KONSEP MANIPULATIF ALATAN

18
Berbagai teori belajar yang membahas tentang anak usia sekolah dasar terutama yang berkaitan dengan kemampuan kognitif yang menunjang dalam pembelajaran matematika menegaskan bahwa pembelajaran matematika harus mampu menjembatani kemampuan berpikir anak yang masih operasional konkrit (teori Piaget) dengan matematika yang secara konseptual abstrak. Pada usia ini anak dapat berpikir logis tetapi secara perseptual orientasinya masih dibatasi dengan realitas fisik (Piaget, dalam Reys, dkk., 1989). Sementara menurut Bruner (Reys, et.al., 1989), anak melakukan manipulasi objek, mengkonstruksi, menyusun objek konkrit. Anak berinteraksi secara langsung dengan benda fisik. Pada tahap yang lebih tinggi anak mulai mampu menggunakan gambar untuk memahami situasi. Gambaran tentang perkembangan anak seperti itu sesuai dengan kondisi usia siswa sekolah dasar. Oleh karena itu, penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika merupakan suatu tuntutan yang penting. Kelly (2006), seperti dikutip pada bagian awal bab ini, mengutarakan berbagai hasil penilitian yang menunjukkan bahwa peran alat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematika dapat membantu anak dalam memahami konsep-konsep matematika yang abstrak. Pengertian Alat Peraga Manipulatif Alat peraga manipalatif dalam hal ini merupakan bagian dari media pembelajaran yang berupa alat. Kelly (2006) menyatakan bahwa : “ The term, manipulative, will be defined as any tangible object, tool, model, or mechanism that may be used to clearly demonstrate a depth of understanding, while problem solving, about a specified mathematical topic or topics” Menurut pengertian tersebut, alat peraga manipulatif ( manipilative ) tidak lebih berupa benda-benda, alat-alat, model, atau mesin yang dapat digunakan untuk membantu dalam memahami selama proses pemecahan masalah yang berkaitan dengan suatu konsep atau topik matematika. Orang tua di rumah biasanya

Transcript of KONSEP MANIPULATIF ALATAN

Page 1: KONSEP MANIPULATIF ALATAN

Berbagai teori belajar yang membahas tentang anak usia sekolah dasar terutama yang berkaitan dengan kemampuan kognitif yang menunjang dalam pembelajaran matematika menegaskan bahwa pembelajaran matematika harus mampu menjembatani kemampuan berpikir anak yang masih operasional konkrit (teori Piaget) dengan matematika yang secara konseptual abstrak. Pada usia ini anak dapat berpikir logis tetapi secara perseptual orientasinya masih dibatasi dengan realitas fisik (Piaget, dalam Reys, dkk., 1989). Sementara menurut Bruner (Reys, et.al., 1989), anak melakukan manipulasi objek, mengkonstruksi, menyusun objek konkrit. Anak berinteraksi secara langsung dengan benda fisik. Pada tahap yang lebih tinggi anak mulai mampu menggunakan gambar untuk memahami situasi. Gambaran tentang perkembangan anak seperti itu sesuai dengan kondisi usia siswa sekolah dasar. Oleh karena itu, penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika merupakan suatu tuntutan yang penting. Kelly (2006), seperti dikutip pada bagian awal bab ini, mengutarakan berbagai hasil penilitian yang menunjukkan bahwa peran alat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematika dapat membantu anak dalam memahami konsep-konsep matematika yang abstrak.

Pengertian Alat Peraga Manipulatif Alat peraga manipalatif dalam hal ini merupakan bagian dari media pembelajaran yang berupa alat. Kelly (2006) menyatakan bahwa : “The term, manipulative, will be defined as any tangible object, tool, model, or mechanism that may be used to clearly demonstrate a depth of understanding, while problem solving, about a specified mathematical topic or topics” Menurut pengertian tersebut, alat peraga manipulatif (manipilative) tidak lebih berupa benda-benda, alat-alat, model, atau mesin yang dapat digunakan untuk membantu dalam memahami selama proses pemecahan masalah yang berkaitan dengan suatu konsep atau topik matematika. Orang tua di rumah biasanya menyediakan berbagai mainan atau benda-benda untuk dimainkan oleh anak, tetapi tidak selamanya mainan atau benda-benda tersebut dapat digunakan untuk menanamkan konsep-konsep matematika. Benda-benda tersebut adalah murni mainan untuk memuat anak senang. Tetapi jika benda-benda tersebut berupa bentuk-bentuk geometri dengan aneka warna dan aneka ukuran, maka dapat dianggap sebagai benda manipulatif yang dapat menunjang terhadap proses belajar matematika.

