Courtesy of INAMOTION LANGIT KREATIF


PROYEK HILIWIR 2012 Tentang Inamotion INAMOTION adalah RUMAH KREATIF yang menyediakan layanan produksi dan dukungan orang-orang kreatif untuk membuat Media yang kreatif. Dalam memasuki satu tahun usahanya, kelompok ini didirikan sebagai pemasok untuk produksi Film, TVC, Music Videos, Company Profile, Animation, Ilustrator dan Digital Media. INAMOTION terus berkembang untuk menciptakan hasil yang lebih kreatif. Kami sangat terbuka untuk proyek-proyek kreatif yang baru. Latar Belakang Beranjak dari kegelisahan dari festival film bandung, kita sebagai warga bandung sekaligus didasari ingin melestarikan budaya sunda, Melihat adanya event festival film bandung tersebut, Inamotion Creative terinspirasi untuk mengangkat sebuah film dengan berbahasa sunda melalui sebuah konsep multiproduk yang solid, film layar lebar, dan musik soundtrack yang terintegrasi satu sama lain serta untuk didedikasikan kepada seniman sunda Target Market Target Proyek HILIWIR 2012/2013 mencakup seluruh kalangan kelas sosial A, B, C, dan D, yang berumur 15 sampai dengan 40 tahun.

A. Target primer. Target primer dari keseluruhan proyek ini adalah mereka yang berusia 25 sampai dengan 40 tahun; disebut sebagai generasi budaya, yang telah melestarikan budaya sunda lewat seni tari, musik dll.

B. Target sekunder Target sekunder adalah mereka yang berusia 15 sampai dengan 24 tahun. Mereka ini disebut sebagai generasi yang akan melestarikan budaya. Generasi ini merupakan pasar baru yang coba untuk direbut oleh proyek ini untuk menambah kesuksesan Proyek HILIWIR 2012.

Untuk mendapatkan indikasi awal terhadap proyek ini, Inamotion Crative telah mengadakan sebuah survey kuantitatif dan kualitatif mengenai komersialitas brand film yang menggunakan bahasa sunda dan bagaimana implikasi antusiasme masyarakat terhadap minat mereka untuk menonton film ini 2012/2013 yang hasilnya menunjukkan bahwa 100% responden ingin menonton film ini dengan bahasa sunda dengan subtitle


bahasa indonesia. Hal ini juga didukung oleh komunitas sunda, budayawan,seniman sunda, kampus , tv lokal dan radio lokal Pengembangan Konsep Proyek HILIWIR 2012 merupakan sebuah proyek multiproduk yang terdiri atas film (sebagai produk utama), soundtrack, talent search dan band search (sebagai produk pelengkap). A. Film Film HILIWIR 2012 sendiri terinspirasi dari keinginan kita membuat film yang beda dalam bahasa, dan menggangkat pariwisata dan budaya yang ada di jawa barat pada khususnya. Film HILIWIR 2012 ini dikemas dalam bentuk drama sunda komedi romantis, mengangkat cerita mengenai orang yang suka kentut dari dia kecil sampe dewasa yang menjadi sebuah inspirasi dan panduan dalam perjalanan pencarian jati diri karakter utama film ini. Film HILIWIR 2012 menawarkan konsep yang membumi, menghargai logika penonton dengan memberikan nilai-nilai hiburan dan tidak menjual mimpi. Film ini memiliki misi akan harapan hidup bagi generasi muda untuk meraih mimpi. Film ini akan dibintangi para seniman, budayawan dan artis-artis sunda seperti Rudi Jamil, Dicky Chandra, Tety kadi, Niki Astria, Acil bimbo, Tisna Sanjaya, Ronald Surapradja, Erwin Moron, Edi Brokoli, Ringgo Agus Rahman, Candil, Budi Dalton, Pidi Baiq , jadi akan sangat "berbahaya" jika diciptakan karakter-karakter sunda yang bisa melekat untuk generasi baru dan mewarnai film ini. Untuk merealisasikan visualisasi film ini, INAMOTION Creative mempercayakan Pumpung dan Yusep sebagai sutradara. Sementara pengembangan cerita akan diserahkan sepenuhnya kepada penulis skenario Hilman


Movie Details Movie Duration : 80 Minutes Format : HD Release Format : 35 mm & Digital Copies Language : Indonesian Post Production : Eltra Jakarta (tbc) Sound Engineer : Khikmawan (tbc) Sound : Dolby Digital Shooting Days : 15 Days Release : Januari 2013 Production Team Directors : Pumpung & Yusep Script Writer : Hilman DOP : Tono Wisnu (tbc) Sound : Crossfade Jakarta (tbc) Editor : Yusep Permana (tbc) Scoring : Erwin “Seurieus” (tbc) Art : tba Make up : tba Wardrobe : tba Sinopsis INDONESIA - KENTUT - Seumur hidupku, belum pernah aku menemukan orang yang meminta maaf pada celananya sendiri. Coba pikir, berapa kali kita kentut memakai celana, baik di warteg, di mobil atau diatas kasur; karena kita semua ga pernah bilang-bilang saja. Jika bilang pun tidak akan serta merta masuk tv atau tiba-tiba kaya. logis juga sih, walau agak sinis.

Beda dengan Abud, temenku dulu di SD, pada waktu belajar dikelas pun dia selalu bilang pada gurunya jika dia kentut, suka mengacungkan tangannya. Teman-temannya pun langsung menyorakinya. Guru marah sambil menggebrak meja karena merasa proses belajarnya terganggu. Langsung saja seluruh kelas diam seperti kumbang terinjak.

"knapa kamu kentut di kelas?" gurunya bertanya sambil berkerut.


"Ah, Pak, yang lain juga suka kentut. cuma mereka ga pernah mengacungkan jari, ga pernah bilang. wajar saja kalau kentut sih, pak, soalnya ga merusak lapisan ozon, tidak menambah pemanasan global juga. kalau…"

"Tapi merusak stabilitas sosial!" gurunya memotong sambil menggebrak meja. Mae yang duduk didepan nangis karena kaget. Somad terkencing-kencing karena trauma.

"Ah, pak guru juga merusak sekitar, itu suka merokok saat ngajar." si Abud menjawab seenaknya, berani juga ni anak. Tentu saja gurunya tersinggung, merasa diremehkan oleh anak kecil. akhirnya si abud distrap berdiri diatas satu kaki di depan kelas, sampai jam pulang. Semenjak itu, si ABud disebut "si raja kentut" oleh teman sekelasnya. dia suka nyengir mendengarnya. mendapat julukan itu bukan cuma karena suka kentut, tapi terlebih lagi dia selalu bilang setelah kentut. Sekilas tampak sombong dengan kentutnya. Tapi kini walau sudah besar, abud masih dijuluki "si raja kentut" oleh semua teman di kampungnya.

Sekarang dia sudah jadi mahasiswa, abud suka cemberut kalau disebut si raja kentut. tapi kebiasaan suka bilang-bilang jika kentut masih ada sampai sekarang. kata ibunya sih, jika diejek begitu, si abud suka tidak nafsu makan, tapi suka minta uang lebih. si abud suka cemberut lama, kesel lantaran ejekan temannya.

tapi saya suka menghibur jika abud di ejek teman-teman. saya suka bercerita bahwa saya suka diejek "si jomblo" oleh teman-teman. tapi saya sih ga pernah ngambek, banyak sabar, banyak menghibur diri. saya sih jomblo juga jomblo profeik, kulit saya hitam juga hitam nasionalisme, hitam transendal. mendengar itu si abud suka gembira, mungkin merasa ada teman.

