creativity learning pada proses

pembelajan tematik kelas 1 SD Bukit Aksara, maka dapat disimpulkan:

1) Konsep dari character building dan creativity learning yang relevan

dengan tujuan character building dan creativity learning yang

melatarbelakangi berdirinya SD Bukit Aksara Semarang. Character

building yang dikembangkan melalui fokus karakter disetiap tingkatan

kelas pada pembelajaran tematik yang disajikan dalam bentuk yang

bervariatif melalui creativity learning. Ditambah dengan adanya sarana

dan prasarana yang menunjang, character building dan creativity learning

menjadi lebih terkonsep secara baik.

2) Impelementasi character building dan creativity learning diawali dengan

kegiatan perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh masing-masing guru,

dengan persiapan yang matang. RPP yang telah dibuat dari tahun ke tahun

tidak pernah sama, selalu dilukan perubahan bertujuan agar terus

berinovasi dalam mengembangkan creativity learning dan character

building. Kegiatan selanjutnya adalah pelaksanaan, dalam kegiatan ini

dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

Page 161: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

143

Guru telah mengimpelentasikan character building dan creativity learning

pada proses pembelajaran tematik kelas 1 SD Bukit Aksara Semarang

dengan sangat baik. Segala sesuatunya telah dipersiapkan sehingga siswa

dapat menerima materi yang diajarkan dengan baik, siswa dapat

memahami dan menerapkan character building dan creativity learning

baik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah maupun pada saat di rumah.

Tahapan akhir pada implementasi adalah evaluasi yang dilakukan melalui

circle time, group sharing, school of parenting, dan pada saat pembagian

rapot. Selain itu evaluasi lain dilakukan antar guru dan evaluasi yang

dilakukan oleh Kepala Sekolah.

3) Character building dan creativity learning diterapkan di SD Bukit Aksara

Semarang melalui kegiatan pembelajaran tematik, yang mana pada

pelaksanaannya kelas 1 menjadi fondasi dasar untuk diterapkannya

character building dan creativity learning. Hal itu disebabkan karena usia

anak pada siswa kelas 1 yang rentang usianya 5 sampai 7 tahun,

merupakan masa emas. Anak dapat mengoptimalkan segala potensi yang

ia miliki dan lebih mudah untuk diberi pemahaman dasar mengenai

character building dan creativity learning. Serta dengan menggunakan

Kurikulum 2013 yang menggunakan pembelajaran tematik, semakin

memperumudah dalam penerapan character building dan creativity

learning.

1.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah disampaikan maka dapat diajukan

beberapa saran sebagai berikut:

Page 162: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

144

1. Bagi SD Bukit Aksara Semarang:

a. Sekolah tetap meningkatkan sarana dan prasarana untuk menunjang

chaarcter building dan creativity learning.

b. Character building dan creativity learning tetap dipertahankan

dalam pengembangannya, jangan sampai ada pengurangan fokus

karakter.

2. Bagi Pendidik:

Pada setiap proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik, bahwa

dalam rangkaian kegiatan proses pembelajaran terjadi sebuah proses

pembentukan character building pada peserta didik yang harus

dikembangkan melalui pengembangan karakter dan memasukkan nilai

kreativitas dalam pembelajaran. Tidak hanya melulu mengenai nilai

kognitf saja dan mengabaikan sisi character dan creativity, karena

pendidik hanya sebagai fasilitator bukan satu-satunya sumber belajar bagi

peserta didik. Hal tersebut dapat dicapai dengan adanya berbagai kegiatan

seperti merencanakan pembalajaran dengan matang, pelatihan, seminar,

pelatihan, seminar, dan kegiatan pengembangan kompetensi lainnya yang

berkaitan dengan karakter dan kreativitas.

3. Bagi Peneliti selanjutnya:

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan dapat diteliti lagi

dengan tinjauan aspek yang lain.

Page 163: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

145

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Barnawi & Arifin. 2012. Strategi & Kebijakan Pembelajaran Pendidikan

Karakter. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Beetlestone, Florence. 2011. Creative Learning Stretegi Pembelajaran untuk

Melesatkan Kreativitas Siswa. Bandung: Nusa Media.

Budiarti, Yesi. 2015. Pengembangan Kemampuan Kreativitas dalam

Pembelajaran IPS. Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro Vol. 3, No.1,

April, 61-72.

Desmita. 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Dirman & Juarsih, Cici. 2014. Pengembangan Kurikulum Dalam rangka

Implementasi Standar Proses Pendidikan Siswa. Jakarta: Rineka Cipta.

Fadillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,

SMP/MTS, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

Ghony, Djunaidi & Almanshur, Fauzan. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Jogjakarta: Ar-Ruz Media.

Judiani, Sri. 2010. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Melalui

Penguatan Pelaksanaan Kurikulum. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Vol. 16, No.3, Oktober, 280-289.

Kartono, Kartini. 1995. Psikologi Anak. Bandung: Mandar Maju.

Kecerdasan vs Kreativitas serta Implikasi dalam Kegiatan Belajar Mengajar .

Diakses dari laman http://www.kompasiana.com/rofiqoh/kecerdasan-vs-

kreativitas-serta-implikasi-dalam-kegiatan-belajar-

mengajar_5500454ba33311ef6f510841 pada 25 november 2016

Page 164: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

146

Kenakalan dan Pendidikan Karakter di Sekolah. Diakses dari laman

http://www.kompasiana.com/anwarmu5/kenakalan-dan-pendidikan-

karakter-di-sekolah_56168988109373b90cafa4a1 pada 30 September 2016

Koesoma, Doni. 2012. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta:

Kanisius.

Konsep, Urgensi dan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Diakses dari

laman http://www.kompasiana.com/agusprasetyo/konsep-urgensi-dan-

implementasi-pendidikan-karakter-di-

sekolah_5500d253a33311537351205d pada 29 Oktober 2016

Kemendikbud: Kurikulum 2013 Dorong Siswa Lebih Kreatif. Diakses pada laman

http://edukasi.kompas.com/read/2013/02/23/22411819/Kemendikbud.Kurik

ulum.2013.Dorong.Siswa.Lebih.Kreatif pada 29 Oktober 2016

Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan

Penilaian). Bandung:Alfabeta.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Nusa, Putra. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta:

RajaGrafindo Persada.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 65 Tahun 2013.

Samani, Muchlas & Hariyanto. 2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudajana, Nana. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Page 165: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

147

Sugiyono. 2013. Mwrode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sunarto & hartono, Agung. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sundayana, Wachyu. 2014. Pembelajaran Berbasis Tema Panduan Guru dalam

Mengembangkan Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Erlangga.

Suyanto. 2010. Pendidikan Karakter Teori & Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Tilaar. 2012. Pengembangan Kreativitas dan Enterpreneurship Dalam

Pendidikan Nasional. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003.

Wibowo, Agus. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Yusuf, Syamsu dan Sugandhi, Nani. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:

RajaGrafindo Persada.

Zuniana Nurohmah, Eva. 2010. Implementasi Pendidikan Karakter di SDN

Plebengan Bantul. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol. 10, No.5,

April, 985-994.

Page 166: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

148

LAMPIRAN

Page 167: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

149

Lampiran 1. Surat Keterangan

Page 168: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

150

Page 169: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

151

Page 170: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

152

Lampiran 2. Profil SD Bukit Aksara Semarang

Lampiran 4. Kode Teknik Pengumpulan Data

Page 171: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

153

Lampiran 5. Pedoman Observasi

Page 172: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

154

Lampiran 6. Frekuensi Observasi

Page 173: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

155

Page 174: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

156

Page 175: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

157

Lampiran 3. 12 Fokus Karakter

Kelas Semester Fokus Karakter Pengembangan Karakter

1 1 Ketertiban 1. Merapikan barang-barang

2. Menjaga kebersihan dan kerapian

tempat belajar dan bermain

3. Mengembalikan barang-barang ke

tempat semula

4. Memakai barang-barang sesuai

kegunaannya

5. Mengembalikan barang-barang

kepada pemiliknya

2 Sabar 1. Mengubah hal-hal yang bisa saya

ubah, dan menerima hal-hal yang

tidak bisa saya ubah

2. Terus berusaha sampai saya berhasil

3. Memanfaatkan waktu luang saya

sebaik-baiknya

4. Tidak menyela pembicaraan

5. Tidak mengeluh kalau tidak

memperoleh yang saya inginkan

2 1 Kejujuran 1. Mengatakan yang sebenarnya

2. Mendorong orang lain mengatakan

yang sebenarnya

3. Tidak berlaku curang atau menipu

4. Mengakui setiap kesalahan yang

dilakukan

5. Tidak berusahamembuat hal yang

salah menjadi benar

2 Bertanggung

jawab

1. Menepati janji

2. Tidak berdalih

3. Melakukan pekerjaan sebaik-baiknya

Page 176: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

158

4. Membereskan persoalan pada waktu

berbuat salah

5. Memahami tugas dan melakukannya

3 1 Memaafkan 1. Sigap untuk mengampuni

2. Tidak menutup-nutupi kesalahan

namun cepat meminta maaf

3. Tidak berusaha membalas dendam

4. Menanggapi dengan lemah lembut

mereka yang menyakiti

5. Menolak untuk menyimpan

kesalahan orang lain

2 Rendah Hati 1. Memuji orang tua, guru, dan teman

2. Tidak menganggap diri sendiri lebih

pintar

3. Bertanggung jawab atas seluruh

tindakan yang di lakukan

4. Mencoba lagi setiap kali kalah

5. Memberi pengakuan bagi orang yang

membuatku sukses

4 1 Perhatian 1. Menatap orang yang berbicara

dengan saya

2. Bertanya jika tidak mengerti

3. Duduk maupun berdiri dengan tegak

4. Tidak berusaha mencari perhatian

bagi diri sendiri

5. Tidak memalingkan mata,

telinga,tangan, kaki, dan mulut jika

sedang memperhatikan seseorang

2 Kepekaan 1. Mendengarkan orang lain dengan

penuh perhatian

2. Memperhatikan ekspresi wajah orang

Page 177: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

159

3. Memperhatikan nada suara

4. Menunjukkan bahwa saya benar-

benar peduli

5. Berempati dengan keadaan orang lain

5 1 Peduli 1. Berhenti agar bisa menolong

2. Mendengarkan saat orang lain ingin

bicara

3. Memberikan kemampuan yang saya

miliki

4. Mencari pemecahan yang berdampak

langgeng

5. Menghibur orang lain tanpa

mempertimbangkan ras, jenis

kelamin, agama, umur atau

kebangsaan

2 Toleransi 1. Tidak mencampuradukan hal-hal

yang benar dengan hal-hal yang

populer di mata banyak orang

2. Mengharapkan hal yang sama dari

diri sendiri seperti yang saya

harapkan dari orang lain

3. Mencari cara-cara untuk menolong

orang lain semakin dewasa

4. Menerima hal-hal yang tidak dapat

diubah di dalam diriku dan diri orang

lain

5. Mendengarkan sebelum mengambil

pendapat teertentu

6 1 Pengendalian

Diri

1. Tidak bertindak sesuka hati

2. Tidak menyamakan keinginan

dengan hak

3. Menetapkan batasan pada diri sendiri

4. Melihat kemarahan sebagai tanda ada

sesuatu yang tidak beres

Page 178: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

160

5. Tidak terpengaruh orang lain

2 Bijaksana 2. Memilih perkataan dengan hati-hati

3. Mengembangkan tata krama

4. Menyimak kritikan

5. Tidak menertawakan orang lain

6. Menolak ajakan untuk berbuat tidak

benar

Page 179: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

161

Lampiran 4. Kode Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan

Data

Kode Keterangan

Wawancara W Sumber data primer

penelitian. Dilakukan

langsung dengan informan

Observasi OBS Sumber data primer

penelitian. Dilakukan

langsung dengan mengamati

kondisi sekolah

Dokumentasi DOK Sumber data sekunder

penelitian. Dilakukan

dengan menelaah dokumen

yang terdapat di sekolah

baik melalui sumber Foto,

internet/web, maupun

dokumen sekolah

Kode Informan

Informan Kode

Kepala Sekolah KS

Guru Kelas GK

Orang Tua OT

Siswa S

Untuk penulisan kode terletak di dalam kurung pada akhir kalimat dalam

setiap hasil penelitian dengan contoh penulisan yaitu (W.KS.1). Keterangan dari

kode tersebut adalah sebagai berikut:

W : menunjukan teknik pengumpulan data yang digunakan

KS : menunjukan informan

1 : menunjukan urutan kegiatan (wawancara ke 1)

Page 180: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

162

Lampiran 5. Pedoman Observasi

Judul Penelitian : Implementasi Character Building dan Creativity

Learning Pada Pembelajaran Tematik Kelas 1 SD

Bukit Aksara Semarang

Tujuan Penelitian : Untuk mendeskripsikan dan menganalisis

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari

character building dan creativity learning pada

pembelajaran tematik kelas 1 SD Bukit Aksara

Semarang.

Wawancara ke (Responden) : 1. Kepala Sekolah

2. Guru Kelas 1

3. Siswa Kelas 1

4. Orang Tua Siswa

Aspek Observasi :

1. Bagaimana keadaan lingkungan SD Bukit Aksara Semarang

2. Perencanaan Pembelajaran dengan menerapkan character building dan

creativity learning pada pembelajaran tematik kelas 1

3. Pelaksanaan Pembelajaran dengan menerapkan character building dan

creativity learning pada pembelajaran tematik kelas 1

4. Evaluasi Pembelajaran dengan menerapkan character building dan

creativity learning pada pembelajaran tematik kelas 1

5. Bagaimana hubungan sekolah dengan wali murid

Page 181: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

163

No Kebutuhan

Penelitian

Sasaran

Indikator

1 Lingkungan

Sekolah

Lingkungan fisik dan non

fisik yang ada di sekolah

Mengetahui keadaan

lingkungan di sekolah

sebagai penunjang

implementasi character

building dan creativity

learning

2 Perencanaan

.Rancangan dari

pembelajaran yang

diaplikasikan dalam bentuk

silabus dan rpp.

Mengetahui gambaran

secara garis besar

mengenai bahan ajar dan

media pembelajaran yang

akan diterapkan pada

pembelajaran tematik.

Adanya relevansi antara isi

silabus dan rpp terhadap

nilai-nilai karakter yang

akan dikembangkan dalam

character building dan

creativity learning.

3 Pelaksanaan

Penerapan dari hasil rpp yang

meliputi kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup.

Mengetahui pelaksanaan

dari pembelajaran tematik

yang telah diaplikasikan

dengan character building

dan creativity learning,

serta mengetahui

kemampuan guru dalam

pelaksanaan pembelajaran.

4 Evaluasi

Penilaian terhadap

pembelajaran tematik serta

hasil penilaian dari character

building dan creativity

learning.

Mengetahui kemampuan

guru dalam mengevaluasi

pembelajaran, Penilaian

pembelajaran ditunjukan

untuk melihat

perkembangan dan

kualitas proses dan hasil

belajar, dengan

memerhatikan seluruh

aspek psikologis (sikap,

keterampilan, dan

pengetahuan). Adanya

penilaian khusus pada

character building. Siswa

Page 182: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

164

mampu menerapkan nilai-

nilai karakter yang

menjadi fokus karakter di

kelas 1.

5 Hubungan Kerja

Sama

Hubungan pihak sekolah

dengan orang tua dalam hal

perkembangan peserta didik

Mengetahui komunikasi

antara pihak sekolah

dengan wali murid dalam

hal perkembangan peserta

didik, memfokuskan pada

implementasi character

building dan creativity

learning pada proses

pembelajaran tematik

kelas 1 sd.

Page 183: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

165

Lampiran 6. Frekuensi Observasi

No Kegiatan Tgl Keterangan

1 Observasi awal 07-10-16

Mengobservasi keadaan

sekolah, untuk mengetahui

permasalahan apa yang

terjadi dalam hal karakter dan

pembelajaran.

2 Observasi guru kelas dan siswa 27-10-16 Menetapkan objek penelitian

3 Observasi lingkungan sekolah 06-02-2107 Melihat kondisi lingkungan di

dalam sekolah dan di luar

sekolah.

3 Observasi proses implementasi

character building dan creativity

learnng pada pembelajaran

tematik

06-02-2017

07-02-2017

08-02-2017

13-02-2017

14-02-2017

Melihat proses penerapan

karakter dan kreativitas dalam

pembelajaran tematik di kelas

dengan metode learning

center.

Melihat perilaku karakter dan

kreativitas siswa di dalam

kelas saat pembelajaran.

4 Obsevasi proses implementasi

character building dan creativity

learning di luar pembelajaran

tematik kelas

09-02-2017

10-02-2017

16-02-2017

17-02-2017

Melihat proses character

building dan creativity

learning di luar kelas.

Melihat perilaku siswa di luar

kelas.

Page 184: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

166

Lampiran 7. Catatan Lapangan

CATATAN LAPANGAN

Observasi : 1

Hari/Tanggal : Jumat/ 7Oktober 2016

Waktu : 08.00-10.00 WIB

Kegiatan : Observasi keadaan sekolah dan permasalahan di sekolah

Hasil :

Observasi awal dilakukan dengan bertemu dengan Kepala Sekolah SD

Bukit Aksara Semarang. Observasi berlangsung dengan melihat keadaan sekolah,

pada waktu itu tidak di izinkan untuk memoto kegiatan apa pun tentang siswa.

Hanya di izinkan melihat keadaan sekolah dan melihat kelas-kelas. Karena setiap

ruangan kelas tidak ada jendelanya, memudah kan saya untuk melihat keadaan

kelas dari luar.