Sebagai contoh, siswa disediakan benda-benda konkrit untuk digunakan dalam menyelesaikan soal-soal cerita tentang operasi-operasi bilangan cacah. Model-model bangun geometri digunakan siswa untuk mengetahui sifat-sifat bangun geometri melalui kegiatan eksplorasi atau eksperimen. Dalam menggunakan alat peraga manipulatif, guru harus menggunakannya secara efektif agar memperoleh manfaat yang baik. Guru perlu mengetahui kapan, kenapa, dan bagaimana menggunakan alat peraga manipulatif secara fektif di ruang kelas, meliputi kemungkinan dapat diamati (dinilai), dapat digunakan dengan baik, serta pengaruhnya dalam membantu proses belajar melalui eksplorasi alat peraga tersebut. Kelly (2006) menyajikan suatu standar penggunaan alat peraga

Page 2: KONSEP MANIPULATIF ALATAN

manipulatif dalam pembelajaran matematika khususnya dalam pemecahan masalah agar penggunaan dapat efektif, yaitu : Alat peraga memuat petunjuk penggunaan dan pemeliharan yang jelas. Alat peraga mengandung hubungan yang jelas dengan suatu konsep Matematika. Penggunaan alat peraga diarahkan secara kerjasama atau kelompok kerja untuk membantu meningkatkan pemahaman matematikanya. Guru mengatur waktu kegiatan eksplorasi siswa dengan baik agar siswa terbiasa mengatur waktu dalam belajar. Alat peraga sebaiknya variatif dalam bentuk, ukuran, warna serta tingkatan pemahaman konsep yang diharapkan. Alat peraga dapat digunakan dengan berbagai cara dalam memecahkan masalah untuk menumbuhkan kreativitas siswa.

Guru mendukung dan respek terhadap penggunaan alat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematika agar siswa pun memiliki sikap yang baik terhadap pembelajaran matematika menggunakan alat peraga. Guru menjamin ketersediaan alat peraga yang dibutuhkan siswa serta mudah untuk digunakan (diakses). Guru mampu mengatasi kesulitan atau resiko yang terjadi dari penggunaan alat peraga. Guru melaksanakan penilaian berbasis kinerja (performent-based assessment). Standar-standar ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika. Berkaitan dengan penilaian yang dilakukan, karena pembelajaran menggunakan alat peraga manipulatif, maka penilaian yang tepat adalah penilaian berbasis kinerja baik untuk menilai siswa selama bekerja dengan alat peraga manipulatif atau untuk menilai kemampuan siswa memecahkan

masalah. Alat penilaian yang dapat digunakan adalah berupa rubrik baik rubrik analitik maupun rubrik holistik. Oleh karena itu, teknik penilaiannya bisa dengan observasi, portofolio dan inventori. Selain itu, tes tertulis pun dapat digunakan untuk mengetahui sejauhmana perkembangan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika atau kemampuan penguasaan suatu konsep matematika. PENUTUP

Page 3: KONSEP MANIPULATIF ALATAN

Pemecahan masalah adalah suatu kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa, seiring dengan perubahan paradigma pembelajaran matematika dari fokus terhadap kemampuan berhitung dan rumus menjadi fokus terhadap kemampuan siswa dalam menggunakan konsep-konsep matematika untuk memecahkan masalah dalam kehidupan mereka. Pemecahan masalah telah menjadi bagian dari tujuan pembelajaran matematika dalam kurikulum saat ini mulai dari jenjang sekolah dasar. Guru sebagai pihak yang paling berperan dalam pembelajaran, perlu mengusai tidak hanya pemecahan masalah secara konseptual tetapi juga secara praktiknya. Perubahan paradigma pembelajaran matematika ini membutuhkan kemampuan guru baik dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran pemecahan masalah. Berbagai masalah yang muncul dapat disebabkan oleh persepsi guru yang belum benar tentang pemecahan masalah dan pembelajarannya sehingga berimplikasi terhadap pembelajarannya. Sebab lain dapat didorong oleh beban pembelajaran yang padat berdasarkan kurikulum sehingga tidap punya waktu banyak untuk melaksanakan aktivitas pemecahan masalah. Padahal aktivitas pemecahan masalah membutuhkan waktu yang lebih banyak apalagi dalam model pembelajaran kelompok. Pembelajaran pemecahan masalah sebagai suatu aktivitas matematika di sekolah dasar perlu ditunjang oleh alat peraga yang dapat dimanipulasi oleh siswa selama proses memecahkan masalah. Kenayataannya di lapangan adalah bahwa pembelajaran startegi pemecahan masalah cenderung mekanistik verbalis, hal ini kurang sesuai dengan tahapan berpikir siswa yang masih konkrit operasional. Ketersediaan media dan alat peraga sangat menunjang bagi pembelajaran pemecahan masalah untuk menjembatani kemampuan pemecahan masalah sebagai kemampuan kognitif tingkat tinggi dengan kemampuan berpikir siswa sekolah dasar yang masih konkrit. Peran alat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematika terutama pada aktivitas pemecahan masalah tidak sama seperti benda-benda mainan anak, tetapi lebih sebagai suatu kebutuhan yang menunjang dalam pembelajaran matematika agar lebih efektif, mengingat matematika memuat konsep-konsep yang abstrak.