"kentut aku sih keras, tapi dari dulu juga ga pernah bau." suatu hari abud berkata. saya jadi ingat cerita almarhum kakek bahwa kentut stereo ga pernah bau, beda dengan kentut pelan, biasanya suka pesing, bau pantat zebra.

banyak juga temen yang kentutnya pelan, tapi ga pernah ngaku, malah bersiul menyembunyikan bunyi kentut. suka ga pernah tanggung jawab jika ditanya siapa yang kentut. Malah saling tuduh. Saya juga pernah menemukan orang berkelahi gara-gara kentut, gara-gara ada yang kentut saat orang makan nasi liwet. ketika ditanya siapa yang kentut, seorang pemuda mengacungkan jari. sebenarnya masalahnya sudah beres, tapi si pemuda malah menceritakan pengalamannya melihat orang kentut di dalam cangkir, terang saja semua yang makan berhenti semua. berantemlah mereka. padahal nasi nya juga tidak serta merta menjadi bau.


orang-orang memang suka aneh, cuma gara-gara kentut bisa berkelahi. padahal kentut bukan tindak pidana, juga tidak menyebabkan masuk neraka. beda kalau yang kentut pejabat korupsi, pasti masuk nerka, gara-gara korupsinya yang menyengsarakan masyarakat. aneh juga melihat masyarakat malu mendengar kentut di muka umum. padahal yang harus dibuat malu adalah kelakuka mereka yang jorok buang sampah sembarangan.

Saya juga kalau boleh tidak akan menahan kentut. kapok. pernah pada suatu hari saya menahan kentut saat upacara bendera, sampai keluar air dari dalam hidung. untung bukan darah; untung saja dari telinga tidak keluar asap juga.ah, sekarang sih cuek saja. tapi saya ngga seperti abud yang selalu bilang dan kentut dengan keras. kentut saya sih bijaksana; kalau disebut bau banget juga engga, tapi kalau disebut bau juga engge; kentut stereo juga bukan, kentut pengecut juga bukan. pokoknya cukup untuk konsumsi publiklah. baunya tidak subversif.

Tapi pada saat di SMA, saya pernah sebulan ngga pernah pergi ke mesjid karena malu dengan ketua DKM, gara-gara kelepasan kentut saat sholat. tapi saya tetap melanjutkan sholat sampai beres. Ustad Mahmud menyaksikan kejadian itu, memarahi saya dengan fiqih. mengapa harus wudu lagi jika kentut saat sholat? kenapa juga muka harus dicuci, padahal pantat yang berbuat ulah. apa hubungannya pantat dan muka..? mengapa saudara-saudara kentut bisa mambatalkan wudu? seperti layaknya bersentuhan dengan kulit wanita. sepertinya ada hubungan antara wanita dan kentut.

Dulu, saya pernah mengalami kentut di depan seorang wanita. malu banget rasanya. tapi dulu saya belum mengerti kenapa saya harus malu, padahal itu wanita bukan pacar. tapi kalau boleh jujur, saya sih memilih untuk tidak kentut didepan wanita. saya lebih memilih melawak tanpa mendapat tepuk tangan daripada tertangkap kentut oleh wanita.

sekarang saya akan bercerita yang lain, mudah - mudahan tidak kembali dengan cerita yang berkaitan dengan kentut, sudah sebulan lebih si abud dengan mia pacaran, sekarang saya suka jalan sendiri kalau pulang kuliah, si abud makin nempel aja dengan mia, kayanya " tiada hari tanpa mia". atau " hidup tanpa mia bagai kopi hitam terinjak sodikin"

tapi sekarang saya tidak terlalu sepi, karena masih ada radio warisan almarhum kakek saya, dari siang sampe malam radio terus dinyalain, kalau batrenya habis, saya suka pinjem batre jam dinding di mas sigit, kalau batre abis katanya harus di jemur atau di gesek pake batu bata, katanya suka nyala, tapi itu cuman bisa dipake sebentar.

tapi saya strees liat batre yang di jemur suka kena tai ayam, tapi giliran


dicoba, radio jadi hidup seharian, saya jadi bisa mendengar wayang golek sampe shubuh, nggak apa- apa ada tai ayam dikit juga, asal jangan tai ayam aja yang bau batre, tapi memang harus ada penelitian dari ilmuwan di indonesia kenapa sebabnya tai ayam bisa meningkatkan energi batu batre.

ketika saya sendirian, saya jadi merasa bosan hidup, merasa tidak punya teman, mau bunuh diri tidak berani, mau cari pacar, hambur biaya, saoalnya saya sudah yakin, uang bakal habis tapi wanita tetap meminta, masa haru pacaran sama ibu saya kaya sangkurian atau oedypus? seumur hidup saya masih sendiri. tiba - tiba saya ingat punya layang - layang di atap rumah, tidak mikir panjang, saya langsung lari bawa benang sama layangan, saya lari ke utara, mau main layangan, mumpung anginnya lagi gede, belum sampe dua meter, layangan udah terbang, tiba - tiba ki apud, menyodorkan tangan nya mengajak salaman, tapi tidak lama kemudian marah - marah dan memberikan pesan jangan main layangan, malu sama umur.

layangan dipaksa untuk diturunkan, terus di sobek, di injak, sudah itu ki apud lari ke rumahnya, di depan rumahnya menunggu nenek apud sambil meloncat-loncat tepuk tangan sama ki apud, sebelas duabelas si nenek dan kakek tuh, dulu sempat saya dikunci di rumahnya, sambil si nenek memaksa harus menjawab apa bedanya palid dengan "p" sama valid dengan "v", itu benar-benar saya tidak bisa menjawab. sekarang si kakek ini yang sakit, tidak ada sebab ngerusak layangan, saya makin stress, dan merasa masalah terus menyempit, belum juga stressnya beres, saya menerima ada gosip ti nenek memeh, bahwa si abud sama mia putus, saya kaget mendengarnya, karena belum juga dua bulan sudah putus.

"Bud, katanya putus dengan mia ?" saya bertanya , si abud malah cuek

"Bud, kok sampe putus ?" saya terus mendesak

"No comment" kata si abud sambil bergegas pergi, kaya selebriti aja dia ngomong ke saya, merasa dikejar - kejar terus sama saya, si abud membawa mercon bekas lebaran.

"lo mau mati dihancurkan ?" si abud mengancam sambil melihatkan mercon sama korek api, " sudah lo balik jangan ganggu saya !, saya mau sendiri!" si abud keliat stress, daripada mercon dinyalain, saya mengalah untuk balik, tapi saya penasaran kenapa si abud sama mia putus, kaya wartawan saya terus mencari informasi, siapa tau si onah, adiknya mia bisa memberikan info "Why, onah? knapa kakak onah putus sama si abud ? "iya, katanya kakak sudah tidak suka ama abud." ceuk onah, kata carita onah, tiga hari kebelakang si abud mengantar onah jeung mia ka ulang tahun temenya mia, baru mau tiup lilin, si abud kentut kenceng banget, langsung aja orang - orang yang di ulang tahun kaget sampe ayam di halaman ikut


