Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat...

136

Transcript of Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat...

Page 1: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10
Page 2: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

Diterbitkan oleh:

BADAN PENDIDIKAN KRISTEN PENABUR (BPK PENABUR)

I S S N : 1412-2588

Jurnal Pendidikan Penabur (JPP) dapat dipakaisebagai medium tukar pikiran, informasi dan

penelitian ilmiah antar para pemerhati masalah pendidikan.

Penanggung JawabIr. Budi Tarbudin, MBA.

Pemimpin RedaksiProf. Dr. BP. Sitepu, M.A.

Sekretaris RedaksiRosmawati Situmorang

Dewan EditorProf. Dr. BP. Sitepu, M.A.

Prof. Dr. Theresia K. BrahimDr. Ir. Hadiyanto Budisetio, M.M.

Ir. Budyanto Lestyana, M.Si.Dra. Vitriyani Pryadarsina, M.Pd.

Dra. Mulyani

Alamat Redaksi :Jln. Tanjung Duren Raya No. 4 Blok E Lt. 5, Jakarta Barat 11470

Telepon (021) 5606773-76, Faks. (021) 5666968http://www.bpkpenabur.or.id

E-mail : [email protected]

Page 3: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

Pedoman Penulisan Naskah untuk Jurnal Pendidikan Penabur

Naskah ditulis dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut.1. Naskah merupakan laporan penelitian, opini, info, dan resensi buku yang

berhubungan dengan bidang pendidikan serta disajikan dalam bentukbahasa ilmiah populer.

2. Naskah merupakan karya asli dari penulis dan belum pernah dipubli-kasikan atau sedang dikirimkan ke media lain.

3. Naskah diketik pada kertas A4 dengan margin/batas atas, kanan, danbawah masing-masing 3 cm dan batas kiri 4 cm dari tepi kertas.Menggunakan program MS Word dengan jenis huruf Book Antiqua 10poin/spasi ganda.

4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untukinfo serta resensi buku + 2000 kata.

5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata.

6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis, abstrak, isi artikel, daftarpustaka, dan keterangan mengenai penulis.

7. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 150 kata.

9. Ilustrasi (grafik, tabel dan foto) harus disajikan dengan jelas. Tulisan padailustrasi menggunakan huruf yang sama pada isi naskah dengan besarhuruf tidak lebih kecil dari 6 point.

10. Naskah dikirim dalam bentuk CD dan hasil print out ke Redaksi JurnalPendidikan Penabur, Jalan Tanjung Duren No. 4 Blok E Lantai 5. JakartaBarat - 11470 atau melalui e-mail: jurnalpenabur @bpkpenabur.or.id

11. Naskah disertai dengan daftar riwayat hidup penulis yang memuat latarbelakang pendidikan, pekerjaan dan karya ilmiah lain yang pernahditulis.

12. Tulisan yang dimuat akan mendapat imbalan. Naskah yang tidak dimuattidak dikembalikan.

13. Redaksi berhak mengedit naskah yang dimuat tanpa mengubah isinaskah.

14. Isi Jurnal Pendidikan Penabur tidak mencerminkan pendapat ataukebijakan BPK PENABUR.

Page 4: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

iJurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Jurnal Pendidikan PenaburNomor 16/Tahun ke-10/ Juni 2011

ISSN: 1412-2588

Daftar Isi i

Pengantar Redaksi ii - v

Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif,Maria Inawati, 1-10

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anak di Kelas melalui Cerita, Eltin John, 11-25

Penerapan Metode Mind Mapping dalam Meningkatkan Kemampuan Mengerjakan Soal CeritaBilangan Pecahan, Melania Sutarni, 26-33

Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA,Rr. Tri Sumi Hapsari, 34-45

Penggunaan Metode Scramble pada Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Motivasi BelajarSiswa, Piping Sugiharti, 46-54

Efektivitas Metode Jigsaw dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Pelajaran Geografi,Ary Widi Kristiani, 55-64

Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru, Widodo, 65-80

Pengaruh Motivasi Kerja, Kinerja Individual dan Sistem Kompensasi Finansial terhadap KepuasanKerja, Edi Siregar, 81-93

Faktor-Faktor Pendorong Persaingan Bisnis: Aplikasi Penawaran Jasa Pendidikan,Jonathan Sarwono, 94-109

Isu Mutakhir: Bahasa Indonesia: Sebuah Refleksi dalam Pendidikan, Mudarwan, 110-113

Resensi buku: Creative Learning, Agoes Soesiyono, 114-118

Profil BPK PENABUR Cirebon, Yohanes Paiman, 119-126

Keterangan Tentang Penulis, 127-128

Page 5: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

ii Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengantar Redaksi

etiap kali menghadapi Ujian Nasional (UN), berbagai keresahan timbul di kalangan siswa, pendidik dan tenaga kependidikan, serta orang tua. Keresahan itu muncul terutama di kalangan siswa, guru, dan kepala sekolah yang

merasa belum siap menghadapi UN dilihat dari pencapaian target kurikulum baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk mempersiapkan siswa menghadapi UN yang dilakukan setiap akhir tahun ajaran untuk kelas akhir di sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah lanjutan tingkat atas. Upaya itu antara lain, guru memberikan pelajaran tambahan di luar jam sekolah dengan metode pembelajaran seperti dipaksakan untuk mencapai target kurikulum. Di luar sekolah siswa mengikuti pelajaran tambahan atau bimbingan belajar yang mengarah pada teknik latihan mengerjakan soal (drills), atau siswa memaksakan dirinya belajar sendiri melewati batas waktu yang biasa, misalnya sampai larut malam selama beberapa minggu.

Keadaan seperti yang digambarkan di atas dapat membuat siswa tertekan secara fisik dan psikologis. Kemampuan yang diperoleh siswa dengan upaya-upaya dadakan itu tidak membuahkan hasil optimal dan bahkan bisa menambah kecemasan dan mengurangi kepercayaan dirinya atas kemampuannya menghadapi UN. Bahkan kondisi yang demikian dapat merupakan salah satu faktor membuat siswa gagal atau kurang berhasil dalam UN.

Keresahan lain muncul ketika hasil UN diumumkan. Siswa yang tidak lulus kecewa dan resah, apalagi kalau kegagalannya itu di luar ekspektasinya. Keresahan juga dapat menimpa sekolah yang siswanya hanya sedikit lulus atau sama sekali tidak ada yang lulus UN. Berbagai kejadian menimpa siswa yang tidak lulus UN seperti stressed, sakit, bahkan ada yang bunuh diri. Sekali lagi, keresahan itu dapat menimpa tidak hanya siswa tetapi juga orang tua, guru, kepala sekolah, dan bahkan pemerintah daerah.

Berbicara mengenai UN adalah berbicara tentang mutu pendidikan. Sampai sekarang ini mutu pendidikan nasional di Indonesia belum seperti yang diharapkan. Lebih memprihatinkan lagi, terdapat kesenjangan (disparity) mutu antar sekolah baik itu di wilayah yang sama atau antar wilayah yang berakibat mutu lulusan yang dihasilkan sangat bervariasi. Keadaan yang demikian membuat lulusan sekolah tidak memperoleh kesempatan yang sama untuk belajar di pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini terlihat dari ketatnya persaingan masuk ke pendidikan tinggi dan banyaknya jumlah lulusan SLTA yang terpinggirkan dari

S

Page 6: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

iii Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

kesempatan belajar di perguruan tinggi yang bermutu atau bergengsi. Apabila diurai lebih lanjut, terdapat berbagai faktor yang

mempengaruhi mutu pendidikan, seperti sarana dan prasarana, latar belakang siswa, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, dana, lingkungan pendidikan, serta pengelolaan. Akan tetapi dari berbagai faktor tersebut diyakini bahwa faktor pendidik dan tenaga kependidikan, khususnya guru sangat berpengaruh. Jumlah dan mutu guru sangat menentukan proses dan hasil pembelajaran yang terlihat dari hasil belajar siswa. Bahkan tidak hanya di tingkat kelas atau sekolah (mikro), tetapi pencapaian tujuan pendidikan nasional (makro) dianggap sangat dipengaruhi oleh jumlah dan mutu guru. Keyakinan ini terlihat dari BAB IX UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, khususnya BAB IV.

Pekerjaan sebagai guru merupakan profesi yang menuntut kualifikasi dan kompetensi khusus, serta keadaan fisik dan rohani yang memungkinkan guru melaksanakan tugasnya secara profesional. Dengan memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional diharapkan guru dapat mewujudkan proses belajar-membelajarkan yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, efisien, dan menyenangkan sehingga menghasilkan mutu yang andal dan mampu bersaing. Apabila hal ini dipenuhi maka tidak akan muncul berbagai keresahan dalam menghadapi atau menyambut hasil UN.

Akan tetapi, ternyata mutu guru di Indonesia secara nasional belum seperti yang diharapkan. Masih terlihat praktek pembelajaran yang berpusat kepada guru karena guru sendiri tidak mengetahui bagaimana caranya merancang dan menyelenggarakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Masih terjadi pembelajaran yang bersifat tekstual sehingga proses pembelajaran membosankan karena guru tidak tahu bagaimana menghubungkan pokok bahasan yang dipelajari dengan lingkungan (kontekstual). Terdapat juga penekanan belajar secara individual yang terkesan pemaksaan, karena guru belum pernah mengenal strategi belajar kooperatif atau kolaboratif. Karena tidak mengenal belajar berbasis aneka sumber, di kelas guru hanya berfokus pada sumber belajar yang baku dan tanpa variasi sehingga siswa memperoleh informasi yang terbatas dan kering.

Oleh karena itu berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah, Yayasan dan Sekolah dalam meningkatkan mutu guru agar memiliki empat kompetensi yang dipersyaratkan untuk profesi guru. Berbagai penataran dan program pendidikan terstruktur diselenggarakan dan guru dimotivasi untuk mengubah suasana dan proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu hasil belajar pada aspek kognitif, psikomorik dan afektif. Dinamika proses belajar membelajarkan di kelas akan terus menerus berkembang apabila guru dapat mengidentifikasi kesulitan-kesulitan belajar siswa dan mengatasinya bersama siswa secara kreatif dengan menggunakan berbagai

Page 7: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

iv Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

pendekatan, strategi, metode, dan teknik belajar-membelajarkan yang sesuai. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yang memberikan kepuasan sendiri bagi guru dan siswa karena mampu memecahkan masalah serta menemukan sesuatu yang baru dalam proses belajar-membelajarkan. Dalam melaksanakan PTK, guru perlu bekerja sama dengan siswa dalam mengidentifikasi masalah, mengembangkan alternatif pemecahan masalah serta melaksanakan pemecahan masalah. Akan tetapi keberhasilan PTK ditentukan oleh kemampuan dan kreativitas guru, khususnya dalam penguasaan bahan pelajaran (kompetensi profesional) dan berbagai pendekatan, strategi, dan metode belajar- membelajarkan (kompetensi pedagogi).

BPK PENABUR mendorong guru di semua tingkat dan jenis sekolah yang dibinanya untuk menerapkan PTK dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru serta sekaligus meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Dalam Jurnal Pendidikan PENABUR edisi sebelumnya telah dimuat sejumlah laporan PTK yang dilakukan guru. Edisi ini juga masih memuat berbagai PTK yang cukup menarik dan bermanfaat diketahui oleh guru lain sebagai bahan inspirasi atau perbandingan dalam mengatasi berbagai masalah belajar-membelajarkan. PTK yang dilakukan cukup bervariasi dilihat dari masalah yang diatasi serta jenjang dan tingkat pendidikan tempat melaksanakan PTK.

Selama ini dialami, banyak siswa kurang tertarik dan mengalami kesulitan belajar ilmu eksakta, seperti matematika, fisika, dan kimia. Untuk mengatasi itu dalam edisi ini Maria Inawati memaparkan pengalamannya di TK dalam Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif. Bahkan PTK juga dipergunakan dalam mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan kepribadian anak seperti yang dilakukan oleh Eltin John dalam Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anak di Kelas melalui Cerita. Sementara itu di tingkat SD, Melania Sutarni menulis pengalamannya berkaitan dengan Penerapan Metode Mind Mapping dalam Meningkatkan Kemampuan Mengerjakan Soal Cerita Bilangan Pecahan serta Rr. Tri Sumi Hapsari mengemukakan pengalamannya tentang Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA.

Di tingkat SMP, Piping Sugiharti menuliskan pengalamannya dalam Penggunaan Metode Scramble pada Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Sedangkan di tingkat SMA, PTK juga dilakukan dalam mengatasi masalah belajar-membelajarkan dalam mata pelajaran Geografi. Ary Widi Kristiani menulis tentang Efektivitas Metode Jigsaw dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Pelajaran Geografi.

Hasil-hasil PTK yang dilakukan di TK, SD, SMP, dan SMA menunjukkan keberhasilan dalam mengatasi berbagai masalah belajar-membelajarkan. Dengan demikian diharapkan mutu proses dan hasil belajar siswa juga meningkat. Laporan-laporan PTK ini juga menunjukkan metode ini sudah dikenal dan diterapkan oleh

Page 8: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

v Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

guru-guru di sekolah-sekolah BPK PENABUR dan tentunya diharapkan dapat berkembang di kemudian hari sehingga perbaikan yang berkelanjutan dalam mutu pendidikan dapat dilakukan secara terus menerus.

Di samping PTK, dalam edisi ini juga dimuat laporan penelitian yang bermanfaat diketahui oleh guru sebagai pengayaan pengetahuan atau rujukan dalam melakukan penelitian lebih lanjut. Widodo meneliti dan melaporkan hasil penelitiannya tentang Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru dan Edi Siregar melaporkan hasil penelitiannya tentang Pengaruh Motivasi Kerja, Kinerja Individual dan Sistem Kompensasi Finansial terhadap Kepuasan Kerja Guru.

Belakangan ini semakin menguat kesan bahwa pendidikan juga dijadikan bidang usaha yang memberikan keuntungan ekonomis. Kesan tersebut menjadi perbincangan yang mengundang pendapat pro dan kontra, apalagi dialami bahwa lembaga pendidikan tidak akan berkembang dan bersaing kalau dikelola secara konvensional. Apakah sekolah yang dianggap sebagai usaha sosial perlu dikelola sebagai bisnis ekonomi? Jonathan Sarwono mengemukakan pendapatnya tentang Faktor-Faktor Pendorong Persaingan Bisnis: Aplikasi Penawaran Jasa Pendidikan.

Tidak terlepas dari persaingan antar lembaga pendidikan, belakangan ini bermunculan sekolah-sekolah yang bertaraf internasional atau rintisan bertaraf internasional, yang menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar. Keadaan yang demikian menimbulkan keragu-raguan atas penguasaan siswa dalam bahasa Indonesia, apalagi hasil UN tahun 2011 menunjukkan nilai siswa dalam Bahasa Indonesia memprihatinkan. Oleh karena itu sebagai suatu isu yang perlu direnungkan diangkat dalam tulisan Bahasa Indonesia: Sebuah Refleksi dalam Pendidikan, yang disusun oleh Mudarwan.

Seperti dikemukakan pada awal tulisan ini, salah satu cara meningkatkan mutu pendidikan ialah melalui kreativitas guru dalam mengembangkan dan menerapkan berbagai pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang perlu dicapai siswa. Kreativitas juga diperlukan dalam siswa belajar sebagaimana diuraikan dalam buku Creative Learning yang dirisensi oleh Agoes Soesiyono dalam edisi ini.

Dalam berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi oleh lembaga-lembaga pendidikan, masing-masing sekolah menerapkan strategi tersendiri sehingga mampu bertahan dan berkembang. Berikut ini dimuat pula profil BPK PENABUR Cirebon yang memberikan gambaran bagaimana sekolah itu berupaya mewujudkan lembaga pendidikan Kristen yang unggul dalam iman, ilmu, dan pelayanan.

Redaksi

Page 9: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

1Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan

Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilanganmelalui Metode Bermain Alat Manipulatif

Maria Inawati*)

*) Guru TKK 2 BPK PENABUR Jakarta

Penelitian

nak Taman Kanak-kanak sering kurang berminat belajar matematika karena gurumenggunakan metode pembelajaran yang kurang menarik. Untuk memotivasi anak-anakTK belajar matematika, peneliti menggunakan metode bermain alat manipulatif dalampenelitian tindakan kelas di Taman Kanak-kanak Kristen (TKK) 7 BPK PENABUR Jakarta.

pada tahun 2010. Setelah melalui dua siklus tindakan, peneliti dapat meningkatkan minat danmotivasi anak belajar matematika dan anak dapat merasakan lebih mudah memahami konsepmatematika.

Kata- kata kunci : konsep matematika, metode bermain, alat manipulatif

AbstractThe children of kindergarten often find difficulties in learning mathematics. They are not motivated to learndue to the inappropriate methods applied by the teacher. This classroom action research (CAR) solve theproblem by applying manipulative game tool method. Within two cycles, the children’s motivation to learnmathematics can be strengthen and the children can understand mathematical concepts easily and find learn-ing mathematics interesting and enjoyable.

Key words: mathematics concepts, playing methods, manipulative method

Abstrak

A

Pendahuluan

Metode pengajaran dan minat belajar siswaBermain merupakan pendekatan dalammelaksanakan kegiatan pembelajaran pada anakusia Taman Kanak-kanak (TK) dan RaudatulAthfal (RA). Upaya pendidikan yang diberikanoleh pendidik hendaknya dilakukan dalamsituasi yang menyenangkan dengan mengguna-kan strategi, metode, materi/bahan dan mediayang menarik serta mudah diikuti oleh anak.Melalui bermain anak diajak bereksplorasi,

menemukan dan memanfaatkan objek-objekyang dekat dengan anak, sehingga pembelajaranmenjadi bermakna bagi anak (Pusat Kurikulum,2003).

Usia anak Taman Kanak-kanak yangberkisar di bawah 6 tahun adalah usiapertumbuhan dan usia bermain. Artinyaanatomi tubuh anak, misalnya jaringan sarafdan otaknya masih dalam tahap pembentukanuntuk menuju kesempurnaan permanen, danmerupakan fase bermain sebagai bagianpengenalan dan pembelajaran terhadaplingkungan sekitar. Dengan demikian, mengajar-

Page 10: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

2 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan

kan matematika kepada anak di bawah 6 tahunmemerlukan metode khusus yang sesuai denganfase perkembangannya. Tujuannya agarmatematika lebih mudah bagi orangtua danpengajar, juga agar mudah dipahami anak.

Matematika adalah ilmu yang memilikibahasa sendiri yakni bahasa yang terdiri atassimbol – simbol dan angka sehingga jika kitaingin belajar matematika dengan baik makalangkah yang ditempuh adalah kita harusmenguasai bahasa pengantar dalam matema-tika dan harus berusaha memahami makna –makna dibalik lambang dan simbol tersebut.Moch.Masykur dan Abdul HalimFatani (http://etd.eprints.ums.ac.id/4763/1/A410050170. pdf).

Dunia anak adalah duniayang identik dengan bermain,terutama di usia dini. Oleh karenaitu, para pakar psikologi perkem-bangan anak banyak mencip-takan metode-metode bermainkreatif untuk me-nunjang pertum-buhan aspekkognitif, afektif,dan psikomo-torik anak usia dini. Metode konvensional/ caralama seperti menghafal angka, menghitung jaritangan masih sering digunakan orang tua danguru dalam mengenalkan matematika. Hal ituakan membuat anak kurang berminat untukmengenal matematika. Melalui aktivitas bermainyang di kemas secara edukatif anak-anak dapatmengenal banyak hal, misalnya :mengenal matematika. Mengenal-kan matematika pada anak kecilbisa dilakukan dengan pengenal-an bentuk, warna, berhitung, me-numpuk barang, dsb.

Mengenal Konsep Matematika diTaman Kanak- kanakPermainan berhitung di TK dapatdilaksanakan melalui penguasa-an konsep, transisi dan lambangyang terdapat di semua jalur metematika, antaralain: urutan pola, klasifikasi bilangan, ukuran,

geometri, estimasi, dan statistika. Misalnyaadalah sebagai berikut.1. Bermain polaAnak diharapkan dapat mengenal danmenyusun pola-pola yang terdapat di sekitarnyasecara berurutan, setelah melihat dua sampai tigapola yang ditujukan oleh guru, anak mampumembuat urutan pola sendiri sesuai dengankreativitasnya. Pelaksanaan bermain pola dikelompok A dan B dimulai dengan mengguna-kan pola yang mudah/sederhana untukselanjutnya pola menjadi yang kompleks sepertiberikut.

2. Bermain klasifikasiAnak diharapkan dapat mengelompokkan ataumemilih benda berdasarkan jenis, fungsi, warna,bentuk pasangannya sesuai dengan yangdicontohkan dan tugas yang diberikan olehguru. Untuk lebih jelasnya terlihat dalam contohberikut.

3. Bermain bilanganAnak diharapkan mampu mengenal danmemahami konsep bilangan, transisi dan

Gambar 2: Mengurutkan Pola Berdasarkan Warna

Gambar 1: Mengurutkan pola berdasarkan bentuk

Gambar 3: Mengelompokkan Kancing yangBerlobang 4 dan yang Tidak Berlobang 4

Page 11: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

3Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan

lambang sesuai dengan jumlah benda-bendapengenalan bentuk lambang dan dapatmencocokan sesuai dengan lambang bilangan.Contohnya adalah sebagai berikut.

4. Bermain ukuranAnak Diharapkan dapat mengenal konsepukuran standar yang bersifat alamiah, sepertipanjang, besar, tinggi, dan isi melalui alat ukuralamiah, antara lain jengkal, jari, langkah, tali,tongkat, dan lidi. Contohnya sebagai berikut :

5. Bermain geometriAnak diharapkan dapat mengenal dan menye-butkan berbagai macam benda, berdasarkanbentuk geometri dengan cara mengamati benda-

benda yang ada di sekitaranak misalnya lingkaran,segitiga, bujur sangkar, segiempat, segi lima, segi enam,setengah lingkaran, danbulat telur (oval). Contohsesuai gambar 5.

6. Bermain estimasi(Memperkirakan)Anak diharapkan dapatmemiliki kemampuanmemperkirakan (estimasi)

sesuatu misal-nya perkiraan terhadap waktu,luas jumlah ataupun ruang. Selain itu anakterlatih untuk mengantisipasi berbagaikemungkinan yang akan dihadapi.a. Perkiraan waktu misalnya: berapa hari biji

tumbuh? ; berapa lama kita makan?; berapalama anak dapat memantulkan bola?;berapa ketukan gambarnya selesai?

b. Perkiraan luas, misalnya: berapa kepinguntuk menutupi meja?

c. Perkiraan jumlah, misalnya: berapa jumlahikan yang ada dalam aquarium?

d. Perkiraan ruang, misalnya: berapa anakbergandengan untuk dapat mengelilingikelas ini? Contohnya adalahsebagai berikut

7. Bermain statistikaAnak diharapkan dapat memiliki kemampuanuntuk memahami perbedaan-perbedaan dalamjumlah dan perbandingan dari hasil peng-

Gambar 4: Menghitung, Menempel dan Menulis Konsep Bilangan

Gambar 5: Mengukur Tinggi Botol dengan Alat Ukur Balok

Gambar 7: Memperkirakan Jumlah Benda yangDigunakan untuk Menutup Permukaan Daun.

Gambar 6 : Menyebutkan Nama BentukGeometri dan Mencipta Aneka Bentukdengan Menggunakan Bentuk Geometri

Page 12: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

4 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan

amatan terhadap suatu objek (dalam bentukvisual).Contohnya adalah sebagai berikut.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disim-pulkan bahwa pembelajaran matematika diTaman Kanak-kanak yang diberikan berda-sarkan berbagai macam permainan sangatmenarik bagi anak dan sesuai dengan pendapatBloom yang menyatakan bahwa mempelajaribagaimana belajar (learning to learn) yangterbentuk pada masa pendidikan TK akantumbuh menjadi kebiasaan di tingkat pendidi-kan selanjutnya. Hal ini bukanlah sekedarproses pelatihan agar anak mampu membaca,menulis dan berhitung, tetapi merupakan carabelajar mendasar, yang meliputi kegiatan yangdapat memotivasi anak untuk menemukankesenangan dalam belajar, mengembangkankonsep diri (perasaan mampu dan percaya diri),melatih kedisiplinan, keberminatan, sponta-nitas, inisiatif, dan apresiatif.

Kajian Pustaka

Pembelajaran Matematika Pra SekolahUsia dini/pra sekolah merupakan usia yangefektif untuk mengembangkan berbagai potensiyang dimiliki anak. Upaya pengembangan inidapat dilakukan dengan berbagai cara termasukmelalui permainan konsep bilangan. Permainankonsep bilangan di TK tidak hanya terkaitdengan kemampuan kognitif saja, tetapi jugakesiapan mental sosial dan emosional, karenaitu dalam pelaksanaannya harus dilakukansecara menarik, bervariasi, dan menyenangkan.

Permainan konsep bilangan merupakan bagiandari matematika, diperlukan untuk menumbuhkembangkan keterampilan berhitung yangsangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,terutama konsep bilangan yang merupakan jugadasar bagi pengembangan kemampuanmatematika maupun kesiapan untuk mengikutipendidikan dasar. Secara umum, permainankonsep bilangan di TK bertujuan untuk menge-tahui dasar-dasar pembelajaran berhitungsehingga pada saatnya nanti anak akan lebihsiap mengikuti pembelajaran berhitung padajenjang selanjutnya yang lebih kompleks. Secarakhusus, permainan konsep bilangan di TKbertujuan agar anak dapat berpikir logis dansistematis sejak dini, melalui pengamatanterhadap benda-benda kongkrit, gambar-gambaratau angka-angka yang terdapat di sekitar anak,untuk dapat menyesuaikan dan melibatkan diridalam kehidupan bermasyarakat yang dalamkesehariannya memerlukan keterampilanberhitung, memiliki ketelitian, konsentrasi,abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi, memi-liki pemahaman konsep ruang dan waktu sertadapat memperkirakan kemungkinan urutansesuatu peristiwa yang terjadi di sekitarnya danmemiliki kreatifitas serta imajinasi dalammenciptakan sesuatu secara spontan.(Departemen Pendidikan Nasional, DirektoratPembinaan Taman Kanak-kanak dan SekolahDasar, 2007 )

Metode Bermain Alat ManipulatifUntuk meningkatkan minat pembelajaranmatematika kepada anak TK, peneliti memilihmetode bermain alat manipulatif karena aktivitasbermain merupakan aktivitas dominan yangmenyenangkan bagi mereka. Dengan mengutippendapat Gerlach & Ely, I Wayan Santyasa(2001) menyebutkan tiga kelebihan kemampuanmedia. Pertama, kemampuan fiksatif, artinyadapat menangkap, menyimpan, dan menampil-kan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengankemampuan ini, obyek atau kejadian dapatdigambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudi-an dapat disimpan dan pada saat diperlukandapat ditunjukkan dan diamati kembali sepertikejadian aslinya. Kedua, kemampuanmanipulatif, artinya media dapat menampilkankembali obyek atau kejadian dengan berbagai

Gambar 8: Membuat grafik “Warna Kesukaanku”

Page 13: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

5Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan

macam perubahan (manipulasi) sesuaikeperluan, misalnya diubah ukurannya,kecepatannya, warnanya, serta dapat puladiulang-ulang penyajiannya. Ketiga, kemam-puan distributif, artinya media mampumenjangkau audiens yang besar jumlahnyadalam satu kali penyajian secara serempak,misalnya siaran TV atau Radio.

Jean Piaget ( 1988:44 ) menyatakan, salahsatu dasar proses mental menuju kepadapertumbuhan intelektual adalah denganpermainan tidak akan merasa menghadapikesukaran apabila diajak dalam bentuk permai-nan karena permainan memiliki beberapakelebihan. Kelebihan permainan di antaranyapermainan dirancang untuk bisa menjadikankonsep yang abstrak menjadi konkrit, dapatdimengerti dan menyenangkan, bisa menarikperhatian anak, memberi motivasi untuk belajar,dan membantu ingatan anak terhadap pelajaranyang diberikan. Permainan merupakan suatuselingan pemberian media atau alat peraga yangsecara rutin berlangsung di kelas dari hari kehari. Permainan membantu membuat suasanalingkungan belajar menjadi menyenangkan,bahagia, santai, namun tetap memiliki suasanayang kondusif. Melalui permainan, anak dilatihbekerja sendiri, tabah, percaya diri, tidak mudahputus asa, dan pantang menyerah.

Pembelajaran matematika di Taman Kanak-kanak yang diberikan berdasarkan berbagaimacam permainan sangat menarik bagi anakdan sesuai dengan pendapat Bloom yangmenyatakan bahwa mempelajari bagaimanabelajar (learning to learn) yang terbentuk padamasa pendidikan TK akan tumbuh menjadikebiasaan di tingkat pendidikan selanjutnya.Hal ini bukanlah sekedar proses pelatihan agaranak mampu membaca, menulis dan berhitung,tetapi merupakan cara belajar mendasar, yangmeliputi kegiatan yang dapat memotivasi anakuntuk menemukan kesenangan dalam belajar,mengembangkan konsep diri (perasaan mampudan percaya diri), melatih kedisiplinan,keberminatan, spontanitas, inisiatif, danapresiatif).

Metodologi Penelitian

Desain dan Karakteristik Subjek PenelitianTujuan Penelitian Tindakan Kelas menurutTeam LPM UNJ adalah untuk mengeksplorasidan membuahkan kreasi dan inovasipembelajaran (misalnya: pendekatan, metode,strategi, dan media) yang dapat dilakukan olehguru demi peningkatan mutu proses dan hasilpembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, penelitimemandang perlunya dilaksanakan tindakanpenelitian kelas sebagai solusi untuk meningkat-kan minat dan mutu hasil pengenalan konsepmatematika untuk anak usia dini. Penelitimelihat masih banyak anak yang belum memilikiminat dalam mengenal konsep matematika.Maka, dalam upaya meningkatkan minat anakserta membangun kreativitas mengenal matema-tika, peneliti memilih metode bermain alatmanipulatif dalam menyampaikan materi.

Penelitian ini dilakukan di TKK 7 BPKPENABUR Jakarta untuk anak TKK (A1) denganjumlah 25 anak, dalam jangka waktu 2 ( dua)minggu pada minggu keempat hingga minggukelima bulan Maret 2010.

Latar PenelitianSubjek penelitian ini adalah pembelajarankonsep matematika sederhana di TKK 7 BPKPENABUR Jakarta. Kelas yang digunakanpenelitian adalah Kelompok TKK A1. Tujuanutama penelitian tindakan kelas ini adalahuntuk meningkatkan minat anak dalam belajarmatematika melalui metode bermain alatmanipulatif serta membangun kreativitas untukmencari dan menemukan macam-macampermainan yang sesuai untuk diberikan kepadaanak dalam pembelajaran matematika.

Desain PenelitianData yang dibutuhkan dalam penelitian adalahdata kualitatif. Pengumpulan data dilakukandengan observasi secara langsung pada saatproses pembelajaran berlangsung denganmenggunakan alat bantu instrumen yangdisusun oleh peneliti sendiri.

Page 14: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

6 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan

Peneliti dibantu oleh seorang kolaborator. Alatbantu yang dipergunakan oleh penelitiberpedoman pada peningkatan minat anakdalam belajar matematika melalui metodebermain alat manipulatif.

Instrumen dan PenggunaannyaInstrumen yang digunakan dalam penelitian iniadalah : (a) daftar periksa (check list) tingkatminat pembelajaran anak, disusun oleh penelitiberdasarkan hasil pengamatan minat pembel-ajaran yang ingin ditingkatkan pada diri anak.Daftar periksa ini diisi oleh peneliti dan seorangkolaborator pada saat sebelum dan setelahtindakan dilakukan; (b) alat peraga yangmenunjang pembelajaran yang disampaikanuntuk memotivasi minat anak dalam pembelajar-an matematika dan (c) observasi pembelajaranberkaitan dengan perubahan tingkat minat anaksetelah tindakan.

Pelaksanaan TindakanPenerapan tindakan dapat diuraikan seperti dibawah ini : (a) peneliti melakukan kegiatanpembelajaran matematika dengan mengguna-kan alat peraga manipulatif sebagai alat peragadan bertujuan untuk mencapai target yangdiinginkan; (b) peneliti mengadakan diskusi/tanya jawab dengan peserta didik tentangpembelajaran matematika yang sudah disampai-kan untuk memastikan tercapainya tujuanpembelajaran; (c) dilakukan observasi secaralangsung; (d) melakukan penilaian terhadaphasil pembelajaran dan (e) refleksi

Cara PengamatanTahapan pengamatan dan observasi dilakukandengan observasi secara langsung pada saatproses pembelajaran berlangsung denganmenggunakan alat bantu yang disusun olehpeneliti sendiri. Pengamatan ini dimaksudkanuntuk mengetahui sampai sejauh manakeberhasilan yang dicapai oleh peneliti denganmelihat perubahan minat anak setelahmenggunakan alat peraga manipulatif.

Analisis dan RefleksiPeneliti menganalisis lembar observasi yangada. Hasil analisis menggambarkan/ men-jelaskan : (a) presentase atau jumlah peserta didik

yang mencapai target dengan harapan setiapaspek yang diamati dapat mencapai 80%; (b)perlu atau tidaknya tindakan perbaikan yangakan dilakukan pada siklus selanjutnya dan (c)kesimpulan akhir dari penelitian sehinggapeneliti dapat memberikan saran untukperbaikan.

Masalah PenelitianTujuan penelitian yang ingin dapat dicapaiadalah : (a) meningkatkan minat anak dalambelajar matematika melalui metode bermain; (b)mengetahui pengaruh belajar matematikamelalui metode bermain terhadap hasil belajar;c) menambah wawasan guru tentang metodebermain dalam pembelajaran matematika dan(d) memotivasi guru untuk menemukan macam-macam permainan yang sesuai untuk diberikankepada anak TK dalam belajar matematikamelalui metode bermain

Desain PenelitianTujuan utama penelitian tindakan kelas iniadalah untuk meningkatkan minat anak dalambelajar matematika melalui metode bermain alatmanipulatif serta membangun kreativitas untukmencari dan menemukan macam- macampermainan yang sesuai untuk diberikan anakdidik dalam pembelajaran matematika. Sesuaidengan hasil yang diperoleh, penelitiandilaksanakan dalam dua kali siklus mampumengatasi masalah yang ada. Penelitiantindakan kelas ini menggunakan bentukkolaborasi. Peneliti melaksanakan pembelajaranyang sudah dirancang dan seorang guru pararelsebagai kolaborator.

Peneliti bertanggung jawab secara penuhdalam perencanaan, tindakan, observasi danrefleksi pada tiap-tiap siklusnya.Data yang dibutuhkan dalam penelitian adalahdata kualitatif. Pengumpulan data dilakukandengan observasi secara langsung pada saatproses pembelajaran berlangsung denganmenggunakan alat bantu instrumen yangdisusun oleh peneliti sendiri. Dalammelaksanakan penelitian ini, peneliti dibantuoleh seorang kolaborator. Alat bantu yangdipergunakan oleh peneliti berpedoman padapeningkatan minat anak dalam belajarmatematika melalui metode bermain alatmanipulatif.

Page 15: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

7Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan

Instrumen dan PenggunaannyaInstrumen yang digunakan dalam penelitian iniadalah : (a) daftar periksa tingkat minatpembelajaran anak, disusun oleh penelitiberdasarkan hasil pengamatan minat pembel-ajaran yang ingin ditingkatkan pada diri anakdidik dan daftar periksa ini diisi oleh penelitidan seorang kolaborator pada saat sebelum dansetelah tindakan dilakukan; (b) alat peraga yangmenunjang pembelajaran yang disampaikanuntuk memotivasi minat anak dalam pembel-ajaran matematika dan (c) observasi pembel-ajaran untuk peserta didik tentang perubahantingkat minat anak setelah tindakan.

Pelaksanaan TindakanPenerapan tindakan dilakukan dengansejumlah kegiatan. Pertama, melakukankegiatan pembelajaran matematika denganmenggunakan alat peraga manipulative sebagaialat peraga dan bertujuan untuk mencapai tar-get yang diinginkan. Kedua, mengadakandiskusi/ tanya jawab dengan peserta didiktentang pembelajaran matematika yang sudahdisampaikan untuk memastikan tercapainyatujuan pembelajaran. Ketiga, melakukanobservasi secara langsung. Keempat, melakukanpenilaian terhadap hasil pembelajaran. Terakhir,melakukan refleksi

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di Kelompok A (A1)dengan jumlah 25 anak. Berdasarkan hasil

pengamatan sebelum tindakan pada tanggal 22Maret 2010 diperoleh data sebagai berikut.1. Presentase anak yang sudah dapat men-

dengarkan saat guru menerangkan : 68%Presentase anak yang belum dapat men-dengarkan saat guru menerangkan : 32%

2. Presentase anak yang sudah dapat menghi-tung benda 1 - 10 : 60 %Presentase anak yang belum dapat menghi-tung benda 1 - 10 : 40 %

3. Presentase anak yang sudah dapatmenjumlahkan benda 1 - 10 : 52 %

4. Presentase anak yang belum dapatmenjumlahkan benda 1 - 10 : 48%

Melalui penelitian tindakan kelas ini, penelitimengharapkan setiap aspek yang diamati bisameningkat menjadi 80%

Siklus IPerencanaan TindakanKegiatan : Menghitung dan menjumlah-

kan kancing baju.Tujuan kegiatan : Mengenal konsep bilangan dan

penjumlahan sederhanaHarapan : Anak memiliki minat belajar

yang tinggi tentang konsepbilangan dan penjumlahansederhana sehingga hasilbelajarnya baik.

TindakanPeneliti menerangkan cara memahami konsepbilangan dan penjumlahan 1-10 denganmenggunakan alat peraga manipulatif kancingbaju yang mempunyai warna berbeda pada

10 kancing

6 kancing warna merah dan 4 kancing warna kuning

Gambar 9: Memahami Konsep Bilangan dan Penjumlahan1-10 dengan MenggunakanAlat Peraga Manipulatif Kancing Baju

Page 16: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

8 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan

kedua sisinya. Selanjutnya, peneliti memberiinstruksi kepada anak melakukan kegiatanmemahami konsep bilangan dan penjumlahan1-10 dengan menggunakan alat peragamanipulatif kancing baju (guru memberikan 10kancing baju yang dimasukkan ke dalam gelasplastik kepada tiap anak).

Pengamatan/ Observasi :Peneliti dan kolaborator melakukan observasilangsung untuk mengetahui perubahan minatbelajar anak setelah melakukan kegiatanmemahami konsep bilangan dan penjumlahan1-10 dengan menggunakan alat peragamanipulatif.

Refleksi :Berdasarkan pengamatan diperoleh data sepertidi bawah ini :1. Presentase anak yang sudah dapat men-

dengarkan saat guru menerangkan : 76%Presentase anak yang belum dapat men-dengarkan saat guru menerangkan : 24%

2. Presentase anak yang sudah dapat menghi-tung benda 1 - 10 : 68 %Presentase anak yang belum dapat menghi-tung benda 1 - 10 : 32 %

3. Presentase anak yang sudah dapat menjum-lahkan benda 1 - 10 : 64 %Presentase anak yang belum dapat menjum-lahkan benda 1 - 10 : 36 %

Berdasarkan uraian data di atas dapatdisimpulkan bahwa pencapaian target yangditentukan masih belum tercapai. Peneliti dankolaborator merencanakan melakukan perbai-kan dengan mengulang kegiatan pembelajaranpada siklus kedua.

Siklus IIPerencanaan TindakanKegiatan : Menghitung dan menjumlah-

kan kancing baju.Tujuan kegiatan : Mengenal konsep bilangan dan

penjumlahan sederhanaHarapan : Anak memiliki minat belajar

yang tinggi tentangkonsepbilangan dan penjumlahansederhana sehingga hasilbelajarnya baik.

Tindakan1. Peneliti menerangkan cara memahami

konsep bilangan dan penjumlahan 1-10dengan menggunakan alat peragamanipulatif kancing baju yang mempunyaiwarna berbeda pada kedua sisinya ( sisi atasberwarna merah dan sisi bawah berwarnakuning ).

2. Selanjutnya peneliti memberi instruksikepada anak untuk melakukan kegiatanmemahami konsep bilangan dan penjum-lahan 1-10 dengan menggunakan alat peragamanipulatif kancing baju ( guru memberikan10 kancing baju yang dimasukkan ke dalamgelas plastik kepada tiap anak ).

Pengamatan/ Observasi :Peneliti dan kolaborator melakukan observasilangsung untuk mengetahui perubahan minatbelajar anak setelah melakukan pengulangankegiatan memahami konsep bilangan danpenjumlahan 1-10 dengan menggunakan alatperaga manipulatif.

Refleksi :Berdasarkan pengamatan diperoleh data sepertidi bawah ini :1. Presentase anak yang sudah dapat men-

dengarkan saat guru menerangkan : 92%Presentase anak yang belum dapat men-dengarkan saat guru menerangkan : 8%

2. Presentase anak yang sudah dapat menghi-hitung benda 1 - 10 : 88 %Presentase anak yang belum dapat menghi-hitung benda 1 - 10 : 12 %

3. Presentase anak yang sudah dapatmenjumlahkan benda 1 - 10 : 84 %Presentase anak yang belum dapat menjum-lahkan benda 1 - 10 : 16 %

Berdasarkan uraian data di atas dapat disim-pulkan bahwa pencapaian target yang diten-tukan telah tercapai. Peneliti dan kolaboratormenyepakati untuk mengakhiri tindakan padasiklus selanjutnya

Kesimpulan

Berdasarkan fakta diatas, dipandang perlu adasuatu perubahan yang harus dilakukan untuk

Page 17: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

9Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan

membantu para anak didik dalam mengenalkonsep bilangan sejak dini dan membantupengajar dalam menyampaikan materi denganmenggunakan metode yang sesuai. Walaupundilakukan sejak dini, yaitu pada jenjang tamankanak-kanak, perlu adanya pendekatan yangharus dilakukan untuk membuat merekamempunyai minat mengenal konsep bilanganterlebih dahulu, dengan begitu mengenal konsepbilangan yang pada awalnya terasa sulit akanmenjadi sangat menyenangkan bagi mereka.

Diharapkan dengan adanya programpembelajaran dengan metode alat manipulatifmampu mengubah pandangan mereka tentangmengenal konsep bilangan. Anak-anak di ajakuntuk bermain seraya belajar. Keberhasilanproses belajar mengajar selain dipengaruhi olehmetode pengajaran juga dipengaruhi oleh minatbelajar siswa. Siswa yang memiliki minat belajaryang tinggi diharapkan akan memiliki prestasibelajar yang baik. Dengan minat belajar yangtinggi siswa dapat mempunyai semangat danmotivasi dalam belajar. Namun dari realita yangada, masih banyak siswa yang memiliki minatbelajar yang rendah. Mereka kurang senangdengan konsep bilangan (yang merupakanbagian dari pelajaran matematika) sehinggatidak berminat mempelajari matematika. Banyakguru dan orang tua yang menerapkan pembel-ajaran yang konvensional. Pada prosesnya gurumenerangkan materi dengan metode ceramah,memaksakan anak untuk menghafal angka danmenghitung dengan jari tangan.

Dengan langkah ini siswa cepat merasabosan sehingga siswa tidak mempunyai gairahdan minat dalam belajar. Hal ini mengakibatkanpelajaran yang diberikan guru tidak diserap olehsiswa.

Dalam proses pembelajaran, media memili-ki fungsi sebagai pembawa informasi darisumber (guru) menuju penerima (siswa).Sedangkan metode adalah prosedur untukmembantu siswa dalam menerima danmengolah informasi guna mencapai tujuanpembelajaran.

Saran

Dunia anak-anak adalah dunia bermain, “ Anakbelajar melalui Bermain”, dari alasan tersebutguru sebagi fasilitator dituntut memiliki variasimetode yang asyik dan menyenangkan, sepertibermain, games, song and movement (gerak danlagu) dan lain lain. Pendidikan di TK direnca-nakan, dikembangkan, dikelola dan dievaluasidengan model dan pendekatan yang sangatkhusus disesuaikan dengan karakteristik subjekdidiknya dalam hal ini anak. Metode yangdirancang secara khusus ini tentu membutuh-kan pemahaman yang luas dan utuh dari paraguru sehingga kesalahan yang sering terjadimisalnya guru menganggap bahwa metodepengajaran untuk siapa saja intinya sama, tidakterjadi lagi. Penerapan metode pengajaran yangbersifat khusus pada anak, akan berpengaruhpula terhadap tuntutan pemahaman guru untukmelihat proses pendidikan pada anak sebagaisuatu sistem yang didalamnya terdiri dariberbagai unsur yang saling terkait. Memahamiproses pendidikan anak sebagai sebuah sistemmerupakan kerangka berpikir yang menyeluruhsehingga guru akan dapat melihat secara lebihluas apa dan bagaimana faktor-faktor yangberperan dalam mekanisme pendidikan anak TK.Peran guru sebagai fasilitator dalam pelaksana-an pendidikan untuk anak TK harus mampumemberikan kemudahan kepada anak untukmempelajari berbagai hal yang terdapat dalamlingkungannya. Seperti kita ketahui bahwa TKmemiliki rasa ingin tahu dan sikap antusiasyang kuat terhadap segala sesuatu serta memilikicukup bertualang serta minat yang kuat untukmengobservasi lingkungan, rasa ingin tahu dansikap antusias yang kuat terhadap segalasesuatu. Apabila guru memahami dan mengua-sai berbagai hal yang berkaitan dengan sumberbelajar lingkungan ini, maka akan lebihmempermudah didalam mengajar anak usia dinikarena lingkungan menyajikan berbagai halyang dapat dimanfaatkan untuk kepentinganbelajar anak. Dengan demikian guru harusmemiliki kemampuan memahami danmenguasai lingkungan sebagai sumber belajardan metode yang sesuai untuk anak TK.

Page 18: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

10 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan

Daftar Pustaka

Bustang. (2009). Education mathematics statistic forall. Aktivitas belajar anak pada TamanKanak-kanak. http://bustang-mathemati-cian. blogspot.com/2009/04/aktivitas-belajar-anak-pada-taman kanak.html/(diunduh 12 Maret 2011)

Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak danSekolah Dasar. (2007). Seri modelpembelajaran di TK. Jakarta: Depdiknas

http://episentrum.com/artikel-psikologi/stimulasi-dini-untuk-mengembangkan-kecerdasan/ (diunduh 12 Maret 2011)

ht tp ://etd.epr ints .ums.ac . id/4763/1/A410050170.pdf / (diunduh 12 Maret2011)

Piaget, Jean (1988). Discourse context and the de-velopment of metaphor in children.

Pusat Kurikulum. (2003). Standar kompetensiTaman Kanak-kanak & RA. Jakarta:Balitbang Depdiknas

Riyanto FIC, Theo., dkk. (2004). Pendidikan padausia dini. Jakarta: Grasindo

Santyasa, I Wayan. (2001). Landasan konseptual media pembelajaran, Gerlach & Ely dalamIbrahim, et.al. http://www.freewebs.c o m / s a n t y a s a / p d f 2 / m e d i a _pembelajaran.pdf (diunduh 10 Maret2011)

Sriamin, Lukman. (2006). Mendengarkan. Jakarta:HIMPSI Jaya

Page 19: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

11Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anak

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anakdi Kelas melalui Cerita

Eltin John*)

*) Guru TKK 11 BPK PENABUR Jakarta

Penelitian

uru pada umumnya mengalami kesulitan untuk membuat anak disiplin dalam prosesbelajar, khususnya di kelas anak usia dini. Apabila hal ini tidak diatasi dapatmengakibatkan anak terbiasa dalam keadaan tidak disiplin sehingga mutu, proses danhasil belajar menurun. Dalam Penelitian Tindakan Kelas di TKK 11 BPK PENABUR Jakarta

yang dilakukan pada tanggal 9 – 20 November 2009 ini guru menitikberatkan pada pengendaliandiri anak melalui cerita, sehingga memungkinkan anak dapat memahami dan menghayati tingkahlaku mana yang dapat diterima oleh lingkungannya. Proses pendisiplinan anak ternyatamemerlukan waktu dan proses yang tidak sederhana. Penelitian ini memecahkan masalahpendisiplinan anak dengan cerita selama proses belajar mengajar di kelas. Setelah tiga siklus,penelitian ini menunjukkan terdapatnya peningkatan disiplin anak ketika belajar di dalam kelas.Keberhasilan penggunaan cara ini sangat tergantung pada isi cerita, penghayatan dan teknik gurudalam menyajikan cerita. Agar cara yang dipergunakan dapat berfungsi secara efektif, padapenelitian ini penulis memberikan saran kepada guru dan orang tua agar mengandalkan kekuatancerita dalam mendisiplinkan anak.

Kata-kata kunci: anak, cerita, disiplin.

AbstractTeachers used to find difficult to make the children to be disciplined in the learning process, especially in theearly childhood class. If it cannot be handled properly, the children will get used to be undisciplined and givenegative impact to the quality of the learning process and learning achievement. The classroom action re-search in TKK 11 BPK PENABUR Jakarta held on 9 – 20 November 2009 focused on the controlling ofchildren behavior through storytelling attempted to make the children understand and comprehend accept-able behaviors in their community. It takes time and a complicated process to put the children into thedisciplinary process. The research solved the problem of how to discipline the children through story tellingduring the learning process in the class. This research shows the children’s progress on being disciplinedduring the class. The success of this method depends on the content of the story, the teacher’s expression andtechniques in telling the story. This research suggests teachers and parents to rely on the power of the story todiscipline children for the effectiveness of this method.

Key words: children, story, discipline.

Abstrak

G

Page 20: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

12 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anak

Pendahuluan

Anak-anak sulit untuk bersikap diam di dalamkelas, terutama saat pembelajaran mengajarberlangsung. Mereka senang berbicara. Bahkansaat mengerjakan tugas yang diberikan guru punmereka masih sempat mencuri kesempatanuntuk bermain, berteriak, berlari, gaduh, dansebagainya. Dilihat dari usia mereka, hal inimerupakan sesuatu yang wajar, meskipunkadang terasa cukup mengganggu dan“menjengkelkan”. Jika hal ini dibiarkan makadapat mengganggu ketertiban kelas. Suasanabelajar menjadi tidak nyaman, anak sulitberkonsentrasi, bahkan tujuan pembelajarantidak tercapai. Kenyataan ini pun dialamiorangtua di rumah. Mereka mengalami kesulitanyang sama tentang kurangnya disiplin anakdalam banyak hal. Dalam kumpulan catatankarakter anak yang ditulis oleh para orangtua,disebutkan bahwa mayoritas anak tidak senangbelajar, mereka tidak mau mendengarkanperkataan orangtua, bahkan sering berbicaratidak sopan terhadap orang lain. Orangtua danguru juga kadang dibuat repot oleh ulah anakyang tidak terduga, seperti ngambek, rewel,menangis, berteriak-teriak, dan sebagainya,terutama di tempat-tempat umum. Hal inisungguh memancing emosi orang dewasa yangmelihatnya, sehingga mereka merasa ingin sekalimenghentikan ulah anak-anak itu, tak pedulidengan cara apapun, baik dengan mengikutikeinginan mereka saat itu atau bahkanmembentak dan memarahi mereka. Terkadangorang tua dan guru berusaha sabar untukmenasihati anak panjang lebar dengan tujuanmembuat anak tahu dan sadar bahwa apa yangmereka lakukan tidaklah benar. Namunseberapa banyakpun kata yang terucap, hasilnyatidak sesuai dengan yang diharapkan.

Peneliti sadar bahwa ulah anak tersebut diatas bukan disebabkan oleh bakat “nakal” atausikap melawan anak, namun lebih dikarenakanmereka belum paham tentang sikap belajar yangbaik. Mereka belum memiliki motivasi belajaryang baik dari dalam. Dan ciri yang palingmenonjol dari anak adalah: mereka sangat cepatbosan. Kemampuan berkonsentrasi merekamasih sangat terbatas dan mudah terpecahperhatiannya. Anak juga belum memiliki

kemampuan mengendalikan diri dengan baik,maka secara spontan mereka sering melakukanapa saja yang diinginkannya, di mana pun dankapan pun. Mereka bagaikan seorang raja egois,dimana setiap orang di sekelilingnya dituntutuntuk mau dan dapat memahami dirinya. Bukanhanya itu, sikap empati mereka pun masihsangat lemah, sehingga mereka belum dapatbersikap penuh pengertian terhadap situasi dankondisi yang dihadapi guru atau orang tua.Mereka juga sering kali tidak peduli terhadapperasaan teman-teman atau orang lain bilamereka berkata kasar dan tidak sopan.

Anak pada usia dini belum mampumenangkap konsep abstrak. Anak masih beradapada fase berpikir konkret. Mereka hanya dapatmengerti tentang hal yang dapat ditangkap olehinderanya. Hal yang bersifat abstrak dan berupakonsep, seperti: kejujuran, masih sulit diterimaoleh akalnya, kecuali bila dijelaskan dengancontoh yang bersifat konkret pula. Segala halyang bersifat teoritis, kaku, banyak nasihat, danmonoton membuat mereka kehilangan minatdan tidak segan untuk mengalihkan perha-tiannya pada hal lain yang lebih memuaskanhatinya. Namun sebaliknya, mereka akan sangatantusias terhadap segala bacaan atau tontonanyang dapat membangkitkan imajinasi dan dayafantasinya, seperti: menggambar, bermain peran,bermain, dan mendengarkan cerita. Daya tarikcerita bagi anak tidak terlepas dari sifat-sifatdasar anak. Rasa ingin tahu terhadap hal yangbaru, aneh, bersifat rahasia bagi anak,merupakan dasar berkembangnya daya analisis,kritis, dan fantasi mereka. Dalam keseluruhancerita, aspek-aspek tersebut terkandung dalamsuatu keutuhan dan jalinan kehidupan yanglebih mudah mereka tangkap. Anak jugacenderung meniru orang lain. Kecenderunganmencontoh atau meniru orang lain inimerupakan salah satu naluri manusia yangkuat. Tatkala anak berusia 1-5 tahun, doronganuntuk meniru orang lain amatlah kuat. Anaktidak mengetahui hal yang baik dan yang burukbagi dirinya. Ia tidak dapat menunjukkan alasanyang logis terhadap apa yang sedang dilaku-kannya. Kadangkala, kita melihat seorang anakyang setelah menonton film di TV, kemudianberfantasi dengan menirukan perilaku sangtokoh. Proses identifikasi semacam ini kerapterjadi pada diri anak, sebab daya fantasi mereka

Page 21: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

13Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anak

kuat terhadap sesuatu atau seseorang yangmemiliki kehebatan tertentu. Kecenderunganmeniru ini menjadi aspek utama dan mendasardari pendidikan awal seorang anak. Dalam halini, mendidik dan mengajar anak denganmemberi contoh lebih efektif daripadamenasihatinya. Secara tersirat, dongeng ataucerita adalah wujud pengajaran yangmemberikan contoh nyata kepada anak-anakmelalui tokoh cerita. Oleh Clark (Handayu,2001), sifat ini disebut imitative. Clarkmenyatakan bahwa sifat dasar anak dalammelakukan perilaku sehari-hari adalahmenirukan apa yang diserap dari lingkung-annya. Karena itu, tokoh dalam cerita dapatmemberikan teladan bagi anak-anak. Anakmempunyai kecenderungan untuk meniru danmengidentifikasikan diri dengan tokoh-tokohyang dikaguminya, entah itu baik atau buruk.Untuk itu, orangtua dan guru berkewajibanuntuk mengarahkan agar anak meniru hal yangbaik saja.

Dari latar belakang masalah yang dihadapipeneliti di kelas dan beberapa keluhan orangtuainilah maka peneliti melakukan penelitiantindakan kelas yang dikaitkan dengan upayameningkatkan kedisiplinan anak di dalam kelas.Identifikasi masalah yang timbul adalahpertama, bagaimana caranya meningkatkankedisiplinan anak?. Kedua, faktor-faktor apayang mempengaruhi tingkat kedisiplinan anak?.Ketiga apakah cerita dapat meningkatkankedisiplinan anak?. Keempat, bagaimanakahcerita dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinananak?

Peneliti membatasi masalah penelitian inidengan membahas upaya meningkatkankedisiplinan anak di kelas melalui cerita.Hipotesis penelitian ini adalah: kedisiplinananak di kelas akan dapat ditingkatkan melaluicerita.

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkankedisiplinan anak di dalam kelas melalui cerita,dan menanamkan sikap yang baik dalamberinteraksi dengan sesama. Juga menambahkekayaan guru dalam menggali bahan ceritayang ada untuk tujuan tertentu. Manfaatpenelitian ini bagi anak sendiri adalah untukmembangun disiplin dan karakter anak,mengajarkan anak tentang moral dan kebenaran,

merangsang kreativitas dan imajinasi anak,melatih kecerdasan anak, dan menegur anakdengan cerita. Bagi guru, penelitian inidiharapkan dapat membangun ketekunandalam mencari bahan cerita yang baik dan tepatuntuk anak usia dini, membangun kreativitastentang teknik atau cara penyampaian ceritayang menarik dan sesuai dengan usia anak,mengenal cara berpikir anak, dan akrab dengananak. Sementara bagi orang tua, diharapkan or-ang tua dapat bersikap bijaksana dalammemilihkan buku bagi anak-anaknya. Karenapilihan buku yang benar dapat menjadi faktorpenting dalam perkembangan kepribadian anak.Anak yang dibesarkan dengan kisah tentangkemampuan tokoh mengatasi berbagaitantangan hidup, kelak akan tumbuh menjadimanusia yang memiliki tekad tinggi dalammemperjuangkan tujuan hidupnya.

Kajian Pustaka

1. KedisiplinanDisiplin berasal dari bahasa Inggris disciplineyang berarti “training to act in accordance withrules,” melatih seseorang untuk bertindak sesuaiaturan (Roswitha, 2009).Karena itu, anak didisiplinkan (dilatih) supayaberperilaku sesuai aturan (rule) yang berlakudalam masyarakat.

Hal yang hendak ditanamkan dalam dirianak dapat berupa nilai (value) dan norma (rule).Kaitan antara nilai dan norma terlihat dalammodel berikut. diamati ditimbang diperintahkana. entitas kualitas nilai norma (sepihak)

diamati ditimbang disepakatib. entitas kualitas nilai norma(bersama)

diamati ditimbang dibuat sendiric. entitas kualitas nilai norma (oleh yang ber-

sangkutan)

Nilai adalah nilai setiap kualitas setelahditimbang berdasarkan guna, faedah ataumanfaat kualitas. Misalnya kualitas cerdas(kecerdasan) di bidang matematika adalah 50dalam skala 100. Secara sepihak, dapat

Page 22: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

14 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anak

dikatakan anak yang bersangkutan tidak lulus,karena guru menetapkan batas kelulusan 56tanpa sepengetahuan anak. Namun, dapat jugabatas kelulusan adalah 56 tetapi telah disepakatibersama. Kalau ini, maknanya berbeda. Ini tahapkedua. Tahap kesepakatan ini harus dapatmembimbing anak untuk suatu saat tidak lagibergantung kepada orang lain, tetapi beranimembuat batasan untuk diri sendiri, misalnya75. Ini namanya mendisiplinkan diri sendiri (self-discipline).