Pentingnya penggunaan alat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematika, menuntut guru untuk menyediakan dan menggunkan alat peraga manipulatif sesuai dengan standar-standar yang diacu agar pembelajaran matematika lebih efektif dan mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Mengakhiri tulisan ini, penulis mengakui bahwa makalah ini memuat tidak sedikit kekurangan dan kelemahan, berawal dari kesederhanaan topik bahasan dan terutama nilai dari pesan-pesan yang terungkap pada makalah ini. Tetapi mudah-mudahan, tema yang sederhana ini mampu untuk memberikan pengayaan dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah dasar, dan selebihnya untuk memperdalam wawasan penulis tentang tema yang terkait.

Penguasaan kemahiran manipulatif oleh bakal guru amat penting bagi meningkatkan keberkesananpengajaran dan pembelajaran amali sains di sekolah kelak. Seorang guru perlu memiliki pengetahuandan menguasai keseluruhan kemahiran manipulatif agar dapat membimbing pelajar menjalankan ativitipenyiasatan mereka dengan efektif dan sistematik. Guru juga perlu mengamalkan teknik-teknik amali

Page 4: KONSEP MANIPULATIF ALATAN

dengan baik seterusnya dapat membimbing pelajar ketika menjalankan amali.

Komponen Kemahiran Manipulatif memberi fokus kepada perkembangan kefungsian tahap kemahiran motor kasar, motor halus danpengamatan murid. Komponen kemahiran manipulatif ini amat penting untuk membantu murid dalam penguasaan 3M (membaca, menulis danmengira). Usaha ini dapat melahirkan murid berkeperluan khas yang berilmu pengetahuan, berketrampilan, berakhlak mulia,bertanggungjawab dan berkeupayaan mencapai kesejahteraan diri serta memberi sumbangan terhadap keharmonian, kemakmuranmasyarakat dan negara.

OBJEKTIFKomponen Kemahiran Manipulatif membolehkan murid dapat:1. melakukan pergerakan koordinasi motor kasar, motor halus dan pengamatan.2. menggunakan peralatan dengan teknik yang betul.3. menggunakan pengetahuan dan kemahiran manipulatif dalam pengurusan kehidupan seharian secara berkesan.4. meluaskan daya kreativiti dan inovasi dalam menghasilkan sesuatu bahan.

Pembelajaran subjek Matematik adalah sebenarnya adalah sangat mudah dan menyeronokkan jika murid-murid dapat memahami dan menguasai konsep matematik yang baik. Pembelajaran matematik hanya melibatkan empat jenis operasi iaitu, penambahan, penolakan, pendaraban dan pembahagian. Keempat-empat operasi ini, jika dikuasai dengan baik dan cepat serta secara efektif, ianya pasti akan menjadi kesenangan kepada murid-murid dalam menjalankan operasi dalam Matematik. Secara tidak langsung, murid-murid pasti akan menyukai pembelajaran matematik.

 

Tambahan pula, bahan bantu belajar yang dipilih mampu mempengaruhi minat murid-murid untuk meneruskan tumpuan terhadap proses pengajaran dan pembelajaran pada waktu tersebut. Guru-guru harus memainkan peranan penting dalam menyediakan bahan bantu belajar yang sesuai selaras dengan perkembangan semasa supaya murid-murid pada hari ini dapat mempraktikkan pemikiran di luar kotak. Bahan-bahan pengajaran dan bahan bantu belajar ada dalam pelbagai bentuk. Bahan-bahan itu mungkin dalam bentuk buku, carta atau slaid yang dipancarkan pada layar dan sebagainya yang merupakan bahan yang menyokong penyampaian pengajaran dan pembelajaran.Oleh itu, kepelbagaian bahan bantu belajar dalam sesi pengajaran dan pembelajaran adalah amat digalakkan kerana setiap murid mempunyai kecerdasan yang pelbagai,dengan kepelbagaian bahan bantu belajar yang ada, murid-murid pasti akan memilih bahan yang mereka minati bagi membantu mereka memahami konsep subjek dalam pengajaran dan pembelajaran pada waktu tersebut.  