kaget juga, acara langsung bubar, mia malu sama teman - teman sekolahnya suka diolok punya pacar suka kentut, mia jadi malu kalau bareng sama abud, beberapa minggu yang lalu, mia mutuskeun si abud, saya sendih mendengar ceitanya, kasihan si abud, karena kentut jadi putus sama mia, orang lain putus karena tidak disetujuin sama orang tuanya atau selingkuh, ini diputusin karena kentut, ternyata kentut juga sudah jadi sumber disintegrasi. Abud sahabat saya, jadi saya tidak akan membiarkan dia sedih sendiri, abud sudah seperti keluarga, kemarin saya melihat abud pergi kuliah, biasanya kita suka bareng pergi kuliah, saya datang ke rumahnya, ibu abud menangis, katanya abud sudah tidak mau makan, tidak mau mandi sama tidak mau adzan di masjid lagi. Kerjaanya ngigitin kursi, marah – marah di kamar, sampai – sampai ibunya juga tidak bias masuk kamar abud, suka dikunci, saya melihat di pintu kamarnya ada tulisan :” YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK”. Tapi saya punya kepentingan buat dia, saya memberanikan untuk mengetuk pintu, lama tidak dibuka, mendengar suara saya, pintu langsung dibuka, saya sedih melihat wajahnya kusam, rambut berantakan, sakit karena wanita, saya masuk ke kamarnya, kamar seperti gudang, berantakan tidak bersih, di tembok dekat jendela ada tulisan pake spidol : “ HATIKU YANG BEKU”. Di tasna oge aya tulisan : “ DIRIKU YANG LENGOH”. Saya terus menghibur dia, untuk bisa makan,mandi, kuliah dan adzan lagi dan bisa ngikat anak ayam tetangga lagi, saya merasa hati abud hancur pisan karena di putuskan sama mia, abud depresi, kerjaanya melamun. Dia pernah ngomong berniat untuk bunuh diri, tapi saya memberikan saran dan pepatah abis-abisan sampe make reference filsafat jeung tasawuf plus, hadist jeung buku La Tahzan, tidak nanggung saya juga memberikan buku – buku fiksi, ti mimiti buku edgar allan poe, Agatha cristie, ellerly queen sampe ke buku fredy s, tidak lupa saya juga memberikan buku kumpulan cerita Jose Saramago, Nadine Gordimer, Gabriel Garcia Marquez, Hemingway, Tagore sampai ke puisi Gibran, tapi saying bud, saya cuman bisa ngasih judul saja. Abud ada niat masuk genk motor supaya bisa terhibur hatinya, tapi saya ngomong jangan, karena pertama abud tidak punya motor, kedua abud teu bisa naek motor, ketiga sawah haji komar diinjak-injak sama kerbau sakit, saya lebih setuju abud ikut genk DAMRI, soalna jauh dekat ongkosnya murah. “Kalau hidup sakit kaya begini, mending memilih jadi atap rumah…” kata abud dengan pesimis, tapi saya terus menghibur abud, saya ajak dia main ke dago, ke unpad jatinangor di minggu pagi, supaya tidak malu jalan-jalan tapi tidak beli sesuatu, saya berdua sengaja membeli celana dalam, saya mengajak dia main sepak bola sama teman – teman, tidak lama dari situ, abud sudah tidak terlihat sedih, dia sudah bisa ketawa, dia sudah bisa makan dan mandi lagi, dan mau kuliah dan adzan di masjid, saya bahagia melihatnya, kadang dia masih marah-marah, itu juga kalau lihat jengkol suka ingat sama mia, abud ngomong masih cinta sama mia, dia ma terus ngejar


mia sampe mia menerima lagi cintanya Abud merasakan semangat untuk mencintai mia, sampai dia menulis di tembok kelas sama spidol merah : HIDUP MIA! HIDUP PERSIB! Dan empat hari lagi abud berniat akan ketemu mia di sekolahnya, mau menyatakan hatinya kepada mia, abud juga akan memberikan hadiah sebuah boneka doraemon ka mia, sekalian sama baling-baling bambunya terus mau disimpan di kepala pak lurah, tapi saya bahagia abud tidak patah semangat. Dan pada akhirnya abud ke sekolah mia dan ketemu, tapi sayang mia malah lari, keduanya tetap dengan pendirian nya masing-masing, abud sangat mencintai mia, tapi mia tidak mencintai abud, abud terus mengejar hatinya mia sampai ada kejadian mia merasa dikejar-kejar terus sama abud, mia minta tolong ke ojeg dekat sekokahnya, abud pun dikeroyok sama tukang ojeg. Sudah tidak tahan melihat perlakuan mia sama abud, saya pun memberanikan diri untuk ngomong sama abud siapa tau dia tidak mengejar-ngejar lagi mia.Nasib sudah jadi bubur , Bud, sekarang lupain mia “ DUNIA TIDAK SELEBAR CELANA DALAM, tapi abud tidak perduli tetap mau mengetuk hatinya mia untuk bisa kembali kepadanya. Sudah dua malam saya terus mikirin abud, tapi pikiran saya ribet dengan omongan kakak saya, supaya saya ambil cuti kuliah, saya disuruh kerja di Jakarta, menjadi buruh ketik di kantornya,katanya sih menggantikan dulu karyawannya cep boby yang lagi sakit karena ketabrak truck,tidak apa-apa harus dengan dua telunjuk mengetiknya asal bisa cepet, dua hari saya membereskan permintaan untuk cuti dari sekolah, besoknya saya berangkat ke Jakarta, abud sedih melihat saya pergi ke Jakarta, tapi saya sebentar menghibur dirinya menjanjikan mau bawa duit yang banyak dari Jakarta, abud pun ngomong ke saya “saya tidak ada teman untuk ngobrol, saya tidak ada temen lagi buat curhat”. “Bud, saya akan pergi sebentar untuk mencari duit yang banyak, sudah duit banyak pasti saya akan pulang ke kampong, selama saya tidak ada di kampong, ngobrol aja dulu sama celana”. Sudah hampir dua bulan saya kerja, dan cep boby sudah masuk kembali,besoknya saya langsung pulang ke kampung, di jalan saya membelikan oleh-oleh buat keluarga dan abud di kampung Jam 12 Siang saya sampai di kampung, berisitirahat di rumah, dan pergi untuk ketemu abud karena sudah lama tidak ketemu dengan membawa oleh-oleh sampailah saya di rumah abud, sayapun mengetuk rumahnya, tidak lama kemudian pintu terbuka dan melihat ibunya abud lagi menangis, mendadak hati saya tidak enak rasanya.


Saya berdiri lama di jalan, merasa tidak bisa melakukan apa-apa, hati merasa sedih, saya melihat seorang lelaki berjalan tidak memakai celana, kepalanya diikat sama celana sendiri, badannya kurus banget, sandal digantung di leher pake tali, dia mendekat dan mengantungkan celananya di pagar, saya melihat dia meminta maaf sama celananya sendiri, dari sebelah utara anak-anak kecil pada mengolok-plok sambil mukul kaleng, dia malah ketawa, menangis,marah, dan dia berbicara kencang nama wanita, saya tidak kuat menahan air mata, tidak terasa air mata jatuh ke pipi…