Observer, 7 Oktober 2016

Widliati Latifah

Page 185: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

167

CATATAN LAPANGAN

Observasi : 2

Hari/Tanggal : Kamis/ 27 Oktober 2016

Waktu : 12.30-14.30 WIB

Kegiatan : Observasi lingkungan sekolah

Hasil :

Observasi kedua ini dilakukan sehabis jam pelejaran selesai, karena tidak

diizinkan mengobservasi didalam kelas pada saat kegiatan pembelajaran sedang

berlangsung. Pada observasi ini saya baru dapat masuk kelas ketika jam pulang

sekolah. Saat siswa telah pulang, saya melihat kondisi kelas dan pada saat didalam

kelas masih ada siswa yang berada didalam kelas. Mereka sedang bermain denga

teman-temannya, karena ketika jam pelajaran mereka tidak dapat waktu bermain

disebabkan mereka belum selesai mengerjakan learning center (lc). Saya sempat

bertanya kepada guru kelas 1 mengenai kegiatan pembelajaran di kelas 1. Dari

karakter sampai kreativitas yang dilakukan dalam setiap pembelajaran di kelas.

Saya melihat hasil kretivitas siswa yang terpampang didalam kelas dan beberapa

aturan menegenai karakter.

Dari observasi awal yang telah saya lakukan, saya lebih memfokuskan

penelitian saya di kelas 1 dengan berbagai pertimbangan dan kesepakatan dengan

pihak sekolah.

Semarang, 27 Oktober 2017

Observer,

Widliati Latifah

Page 186: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

168

CATATAN LAPANGAN

Observasi : 3

Hari/Tanggal : Senin/ 6 Februari 2017

Waktu : 06.50-11.55 WIB

Kegiatan : Observasi lingkungan sekolah dan observasi proses

implementasi character building dan creativity learnng pada

pembelajaran tematik di kelas 1

Hasil :

Kegiatan pada hari ini diawali dengan kegiatan berdoa yang dilakukan oleh

kepala sekolah, guru-guru, staff tata usaha, dan pegawai koperasi di ruang guru.

Setiap hari guru yang memimpin doa bergantian, setelah selesai berdoa kepala

sekolah memberikan arahan kegiatan apa yang dilakukan hari ini, pengumuman atau

catatan yang perlu disampaikan kepada bawahannya. Setelah doa selesai yang

dilakukan guru, bel berbunyi tanda bahwa telah memasuki waktu untuk holly

morning. Sebelum holly morning masing-masing guru kelas kembali ke kelas untuk

mengarahkan siswanya untuk ke tempat doa menurut kepercayaannya masing-

masing. Anak-anak baris di depan kelas, lalu menuju ke tempat doa.

Holly morning adalah doa pagi yang dilakukan seluruh siswa dari kelas 1

samapai kelas 6, tempat untuk melakukan doa disesuaikan dengan kepercayaan

masing-masing. Kegiatan holly morning dilakukan di beberapa tempat di lingkungan

sekolah. Ada tempat untuk agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu. Holly Morning

untuk setiap agamanya, di pimpin oleh guru kelas yang menyesuaikan dengan agama

yang dianut. Untuk setiap ruang doa, diisi oleh 2 kelas yang digabung menjadi satu

yaitu kelas tinggi dan kelas rendah.

Observer mengikuti kegiatan holly morning di kelas V yang dimpimpin oleh

Bu Elva guru kelas 3. Di kelas ini holly morning untuk yang beragama Islam dan

siswa di kelas ini adalah siswa kelas 3 dan 5. Holly morning di senin pagi di buka

dengan bacaan kalimat syahadat, surat Al-Fatihah, dan Ayat Kursi. Setelah selesai

membaca itu, guru membacakan kisah nabi. Siswa wajib membawa buku cerita nabi

yang tidak ditentukan bukunya harus yang seperti apa. Setelah selesai holly morning

para siswa dan guru kembali ke kelas masing-masing untuk memulai kegiatan

pembelajaran di dalam kelas.

Kegiatan awal pembelajaran di lakukan dengan kegiatan bersih-bersih kelas

yang dilakukan oleh semua siswa kelas 1, bukan hanya yang bertugas piket yang

bertanggungjawab membersihkan kelas. Sebelum pembelajaran dimulai, siswa cuci

tangan terlebih dahulu lalu siswa kembali ke kelas dengan membuat circle time

kegiatan yang dilakukan ketika awal memasuki pembelajaran di kelas. Pada kegiatan

tersebut siswa dipersiapkan untuk belajar, agar siswa siap belajar di hari tersebut.

Sebelum masuk ke pembelajaran, guru melakukan refleksi mengenai karakter yang

Page 187: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

169

diterapkan.Guru memberi penyemangat awal kepada para siswa dengan melakukan

senam terlebih dahulu. Dilanjutkan dengan berdoa sebelum belajar.

Masuk ke dalam materi pembelajaran siswa belajar sambil bermain. Kegatan

pembelajaran memasuki tema lingkungan sehat. Siswa diberi penjelasan awal terlebih

dahulu, guru memancing agar siswa mau aktif dan kritis untuk bertanya. Ketika

materi telah selesai, siswa membentuk kelompok yang dipilih mereka masing-masing

karena guru tidak pernah membagikan kelokmpok, siswa bebas memilih teman

kelompoknya sendiri. Guru mengarahkan kepada para siswa untuk membagi

kelompok yang mendapat bagian mengerjakan learning center (soal-soal latihan

tematik) dan kelompo yang mendapat bagian untuk mempraktikkan mencuci baju dan

menjemur.

Waktu istirahat siswa pukul 09.20 sampai 09.35 WIB, sebelum istirahat para

siswa melakukan do’a sebelum makan bersama-sama. Pembelajaran dilanjutkan

kembali sampai jam 11.55 WIB, siswa bergantian melakukan kegiatan pembelajaran

tematik. Bagi yang sudah mengerjakan learning center boleh mencuci dan menjeur,

bagi yang sudah praktik dilanjutkan untuk mengerjakan learning center. Learning

center dikerjakan setiap pembelajran tematik dan harus selesai pada hari itu, jika

tidak selesai dilanjutkan dihari berikutknya selama masih ada jam pembelajaran

tematik.

Waktu pelaksanaan pembelajaran tidak sampai jam 11.55 WIB, sebelum jam

itu para siswa membersihkan kembali kelas sekitar pukul 11.20 WIB, setelah

membersihkan kelas siswa cuci tangan, kemudian dilanjutkan dengan circle time

evaluasi yang dilakukan selama satu hari pembelajaran. Bukan hanya membahas

pembelajaran, namunn guru merefleksikan kembali mengenai fokus karakter yang

sedang diterapkan, dan mengevaluai kegiatan para siswa selama satu hari ini. Siswa

tidak boleh membawa beban ketika mereka kembali ke rumah dan siswa datang ke

sekolah tidak membawa beban.

Catatan penting, bahwa holly morning selalu dilakukan setiap hari senin

sampai kamis. Setelah holly morning, siswa membersihkan kelas, sehabis

membersihkan kelas selalu mencuci tangan, senam pagi, kemudian circle time.

Mencuci tangan merupakan sebuah bagian dari character building yang selalu

dilakukan ketika selesai membersihkan kelas, saat ingin istirahat, atau setelah

melakukan kegiatan yang mengharuskan mereka cuci tangan. Circle time dilakukan

setiap sebelum pembelajaran di mulai dan sesudah pembelajaran berakhir.

Membersihkan kelas dilakukan pada saat sebelum circle pagi hari dan setelah

pelajaran terakhir berakhir. Doa dilakukan pada saat sebelum belajar, saat akan

istirahat, dan sebelum pulang. Sedangkan pada hari Jum’at kegiatan di pagi hari

adalah senam.

Semarang, 6 Februari 2017

Observer,

Widliati Latifah

Page 188: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

170

CATATAN LAPANGAN

Observasi : 4

Hari/Tanggal : Selasa/ 7 Februari 2017

Waktu : 06.50-11.55 WIB

Kegiatan : Observasi proses implementasi character building dan

creativity learnng pada pembelajaran tematik di kelas 1

Hasil :

Kegiatan observasi didalam proses implementasi character building dan

creativity learning pada pembelajaran tematik di dalam kelas, siswa melakukan

kegiatan rutin yaitu holly morning sesuai dengan agamanya masing-masing,

diruang, serta dengan guru dan teman-teman yang satu kepercayaan. Kegiatan

didalam kelas sebelum pembelajaran dimulai, diawalai dengan bersih-bersih

kelas, mencuci tangan, lalu siswa memasuki kegiatan awal yaitu circle time. Pada

kegiatan circle, guru mengingatkankan kembali mengenai fokus karakter. Setelah

circle agar menumbuhkan semangat siswa, guru dan para siswa melakukan senam

pagi di kelas.

Pembelajaran masuk ke materi pengurangan, guru menjelaskan terlebih

dahulu. Siswa merespon dengan baik, siswa yang belum selesai mengerjakan

learning center, melanjutkan mengerjakannya. Bagi yang sudah selesai, diberi

tugas tambahan untuk menuliskan ciri-ciri rumah sehat dan tidak sehat. Setelah

istirahat siswa belajar menyetrika dengan didampingi oleh guru. Siswa yang boleh

menyetrika, jika mereka telah selesai mengerjakan learning center dan tugas

tambahan tadi. Kreativitas siswa sangat terlihat pada proses pembelajaran, karena

siswa di bebaskan untuk mengerjakan sesuatu, dengan media yang ada. Kegiatan

akhir pembelajaran masih sama dengan melakukan evaluasi pada saat circle time,

tidak lupa refleksi tentang karakter tetap di lakukan.

Semarang, 7 Februari 2017

Observer,

Widliati Latifah

Page 189: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

171

CATATAN LAPANGAN

Observasi : 5

Hari/Tanggal : Rabu/ 8 Februari 2017

Waktu : 06.50-11.55 WIB

Kegiatan : Observasi proses implementasi character building dan

creativity learnng pada pembelajaran tematik di kelas 1

Hasil :

Observasi pada hari ini bertepatan dengan senam pagi pada pukul 06.50 WIB

yang dilakukan di lapangan olahraga. Biasanya senam dilakukan pada hari Jumat,

namun karena ada pembagian susu gratis dari Dancow maka senam dilakukan pada

hari ini. Setelah selesai senam, para siswa kembali ke kelas masing-masing. Sebelum

pembelajaran di mulai, kegiatan rutin yang selalu dilakukan adalah membersihkan

kelas, cuci tangan setelah membersihkan kelas, lalu circle time. Karena sudah senam

pagi, maka di kelas tidak melakukan senam kembali.

Pada kegiatan pembelajaran tematik hari ini adalah membuat prakarya yang

disesuaikan dengan tema pada tematik. Karya yang harus dibuat siswa adalah

membuat jendela rumah dari bahan-bahan yang telah guru sediakan, siswa dapat

memilih menggunakan bahan-bahan yang akan mereka pakai. Guru tidak membatasi

kreativitas siswa, selama tidak menyimpang dari materi yang diajarkan. Siswa tidak

diperkenankan menghambur-hamburkan media yang ada, kertas bekas pun tidak

boleh dibuang harus disimpan kembali di tempatnya semula agar bisa dipakai untuk

kegiatan pembelajaran selanjutnya. Setiap alat-alat tulis atau media yang digunakan

siswa, harus digunakan dengan baik, siswa bertanggungjawab atas setiap barang yang

mereke miliki sendiri dan barang-barang yang mereka miliki bersama di dalam kelas.

Kegiatan pembelajaran lainnya adalah pelajaran agama, materi yang diajarkan

untuk agama Islam yaitu Ayo Belajar, sedangkan untuk agama Kristen disesuaikan

dengan tema pada tematik yaitu Merawat Alam Sekitar. Guru-guru yang mengajar

mata pelajaran selai tematik, selalu mengomunikasikan dengan baik perkembangan

karakter siswa dan kreativitas belajar siswa. Agar character building dan creativity

learning tetap berjalan dengan baik dan konsisten dalam penerapannya.

Kegiatan akhir pembelajaran masih sama dengan melakukan evaluasi pada

saat circle time, tidak lupa refleksi tentang karakter tetap di lakukan.

Semarang, 8 Februari 2017

Observer,

Widliati Latifah

Page 190: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

172

CATATAN LAPANGAN

Observasi : 6

Hari/Tanggal : Kamis/ 9 Februari 2017

Waktu : 06.50-11.55 WIB

Kegiatan : Observasi character building dan creativity learning pada

pembelajaran di luar tematik

Hasil :

Kegiatan pada pagi hari ini di awali dengan holly morning dan circle time,

sebelum circle time siswa seperti biasa membersihkan kelas terlebih dahulu dan

mencuci tangan setelah membersihkan kelas. Materi pembelajaran pertama hari

ini adalah Bahasa Inggris, yang diajarkan oleh Mrs. Yesi. Tema materi untuk

pelajaran Bahasa Inggris kali ini adalah lingkungan bersih. Materi yang diajarkan

pada pembelajaran di luar mata pelajaran tematik, tetap menyesuaikan dengan

materi yang sedang diajarkan dalam tema pada tematik. Walaupun bukan guru

kelas yang mengajar, akan tetapi character building dan creativity leaning tetap

dijalankan. Karena selain guru kelas, akan tetap melaporkan perkembangan setiap

siswa pada mata pelajaran tertentu ( baik karakter dan kreativitasnya).

Sebelum masuk kedalam materi pembelajaran, Mrs. Yesi bernyanyi

bersama dengan para siswa, yang tanpa disadari oleh siswa bahwa mereka telah

masuk ke dalam materi pelajaran. Guru memberikan pengertian terlebih dahulu

tentang materi yang diajarkan, guru memfokuskan materi pada alat-alat

kebersihan. Alat kebersihan tersebut adalah pengki dan sapu lidi, yang akan

menjadi salah satu media peraga yang akan di buat oleh para siswa. Siswa harus

membuat pengki dan sapu lidi dari bahan-bahan yang telah di siapkan oleh guru.

Pada saat membuat alat peraga tersebut, terlihat perbedaan dalam hal kreativitas.

Karena setiap siswa memiliki nilai kreativitas yang berbeda. Guru memberikan

penjelasan mengenai alat kebersihan itu, lalu siswa diberi soal latihan yang

berkaitan dengan materi pembelajaran hari ini.

Pada saat istirahat tidak ada kekacauan semua berjalan dengan tertib dan

para siswa hampir semua membawa bekal makan. Mereka sangat memanfaatkan

waktu bersama-sama.

Pelajaran kedua adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK),

pelajaran ini berlangsung setelah jam istirahat. Kegiatan pembelajaran dilakukan

di ruang lab komputer bersama Pak Sugeng. Ada catatan saat pembelajaran

berlangsung, bahwa ada anak yang bersikap kurang baik selama pembelajaran

berlangsung. Hal tersebut tetap menjadi catatan yang diberikan kepada guru kelas

Page 191: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

173

sebagai penilaian karakter siswa. Pelajaran terakhir hari ini adalah Character

Building, pelajaran ini lebih kepada penguatan fokus karakter siswa dan sarana

komunikasi siswa. Sebelum kegiatan pembelajaran berakhir, siswa membersihkan

kelas, cuci tangan, lalu circle time bersama guru kelas. Guru memberikan sanksi

kepada tiga anak yang melakukan perilaku kurang baik selama beberapa hari dan

membuat teman kurang nyaman. Sanksi tersebut diberikan kepada Rio, Gilang,

dan Evan. Mereka diberi sanksi yang berbeda-beda disesuaikan dengan tingkat

pelanggaran yang mereka buat. Sanksi diberikan setelah mendapat kesapakatan

dari teman-teman, guru, dan mereka yang mendapat sanksi.

Semarang, 9 Februari 2017

Observer,

Widliati Latifah

Page 192: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

174

CATATAN LAPANGAN

Observasi : 7

Hari/Tanggal : Jumat/ 10 Februari 2017

Waktu : 06.50-11.55 WIB

Kegiatan : Observasi character building dan creativity learning pada

pembelajaran di luar tematik

Hasil :

Kegaitan pada pagi hari ini diawali dengan holly morning dan circle time,

sebelum circle time siswa seperti biasa membersihkan kelas terlebih dahulu dan

mencuci tangan setelah membersihkan kelas. Pelajaran pada hari ini adalah

olahraga yang diajar oleh Ibu Dian. Kegiatan olahraga hari ini dilakukan di

gazebo, karena hujan. Materi yang diajarkan adalah senam, guru mengalami

kesulitan mengondisikan siswa pada saat baris dan melakukan gerakan senam.

Tidak semua anak memperhatikan guru, fokus mereka tidak seperti jika di dalam

kelas. Banyak siswa yang lebih asik sendiri dan lebih memilih bercanda dengan

teman-temannya.

Pada saat jam olahraga berkahir, siswa kembali ke kelas untuk mengganti

baju. Ada beberapa siswa yang kurang tertib untuk bergantian mengganti baju

mereka, barang-barang pribadi milik siswa pun tersimpan sedikit kurang rapi

untuk beberapa anak sehingga guru kelas memberi teguran untuk segera

membereskannya. Memasuki waktu istirahat berjalan dengan baik dan tertib.

Kegiatan pelajaran terakhir adalah pelajaran pramuka yang diajar oleh Bu

Yani sebagai guru kelas 1. Materi yang diajarkan adalah kerjasama dengan

kelompok. Siswa bekerjasama dalam membuat tugas yang diberikan oleh guru.

Kegiatan akhir pada pembelajaran hari ini dilakukan seperti biasa yaitu

membersihkan kelas, cuci tangan, dan circle time. Guru melakukan evalusai

selama satu minggu serta guru memberikan reward stars kepada siswa yang

mengalami peningkatan belajar, ke stabilan dalam mengerjakan tugas-tugas dan

yang memiliki sikap karakter yang baik. Reward stsrs diberikan kepada Naraya,

Fifi, Bian, Marcell, dan Bunga.