Page 5: KONSEP MANIPULATIF ALATAN

  Selain itu, penggunaan bahan bantu belajar dalam sesi pengajaran dan pembelajaran dapat menggalakkan murid-murid untuk berfikir secara kritis dan kreatif. Dengan penggunaan bahan bantu belajar yang sesuai dengan tajuk, murid-murid akan dapat menjana idea-idea yang baru dan membuat inovasi terhadap tajuk atau bahan yang mereka gunakan. Hal ini adalah amat digalakkan selaras dengan membentuk kemahiran berfikir secara kritis dan kreatif. Dalam menjalankan pengajaran berbentuk pemikiran secara kreatif dan kritis, ianya memang susah kerana setiap murid membesar dalam persekitaran yang berbeza. Oleh itu, guru memainkan peranan yang sangat penting ketika proses pengajaran dan pembelajaran berlaku supaya penjanaan minda terhadap murid-murid dapat dilaksanakan secara ansur maju.    

  Tambahan pula,murid-murid juga akan mudah tertarik dengan subjek tersebut jika kita menggunakan konsep bermain sambil belajar dengan menggunakan bahan bantu belajar. Dengan pembinaan bahan bantu belajar yang bersifat permainan, murid-murid pasti akan lebih berminat untuk menggunakan bahan bantu belajar tersebut kerana sememangnya fitrah seorang murid-murid suka bermain sambil belajar. Selain itu, bahan bantu belajar itu mestilah menarik dan berwarna-warni mengikut kesesuaian aktiviti supaya murid-murid akan dapat mengenali warna sambil bermain menggunakan bahan bantu belajar yang disediakan. Jika mereka menggunakan bahan bantu belajar tersebut sepenuhnya, pasti mereka akan dapat memahami konsep subjek itu dengan sebaiknya. Secara tidak langsung objektif pengajaran pasti akan tercapai.

 

Tambahan lagi, dengan menggunakan bahan bantu belajar dalam pengajaran dan pembelajaran, ianya akan memudahkan pengajaran guru pada hari tersebut. Jika kita bergantung semata-mata dengan papan putih atau papan hitam yang disediakan, murid-murid pasti akan cepat berasa bosan dengan subjek tersebut. Tumpuan mereka akan mula hilang dan mereka akan cuba untuk membuat sesuatu di luar kawalan guru contoh, menggangu rakan-rakan yang lain, membuat kerja lain dan sebagainya. Dengan adanya bahan bantu belajar ini, ianya dapat memudahkan kerja guru dalam memberikan dan mengukuhkan konsep sesuatu mata pelajaran murid-muridan tersebut. Secara tidak langsung objektif pengajaran dan pembelajaran pasti akan tercapai dengan mudah.

 

Selain itu, dengan penggunaan bahan bantu belajar, ianya dapat memberi kefahaman kepada murid-murid dengan mudah dan cepat. Dalam setiap bilik darjah, tidak semua murid mempunyai kecerdasan yang sama, ada sesetangah murid perlu belajar dengan menggunakan muzik, ada yang perlu menggunakan bahan elektronik seperti iPad,iPhone atau komputer. Penggunaan bahan bantu belajar yang sesuai pasti akan dapat memberikan kefahaman yang baik dan mantap

Page 6: KONSEP MANIPULATIF ALATAN

serta cepat kepada murid-murid. Namun begitu, guru haruslah kreatif dalam menyediakan bahan bantu belajar yang mengikut kemampuan guru dan juga yang mampu memenuhi keperluan murid-murid supaya objektif pembelajaran pada waktu tersebut akan mudah tercapai tanpa melibatkan kos yang tinggi.

 

Yang paling meyeronokkan adalah, dengan adanya bahan bantu belajar, ianya akan menggalakkan penglibatan murid-murid di dalam bilik darjah secara langsung. Cara ini adalah cara yang paling baik dan patut digunakan oleh semua guru kerana cara ini terbukti merupakan cara terbaik bagi memastikan murid-murid akan memahami konsep subjek tersebut dengan baik. Bahan bantu belajar yang berbentuk 3D adalah bahan yang paling baik, dan jika seseorang guru itu berkemampuan, guru boleh menyediakan bahan-bahan tersebut bagi setiap murid supaya mereka boleh meneroka dan memegang sendiri barang tersebut. Murid-murid akan terlibat secara langsung dalam pengajaran dan pembelajaran dan mereka pasti tidak akan berasa bosan dengan subjek tersebut. Kita dapat lihat pelbagai kemahiran dalam kalangan murid-murid yang akan dapat ditonjolkan jika cara ini diguna pakai dalam bilik darjah.  Oleh itu, kita boleh lihat betapa pentingnya penggunaan bahan bantu belajar 3D dan penggunaannya digunakan sepenuhnya oleh murid-murid.  