Mendisiplinkan dapat berarti langsungmenanamkan norma sebagai input, biasanyamelalui instruksi. Menanamkan norma dengancara itu akan menuai anak yang patuh, tetapitanpa kesadaran akan tanggung jawab. Berbedahalnya jika pendisiplinan tersebut dilakukansecara bertahap – nilai terlebih dahulu untukmembuka kesadaran – kemudian menanamkannorma yang telah disepakati bersama.Pendisiplinan seperti ini menuai anak yang taatdan bertanggung jawab.

Dalam bahasa Latin disiplin (discere) berartibelajar. Dari kata ini timbul kata disciplina yangberarti pengajaran atau pelatihan. Sekarang katadisiplin mengalami perkembangan maknadalam beberapa pengertian. Pertama, disiplindiartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturanatau tunduk pada pengawasan, dan pengen-dalian. Kedua, disiplin sebagai latihan yangbertujuan mengembangkan diri agar dapatberperilaku tertib.

Disiplin dalam pengertian yang amat dasarada dua, yaitu: (1) ketaatan pada tata tertib, dan(2) latihan batin dan watak dengan maksud akanmentaati peraturan. Arti disiplin menurutdefinisi tersebut adalah kepatuhan seseorangdalam mengikuti peraturan tata tertib, karenadidorong oleh adanya kesadaran yang ada padahatinya.

Dilihat dari sudut pandang sosiologis danpsikologis, disiplin adalah suatu proses belajarmengembangkan kebiasaan, penugasan diri, danmengakui tanggung jawab pribadinya terhadapmasyarakat. Maka kedisiplinan peserta didikdalam mengikuti suatu kegiatan pun akanmenimbulkan sikap tanggung jawab, ataudisiplin dalam menghadapi pelajaran ataudalam belajarnya.

Dengan demikian indikator disiplin belajardapat dilihat dalam proses dan hasil belajar.Dalam proses belajar indikatornya dapat dilihatdari: kehadiran di kelas, motivasi belajar,partisipasi dalam kelas, etika dan sopan santun,kerapian berpakaian, belajar beberapa jam setiaphari, menyimak dengan sungguh-sungguhsetiap pelajaran, dan mencapai StandarKetuntasan Belajar Minimal (SKBM).

Akhir-akhir ini, kedisiplinan sering diiden-tikkan dengan kekerasan. Sejak dini, anak telahdididik disiplin dengan kekerasan seperti:hukuman, makian, dan lain-lain. Hal tersebutditerapkan agar anak menjadi takut dan patuhpada aturan yang ada. Dorongan untuk belajarberupa kekerasan seperti itu merupakanpendidikan yang berdasarkan materialistis.Tuntutan yang diberikan hanya akan menim-bulkan rasa kecewa, berontak, dan keputus-asaan. Sebaliknya, bila pendidikan memilikidasar rohani, maka kebutuhan untuk menjatuh-kan hukuman atau memarahi dapat ditiadakan.Sejak dini, anak ditanamkan cinta kasih dalambelajar segala hal, sehingga akan timbul hasratyang besar dari motivasi seperti itu.

Pendidik dapat mengajarkan cinta kasihdan sifat-sifat baik pada anak dengan bahasayang sederhana dan dimengerti anak. Hal ituadalah langkah awal untuk memunculkanpemahaman anak. Selanjutnya, tujuan daripendidikan anak ialah memperoleh sifat-sifatmulia. Mengekspresikan tujuan lain (misalnya:anak tidak boleh berkelahi) juga tidak akanefektif, karena terfokus pada apa yang dilarang,bukannya pada apa yang harus dilakukan.Pendidik dapat lebih fokus mengekspresikanhal-hal yang positif, misalnya; menghargaiteman, dan lain-lain. Sehubungan dengan haldi atas, langkah selanjutnya adalah: pendidikseharusnya dapat menjadi teladan bagi anak.Pendidik diharapkan dapat memberi contohsikap disiplin agar anak dapat menerapkannya.Akhirnya, pendidikan harus dilandasi kasihsayang. Pendidik harus memberikan motivasipada anak untuk mengembangkan sifat-sifatbaiknya.

2. Bercerita atau PenceritaanPenceritaan atau bercerita adalah pemindahancerita atau penyampaian cerita kepada penyimak

Page 23: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

15Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anak

atau pendengar. Penceritaan akan menyebarkanroh baru yang kuat dan menampakkangambaran yang hidup di hadapan pendengar.Memberikan potret yang jelas dan menarik,melalui intonasi, gerakan-gerakan, dan emosiyang dapat menghidupkan setiap tokoh dengankarakter seperti yang dituntut dalam cerita.

Bercerita itu sendiri terdiri dari bermacam-macam metode atau cara dalam penyampaian-nya. Dalam menyampaikan cerita kepada anak,ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitubercerita secara langsung di luar kepala ataumembacakan buku cerita kepada anak-anak.Keduanya merupakan suatu aktivitas yangmempergunakan visualisasi atau dapatdisaksikan dan diperagakan.

Visualisasi dapat berbentuk visualisasi non-verbal, yaitu apabila cerita yang dibawakandidukung dengan bantuan media lain, sepertiboneka, cerita bergambar, maupun gerak-gerikbadan pada waktu bercerita. Sedangkanvisualisasi secara verbal, yaitu denganmenggunakan kata-kata yang berfungsi untukmenjelaskan sesuatu yang abstrak menjadi lebihkonkret dan menjadikan sesuatu yang hidup dandekat dengan kehidupan yang dirasakan.

Visualisasi merupakan teknik yang seringdigunakan dalam rangka mempengaruhi,mengajak, mendidik, membimbing, dansebagainya, agar perilaku seseorang berubah.Suatu cerita yang dibawakan menjadi lebihefektif apabila disertai dengan contoh benda ataugambar yang dapat ditunjukkan, agar dapatmembantu menangkap konsep nilai yangdisampaikan untuk menghasilkan pemahamanyang lebih tepat dan lebih utuh. Hal tersebut jugaperlu didukung dengan nada suara yangbervariasi, dan ekspresi wajah yang menggam-barkan perasaan sang tokoh serta keahlianmembacakan situasi, sehingga dapat dibayang-kan jelas di depan mata anak.

Dongeng atau cerita juga dapat dilakukandengan membacakan buku cerita kepada anak.Membacakan buku untuk anak-anak jelasberbeda dengan cara seseorang membaca beritaatau membaca untuk dirinya sendiri. Perlu trik-trik tersendiri yang membuat anak betah untukmendengarkan. Cerita yang dibawakan untukanak, pada hakikatnya bukanlah berceritakepada anak, melainkan bercerita bersama anak,

yaitu adanya dialog bersama dengan anaktentang cerita, sekaligus penerapan nilai-nilaimoral yang patut diteladani.

Dalam memahami isi dan nilai praktis darisebuah cerita, setiap anak memerlukan waktuyang berbeda, mungkin beberapa hari, minggu,atau bulan, untuk menangkap suatu petunjuksekaligus menerapkannya. Yang terpenting,pastikan anak mengerti satu pengertian praktisdari sebuah episode cerita, sebelum melanjutkancerita dengan episode yang lain. Oleh sebab itu,sebenarnya tidak ada pantangan untukmengulang-ulang cerita tertentu, selama anakmasih menginginkan dan tetap senangmendengarnya. Terlebih lagi apabila bahasayang dipergunakan berbeda-beda dalammenyampaikan episode yang sama. Yangterpenting adalah anak harus menikmati ceritayang dibawakan. Jangan mencoba untukmemaksanya. Lebih bijaksana lagi bila dapatmenciptakan rasa senang bercakap-cakapdengan anak tentang banyak hal dari sebuahcerita tanpa harus dimulai secara formal.

Kadangkala orang dewasa cenderungmengira anak tidak tahu dan tidak mengerti apa-apa. Menganggap segala sesuatu harus dengantegas dan jelas diberitahu. Buku-buku yangterlalu banyak nasihat pun umumnya kurangdisukai anak-anak. Cerita yang terlalu saratdengan nasihat dan pesan, akan terasamenyebalkan. Oleh sebab itu, jauh lebih baik bilamembiarkan anak mengambil sendiri inti saridari cerita yang dibacakan dan tidak bertindaksepihak. Sebenarnya setiap anak cerdas,sehingga setelah selesai membaca ataumendengarkan cerita, anak akan mempunyaisesuatu yang dapat menjadi bahanpertimbangan maupun penilaiannya.

Setiap cerita pada umumnya mempunyaimisi atau pesan terselubung yang ingindisampaikan. Misi tersebut mungkin terdapat diawal, tengah, atau akhir cerita. Pada waktumenutup cerita, misi tersebut dapat digaris-bawahi dengan mengambil kesimpulanbersama-sama dengan anak. Karena padadasarnya buku yang baik dengan sendirinyaakan menggugah perasaan, menenggelamkan,serta mengajak anak melihat sesuatu yang baikdan yang buruk, juga kesengsaraan, kebaha-giaan, atau keindahan. Jadi, buku beserta isinya

Page 24: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

16 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anak

sendirilah yang berbicara, tidak perlu komentartambahan dari orang lain. Karena hakikatbercerita adalah cerita itu sendiri yangmerupakan cara tidak langsung dalammemberikan nasihat tentang nilai-nilai.

3. Membangun Disiplin dan Karakter melaluiCerita

Karakter kristiani dan disiplin adalah dua halterpenting yang harus dibangun dalam diri anak.Upaya itu dimulai saat mereka masih kecil.Namun, banyak orang tua memiliki waktu yangterbatas dengan anak-anak mereka. Anakberangkat sekolah, orang tua masih tidur atauorangtua pulang kerja, anak sudah tidur.Percakapan sebaiknya dilakukan saat mengantaranak ke sekolah. Kebanyakan isinya nasihatorangtua kepada anak.

Tekanan hidup sehari-hari juga membuatorangtua kehilangan kesabaran kepada anak,sehingga akhirnya menjadi orang tua yangkurang cerdas dalam mengisi hati anak dengankebajikan dan karakter yang baik. Orang tuacenderung menjadi pemarah, pemukul, danfrustasi saat melihat “kenakalan” anak. Padahal,ada cara yang lebih baik dalam menolong anakdan salah satunya adalah cerita (Roswitha, 16).

George W. Burns dalam bukunya 101 KisahYang Memberdayakan: Penggunaan Metafora sebagaiMedia Penyembuhan (Roswitha, 2009)mengemukakan bahwa anak-anak di Nepaltidak dihukum secara fisik karena para ibu tidaksuka melihat anak-anaknya murung ataumenangis. Sebaliknya, mereka mengontrolperilaku anak dengan cerita. Usaha merekamelalui cerita itu membawa hasil. Karenaternyata sebuah cerita dapat memiliki kekuatanyang dahsyat. Seperti dikutip Roswita, Burnsmenyatakan bahwa cerita memiliki kekuatansebagai berikut: menumbuhkan sikap disiplin,membangkitkan emosi, memberi inspirasi,memunculkan perubahan, menumbuhkankekuatan pikiran-tubuh, dan menyembuhkan.

Di beberapa sekolah dengan ciri khasKristen ditambahkan pembelajaran tentangCharacter Building dalam kurikulumnya.Tentunya, materi ini diberikan kepada pesertadidik karena pengelola sekolah menyadaripentingnya karakter kristiani yang baik dalamdiri setiap anak didiknya.

Pelajaran karakter mencakup iman, moral,etika, dan nilai. Alat ukurnya adalah Alkitab.Karena dalam firman Tuhan tidak dimuat etika,moral, dan nilai secara terperinci, orang tua dangurulah yang bertugas menjabarkannya kedalam hati dan pikiran anak. Selagi anak-anakmasih belajar di Taman Kanak-kanak danSekolah Dasar, upaya tersebut dapat dilakukanmelalui cerita, bacaan, obrolan, lagu, dan teladanhidup orangtua atau guru. Setelah memasukiSMP, penanaman karakter lebih bersifatmemberikan refleksi, baik lewat bacaan,tontonan, maupun obrolan.

Hampir semua orang sepakat bahwamengajarkan keterampilan sosial dan emosionalyang pantas kepada anak merupakan prioritasutama dan kelak menjadi landasan mental yangsehat serta hidup yang menyenangkan. Anakdilahirkan dengan temperamen yang berbeda-beda dan dengan tingkat kecerdasan emosionalyang tidak sama. Meskipun demikian, merekabelajar bersikap, keterampilan berinteraktif, sertasifat-sifat baik selama masa-masa prasekolah.Anak akan memetik hasilnya kelak jika merekadiajar dengan benar mengenai keterampilansosial dan sifat-sifat baik.

Sepanjang masa kanak-kanak, orangtuamengajarkan sifat-sifat baik, namun yangdiajarkan selama usia prasekolahlah yang kelakmerupakan landasan bagi pengajaran lebihlanjut. Orangtua memberi pengaruh yang besarbagi anak-anak pada tahun-tahun pertama.Selanjutnya, sekolah, teman, dan media secaradramatis mempengaruhi sifat-sifat merekaselama usia sekolah. Jika di masa-masa awalanak diberi landasan yang kuat, kemungkinanuntuk salah arah akan lebih kecil bagi mereka.Hati nurani diajarkan pada masa-masa awaltersebut.

Cara terbaik bagi anak usia prasekolahuntuk mempelajari berbagai sifat adalah melaluicerita dan suka mendengar cerita (Sylvia Rimm,2003). Mereka belum menganggap cerita sebagaicara menguliahi atau menasihati mereka. Inimerupakan kesempatan yang baik untukmengajarkan sifat-sifat baik serta mengajarkanmereka mengenai benar dan salah. Anakprasekolah sangat harafiah dan konkret dalamberpikir. Segalanya harus diungkapkan dengan

Page 25: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

17Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anak

gamblang. Mereka melihat dan mendengar segalasesuatu sebagai hitam dan putih.

Lawrence E. Shapiro, dalam MengajarkanEmotional Intelligence pada Anak, (Handayu, 2001)mangatakan bahwa menyayangi anak danmemenuhi semua permintaan mereka merupa-kan dua hal yang berbeda. Kasih sayang yangafirmatif berarti menyediakan situasi yangterbaik bagi perkembangan emosi anak danmendukungnya melalui cara yang jelas dikenalianak. Kasih sayang ini berarti melibatkan dirisecara aktif dalam kehidupan emosi anak, antaralain dengan bercerita kepada anak.

Menurut Abdul Aziz Abdul Majid, ceritaberada pada posisi pertama dalam mendidiketika kepada anak. Anak cenderung menyukaidan menikmatinya, baik dari segi ide, imajinasi,maupun peristiwa. Menegur, mempersiapkanmental untuk sesuatu yang akan terjadi, ataumembangun disiplin dan karakter, sangat baikdilakukan lewat cerita. Karena orang yang ditujudapat mendengar dan menerimanya denganbaik. Anak tanpa sadar selalu memerlukan danmerasa haus akan cerita. Sementara di balikcerita, orang tua dan guru dapat menanamkannilai-nilai kehidupan pada anak tanpa anakmerasa digurui dan diharuskan.

Melalui cerita, anak akan dengan mudahmemahami sifat-sifat, figur-figur, dan perbuatan-perbuatan mana yang baik dan mana yangburuk. Cerita dapat berperan dalam prosespembentukan watak seorang anak.

Bahkan menurut tokoh pendidik anak SetoMulyadi (Handayu, 2001), cerita sangat pentingbagi anak untuk memacu mereka memilikisemangat juang dalam menghadapi berbagaikesulitan hidup.

Untuk membangkitkan semangat dan dayajuang anak, dapat diceritakan riwayat orangterkenal yang mencapai keberhasilan merekadengan susah payah. Untuk anak yang sudahmenginjak usia remaja, dapat ditambahkandengan informasi tentang pentingnya tujuanhidup, cara menjabarkannya, dan cara praktismelakoninya.

Menurut Handayu pada masa perkem-bangan kepribadian anak, ternyata dongeng ataucerita sangat dibutuhkan. Bercerita kepada anak,ternyata dapat dipakai sebagai mediapenyampaian pesan agar anak-anak kelak

menjadi orang yang mengerti aturan serta normayang berlaku di masyarakat. Mengetahui manaperbuatan yang baik dan mana perbuatan yangtidak baik. Mana yang boleh dan mana yangtidak boleh dilakukan. Satu hal lagi yangberkaitan dengan cerita adalah kenyataanbahwa cerita merupakan media yang cukupefektif dalam menanamkan nilai-nilai agama kedalam sanubari anak, sebab di dalamnyaterkandung nilai-nilai moral bagi pembentukandan perkembangan kepribadian anak.

Mendongeng merupakan salah satu upayauntuk menanamkan nilai-nilai luhur pada anak.Lewat mendongeng, nilai-nilai keutamaan(moral, budi pekerti, kejujuran, kebaikan,kemandirian, atau keagamaan dan lain-lain)dapat ditanamkan kepada anak-anak denganmudah. Melalui dongeng pula anak belajarmengembangkan imajinasi, mengekspresikandiri, menumbuhkan rasa humor, memperluascakrawala khayalan, mengasah pengalamanemosional, dan memetik pesan yang tersirat dibalik dongeng.

Nilai-nilai sosial yang dapat ditanamkankepada anak usia dini yakni bagaimana seha-rusnya sikap seseorang dalam hidup bersamadengan orang lain. Dalam hidup bersama oranglain perlu ditanamkan sikap saling menghor-mati, saling menghargai hak orang lain, salingmembutuhkan, menyadari tanggung jawabbersama, saling menolong, dan sebagainya.Dalam hidup bersama orang lain, juga perluditanamkan sopan santun dalam bertemudengan orang lain, dalam meninggalkan oranglain, dalam makan bersama, dalam berpakaian,dalam berbicara, dalam bergaul dengan oranglain, dan seterusnya.

Guru juga dapat memanfaatkan cerita untukmenanamkan sikap-sikap positif: menanamkankejujuran, keberanian, kesetiaan, keramahan,ketulusan, dan sikap-sikap positif yang laindalam kehidupan lingkungan keluarga, sekolah,dan luar sekolah.

Melalui cerita memungkinkan pengembang-an dimensi perasaan anak. Cerita dapatmenggetarkan perasaan dan membangkitkansemangat. Perasaan anak akan larut dalamkehidupan imajinatif cerita itu. Ia merasa sedihbila tokoh dalam cerita itu disakiti. Ia akansenang sekali bila ada tokoh lain yang melin-

Page 26: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

18 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anak

dungi, yang baik hati, yang suka menolong.Demikian juga bila tokoh penjahat dalam ceritaitu dihukum. Anak akan mengidentifikasi tokohdalam cerita yang mempunyai sikap yang baikdan menghindari berbuat seperti tokoh dalamcerita yang tidak baik.

Bercerita akan dapat menumbuhkankedekatan antara orang tua dengan anak. Lama-kelamaan keterbukaan antara anak denganorang tua pun terbina. Bila anak sudah terbiasaberbagi, kebiasaan berbagi itu akan terusberlanjut saat ia menginjak dewasa . Dalam halberbagi masalah atau pun kesenangan-kesenangan lain.

Melalui cerita, anak dapat bertindak lebihbijaksana dan jarang terperosok padakenakalan-kenakalan serius yang mengarahpada kriminalitas maupun tindakan-tindakananarkis, karena kehidupan perasaannya lebihterarah. Nilai-nilai moral dan budi pekerti dapatlebih mudah ditanamkan melalui contoh-contohkonkret, seperti cerita yang memberi teladanbahwa sifat yang baik akan meyebabkanseseorang disukai, sebaliknya, anak yang jahilakan dijauhi oleh teman-temannya. Cerita-ceritayang membentuk mental, spiritual, dan karakteranak sejak kecil akan menjadi nilai yang hidupdalam diri anak.

Hal penting yang dapat dilakukan dalammendidik anak adalah upaya untuk membantumengembangkan pola berpikir realistis, yaitubersikap jujur dan terbuka. Bercerita kepada anakmerupakan sebuah cara yang baik sekali untukmengajari anak-anak berpikir realistis karenacerita dapat menunjukkan bagaimana orangsecara realistis memecahkan masalah-masalah-nya.

Meskipun perilaku dan karakter anak takmungkin dibentuk hanya melalui buku, tetapicerita yang didengar anak akan masuk ke dalamdunianya dan akan memberi warna padaperilaku serta karakter anak.

Metodologi

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebuahpenelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnyasendiri dengan jalan (1) merencanakan, (2)melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakansecara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan

untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guruyang berujung kepada peningkatan hasil belajarsiswa. Bila hasil belajar siswa meningkat, makakualitas pembelajaran di sekolah pun akanmeningkat pula.

PTK sesungguhnya merupakan implemen-tasi dari kreativitas dan kekritisan guru terhadapapa yang sehari-hari diamati dan dialaminyasehubungan dengan profesinya untukmenghasilkan kualitas pembelajaran yang lebihbaik sehingga mencapai hasil yang optimal.Penelitian ini dilakukan bertitik tolak daripermasalahan yang ditemukan guru di lapangansehingga perlu adanya usaha untukmemperbaikinya.

Prinsip dasar PTK adalah: (1) berkelanjutan,PTK merupakan upaya yang berkelanjutansecara siklutis, (2) integral, PTK merupakanbagian integral dari konteks yang diteliti, (3)ilmiah, diagnosis masalah berdasar padakejadian nyata, (4) motivasi dari dalam, motivasiuntuk memperbaiki kualitas harus tumbuh daridalam, (5) lingkup, masalah tidak dibatasi padamasalah pembelajaran di dalam dan luar ruangkelas.

Tujuan utama PTK adalah mengubahperilaku pengajaran guru, perilaku peserta didikdi kelas, peningkatan atau perbaikan praktikpembelajaran, dan atau mengubah kerangkakerja pelaksanaan pembelajaran kelas yangdiajar oleh guru tersebut sehingga terjadipeningkatan layanan profesional guru dalammenangani proses pembelajaran. Jadi, PTKlazimnya dimaksudkan untuk mengembangkanketerampilan atau pendekatan baru pembel-ajaran dan untuk memecahkan masalah denganpenerapan langsung di ruang kelas.

Manfaat umun PTK bagi guru di antaranyaadalah: (1) membantu guru memperbaiki mutupembelajaran, (2) meningkatkan profesionalitasguru, (3) meningkatkan rasa percaya diri guru,dan (4) memungkinkan guru secara aktifmengembangkan pengetahuan dan keteram-pilannya.

Keunggulan PTK yang dilaksanakan disekolah yaitu: (1) praktis dan langsung relevanuntuk situasi yang aktual, (2) kerangka kerjanyateratur, (3) berdasarkan pada observasi nyatadan objektif, (4) fleksibel dan adaptif, (5) dapatdigunakan untuk inovasi pembelajaran, (6)

Page 27: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

19Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anak

dapat digunakan untuk mengembangkankurikulum tingkat kelas, dan (7) dapatdigunakan untuk meningkatkan kepekaan atauprofesionalisme guru.

Selain memiliki keunggulan, PTKmempunyai beberapa prinsip yang harusdiperhatikan oleh guru di sekolah, diantaranyayaitu: (1) tidak mengganggu pekerjaan utamaguru yaitu mengajar, (2) metode pengumpulandata tidak menuntut metode yang berlebihansehingga mengganggu proses pembelajaran, (3)metodologi yang digunakan harus cukup reliabelsehingga hipotesis yang dirumuskan cukupmeyakinkan, (4) masalah yang diteliti adalahmasalah pembelajaran di kelas yang cukupmerisaukan guru dan guru memiliki komitmenuntuk mencari solusinya, (5) guru haruskonsisten terhadap etika pekerjaannya danmengindahkan tata krama organisasi. Masalahyang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinansekolah dan guru sejawat sehingga hasilnyacepat tersosialisasi, dan (6) masalah tidak hanyaberfokus pada konteks kelas, melainkan dalamperspektif misi sekolah secara keseluruhan(perlu kerjasama antara guru dan dosen).

Namun demikian, PTK sebagai salah satumetode penelitian memiliki beberapa keterba-tasan, antara lain: validitasnya masih seringdisangsikan, tidak dimungkinkan melakukangeneralisasi karena sampel sangat terbatas,peran guru yang “one man show” bertindaksebagai pengajar dan sekaligus peneliti seringmembuat dirinya menjadi sangat repot.

Model PTK yang diterapkan dalampenelitian ini adalah model Kurt Lewin, yangmenjadi acuan pokok atau dasar dari adanyaberbagai model penelitian tindakan yang lain,khususnya PTK. Dikatakan demikian karenaKurt Lewin adalah orang yang pertama kalimemperkenalkan Action Research atau penelitiantindakan. Konsep pokok penelitian tindakanKurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu(1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting),(3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (re-

flecting). Hubungan keempat komponen tersebutdipandang sebagai siklus yang dapatdigambarkan sebagai berikut:

Penelitian ini merupakan PTK karenapenelitiannya dilakukan untuk memecahkanpermasalahan yang terjadi di kelas oleh gurukelas sendiri yang berperan ganda sebagaipraktisi dan peneliti, yang bermanfaat untukmeningkatkan mutu proses dan hasil pembel-ajaran di kelas, dengan menerapkan berbagairagam teori dan teknik pembelajaran yangrelevan secara kreatif. Dengan melaksanakantahapan-tahapan penelitian tindakan kelasyaitu: tahapan perencanaan, tahapan tindakan,tahapan pengamatan, dan tahapan refleksi(merupakan satu daur atau siklus). Selain dapatmenemukan solusi dari masalah yang timbul dikelasnya sendiri, guru pun diharapkan dapatmelaksanakan tugas utamanya yaitu mengajardi kelas, tanpa harus meninggalkan pesertadidiknya.

Pada siklus pertama, dimulai dengan taha-pan perencanaan. Perencanaan yang matangperlu dilakukan setelah mengetahui masalahdalam pembelajaran. Dalam langkah ini, gurumerancang tindakan perbaikan yang akandilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.Guru dapat mengacu kepada teori yang relevan,bertanya kepada ahli terkait, dan berkonsultasidengan teman sejawat. Kemudian perencanaanitu diwujudkan dengan adanya tindakan dariguru berupa solusi tindakan sebelumnya.Selanjutnya diadakan pengamatan yang telititerhadap proses pelaksanaannya. Setelahdiamati, barulah guru dapat melakukan refleksidan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadidalam kelasnya.

Dalam PTK siklus selalu berulang. Setelahsatu siklus selesai, barangkali guru akanmenemukan masalah baru atau masalah lamayang belum tuntas dipecahkan, dilanjutkan kesiklus kedua dengan langkah yang sama sepertipada siklus pertama, guru akan kembalimengikuti langkah perencanaan, tindakan,pengamatan, dan refleksi pada siklus kedua.

Penelitian ini dilakukan di TKK 11 BPKPENABUR Jakarta, Jalan Surya Sarana, SuryaGardenia, Jakarta Barat. Subjek penelitian iniadalah seluruh peserta didik Kelompok B (kelasB2) yang berjumlah 23 anak terdiri dari 11 anak

reflecting

acting

observing planning

Page 28: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

20 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anak

perempuan dan 12 anak laki-laki denganrentang usia antara 5 – 6 tahun. Penelitiandilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran2009 – 2010 mulai tanggal 9 – 20 November 2009.

PTK dilaksanakan dalam tiga siklus yangsudah dianggap mampu memenuhi kepuasanpeneliti dalam mencapai hasil yang diinginkandan mengatasi persoalan yang ada. Siklus akandilanjutkan ke siklus berikutnya jika belumtercapai kriteria keberhasilan atau ketuntasanbelajar yang telah ditetapkan oleh peneliti.

PTK menggunakan bentuk kolaborasi. Duaorang guru menjadi pihak kolaborator yangmelaksanakan pembelajaran yang dirancangoleh peneliti untuk dilaksanakan di kelas danpeneliti sebagai observator dan penanggungjawab penuh penelitian tindakan ini. Penelitidan kolaborator terlibat secara penuh dalamperencanaan, tindakan, observasi, dan refleksipada tiap-tiap siklusnya. Keempat tahapantersebut saling terkait dan berkelanjutan.

Sumber data diperoleh melalui observasiselama pembelajaran berlangsung denganmengisi check list Tingkat Kedisiplinan Anakyang dibuat oleh peneliti berdasarkanpermasalahan kedisiplinan yang muncul saatproses belajar mengajar berlangsung di kelasdengan indikator sebagai berikut: mendengar-kan guru saat menerangkan materi, mengerjakaninstruksi guru (tidak membantah/melanggar),berbicara dengan sopan terhadap guru/teman(tidak membentak/berbicara kasar), yang diisioleh tiga orang guru (peneliti dan dua orangkolaborator), sebelum dan sesudah tindakan,dan observasi kelas, yang dilakukan olehpeneliti selama proses tindakan berlangsung,untuk mengamati dan mencatat perkembangan-perkembangan dan kegiatan yang terjadi, baikpada pihak peserta didik dalam mendengarkancerita yang disampaikan (seperti ekspresi danrespon anak) maupun pihak kolaborator dalammenyampaikan cerita.

Peneliti menganggap bahwa peningkatankedisiplinan anak berhasil jika minimal rata-rata80% dari tiap indikator tercapai, dengan meng-gunakan analisis deskripsi kualitatif, yangmenggambarkan fakta sesuai dengan data yangdiperoleh dengan tujuan untuk mengetahuihasil belajar yang dicapai peserta didik (dalamhal ini adalah untuk melihat adanya pening-

katan disiplin anak saat kegiatan belajarmengajar berlangsung di kelas). Analisis datadilakukan pada akhir setiap siklus. Sehinggapeneliti mendapatkan gambaran perlu atautidaknya tindakan perbaikan yang akandilakukan pada siklus selanjutnya.

Dari hasil check list Tingkat KedisiplinanAnak Kelompok B2 sebelum tindakan dilakukandiperoleh data sebagai berikut: tingkatkonsentrasi anak saat mendengarkan penjelasanmateri oleh guru adalah 47.83% atau 11 anakdari 23 anak, tingkat ketaatan anak terhadapinstruksi guru adalah 56.52% atau 13 anak dari23 anak, dan kesopanan dalam berbicara ataumengekspresikan emosi dengan wajar adalah60.87% atau 14 anak dari 23 anak.

Hasil Penelitian

Siklus PertamaTahap Perencanaan TindakanPeneliti dan kolaborator menyeleksi topik yangakan dipakai dalam proses pembelajaran dikelas. Pada tanggal 10 November 2009, ceritayang akan diangkat adalah salah satu tokohAlkitab yang bernama Zakheus (seorangpemungut cukai yang sangat dibenci olehrakyat), namun karena ia mau mendengarkanTuhan Yesus maka ia beroleh selamat. Iamengalami perubahan yang baik dalamhidupnya. Selanjutnya peneliti dan kolaboratormenetapkan tujuan dari cerita tersebut yaitumenunjukkan kepada peserta didik bahwamenyimak guru dengan sungguh-sungguhdapat memberikan perubahan yang baik kepadamereka , salah satunya adalah kepandaian (daritidak tahu menjadi tahu).

Penyampaian cerita direncanakan akandilakukan sebelum pelajaran dimulai. Waktuyang diperlukan untuk bercerita kurang lebihsepuluh menit. Peserta didik dikelompokkanberdasarkan postur tubuh. Guru menggunakangambar pada power point di komputer sebagaialat peraga. Setelah selesai, guru akan meng-adakan tanya jawab seputar cerita.

Tahapan Tindakan:Setelah peserta didik berkumpul, gurumengarahkan suasana kelas menuju kondisi

Page 29: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

21Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anak

yang diinginkan untuk mempersiapkan anak-anak mendengarkan cerita. Beberapa dari merekaduduk di atas karpet, dan beberapa lagi dudukdi atas kursi di belakang karpet. Merekadikelompokkan berdasarkan postur tubuh,dengan pandangan diarahkan kepada layarkomputer. Guru duduk di samping/dekatkomputer (sedikit membelakangi anak). Lampukelas mulai dimatikan.Konsep cerita sepertipanggung boneka. Saatbercerita, guru dengansengaja tidak memperha-tikan ekspresi anak.Anak-anak pun tidakdapat melihat ekspresiguru. Guru mengandal-kan suara dan memperli-hatkan gambar. Semen-tara anak-anak belajarmendengarkan suaradan melihat gambar.Setelah selesai bercerita,lampu kembali dinyala-kan. Guru mengadakantanya jawab seputar perubahan baik yangdialami oleh si tokoh. Apa kerugian si tokohsebelum berjumpa Yesus, dan apa keuntungan-nya setelah ia mendengarkan perkataan Tuhan.Guru juga kembali mengingatkan peserta didikuntuk meneladani tokoh tersebut.

Tahap Pengamatan atau ObservasiPada saat guru bercerita, peneliti yang bertindaksebagai observer mengamati guru yangmenyampaikan cerita dan peserta didik. Peng-amatan ini dimaksudkan untuk mengetahuisejauh mana keberhasilan yang dicapai olehkolaborator dalam pembelajarannya, di anta-ranya: (1) penguasaan bahan cerita dan (2)penghayatan saat bercerita. Aspek yang diamatipada peserta didik adalah sebagai berikut: (1)perhatian mereka terhadap cerita (fokusterhadap suara guru dan gambar yangdisajikan), dan (2) ekspresi mereka saat men-dengarkan cerita.

Selanjutnya setelah guru bercerita, penelitidan dua guru lain (sebagai kolaborator) bersama-sama mengamati secara langsung perubahan

haduseSnadmulebeSkanAukalireP:1lebaT1sulkiSnakadniT

oN rotakidnI mulebeSnakadniT

sulkiSamatreP

nakianeK

.1 taasnakragnedneMnakgnarenemurug

iretam

%38.74 %78.06 %40.31

.2 nakajregneMurugiskurtsni

%25.65 %78.06 %53.4

.3 nagnedaracibreBnapos

%78.06 %22.56 %53.4

yang terjadi pada peserta didik saat kegiatanbelajar mengajar berlangsung di hari itu, denganberpatokan pada format yang tersedia.

Tahap RefleksiPeneliti dan kolaborator menganalisis danmengolah nilai yang terdapat pada lembar

observasi yang ada. Hasil analisis diperolehsebagai berikut.

Prosentase anak yang dapat menyimakdengan sungguh-sungguh saat gurumenerangkan pelajaran di hari itu (setelah anakmendengarkan cerita) meningkat menjadi60.87% atau 14 anak dari 23 anak, sementaraprosentase anak yang taat meningkat menjadi60.87% atau 14 anak dari 23 anak, dan untuksopan santun anak saat berbicara meningkatmenjadi 65.22% atau 15 anak dari 23 anak.Peningkatan prosentase ini menunjukkanbahwa cerita yang disampaikan cukupmempengaruhi anak sehingga membentukkesadaran mereka untuk mengubah perilakuyang merugikan dan meneladani sikap yangbaik.

Dibandingkan dengan keadaan awal,terjadi kenaikan prosentase pada siklus pertama.Namun target yang ditentukan untuk masing-masing indikator sebesar 80%, belum tercapai.Hal ini dikarenakan beberapa peserta didiksesekali terlihat menggerakkan kepalanyaberusaha untuk melihat ekspresi guru saat

Page 30: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

22 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anak

bercerita sehingga mengganggu teman-temanyang duduk di belakang. Maka peneliti dankolaborator merencanakan melakukan perbai-kan tindakan untuk siklus kedua, denganmerubah tehnik bercerita dan posisi duduk anak.

Siklus KeduaTahap Perencanaan TindakanPeneliti dan kolaborator kembali menyeleksitopik yang dipakai dalam proses pembelajarandi kelas untuk siklus kedua ini. Pada tanggal 13November 2009, cerita yang diangkat adalahtokoh Nuh yang dikenal sebagai tokoh yang taat.Nuh taat kepada Tuhan karena ia percaya akanperkataan Tuhan. Karena ketaatannya maka iadan seisi keluarganya diselamatkan. Sementarauntuk perbandingan karakter Nuh diceritakanorang-orang yang tidak mau mendengarkan danakhirnya menuai penyesalan. Kemudian penelitidan kolaborator menetapkan tujuan dari ceritaini yaitu agar anak-anak belajar percaya padaperkataan guru dan menaatinya.

Penyampaian cerita direncanakan dilaku-kan sebelum pelajaran dimulai. Waktu yangdiperlukan untuk bercerita kira-kira sepuluhmenit. Guru mengelompokkan peserta didikberdasarkan tingkat ketertiban mereka (dilihatdari hasil ana-lisis siklus per-tama). Guru ber-cerita secaralisan tanpa alatperaga. Gurum e n g a k h i r icerita denganm e m b e r i k a np e n g u a t a nterhadap tokohyang baik.

TahapanTindakanSetelah anak ber-kumpul, gurumengatur posisiduduk anak sesuai dengan yang direncanakan:kelompok anak yang sudah dapat tertib dankelompok anak yang masih kurang tertib. Semuaanak duduk di atas karpet. Guru duduk di ataskursi di depan kelas, menghadap anak-anak.Guru bercerita secara lisan dengan kebebasan

berekspresi. Cara bercerita dibuat semenarik dansehidup mungkin untuk membuat anakberimajinasi sehingga mereka dapat memasukidunia cerita tersebut, namun tetap pada alurnya.Dengan sesekali melontarkan pertanyaan untukmengajak anak-anak berinteraksi. Cerita diakhiridengan mengarahkan anak untuk memilihmeneladani tokoh yang baik.

Tahap Pengamatan atau ObservasiUntuk tahap ini, peneliti kembali mengadakanpengamatan terhadap guru dan anak. Penga-matan ini dimaksudkan untuk melihat kemajuandari tiap aspek yang diamati sesuai lembarobservasi yang ada.

Selanjutnya peneliti dan kolaboratorbersama-sama mengamati secara langsungperubahan yang terjadi pada peserta didik saatkegiatan belajar mengajar berlangsung di hariitu, dengan berpatokan pada format yang terse-dia, seperti yang dilakukan pada siklus pertama.

Tahap RefleksiPeneliti dan kolaborator menganalisis danmengolah nilai yang terdapat pada lembarobservasi yang ada. Hasil analisis diperolehsebagai berikut.

Prosentase anak yang dapat menyimak saat gurumenerangkan pelajaran di hari itu setelah anakmendengarkan cerita meningkat menjadi 73.91%atau 17 anak dari 23 anak, sementara prosentaseanak yang taat meningkat menjadi 69.57% atau16 anak dari 23 anak, dan untuk kesopanan anak

,nakadniTmulebeSkanAukalireP:2lebaT2sulkiSnad1sulkiShaduseS

oN rotakidnImulebeSnakadniT

sulkiS1

sulkiS2

nakianeK2>-1sulkiS

.1 taasnakragnedneMnakgnarenemurug

iretam

%38.74 %78.06 %19.37 %40.31

.2 nakajregneMurugiskurtsni

%25.65 %78.06 %75.96 %7.8

.3 nagnedaracibreBnapos

%78.06 %22.56 %75.96 %53.4

Page 31: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

23Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anak

saat berbicara meningkat menjadi 69.57% atau16 anak dari 23 anak.

Dibandingkan dengan siklus pertama,terjadi kenaikan prosentase pada siklus keduaini. Berdasarkan hasil analisis di atas terlihatbahwa cerita ini mampu membuat anak melihatefek positif dari memiliki karakter taat sehinggamereka dengan sendirinya memilih danmenyukai karakter ini karena menghasilkankonsekuensi yang menyenangkan. Hal inisangat berpengaruh besar terhadap perilakumereka di hari itu. Mereka belajar taat. Namunmasih ada beberapa anak di kelompok B2 yangbelum terlihat mengalami perubahan. Reaksibeberapa anak tersebut saat tokoh Nuh dalamcerita itu mengalami kesusahan, dapatdikategorikan sangat tidak wajar, merekatertawa, menganggap hal itu sebagai lelucon.Reaksi tersebut sama seperti yang merekalakukan dalam keseharian bila melihat adateman yang mengalami kesusahan. Hal ini jugadikarenakan ekspresi yang berlebihan dari gurusaat membawakan cerita. Selain itu, target yanghendak dicapai peneliti, belum terpenuhi, karenaitu peneliti dan kolaborator merasa perlu untukmelakukan siklus yang ketiga, denganmerencanakan perbaikan di dalam tehnikbercerita dan pengaturan ulang posisi dudukanak.

Siklus KetigaTahap Perencanaan TindakanPeneliti dan kolaborator menyeleksi kembalitopik yang akan dipakai dalam prosespembelajaran di kelas untuk siklus ketiga ini.Pada tanggal 18 November 2009, cerita yangdipilih adalah tentang seorang anak yangbernama Mefiboset yang timpang. Diharapkancerita ini mampu menyentuh perasaan anak-anak terhadap keadaan orang lain sehinggamereka dapat belajar bagaimana menjagaperasaan orang lain juga mengekpresikanperasaan mereka dengan wajar.

Seperti siklus-siklus sebelumnya, penyam-paian cerita ini direncanakan akan dilakukansebelum pelajaran dimulai. Waktu berceritaadalah sepuluh menit. Guru mengatur posisiduduk anak dengan cara perbauran. Gurubercerita dengan menggunakan alat peraga.Cerita ini akan berakhir dengan pertanyaansecara personal terhadap anak-anak tertentu.

Tahapan TindakanGuru mengatur posisi duduk peserta didikdengan cara membaurkan antara anak yangsudah dapat tertib dengan anak yang kurangdapat tertib (berdasarkan hasil analisa sikluskedua). Semua anak duduk di atas karpet. Gurududuk di atas kursi di depan kelas, menghadapanak-anak, dengan alat peraga beberapa gambaratau kejadian dimana Mefiboset yang timpangitu ditertawakan oleh teman-temannya, besertagambar wajah anak-anak yang akan dijadikanguru sebagai bahan pembanding. Gurumengganti wajah Mefiboset dengan wajah anak-anak untuk memancing reaksi mereka. Gurumenekankan pertanyaan pada bagaimanaseharusnya kita bersikap terhadap orang yangmengalami kesusahan, dan bagaimana rasanyabila kejadian itu dialami oleh anak-anak sendiriatau salah satu keluarga mereka.

Tahap Pengamatan atau ObservasiDalam tahap observasi, peneliti sebagaiobservator kembali mengadakan pengamatanterhadap guru dan anak. Pengamatan inidilakukan untuk melihat perkembangan daritiap aspek yang diamati sesuai dengan lembarobservasi yang ada.

Selanjutnya peneliti dan kolaboratorbersama-sama secara langsung mengamatiperubahan yang terjadi pada peserta didik saatproses belajar mengajar berlangsung di hari itu,sesuai dengan format yang tersedia, seperti yangdilakukan pada siklus pertama dan kedua.

Tahap RefleksiPeneliti dan kolaborator menganalisis danmengolah nilai yang terdapat pada lembarobservasi yang ada. Hasil analisis diperolehsebagai dapat dilihat pada tabel 3.

Prosentase anak yang sudah dapatmenyimak meningkat menjadi 91.30% atau 21anak dari 23 anak, sementara prosentase untukaspek ketaatan meningkat menjadi 82.61% atau19 anak dari 23 anak, dan untuk aspek berbicaradengan sopan meningkat menjadi 86.96% atau20 anak dari 23 anak.

Dibandingkan dengan siklus kedua, terjadikenaikan prosentase pada siklus ketiga.Melihat hasil prosentase yang meningkat inidapat menunjukkan betapa hebatnya pengaruh

Page 32: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

24 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anak

cerita terhadap perasaan anak di hari itu. Merekaterbantu untuk menerima dan menghargaiperasaan orang lain. Mereka pun belajar untukmengendalikan perasaan mereka dan mengeks-presikannya secara wajar. Hasil observasimenunjukkan cerita tersebut di atas menumbuh-kan pengertian dan kerjasama di hari itu. Disiklus ketiga ini dapat disimpulkan bahwa tar-get yang ditentukan telah tercapai. Maka penelitidan kolaborator menyepakati untuk mengakhiritindakan sampai pada siklus ketiga ini.

Kesimpulan

Ada tiga permasalahan utama dalam halkedisiplinan yang peneliti hadapi di dalam kelasyaitu: anak sulit untuk menyimak guru saatmenerangkan pelajaran, anak tidak maumendengarkan perkataan guru (tidak taat), dananak tidak terbiasa berbicara dengan sopan, baikterhadap guru maupun terhadap teman. Daripermasalahan tersebut di atas, peneliti mencobaberupaya bagaimana mendisiplinkan anaktanpa adanya pemberian sanksi, karena anakusia dini masih harus belajar bermacam polatingkah laku yang diperlukannya untuk belajarmenyesuaikan diri dengan tuntutan tanggungjawab sebagai anggota masyarakat. Ditinjau darisegi perkembangan anak, pembentukan tingkahlaku akan membantu anak bertumbuh danberkembang secara seimbang. Artinya, memberi-kan rasa puas pada diri sendiri dan dapatditerima oleh masyarakatnya. Memungkinkanterjadinya hubungan antara pribadi yang baik,saling percaya, saling mendorong, dan

bekerjasama untuk kepentingan bersama.Karena itu anak perlu didorong untuk bertingkahlaku sesuai yang diharapkan dan menghi-langkan tingkah laku yang tidak diharapkan.Tingkah laku yang diharapkan apabiladilakukan anak akan memberikan konsekuensiyang menyenangkan, sedang tingkah laku yangtidak diharapkan akan menumbuhkan penye-salan pada diri anak. Tingkah laku yang diha-rapkan apabila dibina secara terus meneruspada saatnya akan terjadi dengan sendirinya,atas prakarsa anak sendiri meskipun tidak adapengawasan dari guru, dan anak perlu menda-pat kesempatan untuk mengubah tingkah lakuyang tidak diharapkan itu. Karena itu penelitimenggunakan cerita untuk mening-katkankedisiplinan anak dengan menitikberat-kanpada pengendalian diri anak.

Dengan kemampuan mengendalikan dirimemungkinkan anak dapat memahami danmenghayati tingkah laku mana yang dapatditerima oleh lingkungannya. Juga memungkin-kan anak menyadari bahwa dirinya dapatmengembangkan tanggung jawab terhadap dirisendiri juga terhadap orang lain.

Dari hasil analisis, dapat disimpulkanbahwa cerita mampu menjawab persoalan yangada. Cerita mampu meningkatkan kedisiplinananak kelompok B (kelas B2).

Suatu langkah yang baik apabila orang tuadan guru dapat memberi pelajaran atau nasihatdengan jalan bercerita untuk menanamkankejujuran dan kebijakan, sekaligus anak merasadihibur dengan cerita-cerita ringan tersebut.

3nad2,1sulkiShaduseS,nakadniTmulebeSkanAukalireP:3lebaT

oN rotakidnI mulebeSnakadniT

sulkiS1

sulkiS2

sulkiS3

nakianeKsulkiS 3>-2

.1 taasnakragnedneMnakgnarenemurug

iretam

%38.74 %78.06 %19.37 %03.19 %93.71

.2 nakajregneMurugiskurtsni

%25.65 %78.06 %75.96 %16.28 %40.31

.3 nagnedaracibreBnapos

%78.06 %22.56 %75.96 %69.68 %93.71

Page 33: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

25Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anak

Implikasi

Penelitian ini berdampak sangat baik untuk parapeserta didik, melalui cerita mereka dapatmembandingkan mana tokoh yang baik untukditiru dan mana tokoh yang tidak baik untukmereka jauhi, mereka juga dapat melihatkonsekuensi yang dialami oleh setiap tokohapakah menghasilkan konsekuensi yangmenyenangkan atau malah mengakibatkanpenyesalan, anak pun dapat belajar mengarungiberbagai perasaan manusia seperti menghayatikesedihan dan kemalangan atau berbagikebahagiaan dan keberuntungan. Cerita menjadisarana yang efektif untuk mempengaruhi caraberpikir dan berperilaku anak, karena merekasenang mendengarkan atau dibacakan berulang-ulang, tanpa merasa digurui apalagi dipaksa.

Bagi guru hal ini pun berdampak positif.Guru terdorong untuk lebih jeli melihatkebutuhan anak didiknya dalam hal kedisip-linan selama proses belajar mengajar, demimendukung tercapainya ketuntasan belajar dikelas. Selain itu juga menambah kreativitas gurudengan menggali bahan cerita yang ada.

Sejalan dengan program N2K di sekolah,penelitian ini sangatlah mendukung. Makadiharapkan dua kali dalam sebulan di dalamkegiatan belajar mengajar, guru memilikikesempatan untuk bercerita sesuai dengankebutuhan kelas masing-masing.

Melalui bercerita, proses komunikasi antaraanak dengan orang tua menjadi sangat dekat.Orang tua akan didengar dan diperhatikan, or-ang tua akan disayangi, dipercaya danditeladani, baik kata-kata, nasihat, maupuntingkah laku. Kedekatan emosi (emotional bond-ing) dengan orang tua adalah pagar yang pentingbagi anak untuk menjaga diri mereka sendiri.Iman yang bertumbuh baik adalah akar, tempatanak-anak meletakkan pijakan mereka kelak.

Saran

Salah satu tugas perkembangan masa kanak-kanak awal yang harus dijalani anak usia diniadalah mengembangkan pengendalian diri,yakni belajar untuk bertingkah laku sesuaidengan tuntutan masyarakatnya. Anak belajaruntuk memahami setiap perbuatan itu memilikikonsekuensi atau akibat. Bila anak memahamihal tersebut maka ia akan selalu berusaha untukmemenuhi apa yang ingin dilakukan itu sesuai

dengan tingkah laku yang dapat diterimamasyarakatnya dalam lingkungan sekolah.

Karena itu alangkah baiknya apabila guru,orang tua dan sekolah menjadikan cerita sebagaimedia untuk menyampaikan nilai-nilai yangberlaku di masyarakat. Melalui bercerita kitadapat mengkomunikasikan nilai-nilai budaya,sosial, keagamaan; menanamkan etos kerja, etoswaktu, dan etos alam; juga membantu mengem-bangkan dimensi kognitif, bahasa dan fantasianak.

Cara penyampaian, isi dan tujuan ceritaberbeda pada usia tertentu. Karena itu perludisesuaikan dengan kurikulum Character Build-ing di sekolah. Jika dalam pengamatan terjadiperubahan-perubahan pada anak, walaupunsedikit sekali, upaya melalui cerita ini akanmemberikan semangat kepada guru dan orang tua.

Mengingat penelitian ini hanya berjalandalam tiga siklus serta dengan subjek yang cukupbanyak, yaitu 23 anak dalam satu kelas, penelitiatau guru lain diharapkan dapat melanjutkanuntuk mendapatkan temuan yang lebihsignifikan. Dan lagi karena Instrumen yangdigunakan dalam penelitian ini masih meru-pakan instrumen yang tingkat validasinyabelum memuaskan, maka untuk penelitianberikutnya dapat mencoba dengan instrumenyang lebih standar.

Daftar Pustaka

Handayu, T. (2001). Memaknai cerita mengasahjiwa. Solo: Era Intermedia

http://lalat-campur-campur.blogspot.com/2010/05/disiplin-rumah-sekolah-dan-masyarakat_16html-43k

Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. (2010).Penelitian tindakan kelas. Jakarta: PT Indeks

Majid, Abdul Aziz Abdul. (2002). Mendidikdengan cerita. Bandung: PT RemajaRosdakarya

Moeslichatoen, R. (2004). Metode pengajaran diTaman Kanak-Kanak. Jakarta: PT RinekaCipta

Rimm, Sylvia. (2003). Mendidik dan menerapkandisiplin pada anak prasekolah. Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama

Roswitha N. 2009. Mendisiplin anak dengan cerita.Jakarta: ANDI

Zainal, A. et al. (2009). Penelitian tindakan kelasuntuk guru SD, SLB, dan TK. Bandung:CV Yrama Widya

Page 34: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

26 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penerapan Metode Mind Mapping

Penerapan Metode Mind Mapping dalam MeningkatkanKemampuan Mengerjakan Soal Cerita Bilangan Pecahan

Melania Sutarni*)

*) Guru SDK 3 BPK PENABUR Jakarta

Penelitian

erbagai upaya telah dilakukan guru dalam usaha meningkatkan kemampuan siswa dalammemahami mata pelajaran Matematika. Akan tetapi hasil yang diharapkan masih kurangmaksimal bahkan proses belajar dan mengajar menjadi tidak menyenangkan dan cenderungmembosankan bagi siswa dan guru dalam menghadapinya. Sebagian besar siswa SD

merasa kesulitan mengerjakan soal cerita terutama soal pemecahan masalah. Oleh karena itupenelitian tindakan kelas yang dilakukan tahun 2010 ini bermaksud mengatasi masalah kesulitanmengerjakan soal cerita tentang bilangan pecahan pada siswa kelas 5 SDK 3 BPK PENABUR Jakarta.Metode Mind mapping dapat dipakai siswa untuk memetakan soal dengan bertahap danmemudahkan siswa dalam memahami serta menyelesaikan soal dengan benar.

Kata – kata kunci : kemampuan, metode, mind mapping.

AbstractMany efforts have been done by the teachers to improve the students’ ability to understand mathematics.However, the efforts have not come up with the expected results but to some extent made the students uncom-fortable and stressed. Most elementary school students found difficult to do mathematic problems, particu-larly concerning the problems presented in the story form. This classroom action research conducted in grade5, SDK 3BPK PENABUR in 2010 aimed at solving the problem by employing mind mapping method. Aftertwo cycles, the method was effective to assist the students to understand and solve the problems in fractions.Mind mapping method can be used to map out the stages and facilitate the students in understanding andsolving mathematic problems correctly.

Key words: ability, method, mind mapping.

Abstrak

B

Pendahuluan

Kita semua dilahirkan dengan rasa ingin tahuyang tak pernah terpuaskan dan kita semuamempunyai alat yang diberikan Tuhan untukmemuaskannya dan menggunakannya denganmaksimal. Belajar secara menyeluruh merupa-kan cara yang efektif dan alamiah bagi

seseorang. Kita mengetahui bahwa otak dapatmenyerap berbagai fakta, tetapi kerumitanbahasa yang digunakan dalam memahamiinformasi terkadang membuat anak tidak bebasbereksperimen dan bahkan membuat stres. Beberapa metode dan tehnik membelajarkanmungkin sudah dilakukan oleh para pendidikuntuk memberi sugesti positif kepada siswadengan menempatkan siswa secara nyaman

Page 35: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

27Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penerapan Metode Mind Mapping

dalam ruangan yang sejuk, memasang poster,menyediakan beraneka ragam alat peraga,menonjolkan informasi yang sangat penting, danlain-lain. Menciptakan tindakan positif memangmerupakan faktor penting dalam merangsangfungsi otak sehingga dapat menunjukkan danmenciptakan gaya belajar yang terbaik.

Dengan metode dan tehnik yang tepat,pendidik lebih menghemat energi, waktu, sertameningkatkan prestasi siswa. Walaupun hal initidak mudah dijalankan, namun dengankeyakinan, motivasi serta kemampuan yangdimilikinya, pendidik dapat secara kreatifmengembangkan dan menerapkan beranekametode dan tehnik membelajarkan denganmengacu pada karakteristik siswa.

Perkembangan pesat dibidang teknologidan lingkungan memang sangat mempengaruhicara belajar siswa. Dalam kondisi tertentutehnologi yang sudah mendunia dapatmelemahkan minat dan motivasi siswa belajarmelalui kegiatan membaca. Media audio visualternyata dapat juga mengurangi minat membacakarena informasi yang disajikan lebih menarikdan mudah dipahami. Keadaan yang demikiandapat mengakibatkan siswa mengalamikesulitan memperoleh dan memahami informasimelalui membaca.

Mata pelajaran Matematika pada umumnyakurang diminati oleh para siswa, bahkanmerupakan mata pelajaran yang dianggap“menyeramkan“ bagi siswa SDK 3 khususnya.Oleh sebab itu guru berusaha dengan berbagaimetode dalam memberikan materi ajar agarsiswa lebih berminat belajar dan mengganggapmata pelajaran Matematika lebih menyenangkansehingga tujuan semua pihak dapat tercapaidengan maksimal. Sungguhpun demikian,berdasarkan pengamatan peneliti, siswa masihkurang berminat membaca bahan pelajaranMatematika. Soal cerita pada pelajaranMatematika termasuk salah satu bahan yangtidak diminati dan sulit dipahami siswasehingga banyak siswa mendapat nilai yangkurang dari standar minimal. Padahal untukaspek yang lain nilainya lebih baik.

Menurut pengamatan peneliti, siswa SDK 3BPK PENABUR Jakarta khususnya kelas 5 kurangteliti dalam memahami maksud soal dan tidak

mau membaca dengan baik. Berbagai usaha telahdilakukan oleh peneliti seperti memetakan soaldengan bertahap, lalu dihitung dengan teliti, danlain-lain. Namun hasilnya tetap lebih banyakyang nilainya kurang dari standar.

Oleh sebab itu peneliti ingin mencobametode mind mapping untuk memahami soalcerita yang dianggap rumit bagi para siswa.Mind mapping merupakan kiat khusus untukmembuat peta pikiran sehingga memudahkanmemahami uraian kata-kata yang panjang.Fokus penelitian ialah meningkatkan prestasibelajar siswa dalam mengerjakan soal ceritayang menggunakan konsep bilangan pecahanmelalui metode mind mapping.

Berdasarkan uraian dari fokus penelitian diatas maka timbul beberapa pertanyaanpenelitian di antaranya adalah : Bagaimana gayabelajar siswa di kelas atau di rumah? Bagaimanacara siswa membaca informasi? Bagaimanasiswa berminat dalam membaca?Apakah perlusiswa menyimak bacaan secara berulang –ulang? Adakah unsur-unsur membaca yangbenar? Adakah tahapan untuk mengerjakan soalcerita? Apakah perlu kiat khusus untukmengerjakan soal cerita? Bagaimana minat siswabelajar Matematika? Apakah metode yangdigunakan guru signifikan dengan permasa-lahan siswa? Apakah perlu soal ceritamenggunakan kalimat- kalimat sederhana?

Tujuan penelitian yang ingin dicapaimembantu siswa memperbaiki prestasi belajarserta meningkatkan komunikasi antara gurudan siswa; membantu guru dalammembelajarkan siswa dengan tepat sehinggadapat melayani siswa dengan lebih profesional;memberikan sugesti kepada siswa untukberminat membaca dan mempelajari Matematikasehingga siswa dapat memperbaiki cara belajardan mendapat prestasi yang maksimal. Denganmetode mind mapping siswa diharapkan dapatmenyelesaikan soal Matematika yang berupabacaan yang panjang dan mengerjakan soalcerita yang menggunakan pecahan dengansukacita, berhasil dan benar. Penelitian ini jugadiharapkan dapat membantu guru menemukansolusi dalam mengajarkan bilangan pecahanpada soal cerita di kelas 5 SD.

Page 36: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

28 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penerapan Metode Mind Mapping

Kajian Pustaka

Dalam penelitian ini dikaji beberapa konsepteori terkait, sehingga penelitian ini memilikilandasan dan arah yang jelas.

PenerapanPenerapan merupakan proses, cara, perbuatanmempratikkan sesuatu ilmu dalam kehidupansehari–hari (Kamus Besar Bahasa IndonesiaDepdiknas). Jadi menerapkan berarti hal–halyang berhubungan dengan mempraktikkan teori– teori dengan tujuan untuk meningkatkankemampuan melalui berbagai pembinaan yangpernah dilakukan.

