Corybacterium Part 2

2
Patogenesis Corynebacterium diphteriae, adalah agen dari penyakit difteri, biasanya mempengaruhi dan merusak mukosa pada bagian pernapasan atas dan terkadang pada kulit. Infeksi cutaneous terutama terlihat pada daerah tropis dan biasanya merupakan infeksi campuran dengan Staphylococcis aureus dan/atau Streptococcus pyogenesis. Manifestasi sistemik yang serius adalah hasil dari absorpsi dari exotoxin. Perawatan dan Pencegahan Pada fase akut, terapi yang mendukung untuk memelihara jalan masuk udara sangatlah kritikal. Antitoksin diberikan untuk menetralisirtoksin dam penisilin untuk membunuh organisme . Antibiotik memeiliki efek kecil saat pertama toksin menyebar, tapi akan mengeleminasi pusat toksinitas bakteri. Pada penjangkitan pembawa epidemic diberikan baik penisilin matau erythromycin. Imunisasi sangat berpengaruh besar dalam pencegahan difteri. Test khusus (Tes Shick) digunakan untuk mendemonstariskan imunitas. Sekarang, level antibody setelah imunisasi (atau infeksi klinikal/ subklinika) diduga oleh inokulasi dosis strandar dari toksin. Corynobacteria Lain Corynobacterium ulcerans adalah yang bertanggung jawab atas difteria mirip lesi tenggorokam, tapi tidak menyebabkan toxaemia C. matruchotti adalah satu satunya organisme coryneform didalam kavitas oral. Ini menyerupai cambuk, dengan tubuh pendek dan gemuk, dan filament panjang pada ujungnya. Diphtheroids Basil yang secara morfologi menyerupai diphtheria basil dalah diphtheroids ( contoh : hofmannii, C. xerosis). Mereka adalah inhibitan normal pada kulit dan conjunctiva dan terkadang mrupakan pathogen opportunistic pada pasien ( Endocarditis pada katup prosthetic)

description

parasit

Transcript of Corybacterium Part 2

Page 1: Corybacterium Part 2

Patogenesis

Corynebacterium diphteriae, adalah agen dari penyakit difteri, biasanya mempengaruhi dan merusak mukosa pada bagian pernapasan atas dan terkadang pada kulit. Infeksi cutaneous terutama terlihat pada daerah tropis dan biasanya merupakan infeksi campuran dengan Staphylococcis aureus dan/atau Streptococcus pyogenesis. Manifestasi sistemik yang serius adalah hasil dari absorpsi dari exotoxin.

Perawatan dan Pencegahan

Pada fase akut, terapi yang mendukung untuk memelihara jalan masuk udara sangatlah kritikal. Antitoksin diberikan untuk menetralisirtoksin dam penisilin untuk membunuh organisme . Antibiotik memeiliki efek kecil saat pertama toksin menyebar, tapi akan mengeleminasi pusat toksinitas bakteri. Pada penjangkitan pembawa epidemic diberikan baik penisilin matau erythromycin.

Imunisasi sangat berpengaruh besar dalam pencegahan difteri. Test khusus (Tes Shick) digunakan untuk mendemonstariskan imunitas. Sekarang, level antibody setelah imunisasi (atau infeksi klinikal/ subklinika) diduga oleh inokulasi dosis strandar dari toksin.

Corynobacteria Lain

Corynobacterium ulcerans adalah yang bertanggung jawab atas difteria mirip lesi tenggorokam, tapi tidak menyebabkan toxaemia

C. matruchotti adalah satu satunya organisme coryneform didalam kavitas oral. Ini menyerupai cambuk, dengan tubuh pendek dan gemuk, dan filament panjang pada ujungnya.

Diphtheroids

Basil yang secara morfologi menyerupai diphtheria basil dalah diphtheroids ( contoh : hofmannii, C. xerosis). Mereka adalah inhibitan normal pada kulit dan conjunctiva dan terkadang mrupakan pathogen opportunistic pada pasien ( Endocarditis pada katup prosthetic)