Coronary Artery Disease

9
1. Coronary Artery Disease (CAD) merupakan kondisi dimana arteri tersumbat, biasanya oleh aterosklerosis yang menghambat aliran darah dalam arteri. STEMI terjadi apabila aliran darah tersumbat total. Dalam kasus terdapat riwayat merokok pada pasien, zat dalam rokok ini yang menjadi plak dan bisa menyumbat aliran darah arteri. 2. Jenis – jenis CAD a. Angina pectoris unstable : nyeri dada Nyeri dada yang timbul saat istirahat dan berkepanjangan, biasanya lebih dari 20 menit. b. Infark Miokard Prinsipnya sama dengan angina tidak stabil, diagnosis ditegakkan jika terdapat angina dan tidak ditemukan ST elevasi pada perekaman EKG namun terdapat peningkatan marka jantung . c. Infark Miokard ST – Elevasi Karakteristiknya seperti angina tipikal dan pada perekaman EKG didapat gambaran elevasi segmen ST. Dalam kasus = antero lateral sinistra Sinus Q patologis (+) Di I = kiri

description

cad

Transcript of Coronary Artery Disease

1. Coronary Artery Disease (CAD) merupakan kondisi dimana arteri tersumbat,

biasanya oleh aterosklerosis yang menghambat aliran darah dalam arteri. STEMI

terjadi apabila aliran darah tersumbat total. Dalam kasus terdapat riwayat merokok

pada pasien, zat dalam rokok ini yang menjadi plak dan bisa menyumbat aliran darah

arteri.

2. Jenis – jenis CAD

a. Angina pectoris unstable : nyeri dada

Nyeri dada yang timbul saat istirahat dan berkepanjangan, biasanya lebih dari 20

menit.

b. Infark Miokard

Prinsipnya sama dengan angina tidak stabil, diagnosis ditegakkan jika terdapat

angina dan tidak ditemukan ST elevasi pada perekaman EKG namun terdapat

peningkatan marka jantung .

c. Infark Miokard ST – Elevasi

Karakteristiknya seperti angina tipikal dan pada perekaman EKG didapat

gambaran elevasi segmen ST.

Dalam kasus = antero lateral sinistra

Sinus Q patologis (+)

Di I = kiri

AVL = kiri

V4, V5, V6 = pada antero lateral

ST elevasi = memeperlihatkan adanya injury, karena Q patologis, menjadi infark.

4. Standar utama pengkajian

Usia

Usia 30-50 tahun lebih beresiko terkena CAD

Anamnesa :

- Riwayat penyakit jantung keluarga

- Riwayat penyakit sebelumnya seperti Diabetes melitus

- Riwayat merokok

Zat-zat dalam rokok bisa menjadi plak yang nantinya akan

menyumbat aliran darah.

- Riwayat hipertensi

- Nyeri dada atau angina, yang dirasakan di dada tetapi juga di bahu,

lengan, leher, tenggorokan, rahang atau punggung.

- Sesak napas, mual, palpitasi yaitu jantung yang tidak teratur.

EKG

Pemeriksaan Lab enzim jantung

Pemeriksaan Lab darah rutin

5.

Pemeriksaan laboratorium

a. perubahan enzim jantung, isoenzim, dan Troponin T :

- CK-MB isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6

jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 48-72 jam.

- LDH meningkat dalam 14-24 jam, memuncak dalam 48-72 jam dan

kembali normal dalam 7-14 hari

- Troponin-T, merupakan pertanda baru untuk infark miokard akut,

meningkat sampai hari ke 7.

b. Kolesterol/trigliserida serum, mungkin meningkat (factor resiko CAD)

c. Analisa gas Darah dan laktat miokard, mungkin meningkat selama serangan

angina.

d. Elektrolit : kalium, kalsium, magnesium, natrium, mungkin berubah selama

serangan.

Karakteristik jantung dengan angiografi

Diindikasikan pada pasien dengan iskemia yang diketahui angina atau nyeri dada

tanpa aktivitas, pada pasien kolesterol dan penyakit jantung keluarga yang

mengalami nyeri dada, pasien dengan EKG istirahat normal, prosedur ini akan

menggambarkan penyempitan sumbatan arteri koroner.

Echokardiografi

Digunakan untuk mengkaji fraksi ejeksi, gerakan segmen dinding, volume sistolik

dan diastolik ventrikel, regurgitasi katup mitral karena disfungsi otot papiler dan

untuk mendeteksi adanya thrombus mural, vegetasi katup, atau cairan pericardial.

6. Dalam beberapa menit pertama, bahaya utamanya adalah gagal jantung akut dan henti

jantung.

Dalam beberapa jam dan hari pertama setelah serangan, bahaya utamanya adalah

perkembangan denyut jantung tidak teratur (aritmia).

Dalam beberapa pekan atau bulan setelah serangan tersebut, kemampuan jantung

untuk memompa mungkin terlalu lemah, menimbulkan gagal jantung kronis.