Semarang, 10 Februari 2017

Observer,

Widliati Latifah

Page 193: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

175

CATATAN LAPANGAN

Observasi : 8

Hari/Tanggal : Senin/ 13 Februari 2017

Waktu : 06.50-11.55 WIB

Kegiatan : Observasi implementasi character building dan creativity

learning pada pembelajaran tematik di kelas 1

Hasil :

Kegiatan awal di pagi hari ini adalah holly morning dan circle time,

sebelum circle time siswa membersihkan kelas, setelah selesai membersihkan

kelas mereka cuci tangan, dan melakukan senam lalu berkumpul untuk circle

time. Pembelajaran tematik hari ini siswa membawa kaleng bekas, yang akan

mereka gunakan sebagai media belajar hari ini. Terlebih dahulu siswa diharuskan

membuat pola bangun datar dari kertas lipat. Sebelum learning center dimulai,

guru membahas karakter siswa yang lalai akan barang pribadinya.

Materi learnung center mengenai piket di kelas, kewajiban bagi yang

piket, dan tidak piket, kerjasama dikelas serta manfaatnya apa. Pada saat kegiatan

inti, siswa dibagi-bagi kegiatannnya. Ada yang dipersilahkan untuk bermain alat

musik terlebih dahulu, ada yang membuat pola bangunan terlebih dahulu. Itu

semua di serahkan kepada masing-masing kelompok. Maka, tidak ada siswa yang

hanya berdiam diri, mereka fokus dengan kegiatan mereka masing-masing.

Memainkan alat musik menggunakan kaleng bekas yang dibawa oleh

siswa, alat yang digunakan untuk memukul kaleng menggunakan barang-barang

yang ada di dalam kelas seperti, pensil, spidol, penggaris, dan pulpen. Seperti

biasa, setelah kegiatan pembelajaran awal telah berlangsung siswa merapikan

kembali barang-barang yang telah mereka pakai bersama. Semua disimpan

kembali ke tempat semula. Saat waktu istirahat berlangsung dengan baik dan

tertib.

Kembali lagi untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran, kali ini siswa

bergantian untuk melakukan kegiatannya. Para siswa mengembangkan

kreatibitasnya dengan bermain irama dari kaleng-kaleng bekas. Selain itu dengan

membuat pola bangun datar siswa belajar mengenal dan mengembangkan

kreativitasnya melalui pola yang mereka buat sendiri. Berkaitan dengan hal

karakter, kurangnya tanggung jawab siswa terhadap barang-barang dan ada

beberapa siswa yang tidak merapikan barang-barang ke tempat semula.

Guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran kedua. Kerapian pada saat dan

sesudah menggunting, mengelem. Kebersihan dan tanggung jawab akan barang-

barang milik siswa kurang pada hati ini. Hanya Marcell yang bertanggung jawab,

Page 194: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

176

catatan karakter hari ini Bunga tidak memberi tempat duduk kepada Marcell.

Evaluasi tersebut dilakukan pada saat circle time.

Semarang, 13 Februari 2017

Observer,

Widliati Latifah

Page 195: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

177

CATATAN LAPANGAN

Observasi : 9

Hari/Tanggal : Selasa/ 14 Februari 2017

Waktu : 06.50-11.55 WIB

Kegiatan : Observasi implementasi character building dan creativity

learning pada pembelajaran tematik kelas 1

Hasil :

Kegaiatan pada pagi ini diawali dengan doa diruang guru yang diikuti oleh

kepala sekolah, guru, dan staff. Pembagian tugas serta pemberian arahan yang

dilakukan oleh kepala sekolah. Tidak ada kegiatan holly morning, kegiatan diganti

dengan upacara dalam rangka memperingati hari jadi SD Bukit Aksara yang ke 14

tahun. Setelah upacara usai para siswa kembali ke kelas masing-masing.

Sebelum circle time siswa membersihkan kelas, kemudian cuci tangan,

dan dilanjitkan dengan circle time. Kegiatan pembelajaran diawali dengan

membuat kartu ucapan selamat ulang tahun untuk SD Bukit Aksara, melalui

kegiatan ini akan terlihat kreativitas siswa pada saat menggambar dan menulis.

Dalam kegiatan seperti ini, kreativitas bukan hanya terlihat melainkan terlatih.

Bagi yang telah selesai membuat kartu ucapan, dapat melanjutkan kegiatan

membuat puding yang di dampingi oleh guru kelas. Jika kegiatan ke dua-duanya

telah dilakukan, siswa diperbolehkan bermain alat musik dari kaleng bekas.

Seusai siswa selesai memasak, membuat kartu ucapan, dan bermain musik.

Guru memberikan arahan untuk berdiskusi dengan tema regu piket untuk

kebersihan kelas. Diskusi dilakukan secara berkelompok dan berlangsung sampai

istirahat, dan dilanjutkan kembali setelah istirahat. Pada saat istirahat, ada

kejadian salah satu siswa melepehkan makanan ke salah satu bekal temannya.

Namun kegiatan tersebut tidak di ketahui oleh guru kelas. Kegiatan penutup

dilakukan dengan membersihkan kelas dan circle time.

Semarang, 14 Februari 2017

Observer,

Widliati Latifah

Page 196: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

178

CATATAN LAPANGAN

Observasi : 10

Hari/Tanggal : Kamis/ 16 Februari 2017

Waktu : 06.50-11.55 WIB

Kegiatan : Observasi implementasi character building dan creativity

learning pada pembelajaran di luar tematik

Hasil :

Kegiatan awal pada pagi ini adalah holly morning dan circle time, kegiatan

selanjutnya masih sama dengan yang sebelumnya. Saat sudah memasuki kegiatan

pembelajaran di kelas, Mrs. Ester guru Bahasa Inggris meminta siswa

mengeluarkan media peraga kebersihan yang telah dibuat minggu lalu. Ketika ada

siswa yang tidak membawa dan barangnya telah rusak. Guru meminta

pertanggungjawaban kepada siswa yang barangnya rusak untuk membuatnya

sendiri di rumah. Masuk ke materi, guru membagikan media peraga kebersihan

yang baru untuk dikembangkan kembali medianya melalui kreativitas masing-

masing siswa.

Media dibagikan kepada siswa secara berkelompok, kelompok dibagi

secara acak. Ketua kelompok / kordinator kelompok membagikan media tersebut

kepada anggota kelompok untuk dikresikan kembali oleh masing-masing anggota.

Pada kegiatan ini sangat terlihat kerjasama antar anggota kelompok masing-

masing. Setelah selesai dengan media peraga yang pertama, guru memberikan

media peraga yang kedua, yaitu sapu lantai. Guru memberikan contoh terlebih

dahulu kepada siswa cara untuk membuatnya, lalu guru memberikan bahan-bahan

untuk membuat media kepada siswa agar dibuat masing-masing oleh mereka.

Guru tetap memberi arahan terhadap tiap-tiap kelompok jika ada yang mengalami

kesulitan. Sebagai bahan evaluasi, guru memberikan soal latihan mengenai materi

yang telah diajarkan hari ini.

Kegiatan selanjutnya seperti biasa istirahat yang dilanjutkan dengan

pelajaran TIK, CB, dan terakhir adalah Bahasa Jawa. Materi yang diajarkan pada

mata pelajaran Bahsa Jawa menyesuaikan dengan materi pada tema ditematik,

siswa mengerjakan soal latihan.

Observasi awal hari ini bertepatan dengan kegiatan Pasar Senin Legi yang

selalu diselenggarakan SALAM di setiap hari senin legi. Dalam kegiatan ini setiap

anak SD dan SMP menjalankan perannya masing-masing yang terdiri dari petugas

kebersihan, petugas keamanan, petugas bank, penjual, dan pembeli. Sedangkan

anak-anak KB dan TA hanya sebagai pembeli saja. Peneliti mengamati situasi

yang terbentuk dan setiap anak yang mengikuti kegiatan tersebut. Melalui Pasar

Senin Legi ini anak belajar untuk bersosialisasi sekaligus mengenal lingkungan

Page 197: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

179

sosialnya, menjalankan roda perekonomian, dan mengenal kebudayaan atau

tradisi yang ada yaitu penyelenggaraan pasar yang berdasarkan pada hari pasaran

dalam budaya Jawa.

Kegiatan penutup dilakukan dengan membersihkan kelas, mencuci

tangan, lalu circle time. Pembahasan circle time ini membahas tentang kegiatan

pembelajaran hari ini, kemudian membahas perbuatan salah satu anak yang

beberapa hari lalu telah melakukan keselahan membuang makanan di bekal

temannya. Guru membahas masalah tersebut sampai selesai, tepat pada jam

pulang sekolah masalah tersebut selesai.

Semarang, 16 Februari 2017

Observer,

Widliati Latifah

Page 198: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

180

CATATAN LAPANGAN

Observasi : 11

Hari/Tanggal : Jumat/ 17 Februari 2017

Waktu : 06.50-11.00 WIB

Kegiatan : Observasi implementasi character building dan creativity

learning

Hasil :

Kegaiatan awal observasi hari ini adalah senam pagi di lapangan olahraga,

senam dilakukan oleh semua siswa dari kelas 1 sampai kelas 6. Tidak ada holly

morning dan circle time, berdoa dilakukan seusai senam pagi yang dilakukan oleh

masing-masing kelas. Pembelajaran pertama pada hari ini adalah olahraga. Pada

saat kegiatan pembelajaran berlangsung, karakter siswa masih dapat dikondisikan

oleh guru olahraga. Setelah pelajaran olahraga selesai, para murid kembali ke

kelas untuk mengganti pakaian mereka. Ada beberapa anak yang belum

merapikan barang-barang pribadinya, sehingga guru kelas harus mengingatkannya

kembali. Pada saat istirahat, siswa berperilaku dengan baik dan tertib.

Memasuki jam pembelajaran terakhir yaitu pramuka, materi belajar

disesuaikan dengan tema pada tematik. Kerja sama siswa dengan keompoknya

masing-masing masih menjadi peneliaian tersendiri oleh guru kelas. Kegiatan

akhir pada pembelajaran hari ini adalah circle time membahas kegiatan

pembelajaran selama satu minggu, mengevalusi kegiatan pembelajaran, serta

sikap siswa selama di sekolah. Hari ini tidak ada yang mendapatkan reward stars,

karena pada minggu ini masih banyak siswa yang harus di ingatkan terus menerus

mengenai fokus karakter. Melalui pertimbangan yang telah guru kelas lakukan,

hanya ada evaluasi pada hari ini.

Semarang, 17 Februari 2017

Observer,

Widliati Latifah

Page 199: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

181

Lampiran 8. Panduan Observasi Lingkungan Sekolah

Observer : Widliati Latifah

Tanggal Observasi :

Petunjuk Observasi

1. Baca kriteria penilaian

2. Amati indikator yang akan diobservasi

3. Berilah tanda checklist (V) pada kolom skor sesuai kriteria skor/penilaian

indikator.

Kriteria Penilaian

1 = tidak nampak/tidak dilakukan

2 = kurang baik

3 = cukup

4 = baik

5 = sangat baik

No Indikator Skor/Penilaian

1 2 3 4 5

1 Terdapat fasilitas beribadah

2 Terdapat poster/tulisan tentang motivasi karakter dan

kreatif

3 Terdapat papan tata tertib di setiap kelas

4 Mengadakan upacara bendera setiap hari Senin atau

minimal satu bulan sekali

5 Lingkungan sekolah bersih

6 Kebersihan kelas terjaga

Page 200: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

182

7 Terdapat taman atau tumbuhan yang dapat dirawat di

sekolah

8 Terdapat tempat sampah di setiap kelas

9 Terdapat tempat cuci tangan

10 Terdapat kamar mandi laki-laki dan perempuan serta

menyediakan air bersih

11 Pemisahan sampah organik dan non organik

12 Terdapat peralatan kebersihan di setiap kelas

13 Bekerja sama membersihkan kelas setiap hari

14 Terdapat hasil karya siswa di kelas

15 Terdapat kebun sebagai tempat belajar

16 Terdapar dapur umum untuk memasak

17 Terdapat ruang gazebo untuk kreativitas siswa

18 Terdapat ruang kesehatan

19 Terdapat ruang lab komputer

20 Menyediakan tempat parkir

Penilaian Hasil Total Skor

A (Sangat Baik) = 81-100

B (Baik) = 61-80

C (Cukup) = 41-60

K (Kurang) = 20-40

Page 201: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

183

Lampiran 9. Panduan Observasi Guru

Nama Guru :

Observer : Widliati Latifah

Tanggal Observasi :

Petunjuk Observasi

1. Baca kriteria penilaian

2. Amati indikator yang akan diobservasi

3. Berilah tanda checklist (V) pada kolom skor sesuai kriteria skor/penilaian

indikator.

Kriteria Penilaian

1 = tidak nampak/tidak dilakukan

2 = kurang baik

3 = cukup

4 = baik

5 = sangat baik

No Indikator Skor/Penilaian

1 2 3 4 5

1 Selalu datang tepat waktu

2 Sebelum pembelajaran di mulai, seluruh anggota

kelas 1 membersihkan kelas

3 Mengingatkan siswa untuk mencuci tangan

setelah membersihkan kelas, pada saat akan pada

saat akan makan atau setelah melakukan

kegiatan yang kotor

Page 202: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

184

4 Mengajak siswa berdoa sebelum memulai

pembelajaran

5 Memberi pengarahan pada saat circle time

(mempersiapkan mental siswa sebelum masuk ke

pembelajaran, memberi arahan akan belajar apa

saja pada hari ini, menanyakan kehadiran siswa)

6 Menciptakan suasana kelas yang kondusif

(aman, tenang, dan menyenangkan)

7 Berbicara dengan lembut dan penuh kasih

sayang kepada siswa

8 Memberikan motivasi dan semangat untuk siswa

9 Menunjukkan sikap adil kepada semua siswa

10 Memberikan teladan yang baik kepada siswa

(mengajar dengan menyontohkan sikap karakter

yang baik dan selalu memberi nilai kreativitas

pada setiap pembelajaran)

11 Memberi apresiasi kepada siswa yang

menunjukkan karakter dan kreativitas yang baik

12 Menasihati siswa yang menunjukkan karakter

dan kreativitas yang kurang baik

13 Menyampaikan contoh karakter yang baik dan

yang kurang baik selama pembelajaran

14 Mengingatkan fokus karakter (setiap hari)

15 Menyimpulkan tujuan character building dan

creativity learning dalam pembelajaran tematik

16 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP

17 Memberikan kebebasan kepada siswa untuk

berkreativitas

18 Mengingatkan siswa untuk menjaga dan

bertanggung jawab atas barang pribadi dan

Page 203: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

185

bersama

19 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya atau berpendapat

20 Menjawab pertanyaan siswa dengan baik

21 Memberi apresiasi kepada siswa yang bertanya

dan berpendapat

22 Melakukan evaluasi terhadap siswa yang belum

mengembangkan kreativitas pada pembelajaran

23 Mengakhiri pembelajaran dengan membersihkan

kelas kembali

24 Mengajak siswa untuk circle time sebelum

pulang (mengevaluasi kegiatan pembelajaran,

mengevaluasi sikap karakter siswa, membahas

permasalahan jika ada permasalahan)

25 Berdoa sebelum pulang

Total Skor

Penilaian Hasil Total Skor

A (Sangat Baik) = 81-100

B (Baik) = 61-80

C (Cukup) = 41-60

K (Kurang) = 20-40

Page 204: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

186

Lampiran 10. Panduan Observasi Fokus Karakter Siswa

Petunjuk Observasi

1. Baca kriteria penilaian

2. Amati indikator yang akan diobservasi

3. Berilah tanda checklist (V) pada kolom skor sesuai kriteria skor/penilaian

indikator.

Kriteria Penilaian

1 = tidak nampak/tidak dilakukan

2 = kurang baik

3 = cukup

4 = baik

5 = sangat baik

1. Fokus Karakter Ketertiban

Nama Siswa :

Kelas :

Tanggal Observasi :

Observer : Widliati Latifah

Page 205: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

187

No Indikator Skor/penilaian

1 2 3 4 5

1 Merapikan barang-barang.

2 Menjaga kebersihan dan kerapian tempat

belajar dan bermain.

3 Mengembalikan barang-barang ke tempat

semula

4 Memakai barang-barang sesuai kegunaannya

5 Mengembalikan barang-barang kepada

pemiliknya

Total Skor

Penilaian Hasil Total Skor

Belum Terlihat (BT) : 20-40

Mulai Terlihat (MT) : 41-60

Mulai Berkembang (MB) : 61-80

Mulai Membudaya (MM) : 81-100

2. Fokus Karakter Sabar

Nama Siswa :

Kelas :

Tanggal Observasi :

Observer : Widliati Latifah

Page 206: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

188

No Indikator Skor/penilaian

1 2 3 4 5

1 Mengubah hal-hal yang bisa saya ubah, dan

menerima hal-hal yang tidak bisa saya ubah.

2 Berusaha sampai saya berhasil

Total Skor

Penilaian Hasil Total Skor

Belum Terlihat (BT) : 20-40

Mulai Terlihat (MT) : 41-60

Mulai Berkembang (MB) : 61-80

Mulai Membudaya (MM) : 81-100

Page 207: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

189

Lampiran 11. Panduan Observasi Hasil Character Building dan Creativity

Learning

Nama Siswa :

Kelas :

Tanggal Observasi :

Observer : Widliati Latifah

No Indikator yang diamati Skor/penilaian

1 2 3 4 5

1 Datang ke sekolah tepat waktu

2 Mengucapkan salam kepada Bapak/Ibu guru

3 Mencium tangan Bapak/Ibu guru

4 Berpakaian rapi

5 Mengucapkan salam saat bertemu teman

6 Selalu mengucap permisi jika lewat di depan orang

7 Berkerja sama membersihkan dan merapikan kelas

sebelum pelajaran dimulai dan sesudah pelajar

8 Mengingatkan kembali kepada teman jika ada yang

lupa dengan barang milik pribadinya

9 Mengerjakan learning center tepat waktu

10 Selalu kreatif pada saat belajar di kelas

11 Mengingatkan kembali kepada teman jika ada yang

lupa dengan barang milik bersama

12 Selalu izin jika ingin keluar kelas

13 Tidak berbicara sendiri atau dengan teman ketika ibu

guru sedang menjelaskan

Page 208: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

190

14 Tidak membuang sampah sembarangan

14 Tidak makan saat pembelajaran

15 Tidak menangis di kelas

16 Tidak marah-marah di kelas

17 Tidak melamun di kelas

18 Tidak berteriak-teriak saat di kelas

19 Keluar kelas dengan tertib saat jam istirahat dan jam

pulang

20 Mencuci tangan sebelum makan, setelah

membersihkan kelas, dan setelah melakukan kegiatan

yang kotor.