SUNDA - HILIWIR -

Saumur hirup kuring can manggihan aya jelema mènta hampura kana calana sorangan. Sok wè pikir, sabaraha kali urang kabèh hitut makè calana, boh di warteg, di mobil atawa luhureun kasur; pèdah we teu bèja-bèja. Lamun di bèja-bèja gè cenah moal abus tivi, moal ujug-ujug beunghar. Logis ogè sih, tapi rada sinis. Bèda deui jeung si Abud, sobat kuring baheula di SD. Keur diajar ogè manèhna mah sok bèbèja lamun hitut tèh ka guruna. Sok ngacung. Barudak di kelasna sok langsung nyurakan. Guru Pepekaen ngambek bari ngagebrag mèja lantaran ngarasa ngajarna kaganggu. Jep barudak jempè kawas gaang katincak. “Naha manèh sok hitut di kelas?” guruna nanya bari kekerot. “Ah, Pak, barudak gè sok hitut. Pèdah wè tara ngacung, tara bèbèja. Lumrah wè atuh hitut mah, Pak, da teu ngarusak lapisan ozon, teu nambah pemanasan global. Lamun…” “Tapi ngarusak stabilitas sosial!” guruna motong omongan bari ngagebrag mèja deui. Si Mae nu diuk hareupeun si Abud ceurik bakating ku reuwas. Si Somad kiih sauetik bakating ku soak. “Ah, Pak Guru gè ngarusak sakitar, èta wè sok ngaroko nuju ngajar.” Si Abud nèmbal sangeunahna, lèbèr wawanèn, wanian pisan èta jalu. Puguh wè guruna kasinggung, asa disapirakeun ku budak satepak. Antukna mah si Abud disetrap nangtung ku hiji suku di hareup kelas, nepi ka jam balik. Ti harita, si Abud di landian “si Raja Hitut” ku barudak di kelas. Manèhna mah sok nyengir ngadèngèna. Katelah kitu tèh lain pèdah hitut hungkul, pangpangna mah bèbèja waè saban rèngsè hitut. Saliwat mah asa agul ku hitut. Tapi sok sanajan ayeuna geus gedè, si Abud masih kènèh dipoyok “si Raja Hitut” ku kabèh babaturanna di lembur. Bèda ayeuna mah geus gedè, caritana geus jadi mahasiswa, si Abud sok rada baeud lamun dipoyok si Raja Hitut. Tapi ari polos sok bèbèja hitut mah masih kènèh nepi ayeuna ogè. Ceuk indungna mah, lamun pareng dipoyok kitu, di imah si Abud sok teu nafsu dahar. Tapi sok mènta duit gedè. Si Abud sok baeud lila, keuheul cenah ka barudak sok moyok waè.


Tapi kuring sok langsung ngupahan lamun pareng si Abud dipoyok barudak. Kuring sok nyarita yèn kuring gè sok dipoyok “si jomblo” ku barudak. Tapi kuring mah tara ngambek, sok sabar, sok ngahibur diri. Kuring mah jomblo gè jomblo profetik. Kuring mah hideung gè hideung nasionalismeu, hideung transendental. Ngadèngè kitu tèh si Abud sok bungah. Ngarasa aya batur meureun. “Hitut kuring mah ngèngkrèng. Tapi tibaheula ogè tara bau.” Ceuk si Abud hiji poè. Kuring jadi inget ka omongan almarhum aki, yèn hitut stèrèo mah sok tara bau, bèda jeung hitut laon, biasana sok hangit, sok bau tungir zebra. Loba ogè babaturan hitutna lain, tapi tara ngaku, kalahka hèhèotan nyumputkeun hitut dinu caang. Ku buraongnamah sok teu daèk tanggung jawab lamun ditanya saha nu hitut. Kalahka silih tuduh. Kuring pernah manggihan aya jelema garelut lantaran aya nu hitut keur darahar liwet. Pas ditanya saha nu hitut, hiji pamuda ngacung. Sabenerna mah masalah geus bèrès, ngan èta pamuda kalahka nyarita pangalamanna nempo jelema hitut dina cangkir. Puguh wè nu darahar kabèh eureun. Pasèa wè jadina. Padahal da sangu teu ujug-ujug ngilu bau. Sok anèh nya jelema mah, cuman lantaran hitut, bisa garelut. Padahal hitut mah lain tindak pidana, moal abus naraka deuih. Beda deui lamun hitutna pajabat nu keur koropsi, pasti abus naraka, lantaran loba nyangsarakeun rahayat ku koropsina. Aneh ogè mun nempo aya masyarakat èra ngadèngè hitut di tempat umum. Padahal nu kudu dipikaèra mah kalakuan maranèhna nu jorok miceun sampah sambarangan. Kuring gè lamun pareng dipasamoan sok tara daèk nahan hitut. Kapok. Pernah kuring hiji waktu lila nahan hitut pas upacara bendèra, nepika ngucur cai tinu irung. Untung lain geutih ogè; untung tinu ceuli teu kaluar haseup ogè. Ah, ayeuna mah beledag-beledag wè. Tapi kuring mah teu kawas si Abud nu teu welèh bèbèja tur hitutna ngajelengèng. Hitut kuring mah wijaksana; disebut bau teuing heunteu, disebut teu bau heunteu; hitut stèrèo heunteu, hitut èpès mèèr heunteu. Pokonamah meujeuhna keur dikonsumsi publik mah. Hiliwirna teu subversif! Tapi kuring keur SMA pernah sabulan mumul ka masigit lantaran èra ku katua DKM. Soalna kuring kalepasan hitut nyegruk keur solat. Tapi kuring nuluykeun solat nepika rèngsèna. Ustad Mahmud nu nyaksian kajadian èta nyarèkan kuring ku fiqih. Naha nya kudu wudu deui lamun hitut pareng solat? Naha ogè bet beungeut nu dikumbah, padahal bujur nu nyieun ulah. Jadi naon hubunganna bujur jeung beungeut? Naha, dulur, hitut bisa ngabatalkeun wudu? Jiga paantel kulit jeung awèwè waè. Jigana aya hubungannana awèwè jeung hitut. Kuring baheula pernah ngalaman hitut hareupeun awèwè. Èra pisan karasana. Tapi kuring baheula can ngarti naha bet èra, padahal èta awèwè lain kabogoh. Tapi lamun jujur mah kuring embung hitut hareupeun awèwè


mah. Kuring leuwih milih ngabodor teu dikeprokan tibatan kapanggih hitut ku awèwè mah. Ayeuna mah urang nyarita nu lian, mudah-mudahan teu balik deui ka carita nu aya pakuat-pakaitna jeung hitut. Geus sabulan leuwih si Abud jeung Neng Mia bobogohan. Antukna mah ayeuna kuring jadi leumpang sorangan balik kuliah tèh. Si Abud beuki lèngkèt pisan ka Neng Mia. Jiganamah “tiada hari tanpa Mia”, atawa “hidup tanpa Mia bagai kopi hitam terinjak Sodikin.” Tapi kuring teu tiiseun teuing, da masih aya radio warisan almarhum aki kuring. Tibeurang nepi ka peuting radio digeder. Lamun kabeneran bèak batu batrèna, kuring sok nginjeum batu batrè jam dinding di masigit. Lamun geus bèak pisan, cenah batrè kudu di poè atawa di pèkprèk makè batu bata. Bèjanamah sok tokcèr. Tapi èta ogè ngan kapakè sakeudeung. Antuknamah di poè deui handapeun gantar. Tapi kuring strès nempo batu batrè nu di poè dipodolan hayam. Tapi giliran dicoba, radio hurung ngagateng sapoè-sapeuting. Kuring jadi bisa ngadèngè wayang golèk nepika subuh. Baè bau tai kotok saeutik mah, asal tong tai kotok wè nu bau batrè. Tapi èmang kudu aya penelitian ti ilmuwan di Indonesia kunaon sababna tai kotok bisa ningkatkeun ènèrgi batu batrè. Ari nanya tai kotok dileubuan mah geus ka jawab ku Aki Asmi ogè, teu perlu diteliti deui, lin? Tisaprak hulang-huleng sorangan, kuring jadi ngarasa bosen hirup, asa teu boga batur. Rèk bunuh diri, teu wani. Rèk nèangan kabogoh, hambur biaya. Soalna kuring mah geus yakin, duit bakal bèak tapi awèwè tetep nampik. Maenya kudu bogoh ka indung mah jiga Sangkuriang atawa Oedypus? Saumur hirup kuring masih lèlèngohan. Ras jadi inget boga langlayangan dina para. Teu mikir panjang deui, kuring ngejat mawa kenur jeung langlayangan. Kuring lumpat ka kulon, rèk ngapungkeun langlayangan. Meungpeung angin gedè. Karèk gè dua mèter langlayangan ngapung, kurunyung tèh Ki Apud. Solongkrong ngajak sasalaman. Tapi teu kungsi lila murang-maring ka kuring, pajar tèh tong langlayangan, sing èra ku umur. Langlayangan dipaksa titah diturunkeun. Langlayangan disoek-soèk, ditincak-tincak. Geus kitu mah ki Apud lumpat ka imahna. Di palupuh imahna nungguan nini Apud bari ajrag-ajragan ngeprokan Ki Apud. Sabelas-duabelas eta nini jeung aki teh. Bedegong. Kungsi oge baheula kuring dikerem di imahna, bari si nini maksa kudu ngajawab naon bedana palid ku “p” jeung valid ku “v”. Kuring harita teu bisa ngajawab. Ayeuna giliran si aki nu harèèng, teu puguh-puguh kalahka ngarujadkeun langlayangan kuring. Kuring beuki strèss. Kuring ngarasa sirah hareurin ku masalah. Can gè bèrès strès, kuring narima gosip ti Nini Memeh yèn si Abud jeung Nèng Mia putus. Geubeug tèh kuring olohok. Can ogè dua bulan geus putus deui. Kuring gura-giru muru si Abud. “Bud, bèjana manèh pegat jeung Neng Mia?” kuring nanya bari ungsrak-ingsreuk. Si Abud ngabalieur. “Bud, naha bet putus sagala?” kuring terus ngadesek. “No comment.” Ceuk si Abud teugeug bari buru-buru ngingkig.