Menurut definisi di atas, siswa diajak untukmempraktikkan suatu teori yang pernah dikenaloleh mereka, untuk mempermudah memahamiberbagai hal dengan lebih teliti danmenyenangkan . Bahkan lebih menarik dalampemahamannya sehingga diharapkan siswalebih bersemangat belajar dan prestasi lebihmaksimal.

MetodeMetode adalah cara teratur yang digunakanuntuk melaksanakan suatu pekerjaan agartercapai sesuai dengan yang dikehendaki ataucara kerja yang bersistem untuk memudahkanpelaksanaan suatu kegiatan guna mencapaitujuan yang ditentukan (Kamus Besar BahasaIndonesia Depdiknas). Dalam hal ini guru harustahu cara menggunakan strategi yang efektifuntuk mendapatkan kembali perhatian siswayang sering terpecah karena metode yangdigunakan guru kurang sesuai dan sulitditerima siswa. Bahkan metode yang digunakanguru membosankan dan mungkin kuang efektifbagi siswa.

Mind MappingMind mapping adalah alternatif pemikirankeseluruhan otak terhadap pemikiran linear,yang menggapai ke segala arah dan menangkapberbagai pikiran dari segala sudut (MichaelMichalko). Jadi mind mapping adalah caratermudah untuk menempatkan informasi kedalam otak dan mengambil informasi ke luar dariotak. Mind mapping merupakan cara mencatat

yang kreatif, efektif, dan secara harafiah akanmemetakan pikiran kita.Dengan mind mappingmaka akan tercipta pandangan yang menye-luruh terhadap pokok permasalahan. Memung-kinkan kita merencanakan rute atau membuatpilihan dan mengetahui ke mana kita akan pergidan di mana kita berada.Mengumpulkansejumlah besar data di suatu tempat. Mendorongpemecahan masalah dengan membiarkan kitamelihat jalan – jalan terobosan kreatif baru.Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna,dan diingat.

Mind mapping juga merupakan peta ruteyang hebat bagi ingatan, memungkinkan kitamenyusun fakta dan pikiran sedemikian rupasehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejakawal. Mind mapping digambarkan denganmenggunakan garis lengkung, simbol, kata, dangambar sederhana, mendasar dan alami sesuaidengan cara kerja otak.

Berikut merupakan contoh bentuk mind map-ping untuk memahami soal cerita matematika:Pak Bani membeli sepeda motor seharga Rp12.000.000,00 setelah diperbaiki denganmenghabiskan biaya Rp 750.000,00 Pak Beniingin menjualnya, dan Pak Beni ingin mendapatuntung 22.5% walaupun secara diangsur dalam1 tahun oleh pembelinya. Berapa Pak Benimenjual motornya? Berapa angsuran tiap bulanyang harus dibayarkan pembeli motor itu?

Menurut Michael Michalko, dalam bukunyaCracking Creativity, mind mapping akanmengaktifkan seluruh otak; membereskan akaldari kekusutan mental; memungkinkan kitaberfokus pada pokok bahasan; membantumenunjukkan hubungan antara bagian – bagianinformasi yang saling terpisah; memberigambaran yang jelas pada keseluruhan danperincian; memungkinkan kita mengelom-pokkan konsep, membantu kita membanding-kannya; dan mensyaratkan kita untukmemusatkan perhatian pada pokok bahasanyang membantu mengalihkan informasi dariingatan jangka pendek ke ingatan jangkapanjang. Peneliti memilih metode mind mappingkarena khususnya siswa SDK 3 kurangmemusatkan perhatian lebih, dalam memahamisoal cerita dan peneliti lebih menekankan siswauntuk memusatkan perhatian pada pokokbahasan sehingga membantu siswa dalam

Page 37: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

29Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penerapan Metode Mind Mapping

pemahaman informasi secara bertahap tetapimengerti maksud dan pemecahannya. Bahkandalam buku Quantum Learning, mind mappingdapat bermanfaat untuk berfikir secara fleksibel,dapat memusatkan perhatian, meningkatkanpemaha-man, dan menyenangkan karena dapatmenunjukkan imajinasi dan kreteatifitasseseorang. Pembelajaran Matematika di SDdiberikan berdasarkan kompetensi siswasehingga diharapkan dengan kompetensi darimasing-masing siswa dapat memahami danmemecahkan masalah perhitungan sesuaidengan imajinasi dan kreatifitas yangmenyenangkan dengan hasil yang maksi-mal.Kemampuan belajar siswa dalammengerjakan soal cerita yang menggunakankonsep pecahan pada mata pelajaranMatematika dapat ditingkatkan melalui metodemind mapping.

Metodologi Penelitian

Tujuan penelitian dilakukan untuk mening-katkan kemampuan siswa dalam mengerjakan

soal cerita yang menggunakan konsep bilanganpecahan dengan menggunakan metode mindmapping. Subjek penelitian adalah seluruhpeserta didik kelas 5A yang berjumlah 32siswa,16 laki-laki dan 16 perempuan pada se-mester kedua tahun pelajaran 2009-2010.Penelitian ini dilakukan di SD Kristen 3 BPKPENABUR Jakarta, Jalan Gunung Sahari Nomor90A Jakarta Pusat, pada tanggal 1 – 12 Februari2010. Penelitian berlangsung dalam jangkawaktu 2 minggu pada minggu pertama danminggu kedua bulan Februari 2010. Penelitiantindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklusyang diharapkan dapat mengatasi masalah yangada dengan menggunakan bentuk kolaborasi.Peneliti melaksanakan penelitian denganpembelajaran yang dirancang sebelumnyasesuai jadwal yang ada dan guru paralel sebagaikolaborator. Peneliti bertanggung jawab penuhdalam perencanaan, tindakan, penilaian,observasi, dan refleksi pada tiap siklusnya.

Penelitian ini termasuk penelitian tindakankelas (PTK), dalam dua siklus. Metode pembel-ajaran yang digunakan adalah mind mapping,mengingat materi yang disajikan berupa soal

Gambar: Mind Mapping untuk Memahami Soal Cerita Matematika

Page 38: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

30 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penerapan Metode Mind Mapping

cerita, sehingga siswa dapat memetakan soalcerita dengan terperinci. Sedangkan data yangdibutuhkan dalam penelitian adalah datakuantitatif. Pengumpulan data dilakukandengan memberikan test tertulis pada saat prosespembelajaran berlangsung dengan mengguna-kan alat dan instrumen yang disusun penelitisendiri. Serta materi ajar yang sesuai dengankurikulum pada semester kedua mata pelajaranMatematika kelas 5.

Peneliti dibantu oleh seorang kolaborator /guru paralel. Alat bantu yang digunakan olehpeneliti adalah pensil warna, uang mainan, dangambar-gambar bentuk mind mapping. Instrumenyang digunakan dalam penelitian ini adalahsebagai berikut.1. Cheklist tingkat minat belajar siswa dalam

mata pelajaran Matematika khususnya soalcerita. Cheklist ini disusun oleh penelitiberdasarkan pengamatan minat belajarpara siswa dan diisi oleh siswa kemudiandiadakan pemeriksaan oleh peneliti dankolaborator pada saat sebelum dan sesudahtindakan dilakukan.

2. Alat peraga yang digunakan menujangpembelajaran sehingga memotivasi siswaagar berminat dalam belajar dan mengenalmetode mind mapping.

3. Pedoman observasi minat belajar parasiswa setelah diadakan tindakanPenerapan tindakan oleh peneliti dapat

diuraikan seperti di bawah ini.1. Melakukan kegiatan pembelajaran meng-

enal konsep bilangan pecahan denganmenggunakan alat peraga kertas HVS,gunting, pensil warna, LCD, dan alat tulisuntuk mencapai target yang diinginkan.

2. Mengadakan tanya jawab tentang minatbelajar siswa terhadap mata pelajaranMatematika khususnya soal cerita pecahan.

3. Membagikan angket minat siswa dan siswamengisi sesuai keinginannya.

4. Mengadakan pemeriksaan angket danobservasi.

5. Melakukan pembelajaran disertai dengancontoh dalam pemahaman materi ajarmenggunakan mind mapping.

6. Melakukan penilaian terhadap tes siswayang menyelesaikan soal dengan metodemind mapping.

7. Melakukan refleksi.Tahapan pengamatan dan observasi dilakukandengan observasi secara langsung dan melaluiangket pada saat proses belajar di kelas denganalat peraga yang telah disiapkan oleh peneliti.Pengamatan ini dimaksudkan untukmengetahui sampai sejauh mana keberhasilanyang dicapai oleh peneliti dengan melihatperubahan minat belajar Matematika danmengenal konsep bilangan pecahan setelahmenggunakan metode mind mapping.

Kemudian peneliti melakukan penilaianatas tes yang diberikan siswa berupa skorkuantitatif untuk mengukur keberhasilan siswamengerjakan soal cerita yang menggunakankonsep bilangan pecahan dengan menggunakanmetode mind mapping. Kemudian penelitimenganalisis hasil tes siswa dalam mengerja-kan soal cerita yang menggunakan konsepbilangan pecahan dengan metode mind mapping.Hasil analisis menggambarkan prosentasejumlah siswa mencapai target. Siklus berikutnyaditentukan atas dasar pencapaian ketuntasanbelajar yang ditetapkan 80%.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian ini diadakan di kelas 5A denganjumlah murid 32 anak. Berdasarkan hasilpengamatan dan hasil tes sebelum tindakanpada tanggal 1 Februari 2010 diperoleh datasebagai berikut. Presentase siswa yang sudahdapat mengerjakan soal cerita yang mengguna-kan bilangan pecahan 48%. Presentase siswayang belum dapat mengerjakan soal cerita yangmenggunakan bilangan pecahan 52%. Melaluipenelitian ini, peneliti mengharapkan siswadapat mengerjakan soal cerita yang mengguna-kan konsep bilangan pecahan meningkatmenjadi 80%.Dengan alasan peneliti mengingin-kan perubahan prestasi siswa lebih baik denganmelalui metode mind mapping ini, mengingathasil evaluasi bilangan pecahan pada siswakelas 5 kurang memuaskan.

Analisis Data dan PembahasanPerencanaan pada siklus 1 dilakukan denganmeyakinkan siswa akan pentingnya minatbelajar dan tujuan yang hendak dicapai dalam

Page 39: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

31Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penerapan Metode Mind Mapping

memahami soal cerita serta mengenalkan siswametode mind mapping.

Tahap Tindakan Siklus 1Pada tanggal 1-2 Februari 2010 penelitimenerangkan cara membuat mind mappingdengan beberapa contoh bacaan alat bantugambar mind mapping. Selanjutnya penelitimemberi instruksi agar siswa mencoba membuatmind mapping dengan bacaan soal cerita yangsudah disediakan.Kemudian siswa menjawabpertanyaan dan peneliti mengevaluasi.

Tanggal 4 Februari 2010 peneliti memberi-kan soal cerita dan siswa mengerjakan denganmenggunakan mind mapping dan ternyata siswasangat antusias menanggapinya, selanjutnyapeneliti mengevaluasi.

Tahap evaluasi dan pengamatan : Penelitidan kolaborator mengadakan evaluasi untukmengetahui prestasi siswa dalam mengerjakansoal cerita dengan menggunakan metode mindmapping. Hasil dari evaluasi pada siklus 1kurang memenuhi harapan yaitu siswa yangmendapat nilai di atas 75 hanya 62,5%sedangkan yang mendapat nilai kurang dari 60ada 37,5%.

Tahap Refleksi.Berdasarkan penilaian diperoleh data sebagaiberikut : Presentase siswa yang dapatmengerjakan soal cerita yang menggunakankonsep pecahan dengan metode mind mapping62,5%. Presentase siswa yang tidak dapatmengerjakan soal cerita yang menggunakankonsep pecahan dengan metode mind mapping37,5%. Berdasarkan uraian data di atas dapatdisimpulkan bahwa pencapaian target yangditentukan masih belum tercapai, penelitimenyadari bahwa metode yang digunakanmasih baru bagi siswa dan peneliti pada siklus2 akan membelajarkan kepada siswa denganmenggunakan alat tulis warna-warni danpenyampaian yang lebih menarik sehinggasiswa lebih bersemangat dan mau memahamidengan sungguh-sunguh. Maka peneliti dankolaborator merencanakan melakukanperbaikan dengan mengulang kegiatanpembelajaran pada siklus kedua. Karenamenurut peneliti dan kolaborator siswa masihbelum paham benar metode yang diajarkan dan

cenderung bermain – main dengan warna dandengan banyak kreasi gambar, sehingga konsepmind mapping belum digunakan dengan baik.Peneliti menyadari bahwa metode yang barudikenalkan kepada siswa sangat baru bagimereka dan menyenangkan untuk mereka buat.Karena mind mapping sangat mengasikkan bagisiswa, tetapi belum dapat secara tepat menem-patkan bagian-bagian yang penting, untukmenyelesaikan soal.

Tahap Tindakan Siklus 2Peneliti pertanggal 8 – 9 Februari 2010 mene-rangkan cara memahami soal cerita dan caramenerapkan mind mapping dari contoh soal yangtersedia. Bahkan dengan memberikan contohgambar yang sangat menarik dengan menggu-nakan pensil warna. Selanjutnya peneliti mem-beri instruksi agar siswa menggambar mind map-ping dengan kreasi sendiri dengan 5 soal cerita.

Tahap PenilaianPeneliti dan kolaborator melakukan penilaianuntuk mengetahui perubahan kemampuansiswa setelah melakukan pengulanganpembelajaran melalui mind mapping dengan alatperaga contoh soal.

Tahap RefleksiBerdasarkan penilaian yang diperoleh datasebagai berikut. Presentase siswa yang dapatmengerjakan soal cerita yang menggunakankonsep pecahan dengan metode mind mappingdan alat peraga bagan kotak- kotak 87,5 %Presentase siswa yang tidak dapat mengerjakansoal cerita yang menggunakan konsep pecahandengan metode mind mapping 12,5 % sedangkannilai tertinggi siswa adalah 100 dan terendah40. Berdasarkan uraian data di atas dapatdisimpulkan bahwa pencapaian target yangditentukan telah tercapai. Sehingga peneliti dankolaburator bersepakat untuk mengakhiritindakan pada siklus selanjutnya.Menurutpengakuan siswa penerapan metode mind map-ping sangat menyenangkan mind mappingbahkan mereka menempatkan mind mappinguntuk meringkas materi – materi hafalan / matapelajaran IPS. Sehingga peneliti semakin yakinkalau metode tersebut sangat bermanfaat bagipeserta didik.

Page 40: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

32 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penerapan Metode Mind Mapping

Pembahasan

Mind mapping adalah cara termudah untukmendapatkan informasi ke dalam otak danmengambil informasi keluar dari otak (TonyBuzan Buku Pintar mind mapping 2006 ). Denganmind mapping cara mencatat yang kreatif , efektif,dan secara naluri dapat memetakan pikiran –pikiran kita dengan sangat sederhana.

Mendengarkan merupakan dasar yangkuat untuk menuju kearah perkembangansikap,pengetahuan, keterampilan, dan dayacipta agar dapat menyesuaikan diri denganlingkungannya. Oleh karena itu aspekmendengarkan dalam penelitian ini merupakanbagian penting dalam membantu siswa untukmencapai tujuan pembelajaran, jadi penelitiharus dapat mengkondisikan siswa untuk bisamendengarkan dengan seksama.

Penggunaan alat peraga sangat diperlukandalam menyampaikan materi pembelajaran diSD agar proses pembelajaran lebih konkrit danmenarik bahkan menyenangkan sehingga siswatidak merasa stes dengan pelajaran Matematikakhususnya. Dengan penambahan alat peragapada siklus 1 kemampuan siswa dapatmengerjakan soal 62,5% atau 20 anak dari 32anak dan pada siklus 2 kemampuan siswa dapatmengerjakan soal 87,5 % anak atau 28 anak dari32 anak.

Menghitung merupakan salah satu carauntuk mengembangkan kecerdasan logika mate-matika adalah dengan mengelompokkan,menyusun, merangkai, menghitung mainan,bermain angka, halma, congklak, catur, kartuteka teki, puzzle, monopoli, permainan komputerdll.

Melalui mind mapping dapat meningkatkankemampuan siswa membaca bacaan denganteliti dan menyenangi membaca yang saat inisiswa kurang berminat dalam membaca.Sehingga siswa memahami dan mengerjakansoal dengan penuh semangat dan dengan hasilyang baik diimbangi alat peraga yang memadaidan menarik pada siklus ke 2. Berikut disajikansecara singkat tabel presentase hasil tindakansiswa dalam mengerjakan soal cerita bilanganpecahan dengan menggunakan metode mindmapping pada siswa kelas 5 SDK 3 BPKPENABUR Jakarta.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil PTK yang dilaksanakanmelalui beberapa tindakan dari siklus 1 dansiklus 2 dan berdasarkan pembahasan dananalisis yang telah dilakukan, maka dapatdisimpulkan, penggunaan metode mind mappingsangat tepat untuk mengerjakan soal cerita yangmenggunakan konsep bilangan pecahansehingga kemampuan siswa meningkat.Penggunaan metode mind mapping meningkatkanminat siswa dalam belajar Matematika.Kemampuan siswa dalam memahami isi bacaandapat dibuktikan dengan membuat mind map-ping yang dibuktikan dengan hasil teskemampuan siswa pada siklus ke 2. Perluditegaskan dalam pembuatan mind mappingtidak bisa dilakukan sambil bermain- main danharus teliti dalam memahami bacaan. Jika tidakdikerjakan dengan serius, maka hasil yangdiharapkan dapat kurang sesuai sepertidibuktikan pada siklus 1.

Saran

Berdasarkan penelitian ini, penelitimenyarankan penelitian lebih lanjut, mengingatpelaksanaan penelitian sangat singkat dengansubjek 32 siswa , peneliti mengharapkan agarpara guru untuk meneliti lebih lanjut dengansubjek yang lebih banyak sehingga dapat temuanyang lebih segnifikan. Penerapan hasilpenelitian, mengingat metode mind mappingmerupakan metode pemetaan otak dalam

Tabel: Hasil Penelitian

62.5

87.5

37.5

12.5

siklus 1 siklus 2

berhasil kurang berhasil

Page 41: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

33Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penerapan Metode Mind Mapping

merangkum informasi, maka penelitimengharapkan metode ini dapat dicoba padamata pelajaran lain yang materi ajarnya meliputibacaan – bacaan yang panjang yang bisamembosankan siswa dalam belajar.

Daftar Pustaka

Buzan, Toni. (2006). Buku pintar mind mapping.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamusbesar bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka

DePorter, Bobbi. Mark Reardon & Sarah Singer– Nourie. (2000). Quantum teaching;Mempraktikkan quantum learning di ruang

ruang kelas. Bandung: KaifaDirektorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan

Sekolah Dasar. (2007). Seri pembelajarandi SD. Jakarta: Departemen PendidikanNasional

Mulyasa. (2009). Praktik penelitian tindakan kelas.Bandung : Rosda Karya

Pusat Kurikulum, (2003). Standar kompetensiSekolah Dasar . Jakarta: BalitbangDepdiknas

Tim Dosen FKIP Uhamka. (2010). KumpulanMateri PLPG PengembanganProfesionalisme Guru. Jakarta: Uhamka

______. Jurnal Pendidikan PENABUR. BPKPENABUR . Tahun ke 9 Juni 2010.Jakarta.

.

Page 42: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

34 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme

Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme untukMeningkatkan Hasil Belajar IPA

Rr. Tri Sumi Hapsari*)

*) Guru SDK 6 BPK PENABUR Bandung

Penelitian

PA adalah salah satu mata pelajaran yang digemari oleh para siswa, namun selama inihasil belajar mata pelajaran IPA kurang memuaskan. Tujuan penelitian ini untukmengetahui manfaat model pembelajaran konstruktivisme dalam memperbaiki hasil belajarIPA di SDK 6 BPK PENABUR Bandung. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan

menggunakan metode diskusi, kerja kelompok, dan percobaan. Pada model ini guru akan menggalipengetahuan awal siswa dan berlanjut kepada siswa untuk mencari pengetahuannya sendiri.Pengetahuan tersebut dapat dikonstruksikan menjadi satu pengetahuan yang utuh untuk siswatersebut. Hasil penelitian yang dilakukan dalam bulan November 2010 ini menunjukkan bahwaada peningkatan hasil belajar ranah kognitif, psikomotor dan ranah afektif. Simpulan yangdiperoleh bahwa model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar IPA diSDK 6 BPK PENABUR Bandung

Kata-kata kunci : model pembelajaran konstruktivisme, hasil belajar, IPA

AbstractNatural Science is one of students’ most favorite subjects, but so far the learning result of this subject is notalways satisfactory. Many students still find some difficulties in certain topics. The aim of this research istoovercome the students’ difficulties and improve their learning achiement by implementing constructivismelearning model. This classroom action research was conducted for natural science subject at SDK 6 BPKPENABUR in Banadung in November 2010. The research was done in two cycles. The methods used werediscussion, group working, and experiment. The result showed the improvement in the cognitive, psychomotoric,and affective domains of the students’learning achievement. The conclusion is that the construcitisme im-proves the learning result of natural science subject at SDK 6 BPK BPK PENABUR Bandung.

Key words : constructivisme learning model, learning achievment, natural science

Abstrak

I

Pendahuluan

Meningkatnya kemajuan teknologi membuatpemerintah Indonesia berulang kali merombakkurikulum yang ada untuk meningkatkankualitas sumber daya manusia. KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengem-

bangkan prinsip dasar tanggap terhadapperkembangan ilmu pengetahuan, teknologi danseni. Kurikulum ini dikembangkan atas dasarbahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seniberkembang secara dinamis. Oleh karena itu,semangat dan isi kurikulum memberikanpengalaman belajar peserta didik untukmengikuti dan memanfaatkan perkembangan

Page 43: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

35Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme

ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. (Karli:2009).

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salahsatu muatan yang harus dikembangkan dalamkurikulum KTSP. Harapan dalam KTSP untukmata pelajaran IPA adalah siswa dapatmengembangkan pengetahuan dan pemahamankonsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapatditerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Padakenyataannya, harapan tersebut tidak dapatdiraih. Siswa sulit untuk memperoleh pema-haman konsep yang kemudian dapat diterapkandalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasilanalisis yang dilakukan, belum tercapainya hasilyang optimal dari siswa-siswi di kelas 6D adalah80% model pembelajaran masih bersifat ceramahdan 20% pemberian tugas.

Merujuk pada pengalaman menerapkanberbagai model pembelajaran sebelumnya, untukmengatasi rendahnya hasil belajar siswatersebut perlu diterapkan model pembelajaranalternatif lain. Model Konstruktivisme adalahsalah satu pandangan tentang proses pembel-ajaran yang menyatakan bahwa dalam prosesbelajar (perolehan pengetahuan) diawalidengan terjadinya konflik kognitif. Konflikkognitif ini hanya dapat diatasi melaluipengetahuan diri (self-regulation). Pada akhirproses belajar, pengetahuan akan dibangunsendiri oleh anak melalui pengalamannya darihasil interaksi dengan lingkungannya (Bell,1993:24, Driver & Leach, 1993:104 dalam Karli,2009). Materi Energi dan Perubahannya sudahdidapat siswa sejak kelas 1 akan tetapi guruharus berulang kali mengajarkan kembali apayang dimaksud dengan energi dan perubahan-nya pada jenjang yang berbeda. Hal inidikarenakan adanya konfik kognitif yangmembuat siswa belum dapat menghayati materienergi dengan baik. Siswa hanya ingat pada saatmereka belajar dan setelah ulangan mereka lupa.Oleh karena itu tim PTK akan melakukanpenelitian dengan judul Penerapan Model Pem-belajaran Konstruktivisme untuk MeningkatkanHasil Belajar IPA di Kelas 6D SDK 6 BPKPENABUR Bandung.

Mengacu pada latar belakang yangdiuraikan sebelumnya, ternyata terdapatsejumlah masalah dalam pembelajaran IPA yangantara lain ialah (a) apakah metode pembel-

ajaran yang diterapkan dalam pembelajaran IPAsudah tepat; (b) apakah pembelajaran yangditerapkan membosankan; (c) mengapa hasilbelajar siswa kurang optimal; dan (d) bagaimanamengaktifkan siswa dalam proses pembel-ajaran? Akan tetapi dalam penelitian inimasalah yang dikaji dibatasi pada pokokbahasan Energi dan Perubahannya. Pokokbahsan ini dipelajari di kelas 6. Sedangkantempat penelitian dibatasi di SDK BPKPENABUR Bandung dengan memilih kelas 6 D.

Atas dasar pembatasan masalah yang telahdisebutkan, maka masalah dalam penelitian inidirumuskan sebagai berikut. Bagaimanameningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 6DSDK 6 BPK PENABUR Bandung pada topikEnergi dan Perubahannya dengan mengguna-kan model konstruktivisme?

Dengan melakukan PTK, penelitian inisecara umum bertujuan meningkatkan hasilbelajar siswa dalam mata pelajaran IPA . Secarakhusus, penelitian ini diharapkan dapatmeningkatkan hasil belajar siswa dalam pokokbahasan Energi dan Perubahannya di kelas 6DSDK 6 BPK PENABUR Bandung denganmenggunakan model konstruktivisme.

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaatuntuk guru dalam memperluas wawasanpengetahuan untuk meningkatkan mutu prosespembelajaran dalam IPA. Dengan demikian,hasil penelitian ini juga secara langsungbermanfaat bagi siswa dalam meningkatkanhasil belajarnya. Sehingga pada gilirannya hasilpenelitian ini dapat meningkatkan citra sekolahmenjadi lebih baik. Di lain pihak hasil penelitianini diharapkan dapat menjadi salah saturujukan dalam melakukan penelitian sejenis.

Kajian Pustaka

1. Model Pembelajaran KonstruktivismeKonstruktivisme merupakan proses pembel-ajaran yang menerangkan bagaimanapengetahuan disusun dalam diri manusia.Berdasarkan paham konstruktivisme, dalamproses belajar mengajar, guru tidak serta mertamemindahkan pengetahuan kepada pesertadidik dalam bentuk yang serba sempurna. Disini peserta didik harus membangun suatu

Page 44: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

36 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme

pengetahuan berdasarkan pengalamannyamasing-masing. Pembelajaran adalah hasil dariusaha peserta didik itu sendiri.

Piaget menegaskan bahwa pengetahuandibangun dalam pikiran anak melalui asimilasidan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapaninformasi baru dalam pikiran. Sedangkanakomodasi adalah menyusun kembali strukturpikiran karena adanya informasi baru, sehinggainformasi tersebut mempunyai tempat(Ruseffendi 1998 : 133). Pengertian lain tentangakomodasi adalah proses mental yang meliputipembentukan skema baru yang cocok denganrangsangan baru atau memodifikasi skema yangsudah ada sehingga cocok dengan rangsanganitu (Suparno, 1996 : 7).

Konflik kognitif terjadi saat interaksi antarakonsepsi awal yang telah dimiliki siswa denganfenomena baru yang dapat diintergrasikanbegitu saja, sehingga diperlukan perubahan/

modifikasi struktur kognitif (skema) untukmencapai keseimbangan. Peristiwa ini akanterjadi berkelanjutan selama siswa menerimapengetahuan baru.

Terjadinya proses modifikasi strukturkognitif dapat dilihat pada gambar 1.

Perolehan pengetahuan siswa diawalidengan diadopsinya hal baru sebagai hasilinteraksi dengan lingkungan. Kemudian halbaru tersebut dibandingkan dengan konsepsiawal yang telah dimiliki sebelumnya. Jika halbaru tersebut tidak sesuai dengan konsepsi awalsiswa, maka akan terjadi konflik kognitif yangmengakibatkan adanya ketidakseimbangandalam struktur kognisinya. Melalui prosesakomodasi dalam kegiatan pembelajaran, siswadapat memodifikasi struktur kognisinya menujukeseimbangan sehingga terjadi asimilasi.Namun tidak menutup kemungkinan siswamengalami “jalan buntu” (tidak mengerti)

Gambar 1: Skema Perolehan Pengetahuan- Stanobridge dalam Saida (1996)

Akomodasi

Cocok

Asimilasi Mengerti

Keseimbangan Alternatif Strategi

Cocok

Dibandingkan dengan Konsep Awal

Tidak

Hal Baru (Hasil Interaksi dengan Lingkungan)

Skema

Jalan buntu (tidak mengerti)

Ketidakseimbangan

Page 45: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

37Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme

karena ketidakmampuan berakomodasi. Padakondisi ini, diperlukan alternatif strategi lainuntuk mengatasinya.

Implikasi model pembelajaran konstrukti-visme dalam pembelajaran meliputi empattahapan, yaitu:

a. ApersepsiDalam tahap ini, siswa didorong untukmengungkapkan pengetahuan awal tentangkonsep yang akan dibahas. Di sini gurudapat memberikan pertanyaan-pertanyaanproblematik tentang fenomena yang seringditemui sehari-hari dengan mengkaitkankonsep yang akan dibahas dan siswa diberikesempatan untuk mengkomunikasikan,mengilustrasikan pemahamannya tentangkonsep itu.

b. EksplorasiDi tahap ini, siswa diberi kesempatan untukmenyelidiki dan menemukan konsepmelalui pengumpulan, pengorganisasian,dan penginterpretasian data dalam suatukegiatan yang telah dirancang pendidikserta secara berkelompok didiskusikandengan kelompok lain.

c. Diskusi dan penjelasan konsepSaat siswa memberi penjelasan dan solusiyang didasarkan pada hasil observasinyaditambah dengan penguatan pendidik,maka siswa membangun pemahaman barutentang konsep yang sedang dipelajari.

d. Pengembangan dan aplikasiGuru berusaha menciptakan iklim pembel-ajaran yang memungkinkan siswa dapatmengaplikasikan pemahaman konseptual-nya, baik melalui kegiatan atau pemunculandan pemecahan masalah-masalah yangberkaitan dengan isu-isu di lingkungannya.

Widodo (2004) menyimpulkan bahwa adalima unsur penting dalam lingkunganpembelajaran yang konstruktivis, yaitu:

a. Memperhatikan dan memanfaatkanpengetahuan awal siswaKegiatan belajar ditujukan untuk membantusiswa dalam mengkonstruksi pengetahuan.Siswa didorong untuk mengkonstruksi

pengetahuan baru dengan memanfaatkanpengetahuan awal yang dimilikinya.

b. Pengalaman belajar yang otentik danbermaknaSegala kegiatan yang dilakukan di dalampembelajaran dirancang sedemikian rupasehingga bermakna bagi siswa. Oleh karenaitu dalam melakukan pembelajaranhendaklah yang dapat menimbulkan minat,sikap, dan kebutuhan belajar siswa.

c. Adanya lingkungan sosial yangkondusif.Siswa diberi kesempatan untuk bisaberinteraksi secara produktif dengansesama siswa maupun dengan guru. Selainitu juga ada kesempatan bagi siswa untukbekerja dalam berbagai konteks sosial.

d. Adanya dorongan agar siswa bisamandiriSiswa didorong untuk bertanggung jawabterhadap proses belajarnya. Oleh karena itu,siswa dilatih dan diberi kesempatan untukmelakukan refleksi dan mengatur kegiatanbelajarnya.

e. Adanya usaha untuk mengenalkansiswa tentang dunia ilmiahIPA bukan hanya produk (fakta, konsep,prinsip, teori), namun juga mencakupproses dan sikap. Oleh karena itu pembel-ajaran IPA harus bisa melatih dan memper-kenalkan siswa tentang “kehidupan”ilmuwan.

2. Pembelajaran IPA di SDa. Pembelajaran IPA SDBerdasarkan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP), IPA berhubungandengan cara mencari tahu tentang alamsecara sistematis, sehingga IPA bukanhanya penguasaan kumpulan pengetahuanyang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,atau prinsip-prinsip saja tetapi jugamerupakan suatu proses penemuan.Pembelajaran IPA sebaiknya secara inkuiriilmiah untuk menumbuhkan kemampuan

Page 46: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

38 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme

berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah sertamengkomunikasikannya sebagai aspekpenting kecakapan hidup.Di tingkat SD/MI diharapkan ada pene-kanan pembelajaran yang diarahkan padapengalaman belajar untuk merancang danmembuat suatu karya melalu penerapankonsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiahsecara bijaksana.

b. Hasil BelajarPengukuran (measurement) adalah prosespemberian angka atau usaha memperolehdeskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seorang peserta didik telah mencapaikarakteristik tertentu.Untuk menilai sejauh mana siswa telahmenguasai beragam kompetensi, tentu sajaberbagai jenis penilaian perlu diberikansesuai dengan kompetensi yang akandinilai, seperti unjuk kerja/kinerja (perfor-mance), penugasan (proyek), hasil kerja(produk), kumpulan hasil kerja siswa(portofolio), dan penilaian tertulis (paper andpencil test).Hasil belajar peserta didik dapatdiklasifikasikan ke dalam 3 ranah (domain).Pertama, domain kognitif : pengetahuanatau yang mencakup kecerdasan bahasadan kecerdasan logika-matematika). Kedua,domain afektif : sikap atau nilai atau yangmencakup kecerdasan bahasa dan kecerdas-an antarpribadi dan kecerdasan interpri-badi). Ketiga, domain psikomotor: keteram-pilan atau yang mencakup kecerdasankinestetik, kecerdasan visual-spasial, dankecerdasan musikal)

c. Gaya dan Gerak1. Pengaruh Gaya terhadap GerakPengaruh gaya terhadap benda diman-faatkan dalam berbagai peralatan,misalnya alat panah dan ketapel. Talibusur dapat menggerakkan anak panahhingga mencapai tempat yang jauh.Ketapel dapat menggerakkan batukerikil ke atas atau ke tempat yang jauh.Batu kerikil diletakkan pada kulit bekas,

kemudian karet ditarik dan dilepaskansehingga batu terlempar ke depan.Dua orang anak bermain jungkat-jungkit. Seorang anak duduk di salahsatu ujung papan, anak lain duduk diujung yang berlawanan. Anak pertamamenjejakkan kaki ke tanah sehinggapapan terangkat ke atas. Kemudian anakdi ujung yang lain ganti menjejakkankakinya hingga terangkat. Adanya gayadorongan dari kedua anak secarabergantian menyebabkan jungkat-jungkit bergerak naik turun.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhiGerak BendaJika kita menarik kerikil pada ketapeldengan kuat maka gaya yang dikeluar-kan semakin besar. Akibatnya, batumeluncur dengan cepat ke tempat yangjauh. Makin lemah kita menarik katapel,makin dekat kerikil akan terlontar.Dengan gaya yang kecil, maka batumeluncur dengan pelan ke tempat yangdekat.Jadi dapat disimpulkan bahwa besarnyagaya mempengaruhi gerak benda.Makin besar gaya yang diberikan,makin cepat benda bergerak. Semakinkecil gaya yang diberikan, makin pelanbenda bergerak.

3. Energi Listrik(a) Rangkaian ListrikApabila kutub positif dan negatifdihubungkan dengan sepotong kabel,maka timbul arus listrik. Arus listrikmengalir dari kutub positif menuju kutubnegatif. Arus listrik akan mengalir dalamrangkaian tertutup, yaitu rangkaianyang tidak memiliki ujung dan pangkal.Arus listrik tidak akan mengalir dalamrangkaian terbuka, yaitu rangkaian yangmemiliki ujung dan pangkal.Baterai dapat disusun dengan berbagaicara untuk menghasilkan rangkaianlistrik. Jika baterai atau sumber listrikdisusun berderet, maka rangkaian

Page 47: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

39Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme

disebut rangkaian seri. Sebaliknya, jikabaterai atau sumber energi listrik yangdisusun sejajar, maka rangkaian disebutrangkaian paralel.

Bentuk rangkaian listrik mempengaruhinyala lampu. Rangkaian seri pada bateraimenghasilkan lampu yang lebih terangtetapi baterainya lebih cepat habis.Sebaliknya rangkaian pararel pada bateraimenghasilkan nyala lampu yang kurangterang, tetapi baterai lebih tahan lama.

3. Karakteristik AnakPerkembangan anak meliputi perkembangankognitif, psikososial, dan emosi.

a. Perkembangan KognitifIsitlah “cognitive” berasal dari kata cognitionartinya pengertian, mengerti. Dalam artiluas, cognition (kognisi) adalah perolehan,penataan, dan penggunaan pengetahuan(Neisser, 1976).Menurut John Piaget, tahap perkembangankognitif anak usia 11 tahun ke atas beradapada tahap operasi formal. Tahap operasiformal adalah tahap terakhir dari perkem-bangan kognitif secara kualitatif. Padatahap ini anak sudah mampu melakukanpenalaran dengan menggunakan hal-halyang abstrak dan menggunakan logika.Penggunaan benda-benda konkret tidak

Gambar 3: Rangkaian Seri Lampu dan Baterai

diperlukan lagi. Penalaran terjadi dalamstruktur kognitifnya telah mampu menggu-nakan simbol-simbol, ide-ide, astraksi, dangeneralisasi. Ia telah memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan hubungan diantara hubungan-hubungan, memahamikosep promosi. Karekteristik dari anak padatahap ini adalah telah memilikikemampuan untuk melakukan penalaranhipotek-deduktif, yaitu kemampaun untukmenyusun serangkaian hipotesis danmengujinya (child, 1977:127)

b. Perkembangan PsikososialMasa anak-anak akhir merupakan suatumasa perkembangan dimana masa anak-anak mengalami sejumlah perubahan-perubahan yang cepat dan menyiapkan diriuntuk memasuki masa remaja serta bergerakmemasuki masa dewasa. Pada masa inimereka mulai sekolah dan kebanyakananak-anak sudah mempelajari mengenaisesuatu yang berhubungan denganmanusia, serta mulai mempelajari berbagaiketerampilan praktis. Dunia psikososialanak menjadi semakin kompleks danberbeda dengan masa anak-anak awal.Relasi dengan keluarga dan teman sebayaterus memainkan peranan penting. Sekolahdan relasi dengan para guru menjadi aspekkehidupan anak yang semakin terstruktur.

c. Perkembangan EmosiMenginjak usia sekolah anak mulaimenyadari bahwa pengungkapan emosisecara kasar tidaklah diterima di masya-rakat. Oleh karena itu dia mulai belajaruntuk mengendalikan dan mengontrolemosinya. Emosi-emosi yang secara umumdialami pada tahap perkembangan usiasekolah ini adalah marah, takut, cemburu,iri hati, kasih sayang, rasa ingin tahu, dankegembiraan.

Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberha-silanJika model pembelajaran konstruktivismediterapkan maka hasil belajar IPA topik Energidan Perubahannya di kelas 6D SDK 6 BPKPENABUR Bandung akan meningkat.

Gambar 2: Rangkaian ParalelLampu dan Baterai

Page 48: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

40 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan PTK yang dilakukanoleh tim yang terdiri atas ketua:1) Sari Mulyana,guru SDK THI BPK PENABUR Bandung;sekretaris dan dokumentasi: Winardi Iebawa,guru SDK 6 BPK PENABUR Bandung; 3)observer: Lovina Cereti, Lioe Fey San, guru SDKTHI BPK PENABUR Bandung, Hariyani, RikaOktaviani, Magdalena Yolanda, guru SDK 5 BPKPENABUR Bandung; dan 4) guru pengajar dikelas Rr. Tri Sumi Hapsari, guru SDK 6 BPKPENABUR Bandung.

Dilihat dari masalah dan tujuan penelitianini, maka penelitian ini termasuk PenelitianTindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmisdalam 2 (dua) siklus. Masing-masing siklusmelalui langkah-langkah perencanaan, pelaksa-naan/tindakan, observasi/evaluasi, danrefleksi.

PTK dilakukan pada tangal 11 – 18 Novem-ber 2010 di kelas VI D SDK 6 BPK PENABURBandung dengan jumlah siswa laki-laki 14 or-ang dan siswa perempuan 14 orang. Kegiatanpenelitian dapat dilihat pada tabel 1.

Data yang dikumpulkan pada setiap sikluspenelitian dianalisis secara deskriptif denganmenggunakan teknik skor untuk melihatkeberhasilan siswa dalam memahami materi danbekerjasama dalam kelompok.1. Hasil belajar siswa diambil melalui post-test,

lembar kerja siswa, lembar penilaian afeksi,dan lembar penilaian psikomotor. Jumlahsoal post-test pada siklus 1 adalah 10 soal,dengan total skor 15. Jumlah soal tes padasiklus 2 adalah 12 soal, dengan total skor20. Hasil dari post-test dihitung denganrumus:

naitilenePnataigeKanacneR:1lebaT

sulkiS nakadniTsukoF naanaskalePutkaW

1 - :naanacnerePiretamnagnedPPRnanusuyneP

adnebkaregpadahretayaghuragnepagareptalanataubmeP

SKLnanusuynePsilutretlaosnanusuyneP

tekgnAtekgnanaialinepkirbuR

- 0102rebotkO92,utbaS

- 1sulkiSnaanaskaleP - 0102rebmevoN11,simaK

- isavresbO - 0102rebmevoN11,simaK

- iskelfeR - 0102rebmevoN11,simaK

2 - :naanacnerePkirtsiligrenegnatnetPPRnanusuyneP

agareptalanataubmePSKLnanusuyneP

silutretlaosnanusuyneP

- 0102rebmevoN11,simaK

- 2sulkiSnaanaskaleP - 0102rebmevoN81,simaK

- isavresbO - 0102rebmevoN81,simaK

- iskelfeR - 0102rebmevoN81,simaK

jumlah skor yang diperolehX 100total skor

Page 49: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

41Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme

2. Lembar kerja siswa dan lembar penilaianpsikomotor digunakan untuk mengukurketerampilan ilmiah siswa dalammengerjakan tugas. Penilaian psikomotordihitung dengan rumus:

3. Penilaian afektif digunakan untukmengukur keterampilan sosial siswa dalambekerja kelompok. Cara penilaian afektifdilakukan dengan kriteria sebagai berikut.10 : mau bekerja sama secara kooperatif 8 : mau bekerjasama dengan kelompok

yang ditentukan guru dengan sukacita 6 : mau bekerjasama tetapi hanya dengan

orang tertentu 4: mau bekerja sama bila diminta guru

dengan paksa 2 : tidak mau bekerjasama dengan siapapun

Cara menghitung nilai:rata-rata skor yang didapat X 100

4. Untuk menghindari subjektifitas dalammenilai setiap individu maka penilaianpsikomotor dan afeksi dinilai oleh duaorang guru kemudian hasil perolehan daripenilaian tersebut di rata-rata.

Hasil Penelitian

DeskripsiHasil penelitian diuraikan dalam tahapan yangberupa siklus-siklus pembelajaran yangdilakukan dalam proses belajar mengajar dikelas. Dalam penelitian ini pembelajarandilakukan dalam dua siklus sebagaimanapemaparan berikut.1. Siklus 1

a. Tahap PerencanaanYang dilakukan dalam perencanaan ialah(1) Tim PTK melakukan analisis kurikulumuntuk menentukan standar kompetensi dankompetensi dasar yang akan disampaikankepada siswa dengan menggunakan modelpembelajaran konstruktivisme , (2) membuatrencana pelaksanaan pembelajaran model

konstruktivisme dengan materi Gaya danGerak, (3) menyiapkan alat peraga: bola,koin, penggaris, dan penghapus, (4) menyu-sun lembar kerja siswa, (5) menyusun soal

tertulis dan angket,dan (5) membuatrubrik penilaian afektifdan psikomotorik.

b. Tahap PelaksanaanPada siklus pertama pelaksanaan belumsesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan,siswa belum terbiasa dengan kondisi belajarmodel konstruktivisme dan siswa tidak adayang bertanya saat akan melakukanpercobaan.Untuk mengatasi masalah di atas guruberinisiatif memberikan penjelasan kembalilangkah-langkah dalam mengerjakanlembar kerja siswa dalam kelompok.

c. Tahap Observasi dan EvaluasiSecara umum, model konstruktivismenyasudah terlihat. Pada kegiatan awal, gurubisa memotivasi siswa dengan simulasipermainan bola dengan mengajak beberapasiswa ikut berpartisipasi. Dalam simulasitersebut guru juga mengajak siswa untukmengingat kembali materi yang pernahmereka pelajari di kelas sebelumnya. Padakegiatan inti, metode mengajar, alat peraga,langkah kegiatan, pengelolaan kelas,pengelolaan waktu, diskusi kelompok danpembahasan LKS juga sudah terlihatkemunculan model konstruktivisme. Sebagaipenutup, guru memberikan penguatan danrangkuman dengan melibatkan siswa.Beberapa hal yang sudah cukup baiksehingga harus dipertahankan adalahintonasi suara dan lafal yang jelas, teknikbertanya yang sudah cukup baik, pengua-saan materi bahasan, gerakan tubuh dankontak mata, dan penekanan pada 3 ranah(kognitif, afektif, dan psikomotor).Walau sudah direncanakan denganseksama, dalam pelaksanaannya tetap sajaada beberapa kekurangan yang harusdiperbaiki. Beberapa kekurangan yangperlu diperbaiki adalah mengenai manaje-men waktu, interaksi dengan siswa teruta-

(skor yang didapat - skor terendah)nilai terendah + rentang nilai X

skor terendah

Page 50: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

42 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme

ma kaitannya dengan bimbingan selamakerja kelompok, pemberian pujian kepadasiswa yang sudah melaksanakan tugasdengan baik, dan pemilihan kalimat yangkurang tepat dalam lembar kerja siswa (LKS).Manajemen waktu harus diperhatikan lagikarena ternyata dalam pelaksanaannyawaktu untuk eksplorasi terlalu lamasementara waktu untuk diskusi kurang,sehingga dalam diskusi belum ada presen-tasi dari tiap kelompok mengenai hasilkerjanya. Ada kesan tergesa-gesa dalammenyampaikan materi sehingga yangterlihat dominan adalah gurunya (teachercentered education). Guru langsung menyim-pulkan pelajaran, padahal seharusnyasiswalah yang harus menyimpulkanpelajaran berdasarkan hasil eksplorasinya.Selama kerja kelompok seharusnya guruaktif untuk memberikan bimbingan. ApalagiLKS yang diberikan ternyata belum dapatdimengerti secara langsung oleh siswa. LKSpada siklus pertama memang dirancangsedemikian rupa agar jelas tahap pertahapyang harus dilakukan. Akan tetapi padakenyataannya karena terlalu banyakbacaannya, siswa menjadi malas untukmembacanya. Sehingga apabila tanpapenjelasan dari guru terlebih dahulu, siswatidak tahu apa yang harus dikerjakan.Walaupun sudah memberikan pujiankepada siswa yang bisa menjawab dengantepat, pemberian pujian kepada siswabelum terlihat dengan jelas. Untuk mening-katkan rasa percaya diri pada siswa, makaguru harus lebih sering memberikan pujianuntuk perilaku-perilaku positif yangditunjukkan oleh siswa-siswinya.Belajar dari kesalahan yang sudah dibuat,pada siklus kedua, LKS dibuat lebih mudahdimengerti dan dijelaskan terlebih dahulu,waktu untuk diskusi dirancang lebih lamadibandingkan waktu eksplorasi, dan guruakan berusaha untuk memberikan bimbing-an kepada siswa selama kerja kelompokserta memberikan pujian kepada siswa.

d. Tahap RefleksiUntuk memperbaiki kelemahan danmemperhatikan keberhasilan yang telahdicapai pada siklus pertama, maka pada

pelaksanan siklus kedua dapat dibuatperencanaan sebagai berikut: (a) materidipersempit supaya siswa lebih dapatmemahami secara keseluruhan, (b) gurulebih banyak melibatkan siswa dalammenarik kesimpulan dari materi yangdiberikan, (c) pedoman pelaksanaan lembarkerja siswa dipersingkat dan diperjelasdengan gambar-gambar, (d) lebih intensifmembimbing kelompok yang mengalamikesulitan, dan (e) memperjelas sikap padawaktu memberikan pengakuan ataupenghargaan.

2. Siklus 2Seperti pada siklus pertama, siklus kedua

ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,observasi, dan refleksi.

a. Perencanaan (Planing)Planing pada siklus kedua berdasarkanreplaning siklus pertama, yaitu (a) materidipersempit supaya siswa lebih dapatmemahami secara keseluruhan, (b) gurulebih banyak melibatkan siswa dalammenarik kesimpulan dari materi yangdiberikan, (c) pedoman pelaksanaan lembarkerja siswa dipersingkat dan diperjelasdengan gambar-gambar, (d) lebih intensifmembimbing kelompok yang mengalamikesulitan, (e) memperjelas sikap pada waktumemberikan pengakuan atau penghargaan,(f) membuat rencana pembelajaran modelkonstruktivisme yang lebih sempit danmudah dipahami siswa.

b. Pelaksanaan (Action)Pada awal siklus kedua pelaksanan sudahsesuai dengan rencana. Hal ini dapat dilihatdari (a) hasil lembar penilaian psikomotordan lembar penilaian afektif, (b)guru mulaiterbiasa dengan model pembelajarankonstruktivisme, sehingga siswa dapatmenjalankan kegiatan belajar mengajardengan baik.

c. Observasi dan Evaluasi (Observationand Evaluation)Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 18November 2010. Pada saat kegiatan belajarmengajar di kelas model konstruktivimenyasudah terlihat dan siswa terlibat lebih aktif

Page 51: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

43Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme

lagi dari pada siklus pertama. Pada kegiatanawal, guru dapat memotivasi siswa denganbertanya jawab tentang listrik dalamkehidupan sehari-hari Pada kegiatan inti,metode mengajar, alat peraga, langkahkegiatan, pengelolaan kelas, pengelolaanwaktu, diskusi kelompok dan pembahasanLKS juga sudah terlihat lebih terkonstruktif.Sebagai penutup, guru memberikanpenguatan dengan mempersilahkan setiapkelompok mempresentasikan hasil temuansiswa selama melakukan percobaan.

d. Refleksi (Reflection)Adapun keberhasilan yang diperolehselama siklus kedua ini adalah sebagaiberikut.

Pertama, aktivitas siswa dalam kegiatanbelajar mengajar sudah mengarah kepembelajaran model konstruktivisme secaralebih baik. Siswa mampu bekerjasamadengan teman kelompoknya untukmemahami tugas yang diberikan guru.Siswa mulai mampu berpartisipasi dalamkegiatan dan tepat waktu dalam melaksa-nakannya. Siswa mulai mampu mempre-sentasikan hasil kerja. Hal ini dapat dilihatdari data lembar penilaian afektif.Kedua, meningkatnya aktivitas siswadalam kegiatan belajar mengajar didukung

oleh meningkatnya aktivitas guru dankemauan guru untuk memperbaiki apa yangmenjadi kekurangan dalam diri. Gurudengan intensif membimbing siswa,terutama siswa yang mengalami kesulitandalam proses kegaitan belajar mengajar.Ketiga, meningkatnya aktivitas siswa dalammelaksanakan evaluasi terhadap kemampu-an siswa menguasai materi pembelajaran.Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasipemahaman konsep pada siklus pertama67,41 menjadi 69,44 pada siklus kedua. Posttest tidak dilaksanakan di hari Kamis 18Nopember 2010, tetapi di hari Senin 22 No-vember 2010, dikarenakan waktu yang tidakcukup untuk menjalankan post test.

Pembahasan

Pada siklus 1 rata-rata hasil belajar siswa adalah67,41 dengan jumlah siswa yang mendapat nilaidi bawah 65 ada 12 siswa. Persebaran nilaidapat dilihat pada grafik di atas. Biladibandingkan dengan hasil belajar pada siklus2, ada peningkatan rata-rata belajar siswasebesar 2,03 menjadi 69,41 dan siswa yangmendapat nilai di bawah 65 berkurang 2 menjadi10 siswa. Hal tersebut dimungkinkan karenasebagian besar siswa sudah terbiasa dengan

Pemahaman Konsep Siklus 1 dan 2

01

3

8

46

322

1

43

4 4 45

02

46

810

21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Rentang Nilai

Jum

lah

Sisw

a

Siklus ke-1 Siklus ke-2

Grafik 1: Perbandingan Hasil Belajar Siswapada Siklus 1 dan Siklus 2

Page 52: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

44 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme

sistem pembelajaranyang baru sehinggalebih dapat memahamitentang materi yangdiberikan, walaupunapabila dilihat lebihcermat lagi materi padasiklus 2 lebih sulitdibandingkan materipada siklus 1.

Pada grafik terlihatsecara jelas, ada penu-runan jumlah siswayang mendapat nilaiantara 51 – 60 danpeningkatan jumlahsiswa yang mendapatnilai antara 91 – 100.Sementara itu, padasiklus 2 ternyata adasiswa yang mendapat nilai antara 21 – 30. Haltersebut dimungkinkan karena dalam 1 kelasada beberapa siswa yang lebih menyukai modelpembelajaran lama, yaitu guru menerangkandan siswa mencatat atau guru bertanya dansiswa menjawab (dapat dilihat dari angket).Sehingga apabila dalam suatu pembelajaran,siswa yang harus aktif mencari pengetahuannyasendiri melalui kerja kelompok, siswa belum bisamembangun pema-hamannya sendiri.

Pada siklus 1 rata-rata nilai psikomotorsiswa adalah 74,26 danmeningkat menjadi 84,44di siklus 2. Di siklus 1 ada15 anak yang mendapatnilai di bawah 81 sedang-kan di siklus 2 tidak adasiswa yang mendapatnilai di bawah 81.

Pada siklus ke 2, 79%siswa mendapat nilai diatas 91, hal ini menunjuk-kan bahwa siswa sudahmulai tertib dalam kerjakelompok, dapat menger-jakan LKS sesuai dengankriteria, dan menyele-saikan tepat waktu.

Metode konstruktivisme yang dijelaskandalam Hilda (2009) telah diuji pengaruhnyaterhadap nilai ranah kognitif, afektif, danpsikomotor. Penelitian ini membuktikan, bahwametode konstruktivisme mampu meningkatkannilai pada ketiga ranah tersebut. Nilai ranahkognitif meningkat dari 67,41 menjadi 69,44(2.03 poin), nilai ranah afektif dari 9,56 menjadi9,67 (0,11 poin), dan nilai ranah psikomotor dari74,26 menjadi 84,44 (10,18 poin). Nilai-nilai

Penilaian Psikomotorik Siklus 1 dan 2

1

14

845

22

0

5

10

15

20

25

61 - 70 71 - 80 81 - 90 91 -100Rentang Nilai

Jum

lah

Sisw

a

siklus 1 siklus 2

Grafik 3: Perbandingan Nilai PsikomotorSiklus 1 dan Siklus 2

Perbandingan Penilaian Afektif Siklus 1 dan 2

13 3

20

1 1

4

21

0

5

10

15

20

25

7 8 9 10Skor yang Diperoleh

Jum

;ah

Sisw

a

Siklus 1

Siklus 2

Grafik 2: Perbandingan Nilai PsikomotorSiklus 1 dan Siklus 2

Page 53: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

45Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme

tersebut tidak hanya didapatkan dari hasil yangdicapai, tapi juga dari penilaian proses yangberlangsung.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelasdapat disimpulkan bahwa penerapan modelpembelajaran kostruktivisme dapat meningkat-kan hasil belajar dan keaktifan siswa dalamproses belajar mengajar. Dari hasil obsevasimemperlihatkan bahwa siswa sangat antusiasdalam bekerja sama dengan teman-temannyaserta dapat membantu teman yang mengalamikesulitan dalam memahami materi pelajarantersebut. Kemampuan dalam diskusi kelompokjuga meningkat sangat berarti. Hal ini dapatdilihat dari sudah mulai terbiasa dengan belajardalam kelompok.

Di samping itu pembelajaran modelkonstruktivisme sangat relevan dalam pembel-ajaran IPA. Melalui pembelajaran modelkonstruktivisme, siswa membangun sendiripengetahuan, menemukan langkah-langkahdalam mencari penyelesaian dari suatu materiyang harus dikuasai oleh siswa, baik secaraindividu maupun kelompok. Model pembel-ajaran konstruktivisme membuat pembelajaranIPA lebih menyenangkan

Saran

Penelitian tindakan kelas ini telah membuktikandapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajarsiswa dalam mata pelajarn IPA, maka kamisarankan hal-hal sebagai berikut. Pertama,dalam kegiatan belajar mengajar gurudiharapkan menjadikan model konstruktivismesebagai suatu alternatif dalam mata pelajaranIPA untuk meningkatkan keaktifan dan hasilbelajar siswa. Kedua, karena kegiatan ini sangatbermanfaat khususnya bagi guru dan siswa,maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan

secara berkesinambungan dalam pembelajaranIPA maupun pelajaran lain.

Daftar Pustaka

Hamzah. http : // akhmadsudrajat.wordpress.c o m / 2 0 0 8 / 0 8 / 2 0 / t e o r i - b e l a j a r -kostruktivisme (diunduh, 13 Oktober2010)

http://valmband.multiply.com/journal/item/12/ teori_perkembagan_kognisi_Jean_Piaget (diunduh,l 18 Oktober 2010)

http://www.damandiri.or.id/file/iputuekaikipsingbab2.pdf

Karli, Hilda. (2009). Implementasi KTSP dalammodel-model pembelajaran. Bandung :Generasi Info Media

Kusnandar. (2008). Langkah mudah penelitiantindakan kelas sebagai sarana pengembang-an profesi guru. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada

Santrock, John W. (1983). Life-span development :Perkembangan masa hidup Edisi 5 Jilid 1.Terjemahan: Achmad Chusiri, S.Psi.Jakarta: PT. Erlangga

Sudrajat, Akhmad, http://zaifbio.wordpress.com/2010/04/29/pengertian-tujuan-asas-jenis-evaluasi-belajar/ (diunduh, 19Oktober 2010)

Waliman, Iim, dkk. (2001). Pengajaran demokratis(Modul manajemen berbasis sekolah).Bandung : Dinas Pendidikan ProvinsiJawa Barat. http:// akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/01/ciri-ciri-guru-konstruktivis/ (diunduh, 13 Oktober2010)

Widodo, Ari. Konstruktivisme dan pembelajaransains (Makalah) http: // akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/18/5-unsur-penting-dalam-lingkungan-pembelajaran-konstruktivis/ (diunduh, 13Oktober 2010)

Page 54: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

46 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penggunaan Metode Scramble pada Pembelajaran Fisika

Penggunaan Metode Scramble pada Pembelajaran Fisikauntuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Piping Sugiharti*)

*) Guru SMPK BPK PENABUR Cimahi

Penelitian

erdasarkan Standar Nasional Pendidikan, guru harus memiliki kompetensi pedagogik,kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Kompetensitersebut terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalammenjalankan fungsinya sebagai guru sekaligus fasilitator. Pengalaman sebagai seorang

guru fisika, penulis merasakan kendala yang besar dalam memfasilitasi siswa agar dapatmemahami fisika dengan baik. Seringkali hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan. Salahsatu kendala yang dirasakan penulis adalah rendahnya minat dan motivasi belajar siswa terhadappelajaran fisika. Untuk mengatasi masalah ini, penulis mencoba melakukan Penelitian TindakanKelas (PTK) dengan menerapkan salah satu metode pembelajaran yaitu Scramble pada saat penulismenjelaskan materi Getaran dan Gelombang pada siswa kelas VIII SMPK BPK PENABUR Cimahidalam Januari-Februari 2009. Dari hasil penelitian penulis, metode ini cukup efektif dalammeningkatkan motivasi dan minat siswa sehingga hasil belajarnya lebih baik.