Total Skor

Penilaian Hasil Total Skor

Belum Terlihat (BT) : 20-40

Mulai Terlihat (MT) : 41-60

Mulai Berkembang (MB) : 61-80

Mulai Membudaya (MM) : 81-100

Page 209: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

191

Lampiran 12. Pedoman Wawancara

No Variabel Indikator Responden Pertanyaan

1 Perencanaan

Character

building dan

creativity

learnung

1. Adanya relevansi

antara tujuan

character building

dan creativity

learning dengan

latar belakang

berdirinya SD Bukit

Aksara Semarang

2. Adanya relevansi

antara tujuan

character building

dan creativity

learning dengan

harapan orang tua

3. Adanya relevansi

antara tujuan

character building

dan creativity

learning dengan

pembelajaran

A. Kepala

Sekolah

B. Guru Kelas 1

C. Orang Tua

Siswa

A

1. Bagaimana latar belakang berdirinya SD Bukit Aksara

Semarang?

2. Bagaimana latar belakang pendidikan guru di SD

Bukit Aksara Semarang?

3. Bagaimana latar belakang siswa dari segi sosial,

agama, dan ekonomi?

4. Bagaimana sistem penerimaan siswa baru di SD Bukit

Aksara Semarang?

5. Apa tujuan character building dan creativity learning

di SD Bukit Aksara Semarang?

6. Mengapa character building dan creativity learning

menjadi sesuatu yang memeliki nilai lebih di sekolah

ini?

7. Nilai karakter dan kreativitas apa yang menjadi fokus

dalam pembelajaran untuk kelas 1?

8. Mengapa di fokuskan pada hal tersebut?

Page 210: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

192

tematik

4. Guru memiliki

kemampuan dalam

menyiapkan

perangkat

pembelajaran

5. Adanya sarana

prasarana sekolah

yang menunjang

character building

dan creativity

learning pada

proses pembelajaran

tematik

9. Bagaimana ketersediaan sarana prasarana di SD Bukit

Aksara Semarang untuk menujang character building

dan creativity learning?

B

1. Bagaimana persiapan yang dilakukan sebelum

pembelajaran?

2. Perangkat apa saja yang dibutuhkan demi mnunjang

nilai character building dan creativity learning pada

pembelajaran tematik?

3. Metode apa yang digunakan dalam menerapkan

character building dan creativity learning pada

pembelajaran tematik?

4. Bagaimana metode tersebut dapat diterapkan ke dalam

pembelajaran tematik?

5. Apakah pemilihan metode pembelajaran disesuaikan

dengan karakteristik peserta didik?

6. Media apa yang digunakan dalam pembelajaran

tematik yang menunjang nilai-nilai karakter dan

kreativitas?

7. Bagaimana fasilitas penunjang pembelajaran tematik

di sekolah?

8. Bagaimana ketersedian sarana dan prasarana di

sekolah ini dalam menunjang charater building dan

creativity learning?

Page 211: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

193

C

1. Mengapa bapak/ibu memilih SD Bukit Aksara

menjadi sekolah bagi putra/putri anda?

2. Apa sebelumnya bapak/ibu sudah mengetahui bahwa

sekolah ini menerapkan character building dan

creativity learning, apa alasannya?

3. Dari mana bapak/ibu mengetahui sekolah ini?

4. Persiapan khusus apa yang dilakukan oleh bapak/ibu

sebelum putra/putrinya di sekolahan disini?

2 Pelaksanaan

Character

building dan

creativity

learnung

1. Guru memiliki

kemampuan dalam

pelaksanaan

pembelajaran

2. Siswa Siswa mampu

menerapkan sikap

karakter dan

mengembangkan

kreativitas dalam

belajar.

3. Adanya dukungan

dan kerja sama dari

warga sekolah

4. Adanya dukungan

dan kerja sama dari

A. Kepala

Sekolah

B. Guru Kelas 1

C. Orang Tua

Siswa

D. Siswa

A

1. Bagaimana gambaran scara umum implementasi dari

character building dan creativity learning pada

pembelajaran tematik?

2. Apakah ada kegiatan pembelajaran diluar kelas yang

berkaitan dengan implementasi character building dan

creativity learning pada pembelajaran tematik?

3. Jika ada atau tidak apa alasannya?

4. Bagaimana pengkondisian lingkungan sekolah dalam

rangka mewujudkan character building dan creativity

learning pada pembelajaran tematik?

5. Bagaimana kerjasama antara pihak sekolah dengan

orang tuas siswa dalam rangka mewujudkan tujuan

dari character building dan creativity learning pada

pembelajaran tematik?

6. Bagaiamana pengawasan yang dilakukan oleh ibu

dalam pelaksanaan character building dan creativity

Page 212: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

194

orang tua siswa

5. Adanya dukungan

dan kerja sama dari

lingkungan sekolah

learning pada pembelajaran tematik?

B

1. Bagaimana memunculkan keasadaran siswa terhadap

character building dan creativity learning dalam

pembelajaran tematik?

2. Sejauh mana kesiapan siswa dalam belajar dengan

adanya character building dan creativity learning?

3. Apakah pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan

apa yang direncanakan sebelumnya?

4. Kendala apa yang dialami selama proses pembelajaran

berlangsung yang berkaitan dengan character building

dan creativity learning?

5. Bagaimana mengatasi kendala tersebut?

6. Bagaimana kondisi lingkungan sekolah serta kelas

dalam penerapan character building dan creativity

learning pada pembelajaran tematik?

7. Bagaimana antusiasme siswa dalam mengikuti

pembelajaran tematik yang dibekali character

building dan creativity learning?

8. Strategi apa yang digunakan agar nilai-nilai karakter

dan kreativitas dapat masuk dalam pembelajaran

tematik?

9. Upaya apa yang akan dilakukan atau sudah dilakukan

oleh ibu untuk mewujudkan tujuan dari character

building dan creativity learning?

Page 213: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

195

C

1. Bagaimana antusiasme dari putra/putri bapak/ibu pada

saat bersekolah di SD Bukit Aksara dengan adanya

character building dan creativity learning pada

pembelajaran tematik?

2. Bagaimana cara yang dilakukan bapak/ibu untuk

menyeimbangkan nilai-nilai karakter dan kreativitas

yang telah diajarkan di sekolah dengan pola asuh

bapak/ibu sebagai orang tua?

3. Apakah ada keluhan dari putra/putri bapak jika ada

perbedaan atas apa yang telah diajarkan di sekolah

dengan kenyataan yang ada di rumah dalam hal

karakter dan kreativitas?

4. Seperti apa keluhan tersebut?

5. Bagaimana bapak/ibu mengatasinya?

D

1. Bagaimana kegiatan pembelajaran di kelas menurut

adik-adik? Alasannya!

2. Apa ada aturan khusus mengenai karakter?

3. Seperti apa aturan tersebut?

4. Bagaimana jika ada diantara teman kalian yang

melanggar aturan tersebut?

5. Bagaimana jika ada teman yang belum mengerti

pelajaran?

Page 214: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

196

6. Pada saat mengerjakan tugas, apakah adik-adik harus

mengerjakannya dengan kreatif?

7. Bagaimana caranya agar bisa mengerjakannya dengan

kreatif?

8. Menurut adik-adik cara ibu guru mengajar dikelas

seperti apa?

9. Apakah ibu guru suka memberi nasehat jika ada yang

belum benar dalam belajar?

10. Nasehatnya seperti apa?

11. Apa yang adik-adik rasakan ketika belajar didalam

kelas? Asalannya!

12. Bagaimana cara yang dilakukan ibu guru jika adik-adik

belum mengerti materi yang sedang diajarkan?

13. Belajar yang seperti apa yang disukai adik-adik?

14. Kenapa adik suka belajar yang seperti itu?

3 Evaluasi

character

building dan

creativity

learning

1. Kepala sekolah

memiliki

kemampuan untuk

mengevaluasi

kegiatan

pembelajaran yang

dilakukan oleh guru-

guru dalam

character building

dan creativity

learning pada

A. Kepala

Sekolah

B. Guru Kelas 1

C. Orang Tua

Siswa

D. Siswa

A

1. Tujuan apa yang telah tercapai dalam implementasi

character building dan creativity learning pada

pembelajaran tematik kelas 1?

2. Tujuan apa yang belum tercapai dari keduanya?

Mengapa belum tercapai?

3. Upaya apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan

dan mempertahankan character building dan

Page 215: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

197

pembelajaran

tematik

2. Guru memiliki

kemampuan untuk

mengevaluasi

kegiatan

pembelajaran yang

telah dilakukan

kepada peserta didik

mengenai character

building dan

creativity learning

pada pembelajaran

tematik

3. Orang tua memiliki

kemampuan untuk

mengevaluasi

kegiatan

pembelajaran di

sekolah mengenai

character building

dan creativity

learning pada

pembelajaran

creativity learning?

4. Apakah ada evaluasi yang akan dilakukan terhadap

guru berkaitan dengan hasil dari implementasi

character building dan creativity learning pada

pembelajaran tematik?

5. Apakah ada evaluasi yang akan diberikan kepada

orang tuas siswa berkaitan dengan hasil dari

implementasi character building dan creativity

learning pada pembelajaran tematik?

6. Jika ada apa evaluasi apa yang digunakan?

7. Kapan evaluasi dilakukan?

8. Bagaimana pelaksanaan dari evaluasi tersebut?

9. Perubahan apa yang tampak pada siswa setelah

diterapkannya character building dan creativity

learning baik dalam pembelajaran atau diluar

pembelajaran?

B

1. Sistem penilaian apa yang digunakan dalam menilai

karakter dan kreativitas pada pembelajaran tematik?

2. Bagaimana sistem penilaian tersebut dapat

Page 216: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

198

tematik

4. Siswa memiliki

penilaian terhadap

karakter dan

kreativitas dalam

perkembangan

belajarnya

diaplikasikan dalam sebuah hasil laporan penilaian?

3. Patopakan yang digunakan seperti apa?

4. Dari mana patokan tersebut digunakan?

5. Apakah ada evaluasi yang akan dilakukan terhadap

siswa berkaitan dengan hasil dari implementasi

character building dan creativity learning pada

pembelajaran tematik?

6. Apakah ada evaluasi yang akan diberikan kepada

orang tuas siswa berkaitan dengan hasil dari

implementasi character building dan creativity

learning pada pembelajaran tematik?

7. Jika ada evaluasi apa yang digunakan?

8. Kapan evaluasi dilakukan?

9. Bagaimana pelaksanaan dari evaluasi tersebut?

10. Perubahan apa yang tampak pada siswa setelah

diterapkannya character building dan creativity

learning baik dalama pembelajaran atau diluar

pembelajaran?

Page 217: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

199

C

1. Apakah ada perubahan yang diberikan putra/putri

bapak/ibu dalam hal karakter dan kreativitasnya pada

belajar setelah bersekolah di SD Bukita Aksara

Semarang?

2. Perubahan apa yang sangat signifikan?

3. Bagaimana hasil belajar putra/putri bapak setelah

bersekolah di SD Bukit Aksara Semarang?

4. Apakah bapak/ibu masih memberi pelajaran tambahan

seperti les mata pelajaran untuk memaksimalkan

pembelajaran putra/putri anda?

5. Bagaimana bapak/ibu mengomunikasikan

perkembangan putra/putri dengan guru?

6. Harapan apa yang ingin bapak/ibu lakukan dalam hal

karakter dan kreativitas putra/putri anda kedepannya?

7. Harapan apa yang ingin bapak/ibu lakukan dalam hal

karakter dan kreativitas di SD Bukit Aksara Semarang

kedepannya?

Page 218: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

200

D

1. Bagaimana perasaan adik-adik setelah sekolah disini?

2. Hasil yang adik-adik dapat apa sudah sesuai dengan

yang adik-adik inginkan?

3. Menurut adik-adik lebih penting mana antara karakter

yang baik dengan nilai yang baik?

4. Sikap karakter apa yang sudah asik-adik lakukan

selama di sekolah dan di rumah?

5. Apakah sikap karater yang telah diajarkan di sekolah

sesuai dengan yang diajarkan oleh orang tua kalian di

rumah?

6. Bagaimana cara yang adik-adik lakukan agar sikap

karakter yang diajarkan di sekolah dan di rumah bisa

diterapkan dua-duanya oleh kalian?

7. Apa hasil karya adik-adik sudah semakin bagus dari

awal masuk sampai sekarang?

8. Apa dengan adanya pendidikan karakter dan

kreativitas membantu adik-adik dalam belajar selama

ini?

Page 219: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

201

Lampiran 13. Frekuensi Wawancara

No Informan Hari/Tanggal Kegiatan dan Data

yang Diperoleh

1 Kepala Sekolah Selasa, 7 Februari

2017

Informasi tentang awal

pendirian dan

perencanaan character

building dan creativity

learning

Orang Tua Informasi tentang peran

orangtua dan di SD

Bukit Aksara Semarang

2 Siswa Rabu, 8 Februari

2017

Informasi penerapan

karakter dan kreativitas

Orang Tua Informasi tentang peran

orangtua dan di SD

Bukit Aksara Semarang

3 Orang Tua Kamis, 9 Februari

2017

Informasi tentang peran

orangtua dan di SD

Bukit Aksara Semarang

4 Guru Kelas Sabtu, 18 Februari

2017

Informasi perencanaan,

pelaksanaan, dan

evaluasi character

building dan creativity

learning

Page 220: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

202

Lampiran 14. Transkip Wawancara

1. Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Bukit Aksara Semarang

Informan 1 : Vena Verdiana

Kode : KS

Jabatan : Kepala Sekolah

Hari/Tanggal : Selasa, 7 Februari 2017

Waktu : 09.00-09.26 WIB

Tempat : Ruang Guru

No Pertanyaan Jawaban

Perencanaan

1. Bagaimana latar belakang

berdirinya SD Bukit

Aksara Semarang?

Perencanannnn. Latar belakang berdirinya Sekolah

Bukit Aksara oh kalau itunya kan kami sudah punya

TK bekal menyikapi untuk itu kan kami teruskan

untuk membuat SD. Sebetulnya kami pengen

mendirikan eee smp, tapiii setelah kami fikir-fikir

kami masih fokus pendidikan dasar dulu. Karena

memang fokus kami untuk eee membuat fondasi

untuk anak-anak saja. Jadi fokusnya lebih ke

pendidikan dasar ia.

2 Bagaimana latar belakang

pendidikan guru di SD

Bukit Aksara Semarang?

Oh kalau latar belakang pendidikan guru semuanya

eeee dari pendidikan ke guruan. Ia dari ke guruan

semua, ia kebanyakan seperti itu ambil PGSD UT

biasanya.

Page 221: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

203

3 Bagaimana latar belakang

siswa dari segi sosial,

agama, dan ekonomi?

Oh kalau siswa yang diterima disini kebanyakan eee

bisa sosialisasi antar teman teman. Untuk akademis

memang tidak kami utamakan. Karena dengan

sosialisasi dengan teman dia bisa menguasai emosi

dan akademis akan mengikutinya. Ia ia itu intinya

engga ada unsur agama apa pun. Sosial dan attitude

tentunya karena kami sekolah berkarakter. Engga

harus bisa calistung, kami ada misalkan baca tulis itu

di semester awal. Tiga bulan awal dikelas 1 itu, kami

ada baca tulis dan dikte.

4. Bagaimana sistem

penerimaan siswa baru di

SD Bukit Aksara

Semarang?

Ia Ia kalau penerimaan siswa baru kami ada yang

namanya trailer. Trailer jadi anak tidak semena-mena

kami terima, tapi anak melakukan trailer disini

dengan sesama usianya yaitu TK B yang kami amati

adalah eeeeeee cara mereka bersosialisasi saja bukan

secara akademis dia bisa menulis atau tidak tapi dia

bisa bersosialisasi dengan teman atau tidak. Sekitar

lima belasan dalam sehari. Kalau dirasa cukup ia

sehari itu cukup, kalau dirasa kurang ia ditambah hari

lain.

5. Apa tujuan character

building dan creativity

learning di SD Bukit

Aksara Semarang?

Untuk membentuk attitude anak sejak dini, karena

usia itu anak-anak lebih bisa diajarkan dari awal

karena pembelajaran karakter baiknya harus

diajarkan sejak kecil.

6. Mengapa character

building dan creativity

learning menjadi sesuatu

yang memeliki nilai lebih

di sekolah ini?

Karena sesuai dengan visi dan misi sekolah ini, yaitu

menciptakan generasi kreatif dan berkarakter.

7. Nilai karakter dan

kreativitas apa yang

Character building setiap kelas berbeda, sabar sama

Page 222: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

204

menjadi fokus dalam

pembelajaran untuk kelas

1?

tertib. Kalau kreativitas tergantung tema kelas

masing-masing.

8 Mengapa di fokuskan pada

hal tersebut?

Ia…. Karakter dan kreativitas ia karena kreativitas

pada anak usia dini perlu stimulus agar agar anak

bisa berfikir kreatif sesuai dengan apa yang dia

punya dan dikembangkan dengan baik. Guru

memberikan fasilitas untuk siswa didiknya.

9 Bagaimana ketersediaan

sarana prasarana di SD

Bukit Aksara Semarang

untuk menujang character

building dan creativity

learning?