Beu, jiga sèlèbriti waè si èta ngomong kitu ka kuring. Ngarasa di udag-udag waè ku kuring, si Abud mawa merecon urut lebaran. “Manèh hayang paèh diancurkeun?” si Abud ngancam bari ngacungkeun merecon jeung korek api, “geus balik tong ngaganggu kuring! Kuring hayang sorangan!” si Abud katempona strès pisan. Batan mercon disundut, kuring balik ngèlèhan. Tapi kuring panasaran kunaon si Abud jeung Neng Mia putus. Jiga wartawan, kuring terus muru informasi. Sugan wè si Onah, adi Neng Mia, bisa mèrè info. “Why, Onah? Naha lanceuk Onah putus jeung si Abud?” “Muhun, Kang, saurnamah tètèh tos teu bogoheun deui.” ceuk Onah. Ceuk carita Onah mah, tilu poè katukang si Abud nganteur Onah jeung Neng Mia ka ulang tahun babaturan Neng Mia. Karèk ogè babaturanna manyun rèk niup lilin, si Abud hitut tarik pisan. Puguh wè barudak ngaburiak. Bejana mah hayam diburuan oge ngilu barirat. Acara jadi paburantak. Neng Mia èraeun ku barudak sakelasna sok dipoyok boga kabogoh tukang hitut. Neng Mia jadi èra bareng jeung si Abud. Teu kungsi heuleut saminggu, Neng Mia mutuskeun si Abud. Kuring sedih ngadèngè caritana. Watir si Abud, lantaran hitut jadi putus jeung Neng Mia. Batur mah putus tèh lantaran teu disatujuan ku kolotna, atawa selingkuh, ieu mah putus lantaran hitut. Geuning ayeuna mah horeng hitut gè geus jadi sumber disintegrasi. Si Abud sobat kuring. Jadi kuring moal nganteup manèhna sedih sorangan. Kuring tibarèto sagulung-sagalang jeung manehna. Tikamari kuring teu nempo si Abud ngaliwat kuliah. Bisana mah sok nyampeur. Kuring datang ka imahna, indungna ceurik. Bèjana mah si Abud geus teu daèk dahar, teu daèk mandi jeung teu daèk adan di masigit deui. Pagaweanna ngègèlan suku korsi. Pagawèanna tèh murang-maring di kamar. Malahan indungna gè geus teu bisa asup ka kamar si Abud, sok dikonci. Katempo ku kuring dina panto kamarna aya tulisan: YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK. Tapi kuring boga kapentingan ka manèhna. Kuring ngawani-wani keketrok panto. Lila teu dibuka. Ngadèngè sora kuring, panto dibuka. Kuring sedih nempona. Beungeutna culeuheu. Buuk galing pajeujeut. Gering kabengbat ku awèwè. Bus kuring ka kamarna. Kamar lir ibarat gudang barang, acakadut teu kaurus. Dina tembok deukeut jandela, aya tulisan make spidol: HATIKU YANG BEKU. Dina kantongna ogè aya tulisan: DIRIKU YANG LÈNGOH. Kuring terus ngupahan jeung mapagahan manehna, sangkan bisa dahar jeung mandi deui. Sangkan daèk kuliah jeung adan di masigit deui. Sangkan bisa nalian anak hayam tatangga deui. Kuring ngarasa hatè si Abud buyatak pisan diputuskeun ku Neng Mia, geus level digembrong laleur. Geus hanyir. Si Abud dèprèsi. Pagaweanna nanggeuy gado. Manèhna pernah ngomong boga niat rèk bunuh diri. Tapi ku kuring dipapatahan bèbèakan malahan makè reperen filsafat jeung tasawuf plus hadist jeung buku La Tahzan. Teu kagok kuring mere buku-buku fiksi tamba stress ka si Abud, ti mimiti buku Edgar Allan Poe, Agatha Cristie, Ellerly Queen nepika buku Fredy S. Teu poho kuring ngabelaan nyiar buku kumpulan carita Jose Saramago, Nadine Gordimer, Gabriel Garcia Marquez, Hemingway, Tagore nepika Puisi Gibran. Tapi wayahna, Bud, kuring ngan saukur mere judul keneh.