7.

Gagal jantung : terjadi karena kegagalan ventrikel kiri yang menyebabkan stroke

volume, pengurangan cardiacoutput, peningkatan ventrikel kiri pada saat tekanan

akhir diastole dan tekanan desakan pada arteri pulmonalis (tanda – tanda kegagalan

jantung).

Syok kardiogenik : ketidakmampuan jantung mengalirkan cukup darah ke jaringan

untuk memenuhi kebutuhan metabolism basal akibat gangguan fungsi pompa jantung.

Syok kardiogenik terjadi jika kerusakan otot jantung lebih dari 40% dan angka

kematiannya lebih dari 80%. Pasien yang mengalami syok biasanya berumur lebih

tua, ada riwayat infark sebelumnya, riwayat angina dan lebih sering mengalami infark

miokard di anterior.

Rupture jantung dan regurgitasi mitral : laserasi atau robeknya dinding ventrikel atau

atrium jantung, dari septum interatrial atau interventriculare, otot – otot papiler atau

korda tendinea atau salah satu katup jantung. Hal ini sering dilihat sebagai sekuele

serius infark miokard akut (serangan jantung).

Aritmia dan gangguan konduksi : gangguan pada pembentukan impuls atau konduksi

impuls sehingga menyebabkan denyut terlalu lambat (bradikardi) atau terlalu cepat

(takikardi).

8. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau

sumbatan pada arteri koronaria.

Gangguan perfusi jaringan

9. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau

sumbatan pada arteri koronaria

Tujuan : Tupen : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam klien

tidak mengalami nyeri dengan kriteria :

- Klien tidak mengeluh nyeri dada

- Klien tampak tenang dan dapat beristirahat

- TTP dalam batas normal:

TD : 110-120/60-80 mmHg

RR : 16-20 x/mnt

HR : 60-100 x/mnt

T : 36,5 –37,5 0C

- Keluaran urine baik yaitu 1-2 cc/kg BB/jam

Rencana

a. Kaji, dokumentasikan dan laporkan :

Keluhan klien mengenai nyeri dada meliputi lokasi, radiasi, durasi nyeri dan faktor

yang mempengaruhi nyeri

Efek nyeri dada pada perfusi hemodinamik kardiovaskuler terhadap jantung, otak,

ginjal.

b. Monitoring EKG

c. Monitoring TTV

d. Berikan O2 sesuai dengan kondisi klien

e. Berikan posisi semi fowler

f. Anjurkan klien untuk bedrest total selama nyeri dada timbul

g. Berikan lingkungan yang tenang akitvitas perlahan dan tidnakan yang nyaman

h. Berikan therapy sesuai program :

Nitrogliserin :

ISDN 2 x 80 mg

Bisoprolol : 1x 2,5 mg

Rasional

1. Data tersebut dapat membantu menentukan penyebab dan efek nyeri dada serta merupakan

garis dasar untuk membandingkan gejala pasca therapy

a. Therapy terdapat berbagai kondisi yang berhuibungan dengan nyeri dada, terdapat

temuan klinik yang khas pada nyeri dada iskemik

b. Infark mikard menurunkan kontraktilitas jantung dan komplience ventrikel dan dapat

menimbulkan distritmia (curah jantung menurun) mengakibatkan tekanan darah dan

perkusi jaringan menurun, frekuensi jantung dapat meningkat sebagai mekanisme

kompensasi untuk mempertahankan curah jantung.

2. Mengetahui adanya perubahan gambaran EKG dan adanya komplikasi AMI

3. Peningkatan TD, HR, RR, menandakan nyeri yang sangat dirasakan oleh klien

4. Therapi O2 dapat meningkatkan suplay O2 ke jantung

5. Membantu memaksimalkan complience paru

6. Menurunkan konsumsi O2

7. Menurunkan rangsang eksternal

8. a. Jenis nitrat berguna untuk

mengontrol nyeri dengan efek vasodilatasi coroner menigkatkan aliran darah coroner

dan perkusi miokard

b. Merupakan beta bloker yang efektif untuk pengobatan angina dengan cara mengurangi

frekuensi denyut jantung, kontraktilitas miokard dan tekanan darah sehingga

meningkatklan suply oksigen

Gangguan perfusi jaringan

Tujuan: selama dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi penurunan perfusi jaringan.

Rencana:

1. Kaji adanya perubahan kesadaran.

2. Inspeksi adanya pucat, cyanosis, kulit yang dingin dan penurunan kualitas nadi

perifer.

3. Kaji adanya tanda Homans (pain in calf on dorsoflextion), erythema, edema.

4. Kaji respirasi (irama, kedalam dan usaha pernafasan).

5. Kaji fungsi gastrointestinal (bising usus, abdominal distensi, constipasi).

6. Monitor intake dan out put.

7. Kolaborasi dalam: Pemeriksaan ABG, BUN, Serum ceratinin dan elektrolit.