Kalau sarana prasarana yang berhubungan dengan

karakter kalau karakter hubungannya dengan eee

fasilitas yang kami berikan adalah fasilitas dimana

guru mengajarkan attitude kepada anak-anak

bersambung dari kelas 1 sampai kelas 6. Kalau

kreativitas kalau kreativitas kami memfasilitasi eee

bahan yang dibutuhkan siswa kami sediakan dengan

baik

Pelaksanaan

10 Bagaimana gambaran scara

umum implementasi dari

character building dan

creativity learning pada

pembelajaran tematik?

Hmmm implementasinya setiap pagi, sudah liat

waktu circle engga ia? Setiap pagi saat circle time

guru-guru kembali mengingatkan kepada siswanya

fokus karakter besar dan fokus karakter perbulan.

Terus kalau yang lreatifnya guru memberikan

pembelajaran di kelas selaku memberikan unsur

krestivitas setiap hari.

11 Apakah ada kegiatan

pembelajaran diluar kelas

yang berkaitan dengan

implementasi character

building dan creativity

learning pada

pembelajaran tematik?

Field trip maksudnya? Kami ada field trip dan study

tour kami dan study tour oh ia kami tetap meee

mengambil unsur edukatif disemua kegiatan luar.

Tidak hanya sekedar wisata. Kalau field trip semua

kelas menyesuaikan tema berangkatnya masing-

Page 223: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

205

masing kelas, waktunya 1 semesternya dua kali.

12. Jika ada atau tidak apa

alasannya?

Eee field trip bertujuan membekali anak agar mereka

punya gambaran kelak mereka dewasa, mereka bisa

mencontoh berbagai tempat yang mereka kunjungi.

Baik usaha maupun perkebunan.

13. Bagaimana pengkondisian

lingkungan sekolah dalam

rangka mewujudkan

character building dan

creativity learning pada

pembelajaran tematik?

Kalau pengondisian secara karakter agar anak tidak

melakukan bullying, tetap bisa menghormati teman,

terus bisa mengenal perbedaan dengan baik. Kalau

kreativitas dikondisikan setiap saat dalam

pembelajaran

14 Bagaimana kerjasama

antara pihak sekolah

dengan orang tua siswa

dalam rangka mewujudkan

tujuan dari character

building dan creativity

learning pada

pembelajaran tematik?

Kerjasamanya ia, setiap awal tahun kami kumpulkan

orang tua siswa untuk membuat kesepakatan dengan

pihak sekolah agar bisa mengkondisikan aaaah

pembelajaran karakter sesuai dengan pembelajaran di

sekolah.

15. Bagaiamana pengawasan

yang dilakukan oleh ibu

dalam pelaksanaan

character building dan

creativity learning pada

pembelajaran tematik?

Dengan cara memantau perkembangan peserta didik

serta mengajarkan character building dari kelas 1

sampai kelas 6. Kalau kretivitas memantau

pembelajaran di kelas.

Hasil

16. Tujuan apa yang telah

tercapai dalam

implementasi character

building dan creativity

learning pada

pembelajaran tematik kelas

1?

Eee tidak ada tidak ada bullying di sekolah dan anak-

nak lebih kreatif heeh.

17. Tujuan apa yang belum

tercapai dari keduanya?

Tidak ada

Page 224: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

206

Mengapa belum tercapai?

18. Upaya apa yang akan

dilakukan untuk

meningkatkan dan

mempertahankan character

building dan creativity

learning?

Eeeh tetap diajarkan setiap saat baik di sekolah

maupun di rumah.

19. Apakah ada evaluasi yang

akan dilakukan terhadap

guru berkaitan dengan hasil

dari implementasi

character building dan

creativity learning pada

pembelajaran tematik?

Ia setiap hari jum’at kami mengadakan sharing

diadakan sharing pembelajaran selama satu minggu

kendala dan bagaimana mengatasinya.

20. Apakah ada evaluasi yang

akan diberikan kepada

orang tuas siswa berkaitan

dengan hasil dari

implementasi character

building dan creativity

learning pada

pembelajaran tematik?

Ada

21. Jika ada apa evaluasi apa

yang digunakan?

Group sharing

22. Kapan evaluasi dilakukan?

Setiap satu bulan sekali, didalam kelas 1 bulan sekali

di minggu ke 4

23. Bagaimana pelaksanaan

dari evaluasi tersebut?

Setiap satu bulan sekali sekolah mengadakan group

sharing dimana orang tua bisa bekerja sama dengan

guru untuk membicarakan perkembangan anak didik

24. Perubahan apa yang

tampak pada siswa setelah

diterapkannya character

building dan creativity

learning baik dalam

pembelajaran atau diluar

pembelajaran?

Ia semakin menginjak dewasa semakin dewasa eee

mereka akan semakin matang dalam berkarakter.

Page 225: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

207

2. Hasil Wawancara dengan Orang Tua Siswa Kelas 1 SD Bukit Aksara

Semarang

Informan 2 : Evi

Kode : OTE

Jabatan : Wiraswasta

Hari/Tanggal : Selasa, 7 Februari 2017

Waktu : 10.59-11.19 WIB

Tempat : Koperasi

No Pertanyaan Jawaban

Perencanaan

1. Mengapa bapak/ibu

memilih SD Bukit Aksara

menjadi sekolah bagi

putra/putri anda?

Pertama saya mencari ratio murid dan guru itu yang

jumlahnya proposional. Metode pembelajaran, jam

pulang sekolah, kurikulum.

2 Apa sebelumnya bapak/ibu

sudah mengetahui bahwa

sekolah ini menerapkan

character building dan

creativity learning, apa

alasannya?

Ia pastinya saya sudah tahu, karena saya mencari

tahu terlebih dahulu sebelum mendaftrarkan anak

saya sekolah disini.

3 Dari mana bapak/ibu

mengetahui sekolah ini?

Eeee dari orang lain dan saya mencari tahu lebih

lengkapnya lagi sendiri.

4. Persiapan khusus apa yang

dilakukan oleh bapak/ibu

sebelum putra/putrinya di

sekolahan disini?

Kalau persiapan khusus sih engga ada, tapi saya

ngasih arahan untuk anak saya bahwa lingkungan dia

nanti itu baru. Udah sih cuma itu aja yang saya coba

kasih ke anak saya.

Pelaksanaan

Page 226: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

208

5 Bagaimana antusiasme dari

putra/putri bapak/ibu pada

saat bersekolah di SD

Bukit Aksara dengan

adanya character building

dan creativity learning

pada pembelajaran

tematik?

Kalau anak saya sih aaa sangat antusias ya karena

memang pihak sekolah, kemudian saya pun juga

selalu mengingatkan bahwa eee nilai-nilai karakter

itu akan terus dibawa sampai eee usia dewasa. Jadi

eeeee nilai itu akan terus dipakai sehingga tetep harus

dijaga. Nah itu yang selalu dijaga oleh pihak sekolah,

kemudian saya juga eee menanamkan itu ke anak-

anak jadi mereka eee ini ia cukup sadar tentang

pentingnya karakter itu. Jadi mereka akhirnya jadiiii

berusaha untuk bertanggung jawab dengan diri

mereka sendiri. Karena karakter itu kan biasanya

berkaitan nanti dengan sanksi sosial, nah jadi aaa

disampaikan juga ke anak-anak kalau mereka

melakukan penyimpangan mereka akan mendapatkan

sanksi sosial seperti apa. Nah itu yang aaaa mereka

berusaha untuk menghindari sanksi sosial itu gitu.

Jadi mereka belajar untuk bertanggung jawab,

mereka bisa menerima, aaa mereka menjalankan

juga.

6. Bagaimana cara yang

dilakukan bapak/ibu untuk

menyeimbangkan nilai-

nilai karakter dan

kreativitas yang telah

diajarkan di sekolag

dengan pola asuh

bapak/ibu sebagai orang

tua?

Menyeimbangkannya gimana ia hehe kalau

menyeimbangkannyaaaaa ia untuk kegiatan sehari-

hari saya tetep memasukkan nilai-nilai karakter ia di

rumah. Seperti misalnya bertanggung jawab

terhadap barang-barang pribadi, kemudian mau

belajar bergiliran dengan adiknya, bergantian itu kan

bagian dari ini ia aaa nilai karakter juga. Terus kalau

untuk kreativitas eee ok saya tetap memberi

kebebasan untuk mereka berkreasi tetapi tetetep ada

rambu-rambunya. Artinya, eeee kreasi yang mereka

bikin itu tetep harus bisa dipertanggung jawabkan

Page 227: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

209

dan aaa ini ia apa ssstt apa yang penting adalah apa

yang mereka hasilkan bisa berguna. Jadi tidak hanya

sekedar membuat sesuatu tanpa ada tujuannya.

Kemudian ia setelah mereka selesai harus ada

tanggung jawab, membereskan sisa-sisa

pekerjaannya, merapikan, kemudian menyimpan.

7. Apakah ada keluhan dari

putra/putri bapak jika ada

perbedaan atas apa yang

telah diajarkan di sekolah

dengan kenyataan yang ada

di rumah dalam hal

karakter dan kreativitas?

Kalau dengan saya pribadi sebagai orang tuanya

tidak ada protes ia, karena sejauh ini saya juga

mengikuti apa yang diajarkan oleh pihak sekolah.

Biasanya mereka protes kalau ada orang lain di

rumah yang bertentangan sama yang diajarkan di

sekolah ia.

8. Seperti apa keluhan

tersebut?

Biasanya mereka protes kalau ada orang lain di

rumah yang bertentangan sama yang diajarkan di

sekolah ia. Kebetulan saya di rumah itu penghuninya

banyak ia, ada eyangnya, ada tantenya gitu nah,

biasanya mereka itu diii… karena mereka adalah

termasuk orang luar dari keluarga saya ia pastinya

terus yang mereka punya berbeda dengan keluarga

saya. Nah itu bsanya yang ngebuat anak saya protes

gitu.

9. Bagaimana bapak/ibu

mengatasinya?

Tapi saya kembalikan lagi bahwa setiap orang punya

aturan sendiri-sendiri, artinya yang dijalankan oleh

anak saya adalah peraturan yang kita buat sendiri

dari keluarga ini kita gitu.

Hasil

10. Apakah ada perubahan

yang diberikan putra/putri

bapak/ibu dalam hal

Oh ia pastinya ia, terutama untuk kreativitas ia.

Karena anak saya itu sekolah awalnya kan bukan

Page 228: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

210

karakter dan kreativitasnya

pada belajar setelah

bersekolah di SD Bukita

Aksara Semarang?

disini, disalah satu sekolah konvensional dikota

kecil. Jadi, otomatis aaa apa ia kreativitas dan

sebagainya tentu tidak seluas dengan sekarang.

Begitu saya pindahkan kesini dia jadi lebih aaaa

kreatif, kemudian lebih ekspresif, karena disini itu

memang difasilitasi anak-anak untuk bebas

mengeluarkan pendapat. Malah cenderung untuk

dipaksa anak itu untuk berpendapat gitu ia.

Kemudian anak-anak juga dipacu untuk lebih kreatif

kalau disini. Jadi kalau anak-anak yang misalnya

sering mentok ide gitu ia, eee itu biasanya guru akan

mencoba membukakan jalan tetapi anak yang eee

meneruskan gitu. Jadi guru akan tetep membantu

memberi pancingan gitu ia, tapi anak-anak tetep

harus bisa menyelesaikan sendiri. Karena memang

kan zaman sekarang ia untuk menciptakan eeee

manusia kreatif itu kan lebih sulit ia. Jadi kalau

misalkan anak disini menyebutkan engga tau,engga

bisa itu lebih seperti kata pantangan. Pasti bisa di

coba dulu gitu loh, anak-anak memang terkadang

harus dipaksa ia. Kadang kita kalau engga dipaksa

dulu kan otak kita engga jalan ia hehehe, ia seperti itu

kurang lebihnya..

11. Perubahan apa yang sangat

signifikan?

Eeeee lebih ekspresif, jadi dia lebih percaya diri.

Karena kalau disini itu apa pun yang disampaikan itu

dilarang untuk mencela, apa pun yang disampaikan

oleh teman salah betul itu tidak boleh mencela. Jadi

eeee harus memberikan penghargaan terhadap orang

yang memberikan pendapat. Masalah betul atau salah

itu biasanya akan kembali ke pihak guru, nanti guru

Page 229: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

211

yang akan menjadi penengah. Karena biasa pendapat

itu tidak ada benar tidak ada salah ia gitu.

12. Bagaimana hasil belajar

putra/putri bapak setelah

bersekolah di SD Bukit

Aksara Semarang?

Hasil belajarnya iaa baik dan pastinya meningkat.

Bukan hanya dari nilai akademik pastinya, dari nilai

karakter dan kreativitasnya pun jauh lebih baik.

13. Apakah bapak/ibu masih

memberi pelajaran

tambahan seperti les mata

pelajaran untuk

memaksimalkan

pembelajaran putra/putri

anda?

Les? Ada mata pelajaran ada diluar mata pelajaran.

Kalau les diluar mata pelajaran kan, karena di

sekolah engga ada.

14. Bagaimana bapak/ibu

mengomunikasikan

perkembangan putra/putri

dengan guru?

Eeeee ia ketemu janji ketemu dengan guru kelas

biasanya, kalau misalnya ada masalah, atau ada yang

ingin ditanyakan itu biasanya janji ketemu dengan

guru kelas itu di hari sabtu, atau sepulang sekolah

kalau memungkinkan.

15 Harapan apa yang ingin

bapak/ibu lakukan dalam

hal karakter dan kreativitas

putra/putri anda

kedepannya?

Oh ia, ia tentunya saya berharap itu dengan modal

hmm memiliki karakter yang baik itu dia bisa

diterima di lingkungan sosialnya. Kemudian dengan

kreativitasnya itu, itu bisa jadi skill tambahan dia

untuk masa depannya. Jadi eee dia tidak perlu harus

bergantung kepada orang lain untuk mendapatkan

satu pekerjaan gitu.

16. Harapan apa yang ingin

bapak/ibu lakukan dalam

hal karakter dan kreativitas

di SD Bukit Aksara

Semarang kedepannya?

Ia yang pasti eee berharapnya sekolah tetep menjaga

konsistennya eee memberikan pendidikan karakter.

Saya rasa yang dijalankan sekarang sudah tepat ia,

berharapnya ia tidak kurang dari yang sudah dijalani

sekarang.

Page 230: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

212

3. Hasil Wawancara dengan Orang Tua Siswa Kelas 1 SD Bukit Aksara

Semarang

Informan 3 : Lusi (Orang Tua)

Kode : OTL

Jabatan : Ibu Rumah Tangga

Hari/Tanggal : Selasa, 7 Februari 2017

Waktu : 11.58-12.10 WIB

Tempat : Ruang Tunggu

No Pertanyaan Jawaban

Perencanaan

1. Mengapa bapak/ibu

memilih SD Bukit Aksara

menjadi sekolah bagi

putra/putri anda?

Beda aja sama yang lain hehehe beda sama yang lain

aja, karena diiniinnya sama karakter anak. Bebas

anak-anak jadi bebas, bebas apa (diam sejenak) anak-

anak bebas mengeskpresikan diri. Engga yang diem

duduk gitu kan, diatur-atur gitu, ininya apa harus

duduk manis, ini kan agak-agak hehehe.

2 Apa sebelumnya bapak/ibu

sudah mengetahui bahwa

sekolah ini menerapkan

character building dan

creativity learning, apa

alasannya?

Ia kan tanya-tanya dulu sebelum masuk kan,

sebelumnya sih kan engga tau. Cuman pas kesini

tanya-tanya.

3 Dari mana bapak/ibu

mengetahui sekolah ini?

Deket rumah aja mbak hehehe cari yang deket, terus

nanya-nanya, terus memang ternyata bagus, beda

dari yang lain gitu ia, cocok aja.

4. Persiapan khusus apa yang

dilakukan oleh bapak/ibu

Haaaa santai sih maksudnya liat gimana aja

mengikuti anaknya. Engga yang harus disiapkan,

Page 231: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

213

sebelum putra/putrinya di

sekolahan disini?

eeee seininya aja.

Pelaksanaan

5 Bagaimana antusiasme dari

putra/putri bapak/ibu pada

saat bersekolah di SD

Bukit Aksara dengan

adanya character building

dan creativity learning

pada pembelajaran

tematik?

Hehehe apa ia hehehe (masih tertawa lalu diam)

bagus sih anaknya, malah lebih dari yang saya

harapkan hehehe. Dia terlalu bukan terlalu sih ya,

karena memang dibebaskan jadinya ia mereka

menganggap dirinya apa ia bebas ber ini aja mbak

gitu ia. Apa pun ia bebas aja gitu, engga takut sih

mengeluarkan ininya pendapatnya, terus misalnya

mau pengen ini, pengen itu, engga ada ininya gitu

loh. Meskipun ada aturan disini ia, tapi mereka

masih tetep bebas ber..inilah kreatif lah. Pokoknya

kreatif lah.

6. Bagaimana cara yang

dilakukan bapak/ibu untuk

menyeimbangkan nilai-

nilai karakter dan

kreativitas yang telah

diajarkan di sekolag

dengan pola asuh

bapak/ibu sebagai orang

tua?

Kalau aku tetep sih ia mbak ada aturannya kalau di

rumah yang memang ada batasnya tetep diarahkan

lah mbak, tetep diarahkan lah mbak.

7. Apakah ada keluhan dari

putra/putri bapak jika ada

perbedaan atas apa yang

telah diajarkan di sekolah

dengan kenyataan yang ada

di rumah dalam hal

karakter dan kreativitas?

Kadang ada.

8. Seperti apa keluhan

tersebut?

Perbedaannya kadang ada kadang ada (diam

sejenak), cuman saya balikin lagi ke anaknya. Kira-

kira bagus yang mana gitu loh. Terus dicari jalan

Page 232: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

214

tengahnya mbak, baiknya gimana mbak. Biasanya

saya balikin lagi ke anaknya mbak.

9. Bagaimana bapak/ibu

mengatasinya?