Terus manèhna cenah boga niat rèk abus gèng motor waè mèh kabangbrangkeun. Tapi ku kuring dicaram. Alesan kuring mah, kahiji si Abud teu boga motor, kadua si Abud teu bisaeun naèk motor, katilu sawah haji Komar digaley munding geuring. Kuring mah leuwih satuju si Abud ngilu gèng DAMRI, soalna jauh-deukeut ongkosna murah. “Lamun hirup peurih kieu waè mah, kuring mending milih jadi suung waè…” ceuk si Abud rada pesimis. Tapi kuring terus ngupahan si Abud. Kuring ngajak manèhna ulin ka dago, ulin ka unpad Jatinangor poè minggu isuk-isuk. Mèh teu èra teuing ulin teu jajan mah, kuring duaan ngahaja udunan meuli kolor. Kuring ngajak manèhna maènbal jeung barudak. Teu lila tidinya, si Abud geus teu katempo sedih deui. Manèhna geus bisa seuri. Manèhna geus daèk dahar jeung mandi deui, geus daèk kuliah jeung adan deui. Kuring atoh nempona. Sakapeung manèhna sok masih murang-maring kènèh. Eta gè lamun nempo jèngkol, cenah sok inget ka Neng Mia. Si Abud ngomong masih bogoh kènèh ka Neng Mia. Manèhna rèk terus ngudag Neng Mia sangkan daèk deui narima cintana. “Kuring mah cadu mundur sacongo buuk, haram ngejat satunjang bèas! Puah!” si Abud meni sumanget ku rasa bogohna. Ku sumanget-sumangetna, si Abud nulisan tembok kelas ku spidol beureum: HIDUP MIA! HIDUP PERSIB! Malahan opat poe deui boga niat rèk megat Neng Mia di sakolana, rèk nyatakeun deui. Si Abud ngabèlaan meuli bonèka Doraemon keur engkè mèrè ka Neng Mia. Sakalian wè atuh jeung baling-baling bambuna, terus teundeun dina sirah pak lurah. Tapi kuring bungah si Abud teu laèr sumanget deui. Optimis. Singgetna, si Abud megat, Neng Mia lumpat. Duanana pada-pada keukeuh. Si Abud keukeuh bogoh, Neng Mia keukeuh embung. Tapi kuring bungah nempo babaturan teu èlèhan jiga si Abud. Manèhna terus ngudag hatè Neng Mia. Tapi saprak aya kajadian kasar ti Neng Mia ka si Abud, kuring jadi narik dukungan. Malahan kungsi kajadian, Neng Mia rudet ngarasa dipegat jeung diudag waè ku si Abud, manehna gogorowokan mènta tulung. Antukna mah si Abud dikoroyok tukang ojèg. Untung kuring jeung babaturan masih bisa kènèh nulungan. Geus tèga pisan Neng Mia ka babaturan kuring. Lain èta hungkul kajadian peurih tèh. Si Abud kungsi diciduhan ku Neng Mia bakating ijid pisan. Kuring jadi cua ka Neng Mia. Hayangna mah ngulub sirah Neng Mia. Tapi anèhna tèh si Abud tara malik ngambek ka Neng Mia. Manèhna mah sok malah seuri. Jigana lantaran bogoh nu gedè pisan ka Neng Mia. Lamun kuring mah leuwih milih marmot tatangga katerap bronhitis batan diciduhan ku awèwè mah, batan dihina terus ku awèwè mah. Geus teu kuat nempo babaturan dihina waè ku awèwè, kuring ngawani-wani nyarèkan si Abud sangkan eureun ngudag Neng Mia. Nasib geus jadi bubur, Bud. Ayeuna mah pohokeun wè awèwè haramjadol kitu mah. DUNIA TIDAK SELEBAR CELANA DALAM. Tapi si Abud keukeuh lieur ku Neng Mia. Manèhna janji rèk terus ngetrok hatè Neng Mia sangkan daèk narima deui. Kuring gogodeg bakating ku hèran. Gening aya ogè jelema kawas kieu, Gusti…


Geus dua peuting ieu kuring terus mikiran lalampahan si Abud. Tapi pikiran kuring pajeulit jeung omongan lanceuk kuring peuting kamari nu nitah kuring cuti heula kuliah. Kuring dititah gawè di Jakarta, jadi buruh ngetik di kantor babaturan lanceuk. Sabenerna mah kuring embung ninggalkeun lembur, tapi cenah gajina gedè. Èta oge cenah ngaganti pagawèan Cep Boby nu keur geuring katabrak setum. Ceuk beja mah Cep Boby sukuna potong jeung sirahna rengat. Jigana pililaeun geuringna. Kabeneran kuring boga kabisa ngetik. Baè ngetik ku dua curuk gè, asal gancang jeung rancagè cenah. Dua poè geus bèrès ngurus sagala rupa, kuring isukna mangkat ka Jakarta. Si Abud bangun nalangsa nempo kuring mangkat. Tapi kuring sakeudeung ngahibur manehna. Kuring janji rek mawa duit loba ti Jakarta. Si Abud nyuuh ka Kuring ulah ninggalkeun manehna. “Kuring euweuh batur ngobrol. Kuring euweuh batur curhat. Indung kuring mah teu ngartieun diajak ngobrol sual hiburan kontemporer mah.” Pokna semu ngaheulas. “Bud, kuring mah sakeudeung. Kuring rèk ngudag duit heula. Geus loba duit mah urang duaan jaga bakal bagja. Salila kuring euweuh mah, ngobrol wè jeung calana.” Cekèng tèh ngaheureuyan. Lima jam kuring nepi ogè ka Jakarta. Kakara ayeuna kuring incah jauh ti lembur. Hareudang geuning Jakarta tèh, teu kawas di lembur nu tiis ceuli hèrang panon kènèh. Kuring kudu bisa jaga diri cicing di lembur batur. Tong culangeung, tapi tong èlèhan. Sanajan di lembur batur, henteu ganti pileumpangan. Ieu mah itung-itung pangalaman wè, tong jiga Ki Duyeh, ti ngongkoak nepi ka ngungkueuk masih cicing dilembur, dagang surabi saumur-umur. Euweuh pangalaman anyar. Poè isukna kuring geus kudu langsung gawè. Teu pira ngetik laporan sapuluh halaman unggal poè, ditambah ngajumlah-jamlèh duit, kuring diburuhan saratus rèbu. Saminggu wè kali saratus rèbu, lumayan bedus. Lanceuk kuring omat-omatan nitah kuring nabung. Sabalikna kuring ogè omat-omatan ka lanceuk kuring supaya tong mènta duit. Kuring keur hayang pelit. Teu karasa geus sabulan leuwih kuring gawè di Jakarta. Duit beuki numpuk waè. Bayangkeun wè si Bos mèrè duit saratus rèbu unggal poè. Untung wè dahar sapopoè mah aya jatah ti kantor. Kuring geus hayang buru-buru ka lembur. Kuring rèk ngeureuyeuh nabung keur nuluykeun kuliah deui. Kuring inget tibarèto hayang meuli hapè. Geus teu kuat hayang meuli hapè Nokya. Kuring hayang nelpon si Abud di lembur tapi pasti manèhna can bogaeun, soalna hapè mah nyieunna lain tina taneuh sumur. Kapikiran ogè rèk meuli skripsi. Ah, haram kètang. Kuring mah leuwih milih indit ngarit poè jum’at batan kudu meuli skripsi mah. Sok jadi inget ngomong skripsi tèh. Tibaheula kuring jeung si Abud guligah mikiran skripsi. Kuring duaan ngadon kukurilingan neang judul nu alus. Kuring pernah boga judul hade: RADIKALISME AGAMA DALAM PERSPEKTIF TRIO MACAN. Tapi heuleut sabulan diganti deui jadi: BERAS IMPOR DALAM PANDANGAN SAYA SEKELUARGA, atawa leuwih heded lamun dibalik: SAYA SEKELUARGA DALAM PANDANGAN BERAS IMPOR. Kuring bingung milih judul. Si Abud mah cenah geus manggihan judul keur skripsina: HUTANG