Kata-kata kunci : metode scramble, siswa, motivasi

AbstractReferring to National Education Standards the teacher should have pedagogical competence, personal compe-tence, professional competence and social competence. As a physics teacher, the researcher found a seriousproblem in facilitating the students to understand physics well. The students’ learning achievement is notalways as expected. One of the obstacles that researcher identifies is the low interest and motivation of thestudents to learn physics. To overcome this problem,the researcher tried to do Classroom Action Research(CAR) by applying Scramble method in the 8th grade SMPK BPK PENABUR Cimahi. The research showedthis method is effective to increase students’ motivation and interest to learn physics and improve theirlearning achievement.

Key words : scramble method, students, motivation

Abstrak

B

Pendahuluan

Dalam pembelajaran fisika, kemampuanpemahaman konsep merupakan syarat mutlakdalam mencapai keberhasilan belajar fisika.Hanya dengan penguasaan konsep fisikaseluruh permasalahan fisika dapat dipecahkan,

baik permasalahan fisika yang ada dalamkehidupan sehari–hari maupun permasalahanfisika dalam bentuk soal fisika di sekolah. Halini menunjukkan bahwa pelajaran fisika bukan-lah pelajaran hafalan tetapi lebih menuntutpemahaman konsep bahkan aplikasi konsep.

Sangat disayangkan mata pelajaran fisikapada umumnya justru dikenal sebagai mata

Page 55: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

47Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penggunaan Metode Scramble pada Pembelajaran Fisika

pelajaran yang ’ditakuti’ dan tidak disukai mu-rid. Kecenderungan ini biasanya berawal daripengalaman belajar mereka yang memberikankesan bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran’berat’ dan serius yang tidak jauh dari persoalankonsep, pemahaman konsep, penyelesaian soalyang rumit melalui pendekatan matematissampai kegiatan praktikum yang menuntutmereka melakukan segala sesuatunya dengansangat teliti dan cenderung membosankan.Akibatnya, tujuan pembelajaran yang diha-rapkan menjadi sulit dicapai. Hal ini terlihat darirendahnya nilai rata – rata mata pelajaran sains(fisika khususnya) dari tahun ke tahun.

Dalam dunia pendidikan ada berbagaimacam model pembelajaran yang dapat kitagunakan untuk membelajarkan siswa sesuaidengan cara dan gaya belajar mereka sehinggatujuan pembelajaran dapat dicapai dengan op-timal. Salah satu model pembelajaran yang kitakenal adalah model pembelajaran scramble.Sintaksnya adalah : buatlah kartu soal sesuaimateri bahan ajar, buat pula kartu jawabandengan diacak nomornya, sajikan materi,bagikan kartu soal dan kartu jawaban, siswaberkelompok mengerjakan soal dan mencarikartu soal untuk jawaban yang cocok.

Dengan menggunakan model pembelajaranyang beragam, termasuk didalamnya modelpembelajaran scramble ini diharapkan dapatmeningkatkan motivasi dan minat siswaterhadap mata pelajaran fisika. Dengandemikian, akan mengubah cara pandangmereka terhadap mata pelajaran ini dan padaakhirnya diharapkan dapat pula meningkatkannilai rata – rata mata pelajaran sains pada UjianNasional (UN).

Penelitian ini menerapkan modelpembelajaran scramble dalam meningkatkanmotivasi dan minat siswa khususnya dalammata pelajaran Fisika pada siswa SMPK BPKPENABUR Cimahi. Secara khusus permasa-lahan yang akan dibahas dalam PTK ini adalah:

Bagaimana penggunaan model pembelajar-an scramble dapat meningkatkan motivasi danminat siswa SMPK BPK PENABUR Cimahi padamata pelajaran fisika dan meningkatkan hasilbelajar mereka?.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahuibagaimana model pembelajaran scramble dapat

meningkatkan motivasi dan minat belajar fisikapada siswa SMPK BPK PENABUR Cimahi.

Sedangkan manfaat penelitian ini dapatdirasakan oleh tiga pihak, yaitu siswa, peneliti/guru dan sekolah dalam hal ini adalah SMPKBPK PENABUR Cimahi. Bagi siswa, denganmenggunakan model pembelajaran yangberagam termasuk didalamnya model pembel-ajaran scramble diharapkan dapat mengurangikebosanan mereka terhadap cara belajar yangmonoton, sehingga suasana belajar menjadilebih menyenangkan, dan dengan suasanabelajar yang menyenangkan maka motivasi danminat belajar fisika menjadi lebih baik dan padaakhirnya belajar fisika tidak lagi dirasakansebagai beban tapi dapat dirasakan sebagaisuatu pengalaman belajar yang menyenangkan.Jika suasana belajar yang menyenangkan sudahtercipta, maka dengan sendirinya pola pandangmereka terhadap pelajaran fisika akan berubahmenjadi positif.

Bagi guru, dengan menggunakan modelpembelajaran yang beragam termasuk didalam-nya model pembelajaran scramble diharapkanjuga dapat meningkatkan kreatifitas guru dalammengajar dan menunjukkan nilai profesionalitasseorang guru sehingga diharapkan dapat pulamemacu kreatifitas dari guru–guru yang lainsehingga semua guru menjadi bersemangat danberlomba – lomba dalam menciptakan suasanabelajar yang menyenangkan. Pada akhirnya,dengan guru yang kreatif dan siswa yang ber-semangat akan didapatkan pula sekolah yangberkualitas dan mampu menunjukkan prestasiyang baik sehingga secara tidak langsung akanmeningkatkan mutu pendidikan nasional.

Kajian Pustaka

Pengertian Penelitian Tindakan KelasPenelitian Tindakan Kelas (PTK) atau ClassroomAction Research (CAR) berkembang pesat dikalangan pendidik karena merupakan penelitianyang menghasilkan dampak langsung dalambentuk memperbaiki pembelajaran danmeningkatkan profesionalitas guru dalamproses pendidikan dan pembelajaran di kelas.Beberapa rumusan pengertian penelitian

Page 56: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

48 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penggunaan Metode Scramble pada Pembelajaran Fisika

tindakan kelas dikemukakan sebagai berikut.Mills dalam Sudikin (2006:6) mengungkapkan,“action research is any systematic inquiry conductedby teacher researcher, principals, school counselors,or other stakeholders in teaching learning environ-ment to get information about the ways that their par-ticular schools operate, how they teach, and how welltheir student learn”. McNiff dalam Sudikin(2002:4) memandang “penelitian tindakan kelassebagai bentuk penelitian reflektif yangdilakukan oleh guru dan hasilnya dapatdimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangankurikulum, pengembangan sekolah, keahlianmengajar, dll.”

Demikian pula Depdikbud (1999:6)merumuskan penelitian tindakan kelas sebagai“suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif olehpelaku tindakan yang dilakukan untukmeningkatkan kemampuan rasional daritindakan – tindakan yang dilakukannya itu, sertauntuk memperbaiki kondisi – kondisi di manapraktek pembelajaran tersebut dilakukan”.Sementara itu, secara lebih khusus, Wardani(2006:4) merumuskan penelitian tindakan kelassebagai “penelitian yang dilakukan oleh gurudi kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengantujuan untuk memperbaiki/meningkatkankinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajarsiswa meningkat”.

Berdasarkan beberapa pengertian danrumusan tersebut, disimpulkan bahwapenelitian tindakan kelas merupakan suatupenelitian yang bersifat reflektif, dilakukan olehguru untuk memperbaiki dan meningkatkankondisi praktek pembelajaran di kelas, melaluitindakan yang dilakukannya.

Manfaat PTKManfaat PTK yang terkait dengan pembelajaranantara lain untuk memperbaiki dan mening-katkan praktek pembelajaran secara inovatif danberkesinambungan. Dengan melaksanakan PTK,guru ditantang untuk mencoba hal – hal baruyang inovatif agar semakin lebih baik dalamupaya memperbaiki ataupun meningkatkantugas membelajarkan siswa. Melalui PTK, prosespengembangan kurikulum yang dipengaruhigagasan hakekat pendidikan, pengetahuan danpembelajaran juga dapat lebih dipahami secaraempirik praktis, serta aplikatif sesuai perkem-

bangan Iptek dan kehidupan masyarakat.Dengan merencanakan dan melaksanakan PTK,guru akan mendapatkan keterampilan meng-hadapi permasalahan aktual pembelajaran, dantumbuhnya budaya meneliti yang secara tidaklangsung dapat meningkatkan profesiona-litasnya.

Karakteristik PTKBerdasarkan pengertian dan manfaat PTK dariberbagai sumber bacaan, dapat diidentifika-sikan beberapa karakteristik. Pertama, PTKbersifat situasional dan praktis, berarti PTKberkaitan langsung dengan permasalahankonkret yang dihadapi guru di kelas. Kedua, PTKbersifat kontekstual, berarti PTK tidak lepas darikonteks budaya, sosial politik, ekonomi dimanapembelajaran berlangsung. Ketiga, PTK bersifatkolaboratif, berarti perencanaan dan pelaksana-an PTK menekankan partisipasi guru dan siswa.Keempat, PTK bersifat reflektif dan evaluatif,berarti pelaku tindakan dalam PTK melakukanrefleksi dan evaluasi diri terhadap perubahanyang dilakukan melalui tindakannya. Kelima,PTK bersifat fleksibel, berarti dalam melaksana-kan PTK perlu keluwesan tanpa melanggarmetodologi ilmiah.

Prinsip –prinsip PTKMenurut Hopkin (1993:57-61) dalam Tim PenelitiPGSD (1999:12-14), ada 6 prinsip PTK yangharus diperhatikan. Pertama, PTK tidakberdampak mengganggu komitmen gurusebagai pengajar. Jadi ketika guru mencoba suatutindakan perbaikan dalam pembelajaran, harusmenggunakan pertimbangan dan tanggungjawab profesional untuk memberikan yangterbaik kepada siswanya dengan mempertim-bangkan keterlaksanaan kurikulum secarakeseluruhan. Kedua, pelaksanaan PTK khu-susnya dalam pengumpulan data, tidakmenuntut waktu berlebihan dari guru sehinggamengganggu proses pembelajaran. Jadi semen-tara melaksanakan PTK, guru tetap aktifberfungsi sebagai guru yang bertugas mengajarsecara penuh. Untuk itu perlu dikembangkanteknik perekaman data yang cukup sederhanatetapi menghasilkan informasi yang cukupsignifikan dan dapat dipercaya. Ketiga, metodo-logi yang digunakan dalam PTK harus cukup

Page 57: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

49Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penggunaan Metode Scramble pada Pembelajaran Fisika

reliabel sehingga memungkinkan guru mengi-dentifikasikan serta merumuskan hipotesistindakan secara cukup meyakinkan, mengem-bangkan strategi yang dapat diterapkan dikelasnya, dan memperoleh data yang dapatdigunakan untuk menjawab hipotesis yangdikemukakan. Keempat, masalah PTK merupa-kan masalah nyata yang dihadapi guru, yangcukup merisaukan guru untuk diatasi melaluitindakan perbaikan sebagai bentuk tanggungjawab profesionalnya. Jadi guru melakukan PTKdidorong oleh motivasi profesional sehubungandengan tugasnya membelajarkan siswa. Kelima,dalam melaksanakan PTK, guru harus selalubersikap konsisten, menaruh keperdulian tinggiterhadap prosedur etika yang berkaitan denganpenelitiannya. Jadi prakarsa untuk melaksana-kan PTK harus diketahui kepala sekolah,disosialisasikan kepada rekan guru lain, dandilakukan serta dilaporkan sesuai dengankaidah karya ilmiah. Keenam, pelaksanaan PTKsedapat mungkin menggunakan “classroom ex-ceeding perspective” yaitu PTK tidak dilihatterbatas dalam konteks kelas dan/atau matapelajaran tertentu saja, melainkan dalamperspektif yang lebih luas berkaitan dengan misisekolah secara keseluruhan.

Siklus PTKSiklus PTK merupakan kegiatan utama dalammelaksanakan PTK yang dikembangkan di In-donesia berdasarkan model sistem spiral refleksidiri dari Kemmis dan McTaggart yang terdiridari : Plan - Action — Observation —Reflection —Revised Plan, dan diadaptasi Depdikbud (1999)dari Hopkins (1993:48) sesuai gambar 1.Plan (Rencana) : berupa analisis masalah dan

strategi perencanaan. Perencanaan bisadibuat oleh guru seorang diri maupundibantu oleh rekan guru yang lain

Action (Kegiatan) : kegiatan dilakukan oleh guruberupa implementasi dari strategi yangdirencanakan

Observation (Pengamatan) : merupakan evaluasiatas kegiatan melalui teknik–teknik tertentu.Observasi dapat dilakukan oleh guru /rekan– rekan guru / kepala sekolah / siswa

Reflection (Refleksi) : merupakan evaluasi hasildan proses yang menjadi dasar siklusselanjutnya

Metode Pembelajaran Scramble.Metode pembelajaran scramble adalah metodepembelajaran dengan membagikan lembar kerjayang harus diisi oleh siswa. Sintaksnya adalahmengikuti langkah-langkah berikut. Pertama,buatlah kartu soal sesuai materi bahan ajar,kemudian buat kartu jawaban dengan diacaknomornya. Setelah itu sajikan materi dankemudian membagikan kartu soal dan kartujawaban pada kelompok. Terakhir siswaberkelompok mengerjakan soal dan mencarikartu soal untuk jawaban yang cocok.

Dengan metode Scramble, peneliti dapatmembuat beberapa paket soal dan jawabanberupa kartu – kartu. Agar lebih menarik, kartu– kartu soal dan kartu – kartu jawaban dapatdibuat dalam jumlah dan warna/gambar yangberbeda, misalnya dalam 1 paket terdiri dari 15kartu soal dan 20 kartu jawaban sehingga siswadapat terpacu untuk berpikir secara logis dankreatif. Buat pula kartu isian untuk setiap siswaagar mereka dapat menuliskan jawaban merekapada kartu tersebut. Di bawah ini disajikancontoh kartu soal, kartu jawaban dan kartu isian.

Metode PenelitianPenelitian yang dilakukan berupa penelitiantindakan kelas (PTK) tentang “PenggunaanMetode Scramble pada Pembelajaran Fisikauntuk Meningkatkan Motivasi Siswa”.

Gambar 1: Spiral Penelitian Tindakan Kelas(Hopkins, 1993)

Dan seterusnya

Perencanaan

Refleksi

Tindakan/Observasi Perbaikan

RencanaRefleksi

PerbaikanRencana

Tindakan/Observasi

Tindakan/Observasi

Refleksi

Page 58: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

50 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penggunaan Metode Scramble pada Pembelajaran Fisika

Amplitudo adalah…

KARTU SOALNo. 2

KARTU SOALNo. 3

Yang merupakan contohdari gelombang longitudinaladalah…

KARTU SOALNo. 1

Jika frekuensi suatugetaran440 Hz

dan panjang gelombangnya75 cm, berapakah kecepatan

gelombang itu?

Gambar 2: Contoh Kartu Soal

KARTU JAWABANNo. 2

KARTU JAWABANNo. 3

Simpangan maksimumbenda terhadap titik

seimbangnyaSelang waktu untuk

menempuh 330 m/s

KARTU JAWABANNo. 1

Gambar 3: Contoh Kartu Jawaban

NAMA :

KELAS :

SKOR :

NILAI :

NAMA :

KELAS :

SKOR :

NILAI :NO. KARTU SOAL NO. KARTU JAWABAN NO. KARTU SOAL NO. KARTU JAWABAN

Gambar 4: Contoh Kartu Isian

Page 59: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

51Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penggunaan Metode Scramble pada Pembelajaran Fisika

Rancangan PTKa. Subjek dan lokasi penelitian

PTK ini dilaksanakan di kelas VIIIA SMPKBPK PENABUR Cimahi yang berlokasi diJl. E. Kartawiria No. 75 Cimahi. Jumlah siswa36 orang dengan jumlah siswa laki-lakisebanyak 25 orang dan jumlah siswaperempuan 11 orang

b. Persiapan penelitianUntuk memperlancar PTK terlebih dahuludisiapkan perangkat – perangkat yangdiperlukan diantaranya (1) angket untukmengetahui sejauh mana minat siswaterhadap mata pelajaran fisika; (2) kartu –kartu soal dan kartu – kartu jawaban yangdibuat selengkap dan semenarik mungkin;dan (3) lembar observasi terhadapketerlibatan siswa dalam kegiatan belajar

c. Siklus penelitianPTK ini direncanakan menggunakan 2 kalisiklus.Siklus pertama yang meliputi :1. Pendahuluan

Mempersiapkan konsep materi yangakan dijadikan bahan pembelajaran.

2. Langkah UtamaSebagai langkah awal guru memberikanangket untuk mengetahui sejauh manaminat siswa terhadap pelajaran fisika,kemudian guru menjelaskan materipelajaran. Setelah itu guru mengelom-

pokkan siswa kedalam 6 kelompokkemudian membagi – bagikan kartu soaldan kartu jawaban yang sudah dibuat.Terakhir guru mengamati siswa yangsedang duduk berkelompok untukmengerjakan soal – soal yang diberikandan mencatat aktivitas siswa dalamlembar observasi

3. Langkah PenutupGuru memberikan penilaian kepadakelompok – kelompok yang sudahmenjawab soal dan berdiskusi. Setelahitu guru melakukan refleksi dengan (a)melakukan evaluasi tindakan yangtelah dilakukan, baik dari hasil angket,kartu soal dan kartu jawaban yangsudah dibuat, maupun dari lembarobservasi; dan (b) memperbaikiperencanaan pelaksanaan tindakansesuai hasil evaluasi, apa yang telahatau belum tercapai, untuk digunakanpada siklus berikutnya.

Siklus kedua menunggu dari hasil refleksisiklus pertama.a. Jika hasil yang didapat sudah cukup

signifikan maka guru sebagai peneliti dapatlangsung menyusun catatan/deskripsihasil perekaman data hasil dan proses siklusPTK dalam bentuk laporan penelitian.

narajalePnahaBiretaMnapaisreP:1lebaT

:isnetepmoKradnatS nadgnabmoleg,narategnaparenepnadpesnokimahameMirah-irahesigolonketkudorpmaladakitpo

:rasaDisnetepmoK atresgnabmolegnadnarategpesnoknakispirksedneMaynretemarap-retemarap

:rotakidnI ---

-

irah-irahesnapudihekadapnarategisakifitnedigneMnarategutausedoirepnadisneukerfrukugneM

nadlasrevsnartgnabmolegkitsiretkaraknakadebmeMlanidutignolgnabmoleg

,edoirep,isneukerfaratnanagnubuhnakispirksedneMgnabmoleggnajnapnadtabmartapec

Page 60: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

52 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penggunaan Metode Scramble pada Pembelajaran Fisika

b. Jika dari hasil refleksi ternyata ada hal – halyang belum tercapai berarti siklus keduadapat dilakukan dengan memperbaikiperencanaan pelaksanaan tindakan sesuaidari hasil refleksi siklus pertama.

Pelaksanaan PTKPTK dilaksanakan pada awal semester genapkelas VIIIA SMPK BPK PENABUR Cimahi bulanJanuari – Februari 2009.

Pembahasan

A. Sistematika Penelitian Siklus I

Pada pertemuan pertama, guru membagikanangket dan meminta siswa mengisinya.

Setelah angket dikumpulkan, gurumemberikan materi pelajaran seperti biasa,kemudian siswa dibagi kedalam 6kelompok, masing – masing beranggotakan6 orang. Masing – masing kelompokdiberikan 10 kartu soal dan 15 kartujawaban yang masing – masing telah diberinomor. Masing – masing siswa dalamkelompok diminta untuk memasangkankartu soal dengan kartu jawaban yang

cocok, misalnya kartu soal no. 1berpasangan dengan kartu soal no. 6, danseterusnya. Tiap siswa dalam kelompokboleh memilih pasangan kartu soal dankartu jawabannya masing – masing, tidakperlu sama satu sama lain. Selama kegiatanberlangsung, guru mengamati perilaku

KTPnataigeKlawdaJ:2lebaT

.oN nataigeKanacneRuggniM

1 2 3 4 5 6 7 8

.1 napaisreP

)lasoporp(naanaskaleppesnoknusuyneM X

narajalebmepoiranekstaubmeM X X

-utraknadlaosutrak-utrak(nemurtsnitaubmeM)nabawajutrak

X X

isavresborabmeltaubmeM X X

.2 naanaskaleP

amatrepsulkisnakadnitnakukaleM X X X

amatrepsulkislisahiradiskelfernakukaleM X X X

audeksulkisnakadnitnakukaleM X X X

audeksulkislisahiradiskelfernakukaleM X X X

.3 naropaleP

natamagneplisahatadnaklupmugneM X

kutnebmaladnatamagneplisahatadnusuyneMhaimlinaropal

X

Page 61: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

53Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penggunaan Metode Scramble pada Pembelajaran Fisika

2sulkiStekgnAlisaH:4lebaT

iggnittagnastanimikilimemgnayawsiS = %36,91

iggnittanimikilimemgnayawsiS = %33,82

gnadestanimikilimemgnayawsiS = %91,02

hadnertanimikilimemgnayawsiS = %69,71

hadnertagnastanimikilimemgnayawsiS = %98,31

siswa dan mencatatnya dalam lembarpengamatan.

Siklus IIGuru kembali membagikan angket danmeminta siswa kembali mengisinya. Materipelajaran tidak perlu dijelaskan ulang,kecuali jika siswa memang memerlukannya.Siswa kembali dibagi kedalam 6 kelompokdengan anggota kelompok yang sama.Masing – masing kelompok diberi 10 kartusoal dan 15 kartu jawaban yang berbeda dariyang sebelumnya, misalnya : kelompok Isebelumnya mendapat paket no. 3 sekarangmendapat paket no. 5, dan seterusnya. Tiap–tiap siswa dalam kelompok kembali dimintauntuk memasangkan kartu – kartu tersebut.

B. Pengolahan Data

Siklus I1. Angket

Dari angket yang diberikan, diperoleh dataminat siswa terhadap mata pelajaran fisika,yaitu sebagai berikut.

Diperoleh kesimpulanbahwa siswa kurang memilikiminat terhadap pelajaranfisika.

2. Lembar PengamatanDari data yang diperolehjuga dapat disimpulkanbahwa minat siswaterhadap pelajaran fisika

masih sangat rendah. Hal ini terlihat dariprosentase siswa yang kurang perhatian,bengong dan mengobrol masih sangattinggi, lebih dari 50%. Sebaliknya siswayang aktif dan berani mengungkapkanpendapat masih sangat rendah, kurang dari28%.

3. Kartu – kartu Soal dan JawabanDari hasil penggunaan kartu – kartu soaldan kartu – kartu jawaban terlihat bahwasiswa masih cenderung menjawab salah,dengan jumlah rata – rata soal yang dijawabbenar 3,14 dan soal yang dijawab salah 4,06soal.Dengan melihat kecenderungan hasil yang

masih belum sempurna, akhirnya penulismelakukan siklus kedua.

Siklus II1. Angket

Dari angket tersebut dapat disimpulkant e n t a n g minat siswa terhadap mata

pelajaran fisika meningkat,yaitu tertera dalam tabel 4.Diperoleh kesimpulanbahwa siswa yang kurangmemiliki minat terhadappelajaran fisika berkurangsecara cukup signifikan.

2. Lembar PengamatanDari hasil lembar pengamatan/observasi langsung olehguru terhadap sikap siswaketika mengikuti pelajaran,dapat disimpulkan bahwa

1sulkiStekgnAlisaH:3lebaT

iggnittagnastanimikilimemgnayawsiS = %36,91

iggnittanimikilimemgnayawsiS = %03,12

gnadestanimikilimemgnayawsiS = %91,51

hadnertanimikilimemgnayawsiS = %58,61

hadnertagnastanimikilimemgnayawsiS = %40,72

Page 62: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

54 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Penggunaan Metode Scramble pada Pembelajaran Fisika

minat siswa terhadap pelajaran fisikamulai meningkat. Hal ini terlihat dariprosentase siswa yang kurang per-hatian, bengong dan mengobrol mulaiberkurang, hingga kurang dari 19%.Sebaliknya siswa yang bersemangat,aktif dan berani mengungkapkanpendapat menjadi meningkat, hinggamencapai 69%.

3. Kartu – kartu Soal dan JawabanDari data kartu - kartu soal dan jawab-an, terlihat bahwa kecenderungansiswa menjawab salah berkurangsecara signifikan, rata – rata menjadi2,11 soal dan jumlah soal yang dijawabbenar meningkat menjadi 6,53 soal.

Kesimpulan

Metode Scramble ternyata cukup efektif untukmenarik minat siswa mempelajari fisika. Hal inidibuktikan dengan data yang diperoleh dari hasilpenelitian ini. Siklus dalam PTK juga membantusiswa dan guru agar dapat mengevaluasi carakerja masing – masing. Guru dapat melihatkelemahan yang ada dari masing – masing kartusoal dan kartu jawaban yang sudah dibuat disiklus pertama dan memperbaikinya di sikluskedua. Sedangkan siswa juga dapat belajar lebihfokus dan lebih tahu cara mengerjakan soal yanglebih efektif

Saran

Pembelajaran dengan metode scramble tidakhanya dapat dilakukan didalam ruang kelassaja, tetapi dapat pula dilakukan di luar ruangkelas sehingga suasana yang tercipta dapatmembuat siswa lebih menikmati pelajaran yangdiberikan. Kartu – kartu soal dan kartu – kartujawaban dapat dibuat dengan lebih menarik lagi,misalnya dengan gambar – gambar dan warna– warna yang lebih beragam. Ingatkan siswauntuk tetap memiliki kompetensi yang positif,karena dengan metode Scramble memungkinkansiswa untuk mencontek jawaban orang lain.Guru sebaiknya dapat meningkatkan kompeten-

sinya dengan menampilkan cara mengajar yangberagam sehingga tidak membosankan bagi siswa.

Daftar Pustaka

Depdikbud. (1999). Penelitian tindakan kelas (Class-room Action Research). Jakarta : DirjenDikti P2GSD dan P2PGSM

Karhami, S. Karim. A. (1998). Panduan pembelajar-an fisika SLTP. Depdikbud

Kaufeldt, Martha. (2008). Wahai para guru, ubahlahcara mengajarmu!. Jakarta: PT. Indeks

Kurnia, Ingridwati. (2006). Penelitian tindakankelas. Makalah Seminar

Patterson, Kathy. (2007). 55 Teaching Dilemmas.Jakarta: Grasindo

Sambeng, Agus. (2010). Implementasi modelpembelajaran scramble. Tersedia padahttp: //agussambeng.blogspot.com.Diakses pada tanggal 18 Mei 2011

Sondjaja, Herry.(2008). Proposal penelitian kelas.Tersedia pada http : //www.utawartayahoo.co.id_uta. blogspot.com. Diaksespada tanggal 07 November 2008

Sudikin, et.al. (2002). Manajemen penelitiantindakan kelas. Bandung: Insan Cendekia

Suharsimi, A. (2008). Penelitian tindakan kelas.Jakarta : PT. Bumi Aksara

Suyatno, (2008). Model – model pembelajaran.Tersedia pada http : //www. sanggarguru.blogspot.com. Diakses padatanggal 07 November 2008

Wardani, IGAK et.al. (2006). Materi pokokpenelitian tindakan kelas. Jakarta : Univer-sitas Terbuka

Widodo, Rachmad. (2009). Model pembelajaranscramble. Tersedia pada http : //wyw1d.wordpress.com. Diakses pada tanggal18 Mei 2011

Wilis Dahar, Ratna. (1996). Teori – teori belajar.Jakarta: Erlangga

Wiriaatmadja, Rochiati. (2009). Metode penelitiantindakan kelas. Bandung: PT. RemajaRosdakarya

Zubaidah, (2008). Penelitian tindakan kelas : Salahsatu bentuk karya tulis ilmiah untukpengembangan profesi guru. Tersedia padahttp : //ardhana12. wordpress. com.Diakses pada tanggal 07 November 2008

Page 63: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

55Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Efektivitas Metode Jigsaw

Efektivitas Metode Jigsaw dalam MeningkatkanPemahaman Siswa pada Pelajaran Geografi

Ary Widi Kristiani*)

*) Guru SMAK 3 BPK PENABUR Bandung

Penelitian

eografi merupakan gabungan dari Geografi fisik (IPA), Geografi manusia (IPS), dan Geografiteknik. Oleh karena itu diperlukan metode yang tepat dalam pembelajaran Geografi untukmeningkatkan hasil belajar siswa. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas di kelasXI IPS SMAK 3 BPK PENABUR Bandung tahun 2010 dikemukakan bahwa metode Jigsaw

dapat mendorong proses pelatihan keterampilan yang menggalakkan siswa belajar aktif,mengembangkan penalaran, serta kemandirian siswa dalam menghadapi kehidupan yang terusberubah. Metode Jigsaw ini sangat efektif dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa. Siswayang semula tidak menyukai Geografi menjadi menyukai. Siswa yang semula tidak tuntas dalampembelajaran Geografi menjadi dapat mencapai ketuntasan. Setelah melalui tiga siklus, penelitianini menemukan tingkat ketuntasan siswa mencapai 100%.

Kata-kata kunci: metode Jigsaw, metode pembelajaran, belajar tuntas

AbstractGeography consists of Physical Geography (Natural Science), Human Geography (Social Science) and Ap-plied Geography (technically applied for Science and Humanity). To improve the students’ learning achieve-ment, an appropriate instructional method in the Geography lesson is needed. In a classroom action researchconducted in K XI IPS SMAK 3 BPK PENABUR Bandung, in 2010, Jigsaw method can improve trainingprocess, motivate the students to learn actively, develop the students’ intellectual ability, and enhance thestudents’ attitude towards Geography subject positively. After three cycles of the classroom action research,the students’ mastery learning reaches 100%.

Key words:: Jigsaw method, instructional method, mastery learning

Abstrak

G

Pendahuluan

Geografi merupakan suatu mata pelajaran yangsangat unik, karena merupakan gabungan dariGeografi fisik (IPA), Geografi manusia (IPS) danGeografi teknik (penerapan IPA dan IPS).Masyarakat Indonesia memandang pelajaranGeografi termasuk kelompok pelajaran IPS dansifatnya hafalan. Stigma ini masih melekatdengan erat di benak orang tua siswa, siswa dan

lebih parah lagi sebagian besar guru matapelajaran di sekolah hingga saat ini. Di sampingitu, dalam sistem pendidikan nasionalKurikulum Geografi mendapat kedudukan yangkurang penting dan bukan merupakan prioritas.Hal ini dapat kita lihat dari kedudukannyadalam rapor SMA, yaitu di urutan paling bawah.

Sebagian besar (lebih dari 60%) materiGeografi yang menjadi bahan Ujian Nasional(UN) adalah materi kelas X (sepuluh) yaitumateri pelajaran yang sifatnya kebumian

Page 64: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

56 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Efektivitas Metode Jigsaw

(Geografi fisik) dan sebenarnya memilikiketerkaitan sangat erat dengan pelajaran IPAserta diperlukan tingkat pemahaman siswa yangcukup tinggi. Suatu kondisi yang sangat ironisapabila kita lihat pada kenyataannya bahwa,pelajaran Geografi ini diajarkan di kelas X hanya1 jam per minggu atau 4 jam pelajaran dalamsatu bulan. Hal ini sangat tidak mengherankanapabila rata-rata perolehan nilai tes Pra UNdibandingkan dengan hasil UN tidak menga-lami perbedaan yang signifikan. Pemerolehanrata-rata hasil belajar siswa tiap semester relatifkecil dan banyak siswa yang tidak dapatmencapai tingkat ketuntasan belajar. Bahkan,dalam lima tahun terakhir tingkat ketidak-lulusan siswa cukup tinggi dibandingkandengan pelajaran lain. Dengan demikian,kekhawatiran guru Geografi akan keberhasilansiswa dalam menempuh ujian nasional relatiflebih tinggi dibandingkan dengan guru matapelajaran ujian nasional yang lain. Kondisipengajaran Geografi di atas diperparah lagi bilakita lihat tuntutan kurikulum sesuai dengankonsep Taksonomi Bloom, yaitu siswa diarah-kan untuk tidak sekedar harus mempunyaikompetensi C1 (hafalan) akan tetapi jugadituntut untuk mempunyai kompetensi C2(pemahaman), yang sebenarnya mempunyaitingkatan yang lebih tinggi. Kondisi seperti iniperlu segera diatasi.

Guru Geografi dan siswa mempunyai peranyang besar dalam menentukan keberhasilanpembelajaran. Guru dan siswa harus bekerja-sama dalam pembelajaran termasuk dalammengatasi masalah-masalah pembelajaran.Salah satu cara mengatasi masalah itu ialahmelalui penelitian tindakan kelas (PTK). Untukmembatasi dan memberikan arah yang jelasdalam penelitian tindakan kelas, perlu adanyasebuah rumusan penelitian. Adapun rumusanmasalah dalam PTK yang dilakukan di kelas XIIPS SMAK 3 BPK PENABUR Bandung adalahsebagai berikut.1. Apakah metode pembelajaran Jigsaw efektif

dalam upaya meningkatkan pemahamansiswa tentang pengelolaan sumber dayaalam yang berwawasan lingkungan padapelajaran Geografi di kelas XI IPS SMAK 3BPK PENABUR Bandung?

2. Apa permasalahan-permasalahan yangmuncul dalam penerapan metode pembel-ajaran Jigsaw dalam upaya meningkatkanpemahaman siswa tentang pengelolaansumber daya alam yang berwawasan ling-kungan pada pelajaran Geografi di kelasXI IPS SMAK 3 BPK PENABUR Bandung?Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui efektivitas metode pembelajaranJigsaw dalam upaya peningkatan pemahamansiswa tentang pengelolaan sumber daya alamyang berwawasan lingkungan pada pelajaranGeografi di kelas XI IPS SMAK 3 BPK PENABURBandung. Di samping itu, tujuan penelitian inijuga untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang muncul dalam penerapanmetode pembelajaran Jigsaw dan dalam upayapeningkatan pemahaman siswa tentangpengelolaan sumber daya alam yang berwa-wasan lingkungan pada pelajaran Geografi dikelas XI IPS SMAK 3 BPK PENABUR Bandung.

Hasil penelitian ini diharapkan sangatbermanfaat untuk meningkatkan hasil perole-han UN dan mengurangi risiko ketidaklulusan,dan dijadikan acuan untuk pengembanganmetode pembelajaran yang interaktif danmenarik siswa untuk belajar.

Di samping itu siswa lebih mudahmemahami materi pelajaran Geografi yangmemiliki tingkat kesulitan relatif tinggi. Minatbelajar siswa pada pelajaran Geografi jugameningkat karena dapat meningkatkankesadaran siswa untuk lebih mencintai ling-kungan alam dan ini semua akan meningkatkanmitigasi bencana yang sering terjadi dilingkungannya.

Kajian Pustaka

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhanpokok dalam kehidupan manusia yangmemikirkan bagaimana menjalani kehidupan iniuntuk mempertahankan hidup. BerdasarkanUndang-Undang Sistem Pendidikan NasionalNo. 20 Tahun 2003 Bab I, pendidikan adalahusaha sadar dan terencana untuk mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agarpeserta didik secara aktif mengembangkan

Page 65: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

57Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Efektivitas Metode Jigsaw

potensi dirinya untuk memiliki kekuatanspiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, sertaketerampilan yang diperlukan bagi dirinya,masyarakat, bangsa dan negara. ( Amri, 2010:1).Dengan demikian, Geografi sebagai salah satumata pelajaran di SMA, diharapkan memilikikurikulum dan pengajaran yang mengacu dansejalan pada tujuan pendidikan nasional.

1. Kurikulum GeografiGeografi merupakan suatu ilmu yang berman-faat dalam menunjang dan mendorong pening-katan kehidupan, dan gejala alam dan kehidup-an dipandang sebagai hasil proses alam yangterjadi di bumi akan bermanfaat bagi makhlukhidup. Dengan demikian fungsi mata pelajaranGeografi ialah (a) mengembangkan pengetahuantentang pola-pola keruangan dan proses yangberkaitan; (b) mengembangkan keterampilandasar dalam memperoleh data dan informasi,mengkomunikasikan, dan menerapkan pengeta-huan Geografi untuk kepentingan pembangun-an ; dan (c) menumbuhkan sikap, kesadaran, dankepedulian terhadap lingkungan hidup dansumber daya, serta toleransi keraga-man sosial-budaya masyarakat (Sumaatamadja, 1981).

Jadi substansi kurikulum Geografi adalahmencakup keseluruhan dimensi kompetensi,bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yangdirencanakan dan disajikan secara berkesinam-bungan antara semua jenjang pendidikan. Agarmata pelajaran Geografi bermanfaat bagi siswa,maka perlu pendekatan khusus, yaitu pende-katan yang dapat mendorong proses pelatihanketerampilan yang menggalakkan cara belajaraktif, mengutamakan cara belajar yangmengembangkan daya penalaran serta keman-dirian anak dalam menghadapi lingkungankehidupan yang terus berubah. Ahli pendidikanGeografi Trevor Bennetts (Graves, 1973)menyarankan untuk pembelajaran Geografidigunakan pendekatan yang berbeda untuktingkat atau jenjang pendidikan yang berlainan.Dengan demikian, setiap tingkatan memerlukanmetode pengajaran Geografi yang berbeda,karena daya penalaran siswa mengalamiperkembangan selaras dengan semakinbertambahnya usia dan bertambahnya pengala-mannya.

2. Metode pembelajaranMetode pembelajaran Geografi pada dasarnyasangat bervariatif dan interaktif, namun dalampenerapannya diperlukan keterampilan khususdisesuaikan dengan kondisi lingkungan siswa,ketersediaan media dan tingkat kesulitan materipelajaran. Tiga komponen tersebut harus menjadipertimbangan dalam menentukan KriteriaKetutasan Minimal (KKM) yang harus dicapaidari setiap proses pembelajaran. Denganpertimbangan pada alasan pendekatan yangdapat mendorong proses pelatihan keterampilanyang menggalakkan cara belajar aktif, mengu-tamakan cara belajar yang mengembangkandaya penalaran serta kemandirian anak dalammenghadapi lingkungan kehidupan yang terusberubah, maka salah satu caranya adalahdengan cooperatif learning jigsaw.

a. Cooperative LearningMenurut Slavin, pendekatan konstruktivistikdalam pengajaran adalah menerapkanpembelajaran kooperatif secara ekstensif, atasdasar teori bahwa siswa akan lebih mudahmenemukan dan memahami konsep yang sulitapabila mereka dapat saling mendiskusikankonsep tersebut dengan temannya (Muslich,2007). Terdapat lima fase atau langkah utamadalam pembelajaran kooperatif, yaitu pertama,pembelajaran dimulai dengan guru menyam-paikan tujuan pembelajaran dan memotivasisiswa untuk belajar. Kedua, diikuti denganpenyajian informasi, biasanya dalam bentukverbal. Ketiga, siswa dikelompokkan ke dalamkelompok-kelompok belajar. Keempat, gurumembimbing siswa, pada saat siswa bekerjasama menyelesaikan tugas. Kelima, menyajikanhasil kerja kelompok dan guru melakukanevaluasi secara lisan atau pemantauan.

b. Jigsaw LearningJigsaw Learning pada hakikatnya merupakanmetode pembelajaran kooperatif yang berpusatpada siswa. Siswa mempunyai peran dantanggung jawab besar dalam pembelajaran.Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator.Tujuan metode Jigsaw ini adalah mengem-bangkan kerja tim, keterampilan belajarkooperatif dan penguasaan pengetahuan secaramendalam yang tidak mungkin diperoleh siswa

Page 66: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

58 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Efektivitas Metode Jigsaw

apabila siswa mempelajari materi secaraindividual. Dalam Jigsaw Learning ini, siswadibagi menjadi dua kelompok, yaitu “kelompokawal” dan “kelompok ahli”. Setiap siswa yangada dalam “kelompok awal” mengkhususkandiri pada satu bagian dari sebuah unit pembel-ajaran. Siswa dalam “kelompok awal” ini kemu-dian dibagi lagi untuk masuk ke dalam “kelom-pok ahli” untuk mendiskusikan materi yangberbeda. Siswa kemudian kembali ke “kelompokawal” untuk mendiskusikan materi hasil“kelompok ahli” pada siswa “kelompok awal”.

Dalam konsep ini semua siswa harus bisamendapatkan kesempatan dalam proses belajarsupaya semua pemikiran siswa dapat diketahui.Adapun langkah-langkah yang dilakukandalam pembelajaran dengan menggunakanmetode Jigsaw adalah sebagai berikut.1. Siswa dikelompokkan ke dalam 6 anggota tim.2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi

yang berbeda.3. Tiap anggota dalam tim diberi bagian materi

yang ditugaskan4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah

mempelajari bagian/sub bab yang samabertemu dalam kelompok baru (kelompokahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.

5. Setelah selesai diskusi, sebagian tim ahli tiapanggota kembali ke kelompok asal danbergantian mengajar teman satu tim merekatentang sub bab yang mereka kuasai dantiap anggota lainnya mendengarkan dengansungguh-sungguh.

6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasildiskusi.

7. Guru memberi evaluasi.8. Penutup.

c. Teknik EvaluasiTeknik evaluasi sangat penting untuk mengukurkeberhasilan metode pembelajaran yangdipergunakan. Untuk itu diperlukan ketelitiandi dalam menentukan teknik evaluasi tepat,sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Jadisecara tidak langsung tes dapat digunakanuntuk mengetahui kemajuan dan perkem-bangan. “Tes adalah suatu alat atau proseduryang sistematis dan objektif untuk memperolehdata-data atau keterangan-keterangan yangdiinginkan tentang seseorang, dengan cara yang

boleh dikatakan cepat dan tepat (Indrakusuma,1993:21)”. Berikut ini adalah beberapa teknikevaluasi yang dipergunakan.1. Tes tertulis

Tes tertulis adalah salah satu jenis tes yangdipergunakan untuk mengukur tingkatkeberhasilan sebuah proses belajarmengajar, berupa pertanyaan-pertanyaanatau pernyataan yang membutuhkanjawaban. Tes tertulis harus sesuai denganstandar kompetensi dalam kurikulum, yangdijabarkan dalam beberapa indikator. Testertulis ada dua macam, yaitu tes pilihanganda (multiple choice test) dan tes uraian.Multiple choice test terdiri atas suatuketerangan atau pemberitahuan tentangsuatu pengertian yang belum lengkap.Untuk melengkapinya, siswa memilih satudari beberapa kemungkinan jawaban yangtelah disediakan. Atau Multiple choice testterdiri atas bagian keterangan (stem) danbagian kemungkinan jawaban ataualternatif (option). Kemungkinan jawaban(option) terdiri atas satu jawaban benar danbeberapa pengecoh (Anonim, 2010: 1).Namun, tes tertulis obyektif ini memilikikelemahan, yaitu peserta didik cenderungmelakukan tebakan (guessing), sehinggaperlu dilengkapi dengan tes subyektif.

2. Tes lisanTes lisan adalah tes yang pelaksanaannyadilakukan dengan mengadakan tanyajawab secara langsung antara pendidik dansiswa. Jadi tes ini berbentuk pertanyaan dandiujikan dengan cara diucapkan. Tes inibertujuan untuk menguji atau mengukurkemampuan siswa dalam berpikir nalardan mengukur kemampuan olah kata,dalam bentuk analisis. Pengertian inididukung teori yang dikemukakan olehThoha (2003) yang menjelaskan bahwa “tesini termasuk kelompok tes verbal, yaitu tessoal dan jawabannya menggunakan bahasalisan”. (Anonim, 2010).

3. Tes perbuatan (afektif dan psikomotor)Pengukuran sikap dapat dilakukan denganberbagai cara, antara lain observasiperilaku, pertanyaan langsung (untuk

Page 67: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

59Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Efektivitas Metode Jigsaw

mengukur persepsi siswa terhadap suatumasalah), laporan portofolio (individu dankelompok), dan penggunaan skala sikap.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan PTK yang dilakukanoleh tim yang terdiri atas ketua:1) PetrusTrimantara, guru SMAK 2 BPK PENABURBandung; 2) Sekretaris, observer: Anna MeyHasian Sinaga, guru SMAK 1 BPK PENABURBandung; 3) Observer Tri Joko Setiarso, guruSMAK 1 BPK PENABUR Bandung, 4) fasilitator/dokumentator: Wahyu Catur Wibowo, guruSMFK BPK PENABUR Bandung dan pengajardi kelas: Ary Widi Kristiani, guru SMAK 3 BPKPENABUR Bandung

PTK ini bertujuan untuk memperbaikipembelajaran di kelas sehingga hasil pembel-ajaran siswa meningkat. PTK dilakukan dalamtiga siklus dengan empat tahap yaitu perenca-naan, pelaksanaan kegiatan, observasi, danrefleksi untuk masing-masing siklus.

Subjek dan Tempat PenelitianSubjek dan tempat penelitian dipilih siswa kelasXI IPS SMAK 3 BPK PENABUR Bandung TahunPelajaran 2010/2011 dengan berbagai pertim-bangan, pertama, SMAK 3 BPK PENABURmemiliki lokasi cukup ideal dan lingkunganyang kondusif untuk belajar. Kedua, banyakditemukan permasalahan dalam proses belajarmengajar. Ketiga, sangat menarik untukdijadikan obyek penelitian tindakan kelas agardapat memberikan masukandalam pengembangan meto-de mengajar yang relevan,sesuai dengan karakter siswadan lingkungannya.

Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan datamenggunakan survei danstudi pustaka. Survei dilaku-kan dengan menggunakanbeberapa alat, sebagai berikut(1) angket pra-penelitian, (2)pre-tes : tes tertulis, berupapilihan ganda, (3) post-tes :tes tertulis, berupa pilihan ganda, (4) lembar

naitilenePnataigeKutkaW:1lebaT

nataigeK naanaskaleputkaW

lasoporpnanusuynePnataigeklawdajnad

rebotkO61,utbaS0102

)isavresbO(1sulkiS rebotkO62,asaleS0102

2sulkiS rebmevoN9,asaleS0102

3sulkiS ,asaleS0102rebmevoN61

evaluasi, dan (5) lembar observasi. Studi pustakadipergunakan untuk memperkuat kajian teoritisdan memper-kuat data primer yang diperolehmelalui survei.

Waktu PenelitianWaktu penelitian diatur sebagai berikut.

Analisis DataAnalisis data terlebih dahulu melakukanreduksi, klasifikasi dan tabulasi data yangterkumpul. Hal ini dimaksudkan untukmemaksimalkan analisis data untuk menjawabhipotesis yang diajukan.

Pembahasan

gnatnetSPI-IXsaleKawsiSispesreP:2lebaTifargoeGnarajaleP

saleKB-IX C-IX halmuJ

f % f % f %

nalafahtafisreB 02 %17 92 %87 94 %57

tafisrebkadiTnalafah

8 %92 7 %22 61 %52

halmuJ 82 %001 63 %001 56 %001

Page 68: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

60 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Efektivitas Metode Jigsaw

gnatnetSPI-IXsaleKawsiSispesreP:3lebaTadapnakiratreteKnadifargoeGnarajaleP

ifargoeGnarajalePataM

saleKaY kadiT halmuJ

f % f % f %

kiratrettagnaS 1 %4 1 %31 2 %5

kiratreT 22 %67 5 %6 82 %67

kiratretkadiT 6 %02 1 %1 7 %91

halmuJ 92 %001 7 %001 63 %001

1. Siklus 1Siswa SMAK 3 BPK PENABUR Bandung rata-rata memandang pelajaran Geografi adalahpelajaran yang kurang penting, sulit, dan bersifathafalan. Untuk memberikan gambaran lebihobyektif dan sebagai pembanding, makadilakukan pra-penelitian terhadap kelas XI-Bdab XI-C. Dari data pra-penelitian diperolehgambaran, tertera dalam tabel 2.

Tabel 2 memberikan gambaran bahwamayoritas siswa masih beranggapan Geografimerupakan pelajaran “hafalan” (C1). Hal inimenunjukkan, masih terjadi kesenjangan dalampola pikir siswa dan tuntutan Kurikulumpelajaran Geografi terutama kompetensi dasaryaitu “pemahaman”, atau menurut taxonomiBloom adalah C2. Sedangkan sebagian kecil dariresponden yang menganggap bahwa Geografibukan pelajaran hafalan. Dengan demikian gurumata pelajaran Geografi mempunyai tugas yangsangat berat untuk menuntaskan agar pola pikirsiswa tidak lagi bersifat hafalan.

Pada tabel 3, dari 29 responden terlihatmayoritas (76%) tertarik belajar Geografi danjuga menunjukkan, Geografi sebagai pelajaran“hafalan” tidak menyurutkan minat siswauntuk belajar Geografi. Hanya 20% saja siswayang tidak tertarik terhadap mata pelajaranGeografi. Dengan demikian, mata pelajaranGeografi masih mempunyai peluang untukdikembang-kan menjadi pelajaran yang sangatmenarik. Namun data ini juga menggambarkan,jumlah 20% inilah yang seharusnya mendapat-kan perhatian serius agar mau belajar Geografi.

Metode yang digunakan pada siklus 1adalah metode demontrasi, dengan video kliptentang pemanfaatan tumbuhan untuk mendaurulang styrofoam dan metode konstruktifisme.Dengan metode ini siswa dapat menemukan danmampu menjelas-kan manfaat dari tumbuhanyang berkaitan dengan materi pembelajaran.

Pada siklus 1 ini siswa mempresentasikanhasil temuannya di dalam kelompok dan didepan kelas. Kegiatan penutup diisi evaluasidengan post tes dan penugasan agar siswamembuat portopolio dalam bentuk power pointtentang manfaat tumbuh- tumbuhan (dengan didukung informasi dari internet).

Pada pelaksanaan kegiatan pengajaranditemukan beberapa masalah, yaitupengorganisasian waktu tidak jelas, penyiapanmulti media sehingga urutan pembelajaran men-jadi tidak berurutan, apersepsi guru terlalu lama(seharusnya tidak lebih dari 15 menit) sehinggapembelajaran akan lebih berfokus pada siswadan materi ajar terlalu luas dan mendalamsehingga ketika disampaikan proses pem-belajaran dengan pemutaran klip film daninsight (pengalaman nyata) menggunakanfasilitas /laboratorium alam SMAK 3 BPKPENABUR Bandung.

Hasil refleksi pada siklus 1 menunjukkansejumlah perbaikan. Pertama perbaikan RPPperlu disesuaikan dengan materi dan waktuyang tersedia; kedua, perlu persiapan mediayang lebih baik sesuai dengan kondisi siswa,materi dan waktu yang tersedia; ketiga, berkaitandengan tumbuhan atau lingkungan hidup,

siswa disarankan tidakmemetik daun yang ada ditaman sekolah karena dapatmerusak lingkungan; dankeempat instruksi disampaikan dengan lisansehingga beberapa siswakurang menyimak denganjelas, berdampak kurangefektif, dan guru dalammenyampaikan instruksiperlu dengan intonasi suarayang jelas. Sungguhpundemikian, diperlukanperbaikan lebih lanjut dalamsiklus ke 2.

Page 69: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

61Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Efektivitas Metode Jigsaw

A. sangat membantu

26%

D. kurang membantu

7%

C. cukup membantu

26%

B. membantu

41%

Grafik 1: Persepsi Siswa tentangMetode Jigsaw

B. menyenangkan

62%

A. sangat menyenangkan

6%

C. cukup menyenangkan

29%

D. kurang menyenangkan

3%

Grafik 2: Respon Siswa terhadapMetode Jigsaw

Siklus 2Gambaran kegiatan belajar mengajar pada sikluskedua adalah sebagai berikut. Pada pelaksanaankegiatan pengajaran ditemukan dua masalah.Pertama, waktu yang digunakan kurang denganadanya diskusi tim ahli dan masing-masingsiswa harus mempresentasikan kepada tim asal(jumlah siswa 36) dan waktu yang di laksanakan2 kali pertemuan (80 menit). Kedua, konsep-konsep yang berkaitan dengan industri yang ber-dampak pencemaran belum dimengerti karenamateri berkaitan dengan industri belum di ajar-kan, yang merupakan bahan ajar Geografi XII.

Hasil yang dicapai pada siklus keduaadalah siswa mampu membuat kesimpulan danmembu-at peta konsep dan dari hasil angketmembuktikan, siswa tertarik belajar Geografidengan metode pengajaran jigsaw.

Hasil refleksi siklus 2 adalah sebagaiberikut. Pertama, apersepsi masih terlalu lama,tidak sesuai dengan alokasi waktu yang terse-dia dalam RPP. Kedua, gangguan teknis padasaat pengoperasian multi media sehingga meng-ganggu proses belajar mengajar. Ketiga, siswalebih antusias pada bahan ajar. Keempat,pemahaman siswa ten-tang bahan ajar tercapai.

Siklus 3Metode yang digunakan pada siklus 3 adalahmetode Jigsaw yang dilengkapi dengan kartumateri. Masing-masing siswa mendapatkankartu dan mempelajari isi materi dalam kartutersebut. Siswa yang memiliki pokok bahasanyang sama berkumpul dalam satu kelompok.Setiap kelompok berdiskusi tentang materisesuai dengan pokok bahasan masing-masing.Setiap kelompok mempresentasikan hasildiskusi kelompok di depan kelas, dengan carabergiliran. Hasil yang dicapai pada siklus 3adalah siswa merasa senang dan mampumemahami materi terbukti dengan hasilperolehan pencapaian tes.

Dari grafik 1 diperoleh gambaran sebagianbesar siswa (41%) menyatakan bahwa persepsisiswa tentang Jigsaw membantu, 26% siswamenyatakan sangat membantu, dan 26% siswa

menyatakan cukup membantu dalam mema-hami materi SDA. Hanya 7% siswa yang mem-punyai persepsi bahwa Metode Jigsaw kurangmembantu dalam memahami materi SDA.

Dari grafik 2 diperoleh gambaran bahwarespon siswa terhadap Metode Jigsaw menye-nangkan (62%), cukup menyenangkan (29%),sangat menyenangkan (6%). Hanya (3%) siswayang menyampaikan respon kurang menye-nangkan terhadap Metode Jigsaw.

Dari grafik 3 diperoleh gambaran sebagianbesar siswa (85%) mengalami kesulitan dalammelaksanakan metode Jigsaw jika siswa belummemahami konsep bahan ajar. Hanya 15 %

Page 70: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

62 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Efektivitas Metode Jigsaw

B.mengalami kesulitan

85%

A.tidak kesulitan

15%

Grafik 3: Respon Siswa terhadapMetode Jiqsaw

A. sangat penting

5%

C. kurang penting

42%

B. penting3%

Grafik 7: Tanggapan Siswa tentang PerluTidaknya Pemberitahuan Kelengkapan

dalam Melaksanakan Metode Jiqsaw

B. lisan dan tulisan

15%

C. lisan18%

A. tulisan, lisan, dan contoh

67%

Grafik 4: Kesulitan Siswa dalamPelaksanaan Metode Jiqsaw

Grafik 6: Efektivitas Waktu dalamMetode Jiqsaw

A.tidak efektif12%

B.sangat efektif

88%

Jigsaw tidak efektif dan 12% siswa yang menya-takan bahwa waktu yang diperlukan efektif.

Dari grafik 7 diperoleh gambaran sebagianbesar siswa (55%) merasa sangat pentingpemberitahuan kelengkapan apa saja yang perludipersiapkan dalam melaksanakan pembel-

siswa yang tidak mengalami kesulitan dalammelaksanakan metode Jigsaw.

Dari grafik 4 diperoleh gambaran sebagianbesar siswa (67%) memerlukan penjelasantentang metode Jigsaw baik secara lisan, tulisan,maupun dengan contoh, 15 % siswa memerlukanpenjelasan baik lisan maupun tulisan, dan 18 %siswa memerlukan penjelasan lisan saja.

Dari grafik 5 diperoleh gambaran sebagianbesar siswa (91%) memahami bahwa peran gurudalam melaksanakan metode Jigsaw sebagaifasilitator saja dan 9% siswa yang belum mema-hami bahwa peran guru sebagai fasilitator dalamMetode Jigsaw.

Dari grafik 6 diperoleh gambaran sebagianbesar siswa (88%) merasakan bahwa waktu yangdiperlukan dalam pembelajaran dengan metode

B. tidak 9%

A.ya91%

Grafik 5: Peran Guru sebagai Fasilitatordalam Metode Jiqsaw

Page 71: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

63Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Efektivitas Metode Jigsaw

ajaran dengan metode Jigsaw, 3% siswamenyatakan penting, dan 42 % siswa menyata-kan kurang penting pemberitahuan kelengkapandalam melaksanakan Metode Jigsaw.

Hasil pembelajaran pada siklus 3 ini adalahsiswa merasa senang dan mampu memahamimateri terbukti dengan hasil perolehanpencapaian tes. Rata-rata tes awal kelas XI Cadalah 66,31 dan tes akhir adalah 74,86sedangkan tes awal kelas XI B adalah 65,36 dantes akhir adalah 71, 44. Baik kelas XI-C maupunXI-B mengalami kenaikan nilai rata-rata.Pencapaian tingkat ketuntasan kelas XI-Cmencapai 100% meskipun ada 3 siswa yangmengalami penurun nilai. Sedangkan kelas XI-B mengalami penurunan dalam pencapaia KKMyaitu sebesar 8% (dari 100% turun menjadi 92%).

Dari refleksi siklus 3, ditemukan adanyahambatan dan solusi menanggulanginya dalampengajaran Geografi. Pertama, materi ajarGeografi tentang konsep-konsep Geografi fisikdan Geografi sosial, Geografi teknik sangatbanyak. Hambatannya, waktu yang disediakanoleh pemerintah kurang. Cara penanggu-langannya adalah pembelajaran Geografi perludilengkapi bahan ajar dengan modul ajar.Penyampaian dengan menggunakan multi me-dia lebih menarik. Setiap penyampaian materiidealnya diawali dengan pre tes dan akhir posttes. Tugas siswa (portofolio siswa) misalnyaeksplorasi tentang materi-materi, harusdilengkapi. Kedua, konsep-konsep Geografi Fisik(IPA) dan Geografi Teknik (materi SIG/SistemInformasi Geografi dan perpetaan), sulitdipahami oleh siswa IPS. Hambatannya jikatidak didukung alat yang memadai menjelaskanmateri tersebut maka materi sulit dipahami,terjadi verbalisme, serta materi tidak membumi.Cara menanggulangan adalah perlu pemaha-man ditunjang dengan alat-alat pendidikan danlatihan sebagai bentuk aplikasi teori. Ketiga,perkembangan Geografi Teknik sudah sedemi-kian cepat, sedangkan sarana pendukung materiajar kurang memadai. Hal ini menimbulkanmateri ajar bersifat verbalisme, karena pesertadidik tidak mendapat pengalaman nyata. Carapenanggulangan adalah pembelajaran dileng-kapi dengan multi media yang sangat membantudan menunjang materi ajar. Keempat, pengajaranGeografi (aspek fisik dan aspek sosial) dibutuh-

kan pendekatan dan metode yang variatif. Untukitu, dibutuhkan waktu dan prasarana yangmendukung agar meningkatkan pemahamansiswa. Cara penanggulangan adalah guru haruslebih kreatif dan inovatif untuk membanguninteraksi dengan siswa, sehingga pembelajarandapat menyenangkan dan meningkatkan minatsiswa terhadap materi ajar oleh karena waktubelajar, maka perlu penyesuaian materi denganmetode yang tepat, salah satunya metode Jigsaw.