Berdiskusi lah kita berdiskusi heeh, tapi kalau

misalnya memang aturannya memang sudah jelas

saya lebih keras. Tapi kalau misalnya masih ditolerir

lah masih bisa diinilah kita bekerja sama diskusi.

Hasil

10. Apakah ada perubahan

yang diberikan putra/putri

bapak/ibu dalam hal

karakter dan kreativitasnya

pada belajar setelah

bersekolah di SD Bukita

Aksara Semarang?

Ada

11. Perubahan apa yang sangat

signifikan?

Hmmm bagus sih mbak hehehe apa ia (diam

sejenak), eee ini aja mbak pokoknya anaknya ia jadi

lebih kreatif kalau belajar dan lebih bertanggung

jawab, terus udah berani berpendapat mbak. Engga

ini sih ia maksudnya engga ngelakuin sesuai

keinginan mereka aja sih.

12. Bagaimana hasil belajar

putra/putri bapak setelah

bersekolah di SD Bukit

Aksara Semarang?

Belajarnya anaknya santai mbak hehehe karena

mungkin engga engga apa ia, karena di di diiniin

anaknya sih belajarnya santai cuman memang eee

perlu karena santainya itu disini dia dibebaskan untuk

berkreatif ia. Apa pun mereka gimana mereka gitu,

tapi kadang harus perlu diini juga. Kalau terlalu

santai mereka malah ini kebablasan cuek gitu

belajarnya gimana mereka.

13. Apakah bapak/ibu masih

memberi pelajaran

tambahan seperti les mata

Engga ada saya engga ada, tapi kalau yang lain engga

Page 233: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

215

pelajaran untuk

memaksimalkan

pembelajaran putra/putri

anda?

tau.

14. Bagaimana bapak/ibu

mengomunikasikan

perkembangan putra/putri

dengan guru?

Biasanya lewat saya langsung ngobrol sama gurunya,

kadang lewat telfon, kalau bisa ketemu ketemu

langsung. Kadang juga kan kita tiap bulan ada group

sharing berapa bulan sekali di kelas dengan guru wali

kelas.

15 Harapan apa yang ingin

bapak/ibu lakukan dalam

hal karakter dan kreativitas

putra/putri anda

kedepannya?

Karakter harapannya sesuai minat mereka aja deh

mbak yang disukai gitu maksudnya

dikembangkannya gitu ia, karakter mereka pokoknya

gimana. Terus apa ia, udah sih kalau saya mbak

engga memaksakan.

16. Harapan apa yang ingin

bapak/ibu lakukan dalam

hal karakter dan kreativitas

di SD Bukit Aksara

Semarang kedepannya?

Harapannya apa ia, ia lebih ditingkatin lagi aja sih

lebih labih baik lagi dalam semuanya. Orang ini kan

ke anaknya (diam sejenak), udah lah itu paling apa ia

lebih baik semuanya deh hehehe.

Page 234: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

216

4. Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas 1SD Bukit Aksara Semarang

Informan 4 : Eveline Mirrla A

5 Putu Naraya D A

Kode 4 : SEM

5 SPN

Jabatan : Pelajar

Hari/Tanggal : Rabu, 8 Februari 2017

Waktu : 08.55-09.27 WIB

Tempat : Ruang Kelas 1

No Pertanyaan Jawaban

Pelaksanaan

1. Bagaimana kegiatan

pembelajaran di kelas

menurut adik-adik?

Alasannya!

Vivi: Aaaaaaa enak ena, karena ada teman-teman.

Nara: Menyenangkan, sangat menyenangkan soalnya

Bu Yani sudah mengajarkan kita, soalnya sudah

mengajarkan kita mengajarkan kita.

2. Apa ada aturan khusus

mengenai karakter?

Vivi: Ada, itu ia. Apa? Yang hari ini? Yang

Februari? Terus berusaha sampai saya berhasil, terus

bersusaha sampai saya berhasil.

Nara: Apa? Aturan? Karakter kesepakatan kelas 1,

ada kesepakatan tuh yang dideket karakter. Terus

berusaha sampai saya berhasil.

3.. Seperti apa aturan tersebut?

Vivi: Aaaaaa sering kasih tau, memberitahukannya

terutama Gilang sama Rio.

Page 235: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

217

Nara: Hmmmm sama kaya Vivi.

4. Bagaimana jika ada

diantara teman kalian yang

melanggar aturan tersebut?

Vivi: Dikasih tahu kalo ga lapor Bu Yani.

Nara: Ia jangan mengulanginya lagi, kan sudah ada di

karakter.

5. Bagaimana jika ada teman

yang belum mengerti

pelajaran?

Vivi: Nara Nara itu apa? Dibantuin aaaaaa tunjukin

kaya gimana ditunjukin mana yang belum bisa.

Nara: Diajarin heeh, diajarin sampai berhasil atau

berusaha sendiri biar berhasil (sampil tersenyum).

Kan ada karakter.

6. Pada saat mengerjakan

tugas, apakah adik-adik

harus mengerjakannya

dengan kreatif?

.Vivi: Ia aaaa bagus. Ia aaa bagus Nara selalu bagus,

Nara udah pinter gambar ko. Kamu les gambar?

Nara: Bagus aku bagus (sambil tertawa malu karena

dipuji Vivi), aaa aku engga diajarin aku buat sendiri,

aku engga pernah les. Biar nilainya bagus, aku bagus

maunya haaaah, biar nulis cepet kaya gitu

weweweweewww.

7. Bagaimana caranya agar

bisa mengerjakannya

dengan kreatif?

Vivi: Hmm pake penggaris, kalau menggambar itu

pake penggaris. Harus belajar terus yap pinter, biar

naik kelas lagi naik kelas lagi sampe akhir tahun

dunia.

Nara: Belajar terus biar nilainya bagus, biar nilai

semuanya bagus. Harus belajar terus heeh biar pinter

biar bisa naik kelas sampe smp smp smp.

8. Menurut adik-adik cara ibu

guru mengajar dikelas

seperti apa?

Vivi: Kalo mau lc (learning center) dikasih tahu dulu,

dicontohin dulu cara main lc.

Nara: Kalau ulangan kalau mau ulangan harus belajar

Page 236: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

218

dulu biar bisa, biar bisa ulangannya terus kalo bisa

dapet nilai 100 bisa naik kelas 2, 3, 4, 5, 6.

9. Apakah ibu guru suka

memberi nasehat jika ada

yang belum benar dalam

belajar

Vivi: Aaaaaa (sambil memikirkan jawaban).

Nara: Suka suka suka.

10. Nasehatnya seperti apa? Vivi: Ia kalo hari Jumat biasanya dikasih reward

stars yang tertib, yang berhasil, masing-masing satu.

Tau ga kenapa aku dapet 10? Soalnya kalo imunisasi

dapet 2.

Nara: Aaaah suka, jadi misalnya Rio punya reward

stars hmmm lima terus ga tertib ia udah diambil Bu

Yani jadi empat.

11. Apa yang adik-adik

rasakan ketika belajar

didalam kelas? Asalannya!

Vivi: Aaaah enak, belajar dengan teman-teman, aaah

teman-teman. Oooh bisa bermain dengan teman-

teman.

Nara: Sangat menyenangkan karena eeeee apa ia lupa

ga tau lagi, menyenangkan bagi teman-teman dan Bu

Yani.

12. Bagaimana cara yang

dilakukan ibu guru jika

adik-adik belum mengerti

materi yang sedang

diajarkan?

Vivi: Diajarin lagi dikasih tau sama Bu Yani.

Nara: Aaaa itu kan nanti suka ditanya sama Bu Yani,

yang belum ngertinya.

13. Belajar yang seperti apa

yang disukai adik-adik?

Vivi: Hmmm apa ia, iaaaa bareng sama temen-temen.

Nara: Aku suka membaca buku

14. Kenapa adik suka belajar

yang seperti itu?

Vivi: Aaaa kan kalo sama temen-temen itu bisa

Page 237: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

219

sama-sama bareng jadi seneng belajarnya.

Nara: Biar aku jadi pintar kan cita-cita ku jadi dokter

anak, aku suka anak kecil.

Hasil

15 Bagaimana perasaan adik-

adik setelah sekolah disini?

Vivi: Aaaa seneng, senengnya banyak teman-teman.

Nara: Sangat menyenangkan bisa kreatif , kreatif

membuat apa saja membuat membuat apa jendela,

buku, aaa bisa buat apa saja di sekolah hehehe.

16. Hasil yang adik-adik dapat

apa sudah sesuai dengan

yang adik-adik inginkan?

Vivi: Aaaa agama waktu pertama kali ulangan sama

Pak Elya 99.

Nara: Aku pas pertama kalinya ulangan dapet 100.

17. Menurut adik-adik lebih

penting mana antara

karakter yang baik dengan

nilai yang baik?

Vivi: Aaaa karakter karena bisa mengajarkan kita

jadi tertib dan fokus.

Nara: Karakter nanti besarnya berubah jadi baik.

18. Sikap karakter apa yang

sudah asik-adik lakukan

selama di sekolah dan di

rumah?

Vivi: Aaaaaa karakter tuh dari semester 1 sampai

semester 2.

Nara: Aaaa sampe satu pertama tuh, merapikan

barang-barang di sekitar saya, menjaga kebersihan

dan kerapian tempat belajar dan bermain saya,

mengembalikan barang ke tempat semula, memakai

barang-barang sesuai kegunaannya, mengembalikan

barang kepada pemiliknya, mengubah hal-hal yang

bisa saya ubah.

19. Apakah sikap karater yang

telah diajarkan di sekolah

sesuai dengan yang

Vivi: Aaaaaa yap samanya harus belajar

Page 238: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

220

diajarkan oleh orang tua

kalian di rumah?

mendengarkan.

Nara: Aaaaaa aku kalo itu kalo pulang sekolah aku

makan, terus tidur, terus mandi, main nonton tv satu

jam saja. Tidurnya di suruh Bu Yani jam 8 kan paling

lama jam 8 malam.

20. Bagaimana cara yang adik-

adik lakukan agar sikap

karakter yang diajarkan di

sekolah dan di rumah bisa

diterapkan dua-duanya oleh

kalian?

Vivi: Harus belajar mendengarkan terus harus selalu

berusaha kalau misalnya aku engga bisa.

Nara: Aaaa kalo di rumah juga harus sama kaya di

sekolah harus tertib, di sekolah aku suka bersih-

bersih terus aku juga dirumah bersih-bersih.

21. Apa hasil karya adik-adik

sudah semakin bagus dari

awal masuk sampai

sekarang?

Vivi: Makin bagus, makin bagus (sambil memainkan

mainannya di atas meja) biar kalo meng kalo guru

meminta membuat KTK lagi biar misalkan nilainya

bagus, engga ada yang jelek engga ada yang bagus,

semuanya bagus.

Nara: Makin bagus, soalnya nilai-nilainya bagus.

22. Apa dengan adanya

pendidikan karakter dan

kreativitas membantu adik-

adik dalam belajar selama

ini?

Vivi: Ia, agar menjadi pintar.

Nara: Membantu, karenaaaa aaa aku sama kaya Vivi

aja.

Page 239: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

221

5. Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas 1 SD Bukit Aksara Semarang

Informan 6 : Gilang Aurellio S

7 Kiara Devani

Kode 6 : SGA

7 SKD

Jabatan : Pelajar

Hari/Tanggal : Rabu, 8 Februari 2017

Waktu : 10.00-10.29 WIB

Tempat : Ruang Kelas 1

No Pertanyaan Jawaban

Pelaksanaan

1. Bagaimana kegiatan

pembelajaran di kelas

menurut adik-adik?

Alasannya!

Gilang: Itu belajar di kelas itu mengerjakan tugas

dari sekolah

Kiara : Engga tahu (sambil menggelengkan kepala),

ada yang tertib ada yang ga tertib.

2. Apa ada aturan khusus

mengenai karakter?

Gilang: Ada

Kiara : Engga tahu miss (sambil melihat soal

pertanyaan)

3. Seperti apa aturan tersebut? Gilang: Sabar, maaf, permisi, tolong, tertib.

Kiara : Hmmmmmmmm

4. Bagaimana jika ada

diantara teman kalian yang

melanggar aturan tersebut?

Gilang: Harus belajar menjaga sikap, jangan nakal.

Page 240: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

222

Kiara : Hmm hmm hmm ga tau.

5. Bagaimana jika ada teman

yang belum mengerti

pelajaran?

Gilang: Ngajarin sama memberi tau.

Kiara : Hmmm ga tau, ga tau (sambil

menggoyangkan kursi).

6. Pada saat mengerjakan

tugas, apakah adik-adik

harus mengerjakannya

dengan kreatif?

Gilang: Kreatif, soalnya nanti dapat nilai.

Kiara : Kreatif, hmmmm ga tau hehhh.

7. Bagaimana caranya agar

bisa mengerjakannya

dengan kreatif?

Gilang: Harus berbuat baik sama teman.

Kiara : Ga tau, eeeehh eeeehhh.

8. Menurut adik-adik cara ibu

guru mengajar dikelas

seperti apa?

Gilang: Mengajarkan menulis dengan baik.

Kiara : Ga tau, masalahnya caranya aku ga tau.

9. Apakah ibu guru suka

memberi nasehat jika ada

yang belum benar dalam

belajar

Gilang: Ia.

Kiara : Hmmmm (sambil menggeleng-gelengkan

kepala).

10. Nasehatnya seperti apa? Gilang: Mengajarkan teman-teman lancar nulis.

Kiara : Aku ga tau tanyanya, aku ga tau caranya

ngomong.

11. Apa yang adik-adik

rasakan ketika belajar

didalam kelas? Asalannya!

Gilang: Gembira, soalnya aku senang mengerjakan

tugas.

Kiara : Engga seneng, kalau hmmm ada yang nakl.

12. Bagaimana cara yang

dilakukan ibu guru jika

adik-adik belum mengerti

materi yang sedang

diajarkan?

Gilang: Ngasih tau Gilang ngerjakan, udah gitu aja.

Kiara : Aaaaah ga tau.

Page 241: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

223

13. Belajar yang seperti apa

yang disukai adik-adik?

Gilang: Yang…. Yangg… yaaangg gampang.

Kiara : Semuanya karena aku suka belajar.

14. Kenapa adik suka belajar

yang seperti itu?

Gilang: Suka yang gampang aja.

Kiara : Aku suka Bahasa Inggris, aku ga ngerti

Bahasa Jawa miss.

Hasil

15 Bagaimana perasaan adik-

adik setelah sekolah disini?

Gilang: Senang, ada teman banyak.

Kiara : Ahhhh ga tau aaaah haaa aaah aaah aaah

bahagia aaahh ga tau ga tau miss.

16. Hasil yang adik-adik dapat

apa sudah sesuai dengan

yang adik-adik inginkan?

Gilang: Dapet nilai bagus.

Kiara :Hmmm ga tau (sambil menaikkan

pundaknya).

17. Menurut adik-adik lebih

penting mana antara

karakter yang baik dengan

nilai yang baik?

Gilang: Karakter soalnya nanti bisa buat jadi baik

semua orang.

Kiara : Karakter itu apa ga tau.

18. Sikap karakter apa yang

sudah asik-adik lakukan

selama di sekolah dan di

rumah?

Gilang: Aku seneng belajar matematika, aku senang

bermain.

Kiara : Hmmm ga tau.

19. Apakah sikap karater yang

telah diajarkan di sekolah

sesuai dengan yang

diajarkan oleh orang tua

kalian di rumah?

Gilang: Sama, soalnya lebih penting.

Kiara : Engga, biarin aku aja. Aku tuh sukanya

mainan tapi bukan main game.

20. Bagaimana cara yang adik-

adik lakukan agar sikap

Gilang: Aku suka merapikan barang-barang kalau

Page 242: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

224

karakter yang diajarkan di

sekolah dan di rumah bisa

diterapkan dua-duanya oleh

kalian?

abis main di rumah, sama kaya kalau aku di sekolah.

Kiara : Ga tau, ga tau, ga tau, semuanya ga tau.

21. Apa hasil karya adik-adik

sudah semakin bagus dari

awal masuk sampai

sekarang?

Gilang: Udah.

Kiara : Hmm hmm jangan bilang.

22. Apa dengan adanya

pendidikan karakter dan

kreativitas membantu adik-

adik dalam belajar selama

ini?

Gilang: Bagus, bisa tertib, tenang mendengarkan

guru.

Kiara : Ga tau katanya miss.

Page 243: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

225

6. Hasil Wawancara dengan Orang Tua Siswa Kelas 1 SD Bukit Aksara

Semarang

Informan 8 : Widia Natalia

Kode 4 : OTW

Jabatan : Ibu Rumah Tangga

Hari/Tanggal : Rabu, 8 Februari 2017

Waktu : 12.06-12.19 WIB

Tempat : Ruang Tunggu

No Pertanyaan Jawaban

Perencanaan

1. Mengapa bapak/ibu

memilih SD Bukit Aksara

menjadi sekolah bagi

putra/putri anda?

Hmmm yang pertama yang milih anaknya loh jujur

loh. Kan awalnya dari TKnya dulu eeeeee (diam

sejenak) kemudian yang saya liat disini eeee yang

menjadi apa titik beratnya pendidikan karakter bukan

hanya sekedr akademis. Kalau akademis saya cari

sekolah lain, tapi karena dia lebih memberatkan di

pendidikan karakternya itu yang membuat saya itu

jadi lebih yakin untuk pilih kesini pilih Bukit Aksara

gitu.

2 Apa sebelumnya bapak/ibu

sudah mengetahui bahwa

sekolah ini menerapkan

character building dan

creativity learning, apa

alasannya?

Awalnya kan direfrensikan sama sama sodara yang

sekarang anaknya kelas 5. Eeee terus saya dateng,

nah akhirnya ada seperti penjelasan gitu kan waktu

itu masih dengan Bu Yuli yang sekarang ketua

yayasannya. Nah terus akhirnya ia udah ok.

3 Dari mana bapak/ibu

mengetahui sekolah ini?