 

Bahan bantu belajar ini disediakan dengan berpandukan kepada aspek psikologi murid-murid dan mengikut kemampuan serta kebolehan mereka dengan kemahiran yang berbeza. Sekali lagi diterangkan bahawa seseorang guru itu perlu mahir dan fasih akan perangai murid-muridnya. Guru perlu mengenalpasti setiap perwatakan dan gaya belajar murid-muridnya supaya guru dapat menyediakan bahan bantu belajar dengan baik dan bersesuaian dengan psikologi murid –murid.  Jika guru tidak menghiraukan tentang psikologi murid-murid, pembelajaran pasti akan menjadi bosan dan tidak efektif.

 

Penggunaan bahan bantu belajar juga dapat menilai perkembangan intelek murid-murid. Murid-murid dapat mengetahui tahap keupayaan, kesediaan dan kecerdasan untuk belajar. Murid-murid juga akan dapat mengetahui pelbagai kemahiran sekaligus dapat membantu mereka berfikir dengan lebih kreatif dan logik. Mereka juga dapat menambahkan maklumat tambahan ke dalam minda dan akan mengembangkan potensi pemikiran mereka dalam mendedahkan mereka dengan cara menyelesaikan masalah, contohnya dengan menggunakan Polyas’ Model. Cara berfikir seperti ini perlu dipupuk semenjak mereka kecil lagi supaya mereka akan lebih kreatif pada masa hadapan. Perkembangan intelek yang seimbang dapat menyeimbangkan aktiviti harian dan kecerdasan murid-murid dalam pelbagai aspek kehidupan berdasarkan konsep JERIS.

Page 7: KONSEP MANIPULATIF ALATAN

 

Bahan bantu belajar yang disediakan, jika berbentuk permainan adalah sangat digalakkan. Bermain sangat penting dalam memupuk interaksi murid-murid dengan rakan-rakan mereka, guru-guru dan orang-orang di sekeliling mereka termasuklah dengan ibu bapa. Menurut teori instinct (naluri), alam kanak-kanak merupakan tempoh persediaan diri untuk ke alam dewasa (Noriati, Boon dan Sharifah Fakhriah, 2009). Murid-murid akan dapat mengenali dan mengetahui bahawa emosi seseorang mungkin berbeza mengikut situasi tertentu dan tahu bagaimana cara untuk mengawal emosi tersebut. Bermain juga dapat meningkatkan keyakinan dan keberanian diri kanak-kanak supaya tidak malu untuk bersosial dengan orang lain. Pembelajaran kooperatif adalah amat sesuai digunakan bagi meningkatkan kemahiran sosial murid-murid.

 

Secara umum, pengajaran dan pembelajaran matematik amat bergantung kepada bahan manipulatif untuk melakukan proses pengiraan secara berkesan. Salah satu jenis bahan manipulatif yang sangat berguna untuk melakukan pengiraan ialah bahan asas 10.Contoh bahan asas 10 yang biasa digunakan ialah Blok Dienes. Selain daripada itu,rod Cuisenaire,Cipberwarna,Ikatan Straw dan Abakus juga merupakan bahan manipulatif yang biasa digunakan dalam pengiraan asas matematik. Contoh – contoh bahan manipulatif yang boleh digunakan dalam pengajaran dan pembelajaran matematik adalah seperti dalam gambar rajah di bawah.

Page 8: KONSEP MANIPULATIF ALATAN

Bahan-bahan manipulatif dalam MatematikPenggunaan abakus dapat meningkatkan kemahiran pengiraan dan kebolehan menyelesaikan masalah matematik dalam kalangan murid. Murid juga dapat mengira dengan pantas, meningkatkan penggunaan otak kanan murid dan penglibatan semua deria utama murid ketika mengendalikan abakus. Penggunaan abakus boleh diaplikasikan dalam keempat-empat operasi matematik iaitu, penambahan, penolakan, pendaraban dan bahagi. Ianya amat mudah untuk digunakan dan sangat efisien bagi menyelesaikan masalah dalam matematik. Murid-murid hanya perlu menggunakan jari telunjuk, jari tengah dan ibu jari untuk menaik dan menurunkan manik-manik tersebut. Contohnya, penambahan nombor dua digit dengan nombor dua digit tanpa kumpul semula.

Naikkan 2 manik bawah yang paling kanan ke arah palang/bim; dan naikkan 1 manik bawah yang berada di sebelah kiri untuk menunjukkan nilai 12. Kemudian,untuk menambahkannya dengan nilai

Page 9: KONSEP MANIPULATIF ALATAN

31, gerakkan 1 manik di bahagian nilai tempat sa ke atas; dan 3 manik bahagian nilai tempat puluh ke atas. Hasilnya adalah 43.