PROFETIK; SEBUAH INTEGRASI-INTERKONEKSI MARXISME DAN WASIAT KAKEK SAYA. Ah, kuring mah can bisa nyieun skripsi lamun can aya lèptop. Tapi, lamun duit tabungan aya leuwihna kènèh, kuring ogè hayang meuli lèptop. Eta gening komputer nu jiga jojodog. Kuring jadi inget, baheula keur di SMA boga babaturan sakelas pindahan ti Jogja. Manèhna kamana-mana mamawa lèptop. Kungsi ulin ka imah kuring mawa lèptop. Manehna kasohor tukang molor, wajar we da tukang melong komputer. Kuring riweuh nyangu, manèhna mah lalajo video dina lèptop. Meni nyantèi pisan. Kungsi ogè lèptopna tinggaleun di dapur, ku nini kuring kalahkan dipakè talenan, di pakè nyiksik bawang. Sugan wè lamun pareng meunang rijki gedè, jaga kuring bisa meuli lèptop. Geus hampir dua bulan kuring gawè, Cep Boby bejana geus cageur. Isukna kuring geus bisa balik deui ka lembur. Di tengah jalan, kuring balanja heula keur bawaeun ka lembur. Kuring meuli baju keur indung. Teu poho dahareun keur bebenyit. Kuring ogè inget ka si Abud. Kuring meuli roko sakaradus. Teu poho meuli kopi hideung. Soalna si Abud mah embung ngaroko lamun euweuh kopi. Bèda jeung kuring, kuring mah embung ngaroko lamun euweuh seuneu. Kuring ogè meuli baju koko jeung calana sontog keur si Abud. Keur bapa kuring mah meuli sarung, kopèah jeung kaca panon hideung, mèh katempona gaul jeung ginding. Keur indung meuli kurudung jeung mukena. Kuring oge meuli baju loreng tantara keur Ki Asmi, kokolot nu geus dianggap dulur. Sakalian meuli baju Spiderman keur incuna, si Abraham Entay. Ngahaja meulina dua stel, bisa parebut jeung Ki Asmi. Kuring bungah bisa balanja keur kolot jeung dulur. Tapi kuring embung kokomoan balanja, soalna lalampahan masih panjang, dulur leutik masih riab. Can tangtu kahareup masih bisa ngala duit deui. Tapi kuring kahareupna boga kahayang ngebebenah imah jadi tilu umpak, panghandapna mah baè kolong keur hayam sarè. Sakuriling imah rèk dipinuhan ku wèsè umum mèh mangfaat ka urang lembur. Intina mah ngaminimalisir oknum masyarakat nu sok ngadon setor eusi beuteung di pipir imah. Lamun usum pemilu mah, wèsè bisa dijadikeun kamar suara. Jam 12 beurang kuring nepi lembur. Di imah jempling. Sakeudeung sasarèan dina korsi tengah imah. Ari heug antukna mah ngan ukur molotot teu bisa sarè. Barudak badeur tingkalacat luhureun korsi ngaganggu kuring. Piraku kudu dibèrè racun beurit mah mèh lalindeuk. Geus asup adan asar kuring mandi. Tadina mah hayang panggih heula jeung kolot rèk prosèsi mere olèh-olèh, tapi jigana can baralik ti sawah. Kuring dandan ginding maksud rèk nepungan si Abud. Geus sono. Oleh-oleh keur manehna geus rapi di kantong kèrèsèkan. Saeutik disemprot parfum anyar. Jigana si Abud atoh pisan narimana. Imah si Abud sarua jempling. Kuring keketrok bari hèhèotan. Ngahaja makè kaca panon hideung mèh si Abud pangling. Teu kungsi lila, panto muka. Nyampak indung si Abud ngabanghinghik ceurik. Hatè kuring ngadadak teu genah karasana…


Langit lènglang. Kuring nangtung lila di jalan. Ngadègdèg nahan eungap. Ngarasa teu bisa nanaon. Pikiran geus barirat ka mana mendi. Hatè asa dibintih kasedih. Hatè asa ditindih kapeurih. Kuring nempo langit ujug-ujug baseuh. Kuring nempo panon poè kokolèbatan. Kuring nempo lalaki leumpang di jalan gedè teu makè calana. Sirahna dibuntel ku calana sorangan. Awakna kuleuheu teu kaurus. Sandal capit digantungkeun dina beuheung makè tali rapia. Kadèngè manèhna ngahariring. Teu kungsi lila manèhna ngarandeg, ngagantungkeun calana dina pager. Kuring ngadèngè manèhna mènta hampura ka calana sorangan. Ti belah kulon barudak leutik nyurakan bari nakolan kalèng. Manèhna seuri. Manehna ceurik. Manèhna ngamuk. Manèhna ngagorowok nyebut ngaran awèwè. Kuring teu kuat nahan cimata. Teu karasa cimata haneut seukeut dina pipi…

B. Soundtrack Soundtrack yang akan digarap nanti bertajuk “Tribute to sundanese”, berisikan kombinasi lagu dan musik sunda. Buzzing soundtrack akan dilakukan 1-2 bulan sebelum pemutaran perdana film HILIWIR 2012, untuk menciptakan awareness tinggi kepada calon penonton HILIWIR 2012 dan beserta buku / novel, akan menjadi teaser awal sebelum film tayang di bioskop. Kegiatan Promosi Tujuan utama promosi adalah membangun kebutuhan measyarakat untuk menonton film dengan cara membangkitkan awareness dan rasa ingin tahu mereka melalui unsur publisitas. Secara garis besar, tujuan utama promosi proyek HILIWIR 2012 adalah untuk membuat suatu kondisi “Demam pelestarian budaya sunda” dan membuat tahun 2012 sebagai tahunnya jabar 1 dengan cara-cara / kegiatan-kegiatan yang mendukung. Ada tiga kegiatan utama promosi Proyek HILIWIR 2012. Ketiga kegiatan tersebut adalah: 1. Buzzing Tujuan utama dari tahap ini adalah supaya target audience excited dan menunggu trailer dari film ini yang diposisikan sebagai gerbang utama yang membuat target audience tertarik untuk menonton film ini. Kegiatan-kegiatan yang termasuk di dalamnya adalah:

• Rumors by infotainment > bertujuan untuk menyebarkan nilai / value dari HILIWIR 2012.

• Roadshow > Pencarian pemeran film HILIWIR 2012 ini di seluruh kota jawa barat. (Acara ini terselenggara dengan kerjasama radio, TV lokal dan portal website)


• Peluncuran album soundtrack “Tribute To Sundanese”. • SMS > bekerja sama dengan penyedia layanan SMS untuk

mengirimkan SMS mengenai proyek HILIWIR untuk memperluas gaung proyek HILIWIR 2012.

• Mailing list dan forum diskusi di medium internet > untuk memperluas gaung proyek HILIWIR 2012.

• Website sosial (seperti twitter dan facebook) > untuk memperluas gaung proyek HILIWIR 2012.

• Radio > promo on-air untuk memutarkan lagu soundtrack, melakukan adlibs, talkshow, kuis dengan topik utama HILIWIR 2012.

• Media Cetak > bekerja sama denga pers untuk memunculkan gaung mengenai proyek HILIWIR 2012, mulai dari proses pembuatan, peredaran produk-produk proyek ini.

2. Teaser Merupakan tahap lanjutan buzzing dengan tujuan menarik minat audiens sebanyak-banyaknya untuk menonton trailer film, sehingga keseluruhan strategi yang dilakukan mengacu pada tujuan tersebut. Kegiatan-kegiatan yang termasuk di dalamnya adalah:

• Intro teaser > mempublikasikan nilai-nilai dari film HILIWIR melalui media ATL (media cetak dan elektronik) maupun BTL (materi-materi POS, billboard dan poster).

• Teaser > mengikat persepsi masyarakat mengenai Proyek HILIWIR 2012 dengan suatu produk tertentu (tergantung pihak sponsor). Website resmi dan blog > untuk memberikan informasi (resmi) penuh mengenai proyek

3. Premier Merupakan klimaks dari sebuah tahap promosi dan jawaban dari tahap teaser bagi target audiens HILIWIR 2012.

• Roadshow > screening nonton bareng film HILIWIR 2012 dan pagelaran musik pendukungnya di beberapa kota jawa barat bersama para pemeran dan kru film HILIWIR 2012 dengan menggunakan layar tancap dan panggung yang terpasang di alun-alun kota yang disinggahi. (Acara ini terselenggara dengan kerjasama sponsor)

• Penayangan perdana film dan after party > bekerjasama dengan 21 dan Blitz Megaplex untuk melakukan penayangan perdana film HILIWIR 2012 di salah satu bioskop terkemuka di bandung, khusus bagi undangan.

• Meet and Greet > sebuat event untuk mempertemukan para penonton dengan para pemeran film HILIWIR 2012, dan pihak-pihak lain yang terkait di dalamnya. Event ini juga merupakan bagian dari event roadshow.