Dari saudara

Page 244: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

226

4. Persiapan khusus apa yang

dilakukan oleh bapak/ibu

sebelum putra/putrinya di

sekolahan disini?

SDnya? Engga ada waktu masuk Gabby itu belum

lancar baca tulis hehe. Jadi dari TKnya pun disini

tidak ada pendidikan calistung yang terlalu hanya

pengenal. Tidak ada persiapan khusus.

Pelaksanaan

5 Bagaimana antusiasme dari

putra/putri bapak/ibu pada

saat bersekolah di SD

Bukit Aksara dengan

adanya character building

dan creativity learning

pada pembelajaran

tematik?

Hmmm antusias belajarnya seperti apa ia, dia happy

happy aja kalau sekolah. Dia happy happy aja sih.

Dia tidak happy kalau suruh mengerjakan

matematika dengan papihnya hahaha itu dia sedih.

6. Bagaimana cara yang

dilakukan bapak/ibu untuk

menyeimbangkan nilai-

nilai karakter dan

kreativitas yang telah

diajarkan di sekolag

dengan pola asuh

bapak/ibu sebagai orang

tua?

Eeee ia intinya sejak kenal bukit aksara, itu kenal tiga

kata ajaib itu diterapkan di rumah. Mulai dari yang

apa tolong, maaf, dan terima kasih itu wajib.

Walaupun ada yang tidak bisa menerapkan, itu

bapaknya gengsinya gede. Terus kalau untuk

kreativitas di rumah itu saya kasih ruang, kalau

mislanya dia pengen main. Main yang tidak

berbahaya ia, jadi dia bisa ketemu botol itu ia jadi

kaya tukang rongsok sih memang ketemu botol

engga boleh di buang, buat ini mamih, nanti ketemu

apa, cuma sekedar gambar itu bisa diajak cerita main

sama Razim, bikin cerita.

7. Apakah ada keluhan dari

putra/putri bapak jika ada

perbedaan atas apa yang

telah diajarkan di sekolah

dengan kenyataan yang ada

di rumah dalam hal

karakter dan kreativitas?

Ada.

Page 245: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

227

8. Seperti apa keluhan

tersebut?

Kalau di sekolah dia lebih bertanggung jawab dari

pada di rumah. Seperti contoh membereskan mainan,

kalau di sekolah itu engga usah disuruh sudah tahu

dia. Coba kalau di rumah, hmm dia pintar memutar

balikan perannya kakaknya yang disuruh beresin

uahahaha. Itu Gabby loh pinter dia, nanti dia kalau

disuruh beresin cuma ngambil satuuuu nanti jalannya

lamaaaa banget. Nanti kan dia balik lagi udah beres

hehehe.

9. Bagaimana bapak/ibu

mengatasinya?

Iaaa… Saya suruh kakaknya engga boleh

membereskan, jadi harus sampai selesai dia yang

beresin cuma seperti itu sih caranya.

Hasil

10. Apakah ada perubahan

yang diberikan putra/putri

bapak/ibu dalam hal

karakter dan kreativitasnya

pada belajar setelah

bersekolah di SD Bukita

Aksara Semarang?

Apa iaaaa.

11. Perubahan apa yang sangat

signifikan?

Masalahnya dari TK sih jadi kan bingung ia sudah.

12. Bagaimana hasil belajar

putra/putri bapak setelah

bersekolah di SD Bukit

Aksara Semarang?

Eeeeee hasil belajar itu kan relatif ia, karena saya

juga engga mepatok anak harus dapetnya 100 atau 90

sampai 100 tuh engga. Cuman ojo elek-elek banget

ngono loh ehehhe jangan jelek-jelek banget lah gitu

loh. Maksudnya misalnya dia bisa mengerti eee dan

bisa diterapkan gitu loh. Misalnya kalau matematika

itu kan dibawa sampai kapan pun. Engga cuma pada

Page 246: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

228

saat dia ketemu pelajarannya. Ia nilainya kalau

Gabby, Gabby lumayan. Gabby bagus-bagus

dibanding Razin.

13. Apakah bapak/ibu masih

memberi pelajaran

tambahan seperti les mata

pelajaran untuk

memaksimalkan

pembelajaran putra/putri

anda?

Oh engga, anaknya engga mau les. Karena mereka

sudah tau kalau les berarti jamnya nambah

belajarnya. Jadi mereka engga mau, mereka cape.

Jadi engga ada yang les.

14. Bagaimana bapak/ibu

mengomunikasikan

perkembangan putra/putri

dengan guru?

Heeeeeh saya terlalu open ia, terlalu open. Jadi

terlalu ia misalnya ada kasus, anak saya kena

masalah kalau dia bisa selesein sendiri. Tapi kalau

memang tidak bisa ia sudah, jadi engga dikit-dikit,

engga dikit-dikit ngomong, tapi ia terbuka.

15 Harapan apa yang ingin

bapak/ibu lakukan dalam

hal karakter dan kreativitas

putra/putri anda

kedepannya?

Harapannya kepada anaknya? Hmmmmm apa yang

dipelajarin di sekolah itu dapat diterapin di rumah,

misalnya untuk sabar, mau bertanggung jawab, itu

sih. Karena nilai itu tidak menentukan segalanya,

betul?

16. Harapan apa yang ingin

bapak/ibu lakukan dalam

hal karakter dan kreativitas

di SD Bukit Aksara

Semarang kedepannya?

Ia apa ia hehehe (diam sejenak), kan kalau masalah

misalnya dari sekolah memberikan pendidikan tidak

hanya anak tapi juga ke orang tua sudah. Ada

sekolahnya buat orang tuanya, apa ia? Ia lebih baik

lagi memang sih, ia makin lebih baik lagi. Kan kalau

minta tempat parkirnya jadi lebih gede lagi jelas

engga mungkin hehehhe uahaha.

Page 247: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

229

7. Hasil Wawancara dengan Orang Tua Siswa Kelas 1 SD Bukit Aksara

Semarang

Informan 9 : Poppy

Kode : OTP

Jabatan : Ibu Rumah Tangga

Hari/Tanggal : Kamis, 9 Februari 2017

Waktu : 10.00-10.29 WIB

Tempat : Ruang Tunggu

No Pertanyaan Jawaban

Perencanaan

1. Mengapa bapak/ibu

memilih SD Bukit Aksara

menjadi sekolah bagi

putra/putri anda?

Hmmmmmm sekolahnya berkarakter, beda sama

sekolah-sekolah lain. Ini nasional basicnya, sekolah

nasional

2 Apa sebelumnya bapak/ibu

sudah mengetahui bahwa

sekolah ini menerapkan

character building dan

creativity learning, apa

alasannya?

Eeeh udah.

3 Dari mana bapak/ibu

mengetahui sekolah ini?

Hmmmm dariiii… siapa ya sepupu. Eeee ngeliat aja

maksudnya sekolahnya lain itu berkarakter itu. Kalau

yang lain-lain kan banyaknya classical.

4. Persiapan khusus apa yang

dilakukan oleh bapak/ibu

sebelum putra/putrinya di

sekolahan disini?

Hmmm nyari-nyari sekolah gitu? Engga ada

persiapan khusus, paling juga sosialisasi anaknya aja.

Kan dia punya temen-temen baru, guru baru, tempat

baru.

Page 248: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

230

Pelaksanaan

5 Bagaimana antusiasme dari

putra/putri bapak/ibu pada

saat bersekolah di SD

Bukit Aksara dengan

adanya character building

dan creativity learning

pada pembelajaran

tematik?

Hmmmmmmm seneng, heeh seneng. Apa ia hehehe

(ketawa) sosialisasinya sama temen-temennya engga

masalah, belajarnya juga bisa ngikutin.

6. Bagaimana cara yang

dilakukan bapak/ibu untuk

menyeimbangkan nilai-

nilai karakter dan

kreativitas yang telah

diajarkan di sekolag

dengan pola asuh

bapak/ibu sebagai orang

tua?

Hmmmmm ngikutin ini apa diterapin yang di sekolah

sama yang peraturan di sekolah? Hmmm apa ia

(diam sejenak) hehehe engga tau itu.

Nyeimbanginnya sering komunikasi dengan sekolah

dengan anaknya.

7. Apakah ada keluhan dari

putra/putri bapak jika ada

perbedaan atas apa yang

telah diajarkan di sekolah

dengan kenyataan yang ada

di rumah dalam hal

karakter dan kreativitas?

Ia kembali lagi ke peraturan awal sering

berkomunikasi juga.

8. Seperti apa keluhan

tersebut?

Engga ada sih.

9. Bagaimana bapak/ibu

mengatasinya?

(tidak ada jawaban)

Hasil

10. Apakah ada perubahan

yang diberikan putra/putri

bapak/ibu dalam hal

karakter dan kreativitasnya

pada belajar setelah

bersekolah di SD Bukita

Aksara Semarang?

Hmmm lebih tertib, terus hmmm (diam sejenak).

Semakin berkembang anaknya, tahu aturan.

11. Perubahan apa yang sangat Lebih mau apa ia, berani berpendapat heeh.

Page 249: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

231

signifikan?

12. Bagaimana hasil belajar

putra/putri bapak setelah

bersekolah di SD Bukit

Aksara Semarang?

(diam sejenak) bagus sih lumayan.

13. Apakah bapak/ibu masih

memberi pelajaran

tambahan seperti les mata

pelajaran untuk

memaksimalkan

pembelajaran putra/putri

anda?

Heeh mata pelajaran untuk dia tidak hanya satu buku,

jadi dia punya banyak hhhhm apa ia literatur lain gitu

selain dari buku sini maksdunya begitu tambahan

lesnya gitu dengan guru lain. Les mapel sama

melukis gambar.

14. Bagaimana bapak/ibu

mengomunikasikan

perkembangan putra/putri

dengan guru?

Lewat buku komunikasi, lewat sharing parenting

class.

15 Harapan apa yang ingin

bapak/ibu lakukan dalam

hal karakter dan kreativitas

putra/putri anda

kedepannya?

Lebih mandiri, lebih kreatif, lebih bisa

berkomunikasi, lebih tertib.

16. Harapan apa yang ingin

bapak/ibu lakukan dalam

hal karakter dan kreativitas

di SD Bukit Aksara

Semarang kedepannya?

Hmmmm dipertahankan aja yang udah ada (diam

sejenak). Lebih mendengarkan kritiakn-kritikan

positif dari orang tua murid.

Page 250: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

232

8. Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas 1 SD Bukit Aksara Semarang

Informan 10 : Sri Mulyani, S.Pd

Kode : GK

Jabatan : Guru Kelas 1

Hari/Tanggal : Sabtu, 18 Februari 2017

Waktu : 10.00-10.29 WIB

Tempat : Ruang Kelas 1

No Pertanyaan Jawaban

Perencanaan

1. Bagaimana persiapan yang

dilakukan sebelum

pembelajaran?

Ia biasanya RP itu RPP itu saya buat seeebelum

bulan itu masuk, jadi kalo RPP bulan Februari berarti

saya buatnya bulan Januari. Kalau nanti saya

meeeeengajikannya untuk bulan Maret, berarti

Februari ini RPP untuk tema bulan Maret harus

sudah siap.

2 Perangkat apa saja yang

dibutuhkan demi mnunjang

nilai character building

dan creativity learning

pada pembelajaran

tematik?

Kalo kalau bahan itu memang saya sesuaikan dengan

pembelajaran, jadi saya menyiapkan pembelajaran

untuk hari Senin misalkan jadi hari Sabtu ini saya

siapkan. Dari RPP itu kan saya lihat nih kegiatannya

apa, kemudian bahan yang saya butuhkan apa, itu

saya siapkan di hari Sabtu. Jadi hari Senin disaat

mereka belajar bahan sudah saya siapkan nanti anak

memilih sendiri, jadi mau pake bahan apa saja.

Seperti yang sudah diii Mbak Wiwid kemarin lihat

kan, saya tidak pernah menyiapkan kan anak-anak

ambil dari rak ia. Kalau seperti mau menimbang

Page 251: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

233

kemarin mengukur menimbang berat atau apa

mereka milih-milih sendiri, cari bahan sendiri, ada

yang ambil balok, ada yang milih batu, ada yang

ambil kelereng, ada yang ambil aaaa apa namanya

manik-manik, itu mereka saya silahkan sendiri

silahkan apa yang penting segala yang dibutuhkan

saya siapin. Mereka pilih sendiri, kreativitas mereka

yang tentukan sendriri. Jadi kami guru hanya

memfasilitasi sebagai fasilitator, kami hanya

menyiapkan bahan-bahan untuk menunjang

pembelajaran mereka bahwa kalian belajarnya ini,

temanya ini, silahkan pilih sendiri, bahan-bahannya

apa, kemudian kalian mau buat untuk menyelesaikan

tugas itu seperti apa, itu mereka akan berkreativitas

sendiri. Yang pasti tema, aaa kd itu sudah dilakukan

sesuai dengan pembelajarannya seperti itu. Jadi kami

aaa walaupun kami ingin memberikan kebebasan

kepada anak, kompetensi dasar tetap kami utamakan

sesuai itu. Pokoknya kami belajar sesuai dengan kd

yang sudah ada, bahkan penilaian kami juga saya

pisah-pisah menurut kd bukan hanya sekedar mapel.

Perencanaan kami memang, kami harus mateng

sebelum kami terjun ke lapangan.

3 Metode apa yang

digunakan dalam

menerapkan character

building dan creativity

learning pada

pembelajaran tematik?

Biasanya kami menggunakan langsung lewat

demonstrasi.

4. Bagaimana metode tersebut

dapat diterapkan ke dalam

pembelajaran tematik?

Aaaa dan anak-anak kalo metode yang kami gunakan

lebih banyak ke demonstrasi ias. Seperti kemarin

Page 252: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

234

waktu apa namanya contohnya waktu menimbang

kan saya bener-bener langsung menggunakan

gantungan ini yang kalian pake, ini tas plastik untuk

tempat kalian itu, jadi kami lebih banyak bukan

hanya sekedar ceramah. Kalau ceramah kan anak

akan merasa, ko dari tadi Bu Yani bicara terus ia.

Kapan kami aaa mulai prakteknya ia? Karena apalagi

untuk anak kelas 1, kami bicara pun kami tidak

terlalu banyak untuk bicara teori. Jadi lebih baik

kami ke demonstrasi, kemudian anak cari ide sendiri,

bahan sendiri, kreativitas yang dimunculkan disitu,

jadi tanya jawab pun kami ada ke anak ia kan. Anak

akan aktif, jadi ga hanya sekedar mendengarkan saya.

Tapi dari mereka pun juga bisa keluar ide-ide yang

lain seperti itu. Jadi kami menggunakan metode lebih

banyak ke demonstrasi atau percobaan langsung ia

seperti itu. Dari pada hanya sekedar ceramah,

ceramah ia cuma ceramah hanya berapa persen saja

sih lebih banyak ke demonstrasi.

5. Apakah pemilihan metode

pembelajaran disesuaikan

dengan karakteristik

peserta didik?

Betul seperti contoh yang disini adalah terus yang di

bulan ini terus berusah sampai saya berhasil. Setiap

saya pembelajaran apa pun, secara langsung karakter

itu selalu saya ingatkan. Ia betul itu lebih enak ia kalo

kita banyak demonstrasinya, jadi aaa dengan

menggunakan alat peraga yang ada kita kenalkan ke

anak nanti kita akan main ini loh. Cuma dari bahan-

bahan yang kalian pake untuk misalkan mengukur,

untuk ini silahkan kalian boleh menggunakan apa

saja bisa kalian gunakan. Jadi tidak hanya terpaku

dari yang saya pake atau temen yang satu pake, tapi

Page 253: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

235

bebas seperti yang sudah kemaren.

6. Media apa yang digunakan

dalam pembelajaran

tematik yang menunjang

nilai-nilai karakter dan

kreativitas?

Kalau media sih saya gunakan banyak ia mbak ia,

banyak media sih. Aaa terkadang saya juga

menggunakan laptop itu dipake anak-anak, misalkan

mereka mau butuh sesuatu boleh ko kalian pake

laptopnya Bu Yani boleh. Jadi ia searching lewat

internet, tapi tetep dalam pengawasan saya. Karena

apa karena maaf di internet itu tiba-tiba muncul

sesuatu yang tidak menyenangkan. Jadi saya harus

memmm tetep mendampingi mereka dalam itu.

Cuma mereka memang saya kasih kesempatan itu,

untuk media kami memang banyak sekali misalkan

tidak hanya sekedar itu. Tapi juga ada gambar,

gambar itu ada jadi kami pilih aaa kami berikan

sebanyak-banyaknya tapi nanti merek yang memilih.

Kemudian disamping ada gambar, ada internet, kami

juga menggunakan musik ia sebagai bahan ajar kami

karena kalo diiii aaa dengan suasana yang beda itu

anak juga akan merasa nyaman. Terus kemudian

media yang kami gunakan tidak ia banyak sekali

media kalo Mbak Wiwid bisa liat disini kan media

kami tidak hanya terbatas pada kertas atau pun alat

tulis, tapi ada banyak hal. Karena kami disini guru

hanya sebagai fasilitator, yang perlu diingat itu kami

disini guru hanya sebagai fasilitator, hanya

memfasilitasi saja.

7. Bagaimana fasilitas

penunjang pembelajaran

tematik di sekolah?

Aaaa untuk segi fasilitas sih sudah memenuhi ia

mbak apa pun itu. Fasilitas yang kami siapkan kan

tidak harus mahal, bisa dari bahan-bahan limbah.

Contohnya kerdus ia kan, terus kertas yang sudah

Page 254: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

236

kami gunakan untuk itu apa kertas sampul surat itu

kan bisa. Jadi kami fasilitas yang sudah kami

sediakan disini sudah memenuhi untuk pembelajaran

tematik yang ada di sekolah dari kelas 1 sampai kelas

6. Kami tidak perlu bahan mahal, apa pun bisa kami

jadikan untuk sebagai fasilitas anak ia, bahan limbah

pun jadi. Yang pasti disini sudah berusaha untuk

berikan yang terbaik dan fasilitas kami yang disini

juga sudah menunjang lah untuk mereka ia kan.