 

Ini merupakan contoh yang sangat mudah bagi menunjukkan cara menggunakan abakus. Ianya amat mudah untuk digunakan. Murid-murid pasti akan suka belajar dengan menggunakan abakus apabila mereka perlu menyelesaikan soalan matematik yang melibatkan operasi-operasi dalam matematik.

 

Selain itu juga, bahan video dalam bentuk digital dapat digunakan sebagai satu medium untuk meningkatkan lagi kesenangan dalam mengakses kepada bahan pembelajaran. Dalam pengajaran pembelajaran yang berasaskan kaedah pembelajaran secara kontekstual, klip video dapat membawa situasi-situasi apklikasi konsep matematik dalam kehidupan harian kepada murid-murid untuk melihat bagaimana dan bilakah matematik dapat diaplikasikan ke dalam konteks sebenar. Strategi ini dapat meningkatkan kefahaman dan minat murid-murid serta pembelajaran adalah lebih bermakna.

 

Selain daripada itu, klip video juga boleh digunakan untuk menunjukkan tunjuk cara yang sukar dan bahaya dilakukan serta prosedur-prosedur penggunaan sesuatu alat atau bahan pengajaran dan pembelajaran. Dengan menggunakan video juga, murid-murid akan mudah ingat apa yang mereka belajar melalui grafik yang mana dapat membantu murid mengekalkan ingatan jangka panjang mereka. Guru-guru muda sudah mula sedar akan kelebihan menggunakan video sebagai medium untuk mengajar kerana mereka sendiri sedar bahawa jika mereka belajar dengan melihat video, mereka akan lebih mudah ingat sesuatu subjek itu dengan mudah dan baik.

 

Selain itu, kepentingan dalam ICT sebenarnya mampu mencorakkan semula cara dan gaya pemikiran serta sistem nilai masyarakat masa kini dan akan datang. Mahu atau tidak, persaingan akan wujud yang memerlukan kepada tindakan pantas dan bijaksana bagi menghadapi keadaan ini. Semua ini memerlukan kredibiliti dan kemampuan manusia sebagai pengurus atau pekerja yang mahir dan mempunyai ilmu pengetahuan. Oleh itu, perubahan demi perubahan perlu dilaksanakan bagi mengisi ruang-ruang input yang baru dan terkini dalam pendidikan di negara ini.Langkah kerajaan dalam menggalakkan guru-guru mengajar menggunakan ICT adalah amat bagus kerana ianya dapat meningkatkan perasaan inkuiri dalam diri murid-murid dan juga guru-guru boleh memberikan input-input tambahan kepada murid-murid yang tidak dapat dibeli atau ditunjukkan secara langsung kepada murid-murid. 

Page 10: KONSEP MANIPULATIF ALATAN

 

Penggunaan komputer di dalam bilik darjah membawa satu reformasi dan perkembangan dalam pengajaran dan pembelajaran matematik dari segi teknik dan strategi. Pengajaran menggunakan komputer yang mana, guru hanya menjadi fasilltator dengan menyediakan isi kandungan tajuk yang hendak diajar dalam bentuk modul. Murid-murid belajar dengan merujuk kepada modul tersebut. Komputer menjadi media pengantara guru dan pengajar. Kebanyakan modul adalah dalam bentuk pakej pembelajaran formal, latihan murid, bahan pembelajaran individu, penyelesaian masalah serta pemainan berasaskan komputer. Pengurusan pengajaran menggunakan komputer pula adalah apabila sebilangan besar guru di sekolah kini menggunakan teknologi dan komputer untuk mengumpul data dan seterusnya membuat analisis bagi penilaian pengajaran, penggunaan bahan pembelajaran, proses pengajaran dan pembelajaran, dan interaksi murid-murid di dalam bilik darjah.

Daripada penilaian ini nanti, guru boleh mengubahsuai dan memperbaiki rancangan pengajaran hariannya untuk pengajaran akan datang. Akhir sekali, penilaian menggunakan komputer di mana guru juga boleh menilai kesan hasil pembelajaran dengan menggunakan teknologi dan komputer. Terdapat dua cara yang guru boleh gunakan untuk membuat penilaian menggunakan komputer, yang pertama adalah, murid-murid menjawab soalan yang diutarakan dalam komputer, jawapan akan disemak oleh guru itu sendiri, atau murid-murid menjawab soalan dalam komputer dan terus menyemak jawapan mereka. Dengan cara ini murid-murid akan mengetahui prestasi mereka dengan serta merta. Pembelajaran juga pasti akan menjadi lebih seronok dan interaktif.