Kesimpulan

Dari hasil analisis dan refleksi 1, 2, dan 3diperoleh kesimpulan sebagai berikut.1. Metode pembelajaran Jigsaw efektif dalam

upaya meningkatkan pemahaman siswatentang pengelolaan sumber daya alamyang berwawasan lingkungan padapelajaran Geografi di kelas XI IPS SMAK 3BPK PENABUR Bandung. Metode Jigsawefektif dalam upaya meningkatkanpemahaman siswa terbukti dengan hasilperolehan siswa dalam tes. Dengan metodeini tingkat ketuntasan siswa mencapai100%. Siswa yang semula tidak menyukaiGeografi dan tidak tuntas dalam pembel-ajaran menjadi menyukai dan tuntas.

2. Ada permasalahan-permasalahan penera-pan metode pembelajaran Jigsaw dalamupaya meningkatkan pemahaman siswatentang pengelolaan sumber daya alamyang berwawasan lingkungan padapelajaran Geografi di kelas XI IPS SMAK 3BPK PENABUR Bandung. Adapunpermasalahan-permasalahan tersebutadalah sebagai berikut. Pertama, dibutuhkanpersiapan yang lebih kreatif dari guru untukmempersiapkan siswa tentang bahan ajarpada saat menggunakan metode Jigsaw.Kedua, siswa yang kurang wawasanterhadap materi bahan ajar kurang aktifdalam diskusi. Ketiga, guru kesulitanmemantau aktifitas diskusi kelompokkarena jumlah siswa di dalam satu kelascukup banyak (36 siswa). Keempat, metodeJigsaw membutuhkan waktu yang lamadalam pelaksanaannya karena setiap anakdituntut untuk turut berpartisipasi. Guru

Page 72: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

64 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Efektivitas Metode Jigsaw

mengalami kesulitan dalam menentukanmetode evaluasi yang tepat pada saatmenerapkan metode jigsaw.

Saran

1. Guru yang akan mengajar dengan metodeJigsaw hendaknya mempersiapkan kelasdengan menjelaskan terlebih dahulu materiyang akan didiskusikan pada pertemuanberikutnya. Guru harus memahami intakesiswa, sehingga di dalam menerapkanmetode Jigsaw, keberagaman kemampuansiswa setiap kelompok merata. Dengandemikian aktivitas kelompok dapat berjalanbaik.

2. Sebelum pelaksanaan metode Jigsaw siswahendaknya mempelajari bahan diskusipada pertemuan berikut melalui media lainseperti internet, majalah, koran, bulletin, danmedia lain yang mendukung.

3. Kebijakan penyusunan kurikulum pendi-dikan Geografi hendaknya lebih terintegrasidan penambahan waktu untuk kelas X, XIdan XII masing-masing sebanyak 4 jampelajaran.

Daftar Pustaka

Allman, B., et al. (2010). Menjadi guru kreatif agardicintai murid sampai mati. Yogyakarta :Golden Books

Amri, Sofan dan Iif Khoiru A. (2010). Konstruksipengembangan pembelajaran : Pengaruhnyaterhadap mekanisme dan praktik kurikulum.Jakarta : Prestasi Pustaka

Daryanto. (2007). Media pembelajaran : Peranansangat penting dalam mencapai tujuanpembelajaran. Jakarta : Gaya Media

http://viviap.wordpress.com/2010/04/01/tes-tulis-dan-lisan/

Mulyasa. (2009). Praktik penelitian tindakan kelas.Bandung : Rosda Karya

Sumaatmadja, Nursid. (1981). Studi Geogra-fi:Suatu pendekatan dan analisa keruangan.Bandung : Alumni

Suparman S. (2010). Gaya mengajar yang menye-nangkan siswa. Yogyakarta : Pinus BookPublisher

Supriyono, Agus. (2007). Cooperaative learning: Teoridan aplikasi paikem. Jakarta : Pustaka Pelajar

Surapranata, S. dan M. Hatta. (2004). Penilaianportofolio : Implementasi kurikulum 2004.Bandung : Rosdakarya

Susilo, (2007). Panduan penelitian tindakan kelas,Yogyakarta : Pustaka Book Publisher

Trianto. (2007). Model-model pembelajaran inovatifberorientasi konstruktivistik. Surabaya:Prestasi Pustaka

Webe, Agung. (2010). Smart teaching: 5 Metodeefektif lejitkan prestasi anak didik.Yogyakarta: Jogja Bangkit

Page 73: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

65Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja

Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerjaterhadap Kinerja Guru

Widodo*)

*) Guru SDK BPK PENABUR Tasikmalaya

Penelitian

endidikan anak usia dini (PAUD) mendasari pendidikan pada jenjang selanjutnya.Masyarakat yang mempercayakan pendidikan anak-anaknya di TK (bagian dari PAUD),berharap guru-guru TK memiliki kinerja yang memuaskan. Kinerja berhubungan denganhasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan. Kinerja

dipengaruhi oleh banyak variabel, akan tetapi dalam penelitian ini dibatasi hanya dua variabelyaitu: Budaya organisasi dan motivasi kerja. Penelitian dilakukan dengan cara menyebarkankuisioner dalam bentuk pernyataan/pertanyaan terbatas kepada guru-guru TKK BPK PENABURTasikmalaya. Penelitian dimaksudkan untuk menguji pengaruh budaya organisasi terhadapkinerja, pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja, dan pengaruh budaya organisasi dan motivasikerja secara simultan terhadap kinerja. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh budayaorganisasi terhadap kinerja, terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja, dan terdapatpengaruh secara simultan budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja.

Kata-kata kunci: pengaruh, budaya organisasi, motivasi kerja, kinerja.

AbstractEarly childhood education (PAUD) is the base of further education. Society trusting their chidren’s is educa-tion in Kindergarten (part of PAUD), hope the teachers have satisfying performance relating to product,working behaviors, and personal characteristics associated with their job. Performance is affected by manyvariables but for the purpose of this study, the variables were limited to organizational culture and workingmotivation. The data were collected using questionnaires to the teachers of Kindergarten of BPK PENABURTasikmalaya. The study is aimed to examine the affects of organizational culture on performance, the influ-ences of working motivation on the teachers’ performance, and the affects of both organizational culture andworking motivation on performance. The results of the research prove the influence of organizational culture,work motivation, and both of organizational culture and working motivation on the teachers’ performance.

Key words: Influence, organizational culture, working motivation, performance.

Abstrak

P

Pendahuluan

Pendidikan pada zaman moderen saat ini meru-pakan kebutuhan yang penting untuk dipenuhisepenting pemenuhan kebutuhan pangan –sandang – papan. Pendidikan diperlukan olehmanusia sejak usia dini sampai usia lanjut.

UNESCO memberi batasan mengenai anak usiadini sebagai periode anak sejak lahir sampaiberusia delapan tahun (Wikipedia, 2010).Periode ini merupakan masa pertumbuhan danperkembangan otak, kemampuan gerak, kemam-puan bicara, pembentukan moral, pembentukanvisi, dan pembentukan percaya diri. Periode inijuga merupakan dasar dari pembangunan

Page 74: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

66 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja

kualitas hidup manusia. Jika pendidikan padaperiode ini mengalami hambatan, dapatmengakibatkan tidak maksimalnya perkem-bangan belajar pada periode selanjutnya.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) meliputipendidikan anak prasekolah dan TK yangmerupakan pendidikan bagi anak usia 3 – 6tahun. PAUD merupakan lembaga pendidikanmula-mula setelah anak mengalami bimbinganpendidikan keluarga. PAUD mengemban tugasamat berat tetapi mulia, karena menjadi dasarbagi pendidikan pada jenjang dan periodeselanjutnya. Oleh karenanya guru-guru PAUDtidak boleh salah dalam mendidik.

Guru TKK BPK PENABUR Tasikmalayamemahami tugas dan tanggung jawab yangamat berat tetapi mulia itu, dijadikan sebagaimotivasi dalam bekerja. Guru selalu memper-siapkan bahan dan alat bantu pembelajaran, danmampu menghadirkan suasana belajar yangceria. Mereka juga menerapkan konsep bermainsambil belajar dalam pembelajaran, mampumenghasilkan kualitas belajar yang tinggi danmenyenangkan. Motivasi kerja guru inididukung oleh budaya organisasi yang kuatsehingga mampu meningkatkan kepercayaanorang tua siswa dan masyarakat terhadapkinerja guru. Keadaan yang demikianmemudahkan guru bekerja sama dengan orangtua siswa dalam menjaga konsistensipembelajaran dengan cara menginformasikanprogram pembelajaran setiap minggu sebelumprogram tersebut diajarkan di sekolah.

Guru-guru TKK BPK PENABUR Tasikmala-ya mengajar dan mendidik dengan keteladanan.Hal ini dapat dilihat melalui pengenaanseragam kerja ketika bekerja, ramah, danmenyayangi setiap anak didiknya, serta selalubersama-sama anak didiknya dalam segalaaktivitas. Menggunakan sisa waktu bekerjadengan mempersiapkan alat bantu pembelajaranuntuk keesokan harinya, dan meningkatkankemampuan diri dengan saling berbagi peng-alaman, kemampuan, dan keterampilan.Mengajar dengan enerjik, lompat, jongkok,merangkak, lari, dan selalu siap membantu anakdidik yang mengalami kesulitan ketikamelakukan kegiatan maupun belajar.

Setiap hari melaksanakan pembelajarandengan atraktif, seolah-olah memiliki kekuatan

fisik yang berlipat ganda, dan tidak menampak-kan wajah yang muram atau kelelahan. Penuhkesabaran membantu anak didik agar anakdidiknya mampu memenuhi kualitas yangdiharapkan. Kedekatan dengan anak didikkadang kala membuat anak menjadi lebihpercaya kepada guru dibandingkan dengan or-ang tuanya. Oleh karenanya tidak dapatdipungkiri bila orang tua siswa menuntut guru-guru memiliki kinerja yang memuaskan.

Kinerja guru dipengaruhi oleh banyakfaktor. Untuk keperluan penelitian ini, penulismembatasi faktor yang mempengaruhi kinerjahanya dua variabel yaitu : budaya organisasidan motivasi kerja. Melalui penelitian ini,penulis ingin mengetahui ada tidaknyapengaruh budaya organisasi terhadap kinerja,ada tidaknya pengaruh motivasi kerja terhadapkinerja, dan ada tidaknya pengaruh secarasimultan antara budaya organisasi dan motivasikerja terhadap kinerja. Penulis juga inginmengetahui ada tidaknya pengaruh budayaorganisasi terhadap motivasi kerja.

Berdasarkan uraian pendahuluan dapatdiru-muskan masalah penelitian sebagai berikut.1. Bagaimana budaya organisasi, motivasi

kerja, dan kinerja guru-guru TKK BPKPENABUR Tasikmalaya.

2. Seberapa besar pengaruh budaya organisasiterhadap kinerja guru-guru TKK BPKPENABUR Tasikmalaya.

3. Seberapa besar pengaruh motivasi kerjaterhadap kinerja guru-guru TKK BPKPENABUR Tasikmalaya.

4. Seberapa besar pengaruh budaya organisasidan motivasi kerja terhadap kinerja guru-guru TKK BPK PENABUR Tasikmalaya.

Kajian Pustaka

Budaya organisasi menurut McShane dan VonGlinow (2008:460), organizational culture is thebasic pattern of shared values and assumptions gov-erning the way employees within an organizationthink about and act on problems and opportunities.McShane dan Von Glinow juga mengatakan,bahwa budaya organisasi yang kuat memilikipotensi meningkatkan kinerja, dan sebaliknya

Page 75: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

67Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja

bila budaya organisasinya lemah mengakibat-kan kinerja menurun. Budaya organisasimemiliki tiga fungsi penting yaitu sebagai sistempengawasan, perekat hubungan sosial, dansaling memahami.

Kepemimpinan berperan dalam memper-kuat dan mengubah budaya organisasi, olehkarena pertama, pendiri dan pemimpin menjaditeladan dalam menjaga budaya organisasi.Pengaruh pendiri dan pemimpin melaluiketeladannya akan memperkuat budayaorganisasi. Kedua, sistem reward (pemberianpenghargaan) disesuaikan dengan nilai-nilaibudaya organisasi. Dengan demikian setiapanggota organisasi mengetahui dengan jelasperilaku yang mendatangkan penghargaan.Ketiga, artifaknya sesuai atau sejalan dengankemajuan budaya yang berlaku di masyarakat.Contohnya, dulu pengelola rumah sakit arogan,mereka beranggapan pasien membutuhkanrumah sakit. Pada masa sekarang ketikapersaingan ketat, pandangan berubah yaiturumah sakit membutuhkan pasien. Keempat,proses seleksi dan sosialisasi mengacu padakebutuhan organisasi. Calon pekerja yangdipilih adalah mereka yang memiliki nilai-nilaiyang sejalan dengan budaya organisasi(McShane dan Von Glinow, 2008:472)

Budaya organisasi menurut Jones danGoerge (2008:105), organizational culture is theshared set of beliefs, expectations, values, norms, andwork routines that influence the ways in which indi-viduals, groups, and teams intreract with one anotherand cooperate to achieve organizational goals. Jonesdan Goerge juga mengatakan, bahwa ketika paraanggota organisasi memiliki komitmen yangkuat terhadap keyakinan, harapan, nilai-nilai,norma-norma, dan kebiasaan-kebiasaan yangdigunakannya dalam mencapai tujuan,menunjukkan budaya organisasi yang kuat.Sebaliknya bila para anggota organisasi tidakmemiliki komitmen yang kuat, menunjukkanbudaya organisasinya lemah. Setiap organisasimemiliki budaya, tetapi budaya organisasi yangsatu dengan organisasi yang lain belum tentusama. Budaya organisasi dibentuk melaluiinteraksi 4 (empat) faktor utama, yaitu: Personaland professional characteristics of people within theorganization (characteristics of organizational mem-

bers), organizational ethics, the employment relation-ship, and organizational structure (Jones danGeorge, 2008:415).

Budaya organisasi menurut Robbins(2007:511), organizational culture refers to a systemof shared meaning held by members that distinguishesthe organization from other organizations.Berdasarkan definisi yang dikemukakan paraahli tersebut di atas, maka dapat disimpulkan,bahwa budaya organisasi merupakan poladasar nilai-nilai, harapan, kebiasaan-kebiasaandan keyakinan yang dimiliki bersama seluruhanggota organisasi sebagai pedoman dalammelaksanakan tugas untuk mencapai tujuanorganisasi.

Karakteristik Budaya menurut Robbins(2007:511-512) dikemukakan ada tujuh karakte-ristik primer yang secara bersama-samamenangkap hakikat budaya organisasi. Ketujuhkarakter tersebut yaitu: inovasi dan mengambilrisiko, perhatian pada rincian, orientasi hasil,orientasi manusia, orientasi tim, agresivitas, danstabilitas.

Inovasi dan pengambilan risiko berkaitandengan sejauh mana para anggota organisasi/karyawan didorong untuk inovatif dan beranimengambil risiko. Perhatian ke hal yang rinciberkaitan dengan sejauh mana para anggotaorganisasi/karyawan diharapkan maumemperlihatkan kecermatan (presisi), analisis,dan perhatian kepada rincian. Orientasi hasilmendiskripsikan sejauh mana manajemen fokuspada hasil bukan pada teknik dan proses yangdigunakan untuk mendapatkan hasil tersebut.Orientasi orang menjelaskan sejauh manakeputusan manajemen memperhitungkan efekhasil kepada orang-orang di dalam organisasitersebut. Orientasi tim berkaitan dengan sejauhmana kegiatan kerja organisasi dilaksanakandalam tim-tim kerja, bukan pada individu-individu. Keagresifan menjelaskan sejauh manaorang-orang dalam organisasi menunjukkankeagresifan dan kompetitif, bukan bersantai.Stabilitas adalah sejauh mana kegiatan organi-sasi menekankan dipertahankannya status quosebagai lawan dari pertumbuhan atau inovasi.

Masing-masing ciri tersebut di atas dapatdinilai dalam sebuah kontinum dari rendah

Page 76: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

68 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja

sampai tinggi. Penilaian yang tinggi menunjuk-kan organisasi tersebut memiliki budaya yangkuat, dan sebaliknya penilaian rendah menun-jukkan budaya organisasi lemah. Denganmenilai ketujuh dimensi organisasi, orang akanmendapatkan gambaran yang majemukmengenai budaya suatu organisasi.

Menurut Robbins (2007:516), budayasebagai tatanan sistem yang terus dikembang-kan, meliputi empat fungsi, yaitu: Pertama,budaya menciptakan pembedaan yang jelasantara organisasi yang satu dengan lainnya.Kedua, budaya memberikan identitas bagianggota-anggota organisasi. Ketiga, budayamendorong timbulnya komitmen pada sesuatuyang lebih luas daripada kepentingan pribadiseseorang. Keempat, budaya merupakan perekatsosial diantara sesama anggota organisasi

Menurut Robbins (2007:525-526) ada empatcara bagi anggota organisasi mempelajaribudaya organisasi, yaitu: Pertama, melalui ceritamengenai kegigihan pendiri organisasi atauorang-orang yang dianggap sukses di organisasitersebut. Kedua, melalui ritual deretan kegiatanberulang yang mengungkapkan dan memper-kuat nilai-nilai utama organisasi, misalnyaapakah yang paling penting, orang-orangmanakah yang penting, dan mana yang dapatdikorbankan. Ketiga, melalui lambang dankebendaan. Keempat, melalui bahasa.

Menurut Jones dan Goerge (2008:519 dan617) motivation is psychological forces that deter-mine the direction of a person’s level of effort, and aperson’s level of persistence. Jones dan George jugamengatakan, bahwa motivasi merupakan sentralmanajemen, sebab menjelaskan bagaimana or-ang berperilaku dan cara mereka melakukanpekerjaan di dalam organisasi. Motivasi adayang berasal dari dalam (intrinsic) dan ada yangberasal dari luar (extrinsic). Para pimpinanberusaha memiliki tim dengan kinerja yangtinggi perlu memotivasi anggotanya untukbekerja mencapai tujuan organisasi, mengurangikemalasan, dan membantu timnya mengatasikonflik secara efektif.

Menurut Jones dan George (2008:519),motivasi menggambarkan bagaimana parapekerja berperilaku dalam melaksanakanpekerjaannya. Misalnya para pelayan toko

melayani pelanggan dengan ramah, atau gurutaman kanak-kanak berusaha membuat anak-anak senang dalam belajar. Bila motivasi kerjapara pekerja rendah akan mengakibatkan parapelanggan kecewa. Motivasi ada yang berasaldari dalam diri pekerja, dan ada pula yang berasaldari luar diri pekerja. Oleh karena itu sangatpenting mendorong agar para pekerja memilikimotivasi yang tinggi, agar kinerjanya tinggi, danmampu memuaskan para pelanggan. Suatuorganisasi akan menjadi efektif bila anggotaorganisasi termotivasi untuk memiliki kinerjapada tingkat yang lebih tinggi.

Menurut Mc.Shane dan Von Glinow(2008:134), motivation refers to the forces within aperson that affect the direction, intensity, and persis-tence of voluntary behavior. McShane dan VonGlinow juga mengatakan, bahwa motivasimerupakan salah satu dari empat faktor yangmenggerakkan seseorang berperilaku danmenunjukan kinerjanya. Empat faktor tersebutadalah: motivation, ability, role perception, and situ-ational factors of individual behavior and results(MARS model).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahlitersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwamotivasi merupakan dorongan baik berasal daridalam diri seseorang maupun yang berasal dariluar yang menggerakkan seseorang melaksana-kan pekerjaan untuk mencapai tujuan.

Menurut hasil penelitian McClelland dalamMcShane, Von Glinow dan Mary Ann (2008:140-141) terdapat tiga kebutuhan yang mendorongmotivasi, yaitu: Need for achievement, need for af-filiation, dan need for power. Kebutuhan untukberprestasi, kebutuhan diterima olehkelompoknya, dan kebutuhan untuk mendudukijabatan dapat mendorong orang memilikimotivasi tinggi dalam melaksanakan pekerjaan.Bila kebutuhan-kebutuhan tersebut dapatdipenuhi akan berakibat meningkatkan kinerja.

Kinerja menurut Wirawan (2009:5), adalahkeluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsiatau indikator-indikator suatu pekerjaan atausuatu profesi dalam waktu tertentu. MenurutWirawan (2009:54-55) secara umum dimensikinerja dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis,yaitu: hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadiyang berhubungan dengan pekerjaan.

Page 77: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

69Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja

1. Hasil KerjaHasil kerja merupakan keluaran kerja dalambentuk barang dan jasa yang dapat dihitungdan diukur kuantitas dan kualitasnya.Pengukuran kinerja melalui hasil kerjapekerja sejalan dengan pendapat PeterDrucker melalui teori Management by Objec-tives (MBO). Seorang pekerja dinilai melaluihasil kerjanya baik secara kuantitatifmaupun secara kualitatif. Misalnya kuanti-tas hasil kerja seorang pegawai teller bankdiukur seberapa banyak nasabah yangdilayaninya. Kualitas hasil kerjanya diukurseberapa tepat teller tersebut memenuhistandar layanan nasabah atau seberapapuas nasabah yang dilayaninya. Kuantitashasil kerja seorang pekerja pabrik rokokdiukur sebarapa banyak batang rokok yangberhasil dilinting setiap hari. Kualitas hasilkerjanya seberapa baik hasil lintingan rokokmemenuhi standar produksi atau tidak.

2. Perilaku kerjaKetika berada di tempat kerja karyawanmemiliki dua perilaku, yaitu perilakupribadi dan perilaku kerja. Perilaku pribadimerupakan perilaku yang tidak berhubung-an dengan pekerjaan, misalnya: caraberjalan, cara berbicara, dan sebagainya.Perilaku kerja merupakan perilaku pekerjayang berhubungan dengan pekerjaan,misalnya: kerja keras, ramah, disiplin, dansebagainya. Perilaku kerja dicantumkandalam standar kinerja, prosedur kerja, kodeetik, dan peraturan organisasi. Perilakukerja dapat dikelompokkan menjadi perila-ku kerja umum dan khusus. Perilaku kerjaumum merupakan perilaku yang diperlu-kan semua jenis pekerjaan, misalnya: loyalpada organisasi, disiplin, dan bekerja keras.Perilaku kerja khusus diperlukan untukpekerjaan tertentu, misalnya: Satpam tegasdan tidak banyak bicara, penjual jasadituntut ramah dan selalu ceria ketika mela-yani pelanggan. Sistem evaluasi kinerjayang menggunakan pendekatan perilakukerja di antaranya model Behaviorally An-chor Rating Scale (BARS), Behavior ObservationScale (BOS), dan Behavior Expectation Scale (BES).

3. Sifat pribadi yang ada hubungannyadengan pekerjaan

Seseorang memiliki banyak sifat pribadiyang dibawa sejak lahir dan diperoleh ketikadewasa dari pengalaman dalam pekerjaan.Sifat pribadi yang dinilai hanyalah sifatpribadi yang berhubungan dengan pekerja-an, misalnya: penampilan, sikap terhadappekerjaan, jujur, cerdas, dan sebagainya.Misalnya, seorang pramusaji di restorandituntut untuk memiliki sifat pribadi bersih,wangi, ramah, pandai bergaul, dan periang.Penyusunan evaluasi menggunakan sifatpribadi mudah dan universal, karena hanyamenentukan indikator sifat pribadi dandeskripsi level kinerja dalam bentuk katasifat dan angka.Kinerja pekerja merupakan kombinasi dari

hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi yangada hubungannya dengan pekerjaan. Hasil kerjaharus dicapai dengan berperilaku tertentu sesuaistandar dan tidak boleh sekehendak hati pekerja.Demikian juga untuk mencapai hasil tertentudiperlukan sifat pribadi tertentu.

Kombinasi ketiga dimensi kinerja biladinyatakan dalam persentase untuk jenispekerjaan yang satu berbeda dengan jenispekerjaan yang lain. Misalnya untuk pekerjapabrik rokok persentase hasil kerja 80%, perilakukerja 15%, dan sifat pribadi yang berhubunganpekerjaan 5%. Kinerja manajer sumber dayamanusia mungkin untuk hasil kerja 15%,perilaku kerja 60%, dan sifat pribadi yang berhu-bungan dengan pekerjaan 25%. Ada juga yangmengkombinasikan antara hasil kerja denganperilaku kerja, karena sifat pribadi yangberhubungan dengan pekerjaan dimasukkan kedalam dimensi perilaku kerja.

Hubungan budaya organisasi dengankinerja didukung oleh hasil penelitian Ojo Olumelalui tesisnya yang berjudul: Impact Assessmentof Corporate Culture on Employee Job Performanceyang diterbitkan oleh Business Intelligence Journalbulan Agustus 2009 volume 2 nomor 2, menyata-kan bahwa terdapat hubungan positif antarabudaya organisasi dengan kinerja pekerjaperbankan di Nigeria. Hubungan antara budayaorganisasi dengan kinerja dapat dilihat padagambar 1.

Hubungan Motivasi dengan Kinerjadidukung oleh hasil penelitian Sher Kamal,Bakhtiar Khan, Bashir Muhammad Khan, dan

Page 78: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

70 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja

Bat Ali Khan dalam tulisannya yang berjudul:Motivation and Impact on Job Performance tahun2009 di Pakistan, menyatakan bahwa terdapathubungan signifikan antara Motivasi denganKinerja Pekerja. Pengaruh motivasi terhadapkinerja dapat dilihat pada gambar 2

Model Penelitian

Model penelitian dapat dilihat pada gambar 3.

Hipotesis Deskriptif1. Budaya Organisasi TK BPK PENABUR

Tasikmalaya sudah kuat diterapkan.2. Motivasi Kerja guru-guru TK BPK

PENABUR Tasikmalaya sudah tinggi.3. Kinerja guru-guru TK BPK PENABUR

Tasikmalaya sudah memuaskan.

Hipotesis Verifikasi (Relational Hipothesis)1. Terdapat pengaruh Budaya Organisasi

terhadap Kinerja guru TKK BPK PENABURTasikmalaya.

2. Terdapat pengaruh Motivasi Kerja terhadapKinerja guru TKK BPK PENABUR Tasikmalaya.

3. Terdapat pengaruh BudayaOrganisasi, dan Motivasi Kerja terhadapKinerja guru TKK BPK PENABURTasikmalaya.

Hipotesis Uji PenelitianH0 : Tidak terdapat pengaruh Budaya Orga-

nisasi terhadap Kinerja guru TKK BPKPENABUR Tasikmalaya.

H1 : Terdapat pengaruh Budaya Organisasiteradap Kinerja guru TKK BPK PENABURTasikmalaya.

Budaya Organisasi (X1) Robbins Inovasi dan keberanian mengambil risiko Perhatian terhadap detil Berorientasi pada hasil Berorientasi pada manusia Berorientasi tim Agresivitas Stabilitas

Kinerja (Y) Wirawan Hasil kerja Perilaku kerja Sifat pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan

Gambar 1: Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja

Motivasi (X2) McClelland

Kebutuhan berprestasi

Kebutuhan afiliasi

Kebutuhan kekuasaan

Kinerja (Y) Wirawan

Hasil kerja Perilaku kerja Sifat pribadi yang berhubungan denganpekerjaan

Gambar 2: Hubungan Motivasi Terhadap Kinerja

Page 79: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

71Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja

Kinerja (Y) Wirawan

Hasil kerja Perilaku kerja Sifat pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan

Motivasi (X2) McClelland

Inovasi dan keberanian mengambil risiko Perhatian terhadap detil Berorientasi pada hasil Berorientasi pada manusia Agresivitas Stabilitas

Motivasi (X2) McClelland

Kebutuhan berprestasi

Kebutuhan afiliasi

Kebutuhan kekuasaan

Gambar 3: Model Penelitian

H0 : Tidak terdapat pengaruh Motivasi Kerjaterhadap Kinerja guru TKK BPKPENABUR Tasikmalaya.

H1 : Terdapat pengaruh Motivasi Kerja teradapKinerja guru TKK BPK PENABURTasikmalaya.

H0 : Tidak terdapat pengaruh BudayaOrganisasi, dan Motivasi Kerja terhadapKinerja guru TKK BPK PENABURTasikmalaya.

H1 : Terdapat pengaruh Budaya Organisasi,dan Motivasi Kerja teradap Kinerja guruTKK BPK PENABUR Tasikmalaya.

Operasionalisasi VariabelOperasional variabel penelitian mengacu padasemua variabel dan indikator-indikator variabelyang terkandung dalam hipotesis yangdirumuskan sebagai berikut.1. Variabel budaya organisasi sebagai variabel

indipenden (X1) yang akan ditelusuri

melalui 7 (tujuh) indikator, yaitu: inovasidan mengambil risiko, perhatian padarincian, orientasi hasil, orientasi manusia,orientasi tim, agresivitas, dan stabilitas,berdasarkan pendapat Robbins.

2. Variabel motivasi sebagai variabel indipen-den (X2) yang akan ditelusuri melalui 3(tiga) indikator, yaitu: kebutuhan berpres-tasi, kebutuhan afiliasi, dan kebutuhanberkuasa, berdasarkan pendapat McClelland.

3. Variabel kinerja sebagai variabel dipenden(Y) yang akan ditelusuri melalui 3 (tiga)indikator, yaitu: hasil kerja, perilaku kerja,dan sifat pribadi yang berhubungan denganpekerjaan, berdasarkan pendapat Wirawan.Operasionalisasi variabel disajikan dalamtabel 1.

Jenis Sumber DataPenelitian ini akan menggunakan data primerdan data sekunder. Data primer merupakan datayang diperoleh dari hasil penelitian langsungsecara empirik kepada responden denganmenggunakan teknik pengumpulan data berupaobservasi, wawancara, maupun penyebarankuisioner. Data sekunder merupakan data yangdikumpulkan melalui hasil penelitian pihaklain.

Page 80: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

72 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja

lebairaVisasilanoisarepO:1lebaT

lebairaV -akidnIrot narukU naataynreP alakS oN

metI

ayaduBuataisasinagrO

lanoitazinagroaotsrefer,erutluc

derahsfometsysybdlehgninaem

tahtsrebmemehtsehsiugnitsidmorfnoitazinagro

rehto.snoitazinagro

,snibboR()115:7002

isavonInad

--gnemlibmaokisir

.1 ivitaerKsat

ajrekanasausnagnukuDsativitaerkpadahret

lanidrO 1

.2 fitaripsA narasnadedinaagrahgnePisasinagroatoggna

lanidrO 2

.3 -nutihrePgnaynag

gnatam

isasinagroatoggnanagnabmitrePokisirlibmagnemmalad

lanidrO 3

.4 gnatreBgnugbawaj

atoggnabawajgnuggnaTokisirpadahretisasinagro

naajrekep

lanidrO 4

ahrePnait

adapnaicnir

.1 naitileteKajrek

ilabmekaskirememnaasaibeKnaajrekeplisah

lanidrO 5

.2 isaulavElisahajrek

ilabmekaskirememnaasaibeKnaajrekeplisah

lanidrO 6

-tneirOisa

lisah

.1 -iapacnePtegratna

tegratihunememnaupmameKnakpatetidgnay

lanidrO 7

.2 satilisaFajrek

maladagabmelnagnukuDajreksatilisafkutneb

lanidrO 8

neirOisat

unamais

.1 -mayneKna

padahretagabmelnagnukuDajreknanamaynek

lanidrO 9

.2 isaerkeR gnayamasrebisaerkerisneukerFagabmelnakaraggnelesid

lanidrO 01

.3 -ulrepeKidabirpna

padahretagabmelisnareloTidabirpnaulrepek

lanidrO 11

neirOmitisat

.1 -asajreKam

ratnanilajretgnayamasajreKisasinagroatoggna

lanidrO 21

.2 gnilaS-gnem

agrah

atoggnaratnaisnareloTisasinagro

lanidrO 31

-isergAsativ

.1 sitirK atoggnanasitirkektakgniTnasutupekpadahretisasinagro

agabmel

lanidrO 41

.2 -itepmoKis

lanretniisitepmoktakgniTagabmel

lanidrO 51

.3 takgniT-iapacnep

gnayna-anisekreb

nagnubm

atoggnanauamektakgniTnaktakgninemisasinagro

iridnaupmamek

lanidrO 61

Page 81: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

73Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja

takgniT-iapacnep

gnayna-ekreb-manisnagnub

atoggnanauamektakgniTisasinagro

lanidrO 61

-ilibatSsat

-haburePna

narutarep

narutarepnahaburepisneukerFagabmel

lanidrO 71

-hutapeKna

atoggnanagnukudtakgniTnahabureppadahretisasinagro

narutarep

lanidrO 81

:isavitoMotsrefernoitavitom

anihtiwsecrofehttceffatahtnosrep

,noitceridehtdna,ytisnetnifoecnetsisrep

.roivahebyratnulovnadenahS.cM(

,wonilGnoV)431:8002

-ubeKnahut

-rebisatserp

.1 -igneMituk

nahitalep

atoggnasaisutnatakgniTnahitalepitukignemisasinagro

lanidrO 91

.2 asaRnigni

uhatiggnit

isasinagroatognanauhatnignieKnatiakreburablahpadahret

naajrekepnagned

lanidrO 02

.3 --gnatreBgnugbawaj

atoggnasaisutnatakgniTnahabmattapadnemisasinagro

naajrekep

lanidrO 12

.4 taubreBhibel

kiab

isasinagroatoggnanauameKajrekebmaladkiabhibeltaubreb

lanidrO 22

.5 nignItapadnapmu

kilabgnay

tirknok

adapekuhatiracnemahasUnakumenemalibnupapais

natilusek

lanidrO 32

.6 nanigniekkutnu

ujam

urabaracnakumenemahasUajrekebmaladisavoniuata

lanidrO 42

.7 inareB-enem

amirokisir

okisiripadahgnemnainarebeKnaajrekep

lanidrO 52

-ubeKnahut

isailifa

.1 gnilaS-ubmem

nakhut

nagnedamasajrekebnaakuseKajreknaker

lanidrO 62

.2 --asajrek-gnedam

nakerna

ajreknakergnolonemnaakuseKnahawabuata

lanidrO 72

Page 82: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

74 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja

--gnubuHgnayna

kiabnagned

naker

nagnubuhnilajnemnaakuseKnakernagnedkiabhibelgnay

ajrek

lanidrO 82

-utubeKnah

-aukrebas

.1 -ubirtnoKmaladis

naajrekep

isubirtnokrebahasutakgniT lanidrO 92

.2 akePpadahret

-gnukgnilna

nagnedisatpadarebnaupmameKnaajrekepnagnukgnil

lanidrO 03

.3 -igniekreBnan

kutnuidajnem

nanipmip

idajnemhilipretkutnunanignieKnanipmip

lanidrO 13

.4 gniasreBaraces

nadtahesraneb

naknahatrepmemmaladnahigigeKtapadnep

lanidrO 23

:ajreniKgnaynarauleKhelonaklisahid

uataisgnuf-isgnufrotakidni-rotakidni

naajrekeputausmaladiseforpuata

utnetretutkaw)5:9002,nawariW(

lisaHajrek

.1 naitileteK nakukalidgnaynahalasektakgniT lanidrO 33

.2 nahipareK naiaseleynepnahiparektakgniTagut

lanidrO 43

.3 -amiskaMisasil

rebmusayad

kutnuayadrebmusnaanuggnepsagutnaiaseleynep

lanidrO 53

.4 -ahilemePnaar

rebmusayad

rebmus/talapadahretnatawarePayad

lanidrO 63

.5 isneisifEutkaw

ajrek

sagutnaiaseleyneputkawakgnaJ lanidrO 73

--alirePajrekuk

.1 asiSutkaw

ajrekutkawasisnataafnameP lanidrO 83

.2 -eleynePnaias

naajrekep

maladnasatnutektakgniTnaajrekepnakiaseleynem

lanidrO 93

.3 hamaR naggnalepinayalemnahamareK lanidrO 04

Page 83: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

75Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja

Teknik Pengumpulan Data PrimerTeknik pengumpulan data primer dilakukansebagai berikut.1. Observasi terhadap TKK BPK PENABUR

Tasikmalaya2. Wawancara dengan Kepala TKK BPK

PENABUR Tasikmalaya berkaitan denganbudaya organisasi,motivasi kerja, dankinerja guru.

3. M e n g u m p u l k a ntanggapan melaluipenyebaran kuisionerkepada guru TKK BPKPENABUR Tasikma-laya sebanyak 10 or-ang. Tujuan penyebar-an kuisioner untukmemperoleh informa-si yang relevan deng-an reliabilitas danvaliditas yang tinggi.Pertanyaan dalamkuisioner bersifat ter-tutup dengan pilihanjawaban sudah disediakan untuk dipiliholeh responden.

Teknik Pengumpulan Data SekunderData sekunder dikumpulkan melalui studikepustakaan guna mengumpulkan bahan-bahan berupa teori yang berasal dari buku,jurnal, surat kabar, majalah, dan penelitian lainyang berhubungan dengan masalah yangsedang diteliti.

Analisis Regresi Linier BergandaMengetahui pengaruh variabel independen yaitubudaya organisasi, dan motivasi kerja terhadapvariabel dependen yaitu kinerja pekerja,menggunakan analisis regresi linier bergandadengan persamaan sebagai berikut.Y = a + b1 X1 + b2 X2

Keterangan :Y = KinerjaX1 = Budaya OrganisasiX2 = Motivasi Kerjaa = Konstantab1, b2, = Koefisien Regresi

Hasil perhitungan regresi berganda denganbantuan SPSS 16.0 untuk Sekolah-sekolah BPKPENABUR Tasikmalaya secara keseluruhanditunjukkan pada tabel 2, mengenai hasilanalisis regresi berganda sekolah-sekolah BPKPENABUR Tasikmalaya, sebagai berikut.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresiberganda yang ditunjukkan melalui tabeltersebut di atas, diperoleh bentuk persamaanregresi linier berganda sebagai berikut.

Y = 1,795 + 0,473X1 + (- 0,011)X2

Persamaan regresi linier berganda menunjukkannilai konstanta yang diperoleh sebesar 1,795,artinya jika variabel kinerja (Y) tidakdipengaruhi oleh kedua faktor variabelbebasnya (Budaya Organisasi, dan MotivasiKerja) bernilai 0, maka besarnya rata-rata kinerjabernilai 1,795.

Nilai koefisien regresi variabel independenmenunjukkan hubungan variabel yangbersangkutan terhadap kinerja. Koefisien regresiuntuk variabel independen bernilai positifmenunjukkan adanya hubungan searah antaravariabel indipenden dengan variabel dependen.Sebaliknya bila koefisien regresi variabelindependen bernilai negatif berarti berlawananarah. Koefisien regresi variabel X1 sebesar 0,473menunjukkan, bahwa setiap pertambahanBudaya Organisasi sebesar satu satuan akanmenyebabkan peningkatan Kinerja sebesar

adnagreBisergeRsisilanAlisaH:2lebaTayalamkisaTRUBANEPKPBhalokeS

ledoM

dezidradnatsnUstneiciffeoC

dezidradnatSstneiciffeoC

ateBt .giS

B rorrEdtS

)tnatsnoC( 597.1 115. 115.3 010.

ayaduBisasinagrO

374. 163. 628. 213.1 132.

isavitoMajreK

110.- 173. 910.- 030.- 779.

Page 84: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

76 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja

0,473. Koefisien regresi variabel X2 sebesar (-0,011) menunjukkan, bahwa setiap pertambahanMotivasi Kerja sebesar satu satuan akanmenyebabkan peningkatan Kinerja sebesar (-0,011).

Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)Uji F digunakan untuk mengetahui signifikanatau tidaknya suatu pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-samaterhadap suatu variabel dependen, denganketentuan sebagai berikut.H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara

Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerjaterhadap Kinerja.

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antaraBudaya Organisasi, dan Motivasi Kerjaterhadap Kinerja.

á : 5%

Uji F dilakukan dengan rumus sebagaiberikut.

Keterangan :R = Koefisien regresi bergandak = Jumlah dari variabel independenn = Jumlah anggota populasi

Hasil uji F kemudian dibandingkan denganF tabel yang didasarkan pada dk pembanding =k dan dk penyebut = (n-k-1) dengan tingkatsignifikan sebesar 5%. Hasil perbandingan Fhitung dengan F tabel dapat ditarik kesimpulandengan didasarkan pada persyaratan sebagaiberikut.1. Jika F hitung > F tabel, maka H1 diterima

atau H0 ditolak

2. Jika F hitung d” F tabel, maka H1 ditolakatau H0 diterima

Apabila hasilnya F hitung > F tabel, makaH1 diterima atau H0 ditolak, berarti persamaanregresi linier berganda tersebut di atas dapatdigunakan untuk memprediksi kinerjakaryawan (Y).

Berdasarkan pengujian penelitianmenggunakan uji F dengan bantuan SPSS 16.0,hasilnya ditunjukkan melalui tabel 3.

Berdasarkan hasil uji F yang ditunjukkanmelalui tabel 3, nilai F hitung sebesar 6,596 lebihbesar daripada F tabel 2,365 (William, 2003:715)pada tingkat signifikasi 5%, maka H0 ditolak.Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwapada tingkat kepercayaan 95% sekurang-kurangnya ada satu diantara variabelindipenden Budaya Organisasi, dan Motivasi

Kerja erat berpengaruh terhadap Kinerja secarasimultan.

Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)Uji t digunakan untuk mengetahui signifikanatau tidaknya pengaruh variabel-variabelindependen secara parsial terhadap variabeldependen, dengan ketentuan sebagai berikut:H0 = maksudnya Budaya Organisasi (X1) tidak

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja (Y)H1 = maksudnya Budaya Organisasi (X1)

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja (Y)H0 = maksudnya Motivasi Kerja (X2) tidak

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja(Y)

H1 = maksudnya Motivasi Kerja (X2) ber-pengaruh signifikan terhadap Kinerja (Y)

á = 5%

Uji t dilakukan menggunakan rumussebagai berikut.

R² (n-k-1)F = k (1 – R²)

naijugnePlisaH:3lebaT nakanuggneMsisetopiHhalokeSadapFijU ayalamkisaTRUBANEPKPB

gnutiHF fd lebaTF amgiS nagnareteK nalupmiseK

695,6 2=1fd7=2fd

563,2 052,0 kalotid0H huragneptapadreT)nakifingis(

Page 85: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

77Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja

Hasil uji t kemudian dibandingkan dengant tabel yang didasarkan pada derajad bebas =(n-k-1) dengan tingkat signifikan sebesar 5%.Hasil perbandingan t hitung dengan t tabeldapat ditarik kesimpulan dengan didasarkanpada persyaratan sebagai berikut.1. Jika t hitung > t tabel, maka H1 diterima atau

H0 ditolak2. Jika t hitung < t tabel, maka H1 ditolak atau

H0 diterimaPengujian penelitian Sekolah-sekolah BPK

PENABUR menggunakan uji t dengan bantuanSPSS 16.0, hasilnya ditunjukkan melalui tabel 4.

Berdasarkan hasil pengujian yang ditunjuk-kan melalui tabel 4 tersebut, dapat disimpulkanbahwa, Budaya Organisasi t hitung sebesar 3,883> dari t tabel 2,365 (William, 2003:715), sehinggaH0 ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapathubungan linier antara Budaya Organisasiterhadap Kinerja. Besar pengaruh Budaya Orga-nisasi terhadap Kinerja sebesar 0,808 atau 80,8%.Motivasi Kerja t hitung sebesar 3,244 > t tabel2,365, sehingga H0 ditolak atau H1 diterima.Artinya memiliki hubungan linier antara

Motivasi Kerja terhadap Kinerja. Besar pengaruhMotivasi Kerja terhadap Kinerja sebesar 0,754atau 75,4%.

Analisis Korelasi BergandaAnalisis Korelasi Ber-ganda digunakan untukmengetahui tingkat hu-bungan variabel-varia-bel independen secara bersama-sama (simultan)terhadap variabel dependen.

Hasil pengujian penelitian menggunakankorelasi berganda dengan bantuan SPSS 16.0ditunjukkan melalui tabel 5.

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 5tersebut di atas, nilai koefisien korelasi (R)sebesar 0,808 menunjukkan terdapat hubunganyang sangat kuat antara Budaya Organisasi, danMotivasi Kerja terhadap Kinerja. Koefisien

determinan yang telah disesuaikan sebesar 0,653menunjukkan, bahwa kontribusi BudayaOrganisasi, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerjasebesar 65,3%, sedangkan sisanya sebesar 34,7%merupakan kontribusi variabel lain selainBudaya Organisasi, dan Motivasi Kerja.

Analisis Korelasi ParsialAnalisis korelasi parsial digunakan untukmengetahui tingkat hubungan masing-masingvariabel independen terhadap variabel dependen.

adaptijUnakanuggneMsisetopiHnaijugnePlisaH:4lebaThalokeS ayalamkisaTRUBANEPKPB

lebairaV gnutiht bD elbatt amgiS nagnareteK nalupmiseK

1X 388,3 7 563,2 600,0 kalotid0H nakifingiS

2X 442,3 7 563.2 210,0 kalotid0H nakifingiS

adnagreBisaleroKsisilanAlisaH:5lebaT p halokeSadaayalamkisaTRUBANEPKPB

ledoM R erauqSR detsujdAerauqSR

fororrEdtSetamitsEehT

1 ª808,0 356,0 455,0 85761,0

bit = S(bi)

Page 86: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

78 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja

Kuat lemahnya pengaruh Budaya Organi-sasi, Motivasi Kerja, dan Kinerja, digunakankriteria (Sarwono, 2007:170) sebagai berikut.0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah (dianggap

tidak ada)>0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat>0,5 – 0,75 : Korelasi kuat>0,75 – 1 : Korelasi sangat kuatJika angka signifikansi < 0,05: berarti korelasi

signifikanJika angka signifikansi > 0,05 : berarti korelasi

tidak signifikan

Hasil pengujian penelitian menggunakananalisis korelasi parsial dengan bantuan SPSS16.0 ditunjukkan pada tabel 6.Keterangan hasil analisis korelasi tabel 6:a. Korelasi antara Budaya Organisasi dan

KinerjaBerdasarkan perhitungan yang ditunjuk-kan pada tabel tersebut di atas, diperolehangka korelasi antara variabel BudayaOrganisasi dan Kinerja sebesar 0,808.Artinya variabel Budaya Organisasi danKinerja memiliki korelasi sangat kuat

lebaT 6: snoitalerroC

ayaduBgrO isasina

-isavitoMajreK ajreniK

-ayaduBgrO -sina

isa

noitalerroCnosraeP 1 **539. **808.

)deliat-2(.giS 000. 500.

dnaserauqSfomuSstcudorp-ssorC

927.1 175.1 008.

ecnairavoC 291. 571. 980.

N 01 01 01

isavitoMajreK

noitalerroCnosraeP **539. 1 *457.

)deliat-2(.giS 000. 210.

dnaserauqSfomuSstcudorp-ssorC

175.1 236.1 527.

ecnairavoC 571. 181. 180.

N 01 01 01

ajreniK noitalerroCnosraeP **808. *457. 1

)deliat-2(.giS 500. 210.

dnaserauqSfomuSstcudorp-ssorC

008. 527. 765.

ecnairavoC 980. 180. 360.

N 01 01 01

.** .)deliat-2(level10.0ehttatnacifingissinoitalerroC.* deliat-2(level50.0ehttatnacifingissinoitalerroC .)

Page 87: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

79Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja

(signifikan) dan searah (karena hasilnyapositif). Korelasinya signifikan, karenaangka signifikansi sebesar 0,005 < 0,05.

Hasil penelitian tersebut sesuai denganhasil penelitian yang dilakukan oleh OjoOlu (2009) yang menyatakan ada pengaruhpositif antara Budaya Organisasi denganKinerja.

b. Korelasi antara Motivasi Kerja dan KinerjaBerdasarkan perhitungan yang ditunjuk-kan pada tabel tersebut di atas, diperolehangka korelasi antara variabel MotivasiKerja dan Kinerja sebesar 0,754. Artinyavariabel Motivasi Kerja dan Kinerja memilikikorelasi sangat kuat (signifikan) dan searah(karena hasilnya positif). Korelasinyasignifikan, karena angka signifikansisebesar 0,012 < 0,05. Hasil penelitiantersebut sesuai dengan hasil penelitian yangdilakukan oleh Sher Kamal, Bakhtiar Khan,Bashir Muhammad Khan, dan Bat Ali Khan(2009) yang menyatakan ada pengaruhsignifikan antara Motivasi dengan Kinerja.

c. Korelasi antara Budaya Organisasi danMotivasi KerjaBerdasarkan perhitungan yang ditunjuk-kan pada tabel tersebut di atas, diperolehangka korelasi antara variabel BudayaOrganisasi dan Motivasi Kerja sebesar 0,935.Artinya variabel Budaya Organisasi danMotivasi Kerja memiliki korelasi sangatkuat (signifikan) dan searah. Korelasinya

Budaya Organisasi (X1)

Motivasi Kerja (X2)

rx1, x2 0.935 Kinerja (Y)

Pyx 1, 0,808

Pyx 2, 0,754

0,347 €

Gambar 4: Diagram Jalur Korelasi

signifikan, karena angka signifikansisebesar 0,000 < 0,05.

Diagram jalur dari persamaan tersebut di atasditunjukkan melalui gambar 4 adalah sebagaiberikut.Persamaan struktural berdasarkan diagramjalur tersebut di atas adalah sebagai berikut.

Y = 0,808X1 + 0,754X2 + €

Keterangan :1. Pengaruh variabel Budaya Organisasi

terhadap Kinerja sebesar 0,808 atau 80,8%.2. Pengaruh variabel Motivasi Kerja terhadap

Kinerja sebesar 0,754 atau 75,4%3. Pengaruh variabel Budaya Organisasi, dan

Motivasi Kerja terhadap Kinerja sebesar0,653 atau 65,3%

4. Pengaruh variabel-variabel lain di luarmodel analisis jalur gambar sebesar 0,347atau 34,7%

5. Pengaruh variabel Budaya Organisasiterhadap Motivasi Kerja sebesar 0,935 atau93,5%.

Kesimpulan

TKK BPK PENABUR Tasikmalaya memilikibudaya organisasi yang sangat kuat. Pengaruhbudaya organisasi sangat kuat terhadap kinerja,yaitu sebesar 80,8%. Demikian juga pengaruh

Page 88: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

80 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja

budaya organisasi terhadap motivasi kerja gurusangat kuat, yaitu 93,5%. Guru-guru TKK BPKPENABUR Tasikmalaya memiliki motivasi kerjayang tinggi. Pengaruh motivasi kerja guru sangatkuat terhadap kinerja, yaitu sebesar 75,4%.Berdasarkan analisis regresi berganda dapatdiketahui, bahwa budaya organisasi memilikipengaruh terhadap kinerja, motivasi kerjamemiliki pengaruh terhadap kinerja, dan secarabersama-sama budaya organisasi dan motivasikerja memiliki pengaruh terhadap kinerja.

Saran

Bila BPK PENABUR Tasikmalaya ingin mening-katkan kinerja guru-guru TK, perlu dilakukanupaya-upaya lebih memperkuat budayaorganisasi dan meningkatkan motivasi kerja.Budaya organisasi yang perlu ditingkat-kanantara lain: Orientasi hasil (terutama pening-katan fasilitas kerja), dan agresivitas (meliputi:kritis, kompetisi, dan tingkat pencapaian yangberkesinambungan). Motivasi kerja guru yangperlu ditingkatkan antara lain: Kebutuhanberprestasi (terutama keberanian mengambilrisiko, dan menambah pengetahuan), Kebutuhanberafiliasi (terutama kerja sama, dan menjalinhubungan baik dengan rekan kerja), danKebutuhan berkuasa (terutama keinginanmenjadi pimpinan, dan keberanian bersaingsecara sehat).

Daftar Pustaka

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=enlid&u=http://en. wikipedia.org/wiki/Early_child hood_education

Jones, Gareth R. & George, Jennifer M. (2008).Contemporary management (fifth edition).USA: McGRAWhill-International

Kamal, Sher, Bakhtiar Khan, Basir MuhammadKhan, and Khan, Bat Ali. (2009). Motivati-on and impact on job performance. Pakistan:Universitas Gomal, Dera Ismail Khan(NWFP)

McShane, Steven L. & Von Glinow, Mary Ann.(2008). Organizational behavior (fourth edi-tion). USA : McGRAW hill-International

Olu, Ojo. (2009). Impact assessment of corporate cul-ture on employee job performance. businessintelligence journal – August, 2009 Vol.2 No.2http://www.saycocorporatiivo. com/SayCo.Uk/BIJ/journal/Vol2 No2/articleg.pc

Robbins, Stephen P. and Timothy, A.Judge.(2007). Organizational behavior (twelfth edi-tion). New Jersey: Pearson, Prentice Hall

Sarwono, Jonathan. (2007). Analisis jalur untukriset bisnis dengan SPSS. Yogyakarta: C.VAndi Offset

Wirawan.(2009). Evaluasi kinerja sumber dayamanusia. Jakarta: Salemba Empat

Zikmund, William G. (2003). Business researchmethods (seventh edition). Southwestern:Thomson

Page 89: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

81Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Motivasi Kerja, Kinerja Individual dan Sistem Kompensasi Finansial

Pengaruh Motivasi Kerja, Kinerja Individual danSistem Kompensasi Finansial terhadap Kepuasan Kerja

Edi Siregar*)

*) Guru SMPK BPK PENABUR Bintaro Jaya, Jakarta

Penelitian

enelitian ini menilai pengaruh motivasi kerja, kinerja individual dan sistem kompensasifinansial terhadap kepuasan pekerjaan guru. Penelitian ini dilakukan di tujuh sekolah,SMPK 1–7 BPK PENABUR Jakarta, dari Juli 2007 ke September 2009, dengan 60 gurusebagai responden, yang terpilih menggunakan teknik proporsional randem sampling. Dengan

metode survei, data dianalisis menggunakan teknik analisis jalur dengan meletakkan semua variabeldalam suatu matriks korelasi. Hasil penelitian mengungkap adanya pengaruh langsung motivasikerja, kinerja individual, dan sistem kompensasi finansial terhadap kepuasan kerja guru. Peneltianini membahas pengaruh langsung motivasi kerja terhadap kepuasan kerja guru, pengaruh langsungkinerja individual terhadap kepuasan kerja guru, serta pengaruh langsung sistem kompensasifinansial terhadap kepuasan kerja guru. Pengaruh langsung motivasi kerja tehadap kinerja indi-vidual dan pengaruh langsung kinerja individual terhadap sistem kompensasi finansial. Dalampenelitian ini tersirat perlu dan pentingnya mempertimbangkan motivasi kerja, kinerja individual,dan sistem kompensasi finansial di dalam perencanaan strategis untuk meningkatkan kepuasankerja guru SMPK BPK PENABUR Jakarta.

Kata kata- kunci: motivasi kerja, kinerja individual, sistem kompensasi finansial dan kepuasankerja.

AbstractThe objective of this research is to discover the effects of teachers’ work motivation, their individual perfor-mance and the financial compensation system on their work satisfaction. The causal study was conducted inseven BPK PENABUR Junior High schools (SMPK BPK PENABUR 1 to SMPK BPK PENABUR 7), fromJuly 2007 through September 2009, involving a sample of 60 teachers, who were selected from all the teachersof the schools by using proportional randam sampling technique. A survey was applied in this research andthe data were analyzed with the path analysis technique by putting all variables in a correlation matrix. Theresults of research reveal direct effects of the work motivation, individual performance, and the financialcompensation system on the work satisfaction; of the work motivation on the individual performance and thefinancial compensation system; and of the individual performance on the financial compensation system; butindirect effects of the work motivation and individual performance on the work satisfaction. This implies theneed to consider the teachers’ work motivation, individual performance, and the financial compensationsystem in the strategic plan of BPK PENABUR junior high schools to improve the teachers’ work satisfaction.

Key words: work motivation, individual performance, financial compensation system, work satisfaction

Abstrak

P

Page 90: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

82 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Motivasi Kerja, Kinerja Individual dan Sistem Kompensasi Finansial

Pendahuluan

Keterpurukan pendidikan di Indonesiabukanlah suatu rahasia lagi. Sesuai denganlaporan dari United Nation Development Project(UNDP) pada tahun 2000 mengatakan bahwaperingkat sumber daya manusia (SDM) Indone-sia berada pada urutan 109, yang jauhketinggalan peringkatnya di bawah negara lain.Akibatnya rendahnya daya saing sumber dayamanusia Indonesia.

Rendahnya daya saing sumber dayamanusia Indonesia tidak terlepas darimanajemen pendidikan Indonesia. Menyikapipermasalahan pendidikan di Indonesia,pemerintah dan swasta telah berusahamelakukan peningkatan kualitas pendidikandiantaranya melalui perubahan sistempendidikan, peningkatan sumber daya manusia,melalui pembinaan dan pelatihan sertapeningkatan kualitas guru.

Sesuai undang-undang tentang pendidikannasional dan peraturan pemerintah tentangstandar nasional pendidikan, maka diasumsi-kan bahwa setiap sekolah memerlukan motivasikerja dan kinerja individual guru yang efektifdan efisien. Selain pemberian kompensasifinansial yang memadai agar terciptanyakepuasan kerja guru.

Diduga salah satu yang dapat membuatrusaknya kondisi organisasi sekolah adalahrendahnya kepuasan kerja guru dimana timbulgejala seperti kemangkiran, malas bekerja,banyaknya keluhan guru, rendahnya prestasikerja, rendahnya kualitas pengajaran, indisip-liner dan gejala negatif lainnya. Kepuasan kerjaguru menandakan bahwa sekolah telah dikeloladengan baik dengan manajemen yang efektif.Kepuasan kerja guru menunjukkan kesesuaianantara harapan dan imbalan yang diterima guru.

Meningkatkan kepuasan kerja guru adalahhal yang sangat penting karena menyangkutmasalah hasil kerja guru yang merupakan salahsatu langkah dalam meningkatkan mutupelayanan kepada siswa. Ada beberapa alasanmengapa kepuasan kerja guru perlu dikaji lebihlanjut; Pertama: Guru memainkan peranan yangbegitu besar didalam pendidikan di Indonesia.Kedua: Fenomena penurunan kinerja guruterlihat dari banyaknya guru yang mangkir dari

tugas. Ketiga: Peningkatan mutu pendidikan for-mal guru, disamping sarana/ prasarana,kurikulum, sistem manajemen dan pengadaanbuku sebagai sumber belajar.

Di sekolah manapun guru ditugaskan,kepuasan dalam melakukan pekerjaan menjadidambaan para “pahlawan tanpa tanda jasa”ini.Kepuasan kerja guru tentu dapat dirasakan biladalam dirinya telah terpenuhi kebutuhan lahirmaupun kebutuhan batin guru.

Banyak faktor yang mempengaruhikepuasan kerja guru dalam tugas dan fungsinyadi sekolah, baik faktor internal maupun faktoreksternal. Sebagai salah satu faktor internal yangmendorong seseorang memilih profesi guruadalah motivasi kerja. Diduga motivasi kerjasangat berpengaruh terhadap kepuasan kerja,produktivitas, efektivitas, dan efisiensi kerja.