8 Bagaimana ketersedian

sarana dan prasarana di

sekolah ini dalam

menunjang charater

building dan creativity

learning?

Sudah menunjang ia baik, sudah tersedia dengan

bagus.

Pelaksanaan

9 Bagaimana memunculkan

keasadaran siswa terhadap

character building dan

creativity learning dalam

pembelajaran tematik?

Biasanya kami aaa bahas pada saat circle time itu

pada saat anak-anak membentuk lingkaran, itu kami

bahas disitu. Dari satu kita mau belajar apa,

kemudian karakter kita yang kita pelajari apa, terus

teman-teman kita ada yang ga masuk tidak, terus juga

memberikan memberi tahu kepada mereka bahwa

kalo ada temennya yang sakit itu harus kita apa, kita

doakan mari doakan supaya temennya segera sembuh

dan bisa segera kembali sekolah. Itu biasanya kami

bahasnya di circle time. Jadi dari karakter, kemudian

mau belajar apa, kita mau coba peduli dengan teman

siapa yang ga masuk, kemudian tentang tiga kata

ajaib three magic word itu juga kami bahas saat

circle time. Pada saat circle time kita kasih

Page 255: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

237

kesempatan anak untuk cerita itu penting, supaya

mereka pada saat mereka sudah mulai belajar tidak

ada beban dalam pikiran lagi. Karena kalo, kalo ada

suatu yang mau diceritakan kalo belum diceritakan

kan pasti beban. Mereka mikir tadi aku belum cerita

ga dikasih kesempatan ia, nah itu loh saya ga mau

juga seperti itu. Jadi, di circle time itu bener-bener

apa pun dibahas sampe tuntas dan diselesaikan juga

disitu. Dan pada saat sudah selesai pembelajaran,

kami juga circle lagi atau ga mereka duduk, tapi saya

bahas ada masalah ga hari ini. Jadi kalo ada masalah

dalam pembelajaran, kami tuntaskan juga, kami

selesaikan, jadi pada saat anak pulang masalah tidak

ada. Mereka pulang tidak membawa masalah.

10. Sejauh mana kesiapan

siswa dalam belajar dengan

adanya character building

dan creativity learning?

Sejauh ini mereka sangat enjoy, seneng, dan hmm

mereka lebih walaupun dengan jam pulangnya siang

sekali, mereka tidak merasa itu beban. Bahkan

kemarin ada yang bilang, Bu Yani kenapa sih kalo

pas lc pulangnya cepet? Kayanya baru aja mulai deh,

tapi ko udah selesai. Bahkan ada yang ngomong

seperti itu, karena mereka merasa tidak tidak merasa

lama disini. Karena kalo dengan mereka berkegiatan,

mereka jalan, mereka bergerak dengan gerak

istilahnya mereka akan merasa nyaman-nyaman aja

mbak. Jadi, e bukan berarti wah aku ko bosan ia, aku

ko bosan, engga mereka malah seneng kan. Karena

mereka menyelesaikan tugasnya dengan bergerak

bukan hanya dengan sekedar duduk di korsi. Mereka

kan bisa duduk di bawah, mereka bisa duduk dimana

saja mereka mau kan

Page 256: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

238

11. Apakah pelaksanaan

pembelajaran telah sesuai

dengan apa yang

direncanakan sebelumnya?

Itu pasti sudah (diam sejenak), apa yang kami

lakukan itu pasti kami sesuaikan dengan yang sudah

kami buat. Seperti RPP kami tidak pernah

menyimpang dari situ, karena kalo yang kami buat

itu sudah disesuaikan dengan kd yang ada, aa sudah

kami sesuaikan dengan materi yang ada, tema yang

ada. Jadi kami tidak menyimpang dari apa yang

sudah kami buat. Apa yang sudah kami buat ya itu

yang kami laksanakan istilahnya seperti itu. Jadi

setiap RPP kalo saya di dari kelas 1 ini sudah ganti

berapa kali itu. Saya dari kelas 1 ini, saya sudah 7

tahun nih RPP ga pernah sama. Karena kami selalu

menggali menggali yang baru baru baru terus

bagaimana caranya membuat anak belajar itu lebih

nyaman, lebih seneng, lebih enjoy, dan kreativitas

mereka tetep muncul. Dan kreativitas apa pun yang

dihasilkan anak, kami selalu berikan penghargaan.

Kami tidak pernah mematikan kreatif itu dengan

mengatakan maaf ia kenapa seperti ini? tapi kami

selalu dengan kata-kata “maaf, boleh ga ditambahin

dengan yang lain?”. Jadi kami memang tidak pernah

menyalahkan anak, apa pun kreativitas itu tidak

pernah salah, tapi perlu dikembangkan ia.

12. Kendala apa yang dialami

selama proses

pembelajaran berlangsung

yang berkaitan dengan

character building dan

creativity learning?

Ia kalau kendala itu pasti anak melakukan hal yang

tidak disengaja. Kendalanya anak kurang peduli

dengan temennya sendiri. Seperti contoh media yang

digunakan untuk bersama-sama malah dibuat sendiri.

Page 257: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

239

13. Bagaimana mengatasi

kendala tersebut?

Biasanya kami hanya memberikan pengertian kepada

anak tentang kepedulian, tentang berbagi, bahwa itu

penting.

14. Bagaimana kondisi

lingkungan sekolah serta

kelas dalam penerapan

character building dan

creativity learning pada

pembelajaran tematik?

Kalau penerapan di kelas kami beri contoh terlebih

dahulu dan dibahas pada saat circle time. Kalau

sekolah sendiri ka sudah ada guru yang

mendampingi, sekolah juga mendukung sih. Saat

circle time apa permasalahan, disampaikan ke

sekolah. Kuncinya pada saat circle time.

15. Bagaimana antusiasme

siswa dalam mengikuti

pembelajaran tematik yang

dibekali character building

dan creativity learning?

Untuk kelas 1 antusiasnya luar biasa hahha dan

mereka sudah bisa menunjukannya dengan sikap

mereka yang bahagia (sambil menepuk tangannya),

ceria, tanpa beban. Jadi mereka sangat antusias sekali

sih setiap pembelajaran itu, mereka bukan merasa

terbebani karakternya ini ini ini engga. Karena kan

karekter itu pun dimasukkan saat mereka

beraktivitas, jadi mereka tidak merasa kan. Hanya itu

sudah mereka lakukan jadi begitu, dalam kreativitas

mereka makin bersemangat. Karena, disini itu

belajar dianggap bermain, jadi tanpa beban.

16. Strategi apa yang

digunakan agar nilai-nilai

karakter dan kreativitas

dapat masuk dalam

pembelajaran tematik?

Ia kita melihat dari diri kita sendiri dulu hehehe dan

menjadi role model. Saya memposisikan diri kepada

siswa dengan memberi contoh yang dekat dengan

mereka, bisa itu guru, bisa itu teman, bisa jadi ibu,

bisa orang tua (orang tua itu bisa ibu bisa ayah), atau

bisa menjadi orang yang paling dekat bagi mereka.

Dan strategi saya simple aja sih mbak, engga harus

yang gimana-gimana. Saya hanya memposisikan diri

aja sih mbak hehehe (sambil tersenyum).

Page 258: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

240

17. Uapaya apa yang akan

dilakukan atau sudah

dilakukan oleh ibu untuk

mewujudkan tujuan dari

character building dan

creativity learning?

Anak-anak sudah ada perubahan. Apa ia yang belum

saya lakukan, kayanya sudah saya lakukan deh mbak

(sambil tersenyum). Setidaknya sudah banyak

perubahan positif. Yang pasti itu penilaian positif,

anak konsisten apa yang sudah di lakukan di sekolah,

dan mereka juga melakukannya di rumah. Ada

pengaruh dari dampak positifnya, karena sudah

banyak orang tua yang merasakan hasilnya dari

sebelum anaknya di sekolahkan disini dan setelah

sekolah disini. Dan saya sudah melakukan yang

terbaik.

Hasil

18. Sistem penilaian apa yang

digunakan dalam menilai

karakter dan kreativitas

pada pembelajaran

tematik?

Seperti yang sudah saya jadi kami selalu buat ada

kriteria sendiri ia. Lalu kriteria itu ada kaya di

karakter, kami kan ada belum terlihat, mulai terlihat,

mulai berkembang, eee kemudian membudaya gitu

ada kriterianya tertentu untuk untuk karakter. Kalo

untuk penilaiannya, tuk penilaian kara e

keterampilannya itu kami sesuaikan dengan apa yang

kami sajikan untuk anak. Jadi kami ada poin-poin

tertentu, misalkan contohnya kaya membaca berarti

ada poinnya untuk, untuk poin sekian sampe sekian

berarti anak sudah bisa membaca dengan lancar. Sst

terus ada kriteria juga bahwa oh membacanya masih

harus perlu di eee di apa namanya belajar lagi

misalkan masih hanya atau kalau tidak kalimatnya

masih ada huruf yang hilang. Nah itu kami punya,

puya pon-poin sendiri dan sudah saya berikan disini

(sambil menunjukan kertas penilaian) itu nanti

silahkan bisa dilihat tiap penilaian kami punya

Page 259: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

241

kriteris-kriteria sendiri baik untuk penilaian sikap,

karakter, atau pun keterampilan anak-anak. Untuk

penilaian kami yang pengetahuan, kami sesuaikan

nilai kami sesuai dengan kd atau kompetensi dasar

yang ada. Misalkan kompetensinya pada saat itu

tentang aturan di rumah, berarti kdnya 32 berarti

kami hanya mengamati yang itu. Jadi kami

menilainya sesuai dengan kd. Pkn ada beberapa kd

masing-masing itu ada nilainya sendiri, Bahasa

Indonesia juga sama, ataupun Matematika sama.

Karena kita disini hanya tiga ada tiga mata pelajaran,

yaitu Bahasa Indonesia, Pkn, sama Matematika. Jadi,

kami menilai pengetahuan perkd.

19. Bagaimana sistem

penilaian tersebut dapat

diaplikasikan dalam sebuah

hasil laporan penilaian?

Kami mempunyai penilaian untuk pengetahuan,

penilaian yang disesuaikan dengan kd.

20. Patopakan yang digunakan

seperti apa?

Patokannya kalo patokan ada range ya mbak, ada kita

menggunakan range sendiri sih. Tapi range itu

memang kita lebih ke flexibel aja kita sesuaikan

dengan apa namanya dengan yang ada di kelas itu

sendiri sih. Jadi kita ga eeee pokonya patokan range

itu ada, tetapi kita bisa sesuaikan dengan kondisi

kelas yang ada aja. Kita ada range nilai ko, ada nilai

ko.

21. Dari mana patokan tersebut

digunakan?

Patokan digunakan karena sudah ada standarnya.

22. Apakah ada evaluasi yang

akan dilakukan terhadap

Kalau evaluasinya sih kami lakukan setiap hari ia, ia

Page 260: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

242

siswa berkaitan dengan

hasil dari implementasi

character building dan

creativity learning pada

pembelajaran tematik?

setiap kali anak-anak mau pulang kan kita evaluasi

selalu ada review. Kan kita selalu evaluasi saat

sebelum pulang itu ada circle time lagi kan. Ada kita

review kembali, kita belajar apa, kesulitannya apa,

kita bahas apa, kendalanya apa, ada masalah apa, itu

kan semuanya disitu. Jadi kita evaluasi kalo misalkan

mereka sudah melakukan yang baik pasti saya akan

mengucapkan terima kasih teman-teman sudah bisa

melakukan eeaa itu pasti. Jadi evaluasi kita lakukan

disitu.

23. Apakah ada evaluasi yang

akan diberikan kepada

orang tuas siswa berkaitan

dengan hasil dari

implementasi character

building dan creativity

learning pada

pembelajaran tematik?

Evaluasi ada.

24. Jika ada evaluasi apa yang

digunakan?

Evaluasi secara keseluruhan kepada orang tua itu

lewat rapot.

25. Kapan evaluasi dilakukan?

Kalo kepada anak pada saat circle time sebelum

pulang. Kalo evaluasi secara keseluruhan untuk

orang tua ia pas bagi rapot.

26. Bagaimana pelaksanaan

dari evaluasi tersebut?

Itu lewat rapot, aww satu lewat rapot, yang kedua

jika ada kong konsultasi tertentu dari orang tua yang

ingin bertemu sama saya biasanya saya sampaikan

evaluasi itu. Kalo evaluasi keseluruhan itu mereka

lewat rapot, untuk semua anak ia maksudnya. Untuk

semua anak evaluasi biasa saya sampaikan lewat

rapot. Atau kalo tidak lewar rapot, jika ada sesuatu

Page 261: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

243

yang sangat eee butuh perhatian khusus biasanya

saya akan memanggil orang tua.

27. Perubahan apa yang

tampak pada siswa setelah

diterapkannya character

building dan creativity

learning baik dalama

pembelajaran atau diluar

pembelajaran?

Banyak pengaruh postifnya pada mereka, imbasnya

kepada saat anak itu ada di rumah. Dirasakan oleh

orang tua mereka.

Page 262: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

244

Lampiran 15. Hasil Observasi Lingkungan Sekolah

Observer : Widliati Latifah

Tanggal Observasi : 6 Februari 2017

Hasil Nilai Observasi : 99 ( B )

Page 263: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

245

Lampiran 16. Hasil Observasi Guru

Observer : Widliati Latifah

1) Tanggal Observasi : 6 Februari 2017

Hasil Nilai Observasi : 100 ( A)

2) Tanggal Observasi : 7 Februari 2017

Hasil Nilai Observasi : 100 (A)

3) Tanggal Observasi : 8 Februari 2017

Hasil Nilai Observasi : 95 (A)

4) Tanggal Observasi : 13 Februari 2017

Hasil Nilai Observasi : 95 (A)

5) Tanggal Observasi : 14 Febaruari 2017

Hasil Nilai Observasi : 80 (B)

Page 264: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

246

Lampiran 17. Hasil Fokus Karakter Siswa

Observer : Widliati Latifah

Hal yang diobservasi : Sikap Siswa

No Nama Tanggal Fokus Karakter

Tertib Sabar

1 Eveline Mirrla A 6-02-17

7-02-17

8-02-17

13-02-17

14-02-17

100 (MM)

100 (MM)

100 (MM)

80 (MB)

80 (MB)

100 (MM)

100 (MM)

100 (MM)

100 (MM)

100 (MM)

2 Putu Naraya D A 6-02-17

7-02-17

8-02-17

13-02-17

14-02-17

100 (MM)

100 (MM)

100 (MM)

80 (MB)

100 (MB)

100 (MM)

100 (MM)

100 (MM)

100 (MM)

100 (MM)

3 Gilang Aurellio S 6-02-17

7-02-17

8-02-17

13-02-17

80 (MB)

80 (MB)

80 (MB)

80 (MB)

60 (MT)

75 (MB)

75 (MB)

80 (MB)

Page 265: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

247

14-02-17 80 (MB) 60 (MT)

4 Kiara Devani 6-02-17

7-02-17

8-02-17

13-02-17

14-02-17

80 (MB)

80 (MB)

80 (MB)

80 (MB)

80 (MB)

60 (MT)

75 (MB)

75 (MB)

80 (MB)

85 (MM)

Page 266: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

248

Lampiran 18. Hasil Character Building dan Creativity Learning

Observer : Widliati Latifah

No Nama Tanggal Hasil Character Building

dan Creativity Learning

1 Eveline Mirrla A 6-02-17

7-02-17

8-02-17

13-02-17

14-02-17

100 (MM)

100 (MM)

100 (MM)

100 (MM)

80 (MB)

100 (MM)

100 (MM)

100 (MM)

100 (MM)

100 (MM)

80 (MB)

80 (MB)

80 (MB)

80 (MB)

80 (MB)

2 Putu Naraya D A 6-02-17

7-02-17

8-02-17

13-02-17

14-02-17

3 Gilang Aurellio S 6-02-17

7-02-17

8-02-17

13-02-17

14-02-17

Page 267: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

249

4 Kiara Devani 6-02-17

7-02-17

8-02-17

13-02-17

14-02-17

80 (MB)

80 (MB)

80 (MB)

80 (MB)

80 (MB)

Page 268: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

250

Lampiran 19. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Page 269: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

251

Page 270: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

252

Page 271: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

253

Page 272: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

254

Page 273: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

255

Page 274: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

256

Lampiran 20. Rentang Score

Page 275: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

257

Lampiran 21. Penilaian Harian Kelas

Page 276: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

258

Lampiran 22. Jurnal Karakter Siswa

Page 277: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

259

Lampiran 23. Penilaian Character Building

Page 278: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

260

Lampiran 24. Penilaian Creativity Learning

Page 279: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

261

Lampiran 25. Penilaian Tematik

Page 280: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

262

Page 281: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

263

Page 282: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

264

Lampiran 26. Hasil Latihan Tema

Page 283: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

265

Page 284: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

266

Page 285: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

267

Page 286: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

268

Lampiran 27. Hasil Kreativitas

Page 287: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

269

Lampiran 28. Dokumentasi Foto-Foto

Kegiatan Menjemur Pembelajaran Tema

Kegiatan Menyetrika Pembelajaran Tema

Page 288: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

270

Gazebo

Kebun Sekolah

Page 289: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

271

Ruang TU

Toilet

Page 290: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

272

Ruang Parkir

Koperasi Sekolah

Page 291: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

273

Ruang Guru

Ruang UKS

Page 292: CREATIVITY LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS ...lib.unnes.ac.id/26490/1/1102412002.pdf · kelas 1 dengan pembelajaran tematik, karena usia siswa kelas 1 merupakan usia

274

Wawancara dengan Guru Kelas 1

Z

Wawancara dengan Kepala SD Bukit Aksara Semarang