 Penggunaan kalkulator sebagai bahan bantu belajar dalam pengajaran dan pembelajaran matematik juga boleh digunakan. Namun begitu, ianya telah menimbulkan kontroversi dalam kalangan warga pendidik. Antara isu yang ditimbulkan ialah, murid-murid tidak akan cekap dalam mengira, tidak dapat mengamalkan pengiraan secara mental dan tidak menghafal fakta asas metematik. Walaubagaimanapun pengunaan kalkulator sebagai bahan bantu belajar dalam pembelajaran pada situasi yang sesuai boleh membantu murid-murid untuk lebih memahami nombor dan operasi pengiraan dengan baik. Antara kelebihan penggunaan kalkulator yang telah dikenalpasti ialah dapat meningkatkan minat murid-murid dalam pengiraan matematik, selain ianya menunjukkan kesan positif terhadap kemahiran mengira dan perkembangan konsep matematik dan juga dapat meningkatkan kemahiran pengiraan mental murid-murid. Oleh itu, guru harus mengenalpasti kesesuaian bahan bantu belajar bagi setiap subjek yang diajar pada hari tersebut supaya pencapaian objektif pemebelajaran dapat dioptimumkan.

Page 11: KONSEP MANIPULATIF ALATAN

 

Selain itu, guru juga boleh menggunakan blok asas sepuluh sebagai bahan bantu belajar dalam pengajaran dan pembelajaran mereka bagi menarik minat murid-murid dalam subjek matematik. Blok asas sepuluh amat meluas digunakan dalam pengajaran matematik, contohnya digunakan untuk menambah, menolak, menambah dalam perpuluhan dan sebagainya. Cara menggunakan blok asas sepuluh juga adalah sangat mudah dan memang sesuai digunakan untuk mengukuhkan konsep – konsep asas kepada murid-murid yang baru hendak belajar dalam matematik terutama apabila melibatkan operasi dalam matematik. Kita boleh melihat contoh penggunaan blok asas sepuluh dalam penambahan.

 

 “Kedua- dua nombor diwakilkan menggunakan blok asas sepuluh. Dengan menggunakan model ini, cari jumlahnya dan tuliskan persamaan untuk merekod proses penambahan itu”

Page 12: KONSEP MANIPULATIF ALATAN

Hasil tambah ini dalam bentuk persamaan seperti berikut:

     369   + 244 = 613

Tambahan pula, terdapat pelbagai perisian matematik yang membantu pengajaran dan pembelajaran matematik. Beberapa kajian mendapati perisian seperti Geometric Sketch Pad (GSP), Cabri dan Geogebra membantu murid-murid mengukuhkan konsep geometri dan menganalisis masalah dan situasi yang berkaitan dengan bentuk dan ruang.Perisian yang terdapat dalam komputer itu sendiri juga boleh membantu dalam pengajaran dan pembelajaran matematik di dalam bilik darjah. Satu contoh yang baik ialah program microsoft excel. Program ini banyak membantu dalam tajuk pengumpulan. Tambahan pula, persembahan data.Internet juga boleh digunakan untuk membuat kajian dan mengumpul data. Selain itu, kini terdapat manipulatif berbentuk virtual yang boleh digunakan secara interaktif oleh murid-

Page 13: KONSEP MANIPULATIF ALATAN

murid.Pelbagai laman web boleh diakses untuk membantu guru dan murid-murid mencari bahan dan maklumat berkaitan matematik. Namun, guru harus berhati-hati dalam menilai maklumat yang sesuai dan wajar dalam pengajarannya.

 

Di sini, jelaslah kepada kita semua bahawa kepentingan menggunakan bahan bantu belajar dalam pengajaran dan pembelajaran matematik. Selain itu juga, kita dapat mengetahui beberapa bahan-bahan manipulatif yang boleh digunakan dalam dalam pengajaran matematik yang mana. Bahan – bahan manipulatif ini adalah sangat bagus bagi mengukuhkan konsep matematik terhadap diri murid-murid. Guru memainkan peranan yang penting dalam merancang dan melaksanakan rancangan pengajaran harian yang bersesuaian dengan subtopik yang ingin diajar pada waktu tersebut serta guru perlu bijak dan pandai memilih bahan bantu belajar yang sesuai bagi murid-murid mereka.