Promotion Budget

No Promotion Budget

1 Media Relation : IDR 150,000,000.00

2 Online Activation : IDR 60,000,000.00

3 Billboard : IDR 200,000,000.00

4 Posters & Flyers : IDR 35,000,000.00

5 Print Ad. : IDR 75,000,000.00

6 Radio Spot : IDR 50,000,000.00

7 Trailer : IDR 150,000,000.00

8 TV Programs : IDR 150,000,000.00

TOTAL : IDR 870,000,000.00

Production Budget

BUDGET ESTIMATION FOR INDONESIAN FEATURE FILM

HILIWIR

(BASED ON 15 SHOOTING DAYS)

REKAPITULASI

DESCRIPTION/DETAIL

TOTAL

IDR

TOTAL DEVELOPMENT 90,000,000

TOTAL PRE-PRODUCTION 100,000,000

TOTAL PRODUCTION 1,355,000,000

TOTAL POST PRODUCTION 900,000,000

TOTAL PUBLICATION, PROMOTION & DISTRIBUTION 870,000,000

TOTAL PRODUCTION BUDGET 3,315,000,000

CONTIGENCY (3 % from TOTAL PRODUCTION

BUDGET) 99,450,000

3.00% GRAND TOTAL PRODUCTION BUDGET (PRODUCT/FILM VALUE)

3,414,450,000


Timeline Pelaksanaan Proyek

ACTIVITY MONTH MOVIE Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des Pre-Production

Production (Shooting)

Post Production

Promotion

Premiere / Movie Release

MUSIC

Pre-Production

Production (Recording)

Post Production

Promotion

Soundtrack Release

Opportunity

Kehadiran film ini tentu akan menarik perhatian karena akan munculnya genre baru, yaitu Komedi Rakyat ditengah derasnya genre percintaan,mau pun horor di Dunia Perfilman Indonesia saat ini.

Berdasarkan besarnya jumlah penonton yang secara ‘volunteer’ datang dan siap menerima pesan yang disampaikan secara visual melalui film, maka sponsorship dalam bentuk presentasi ‘product’ yang secara halus dibuat sebagai bagian dari cerita sangat diminati karena ‘product’ dapat sekaligus memiliki nilai entertainment sehingga kehadirannya memiliki makna.

Saat ini trend yang sedang terjadi adalah berkembangnya Content Marketing “an umbrella term encompassing all marketing formats that involve the creation or sharing of content for the purpose of engaging current and potential consumer bases. In contrast to traditional marketing methods that aim to increase sales or awareness through interruption techniques, content marketing subscribes to the notion that delivering high-quality, relevant and valuable information to prospects and customers drives profitable consumer action.” (wikipedia)


Cara ini berbeda dari cluttered 30”-ers TVC di media TV atau print ad, karena melalui content, kita dapat menyampaikan pesan langsung kepada target consumer melalui media dan cara yang berbeda – beda dan disesuaikan.

Saat ini trend yang sedang terjadi adalah berkembangnya Content

Marketing “an umbrella term encompassing all marketing formats that involve the creation or sharing of content for the purpose of engaging current and potential consumer bases. In contrast to traditional marketing methods that aim to increase sales or awareness through interruption techniques, content marketing subscribes to the notion that delivering high-quality, relevant and valuable information to prospects and customers drives profitable consumer action.” (wikipedia).

Cara ini berbeda dari cluttered 30”-ers TVC di media TV atau print ad, karena melalui content, kita dapat menyampaikan pesan langsung kepada target consumer melalui media dan cara yang berbeda – beda dan disesuaikan.


PENAWARAN SPONSOR A.

Penawaran yang ingin kami ajukan adalah sebagai Sponsor A dalam project

“HILIWIR” yang akan meliputi sponsor pada Film sebagai berikut :

• Mendapatkan title acara / kolaborasi sponsor (Sponsor with Inamotion Creative. present…)

• Opening logo diacara “making of” yang tayang di TV swasta nasional • Logo di semua materi promosi film ,kecuali poster film di bioskop,

termasuk : Ø Flyer Ø Banner Ø Merchandise Ø Umbul2 Ø X banner

• Back Drop pada saat jumpa fans/Road show di beberapa daerah. • Logo di press kit diacara launching film, premiere, press conference. • Logo di credit title film • Built in product di film sebanyak 3 kali • Pemasangan iklan sponsor di 21 Cineplex pada saat Premiere dan road

show nonton bareng di beberapa kota • Pemasangan poster berlogo sponsor • Logo di DVD yang akan beredar resmi secara nasional • Akan diliput salah satu media cetak, radio, dan TV Program

Rp. 1.500.000.000,-


PENAWARAN SPONSOR B.

Penawaran yang ingin kami ajukan adalah sebagai Sponsor B dalam project


• Opening logo di acara “making of” yang akan tayang di TV Lokal dan swasta nasional

• Logo di semua materi promosi film ,kecuali poster film di bioskop, termasuk : Ø Flyer Ø Merchandise Ø Poster Ø Billboard Ø Banner Ø Adlips Ø Umbul2 Ø Backdrop pada saat jumpa fans/Road show nonton bareng di beberapa

daerah. • Logo di press kit diacara launching film, premiere, press conference. • Logo di credit title film • Built in product di film sebanyak 3 kali • Pemasangan Poster berlogo sponsor • Pemasangan iklan sponsor di 21 Cineplex pada saat Premiere dan road

show nonton bareng di beberapa kota • Logo di DVD yang akan beredar resmi secara nasional

Rp. 1.000.000.000,-


PENAWARAN SPONSOR C.

Penawaran yang ingin kami ajukan adalah sebagai Sponsor C dalam project


• Opening logo di acara “making of” yang tayang di TV swasta nasional • Logo di semua materi promosi film ,kecuali poster film di bioskop,

termasuk : Ø Flyer Ø Sponsor Ø Adlips Ø Billboard Ø Poster Ø Backdrop pada saat jumpa fans/Road show nonton bareng di beberapa

daerah. • Logo di press kit di acara launching film, premiere, press conference. • Logo di credit title film • Built in product di film sebanyak 2 kali • Pemasangan iklan sponsor di 21 Cineplex pada saat Premier dan road

show nonton bareng di beberapa kota • Logo di DVD yang akan beredar resmi secara nasional

Rp. 500.000.000,-


Determination Sebagai penutup, kami ingin menyampaikan bahwa kami yakin proyek ini akan memiliki kesempatan yang besar untuk berhasil. Kita tahu bahwa hal itu tidak akan mudah, sebaliknya, kita tahu hal ini akan lebih sulit dan menantang dari yang kita bisa bayangkan. Namun, untuk tugas tersebut, selain keyakinan kita dalam proyek ini dan orang - orang yang terlibat, kita begitu percaya dengan kemampuan kami. Kami tidak akan berhenti dengan tekad kami untuk mensukseskan misi ini. Kami tidak akan berhenti, sampai film ini diproduksi dan didistribusikan dalam skala besar. Dan besar harapan kami, agar para client bisa bergabung dengan kami untuk bisa berproses dalam film HILIWIR ini. Kami berjanji bahwa partisipasi Anda akan menjadi salah satu yang sangat bermanfaat bagi semua yang terlibat dalam pembuatan film HILIWIR.

Sincerely,

Producers

Contact : INAMOTION CREATIVE HOUSE Jl. H.Zaini I No 9A Jakarta 12720, Indonesia Ph/F : +6221-70313119 Mobile : 08156021771 [email protected]

Courtesy of INAMOTION LANGIT KREATIF -...

Documents

Transcript of Courtesy of INAMOTION LANGIT KREATIF -...