Banyak penyebab motivasi kerja para guru.Motivasi kerja guru berbeda antara guru yangsatu dengan guru lainnya dan hal ini menjadisalah satu masalah tersendiri yang menarikuntuk diteliti dalam disertasi ini. Motivasi kerjaguru dalam mengembangkan sekolah akandipengaruhi oleh keinginan-keinginan yang adapadanya. Apabila guru mempunyai keinginanyang kuat sesuai peranannya, ia akan berusahamelakukan tugas-tugas yang diberikan denganupaya yang kuat untuk pengembangan sekolahsecara optimal sesuai keinginannya.

Motivasi kerja guru dalam mengembangkansekolah akan ditentukan oleh besar kecilnyatanggung jawab yang diberikan kepada gurudalam melaksanakan tugas. Dengan tanggungjawab ini, para guru akan memiliki kebebasanuntuk memutuskan sendiri apa yang dihada-pinya dan bagaimana menyelesaikannyasendiri tugas-tugas yang diberikan kepadanya.Pemberian tanggung jawab secara individualkepada guru memberi kesempatan kepada guruuntuk mengoptimalkan segenap potensi yangdimiliki dalam bekerja.

Bukan hanya motivasi kerja, kinerja indi-vidual, sistem kompensasi finansial jugamenjadi variabel bebas penelitian ini. Rasa cintadan bangga yang dimiliki guru itu,memungkinkan guru melakukan danmelaksanakan tugasnya dengan penuhkesungguhan dan tanggung jawab. Hal inidisebabkan karena adanya penghargaan atau

Page 91: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

83Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Motivasi Kerja, Kinerja Individual dan Sistem Kompensasi Finansial

kompensasi finansial yang dapat memberikankepuasan kerja guru.

Model motivasi kerja tradisional menyata-kan bahwa untuk berusaha atau bekerja gurusebagai karyawan melakukan tugas danpekerjaannya dengan lebih baik denganmemberikan dorongan dalam bentuk finansial.Tanpa sistem kompensasi finansial yang baik,kemungkinan besar guru yang bersangkutantidak bekerja dengan baik selama proses belajarmengajar.

Diasumsikan bahwa tidak ada satuorganisasi yang dapat memberi kekuatan baruyang dapat meningkatkan produktivitaskaryawannya jika badan usaha tersebut tidakmemiliki sistem kompensasi finansial yangrealistis. Uang bukan satu-satunya motivasiindividu bekerja, tetapi kita tidak boleh lupabahwa guru sebagai pegawai harus diberipenghargaan dari sekolah atau yayasan berupakompensasi finansial untuk mencapai kinerjayang produktif. Karena bagi sebagian guru upahadalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhanmereka. Diduga sistem kompensasi finansialdapat menjadi awal dan akhir dari kepuasankerja guru sebagai karyawan.

Kepuasan kerja guru dapat menjadi masa-lah serius di sekolah, tanpa peduli apapun ben-tuk dan tingkat kompleksitasnya suatu sekolahtersebut. Kepuasan kerja guru mungkin bukansebuah “harga mati” bagi sebagian sekolah.Tetapi bagaimana dengan SMPK BPK PENA-BUR Jakarta yang didirikan oleh GKI SinodeWilayah Jawa Barat pada tanggal 19 Juli 1950?

Dapat diduga bahwa jika sistem kompen-sasi finansial baik dan meningkat, maka adakecenderungan motivasi kerja, kinerja individualdan kepuasan kerja guru akan meningkat. Suatugejala yang dapat membuat rusaknya sekolahdi Indonesia adalah rendahnya kepuasan kerjaguru sehingga timbul gejala malas bekerja,indispliner guru dan gejala negatif lainnya.

Kepuasan kerja yang tinggi menunjukkansikap dan harapan guru menerima kompensasifinansial yang memenuhi kebutuhan lahir danbatinnya. Dengan harapan hasil penelitian iniakan berguna untuk mengembangkan danmeningkatkan motivasi kerja, kinerja individualguru selain itu sebagai bahan masukan kepada

pihak yayasan untuk meningkatkan sistemkompensasi finansial sehingga terciptakepuasan kerja guru dan tercapainya tujuanpendidikan di BPK PENABUR Jakarta.

Perumusan masalah penelitian kausal iniadalah sebagai berikut: (1) Apakah motivasikerja berpengaruh langsung terhadap kepuasankerja guru? (2) Apakah kinerja individualberpengaruh langsung terhadap kepuasan kerjaguru? (3) Apakah sistem kompensasi finansialberpengaruh langsung terhadap kepuasan kerjaguru? (4) Apakah motivasi kerja berpengaruhlangsung terhadap kinerja individual guru? (5)Apakah motivasi kerja berpengaruh langsungterhadap sistem kompensasi finansial guru? (6)Apakah kinerja individual berpengaruh lang-sung terhadap sistem kompensasi finansial guru.

Kajian Pustaka

Kepuasan KerjaKepuasan kerja adalah perasaan seseorangterhadap pekerjaanya‘’. Menurut Robbinkepuasan kerja adalah suatu sikap yang dimilikisecara umum oleh setiap orang atau individuterhadap pekerjaan. Kepuasan kerja berhubung-an dengan bagaimana perasaan karyawanmenyangkut harapannya terkait denganorganisasi atau perusahaan tempatnya bekerja,praktek imbalan, komitmen organisasi, dan lain-lain. Cranny menggambarkan kepuasan kerjasebagai affective response kerja seseorang.Kepuasan kerja merupakan sikap yangmengandung dua komponen, yaitu komponenaffective (emotional and feeling) dan cognitive (be-lieve judgment, and comparison). Kedua komponentersebut memiliki kontribusi yang khas.

Kepuasan kerja adalah perasaan positiftentang pekerjaan seseorang. Kepuasan kerjatidak hanya berkaitan dengan kondisi pekerjaan,kepribadian juga memainkan sebuah peran.Kepuasan kerja merupakan sikap emosionalkaryawan yang dapat meningkatkan moralkerja, dedikasi, kedisiplinan, menikmati danmencintai pekerjaanya.

Ada tiga kelompok karyawan yangmenikmati kepuasan kerja: (1) kepuasan kerjayang dapat dinikmati di dalam pekerjaan; (2)kepuasan kerja yang dapat dinikmati di luar

Page 92: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

84 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Motivasi Kerja, Kinerja Individual dan Sistem Kompensasi Finansial

pekerjaan, dan (3) kombinasi kepuasan kerja diluar dan kepuasan kerja di dalam pekerjaan.Sebagai karyawan lembaga pendidikan swastamaupun negeri guru tidak terlepas dari salahsatu kelompok karyawan di atas dalammenikmati kepuasan kerjanya.

Menurut Chruden dan Sherman terdapattujuh faktor untuk mengukur kepuasan kerjaseorang pekerja atau karyawan: (1) isi pekerjaan,mencakup penampilan tugas pekerja yangaktual dan sebagai kontrol terhadap pekerja-annya; (2) supervisi, pengawasan yang jelas dantegas; (3) organisasi dan manajemen; (4)kesempatan untuk maju; (5) Gaji dan keuntung-an yang diterima karyawan dalam bidangfinansial lainnya seperti adanya insentif; (6)rekan kerja, dan (7) kondisi pekerjaan.

Selain kedua faktor kepuasan kerjaintrinsik dan ekstrinsik menurut Job DiscritiveIndexs (JDI) terdapat lima faktor kepuasan kerjadiantaranya adalah: (1) bekerja pada tempatyang tepat; (2) pembayaran yang sesuai; (3)organisasi dan manajemen; (4) supervisi padapekerjaan yang tepat, dan (5) orang yang adadalam pekerjaan yang tepat.

Ada beberapa teori kepuasan kerja, tetapihanya tiga teori kepuasan kerja yang relevandengan penelitian ini, yaitu: (1) discrepancy theoryatau teori kesenjangan; (2) equity theory atau teorikeadilan, dan (3) two faktors theory atau teori duafaktor. Kepuasan kerja akan dirasakan olehseorang pekerja apabila ada kesesuaian antaraharapan dengan kenyataan yang didapatkanseorang pekerja.

Berdasarkan teori kepuasan kerja di atas,maka dapat disintesiskan bahwa kepuasan kerjaguru adalah suatu sikap emosional guru yangmengandung komponen affective (emotional andfeeling) dan cognitive (believe judgment, and com-parison) dimana masing-masing komponentersebut memiliki kontribusi kesesuaian antaraharapan dengan kenyataan dalam pemenuhankebutuhan hidup dan nilai-nilai yangmenyenangkan guru sehingga dapat menikmatidan mencintai pekerjaanya.

Motivasi KerjaMotivasi kerja adalah melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan

individu. Motivasi merupakan suatu konsepyang menguraikan kekuatan-kekuatan yang adadalam diri seseorang yang memulai danmengarahkan perilakunya. Motivasi dapatdikatakan juga sebagai keinginan untukberusaha sekuat tenaga agar mencapai tujuantertentu yang ditentukan oleh kemampuanmotivasi kerja individual untuk memenuhikebutuhan individu atau organisasi.

Ada beberapa teori motivasi yang menjadidasar perkembangan teori motivasi lainnya, teoritersebut diantaranya: (1) teori hierarkikebutuhan, (2) teori X dan teori Y, (3) teorimotivasi menurut Fredrick Herzberg , (4) teorimotivasi tiga kebutuhan oleh David Mc Clelland,(5) reinforcement theory, (6) teori harapan. Teoriharapan membantu menjelaskan mengapabanyak pekerja tidak termotivasi dalam peker-jaan-pekerjaan mereka dan hanya melakukankerja yang minimum untuk mencapai sesuatu.Tingkat keterampilan mereka mungkin kurangbaik, yang berarti tidak peduli seberapa kerasusaha mereka, kemungkinan besar mereka tidakakan menjadi pekerja yang ulung.

Sebagai sebuah model, teori harapanmenjelaskan tingkat usaha yang berbeda dariindividu yang sama dalam situasi-situasi yangberbeda. Teori harapan memprediksi bahwakaryawan akan mengeluarkan tingkat motivasikerja yang tinggi apabila mereka merasa bahwaada hubungan yang kuat antara motivasi kerjadan kinerja individual, kinerja individual danpenghargaan, serta penghargaan dan pemenuh-an tujuan pribadi. Supaya motivasi kerjamenghasilkan kinerja individual yang baik,individu harus mempunyai kemampuan yangdibutuhkan untuk bekerja, sistem penilaiankinerja yang mengukur kinerja individualtersebut harus adil dan objektif.

Dengan melihat dan melakukan motivasikerja kita dapat mengenal perbedaan-perbedaanindividu. Dengan mengetahui motivasi kerjaguru, sekolah dapat menggunakan danmengikutsertakan guru sebagai karyawandalam pengambilan keputusan yang berkaitandengan program kerja guru dan kemajuansekolah. Motivasi kerja bukan saja menghubung-kan kinerja individual dengan kompensasifinansial. Tetapi juga melalui variabel kompen-sasi finansial, motivasi kerja dengan kinerja in-

Page 93: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

85Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Motivasi Kerja, Kinerja Individual dan Sistem Kompensasi Finansial

dividual dapat berpengaruh terhadap kepuasankerja guru.

Persentase terbesar dari perilaku organisasidipengaruhi oleh motivasi kerja yang sukareladalam melakukan pekerjaanya. Oleh sebabnyaprakarsa guru secara sukarela dapat menjadisalah satu indikator yang menentukan kemajuanindividu dan organisasi sekolah tempatnyabekerja.

Berdasarkan uraian teori motivasi kerjamaka síntesis motivasi kerja dalam penelitianini adalah suatu dorongan dan atau keinginanyang menggerakkan diri guru melakukan upayasekuat tenaga untuk mengaktifkan danmengarahkan perilakunya dalam melaksana-kan seluruh tugas dan pekerjaannya untukmencapai tujuan individu ataupun tujuanorganisasi sekolah yang telah ditentukan.

Kinerja IndividualKinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasiyang diperlihatkan atau kemampuan kerja yangdimiliki seorang tenaga kerja. Kinerja adalah apayang dapat dikerjakan sesuai dengan tugas danfungsinya. Kinerja adalah merupakan gabungandari karakteristik pribadi dan pengorganisasianseseorang. Kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsipekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurunwaktu tertentu.

Kinerja mengandung dua komponenpenting yaitu; kompetensi individu dankompetensi organisasi untuk mengidentifikasi-kan tingkat kinerja dan produktifitas seorangpekerja. Kinerja pada dasarnya adalah apa yangdilakukan atau tidak dilakukan karyawan.Kinerja karyawan adalah seberapa banyakmereka memberi kontribusi kepada perusahaan.Sementara individu adalah orang seorang ataupribadi yang memiliki peran dalam kehidupan ini.

Kinerja secara umum dapat dikatakansebagai besarnya kontribusi atau hasil yangdicapai dan yang diberikan pegawai terhadapkemajuan serta perkembangan organisasidimana ia bekerja. Kinerja individual dalamorganisasi merupakan tanggung jawab utamaseorang pimpinan, dimana pimpinan membantupegawai berprestasi lebih baik.

Performance atau kinerja adalah hasil kerjayang dapat diciptakan oleh seseorang atau

kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuaidengan wewenang dan tanggung jawabmasing–masing dalam rangka upaya mencapaitujuan perusahan yang bersangkutan secara le-gal, tidak melanggar hukum dan sesuai normamaupun etika.

Kinerja individual adalah keseluruhanunsur dan proses yang terpadu dalam suatuorganisasi yang didalamnya terkandungkekhasan masing-masing individu, perilakupegawai dalam organisasi atau pola kerja secarakeseluruhan, proses kerja serta hasil kerja atautercapainya tujuan tertentu. Menurut Robert L.Mathis dan John H. Jackson; ada tiga faktorutama yang mempengaruhi bagaimana individuyang bekerja, ketiga faktor tersebut adalah; (1)kemampuan individual untuk melakukanpekerjaan tersebut, (2) tingkat usaha yangdicurahkan, dan (3) dukungan organisasi.Manajemen kinerja diantaranya meliputiperencanaan kinerja, komunikasi kinerja yangberkesinambungan dan evaluasi kinerja.

Karen Seeker dan Joe B. Wilson menggam-barkan proses atau siklus manajemen kinerjaterdiri dari tiga fase yakni perencanaan,pembinaan, dan evaluasi. Perencanaanmerupakan fase pendefinisian dan pembahasanperan, tanggung jawab, dan ekspektasi yangterukur. Perencanaan kepada fase pembinaan,guru dibimbing dan dikembangkan untukmendorong atau mengarahkan. Dalam faseevaluasi, kinerja guru dikaji dan dibandingkandengan ekspektasi yang telah ditetapkan dalamrencana kinerja.

Tiga faktor kinerja seseorang yaitu: (a) faktorindividu: kemampuan, ketrampilan, latarbelakang keluarga, pengalaman, tingkat sosialdan demografi seseorang; (b) faktor psikologis:persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasidan kepuasan kerja, dan (c) faktor organisasi:struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemim-pinan, dan sistem penghargaan.

Adapun tujuan dari kinerja individual guruyaitu: (a) meningkatkan prestasi kerja guru, baiksecara individu maupun dalam kelompok.Peningkatan prestasi kerja guru pada gilirannyaakan mendorong kinerja guru; (b) merangsangminat dalam pengembangan pribadi denganmeningkatkan hasil kerja melalui prestasipribadi, dan (c) memberikan kesempatan

Page 94: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

86 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Motivasi Kerja, Kinerja Individual dan Sistem Kompensasi Finansial

kepada guru untuk menyampaikan perasaannyatentang pekerjaan, sehingga terbuka jalurkomunikasi dua arah antara Kepala sekolahselaku pimpinan dan guru selaku karyawan.

Berdasarkan uraian teori, maka kinerja in-dividual adalah hasil kerja yang dapatdiciptakan, segala sesuatu yang dilakukan, yangdiberikan guru atau karyawan sebagai kontribu-sinya untuk mencapai tujuan sekolah. Penata-laksanaan kinerja individual berusahamengidentifikasikan, mendorong, mengukur,mengevaluasi, meningkatkan dan memberipenghargaan terhadap kinerja karyawan.

Sistem Kompensasi FinansialKompensasi yang sering disebut imbalan balasjasa adalah hak seorang pekerja atau karyawanyang harus diberikan organisasi atauperusahaan kepada pekerja setelah melakukankewajibannya. Werther dan Davis mendefinisi-kan kompensasi adalah segala sesuatu yangditerima oleh karyawan sebagai penggantikontribusi pekerjaan mereka kepada organisasi.

Kompensasi adalah sesuatu yang diterimaoleh karyawan sebagai balas jasa untuk kerjamereka. Mondy, Noe, dan Premeaux menyata-kan bahwa kompensasi merupakan segalabentuk yang diterima oleh seorang karyawansebagai kembalian atas usaha-usaha mereka,baik dalam bentuk kompensasi finansiallangsung maupun kompensasi finansial tidaklangsung. Kompensasi merupakan salah satufungsi manajemen personalia yang palingpenting dan mendasar dalam satu organisasi.Program kompensasi dalam organisasi harusmemiliki empat tujuan: (1) terpenuhinya sisi le-gal dengan peraturan dan hukum yang sesuai;(2) efektifitas biaya untuk organisasi; (3)keseimbangan individu, internal, eksternaluntuk seluruh karyawan, dan (4) peningkatankeberhasilan kinerja organisasi.

Sementara yang dimaksud dengankompensasi finansial adalah sesuatu yangditerima oleh karyawan dalam bentuk gaji atauupah, bonus, premi, pengobatan, asuransi, danlain-lain yang sejenis yang dibayar organisasi.

Pemberian kompensasi merupakan bagianmanajemen yang sangat prinsip dan signifikandemi kelangsungan hidup organisasi atauperusahaan. Namun sebelum bentuk kompen-

sasi diberikan dan diterima oleh para karyawanharus melalui suatu proses jaringan dariberbagai sub proses untuk memberikan balasjasa kepada karyawan atas pekerjaan yangdilakukannya. Balas jasa ini juga dapatdigunakan untuk memotivasi karyawan agarbekerja dengan lebih giat sehingga tercapaiprestasi kerja yang diinginkan. Robert W. Braidmenyatakan “uang mungkin tidak memotivasisemua orang sepanjang waktu, tetapi kita tidakboleh lupa bahwa pegawai harus diberipenghargaan finansial untuk performaproduktif, jika itu hendak berlanjut. Bagipegawai, upah adalah suatu cara untukmemenuhi kebutuhan mereka.” Oleh karenanyadunia usaha harus mempunyai sistemkompensasi finansial dan penghargaan yangadil bagi karyawannya.

Imbalan atau kompensasi finansial dalamdunia usaha atau industri dapat memberipengaruh yang paling penting dan signifikanbagi keputusan para karyawan untuk tetapbertahan dan bekerja secara maksimal diorganisasi atau perusahaan tersebut sehinggamasalah ini bisa dikatakan permasalahankrusial. Oleh sebab itu, sistem kompensasi akanmemberi dua tujuan penting yaitu mendorongbagi karyawan untuk merasa memiliki dalamorganisasi dan mendorong untuk berprestasiyang lebih tinggi lagi.

Sondang Siagian menyatakan:”bagikaryawan imbalan sudah dikaitkan denganharkat dan martabatnya dan tidak hanyadipandang sebagai alat pemuasan kebutuhanmateri saja. Oleh sebab itu dalam mengem-bangkan dan menerapkan sistem imbalan keduakepentingan organisasi dan karyawan harusdiperhitungkan dan diselaraskan. Dengan katalain, suatu sistem imbalan yang baik adalahsistem yang menjamin kepuasan para karyawanyang ada dalam organisasi tersebut dan dipihaklain organisasi mendapatkan, memelihara danmempekerjakan para karyawan yang produktifbagi kepentingan organisasi dan tercapainyatujuan yang diinginkan”.

Kompensasi atau balas jasa dikatakan layakdan memadai bila sesuai dengan kondisi danregulasi yang berlaku di wilayah kerja tersebut.Imbalan atau kompensasi finansial tersebuttentunya harus menjawab kebutuhan setiap

Page 95: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

87Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Motivasi Kerja, Kinerja Individual dan Sistem Kompensasi Finansial

karyawan yang memajukan organisasi atauperusahaan. Sounders menyebutkan bahwasecara filosofis tujuan pemberian kompensasiadalah untuk menarik dan memotivasi, sertamempertahankan para karyawan yangmempunyai prestasi kerja yang baik. Untuktujuan ini perusahaan menggunakan tigakomponen kompensasi utama yaitu; gaji,insentif, bonus serta imbalan lainnya yangbukan dalam bentuk uang.

Tujuan utama gaji dan upah yang efektifadalah menarik dan menahan jenis pegawaiyang mampu diperlakukan mencapai sasaranperusahaan dari pada memotivasi danmeningkatkan produktivitas mereka. Programseperti itu harus ada untuk memastikan bahwasetiap pegawai diperlakukan adil dalampersoalan penggajian. Kisaran gaji harusditetapkan untuk setiap jabatan yang berdasar-kan tugas dan tanggung jawab masing-masing,nilai relatif dalam pasar gaji dan gaji yangdibayar ditempat lain. Susunan gaji harusditinjau kembali untuk setiap tahun dandisesuaikan. Kompensasi finansial langsungterdiri dari pembayaran pokok karyawan dalambentuk gaji dan upah disamping pembayaranprestasi kerja. Pembayaran insentif sepertikomisi dan bonus serta pembayaran tertangguhseperti tabungan hari tua termasuk dalamkompensasi finansial langsung. Kompensasifinansial tidak langsung terdiri dari; programperlindungan seperti asuransi jiwa atauasuransi pensiun dan program pembayarandiluar jam kerja seperti liburan hari besar, ataucuti. Selain itu ada juga pemberian fasilitasperusahan sebagai kompensasi finansial tidaklangsung seperti kendaraan, ruang kantor,rumah tinggal dan lain-lain. Semua pembayaranyang tidak tercakup dalam kompensasi finansiallangsung disebut tunjangan. Kompensasi yangditerima karyawan berupa kompensasilangsung, seperti gaji, upah, bonus, premi, biayapengobatan, asuransi, dan sejenisnya yangditerima dalam waktu tertentu sesuai aturanyang berlaku dalam suatu lembaga atauperusahaan, sedangkan imbalan nonfinan-sialdapat berupa program rekreasi, penyediaankafetaria di sekitar tempat kerja dan penyediaantempat ibadah. Bilamana kompensasi dapatdikelola dengan baik dan benar oleh para

manajer atau pimpinan perusahaan, makakompensasi sangat membantu organisasimencapai tujuan yang diharapkan. Kompensasiyang baik dan benar dapat memperoleh danmempertahankan tenaga kerja yang produktif.

Dewasa ini guru termotivasi bekerja bilamenerima imbalan keuangan yang mencukupi.Tetapi imbalan yang paling penting terhadapkinerja guru adalah memperlakukannya sebagaimanusia seutuhnya. Ini berarti guru dijadikanbagian penting dari sekolah dimana tenaga dankeahlian atau ketrampilannya diakui dandigunakan. Karena tingkat kompensasimenentukan gaya hidup, status, harga diri, dansikap guru terhadap sekolah.

Berdasarkan uraian teori, sistem kompen-sasi finansial adalah satu kesatuan bentukimbalan balas jasa dalam bentuk uang yanglayak dan memadai sesuai dengan kondisi sertaregulasi yang berlaku di wilayah kerja gurusecara langsung maupun tidak langsung sebagaiganti kontribusi atau kembalian atas tugas-tugasatau pekerjaan yang dilakukan guru dalammencapai produktivitas dan kinerja yangditentukan untuk mencapai tujuan sekolahdimana guru bekerja.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian iniadalah metode survei kausal denganmenyebarkan kuesioner kepada guru sebagaisampel dan melakukan analisis jalur terhadapvariabel yang diteliti. Teknik ini dilakukan untukmenganalisis pengaruh yang terdapat diantaravariabel yang diduga berpengaruh kuat baiksecara langsung maupun tidak langsungterhadap kepuasan kerja guru SMPK BPKPENABUR Jakarta. Populasi adalah guru SMPK1 sampai dengan SMPK 7 BPK PENABURJakarta, baik guru tetap maupun guru honor.Ada enam puluh guru yang diambil secaraproporsional random sampling sebagai responden.

Teknik Analisis DataData yang diperoleh dianalisis denganmenggunakan analisa statistik deskriptif dananalisa statistik inferensial, terlebih dahuludilakukan skoring data. Analisis deskriptif

Page 96: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

88 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Motivasi Kerja, Kinerja Individual dan Sistem Kompensasi Finansial

digunakan dalam penyajian data, ukuran data,ukuran sentral, serta ukuran penyebaran.Penyajian data mencakup daftar distribusifrekuensi dan histogram. Ukuran sentralmeliputi mean, median dan modus. Ukuranpenyebarannya berupa varians dan simpanganbaku atau standar deviasi.

Analisis statistik inferensial dilakukanuntuk menguji hipotesis yang telah dirumuskandengan menggunakan analisis jalur. Semuapengujian hipotesis dilakukan denganmenggunakan α = 0,05. Sebelum pengujianhipotesis dilakukan terlebih dahulu pengujianpersyaratan analisis yakni uji normalitas galattaksiran regresi dengan menggunakan teknikLiliefors, dan uji homogenitas varians denganmenggunakan teknik Uji Barlett.

Hasil Penelitian

Kepuasan Kerja (X4)Berdasarkan data kepuasan kerja gurumempunyai nilai rata-rata sebesar 92,95,simpangan baku 9,082, median 93,5, dan modus89. Distribusi frekuensi dituangkan ke dalamtujuh kelas interval dengan skor maksimum 110dan skor minimum 61, sehingga rentang skoradalah 49. Dari 60 responden terlihat bahwaperolehan nilai terbanyak berada pada kelompokskor 85-92 (38,3%), diikuti kelompok skor 93-100(30,0%), selanjutnya kelompok skor 101-108(18,3%) dan kelompok skor 77-84 (5,0%),kelompok skor 69-76 (3,3%), kelompok skor 109-116 (3,3%), dan yang paling sedikit kelompokskor 61-68 (1,67%). Sedangkan nilai rata-ratapada kelas interval keempat.

Motivasi Kerja (X1)Berdasarkan data motivasi kerja mempunyainilai rata-rata sebesar 108,267, simpangan baku10,421, median 107.5, dan modus 104. Distribusifrekuensi dalam tujuh kelas interval dengan skormaksimum 129 dan skor minimum 86, sehinggarentang skor adalah 43. Dari 60 respondenterlihat bahwa perolehan nilai terbanyak beradapada kelompok skor 100-106 (33,3%), diikutikelompok skor 107-113 (25,0%), selanjutnya

kelompok skor 114-120, 121-127 masing-masing11,67%, kelompok skor 93-99 (10%), kelompokskor 86-92 (5%), dan yang paling sedikitkelompok skor 128-134 (3,3%). Sedangkan nilairata-rata pada kelas interval keempat.

Kinerja Individual (X2)Kinerja individual mempunyai nilai rata-ratasebesar 95,9, dengan simpangan baku 7,548, me-dian 96,5, dan modus 88. Semua distribusifrekuensi yang ada dituangkan ke dalam tujuhkelas interval dengan skor maksimum 110 danskor minimum 80, sehingga rentang skornyaadalah 30. Dari 60 responden terlihat bahwaperolehan nilai terbanyak berada pada kelompokskor 85-89 (21,67%) dan kelompok skor 100-104(21,67%), diikuti kelompok skor 90-94 (20%),selanjutnya kelompok skor 95-99 (18,3%),kelompok skor 105-109 (10%), kelompok skor110-114 (3%), dan yang paling sedikit kelompokskor 80-84 (3,3%). Sedangkan nilai rata-rataberada pada kelas keempat.

Sitem Kompensasi Finansial (X3)Kompensasi finansial mempunyai nilai rata-ratasebesar 94,65, dengan simpangan baku 7,754,median 95, dan modus 84. Distribusi frekuensivariabel kompensasi finansial seluruhnyadituangkan ke dalam tujuh kelas interval denganskor maksimum 110 dan skor minimum 80,sehingga rentang skornya adalah 30. Dari 60responden terlihat bahwa perolehan nilaiterbanyak berada pada kelompok skor 100-104(26,67%), diikuti kelompok skor 85-89 (8,3%) dankelompok skor 90-44 (16,67%), kelompok skor 95-99 (16,67%) selanjutnya kelompok skor 80-84(13,3%), kelompok skor 105-109 (6,67%), danyang paling sedikit kelompok skor 110-114(1,67%). Sedangkan nilai rata-rata berada padakelas interval ketiga.Berdasarkan model analisis jalur yang dijadikansebagai acuan dari analisis penelitian inidiketahui terdapat dua pengaruh total yaitu:a. Pengaruh total X1 terhadap X4 sebesar 0,413

+ 0,117 = 0,530.b. Pengaruh total X2 terhadap X4 sebesar 0,230

+ 0,123 = 0,353.

Page 97: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

89Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Motivasi Kerja, Kinerja Individual dan Sistem Kompensasi Finansial

satilamroNnaijugnePlisaHnamukgnaR:1lebaTisergeRnariskaTtalaG

nariskaTtalaG L gnutih )oL( L lebat )tL( nalupmiseK

1Xsata4X 160.0 83411,0 lamroN

2Xsata4X 830.0 83411,0 lamroN

3Xsata4X 801.0 83411,0 lamroN

1Xsata2X 360.0 83411,0 lamroN

1Xsata3X 170.0 83411,0 lamroN

2Xsata3X 530.0 83411,0 lamroN

huragnePneisifeoKnamukgnaR:2lebaT

.oNhuragneP

nadgnusgnaLgnusgnaLkadiT

neisifeoKhuragneP t gnutih

t lebatnaitrarebeK

10,0 50,0

1 )4X(padahret)1X( 314,0 195,3 93,2 376,1 nakifingiS

2 )4X(padahret)2X( 032,0 889,2 93,2 376,1 nakifingiS

3 )4X(padahret)3X( 882,0 35,2 93,2 376,1 nakifingiS

4 )2X(padahret)1X( 537,0 852,8 93,2 276,1 nakifingiS

5 )3X(padahret)1X( 804,0 823,3 93,2 276,1 nakifingiS

6 )3X(padahret)2X( 724,0 874,3 93,2 276,1 nakifingiS

sisetopiHnaijugnePlisaH:3lebaT

oN sisetopiH t gnutih t lebat nalupmiseK

.1 padahretajreKisavitoMajreKnasaupeK

195,3 276,1 gnusgnalhuragnepreBfitisoP

.2 padahretlaudividnIajreniKajreKnasaupeK

889,2 376,1 gnusgnalhuragnepreBfitisoP

.3 laisnaniFisasnepmoKmetsiSajreKnasaupeKpadahreT

35,2 376,1 gnusgnalhuragnepreBfitisoP

.4 padahretajreKisavitoMlaudividnIajreniK

823,3 276,1 gnusgnalhuragnepreBfitisoP

.5 padahretajreKisavitoMlaisnaniFisasnepmoKmetsiS

823,3 276,1 gnusgnalhuragnepreBfitisoP

.6 padahretlaudividnIajreniKlaisnaniFisasnepmoKmetsiS

874,3 276,1 gnusgnalhuragnepreBfitisoP

Page 98: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

90 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Motivasi Kerja, Kinerja Individual dan Sistem Kompensasi Finansial

Pembahasan

Berdasarkan temuan penelitian hasil perhi-tungan diperoleh nilai koefisien korelasi=0,790dan koefisien jalur p41=0,413 dengan thitung = 3,591.Besarnya pengaruh motivasi kerja terhadapkepuasan kerja sebesar 41,3%. Angka-angka inimenunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruhpositif terhadap kepuasan kerja. Terdapatpengaruh positif kinerja individual terhadapkepuasan kerja guru, hasil perhitungandiperoleh nilai koefisien korelasi = 0,743 dankoefisien jalur p42 = 0,230 dengan thitung = 2,988.Besarnya pengaruh kinerja individual terhadapkepuasan kerja sebesar 23%.

Berdasarkan temuan penelitian terdapatpengaruh positif kompensasi finansial terhadapkepuasan kerja guru, hasil perhitungandiperoleh nilai koefisien korelasi = 0,754 dankoefisien jalur p43 = 0,288 dengan thitung = 2,53.Besarnya pengaruh kompensasi finansialterhadap kepuasan kerja sebesar 28,8%.

Berdasarkan temuan penelitian ternyataterdapat pengaruh positif motivasi kerjaterhadap kinerja individual guru, hasilperhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi =0,735 dan koefisien jalur p21 = 0,735 dengan thitung

= 3,328. Besarnya pengaruh motivasi kerjaterhadap kinerja individual sebesar 73,5%.Terdapat pengaruh positif motivasi kerja

Gambar 1: Model Final Analisis Jalur

terhadap kompensasi finansial guru, hasilperhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi =0,722 dan koefisien jalur p41 = 0,408 dengan thitung

= 3,328. Besarnya pengaruh motivasi kerjaterhadap kompensasi finansial sebesar 40,8%.

Temuan penelitian ternyata terdapatpengaruh positif kinerja individual terhadapkompensasi finansial guru,hasil perhitungandiperoleh nilai koefisien korelasi = 0,727 dankoefisien jalur p41 = 0,427 dengan thitung = 3,478.Besarnya pengaruh kinerja individual terhadapkompensasi finansial sebesar 42,7%.

Berdasarkan temuan tersebut, kepuasankerja guru SMPK BPK PENABUR Jakarta sedikitbanyaknya dipengaruhi oleh ketiga variabel,yaitu: motivasi kerja, kinerja individual dan kom-pensasi finansial. Adapun pengaruh terbesarberdasarkan angka koefisien jalur adalahpengaruh variabel motivasi kerja terhadapkinerja individual sebesar 0,735. Sementarapengaruh terkecil berdasarkan angka koefisienjalur adalah pengaruh variabel kinerja indi-vidual terhadap kepuasan kerja sebesar 0,230.

Kesimpulan, Implikasi, dan Saran

KesimpulanBerdasarkan kajian teori, metode dan temuanpenelitian yang telah dikemukakan berkaitandengan keempat variabel penelitian terhadap

Page 99: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

91Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Motivasi Kerja, Kinerja Individual dan Sistem Kompensasi Finansial

guru SMPK BPK PENABUR Jakarta, dapatdiambil kesimpulan sebagai berikut. Pertama,motivasi kerja berpengaruh positif terhadapkepuasan kerja guru, artinya motivasi kerja yangtinggi mengakibatkan peningkatan kepuasankerja. Kedua, kinerja individual juga berpenga-ruh positif terhadap kepuasan kerja guru,artinya kinerja individual yang tinggi meng-akibatkan peningkatan kepuasan kerja.Ketiga,sistem kompensasi finansial berpengaruh positifterhadap kepuasan kerja guru, artinya sistemkompensasi finansial yang tinggi mengaki-batkan peningkatan kepuasan kerja. Keempatmotivasi kerja seorang guru berpengaruh positifterhadap kinerja individual guru, artinyamotivasi kerja yang tinggi mengakibatkanpeningkatan kinerja individual. Kelima, motivasikerja seorang guru berpengaruh positif terhadapsistem kompensasi finansial guru, artinya moti-vasi kerja yang tinggi mengakibatkan pening-katan sistem kompensasi finansial. Keenam,kinerja individual guru berpengaruh positifterhadap sistem kompensasi finansial guru,artinya kinerja individual yang tinggimengakibatkan peningkatan sistem kompensasifinansial.

ImplikasiSesuai dengan temuan dan kesimpulanpenelitian maka hasil penelitian ini diharapkanmemberikan implikasi kebijakan, manajerial danteoretik terutama kepada guru, kepala sekolahSMPK dan yayasan BPK PENABUR Jakarta.

Implikasi PenelitianImplikasi penelitian yang dimaksud adalahketerlibatan dan keterikatan variabel motivasikerja, kinerja individual dan sistem kompensasifinansial terhadap kepuasan kerja yang melipu-ti; Implikasi pengaruh motivasi kerja secaralangsung dan tidak langsung terhadap kepuas-an kerja guru. Implikasi pengaruh kinerja indi-vidual secara langsung dan tidak langsungterhadap kepuasan kerja guru dan implikasipengaruh sistem kompensasi finansial terhadapkepuasan kerja guru SMPK BPK PENABURJakarta.

Meningkatnya motivasi kerja dan kinerjaindividual semestinya akan berdampak terha-dap peningkatan sistem kompensasi finansial

yang akan memberikan kepuasan kerja guruSMPK BPK PENABUR Jakarta. Setiap gurutermotivasi bekerja dengan baik, jika sistemkompensasi finansial sesuai dan memadai untukmencukupi kebutuhan hidupnya di wilayahDKI Jakarta.

Implikasi penelitian lainya diharapkanhasil penelitian ini dapat memunculkan ataumerangsang penelitian lain yang dapat meng-ungkap dan meningkatkan motivasi kerja,kinerja individual, sistem kompensasi finansialdan kepuasan kerja yang lebih baik dan lebihmendalam diseluruh jenjang pendidikan yangada di BPK PENABUR Jakarta.

Implikasi TeoritisImplikasi teoritis dimaksud adalah implikasiyang diharapkan hasil penelitian ini dapatmenjadi bahan rujukan teori dalam pengambilankeputusan ataupun kebijakan yang meliputiteori motivasi kerja, kinerja individual, sistemkompensasi dan kepuasan kerja guru. Dimanasecara teoritis motivasi kerja berpengaruh positifterhadap peningkatan kepuasan kerja guru baiksecara langsung maupun secara tidak langsung.Kinerja individual secara teoritis berpengaruhsecara langsung maupun tidak langsungterhadap peningkatan kepuasan kerja guru dansistem kompensasi finansial yang baik dan benarsecara teoritis berpengaruh meningkatkankepuasan kerja guru SMPK BPK PENABURJakarta.

Implikasi teoritis hasil penelitian inidiharapkan dapat menjadi bahan rujukankepada Yayasan BPK PENABUR Jakarta dalammengambil keputusan maupun kebijakan yangakan menjadi anggaran dasar, anggaran rumahtangga dan peraturan bahkan ketetapan yayasanuntuk kemajuan sekolah dan kesejahteraan paraguru sebagai ujung tombak bidang usaha ini.

Implikasi KebijakanImplikasi kebijakan yang dimaksud adalahimplikasi yang dapat dijadikan pertimbangandalam pengambilan keputusan guru, kepalasekolah dan yayasan untuk kemajuan sekolah.Implikasi kebijakan terhadap guru diharapkanmemberikan wewenang dan keleluasaanterhadap guru. Secara praktis guru terlibat

Page 100: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

92 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Motivasi Kerja, Kinerja Individual dan Sistem Kompensasi Finansial

dalam peningkataan kualitas diri yangdirencanakan secara periodik dan berkesinam-bungan melalui pelatihan serta pembinaankompetensi guru sehingga dapat meningkatkanmotivasi kerja dan kinerja individual guru SMPKBPK PENABUR Jakarta.

Implikasi kebijakan terhadap kepalasekolah dalam pengambilan keputusan yangberkaitan dengan upaya peningkatan motivasikerja dan kinerja individual dengan mengenalperbedaan karakter dan latar belakang guru.Mengevaluasi dan melakukan perbaikan sistemkompensasi finansial untuk meningkatkankepuasan kerja guru SMPK BPK PENABURJakarta dengan menggunakan hasil penelitianini sebagai bahan pertimbangannya. Kebijakanataupun keputusan Kepala sekolah sebaiknyamelibatkan dan mengikutsertakan gurukhususnya yang berkaitan dengan PBM atauKBM di sekolah. Kebijakan ataupun keputusanKepala sekolah yang diambil diharapkan tidakdatang dari sepihak atau golongan tertentu sajatetapi mengakomodir, memperhatikan danmelibatkan semua bagian dari sistem penyeleng-garaan pendidikan yang ada disekolah termasukpara guru.

Keterlibatan pengurus yayasan dalamproses pengambil keputusan perlu memperhati-kan semua pihak yang terlibat dalamperencanaan, pelaksanaan, penyelenggara, danpengevaluasian manajemen pendidikan SMPKBPK PENABUR Jakarta. Yayasan berupayameningkatkan sumberdaya manusia dalamsistem pendidikan baik motivasi kerja gurumaupun kinerja guru, komponen pengajarandan sistem penggajian atau sistem kompensasifinansial kepada guru sehingga terciptakepuasan kerja yang konstruktif, kondusif danproduktif untuk mencapai kemajuan dan tujuanyayasan BPK PENABUR Jakarta.

Keterlibatan yayasan terhadap hasilpenelitian dapat memunculkan atau merang-sang para guru melakukan penelitian lain yangberkaitan dengan variabel motivasi kerja, kinerjaindividual, sistem kompensasi finansial dankepuasan kerja guru jenjang TKK, SDK, atauSMAK. Penelitian pengaruh langsung maupuntidak langsung dari keempat variabel dari semuajenjang akan memberikan hasil yang lebih dalamdan luas dampaknya terhadap kelangsungan

dan kemajuan Badan Pendidikan KristenPENABUR Jakarta.

SaranBerdasarkan hasil penelitian, pembahasan,kesimpulan dan implikasi yang telahdipaparkan sebelumnya, maka ada beberapasaran untuk kemajuan SMPK BPK PENABURJakarta, sebagai berikut.

Guru SMPK BPK PENABUR JakartaGuru selaku ujung tombak bidang usaha inidisarankan senantiasa membangun danmemperbaharui komitmen untuk meningkatkankompetensi diri dalam motivasi kerja dan kinerjaindividual baik dalam PBM/ KBM dikelasmaupun diluar kelas serta dalam menyelesaikantugas administrasi sekolah. Memiliki kepekaandan kepedulian bersama terhadap penatalak-sanaan dan penyelenggaraan lembaga pendidi-kan di SMPK BPK PENABUR Jakarta.

Kepala SMPK BPK PENABUR JakartaKepala sekolah selaku pemimpin harus“selangkah” lebih maju di depan para guru danmelibatkan guru dalam pengambilan keputusanyang berkaitan dengan PBM/ KBM. Mengu-payakan peningkatan kualitas dan kuantitasinput maupun output siswa SMPK BPKPENABUR Jakarta.

Bersama komite sekolah merencanakan danmembuat rencana kerja sekolah (RKS) maupunrencana strategis lainnya dalam upayapeningkatan kualitas sistem dan prosedurpendidikan di SMPK BPK PENABUR Jakarta.Menjaga hubungan yang harmonis diantarastakeholders dan pihak yayasan dengan guruSMPK BPK PENABUR Jakarta.

Yayasan BPK PENABUR JakartaUntuk meningkatkan motivasi kerja, kinerja in-dividual yang akan berdampak positif terhadapkepuasan kerja guru, Yayasan BPK PENABURJakarta disarankan mengadakan pelatihan danpembinaan peningkatkan kompetensi guruSMPK BPK PENABUR Jakarta secara berkala danberkesinambungan. Memberikan fasilitaspendidikan dan kelengkapan sarana prasanayang baik dan memadai untuk keberhasilanPBM/ KBM di SMPK BPK PENABUR Jakarta.

Page 101: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

93Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Pengaruh Motivasi Kerja, Kinerja Individual dan Sistem Kompensasi Finansial

Melibatkan guru dalam pengambilankeputusan untuk dijadikan suatu kebijakan atauperaturan yang berlaku bagi guru di lingkunganSMPK BPK PENABUR Jakarta. Disarankanuntuk terlebih dahulu melakukan evaluasi danmengupayakan penyesuaian dan peningkatansistem kompensasi finansial sesuai kebutuhanhidup dan tuntutan zaman ini agar tercipta danterbina kepuasan kerja guru SMPK BPKPENABUR Jakarta.

Diperlukan kemauan bahkan upaya yangsungguh-sungguh dari yayasan BPK PENABURJakarta untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi,kualitas, dan kuantitas, motivasi kerja, kinerjaindividual dan sistem kompensasi finansial agartercipta dan terpeliharanya kepuasan kerja guruSMPK BPK PENABUR Jakarta.

Daftar Pustaka

Amstrong, Michael. (2003). Helen Murlis,penerjemah Tim Porta Santa Writing, Re-ward management a handbook of remunera-tion strategy and practice fourtg edition(Manajemen Imbalan Strategi dan PraktikRemunerasi). Jakarta: PT. Bhuana IlmuPopuler

Bacal, Robert. (2001). Performance management.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Colquitt, Jason A., Jeffrery A. Lepine, Michael J.Wesson. (2009). Organization behavior.New York: Mc Graw Hill

Daniels ,Aubrey C. and James E. Daniels. (2007). Mea-sure of a leadership. New York: McGraw-Hill

Draft, Richard L. (2000). Management. The DrydenPress

George, Jennifer M. and Jones, Gareth R. (2005).Understanding and managing organizationalbehavior. New Jersey: Upper Saddle River

Gibson, James L., Ivancevich, John M., Donnelly,James H. (1997). Organizational, behaviorstructure, process. Chicago: Richard D. Irwan

Harsey, Paul, Blanchard Kenneth, and JohnsonDewey E.( 1996). Managing organizationalbehavior: utilizing human resource. New Jer-sey: Prentice Hall, Inc

Kreither, Robert & Kinicki Angelo. (2004). Orga-nizational behavior sixth Edition. New York:Mc Graw Hill

Kohn, Alfie. (2001). Harvard business rewiew oncompensation. USA: Harvard BusinessSchool Publishing Corporation

Kornreich, Jerome S. (2002). A dale timpe, alihbahasa Sofyan Cikmat, Managing people/Memimpin manusia. Jakarta: PT.Gramedia

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2001). Manajemensumber daya manusia perusahaan, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya

Mathis, Robert L. and Jackson, John H. (2002).Human resource management/ manajemensumber daya manusia buku 2, PenerjemahJimmy Sadeli dan Bayu Prawira Hile.Jakarta: Salemba Empat

Mc Shane, Stevan L. and Mary Ann Von Glinow.(2008). Organizational behavior fourth edi-tion. New York: McGraw-Hill

Newstrom, John W. (2007). Organizational behav-ior human behavior at work twelfth edition.New York: McGraw-Hill

Porter, L.W., Steers, R.M., Mowday, R.T. & Boullian,P.V. (1997). Organizational commitment, Jobsatisfaction, and turnover among psychiatrictechnicians, Journal of Applied Psychology

Robinson, Stephen P. ( 2001). Organization behav-ior nineth edition. New Jersey: Prentice Hall Inc

Schermerhorn. (2003). Organizational behavior eigjthedition. New York: John Wiley & Sons, Inc

Siagian, Sondang P. (1996). Manajemensumberdaya manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Simamora, Henry. (2004). Manajemen sumber dayaedisi III, Yogyakarta: STIE YKPN

Sounders, Steve. (2001). Compensation planningmore than a wage issue , (http/www:Siouxland Business Journal.com/ Novoo/Compesation.Intoml)

Timpe, A. Dale. (1993). Motivation of personnel.Jakarta: PT. Gramedia Asri Media

Wagner III, John dan Hollenbeck, John R.(1995). Management of organization behav-ior. New Jersey: Prentice Hall, Inc

Timothy A. (2007). Judge organization behavior/perilaku organisasi Buku 1, PenerjemahDiana Angelica. Jakarta Salemba Empat

Werther, William B. and Davis Keith. (1996).Human resources and personnel management.New York: Mc.Graw Hill

Wexley dan Yukl. (1997). Organization behaviorand personal psychology. HomewoodLilionis: D. Irwin, Ltd

Page 102: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

94 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Faktor-Faktor Pendorong Persaingan Bisnis

Faktor-Faktor Pendorong Persaingan Bisnis:Aplikasi Penawaran Jasa Pendidikan

Jonathan Sarwono*)

*) Dosen Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta

Opini

ulisan ini membahas faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi pendorong munculnyapersaingan bisnis dalam kaitannya dengan penawaran jasa pendidikan. Dalam melihatmasalah ini, penulis memulai dengan mendiskusikan pengertian kompetisi, tipe-tipe danbentuk-bentuk kompetisi dalam dunia bisnis, cara menciptakan keunggulan kompetitif,

faktor-faktor yang mempengaruhi bisnis dan munculnya pesaing, strategi pertahanan dalampersaingan dan penyerangan terhadap pesaing dan yang mempengaruhi segmen pasar yangditargetkan. Dalam bagian akhir tulisan ini dibahas bagaimana teori persaingan bisnisdiaplikasikan dalam persaingan penawaran jasa pendidikan saat ini.

Kata-kata kunci: persaingan, pertahanan, penyerangan, keunggulan kompetitif

AbstractThis paper aims to discuss factors affecting business competition in relation to the educational service offer.The discussion starts with definition of competition, types and models of competition in business world, waysof creating competitive advantages, factors affecting business and competitors’ existence, strategies of defenseand attack towards competitors, and factors affecting the target market. The discussion ends up with theapplication of business competition theories in educational service offer competition.

Key words: competition, defense, attack, competitive advantage

Abstrak

T

Pendahuluan

Pendidikan dianggap merupakan sarana utamadalam mencerdaskan manusia secara individuatau kelompok. Oleh karena itu, hampir di semuaNegara pendidikan dijadikan prioritas dalampembangunan bangsa dan penyelenggaraanpendidikan tidak hanya menjadi tugas dantanggung jawab Pemerintah tetapi juga masya-rakat. Banyak lembaga-lembaga pendidikan dijalur formal dan non formal didirikan, dikelola,dan dikembangkan oleh Pemerintah dan swastatermasuk di Indonesia.

Oleh karena penting dan strategisnyaperanannya dalam mencerdaskan individu,kelompok, dan bangsa, pendidikan semakindibutuhkan masyarakat dan menjadi salah satuhak azasi manusia. Di pihak lain lembaga-lembaga pendidikan tumbuh dan berkembangserta berusaha memberikan pelayanan pendidik-an sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhanmasyarakat. Lingkungan dan kondisi yang adamendorong pengelolaan pendidikan perludilakukan secara profesional tidak hanyasebagai lembaga sosial tetapi juga sebagai usahayang memberikan keuntungan secara ekonomi.Persaingan antar lembaga-lembaga pendidi-

Page 103: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

95Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Faktor-Faktor Pendorong Persaingan Bisnis

kanpun semakin meningkat dalam memperolehpeserta didik, karena jumlah peserta didik, khu-susnya di sekolah swasta, menentukan keber-langsungan hidup lembaga pendidikan itu.

Belakangan ini berbagai pendekatan, stra-tegi, pengelolaan, dan pemasaran yang biasa-nya diterapkan di dunia usaha mulai diterapkandan dikembangan di lembaga pendidikan untukmeningkatkan efektivitas dan efisiensi sehinggamampu bertahan, berkembang, dan berkompetisidengan lembaga pendidikan lain. Akan tetapilembaga pendidikan memiliki ciri yang jelasberbeda dengan perusahaan atau organisasibisnis yang berorientasi pada keuntunganfinansial. Dengan demikian timbul pertanyaan,apakah teori-teori ekonomi dan manajemendapat diterapkan di lembaga-lembaga pendidi-kan?

Memperhatikan semakin tajamnya persa-ingan yang bernuansa bisnis antar lembagapendidikan dewasa ini, perlu dikaji dandiidentifikasi faktor-faktor yang mendorongpersaingan/kompetisi bisnis yang melandalembaga pendidikan. Lebih lanjut perlu jugadianalisis dan ditemukan bagaimana cara meme-nangkan persaingan/kompetisi itu. Tulisan inimejawab pertanyaan itu dengan terlebih dahulumemperjelas hakikat, faktor-faktor yang mem-pengaruhi, serta strategi memenangkan persa-ingan/kompetisi, dan penerapannya dalammengelola lembaga pendidikan yang memberi-kan pelayanan jasa di bidang pendidikan.

Kajian Pustaka

1. PengertianKompetisi mempunyai pengertian adanyapersaingan antara perusahaan untuk mencapaipangsa pasar yang lebih besar. Kompetisi antaraperusahaan dalam merebutkan pelanggan akanmenuju pada inovasi dan perbaikan produk danyang pada akhirnya pada harga yang lebihrendah. Sebuah perusahaan yang memimpinpasar dapat dikatakan sudah mencapaikeunggulan kompetisi. Kompetisi baik bagiperusahaan karena akan terus mendorongadanya inovasi, ketekunan dan membangunsemangant tim. Sekalipun demikian, tidakselamanya kompetisi selalu baik karena kita

harus memastikan bahwa para pesaing perusa-haan kita tidak akan mencuri pelanggan kita.

Dalam pengertian sempit, kompetisimempunyai pengertian perusahaan-perusaha-an berusaha sekuat tenaga untuk membuatpelanggan membeli produk mereka bukanproduk pesaing. Oleh karena itu, akan terdapatpihak yang menang dan yang kalah. Dalampengertian luas sebagaimana sudah disebutkandi atas, kompetisi merupakan usaha organisasibisnis dalam memperoleh pangsa pasar yanglebih besar dan lebih sukses dibandingkandengan pesaingnya. Ada tiga model kompetisidalam dunia bisnis, yaitu: kompetisi manufak-tur, kompetisi penjualan dan model-modelkompetisi.

Kompetisi manufakturPerusahaan – perusahaan yang membuatproduk – produk yang mirip saling berkompetisidi faktor harga, inovasi, pemasaran dandistribusi, serta faktor-faktor lainnya.Perusahaan – perusahaan tersebut menjualproduk kepada para pengecer dan toko yangjuga menjual banyak produk yang mirip satudengan lainnya. Dengan demikian, penjualandi satu toko tidak berarti sudah memenangkankompetisi karena pesaing yang lain juga menjualdi tempat yang sama.

Letak keberhasilan manufaktur tergantungpada produk yang paling menarik dengan hargayang paling rendah ditambah dengankeberadaan saluran distribusi yang terbaik.Sebagai contoh, handphone Nokia yang terkenaldengan produk – produk inovatif dan penuhgaya meski lebih mahal dibandingkan denganmerek lain. Nokia sudah menjadi “brand” pilihandi kalangan pelanggan handphone dan Nokiasudah mempunyai pasar “niche” yang sukses.

Kompetisi penjualanKompetisi dalam bentuk penjualan individualmenentukan perusahaan menjadi pemenangatau pecundang dalam dunia bisnis. Jumlahpenjualan akan menentukan keberhasilan bisnisdalam kompetisi. Apabila seorang pelanggantertentu mempertimbangkan untuk membeliproduk atau jasa tertentu, maka terdapatkompetisi di antara perusahaan – perusahaanyang menawarkan produk atau jasa yang mirip.

Page 104: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

96 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Faktor-Faktor Pendorong Persaingan Bisnis

Mereka berkompetisi di harga, ketersediaan,lokasi toko, dan kualitas layanan tambahanyang disediakan. Kriteria kesuksesan sebagaipemenang dalam persaingan terletak padajumlah penjualan yang semakin besar danmenguasai pasar.

2. Tipe-Tipe Kompetisi BisnisTujuan utama bisnis ialah menghasilkankeuntungan sebanyak banyaknya melaluipenjualan produk atau jasa. Oleh karena itu,hampir sebagian besar perusahaan akanberkompetisi di bidang penjualan dan memper-oleh pangsa pasar yang tersebar. Kompetisi iniakan berkisar antara kompetisi kinerja, dimanamasing-masing perusahaan melakukan yangterbaik untuk menaklukan hati dan pikiranpelanggan sampai dengan kompetisi yangbersifat langsung berhadapa-hadapan antaraperusahaan dengan pesaing utamanya (a head-to-head competition), di mana satu perusahaantidak hanya melakukan hal-hal yang lebih baikdibandingkan dengan lawan-lawannya tetapijuga berusaha mencegah kompetisi tidak terjadilagi. Artinya, perusahaan dengan segala caraharus keluar sebagai pemenang dalamkompetisi. Banyak perusahaan besar menggu-nakan kompetisi yang bersifat predator agarkeluar sebagai pemenang nomor satu.

Kompetisi kinerjaBanyak perusahaan sadar adanya kompetisi,sekalipun demikian mereka hanya memperha-tikan kepentingan bisnis yang mendesak,berusaha memperoleh pelanggan, dan memuas-kan pelanggan mereka. Dengan menyediakanproduk dan jasa yang bagus mereka berharapdapat menjadi sukses dan bahkan menjadipemimpin pasar di bidang produk dan jasatersebut. Dengan menggunakan strategipemasaran yang baik dan membuat pelanggansadar mengenai produk dan perusahaan merekaberusaha meningkatkan kinerja bisnis mereka.Salah satu cara untuk meningkatkan kualitaskinerja mereka menggunakan Total QualityManagement (TQM) atau metode Six-Sigma danmenggunakan standar ISO. Banyak perusahaansadar mengenai kompetisi dan posisi mereka dipasar, sehingga mereka berusaha untuk

melakukan yang terbaik untuk memenuhikebutuhan pelanggan mereka.

Kompetisi langsung (Head-to-Head Competi-tion)Dalam kasus-kasus tertentu, perusahaanperusahaan akan berkompetisi secara langsungdengan para pesaing utama mereka. Perusahaanperusahaan tersebut tidak hanya akan berusahamelakukan yang terbaik tetapi juga akanberusaha mempersulit gerak gerik lawan bisnismereka. Sekalipun demikian karena lawan-lawan bisnis mereka mungkin juga mengguna-kan taktik yang sama, maka mereka harusmenggunakan pengukuran yang bersifat defen-sive untuk membelokkan penyerangan. Beberapacara perusahaan tertentu mencoba menghalanghalangi gerak gerik lawan bisnis mereka ialahdengan cara: Pertama, mengendalikan pengiri-man (supply) melalui menguasai supplier utamasehingga pihak lawan bisnis tidak dapatmemasok produk mereka ke supplier tersebut.Kedua, perusahaan berusaha menjelek-jelekanlawan bisnis mereka melalui iklan yang merekabuat sehingga memberi kesan kepada pelangganbahwa produk merekalah yang terbaik sedangproduk pesaing jelek. Ketiga, mengendalikandistribusi produk untuk menghalang–halangisupaya tidak terjadi persaingan.

Kompetisi predatorBanyak perusahaan mengambil alihperusahaan-perusahaan pesaing mereka yanglebih kecil, atau kadang mereka membuat ma-neuver untuk mempersulit perusahaan pesaingtersebut untuk tetap melakukan bisnis tersebut.Perusahaan besar seperti Microsoft menekanpesaing mereka dengan cara memaksa toko-tokokomputer tidak menjual produk pesaingnya.

3. Keunggulan KompetitifKeunggulan kompetitif adalah sarana di manaperusahaan tetap menjaga menghasilkan uangdan mempertahankan posisi terhadap parapesaingnya dengan menawarkan nilai tambahyang lebih besar dengan harga yang lebihrendah atau menawarkan manfaat yang lebihbesar sehingga memberikan justifikasi jika hargaproduk atau jasa yang ditawarkan menjadi lebih

Page 105: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

97Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Faktor-Faktor Pendorong Persaingan Bisnis

tinggi. Pengertian lain ialah sesuatu yangmenempatkan perusahaan menjadi pemenangdalam kompetisi. Pengertian lebih khususmengatakan kepemilikan berbagai aset danatribut, termasuk di antaranya sumber daya alam,lokasi, dan tenaga kerja terlatih, yangmemberikan keuntungan kompetisi terhadaplawan bisnis. Saat ini organisasi bisnis mulaimeningkatkan keunggulan kompetitif terhadapproduk atau jasa yang ditawarkan kepadapelanggan. Perusahaan dikatakan mempunyaikeunggulan kompetitif jika perusahaan tersebutmelakukan yang lebih baik daripada pesaing-nya, misalnya menemukan produk baru;memberikan kualitas yang terbaik, harga yangpaling rendah, layanan pelanggan yang terbaik;atau mempunyai teknologi pintas yang baik.