Kajian oleh Abdul Razak (1993) mendapati bahawa minat para pelajar terhadap matematik bergantung kepada cara pengajaran yang dijalankan oleh guru. Pengajaran yang berteraskan fahaman binaan dengan penekanan kepada pemahaman konsep akan mendatangkan rasa minat, dan kesedaran dalam diri pelajar terhadap kepentingan matematik dan berusaha menggunakan matematik untuk menyelesaikan masalah dalam mata pelajaran lain, dan dalam kehidupan harian. Mereka didapati lebih berhati-hati, bekerjasama, mempercayai serta saling menghormati antara satu sama lain ( antara murid dengan murid dan antara murid dengan guru ).

Prinsip – Prinsip Pembelajaran Matematik

Prinsip Pertama

1. Kesediaan belajar Matematik – ini bermaksud, dalam kesediaan belajar Matematik, keadaan dalaman seseorang murid mestilah sedia.

2. Tahap kematangan seseorang termasuk fizikal, kognitif, sosial dan emosi.3. Perkembangan diri mengikut umur murid tersebut.4. Pedagogi yang diamalkan oleh guru di sekolah.5. Pengetahuan sedia ada murid – lebih cepat menguasai kemahiran.

Prinsip Ke-2

1. Pengetahuan konkrit ke abstrak – pelajar didedahkan objek atau benda maujud ketika diajar konsep baru.

2. Pengajaran matematik harus dikaitkan dengan situasi kehidupan sebenar murid.3. Hubung-kaitkan kemahiran asas yang telah dikuasai murid dengan kemahiran

yang baru dipelajari murid

Page 14: KONSEP MANIPULATIF ALATAN

4. Kemahiran asas yang dikukuhkan dapat digunakan semula sebagai kesediaan belajar untuk mempelajari kemahiran baru yang lebih kompleks.

Prinsip Ke-3

1. Penggunaan bahan manipulatif :

Memanipulasi alatan untuk mengira Menyenggara alatan mengikut situasi masalah dalam matematik. Menggalakkan murid untuk lebih kreatif Memudahkan murid menyelesaikan permasalahan dalam matematik Merangsang pengetahuan sedia ada murid

Prinsip Ke Empat :

1. Bahan multi-media

Memudahkan proses pengajaran dan pembelajaran Merangsang keinginan murid Memberi pendedahan kepada murid tentang ICT Meningkatkan daya pemikiran murid Mewujudkan suasana pembelajaran yang produktif Melahirkan murid yang celik ICT

DAFTAR PUSTAKA Abbas, N.(------).Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Intruction) dalam Pembelajaran Matematika di SMU. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo Ashton, S.C. (------).Teaching Mathematic Problem Solving with a Workshop Approach and Literature. Virginia : College of William and Mary Williamsburg. [online] tersedia http://www.wm.edu/... /Ashton.pdf Goos, et.al.(2000). A Money Problem : A Source of Insight Into Problem Solving Actioan. Queensland : The University of Queensland [online]. Tersedia http://www.cimt.plymouth.ac.uk/jornal/pgmoney.pdfHudoyo dan Sutawijaya. (1998). Pendidikan Matematika I. Jakarta. Dirjen Dikti Depdiknas Jonassen, D.(2000).

Page 15: KONSEP MANIPULATIF ALATAN

Toward a Design Theory of Problem Solving To Appear in Educational Technologi : Research and Depelopement. [online] http://www.coe.missouri.edu/~jonassen/PSPaper%20 final.pdf Kelly, Catherine A.(2006). Using Manipulative in Mathematical Problem Solving : A Performance Based Analysis. [online]. Tersedia Krulik, Sthepen dan Rudnick, Jesse A. (1995). The New Sourcebook for Teaching Reasoning and Problem Solving in Elementary School. Temple University : Boston. Marsound, D. (2005). Improving Math Education in Elementary School : A Short Book for Teachers. Oregon : University of Oregon. [online]. Tersedia http://darkwing.uoregon.edu/.../ElMath.pdf Ruseffendi, E.T. (1991). Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar khususnya dalam Pengajaran Matematika untuk Guru dan Calon Guru. Bandung: Tarsito.

http://www.oocities.org/ummuamalin/minatmatematik.htm

http://books.google.com.my/books?id=Hjt5MRq1NBAC&pg=PA83&lpg=PA83&dq=pendekatan+pengajaran+manipulatif&source=bl&ots=KH3mlMrySV&sig=DvHJB0VhCnv0K6qJXv0hUB-dNK8&hl=en&sa=X&ei=NueyUaTSFYrjrAf554HYDQ&ved=0CF8Q6AEwBzhG#v=onepage&q=pendekatan%20pengajaran%20manipulatif&f=false

http://issuu.com/fhyzul2012/docs/ilovepdf.com

http://definisi.org/search/definisi-manipulatif

http://www.search-document.com/pdf/6/3/gambar-manipulatif.html

http://cikguhaidi.wordpress.com/category/strategi-pengajaran-matematik/page/3/