4. Strategi Menciptakan KeunggulanKompetitif

Untuk menciptakan keunggulan kompetisiterdapat empat strategi bisnis yang dapatdigunakan dengan meminjam gagasan yangdiusulkan oleh Michael Porter (Porter, 2008).Keempat strategi bisnis tersebut ialah strategidifferensiasi, kepemimpinan biaya, strategifokus differensiasi dan fokus biaya. Keempatstartegi bisnis tersebut dapat digambarkansebagai berikut.

Dua strategi bisnis yaitu strategi diferensiasi dankepemimpinan biaya mencari keunggulankompetitif pada jangkauan luas pasar atau

segmen industri; sedang fokus diferensiasi danfokus biaya diadopsi pada pasar atau industriyang sempit. Agar menjadi lebih jelas di bawahini akan dibahas satu persatu keempat strategibisnis tersebut.

Strategi diferensiasiStrategi ini meliputi memilih satu atau lebihkriteria yang digunakan oleh pembeli dalampasar tertentu kemudian memposisikan bisnissecara unik agar dapat memenuhi kriteriatersebut. Strategi ini biasanya dihubungkandengan mengenakan harga premium untuksuatu produk tertentu, yang mencerminkanbiaya produksi tinggi dan fitur-fitur nilai tambahekstra yang diberikan kepada pelanggan.Diferensiasi ini berkaitan dengan mengenakanharga premium yang dapat menutupi biayaproduksi tambahan dan memberikan alasanyang jelas kepada pelanggan untuk lebihmenyukai produk tersebut dibandingkan denganyang lain, yang tidak mempunyai keterbedaan.Contoh produk ini adalah handphone Blackberry,dan mobil Mercy

Strategi kepemimpinan biayaStrategi ini mempunyai tujuan untuk dapatmenjadi produsen dengan biaya yang palingrendah di industri. Hampir semua segmen pasardi industri menekankan pada biaya seminimal

mungkin. Jika harga jual yang dicapaisetidak-tidaknya sama ataumendekati rata-rata untuk pasar,maka produsen dengan biayaterendah secara teori akan menikmatikeuntungan yang paling tinggi.Strategi ini biasanya dihubungkandengan bisnis skala besar yangmenawarkan produk-produk standardengan diferensiasi yang relatifsangat kecil namun dapat diterimaoleh mayoritas pelanggan. Kadang-kala, bisnis terdepan yang menge-nakan strategi ini akan memberikandiskon produk-produknya untukmemaksimalkan penjualan, khusus-nya jika kebijakan ini mempunyaikeuntungan biaya signi-fikan dalam

kompetisi dan sekaligus dapat memperbesarpangsa pasar. Contoh: sepeda motor danhandphone produk Cina

Tingkat Diferensiasi Produk

Tinggi

Fokus Diferensiasi

Jangkauan Kegiatan Bisnis

Sempit Luas

Rendah

Diferensiasi

Fokus Biaya Kepemimpinan Biaya

Tingkat Diferensiasi Produk

Fokus Diferensiasi

Jangkauan Kegiatan Bisnis

Sempit Luas

Rendah

Diferensiasi

Fokus Biaya Kepemimpinan Biaya

Fokus Diferensiasi

Jangkauan Kegiatan Bisnis

Sempit Luas

Rendah

Diferensiasi

Fokus Biaya Kepemimpinan Biaya

Tingkat Diferensiasi Produk

Fokus Diferensiasi

Jangkauan Kegiatan Bisnis

Sempit Luas

Rendah

Diferensiasi

Fokus Biaya Kepemim-pinan Biaya

Gambar 1: Empat Strategi Bisnis

Page 106: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

98 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Faktor-Faktor Pendorong Persaingan Bisnis

Strategi fokus diferensiasiDalam strategi ini, organisasi bisnis bertujuanuntuk membuat diferensiasi hanya dalam satuatau sekelompok kecil segmen pasar yangditargetkan. Kebutuhan-kebutuhan pelanggankhusus dalam segmen tertentu mempunyaimakna aka nada kesempatan untuk menyedia-kan produk – produk yang secara jelas berbedadari pesaing-pesaing bisnisnya yang mungkinakan membidik kelompok pelanggan yang lebihbesar. Isu penting bagi setiap bisnis yangmengadopsi strategi ini ialah meyakinkanbahwa pelanggan sungguh-sungguh mempu-nyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda,dengan kata lain ada dasar yang valid untukmembuat differensiasi, dan produk-produkpesaing saat ini belum dapat memenuhikebutuhan tersebut. Contoh: Pengecer produkkhusus, misalnya toko parfum atau penyediajasa telekomunikasi saat hari libur.

Strategi fokus biayaBisnis yang mengadopsi strategi ini mencarikeunggulan biaya lebih rendah di sekelompokkecil segmen pasar tertentu. Produknya merupa-kan produk dasar, produk dapat mirip denganproduk buatan perusahaan yang mempunyaisegmen pasar terbesar dengan harga yang lebihtinggi tetapi dapat diterima oleh pelanggan yangada. Contoh: produk-produk dengan labeldiskon.

5. Bentuk-Bentuk KompetisiKompetisi atau persaingan secara umumdiklasifikasi menjadi empat kategori pokok,yaitu persaingan sempurna, persainganmonopolistik, ologopoli, dan monopoli. Berikutini akan dibahas satu persatu.

Persaingan sempurnaPersaingan sempurna ada jika sejumlah besarbisnis memproduksi produk atau jasa yangnampak sama. Bisnis semacam ini biasanyaterjadi pada skala kecil dan pihak-pihak yangberkompetisi tidak mempunyai kendali terhadapharga jual produk mereka karena tidak adasatupun penjual produk tersebut cukup besarsehingga mempunyai kemampuan dalammendikte harga produk. Sebagai gantinya hargaproduk tersebut ditentukan oleh pasar. Ada

banyak sekali pesaing dalam kompetisi jenis inioleh karena itu sangatlah mudah untuk mema-suki dan meninggalkan industri semacam ini.

Karakteristik lainnya dalam kompetisisemacam ini ialah: (1) terdapat penjual danpembeli yang tidak terbatas, (2) mudahmemasuki dan keluar dalam bisnis tersebut, (3)terdapat informasi yang jelas mengenai hargadan kualitas produk baik bagi pihak produsenmaupun pembeli, (4) transaksi tidak dikenakanbiaya, dan (5) perusahaan bertujuan untukmemperoleh keuntungan yang maksimal.

Produk sejenisPersaingan terjadi dalam bisnis yangmempunyai karakteristik produk atau jasa dipasar yang tidak ada perbedaannya di antarapenjual.

Kompetisi monopolistikKompetisi semacam ini ada ketika sejumlahbesar penjual memproduksi suatu produk ataujasa yang dipandang oleh pelanggan berbedadari produk pesaing yang sebenarnya sangatmirip. Perbedaan persepsi ini terjadi karena hasildiferensiasi produk yang merupakan kuncisukses dalam industri monopolistik. Produkdapat dibedakan didasarkan pada harga,kualitas, gambar, atau fitur lainnya.

OligopoliOligopoli terjadi bila hanya ada penjual yangsedikit dalam industri tertentu. Ini terjadi karenauntuk memasuki bisnis semacam ini diperlukaninvestasi yang sangat besar sehingga sangatlahsukar untuk memasuki atau keluar dari bisnisini. Tipe produk-produk yang dijual dapat miripdan berbeda dan masing-masing penjualmempunyai kendali terhadap harga produkmereka.

MonopoliMonopoli terjadi saat hanya satu penjual yangmengendalikan persediaan barang atau jasa danmencegah bisnis lain untuk memasuki bisnis ini.Karena hanya menjadi satu-satunya penyediaproduk atau jasa tertentu maka penjual akanmengendalikan sepenuhnya harga produk ataujasa tersebut.

Page 107: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

99Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Faktor-Faktor Pendorong Persaingan Bisnis

6. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi BisnisSudah kita ketahui dalam diskusi sebelumnyabahwa dalam bisnis selalu ada kompetisi.Pesaing atau kompetitor adalah rival bisnis kitayang mempunyai tujuan sama, yaitumemperoleh pelanggan. Pesaing selalu berusahamelebih-lebihkan produk / jasa yang dijualdipandangan pelanggan kita. Mereka berusahasekuat tenaga untuk mengganti posisi kita.Di samping pesaing, ada beberapa faktor lainyang dapat mempengaruhi bisnis kita, yaitu diantaranya adalah sebagai berikut.a. Teknologi baru: Dapat menjadi pesaing

yang mengganti produk / jasa bisnis kitayang sedang kita jual ke pembeli, misalnyateknologi telepon selular menggunakan SMSmenggantikan layanan pager. Teknologiinternet dengan fasilitas email mengancamlayanan pengiriman surat melalui KantorPos karena orang sudah menggunakanemail sebagai sarana korespondensi denganpihak lain.

b. Waktu: Akan mengubah kriteria pelangganterhadap produk atau jasa yang saat inisedang digunakan sehingga kita haruscepat menyesuaikan dengan kebutuhanpelanggan. Contoh: kecepatan pengirimanbarang saat ini diperlukan dalam bisnismoderen sehingga diperlukan waktu yangcepat ini memunculkan pelaku-pelakubisnis baru dalam pengiriman barang,seperti Titipan Kilat dan Federal Express yangsemula didominasi oleh Kantor Pos.

c. Jarak: Secara fisik memisahkan kita denganapa yang diinginkan oleh pelanggan. Jarakdapat mendorong pelanggan pindah kepesaing yang lebih dekat lokasinya. Contoh:pasar tradisional yang umumnya berlokasijauh dari pembeli menjadi tersaingi denganmemunculnya mini-market yang berlokasidiperumahan-perumahan penduduk.

d. Uang: Dapat membuat pesaing bisnis kitamelakukan investasi dan kinerja, harga dandistribusi lebih menjadi sesuai dengankeinginan pelanggan.

e. Distribusi: Distribusi yang lebih baik dapatmenawarkan nilai yang lebih baik dipandangan pelanggan.

f. Inovasi: Jika dilakukan oleh rival bisnis kita

maka inovasi tersebut akan menjadi pesaing.g. Sikap Resistensi: Jika perusahaan kita

resisten terhadap adanya perubahan yangada di pasar untuk melakukan perubahankebijakan-kebijakan dan metode-metodebisnis di perusahaan kita. Maka sikaptersebut akan membuat kita dikalahkan olehpesaing.Dari bahasan di atas terdapat beberapa

pemikiran berikut yang mendasar untukdipertimbangkan lebih lanjut.a. Pertimbangkan tugas-tugas penting dalam

bisnis berikut ini: (a) definisikan produk danjasa baru yang akan dibeli oleh pelanggan,(b) buatlah harga didasarkan padakesanggupan pelanggan akan membayar,(c) pilihlah distribusi yang terbaik untukmeraih pelanggan baru, (d) ketahui pasarpotensial, (e) identifikasi media untukmendapatkan keunggulan penjualan, (f)tentukan layanan purna jual dankebutuhan-kebutuhan pelanggan, (g)kumpulkan informasi inteljen pemasarankhusus secara terus menerus, (h) lakukanpemantauan teknologi atau layananpengganti, dan (i) temukan kesempatan-kesempatan ekspor dan impor.

b. Perluas usaha pemasaran anda ke pelang-gan baru melalui distribusi baru.

c. Bangun strategi bisnis dengan informasiperusahaan internal di masa lalu dan saatini, informasi pelanggan dan pesaing.

7. Faktor – Faktor yang MempengaruhiMunculnya Pesaing

Apa saja sebenarnya faktor-faktor yangmendorong munculnya kompetisi? Salah satuteori yang dapat digunakan untuk menjawabpertanyaan ini ialah Model Lima KekuatanMichael Porter (Porter, 2008). Berikut ini dibahasteori tersebut.Gambar di bawah ini memberikan deskripsimengenai lima kekuatan yang menentukan dayatarik industri dan profitabilitas industri jangkapanjang. Kekuatan tersebut adalah: (a) Ancamanmasuknya pesaing baru (pemain pasar baru), (b)Ancaman munculnya pengganti, (c) Posisi tawarpembeli, (d) Posisi tawar supplier, (e) Tingkatpersaingan antara pesaing-pesaing yang ada.

Page 108: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

100 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Faktor-Faktor Pendorong Persaingan Bisnis

Ancaman masuknya pesaing baruMasuknya pesaing baru dalam satu industridapat meningkatkan terjadinya kompetisi,dengan demikian akan mengurangi dayatariknya. Ancaman masuknya pesaing barusangat tergantung pada batasan-batasan masuk.Beberapa segmen industri mempunyai tingkatbatasan yang sulit untuk dimasuki, sepertiindustri pesawat terbang; sementara industrilain mempunyai kemudahan untuk memasuki-nya, misalnya usaha restoran dan sejenisnya.Batasan utama untuk memasuki dunia industritertentu, diantaranya ialah: skala ekonomi, per-syaratan permodalan / investasi, biaya penga-lihan pelanggan, akses ke saluran distribusi, danpembalasan dari pemain pasar yang sudah ada.

Ancaman penggantiKehadiran produk pengganti dapat menurun-kan daya tarik dan profitabilitas industri karenaproduk tersebut akan membatasi tingkat harga.Ancaman produk-produk pengganti tergantungpada kemauan pembeli terhadap produkpengganti, harga relatif dan kinerja serta biayauntuk beralih ke produk pengganti tersebut.

Posisi tawar supplierSupplier merupakan organisasi bisnis yangmenyediakan material dan produk-produk laindalam industri tertentu. Biaya barang-barangyang dibeli oleh supplier akan mempunyaidampak yang signifikan terhadap profitabilitas

perusahaan. Jika supplier mempunyai kekuatantawar yang tinggi melebihi perusahaan, makasecara teori industri perusahaan tersebut akanmenjadi kurang menarik. Posisi tawar ini akannaik kala: ada banyak pembeli dan sedikit sup-plier yang dominan; ada produk-produk yangtidak berbeda yang dinilai tinggi; suppliermengancam untuk mengintegrasikan kedepanindustri tersebut, misalnya pabrik ternamamengancam akan membuat saluran pengecersendiri; pembeli tidak mengancam menginte-grasikan kebelakang kedalam persediaan; danindustri bukan kelompok pelanggan utama sup-plier tersebut.

Posisi tawar pembeliPembeli merupakan orang atau organisasi yangmenciptakan kebutuhan adanya suatu industri.Kekuatan tawar pembeli akan menjadi lebihbesar jika: terdapat hanya sedikit pembeli yangdominan dan banyak penjual di industritersebut; produk distandariasi; pembelimengancam mengintegrasikan ke belakangkepada industri tersebut; supplier tidakmengancam untuk mengintegrasikan ke depanindustri tersebut; dan industri tersebut bukankelompok utama yang menyediakan produk /jasa ke pembeli.

Intensitas PersainganIntensitas persaingan antara pesaing dalamsuatu industri tertentu akan tergantung pada:

Gambar 2: Model Lima Kekuatan Michael Porter

Pengganti

Pesaing Industri

Intensitas Persaingan

Pemain Bisnis Baru

Pembeli Supplier

Posisi tawar supplier

Posisi tawar pembeli

Ancaman pemain baru

Ancaman pengganti

Page 109: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

101Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Faktor-Faktor Pendorong Persaingan Bisnis

a. Struktur kompetisi: sebagai contohpersaingan akan menjadi lebih keras saatdimana hanya terdapat beberapa pesaingkecil atau yang sejajar; persaingan akanberkurang saat suatu industri mempunyaipemimpin pasar yang jelas.

b. Struktur biaya industri: industri-industridengan biaya tetap tinggi mendorongpesaing-pesaing untuk mengisi kapasitaskosong dengan memotong harga

c. Tingkat diferensiasi: industri-industri yangproduk-produknya berupa komoditi akanmempunyai persaingan yang lebih besar;sebaliknya industri-industri yang parapesaingnya dapat membuat diferensiasiproduk-produk mereka akan mempunyaisedikit persaingan.

d. Biaya perpindahan: persaingan berkurangsaat pembeli mempunyai biaya perpindah-an yang tinggi, yaitu ada biaya yangsignifikan yang dihubungkan dengankeputusan untuk membeli suatu produktertentu dari supplier alternatif.

e. Tujuan-tujuan strategis: saat para pesaingmengejar strategi pertumbuhan agresif,maka persaingan akan semakin keras;sebaliknya saat para pesaing memperolehkeuntungan dalam suatu industri yangmatang, maka tingkat persaingan akanberkurang.

f. Batasan-batasan keluar: saat batasan untukmeninggalkan suatu industri tinggi, makapesaing akan cenderung memperlihatkanpersaingan yang lebih besar.Di samping teori di atas, munculnya

kompetisi dalam suatu industri tertentu dapatterjadi saat organisasi bisnis lain menawarkanproduk atau jasa yang sama saat ini; organisasibisnis lain menawarkan produk atau jasa yangmirip saat ini; ada organisasi bisnis yang dapatmenawarkan produk atau jasa yang sama ataumirip di masa yang akan datang; ada organisasibisnis yang dapat memindahkan kebutuhanadanya produk atau jasa tertentu.

8. Strategi Pertahanan yang diilhami GagasanSun Tze

Salah satu strategi bisnis dalam menghadapipersaingan mengdaptasi dari gagasan Sun Tze

yang mengatakan “Jangan berasumsi bahwamusuh tidak akan datang tetapi siapkan diriakan kedatangan mereka; jangan menganggapmereka tidak akan menyerang, sebaliknyapersiapkan dirimu pada posisi yang tidak dapatdiserang”. Gagasan ini memberikan inspirasidalam menghadapi persaingan bisnis. Strategiuntuk menghadapi persaingan ialah, strategiserangan terbuka dan strategi serangan tertutup.Strategi serangan terbuka dilakukan dengan caramemukul telak pesaing bisnis sehingga kitadapat mengambil alih perusaha-annya dan /atau memukul telak produk pesaing sehinggakita dapat mengambil alih pangsa pasarnya.Strategi serangan tertutup dilakukan denganmerendahkan diri serendah-rendahnya sambilmembuat gerakan menyerang

Strategi di atas dapat dipraktikkan untukperusahaan yang sudah memimpin pasar,dengan cara sebagai berikut.a. Perluas pasar total dengan cara (1) temukan

pengguna produk / jasa baru perusahaan,(2) ciptakan kegunaan-kegunaan baru, dan( 3) mendorong kegunaan baru.

b. Lindungi pangsa pasar saat ini dengan cara:mengadopsi strategi pertahanan yangsesuai dengan jawaban pertanyaan-pertanyaan berikut ini: (1) Apakah adaharganya jika melakukan penyerangan? (2)Apakah kita cukup kuat melakukanpenyerangan? (3) Seberapa kuat pertahanankita? (4) Apakah kita mempunyai pilihanlain selain menyerang?

c. Meningkatkan pangsa pasar dengan caramemperhatikan hubungan antara pangsapasar dan profitabilitasBagaimana caranya kita mempertahankan

diri menghadapi persaingan. Ada tujuh carauntuk membuat pertahankan terhadap pesaingperusahaan kita, yaitu: (a) pertahanan tanpamenciptakan konflik (deterrence), (b) Pertahanandi tempat (position defense), (c) pertahananbergerak (mobile defense), (d) pertahanan pasarsekunder (flanking defense), (e) pertahanankontraksi (contraction defense), (f) pertahananyang dapat mendeteksi serangan dengan caramenyerang terlebih dahulu (pre-emptive defense),dan (g) pertahanan untuk menyerang balik(counter offensive defense).

Page 110: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

102 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Faktor-Faktor Pendorong Persaingan Bisnis

Pertahanan dengan tanpa menciptakan konflikdiambil dari konsep militer, maksudnya strategiuntuk mencegah terjadinya konflik denganmembujuk pesaing; strategi ini dimaksudkanuntuk damai bukan untuk perang. Dalampraktiknya lebih cenderung melakukan perangurat syaraf bukan perang fisik. Jika dipraktikandalam bisnis perusahaan membujuk pesaingsambil memberikan pengertian bahwa segmenpasar ini tidak begitu menguntungkan bagimereka; mencoba menghentikan merekamemasuki batas segmen pasar perusahaan kita;dan berusaha mereka memperluas pangsa pasarmereka.

Pertahanan di tempat merupakan strategiperusahaan yang menunggu pesaing sampaimemunculkan produk atau jasa barunya,misalnya penyedia jasa layanan telekomunikasiselular x menunggu sampai perusahaanpenyedia jasa layanan telekomunikasi selular ymengeluarkan produk/jasa barunya.

Pertahanan bergerak dilakukan dengan caramemperluas pasar dan diversifikasi produk,misalnya raksasa bisnis Microsoft memperluaspasar keberbagai penjuru dunia dan saat inimulai diversifikasi memproduksi mobil.

Pertahanan pasar sekunder dilakukan dengancara memperhatikan pasar sekunder karenapasar sekunder rawan diserang oleh pesaing,sebagai contoh: Perusahaan penyedia jasalayanan telekomunikasi selular x mengeluarkanproduk layanan “kartu pra-bayar” yang murahuntuk membentengi pesaing-pesaingnya yangmemberikan layanan gratis sesamapenyelenggara layanan telekomunikasi selular.

Pertahanan kontraksi dilakukan dengan caramenarik diri dari segmen pasar yang mudahditembus pesaing dan mengalihkan ke segmenpasar yang tidak mudah disaingi. Sebagaicontoh SPSS Inc menjual produknya ke IBM danmelakukan bisnis lainnya.

Pertahanan yang dapat mendeteksi untukmenyerang terlebih dahulu dilakukan dengancara mendetekasi serangan secara dini dankemudian sebelum diserang perusahaan

melakukan serangan terlebih dahulu; sebagaicontoh: Perusahaan melakukan proliferasi ataupengembangbiakan produk tertentu, misalnyasatu produk Handphone X dibuat dengan seratusmodel yang berbeda.

Pertahanan untuk menyerang balik dilakukandengan cara merespon serangan pesaing utamadengan menganalisa kelemahan produk lawankemudian meluncurkan produk baru untukmelawan produk pesaing; sebagai contohPerusahaan mobil Toyota mengeluarkan Lexusuntuk merespon serangan perusahaan mobilMercy.

Beberapa strategi penyeranganAda beberapa strategi penyerangan dalam duniabisnis menurut Jenster (2009):a. Menyerang strategi pesaing: Untuk melaku-

kan ini perusahaan mempelajari strategipesaing; setelah mengetahui maka perusa-haan mendahului mengeluarkan produk /jasa yang akan diluncurkan oleh pesaingterlebih dahulu. Dengan demikian kitasudah mengeluarkan produk / jasa kitaterlebih dahulu ke pasar yang dapatberakibat bagi sulitnya pesaing untukmemasuki pasar yang sama.

b. Menyerang aliansi pesaing: Strategi inidilakukan dengan menyerang aliansikelompok pesaing. Harapannya jika aliansidirusak maka pesaing menjadi tidakkompak dan lemah. Salah satu contohnyaialah pengambil-alihan perusahaan MobilRover oleh BMV, padahal Rover semulaberaliansi dengan Honda untuk menjadipesaing BMW. Ketika Rover diambil aliholeh BMW maka Honda menarik diri darialianasi dengan Rover karena Honda tidakmau bergabung dengan BMW sebagaipesaing utama mereka.

c. Menyerang pasukan pesaing: Strategi inidilakukan dengan cara menyerang segmenpasar atau area geografis pesaing dimanaarea itu merupakan letak titik lemah pesaing.Contoh yang terjadi saat ini di Indonesiaialah masuknya handphone buatan Cinayang dijual dengan harga murah denganberbagai merek. Saat ini secara pelan-pelansegmen pasar kelas menengah ke bawah

Page 111: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

103Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Faktor-Faktor Pendorong Persaingan Bisnis

yang semula menggunakan handphonemerek Motorola, Sony Erricson, Samsungdan lain-lainnya mulai bergesermenggunakan handphone produk Cinakarena harganya murah. Berdasarkan risetbaru – baru ini Nexian menjadi 5 besarperusahaan yang menjual produknya diIndonesia dan sudah menguasai 7% pangsapasar di Indonesia (detiknet.com 16/07/210)

d. Menyerang kota-kota pesaing: Strategi iniialah dengan cara melakukan serangan fron-tal terhadap pesaing yang pada saatnyamendapatkan balasan dari pesaing yangbersangkutan. Contoh saat ini ialahmasuknya Blackberry ke segmen pasar kelasmenengah ke atas di Indonesia. Semulamereka menggunakan handphone Nokiayang merupakan “brand” dan gaya hidupkelompok tersebut. Blackberry berhasilmenembus segmen pasar ini. Ini diakui olehNokia sehingga mereka kemudian memba-las serangan tersebut dengan mengeluarkanhandphone yang mirip produk Blackberry, diantaranya menggunakan qwerty dan pushemail.Sedikit berbeda dengan apa yang sudah

didiskusikan di atas, di bawah ini disampaikanstrategi serangan didasarkan pada gagasanKotler, yaitu:a. Serangan frontal: Serangan ini dilakukan

dengan secara langsung memasuki segmenpasar pesaing. Strategi ini mirip denganstrategi “Menyerang Kota Kota Pesaing”yang dilakukan perusahaan-perusahaanCina di Indonesia dengan menjual produk-produk mereka seperti handphone dan sepedamotor dengan harga yang lebih murah.

b. Serangan flanking: Serangan ini ditujukanke arah titik lemah pesaing atau yangdikenal dengan istilah area “blank spot”biasanya merupakan area geografis dimanapesaing lemah dalam memasarkanproduknya atau segmen pasar sekunderyang belum terdeteksi oleh pihak lawan.Contohnya, penyedia jasa layanantelekomunikasi selular baru di Indonesiamemasuki daerah-daerah dimana operatorutama seperti Telkomsel dan Excell-komindo belum dapat menjangkaunya.

c. Pengepungan (Encirclement): Strategi inimelakukan penyerang secara bersamaandari berbagai sisi terhadap lawan bisnisnya.Hal ini dilakukan biasanya untukmendapatkan pasar khusus (niche) di areaoperasi bisnis lawan. Research in Motion dariKanada melakukan ini dengan cara menjualBlackberry yang dipenuhi dengan berbagaifitur yang belum dimiliki oleh handphoneproduk-produk lain,seperti Nokia. Hasilnyakalangan artis di Indonesia banyak yangmenggunakan Blackberry.

d. Serangan bypass: Serangan ini dilakukandengan cara membuat diversifikasi produkyang tidak berhubungan sama sekali danyang dilupakan oleh pemain utama pasar.Contoh PT. Deltomed yang biasa mempro-duksi obat-obatan seperti Antanginmenciptakan produk permen herbal merekAntangin yang dijual di supermarket atautoko-toko di mall kota-kota besar sepertiJakarta dan Bandung.

e. Perang gerilya: Strategi ini dilakukandengan menyerang secara terus menerus didaerah yang lemah milik pesaing untukmenggoyahkan pemimpin pasar yang adadengan tujuan untuk menggerogoti pangsapasar dari perusahaan pemain utama dipasar. Contoh Excellkomindo membuatproduk “Jempol” dengan harga murahdengan tujuan menggoyahkan pangsapasar Telkomsel dari sisi harga dan masaberlaku kartu.

9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi SegmenPasar yang Ditargetkan

Tanpa dengan mempertimbangkan bagaimanasegmentasi disatukan dengan kegiatan-kegiatanpemasaran, seorang pemasar yang sudahberpengalaman biasanya membuat segmentasiuntuk memungkinkan yang bersangkutan dapatmemberikan nilai yang lebih tinggi kepada parapelanggan potensialnya. Dia akan mampumengetahui pelanggan-pelanggan khusus manayang dia layani dan akan mampu memuaskankebutuhan-kebutuhan mereka. Setelah membuatsegmentasi apa yang harus dilakukanberikutnya ialah mentargetkan usaha dan fokusnya pada segmen-segmen pasar yang sudahdiidentifikasi. Selanjutnya dia akan membuat

Page 112: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

104 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Faktor-Faktor Pendorong Persaingan Bisnis

promosi pemasaran yang akan dapat memenuhikebutuhan dan kondisi pasar terhadapkelompok yang sudah ditargetkan.

Ada dua faktor yang menonjol yangmempengaruhi segmen pasar yang ditargetkan,yaitu:1. Seberapa besar kecocokan segmen tersebut

dengan tujuan-tujuan perusahaan yangmemproduksi produk, sumber daya dankemampuan.Dalam menentukan kecocokan segmenpasar dengan pihak perusahaan, maka ahlipemasaran perlu meyakinkan bahwaprodusen akan mampu menyediakan nilaiyang lebih unggul dibandingkan denganpara pesaing kepada para pelanggan,mengevaluasi dampak dalam melayananisegmen tersebut berkenaan dengan reputasiperusahaan, mengakses saluran distribusiyang akan melayani kelompok-kelompokpasar yang ditargetkan, dan menentukandaya tahan modal untuk melayani kelom-pok diantaranya pasar target tersebut.

2. Seberapa besar daya tarik segmen pasaryang ditargetkan.Dalam menentukan daya tarik pasar yangditargetkan, yang bersangkutan harusmelakukan evaluasi, diantaranya: jumlahpersentasi pelanggan dalam kaitannyadengan ukuran segmen pasar yang akandilayani, potensi penjualan untukperusahaan dalam segmen, marginkeuntungan yang diharapkan, tingkatpertumbuhan dan kompetisi, pangsa pasaryang diperlukan untuk mencapai minimalkembali modal, pangsa pasar yang dapatdicapai ketika budget promosi dan pengelu-aran para pesaing tersedia, dan loyalitaspelanggan-pelanggan saat ini

Pembahasan

Tidak dapat dipungkiri lagi saat ini duniapendidikan tidak dapat melepaskan diri daridunia persaingan bisnis. Salah satu bukti darigejala ini ialah dengan semakin banyaknyasekolah-sekolah swasta dengan diberi label “in-ternational” yang tentunya menjadi pesaing-pesaing baru bagi sekolah-sekolah konvensional.

Tidak hanya itu, bahkan saat ini mulai munculmodel-model “home shcoolling”, suatu konsepyang diilhami oleh pemikiran dari negara-negaraAmerika Latin berupa “deschoolling society” yangpopular pada tahun 1990-an, yang menawar-kan sekolah dapat dilakukan sesuai dengankebutuhan dan keinginan calon siswa, sepertilokasi dan tempat belajar. Jika diamati secaracermat gejala ini tidak hanya sekedarmenawarkan jasa pendidikan semata, tetapiorganisasi-organisasi bisnis yang berada dibelakang pendanaan model-model sekolahtersebut secara jeli melihat bahwa duniapendidikan masih tetap menjajikan dapatmemberikan “kue” penghasilan yang menggiur-kan dan dunia pendidikan merupakan pasaryang bersifat “timeless”. Dari sisi bisnis, jikadigarap dengan baik dan benar akanmemberikan laba besar dalam jangka panjangbagi organisasi yang menyelenggarakan.Beberapa tahun yang lalu penulis terlibat dalampengelolaan pendidikan tinggi yang dikelolasecara baik dan tepat; sehingga dalam kurunwaktu 3 tahun jumlah mahasiswa sudahmencapai 6000 dan saat ini sudah menccapailebih dari 10.000 mahasiswa.

Kenyataan berbicara bahwa biaya pendidi-kan semakin tinggi dan mahal karena untukdapat memberikan layanan yang berkualitasdiperlukan biaya operasional yang sangat besar.Dengan demikian, beban berat institusi tersebutharus dipikul oleh pengguna jasa pendidikan(baca: siswa). Tidak hanya itu, semakinbanyaknya institusi-institusi pendidikan baruyang muncul maka tingkat persaingan semakinketat. Hal ini berakibat, hanya institusipendidikan yang kuat dalam pendanaan akandapat bertahan dalam kompetisi ini. Sebaliknyainstitusi-institusi pendidikan kecil banyak yangsudah gulung tikar atau dalam kondisi mati suri.

Di satu sisi banyak sekolah tertentu mulaikekurangan murid karena tidak ada siswa yangmendaftar dikarenakan kemampuan ekonomiyang kurang; di sisi lain sekolah-sekolah elitdipenuhi dengan siswa dari kalangan ekonomimapan. Kondisi seperti ini menciptakan kesanpendidikan menjadi suatu yang elit yang hanyadapat dijalani oleh orang-orang yang berduit.Tentunya hal seperti ini akan menciptakan citrayang kurang baik bagi dunia pendidikan.

Page 113: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

105Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Faktor-Faktor Pendorong Persaingan Bisnis

Kondisi seperti ini nampaknya tidakmematahkan semangat belajar bagi masyarakatIndonesia, khususnya jika dilihat terusmenaiknya angka partisipasi murni untuktingkat sekolah dasar dari waktu ke waktumemunculkan masalah lain yang dilematis.Hal ini berakibat banyaknya siswa sekolah dasaryang hanya mampu belajar di sekolah-sekolahyang berkualitas rendah karena mereka harusmenyesuaikan kemampuan keuangan merekadengan biaya yang dibebankan kepada merekaoleh pihak sekolah tempat mereka ingin belajar.

Jika kita pelajari dengan seksama, persaing-an di masa lalu hanya didominasi oleh dua kubu,yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta. Saatini persaingan juga diikuti oleh lembaga dariluar negeri yang juga menyelenggarakanpendidikan di Indonesia. Tentunya hal ini akansemakin memperketat persaingan penawaranjasa pendidikan saat ini. Apa yang terjadi dalamdunia pendidikan tinggi merupakan potretpersaingan yang pada akhirnya banyakmenghancurkan lembaga pendidikan tinggiswasta yang berkelas menengah ke bawah.Dengan dilonggarkannya peraturan yangmengatur penyelenggaraan pendidikan tinggi,maka banyak perguruan tinggi negeri yangmengadakan program-program ekstensi di luarprogram-program regular yang selama inidijalankan. Hal ini berakibat daya serap merekamenjadi lebih tinggi karena menyedot pasaryang semula dimiliki oleh perguruan tinggiswasta (PTS). Akibtanya banyak PTS yanggulung tikar dan mati suri. Penulis pernahmengunjungi beberapa akademi dan sekolahtinggi yang jumlah mahasiswanya tidak lebihdari 100 orang yang tentunya sekolah-sekolahsemacam ini sudah tidak layak dijalankan darisisi finansial. Beberapa PTS di Jawa Baratbangkrut dan dijual ke PTS lain yang lebih kuatkarena mereka sudah tidak mampu menjalankanoperasi mereka dikarenakan jumlah mahasiswayang semakin menurun dari waktu ke waktu.Kondisi seperti ini semakin dipersulit ketikabanyak lembaga asing yang memperoleh ijinmenyelenggarakan pendidikan di Indonesia.

Tidak jarang pula banyak perguruan tinggiswasta favorit yang melakukan ekspansi kedaerah lain dengan membuka semecam “frontoffice” di beberapa kota besar di Indonesia untuk

melakukan penerimaan mahasiswa baru merekadengan cara jemput bola. Ditambah pula adanyainstansi-instansi khusus diluar pendidikan jugamembuka penyelenggaraan pendidikan untukcalon pegawai mereka yang semual bertujuanuntuk rekruitmen pegawai mereka sendirinamun pada perkembangannya akhirnyadibuka secara umum. Tentunya hal semacam iniakan semakin mempersulit perguruan tinggi,khususnya swasta kecil untuk dapat bertahanhidup. Maka banyak diantara mereka yangmenghentikan pelayanan mereka dengan caramenutup sekolah mereka; menjual lembagapendidikan mereka ke lembaga pendidikan lainyang lebih kuat; dan menjual ijin operasionalmereka ke lembaga pendidikan baru lainnya.

Potret di atas tidak akan jauh berbedadengan kondisi pendidikan menengah.Sebagaimana sudah disinggung di atas,persaingan pada pendidikan menengah jugamelibatkan sekolah negeri, sekolah swasta dansekolah yang dijalankan oleh lembaga asing.Mengapa kompetisi semacam ini dapat terjadi?Semua ini terjadi karena saat ini pendidikandianggap sebagai jasa bukan sebagai hak.Dengan jasa pendidikan tidak ubahnya sepertijasa telekomunikasi, jasa layanan Internet danjasa-jasa pelayanan lainya yang harus ditawar-kan dan dijual didasarkan pada pertimbanganuntung dan rugi. Tentunya sebuah organisasibisnis tujuan utamanya ialah memperoleh labasetinggi-tingginya dengan demikian merekaakan melakukan berbagai cara untuk mewujud-kan tujuan tersebut. Salah satu cara ialah denganmemberikan pelayanan yang berkualitas tinggi,sesuai dengan kebutuhan konsumen danberusaha dengan sekuat tenaga mengalahkankompetitornya. Dengan demikian untuk dapatbertahan dan memenangkan kompetisi, lembagapendidikan memerlukan strategi-strategisebagaimana berlaku dalam dunia bisnis yangsudah di bahas di atas.

Lantas bagaimana institusi pendidikanmengaplikasikan strategi-strategi tersebut?Untuk dapat menjadi pemenang dalamkompetisi yang semakin ketat, berikut inidisampaikan gagasan-gagasan penulisberkaitan dengan aplikasi teori di atas.a. Identifikasi profil institusi kita dan temukan

dimana letak kekuatannya itulah yang akan

Page 114: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

106 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Faktor-Faktor Pendorong Persaingan Bisnis

menjadi nilai jual kepada calon penggunajasa kita, misalnya faktor lokasi yangstrategis. Kita sebaiknya mengetahui secarapersis seperti apa profil institusi kita karenadengan mengetahui hal ini; kita akan dapatmelihat nilai jual elemen-elemen strategisdari profil tersebut. Di Bandung, ada duabuah perguruan tinggi negeri yangberkembang secara fenomenal dari sisijumlah mahasiswa, satu universitas dansatu politeknik dimana penulis turutmengajar disana. Universitas tersebutmempunyai nama yang mempunyai nilaijual tinggi dan berlokasi dipinggir jalanutama. Nama universitas tersebut saat inidalam kurun waktu 10 tahun sudah menjadi“brand” salah satu perguruan tinggi swastafavorit di Jawa Barat. Sementara itu,politeknik tersebut memilih mendirikanlokasi di pinggir jalan utama dengan caramenyewa beberapa gedung atau rukodipinggir jalan. Tidak lebih dari 5 tahunpoliteknik tersebut sudah memperolehmahasiswa sekitar 4000. Disisi lainbeberapa universitas yang berlokasi dipinggiran kota mengalami kebangkrutan.Satu universitas swasta di daerahJatinangor akhirnya harus menghentikanoperasi mereka karena kekuranganmahasiswa. Salah satu letak kekuatankedua perguruan tinggi tersebut ialahlokasi dan nama.

b. Identifikasi siapa pesaing utama dalampenawaran jasa pendidikan kita. Jika sudahditemukan, pelajari dan teliti pesaing utamatersebut sampai kita menemukankelemahan-kelemahan mereka yang akandijadikan masukan bagi instusi kita untukmembuat langkah-langkah kebijakan yangdapat mengalahkan mereka, misalnyasekolah X. Untuk mengetahui sekolah Xtersebut secara lebih mendalam, lakukanhal-hal diantaranya:1) Pelajari apa yang ditawarkan oleh

pesaing utama kita. Suatu organisasibisnis menganggap organisasi bisnislainnya pesaing jika yang bersangku-tan menawarkan produk / jasa yangsejenis. Pengamatan penulis saat iniyang ditawarkan oleh sekolah-sekolah

swasta dan internasional ialah programbilingual dan trilingual. Beberapasekolah swasta di Bandung dan Jakartamenawarkan tiga bahasa pengantar,yaitu Bahasa Inggris, Mandarin dan In-donesia sebagai pengantar sehari-haridalam proses belajar mengajar mereka.Kesimpulannya mereka masih tetapmenawarkan hal yang sama bagi calonkonsumen mereka. Lantas dimanaletak diferensiasinya? Jika kita tidakdapat menciptakan diferensiasi tersebutdan membuat calon pengguna jasatidak dapat melihat sesuatu yang lain,maka program-program yang dita-warkan tersebut akan tetap sulit untukmenjangkau pasar yang ditargetkan.

2) Pelajari strategi promosi merekamelalui iklan yang ditayangkan di tvatau dimuat di koran atau majalahtertentu, brosur yang dibagikan, danspanduk yang dipasang di lokasi-lokasi tertentu. Promosi adalah salahsatu sarana bagi kita untuk mempel-ajari pesaing kita dalam usahanyamenjangkau konsumen mereka. Dalamdunia bisnis jika kita sandingkan makaakan kelihatan bahwa persaingandicerminkan dalam pesan-pesan diiklan tersebut, sebagai contoh operatortelekomunikasi selular A menayangkaniklan yang menjelek-jelekkan operatorB dengan mengatakan “tarif jebakan”,“dibohongi anak kecil”, dan lain-lainnya. Oleh karena itu, kita perlumengamati apa pesan promosi pesaingutama kita karena dengan melihat haltersebut kita akan tahu apa“kelemahan” lembaga kita yangdianggap oleh pesaing dapat dijadikansebagai bahan serangan ke lembagakita dan digunakan untuk membujukkonsumen memilih mereka karenakonsumen diberikan gambaran melaluiiklan mereka bahwa lembaga kita jelek.Ada satu lembaga pendidikan tinggi diBandung yang mempunyai moto“kuliah singkat cari kerja cepat” “bebasbiaya ujian, bebas biaya praktikum,bebas biaya registrasi. Tawaran-

Page 115: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

107Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Faktor-Faktor Pendorong Persaingan Bisnis

tawaran ini sangat menggiurkankonsumen untuk memilih mereka;meski pada praktiknya dapat berbeda.

3) Pelajari web site mereka mulai daritampilan sampai ke isi web tersebut.Saat ini hampir semua orang mencariinformasi apa saja melalui Internet,tidak terkecuali pula informasimengenai lembaga pendidikantertentu. Oleh karena itu, peran web sitesangat besar dalam turut sertamenentukan keberhasilan promosilembaga kita. Web site adalah mewakilikehadiran suatu lembaga pendidikandi Internet. Web site tersebut adalahwakil lembaga dalam mengkomuni-kasikan penawaran-penawaran yangdiberikan kepada calon konsumen.Apa yang tertera dalam web sitetersebut dapat kita simpulkan ituadalah pesaing kita. Dalam duniaInternet, persaingan hanya sejauh satuklik saja. Jika kita dapat membuat website yang lebih menarik bagi konsumenkita, maka konsumen tidak akan pernahmengunjungi web site pesaing kita lagi.Sebaliknya jika web kita kalah denganweb pesaing, maka konsumen akanterus mencari web site lain yang sesuaidengan kebutuhan mereka.

4) Temukan siapa pasar sasaran mereka.Siapa sebenarnya sasaran lembagapesaing utama kita? Kita harus dapatmengidentifikasi siapa sebenarnyapasar sasaran lembaga pesaing kita;sebab kalau tidak itu dapat berakibatfatal jika ternyata lembaga tersebutmempunyai pasar sasaran yang samadengan lembaga kita. Itu kita berebut“kue” yang sama dengan mereka. Jikaitu terjadi maka kita perlu strategi de-fensive untuk mempertahankan pasarkita dan strategi menyerang untukmerebut pasar tersebut.

c. Buatlah sesuatu yang dapat dijadikansebagai faktor keunggulan bersaing dalaminstitusi kita, misalnya dimana letakdiferensiasi kita jika dibandingkan denganpesaing. Sebagai contoh letak keunggulan

bersaing kita karena kualitas materipelajaran; penggunaan bahasa asing lebihdari satu; memberikan layanan yang cepat,mudah dan ramah; atau biaya pendidikanyang terjangkau oleh konsumen. Carilahatribut-atribut yang dapat dijadikan sebagaikeunggulan bersaing dalam menghadapipesaing utama. Faktor keunggulan bersaingmampu menyedot konsumen ke lembagakita. Sebagaimana contoh di atas, satu uni-versitas di Jawa Barat yang fenomenalmenemukan keunggulan bersaingnya dinama, lokasi dan biaya yang terjangkauoleh mahasiswa mereka. Jangan berharapbanyak kalau lembaga kita sudahmenawarkan program unggulan yang kitaanggap baik, misalnya bilingual karenalembaga lain juga menawarkan hal yangsama. Sebaiknya diperlukan riset mendalamagar keunggulan bersaing tersebut dapatditemukan dan dimunculkan sehinggadalam penawaran kepada konsumen hal itumemang benar-benar terlihat memberikannilai tambah pada mereka dan hanyaditemukan di lembaga kita saja.

d. Tentukan segmen pasar yang ditargetkanoleh institusi kita yang akan kita jadikansasaran penawaran jasa pendidikan kita.Sangat penting mengetahui segmen pasarinstitusi kita karena dengan mengetahuisecara tepat segmen pasar tersebut kitadapat menentukan apakah pasar sasarantersebut bersifat “mass market” atau “pre-mium”; berasal dari kota dimana sekolahkita ada atau dari luar kota; atau darisekolah-sekolah yang berasal dari yayasanyang sama dengan sekolah kita. Penentuansegmen pasar sasaran ini akan menentukanbagaimana kita membuat strategi promosi.Jika lembaga kita mempunyai bercirikankekhasan tertentu, misalnya yayasanagama, maka hal ini dapat dipandang daridua sisi. Pertama, pasar kita sempit karenayang beragama lain kemungkinan tidakakan mau sekolah di lembaga kita. Kedua,ini merupakan peluang emas karena kitadapat melakukan promosi langsung kelembaga-lembaga sejenis dengan caramelakukan perekrutan awal sebelum calonlulus dari jenjang tertentu dengan

Page 116: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

108 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Faktor-Faktor Pendorong Persaingan Bisnis

memanfaatkan sentiment ikatan primordial.Penentuan segmen pasar yang jelasdiperlukan karena kita dapat mengetahuisiapa sebenarnya pelanggan lembagapendidikan kita. Disamping sebagai dasarpromosi, penentuan segmen pasar sasaranberguna bagi kita untuk mengetahui secarapersis siapa pelanggan kita dan bagaimanakita memberikan pelayanan yangberkualitas sesuai dengan kebutuhanmereka sehingga mereka merasa puas danyang pada akhirnya kita dapat menjagapelanggan tersebut tidak akan berpindah kelembaga lain meski dibujuk dengan iklan-iklan yang menggirukan sekalipun.

e. Tentukan jenis kampanye penawaran yangpaling tepat untuk segmen pasar institusikita, misalnya dengan menggunakanpameran, iklan, atau direct seling. Salah satukunci kesuksesan universitas di Jawa Baratyang sudah disinggung di atas ialah dengancara mengirimkan penawaran secaralangsung ke pribadi-pribadi yang akanmelanjutkan studi mereka melalui suratyang dikirim ke alamat mereka. Karenamelalui surat tersebut calon sudahmemperoleh informasi yang lengkapmengenai lembaga tersebut.

f. Pergunakan strategi “menjemput bola”dalam memperoleh calon pengguna jasasekolah kita. Kita tidak dapat mengandalkanhanya dengan menunggu calon siswadatang setelah kita memasang iklan, ataumenunggu mereka membuka web site kita.Apa yang seharusnya kita lakukan ialah“menjemput” mereka dengan penawaran-penawaran melalui, misalnya “direct sell-ing” ke pasar sasaran yang dituju. Apa yangdilakukan oleh RMIT dari Australia dapatdijadikan contoh yang baik. Mereka menca-ri mahasiswa ke Indonesia dengan strategimenjemput bola dengan cara mendatangicalon mahasiswa melalui lembaga perwa-kilan mereka disini dengan menawarkantidak hanya program-program mereka,tetapi juga mereka menawarkan asrama,jemputan di bandara dan menguruskanvisa calon mahasiwa.

g. Hati hati dengan “word of mouth” darikonsumen kita. Pernahkan kita mendengar

tentang sesuatu yang menyangkut lembagakita dan itu dijadikan sebagai bahanpembicaraan oleh pelanggan kita, misalnya“sekolah disini mahal”, “guru-guru disinitidak disiplin” “pelayanan disini tidakramah” dan sejenisnya. Jika pembicaraantersebut dibiarkan terus menerus, maka darimulut ke mulut akhirnya akan menyebarluas dan berakibat fatal bagi lembaga kita.Karena hal tersebut akan dijadikan oleh parakonsumen untuk menjelek-jelekkan lembagakita dan dijadikan sebagai sasaran empukbagi pesaing kita. Sebaliknya jika yangdisebarkan hal-hal yang positif mengenailembaga kita maka itu sudah merupakansarana promosi yang efektif kepada calonpelanggan kita.

h. Jangan “malu” melakukan promosi lemba-ga kita. Ada satu sekolah tinggi bahasa diBandung yang pada tahun 1990-an suksesluar biasa dengan mempunyai ribuanmahasiswa; tetapi saat ini sekolah tersebutmengalami kekurangan mahasiswa karenatidak pernah mempromosikan lembagamereka. Karena mereka berpikir mempromo-sikan lembaga mereka melalui iklanmengandung makna lembaga merekakurang laku atau kurang diminati konsu-men. Tentunya pandangan ini salah. Jikalembaga mempromosikan program-programitu tidak berarti yang bersangkutan tidaklaku. Lain halnya dengan politeknik diBandung yang sudah disinggung di atas,mereka mengiklankan lembaga merekasetiap minggu di koran lokal dan hasilnyatidak diragukan lagi mahasiswa mereka dariwaktu ke waktu terus meningkat.

i. Jika ada peluang, lakukan akuisisi lembagapesaing utama kita.

Kesimpulan

Dalam tulisan ini penulis menyimpulkanbeberapa hal di antaranya:a. Kompetisi dalam dunia pendidikan

memang benar-benar ada dan semakin ketatdari waktu ke waktu oleh karena itu lembagapendidikan harus dikelola secara profe-sional jika ingin tetap bertahan hidup danberkembang di masa yang akan datang

Page 117: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

109Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Faktor-Faktor Pendorong Persaingan Bisnis

b. Pendidikan dipandang sebagai jasakonsekuensinya pelayanan jasa pendidikanharus diberikan sesuai dengan teori danketentuan kualitas pelayanan yang adasehingga dapat memenuhi kebutuhan pe-langgan dalam hal ini siswa dan orang tua.

c. Untuk menjadi pemenang (market leader)dalam kompetisi lembaga pendidikan harusmempunyai keunggulan bersaing (competi-tive adavantage) yang dapat ditawarkankepada calon pelanggan (calon siswa) yangdapat dicapai setelah lembaga tersebutmemahami profil lembaganya sendiri secaratepat.

d. Pada jaman yang kompetitif ini lembagapendidikan, khususnya swasta sudah tidakdapat dikelola secara konvensional sepertimasa lalu; tetapi harus dikelola sebagaisuatu organisasi yang berorientasi padakebutuhan calon pelanggan, memberikanpelayanan yang berkualitas, memberikankepuasan tinggi pada pelanggan danmengalahkan para pesaing utamanya.

e. Dalam usahanya memenangkan persainganlembaga pendidikan harus bersikap proaktifdan menjemput bola untuk mempromosikanjasa yang ditawarkan kepada calonpelanggan.

Daftar Pustaka

Churchill, Gilbert. A & Dawn Iacobucci.(2002).Marketing research: methodological founda-tions. USA: South Western

Cosenza, Davis. (1985). Business research for deci-sion making. California: Wadsworth, Inc

Eckersley, Peter, dkk. Six tips protect your searchprivacy. Diunduh dari World Wide Web:http://www.eff.org/ pada tanggal 10Januari 2010

Handfiled, Robert, B. (2006). Supply market intel-ligence a managerial handbook for building

sources strategies.Broken Sound Parkway:Auerbach Publication

Harris, Robert. (2003). Evaluating internet researchsources. Diunduh dari World Wide Web:http://www.virtualsalt.com padatanggal 10 Januari 2010

Hill, Nigell. (1996). Handbook of customer satisfac-tion measurement. Cambridge: UniversityPress

Jenster, Per V dan Klaus Solberg Soilen. (2009)Market intelligence building strategic in-sight. Kopenhagen: Copenhagen Busi-ness School Press

Malhotra, Naresh. K. et.al. (1996). Marketing re-search an applied orientation. Sydney:Prentice Hall Australia

Murphy, Christopher. (2005). Competitive intelli-gence gathering, analysing, and putting it towork. Burlington: Gower Publishing Lim-ited

Porter, Michael. E. (2008). On competition. Bos-ton: Harvard Business School Publish-ing

Sarwono, Jonathan. (2006).Metodologi penelitianpendekatan kuantitatif dan kualitatif .Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu

Sarwono, Jonathan. (2006).Riset pemasaran denganSPSS: Teori dan praktik Yogyakarta :Penerbit Andi Offset

Sarwono, Jonathan. (2008).Metode riset bisnisuntuk pengambilan keputusanYogyakarta: Penerbit Andi Offset

Savidge, Jack. (1992). Marketing intelligence.Homewood: Business One Irwin

Sciffman, Leon G. dan Leslie Lazar Kanuk (2004).Consumer behavior. New Jersey:PearsonEducational International

Xu, Mark. (2007). Managing Strategic intelligencetechniques and technologies. Hershey: In-formation Science Reference

Zikmund, G. William. (1997). Exploring market-ing research. Orlando: Dryden Press

Page 118: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

110 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Isu Mutakhir: Bahasa Indonesia: Sebuah Refleksi dalam Pendidikan

*) Staf Krikulum dan Evaluasi BPK PENABUR Jakarta

engantar.Bahasa menunjukkanbangsa demikian

bunyi peribahasa. Kitatinggal, hidup, bernapas,belajar, mencari nafkah danmelakukan segala kegiatan ditanah air Indonesia. Sudahsepantasnya kita menjunjungtinggi bahasa persatuanbahasa Indonesia. Namun,kenyataan berbicara lain.Dalam salah satu kolomedukasinya, Kompas memberijudul “Bahasa IndonesiaMenjadi Momok UN?”

“Bahasa Indonesia seolahmenjadi mata pelajaranmomok bagi peserta ujiannasional SMA. Banyak siswayang nilainya jeblok, bahkanada 110 siswa tidak luluskarena nilai Bahasa Indonesiamereka rendah. Angka inihampir separuh dari total 230siswa SMA/MA Surabayayang gagal UN.” (Kompas 28,April 2010)

Dalam bahasa HarianSinar Harapan dinyatakanPamor bahasa Indonesia dimasyarakat kini merosotdibandingkan dengan bahasa

Mudarwan*)

Bahasa Indonesia:Sebuah Refleksi dalam Pendidikan

P

Isu Mutakhir

asing. Bahasa Indonesia justrutidak bergengsi di negeri sendiri.“Masyarakat kurang banggadengan bahasa Indonesia.Nilai ekonominya merosot,”kata Pelaksana TugasSementara Kepala PusatBahasa, Agus Dharma (SinarHarapan 21 Juli 2010). Parapenutur bahasa Indonesiamasih dihinggapi sikaprendah diri, sehingga merasalebih modern, terhormat, danterpelajar jika dalam tuturkata sehari-hari, baik lisanmaupun tulisan, menyelipkansetumpuk istilah asing,padahal sudah adapadanannya dalam bahasaIndonesia.

Miris, tragis, dan ironisnasib bahasa Indonesia,meskipun bahasa Indonesiasudah secara resmidigunakan lebih dari 80tahun, sejak Sumpah Pemudadan memiliki penutur yangcukup banyak jumlahnya,sesuai dengan jumlahpenduduk lebih kurang 250juta orang, namun bahasaIndonesia sepertinya tidaklagi menjadi tuan di negerinyasendiri.

SBI dan RSBI

Sejumlah besar SekolahBertaraf Internasional (SBI)dan Rintisan Sekolah BertarafInternasional (RSBI)menempatkan bahasa asing,dalam hal ini bahasa Inggrissebagai bahasa pengantarpendidikan. Hal tersebutmenurut peneliti bahasa,Dendy Sugono, melanggarUndang-Undang Dasar 1945.“Bukankah hal itu bertentang-an dengan pasal 33 UUNomor 20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasionaldan pasal 29 UU Nomor 24Tahun 2009 tentang Bendera,Bahasa, dan Lambang Negaraserta Lagu Kebangsaan,” ucapmantan Kepala Pusat bahasaKementerian PendidikanNasional itu. Dalam keduaUU itu bahasa pengantarpendidikan nasional adalahbahasa Indonesia, sehinggasejumlah SBI dan RSBIseharusnya mengutamakanpenggunaan bahasa Indone-sia, bukan bahasa asingseperti bahasa Inggris.“Penggunaan bahasa asingsebagai bahasa pengantar

Page 119: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

111Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Isu Mutakhir: Bahasa Indonesia: Sebuah Refleksi dalam Pendidikan

pendidikan akan mereduksiperan bahasa Indonesia daridunia keilmuan dan kehidup-an masa depan bangsa,” tegasanggota Masyarakat LinguistikIndonesia itu.

Lebih lanjut DendySugono, menambahkanmenguasai banyak bahasamemang sangat dianjurkanuntuk menghadapi era globa-lisasi, namun penggunaanbahasa Indonesia harusmenjadi prioritas utama seba-gai identitas bangsa. Senadadengan Dendy, budayawanAyu Sutarto mengatakan,banyak orang tua yangberlomba-lomba mendidikanaknya dengan bahasaasing, namun mereka lupabahwa bahasa Indonesiaadalah bahasa yang dapatmembentuk karakter dankepribadian bangsa (AntaraJawa Timur 6 November 2010).

Kenyataan bahwa bahasaasing dalam hal ini bahasaInggris digunakan sebagaibahasa pengantar di sekolahtidak terlepas dari peranPeraturan Menteri PendidikanNasional - Permendiknas No.78 Tahun 2009 tentangPenyelenggaraan SekolahBertaraf Internasional padaJenjang Pendidikan Dasardan Menengah. MenurutPermen tersebut, salah satutujuan penyelenggaraan SBIadalah untuk menghasilkanlulusan yang memilikikemampuan berkomunikasidalam bahasa Inggris (skorTOEFL Test > 7,5) dalam skalainternet based test bagi SMA,skor TOEIC 450 bagi SMK),dan/atau bahasa asinglainnya. Ditambah lagi, padapasal 5 ayat 3 tentang proses

pembelajaran, dinyatakanbahwa “SBI dapat mengguna-kan bahasa pengantar bahasaInggris dan/atau bahasaasing lainnya yangdigunakan dalam foruminternasional bagi matapelajaran tertentu.

Mengacu pada Permentersebut sejumlah sekolahseakan tidak mau ketinggalankereta. Sekolah berlomba-lomba menggunakan bahasaInggris sebagai bahasa peng-antar dalam proses pembelaja-ran khususnya mata pelajaransains dan matematika sertatentunya mata pelajaranbahasa Inggris. Halselanjutnya dapat memicupengelola sekolah untukberlomba-lomba mencaritenaga pengajar yang mampumengajarkan materipembelajaran dalam bahasaInggris atau pilihan lainnyameng-upgrade kemampuanbahasa Inggris guru-gurunya.Karena sulit mendapatkanguru yang berkualitasmengajar dalam bahasaInggris dan mahal jikamenggaji guru asing ataunative speaker, maka pilihanterakhirlah yangdilaksanakan sekolah, yaitumenggunakan guru “dalam”,yang tentu saja kemampuanbahasa Inggrisnya pas-pasanatau bahkan di bawahstandar.

Pengelola sekolah seakanmelupakan ketentuan lainnyadalam Permen tersebut. Dalampasal 6 ayat 3 tentangPendidik dan TenagaKependidikan, dituliskanbahwa pendidik mampumengajar dalam bahasaInggris dan/atau bahasa

asing lainnya yangdigunakan dalam foruminternasional bagi matapelajaran/bidang studitertentu, kecuali bahasaIndonesia, PendidikanAgama, dan PendidikanKewarganegaraan,Pendidikan Sejarah, danmuatan lokal dan ayat 8dituliskan bahwa pendidiksebagaimana dimaksud padaayat (3) memiliki skor TOEFLe” 7,5 atau yang setara ataubahasa asing lainnya yangditetapkan sebagai bahasapengantar pembelajaran padaSBI yang bersangkutan.

Jelas sekali bahwaPermen tersebut menuntutpengelola sekolah untukbersikap serius dalampenyediaan tenaga pendidikyang handal baik kompetensimengajar mata pelajaranmaupun kompetensiberbahasa Inggris. Namundemikian, menurut Kompas 12November 2010, Bahasa asingsebagai bahasa pengantar disekolah-sekolah yangberstatus RSBI di Indonesiaberjalan tidak efektif. Hasilpenelitian itu menyebutkan,penggunaan bahasa asingtidak efektif karena jumlahguru yang memilikikemampuan mengajar dalambahasa Inggris kurang dari 25persen. Mayoritas guru hanyasekadar bisa berbicara dalambahasa Inggris. Mahirberbicara dalam bahasaInggris dan mampu mengajardalam bahasa Inggris jelasdua hal yang berbeda. Guruharus mendapatkan pelatihansecara khusus dan intensifuntuk bisa mengajar dalambahasa Inggris.

Page 120: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

112 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Isu Mutakhir: Bahasa Indonesia: Sebuah Refleksi dalam Pendidikan

Belajar dari KesalahanMalaysia

Pada Juli 2002, PemerintahMalaysia memutuskan suatulangkah drastis dalam duniapendidikannya, yaitu penggu-naan bahasa Inggris sebagaibahasa pengantar untukpelajaran Matematika danSains pada semua tingkatandi pendidikan dasar danmenengah yang disebutPPSMI. Keputusan tersebutdiumumkan oleh MenteriPendidikan dan mulai dite-rapkan pada tahun pelajaran2003. Salah satu alasan yangsering dikemukakan dalamkebijakan PPSMI ini adalahsedini mungkin generasimuda Malaysia memahamibahasa Inggris yang diguna-kan dalam bidang ilmu yangmendukung perkembanganteknologi, yaitu pada pelajar-an Matematika dan Sains.

Menjelang pelaksanaandi awal 2003, terjadi kesibuk-an yang luar biasa di berbagaitempat untuk menyiapkanPPSMI ini. Pelatihan gurumenjadi menu utama menge-nai bagaimana mengajarkansains dan matematika dalambahasa Inggris yang akandimulai secara bertahap dikelas 1 dan 7. Projek pener-bitan buku tekspun tidakkalah seru, yang pada akhir-nya model kompromi dijalani,yaitu digunakannya duabahasa (bilingual) dalam bukuteks siswa. Untuk membuatguru semangat mengajar da-lam bahasa Inggris, disiap-kan juga insentif berupahonor tambahan bagi guruIPA dan Matematika yang

diberikan langsung olehPemerintah Pusat.

Setelah dijalankanbeberapa tahun, berbagai risettentang pelaksanaan PPSMIini menunjukkan hal yangkurang menguntungkan. Risetteranyar yang dilakukandalam skala besar yangmelibatkan pakar darisembilan universitas negeridengan responden lebih dari15 ribu siswa dan ratusanguru. PPSMI ini ternyatatidak menghasilkan apa yangdiharapkan pencetusnya.Yang mampu bertahan hanyasiswa yang berada di kotabesar dan sekolah yangberasrama di kota, sebab diMalaysia sekolah berasramaadalah sekolah elit danselektif. Jenis sekolah lainnyamenunjukkan degradasipenurunan mutu. Jumlahsiswa yang mendapatkannilai tertinggi dalam ujiannasional Malaysia (UPSR ditingkat SD dan SPM di tingkatSMA) populasinya menurun,yaitu mereka yangmendapatkan nilai A, yaitusekitar 80% jawaban benar.Yang meningkat justru padapopulasi yang mendapat nilaiC. Jurang prestasi antarasiswa di kota besar dandaerah lain, yaitu kota kecil,desa dan pedalaman punsemakin besar. Hal yangmencemaskan bagi puakMelayu adalah, populasisiswa di kota besar yangberprestasi bagus itumayoritas justru berasalketurunan Cina danbukannya bumiputera atauketurunan Melayu.

Praktek yang terjadi dikelas pun, menurut riset

tersebut, bukan menggunakanInggris sebagai bahasakomunikasi, namun lebihpada menggunakan kata-kataInggris dalam kalimat dankonteks berbahasa Melayu.Hal yang wajar berhubungketidakpahaman semantikmemang berlanjut padakegagalan syntax. Tidak anehbahwa ini disimpulkansebagai model kebijakankontroversial yang sekaligusmembasmi kemampuanberbahasa ibu (bahasaMelayu), bahasa Inggris danjuga pemahaman siswa dalammateri pelajaran sains danmatematika. Dijelaskan jugafakta bahwa guru-guru diMalaysia pada saat programini dimulai di tahun 2003,memang tidak didesain untukmengajarkan sains danmatematika dalam bahasaInggris, sehingga ‘akrobat’penggunaan bahasa Inggrissetiap hari terjadi di kelassains dan matematika yangtentunya membawa dampakmembekas bagi siswa bahwasains dan matematika sebagaipelajaran sulit dipahami.

Kegagalan programPPSMI juga terlihat dalam tesTrends in International Math-ematics and Science Study(TIMSS), yaitu tes yangmengukur pencapaianprestasi siswa satu negaradalam Matematika dan Sainsdibandingkan dengan negarapeserta lain secarainternasional. Malaysiamengikuti TIMSS pada tahun2003 (pra-PPSMI) dan 2007(setelah penerapan PPSMI);ternyata hasil prestasi siswaMalaysia menunjukkanpenurunan yang paling

Page 121: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

113Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Isu Mutakhir: Bahasa Indonesia: Sebuah Refleksi dalam Pendidikan

drastis dibanding negara lain.Standar prestasi secara totalmenurun dari 6% (TIMSS2003) ke 2% (TIMSS 2007).Dalam pencapaianmatematika menunjukkanhasil yang sangat kontras,yaitu dari ranking 10 padatahun 2003, menurun menjadiranking 20 pada tahun 2007.

Di tengah berbagaigempuran kritik dan buktiempiris hasil riset, PemerintahMalaysia pada tahun 2009akhirnya setuju untuk tidakmelanjutkan PPSMI. ProgramPPSMI tersebut secara resmiakan berakhir pada tahun2012. Masa dua tahundigunakan PemerintahMalaysia untukmempersiapkan buku teks,revisi kurikulum maupunpeningkatan profesionalismeguru-guru MIPA. BahasaInggris tetap wajib, tetapihanya untuk jenjangpendidikan pra-univeristas keatas.

MeningkatkanKemampuan

Pemahaman Berbahasa

Mengenalkan bahasa asingterutama bahasa Inggris sejakdini tidaklah salah.Tujuannya tentu agar pesertadidik mampu berkomunikasidalam bahasa Inggris,sehingga dapat memahamipercakapan, tulisan, danmedia lainnya. Namundemikian kemampuanberbahasa Indonesia punsangat dibutuhkan olehpeserta didik dalam prosespembelajaran di sekolah.Kemampuan berbahasatersebut diperlukan agar

siswa dapat “survive” dalamproses pendidikan. Dalamkonteks pembelajaran, justruketidakpahaman siswa dalambahasa menyebabkan merekatidak mampu menangkapkonsep-konsep penting materipembelajaran atau bahkankeliru menangkap konsepyang dimaksud, misalnyapada mata pelajaran sainsdan matematika. Penting bagiguru ketika menjelaskankonsep-konsep tersebut dila-kukan secara komunikatif,yaitu dalam “bahasa” yangdipahami oleh siswa, sehing-ga meminimalkan kesalahanmenangkap informasi yangdimaksud. Jadi, baik prosespembelajaran dilakukandalam bahasa Inggris,maupun yang diselenggara-kan dalam bahasa Indonesia,dituntut pemahaman bahasayang optimal baik dari sisiguru maupun siswa. Olehkarena itu, pengelola sekolahwajib berupaya semaksimalmungkin meningkatkankemampuan berbahasa gurudan siswa dalam prosespendidikan. Tentunyapenambahan jam bahasaInggris maupun bahasaIndonesia secara intensifdapat dilakukan gunameningkatkan pemahamantersebut. Kolaborasi lintasmata pelajaran seperti sainsdan matematika dengan matapelajaran bahasa Inggris danbahasa Indonesia juga dapatdilakukan gunameningkatkan mutupembelajaran bahasa.Dengan kolaborasi tersebutdiharapkan siswa semakinmemahami materipembelajaran, karenamemperoleh konsep-konsep

dan materi ajar dari duaguru, yaitu guru bahasa danguru mata pelajaran.

Bagi pengelola sekolahRSBI atau SBI, berkewajibanmenyediakan tenaga pendidikyang mempunyai kemampuankomunikasi yang baik sertakompeten dalam bidangnyasesuai dengan permendiknasno. 78 tahun 2009. Pesertadidikpun dituntut untukmemiliki kemampuanberbahasa yang baik agarproses pembelajaranberlangsung optimal.

Daftar Pustaka

Antara Jawa Timur: 6 Novem-ber 2010

http://koran.kompas.com/read/2010/11/12/04063954/bahasa.asing.di.rsbi.tidak.efektif,diakses pada 24November 2010

http://www.antarajatim.com/ lihat/berita/47462/penggunaan-bahasa-asing-di-sekolah-melanggar-uu, diaksespada 15 November2010

http://deceng2.wordpress.com/2010/08/11/cerita-pengajaran-mipa-dengan-english-di-malaysia/#more-235, diakses pada 23November 2010

http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/read/pamor-bahasa-indonesia-merosot/,diakses pada 15November 2010

Peraturan Menteri PendidikanNasional, No. 78Tahun 2009

Page 122: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

114 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Resensi buku: Creative Learning

*) Guru SDK BPK PENABUR Bandar Lampung

Resensi buku

nak-anak di kelas 4 sedang belajartentang aspek-aspek Negara Rusia.Guru mereka sudah memutuskanuntuk memperkenalkan topik inidengan imajinatif. Anak-anak

memulai dengan mengkajisebuah boneka kayuberbentuk beruang yangbisa digerak-gerakkandengan tali, sebuah bendayang dibuat di Rusia.Anak-anak didoronguntuk mempertimbang-kan kualitas estetikanya,bagaimana boneka itudiukir dan mengemuka-kan bagaimana perasaanmereka terhadap bonekatersebut. Respon emosio-nal mereka terhadap halini cukup cepat: “Akusuka garis-garis yangdibuat pada boneka ini,caranya dibuat membuatnya terlihat sepertirambut”; “Menurutku orang yang membuatnyamengerjakan dengan penuh perhatian.” Kelaskemudian duduk di lantai membentuk sebuahlingkaran. Boneka itu dipegang secara bergantiansesuai urutan dalam lingkaran, dan setiap anakyang mendapat giliran memegangnya

memberikan komentar tentang beberapa aspek.Guru mereka bertindak sebagai pencatat,mencatat semua komentar yang diberikan.Dengan menggunakan pendekatan ini, gurumenunjukkan bahwa ia sensitif terhadap setiap

respon yang diberikananak-anak dan menghar-gai perasaan setiap anak.Keterlibatan emosionalterhadap topik inilah yangakan mempermanenkansemua aspek yang dipel-ajari ke dalam memorianak.

Kisah tersebut meru-pakan sepenggal contohkegiatan dalam kelas yangdipaparkan oleh FlorenceBeetlestone dalam buku-nya yang berjudul CreativeLearning (ha. 16). Florencemenekankan bahwa jikaguru ingin mendidik anak-

anak menjadi kreatif, sekolah dan guru harusbersedia dan mampu mengaplikasikan sebuahpendekatan yang mendukung perkembangankreativitas anak. Langkah tersebut sangatberalasan, karena salah satu citra Allah yangmelekat pada diri manusia dan sekaligusmembedakannya dari makhluk ciptaan lainnya

A

Judul Buku:Creative Learning

(Strategi Pembelajaran untuk Melesatkan Kreativitas Siswa)Pengarang:

Florence BeetlestonePenerjemah:

Narulita YusronPenerbit:

Nusa Media BandungCetakan:

Pertama Januari 2011Jumlah Halaman:

iv+260 halamanOleh: Agoes Soesiyono

Page 123: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

115Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Resensi buku : Creative Learning

adalah kreativitas. Kreativitas membuat manusiamampu menginterpretasikan konsep-konsepabstrak dengan melibatkan rasa ingin tahu,kemampuan menemukan, mengeksplorasi,mencari kepastian, serta antusiasme. Kreativitasmemampukan manusia untuk mengekspresikangagasan dan perasaan. Kreativitas mengantarmanusia untuk menciptakan teknologi,memecahkan masalah dalam kehidupan,bahkan menumbuhkan kekaguman dan kecinta-an pada alam sekitarnya, yang bermuara padatumbuhnya rasa hormat dan kagum pada SangPencipta. Kreativitas merupakan kandunganvital dalam kesuksesan hidup.

Buku ini menggugah kesadaran kita, paraguru, tentang betapa pentingnya menumbuh-kembangkan kreativitas yang merupakananugerah maha indah dari Allah, yang telahterpateri dalam diri anak-anak. Guru diajakuntuk mengarahkan pandangan pada perspektifyang baru. Dimulai dari mengkaji ulang danmempertanyakan sistem, kebijakan, sertapraktik-praktik yang kita yakini selama ini, danselanjutnya mengembangkan kegiatan belajardan mengajar dengan memanfaatkan potensikreativitas yang telah ada dalam diri semua anakdidik. Buku ini mampu menolong para pendidikuntuk menerapkan kegiatan belajar danmengajar dengan pendekatan kreativitastersebut karena sistematikanya memang telahdisusun sesuai dengan tujuan tersebut.Sistematika inilah yang menjadikan buku iniberbeda dengan buku lain yang sejenis.Keunikan yang sekaligus menjadi keunggulanbuku ini adalah dengan dipaparkannya contoh-contoh ilustrasi kegiatan dalam kelas yanginspiratif yang menggambarkan situasipembelajaran dengan metode Creative Learning.Kemudian dilanjutkan dengan panduan bagiguru untuk menilai apakah metode pembalajaranyang telah diterapkan telah memuat kegiatanyang mengembangkan kreativitas siswa. Yangtidak kalah penting adalah dengan disuguh-kannya strategi-strategi untuk mengadakanperubahan guna menerapkan pendekatanpembelajaran yang mampu mengembangkankreativitas siswa tersebut. Kemudian ditutupdengan sebuah rangkuman yang disertai dengansaran dan petunjuk praktis bagi guru.

Buku ini terdiri dari enam bab yangmemaparkan tentang manfaat kreativitas dalamproses pembelajaran, semua anak harusmendapat kesempatan yang sama dan setaradalam mengembangkan kreativitas, tidakmenilai kreativitas hanya dari produknya sajatetapi juga proses kreatifnya, hubunganimajinasi dan kreativitas, membangun origi-nalitas melalui pembelajaran yang kreatif, sertamanfaat lingkungan alam sekitar dalampengembangan kreativitas.

Memang harus kita akui bahwa ada banyaktekanan bagi guru untuk menemukan cara yangpaling sederhana dan tidak bertele-tele untukmemenuhi target yang telah ditetapkan olehkurikulum. Hal ini membuat banyak guru tidakmenyadari bahwa model kejar target ini berartimelepaskan banyak praktik yang membentukpengajaran yang baik. Padahal pembelajaranlebih dari sekedar mampu menyatakan bahwaseorang anak telah melakukan tugas-tugastertentu dan sekarang telah mencapai targettertentu. Pembelajaran melibatkan interaksiyang kompleks antara anak, guru, dan konteks.Kegiatan-kegiatan yang nampaknya hanyasekedar bermain atau hanya sekedar berkreati-vitas harus pula dibentangkan supaya kitadapat melihat bahwa hal itu lebih dari sekedarpembelajaran hapalan, meniru tugas-tugasdengan kertas dan pena, yang hanya memberi-kan sedikit tantangan.

Buku ini berusaha membuka wawasan kitabahwa aspek kreatif otak dapat menjelaskan danmenginterpretasikan konsep yang abstrak,sehingga memungkinkan anak untuk mencapaipenguasaan yang lebih besar, khususnya dalammata pelajaran seperti matematika dan sainsyang seringkali sulit untuk dipahami. Cuplikankegiatan kelas di awal resensi ini memaparkanpenggunaan respon terhadap kreativitas untukmembantu anak-anak memahami kompleksitastentang bagaimana dan mengapa sesuatu itudibuat. Kegiatan itu membantu anak untukmengekspresikan gagasan dan perasaanmereka. Guru yang merancang pembelajaran itusadar bahwa skil bahasa yang diperoleh dalamkegiatan ini akan membentuk pondasi yangsangat baik bagi pelajaran menulis dan memba-ca, yang akan mengikuti kegiatan pembelajaranselanjutnya.

Page 124: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

116 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Resensi buku: Creative Learning

Dalam mengembangkan kreativitas sangatpenting membangun pemahaman bahwa semuaanak memiliki hak yang sama menjadi kreatif,dan kesempatan untuk akses pada bidangkreatif dari kurikulum. Bab ini mengingatkanguru untuk jeli dalam melayani anak-anak yangdianggap berkebutuhan khusus, dan mencaritahu tentang kelebihan-kelebihan yangsebenarnya mereka miliki untuk dimanfaatkandalam mengembangkan kreativitas mereka. Babini juga mengulas masalah gender yang timbulsebagai akibat dari sumber-sumber yang tersediabagi sekolah yang memperlihatkan ketidak-seimbangan. Misalnya dalam hal karya seni,karya seniman laki-laki dianggap lebihprestisius dari karya seniman perempuan. Parapemikir dan penemu besar yang diperkenalkanpada anak-anaksebagian besaradalah laki-laki.Dan meskipunseniman perem-puan telah men-ciptakan karya-karya besar, halitu cuma diang-gap sebagaihobi. Buku inim e m a p a r k a nsolusi untukm e n g a t a s imasalah gendertersebut, denganmengajak para guru menciptakan metodepembelajaran yang mampu memberikanpengalaman yang sama, baik kepada anak laki-laki maupun kepada anak perempuan. Misalnyadalam mengembangkan keterampilan motorikhalus maupun kasar, keduanya harus didorongsecara setara baik pada anak laki-laki maupunperempuan. Masih banyak kendala yang harusdihadapi guru dalam upaya memberikankesempatan yang merata pada semua siswauntuk belajar melalui pendekatan kreatif. Tapikita tidak perlu khawatir. Karya FlorenceBeetlestone ini dilengkapi dengan paparansolusi dan strategi untuk mengatasi kendalatersebut.

Ketika anak-anak menuangkan kreativitas-nya, seringkali guru memandang mereka sebagai

seniman. Kita para guru lebih tertarik padaproduk akhir ketimbang proses penciptaan itusendiri. Sebagai contoh, sebuah lukisan yangsudah jadi biasanya dikagumi oleh audiens,meskipun senimannya sendiri sebenarnya lebihmenghargai proses pembuatannya, karenainvestasi waktu, tenaga, intelektual, dan emosimereka. Proses memberikan pengalamanpembelajaran, sedangkan produk memberikankepuasan pada orang lain. Sebagai guru, kitamemang memiliki peran yang sulit dalammenyeimbangkan kedua kebutuhan tersebut. Disatu sisi kita perlu membantu perkembanganproses sebagai bagian dari pengalaman personaldari anak-anak. Di sisi lain, kita harusmemutuskan kapan sebuah produk dibutuhkan.Namun karena proses kreativitas ini merupakan

fokus utama darip e n d i d i k a n ,maka sangat per-lu bagi kita un-tuk menyorotiproses yang ber-langsung didalamnya.

Sesungguhnyaada sebuah ke-kuatan yangmenggerakkankreativitas, yaituimajinasi. Imaji-nasi mampu me-nuntun anak un-

tuk membuat koneksi yang di luar dugaan, yangtidak biasa. Hubungan kreativitas denganimajinasi merupakan salah satu bab yang yangdibahas dalam buku ini. Dalam bab ini kitadiajak untuk melihat bagaimana anak-anakmenggunakan imajinasi, hubungannya denganpermainan, dan cara yang dapat digunakan guruuntuk mendukung perkembangan imajinasi didalam konteks kurikulum nasional. Kita jugadiajak untuk melihat arti penting imajinasi bagiproses kreatif melalui kegiatan yang dilakukananak. Warnock (1976: 16) mengemukakan bahwaimajinasi itu merupakan ‘kesan-kesansederhana yang muncul secara original dariwaktu yang berbeda’, yang bersama-samabergabung untuk membentuk sebuah kesanyang kompleks. Imajinasilah yang membuat kita

Dalam mengembangkankreativitas sangat penting

membangun pemahaman bahwasemua anak memiliki hak yang

sama menjadi kreatif, dankesempatan untuk akses padabidang kreatif dari kurikulum.

Page 125: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

117Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Resensi buku : Creative Learning

dapat membangun jembatan antara ‘sekedarsensasi dan pikiran yang jelas’. Woods (1955: 1)Menghubungkan imajinasi dengan kreativitasdan inovasi, yang mengidentifikasikan kretivitassebagai memiliki empat komponen utama, yakni:inovasi, kepemilikan, control, dan relevansi.Aspek-aspek dari empat komponan ini menjadirujukan di sepanjang buku ini. Sedangkan Egardan Nadaner (1988: x) dengan hati-hatimentransfer definisi imajinasi menjauh dariruang lingkup yang hanya sekedar ‘fantasi danpelarian’, karena mereka melihat penekananyang tidak semestinya pada unsur-unsur inisebagai meremehkan arti penting imajinasi bagipendidikan. Imajinasi adalah sebuah saranayang penggunaannya perlu dipelajari oleh anak-anak dengan cara konstruktif secara sosial,supaya mereka tidak cenderung mengguna-kannya untuk hal-hal yang buruk.

Bab terakhir buku ini memaparkan tentangpentingnya pengalaman langsung bagi anakdengan bekerja di alam terbuka. Bekerja di alamterbuka memungkinkan anak memerolehpengalaman langsung yang sangat beragamyang memberi kesempatan kepada mereka untukmembangun citra-citra inderawi yang kayatentang dunia dan untuk fokus dengansungguh-sungguh. Penggunaan pengalamanlangsung sangat penting bagi semua bidangkurikulum. Memori dari pengalaman langsungtersebut dapat diingat dengan tajam, bukanhanya yang terkait dengan bentuk, warna, atautekstur, tetapi juga yang berkaitan dengan bau-bauan tertentu dan asosiasi terhadap kebisingandan aspek lain yang ada pada saat itu. Adatotalitas ingatan yang melibatkan asosiasi danmemori yang tidak akan pernah sama denganpengalaman yang diperoleh secara tidaklangsung seperti dengan melihat televisi dangambar-gambar di buku. Secara lebih spesifik,buku ini mengulas tentang manfaat berkebun.Menurut Florence Beetlestone, berkebunmemiliki manfaat yang sangat nyata bagiperkembangan fisik, yang pada gilirannya akanmempengaruhi perkembangan kreatif. Anakmemunyai banyak ruang untuk bergerak danmelatih tubuh mereka dengan gerakan-gerakanskala besar seperti menggali, menggaruk, berlaridan membungkuk. Olah tubuh yang baik inidapat meningkatkan pemungsian kognitif dan

pemrosesan informasi yang merupakan prosesfisik. Karena anak-anak menghabiskan banyakwaktu dengan duduk sambil menonton televisidan menggunakan komputer atau bermain gameelektronik, maka penting bagi sekolah untukmenerapkan kegiatan belajar dengan cara yangdigunakan untuk melawan kecenderunganberkegiatan dengan duduk diam.

Berkebun juga memberikan kesempatanuntuk menciptakan kehidupan baru melaluibercocok tanam, yang dapat menstimulasiperkembangan spiritual dan emosional anak-anak. Berkebun dapat membawa anak-anakmendekat pada makna spiritualitas. Di alamterbuka, orang akan merasa lebih dekat denganTuhan. Dan ini membuatnya menjadi unsuresensial dalam menciptakan anak-anak yangkreatif. Sebidang tanah terbuka dapat menjadisebuah kanvas kosong bagi anak-anak untukmewujudkan ide-ide mereka.

Seperti kita ketahui, kurikulum di negeritercinta ini belum menaruh perhatian yang layakpada kreativitas. Buku ini mengajak kita paraguru untuk kembali memikirkan pentingnyakreativitas bagi pembelajaran. Penulis bukubertujuan agar para pendidik dapat meneguh-kan kembali keyakinan mereka terhadappembelajaran holistik, untuk membuat kekayaanpengetahuan tentang kreativitas menjadi lebihmudah diakses, dan diatas semuanya itu, untukmembangkitkan antusiasme guna memberikankesempatan mengembangkan kreativitas yanglebih besar kepada anak serta kepada dirimereka sendiri.

Buku karya Florence Beetlestone ini memangtidak menyuguhkan contoh konkrit yang harusdilakukan guru, seperti membuat persiapanpembelajaran serta langkah-langkah dalammempraktikkan kegiatan pembelajaran di kelas.Ada baiknya jika kita memperkaya wawasankita dengan membaca buku lain yang dapatmenunjang tujuan mulia buku ini, misalnyabuku Pembelajaran Aktif Meningkatkan KeasyikanBelajar di Kelas (2008). Buku setebal 186 halamanini merupakan kumpulan ide dan pengalamandari beberapa guru tentang langkah-langkahpembelajaran di kelas yang merupakan hasilrangkuman dari Pat Hellingsworth dan GinaLevis, penerjemah Dwi Wulandari danditerbitkan PT. Indeks Jakarta. Buku tersebut

Page 126: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

118 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Resensi buku: Creative Learning

mengurai tentang bagaimana guru mengelolakegiatan pembelajaran yang mengasyikkan.Dimulai dari mempersiapkan bahan ajar sertasarana penunjang kegiatan pembelajaran,hingga proses kegiatan belajar baik di dalammaupun di luar kelas. Langkah-langkah proseskegiatan belajar diuraikan secara rinci, dari caramenarik minat siswa terhadap bahan ajar,memberi kesempatan pada siswa untukmelakukan praktik dengan bimbingan danpraktik mandiri, kemudian dilanjutkan denganevaluasi, refleksi, dan pengembangan.

Bagaimana dengan sekolah-sekolah di BPKPENABUR ? Berdasarkan pengamatan penulisterhadap sekolah-sekolah di BPK PENABUR,khususnya sekolah dasar, usaha untukmenerapkan kegiatan pembelajaran yangmengembangkan kreativitas siswa telah banyakdilakukan. Ini terbukti dari adanya beberapasekolah yang telah memiliki kebun sekolah,bengkel kerja (ruang keterampilan), pajangandinding di ruang kelas, majalah dindingsekolah, perhatian yang besar pada pendidikanseni, dan penataan lingkungan sekolah yangmerangsang siswa untuk berkreativitas. Untuksekolah tersebut, buku ini dapat menjadi sebuahpelengkap yang dapat memperkaya wawasanpara pendidiknya dalam rangka menerapkandan mengembangkan metode pembelajarankreatif yang telah dilakukan tersebut. Namunkita juga tidak dapat menyangkal, masih banyaksekolah-sekolah BPK PENABUR yang masih

menyelenggarakan proses kegiatan belajarsecara konvensional. Tentu saja banyak alasanyang menyebabkan hal itu. Selain keterbatasanjam belajar yang tersedia, waktu bagi guru untukmempersiapkan kegiatan belajar dan mengajar,alasan klasik yang acap kali kita jumpai adalahketerbatasan dana. Buku ini juga menggugahkreativitas para guru dan juga pihak sekolahuntuk mampu menata lingkungan sekolah yangmendukung nilai-nilai kreativitas, sepertipajangan karya yang imajinatif dan penuhwarna, serta bagaimana menstimulasi fasilitasdan lingkungan sekolah yang dirasa kurangnyaman dengan ditata sedemikian rupaseningga berubah menjadi lebih menarik.

Upaya BPK PENABUR untuk menciptakanlulusan yang mampu mengatasi kegelisahanterhadap pencapaian ekonomi dan menaruhperhatian yang besar terhadap pencapaianposisi yang kompetitif di pasar dunia memangpatut kita hargai dan kita dukung. Namun tidakdapat disangkal lagi, bahwa untuk mencapai itusemua diperlukan generasi yang kreatif. Jadiapabila BPK PENABUR memandang bahwapendidikan adalah tentang mendidik oranguntuk siap memasuki dunia kerja, maka BPKPENABUR harus mampu menciptakan generasiyang memiliki keterampilan kreatif serta parapemikir kreatif. Penulis yakin buku kecil ini jugaakan memberikan sumbangsih yang cukupberarti bagi upaya tersebut.

Page 127: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

119Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Profil BPK PENABUR Cirebon

Profil BPK PENABUR Cireon

Yohanes Paiman*)

*) Guru SMPK 1 BPK PENABUR Cirebon

Profil

ikal bakal Lembaga Pendidikan KristenBPK PENABUR Cirebon dimulai padabulan Oktober 1927, dengan dibukanyaHollandsch Chinesche Zending School

(HCZS ) berlokasi di Villa Narmada (sekarangGedung Bioskop dan Area Bilyard Paradise)Cirebon oleh Centrall Commissie yang diketuaioleh L. Bergama dan berkedudukan di Bandung.

Pada tahun 1929 Liem Boen Liong mulaimeniti karier sebagai guru pada sekolah itu, danpada bulan Agustus 1948 menduduki jabatanKepala Sekolah Rakyat Kristen (SRK). Kemudiantahun 1930 HCZS pindah dan menempatigedung baru di Jln. Kromong No. 1–Pamitran,Cirebon (kini SDK PENABUR 1 Cirebon ). KepalaSekolahnya berturut-turut dari tahun 1930-1941adalah Oranye, Van Popta, Van der Meuller, danVan Waardenberg. Selanjutnya tahun 1942,Jepang masuk ke Indonesia dan sekolah HCZSyang sedang bertumbuh dan berprestasi baik ituditutup. Tahun 1948 (setelah Indonesia merde-ka), Khouw Giok Soey (Dicky) mengu-sahakanmembuka kembali sekolah tersebut dengannama Sekolah Rakyat Kristen (SRK) dan berlokasidi Jln. Kromong No. 1-Pamitran, Cirebon. Dickymenjadi orang Indonesia pertama yang menjabatKepala SRK sampai akhir tahun ajaran 1947/1948.

Bulan Agustus 1948 Liem Boen Liongmenjabat Kepala SRK di Pamitran ini. Pada masakepemimpinannya banyak peristiwa pentingterjadi, seperti :1. Kepemimpinannya diakui Pemerintah RI2. Bahasa Indonesia menjadi bahasa

pengantar resmi di sekolah

Sejarah Singkat

C3. Terbit Peraturan Ujian Negara pada tahun

1950 yang memungkinkan siswa SRKmengikuti ujian negara. Hasilnya selalukurang lebih 95% lulus. Hal ini melicinkanjalan mereka memasuki jenjang sekolahnegeri yang lebih tinggi, suatu hal yangsebelumnya belum pernah terjadi

4. Untuk menampung siswa yang nilainyakurang dan tidak mampu masuk ke SMPNegeri, maka atas prakarsa Ong Eng Lanpada tahun 1951 dibuka SMP Kristen padasiang hari dengan meminjam gedung SRK

5. Tahun 1951-1952 nama SRK berubahmenjadi SDK

6. Pada bulan Agustus 1954 dibuka SDK siangkarena daya tampung SDK pagi kurang.SDK siang itu selanjutnya menjadi SDK 2dengan Kepala Sekolahnya Liem BoenLiong juga. Jabatan rangkap ini diembannyasampai tahun 1960

7. Tahun 1960 bertempat di SDK dibukaTaman Kanak-Kanak Kristen. Selanjutnyapada tahun 1973 TKK menempati gedungbaru di Jln. Merdeka No. 22, Cirebon.Pada tahun 1950 SMP Kristen yang meng-

gunakan gedung SDK Pamitran pada siang hari,menempati gedung baru di Jln. Dr. Cipto-mangunkusumo No. 24, Cirebon dan sekolahberlangsung pada pagi hari, dan berganti namamenjadi SMPK 1 Cirebon. Karena pesatnyajumlah murid yang mendaftar, pada tahun 1967dibuka kelas siang. Selanjutnya kelas siang inimenjadi SMPK 2 Cirebon pada tanggal 1 Februari1979.

Sementara itu tahun 1958 di Jln.Dr.Ciptomangunkusumo No. 24, Cirebon dibangun

Page 128: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

120 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Profil BPK PENABUR Cirebon

gedung SMAK, selanjutnya menjadi SMAK 1Cirebon. Pada tahun 1973, SMAK Cirebon mem-buka kelas siang. Kelas Siang ini selanjutnyamenjadi SMAK 2 Cirebon pada tanggal 1 Juli 1979.

Pada tahun 1962 SRK Jamblang yangsemula dikelola oleh Perhimpunan Dana SetiaBhakti (Perkumpulan Umat Kelenteng BudhaJamblang) dihibahkan kepada BPK Jabar; dalamhal ini KPS BPK PENABUR Cirebon. Dan padatahun 1973 dibentuk KPS Jamblang yangterpisah dari KPS Cirebon.

Dalam perkembangannya, KPS Jamblangmenghadapi banyak kendala, mengingat kondisiini, maka pada 20 Desember 1979 keberadaanKPS Jamblang disatukan dengan KPS Cirebontermasuk pengelolaan TKK dan SDK Jamblang.

Tahun 1983, untuk pengembangan misi danpelayanan pendidikan, dibuka TKK Saluyu di

Cipeujeuh, Sindang Laut, dan pada tanggal 30Juni 1995 ditutup karena jumlah murid yangtidak memadai. Sementara itu Tahun Ajaran1985/1986 dibuka STM Pemuda jurusan mesin.Pada Tahun Pelajaran 2005/2006 didirikan TKKPlus dengan mengontrak rumah di Jln. PemudaNo.39, Cirebon, dan pada tahun Pelajaran beri-kutnya di tempat yang sama didirikan SDK Plus.

Menyadari bahwa tugas dan tanggungjawab Pengurus baru ini cukup berat, kompleks,dan menantang, maka pada awal masa kepeng-urusan membangun sebuah komitmen. Sebuahdeklarasi kesetiaan dan tanggung jawab bersa-ma. Berikut ini komitmen Pengurus BPK PENA-BUR Cirebon masa pelayanan tahun 2011-2014.1. Bersedia datang menghadiri rapat Pengurus

tepat waktu dan memberitahu bila berha-langan hadir.

2. Saat rapat, HP dalam posisi silent agar tidakmengganggu acara rapat.

3. Rapat akan dimulai tepat waktu padapukul 18.00 WIB dengan toleransi 15 menitdan diakhiri pada pukul 22.00 WIB.

4. Setiap Pengurus yang tidak hadir rapatakan menerima hasil keputusan rapatdengan penuh tanggung jawab.

5. Bersedia bekerja sama dan saling men-dukung antar sesama Pengurus.

6. Bersedia menjaga kerahasiaan jabatan BPKPENABUR Cirebon dan Yayasan secarakeseluruhan.

7. Bersikap terbuka dalam menerima usulan.8. Bersikap bijaksana dan melakukan cek-

recek sebelum membuat keputusan.9. Tidak memiliki conflict of interest dan ambisi

selama menjadi Pengurus.10. Melaksanakan etika Pengurus dengan

penuh tanggung jawab.

Gereja PendukungSekolah BPK PENABUR Cirebon didukung olehgereja-gereja di wilayah Cirebon yaitu:1. GKI Pengampon, GKI Rahmani, GKI Pamit-

ran, GKI Sindang Laut.2. Non GKI : Persekutuan Gereja-Gereja

Kristen Cirebon (PGKC) seperti Gereja Bethel,Gereja Baptis, Gereja Pantekosta, danPersekutuan Gereja-Gereja di IndonesiaSetempat (PGIS) Cirebon.

nanayalePasaMnasayaYauteK4102-9591nuhaT

oN nuhaT amaN

1 3691-9591 idajuS

3 7691-3691 nawjTeoSmeiL

5 9691-7691 nimajnuBnameL

6 3791-9691 idajuS

8 5791-3791 okomtaY.K.P

9 7791-5791 onotraHiduB

01 0891-7791 idubaiteSotiwuS.srD

11 2891-0891 irtnameoSnamrehuS

21 6891-2891 .HotnayraH

41 0991-6891 ogrideoSnoediG

51 4991-0991 otnasuSleahciM

61 8991-4991 ayajiWmilaH.rI

71 2002-8991 .M.M.HinairgnI.arD

81 6002-2002 .E.S,otnajiwarP

91 0102-6002 idubaiteS.KanI.E.rI

02 4102-0102 .tpA,.SnimayneB.srD

Page 129: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

121Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Profil BPK PENABUR Cirebon

Hubungan kerja sama yang selama iniyaitu: 1. Siswa mengisi vocal group/Paduan

Suara dalam kebaktian di gereja secaraterjadwal.

2. Sekolah menampung pendidikan anakjemaat gereja

3. Kerja sama pelayanan pada acaraperayaan hari besar agama gerejawi

4. Gereja memberikan beasiswa kepadamurid sekolah, mendukung dana daninformasi GOTA BPK PENABUR(media informasi BPK PENABURkepada jemaat).

5. Gereja dan BPK PENABUR Cirebonmengadakan Rapat Koordinasi untukmembahas masalah pendidikan

6. BPK PENABUR Cirebon menyedia-kan fasilitas dan guru PAK setiap hariJumat untuk siswa beragama Kristenyang bersekolah di sekolah negeri.

Revitalisasi Organisasi dan ManagemenUntuk meningkatkan sistem organisasidan managemenYayasan demi terwujud-nya efisiensi dan efektivitas dana, telahdilakukan beberapa perubahan berikut.1. Tahun pelajaran 1999 SDK 1 dan SDK

2 di merger2. Dalam periode kepengurusan BPKP

Cirebon Tahun 1982-1984 dan Tahun1984-1986 telah dilakukan pembena-han secara signifikan di bidangadministrasi, keuangan, sistem kerja,sistem PMB, sistem pemungutan uangSekolah/SPP, Uang Sumbangan Pem-bangunan/ SSP, sistem penggajian,pendataan ulang/ intensif tentangmurid, guru, karyawan yang bertujuanmembangun sistem kerja yang benar,jelas, terpadu, dan terarah, meskipun-pun Pengurus Yayasan selalu berganti.Wujud pembenahan dimunculkan

dalam bentuk penerbitan seri buku pedo-man kerja sebagai berikut.1. Seri A: Kronologi (sejarah)2. Seri B: AD/ART dan Struktur Organisasi

4102-0102nuhaTnanayalePasaMsurugneP

oN amaN natabaJ

1 higaraSosirkaS.tdP tahisaneP

2 nimayneB.srD.tpA,idubaiteS

auteK

3 .iS.S,aiteSleunaM 1auteK

4 nawarInawI 1arahadneB

5 idamrepajdeTannivrE 2arahadneB

6 namsiSgnataT.rI 1siraterkeS

7 inayteSsugA.arD 2siraterkeS

8 otnamtajduSokE gnadiBatoggnAnadnakididneP

artiC

9 gnuLAuaiS.tdP gnadiBatoggnAnadnakididneP

artiC

01 .cS.B,oHfesoY gnadiBatoggnAnadnakididneP

artiC

11 omotUonosiB.rI nadatoggnAgnadiBauteK

nagnabmegnePnadsatilauK

nanugnabmePanaraS

21 .M.M,onosraH.rI gnadiBatoggnAnagnabmegneP

nadsatilauKnanugnabmeP

anaraS

31 .E.S,okranuSayajiW gnadiBatoggnAnagnabmegneP

nadsatilauKnanugnabmeP

anaraS

41 oirTnirdlAidnamrA

auteK&atoggnAisasinagrOgnadiB

metsiS&

Page 130: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

122 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Profil BPK PENABUR Cirebon

3. Seri C: Peraturan gaji PGPS, tunjangan BPKPENABUR Cirebon, honor, dan sebagainya

4. Seri D: Penentuan Uang Sumbangan Pem-bangunan dan Uang Sekolah (sistem kate-gori), cara dan strategi PBM/pembelajaran

5. Seri E: Pedoman praktis dan sederhanapenyelenggaraan administrasi, penentuankerja untuk Bendahara dan TU Kantor KPS.Untuk membantu guru yang belum menikah

dan belum memiliki rumah, BPK PENABURCirebon menyediakan asrama.

Dalam bidang managemen pendidikan dankeuangan, BPK PENABUR Cirebon juga telahmenerapkan beberapa strategis seperti :1. Bidang Personalia dalam pengadaan/

rekrutmen Guru menerapkan sistem GuruKontrak untuk menghindari munculnyamasalah kepegawaian.

2. Penerimaan Murid Baru dengan melibatkanlangsung unsur warga sekolah dalammelayani dan mewawancarai perihal SPPdan SSP dengan orang tua murid.

3. Uang sekolah/SPP ditetapkan secara flatpada periode kepengurusan tahun 1994-1998, kemudian direvisi pada tahunpelajaran 1999/2000 dengan sistem berjen-jang/kategori.

P4 dan StafPusat Pembinaan dan Pengembangan Pendidi-kan (P4) BPK PENABUR dibentuk pada tahun1979 dan berakhir pada tahun 2002. Fungsi danperannya memberikan input kepada PengurusYayasan mengenai perkembangan pendidikandan usulan pengembangan pendidikan agarmemiliki nilai dalam kualitas maupun kuantitas.

Program Bidang Pendidikan

Program UmumPelayanan pendidikan TKK sampai denganSMAK meliputi pendidikan kelas reguler,unggulan, maupun plus.

halokeSalapeKnadhalokeSamaN

oN halokeS tamalA nuhaTiridreB

halokeSalapeK

amatreP rihkareT

1 akedreMKKT 22akedreM.lJ noberiC -6591 yeOynneY .hCitraiguS

2 gnalbmaJKKT gnalbmaJ065/IIagaiN.lJ -2691 itawanrIannaH itaiteSekinuY

3 uyulaSKKT ,huejuepiC.lJ tualgnadniS 5991-3891 asakePeinnA .R.CanailiL

4 sulPPKKT noberiC16adumeP.lJ -5002 itawoytsiluS.arD anailuYatinA

5 1KDS noberiC1gnomorK.lJ -7291 yeoSkoiGwuohK otnatraHirT

6 2KDS noberiC1gnomorK.lJ 9991-4591 ykciD idajuS.R

7 gnalbmaJKDS gnalbmaJ065/IIagaiN.lJ -2691 gnoiLneoBmeiL hisramuSirS

8 sulPPKDS noberiC16adumeP.lJ seoneoYanahoY .SDPnimreH

9 1KPMS noberiC42otpiC.rD.lJ -1591 itawoytsiluS.arD idaytsirKinuJ

01 2KPMS noberiC42otpiC.rD.lJ 1102-9691 naLgnEgnO omrimuSidiW

11 1KAMS noberiC42otpiC.rD.lJ -8591 tayruS onoyiwojraH otnayidorbU

21 2KAMS noberiC42otpiC.rD.lJ 1102-9791 gneKnaT otnasuS.ngI

31 KMS noberiC16adumeP.lJ 7002-5891 yawH onomtaR

Page 131: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

123Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Profil BPK PENABUR Cirebon

nawayraKnaduruGataD

oN amaN uruG nawayraK

1 tairaterkeS - 32

2 KKT 21 5

3 KKT 2 1

4 sulPKKT 9 6

5 KDS 52 21

6 KDSgnalbmaJ

7 2

7 sulPKDS 81 8

8 1KPMS 43 4

9 1KAMS 13 5

halmuJ 831 66

1102/0102-7002/6002nuhaTawsiSataD

oN halokeSamaN 7002-6002 8002-7002 9002-8002 0102-9002 11002-0102

.1 KKT 532 402 402 032 722

.2 gnalbmaJPKKT 04 23 33 72 72

.3 sulPPKKT 55 26 17 57 67

.4 KDS 296 086 736 775 055

.5 gnalbmaJKDS 731 131 711 401 201

.6 sulPPKDS 01 23 66 99 141

.7 1KPMS 093 243 433 473 793

.8 2KPMS 941 621 721 87 93

.9 1KAMS 414 804 224 734 044

.01 2KAMS 991 071 631 87 82

halmuJ 883.2 781.2 741.2 970.2 720.2

Catatan: Mulai tahun ajaran 2011/2012, SMPK 2 akan merger dengan SMPK 1 danSMAK 2 akan merger dengan SMAK 1.

nasayaYrotnaKalapeK

oN amaN nuhaT

1 atsitarpardnajT 0002-9791

2 onodnabeoS.srD 2002-0002

3 .hT.mS,SidajduP 7002-2002

4 .dP.S,idisaR gnarakes-0102

Catatan : Selama kurang lebih 3 tahun adakevakuman jabatan Kepala Kantor.

1. Menyelenggarakan pendidikan TKK, SDKPlus, dan sedang dipersiapkan untukjenjang SMP, SMA Plus. Sementara itu saatini ada juga program kelas unggulan untukjenjang SDK, SMPK, maupun SMAK.

2. Pembinaan iman spiritual melalui acararetret guru dan karyawan juga retret siswauntuk semua jenjang

3. Memfasilitasi pendidikan S1 untuk guru,dan S2 untuk guru/Kepala Sekolah yang

Page 132: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

124 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Profil BPK PENABUR Cirebon

halokeSisatserPataDaparebeB

gnajneJ isatserPgnabaC arauJ hayaliW

tairaterkeS- :inessatneP ,eraCgnizamA,evoLgnizamA

,ecarGgnizamA 9002noberiC

- ecnamrofrePs'tnedutStseBehT 1102 noberiC

KKTakedreM

- ianrawemabmoL 3 noberiC

- puorGlacoV&iraTkareGabmoL 1 noberiC

- iraTabmoL 3 noberiC

- KPB06-ekTUHianraweMabmoLRUBANEP

1 lanoisaN

- isaerKiraTabmoL otuA 0002 toG tnellaT 3 noberiC

- hapmaTidsikuleM 2 noberiC

- initraKkanAisaerKabmoL 1 noberiC

KKTgnalbmaJ

- 1102rabmaGianraweMabmoL 1.raH gnalbmaJ

- KTiraTineSabmoL 3,1 gnalbmaJ

- 0102nuhaTrabmaGianraweMabmoL 1.raH gnalbmaJ

sulPKKT

- sirggnIasahaBisatneserP 1 noberiC

- BKT-AKTpuorGlacoV/iynayneM 2 noberiC

- ianraweM,lepmeneM,gnitnuggneM 3.raH noberiC

- 01'AKTtapeCgnutihreB 2,1 noberiC

- 11'BKTfitaerKakitametaM 1 noberiC

- BKTwohSnoihsaF tirovaF,1 noberiC

KDSgnomorK

- 3slkakitametaMabmoL 2,1 noberiC

- 4slkakitametaMabmoL 3,1 noberiC

- 5slkakitametaMabmoL 2,1 noberiC

- artuPatokpoPteksaB 2 noberiC

- irtuPatokpoPteksaB 1 noberiC

- 0102araR-akaJabmoL 1 3noberiC

- 3noberiCDStakgnitMTCL 1 3noberiC

- akitametaMedaipmilO 3noberiC 2 3noberiC

- atoKPOPartuPiggnittacnoL 2 noberiC

Page 133: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

125Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Profil BPK PENABUR Cirebon

gnajneJ isatserPgnabaC arauJ hayaliW

KDSgnomorK

- atoKPOPirtuPnagnapaLsineT 1 noberiC

- noberiCatokilaWalaiPartuPteksaB 1 3noberiC

KDSgnalbmaJ

- 1gnutsilaCabmoL 3;2 gnalbmaJ

- 2gnutsilaCabmoL 2;1 gnalbmaJ

- akitametaMtaisaPabmoL 2 gnalbmaJ

- isatserpreBawsiSabmoL 3.raH gnalbmaJ

- APIMabmoL 3.raH gnalbmaJ

sulPKDS

- noititepmoCeeBgnillepS 1 isniporP

- noititepmoCecnadonhceT 1 lanoisaN

- sirggnI.shBotadiPabmoL 2,1 noberiC

- 2-1.lKakitametaMabmoL 3,2,1 noberiC

- 4-3.lKakitametaMabmoL 1,1 noberiC

1KPMS

- akitametaMedaipmilO - lanoisaN

- akitametaMedaipmilO 3 3noberiC

- sirggnIasahaBabmoL 2,1 noberiC

- retupmoKabmoL 3,2,1 noberiC

- MTCL 3 noberiC

- lanoisaNawsiSineSabmoL,lavitseF)N2SLF(

2 taraBawaJ

- leveLloohcShgiHroinuJfodroWelbmuJhsilgnE0102yaDegnellahChsilgnEni

3,2,1 noberiC

- PMSMTCL:taraBawaJakitametaMagiL 1 taraBawaJ

- abmoL:taraBawaJakitametaMagiLtapeCgnutiH

2,1 taraBawaJ

- PMSakitametaMedaipmilO 3,2 3noberiC

- adpoPugereBnahanaP 1 noberiC

- adpoPnagnarorePnahanaP 2 noberiC

- adpoPm05karaJnahanaP 1 noberiC

- 3ireSlanoisaNUKipm004sabeB.yGgnaneR 1 lanoisaN

- 4ireSlanoisaNUKipm05adaD.yGgnaneR 1 lanoisaN

- 4ireSlanoisaNUKipm001adaD.yGgnaneR 1 lanoisaN

Page 134: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

126 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Profil BPK PENABUR Cirebon

akan menyelenggarakan Program SBIkarena persyaratan membuka SBI sebaha-gian guru harus S2.

4. Bekerja sama dengan berbagai pihak dalamkapasitas mutualistis untuk meningkatkaneksistensi dan kualitas kehadiran sekolah-sekolah BPK PENABUR.

Program KhususMembangun kesadaran bahwa pendidikankarakter merupakan tanggung jawab semuapihak, termasuk orangtua siswa. Programdiawali dengan diskusi dan dialog yang melibat-kan guru dan orangtua di tiap jenjang di ling-kungan BPK PENABUR. Hasil diskusi kemudiandi kembangkan, untuk di imple-mentasikansecara terpadu dalam keseharian pendidikan.

gnajneJ isatserPgnabaC arauJ hayaliW

1KAMS

- retupmoKNSO - lanoisaN

- adliwpoPsikgnatuluB 1 3noberiC

- atokpoPsikgnatuluB 1 noberiC

- sabeB;adaDayaGgnaneR 2;1 noberiC

- m004iraL 2 noberiC

- teksaB;gnilwoB 2;2 noberiC

- noititepmoCgnitnuoccA gnudnaBahtanaraM 2 sitrepoK

- nihaBgolonoMabmoL 3 noberiC

- itagawsnUakitametaMedaipmilO 3 noberiC

- netnaBakisiFTCL 2 netnaB

- itagawsnUimonokETCL 1 noberiC

- noititepmoCgnilleTyrotS&gnidaeR 2raH noberiC

- retupmoK;igoloiB;akisiF:atoKedaipmilO 3;3;2 noberiC

- imonortsA;imonokE;akitametaM:atoKedaipmilO 3;2,1;2 noberiC

- yrevocsiD HPU 1.raH HPU

- IUtsefpmoC 2 IU

- noititepmoCetabeD 3 noberiC

Penutup

BPK PENABUR Cirebon dengan segalakeberadaannya menghadapi aneka persoalan,tetapi dengan kerjasama sesama komunitas BPKPENABUR Cirebon, dan dukungan dari PH BPKPENABUR berusaha bangkit dengan segala pro-gram khusus, serta membangun empat lantaigedung SMPK-SMAK untuk meningkatkanfasilitas pelayanan kepada masyarakat. Kiranyapembangunan fisik selesai tepat waktu, sertadiiringi pembangunan spiritual untuk mengim-bangi dan menyinergi lajunya pembangunanfisik, bagi peningkatan kualitas kuantitaspendidikan BPK PENABUR Cirebon. Mela-luinya, nama Tuhan dimuliakan.

Page 135: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

127Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

lahir di Salatiga, Juli 1955. Menyelesaikan sekolah di Sekolah SeniRupa Indonesia (SSRI) Yogyakarta, tahun 1973. Pendidikan keguruandiperoleh dari Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Widya Tama Salatiga,dan tamat pada tahun 1976. Mengajar di SD Kristen BPK PENABURBandar Lampung sejak tahun 1978 hingga sekarang.

lahir di Salatiga, Juni 1967. Menyelesaikan S1 dari IKIP SemarangJurusan Pendidikan Geografi. Saat ini sebagai guru tetap SMAK 3BPK PENABUR Bandung. Sejak tahun 1989 aktif mengikutiperlombaan menulis dan menjadi pemenang dalam berbagai lombatingkat nasional. Disamping itu, juga melakukan berbagai penelitianberkaitan dengan pendidikan.

lahir di Jakarta, 5 April 1972. Menyelesaikan pendidikan di SDN 05Pagi, SMPN 53 dan SMAN 73 Jakarta Utara. Meraih S1 dari FPOKIKIP Jakarta, S1 dari Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka. Tahun2001 melanjutkan studi Magister Manajemen di STIE LPMI Jakarta,dan tahun 2011 menyelesaikan studi S3 Manajemen Pendidikan diUniversitas Negeri Jakarta. Sejak tahun 1997-sekarang guru BPKPENABUR Jakarta. Disamping itu, juga memperoleh pengalamanmanajemen sebagai wakil kepala sekolah SMPK serta menjadikoordinator bidang studi SMPK BPK PENABUR Jakarta. Kepalabidang pendidikan dan personalia Yayasan Tumbur tahun 2001hingga saat ini. Aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan dankepemudaan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.

lahir di Jakarta, Februari 1978. Pendidikan: Sarjana Pendidikan,Universitas Kristen Jakarta. Mengajar di TKK 11 BPK PENABURJakarta, sejak tahun 2007 – sekarang.

lulus dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Universitas NegeriYogyakarta dan Universitas Katolik Atmajaya Jakarta. Pengalamanmengajar di Universitas Komputer Indonesia, Bandung tahun 2000 –2009; Politeknik Piksi Ganesha, Bandung tahun 2009–sekarang;Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta tahun 2009-sekarang. Aktifmenulis buku di bidang komputer, metode penelitian dan ekonomi.Sebagian tulisan dapat dibaca di http://www.jonathansarwono.info;email : [email protected]; [email protected]

lahir di Rembang, Juni 1965. Lulusan SPG Kristen Widya TamaSalatiga tahun 1983 dan menyelesaikan S1 Fakultas Pendidikanjurusan BK di Universitas Indra Prasta Jakarta/ tahun 2005. Guru TK& SD Wijaya Kusuma , Lasem/ Jawa Tengah tahun 1983-1987. Sejaktahun 1988 - sekarang mengajar di TKK BPK PENABUR Jakarta.

Keterangan Mengenai Penulis

Agoes Soesiyono,

Ary Widi Kristiani,

Edi Siregar,

Eltin John,

Jonathan Sarwono,

Maria Inawati,

Page 136: Cover dalam depan belakang - Yayasan BPK PENABUR · Pengantar Redaksi ii - v Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan melalui Metode Bermain Alat Manipulatif, Maria Inawati, 1-10

128 Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011

Keterangan Mengenai Penulis

lahir di Gunung Kidul Yogyakarta, 2 September 19962. Lulusan SPGNegeri Wonosari tahun 1982 , Sarjana Muda Universitas TamanSiswa Yogyakarta tahun 1986. Menyelesaikan S1 Fakultas Seni danSastra Jurusan Sastra Indonesia Universitas Indra Prasta Jakartatahun 2004. Menjadi Guru SD Kristen Lidya Jakarta tahun 1986 –1995. Menjadi Guru SD Kristen Triana Jakarta tahun 1995 – 2000.Sejak tahun 2000 - sekarang guru SDK 3 BPK PENABUR Jakarta.

lahir di Bagan Siapi-api, Juni 1973. Memperoleh gelar Sarjana Sainsdari FMIPA Universitas Indonesia Jurusan Biologi tahun 1998.Semasa kuliah (1995 – 1996) menjadi asisten dosen di Lab.Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA-UI. Memperoleh AKTA IV dariUniversitas Negeri Jakarta (2001). Mengajar bidang studi Biologi danmenjadi kepala sekolah di SMP Permai (1998 – 2004). Sejak Agustus2004 bekerja sebagai staf pada bagian Pengkajian & PengembanganPendidikan (P4) BPK PENABUR Jakarta. Mulai Juli 2009 bekerjasebagai staf kurikulum di Bagian Kurikulum dan Evaluasi (KE) - BPKPENABUR Jakarta.

lahir di Karawang, Desember 1973, menyelesaikan S1 di FPMIPAIKIP Bandung Jurusan Pendidikan Fisika (1999). Mengajar di SMPKBPK PENABUR Cimahi sejak tahun 2001- sekarang. Tahun 2008menjadi Juara I Guru Favorit Harian Pagi “RADAR BANDUNG’.Tahun 2011 menjadi Juara III Guru Berprestasi Tingkat Kota Cimahi.

lahir di Kulon Progo, Mei 1981. Lulus S1 Jurusan Teknologi IndustriPertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Madatahun 2004. Menyelesaikan Program Pembentukan KemampuanMengajar di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas NegeriYogyakarta tahun 2005. Guru SDK 6 BPK PENABUR Bandung sejak1 Juli 2005 - sekarang.

lahir di Yogyakarta, Juli 1960. Menyelesaikan pendidikan programS1 IKIP (sekarang Universitas) Sanata Dharma Yogyakarta jurusanEkonomi Pendidikan Bisnis tahun 1983. Guru SMA Katolik yayasanSiswarta Banjarmasin tahun 1984-1985, guru SMAK dan SMPK BPKPENABUR Tasikmalaya tahun 1986-2000, guru SDK BPK PENABURTasikmalaya tahun 2000 - sekarang.

lahir di Sleman, Oktober 1957. Pendidikan: Bacalaureat Of ArtsJurusan Bahasa Indonesia IKIP Sanata Dharma (kini UniversitasSanata Dharma) Yogyakarta, lulus 1978; S1 Pendidikan Bahasa danSastra Indonesia FKIP-UT, lulus tahun 2002. Status Guru Negeridipekerja-kan pada SMPK 1 BPK PENABUR Cirebon, mulai bekerjadi BPK PENABUR Cirebon 1 Februari 1979. Karya tulisnyaditerbitkan dalam bentuk buku, diktat, dan tabloid serta pernahmenjadi juara dalam lomba mengarang di Cirebon.

Melania Sutarni,

Mudarwan, S.Si.,

Piping Sugihaarti,

Rr. Tri Sumi Hapsari,

Widodo,

Yohanes Paiman,